56
13 BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER BERDASARKAN TEORI JOHN LEWIS HOLLAND A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat untuk mengukur suatu objek ukur atau mengumpul data mengenai suatu variabel yang berfungsi untuk mengungkapkan fakta menjadi data (Sugiyono, 2016:148). Alat ukur merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan pengukuran. Cara ini dilakukan untuk memperoleh data yang objektif yang diperlukan untuk menghasilkan kesimpulan penelitian yang objektif pula (Purwanto, 2010: 183). Menurut Colton dan Covert (2007: 5), alat ukur atau instrumen adalah ekanisme untuk mengukur fenomena yang digunakan untuk mmengumpulkan dan mencatat informasi untuk penilaian, pengambilan keputusan dan akhinya pemahaman. Instrumen seperti halnya kuesioner merupakan salah satu bagian yang digunakan untuk memperoleh informasi yang faktual, mengobservasi, atau menilai suatu sikap dan opini. Adapun ilmu pengukuran (measurement) adalah cabang dari ilmu statistika terapan yang bertujuan membangun dasar-dasar pengembangan tes yang lebih baik sehingga dapat menghasilkan tes yang berfungsi secara optimal, valid, dan reliabel. Dasar-dasar pengembangan tes tersebut dibangun di atas model- model matematik yang secara berkesinambungan terus diuji kelayakannya oleh ilmu psikometri (Azwar, 2011: 3). Secara operasional, pengukuran merupakan suatu prosedur pembandingan antar atribut yang hendak diukur dengan alat ukurnya. Menurut Arikunto (2000:134) bahwa instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dapat dipermudah olehnya. Sedangkan menurut Suryabrata (2008:52) berpendapat bahwa pengertian instrumen adalah sebagai perangkat untuk mengukur hasil belajar siswa yang mencakup hasil Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020 - - - - www.lib.umtas.ac.id

BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

13

BAB II

PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER

BERDASARKAN TEORI JOHN LEWIS HOLLAND

A. Pengembangan Alat Ukur

1. Konsep Pengembangan Alat Ukur

Alat ukur merupakan alat untuk mengukur suatu objek ukur atau

mengumpul data mengenai suatu variabel yang berfungsi untuk mengungkapkan

fakta menjadi data (Sugiyono, 2016:148). Alat ukur merupakan alat bantu yang

digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan

pengukuran. Cara ini dilakukan untuk memperoleh data yang objektif yang

diperlukan untuk menghasilkan kesimpulan penelitian yang objektif pula

(Purwanto, 2010: 183).

Menurut Colton dan Covert (2007: 5), alat ukur atau instrumen adalah

ekanisme untuk mengukur fenomena yang digunakan untuk mmengumpulkan dan

mencatat informasi untuk penilaian, pengambilan keputusan dan akhinya

pemahaman. Instrumen seperti halnya kuesioner merupakan salah satu bagian yang

digunakan untuk memperoleh informasi yang faktual, mengobservasi, atau menilai

suatu sikap dan opini. Adapun ilmu pengukuran (measurement) adalah cabang dari

ilmu statistika terapan yang bertujuan membangun dasar-dasar pengembangan tes

yang lebih baik sehingga dapat menghasilkan tes yang berfungsi secara optimal,

valid, dan reliabel. Dasar-dasar pengembangan tes tersebut dibangun di atas model-

model matematik yang secara berkesinambungan terus diuji kelayakannya oleh

ilmu psikometri (Azwar, 2011: 3). Secara operasional, pengukuran merupakan

suatu prosedur pembandingan antar atribut yang hendak diukur dengan alat

ukurnya.

Menurut Arikunto (2000:134) bahwa instrumen pengumpulan data adalah

alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan

data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dapat dipermudah olehnya.

Sedangkan menurut Suryabrata (2008:52) berpendapat bahwa pengertian instrumen

adalah sebagai perangkat untuk mengukur hasil belajar siswa yang mencakup hasil

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 2: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

14

belajar dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Instrumen alat yang

digunakan untuk merekam-pada umumnya secara kuantitatif-keadaan dan aktivitas

atribut-atribut psikologis. Atibut-atribut psikologis itu secara teknis biasanya

digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif. (Suryabrata: 2008:

52) mengemukakan bahwa untuk atribut kognitif, perangsangnya adalah

pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya adalah

pernyataan.

Menurut Kothari (2004: 73) hal ini mudah dipahami karena instrumen

berfungsi mengungkapkan fakta menjadi data, sehingga jika instrumen yang

digunakan mempunyai kualitas yang memadai dalam arti valid dan reliabel maka

data yang diperoleh akan sesuai dengan fakta atau keadaan sesungguhnya di

lapangan. Dalam konteks pengembangan instrumen, Gable (1986: 170)

memberikan garis besar 15 langkah kerja yang harus ditempuh dalam

mengembangkannya, yaitu sebagai berikut: (1) mengembangkan definisi

konseptual, (2) mengembangkan definisi operasional, (3) memilih teknik

pemberian skala, (4) melakukan review justifikasi butir, yang berkaitan dengan

teknik pemberian skala yang telah ditetapkan, (5) memilih format respons atau

ukuran sampel, (6) menyusun petunjuk untuk respons, (7) menyiapkan draf

instrumen, (8) menyiapkan instrumen akhir, (9) pengumpulan data uji coba awal,

(10) analisis data uji coba dengan menggunakan teknik analisis faktor, analisis

butir, dan reliabilitas, (11) revisi instrumen, (12) melakukan ujicoba final, (13)

menghasilkan instrumen, (14) melakukan analisis validitas dan reliabilitas

tambahan, dan (15) menyiapkan manual tes.

Dengan demikian, pengembangan instrumen merupakan kegiatan

pengembangan terhadap konseptual teoritik yang disusun sesuai dengan konstruk

dengan tujuan untuk menghasilkan sebuah instrumen baku yang mengacu kepada

teknik-teknik yang sudah ditetapkan oleh para pakar secara bertahap dan

proporsional.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 3: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

15

2. Alat Ukur Standar

Alat ukur yang standar memiliki validitas dan realibilitas yang baik tetapi

hal penting yang harus diketahui bahwa ada dua cara yang dapat dilakukan dalam

mengembangkan alat ukur (instrument), yaitu: (1) mengembangkan sendiri, dan (2)

menyadur (adaptation). Sehubungan dengan ini Rochman Natawidjaja (1999: 2)

mengemukakan bahwa dalam mengukur suatu variabel penelitian, seorang peneliti

dapat menyusun sendiri instrumen penelitiannya, akan tetapi dalam hal-hal tertentu

peneliti dapat menggunakan instrumen yang sudah ada baik itu instrumen yang

telah digunakan dalam penelitian sebelumnya maupun berupa instrumen baku

dalam bahasa asing.

Bila peneliti mengembangkan instrumen sendiri dalam penelitiannya, ada

beberapa langkah yang harus ditempuh, yaitu (Rochman Natawidjaja, 1999: 10):

a. Merumuskan masalah penelitian

b. Merumuskan variabel

c. Menentukan instrumen yang akan digunakan

d. Menjabarkan bangun setiap variabel

e. Menyusun kisi-kisi

f. Penulisan butir-butir instrumen

g. Mengkaji ulang instrumen tersebut yang dilakukan oleh peneliti sendiri dan

oleh penilai (melakukan judgement)

h. Penyusunan perangkat instrumen sementara

i. Melakukan uji coba dengan tujuan untuk mengetahui:

1) Apakah instrumen itu dapat diadministrasiikan dengan mudah

2) Apakah setiap butir instrumen itu dapat dibaca dan dipahami oleh subjek

penelitian

3) Mengetahui validitas

4) Reliabilitas

5) Perbaikan instrumen sesuai dengan hasil uji coba

6) Penataan kembali

7) Perangkat instrumen yang terpakai untuk memperoleh data yang akan

digunakan untuk keperluan membuat manual.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 4: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

16

Bila peneliti mengembangkan instrumen dengan menyadur (adaptasi) maka

langkah-langkah yang dilakukan, yaitu:

a. Menterjemahkan butir-butir pernyataan oleh dua orang penterjemah yang

terpisah ke dalam bahasa peneliti (contoh Bahasa Indonesia)

b. Peneliti menyunting dan mengeintegrasikan hasil terjemahan

c. Hasil saduran tersebut diterjemahkan kembali ke dalam bahasa asli (contoh

Bahasa Inggris) oleh orang yang memiliki kemampuan ahli dalam bidang aspek

yang diukur

d. Melakukan uji coba untuk memperoleh tingkat validitas dan reliabilitas dari

instrumen yang disadur tersebut

e. Membuat norma

f. Menyusun manual

3. Syarat Utama Alat Ukur

Syarat utama instrumen yang baik adalah valid, reliabel penjelasnya

validitas dan reliabilitas yaitu :

1) Validitas Tes

Validitas adalah ukuran yang menunjukan kepada “kualitas ketepatan tes

dalam mengukur aspek-aspek materi atau aspek-aspek perilaku yang seharusnya

diukur” (Coaley, 2010: 129). Instrumen yang valid atau sahih memiliki validitas

yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas

rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur yang

diinginkan.

Sebuah instrumen dikatakan apabila mampu mengungkap data variabel

yang diteliti secara tepat. Tinggi rendanya validitas instrumen menunjukkan

sejauhmana data yang tekrumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel

yang dimaksud (Arikunto, 2006: 145).

Validitas alat ukur atau validitas tes pada dasarnya merujuk pada derajat

fungsi mengukur yang dimiliki suatu tes atau derajat kecermatan suatu tes.

Terdapat tiga tipe validitas, yaitu: validitas isi (content validity), validitas konstruk

(construct validity), dan validitas kriteria (criterion-related validity).

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 5: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

17

a. Validitas Isi (Content Validity)

Validitas konten (isi) adalah atribut ukuran itu sendiri dan seberapa baik itu

telah dibangun, menjadi tugas utama dalam konstruksi. Ini menunjukkan seberapa

efektif kesimpulan dapat ditarik dari skor tes ke domain item yang lebih besar mirip

dengan yang sebenarnya digunakan (Coaley, 2010: 132). Ini juga disebut relevansi

isi, isi segala bentuk penilaian diambil dari domain semua pengetahuan,

keterampilan, dan perilaku yang mungkin relevan untuknya.

Validitas ini tes merujuk sejauh mana tes yang merupakan seperangkat soal-

soal dilihat dari isinya mengukur yang dimaksudkan untuk diukur. Ukuran tersebut

ditentukan berdasarkan derajat representasi isi tes terhadap isi hal yang akan diukur.

Validitas isi tes ditentukan melalui pendapat seorang profesional (professional

judgement) dalam proses telaah butir soal.

b. Validitas Konstruk (Construct Validity)

Validitas konstruk tes mempersoalkan sejauhmana skor-skor hasil

pengukuran instrumen yang dikembangkan merefleksikan konstruksi teoretis yang

mendasari penyusunan alat ukur tersebut (Hays, 2013: 97). Validitas berdasarkan

konstruksi teoretis merupakan proses kompleks yang memerlukan analisis logis

yang dapat mendukung data empiris.

c. Validitas Kriteria (Criterion-Related Validity)

Jenis bukti ini sangat membantu dalam mengevaluasi apakah suatu ukuran

dapat ia gunakan untuk membuat prediksi atau keputusan tentang orang. Ini

merujuk pada korelasi antara skor skala (prediktor) dan kriteria atau sumber lain

(kriteria), seperti kompetensi pekerjaan atau penilaian perilaku anak oleh guru,

untuk mengidentifikasi apakah akurat dapat dilakukan (Coaley, 2010: 134).

Pada validitas kriteria validitas alat ukur dilihat sejauh mana hasil

pengukuran alat yang dipersoalkan sama atau mirip dengan hasil pengukuran alat

lain yang dijadikan kriteria. Kriteria adalah hasil pengukuran atribut yang sama

dengan alat lain yang merupakan alat ukur yang baik memenuhi persyaratan

akademik dan profesional tertentu.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 6: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

18

2) Validitas Konstruk Menggunakan Structural Equation Model (SEM)

Structural Equation Modeling (SEM) adalah metodologi statistik yang

mengambil pendekatan konfirmatori (pengujian hipotesis) untuk analisis teori

struktural yang mendukung beberapa fenomena (Byrne, 2016: 3). Menurut Hair

et,al (1998: 711) Structural Equation Modeling (SEM) atau model persamaan

struktural merupakan analisis multivariat yang digunakan untuk menganalisis

hubungan antar variabel secara kompleks. Analisis data dengan mengunakan SEM

berfungsi untuk menjelaskan secara menyeluruh hubungan antar variabel yang ada

dalam penelitian. SEM digunakan untuk memeriksa dan membenarkan suatu

model.

Sedangkan menurut Hayduk, Cummings, Boadu, Pazderka-Robinson, &

Boulianne (Kline, 2016: 10) bahwa SEM untuk menguji teori dengan menentukan

model yang mewakili prediksi teori itu di antara konstruksi yang masuk akal diukur

dengan variabel yang diamati yang sesuai. Istilah pemodelan persamaan struktural

(Structural Equation Modeling) menurut Byrne (2016: 3) menyampaikan dua aspek

penting dari prosedur: (a) bahwa proses sebab akibat yang diteliti diwakili oleh

serangkaian persamaan struktural (regresi), dan (b) bahwa hubungan struktural ini

dapat dimodelkan secara gambar. untuk memungkinkan konseptualisasi yang lebih

jelas dari teori yang diteliti. Model yang dihipotesiskan kemudian dapat diuji secara

statistik dalam analisis simultan dari seluruh sistem variabel untuk menentukan

sejauh mana itu konsisten dengan data. Jika good-of-fit memadai, model

berpendapat untuk masuk akal hubungan dipostulatkan antara variabel, jika tidak

memadai, keuletan hubungan semacam itu ditolak. Parameter pengujian mode

(Kline, 2016; Byrne, 2016; Waluyo, 2016) tediri dari :

a. Goodness of Fit Index (GFI)

GFI digunakan untuk menguji diterima atau tidaknya model. Proporsi

tertimbang dari Indeks kesesuaian untuk menghitung varians dalam matriks

kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks kovarians popelasi yang terestimasi.

Ukuran non-statistikal dari GFI mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 7: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

19

1,0 (perfect fit). Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah “ better fit

”. GFI yang diharapkan adalah sebesar 0,90.

b. Normed Fit Index (NFI)

NFI digunakan untuk melihat kesesuaian model dengan basis komparatif

terhadap baseline. Nilai NFI mulai dari 0-1 diturunkan dari perbandingan antara

model yang dihipotesiskan dengan suatu model independen tertentu. Model

mempunyai kecocokan tinggi jika nilai mendekati 1

c. Tucker Lewis Index (TLI)

Nilai TLI yang diharapkan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model

adalah sebesar ≥ 0,95 dan nilai yang mendekati 1,0 menunjukkan a very good fit.

Nilai indeks TLI merupakan pembanding dari sebuah model yang diuji dengan

sebuah baseline model.

d. Comparative Fit Index ( CFI )

CFI merupakan uji kelayakan model yang diusulkan dengan model dasar.

Besaran indeks CFI berada pada rentang 0-1, di mana semakin mendekati 1

mengindikasikan tingkat penerimaan model yang paling tinggi. CFI tidak

dipengaruhi oleh ukuran sampel karena itu sangat baik untuk mengukur tingkat

penerimaan sebuah model. Nilai CFI yang diharapkan adalah sebesar ≥ 0,95. Indeks

TLI dan CFI dalam Pengujian model sangat dianjurkan untuk digunakan karena

indeks-indeks ini relatif tidak sensitif terhadap besarnya sampel dan kurang

dipengaruhi pula oleh kerumitan model.

e. The Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA)

RMSEA merupakan rata-rata perbedaan dari populasi. Nilai RMSEA yang

lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya

model. Nilai RMSEA menunjukkan goodness of fit yang dapat diharapkan bila

model diestimasi dalam populasi.

SEM memiliki dua tujuan (Kline, 2016: 14) yaitu untuk memahami pola

kovarian antara seperangkat variabel yang diamati dan Untuk menjelaskan

sebanyak mungkin model varians. Ada tiga alasan mengapa SEM banyak

digunakan dalam penelitian yaitu:

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 8: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

20

1) Penelitian umumnya menggunakan pengukuran-pengukuran untuk

menjabarkan variabel yang tidak dapat langsung diukur (latent variable).

2) Para peneliti sosial sangat tertarik terhadap prediksi. Dalam melakukan prediksi

tidak hanya melibatkan model dua variabel, tapi dapat melibatkan model yang

lebih “rumit” berupa struktur hubungan antara beberapa variabel penelitian.

3) SEM dapat melayani sekaligus suatu analisis kualitas pengukuran dan prediksi.

Khususnya dalam model-model variabel yang tidak dapat langsung diukur

(latent variable).

Dapat disimpulkan Teknik analisis data menggunakan SEM dilakukan

untuk menjelaskan secara menyeluruh hubungan antar variabel yang ada dalam

penelitian. SEM digunakan bukan untuk merancang suatu teori, tetapi lebih

ditujukan untuk memeriksa dan membenarkan suatu model.

3) Reliabilitas Tes

Reliabilitas berasal dari kata reliability yang mempunyai asal kata rely dan

ability yang mempunyai arti seperti keterpercayaan, keterandalaan, keajegan,

kestabilan dan konsistensi namun konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu

pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2011: 4). Reliabilitas menunjukkan “tingkat

keterandalan atau kemantapan sebuah instrumen (level of consistency) penelitian

atau dengan kata lain sejauh mana instrumen mampu menghasilkan skor-skor

secara konsisten” (Coaley, 2010: 100).

Tingkat atau derajat ketepatan (konsistensi) tes. Reliablitas merujuk pada

suatu pengertian bahwa sebuah instrumen dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut baik. Instrumen yang baik

tidak bersifat tendensius atau mengarahkan responden untuk memilih jawaban-

jawaban tertentu. Apabila data hasilnya benar sesuai dengan kenyataan maka

berapa kalipun diambil akan tetap sama (Arikunto, 2002: 154).

Pengertian umum menyatakan instrumen penelitian harus reliabel artinya

tidak hanya instrumennya yang dipercaya, tetapi instrumen tersebut juga mampu

mengumpulkan data yang dapat dipercaya. Selain itu tes dikatakan andal apabila

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 9: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

21

harga koefisien keandalannya tinggi dan memiliki standard error of measurement

yang rendah (Suryabrata, 2008: 55).

Reliablitas tes adalah proporsi varian skor total yang merupakan varians

skor murni dan varians galat. Skor total (Xt kependekan dari total) seseorang dalam

suatu tes terdiri dari dua komponen, yaitu: komponen sejati/murni (true score) yang

dilambangkan dengan Xoo ditambah satu komponen galat yang dilambangkan

dengan Xe yang mengandung peningkatan dan penurunan tertentu yang disebabkan

oleh faktor-faktor yang menimbulkan galat dalam pengukuran. Secara operasional

skor individu dapat dinyatakan dengan formula: Xt = Xoo + Xe Kerlinger (Salwa,

2008: 55), atau dapat pula dinyatakan dalam bentuk varian menjadi Vt = Voo + Ve.

Karena semua jenis reliabilitas alat ukur itu berkenaan dengan derajat

konsistensi atau kesamaan antara dua perangkat skor yang diturunkan secara

independen, maka semua jenis reliabilitas dapat diungkapkan dalam istilah

“koefisien korelasi (r)” (Anastasi & Urbina, 2006: 64).

Seperti dikemukakan sebelumnya, bahwa karena adanya kekeliruan

pengkuran, maka skor yang diperoleh pada umumnya tidak mencerminkan keadaan

yang sebenarnya. Yang mencerminkan keadaan sebenarnya adalah skor murni.

Tetapi skor murni ini tidak dapat diperoleh secara langsung melainkan melalui

koefisien reliabilitas yang wujudnya adalah koefisien korelasi.

Ada empat jenis reliabilitas yang dikemukakan oleh (Coaley, 2010; Hays,

2013) yaitu: reliabilitas Test-Retest, reliabilitas bentuk pengganti (Alternative-

form), reliabilitas belah separuh (Split-Half), dan reliabilitas interitem dan

reliabilitas interrater.

a. Reliabilitas Test-Retest

Metode test-retest merupakan metode yang digunakan untuk menemukan

reliabilitas skor tes yaitu dengan mengulang tes yang sama pada kesempatan kedua.

Uji-Retest Keandalan Keandalan tes-retest mengukur konsistensi dari waktu ke

waktu (Hays, 2013: 92). Koefisien korelasi dalam hal ini menunjukkan hubungan

antara skor yang diperoleh oleh individu dalam kelompok yang sama pada dua

administrasi tes. Korelasi test-retest cenderung menurun karena interval antara

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 10: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

22

administrasi tes memanjang. Jika intervalnya singkat, ada potensi efek latihan dan

memori, yang cenderung membuat estimasi keandalannya sangat tinggi.

Pada pelaksanaannya tes ini diberikan kepada sekelompok individu

kemudian diadakan pengulangan tes pada kelompok yang sama pada waktu yang

berbeda. Cara memperoleh koefisien reliabilitas yaitu mengkorelasikan hasil tes

pertama dengan hasil tes kedua dari kelompok yang sama. Dengan kata lain dari

tes yang sama tetapi pada waktu yang berbeda.

Reliabilitas test-retest menunujukkan sejauhmana skor tes dapat

digeneralisasikan untuk berbagai kesempatan yang berbeda. Makin tinggi

reliabilitasnya makin rentanlah skor terhadap perubahan sehari-hari yang acak

dalam kondisi peserta tes atau kondisi lingkungan testing. Oleh karena itu, Anastasi

& Urbina (2006: 68) menyarankan pada setiap pengembang tes agar selalu

mendeskripsikan interval waktu yang digunakan saat ia melaporkan reliabilitas test-

retest dalam manual tes. Karena korelasi test-retest menurun secara progresif

ketika interval memanjang. Selanjutnya ia menjelaskan bahwa untuk orang bertipe

apapun, sebaiknya interval anta rtes ulang jangan lebih dari enam bulan, karena jika

interval tes ulang (retest) cukup pendek, maka peserta tes bisa mengingat kembali

respon-respon sebelumnya. Oleh karena itu, untuk sebagian besar tes-tes psikologis

pengetesan ulang dengan tes yang sama bukanlah teknik yang tepat untuk

menemukan koefisien reliabilitas Anastasi & Urbina (2006: 68).

b. Reliabilitas Bentuk Pengganti (Alternate-Form)

Reliabilitas tes diperoleh dengan cara mengkorelasikan dua skor tes yang

diperoleh oleh individu yang sama dari dua bentuk tes yang sejajar (equivalent).

Menurut Hays (2013 :92) reliabilitas alternate-form dengan membandingkan

konsistensi skor individu dalam kelompok yang sama pada dua bentuk alternatif

tetapi setara dari pengujian yang sama.

Reliabilitas bentuk pengganti memiliki dua jenis. Pertama, Immediate,

penyelenggaraan tes dilakukan satu kali untuk dua bentuk tes yang parallel. Kedua

tes diujikan kepada kelompok yang sama dalam waktu yang berurutan. Kedua,

Delayed, penyelenggaraan tes dilakukan dua kali untuk dua bentuk tes yang

parallel. Kedua tes diujikan kepada kelompok yang sama dalam waktu yang

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 11: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

23

berbeda/ditangguhkan. Anastasi & Urbina (2006: 70) menyatakan bahwa para

pengembang tes harus mencurahkan perhatiannya untuk memastikan bahwa

bentuk-bentuk tes itu betul-betul parallel, yang meliputi: jumlah soal, jenis isi,

tingkat kesulitan, instruksi, batas waktu, contoh ilustratif, format dan semua aspek

tes lainnya harus dicetak dalam hal yang sama.

Seperti halnya reliabilitas test-retest, reliabilitas bentuk alternatif

seharusnya selalu disertai oleh pernyataan tentang panjang interval antara

penyelenggara tes, dan juga despkripsi pengalaman-pengalaman relevan yang

mempengaruhi. Walaupun reliabilitas bentuk altenatif ini memiliki keterbatasan

tertentu. Pertama, berhubungan dengan individu yang dites, baik menyangkut

pengalaman maupun motivasinya. Kedua, menyangkut tes itu sendiri karena

kesulitan praktis untuk menyusun bentuk-bentuk tes yang betul-betul parallel.

karena alasan inilah Anastasi & Urbina (2006: 71) menyatakan perlu teknik-teknik

lain untuk menilai reliabilitas tes.

c. Reliabilitas Belah-Separuh (Split-Half Reliability)

Reliabilitas bentuk ini diperoleh dengan cara mengkorelasikan dua

perangkat skor tes yang dimiliki oleh individu dengan cara membagi tes menjadi

paruhan-paruhan yang setara (equivalent). Menurut Hays (2013: 92) reliabilitas

split-half bentuk populer dari reliabilitas penambangan karena dapat diperoleh dari

satu administrasi dengan membagi tes menjadi dua bagian yang sebanding dan

membandingkan dua skor yang dihasilkan untuk setiap individu. Ini berarti bahwa

penyelenggaraan tes dilakukan satu kali untuk satu bentuk saja.

Oleh karena itu, jenis reliabilitas ini kadangkala disebut juga dengan

“koefisien konsistensi internal”. Cara untuk membuat agar kedua bagian itu setara,

biasanya soal-soal yang bernomor gasal (ganjil) dijadikan satu kelompok dan yang

bernomor genap dijadikan kelompok yang lain. Begitu dua skor paruhan didapat

untuk setiap orang, skor-skor ini bisa dikorelasikan dengan metode yang biasa.

Namun perlu dicatat di sini bahwa korelasi ini sesungguhnya baru memberikan

reliabilitas separuh tes saja. Reliabilitas Kuder-Richardson dan Koefisien Alpha.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 12: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

24

d. Relibilitas Interitem

Relibilitas Interitem adalah ukuran konsistensi internal yang menilai sejauh

mana item-item pada tes terkait satu sama lain dan dengan skor total (Hays, 2013:

4). Ukuran reliabilitas skor tes ini memberikan perkiraan rata-rata interkorelasi

antara semua item pada suatu tes.

Bergantung pada jenis respons yang dipanggil untuk instrumen, rumus yang

dikena sebagai Kuder-Richardson (KR) Formula 20 untuk jawaban dua respons

Benar atau salah, ya atau tidak) atau koefisien reliabilitas alpha Cronbach untuk

lebih dari dua alternatif dibuat. Semua respons item individual untuk setiap orang

dalam seluruh sampel dianalisis, dan koefisien reliabilitas yang dihasilkan

menunjukkan konsistensi dengan item sampel yang diukur sifatnya.

e. Relibilitas Interrater

Relibilitas Interrater mengacu pada tingkat kesepakatan antara dua atau

lebih juri independen menilai peristiwa atau perilaku secara bersamaan. (Hays,

2013: 5). Perjanjian antar penilai dihitung dengan membagi jumlah perjanjian

bahwa suatu peristiwa terjadi dengan jumlah perjanjian yang mungkin (perjanjian

dan perbedaan pendapat).

Penilai menjalani pelatihan terperinci untuk memastikan konsistensi dan

keandalan yang tinggi (Coaley, 2010: 110). Peringkat yang berbeda dapat

dikorelasikan untuk menetapkan konsistensi di antara para penilai dan apakah

karakteristik mereka memiliki pengaruh yang terlalu besar. Sejumlah indeks

tersedia untuk mengevaluasi bagaimana dan sejauh mana penilai membuat

penilaian, termasuk perjanjian persentase, korelasi momen-produk, dan korelasi

intra-kelas.

B. Konstruk Teori Pilihan Karier Holland

1. Definisi Pilihan Karier

Pemikiran mengenai masa depan, pada umumnya berorientasi pada masalah

pekerjaan, ketika remaja sudah berada di bangku sekolah lanjutan atas, mereka

mulai memiliki aspirasi atau cita-cita tentang karier. Menurut Artur, Hall dan

Lawrence (Patton & McMahon, 2006: 4) karier adalah urutan pengalaman kerja

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 13: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

25

seseorang yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Menurut Super (Zunker,

2006 : 53) karier adalah suatu rangkaian pekerjaan, jabatan, dan kedudukan yaang

mengarah pada kehidupan dalam dunia kerja.

Sedangkan menurut Holland (Zunker, 2006:31) bahwa karier adalah ekspresi

dari kepribadian dalam memilih suatu pekerjaan yang sesuai dengan minatnya.

Hornby (Walgito, 2010: 201) berpendapat bahwa karier adalah suatu status dalam

jenjang pekerjaan, profesi yang dimiliki seseorang dimasa hidupnya sebagai

sumber mata pencaharian. Karier adalah suatu pilihan profesi atau pekerjaan yang

menjadi tujuan bagi seorang individu (Mastur dan Triyono, 2014: 24). Karier juga

dapat diartikan sebagai perkembangan dari perjalanan kehidupan seseorang yang

digeluti secara serius dan ditingkatkan semaksimal mungkin.

Karier merupakan kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab,

wewenang dan hak seorang petugas atau pekerja dalam satu unit kerja atau satuan

organisasi. Jabatan itu biasanya dibebankan oleh seorang pejabat yang lebih tinggi

atau atasan (Thantawy, 2005: 11). Karier mengandung makna urutan okupasi, job

dan posisi-posisi yang di duduki sepanjang pengalaman kerja seseorang (Yusuf,

2006: 21). Sedangkan menurut Murray (Supriatna, 2009: 8) menyatakan bahwa

karier merupakan suatu rentangan aktivitas pekerjaan yang saling berhubungan

antara individu untuk memajukan kehidupannya yang melibatkan berbagai

perilaku, kekuatan motivatif, kemampuan, sikap, kebutuhan, aspirasi dan cita-cita

sebagai suatu rentang kehidupannya sendiri.

Gibson dkk (1995: 305) berpendapat bahwa “karier adalah rangkaian sikap

dan perilaku yang berkaitan dengan pengalaman dan aktivitas kerja selama rentang

waktu kehidupan seseorang dan rangkaian aktivitas kerja yang terus berkelanjutan”.

Selanjutnya Supriatna (2009: 9) memandang bahwa karier mencakup seluruh

aspek kehidupan individu, yaitu meliputi:

a. Peran-peran hidup (life-roles), seperti sebagai pekerja, anggota keluarga

dan warga masyarakat

b. Adegan-adegan kehidupan (life-settings), seperti dalam keluarga, lembaga

masyarakat, sekolah atau pekerjaan

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 14: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

26

c. Peristiwa kehidupan (life-events), seperti dalam memasuki pekerjaan,

perkawinan, mutasi pekerjaan, kehilangan pekerjaan, atau mengundurkan

diri dari suatu pekerjaan.

Dengan demikian karier adalah semua pekerjaan atau jabatan yang dipegang

selama masa kerja seseorang karier seorang individu melibatkan rangkaian pilihan

dari berbagai macam kesempatan. Jika ditinjau dari sudut pandang organisasi,

karier melibatkan proses dimana organisasi memperbaharui dirinya sendiri untuk

menuju efektivitas karier yang merupakan batas dimana rangkaian dari sikap karier

dan perilaku dapat memuaskan seorang individu.

Pilihan karier merupakan bagian dari proses perkembangan siswa sebagai

proses berkelanjutan dalam pembuatan keputusan karier untuk menentukan arah

kariernya. Menurut Holland (Zunker, 2006:31) bahwa pilihan karier adalah ekspresi

dari kepribadian dalam memilih pekerjaan. Penentu dalam pilihan karier pandangan

dari seseorang tentang diri sendiri dengan preferensi pekerjaan adalah gaya pribadi.

Perbandingan antara self dengan persepsi tentang suatu okupasi dan

penerimaan atau penolakannya merupakan faktor penentu utama dalam pilihan

karier. Pandangan seseorang terhadap dirinya dengan okupasi yang disukainya

membentuk “modal personal style”. Gaya pribadi seperti karakter pribadi, kegiatan

sehari-hari merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan karier (Patton &

McMahon, 2006: 34). Menurut Holland (Widowati, 2016: 13) mengungkapkan

bahwa pemilihan karier merupakan hasil dari interaksi antara faktor heriditas

dengan pengaruh budaya, keluarga, teman bergaul, orang dewasa yang dianggap

memiliki pengaruh yang penting.

Pemilihan karier juga merupakan aspek kehidupan sosial seseorang yang

tidak dapat terelakkan karena hal tersebut merupakan salah satu proses pembuatan

keputusan setelah individu melewati beberapa tahap perkembangan dalam

hidupnya (Nurhayati, 2014: 1). Sedangkan menurut Putra (2015: 2) pemilihan

karier merupakan bagian dari proses perkembangan siswa karena dianggap sebagai

proses berkelanutan dalam perkembangan karier.

Menurut Winkel (2005: 646) menyatakan bahwa pemilihan karier

merupakan suatu proses pemilihan jabatan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 15: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

27

psikologis, sosiologis, kultural geografis, pendidikan, fisik ekonomis dan

kesempatan terbuka, yang bersama-sama membentuk jabatan seseorang dimana

seseorang tadi memperoleh sejumlah keyakinan, nilai kebutuhan, kemampuan,

keterampilan, minat, sifat kepribadian, pemahaman dan pengetahuan yang

semuanya berkaitan dengan jabatan yang dipangkunya.

Dapat disimpulkan bahwa pemilihan karier merupakan proses untuk

memilih dengan mengambil keputusan terkait karier yang nanti akan di jabatnya

yang sesuai dengan aktivitas, karakter pribadi, bidang studi dan pekerjaan yang

menjadi minatnya.

2. Perkembangan dan Tahapan Karier

Menurut Zunker (2006: 23) ada beberapa teori perkembangan karier yang

dikemukakan oleh para ahli diantaranya ialah:

1) Teori Perkembangan Gizberg

Menurut Gizberg (Ingarianti & Purwaningrum, 2018: 9) bahwa proses

perkembangan karier termasuk di dalamnya proses pemilihan karier ditengarai

sebagai proses perkembangan secara menyeluruh. Ginzberg membagi proses

perkembangan menjadi tiga tahapan.

Tabel 2.1

Periode Perkembangan Pemilihan Karier Ginzberg

Periode Usia Karakteristik

Fantasi Masa anak-anak (sebelum

usia 11 tahun)

1. Individu belum memiliki

gambaran karier yang pasti

2. Individu masih berada pada tugas

perkembangan masa kanak-kanak

yaitu berorientasi bermain dan

bersosialisasi dengan teman

sebaya

Tentatif Masa remaja awal (usia

11-17 tahun)

1. Individu berada pada proses

transisi yang ditandai dengan

munculnya pemahaman akan

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 16: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

28

perlunya karier, kemampuan diri,

pemahaman upah kerja

2. Individu mulai memahami bahwa

suatu saat mereka perlu kerja

untuk memenuhi kebutuhan

hidup

a. Tahap pemahaman minat, di

mana individu membuat

keputusan yang lebih definitif

tentang suka atau tidak suka.

b. Tahap kapasitas, merupakan

tahap saat individu mengenali

meskipun samar

keterampilan yang harus

dimiliki seseorang untuk bisa

memerankan karier tertentu

c. Tahap nilai, yaitu masa

terbentuknya persepsi yang

lebih jelas tentang gaya-gaya

okupasional.

d. Tahap transisi, yaitu saat di

mana individu menyadari

keputusannya tentang pilihan

kariernya meskipun dalam

tahap dasar, seperti memilih

pendidikan lanjut untuk

mencapai karier yang

diharapkan

Realistik Masa remaja sampai pada

dewasa awal (usia 17

tahun ke atas)

Periode ini menggmabarkan

bagaimana proses pemilihan karier

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 17: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

29

yang sesungguhnya pada individu

yaitu :

a. Tahap eksplorasi, ditandai

dengan individu mempersempit

pilihan karier melalui proses

pendidikan lanjut. Tahap ini diisi

dengan pengalaman yang

diperoleh di bangku perkuliahan.

b. Kristalisasi, merupakan tahap

dimana individu mulai melihat

pekerjan yang paling sesuai

dengan keadaan diri termasuk

keterampilan, minat serta latar

belakang yang dimiliki

c. Tahap spesifikasi, yaitu tahap

dimana individu mulai memilih

pekerjaan yang paling sesuai dan

pada akhirnya menjalani

pekerjaan tersebut

2) Teori Donald Super

Teori perkembangan yang dikembangkan oleh Super lebih dikenal dengan

Teori self-concept karena hal tersebut merupakan bagian yang sangat penting dari

pendekatan Super terhadap perilaku vokasional yang langsung berkaitan dengan

pemilihan karier. Karier seseorang dalam hidupnya mengalami perkembangan

mulai tahap pencarian, penemuan, pemantapan, pemeliharaan, dan sampai tahap

penurunan. Kontribusi penting lainnya dari Super adalah formulasi tentang tahapan

perkembangan vokasional. Tahapan tersebut adalah:

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 18: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

30

Tabel 2. 2

Tahap Perkembangan dan Karakteristik Perkembangan Karier Super

Menurut Zunker (2006: 23)

Usia Tahapan Perkembangan Karier Karakteristik Perkembangan

0-14 Pertumbuhan (Growth) Ditandai dengan perkembangan kapasitas,

sikap, minat, dan kebutuhan yang terkait

dengan konsep diri

15-24 Eksplorasi (Exploratory) Ditandai dengan di mana individu mulai

mengarahkan pemilihan karier paa

rentang yang lebih keci; dan spesifik teapi

belum merupakan pilihan terakhir

25-44 Pemantapan (Establishment) Pengalaman kerja secara formal atau

mengikuti pelatihan yang spesifik yang

meningkatkan dan membangun

keterampilan untuk meraih suatu tujuan

(jabatan) dalam suatu pekerjaan.

45-64 Pemeliharaan (Maintenance) Melakukan proses penyesuaian untuk

meningkatkan posisi dalam suatu

pekerjaan.

65 Penurunan (Decline) Mempertimbangkan pra pensiun untuk

mengurangi aktivitas kerja dan memasuki

usia pensiun.

Tabel 2.3

Tugas-Tugas Perkembangan Vokasional Super

Tugas

Perkembangan

vokasional

Usia Karakteristik Umum

Kristalisasi 14-18 Periode proses kognitif untuk memformulasikan

sebuah tujuan vokasional umum melalui kesadaran

akan sumber-sumber yang tersedia, berbagai

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 19: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

31

kemungkinan, minat, nilai, dan perencanaan untuk

okupasi yang lebih disukai.

Spesifikasi 18-21 Periode ini individu mulai menentukan pilihan yang

lebih spesifik terkait dengan pekerjaan dan kariernya.

Implementasi 21-24 Periode ini individu menyelesaikan

pendidikan/pelatihan untuk pekerjaan yang disukai

dan memasuki dunia kerja

Stabilisasi 24-35 Periode ini individu mengkonfirmasi karier yang

disukai dengan pengalaman kerja yang

sesungguhnya dan penggunaan bakat untuk

menunjukan bahwa pilihan karier sudah tepat.

Konsolidasi 35

Ke atas

Periode ini pembinaan kemapanan karier dengan

meraih kemajuan, status, dan senioritas dan

selangkah lebih maju dalam karier.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pilihan Karier

Keberhasilan sebuah pilihan merupakan impian dari setiap manusia. Namun

setiap keberhasilan tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya.

Menurut Parson dan Williamson (Suherman, 2010: 57) berpendapat bahwa faktor

yang mempengaruhi pilihan karier adalah kemampuan (abilities), minat (interest)

dan prestasi (achievement). Adapun penjelasan dari ketiga faktor tersebut adalah

sebagai berikut.

a. Kemampuan, yaitu kepercayaan diri terkait dengan bakat yang menonjol

disuatu bidang usaha kognitif, bidang keterampilan, atau bidang kesenian.

b. Minat, yaitu kecenderungan yang agak menetap kepada seseorang untuk merasa

tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang bergaul atau bergabung

dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan bidang tersebut.

c. Prestasi, yaitu suatu hasil belajar (prestasi belajar), yang didapatkan dari suatu

kemampuan individu yang didapatkan siswa dari usaha belajar.

Menurut Dilllard (1985: 18) ada beberapa faktor yang mempengaruhi

pilihan karier seseorang, yaitu faktor kepribadian, non kepribadian, serta faktor

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 20: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

32

kematangan karier. Pemilihan karier merupakan perpaduan antara faktor yang

berada di dalam diri individu (internal) dan yang bersifat eksternal. Faktor yang

berada di dalam individu seperti kemampuan yang dimiliki individu dan bakat-

bakat khusus yang akan mempengaruhi kepribadian individu berkembang.

Sedangkan faktor yang bersifat eksternal yaitu aspek-aspek lingkungan sosial-

ekonomi seperti lingkungan masyarakat, sekolah, keluarga, teman sebaya dan

keadaan ekonomi, kesejahteraan dan ketenagakerjaan, serta seluruh kondisi yang

mengharuskan individu untuk berinteraksi.

Sedangkan menurut Shertzer dan Stone (Winkel, 2005: 647) mengutip

definisi tentang perkembangan karier yang pernah dirumuskan oleh The National

Vocational Guidance Associaton yaitu gabungan faktor-faktor psikologis,

pendidikan, ekonomi dan kesempatan yang bersama-sama membentuk jabatan

seseorang. Gabungan ini mencakup banyak faktor internal dan eksternal yaitu :

a. Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari individu itu sendiri meliputi:

taraf intelegensi, bakat, minat, sikap, kepribadian, nilai-nlai kehidupan,

hobi/kegemaran, prestasi, pengetahuan dan keterampilan

b. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang bersumber dari lingkungan dan

orang lain terdiri dari : masyarakat, keadaan sosial, ekonomi negara atau daerah,

keluarga, pendidikan sekolah dan teman-teman sebaya.

Menurut Rangka, dkk (2017:39) berpendapat bahwa faktor yang

mempengaruhi pilihan karier antara lain: jenis kelamin, dukungan dan keterlibatan

dari orang yang sangat berarti dalam kehidupan siswa, seperti orang tua,

pengalaman belajar dan self-efficacy, keadaan finansial dan status sosial ekonomi,

kemampuan minat/bakat, umur, kepercayaan, budaya, pengetahuan tentang dunia

kerja, kepribadian, dan konsep diri. Dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi pilihan karier yaitu nilai karakter pribadi, minat, kemampuan,

keterampilan dan pengalaman kehidupan.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 21: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

33

4. Teori Pilihan Karier John Holland

a. Biografi John Holland

John Lewis Holland lahir pada tanggal 21 Oktober 1919. Holland adalah

seorang Profesor sosiologi Emeritus di Universitas Johns Hopkins yang lahir di

Omaha, Nebraska dan seorang psikolog Amerika yang meninggal pada tanggal 27

November 2008 di Union Memorial Hospital (Holland, 2008: 672). Holland

mempelajari psikologi di Perancis dan matematika di Universitas Kota Omaha

(sekarang University of Nebraska di Omaha) dan lulus tahun 1942. Holland dikenal

sebagai pencipta model pengembangan karier, Tema kerja Holland (Holland

Codes).

Holland bergabung dengan jurusan Sosiologi Universitas Johns Hopkins

pada tahun 1969, di mana ia menerbitkan beberapa penelitiannya yang paling

penting tentang kepribadian dan pilihan karier. Sejak kemunculan teori Holland,

teori ini telah menjadi kekuatan utama dalam psikologi terapan. Presentasi pertama

teori ini pada tahun 1959 yang menekankan pencarian aspek kesesuaian individu-

lingkungan (Mauta, 2010: 11). Orang membuat pilihan pekerjaan dalam pencarian

arti untuk situasi yang memuaskan hierarki kesesuaiannya.

Pada versi awal ini juga terdapat penekanan pada akuisisi dan pengolahan

informasi lingkungan. Orang dengan informasi lebih lanjut tentang lingkungan

kerja dapat membuat pilihan yang lebih memadai daripada orang-orang dengan

kurang informasi. Selain itu, pengaruh eksternal seperti orang tua dan guru juga

berpengaruh terhadap pilihan karier individu.

Serangkaian artikel penelitian yang luar biasa diikuti saat Holland berada di

National Merit Scholarship Corporation yang mendokumentasikan karakteristik

dari jenis, kegiatan yang disukai, deskripsi diri, dan kompetensi. Studi ini, yang

dirangkum Holland, mengungkapkan bahwa enam jenis kepribadian, bila dihitung

dengan menggunakan satu dari beberapa inventori, menunjukkan pola yang reliabel

dengan prediksi teoritis. Misalnya, jenis realistis cenderung keras kepala dan

menyesuaikan. Mereka lebih memilih seni industri dan pertanian sebagai bidang

utama dan surveyor dan mekanik sebagai pilihan kerja. Sedangkan jenis artistik

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 22: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

34

cenderung imajinatif dan emosional. Mereka lebih memilih seni dan musik sebagai

bidang utama dan artis dan penulis sebagai pilihan kerja.

Tahun 1970-an ditandai dengan periode intens dalam penelitian pengukuran

dan pengembangan. The Self-Directed Search (SDS) muncul. Tema Holland

ditambahkan ke Strong-Campbell Interest Inventory, dan kemudian

memperkenalkan teori kepada masyarakat. Selama periode ini, Holland adalah

direktur dari Pusat Organisasi Sekolah Sosial di Johns Hopkins University. Selama

periode yang sama, bekerja pada klasifikasi lingkungan pendidikan tinggi

memberikan cara untuk klasifikasi lingkungan kerja, dan perhatian yang intens

beralih ke masalah gender dalam pengukuran minat. Sebuah kemajuan yang

signifikan dalam pemahaman sifat minat dengan penemuan struktur yang

terjabarkan dalam Holland’s Hexagonal.

b. Teori Pilihan Karier John Holland

Pada teori yang dikembangkan oleh John L. Holland menjelaskan bahwa

suatu pemilihan pekerjaan atau jabatan merupakan hasil dari interaksi antara faktor

hereditas (keturunan) dengan segala pengaruh budaya, teman bergaul, orang tua,

dan orang dewasa yang dianggap memiliki peranan yang penting (Brown & Lent,

2005: 25). Teori John Holland didasarkan pada modal pribadi orientasi atau proses

perkembangan yang dibentuk melalui faktor keturunan dan kehidupan individu

sejarah bereaksi terhadap tuntutan lingkungan.

Menurut Holland (Zunker, 2006: 31) individu tertarik pada karier tertentu

karena kepribadian mereka yang akan memilih karier yang sesuai dengan minatnya.

Sehingga Holland merumuskan tipe-tipe (golongan) kepribadian dalam pemilihan

pekerjaan berdasarkan atas inventori kepribadian yang disusun atas dasar minat.

Menurut Holland (Hadiarni & Irman, 2009:99), kepribadian seseorang merupakan

hasil dari keturunan dan pengaruh lingkungan. Selanjutnya berkaitan dengan minat

terhadap sebuah pekerjaan atau karier (vocational interest) yang memiliki oleh

seseorang, menurut Holland merupakan kompromi atau perkawinan antara

karakteristik kepribadian (personal) seseorang dengan kesempatan yang diberikan

lingkungannya (personal environment interaction), diantara kesempatan tersebut

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 23: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

35

adalah peluang berkembang, kesempatan berkarya dan interaksi dengan sejawat,

sehingga karier mencerminkan sejarah kehidupan bagi diri seseorang.

Holland dalam teori tipologi karier mengenai perilaku vokasional

berpendapat bahwa penting membangun keterkaitan atau kecocokan antara tipe

kepribadian individu dan pemilihan karier (Seniawati, dkk 2014: 3). Holland

(Wicaksana, 2015: 1078) berkeyakinan bahwa suatu minat yang menyangkut

pekerjaan dan okupasi adalah hasil perpaduan dari sejarah hidup seseorang dan

keseluruhan kepribadiannya sehingga minat tertentu akhirnya menjadi suatu ciri

kepribadian yang berupa ekspresi diri dalam bidang pekerjaan, bidang studi

akademik, hobi, dan berbagai kegiatan rekreatif serta kesukaan yang lain. Dalam

teori Holland terdapat empat asumsi yang merupakan jantung teori Holland

(Zunker, 2006: 32). Empat asumsi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kebanyakan orang dapat dikategorikan sebagai salah satu dari enam tipe:

realistik, investigatif, artistik, sosial, enterprising, dan konvensional.

b. Ada enam tipe lingkungan pekerjaan: realistik, investigatif, artistik, sosial,

enterprising, dan konvensional.

c. Orang menyelidiki lingkungan-lingkungan yang akan membiarkan atau

memungkinkannya melatih keterampilan-keterampilan dan kemampuan-

kemampuannya, mengekspresikan sikap-sikap dan nilai-nilainya, dan

menerima masalah-masalah serta peranan-peranan yang sesuai.

d. Perilaku seseorang ditentukan oleh interaksi antara kepribadiannya dan ciri-ciri

lingkungannya.

Holland dalam teori vokasionalnya mengemukakan bahwa pengenalan minat

dan karakteristik individu akan dapat memprediksikan pekerjaan yang tepat dan

memuaskan bagi individu tersebut (Kumaidi dkk, 2017:554). Teori Holland

(Munandir, 1996:107) menekankan pilihan pekerjaan dari sudut lingkungan kerja,

pribadi dan perkembangan, serta interaksi pribadi dengan lingkungannya. Pilihan

pekerjaan merupakan perluasan kepribadian dan merupakan uasaha untuk

mengungkapkan diri dalam kehidupan kerja.

Teori Holland memberikan perhatian pada karakteristik perilaku atau tipe

kepribadian sebagai penyebab utama dalam pilihan dan perkembangan karier

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 24: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

36

individu. Dalam pandangan Holland pemilihan dan penyelarasan karier merupakan

suatu kepanjangan dari kepribadian seseorang. Holland menegaskan bahwa ada

keterkaitan antara karakter kepribadian, lingkungan dan pekerjaan yang

memungkinkan mereka mengasah keterampilan dan kemampuan, mengungkapkan

sikap dan nilai-nilai yang mereka yakini dan hal-hal sejenis lainnya, Hadiarni &

Irman (2009:102).

Teori Holland adalah teori mengenai pemilihan pekerjaan berdasarkan minat

dan bakat seseorang. Selain itu, menurut Holland pemilihan pekerjaan pun didasari

pada faktor lingkungan dimana individu tinggal. Holland mengakui bahwa

pandangannya berakar dalam psikologi diferensial, terutama penelitian dan

pengukuran terhadap minat dalam tradisi psikologi kepribadian yang mempelajari

tipe-tipe kepribadian.

c. Tipe Kepribadian Holland

Teori Holland (Brown & Lent, 2005: 28), Tipe kepribadian memiliki

karakteristik yang unik, yang berkembang dari faktor genetik dan pengaruh

lingkungan. Teori Holland menyatakan bahwa area RIASEC berbentuk hexagonal

didasarkan pada hubungan antara tipe yang satu dengan lainnya yang sering disebut

dengan Holland’s Hexagonal. Seperti yang digambarkan pada Gambar berikut :

Gambar 2.1 Holland’s Hexagonal

Teori Holland mengemukakan bahwa terdapat enam tipe kepribadian

seringkali disebut dengan RIASEC, yang merupakan singkatan dari Realistic,

Investigative, Artistic, Social, Enterprising, dan Conventional yaitu sebagai berikut:

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 25: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

37

1) Realistik

Tipe realistik menurut Holland (Zunker, 2006: 33) bahwa tipe model ini

memiliki kemampuan praktis dan lebih suka bekerja dengan mesin atau alat.

Dengan ciri-ciri kepribadianya yaitu: mengutamakan kejantanan, fisik yag sehat,

kekuatan otot, keterampilan fisik, pendiam, konkrit, bekerja praktis, sistematis,

kurang memiliki ketrampilan sosial, serta kurang peka dalam hubungan dengan

orang lain. Sedangkan pekerjaan yang cocok menurut holland (Brown & Lent,

2005: 28) mengemukakan contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini

adalah ahli mesin, elektro, montir mobil, pengendali pesawat, surveryor atau

pekerja pengukur tanah, petani.

2) Investigatif

Tipe Investigatif menurut Holland (Zunker, 2006: 33) berpendapat Tipe

kepribadian Investigatif ini ditandai dengan adanya suatu tugas-tugas yang

memerlukan kemampuan bersifat abstrak dan logis. Holland (Brown & Lent, 2005:

28) mengemukakan ciri-ciri kepribadianya yaitu : Analitis, waspada, kritis, ingin

tahu, pendiam, sederhana, memiliki kemampuan matematika dan ilmiah.

Sedangkan pekerjaan yang cocok menurut Holland (Patton dan McMahon, 2006:

32) contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah ahli biologi, kimia,

fisika, antropolog, ahli geologi.

3) Artistik

Tipe artistik menurut Holland (Patton dan McMahon, 2006: 32)

berpendapat bahwa tipe kepribadian artistik ini ditandai dengan adanya kemampuan

artistik atau kreatif menggunakan intuisi dan imajinasi untuk pemecahan masalah.

Holland (Brown & Lent, 2005: 28) mengemukakan ciri-ciri kepribadianya yaitu

kreatif, inovatif, ekspresif, idealistis, imajinatif. Sedangkan contoh pekerjaan yang

cocok menurut Holland (Zunker, 2006: 33) mengemukakan contoh pekerjaan

orang dengan model orientasi ini adalah ahli musik, ahli kartun, ahli drama,

pencipta lagu, penyair.

4) Sosial

Tipe sosial menurut Holland (Patton dan McMahon, 2006: 32) tipe

kepribadian sosial ini ditandai dengan adanya keterampilan sosial yang baik, ramah

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 26: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

38

menikmati keterlibatan dengan orang dan bekerja dalam tim. Holland (Zunker,

2006: 33) mengemukakan ciri-ciri kepribadianya yaitu : pandai bergaul dan

berbicara, bersifat responsive, bertanggung jawab, kemanusiaan, bersifat religius,

membutuhkan perhatian, memiliki kecakapan verbal. Holland (Brown & Lent,

2005: 28) mengemukakan contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini

adalah pekerjaan sosial seperti guru, pekerja soial, ahli agama, konselor, psikolog

klinis dan psikiater.

5) Enterprising

Tipe enterprsing menurut Holland (Zunker, 2006: 33) tipe model ini

memiliki ciri khas diantaranya menggunakan keterampilan-keterampilan berbicara

dalam situasi dimana ada kesempatan untuk menguasai orang lain atau

mempengaruhi orang lain. Holland (Brown & Lent, 2005: 28) mengemukakan ciri-

ciri kepribadianya yaitu : Optimis, percaya diri, ramah, banyak bicara, aktif.

Holland (Zunker, 2006: 33) mengemukakancontoh pekerjaan orang dengan model

orientasi ini adalah pedagang, politikus, manajer pimpinan eksekutif perusahaan,

perwakilan dagang.

6) Konvesional

Tipe konvesional menurut Holland (Zunker, 2006: 33) tipe model ini pada

umumnya memiliki kecenderungan terhadap kegiatan verbal, ia menyenangi

bahasa yang tersusun baik, numerical (angka) yang teratur. Holland (Brown & Lent,

2005: 28) mengemukakan ciri-ciri kepribadianya yaitu : cermat, teliti, sesuai atau

menyesuaikan diri, bersungguh-sungguh, efisien,teliti. Holland (Zunker, 2006: 33)

mengemukakan contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah kasir,

statistika, pemegang buku, pegawai arsip, pegawai bank.

d. Model Lingkungan Menurut Teori Holland

Teori Holland (Brown & Lent, 2005: 32) menggambarkan bagaimana

individu berinteraksi dengan lingkungan mereka serta bagaimana individu dan

karakteristik lingkungan mengakibatkan pilihan kejuruan dan penyesuaian

pekerjaan. Selain itu lingkungan kerja, menurut teori Holland dan penelitian

mendukung, dijelaskan dalam hal setara atau sepadan dan saling melengkapi atas

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 27: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

39

dasar kepribadian dari orang yang bekerja di dalamnya dan jenis kegiatan pekerjaan

di mana orang biasanya terlibat.

Kunci karakteristik orang dan lingkungan teori Holland telah dijelaskan,

elemen-elemen ini dapat dikombinasikan untuk memahami bagaimana menurut

Holland individu membuat pilihan-pilihan yang mereka lakukan. Empat indikator

diagnostik secara teoritis adalah pusat untuk teori Holland (Brown & Lent, 2005;

Zunker, 2006; Patton dan McMahon, 2006) yaitu :

1) Kesesuaian (Congruence)

Indikator diagnostik pertama, congruence atau kesesuaian, adalah istilah

Holland untuk tingkat kesesuaian antara kepribadian seseorang dan jenis

lingkungan kerja di mana dia saat ini tinggal serta untuk persiapan memasuki

lingkungan kerja tersebut.

Holland menunjukkan bahwa individu akan mencari dan memasuki

lingkungan kerja kongruen dengan subtipe mereka yang akan memungkinkan

mereka untuk “latihan keterampilan dan kemampuan mereka, mengungkapkan

sikap dan nilai-nilai mereka, dan mengambil masalah menyenangkan dan peran”.

Selanjutnya, kemampuan untuk membuat pilihan yang kongruen dapat dimediasi

oleh beberapa variabel atau kondisi, seperti pentingnya tempat individu pada

identifikasi dengan kelompok, serta variabel penyesuaian seperti kecemasan atau

depresi.

Penelitian berlanjut di daerah ini penting dari teori Holland, tetapi jelas

bahwa banyak orang memiliki waktu yang sulit mengidentifikasi pilihan kerja

sama, mencari informasi yang akurat untuk mengevaluasi pilihan mereka, dan

terlibat dalam daftar perilaku efektif. Dengan demikian Congruence atau

kesesuaian, memiliki implikasi penting untuk intervensi karier saat konselor

biasanya tidak melihat orang yang telah mampu, tanpa bantuan, untuk menemukan

pilihan karier kongruen.

2) Konsistensi (Consistency)

Indikator teoritis kedua, consistency atau konsistensi, adalah ukuran dari

harmoni internal maupun koherensi skor jenis individu. Konsistensi dihitung

dengan memeriksa posisi dua huruf pertama dari kode tiga huruf pada segi enam.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 28: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

40

Beberapa pasangan tipe lebih dekat hubungannya daripada yang lainnya. Misalnya,

tipe-tipe realistik dan investigatif lebih banyak persamaannya daripada tipe-tipe

konvensional dan artistik.

Konsistensi adalah tingkat hubungan antara tipe-tipe kepribadian atau

antara model-model lingkungan. Taraf-taraf konsistensi atau keterhubungan

diasumsikan mempengaruhi preferensi vokasional. Misalnya, orang yang paling

menyerupai tipe realistik dan paling menyerupai berikutnya dengan tipe investigatif

(orang yang realistik-investigatif) seharusnya lebih dapat diramalkan daripada

orang yang realistik-sosial.

3) Diferensiasi (Differentiation)

Diferensiasi mengacu pada keunikan dari profil kepribadian individu dan

didefinisikan sebagai tertinggi dikurangi terendah skor di antara enam jenis atau

antara tiga nilai yang terdiri dari tiga huruf kode. Diferensiasi tertinggi akan

menjadi kemiripan tingkat tinggi dengan satu jenis saja, sedangkan yang terendah

akan menjadi profil datar sempurna dengan skor identik pada semua enam jenis.

Rendahnya tingkat diferensiasi secara teoritis menyebabkan kurang kejelasan dan

lebih banyak kesulitan dalam membuat pilihan kejuruan.

4) Identitas (Identity)

Konsep terakhir yaitu identity atau identitas, mengacu pada sejauh mana

individu memiliki “gambar tujuan, minat, dan bakat”. Identitas berkaitan dengan

diferensiasi dan konsistensi dalam mendefinisikan kekuatan kepribadian dan

lingkungan. Hubungan antara keempat indikator diagnostik atau teoritis tersebut

(keselarasan, konsistensi, diferensiasi, identitas) dan penggunaannya sebagai ide

penafsiran serta mengorganisir atau konstruksi teoritis.

Hal lain dianggap sama, kongruen, konsisten, dan baik atau seimbang pada

individu dibedakan atau perbedaan harus memiliki identitas vokasional yang lebih

tinggi mungkin melakukan pekerjaan yang kompeten, puas, pribadi yang efektif,

dan terlibat dalam perilaku sosial dan pendidikan yang tepat. Karena itu, individu

harus dapat lebih baik untuk mengidentifikasi kemungkinan kejuruan kongruen,

membuat pilihan karier dan penyesuaian dengan lebih sedikit kesulitan, serta

merasa lebih puas dan sukses di tempat kerja.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 29: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

41

C. IDEAS (Interest Determination, Exploration and Assessment System)

Sebagai Konstruk Pengembangan Alat Ukur Skala Pilihan Karier

1. Pengertian IDEAS

IDEAS dikembangkan oleh Charles B. Johansson, memimpin Program

Pengujian Seluruh Negara Bagian Minnesota di University of Minnesota dan

menulis IDEAS, yang diterbitkan oleh Peasron Assessments. Johansson juga

penulis dari Career Assessment Inventory (CAI). CAI menyediakan banyak dasar

untuk IDEAS. IDEAS adalah singkatan dari Interest Determination, Exploration

and Assessment System (Johansson, 2014: 2). Di bidang pengembangan karir

diklasifikasikan sebagai inventaris minat.

IDEAS membantu siswa mengembangkan kesadaran tentang kemungkinan

pilihan karier. Instrumen ini sesuai untuk kepentingan yang luas dan dapat

membantu pengguna mempersempit minat untuk eksplorasi lanjutan. IDEAS

adalah sebagai pengantar karier dan dunia kerja (Johansson, 2014: 2). IDEAS tidak

dimaksudkan untuk menentukan pilihan karier, melainkan, menyediakan bidang

karier yang luas untuk eksplorasi lebih lanjut, sangat baik untuk remaja atau orang

dewasa yang telah melakukan sedikit eksplorasi karier hingga saat ini.

Pilihan karier sangat memengaruhi kehidupan seseorang, memilih karier

yang sesuai dengan minat orang itu penting. IDEAS memperkenalkan pengukuran

minat dengan memperluas pilihan orang dan memberikan informasi yang berguna.

Profil IDEAS menunjukkan bagaimana skor individu dalam enam belas bidang

minat dibandingkan dengan orang lain yang memiliki usia yang sama(Johansson,

2014: 2).

Hasil IDEAS tidak memberi tahu pengguna apa yang seharusnya, hanya

bahwa minat mereka sesuai dengan bidang karir tertentu. Meskipun IDEAS dapat

membantu memusatkan perhatian pada bidang minat tertentu, tujuannya bukan

untuk membantu pengguna memilih karier tertentu, melainkan untuk menyelidiki

bidang minat dan karier terkait (Johansson, 2014: 2). Konselor harus mendorong

pengguna untuk meneliti dan mengeksplorasi keterampilan, upah, pendidikan dan

pelatihan, pandangan, dan pertimbangan lain dari pekerjaan yang berbeda ketika

mempertimbangkan pilihan karier.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 30: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

42

2. Kostruk Instrumen IDEAS

Dalam istilah sederhana IDEAS mengukur kepentingan pekerjaan.

Pengguna harus memutuskan apakah mereka suka, tidak suka dengan 128 tugas

individu yang berbeda dan harus menanggapi semua item. Setelah menyelesaikan

inventaris, pengguna menerima profil individual yang menunjukkan bagaimana

pola minat mereka masuk ke dalam enam belas skala bidang minat yang berbeda,

berdasarkan jenis RIASEC John Holland yang diterima secara luas (Johansson,

2014: 2).

Menurut Johansson (2014: 2) Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor

dapat menggunakan inventaris IDEAS dengan siswa SMP, SMP, dan SMA dalam

hubungannya dengan program karir dan unit bimbingan untuk membantu siswa:

1) Mengembangkan kesadaran pribadi yang dapat mempengaruhi pengembangan

dan arah karier

2) Mengetahui jalur karier yang sesuai dengan minat dan bakat mereka

3) Membiasakan diri dengan karier dan dunia kerja

4) Mengetahui alternatif pendidikan tinggi

3. Area Bidang IDEAS

Hasil IDEAS disajikan dalam profil individual yang menunjukkan kepada

pengguna bagaimana pola minatnya cocok dengan enam belas bidang minat berikut

(Johansson, 2014: 2):

1) Mekanik

Menggunakan alat untuk memperbaiki atau memperbaiki hal-hal, seperti

radio yang rusak, adalah minat untuk bidang ini. Menjadi mekanik, membuat

barang-barang dari kayu, dan memperbaiki barang-barang di sekitar rumah

semuanya diukur dengan skala ini. Mekanik dan teknisi perbaikan layanan memiliki

skor tinggi pada skala ini.

2) Layanan Perlindungan

Melayani masyarakat dengan memberikan keamanan dan penegakan

hukum adalah minat bidang ini. Kelompok dengan skor tinggi termasuk petugas

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 31: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

43

polisi, pemadam kebakaran, penjaga keamanan, personel militer, petugas koreksi

dan detektif.

3) Alam

Berada di luar, menanam bunga, melewati hutan, dan menanam pohon

adalah jenis kegiatan untuk area ini. Pekerjaan terkait adalah pekerjaan tukang

kebun, rimbawan, petugas konservasi, petani dan ilmuwan pertanian.

4) Matematika

Minat di bidang ini berkaitan dengan mempelajari aljabar dan geometri,

menggunakan rumus matematika dan memecahkan teka-teki matematika.

rumus. Pekerjaan dengan skor tinggi di bidang ini termasuk ahli matematika,

insinyur, ekonomi, guru sains matematika, dan ilmuwan komputer.

5) Sains

Mempelajari efek gravitasi, bekerja di laboratorium penelitian, membaca

buku tentang sains, dan melakukan eksperimen ilmiah adalah kegiatan yang disukai

oleh teknisi laboratorium, pekerja penelitian, ahli kimia, ahli biologi, dan ilmuwan

lainnya.

6) Kesehatan

Memberikan bantuan medis kepada orang-orang, menjadi bagian dari tim

operasi medis, melakukan penelitian tentang penyakit dan meningkatkan kesehatan

orang lain adalah minat perawat, dokter, teknisi laboratorium, dan profesional

medis lainnya.

7) Seni Rupa

Kegiatan seni rupa, seperti menggambar, membuat sketsa dan pergi ke

galeri seni, serta hobi hobi, seperti membuat tembikar atau permadani adalah

kegiatan yang disukai oleh perancang interior, perancang busana, seniman musik

dan orang-orang kreatif lainnya.

8) Menulis

Menulis puisi, mempelajari sastra dan puisi, dan menulis novel atau cerita

majalah adalah kegiatan yang disukai oleh wartawan, penulis, pustakawan dan

jurnalis.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 32: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

44

9) Layanan Komunitas

Bersama orang-orang dan membantu mereka, bekerja dengan kelompok

dalam suatu proyek, membantu seseorang memecahkan masalah pribadi, dan

melakukan pekerjaan sukarela adalah minat yang terkait dengan menjadi penasihat

sekolah menengah, pekerja sosial, penasihat pernikahan, atau psikolog.

10) Pendidikan

Membantu individu belajar, terutama di sekolah, adalah minat penting dari

bidang ini. Memberikan instruksi kepada individu, seperti menjadi instruktur

mengemudi, instruktur renang, atau pendidik adalah minat guru sekolah menengah,

guru sekolah dasar dan menengah, instruktur perguruan tinggi dan asisten guru.

11) Pendidikan Anak

Berada bersama anak-anak, seperti merawat mereka, membantu mereka

dengan pelajaran mengeja, atau mengarahkan permainan anak-anak adalah minat

yang terkait dengan menjadi guru sekolah pembibitan, guru sekolah dasar, spesialis

perkembangan anak dan penyedia penitipan anak.

12) Public Speaking

Berdebat, memimpin diskusi, wawancara, dan berbicara untuk sudut

pandang pribadi adalah kegiatan yang disukai oleh pejabat publik, pemimpin

agama, pengacara, dan wartawan surat kabar dan lainnya dalam karir yang sama.

13) Bisnis

Mewawancarai orang-orang untuk pekerjaan, menjadi penyelia, manajer,

dan pemimpin adalah minat orang-orang yang suka bertanggung jawab atas bisnis,

organisasi, atau kelompok pekerja.

14) Marketing

Kegiatan yang melibatkan penjualan sesuatu kepada orang termasuk dalam

area ini. Orang yang suka bersama publik dengan cara ini menikmati penjualan,

membujuk orang untuk membeli sesuatu, dan mempelajari teknik penjualan dan

pemasaran. Secara umum, banyak pekerjaan penjualan adalah bagian dari area ini.

15) Perkantoran

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 33: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

45

Mengetik surat atau laporan, mengarsipkan catatan, dan mempelajari tugas

pembukuan dan kantor terkait dengan pekerjaan seperti sekretaris, resepsionis,

pemegang buku, dan asisten administrasi.

16) Layanan Makanan

Mempersiapkan makanan, mencoba resep baru, bekerja di dapur, dan

mempelajari ekonomi rumah adalah kegiatan yang berkaitan dengan bekerja di

restoran, atau menjadi manajer layanan makanan, katering, atau manajer restoran.

4. Bidang Minat IDEAS dan Enam Tipe Kepribadian Holland

Teori Holland tentang hubungan antara tipe kepribadian, lingkungan kerja

dan kepuasan kerja mendefinisikan enam lingkungan atau tipe kerja yang unik. Ini

disebut sebagai tipe “RIASEC”dengan RIASEC adalah singkatan dari Realistic,

Investigative, Artistic, Social, Enterprising, dan Convensional. Menurut Johansson

(2014: 2) IDEAS mengatur enam belas bidang minat sesuai dengan jenis RIASEC

yang diterima secara luas, yaitu :

1) Realistis: Mekanik, Layanan Perlindungan, Alam / Luar Ruangan

2) Investigatif: Matematika, Sains, Kesehatan

3) Artistik: Seni Rupa, Menulis

4) Sosial: Pengabdian kepada Masyarakat, Pendidikan, Pendidikan Anak

5) Enterprising: Public Speaking, Bisnis, Marketing

6) Konvensional: Perkantoran, Layanan Makanan

5. Tren Penelitian Dalam Pilihan Karier

Perubahan dari waktu ke waktu menjadikan tren penelitian dalam pilihan

karier semakin banyak. Hal tesebut menjadi evaluasi bagi peneliti untuk

mengembangkan instrumen untuk melengkapi kekurangan-kekurangan. Beberapa

peneliti yang mengembangkan instrumen karier, sehingga menjadi bahan untuk

mengembangkan instrumen. Pengembang instrumen karer diantaranya sebagai

berikut :

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 34: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

46

Tabel 2.4

Trend Penelitian Dalam Pemilihan Karier

NO TOKOH ALAT UKUR DEFINISI

BENTUK

SKALA

PENGUKURAN

BIDANG KERJA KONTEN

(ISI INSTRUMEN)

1 John Holland

(1973)

Self Direccted

Search (SDS) SDS merupakan alat ukur

karir yang dikembangkan

oleh Holland. Tujuan tes

SDS untuk mengungkap

minat pekerjaan serta

karakteristik pribadi dan

lingkungan

Bentuk skala

pengukuran

Guttman dengan

pola :

Ya = 1

Tidak = 0

Karakeristik pribadi

dan lingkungan

1. Realistik

2. Investigatif

3. Artistik

4. Sosial

5. Enterprising

6. Konvesional

Di dalam SDS

terdapat 3 aspek :

1. Aktivitas

2. Pekerjaan

3. Kompetensi

2 Dr. Charles B.

Johansson

(2014)

Ideas Inventory

(Interest

Determination

Exploration and

Assesment

System)

IDEAS membantu siswa

dan orang dewasa

mengembangkan

kesadaran akan

kemungkinan pilihan

karier.

Dengan cara

menyelesaikan inventori

tersebut individu

menerima profil yang

cocok dengan minat

mereka.

Bentuk skala

pengukuran Likert

Scales dengan pola

:

Sangat Suka

Suka

Biasa saja

Tidak Suka

Sangat Tidak Suka

Realistik :

1. Mechanical

2. Protective service

3. Nature / Outdoors

Investigativ:

1. Mathematics

2. Science

3. Medical

Artistik :

1. Creative Arts

Di dalam Ideas

terdiri dari 16 bidang

kerja yang terdiri

dari 2 aspek yaitu :

1. Aktivitas

2. Pekerjaan

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 35: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

47

IDEAS ini terdiri dari 16

bidang minat yang

berbeda berdarkan bidang

kerja RIASEC John.

Holland

2. Writing

Sosial :

1. Community

Service

2. Educating

3. Child care

Enterprising :

1. Public Speaking

2. Business

3. Sales

Konvesional :

1. Office Practices

2. Food Service

3 Guidance

Division

Survey,

Oklahoma

Department of

Career and

Technology

Education

CCIS

(Career Cluster

Interest Survey)

Career Cluster Interest

survey adalah alat ukur

minat untuk

mengeksplorasi minat

karier mereka sesuai

dengn 16 bidang

Bentuk skala

pengukuran

Guttman dengan

pola :

Ya = 1

Tidak = 0

1. Agriculture, Food

& Natural

Resources

2. Architecture &

Construction

3. Arts, Audio-Video

Technology and

Communications

4. Busniess

Management &

Administration

Di dalam CCIS

terdiri 16 bidang/box

1 bidang/box terditi

3 aspek yang

digabungkan yaitu :

1. Aktivitas

2. Karakteristik

pribadi

3. Bidang pelajaran

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 36: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

48

5. Educating &

Training

6. Finance

7. Goverment &

Public

Administration

8. Health Science

9. Hospitaly &

Tourism

10. Human services

11. Information

Technology

12. Law, Public

Safety,

Corrections,

Security

13. Manufacturing

14. Marketing

15. Science,

Technology,

Engineering

& Mathematics

16. Transportation,

Distribution &

logistic

Realistik:

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 37: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

49

1. Agricultur, food &

Natural Resource

2. Arsitektur dan

kontruksi

3. Manufacturing

Investigatif :

1. Health Science

Artistik :

1. Art, Audio visual

Technology &

Communications

Sosial :

1. Education &

Training

2. Human service

Enterprising:

1. Finance

2. Business

Management &

Administrasi

3. Marketing

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 38: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

50

4. Law, Public

safety, corrections

& security

Konvensional :

1. Hospitality &

Torism

2. Goverment &

Public

Administration

4 Edward Kellog

Strong

(1927)

SII

(Strong Interest

Inventory)

SII adalah alat penilaian

karier untuk mengukur

minat siswa sehingga

membantu siswa dalam

memilih karier atau

jurusan kuliah.

Bentuk skala

pengukuran

Guttman dengan

pola :

Ya dan Tidak

Suka

Tidak tahu

Tidak suka

Realistik :

1. Nature &

Agriculture

2. Athletics

3. Military

4. Computer

Hardware &

Electronic

5. Mechanics &

Construction

6. Protective service

Investigativ:

1. Research

2. Mathematics

3. Science

1. Medical Science

Terdiri dari aspek :

1. Aktivitas

2. Pekerjaan

3. Karakter Pribadi

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 39: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

51

Artistik :

1. Writing & Mass

Communication

2. Culinary Arts

3. Performing Arts

4. Visual Arts &

Design

Sosial :

1. Religion &

Spirituality

2. Counseling &

Helping

3. Teaching &

Educating

4. Human Resource

& Tranning

5. Social Sciences

6. Healthcare Service

Enterprising :

1. Politics & Public

Speaking

2. Management

3. Marketing &

Advertising

4. Sales

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 40: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

52

5. Law

6. Enterpreuneurship

Konvesional :

1. Office

Management

2. Finace &

Investing

3. Taxes &

Accounting

4. Programming &

Information

systems

5 Edwin Lee &

Louis P.

Thorpe

(1943)

Lee-Thorpe Lee-Thorpe bertujuan

untuk membantu

menemukan minat

jabatan pada individu.

Bentuk paired

comparison tidak

ada jawaban yang

benar atau salah.

Pola :

A

B

1. Pribadi-sosial

2. Natural

3. Mekanik

4. Bisnis

5. Seni

6. Sains

1. Tugas rutin

2. Tugas yang

mempersyaratkan

keterampilan

(kreatitivitas)

3. Tugas yang

mempersyaratkan

pengetahuan,

keterampilan, dan

pertimbangan

keahlian

(Profesional)

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 41: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

53

D. Pengembangan Skala Pilihan Karier

1. Konstruk Pengembangan Skala Pilihan Karier

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan skala pilihan karier. Dengan

demikian, penelitian ini berlandaskan dari teori karier. Adapun teori karier yang

dijadikan landasan dalam penelitian ini adalah teori Holland. Teori Holland

dianggap paling sesuai karena pendekatan Holland sangat memperhatikan

kepribadian sebagai pemberi pengaruh utama dalam pilihan dan perkembangan

karier. Dalam teori Holland terdapat empat asumsi yang merupakan jantung teori

Holland (Zunker, 2006: 32). Empat asumsi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kebanyakan orang dapat dikategorikan sebagai salah satu dari enam tipe:

realistik, investigatif, artistik, sosial, enterprising, dan konvensional.

b. Ada enam tipe lingkungan pekerjaan: realistik, investigatif, artistik, sosial,

enterprising, dan konvensional.

c. Orang menyelidiki lingkungan-lingkungan yang akan membiarkan atau

memungkinkannya melatih keterampilan-keterampilan dan kemampuan-

kemampuannya, mengekspresikan sikap-sikap dan nilai-nilainya, dan

menerima masalah-masalah serta peranan-peranan yang sesuai.

d. Perilaku seseorang ditentukan oleh interaksi antara kepribadiannya dan ciri-ciri

lingkungannya.

Dalam alat ukur pilihan karier yang akan di kembangkan dengan konten (isi

instrumen) berdasarkan 4 aspek, yaitu :

a. Aktivitas merupakan kegiatan sehari-hari yang individu sukai yang berkaitan

dengan tipe kepribadian RIASEC

b. Karakteristik Pribadi merupakan kepribadian yang menonjol dalam diri

individu sehinga menghasilkan perilaku dalam kehidupannya.

c. Bidang Studi merupakan pelajaran sekolah yang individu sukai

d. Pekerjaan merupakan suatu bidang kerja yang akan mengarahkan individu

untuk mencapai karier yang diinginkannya sesuai dengan keahlian yang

dimilikinya.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 42: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

54

Bagan 2.1

Konstruk Pengembangan Skala Pilihan Karier

Pada teori yang dikembangkan oleh John L. Holland menjelaskan bahwa

suatu pemilihan pekerjaan atau jabatan merupakan hasil dari interaksi antara faktor

hereditas (keturunan) dengan segala pengaruh budaya, teman bergaul, orang tua,

dan orang dewasa yang dianggap memiliki peranan yang penting (Brown & Lent,

2005: 25). Teori John Holland (Zunker, 2006: 3) didasarkan pada modal pribadi

orientasi atau proses perkembangan yang dibentuk melalui faktor keturunan dan

kehidupan individu sejarah bereaksi terhadap tuntutan lingkungan.

Sedangkan IDEAS merupakan alat ukur yang membantu siswa

mengembangkan kesadaran tentang kemungkinan pilihan karier. Instrumen ini

sesuai untuk kepentingan yang luas dan dapat membantu pengguna mempersempit

minat untuk eksplorasi lanjutan (Johansson, 2014: 2). Profil IDEAS menunjukkan

bagaimana skor individu dalam enam belas bidang minat.

John L. Holland merumuskan tipe-tipe (golongan) kepribadian dalam

pemilihan pekerjaan berdasarkan atas inventori kepribadian yang disusun atas dasar

minat. Ada 6 tipe kepribadian sedangkan Johannson mengembangkan ada 16

bidang kerja yang saling berhubungan dengan tipe RIASEC diantaranya yaitu :

Skala Pilihan

Karier

Pekerjaan

Bidang Studi

Karakterstik

Pribadi

Aktivitas

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 43: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

55

1) Realistik

Tipe realistik memiliki kecenderungan untuk memilih lapangan kerja yang

melibatkan objek, alat, mesin yang dapat dikerjakan secara sistematis. Individu

dengan tipe realistik memiliki karakter pribadi fisik yang kuat, praktis, sistematik,

ambisius, pendiam, optimis, tegas, bertanggung jawab. Menurut Johansson (2014:

8) dalam tipe realistik terbagi ke 3 bidang yaitu:

a. Mekanik (Mechanical)

Kegiatan bidang mekanik yaitu memperbaiki dengan menggunakan alat

untuk memperbaiki atau memperbaiki hal-hal, seperti radio yang rusak, membuat

barang-barang dari kayu, dan memperbaiki segala hal di sekitar rumah diukur

dengan skala ini. Pekerjaan yang cocok untuk bidang ini yaitu mekanik dan teknisi

perbaikan layanan.

b. Layanan Perlindungan (Protective Services)

Kegiatan bidang ini adalah untuk melayani masyarakat dengan memberikan

keamanan dan hukum. Penegakan hukum merupakan kepentingan bidang ini.

Pekerjaan yang cocok pada bidang ini yaitu polisi, petugas pemadam kebakaran,

penjaga keamanan, personil militer, petugas koreksi dan detektif.

c. Alam (Nature/Outdoor)

Kegiatan bidang ini adalah individu yang senang berada di luar, menanam

bunga, melewati hutan, dan menanam pohon. Pekerjaan yang cocok pada bidang

ini yaitu orang-orang dari tukang kebun, rimbawan, petugas konservasi, petani dan

pertanian ilmuwan.

Dapat disimpulkan tipe realistik mempunyai ciri khas dengan aktivitas yang

mengandalkan fisik yang berhubungan dengan alat atau mesin dan mneyukai alam.

Memiliki karakter pribadi fisik yang kuat, praktis, sistematik, ambisius, pendiam,

optimis, tegas, bertanggung jawab. Tipe ini menyukai bidang studi mengenal

komponen mesin, mengenal jenis perkayuan, matematika, IPA, IPS, Fisika, PKN,

Bahasa Indonesia, Sosiologi, mengenal jenis tumbuhan dan lingkungan hidup.

Pekerjaan yang cocok pada tipe ini di bidang mekanik yaitu ahli elekto, ahli mesin,

ahli perkayuan dan teknisi komputer. Bidang layanan perlindungan yaitu polisi,

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 44: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

56

hakim, jaksa, pengacara dan tentara. Sedangkan bidang alam yaitu ahli pertanian,

arkeologi, ilmuan lingkungan hidup.

2) Investigatif

Tipe investigative menyukai kegiatan yang berkaitan dengan situasi

observasional, berhubungan dengan simbol, sistematis, dan tertarik dengan

berbagai fenomena fisik, biologis, dan budaya dengan tujuan untuk memahami dan

mengendalikan fenomena tersebut. Perilaku tersebut mengarahkan tipe

investigative pada jenis kegiatan yang berkaitan dengan kompetensi ilmiah, teliti,

berpikir analitis, logika, objektif. Menurut Johansson (2014: 8) dalam tipe ini

terbagi ke 3 bidang yaitu:

a. Matematika (Mathematics)

Kegiatan bidang ini yaitu berkaitan dengan mempelajari aljabar dan

geometri, menggunakan rumus matematika dan memecahkan teka-teki matematika.

Pekerjaan yang cocok pada bidang ini yaitu ahli matematika, insinyur ekonomi,

guru matematika-sains dan ilmuwan komputer.

b. Ilmu Pengetahuan (Science)

Kegiatan bidang ini yaitu mempelajari efek gravitasi, bekerja di

laboratorium penelitian, membaca buku tentang sains, dan melakukan percobaan

ilmiah. Pekerjaan yang cocok pada bidang ini yaitu teknisi laboratorium, pekerja

penelitian, ahli kimia, ahli biologi dan lainnya ilmuwan.

c. Ilmu Kesehatan (Medical)

Kegiatan bidang ini yaitu memberi bantuan medis kepada orang-orang,

melakukan penelitian tentang penyakit dan meningkatkan kesehatan orang lain.

Pekerjaan yang cocok pada bidang ini yaitu perawat, dokter, dan profesional medis

lainnya.

Dapat disimpulkan tipe investigatif merupakan dimana orang-orang

mencari suatu pemecahan masalah melalui minat dan kompetensi matematik dan

ilmiah. Memiliki karakter pribadi ilah, analitis, logika, teliti, objektif. Tipe ini

menyukai bidang studi matematika, ekonomi, akuntansi, IPS, Fisika, biologi, kimia,

mengenal bentuk bumi, mengenal jenis-jenis obat dan sistem organ pada tubuh.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 45: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

57

Pekerjaan yang cocok pada tipe ini di bidang matematika yaitu guru matematika,

manajer keuangan, pegawai bank, konsultasi keuangan. Bidang ilmu pengetahuan

yaitu fisikiawan, ilmuan sains, kimiawan, ahli astronot. Sedangkan Ilmu kesehatan

yaitu dokter, perawat, bidan, apoteker.

3) Artistik

Tipe artistik senang berekspresi dengan cara yang tidak sistematis, selain itu

juga tipe artistik senang menciptakan bentuk-bentuk seni atau suatu produk; tidak

menyukai pekerjaan yang sistematis secara teknis lebih menyukai menentukan

kegiatannya sendiri. Secara umum tipe artistic memiliki kecenderungan emosional,

ekspresif, idealis, imajinatif, praktis, impulsif, independen, intuitif, sensitif dan

terbuka. diri, tidak fleksibel, hemat, tidak pengertian dan praktis/ tidak berbelit.

Menurut Johansson (2014: 8) dalam tipe ini terbagi ke 3 bidang yaitu:

a. Seni Kriya (Creative Arts)

Kegiatan bidang ini yaitu menggambar, membuat sketsa, dan pergi ke seni

galeri, membuat tembikar atau permadani. Pekerjaan yang cocok pada bidang ini

yaitu desainer interior, desainer mode, seniman musik dan orang kreatif lainnya.

b. Seni Pertunjukkan (Performing)

Kegiatan bidang ini yaitu pertunjukkan seni, memainkan alat musik.

Pekerjaan yang cocok pada bidang ini yaitu Artis, Aktor, dan penyanyi.

c. Penulisan (Writing)

Kegiatan bidang ini yaitu menulis puisi, mempelajari sastra dan puisi, dan

menulis novel atau cerita majalah. Pekerjaan yang cocok pada bidang ini yaitu

wartawan, penulis, dan pustakawan wartawan.

Dapat disimpulkan tipe artistik merupakan idividu yang senang dalam hal

seni dan mampu mengekprsikan perasaannya melalui seni. Karakter pribadi pada

tipe ini kreatif, inovatif, imajinatif, ekspresif. Tipe ini menyukai bidang studi seni

musik, seni budaya, drama, desain grafik dan seni bahasa. Pekerjaan yang cocok

pada tipe ini di bidang seni kriya yaitu perancang busana, pelukis, animatr, editor

foto, musik dan film. Bidang seni pertunjukkan yaitu penyanyi, penari, artis/aktor,

musisi. Sedangkan bidang penulisan yaitu penulis novel, wartawan, sastrawan,

pustakawan.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 46: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

58

4) Sosial (Social)

Tipe sosial secara umum memiliki kencenderungan senang memberikan

informasi dan membantu orang lain, mampu memahami perasaan orang lain,

sehingga dapat dikatakan tipe social memiliki kecenderungan sabar, ramah, murah

hati, membantu, baik, memiliki kemampuan persuasif, bertanggung jawab, mudah

bergaul, bijaksana, mampu memahami orang lain dan lingkungannnya. diri, tidak

fleksibel, hemat, tidak pengertian dan praktis/ tidak berbelit. Menurut Johansson

(2014: 8) dalam tipe ini terbagi ke 3 bidang yaitu:

a. Layanan Komunitas (Community Sevice)

Kegiatan bidang ini yaitu bersama orang-orang dan membantu mereka,

bekerja dengan kelompok pada proyek, membantu seseorang memecahkan masalah

pribadi, dan melakukan sukarelawan. Pekerjaan yang cocok pada bidang ini yaitu

konselor sekolah menengah, pekerja sosial, konselor pernikahan, atau psikolog.

b. Pendidikan (Educating)

Kegiatan bidang ini yaitu membantu individu belajar, terutama di sekolah,

adalah penting minat daerah ini. Memberikan instruksi kepada individu, seperti

mengemudi instruktur, instruktur renang, atau pendidik. Pekerjaan yang cocok pada

bidang ini yaitu sekolah menengah guru, guru sekolah dasar dan menengah,

instruktur perguruan tinggi dan pembantu guru.

c. Pendidikan Anak (Child Care)

Kegiatan bidang ini yaitu berada bersama anak-anak, seperti merawat

mereka, membantu mereka pelajaran mengeja, atau mengarahkan permainan anak-

anak. Pekerjaan yang cocok pada bidang ini yaitu guru taman kanak-kanak, guru

sekolah dasar, perkembangan anak spesialis dan penyedia penitipan anak.

Dapat disimpulkan tipe sosial merupakan individu yang senang dalam

membantu orang lain. Karakter pribadi pada tipe ini hangat, suka menolong, empati,

pendengar yang baik, ramah dan sabar. Tipe ini menyukai bidang studi mengenal

perkembangan anak, mengenal karakter manusia, mempelajari cara memecahkan

permasalahan, IPS, agama, Matematika, IPA, seni budaya, psikologi, PAI.

Pekerjaan yang cocok pada tipe ini di bidang layanan komunitas yaitu pekerja

sosial, ahli agama, psikolog, guru bimbingan dan konseling. Bidang pendidikan

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 47: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

59

yaitu guru SMP/SMA, dosen, pelatih, pengawas pendidikan. Sedangkan bidang

pendidikan anak yaitu guru PAUD, guru SD, guru ABK, guru les privat.

5) Enterprising

Tipe enterprising memiliki kemampuan berbicara dan persuasive yang baik,

namun tidak begitu menyukai hal-hal yang berhubungan dengan sains.Tipe model

ini kecenderungan energik, berjiwa petualang, optimis, menyenangkan, percaya

diri, ambisius, mudah bergaul, mendominasi, ekstrovert dan memiliki keterampilan

bicara yang baik. diri, tidak fleksibel, hemat, tidak pengertian dan praktis/ tidak

berbelit. Menurut Johansson (2014: 8) dalam tipe ini terbagi ke 3 bidang yaitu:

a. Hubungan Masyarakat (Public Speaking)

Kegiatan bidang ini yaitu Berdebat, memimpin diskusi, wawancara, dan

berbicara untuk sudut pandang pribadi. Pekerjaan yang cocok pada bidang ini yaitu

pejabat publik, pemimpin agama, pengacara, dan reporter surat kabar dan lainnya

dalam karier serupa.

b. Bisnis (Business)

Kegiatan bidang ini yaitu mewawancarai orang-orang untuk suatu

pekerjaan. Pekerjaan yang cocok pada bidang ini yaitu menjadi penyelia, manajer,

dan pemimpin adalah kepentingan orang yang suka bertanggung jawab atas bisnis,

organisasi, atau kelompok pekerja.

c. Marketing (Marketing)

Kegiatan bidang ini yaitu kegiatan yang melibatkan penjualan sesuatu

kepada orang termasuk dalam ini daerah. Orang yang suka bersama publik dengan

cara ini menikmati penjualan, membujuk orang untuk membeli sesuatu, dan

mempelajari penjualan dan pemasaran teknik.

Dapat disimpulkan tipe enterprising merupakan individu yang tergolong

paling suka pada kegiatan-kegiatan yang menghendaki manipulasi orang lain guna

mencapai tujuan organisasi atau memperoleh keuntungan ekonomi. Karakter

pribadi pada tipe ini percaya diri, tegas, ambisius, optimis, berani mengambil

resiko. Tipe ini menyukai bidang studi akuntansi, bahasa inggris, bahasa indonesia,

ekonomi, matematika, TIK, PKN. Pekerjaan yang cocok pada tipe ini di bidang

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 48: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

60

hubungan masyarakat yaitu manager hubungan masyarakat, sejarawan, anggota

dewan, pembawa berita. Bidang bisnis yaitu pengusaha baju, pengusaha makanan,

pengusaha travel, pengusaha dealer. Sedangkan bidang marketing yaitu manajer

pemasaran, agen asuransi, manajer pemasaran mibile, pemasaran melalui telepon..

6) Konvensional

Tipe konventional biasanya memiliki rutinitas dan mengikuti standar dan

aturan yang jelas, namun kurang inisiatif dalam memulai hal baru.Tipe model ini

pada umumnya sangat berhati-hati, teliti, defensif, efisien, fleksibel, patuh, tertib,

gigih, praktis, sopan, hemat dan imajinatif. diri, tidak fleksibel, hemat, tidak

pengertian dan praktis/ tidak berbelit. Menurut Johansson (2014: 8) dalam tipe ini

terbagi ke 3 bidang yaitu:

a. Perkantoran (Office Practices)

Kegiatan bidang ini yaitu mengetik surat atau laporan, mengajukan catatan,

dan belajar tugas pembukuan dan kantor. Pekerjaan yang cocok pada bidang ini

yaitu sekretaris, resepsionis, pemegang buku, dan asisten administrasi.

b. Layanan Makanan (Food Service)

Kegiatan bidang ini yaitu mempersiapkan makanan, mencoba resep baru,

bekerja di dapur, dan belajar ekonomi rumah.Pekerjaan yang cocok pada bidang ini

yaitu bekerja di restoran, atau menjadi manajer layanan makanan, katering, atau

manajer restoran.

c. Perhotelan dan Parawisata (Hospitality & Tourism)

Kegiatan bidang ini yaitu Manajemen pemasaran pada sebuah hotel

berbagai persiapan untuk melayani masyarakat mulai dari penginapan, acara

rekreasi makanan lain-lain.

Dapat disimpulkan tipe konvensional merupakan individu yang senang pada

kegiatan-kegiatan yang menghendaki manipulasi data yang bersifat sistematik.

Karakter pribadi pada tipe ini hangat, energik, mampu bekerja sama, kreatif,

percaya diri dan gigih. Tipe ini menyukai bidang studi bahasa indonesia, biologi,

bahasa asing, TIK, matematika, akuntansi, pengetahuan tentang aneka makanan,

mengenal bahan makanan, seni budaya, IPA, dan IPS. Pekerjaan yang cocok pada

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 49: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

61

tipe ini di bidang perkantoran yaitu staf administrasi, sekretaris, pelayanan

pelanggan, teller bank. Bidang layanan makanan yaitu koki, pengusaha catering,

guru tata boga, pembuat roti. Sedangkan bidang Perhotelan dan Parawisata yaitu

manajer hotel, destinasi wisata, pemandu wisata, dan penerima tamu hotel.

2. Kerangka Pikir Pengembangan Skala Pilihan Karier

Teori karier yang dijadikan landasan dalam penelitian ini adalah teori

Holland. Teori Holland dianggap paling sesuai karena pendekatan Holland sangat

memperhatikan gaya perilaku atau tipe kepribadian sebagai pemberi pengaruh

utama dalam pilihan dan perkembangan karier. Holland berasumsi bahwa individu

adalah produk dari bawaan dan lingkungan (Zuker, 2006: 32). Akibatnya

berkembanglah suatu hirarki kebiasaan atau cara-cara yang disenangi untuk

menghadapi tugas-tugas sosial dan lingkungan

Setelah menentukan landasan teori yang akan digunakan, langkah

selanjutnya adalah mengembangkan instrumen pengungkap pilihan karier.

Pengembangan alat ukur itu sendiri menyangkut serangkaian kegiatan yang

berurutan langkah demi langkah dan harus dilakukan secara berturut-turut guna

menghasilkan alat ukur yang dikehendaki dengan mutu yang memadai.

Pengembangan sebuah alat ukur memerlukan beberapa tahapan yang harus

dilewati. Demikian juga dengan pengembangan instrumen pengungkap tipe karier

ini. Ada beberapa tahapan yang harus ditempuh dalam rangka pengembangan

instrumen skala tipe karier. Secara garis besar pengembangan instrumen ini bagi ke

dalam tiga tahapan utama.

1) Tahap pertama

Tahap pertama dalam penelitian dilakukan dengan mengidentifikasi,

memformulasi, dan mengembangkan konsep serta konstruk dasar alat ukur.

2) Tahap kedua

Tahap kedua dari penelitian merupakan tahap uji coba alat ukur yang terdiri

dari uji keterbacaan, penimbangan pakar dan analisis empirik.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 50: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

62

3) Tahap ketiga

Tahap akhir dalam penelitian ini adalah penyusunan format final skala tipe

karier siswa yang baku. Adapun kerangka alur pengembangan skala tipe karier

divisualisasikan dalam bagan 2.2 sebagai berikut.

Bagan 2.2

Kerangka Berfikir Pengembangan Skala Pilihan Karier Siswa

E. Penggunaan Skala Pilihan Karier Dalam Layanan Bimbingan dan

Konseling Karier

Dalam layanan bimbingan karier aspek pemahaman diri (kemampuan dan

minat) merupakan layanan utama (Yusuf & Nurihsan, 2014: 15). Pemahaman diri

dapat diartikan sebagai suatu keadaan di mana siswa dapat secara mandiri mengenal

berbagai aspek mengenai dirinya dengan jelas, nalar dan logis. Dikatakan secara

Perumusan Konseptual

Skala Pilihan Karir

Perumusan Konstruk

dan Blue Print

Skala Pilihan karir

Penyusunan kisi-kisi

dan Indikator

Uji Coba Item

Pengujian

Reliabilitas Pengujian

Validitas

Revisi

Revisi dan

Finalisasi

Format Final

TAHAP I

TAHAP II

TAHAP III

Pembuatan Draf

Skala Pilihan Karir

Uji Keterbacaan Uji Pakar

Penyusunan Manual

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 51: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

63

mandiri itu berarti bahwa siswa dapat memahami dirinya secara sadar dan diterima

oleh dirinya sendiri.

Dengan pemahaman diri yang baik siswa dapat mengarahkan diri, dan

membuat keputusan secara tepat dalam mewujudkan dirinya secara optimal. Seperti

diketahui tidak setiap orang mampu untuk mengenal dan memahami gambaran

tentang dirinya atau dengan mudah mengenal berbagai aspek dalam dirinya.

Demikian juga para siswa SMP/MTS dan SMA/MA banyak yang belum mampu

untuk mengenal aspek-aspek dalam dirinya. Dengan demikian pemahaman siswa

terhadap dirinya akan membantu mereka memilih suatu tindakan secara tepat, baik

dalam kegiatan belajar, memilih program jurusan, memilih pendidikan lanjutan,

memilih teman, memilih lapangan kerja dan sebagainya.

Maka dari itu dalam pelaksanaan bimbingan karier di sekolah terutama

sekali dalam aspek pemahaman diri, penggunaan suatu alat ukur memberikan

kontribusi yang sangat berharga dalam membantu siswa mengenal kemampuan,

potensi, bakat, minat, kepribadian, dan prestasinya. Dengan memahami secara jelas

bakat, kemampuan, potensi, minat, kepribadian, dan prestasinya mereka akan dapat

secara jelas memahami kekuatan (kelebihan) dan kelemahan (kekurangan) dirinya

sendiri. Dengan memahami secara jelas kekuatan dan kelemahan dirinya ini,

mereka akan menggunakan sebagai dasar dalam pembuatan perencanaan dan

keputusan kariernya di masa depan. Adapun secara khusus tujuan penggunaan alat

ukur dalam kegiatan bimbingan karier adalah sebagai berikut (Sukardi, 1997: 8):

1. Agar siswa mampu mengenal aspek-aspek dirinya (kemampuan, potensi, bakat,

minat, kepribadian, sikap dan sebagainya).

2. Dengan mengenal aspek-aspek dirinya diharapkan siswa dapat menerima

keadaan dirinya secara lebih objektif

3. Membantu siswa untuk mampu mengemukakan berbagai aspek dalam dirinya

4. Membantu siswa untuk dapat mengelola informasi dirinya.

5. Membantu siswa agar dapat menggunakan informasi dirinya sebagai dasar

perencanaan dan pembuatan keputusan masa depan.

Asesmen merupakan istilah umum yang digunakan oleh konselor untuk

memahami karakteritik individu sehingga menggambarkan penilaian (Hays, 2013:

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 52: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

64

4). Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh

peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi

sistematis dan dapat dipermudah olehnya (Arikunto, 2000:134). Sedangkan

menurut Suryabrata (2008:52) berpendapat bahwa pengertian instrumen adalah

sebagai perangkat untuk mengukur hasil belajar siswa yang mencakup hasil belajar

dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Instrumen alat yang digunakan untuk

merekam-pada umumnya secara kuantitatif-keadaan dan aktivitas atribut-atribut

psikologis. Atibut-atribut psikologis itu secara teknis biasanya digolongkan

menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif.

Instrumen merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data dengan cara melakukan pengukuran dan instrumen memegang

peranan yang sangat penting dalam menentukan mutu suatu penelitian. Karena

validitas atau kesahihan data yang diperoleh akan sangat ditentukan oleh kualitas

atau validitas instrumen yang digunakan, di samping prosedur pengumpulan data

yang ditempuh (Nurulfa, 2018: 8). Asesmen karier digunakkan untuk proses

pengembangan karier yang berorientasi pada proses kesiapan karier, perencanaan

karier, pilihan karier dan kematangan karier (Hays, 2013: 5). Strategi alat ukur

psikologis atau instrumen, agar dapat membantu siswa secara optimal dalam

pemilihan karier masa depannya. Sebuah alat ukur dalam kegiatan bimbingan dan

konseling sangat dibutuhkan karena alat ukur merupakan langkah awal untuk

kegiatan bimbingan dan konseling.

Pengembangan alat ukur merupakan kegiatan pengembangan terhadap

konseptual teoritik yang disusun sesuai dengan konstruk dengan tujuan untuk

menghasilkan sebuah instrumen baku yang mengacu kepada teknik-teknik yang

sudah ditetapkan oleh para pakar secara bertahap dan proporsional. Pengembangan

instrumen membutuhkan teori yang kuat untuk mendasari sebuah konstruk terhadap

fenomena yang akan diukur, bagi lahirnya instrumen yang baik dan relevan.

Instrumentasi bimbingan dan konseling merupakan kegiatan pendukung bimbingan

dan konseling untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik

(klien), keterangan tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan yang lebih

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 53: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

65

luas, yang dilaksanakan dengan berbagai instrument, baik tes maupun non tes

(Salahudin, 2012: 140).

Secara umum tujuan instrumentasi adalah diperolehnya data hasil

pengukuran terhadap kondisi tertentu klien. Secara khusus pelaksanaan kegiatan

aplikasi istrumentasi lebih kearah fungsi pemahaman. Dengan menggunakan

aplikasi instrumen ini, mempermudah Guru Bimbingan dan Konseling di

SMP/MTs dan SMA/MA untuk melakukan asesmen karier yang otomatis sudah di

interpretasikan hasil datanya sesuai dengan minat dan sesuai dengan kepribadianya

memilih dan mencocokan pekerjaan yang cocok dengan individu tersebut.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa instrumentasi

merupakan salah satu kegiatan pendukung dalam layanan Bimbingan dan

Konseling yang digunakan sebagai upaya untuk mengungkapkan data dan

keterangan siswa dengan menggunakan alat ukur atau instrumen tertentu.

Penggunaan alat ukur dalam proses kegiatan bimbingan dan konseling

sendiri sudah tergambar dengan jelas. Posisi skala pilihan karier sebagai alat ukur

dalam kerangka kerja bimbingan dan konseling digunakan sebagai asesmen

perkembangan konseli. Untuk lebih jelasnya posisi skala pilihan karier dalam

kerangka kerja utuh bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 54: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

66

Asesmen

Lingkungan

Harapan dan

Kondisi Lingkungan

Komponen

Program

Strategi

Pelayanan

Pelayanan Dasar

Pelayanan

Responsif

Perencanaan

Individual

Dukungan

Sistem

Bimbingan Klasikal

Pelayanan Orientasi

Pelayanan Informasi

Bimbingan Kelompok

Pelayanan Pengumpulan

data

Konseling Individual dan

Kelompok

Referal

Kolaborasi dengan Guru

Kolaborasi dengan Orang

tua

Kolaborasi dengan ahli lain

Konsultasi

Bimbingan Teman Sebaya

Konferensi Kasus

Kunjungan Rumah

Akses Informasi dan

Teknologi

Pengembangan Profesi

Manajemen Program

Riset dan Pengembangan

Perangkat Tugas

Perkembangan/

Kompetensi/keca

kapan hidup,

nilai dan moral

peserta didik

Tataran hidup

Bimbingan dan

Konseling

(Penyadaran,

Akomodasi,

Tindakan)

Permasalahan

yang perlu

Asesmen Perkembangan

Konseli

Harapan dan

Kondisi Konseli

Bagan 2.3

Kerangka Kerja Utuh Bimbingan dan Konseling

Sumber: Depdiknas (2008: 219)

Mengacu pada kerangka kerangka kerja bimbingan dan konseling asesemen dalam

kerangka kerja bimbingan dan konseling memiliki kedudukan strategis, karena

posisi sebagai dasar dalam perencanaan program bimbingan dan konseling yang

sesuai kebutuhan, dimana kesesuaian program dan gambaran kondisi konseli dan

kondisi lingkungannya dapat mendorong pencapaian tujuan layanan bimbingan dan

konseling. Kedudukan asesmen dalam pelaksanaan pekerjaan konselor profesional

meliputi: (1). Kedudukan asesmen dalam penyusunan program kerja bimbingan dan

konseling (2). Kedudukan asesmen dalam pemahaman diri siswa (3) Kedudukan

asesmen dalam penetapan layanan bimbingan dan konseling. dan (4) Kedudukan

asesmen dalam peminatan siswa.

Skala Pilihan Karir

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 55: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

67

Pelayanan bimbingan dan konseling pada dasarnya bertujuan agar konseli

dapat: (1) merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta

kehidupannya di masa yang akan datang, (2) mengembangkan seluruh potensi dan

kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin, (3) menyesuaikan diri dengan

lingkungan pendidikan, masyarakat serta lingkungannya, (4) mengatasi hambatan

dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan

pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

Guna mencapai tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan kesempatan

untuk: (1) mengenal dan memahami potensi, kekuatan dan tugas-tugas

perkembangannya, (2) mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di

lingkungannya, (3) mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta

rencana pencapaian tujuan tersebut, (4) memahami dan mengatasi kesulitan-

kesulitan sendiri, (5) menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya,

lembaga tempat bekerja dan masyarakat, (6) menyesuaikan diri dengan keadaan

dan tuntutan dari lingkungannya, (7) mengembangkan segala potensi dan kekuatan

yang dimilikinya secara optimal.

Alat ukur skala pilihan karier sebagai salah satu media asesmen

perkembangan konseli dalam mencapai tujuan layanan bimbingan dan konseling.

Kebutuhan akan alat ukur skala pilihan karier yang dapat dipergunakan sebagai alat

bantu bagi para Guru Bimbingan dan Konseling untuk digunakan sebagai langkah

awal mengumpulkan informasi tentang siswa, terutama kesesuaian antara

karakteristik individu dengan karakteristik pekerjaan yang diinginkan, selain itu

alat ukur skala pilihan karier digunakan sebagai alat bantu untuk dapat memberikan

layanan bimbingan dan konseling karier agar dapat memudahkan siswa dalam

mengambil keputusan pilihan karier ataupun masalah-masalah yang dihadapi

terkait karier.. Penggunaan skala pilihan karier dapat menggambarkan harapan

terhadap pilihan karier dan kondisi siswa sehingga dapat membantu proses layanan

bimbingan dan konseling terutama dalam bidang karier.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id

Page 56: BAB II PENGEMBANGAN ALAT UKUR SKALA PILIHAN KARIER ...repository.umtas.ac.id/20/4/9. BAB 2.pdf · A. Pengembangan Alat Ukur 1. Konsep Pengembangan Alat Ukur Alat ukur merupakan alat

68

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

--

www.lib.umtas.ac.id