Ameloblastoma Journal

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 Ameloblastoma Journal

    1/8

    Laporan Kasus

    Algoritma Tatalaksana Amelobastoma

    Madhumati Singh, Anjan Shah, Auric Bhattacharya, Ragesh

    Raman, Narahari Ranganatha, and Piyush Prakash

    I. Pendahuluan

    Ameloblastoma merupakan neoplasma organ enamel. Robinson menjelaskan

    neoplasma ini sebagai massa unisentrik, non fungsional dengan pertumbuhan yang

    intermiten, jinak secara anatomis dan merupakan neoplasma yang persisten secara klinis.

     Neoplasma ini merupakan jenis neoplasma odontogenik tersering kedua. Secara

    histologis, neoplasma ini terbagi menjadi enam subtipe yaitu folikular, pleksiformis,

    akantomatosus, granular, desmoplastik dan basilar. Ameloblastoma lebih sering

    melibatkan mandibula dibandingkan maksila, terutama pada regio ramus molar. Tumor ini

    menyebabkan pembesaran pada rahang tanpa disertai nyeri dengan pertumbuhan lambat

    yang menyebabkan penipisan lapisan kortikal. Resorpsi akar, adanya mobilisasi pada gigi

    (gigi goyang) dan parestesia merupakan gejala klinis yang terlihat pada kasus lanjut

    ameloblastoma. Secara radiografi, neoplasma ini dapat tampak sebagai massa unikistik,

    multikistik atau jenis padat dan periferal. enis multikistik atau padat memiliki pre!alensi

    "#$ dari seluruh kasus neoplasma ini. Ameloblastoma unikistik memiliki % subtipe yaitu

    luminal, intraluminal dan mural. &odalitas tatalaksana (tabel ') tergantung pada ukuran

    tumor, lokasi anatomis (terlihat pada tabel), jenis histologis dan keterlibatan struktur 

    anatomis. ada satu sisi, salah satu pusat penelitian menganjurkan reseksi segmental atau

    reseksi pada pangkal tumor (en bloc resection) pada kasus ameloblastoma yang

    membutuhkan tulang normal dan batas yang tidak terlibat sekitar '',* cm secara klinis

    dan radiologis. +i sisi lain, pusat penelitian lain menganjurkan tatalaksana operatif yang

    lebih konser!atif yaitu enukleasi tumor beserta tulang yang berdekatan.

    Tabel '. &odalitas tatalaksana pada kasus ameloblastoma

    Lokasi Anatomi Lesi Unikistik Lesi Multikistik/Lesi

    Padat

    &andibula anterior  

    (kuspidkuspid)

    uretase-enukleasi Reseksi marginal

    esi kecil /% cm, enukleasi

    dengan osteotomi perifer 

    &andibula posterior uretase-ostektomi perifer Reseksi marginal tanpa

    1

  • 8/17/2019 Ameloblastoma Journal

    2/8

    (bikuspidkondilus) defek kontinuitas ('0 cm

     batas inferior-posterior)

    Reseksi segmental dengan

    defek kontinuitas →

     penipisan batas

    inferior-posterior 

    &aksila anterior (kuspid

    kuspid)

    &aksilektomi parsial &aksilektomi parsial

    &aksila posterior (lempeng

     pterigoid bikuspid)

    &aksilektomi total &aksilektomi total

    1atatan2 3ariasi jenis histologi ameloblastoma juga harus dipertimbangkan dalam

    menentukan rencana tatalaksana semua kasus.

    II. Laporan Kasus44.'. asus '. asien lakilaki, 0" tahun, datang dengan keluhan utama nyeri pada

    rahang ba5ah sebelah kiri sejak % bulan yang lalu. emeriksaan ekstra oral

    memperlihatkan adanya pembengkakan difus dengan ukuran sekitar %60 cm.

    ada palpasi intraoral, terdapat pembengkakan bukal dan lapisan kortikal

    lingualis. +ilakukan dekompresi dan pelapisan dengan pasta 74 untuk 

    mencegah fraktur patologis. Setelah # bulan, dilakukan enukleasi dengan

    kuretase. 7iopsi insisi menunjukkan ameloblastoma mural unikistik. asien

    dilakukan tindakan operatif dengan menggunakan anestesi lokal. 8ollo5 up

    teratur dilakukan. Tidak ditemukan tandatanda rekurensi pada pasien.

      9ambar '. (a) reoperatif. (b) 9ambaran histopatologis (c) 4ntraoperatif (d) asca operatif 

    44.0. asus 0. asien 5anita, ': tahun, dilaporkan datang berobat 0 tahun lalu

    dengan keluhan utama pembengkakan pada area rahang ba5ah sebelah kanansejak ; bulan yang lalu. ada pemeriksaan ekstra oral, didapatkan

    2

  • 8/17/2019 Ameloblastoma Journal

    3/8

     pembengkakan dengan ukuran ;60,* cm pada region mandibula kiri dengan

     perluasan dari bagian lateral insisi!us kearah region molar ketiga bagian

     ba5ah. Terdapat perluasan dan pembengkakan pada bukal dan lapisan

    kortikal ingual. 7iopsi insisi menunjukkan ameloblastoma mural unikistik.

    asien dilakukan tindakan operatif dengan antestesi umum. esi dienukleasi

    secara lengkap. +ilakukan ekstraksi pada gigi yang mengalami impaksi (%%,

    %;, %* dan %#). emudian dilakukan osteotomi perifer, dilanjutkan penutupan

    secara primer. 8ollo5 up teratur dilakukan. Tidak ditemukan tandatanda

    rekurensi pada pasien.

    9ambar 0. (a) preoperatif (b)

  • 8/17/2019 Ameloblastoma Journal

    4/8

    +ilakukan follo5 up pada pasien. Tidak ditemukan tandatanda rekurensi

     pada pasien.

    9ambar %. (a) preoperatif tahun diba5a ke klinik dental Raja Rajes5ari,

    7angalore, dengan keluhan utama pembengkakan pada sepertiga tengah

    5ajah sebelah kiri sejak ; bulan yang lalu. ada pemeriksaan ekstra oral,

    ditemukan pembengkakan difus dengan ukuran *6; cm yang meluas dari ala

    nasi kearah tragus telinga dan batas infraorbital ke ba5ah komisura bibir.

    ada pemeriksaan intraoral, didapatkan pembengkakan tulang yang keras

    dengan perluasan dari garis tengah regio molar pertama dan batas ser!ikal ke

    dasar nasal. +ilakukan biopsi insisi dengan hasil ameloblastoma jenis

    folikular. +ilakukan maksilektomi parsial dengan anestesi umum (Tabel 0).

    +ilakukan follo5 up dan tidak ditemukan tandatanda rekurensi.

    4

  • 8/17/2019 Ameloblastoma Journal

    5/8

    9ambar ;. (ab) preoperatif (c) radiografi oklusal (d) ameloblastoma jenis folikular 

    Tabel 0. 4ndikasi &aksilektomi

    9rup 4. &elibatkan maksila tanpaketerlibatan dasar orbita

    &aksilektomi arsial

    9rup 44. &elibatkan dasar orbita

    namun tidak melibatkan area

     periorbita

    &aksilektomi Total

    9rup 444. &elibatkan seluruh orbita &aksilektomi Total ? @ksenterasi

  • 8/17/2019 Ameloblastoma Journal

    6/8

    kortikal lingual serta perforasi lapisan kortikal lingual. +ilakukan biopsi insisi

    dengan hasil ameloblastoma jenis folikular. +ilakukan reseksi segmental

    dengan disartikulasi pada mandibula kiri diikuti dengan rekonstruksi dengan

     graft tulang menggunakan lempeng rekonstruksi. +ilakukan follo5 up teratur 

     pada pasien dan tidak ditemukan tandatanda rekurensi.

    9ambar *. (a) preoperatif

  • 8/17/2019 Ameloblastoma Journal

    7/8

    kurang dari * cm, antara *'% cm dan lebih dari '% cm (dipertimbangkan sebagai

    kelompok ameloblastoma besar atau  giant amelobastomas). emudian, diteliti lokasi

    rahang. 7erdasarkan lokasi, maksila dibagi menjadi % regio yaitu region anterior,

     premolar dan molar. &andibula dibagi menjadi : regio yaitu simfisis, parasimfisis, ramus

    horiContal, angulus, ramus !ertikal, prosesus koronoid dan basis kranial.

    7erdasarkan hasil penelitian ini dan pertimbangan dari ; parameter utama (gambaran

    radiografi, jenis histologi, ukuran dan lokasi), penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit

    itie Salpeterie, mengajukan algoritma teraupetik untuk ameloblastoma (9ambar :).

    Serupa dengan penelitian yang dilakukan pada 4nstitut

  • 8/17/2019 Ameloblastoma Journal

    8/8

    9ambar :. Algoritma tatalaksana terapeutik ameloblastoma

    IV. KesimpulanTatalaksana pasien dengan ameloblastoma harus didasarkan pada akurasi klinis,

    radiografi, gambaran khusus dan biopsi representatif, diikuti dengan pemeriksaan

     patologi oral dan tergantung pada spesialis bedah maksilofasialis. enelitian ini

    menyediakan informasi mengenai tatalaksana terapeutik pada * kasus ameloblastoma

     pada orang de5asa, yang terdapat pada departemen kami. enelitian ini dilakukan

     berdasarkan pada algoritma tatalaksana ameloblastoma de5asa berdasarkan gambaran

    radiografi, jenis histologi, ukuran dan lokasi. &asingmasing kasus bersifat unik dan

    harus dipertimbangkan secara klinis dan hubungan lesi dengan jaringan sekitar, jenis

    histologi dan tingkat rekurensi. +ibutuhkan follo5 up minimum selama '> tahun pada

    semua kasus. 4ni merupakan tanggung ja5ab setiap klinisi dalam formulasi rencana

     pembedahan indi!idual pada setiap pasien, algoritma terapeutik ini hanya merupakan

     petunjuk.

    Permasalahan

    eneliti menetapkan bah5a tidak ada permasalahan mengenai publikasi jurnal ini.

    8