8
  TUGAS S2 HERBAL MK F ARMAKOGNOSI ALKALOID “PELLETIERINE” Nurul Qamariah (1206179965 ) Li quid al kaloids: Pelleti erine (utama), isopel letierin e, dan methy lpelleti erine, diisolasi pada tahun 1878 dan diberi nama oleh kimiawan Perancis Pelletier [! 1 !raia" #a"a ma" D$%&ri'%i #a"ama" Alkaloid Pelletierine (Punica granatum L)Pae !

Alkaloid NURUL Q

Embed Size (px)

DESCRIPTION

farmasi

Citation preview

tugas s2 herbal mk farmakognosi

tugas s2 herbal mk farmakognosiNovember 27, 2012

ALKALOID PELLETIERINENurul Qamariah (1206179965)

Liquid alkaloids: Pelletierine (utama), isopelletierine, dan methylpelletierine, diisolasi pada tahun 1878 dan diberi nama oleh kimiawan Perancis Pelletier [2]

1. Uraian tanamanDeskripsi tanaman : Habitus berupa semak atau pohon kecil, tinggi 5 m, percabangan banyak, lemah dan berduri pada ketiak daunnya. Daun berkelompok, seolah-olah cabang terbagi-bagi dalam buku-buku; bentuk daun lonjong sampai lanset, pangkalnya lancip dan ujungnya tumpul, lokos, panjang 1-9 cm, lebar 0,5-2,5cm, tangkai daun pendek sekali. Perbungaan : bunga keluar di ketiak daun yang paling atas atau di ujung ranting, biasanya terdapat 1-5 bunga; kelopak bunga berbentuk tabung bergigi dalam, warna merah atau kuning muda, panjangnya 2-3 cm; helaian mahkota bunga berbentuk bundar atau lonjong, berwarna merah atau putih; panjang tangkai putik sampai 1,25 cm. Buah bentuknya bulat dengan diameter 5-12 cm, warnanya beragam: hijau keunguan, putih, coklat kemerahan atau ungu kehitaman. Bijinya banyak, susunannya tidak beraturan, warnanya merah, merah jambu, atau putih. Masa berbunganya sepanjang tahun. [1]

Spesies : Punica granatum L pomegranate Genus: Punica L pomegranateFamily: Punicaceae pomegranate family [3]

2. Deskripsi SimplisiaKulit Batang Delima (Granati Cortex)Kulit batang delima adalah kulitPunica graatum L., sukuPunicaceae[4]Pemerian.Bau lemah, rasa agak kelat. [4]Makroskopik.Potongan kulit, agak tergulung pada kedua sisinya, pada permukaan luar terdapat lapisan gabus tipis, warna coklat kehitaman dan sukar dikelupas, permukaan dalam berwarna coklat muda; mudah dipatahkan, bekas patahan berwarna coklat muda.[4]

Mikroskopik.Pada penampang melintang kulit tampak jaringan gabus yang terdiri dari beberapa lapis sel dengan penebalan bentuk U. Korteks terdiri dari parenkim dengan sel berdinding tipis, berisi bulir pati; sel idioblas zat samak berbentuk bulat panjang dan lebih besar dari sel parenkim. Floem terdiri dari pembuluh tapis, parenkim floem dengan ukuran sel lebih kecil dari parenkim korteks dan berisi hablur kalsium oksalat berbentuk roset, berderet-deret, dan juga berisi butir pati; jari-jari empulur terdiri dari 1 baris sel. Serbuk berwarna kuning kotor. Fragmen peng enal adalah jaringan gabuus dengan penebalan bentuk U, dinding bernoktah, sel sekresi berisi zat berwarna kuning dan zat samak; parenkim dengan hablur kalsium oksalat berbentuk roset, berderet-deret; tampak pula hablur dan butir pati yang lepas [4]Kadar abu. Tidak lebih dari 6%.[4]Kadar abu yang tidak larut asam.Tidak lebih dari 1% [4]Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 20%. [4]Kadar sari yang larut dalam etanol.Tidak kurang dari 13%. [4]Bahan organik asing.Tidak lebih dari 2%. [4]Penyimpanan. Dalam wadah tertutup. [4]Isi.Akaloid, tannin, gula. [4]Penggunaan.Pengelat (astringen). [4]

3. Struktur IntiAlkaloid yang terkandung pada kulit batang delima: [4, 5,6,7,8,9,10,11,13, 15,16,17,18,19,20,21,22] PelletierineN-MethylisopelletierinePseudopelletierine

Struktur inti alkaloid tersebut adalah Piridine-Piperidine, mempunyai satu cincin karbon mengandung 1 atom nitrogen :

PiridinePiperidine

4. Khasiat preklinis Antimikroba Ekstrak air dan etanol 95% dari kulit kayu delima memiliki aktivitas lemah in vitro terhadap Bacillus cereus, Enterococcus faecalis, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus pada konsentrasi 25,0 mg / well [4, 12]Ramuan dari simplisia menghambat pertumbuhan Trichophyton tonsurans, T. rubrum, T. simii, Trichosporon beigelii, Microsporum fulvum, M. gypseum dan Candida albicans ketika ditambahkan ke medium nutrient pada konsentrasi 5% (21). [4] Obat cacing dan molluscicidal Uji utama menunjukkan rebusan akar delima (Punica garanatum L) dengan konsentrasi 50%, 25% dan 12,5% memiliki daya antihelmintik secara in vitro dan mempunyai LC50 sebesar 8.45% dan LC 90 sebesar 19.19%. Lethal time 50 (LT 50) konsentrasi 50%, 25% dan 12,5% adalah 164,80 menit, 198,34 menit dan 247,40 menit. Lethal time 90 (LT 90) konsentrasi 50%, 25% dan 12,5% adalah 317,13 menit, 353,68 menit dan 469,21 menit. [11]Pelletierine, konstituen alkaloid dari kulit kayu, aktif melawan cacing pita (Taenia solium), tetapi tidak aktif terhadap parasit usus lainnya [4]. Pada konsentrasi 1:10.000, hidroklorida pelletierine membunuh cacing pita dalam 5-10 menit [4] Alkaloid ini bertindak dengan menyebabkan cacing pita untuk melepaskan cengkeramannya pada dinding usus sehingga memungkinkan untuk diusir oleh cathartics. Kegiatan molluscicidal dari simplisia terhadap siput Lymnaea acuminata ditemukan to be both time dan dose-dependent. Ekstrak etanol dari kulit kayu itu efektif dalam membunuh hewan uji, dalam 24 jam dengan konsentrasi mematikan 22.42 mg/liter [23]Ekstrak ini tidak beracun untuk ikan, Colisa fasciatus, yang berbagi habitat yang sama dengan siput. [23]Air rebusan akar delima berpengaruh signifikan terhadap mortalitas A. suum Goesze. setelah 48 jam pemaparan, pada konsentrasi 64,68% dan ciri cacing yang mati memiliki tubuh yang lunak dan kutikula yang transparan. [14] Antiuraemic aktivitasRebusan kulit kayu delima dalam air, dengan dosis sekitar 150.0 mg / kg berat badan (bb), mencegah kasein / induksi adenine gagal ginjal pada tikus. [4]

5. MekanismeAlkaloid pelletierine bertindak dengan menyebabkan cacing pita untuk melepaskan cengkeramannya pada dinding usus sehingga memungkinkan untuk diusir oleh cathartics. [4] IndikasiDapat membantu mengatasi keputihan [12] Kontra indikasiHipersensitivitas atau alergi terhadap kulit [4]. Reaksi yang tidak dikehendakiDapat menyebabkan pusing, mydriasis, sakit kepala, vertigo yang parah, muntah, lesu, kolaps dan kematian dimungkinkan karena kandungan alkaloid. [4]Konsumsi pada manusia lebih dari 80,0 g obat dapat menyebabkan muntah parah dengan darah, pusing, tremor demam, dan keruntuhan. Setelah 10 jam untuk 3 hari kebutaan sementara bisa terjadi, yang biasanya sembuh setelah beberapa minggu. Menelan pelletierine dapat menyebabkan gangguan visual dengan mydriasis (dilatasi pupil), pusing dan sakit kepala, serta tahan lama anestesi atau mengantuk. Selanjutnya gejala overdosis termasuk kolik, keringat dingin, pusing, sakit kepala, kram otot, kelemahan atau kelumpuhan ekstremitas bawah, mual, jantung dan keruntuhan pernapasan. [4]Toksikologi : Pada hewan percobaan, intragastrik dosis sangat besar (tidak disebutkan) alkaloid terisolasi dari kulit menyebabkan gangguan pernapasan dan kematian. Punicalagin telah dilaporkan menjadi racun bagi ternak dan tikus. Toksisitas kronis punicalagin pada tikus. [4]

6. Pustaka[1] Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Acuan Sediaan Herbal Volume ke 6 edisi I. Badan POM RI, 2011.

[2] Atallah F. Ahmed, PhD. Plant Alkaloids (PPT).

[3] www.plants.usda.gov

[4] World Health Organization. WHO monographs on selected medicinal plants. Vol. 4. WHO Library Cataloguing-in-Publication Data.

[5] Rufen Wang, Yi Ding, Ruining Liu, Lan Xiang dan Lijun Du. Pomegranate : Constituents, Bioactivities and Pharmacokinetics. Fruit, Vegetable and Cereal Science and Biotechnology Global Science Books. 2010

[6] Adel A. A*, Khalid M. A dan Ayaad W. A. Extraction of Pelletierine from Punica granatum L.by Liquid Membrane Technique and Modelling. Iraqi Journal of Chemical and Petroleum Engineering Vol.13 No.1 (March 2012) 1- 9

[7] A. Sharaf, M, B. E. Fayez dan S. A. R. Negm. Pharmacological Properties of Punica Granatum L. Research Units of Pharmacology and Natural Products, National Research Centre, Cairo, U.A.R.

[8] Majekodunmi O, Suad K, Al Burtomani dan Yoshio T. from Punica granatum Seed OilMonoacylglycerol from Punica granatum Seed Oil. Journal Agric. Food Chem. 2002, 50, 357-360

[9] John Lloyd. Punica Granatum. Reprinted From The Western Druggist, Chicago, May, 1897

[10] M. F. Keogh dan D. G. O'Donovan. Biosynthesis of some Alkaloids of Punica granatum and Withania somnifera. Chemistry Department, University College, Cork, Ireland. 1970

[11] Anonim. Daya Antihelmintik Rebusan Akar Delima (Punica Granatum L) Terhadap Cacing Tambang Anjing In Vitro. Universitas Islam Indonesia

[12] Anonim, Daya Antibakteri Infusum Kulit Buah Delima (Punica Granatum L.) Terhadap Streptococcus viridans Secara In Vitr. Universitas Airlangga

[13] Hamid R, Mohammad A dan Seyed N. O. A Comprehensive Review of Punica granatum (Pomegranate) Properties in Toxicological, Pharmacological, Cellular and Molecular Biology Researches. Iranian Journal of Pharmaceutical Research (2012), 11 (2): 385-400

[14] Bayu S, Raharjo dan Nur D. Pengaruh Pemberian Air Rebusan Akar Delima (Punica granatum L.) terhadap Mortalitas Ascaris suum Goesze. secara In Vitro. Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Surabaya

[15] Julie Jurenka, MT. Therapeutic Applications of Pomegranate (Punica granatum L.): A Review. Alternative Medicine Review Volume 13, Number 2 2008

[16] Hamid R, Mohammad A dan Seyed N. Punica garnatum (Pomegranate) Properties in View of Toxicology

[17] Ephraim P, Lansky dan Robert A. Punica granatum (Pomegranate) and Its Potential For Prevention and Treatment of Inflammation and Cancer. JEP-4386; No. of Pages 30

[18] Elzbieta & Hans Brand. Alkaloids.

[19] Anonim. Alkaloids PPT

[20] Sharrif M dan Mohammad. Pomegranate Useful Fruit. Advances in Environmental Biology, 5(13): 3938-3941, 2011

[21] Sharrif M and Hamed H. Chemical Composition of The Plant Punica granatum L. (Pomegranate) and Its Effect On Heart and Cancer. Journal of Medicinal Plants Research Vol. 6(40), pp. 5306-5310, 17 October, 2012

[22] Chaturvedula V. S. P dan Indra P. Bioactive Chemical Constituents from Pomegranate (Punica granatum) Juice, Seed and Peel-A Review. International Journal of Research in Chemistry and Environment Vol. 1 Issue 1 July 2011(1-18)

[23] S.M. Tripathi dan D.K. Singh. Molluscicidal activity of Punica granatum bark and Canna indica root. Brazilian Journal of Medical and Biological Research (2000) 33: 1351-1355

Alkaloid Pelletierine (Punica granatum L)Page 5