36
1. Man (M1- Sumber Daya Manusia) a. Struktur Organisasi RSPTN Universitas Udayana baru beberapa bulan terakhir ini diresmikan, secara struktur organisasi RSPTN ini belum memiliki struktur organisasi yang tetap hal ini disebabkan karena RS ini baru berdiri dan perlu beberapa pembaharuan untuk meningkatkan mutu dan kualitas dari RS, secara garis besar RSPTN Unud dipimpin oleh Direktur RSPTN dan terdapat empat wakil direktur yang membantu dalam peningkatan mutu RSPTN, yakni Wadir pendidikan dan Pelatihan, Wadir Operasional, dan Wadir rawat inap Berikut bagan struktur organisasi dari RSPTN Universitas Udayana : b. Jumlah tenaga di RSPTN Universitas Udayana Tenaga Medis No Kualifikasi Jumlah Jenis 1 Dokter Gizi 1 Tidak Wadir IV Pendidikan dan Wakil Direktur Wadir I Perawatan Medik Wadir II SDM dan Kerja Sama Wadir III Operasiona l dan Keuangan

Analisis 5M

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PPP

Citation preview

1. Man (M1- Sumber Daya Manusia)

a. Struktur Organisasi

RSPTN Universitas Udayana baru beberapa bulan terakhir ini diresmikan, secara

struktur organisasi RSPTN ini belum memiliki struktur organisasi yang tetap hal

ini disebabkan karena RS ini baru berdiri dan perlu beberapa pembaharuan untuk

meningkatkan mutu dan kualitas dari RS, secara garis besar RSPTN Unud

dipimpin oleh Direktur RSPTN dan terdapat empat wakil direktur yang membantu

dalam peningkatan mutu RSPTN, yakni Wadir pendidikan dan Pelatihan, Wadir

Operasional, dan Wadir rawat inap

Berikut bagan struktur organisasi dari RSPTN Universitas Udayana :

b. Jumlah tenaga di RSPTN Universitas Udayana

Tenaga Medis

No Kualifikasi Jumlah Jenis

1 Dokter Gizi 1 Tidak terkaji

2 Dokter Gigi 2 2 Tidak terkaji

3 S-1 Dokter Umum 5 Honorer

4 S-1 Perawat 7 Honorer

5 D-3 Perawat 2 Honorer

6 D-3 Perawat Gigi 2 Honorer

7 D-4 Bidan 3 Honorer

8 D-3 Bidan 1 Honorer

9 S-2 Apoteker 1 Honorer

Wadir IV Pendidikan dan

Pelatihan

Wakil Direktur

Wadir I Perawatan

Medik

Wadir II SDM dan Kerja

Sama

Wadir IIIOperasional

dan Keuangan

9 S-1 Apoteker 1 Honorer

10 D-3 Apoteker 1 Honorer

11 D-3 Radiologi 2 Honorer

12 D-3 Analisis Kesehatan 2 Honorer

13 S-1 Fisioterapi 1 Honorer

Total 31

Non Medis

No Kualifikasi Jumlah Jenis

1 Staf administrasi 4 PNS

2 Casier 1 Tidak Terkaji

3 Staf Teknik Elektro 2 Honorer

4 Staf IT 1 Honorer

Total 8

c. Perekrutan tenaga perawat

Perekrutan tenaga kerja di RSPTN Udayana memiliki beberapa tahap seleksi

diantaranya terdapat seleksi melalui tahap tulis dan wawancara. Terdapat beberapa

persyaratan Khusus yang harus dipenuhi oleh para calon tenaga kesehatan yaitu

minimal memiliki pengalaman kerja satu tahun serta berusia 23-28 tahun

d. Pengaturan shift kerja di RSPTN Udayana

Pelayanan kesehatan di RSPTN Udayana masih belum dapat melayani selama 24 jam,

hal ini desebabkan oleh belum dioprasikannya ruang pelayanan UGD dan rawat inap.

Pengaturan shift kerja di RSPTN Udayana menerapkan hanya 2 pergantian shift saja

yaitu shift pagi yang bertugas dari pukul 08.00 WITA-14.00 WITA dan shift sore

dimulai dari pukul 14.00 WITA-20.00 WITA, tetapi untuk shift sore tenaga kesehatan

dihimbau untuk datang 30 menit lebih awal untuk melakukan operan. Shift pagi

dalam RS PTN Universitas Udayana dijaga oleh 6 perawat + 2 bidan dan untuk shift

siang dijaga oleh 3 perawat + 2 bidan. Setiap perawat/bidan yang berjaga akan

bertanggung jawab di 2 – 3 poliklinik. Dalam RS PTN tidak berlaku tenaga dinas

lepas karena belum berlakunya shift malam, namun disini pegawai akan libur setiap

hari minggu.

e. Pengaturan perawat di tiap poliklinik

Jumlah tenaga perawat yang dipekerjakan di RSPTN Udayana masih terbatas,

dikarenakan hanya baru poliklinik saja yang beroperasi. Maka dari itu pengaturan

perawat di tiap poliklinik masih belum sesuai dengan standar yang ada. Jumlah

poliklinik yang ada di RSPTN Udayana berjumlah 15 yang terdiri dari 14 poliklinik

spesialis dan 1 poliklinik umum. Masing-masing perawat bertugas untuk bertanggung

jawab pada 2-3 poliklinik, namun tidak ditetapkan secara tertulis. Menurut kelompok

kami pengaturan kerja perawat di poliklinik tersebut masih bisa dikatakan efektif

sebab masih sedikitnya pasien yang berkunjung ke RSPTN.

f. Kekurangannya jumlah perawat

NO POLIKLINIK SHIFT PAGI SHIFT SIANG

1 Poli umum 1 orang 1 orang

2 Poli anak 1 orang 1 orang

3 Poli penyakit dalam 1 orang 1 orang

4 Poli obstetrik dan gynekologi 1 orang 1 orang

5 Poli bedah 1 orang 1 orang

6 Poli kandungan 1 orang 1 orang

7 Poli neuro 1 orang 1 orang

8 Poli geriatric 1 orang 1 orang

9 Poli ortopedi 1 orang 1 orang

10 Poli urology 1 orang 1 orang

11 Poli gizi 1 orang 1 orang

12 Poli gigi 1 orang 1 orang

13 Poli psikiatri 1 orang 1 orang

14 Poli THT 1 orang 1 orang

15 Poli mata 1 orang 1 orang

JUMLAH 15 orang 15 orang

Secara keseluruhan, jumlah perawat yang dibutuhkan adalah :

Shift pagi : 15 orang

Shift siang : 15 orang +

30 orang

Perawat yang diperlukan untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang ideal

jika dilihat dari jumlah poliklinik yang ada yaitu sejumlah 30 orang. Namun, di RSPTN

Udayana baru mempekerjakan 9 orang perawat sehingga masih kekurangan 21 orang

perawat.

Analisis SWOT Man (M1- Sumber Daya Manusia)

No Analisis SWOT

1 Sumber Daya Manusia (Man(M1))

a. Internal Faktor (IFAS)

Strength

1. Pengaturan tenaga perawat yang diterima untuk bekerja di RSPTN melalui proses

prekrutan yang ketat yakni melalui tes tulis dan pengalaman seingga tenaga

perawat yang melayani masyarakat dapat melayani secara optimal ini

dioptimalkan dengan usisa perawat yang diterima minimal berusia 23-28 tahun

2. Rumah sakit telah bekerja sama dengan beberapa dokter spesialis

3. Adanya kerjasama yang baik antar satu perawat dengan yang lain membuat

pelayanan lebih baik

Weakness

1. Belum beroperasinya RSPTN secara optimal sehingga SDM yang digunakan

kurang maksimal dalam menjalankan tugasnya

2. Struktur organisasi rumah sakit masih belum jelas, terdapat beberapa perawat dan

bidan yang harus menangani 2 poliklinik sekaligus sehingga kinerjanya tidak

maksimal

3. Adanya kondisi dimana terjadi saling ambil alih pekerjaan dimana terkadang

pekerjaan seorang perawat ditangani oleh bidan maupun sebaliknya

b. External Faktor (EFAS)

Opportunity

1. Adanya tenaga perawat dengan pendidikan S1 sehingga pelayanan yang diberikan

akan lebih profesional

2. Adanya kebijakan pemerintah tentang profesionalisasi perawat

3. Adanya program akreditasi RS dari pemerintah dimana MAKP merupakan salah

satu penilaian

4. Adanya peluang untuk mengadakan kerjasama dengan PSIK Unud dalam

perekrutan tenaga kerja keperawatan

Threathened

1. Adanya MEA menyebabkan persaingan anatar perawat dan tenaga kesehatan

lainnya semakin berat

Identifikasi Masalah

Ketenagaan (M1)

1. Struktur organisasi rumah sakit masih belum lengkap, sehingga tenaga kesehatan

belum paham jelas mengenai alur komunikasi dan tugas.

Penyebab: RSPTN Udayana belum beroperasi secara keselurahan. Struktur

organisasinya masih belum begitu optimal sehingga menyebabkan penambahan tugas

bagi para perawat khususnya dalam menangani 2-3 poliklinik sekaligus

2. Material (M2)

a. Lokasi/Denah Ruangan

Rumah Sakit PTN Udayana terletak di jalan Rumah Sakit Udayana, Jimbaran, Kuta

Selatan, Badung, Bali. Memiliki Tanah seluas 4,1 hektar dan luas bangunan 3,8.

Untuk Tenaga kesehatan bisa menghandle 1-2 poliklinik. Bangunan RSPTN Udayana

memiliki 6 buah gedung dimana saat ini baru 1 bangunan yang dapat difungsikan.

Gedung 1 memiliki 4 lantai dan beberapa poli di setiap lantainya, diantaranya :

1. Pada lantai pertama terdapat poli dalam, poli bedah, ruang USG, poli kebidanan

dan kandungan, ruang tindakan obgyin, OK Minor, poli orthopedic, ESWL, poli

gizi, poli saraf dan poli fisioterapi. Terdapat juga UGD dan ruang farmasi.

2. Dilantai 2 terdapat poli mata, poli gigi, poli kulit, poli psikiatri dan poli THT.

3. Dilantai 3 dan lantai 4 dikhususkan untuk kamar inap pasien.

b. Peralatan dan Fasilitas (Pasien dan Ruangan)

Rumah Sakit PTN Udayana memiliki Fasilitas dan peralatan yang belum lengkap

untuk saat ini. RSPTN ini baru mengoperasikan Ruangan Poliklinik saja karena

keterbatasan alat dan SDM. Kondisi Ruangan dari RSPTN ini sudah baik tetapi untuk

Ruangan Rawat Inap masih belum bisa dioperasikan,karena kurangnya fasilitas dari

ruangan tersebut. Jumlah Ruangan ada 16 Poliklinik dan itu belum semua beroperasi.

Penempatan papan nama didepan ruang poli juga belum semua terisi. Jumlah total

Bed Pada Rs ini ada 238 bed. Dimana Ruangan Rawat Inap dibagi menjadi kelas VIP

= 8 Bed, kelas I = 18 bed, kelas II= 21 bed, kelas III= 24 bed. Untuk pembagiannya

Bed setiap ruangan Kelas VIP = 1 bed, Kelas 1 = 1 bed,Kelas II= 2 bed,Kelas 3= 3

bed. Secara keseluruhan memang untuk saat ini fasilitas dan peralatan yang ada belum

cukup lengkap, ini semua karena penggadaan alat-alat yang terhambat oleh birokrasi.

Standar peralatan dan fasilitas yang ada masih standar poliklinik, dimana alat-alat

yang ada di RSPTN ini masih terbilang standar. Saat ini di RSPTN hanya melayani

pasien BPJS dan umum.

Adapun Fasilitas yang ada saat ini di Poliklinik, antara lain:

Ruangan Poliklinik Fasilitas Jumlah

Poliklinik Penyakit Dalam - BED

- Lemari Penyimpanan

Alat

- Meja Dokter

- Kursi

- Komputer

- Bak Steril

- Alat pemeriksaan

Stetoskop

TTV

- Alat Bedah Steril

- Wastafel

1

1

1

2

1

1

1

1

1 set

1

Poliklinik Gigi - BED

- Lemari

- Meja Dokter

- Kursi

- Alat pemeriksaan

Stetoskop

Ttv

- Alat Pemeriksaan Gigi

- Komputer

- Wastafel

1

1

1

1

1

1

1 set

1

1

Poliklinik Mata - BED

- Lemari

- Meja Dokter

- Kursi

- Alat Pemeriksaan Poli

Mata

- Komputer

- Wastafel

1

1

1

1

1 set

1

1

- Mikroskop 1

Poliklinik obgyn - BED

- Lemari

- Meja Dokter

- Kursi

- Alat Pemeriksaan Poli

obgyn

- Komputer

- Wastafel

1

1

1

1

1 set

1

1

Poliklinik Kulit - BED

- Lemari

- Meja Dokter

- Kursi

- Alat Pemeriksaan Poli

Kulit

- Komputer

- Wastafel

1

1

1

1

1 set

1

Poliklinik observasi dan

tindakan

- BED

- Lemari

- Meja Dokter

- Kursi

- Alat Pemeriksaan

Stetoskop

TTV

Alat- alat Medis untuk

tindakan darurat

- Komputer

- Wastafel

1

1

1

1

1 set

1

1

1

Poliklinik THT - BED 1

- Lemari

- Meja Dokter

- Kursi

- Alat Pemeriksaan

Stetoskop

TTV

Alat- alat Medis THT

- Komputer

- Wastafel

1

1

1

1set

1set

1

1

Poliklinik OK Minor - BED

- Lemari

- Meja Dokter

- Kursi

- Alat Pemeriksaan

Stetoskop

TTV

Alat- alat Medis Ok

Minor

- Bak Steril

- Komputer

- Wastafel

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

Poliklinik Ortopedi - BED

- Lemari

- Meja Dokter

- Kursi

- Alat Pemeriksaan

Stetoskop

TTV

- Komputer

- Wastafel

1

1

1

1

1

1

1

Poliklinik Kebidanan - BED 1

- Lemari

- Meja Dokter

- Kursi

- Alat Pemeriksaan

Stetoskop

TTV

- Alat- alat Untuk USG

- Komputer

- Wastafel

1

1

1

1

1

1

1

Poli Farmasi - BED

- Lemari

- Meja Apoteker

- Kursi

- Alat Pemeriksaan

Stetoskop

TTV

- Lemari Obat-obatan

- Komputer

- Wastafel

1

1

1

1

1

1

1

1

Poliklinik Anak - BED

- Lemari

- Meja Dokter

- Kursi

- Alat Pemeriksaan

Stetoskop

TTV

- Alat-Alat Pemeriksaan

untuk Anak

- Komputer

- Wastafel

1

1

1

1

1

1

1

1

1

Fasilitas di ruang rawat inap

VIP - AC

- Alat untuk memanggil

perawat

- Oksigen Sentral

- Suction

- TV

- Kamar Mandi

1

1

1

1

1

1

KELAS I

- BED

- AC

- TV

- Kamar Mandi

- Alat untuk memanggil

perawat

- Oksigen Sentral

- Suction

1

1

1

1

1

1

1

KELAS II - AC

- Alat untuk memanggil

perawat

- Oksigen Sentral

- Suction

- TV

- Kamar Mandi

1

1

1

1

1

1

KELAS III - AC

- Alat untuk memanggil

perawat

- Oksigen Sentral

- Suction

- TV

1

1

1

1

1

- Kamar Mandi

- Dapur

1

1

Dilantai satu juga tersedia meja Receptionist dan Customer Servis. Sedangkan, Nurse

station baru direncanakan terdapat pada lantai 3 dan 4. Receptionist pada RSPTN ini

terdapat 1 di depan pintu masuk. Spoolholk belum tersedia di rumah sakit ini, namun

sudah direncanakan oleh pihak rumah sakit.

c. Administrasi Penunjang

Administrasi penunjang pada RSPTN ini adalah parkir yang terletak di pintu masuk

(gapura) serta parkir di depan padmasana. Luas lahan parkir yang tersedia dari RS ini

terbilang sudah sangat memadai dan sangat luas. Jika ada pasien yang membludak

dapat teratasi karena jumlah parkir yang sangat memadai kapasitasnya. Selain itu juga

tersedia Lift yang terletak disetiap Lantai lebih memudahkan akses untuk pasien,

Terdapat juga tangga serta ruang tunggu pasien. Pada lantai 1 terdapat ruang tamu yang

sangat nyaman dan kursi sofa digunakan untuk para tamu. RSPTN Udayana juga

memiiliki Genset yang terletak pada lantai dasar, genset tersebut dapat digunakan

sebagai sumber listrik darurat apabila terjadi pemadaman listrik. Ventilasi yang ada

pada setiap ruang inap juga sudah baik, dengan mempertimbangkan kenyamanan.

Kamar mandi yang ada juga sudah sesuai dengan aturan yang ada, yaitu terdapat

pegangan untuk pasien didalam kamar mandinya ini bertujuan untuk menghindari

risiko jatuh bagi pasien. Pintu kamar mandi juga dibuat sesuai standar aturan yang ada,

yaitu pintu kamar mandi terbuka keluar, ini bertujuan untuk memudahkan evakuasi

pasien jika pasien terjebak didalam kamar mandi. Pada lantai 1 juga dilengkapi kantin

dan musholah. Adapun Fasilitas yang tersedia pada Ruangan penunjang ini adalah

kamar mandi yang bersih dilengkapi dengan wastafel, kotak tisu, kloset duduk yang

masing – masing berjumlah 1 disetiap kamar mandi dan juga tersedia kantin yang

dilengkapi dengan bangku, meja makan dan stand makanan. Interior Kamar kelas 3

sama dengan kelas vip, kebersihan dari rumah sakit sudah dilakukan oleh petugas ISS

tidak lagi mengunakan petugas cleaning service

Analisis SWOT Material (M2)

No Analisis SWOT

a. Internal Faktor (IFAS)

Strenght :

1. Memiliki struktur bangunan yang megah dan ruangan yang nyaman.

2. Mempunyai lahan parkir yang luas sehingga dapat menampung kendaraan

dari pasien maupun keluarganya

3. Lokasi antara ruang 1 dengan lainnya tertata dengan baik

4. Kamar mandinya didesain sesuai dengan aturan terbaru yang ada, dimana

terdapat pegangan didalam kamar mandi untuk pasien serta pintu yang

didesain membuka keluar untuk memudahkan evakuasi pasien jika terjebak

didalam kamar mandi.

5. Ventilasi yang ada sudah cukup memadai.

Weakness:

1. Rumah sakit ini baru membuka poliklinik saja

2. Lokasi yang kurang strategis

3. Lingkungan yang belun tertata rapi

4. Gedung yang nantinya akan dijadikan UGD berlokasi jauh dari gerbang

masuk

b. Eksternal Factor (EFAS)

Opportunity:

1. Dapat dijadikan tempat praktik oleh mahasiswa yang berkecimpung dalam

bidang kesehatan, karena RSPTN ini juga merupakan rumah sakit

pendidikan.

2. Tidak terdapatnya rumah sakit pemerintah di daerah badung selatan,

sehingga membuat pelayanan kesehatan menjadi kurang maksimal.

Threat:

1. Masyarakat masih enggan berobat ke RSPTN karena fasilitas serta pelayanan

yang belum memadai.

2. Tidak semua masyarakat tahu bahwa ada rumah sakit PTN dan keberadaan

rumah sakit tersebut.

Identifikasi Masalah

Material (M2)

1. Adanya peralatan medis yang masih di titipkan

2. Belum adanya miniatur Rumah Sakit yang berfungsi sebagai denah sehingga

keluarga dan pasien yang berkunjung akan mengalami kesulitan dalam mencari

ruangan atau tujuannya.

3. Tidak terdapatnya pagar pada rumah sakit, sehingga mengurangi tingkat keamanan

Rumah sakit

Penyebab : Kurangnya dana untuk biaya operasional untuk penambahan fasilitas dan

sarana-prasarana lainnya, serta masih belum beroperasinya RSPTN Udayana sehingga

menyebabkan pasien yang berkunjung masih kurang

3. Method (M3)

1. Penerapan metode asuhan keperawatan

Setelah dilakukan kunjungan ke RSPTN, kelompok mendapatkan data-data terkait

proses dan prosedur pelayanan di RSPTN tersebut. Saat ini belum diterapkannya

metode asuhan keperawatan dikarenakan RSPTN belum beroperasi secara maksimal

melainkan hanya baru beroperasi dibagian kliniknya saja. Belum beroperasi secara

maksimal disini dimaksudkan ruangan rawat inap belum siap digunakan karena belum

terpenuhinya SDM di RSPTN tersebut dan beberapa alat yang dibutuhkan untuk

prosedur rawat inap masih dalam proses persiapan. Oleh karena itu metode asuhan

keperawatan di RSPTN belum diterapkan pada saat ini.

Menurut pendapat kelompok ketika nanti RSPTN sudah beroperasi secara maksimal

diamana sudah di operasikannya unit rawat inap, kelompok berpendapat untuk

penerapan metode asuhan keperawatan yang baik digunakan adalah metode asuhan

keperawatan primer. Kelompok menyarankan hal tersebut dikarenakan pada metode

keperawatan primer terdapat kontinutas keperawatan dan bersifat komprehensif serta

dapat dipertanggung jawabkan, setiap perawat primer biasanya mempunyai 4 – 6 klien

dan bertanggung jawab selama 24 jam selama klien dirawat dirumah sakit. Perawat

primer bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam

merencanakan asuhan keperawatan dan juga akan membuat rencana pulang klien jika

diperlukan. Jika perawat primer sedang tidak bertugas, kelanjutan asuhan akan

didelegasikan kepada perawat lain (associate nurse). Metode penugasan dimana satu

orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan

pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktik

kemandirian perawat, ada kejelasan antara si pembuat rencana asuhan dan pelaksana.

Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara

pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi

keperawatan selama pasien dirawat.

Selain hal tersebut di atas, alasan kelompok menyarankan MAKP primer karena untuk

memudahkan penyaluran SDM/ tenaga kerja dari lulusan PSIK UNUD dimana

RSPTN nantinya dapat bekerjasama dengan program studi ilmu keperawatan FK

UNUD untuk melengkapi SDM karena pada MAKP primer hanya dapat diterapkan

jika perawatnya adalah lulusan sarjana keperawatan.

2. Operan

Seperti halnya rumah sakit pada umumnya, di RSPTN juga dilakukan proses operan.

Baik itu operan pasien maupun operan alat, tetapi karena RSPTN belum beroperasi

secara maksimal dan belum beroperasinya unit rawat inap, oleh karenan operan pasien

hanya dilakukan apabila ada pasien yang harus dipantau lebih lama.

Dalam satu hari hanya ada dua shift, yaitu shift pagi dari jam 08.00-14.30 Wita dan

shift siang dari jam 14.30-20.00 Wita, sehingga operan hanya dilakukan satu kali.

Perawat biasanya datang pukul 14.00 Wita unutk melakukan operan. Lama operan

kurang lebih 30 menit di setiap poliklinik. Hal-hal yang dibahas dalam operan yaitu

jumlah pasien dan data-data dari pasien yang sudah dilayani meliputi indenditas,

keluahan, terapi yang sudah diberikan, rencana tindak lanjut, serta peralatan yang

dipakai baik itu peralatan habis pakai ataupun alat-alat medis yang ada di setiap

poliklinik. Operan dilakukan antar perawat atau antara perawat dan bidan.

Untuk kedepannya, jika RSPTN sudah beroperasi secara maksimal diharapkan dapat

melakukan operan sesuai dengan metode asuhan keperawatan yang nantinya akan

diterapkann di RSPTN tersebut, sehingga perawatan/ pemberian asuhan keperawatan

pada pasien dapat dilakukan dengan baik dan berkelanjutan.

3. Ronde keperawatan

Untuk saat ini RSPTN belum menerapkan ronde keperawatan, dikarenakan RSPTN

baru mengoperasikan unit poli saja dan belum beroperasinya unit rawat inap. Oleh

karena itu tidak memungkinkan untuk melakukan ronde keperawatan.

Untuk kedepannya, jika RSPTN sudah beroperasi secara maksimal diharapkan dapat

menerapkan ronde keperawatan untuk dapat menyelesaikan masalah klien dengan

lebih detail bersama dengan tim tenaga medis lainnya, sehingga dapat menentukan

terapi yang lebih efektif untuk diberikan pada pasien.

4. Pengelolaan obat dan logistik

Untuk pengelolaan obat di RSPTN telah disediakan apotek di RSPTN tersebut.

Pengelolaan obat di setiap poliklinik dilakukan oleh perawat dan bidan yang bertugas

di poliklinik tersebut. Perawat dan bidan yang yang bertugas di asing-masing

poliklinik bertugas mencatat obat-obat yang diperlukan. Perawat dan bidan juga harus

mencatat obat apa yang sudah diberikan pada pasien. Pada setiap poliklinik terdapat

stok obat, jika stok obat hanya tinggal beberapa, perawat akan menkonfirmasi ke

bagian farmasi dan bagian farmasi akan mengirim obat yang diperlukan ke poliklinik

yang bersangkutan.

5. Perencanaan pulang

Perencanaan pulang/ discharge planing belum dapat diterapkan di RSPTN karena unit

rawat inapnya belum dioperasikan.

Diharapkan jika RSPTN sudah dapat beroperasi secara maksimal, agar dapat

melakukan perencanaan pulang pasien dengan baik dan sesuai dengan prosedur yang

ada sehingga dapat mengidentifikasi kebutuhan spesifik untuk mempertahankan atau

mencapai fungsi maksimal setelah pulang

6. Supervisi

Supervisi di RSPTN sudah diterapkan, dimana supervisi dilakukan oleh atasan (wakil

direktur di RSPTN) secara berkala terhadap pekerjaan yang dilaksanakan oleh

bawahannya untuk kemudian apabila ditemukan masalah, segera diberikan petunjuk

atau bantuan yang bersifat langsung untuk mengatasinya.

7. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan oleh perawat, bidan, dan dokter yang menangani pasien. Hal-

hal yang didokumentasikan yaitu kartu registrasi, diagnosa, intervensi, resume

perawatan, penilaian awal oleh perawat atau dokter, dan catatan perkembangan.

Untuk pasien yang sudah pernah melakukan perawatan sebanyak 2 kali akan

dibuatkan evaluasi SOAP. Catatan dokumentasi tersusun secara sistematis. Hasil

dokumentasi disimpan dalam rak-rak yang tersusun rapi dan disusun berdasarkan no

akhir dari rekam medis sehingga mudah unutk dicari. Tempat rak sangat strategis dan

mudah dijangkau. Rak juga dilengkapi dengan kunci, sehingga aman dari tindakan

yang tidak diinginkan.

Analisis SWOT Method (M3)

No Analisis SWOT

1 Method (M3)

c. Internal Faktor (IFAS)

Strength

1. Terjalinnya komunikasi yang efektif antar tenaga kesehatan dan staf lainnya

2. RSPTN udayana memiliki visi, misi, dan motto sebagai pedoman dalam

pelaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan

3. Pihak manajemen selalu melakukan supervisi langsung kepada bawahannya,

baik kepada staff atau petugas kesehatan.

Weakness

1. Belum adanya struktur organisasi dalam penerapan metode asuhan

keperawatan di RS PTN

2. Belum berjalannya model MAKP di RSPTN

3. Supervisi belum terstruktur dan tidak ada formulir penilaian yang tetaap

sehinngga tidak memiliki acuan dan standarisasi dalam proses supervise.

4. Belum adanya dokumentasi supervise yang jelas

5. Belum ada Standar Operasional Prosedur mengenai timbang terima dalam

RS PTN Universitas Udayana sehingga tidak ada standard baku dalam

pelaksanaan proses operan antara perawat /bidan yang bertugas pada shift

pagi ke shift sore.

6. Belum berjalannya ronde keperawatan sesuai dengan Standar Operasional

Prosedur (SOP)

7. Pengawasan terhadap sistematika pendokumentasian belum dilaksanakan

dengan optimal

b. Faktor Eksternal (EFAS)

Opportunity

1. Adanya kebijakan setiap rumah sakit tentang pelaksanaan MAKP

Threat

1. Dengan adanya MEA menyebabkan semakin ketatnya persaingan antar

perawat

2. Metode yang diterapkan oleh RSPTN sudah diterapkan dibeberapa RS yang

ada di Bali

3. Adanya tuntutan masyarakat yang semakin tinggi terhadapt peningkatan

pelayanan keperawatan yang lebih profesional dan optimal serta

meningkatnya kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab dan tanggung

gugat perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan

Identifikasi masalah

Method (M3)

1. Metode (M3)

a. Penerapan model keperawatan masih belum optimal.

b. Pendokumentasian dilakukan secara manual.

c. Penerapan ronde keperawatan belum dapat dilaksanakan.

d. Belum adanya SOP dari pihak RSPTN Udayana

Penyebab: Rumah Sakit PTN Universitas Udayana belum beroperasi secara

keselurahan terutama pada bagian pelayanan rawat inap sehingga

model asuhan keperawatan profesional tidak bisa diterapkan secara

profesional serta membuat pendokumentasian dilakukan secara

manual serta menyebabkan ronde keperawatan tidak dapat diterapkan

4. Money (M4)

Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (RSPTN) Universitas Udayana mendapatkan

pendanaan pembangunan serta pengelolaan Rumah Sakit berasal dari 2 sumber dana,

dari Universitas Udayana dan Fakultas Kedokteran. Dimana dari kedua sumber

tersebut diperoleh dana sebesar 7 Milliyar, 4 Milliyar dari Universitas Udayana dan 3

Milliyar diperoleh dari Fakultas Kedokteran. RSPTN Udayana yang diresmikan bulan

Oktober 2013 tahun lalu terbilang masih baru, untuk tahun ini baru bisa melayani

pasien dengan BPJS dan pasien umum dan belum mengoperasikan pelayanan rawat

inap. RSPTN sendiri memperoleh hasil pelayanan dari BPJS sebesar Rp

10.000/pasien setiap bulannya dan untuk pasien umum RSPTN memproleh hasil

pelayanan sesuai dengan obat dan pelayanan yang diberikan. Setiap harinya rata-rata

jumlah pasien yang berkunjung ke RSPTN berkisaran antara 15-20 orang. Pengasilan

diperoleh rumah sakit bersumber dari pelayanan kesehatan BPJS dan umum kurang

lebih 17 juta/bulannya, dimana 15 juta dari pelayanan BPJS dan 2 juta dari pelayanan

umum. Pihak RSTPN menghabiskan dana perbulan untuk gaji Dokter rata-rata 5

juta/bulannya sedangkan untuk tenaga perawat rata-rata 2jt /bulannya, pembelian

obat berkisar 3 juta/bulan. Dana yang diperoleh rumh sakit selain digunakan untuk

memberikan biaya pelayanan para tenaga kesehatan dan juga untuk melengkapi

keperluan alat-alat serta obat-obatan dari rumah sakit, selain itu juga digunakan untuk

perawatan dari gedung dan infrasruktur yang ada. Perawatan alat-alat RSPTN bila ada

yang rusak biasanya menghabiskan dana berkisaran 1,5 juta setiap bulannya.

Berbagai kendala yang masih dialami RSPTN terutama dalam perdanaannya sendiri,

dimana dana yang diberikan masih sulit untuk direkomendasikan yang mengakibatkan

keterlambatan pemenuhan infrastruktur yang ada di RS dan mengalami keterbatasan

dalam bidang pelayanan.

Dari hasil pengkajian kelompok kamu tidak mendapatkan data mengenai biaya

pelayanan kesehatan yang dikenakan kepada pasien jika pasien berobat di RSPTN

Analisis SWOT Money (M4)

No Analisis SWOT

Money (M5)

a. Internal Faktor (IFAS)

Strength

1. RSPTN Udayana telah mendapatkan dana dari Rektorat sejumlah 4 Miliar

rupiah serta dari FK Unud sejumlah 3 miliar untuk pembangunan dan

pengembangan rumah sakit

Weakness

1. Belum ada jasa pelayanan untuk tenaga medis di RS PTN Universitas

Udayana sehingga kesejahteraan tenaga kesehatan masih kurang.

b. Faktor Eksternal (EFAS)

Opportunity

1. Pengeluaran dan biaya operasional RSPTN sebagian besar dibiayai oleh

institusi.

Threat

1. Biaya pelayanan kesehatan bisa meningkat karena adanya pajak sehingga

mungkin dapat mengurangi citra RSPTN

2. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan yang lebih profesional sehingga membutuhkan

pendanaan yang lebih besar untuk mendanai sarana dan prasana.

Identifikasi Masalah

Money (M4)

1. Belum ada jasa pelayanan untuk tenaga medis di RS PTN Universitas Udayana

sehingga kesejahteraan tenaga kesehatan masih kurang

Penyebab

Mungkin dikarenakan RSPTN belum beropasional secara penuh

5. Marketing (Pemasaran, termasuk mutu(M5))

Pemasaran (M5 – Marketing)

Pelanggan yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan di RSPTN Udayana sebagian

besar merupakan masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar rumah sakit, yaitu di daerah

Bukit Jimbaran dan juga mahasiswa, pegawai, dan dosen Udayana yang kuliah dan

bertugas di kampus Bukit Jimbaran. Usia pelanggan bervariasi, dari anak-anak hingga

dewasa. RSPTN Udayana ini belum beroperasi secara penuh, hanya beberapa poliklinik

saja yang sudah resmi beroperasi. Namun, RSPTN Udayana telah memiliki alat-alat

kesehatan yang masih dititipkan di RSUP Sanglah, Denpasar. Perawat tidak memiliki

tugas khusus sebagai tim marketing secara langsung untuk mencari pelanggan pelayanan

kesehatan.

a. BOR Pasien.

Berdasarkan pengkajian, didapatkan bahwa terdapat 62 tempat tidur untuk rawat inap.

Namun, 62 tempat tidur tersebut masih belum dioperasikan karena layanan ruang

rawat inapnya sendiri masih belum beroperasi.

No Sif VIP Kelas I Kelas II Kelas III

1 Pagi 8 bed (kosong) 18 bed (kosong) 12 bed (kosong) 24 bed (kosong)

2 Sore 8 bed (kosong) 18 bed (kosong) 12 bed (kosong) 24 bed (kosong)

3 Malam 8 bed (kosong) 18 bed (kosong) 12 bed (kosong) 24 bed (kosong)

b. Mutu Pelayanan Keperawatan

RSPTN Udayana, untuk kali ini masih mengoperasikan hanya beberapa poliklinik

saja, belum sampai ke pelayanan rawat inap. Maka dari itu mutu pelayanan

keperawatan yang dilihat dari angka kejadian infeksi nosokomial dan dekubitus masih

belum bisa dikaji. Walaupun demikian, pelayanan dari poliklinik juga tentu saja

berupaya untuk menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatannya. Dilihat

dari pelayanan keperawatan yang ramah, tanggap, dan sigap. Setiap pasien yang

datang selalu diberikan pelayanan yang maksimal sehingga mutu pelayanan

keperawatan bisa terus dijaga dan ditingkatkan. Jika dilihat dari segi bangunan,

menurut kelompok kami bangunan yang sangat bersih dan nyaman dapat

meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dalam dimensi kenyamanan pasien.

Tingkat Kepuasan Pasien.

Kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan di rumah sakit

atau dari segi kinerja tenaga kesehatan merupakan hal penting yang menjadi

prioritas sebuah instansi kesehatan untuk mendapatkan citra yang baik dari

masyarakat. Pelayanan kesehatan di RSPTN Udayana melibatkan beberapa

tenaga kesehatan yaitu dokter spesialis, dokter umum, perawat, ahli gizi,

bidan, analis kesehatan, apoteker, dan fisioterapis. Dengan terlibatnya

beberapa tenaga professional yang memang sudah professional dibidangnya,

diharapkan hal tersebut dapat meningkatkan kepuasan pasien dalam

mendapatkan pelayanan kesehatan.

Berdasarkan hasil pengkajian, teknik yang digunakan oleh RSPTN

Udayana dalam mengetahui tingkat kepuasan pasien adalah dengan

mengaplikasikan kotak kritik dan saran di bagian resepsionis. Namun, selama

ini belum ada konsumen atau pelanggan yang mengisi kotak kritik dan saran

tersebut sehingga pihak RSPTN Udayana masih belum mengetahui tingkat

kepuasan pasien.

Walaupun demikian, dari hasil pengkajian, Dr Ayu mengatakan bahwa

selama ini belum ada pasien yang complain terhadap pelayanan kesehatan

yang diberikan. Bahkan, bisa dikatakan bahwa tingkat kepuasan pasien selama

ini bagus. Ini bisa dilihat dari makin banyaknya masyarakat yang memilih

RSPTN Udayana sebagai tempat mendapatkan pelayanan kesehatan.

Keamanan Pasien

Keamanan pasien merupakan salah satu dimensi mutu keperawatan

dalam pelayanan kesehatan. RSPTN Udayana sudah mengusahakan untuk

menjaga keamanan pasien. Misalnya, dengan menerapkan 6 langkah cuci

tangan dalam 5 momen untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Selain

itu, keamanan pasien juga dijaga dengan menyediakan kursi roda bagi pasien

yang memang memiliki ketidakmampuan dalam berjalan.

Jika dilihat dari kemanan lingkungan, RSPTN Udayana sudah sangat

memperhatikannya dengan memasang CCTV di berbagai area Rumah Sakit.

Hal ini juga bertujuan agar pasien dan keluarga pasien merasa aman ketika

berada di rumah sakit ini. Selain itu, diperkerjakan 7 orang security untuk

menjaga keamanan, yaitu 2 orang jaga pagi, 2 orang jaga sore dan 3 orang jaga

malam.

AVLOS

Average Length of Stay (AVLOS) adalah rata-rata lamanya pasien

dirawat, idealnya 6-9 hari. Namun di Rumah Sakit Udayana untuk ruangan

rawat inapnya belum beroperas. Jadi untuk lamanya pasien dirawat tidak

sampai 1 hari hari, rata-rata pasien yang dirawat selama 30 menit. Setelah itu

pasien langsung kembali kerumah. Jadi untuk perhitungan AVLOS belum bisa

dilakukan. Secara umum perhitungan yang digunakan untuk menghitung

AVLOS yaitu:

Jumlah lama dirawat

Jumlah pasien keluar (hidup+meninggal)

No Analisis SWOT

1 Marketing (M5)

a. Internal Faktor (IFAS)

Strength

1. Rumah sakit sangat mengutamakan mutu pelayanan kesehatan.

2. Rumah sakit telah menyedian kotak saran yang bisa diisi oleh pengunjung sebagai

sarana untuk mengevaluasi pelayan rumah sakit.

3. Setelah kurang lebih satu tahun berjalan, rumah sakit tidak pernah pendapat

complain dari pasien tentang pelayanan rumah sakit.

Weakness

1. RS PTN Universitas Udayana sudah memiliki kotak saran untuk menilai kepuasan

pasien namun belum terisi oleh pasien.

2. Belum adanya promosi dari Rumah Sakit, baru sosialisasi ke masyarakat saja.

b. Faktor Eksternal (EFAS)

Opportunity

1. RS bekerjasama dengan Universitas Udayana dalam upaya kesehatan mahasiswa

melalui tanggungan kesehatan kepada mahasiswa.

2. Meningkatnya konsumen yang mendaftarkan diri sebagai penerima BPJS di RSPTN

Udayana.

Threat

1. Adanya peningkatan standar kepada masyarakat yang harus terpenuhi dalam

pemberian pelayanan kesehatan

2. Sudah adanya Rumah Sakit lain yang memang sudah memiliki citra dan eksistensi

yang sangat baik.

Identifikasi Masalah

Marketing (5M)

1. Tingkat kepuasan pasien belum diketahui secara pasti akibat tidak adanya

pelanggan yang mengisi kotak saran yang disediakan oleh pihak rumh sakit

Penyebab :

Tidak tersedianya sarana prasarana yakni kotak saran sebagai salah satu aspirasi

bagi pasien dalam menyalurkan aspirasinya apabila ada komplain dari pasien ini

difungsikan untuk meningkatkan kinerja tenaga kesehatan kedepannya