8/17/2019 Ameloblastoma Journal
1/8
Laporan Kasus
Algoritma Tatalaksana Amelobastoma
Madhumati Singh, Anjan Shah, Auric Bhattacharya, Ragesh
Raman, Narahari Ranganatha, and Piyush Prakash
I. Pendahuluan
Ameloblastoma merupakan neoplasma organ enamel. Robinson menjelaskan
neoplasma ini sebagai massa unisentrik, non fungsional dengan pertumbuhan yang
intermiten, jinak secara anatomis dan merupakan neoplasma yang persisten secara klinis.
Neoplasma ini merupakan jenis neoplasma odontogenik tersering kedua. Secara
histologis, neoplasma ini terbagi menjadi enam subtipe yaitu folikular, pleksiformis,
akantomatosus, granular, desmoplastik dan basilar. Ameloblastoma lebih sering
melibatkan mandibula dibandingkan maksila, terutama pada regio ramus molar. Tumor ini
menyebabkan pembesaran pada rahang tanpa disertai nyeri dengan pertumbuhan lambat
yang menyebabkan penipisan lapisan kortikal. Resorpsi akar, adanya mobilisasi pada gigi
(gigi goyang) dan parestesia merupakan gejala klinis yang terlihat pada kasus lanjut
ameloblastoma. Secara radiografi, neoplasma ini dapat tampak sebagai massa unikistik,
multikistik atau jenis padat dan periferal. enis multikistik atau padat memiliki pre!alensi
"#$ dari seluruh kasus neoplasma ini. Ameloblastoma unikistik memiliki % subtipe yaitu
luminal, intraluminal dan mural. &odalitas tatalaksana (tabel ') tergantung pada ukuran
tumor, lokasi anatomis (terlihat pada tabel), jenis histologis dan keterlibatan struktur
anatomis. ada satu sisi, salah satu pusat penelitian menganjurkan reseksi segmental atau
reseksi pada pangkal tumor (en bloc resection) pada kasus ameloblastoma yang
membutuhkan tulang normal dan batas yang tidak terlibat sekitar '',* cm secara klinis
dan radiologis. +i sisi lain, pusat penelitian lain menganjurkan tatalaksana operatif yang
lebih konser!atif yaitu enukleasi tumor beserta tulang yang berdekatan.
Tabel '. &odalitas tatalaksana pada kasus ameloblastoma
Lokasi Anatomi Lesi Unikistik Lesi Multikistik/Lesi
Padat
&andibula anterior
(kuspidkuspid)
uretase-enukleasi Reseksi marginal
esi kecil /% cm, enukleasi
dengan osteotomi perifer
&andibula posterior uretase-ostektomi perifer Reseksi marginal tanpa
1
8/17/2019 Ameloblastoma Journal
2/8
(bikuspidkondilus) defek kontinuitas ('0 cm
batas inferior-posterior)
Reseksi segmental dengan
defek kontinuitas →
penipisan batas
inferior-posterior
&aksila anterior (kuspid
kuspid)
&aksilektomi parsial &aksilektomi parsial
&aksila posterior (lempeng
pterigoid bikuspid)
&aksilektomi total &aksilektomi total
1atatan2 3ariasi jenis histologi ameloblastoma juga harus dipertimbangkan dalam
menentukan rencana tatalaksana semua kasus.
II. Laporan Kasus44.'. asus '. asien lakilaki, 0" tahun, datang dengan keluhan utama nyeri pada
rahang ba5ah sebelah kiri sejak % bulan yang lalu. emeriksaan ekstra oral
memperlihatkan adanya pembengkakan difus dengan ukuran sekitar %60 cm.
ada palpasi intraoral, terdapat pembengkakan bukal dan lapisan kortikal
lingualis. +ilakukan dekompresi dan pelapisan dengan pasta 74 untuk
mencegah fraktur patologis. Setelah # bulan, dilakukan enukleasi dengan
kuretase. 7iopsi insisi menunjukkan ameloblastoma mural unikistik. asien
dilakukan tindakan operatif dengan menggunakan anestesi lokal. 8ollo5 up
teratur dilakukan. Tidak ditemukan tandatanda rekurensi pada pasien.
9ambar '. (a) reoperatif. (b) 9ambaran histopatologis (c) 4ntraoperatif (d) asca operatif
44.0. asus 0. asien 5anita, ': tahun, dilaporkan datang berobat 0 tahun lalu
dengan keluhan utama pembengkakan pada area rahang ba5ah sebelah kanansejak ; bulan yang lalu. ada pemeriksaan ekstra oral, didapatkan
2
8/17/2019 Ameloblastoma Journal
3/8
pembengkakan dengan ukuran ;60,* cm pada region mandibula kiri dengan
perluasan dari bagian lateral insisi!us kearah region molar ketiga bagian
ba5ah. Terdapat perluasan dan pembengkakan pada bukal dan lapisan
kortikal ingual. 7iopsi insisi menunjukkan ameloblastoma mural unikistik.
asien dilakukan tindakan operatif dengan antestesi umum. esi dienukleasi
secara lengkap. +ilakukan ekstraksi pada gigi yang mengalami impaksi (%%,
%;, %* dan %#). emudian dilakukan osteotomi perifer, dilanjutkan penutupan
secara primer. 8ollo5 up teratur dilakukan. Tidak ditemukan tandatanda
rekurensi pada pasien.
9ambar 0. (a) preoperatif (b)
8/17/2019 Ameloblastoma Journal
4/8
+ilakukan follo5 up pada pasien. Tidak ditemukan tandatanda rekurensi
pada pasien.
9ambar %. (a) preoperatif tahun diba5a ke klinik dental Raja Rajes5ari,
7angalore, dengan keluhan utama pembengkakan pada sepertiga tengah
5ajah sebelah kiri sejak ; bulan yang lalu. ada pemeriksaan ekstra oral,
ditemukan pembengkakan difus dengan ukuran *6; cm yang meluas dari ala
nasi kearah tragus telinga dan batas infraorbital ke ba5ah komisura bibir.
ada pemeriksaan intraoral, didapatkan pembengkakan tulang yang keras
dengan perluasan dari garis tengah regio molar pertama dan batas ser!ikal ke
dasar nasal. +ilakukan biopsi insisi dengan hasil ameloblastoma jenis
folikular. +ilakukan maksilektomi parsial dengan anestesi umum (Tabel 0).
+ilakukan follo5 up dan tidak ditemukan tandatanda rekurensi.
4
8/17/2019 Ameloblastoma Journal
5/8
9ambar ;. (ab) preoperatif (c) radiografi oklusal (d) ameloblastoma jenis folikular
Tabel 0. 4ndikasi &aksilektomi
9rup 4. &elibatkan maksila tanpaketerlibatan dasar orbita
&aksilektomi arsial
9rup 44. &elibatkan dasar orbita
namun tidak melibatkan area
periorbita
&aksilektomi Total
9rup 444. &elibatkan seluruh orbita &aksilektomi Total ? @ksenterasi
8/17/2019 Ameloblastoma Journal
6/8
kortikal lingual serta perforasi lapisan kortikal lingual. +ilakukan biopsi insisi
dengan hasil ameloblastoma jenis folikular. +ilakukan reseksi segmental
dengan disartikulasi pada mandibula kiri diikuti dengan rekonstruksi dengan
graft tulang menggunakan lempeng rekonstruksi. +ilakukan follo5 up teratur
pada pasien dan tidak ditemukan tandatanda rekurensi.
9ambar *. (a) preoperatif
8/17/2019 Ameloblastoma Journal
7/8
kurang dari * cm, antara *'% cm dan lebih dari '% cm (dipertimbangkan sebagai
kelompok ameloblastoma besar atau giant amelobastomas). emudian, diteliti lokasi
rahang. 7erdasarkan lokasi, maksila dibagi menjadi % regio yaitu region anterior,
premolar dan molar. &andibula dibagi menjadi : regio yaitu simfisis, parasimfisis, ramus
horiContal, angulus, ramus !ertikal, prosesus koronoid dan basis kranial.
7erdasarkan hasil penelitian ini dan pertimbangan dari ; parameter utama (gambaran
radiografi, jenis histologi, ukuran dan lokasi), penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit
itie Salpeterie, mengajukan algoritma teraupetik untuk ameloblastoma (9ambar :).
Serupa dengan penelitian yang dilakukan pada 4nstitut
8/17/2019 Ameloblastoma Journal
8/8
9ambar :. Algoritma tatalaksana terapeutik ameloblastoma
IV. KesimpulanTatalaksana pasien dengan ameloblastoma harus didasarkan pada akurasi klinis,
radiografi, gambaran khusus dan biopsi representatif, diikuti dengan pemeriksaan
patologi oral dan tergantung pada spesialis bedah maksilofasialis. enelitian ini
menyediakan informasi mengenai tatalaksana terapeutik pada * kasus ameloblastoma
pada orang de5asa, yang terdapat pada departemen kami. enelitian ini dilakukan
berdasarkan pada algoritma tatalaksana ameloblastoma de5asa berdasarkan gambaran
radiografi, jenis histologi, ukuran dan lokasi. &asingmasing kasus bersifat unik dan
harus dipertimbangkan secara klinis dan hubungan lesi dengan jaringan sekitar, jenis
histologi dan tingkat rekurensi. +ibutuhkan follo5 up minimum selama '> tahun pada
semua kasus. 4ni merupakan tanggung ja5ab setiap klinisi dalam formulasi rencana
pembedahan indi!idual pada setiap pasien, algoritma terapeutik ini hanya merupakan
petunjuk.
Permasalahan
eneliti menetapkan bah5a tidak ada permasalahan mengenai publikasi jurnal ini.
8