17
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi manusia, sehingga ketersediaan pangan perlu mendapat perhatian yang serius baik kuantitas maupun kualitasnya. Perhatian pemerintah terhadap ketersediaan pangan diimplementasikan melalui program ketahanan pangan, agar masyarakat mem-peroleh pangan dalam jumlah yang cukup, aman, bergizi, sehat, dan halal untuk dikonsumsi Susu adalah bahan pangan yang berasal dari sekresi kelenjar ambing pada hewan mamalia (sapi, kambing, kerbau, dan kuda) serta mengandung protein, lemak, laktosa, mineral, dan vitamin. Susu memiliki kandungan gizi yang tinggi dan merupakan bahan makanan sempurna, karena mengandung hampir semua zat gizi yang diperlukan tubuh manusia dalam jumlah yang cukup dan seimbang, yaitu 1 bagian karbohidrat, 17 asam lemak, 11 asam amino, 16 vitamin, dan 21 mineral. Oleh karena itu, susu dapat dijadikan pilihan pertama untuk dikonsumsi bagi penderita gizi buruk. Ketersediaan susu perlu diperhatikan untuk memenuhi angka kecukupan gizi yang dianjurkan Ambing merupakan alat penghasil susu pada sapi yang dilengkapi suatu saluran ke bagian luar yang disebut puting.

Ambing Sapi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Mata kuliah ....

Citation preview

BAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi manusia, sehingga ketersediaan pangan perlu mendapat perhatian yang serius baik kuantitas maupun kualitasnya. Perhatian pemerintah terhadap ketersediaan pangan diimplementasikan melalui program ketahanan pangan, agar masyarakat mem-peroleh pangan dalam jumlah yang cukup, aman, bergizi, sehat, dan halal untuk dikonsumsiSusu adalah bahan pangan yang berasal dari sekresi kelenjar ambing pada hewan mamalia (sapi, kambing, kerbau, dan kuda) serta mengandung protein, lemak, laktosa, mineral, dan vitamin. Susu memiliki kandungan gizi yang tinggi dan merupakan bahan makanan sempurna, karena mengandung hampir semua zat gizi yang diperlukan tubuh manusia dalam jumlah yang cukup dan seimbang, yaitu 1 bagian karbohidrat, 17 asam lemak, 11 asam amino, 16 vitamin, dan 21 mineral. Oleh karena itu, susu dapat dijadikan pilihan pertama untuk dikonsumsi bagi penderita gizi buruk. Ketersediaan susu perlu diperhatikan untuk memenuhi angka kecukupan gizi yang dianjurkanAmbing merupakan alat penghasil susu pada sapi yang dilengkapi suatu saluran ke bagian luar yang disebut puting. Pada puting ini akan mengeluarkan susu sewaktu diperah. Ambing memiliki lubang puting yang tidak tertutup dan cenderung basah. Hal ini sangat memungkinkan bakteri dapat tumbuh sampai ke dalam putting. Ambing pada sapi sebenarnya merupakan gabungan dari empat kelenjar susu, menjadi suatu bangunan yang merupakan ambing kanan dan kiri. Ambing merupakan kelenjar kulit yang diliputi oleh bulu atau rambut. Berat ambing sapi tergantung pada umur, masa laktasi, banyaknya susu dalam ambing dan faktor genetisAmbingjuga sangat perlu diperhatikandan dirawat denganbaik agar tidakterjangkit mastitis yang dapaat mengurangi produksi sapi tersebut dalam satu ambing sapi dibagi menjadi empat bagian yaitu bagian depan kanan, depan kiri,belakang kanan dan belakang kiri dan masing masing memiliki kemampuan menampung susu yang berbeda beda karena susu sapi perah menyerupai perahudan lebih besar bagian belakang, sehingga produksi susu ambing belakang lebih tinggidibandingkanpoduksiambing depansehinggaterlihat ambing bagian belakang lebihbesardanpersentasi penampungannya yaitu 60% belakang berbanding 40% depan, untuk mengetahuihaltersebutlebihlanjutmaka perlu dilakukan praktikum tentang sapi perah cara pemerahannya dan pengamatanproduksi susu perkuartir nya untuk menjelaskan hasil kuliah dikelas1.2 TujuanUntuk mengetahui pengaruh ambing sapi perah terhadap produksi susu sapi perah yang dihasilkan.1.3 ManfaatDapat mengetahui pengaruh ambing sapi perah terhadap produksi susu sapi perah yang dihasilkan.

BAB 2PEMBAHASAN2.1SusuSusu merupakan minuman bergizi tinggi yang dihasilkan ternak perah menyusui, seperti sapi perah, kambing perah, atau bahkan kerbau perah. Susu sangat mudah rusak dan tidak tahan lama di simpan kecuali telah mengalami perlakuan khusus. Susu segar yang dibiarkan di kanda ng selama beberapa waktu, maka lemak susu akan menggumpal di permukaan berupa krim susu, kemudian bakteri perusak susu yang bertebaran di udara kandang, yang berasal dari sapi masuk ke dalam susu dan berkembang biak dengan cepat. Oleh bakteri, gula susu di ubah menjadi asam yang mengakibatkan susu berubah rasa menjadi asam. Lama kelamaan susu yang demikian itu sudah rusak. Kombinasi oleh bakteri pada susu dapat berasal dari sapi, udara, lingkungan, manusia yang bertugas, atau peralatan yang digunakan.Susu juga bisa terkontaminasi oleh mikroorganisme penyebab penyakit menular pada manusia seperti tuberculosis , difteri, dan tifus . Oleh karena itu, susu harus ditangani secara baik dan memenuhi syarat - syarat kualitas dari pemerintah. Dalam melindungi konsumen susu, pemerintah dalam hal ini Dinas Peternakan, selalu mengadakan pengawasan peredaran susu, kesehatan sapi perah dan ternak perah, petugas yang terlibat pada penanganan susu, dan bahan maka nan ternak.2.1.1Komposisi SusuSusu mempunyai tiga komponen karakteristik yaitu : laktosa, kasein, dan lemak susu, disamping itu mengandung bahan-bahan lainnya misalnya air, mineral, dan vitamin. Banyaknya tiap-tiap bahan dalam susu berbeda-beda tergantung spesies ternak, sedangkan komposisi dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan Susunan zat gizi air susu adalah sebagai berikut : a. Air : Air yang terkandung dalam susu bervariasi antara 82 sampai 89 persen dengan kandungan rata-rata 87 persenb. Material dalam lipida Lemak : Bervariasi antara 3 sampai 6 persen. Di dalam susu, lemak berdispersi dalam bentuk butiran-butiran (globula) kecil dan terjadi emulsi antara lemak dengan air. Globula ini berukuran antara 0,5 sampai 20 mikron dengan rata-rata 3 mikron. Setiap tetes susu disinyalir mengandung 100 juta globula lemak. Besarnya globula ini sangat penting pada proses pemisahan lemak dari susu pada waktu proses churning (pemisahan lemak dari susu pada saat pembuatan mentega). Fosfatida. Sebagian besar dari fosfatida adalah trigliserida dari asam lemak berantai panjang yang berikatan dengan asam fosfat dan senyawa yang mengandung nitrogen (N) yaitu choline. Choline ini merupakan bagian dari vitamin B kompleks dan sangat esensial untuk metabolisme lemak, kolesterol, dan untuk pertumbuhan. Sphingomyelin kecil jumlahnya dalam susu. Lecithin. Lecithin merupakan fosfolipida utama yang terdapat dalam susu. Lesitin ini dijumpai pula di dalam kuning telur, jaringan syaraf hewan, dan hampir semua sayuran terutama kedelai. Susu mengandung 0,03 persen fosfolipida terutama lesitin, sphigomyelin, dan cephalin. Bagian dari lemak susu yang tidak tersabun. Jika lemak disabun dan sabun yang terjadi diekstraksi dengan ether, maka bahan yang tidak di dalam ether merupakan bagian lemak yang tidak tersabun, karena sabun itu sendiri tidak larut dalam ether. Pada lemak susu bahan-bahan yang tidak tersabun sebagian besar terdiri atas sterol. Sterol utama yang etrdapat dalam susu adalah cholesterol. Sterol ini dijumpai dalam jaringan-jaringan tubuh terutama otak dan syaraf. Susu mengandung 0,015 persen cholesterol. Vitamin A. Vitamin A yang terdapat dalam susu berasal dari bagian yang tidak tersabun dari lemak susu. Vitamin A dan karotenoid susu nampaknya terkonsentrasi pada permukaan globula lemak dan banyaknya mempunyai hubungan dengan ukuran globula. Susu yang dihasilkan pada musim panas atau pada saat padang penggembalaan banyak mengandung rumput hijau akanlebih banyak mengandung vitamin A dibandingkan dengan susu yang dihasilkan pada musim-musim dimana hijauan kurang produksinya, karena lebih banyak karoten yang terdapat di dalam hijauan akibatnya akan lebih banyak pula kemungkinannya ditransfer menjadi vitamin A dalam susu. Banyaknya karoten di dalam susu adalah 0,03 persen. Vitamin D. Vitamin D yang terdapat di dalam susu adalah vitamin D2, yang berasal dari ergosterol dalam makanan, dan vit D3 yang merupakan derivate dari 7-dehidrokolesterol, yang dihasilkan dari penyinaran ultraviolet sinar matahari. Kolostrum megandung 3 sampai 10 kali lebih banyak vitamin D dibandingkan susu normal. Vitamin E dan K. Vitamin E yang terdapat pada susu dalam bentuk -tocopherol. Kolostrum mengandung 2,5 sampai 7 kali lebih banyak tocopherol dibandingkan dengan susu normal. Fungsi yang tepat dari vitamin E dalam susu belum diketahui dengan jelas, diduga vitamin E bertindak sebagai antioksidan dalam lemak susu.Susu relatif sedikit mengandung vitamin K. Tidak seperti vitamin lainnya yang larut dalam lemak, konsentrasinya dalam susu tidak dipengaruhi oleh kandungan di dalam ransum karena sejumlah besar vitamin K dapat disintesa di dalam rumen.c. ProteinAda tiga macam protein utama susu, yaitu : kasein, laktalbumin, dan laktoglobulin. Kasein. Kasein merupakan 80 persen dari protein total dalam susu. Selain mengandung asam-asam amino, kasein mengandung pula fosfor,dan terdapat dalam susu sebagai garam-garam kalsium yang dikenal dengan Ca-kaseinat. Kasein terdiri atas alpha, beta, gamma, dan kappa kasein. Bila pH susu 4,6 4,7; maka kasein akan dipresipitasikan/diendapkan. Laktalbumin. Laktalbumin terdiri atas sekelompok protein-protein tertentu yang mempunyai sifat-sifat kimia dan fisik hampir bersaman. Protein-protein itu adalah -laktoglobulin, -laktalbumin, dan albumin serum darah. Seperti kasein, protein ini merupakan koloid dalam susu. Perbedaannya dengan kasein yaitu bahwa laktalbumin mudah mengendap bila dipanaskan, tetapi tidak menggumpal oleh rennin dan asam, juga tidak mengandung fosfor tetapi mengandung sulfur yang terdapat dalam asam amino cystein, serta sangat banyak mengandung tryptophan. Laktoglobulin. Kelompok protein ini terdiri atas euglobin dan immunoglobulin yang terdapat dalam jumlah 0,1 persen dari susu normal. Laktoglobulin terdapat dalam jumlah yang sangat besar dalam kolostrum. Immunoglobulin berguna sebagai antibodi. Laktoglobulin mudah dikoagulasi oleh panas dan tidak menggumpal oleh asam dan rennind. Kerbohidrat : Karbohidrat utama dalam susu adalah laktosa yang terdapat dalam bentuk dan . Kadarnya dalam susu adalah 4,8 %.e. Mineral Susu : Dua buah mineral yang paling penting adalah Kalsium (Ca) sebanyak 0,12 % dan Fosfor (P) sebanyak 0,10 %.f. Vitamin- Vitaming. Non Protein Nitrogen: Non protein nitrogen (NPN) tedapat dalam jumlah yang sangat kecil (trace), yang mungkin terbentuk sebagai hasil metabolisme nitrogen dalam tubuh sapi dan dalam sintesis susu yang merupakan by-product atau residu. NPN yang dijumpai dalam susu, adalah ammonia, urea, kreatinin, metil guanidine, asam urat, adenin, guanin, hipoxantin, asam orotik, asam hipurat, dan indikanh. Lain-lain : Di dalam susu terdapat gas-gas CO2, O2, dan N2. Terdapat pula unidentified esters dari phosphoric acid.i. Enzim-enzim yang terdapat dalam susu : Enzim-enzim yang terdapat dalam susu antara lain katalase, peroksidase, xanthin oksidase, fosfatase, aldolase, amilase ( dan ), lipase, esterase, protease, karbonik anhidrase, dan selolase.2.2 Ambing Ambing/kelenjar susu sapi terdiri dari empat (4) bagian terpisah. Bagian kiri dan kanan terpisah jelas, bagian ini dipisahkan oleh sulcus yang berjalan longitudinal yang disebut sulcus intermammaria. Kuartir depan dan belakang jarang memperlihatkan batas yang jelas. Jika dilihat dari samping, dasar ambing sebaiknya rata, membesar ke depan dan melekat kuat ke dinding tubuh perut. Pertautan pada bagian belakang sebaiknya tinggi dan lebar, dan tiap kuartir sebaiknya simetris. Gambaran eksternal ini memberi arti produktivitas seumur hidup dan merupakan kriteria penting yang digunakan untuk menilai sapi perah pada pameran ternak dan penilaian klasifikasi bangsa.Berat ambing tergantung umur, masa laktasi, banyaknya susu di dalam ambing, dan faktor genetik. Beratnya berkisar antara 11,35 27,00 kg atau lebih tidak termasuk susu. Kapasitas ambing adalah 30,5 kg. Berat dan kapasitasnya naik sesuai dengan bertambahnya umur. Setelah sapi mencapai umur 6 tahun berat dan kapasitas ambing tidak naik lagi. Terbesar kapasitasnya pada laktasi yang kedua dan ketiga. Normalnya, kuartir belakang lebih besar dari kuartir depan dan menghasilkan susu sekitar 60 persen produksi susu sehari.Susu dari tiap kelenjar disalurkan ke luar melalui puting, puting susu berbentuk silindris atau kerucut yang berujung tumpul. Puting susu belakang biasanya lebih pendek dibandingkan puting susu depan. Bila menggunakan mesin perah putting susu yang pendek lebih menguntungkan dibanding dengan yang panjang, karena milk-flow rate-nya lebih cepat, dengan perkataan lain sapi dengan puting panjang diperah lebih lama dari pada puting pendek. Sifat terpenting puting untuk pemerahan efisien adalah (1) ukuran sedang, (2) penempatan baik, dan (3) cukup tegangan pada otot spinkter sekitar lubang puting agar memudahkan pemerahan dan susu tidak menetes.Antara 25 sampai 50 persen sapi mempunyai puting berlebih (tambahan), keadaan ini disebut supranumerary teat. Puting berlebih ini biasanya terletak di sebelah belakang. Sebaiknya puting berlebih ini dihilangkan sebelum pedet mencapai umur satu tahun, hal ini untuk mencegah terjadinya mastitis.Ambing terdiri dari rangkaian sistem berbagai struktur penunjang. Struktur penunjang ini adalah darah, limfe dan pasokan syaraf, sistem saluran untuk menyimpan dan mengangkut susu, serta unit epitel sekretori bakal alveoli. Tiap komponen ini berperan langsung atau tidak langsung terhadap sintesis susu.Pemisahan ambing menjdai dua bagian bagian kearah ventral ditandai dengan adanya kerutan longitudingal pada lekukan intermamae, keadang kadang kea rah ventral terhadap kerutan tranversal diantara dua quarter ambing dari masing masing separo bagian yang lain. Pembagian ambing menjadi empat bagian meliputi jaringan kelenjar dan system salura, yang lebih kurang mirip dua buah pohon yang saling berdekatan dimana ranting sertsa dahannya bertaut, namun masing masing mempunyai ciri ciri sendiri. Jadi semua susu berasal dari putting dan diproduksi oleh jaringan kelenjar mamae dari masing masing satu kuarter ambing. Bagaimanapun suplai darah, suplai saraf, aliran vena, dan aliran limfatika, untuk bagian bagiannya tersebut adalah samaKinerja dan fungsi dari puting ini diawali dari sisterna kelenjar dimana sisterna kelenjar ini merupakan titik pengumpulan dari semua saluran dan mampu menampung 1 kilogram susu. Sistem kelenjar kemudian mengalirkan susu ke cincin anular putting 6 bagian atas, menuju kesisterna puting atau rongga yang ada didalam puting. Bocornya susu dari rongga puting dapat dicegah dan dihalangi oleh adanya otot otot sfingter yang melingkar dan menutup saluran. Saluran inilah merupakan piniu bukaan dan sistem puting sebelum muncul keruang bebas diluar putting. Pada saat pemerahan, puting yang kecil kurang begitu menguntungkan dalam pengeluaran air susu, sebab hal ini terjadi karena saluran pada puting yang sempit dam kecil. Putting yang kecil sangat bermasalah dalam menggunakan mesin pemerahUkuran ambing yang semakin besar memberikan indikasi meningkatnya jumlah produksi susu. Hal ini didasari bahwa ambing merupakan organ penampung air susu dimana jumlah air susu yang ditampung banyak maka akan memberikan perubahan benruk dan ukuran pada organ ambing. Ukuran ambing yang besar akan memberikan kapasitas produksi air susu yang besar pula. Terdapat korelasi positif dan hubungan sangat nyata antara lingkar ambing dengan produksi susu.Ukuran panjang ambing akan bergeser apabila organ ambing ini memproduksi susu yang banyak. Peristiwa ini terjadi karena ruang penampang air susu didalam ambing terus dipenuhi oleh air susu yang disekresikan oleh kelenjar alveoli sehingga memaksa untuk melar dan membesar yang memberikan dampak terus bertambahnya ukuran panjang ambing tersebut. Volume ambing yang besar memiliki produktivitas susu yang tinggi dibandingkan volume ambing yang berukuran kecil, ambing terdiri dari dua bagian yang terpisah dimana ambing yang ideal harus sama besar (simetris) dengan jarak antar puting yang agak berjauhan. Bentuk ambing ini mampu menghasilkan susu secara maksimal. Bentuk ambing yang simestris proporsional serta besar, akan menjamin banyaknya produksi susu. Setelah produksi susu mencapai puncaknya harus diperhatikan laju penurunan produksi susu atau persislensinya sehingga tetap memproduksi susu dengan bauk. Persisiensi produksi susu mempunyai kaitan dengan perpanjangan masa hidup dan kemampuan perlambatan laju penyusutan sel-sel sekretoris kelenjar ambing. Pada mulanya dianggap bahwa sapi perah akan memnghailkan jumlah produksi susu terbesar apabila apabila sapi itu diperah dengan cara regular tiap 8 atau 12 jam. Akan tetapi penurunan hasil hanmpir tidak berarti apabila sapi itu diperah dengan menggunakan interval yang tidak teratur. Selanjutnya interval pemerahan yang tidak sama Nampak tidak memberikan pengaruh yang jelek terhadap kesehatan ambing atau perkembangan timbulnya ketosis. Hal serupa juga didapati pada domba.Sebaliknya telah diketahui bahwa pemberian tambahan cahaya merangsang laktasi maupun pertumbnuhan sapi. Cahaya selama 16 jam tiap hari (114-207 luks) meningkatkan pertambahan berat badan dan produksi susu antara 10 sampai 15% pada sapi perah Holstein, dibandingkan dengan sapi periode pencahayaan normal antara 9 samapi 12 jam. Peratambhan tersebut dicapai tanpa penambahan jumlah konsumsi makanan. Mereka juga mencatat adanya peningkatan konsentrasi prolaktin di dalam darah. Disamping itu anak anak domba juga tumbuh sekurang kurangnya 21% lebuih cepat 16 jam pada periode pencahayaan dibandingkan dengan pencahayaan 8 jam. Hasil tersebut memberikan kesan bahwa cahaya juga mempengaruhi fungsi hipofisial gonadal, karena konsentrasi LH (lutinizing hormone) juga bertumbuh bervariasi berdasar pada lamanya pencahayaan.Produksi susu juga dapat diturunkan atau dalam beberapa hal dihentikan dengan cara membuang satu atau lebih kelenjar kelenjar berikut ini : hipofisis, kelenjar adrenal, ovary, dan kelenjar tiroid. Meskipun hipofisis diperlukan untuk laktasi, penyuntikan ACTH pada sapi nampaknya menyebabkan penurunan sementara dalam produksi susu. Sebaliknya, penyuntikan ACTH akan meningkatkan produksi susu pada sapi perah. Tiroidektomi menurunkan produksi susu, tetapi tiroksin akan mengambalikan produksi ketingkat normal pada hewan hewan yang mengalami tiroidektomi dan bahkan akan meningkatkan produksi susu pada sapi sapi yang normal. BAB 3KESIMPULAN3.1Kesimpulana. Volume ambing berbanding lurus dengan produksi susu yang dihasilkan, semakin besar volume ambing yang dimiliki sapi perah maka semakin besar produksi susu yang dihasilkan oleh sapi.b. Bentuk ambil yang ideal (simetris) juga mempengaruhi jumlah produksi susu yang dihasilkan. Semakin simetris dimensi dari ambing yang dimiliki sapi semakin banyak produksi susu yang dihasilkan.c. Hubungan antara dimensi ambing dan putting dengan produksi susu yang dihasilkan sapi perah menunjukkan korelasi positif dan sangat erat, pada lingkar putting menunjukkan korelasi positif dan sangat erat.

DAFTAR PUSTAKAAnatomi dan Fisiologi Ambing. Bahan Ajar Produksi Ternak Perah. Universitas Jendral Soedirman, Purwokerto.Atabany, & I. Komala. 2008. Penampilan produksi susu dan reproduksi sapi Friesian Holstein di Balai Pengembangan Pembibitan Ternak Sapi Perah Cikole, Lembang. Jurnal Teknologi Peternakan dan Veteriner. 137-145CAMPBELL,J.R. and R.T.MARSHALL.1975. The Science of Providing Milk for Aleut . McGraw-Hill Book. Company, New York.Gustiani, Erni. 2009. Pengendalian Cemaran Mikroba Pada Bahan Pangan Asal Ternak (Daging Dan Susu) Mulai Dari Peternakan Sampal Dihidangkan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Jawa Barat.GillespieAJR, Lugo AE.1989. Biomass Estimation Methods for. Tropical Forest with Aplication to Forest Inventory Data. Forest. Science;35:881-902.