8
1 TAFSIRAN AMOS 5:14-17 1 Teks 1.1.Kritik Teks 1.1.1 Amos 5:14, 15. Perkataan tAa±b'c.-yhe (l{a (elohe-syebaot) diduga kemungkinan penambahan kemudian sesudah kata hw" ôhy> Dalam dokumen lain tidak ada kata tersebut. Namun demikian, BHS menggunakan kata tersebut untuk memberi penegasan bahwa hanya TUHAN-lah yang berkuasa, pemilik segala sesuatu, pemerintah segala sesuatu. 1.1.2 Amos 5:16. Kata yn"doa] ((adonay) dalam codex Sanaitius kurang memberi penekanan. Namun, penggunaan kata tersebut, semakin mempertegas tentang siapa itu JAHWE. Selanjutnya, perkataan -la dPe ês. miW (wamis-pade = mengeluh, mengaduh) dalam dokumen Syria bentuknya berubah, yakni: dpsm-law> (waal- mspd) yang artinya (dan semua mengeluh). Ini hanya untuk mempertegas tentang hukuman yang mendatangkan membuat semua orang mengeluh, mengaduh. Tetapi penukaran kata tersebut tidak merupakan tambahan dan perobahan kemudian. 1.1.3 Amos 5:17, dalam dokumen septuaginta dipakai kata hodois yang artinya jalan, yang menunjuk ke kebun anggur. Namun, hal tersebut hanya memperjelas tentang kebun anggur. Dari teks kritik tersebut di atas terlihat bahwa tidak ada hal prinsip yang membuat perubahan teks yang hendak digunakan. Oleh karena itu, walaupun dalam tafsiran ini, lebih menggunakan BHS, yang juga diikuti oleh terjemahan LAI, namun kritik tersebut akan dipertimbangkan pada tafsiran. 1.2.Terjemahan Amos 5:14-17 14 Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup; dengan demikian TUHAN, Allah semesta alam, akan menyertai kamu, seperti yang kamu katakan. 15 Bencilah yang jahat dan cintailah yang baik; dan tegakkanlah keadilan di pintu gerbang; mungkin TUHAN, Allah semesta alam, akan mengasihani sisa-sisa keturunan Yusuf. 16 Sesungguhnya, beginilah firman TUHAN, Allah semesta alam, Tuhanku: "Di segala tanah lapang akan ada ratapan dan di segala lorong orang akan berkata: Wahai! Wahai! Petani dipanggil untuk berkabung dan orang- orang yang pandai meratap untuk mengadakan ratapan. 17 Dan di segala kebun anggur akan ada ratapan, apabila Aku berjalan dari tengah-tengahmu," firman TUHAN. 1.3.Perbandingan Terjemahan (latihan di kelas) Ayat 14, kata „Tuhan Allah, semesta alam“ diterjemahkan ke dalam bahasa Nias „Jehowa Lowalangi ngahono“ yang mengandung arti Allah yang Maha Besar dan mahakuat, yang biasa digunakan dalam konteks peperangan. Ayat 15, dalam terjemahan Nias kurang jelas istilah „kato“ yang merupakan terjemahan dari „pintu gerbang“. 1.4.Ayat sejajar (latihan di kelas) Kalau bertolak dari terjemahan LAI, tidak dimuat rujukan pada ayat sejajar dalam perikop tersebut. Tetapi dalam terjemahan Nias, terungkap bahwa ayat 15 sejajar dengan mazmur 34, 15, Yes 1:16.

Amos Bible Commentary

Embed Size (px)

DESCRIPTION

This tells us about Amos life and how Gods call him to tell Gods word to Israel

Citation preview

  • 1

    TAFSIRAN AMOS 5:14-17

    1 Teks 1.1.Kritik Teks

    1.1.1 Amos 5:14, 15. Perkataan tAab'c.-yhe(l{a (elohe-syebaot) diduga kemungkinan penambahan kemudian sesudah kata hw"hy> Dalam dokumen lain tidak ada kata tersebut. Namun demikian, BHS menggunakan kata tersebut untuk memberi penegasan bahwa hanya TUHAN-lah yang berkuasa, pemilik segala sesuatu, pemerintah segala sesuatu.

    1.1.2 Amos 5:16. Kata yn"doa] ((adonay) dalam codex Sanaitius kurang memberi penekanan. Namun, penggunaan kata tersebut, semakin mempertegas tentang siapa itu JAHWE. Selanjutnya, perkataan -la dPes.miW (wamis-pade = mengeluh, mengaduh) dalam dokumen Syria bentuknya berubah, yakni: dpsm-law> (waal-mspd) yang artinya (dan semua mengeluh). Ini hanya untuk mempertegas tentang hukuman yang mendatangkan membuat semua orang mengeluh, mengaduh. Tetapi penukaran kata tersebut tidak merupakan tambahan dan perobahan kemudian.

    1.1.3 Amos 5:17, dalam dokumen septuaginta dipakai kata hodois yang artinya jalan, yang menunjuk ke kebun anggur. Namun, hal tersebut hanya memperjelas tentang kebun anggur.

    Dari teks kritik tersebut di atas terlihat bahwa tidak ada hal prinsip yang membuat perubahan teks yang hendak digunakan. Oleh karena itu, walaupun dalam tafsiran ini, lebih menggunakan BHS, yang juga diikuti oleh terjemahan LAI, namun kritik tersebut akan dipertimbangkan pada tafsiran.

    1.2.Terjemahan Amos 5:14-17 14

    Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup; dengan demikian TUHAN, Allah semesta alam, akan menyertai kamu, seperti yang kamu katakan. 15

    Bencilah yang jahat dan cintailah yang baik; dan tegakkanlah keadilan di pintu gerbang; mungkin TUHAN, Allah semesta alam, akan mengasihani sisa-sisa keturunan Yusuf. 16 Sesungguhnya, beginilah firman TUHAN, Allah semesta alam, Tuhanku: "Di segala tanah lapang akan ada ratapan dan di segala lorong orang akan berkata: Wahai! Wahai! Petani dipanggil untuk berkabung dan orang-orang yang pandai meratap untuk mengadakan ratapan. 17 Dan di segala kebun anggur akan ada ratapan, apabila Aku berjalan dari tengah-tengahmu," firman TUHAN.

    1.3.Perbandingan Terjemahan (latihan di kelas) Ayat 14, kata Tuhan Allah, semesta alam diterjemahkan ke dalam bahasa

    Nias Jehowa Lowalangi ngahono yang mengandung arti Allah yang Maha Besar dan mahakuat, yang biasa digunakan dalam konteks peperangan.

    Ayat 15, dalam terjemahan Nias kurang jelas istilah kato yang merupakan terjemahan dari pintu gerbang.

    1.4.Ayat sejajar (latihan di kelas) Kalau bertolak dari terjemahan LAI, tidak dimuat rujukan pada ayat sejajar dalam perikop tersebut. Tetapi dalam terjemahan Nias, terungkap bahwa ayat 15 sejajar dengan mazmur 34, 15, Yes 1:16.

  • 2

    2 Analisa Bentuk/redaksi1

    Secara sepintas, perikop tersebut terlihat tidak ada kesinambungan. Ayat 14-15 merupakan panggilan atau undangan untuk mencari kehidupan, melalui mencari Tuhan. Lalu ayat 16 dan 17 merupakan kata-kata hukuman. Dalam Alkitab bahasa Nias2, ayat 14-15 merupakan satu bagian, sedang ayat 16-17 tergolong pada perikop ayat 16-27. Namun, dalam BHS dan juga diikuti oleh LAI menggabungkan ayat-ayat tersebut karena sturuktur teks tersusun dengan pola sebab-akibat. Maksudnya, pada ayat 14-15 ada undangan atau panggilan untuk mencari Tuhan, mencari yang baik yang ditunjukkan dengan pertobatan dan menegakkan keadilan, maka akibatnya hidup, tetapi apabila tidak, maka ayat 16-17 menyatakan tentang hukuman yang akan terjadi. Namun demikian, hukuman tersebut diungkap tidak secara langsung, dan tidak menggunakan kata penghubung langsung, sehingga ada para ahli yang mengindikasikan bahwa nubuatan tersebut berhubungan dengan penglihatan di pasal 7-9.3

    Bentuk teks adalah berupa pernyataan, panggilan dan peringatan, dan bukan narasi. atau bentuk sastra. Pernyataan dan nubuatan seperti dalam teks ini merupakan ciri umum dari para nabi yang memberitakan nubuatan dengan tetap bertitik-tolak dari realita yang ada pada zamannya.

    3 Konteks 3.1. Konteks Umum

    Susunan kitab Amos4 secara umum adalah:

    Pasal 1:1-2 Pendahuluan Pasal 1:3-2:16

    nubuatan melawan bangsa-bangsa (Damsyik, Gaza, Tirus, Edom, Amon, Amon, Moab, Yehuda, Israel.

    Pasal 3-6 nubuatan melawan Israel Pasal 7-9 penglihatan mengenai hukuman

    Perikop yang ditafsir berada dalam bagian pasal 3-6. Sebelumnya berisi nubuatan terhadap bangsa-bangsa, termasuk Israel dan Yehuda (tak ada kekecualian). Amos menyatakan bahwa semua bangsa sama saja sikapnya, yakni: memberontak dan berbuat ketidakadilan dan sama-sama akan mendapat hukuman. Sedangkan pasal 3-6 lebih khusus sorotan dan peringatan terhadap kaum Israel yang berisi tentang nubuatan, kritik, panggilan untuk bertobat. Bertobat berarti beroleh keselamatan (hidup) dan bila tidak akan mendapatkan hukuman). Inilah konteks umum dari perikop yang ditafsirkan.

    3.2. Konteks Khusus

    Nasihat atau peringatan Amos kepada orang Israel menyangkut sorotan atas tindakan jahat Israel (pasal 3), kejahatan kaum isteri pejabat (pasal 4), dan seruan untuk bertobat, mencari Tuhan dan menegakkan keadilan (pasal 5); sedangkan pada pasal 6, Amos menegaskan bahwa orang-orang yang menganggap diri aman akan celaka. Dari gambaran di atas, terlihat bahwa pasal 5 lebih terfokus pada panggilan untuk bertobat dengan cara membenci yang jahat dan mencari yang baik (mencari Tuhan) agar mereka hidup dan aman, serta tidak mendapatkan hukuman atau kecelakaan. Inilah konteks khusus dari Amos 5:14-17, yang berisikan membenci yang jahat dan mencari yang baik, yang berkaitan (berhubungan erat) dengan perikop sebelum dan sesudahnya.

    1 Pengertian analisa bentuk di sini adalah struktur perikop yang ditafsirkan.

    2 Bnd. Sura Niamoni

    3 S.M. Siahaan, Cintailah yang baik, Pematang Siantar, 1986, p 250.

    4 Andrew E. Hill & John H. Walton, Survery Perjanjian Lama, Malang, Gandum Mas, 2000, hlm 612-613

  • 3

    4 Analisa sastra Nubuatan Amos dalam perikop yang ditafsir diungkapkan dalam bentuk penyataan (prosa) dan bukan dengan puisi, amsal atau perumpamaan. Walaupun dalam ayat 16 ada nada sastra, tetapi hal tersebut lebih pada pernyataan tentang hukuman yang mengakibatkan rapatan, tangisan dan teriakan ada dimana-mana, baik di tanah lapang, jalan di kebun anggur, maupun di lorong-lorong kota.

    5 Latar-belakang (Sitz im Leben [Jerman], Setting in Life [english])

    5.1 Latar-belakang nabi Amos adalah seorang peternak dan petani dari pedalaman Yehuda (1:1, 7:12-14), yakni dari Tekoa, sekitar 20 km di sebelah selatan Yerusalem.5 Ia tidak melamar menjadi nabi, tetapi dipanggil oleh Tuhan (3:7-8) untuk menyampaikan Sabda Allah. Rupanya pada waktu itu para nabi ekstatik dan jabatan sudah berlabel buruk (7:14, Hos 9:7), sehingga Amos mau membedakan dirinya dari mereka itu. Ia juga disebut pelihat yang tampak dalam suratnya (7:1-9, 8:1-3; 9:1-6) yakni tentang nubuatan-nubuatannya. Dari kitabnya terlihat Amos mengecam ibadah curang, kemunafikan, dan mengkritik kalangan atas atau para pejabat yang memperkosa keadilan, melakukan penindasan dan pemerasan terhadap rakyat jelata (2:6-8; 3:9; 4:1; 5:7-8, 15; 6:12; 8:4-6).

    5.2 Latar-belakang Sosial dan Ekonomi

    Pada masa nabi Amos, Israel Utara cukup makmur secara umum. Tetapi kemakmuran itu rupanya membawa kemerosotan di bidang tata-masyarakat dan bidang keagamaan. Kemerosotan dalam masyarakat ditandai dengan ketidak-merataan6. Semua kekayaan dan keuntungan hanya sampai di tangan segelintir orang di kalangan atas, terutama pegawai dan pedagang. Alat negara dan kaki tangannya, termasuk para hakim, imam dan nabi-nabi jabatan, sangat korup. Mereka menyalah gunakan kedudukan, kekuasaanya untuk memperkaya dirinya dan berpesta pora (4:1, 6:4-6).

    Sesungguhnya, perobahan tata masyarakat dan tata ekonomi sudah mulai pada masa Salomo, tetapi cepat meningkat di Israel Utara oleh karena para rajanya. Tata masyarakat dan ekonomi yang dikembangkan mirip dengan Mesir, yang disebut dengan pola kapitalisme negara. Semua alat produksi ada di tangan negara, yakni raja dan pegawai-pegawainya. Tetapi sayangnya, kemakmuran bangsa pada waktu itu tidak dinikmati oleh semua warga, melainkan hanya dirasakan oleh kalangan atas. Para ahli menyebutkan bahwa pada masa pemerintahan Yerobeam II sarat dengan ketidak-adilan sosial.

    Pada pihak lain, ada banyak sekali masyarakat bawah yang menderita, sengsaran dan tidak memperoleh keadilan. Mereka sering sekali menjadi sasaran penindasan dan pemerasan oleh kaum elite (pegawai dan pedagang).

    5.3 Latar-belakang Politik Amos bernubuat pada waktu pemerintahan Yerobeam II. Justru pada waktu itu Israel Utara mengalami kejayaan dan kemakmuran.7 Yerobeam II seorang yang cakap memimpin, bahkan berhasil memperluas kerajaannya (6:13). Iapun memajukan ekonomi negerinya. Yerobeam II memang memanfaatkan keadaan politik sekitar israel di masa itu yang sangat menguntungnya. Israel Utara berdamai dengan Yehuda. Kerajaan besar (Asyur dan Mesir) pada waktu itu belum bangkit.

    5 Bnd. A. Th. Kramer, Singa Telah Mengaum, Jakarta, BPK-GM, 1980, hlm 20.

    6 Bnd. Willem A. Van Gemeren, Penginterpretasia Kitab Para Nabi, Penerbit Momentum, 2007, hlm 139.

    7 C. Groenen, Pengantar ke dalam Perjanjian Lama, Jogjakarta, Kanisius, 1992, hlm 284.

  • 4

    Sirya juga tidak berdaya. Itulah sebabnya Israel Utara dapat berkembang dengan sentosa.

    Namun, kondisi politik dalam negeri menjadi kacau pada akhir masa pemerintahan Yerobeam II dan pada masa berikutnya. Penggantian raja ditempuh dengan cara saling membunuh sehingga terjadi kerusuhan yang berkelanjutan. Pada pihak lain, negara Asyur di bawah pimpinan Tiglat-pileser II sudah bangkit dan menjadi sangat kuat. Kondisi ini sangat membahayakan politik dalam negeri.

    5.4 Latar-belakang Keagamaan Di bidang keagamaan ada penyelewengan yang cukup parah, yakni dalam hal peribadatan. Sejak pemisahan Israel Utara, ada dua kuil yang dibangun, yakni di Betel dan di Gilgal. Kedua tempat ibadah tersebut dikerumuni para penyembah (Amos 4:4br; 5:21br).8 Kuil Betel menjadi sangat laris (7:10, 13) dan ibadahnya sangat meriah. Tetapi di dalam kuil ada patung lembu jantan. Ini merupakan pencampuran dengan kekafiran, atau upacara-upacara kafir. Selain itu, sangat subur penyembahan terhadap dewa-dewi, seperti dewa kesuburan, baal, Astarte, bahkan ada sundal bakti (bnd. Hosea 4:13-14). Ada para ahli yang mengatakan bahwa cara ibadah atau upacara-upacara lebih cenderung bersifat magi. Ada ajaran yang dikembangkan, yakni: Apabila ada ibadah yang meriah, maka berkat Tuhan akan selalu mengalir. Tuhan beserta dengan mereka. Dengan demikian, Tuhan Israel dianggap sama dengan dewa-dewi setempat. Hal yang sangat buruk ialah, walaupun ibadah diperbanyak, tetapi susila mereka sangat buruk. Agama dan tata susila menjadi terpisah.

    Oleh sebab itu Amos tampil menentang ibadat di Betel dan Gilgal. Ia tidak hanya mengkritik pola ibadat, melainkan dengan keras ia mengecam kehidupan yang dangkal walau diwarnai kemewahan dalam ketidak-adilan. Amos mengkritik ketidak-adilan (Amos 2:6br, 4:1br) yang merajalela, walau megah dan ramai dengan kultus pengorbanan dan perkumpulan yang disebut rohani. Lebih dari itu, Amos menubuatkan hukuman kepada Israel bila tidak segera bertobat di segala dimensi kehidupan yang tidak berkenan kepada Allah.

    6 Analisa Kata9 Ayat 14

    1) vrD darash. Kata ini berarti memulihkan, mencari dengan sungguh-sungguh. Pemakaian kata ini umumnya ditujukan dalam pengertian manusia mencari Allah, misalnya melalui ibadah, doa, mencari tahu apa keinginan Allah, atau apa yang menjadi tuntutanNya bagi kita.

    2) bAj tov Kata tov berarti baik, menyenangkan, menggembirakan, memberi sukacita. Ungkapan ini tidak hanya untuk menyatakan suatu kondisi, melainkan lebih berarti etika, yang menyangkut tingkah laku. Sumber dari tov itu adalah Tuhan sendiri.

    3) [r; ra` Artinya buruk, jahat, tidak menyenangkan, mendukakan, melukai, dan juga kesalahan. Ungkapan yang menyangkut kelakuan tidak baik ini lebih cenderung pada penyelewengan terhadap Allah atau pelanggaran terhadap hukum atau perintahNya.

    4) hy:x' khaya Artinya hidup, memiliki kehidupan, tinggal dalam kehidupan, bertahan hidup, dan juga dapat berarti telah dipulihkan, bangun, dan lepas dari kematian. Kata hy:x' berkaitan dengan nama Allah hw"hoy> yang menyatakan keadaan yang

    8 Th. C. Vriezen, Agama Israel Kuna, Jakarta, BPK-GM, 1983, hlm 220.

    9 Bnd. Theological Dictionary of the Old Testament.

  • 5

    sungguh-sungguh ada dan hidup. Jadi kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan yang berakar dari sumber hidup itu sendiri.

    5) hw"hoy> Yehovah {yeh-ho-vaw'} Jehovah = "the existing One". Ini menyatakan allah yang sungguh-sungguh ada dan hidup. Allah bangsa Israel, yang diperkenalkan kepada dan oleh Musa (Kel 3:14). Dalam kitab Amos ini digunakan sekaligus dengan kata ~yhil{a/ 'elohiym (penguasa, hakim, Allah yang benar), dan ha'b'c. tseba'ah {pahlawan perang, matahari, bulan, dan bintang dari seluruh ciptaan). Pemakaian kata keterangan ini pada hw"hoy adalah untuk menjelaskan kepada bangsa Israel bahwa hanya hw"hoy Tuhan dan Allah yang sesungguhnya, di atas segala-galanya, allah yang mahakuasa; serta bukan allah berhala yang biasa disembah oleh orang-orang di sekitar Israel pada waktu itu. Ini juga menyatakan bahwa tidak ada bala tentara yang dapat menandingi kekuatan Allah, sebab dialah pahlawan perang yang menaklukan segala musuh.

    Ayat 15 1) anEf' sane'

    Artinya membenci, memusuhi, menjauhi. Ini bisa ditujukan kepada perorangan, ataupun bangsa atau illah dari yang lain.Jadi Amos mengajak Israel untuk membenci dan menjauhi illah dan tingkah laku bangsa-bangsa lain, serta hanya beribadah kepada Tuhan dan melakukan kehendaknya dalam kehidupan keseharian.

    2) bh;a' 'ahab Artinya, mengasihi. Ini menyatakan kasih manusia terhadap sesamanya, termasuk mengasihi keluarga. Ini juga menyatakan kasih manusia kepada Allah (human love for or to God) dan tindakan menjadi sesama atau teman. Kata ini yang digunakan oleh Amos untuk menyatakan bagaimana Allah menyatakan kasih kepada orang yang mau bertobat, yakni yang mencari Tuhan dan menegakkan keadilan, kebenaran dan kejujuran dalam hidup keseharian.

    3) jP'v.mi mishpat Artinya keadilan, hukum dan juga dapat berarti terdakwa atau yang dieksekusi. Namun, dalam ayat ini kata mishpat lebih menyatakan pada penegakkan hukum dan keadilan dalam kehidupan keseharian, terutama oleh pemerintah kepada rakyatnya, tetapi juga antar sesama.

    4) r[;v; sha`ar Artinya pintu, pintu gerbang, tempat pertemuan umum, kota, dan kadang dipakai untuk menyatakan tempat pengadilan. Dalam ayat 15, kata ini dipakai untuk menyatakan tempat dan proses pengadilan, yang biasa dilakukan di depan pintu gerbang kota.

    Ayat 16

    (1) yhin> nehiy Artinya meratap atau nyanyian kesedihan. Ini yang dipakai oleh Amos untuk menggambarkan peristiwa yang akan dialami oleh bangsa Israel bila mereka tidak bertobat. Amos menubuatkan hukuman yang menggiring bangsa itu meratap dengan sangat mendalam.

    Ayat 17 5) rm;a' 'amar

    Artinya berbicara. Ini merupakan cirri khas para nabi yang berbicara atas nama dan pengutusan Allah. Sehingga, nubuatan mereka didasarkan pada apa yang Allah telah katakana melalui mereka.

  • 6

    7 Tafsiran Ayat-perayat 7.1. Ayat 14-15: Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup..

    Mengapa mencari yang baik? Apakah yang baik yang harus menurut pemberitaan Amos?

    Dengan menelusuri latar belakang dan mengkaitkannya dengan tafsiran atas ayat 14-15, maka mencari yang baik menurut Amos adalah mencari Tuhan (bnd ayat 6 Carilah TUHAN, maka kamu akan hidup.). Mencari Tuhan dalam hal ini tidak dibatasi pada memperbanyak ibadah, tetapi memperbaiki kehidupan yang sepadan dengan kehendak Tuhan. Bertolak dari kondisi social, ekonomi dan politik sebagaimana telah dikemukakan di atas, maka bagi Amos, mencari yang baik atau mencari Tuhan harus ditunjukkan dengan menegakkan keadilan. Penegakkan keadilan tersebut terjabarkan dalam dua dimensi, yakni: (1) Memperbaiki kehidupan agama

    Nubuatan Amos mengandung kritik terhadap praktek keagamaan bangsa Israel. Amos dalam nubuatannya selalu berusaha menyatakan kebenaran Allah kepada para pendengarnya. Berbeda dengan lawan-lawan Amos, yang sering disebut nabi istana, yang selain menantang Amos, juga memberitakan yang baik-baik di telinga para penguasa, yakni jaminan masa depan Israel berdasarkan sikap religious yang telah mereka lakukan (Amos 4; 5). Oleh karenanya, Amos mengkritik kehidupan keagamaan yang salah dan jahat dari bangsa Israel.

    Datanglah ke Betel dan lakukanlah perbuatan jahat, ke Gilgal dan perhebatlah perbuatan jahat! Bawalah korban sembelihanmu pada waktu pagi, dan persembahan persepuluhanmu pada hari yang ketiga! 5 Bakarlah korban syukur dari roti yang beragi dan maklumkanlah persembahan-persembahan sukarela; siarkanlah itu! Sebab bukankah yang demikian kamu sukai, hai orang Israel?" demikianlah firman Tuhan ALLAH. (Amos 4:4-5).

    Dengan ironis Amos mengkritik cara-cara kebaktian Israel, yang malah menunjukkan ketidak-setiaan mereka kepada Allah. Para imam menyuruh mereka berbakti dan melakukan ritus keagamaan, seakan-akan Tuhan menyukai peribadatan, padahal dalam kehidupan sehari-hari sungguh menjijikkan Allah. Oleh karenanya Amos mengkritik cara perayaan tersebut. Bandingkan Amos 5:21-24:

    "21 Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perkumpulan rayamu. 22 Sungguh, apabila kamu mempersembahkan kepada-Ku korban-korban bakaran dan korban-korban sajianmu, Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang. 23 Jauhkanlah dari pada-Ku keramaian nyanyian-nyanyianmu, lagu gambusmu tidak mau Aku dengar. 24 Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir."

    Dari nubuatan Amos tersebut, ia menegaskan bahwa Allah tidak menyukai ritus yang lahiriah, melainkan kegiatan keagamaan harus diikuti dengan perbuatan nyata, yakni menegakkan keadilan dan kebenaran. Kegiatan keagamaan yang hanya bersifat lahiriah dan tidak diikuti dengan perbuatan hanyalah memuaskan dan melayani diri sendiri atau manusia saja. Apabila tidak diubahkan, maka Amos mengumandangkan pembuangan ke luar kota Damaskus (5:27).

    Dengan sikap keagamaan yang menjijikkan tersebut, Amos menyamakan Israel dengan Filistin dan bangsa Aram, yang lebih menyukai penyembahan berhala daripada menjumpai Allah dan melakukan kehendakNya. Dalam Amos 5:4-5, kritik terhadap kehidupan keagamaan diungkapkan:

    Sebab beginilah firman TUHAN kepada kaum Israel: "Carilah Aku, maka kamu akan hidup! 5 Janganlah kamu mencari Betel, janganlah pergi ke Gilgal dan janganlah menyeberang ke Bersyeba, sebab Gilgal pasti masuk ke dalam pembuangan dan Betel akan lenyap."

    Dengan ungkapan ini, Amos mengarahkankan ucapannya kepada mereka yang menganggap dirinya sudah religious dengan tradisi dan kebiasaan tempat-tempat kebaktiannya, padahal ibadah mereka telah bercampur dan lebih cenderung mengikuti tradisi Bethel dan Gilgal (Bnd. Bagian 5.4).

  • 7

    Kritikan nabi Amos tersebut di atas bertujuan agar kaum Israel mau meninggalkan semua praktek dan tradisi yang menjijikkan Allah, dan mengajak mereka untuk mencari Yahwe. Dialah Tuhan yang hidup, yang Mahatinggi, Maha besar. Dialah Allah di atas segala Allah, Tuhan semesta alam, atau yang dalam istilah Nias Yehowa ngahono (pahlawan dan pemenang di medan perang, serta yang menguasai segala sesuatunya).

    Mencari Tuhan harus dilakukan dengan sungguh-sungguh (vrD darash), dengan segenap hati. Tradisi dan praktek mencari Tuhan di tempat bersejarah (Betel dan gilgal) adalah salah, dan yang benarnya adalah mencari Yahwe dengan menegakkan kebenaran dan keadilan dan membenci yang jahat di mata Tuhan. Mencari Tuhan adalah mencintai yang baik, dan dengan demikian dibutuhkan transformasi religious kaum Israel.

    Mencintai yang baik adalah bergaul dengan mendengarkan Tuhan (Amos 5:1), mencariNya (5:4,6), melaksanakan dan menegakakan keadilan (5:7, 15b, 24); serta membenci yang jahat (5:14). Oleh karenanya dibutuhkan pembaharuan dalam kehidupan keagamaan bangsa itu, supaya Tuhan mengasihi sisa-sisa keturunan Yusuf. Kata bh;a' 'ahab yang artinya mengasihi, mengungkapkan tentang bagaimana Allah menyatakan kasih kepada orang yang mau bertobat, yakni yang mencari Tuhan dan menegakkan keadilan, kebenaran dan kejujuran dalam hidup keseharian.

    (2) Memperbaiki kehidupan masyarakat Pokok kedua yang diungkap oleh Amos dalam ungkapan mencintai yang baik adalah melakukan pembaharuan pola dan tindakan dalam kehidupan bermasyarakat.

    Pembaharuan keagamaan seperti telah diungkapkan pada bagian sebelumnya (Bd Amos 4:4-5; 21-24, harus diikuti dan tercermin dalam kehidupan setiap hari, yakni dengan menegakkan keadilan dan kebenaran (5:15, 24, 6:12; 7). Apa artinya ini ? Perkataan jP'v.mi mishpat, Artinya keadilan, hukum dan juga dapat berarti terdakwa atau yang dieksekusi. Namun, dalam ayat ini kata mishpat lebih menyatakan pada penegakkan hukum dan keadilan dalam kehidupan keseharian, terutama oleh pemerintah kepada rakyatnya, tetapi juga antar sesama yang sesuai dengan peraturan dan tata hidup serta sikap yang sesuai dengan hukum yang berlaku. Dengan penegakkan keadilan dan kebenaran, maka Amos mengharapkan terciptanya suasana perdamaian dan persekutuan dalam kehidupan masyarakat. Keadilan adalah sikap dan tindak tanduk yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan, sedangkan kata kebenaran menjurus kepada kehendak Allah.

    Pada zamannya Amos, sudah terdapat berbagai kejahatan yang sungguh merajalela di tengah masyarakat. Amos 5:10-11 dikatakan:

    10

    Mereka benci kepada yang memberi teguran di pintu gerbang, dan mereka keji kepada yang berkata dengan tulus ikhlas. 11 Sebab itu, karena kamu menginjak-injak orang yang lemah dan mengambil pajak gandum dari padanya, sekalipun kamu telah mendirikan rumah-rumah dari batu pahat, kamu tidak akan mendiaminya; sekalipun kamu telah membuat kebun anggur yang indah, kamu tidak akan minum anggurnya.

    Jelas bahwa penentuan keputusan dari para penatua di tempat pertemuan (istilah yang dipakai dalam bahasa Nias kato, yang mungkin lebih tepat aro gosali, yaitu tempat pertemuan dan penentuan hokum dahulu di Nias), dimana ada usaha menutupnutupi dan mengaburkan kebenaran. Inilah bahaya besar itu. Lebih dari itu, dalam Amos 5:12 diungkapkan kejahatan Israel, yakni merajalelanya suap, sehingga orang miskin dan tak berdosa dikesampingkan. Jadi kekuasaan digunakan demi uang (Bnd Kel 23:2). Akibatnya, terjadi penindasan terhadap orang lemah (5:11). Maksudnya, tuan-tuan tanah mengambil upah dan

  • 8

    keuntungan dengan berbagai cara, antara lain memeras dan mencekik dengan bunga uang (kefe soono), sehingga orang kaya semakin kaya (3:15; 6:11). Semua itu ditentang oleh Amos. Ia mengkritik dengan keras segala kebobrokan dalam masyarakat. Ia mengkritisi praktek yang menjual kebenaran dengan uang. Ia juga mengkritik praktek perbudakkan karena system yang tidak adil, dan menentang penindasan yang keji (2:7-8).

    Singkatnya, situasi hubungan kemasyarakatan pada zaman Amos amatlah kacau balau dan tidak adil. Gambaran kekacauan tersebut, lebih lanjut diungkapkan pada pasal 8:4-5, yakni penipuan dalam konteks perdagangan melalui manipulasi alat-alat ukur, serta pelanggaran terhadap sabat (hari peristirahatan). Kondisi kekacauan ini telah terjadi pada akhir pemerintahan raja Yerobelam ke-2. Memang umumnya ekonomi maju, tetapi di dalamnya sarat dengan penipuan, suap dan ketidak-adilan. Kaum elite bersukacita di atas penderitaan orang lemah dan miskin.

    Oleh karena itu, Amos menyerukan agar bangsa itu berhenti melakukan kejahatan, dan mencintai yang baik. Gagasan mencintai yang baik harus tampak dalam kehidupan kemasyarakatan yang damai, adil dan benar.

    7.2. Ayat 16-17: "Di segala tanah lapang akan ada ratapan Kehidupan bangsa dan masyarakat yang kacau balau, serta praktek keagamaan yang hanya ritualnya saja, tetapi tidak berbuah dalam kehidupan sehari-hari sangatlah ditentang oleh Amos. Ia menyerukan pembaharuan, dengan mencari Tuhan, mencintai yang baik.

    Sorotan Amos tersebut diikuti dengan nubuatan tentang malapetaka yang mengancam. Amos menggambarkan hasil dari hukuman yang akan datang, yakni terjadinya ratap tangis di mana-mana, baik di kota maupun di desa. Baik di lapangan maupun di kebun anggur. Malapetakan akan datang bila tidak bertobat dan melakukan pembaharuan dalam hidup keagamaan dan kemasyarakatan.

    Ungkapan yhin> nehiy lebih berarti meratap. Ini yang dipakai oleh Amos untuk menggambarkan peristiwa yang akan dialami oleh bangsa Israel bila mereka tidak bertobat. Amos menubuatkan hukuman yang menggiring bangsa itu meratap dengan sangat mendalam. Tetapi, apabila mereka bertobat dan mencintai yang baik, maka Tuhan akan menyatakan kasihNya bagi sisa-sisa keturunan Yusuf. Mengapa Yusuf dan bukan Daud? Ini berkaitan dengan dua hal: (1) Bahwa keturunan Yusuf mendapat bagian tanah di wilayah Utara, dan dengan

    demikian bangsa yang ada pada zaman Amos adalah antara lain keturunan Yusuf.

    (2) Bahwa Allah tetap mengingat kasihNya kepada Yusuf yang telah menunjukkan kesetiaanNya pada Tuhan, walaupun berada di negeri lain, yakni Mesir. Ia tidak tergoda dengan berbagai kejahatan, dan memimpin dengan adil bangsa Mesir pada zaman paceklik.

    Karena kedua hal tersebutlah, maka Amos menyatakan bahwa Allah akan mengasihi sisa-sisa keturunan Yusuf.

    8 Skopus Kalau mau hidup, cintailah yang baik dan bencilah yang jahat, yakni dengan mencari Tuhan, melakukan pembaharuan dalam bidang keagamaan dan kemasyarakatan, demi terciptanya keadilan dan kebenaran.