Upload
haanh
View
229
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS BIAYA RAWAT JALAN PASIEN DIABETES MELITUSTIPE 2 PESERTA ASKES YANG MENGGUNAKAN ANTIDIABETIK
ORAL DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATENPERIODE JANUARI - JUNI 2009
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Elysabeth Frederika Yulia Jayani
06 8114 081
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
ii
ANALISIS BIAYA RAWAT JALAN PASIEN DIABETES MELITUSTIPE 2 PESERTA ASKES YANG MENGGUNAKAN ANTIDIABETIK
ORAL DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATENPERIODE JANUARI - JUNI 2009
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Elysabeth Frederika Yulia Jayani
06 8114 081
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
v
“ Bersukacitalah dalam pengharapan
sabarlah dalam kesesakan
dan bertekunlah dalam doa”
(Roma 12 : 12)
Terkadang aku merasa sendirian...Menyerah terhadap keadaan…
Akan tetapi, aku sadar Dia selalu ada disamping kita
setiap langkah kita, menuntun kita, dan Dia selalu ada di segala situasi
Keyakinan akan
percaya bahwa aku bisa melakukan yang terbaik
vi
Bersukacitalah dalam pengharapan
sabarlah dalam kesesakan
dan bertekunlah dalam doa”
Terkadang aku merasa sendirian...Menyerah terhadap keadaan…
Akan tetapi, aku sadar Dia selalu ada disamping kita, memperhatikan
setiap langkah kita, menuntun kita, dan Dia selalu ada di segala situasi
apapunyang sedang kita hadapi…
Keyakinan akan Kuasa dan kasih-Nya membuat aku bangkit dan
bahwa aku bisa melakukan yang terbaik dengan doa dan usaha
Skripsi ini kupersembahkan kepada :
Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria danSanto Yusuf
Yang tercinta Bapak, Ibu, kakak dan adikku
Yang tersayang ”Miyn Heart”
Bagi teman dan sahabatku, terima kasih atas perhatian
dan dukungannya baik dalam suka maupun duka.
Terkadang aku merasa sendirian...Menyerah terhadap keadaan…
, memperhatikan
setiap langkah kita, menuntun kita, dan Dia selalu ada di segala situasi
Nya membuat aku bangkit dan
dengan doa dan usaha.
Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria danSanto Yusuf
nta Bapak, Ibu, kakak dan adikku
Bagi teman dan sahabatku, terima kasih atas perhatian
dan dukungannya baik dalam suka maupun duka.
vii
PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Gusti Yesus Kristus
Sang Juru Selamat atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Biaya Rawat Jalan Pasien Diabetes
Melitus Tipe 2 Peserta Askes yang Menggunakan Antidiabetik Oral di RSUP
Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Periode Januari–Juni 2009” ini. Skripsi ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Atas bimbingan, pengarahan dan bantuan yang telah diberikan sehingga
penyusunan skripsi ini dapat terlaksana, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma atas bimbingannya
selama penulis melakukan proses pembelajaran di Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma.
2. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing atas dukungan,
arahan, serta semangat yang diberikan kepada penulis selama proses
penyusunan skripsi.
3. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku dosen penguji skripsi atas dukungan,
arahan, kritik, dan masukan serta semangat yang diberikan kepada penulis.
4. Bapak Ipang Djunarko, S.Si., Apt. selaku dosen penguji skripsi atas
dukungan, arahan, kritik, dan masukan serta semangat yang diberikan kepada
penulis.
viii
5. Direktur RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten yang telah memberikan izin
untuk penulis dapat melakukan penelitian.
6. Kepala beserta staf Bagian Pendidikan dan Penelitian (Diklit) dan Bagian
Rekam Medik Rawat Jalan RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, Apoteker
dan staf apotek yang ditunjuk RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten (Bu
Yuniar, Mas Agus, dan Mba Wenny) atas bantuan dan dukungannya.
7. Kedua orangtuaku Yulius Suranto Catur Warsito dan Sri Rahayu Purnawati
yang dengan tulus ikhlas memberikan dukungan berupa kasih sayang, doa,
nasehat maupun materi dalam setiap langkah hidup penulis.
8. Kakak dan adikku, Maria Rahayu Wijayanti dan Martinus Charlie Andrianto
(Upin), yang telah memberikan doa, dukungan dan semangatnya demi
selesainya skripsi ini.
9. Avit Nurcahyo, selaku kekasih penulis atas kasih sayang, dukungan dan
semangat yang sangat menguatkan.
10. Mamah, Papah, Om John atas doa dan dukungan untuk menyelesaikan skripsi
ini.
11. Oma Dora yang telah memberikan doa dan dukungannya selama ini.
12. Seluruh keluarga yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu atas dukungan,
kasih sayang dan doanya.
13. Sahabat-sahabatku, Dian Verina Indriani (Cherry) yang memberi semangat,
kasih sayang dan dukungan serta kebersamaan yang telah dilalui dalam suka
dan duka bersama penulis.
ix
14. Teman-temanku, Firman (Ipin), Esti, Cyndi, Sita, Ipal, Aan, Yuyun, Melia,
Nony, Oki, Mas Faiz, Mas Ongko, Mas Panggih, Mas Anwar, Mas Sayed,
dan semua teman yang telah memberi semangat dan bantuan pada penulis.
15. Teman-teman KKN (Doan”Becak”, Manto, Ance, Via, Puput, Dimon, Yakob,
dan Agnes) dan teman-temanku di Kost Muria (Rere, Novi, Lita, Mela, Dita,
Lia, Dewi, Gety, Grace, Rosa, Rosi, Dewi dll.) yang selalu mendukung dan
mendoakanku.
16. Seluruh teman-teman Farmasi angkatan ‘06 pada umumnya, teman-teman
FKK ’06 pada khususnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,
yang menjadi teman belajar dan diskusi baik selama kuliah, praktikum,
maupun selama penyusunan skripsi.
17. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu oleh penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari sempurna, namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan penulis khususnya. Semoga Yesus Kristus Sang Juru Selamat kita selalu
berkenaan memberikan petunjuk dan berkat kepada kita semua.
Yogyakarta, 27 Januari 2010
Penulis
x
xi
INTISARI
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit yang diderita seumur hidup.Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran biaya rawat jalan pada pasien DM tipe 2 termasuk biaya untuk mengatasi komplikasi di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten periode Januari–Juni 2009.
Penelitian ini non eksperimental, dengan rancangan penelitian deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif. Data diperoleh dari unit rekam medik, unit keuangan, dan unit farmasi. Biaya rawat jalan yang dihitung adalah biaya medik langsung meliputi biaya antidiabetik oral, biaya komplikasi, biaya pemeriksaan laboratorium, dan biaya administrasi.
Kasus DM tipe 2 yang berkunjung selama 6 kali di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten periode Januari-Juni 2009 sebanyak 33 pasien (198 kasus). Persentase umur terbesar pada umur 50-59 tahun yaitu 48,5%, 57,6% untuk wanita, penyakit komplikasi terbanyak yaitu hipertensi (38,9%), penyakit penyerta yaitu osteoarthritis dan hiperuricemia (3,1%). Obat oral anti DM ditemukan dalam bentuk kombinasi (69,7%). Kombinasi oral yang banyak digunakan yaitu kombinasi Glucodex®Metformin+Glucobay® (41 kasus), oral tunggal yang paling banyak digunakan yaitu Lodem® (11 kasus), kombinasi oral-injeksi yaitu Mixtard®+Metformin (10 kasus), monoterapi insulin yaitu Mixtard®
(10 kasus). Gambaran biaya rawat jalan meliputi biaya antidiabetik Rp 155.956,00, biaya komplikasi Rp 79.993,00, biaya pemeriksaan laboratorium Rp 40.888,00, dan biaya administrasi Rp 16.012,00.
Kata kunci : biaya rawat jalan, diabetes melitus tipe 2
xii
ABSTRACT
Diabetes mellitus (DM) is a disease which suffering all one’s life. This research is proposed to give the reader a kind of cost images for DM patient including cost to cure complication disease in RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten in January-June 2009 period.
This is a non experimental research using retrospectively descriptive evaluative research plan. The data are gathered from medical record, finance, pharmacy unit. Cost for outpatient is counted from direct medical cost covering oral anti diabetic, complication cost, laboratory checkup cost, and administration cost.
There are 33 DM type 2 patients (198 cases) who are checking for six times in RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten in January-June 2009 period. The highest age presentation of DM type 2 patients is 50 years old until 59 years old (48.5%). 57.6% from the patients are female. The highest rank of complication disease is hypertension (38.9%). The highest rank disease are osteoarthritis and hyperuricemia (3.1%). Oral medicines anti diabetic usually found in combination form (69.7%). Oral combination medicines that become the most being used are Glucodex®+Metformin+Glucobay® (41 cases). The most used single medicine is Lodem® (11 cases). Oral injection combination are Mixtard®+Metformin (10 cases). Mono therapy insulin that is being used is Mixtard® (10 cases). The image of outpatient cost that is covering oral anti diabetic Rp 155.956,00, complication cost Rp 79.993,00, laboratory checkup cost Rp 40.888,00, and administration costRp 16.012,00.
Key word : cost for outpatient, diabetes mellitus type 2
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v
PRAKATA ....................................................................................................... vi
LEMBAR PUBLIKASI .................................................................................. vi
PRAKATA ....................................................................................................... vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... x
INTISARI ........................................................................................................ xi
ABSTRACT ...................................................................................................... xii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................xviii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix
BAB I PENGANTAR ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
1. Permasalahan ........................................................................ 4
2. Keaslian penelitian ................................................................ 4
3. Manfaat penelitian ................................................................. 5
B. Tujuan penelitian ....................................................................... 6
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ....................................................... 8
xiv
A. Farmakoekonomi ...................................................................... 8
B. Diabetes Melitus (DM) .......................................................... ... 11
1. Definisi .............................................................................. 11
2. Klasifikasi ......................................................................... 11
3. Epidemiologi ....................................................................... 12
4. Patofisiologi......................................................................... 13
5. Tanda dan gejala.................................................................. 15
6. Diagnosis............................................................................. 16
7. Pengelolaan DM.................................................................. 17
8. Komplikasi DM................................................................... 21
C. Agen Hipoglikemik Oral ......................................................... 23
1. Sulfonilurea ....................................................................... 23
2. Meglitinid........................................................................... 24
3. Biguanid ............................................................................. 24
4. Thiazolidinedion ............................................................... 25
5. Penghambat Glukosidase-alfa ........................................... 25
D. Insulin........................................................................................ 25
E. Askes ........................................................................................ 27
F. Keterangan Empiris ................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 33
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................... 33
B. Definisi Operasional ................................................................. 33
C. Subyek Penelitian ..................................................................... 36
xv
D. Bahan Penelitian ....................................................................... 36
E. Lokasi Penelitian ...................................................................... 37
F. Jalannya Penelitian .................................................................... 37
G. Tata Cara Pengolahan Hasil Penelitian ..................................... 38
H. Kesulitan Penelitian.................................................................... 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. . 45
A. Gambaran Karakteristik Pasien ............................................... 45
1. Persentase Umur ................................................................ 45
2. Jenis Kelamin .................................................................... 46
3. Distribusi Kasus DM Tipe 2 ............................................. 46
B. Gambaran Penggunaan Antidiabetik Oral .............................. 49
C. Analisis Biaya............................................................................ 53
1. Biaya Antidiabetik Oral dan Biaya Komplikasi.................. 53
2. Biaya Laboratorium............................................................. 65
3. Biaya Administrasi.............................................................. 67
4. Biaya Rawat Jalan ............................................................... 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 70
A. Kesimpulan ............................................................................. 70
B. Saran ........................................................................................ 71
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 72
LAMPIRAN ................................................................................................... 76
BIOGRAFI PENULIS .................................................................................. 106
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I Kategori Status Glukosa ............................................................. 17
Tabel II Target Terapi DM ...................................................................... 20
Tabel III Farmakokinetik Insulin yang Digunakan Secara Subkutan ....... 26
Tabel IV Persentase Komplikasi Pasien DM Tipe 2 Berdasarkan
Diagnosis di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Periode
Januari-Juni 2009 ........................................................................ 47
Tabel V Distribusi Jenis Penyakit Penyerta Kasus DM Tipe 2
Berdasarkan Diagnosis di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro
Klaten Periode Januari-Juni 2009 ............................................... 49
Tabel VI Distribusi Pola Penggunaan Antidiabetik Oral yang Diberikan
Pada Pasien DM Tipe 2 di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro
Klaten Periode Januari-Juni 2009 ............................................... 50
Tabel VII Distribusi Pola Penggunaan Antidiabetik Oral Pada Pasien DM
Tipe 2 di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Periode
Januari-Juni 2009 ........................................................................ 52
Tabel VIII Total Biaya Pola Penggunaan Antidiabetik Oral dan Obat
Komplikasi Pasien DM Tipe 2 Rawat Jalan di RSUP Dr.
Soeradji Tirtonegoro Klaten Periode Januari-Juni 2009 ............ 54
Tabel IX Data Harga Penggunaan Obat Antidiabetik Oral dan
Komplikasi yang Diberikan Pada Pasien DM Tipe 2 Peserta
xvii
Askes di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Periode
Januari-Juni 2009 ....................................................................... 61
Tabel X Biaya Laboratorium Pada Pasien DM Tipe 2 di RSUP Dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten Periode Januari-Juni 2009 .......................... 66
Tabel XI Gambaran Biaya Rawat Jalan yang Ditanggung PT. Askes dan
Pasien DM Tipe 2 di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
Periode Januari-Juni 2009........................................................... 68
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Algoritma Kontrol Glikemik DM Tipe 2 Pada Anak-anak
dan Dewasa............................................................................. 19
Gambar 2 Hubungan Pihak-pihak Dalam Asuransi Kesehatan………... 27
Gambar 3 Diagram Persentase Pasien DM Tipe 2 Berdasarkan Umur... 45
Gambar 4 Diagram Persentase Pasien DM Tipe 2 Berdasarkan Jenis
Kelamin ................................................................................... 46
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Selesai Penelitian ............................................................ 75
Lampiran 2 Data Peresepam Pasien Selama 6 Bulan.. ................................ 76
Lampiran 3 Total Biaya Pola Penggunaan Antidiabetik Oral dan Obat
Komplikasi Pasien DM Tipe 2 Rawat Jalan di RSUP Dr.
Soeradji Tirtonegoro Klaten Periode Januari-Juni 2009 ......... 95
Lampiran 4 Tarif Pemeriksaan Laboratorium Pasien Rawat Jalan ............. 104
Lampiran 5 Biaya Administrasi Pasien ....................................................... 105
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang Masalah
Prevalensi penyakit diabetes melitus (DM) di dunia terus meningkat,
pada tahun 1995 prevalensinya 4,0% dan diperkirakan pada tahun 2025 menjadi
5,4%. Data WHO menyebutkan, angka kejadian DM di Indonesia mendekati
4,6%, padahal di negara berkembang, DM menyerang masyarakat yang berada
pada usia produktif, yaitu sekitar 45 sampai 65 tahun (Triplitt, Reasner & Isley,
2005).
Prevalensi global DM tipe 2, oleh WHO diperkirakan akan meningkat
dari 171 juta orang pada tahun 2000 menjadi 366 juta pada tahun 2030. Negara
dengan kasus DM terbanyak secara berurutan yaitu India, Cina, dan Amerika
Serikat. Indonesia berada di urutan ke-4 terbanyak kasus diabetes di dunia.
International Diabetes Federation (IDF) menyatakan, tahun 2003 terdapat 194 juta
orang terkena diabetes (Anonim, 2005a).
Hasil penelitian epidemiologi di Jakarta membuktikan adanya
peningkatan prevalensi DM dari 1,7 % pada tahun 1982 menjadi 5,7% tahun
1993. Peningkatan prevalensi DM juga terjadi di Makassar yang meningkat dari
1,5% pada tahun 1981 menjadi 2,9% tahun 1998 dan 12,5% pada tahun 2005
(Anonim, 2008).
Biaya pelayanan kesehatan khususnya biaya obat semakin meningkat.
Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain perubahan pola penyakit,
2
perubahan pola pengobatan, penggunaan teknologi yang semakin canggih, dan
meningkatnya permintaan akan pelayanan kesehatan. Peningkatan biaya
pelayanan kesehatan ini menjadi salah satu hambatan utama dalam upaya
pelayanan kesehatan. Di sisi lain, sumber daya yang dapat digunakan untuk
pelayanan kesehatan semakin terbatas sehingga dibutuhkan cara agar pelayanan
kesehatan menjadi lebih efisien dan ekonomis.
American Diabetes Association menyatakan bahwa biaya ekonomi total
tahunan untuk penyakit diabetes pada tahun 2007 di Amerika Serikat mencapai
174 milyar Dolar. Pengeluaran medis total 116 milyar Dolar yang terdiri dari 27
milyar Dolar untuk perawatan diabetes, 58 milyar Dolar untuk diabetes kronik
yang berhubungan dengan komplikasi yang menyertai penyakit diabetes, dan 31
milyar Dolar diluar biaya medis umum (ADA, 2008).
Suatu terapi pengobatan yang baik dan benar akan sangat menguntungkan
bagi pasien, baik dari segi kesehatan atau kesembuhan penyakit yang diderita,
biaya yang harus dikeluarkan, dan kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat
tersebut, terutama sekali bagi pasien yang harus mengkonsumsi obat dalam waktu
lama, bahkan seumur hidupnya, seperti penyakit DM. Oleh karena itu efisiensi
dan efektivitas penggunaan obat dan biayanya merupakan faktor yang penting
untuk diperhatikan (Andayani, 2006). Sampai saat ini belum ditemukan obat yang
dapat menyembuhkan penyakit DM. Adanya obat-obat antidiabetes hanya
berfungsi sebagai pengendali DM. Dengan demikian, pengobatan dan pengelolaan
yang baik memang sangat diperlukan, dengan memperhatikan kondisi dan
kemampuan dari pasien. Sehingga diperlukan terapi pengobatan yang efektif dan
3
efisien.
Asuransi kesehatan (Askes) yang telah diadakan pemerintah diharapkan
mampu memberikan manfaat kepada masyarakat peserta asuransi kesehatan
terkait biaya kesehatan. Sehingga masyarakat dapat terbebas dari kesulitan
penyediaan dana tunai dan tidak terbebani oleh biaya kesehatan yang saat ini
semakin mahal (Andayani, 2006).
DM tipe 2 merupakan salah satu penyakit yang prevalensinya cukup besar
di dunia dan terlebih di negara berkembang seperti Indonesia. DM dapat
menimbulkan komplikasi penyakit lain apabila kadar glukosa darah tidak
terkendali dengan baik sehingga membutuhkan terapi yang adekuat. Hal ini
mengakibatkan kebutuhan biaya terapi pasien DM akan semakin besar seiring
dengan meningkatnya progresivitas penyakit. Oleh karena itu, diperlukan
penelitian berkaitan dengan besarnya biaya terapi yang dibutuhkan pasien DM
agar dapat menjadi masukan bagi pihak Askes yang bertindak sebagai
penanggung dalam mengambil kebijakan yang berkaitan dengan alokasi dana bagi
peserta asuransi kesehatan khususnya penderita DM tipe 2.
Penelitian ini bertempat di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten karena
RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten merupakan rumah sakit pendidikan kelas
B yang memiliki visi menjadi rumah sakit yang berkualitas mandiri dalam
pelayanan, pendidikan, dan penelitian di bidang kesehatan. Selain itu, penyakit
DM tipe 2 merupakan salah satu dari 10 penyakit rawat jalan terbanyak di RSUP
Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten pada tahun 2008.
4
Berdasarkan pada uraian di atas maka peneliti merasa perlu melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Biaya Rawat Jalan Pasien Diabetes Melitus Tipe
2 Peserta Askes yang Menggunakan Antidiabetik Oral di RSUP Dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten Periode Januari–Juni 2009”.
1. Permasalahan
Masalah yang dapat dirumuskan mengenai analisis biaya rawat jalan
penggunaan antidiabetik oral pada pasien DM tipe 2 peserta Askes di RSUP Dr.
Soeradji Tirtonegoro Klaten periode Januari-Juni 2009 adalah:
a. Seperti apa karakteristik pasien DM tipe 2 peserta Askes di RSUP Dr.
Soeradji Tirtonegoro Klaten periode Januari-Juni 2009 dan kekhronisan dari
penyakit atau ada tidaknya komplikasi?
b. Seperti apa gambaran penggunaan antidiabetik oral yang diresepkan kepada
pasien DM tipe 2 peserta Askes di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
periode Januari-Juni 2009?
c. Apa saja komponen dan berapa besarnya jumlah biaya rawat jalan yang
digunakan untuk mengobati pasien DM tipe 2 peserta Askes di RSUP Dr.
Soeradji Tirtonegoro Klaten periode Januari-Juni 2009 termasuk biaya untuk
mengatasi komplikasi?
2. Keaslian penelitian
Banyak penelitian yang telah dilakukan menyangkut gambaran biaya
terhadap pasien DM tipe 2 antara lain :
a. “Analisis Biaya Terapi Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Jalan
Peserta Asuransi Kesehatan Sosial yang Mendapat Terapi Kombinasi Tiga
5
Antidiabetik Oral di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta” oleh Krisnaningsih
(2008).
b. “Analisis Biaya Terapi Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Jalan di
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Juli-Desember 2007” oleh
Kusumawati (2008).
c. “Analisis Biaya Terapi Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Dr. Sardjito
Yogyakarta” oleh Andayani (2006).
d. “Analisis Biaya Penggunaan Antidiabetes Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe
2 Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta Pada
Bulan Agustus 2005” oleh Putri (2006).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya adalah pada penelitian tersebut di atas kesemuanya melakukan
polling untuk menghitung waktu yang dibutuhkan dokter, perawat, dan farmasis
untuk memberikan pelayanan sehingga nantinya didapatkan biaya jasa pelayanan
yang meliputi biaya pemeriksaan, biaya motivasi, dan biaya penyiapan obat. Pada
penelitian ini tidak dilakukan polling, biaya rawat jalan merupakan jumlah biaya
antidiabetik oral, biaya komplikasi, biaya laboratorium dan biaya administrasi
rumah sakit.
3. Manfaat penelitian
Manfaat praktis:
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan evaluasi bagi
RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten mengenai gambaran biaya rawat jalan
yang dikeluarkan pasien DM tipe 2, sehingga diharapkan rumah sakit dapat
6
memberikan pilihan obat yang lebih efisien bagi pasien.
b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi pada pihak Askes atas biaya
rawat jalan yang dibutuhkan oleh pasien DM tipe 2 di RSUP Dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten periode Januari-Juni 2009 terkait dengan pertimbangan
alokasi dana Askes.
c. Bagi masyarakat luas, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi mengenai perkiraan biaya yang harus dikeluarkan oleh pasien
penderita DM tipe 2 dalam menjalani terapi pengobatan.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran biaya rawat jalan
pasien DM tipe 2 peserta Askes di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten periode
Januari-Juni 2009 termasuk biaya untuk mengatasi komplikasi.
2. Tujuan khusus:
a. Untuk mengetahui karakteristik pasien penderita DM tipe 2 peserta Askes di
RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten periode Januari-Juni 2009 yang
meliputi usia, jenis kelamin, dan ada tidaknya komplikasi.
b. Untuk mengetahui gambaran penggunaan antidiabetik oral yang diberikan
pada pasien DM tipe 2 peserta Askes di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro
Klaten periode Januari-Juni 2009.
c. Untuk mengetahui komponen, besar biaya rawat jalan, dan biaya komplikasi
yang digunakan untuk mengobati pasien DM tipe 2 peserta Askes di RSUP
7
Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten periode Januari-Juni 2009.
8
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Farmakoekonomi
Farmakoekonomi didefinisikan sebagai gambaran dan analisis biaya
pengobatan pada sistem pelayanan kesehatan dan masyarakat. Lebih spesifik,
penelitian farmakoekonomi merupakan proses identifikasi, pengukuran
membandingkan biaya, akibat dan manfaat dari program, pelayanan, atau terapi
serta menentukan pilihan mana yang memberikan outcome kesehatan terbaik
untuk sumber yang diinvestasikan (Sanchez, 2005).
Ekonomi kesehatan merupakan ekonomi yang diaplikasikan pada
kesehatan dan pada umumnya digunakan untuk membantu pembuat keputusan
dalam penentuan pilihan. Ekonomi kesehatan meliputi persediaan dan permintaan
pelayanan kesehatan serta menyediakan kerangka pemahaman tentang keputusan
dan konsekuensinya. Evaluasi farmakoekonomi menggunakan teknik evaluasi
kesehatan dalam konteks manajemen obat (Walley, Haycox & Bolland, 2004).
Pharmaceutical care didefinisikan sebagai pemberian terapi obat yang
dapat dipertanggungjawabkan untuk dapat mencapai outcome yang diharapkan.
Dengan adanya paradigma atau visi dari profesi farmasis, farmasis
bertanggungjawab untuk mengelola agar terapi obat yang diberikan memberikan
outcome yang baik (Sanchez, 2005).
Biaya (cost) diartikan sebagai nilai atas sumber yang dikonsumsi atau
dibutuhkan oleh suatu program atau terapi obat (Sanchez, 2005).
9
Beberapa tipe biaya yaitu:
1. Biaya medis langsung
Biaya medis langsung merupakan biaya yang dibayar atau dikeluarkan
secara langsung untuk produk medik dan pelayanan kesehatan yang digunakan
untuk mencegah, mendeteksi, dan mengobati penyakit. Biaya medis langsung
meliputi biaya obat, peralatan medis, tes diagnostik dan laboratorium, biaya
dokter, dan biaya opname (Sanchez, 2005).
2. Biaya tidak langsung
Biaya tidak langsung merupakan biaya yang ditanggung oleh pasien atau
masyarakat sebagai akibat dari sakit ataupun kematian misalnya kehilangan
produktivitas kerja (Sanchez, 2005).
3. Biaya tak teraba (intangible cost)
Biaya tak teraba meliputi rasa sakit, kekhawatiran, atau kesedihan yang
dialami pasien dan atau keluarganya yang sulit untuk diukur secara kuantitatif
(Sanchez, 2005).
Beberapa metode evaluasi ekonomi dalam farmakoekonomi, yaitu:
1. Cost Minimization Analysis (CMA)
Metode ini meliputi penentuan alternatif biaya yang paling kecil dengan
membandingkan dua atau lebih alternatif terapi (Sanchez, 2005).
Perspektif pada metode ini pada umumnya adalah pelayanan kesehatan;
cost minimization analysis hanya dapat diukur apabila manifestasi dari alternatif
pengobatan yang dibandingkan identik (Walley, et al., 2004).
10
2. Cost-Effectiveness Analysis (CEA)
Metode ini membandingkan alternatif terapi yang memiliki outcomes
yang dapat diukur dalam unit natural yang sama. Cost effectiveness analysis
merupakan bentuk evaluasi ekonomi yang paling sering digunakan termasuk
dalam terapi obat (Walley, et al., 2004).
3. Cost-Utility Analysis (CUA)
Cost utiliy analysis merupakan metode yang membandingkan alternatif
terapi dengan outcomes yang diinginkan adalah quality adjusted life year (QALY)
(Walley, et al., 2004).
4. Cost-Benefit Analysis (CBA)
Metode ini merupakan metode yang membandingkan alternatif terapi
yang menilai manfaat terapi dengan unit biaya. Analisis cost benefit digunakan
untuk mengevaluasi pengobatan dengan hasil pengobatan yang sulit untuk diukur
dengan menggunakan analisis cost effectiveness, sebagai contoh kepuasan pasien
terhadap terapi pengobatan. Pada metode ini keuntungan diukur berdasarkan
keuntungan ekonomi atas suatu intervensi, oleh sebab itu biaya dan keuntungan
dinilai dalam bentuk mata uang (Walley, et al., 2004).
Metode evaluasi ekonomi ada 2 yaitu sebagai berikut :
1. Partial Economic Evaluation
Evaluasi ekonomi ini meliputi tabulasi deskriptif sederhana dari hasil
atau sumber yang dihabiskan dan hingga membutuhkan waktu dan usaha yang
minimum.
11
2. Full Economic Evaluation
Evaluasi ekonomi ini meliputi analisis cost-minimization, cost-benefit,
cost-effectiveness, dan cost-utility. Setiap metode ini digunakan untuk
membandingkan alternatif program atau pengobatan yang kompeten (Sanchez,
2005).
B. Diabetes Melitus (DM)
1. Definisi
DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya (ADA, 2005).
Menurut Triplitt, et al. (2005), DM merupakan suatu kelompok gejala
penyimpangan metabolisme lemak, karbohidrat, dan protein, karena kurangnya
sekresi insulin, sensitivitas tubuh terhadap insulin atau keduanya dan ditandai
dengan naiknya kadar gula dalam darah. DM dapat berakibat pada komplikasi
kronik meliputi penyakit mikrovaskular, makrovaskular dan neuropatik.
2. Klasifikasi
Klasifikasi DM menurut Triplitt, et al. (2005) adalah sebagai berikut :
a. DM tipe 1
Merupakan diabetes sebagai akibat dari destruksi sel beta pankreas, yang
umumnya akan mengakibatkan defisiensi insulin absolut baik melalui proses
12
imunologik maupun idiopatik. Diabetes ini dapat muncul di segala usia.
Prevalensi terjadinya diabetes tipe 1 tergolong rendah pada populasi umum.
b. DM tipe 2
DM tipe 2 disebabkan resistensi insulin dan kekurangan sekresi insulin.
Sebagian besar penderita DM tipe 2 juga menunjukkan obesitas abdominal
yang dapat juga menyebabkan resistensi insulin.
c. DM gestational
DM gestational merupakan DM yang terjadi karena intoleransi glukosa
selama kehamilan. Deteksi klinik sangat penting untuk mengurangi
morbiditas dan mortalitas perinatal.
d. DM tipe lain
DM yang disebabkan olek kerusakan genetik fungsi sel β-pankreas,
kerusakan genetik aksi insulin, penyakit pankreas, endokrinopati, induksi obat
atau senyawa kimia, infeksi, atau karena sindrom genetik lainnya.
3. Epidemiologi
Tingkat prevalensi dari DM semakin meningkat. Diduga terdapat sekitar
10 juta kasus diabetes di Amerika Serikat dan setiap tahunnya didiagnosis
600.000 kasus baru. Diabetes merupakan penyebab kematian ketiga di Amerika
Serikat dan merupakan penyebab utama kebutaan akibat retinopati diabetik (Price
dan Wilson, 1995).
13
Jumlah DM tipe 2 mencapai 90% dari semua kasus DM, dan keseluruhan
prevalensi DM tipe 2 di Amerika Serikat hampir 8,7% berusia 20 tahun atau lebih
(Triplitt, et al, 2005).
Meningkatnya prevalensi DM di beberapa negara berkembang akibat
peningkatan kemakmuran di negara yang bersangkutan dipengaruhi oleh banyak
faktor antara lain peningkatan pendapatan per kapita dan perubahan gaya hidup
(Misnadiarly, 2006). Di Indonesia jumlah penderita DM terus meningkat. Tercatat
pada tahun 1995 jumlah penderita DM mencapai 5 juta lebih. Ini berarti 1 dari 40
penduduk Indonesia menderita diabetes (Misnadiarly, 2006).
Tujuh puluh lima persen penderita diabetes akhirnya meninggal karena
penyakit vaskular. Komplikasi yang paling utama adalah serangan jantung, gagal
ginjal, stroke, dan gangren. Selain itu, kematian neonatal intrauterine pada ibu-ibu
yang menderita diabetes meningkat (Price dan Wilson, 1995).
Dampak ekonomi pada diabetes jelas terlihat akibat biaya pengobatan
dan hilangnya pendapatan, di samping konsekuensi finansial karena banyaknya
komplikasi seperti kebutaan dan penyakit vaskular (Price dan Wilson, 1995).
4. Patofisiologi
Handoko dan Suharto (1995) menyebutkan bahwa dalam keadaan
normal, kira-kira 50% glukosa yang dikonsumsi mengalami metabolisme
sempuna menjadi CO2 dan air 5% diubah menjadi glikogen dan kira-kira 30-40%
diubah menjadi lemak. Pada DM semua proses tersebut terganggu, glukosa tidak
14
dapat masuk ke dalam sel sehingga energi utama diperoleh dari metabolisme
protein dan lemak.
Glukosa tidak dengan segera diubah dalam bentuk energi, namun
disimpan di hati dan otot sebagai glikogen. Jika energi dibutuhkan, glikogenolisis
akan mengubah glikogen simpanan menjadi glukosa. Kelebihan glukosa juga
dapat disimpan dalam sel lemak. Trigliserida mengalami lipolisis menghasilkan
gliserol dan asam lemak bebas. Sedangkan protein juga dapat diubah menjadi
glukosa melalui proses yang disebut glukoneogenesis. Homeostasis normal
dicapai melalui keseimbangan metabolisme glukosa, asam lemak bebas, asam
amino untuk menjaga kadar glukosa darah cukup untuk menyediakan suplai
glukosa yang tak henti-henti ke otak (Cook, Johnson & Wade, 2008).
DM tipe 2 ditandai dengan kelainan dalam sekresi insulin maupun dalam
kerja insulin. Pada awalnya, tampak terdapat resistensi dari sel-sel sasaran
terhadap kerja insulin. Insulin mula-mula mengikatkan dirinya pada reseptor-
reseptor permukaan sel tertentu, kemudian terjadi reaksi intraselular yang
meningkatkan transport glukosa menembus membran sel. Pada pasien DM tipe 2
terdapat kelainan dalam pengikatan insulin dengan reseptor. Ini dapat disebabkan
oleh berkurangnya jumlah tempat reseptor yang responsif terhadap insulin pada
membran sel. Akibatnya terjadi penggabungan abnormal antara kompleks reseptor
insulin dalam sistem transport glukosa (Price dan Wilson, 1995).
15
5. Tanda dan gejala
Diabetes seringkali muncul tanpa gejala. Namun demikian ada beberapa
gejala yang harus diwaspadai sebagai tanda kemungkinan diabetes. Gejala tipikal
yang sering dirasakan penderita diabetes antara lain poliuria (sering buang air
kecil), polidipsia (sering haus), dan polifagia (banyak makan/mudah lapar).
Selain itu, seringpula muncul keluhan penglihatan kabur, koordinasi gerak
anggota tubuh terganggu, kesemutan pada tangan atau kaki, timbul gatal-gatal
yang seringkali sangat mengganggu (pruritus), dan berat badan menurun tanpa
sebab yang jelas (Anonim, 2005b).
Pada DM tipe I gejala klasik yang umum dikeluhkan adalah poliuria,
polidipsia, polifagia, penurunan berat badan, cepat merasa lelah (fatigue),
iritabilitas, dan pruritus (gatal-gatal pada kulit). Pada DM tipe 2 gejala yang
dikeluhkan umumnya hampir tidak ada. DM tipe 2 seringkali muncul tanpa
diketahui, dan penanganan baru dimulai beberapa tahun kemudian ketika penyakit
sudah berkembang dan komplikasi sudah terjadi. Penderita DM tipe 2 umumnya
lebih mudah terkena infeksi, sukar sembuh dari luka, daya penglihatan makin
buruk, dan umumnya menderita hipertensi, hiperlipidemia, obesitas, dan juga
komplikasi pada pembuluh darah dan syaraf (Anonim, 2005b).
Harris dan Greene (2000) menyebutkan bahwa terjadinya
hiperosmolaritas yang parah dapat menyebabkan menurunnya tekanan intraokuler
yang dapat menyebabkan bola mata dan lensa mata mengalami perubahan bentuk
yang kemudian berakibat pada penurunan penglihatan menjadi buram (blurred
vision).
16
6. Diagnosis
Diagnosis klinis DM umumnya akan dipikirkan apabila ada keluhan khas
DM berupa poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak
dapat dijelaskan penyebabnya. Keluhan lain yang mungkin disampaikan penderita
antara lain badan terasa lemah, sering kesemutan, gatal-gatal, mata kabur,
disfungsi ereksi pada pria, dan pruritus vulvae pada wanita (Anonim, 2005a).
Kriteria diagnosis DM menurut Triplitt, et al. (2005) :
a. Gejala diabetes disertai kadar glukosa dalam plasma darah pada keadaan biasa
≥ 200 mg/dL (11,1 mmol/L)
Keadaan biasa disini maksudnya setiap waktu sepanjang hari tanpa
memperhatikan makan terakhir. Gejala klasik diabetes adalah polidipsia,
polisuria, dan penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
b. Kadar glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dL (7,0 mmol/L)
Puasa disini maksudnya adalah tidak ada masukan kalori selama minimal 8
jam.
c. Kadar glukosa dalam plasma selama 2 jam setelah pemberian glukosa ≥ 200
mg/dL ditetapkan dengan OGTT (oral glucose tolerance test)
OGTT harus dilakukan dengan proses seperti yang diberikan WHO, yaitu
menggunakan cairan glukosa yang setara dengan 75 g glukosa yang dilarutkan
dalam air.
17
Tabel I. Kategori Status GlukosaNormal Impaired Diabetes
Gula darah puasa(fasting plasma glucose (FPG))
< 100 mg/dL 100-125 mg/dL
≥ 126 mg/dL
2 jam setelah makan(oral glucose tolerance test
(OGTT))
< 140 mg/dL 140-199 mg/dL
≥ 200 mg/dL
(Triplitt et al., 2005)
Uji diagnostik DM dilakukan pada mereka yang menunjukkan gejala dan
tanda DM. Sedangkan untuk pemeriksaan penyaring dilakukan dengan tujuan
untuk mengidentifikasi mereka yang tidak bergejala yang memiliki risiko DM.
Pemeriksaan penyaring dilakukan pada kelompok salah satu risiko DM, antara
lain pasien dengan usia > 45 tahun, memiliki berat badan > 110% BB idaman atau
IMT > 23 kg/m2, hipertensi (tekanan darah > 140/90 mmHg), terdapat riwayat
DM dalam garis keturunan, riwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat atau
BB bayi lahir > 4000 gram, atau kolesterol HDL ≤ 35 mg/dL dan atau trigliserida
≥ 250 mg/dL (Misnadiarly, 2006).
7. Pengelolaan DM
a. Edukasi
Keberhasilan pengelolaan diabetes membutuhkan partisipasi aktif dari
pasien, keluarga, masyarakat, dan tim kesehatan. Tim kesehatan harus
mendampingi pasien di dalam pengobatan dengan memberikan edukasi dan
motivasi sehingga pasien merubah pola hidup dan perilaku menjadi lebih baik
(Misnadiarly, 2006).
18
b. Terapi diet
Pentingnya diet dalam penatalaksanaan diabetes bervariasi menurut tipe
diabetes. Pada pasien tergantung insulin, komposisi diet tidak terlalu penting
karena penyesuaian insulin dapat mengatasi variasi makanan yang luas. Pada
pasien yang tidak tergantung insulin yang diterapi dengan insulin eksogen,
diperlukan diet yang lebih ketat karena cadangan insulin endogen terbatas
(Foster, 2000).
c. Latihan fisik
Latihan fisik juga mempengaruhi pengaturan kadar glukosa darah
penderita diabetes. Latihan akan mempermudah transport glukosa ke dalam
sel (Price dan Wilson, 1995). Aktivitas fisik berupa olahraga dapat
memperbaiki resistensi insulin dan mengontrol glukosa pada sebagian besar
individu dan dapat menurunkan faktor risiko kardiovaskular, juga dapat
menurunkan dan memelihara berat badan serta memperbaiki kesehatan
(Triplitt, et al., 2005).
d. Terapi obat
Apabila penatalaksanaan terapi tanpa obat (pengaturan diet dan olahraga)
belum berhasil mengendalikan kadar glukosa darah penderita, maka perlu
dilakukan langkah berikutnya berupa penatalaksanaan terapi obat, baik dalam
bentuk terapi obat hipoglikemik oral, terapi insulin, atau kombinasi keduanya
(Anonim, 2005b).
19
e. Algoritma DM Tipe 2
Gambar 1. Algoritma Kontrol Glikemik DM Tipe 2 Pada Anak-Anak dan Dewasa (Triplitt, et al. 2005)
20
f. Kriteria tujuan terapi DM
Dibawah ini merupakan target terapi DM yang direkomendasikan oleh
American Diabetes Association:
Tabel II. Target Terapi DMArea Target
GlikemiaHbA1C
Gula Darah PuasaGula Darah Postprandial*
< 7% (Tiap 3 bulan sampai target tercapai, lalu setiap 6 bulan)< 90-130 mg/dL (5,0-7,2 mmol/L)< 180 mg/dL (< 10 mmol/L)
Tekanan Darah < 130/80 mmHgEvaluasi setiap kunjungan
LipidLDL
HDL
Trigliserida
< 100 mg/dL (2,59 mmol/L) atau < 70 mg/dL (1,81 mmol/L) jika berisiko tinggi> 40 mg/dL (1,04 mmol/L) untuk laki-laki>50 mg/dL (1,3 mmol/L) untuk perempuan< 150 mg/dL (1,70 mmol/L)
Monitoring KomplikasiMataKakiMicroalbumin Urinary
Latihan dilatasi mata setiap tahunKaki harus diperiksa setiap kunjunganSetiap tahun
*Kadar glukosa postprandial diukur 1-2 jam setelah makan.(Cook, et al. 2008)
8. Komplikasi DM
Dalam perjalanan penyakit DM, dapat terjadi komplikasi akut dan
komplikasi kronik. Komplikasi akut DM meliputi ketoasidosis diabetik,
hiperosmolar nonketotik dan hipoglikemia. Sedangkan komplikasi kronik DM
diklasifikasikan menjadi komplikasi makrovaskular (seperti gangguan pembuluh
darah jantung, pembuluh darah tepi, dan pembuluh darah otak), komplikasi
21
mikrovaskular (seperti gangguan pembuluh darah kapiler retina mata dan
pembuluh darah kapiler ginjal), serta komplikasi neuropati.
a. Komplikasi akut
Ketoasidosis diabetik sering disebabkan oleh penghentian asupan insulin
tetapi dapat sebagai akibat stress fisis (misalnya infeksi, pembedahan) atau
emosional meskipun terapi insulin terus diberikan. Adanya defisiensi insulin ini
menyebabkan terjadinya pemecahan lemak (lipolisis) menjadi asam-asam lemak
dan gliserol. Asam lemak bebas akan diubah menjadi badan keton oleh hati.
Sehingga terjadi produksi badan keton yang berlebihan (Foster, 2000).
Koma hiperosmolar nonketotik merupakan sindrom dehidrasi berat
karena diuresis hiperglikemik yang berkepanjangan pada keadaan pasien tidak
dapat minum cukup air untuk mengatasi kehilangan cairan melalui urin (Foster,
2000).
Hipoglikemia dapat terjadi akibat pemberian insulin atau preparat oral
yang berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit atau karena aktivitas fisik
yang berat. Hipoglikemia dapat terjadi setiap saat baik pada siang ataupun malam
hari (Kuncara, et al., 1992).
b. Komplikasi kronik
Komplikasi kronik meliputi komplikasi makrovaskular seperti hipertensi,
dislipidemia, angina pektoris, CHF (Congestive Heart Failure), IHD (Iscemic
Heart Disease), komplikasi mikrovaskular seperti nefropati dan katarak.
Komplikasi makrovaskular memiliki gambaran hispatologis berupa
aterosklerosis yang pada akhirnya dapat mengakibatkan penyumbatan vaskular.
22
Penyumbatan ini dapat terjadi pada bagian arteri koronaria dan aorta yang dapat
mengakibatkan angina dan infark miokardium (Price dan Wilson, 1995). Gagal
jantung merupakan sindrom klinik yang disebabkan oleh ketidakmampuan
jantung dalam memompa darah sesuai kebutuhan metabolisme tubuh (Triplitt et
al., 2005).
Pasien dengan retinopati diabetik akan mengalami gejala penglihatan
kabur sampai dengan kebutaan. Keluhan penglihatan kabur tidak selalu
disebabkan oleh retinopati. Katarak pada pasien DM terjadinya lebih dini
dibandingkan dengan populasi normal. Retinopati pada pasien DM dilaporkan
terjadi pada sebanyak 10% sampai 32,4% pasien DM (Waspadji, 1996).
Manifestasi dini nefropati diabetik berupa proteinuria dan hipertensi. Jika
hilnagnya fungsi nefron terus berkelanjutan, pasien akan menderita insufisiensi
ginjal dan uremia. Pada tahap ini, pasien mungkin memerlukan dialisis atau
transplatasi ginjal (Price dan Wilson, 1995). Foster (1995) menyatakan bahwa
sekitar 35% penderita DM tipe 2 mengalami komplikasi nefropati diabetik.
c. Neuropati diabetik
Neuropati perifer merupakan neuropati yang sering dijumpai pada
komplikasi ini dengan jumlah hampir 10-60% pasien diabetes. Keluhan yang
paling sering berupa kesemutan, dan rasa lemah. Pada neuropati autonom diabetik
dapat dijumpai gejala gastrointestinal yang umumnya berupa mual, kembung,
muntah, dan diare terutama pada malam hari (Waspadji, 1996). Komplikasi ini
umumnya berupa rasa nyeri, perih, atau mati rasa pada anggota gerak tubuh. Kaki
lebih sering terserang daripada bagian tangan dan jari (Cook, et al., 2008).
23
C. Agen Hipoglikemik Oral
Ada lima kategori agen hipoglikemik oral yakni :
1. Sulfonilurea
Mekanisme kerja sulfonilurea ada tiga yaitu meningkatkan rilis
(pelepasan) insulin dari sel β pankreas. Telah terbukti bahwa sulfonilurea
mengadakan potensiasi eksositosis pada granul yang mengandung insulin dengan
langsung bekerja pada protein pengikat tersebut. Mekanisme yang lain yaitu
menurunkan kadar glukagon dalam serum, dan menimbulkan efek
ekstrapankreatik dengan mengadakan efek potensiasi terhadap kerja insulin pada
jaringan sasaran (Katzung, 1995). Adanya mekanisme utama dari sulfonilurea
yaitu dengan peningkatan rilis insulin dari sel β pankreas maka sulfonilurea hanya
efektif apabila sel beta pankreas masih dapat berproduksi (Anonim, 2000).
Absorpsi derivat sulfonilurea melalui usus baik sehingga dapat diberikan
per oral. Setelah absorpsi, obat ini akan tersebar ke seluruh cairan ekstrasel. Di
dalam plasma sebagian terikat pada protein plasma terutama albumin (70%-90%)
(Handoko dan Suharto, 1995).
Sulfonilurea terdiri dari dua (2) generasi. Generasi pertama terdiri dari
tolbutamid, klorpropamid, dan asetoheksamid. Sedangkan generasi kedua terdiri
dari glipizid dan gliburid. Generasi kedua sulfonilurea memiliki keuntungan dari
generasi yang pertama yaitu memberikan efek antidiuretik lebih kecil atau tidak
ada sama sekali, dimana efek antidiuretik merupakan problem yang potensial pada
penggunaan klorpropamid (Price dan Wilson, 1995).
24
2. Meglitinid
Meglitinid merupakan suatu golongan sekretagog insulin yang baru.
Berbeda dengan sulfonilurea, meglitinid tidak mempunyai efek langsung pada
eksositosis insulin. Repaglinid memiliki mula kerja yang sangat cepat dengan
konsentrasi puncak dan efek puncak dalam waktu sekitar 1 jam setelah pemberian.
Klirens repaglinid terjadi di hati dengan waktu paruh plasma 1 jam. Oleh karena
mula kerjanya yang cepat dan masa kerjanya yang singkat, repaglinid digunakan
mengontrol perjalanan glukosa pasca-prandial. Sebaiknya obat ini digunakan tepat
sebelum makan dengan dosis 0,25-4 mg (maksimal 16 mg/hari). Hipoglikemia
merupakan resiko apabila menunda waktu makan atau tidak makan atau jika
makanan tidak cukup mengandung karbohidrat. Sebaiknya digunakan secara hati-
hati untuk pasien dengan gangguan hati. Repaglinid dapat digunakan secara
tunggal atau dikombinasikan dengan biguanid. Dapat digunakan untuk pasien
diabetes tipe 2 dengan alergi sulfur atau alergi sulfonilurea (Katzung, 1995).
3. Biguanid
Derivat biguanid mempunyai mekanisme kerja yang berlainan dengan
derivat sulfonilurea. Biguanid bekerja tidak melalui perangsangan sekresi insulin
tetapi langsung terhadap organ sasaran. Biguanid tidak merangsang ataupun
menghambat perubahan glukosa menjadi lemak (Handoko dan Suharto, 1995).
Biguanid bekerja dengan menghambat glukoneogenesis dan meningkatkan
penggunaan glukosa di jaringan (Sukandar, et al., 2008).
Metformin merupakan satu-satunya golongan biguanid yang tersedia,
bekerja menghambat glukoneogenesis dan meningkatkan penggunaan glukosa di
25
jaringan. Jadi, obat ini efektif bila terdapat insulin endogen. Metformin dapat
digunakan sendiri ataupun dikombinasikan dengan golongan sulfonilurea
(Anonim, 2000).
4. Thiazolidinedion
Thiazolidinedion memiliki mekanisme dengan mengikat peroxisome
proliferators activator receptor-γ (PPAR-γ) yang ada di sel lemak dan sel vaskuler.
Thiazolindinedion meningkatkan sensitivitas jaringan otot, hati, serta jaringan
lemak terhadap insulin secara tidak langsung (Triplitt, et al., 2005).
5. Penghambat glukosidase-alfa
Mekanisme penghambat glukosidase-alfa adalah dengan menghambat
enzim-enzim yang ada di usus halus seperti maltase, isomaltase, sukrosa, dan
glukoamilase. Penghambatan enzim-enzim tersebut akan mencegah terjadinya
pemecahan sukrosa dan karbohidrat kompleks dengan demikian akan
memperlambat dan menghambat penyerapan karbohidrat (Triplitt, et al., 2005).
Efek samping gastrointestinal terjadi sebagai akibat dari bakteri intestinal
pada di usus memetabolisme karbohidrat yang tidak tercerna menghasilkan
karbondioksida dan gas methan.
D. Insulin
Insulin merupakan salah satu agen yang dapat digunakan pada semua
bentuk tipe DM sebagai kontrol gula darah. Insulin merupakan pengobatan
essensial bagi pasien DM tipe 1 dan dapat mengatasi resistensi insulin pada pasien
dengan DM tipe 2 (Cook, et al., 2008).
26
Insulin digunakan pada DM tipe 1 dan secara keseluruhan hampir 20-
25% pasien DM tipe 2 akan memerlukan insulin untuk mengendalikan kadar
glukosa darahnya. Pasien DM tipe 2 yang sudah tidak dapat dikendalikan kadar
gula darahnya dengan kombinasi antidiabetik oral, maka langkah berikutnya
adalah dengan pemberian insulin (Waspadji, 1996).
Triplitt, et al. (2005) menyebutkan sebelum tahun 2003 produksi insulin
berasal dari insulin sapi atau babi namun sekarang insulin diproduksi dengan
menggunakan teknologi rekombinan DNA manusia.
Kinetika insulin injeksi subkutan tergantung pada onset, puncak, dan
durasi aksi yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel III. Farmakokinetik Inslin yang Digunakan Secara Subkutan
Tipe Insulin Onset (Jam)
Puncak (Jam)
Durasi (Jam)
Durasi Maksimum
(Jam)
Kenampakan
Aksi CepatAspartLisproGlulisine
15-30 min15-30 min15-30 min
1-21-21-2
3-53-43-4
5-64-65-6
jernihjernihjernih
Aksi PendekRegular 0.5-1.0 2-3 3-6 6-8 JernihAksi SedangNPHLente
2-43-4
4-66-12
8-1212-18
14-1820
keruhkeruh
Aksi PanjangUltralenteGlargine
6-104-5
10-16-
18-2022-24
2424
keruhjernih
(Triplitt, et al., 2005)
Insulin didegradasi di hati, otot, dan ginjal. Deaktivasi insulin oleh hati
adalah 20% sampai dengan 50%. Kira-kira 15% sampai dengan 20% hasil
metabolisme insulin ditemukan di ginjal. Maka dari itu insulin dosis rendah sangat
disarankan untuk pasien dengan sakit ginjal stadium akhir (Triplitt, et al., 2005).
27
E. Askes
Pengertian asuransi menurut Kitab UU Hukum Dagang (1987) adalah
suatu perjanjian dimana penanggung dengan menerima suatu premi mengikatkan
dirinya untuk memberi ganti rugi kepada sitertanggung yang mungkin diderita
karena terjadinya suatu peristiwa yang mengandung ketidakpastian dan yang akan
mengakibatkan kehilangan, kerugian atau kehilangan suatu keuntungan.
Gambar 2. Hubungan Pihak-Pihak Dalam Asuransi Kesehatan (Azwar,1996)
Bentuk klasik asuransi kesehatan terdiri dari tiga pihak (third party) yang
saling berhubungan dan mempengaruhi, antara lain :
1. Tertanggung/peserta
Tertanggung/peserta ialah mereka yang terdaftar sebagai anggota, membayar
iuran (premi) sejumlah dan dengan mekanisme tertentu sehingga ditanggung
biaya kesehatannya.
2. Penanggung/badan asuransi
Penanggung atau badan asuransi (health insurance institution) ialah yang
bertanggung jawab mengumpulkan dan mengelola iuran serta membayar biaya
kesehatan yang dibutuhkan peserta.
PESERTA
BADAN ASURANSI
PENYEDIA
premi pelayanan
Imbal Jasa
28
3. Penyedia layanan
Penyedia layanan (health provider) ialah yang bertanggung jawab
menyediakan pelayanan kesehatan bagi peserta dan karena itu mendapatkan
imbal jasa dari badan asuransi (Azwar, 1996).
Ditinjau dari pengelola dana, asuransi kesehatan dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu :
1. Asuransi kesehatan pemerintah
Pada asuransi kesehatan pemerintah, pengelolaan dana dilakukan oleh
pemerintah. Dengan ikut sertanya pemerintah dalam pembiayaan kesehatan
maka biaya kesehatan dapat diawasi, pelayanan kesehatan dapat
terstandarisasi. Namun di samping itu, juga ditemukan kekurangan dalam
asuransi ini yang pada umumnya berkisar pada kurang puasnya para peserta
yang kesemuanya terkait dengan mutu pelayanan yang kurang sempurna.
2. Asuransi kesehatan swasta
Pada asuransi kesehatan swasta, pengelolaan dana dilakukan oleh suatu badan
swasta. Keuntungan dari asuransi kesehatan swasta ialah mutu pelayanan
relatif lebih baik. Namun, pada asuransi ini sulit mengawasi biaya kesehatan
yang pada akhirnya dapat memberatkan pemakai jasa pelayanan kesehatan
(Azwar, 1996).
Ditinjau dari jenis pelayanan kesehatan yang ditanggung, asuransi
kesehatan dapat dibedakan atas dua macam yakni :
1. Menanggung seluruh jenis pelayanan kesehatan
Pada sistem asuransi kesehatan ini, jenis pelayanan kesehatan yang di-
29
tanggung biasanya mencakup seluruh jenis pelayanan kesehatan
(comprehensive plans). Jadi tidak terbatas pada pelayanan kuratif, tetapi juga
pelayanan preventif. Tujuan utamanya adalah untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan peserta.
2. Menanggung sebagian pelayanan kesehatan saja
Pada sistem ini, yang ditanggung hanya sebagian dari pelayanan kesehatan
(partial plans) saja. Misalnya untuk macam pelayanan kesehatan tertentu
yang umumnya membutuhkan biaya besar (Azwar, 1996).
Bank Dunia pada tahun 1993 mengelompokkan tiga bentuk asuransi
kesehatan yang kini banyak dilaksanakan di dunia, yaitu asuransi kesehatan
komersial (Private Voluntary Health Insurance), asuransi kesehatan sosial (Sosial
Health Insurance), dan asuransi kesehatan sukarela dengan regulasi (Regulated
Private Health Insurance). Prinsip asuransi kesehatan sosial meliputi kepesertaan
bersifat sukarela, iuran berdasarkan persentase pendapatan, iuran ditanggung
bersama oleh tempat kerja dan tenaga kerja, peserta, dan keluarganya memperoleh
jaminan pemeliharaan kesehatan, peserta memperoleh kompensasi selama sakit
dan peranan Pemerintah cukup besar. PT. Askes menganut prinsip-prinsip
asuransi kesehatan sosial. Prinsip asuransi kesehatan komersial yaitu kepesertaan
bersifat sukarela, iuran berdasar angka absolut, sesuai dengan perjanjian, peserta
dan keluarganya memperoleh santunan biaya pelayanan kesehatan sesuai kontrak
dan peranan Pemerintah relatif kecil. Sedangkan prinsip asuransi kesehatan
sukarela dengan regulasi meliputi kepesertaan bersifat sukarela, iuran berdasar
30
angka absolut, peserta memperoleh jaminan pemeliharaan sesuai kontrak dan
peranan Pemerintah relatif besar dalam bentuk regulasi (Sulastomo, 2000).
Saat ini terdapat tiga bentuk sistem pre-payment yang dikenal, yakni :
a. Sistem kapitasi
Sistem kapitasi adalah sistem pembayaran di muka yang dilakukan oleh badan
asuransi kepada sarana pelayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan harga
untuk setiap peserta yang dipertanggungkan. Besarnya biaya yang dibayar
oleh badan asuransi kepada sarana pelayanan kesehatan ditentukan oleh
kesepakatan harga dikalikan dengan jumlah peserta yang dipertanggungkan.
b. Sistem paket
Sistem paket adalah sistem pembayaran di muka yang dilakukan oleh badan
asuransi kepada sarana pelayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan harga
untuk suatu paket pelayanan kesehatan tertentu. Besarnya biaya yang dibayar
oleh badan asuransi kepada sarana pelayanan kesehatan ditentukan oleh paket
pelayanan kesehatan yang dipertanggungkan.
c. Sistem anggaran
Sistem anggaran adalah sistem pembayaran di muka yang dilakukan oleh
badan asuransi kepada sarana pelayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan
harga sesuai dengan anggaran yang diajukan oleh sarana pelayanan kesehatan
(Azwar, 1996).
Asuransi kesehatan dapat memberikan berbagai manfaat terkait dengan
pelayanan kesehatan antara lain membebaskan peserta dari kesulitan menyediakan
31
dana tunai, dapat mengawasi biaya kesehatan, dapat mengawasi mutu pelayanan
kesehatan, serta dapat menyediakan data kesehatan (Azwar, 1996).
Beberapa manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan asuransi kesehatan
adalah sebagai berikut :
1. Membebaskan peserta dari kesulitan menyediakan dana tunai
Para peserta asuransi kesehatan tidak perlu harus menyediakan dana tunai
pada setiap kali berobat karena pada asuransi kesehatan telah ada yang
menjamin biaya kesehatan.
2. Biaya kesehatan dapat diawasi
Dengan adanya asuransi kesehatan, apalagi jika dikelola oleh Pemerintah
maka biaya pelayanan kesehatan dapat diawasi. Pengawasan yang dimaksud
berupa diberlakukannya berbagai peraturan yang membatasi jenis pelayanan
kesehatan yang dapat diberikan oleh penyedia pelayanan dan atau yang dapat
dimanfaatkan oleh peserta. Dengan adanya pembatasan ini, penggunaan yang
berlebihan akan dapat dicegah sehingga akan mampu mengawasi biaya
kesehatan.
3. Mutu pelayanan kesehatan dapat diawasi
Pengawasan yang dimaksud disini adalah melalui penilaian berkala
terhadap terpenuhi atau tidaknya standar minimal pelayanan. Dengan
dilakukannya penilaian berkala ini akan dapat dihindari pelayanan dengan
mutu yang rendah.
4. Tersedianya data kesehatan
Asuransi kesehatan membutuhkan tersedianya data kesehatan yang
32
lengkap yang diperlukan untuk merencanakan dan ataupun menilai kegiatan yang
dilakukan. Data ini dapat pula dimanfaatkan untuk pekerjaan perencanaan dan
ataupun penilaian berbagai program kesehatan lainnya (Azwar, 1996).
F. Keterangan Empiris
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran penggunaan
antidiabetik oral, yakni oral tunggal, kombinasi oral, maupun kombinasi oral-
injeksi yang diberikan pada pasien DM tipe 2 peserta Askes di RSUP Dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten periode Januari-Juni 2009. Selain itu, penelitian ini juga untuk
menentukan biaya rawat jalan yang dibutuhkan akibat pengobatan yang diberikan
meliputi biaya antidiabetik oral, biaya pemeriksaan laboratorium, biaya
administrasi termasuk biaya komplikasi.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian mengenai analisis biaya rawat jalan pasien DM tipe 2 peserta
Askes termasuk biaya untuk mengatasi komplikasi di RSUP Dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten periode Januari-Juni 2009 merupakan jenis penelitian non
eksperimental dengan rancangan deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif.
Penelitian ini bersifat non eksperimental karena tidak ada perlakuan pada subyek
penelitian (Pratiknya, 2001). Rancangan penelitian deskriptif evaluatif karena
hanya bertujuan melakukan eksplorasi deskriptif terhadap fenomena kesehatan
yang terjadi dengan mengevaluasi data dari rekam medik (Notoatmodjo, 2005).
Penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi komponen biaya rawat jalan
yang digunakan untuk mengatasi penyakit DM tipe 2, yang meliputi biaya
antidiabetik oral, biaya komplikasi, biaya pemeriksaan laboratorium, dan biaya
administrasi.
Penelitian ini menggunakan data secara retrospektif dengan melakukan
penelusuran dokumen terdahulu, yaitu pada lembar rekam medis pasien DM tipe 2
di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten periode Januari-Juni 2009.
B. Definisi Operasional
1. Pasien DM tipe 2 adalah pasien yang telah terdiagnosis DM tipe 2 yang
menjalani perawatan rawat jalan dan mendapatkan pengobatan antidiabetik
34
oral di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten periode bulan Januari-Juni
2009.
2. Rekam medik adalah berkas dan dokumen yang berisi identitas pasien, jenis
pemeriksaan, dan pilihan pengobatan yang diberikan kepada pasien DM tipe
2 di instalasi rawat jalan RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.
3. Daftar dan Plafon Harga Obat (DPHO) adalah daftar obat dengan nama
generik dan atau nama lain yang diberikan oleh pabrik yang memproduksinya
serta daftar harganya.
4. Antidiabetik oral adalah obat antidiabetik yang digunakan untuk pengobatan
DM tipe 2 yang dapat berupa antidiabetik oral tunggal, kombinasi oral, dan
kombinasi oral-injeksi.
5. Penyakit komplikasi adalah penyakit yang merupakan komplikasi DM tipe 2
berdasarkan diagnosis dokter dan hasil laboratorium yang tertera pada rekam
medik pasien di instalasi rawat jalan RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
periode Januari-Juni 2009.
6. Penyakit penyerta adalah penyakit yang muncul bersamaan dan menyertai
kondisi pasien DM tipe 2 berdasarkan diagnosis dokter pada rekam medik
pasien di instalasi rawat jalan RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten periode
Januari-Juni 2009.
7. Harga satuan obat adalah harga obat per satuan, atau merupakan harga rata-
rata obat per satuan dari obat dengan nama generik yang sama.
8. Jumlah obat adalah jumlah frekuensi pemakaian obat dalam 1 hari dikalikan
dengan 30 hari (1 bulan).
35
9. Biaya antidiabetik oral adalah biaya yang digunakan untuk mengatasi
penyakit DM tipe 2 yang dapat berupa oral tunggal, kombinasi oral, dan
kombinasi oral-injeksi yang dihitung berdasarkan harga satuan obat dikalikan
dengan jumlah pemakaian per hari sesuai yang tertera di rekam medik pasien.
Dalam penelitian ini, diasumsikan bahwa semua pasien selalu membeli
antidiabetik oral di Apotek yang ditunjuk oleh PT. Askes untuk memberikan
pelayanan pembelian obat-obat resep di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro
untuk pasien asuransi kesehatan.
10. Biaya komplikasi adalah biaya yang digunakan untuk mengatasi penyakit
komplikasi DM tipe 2 dan dihitung berdasarkan harga satuan obat dikalikan
dengan jumlah pemakaian obat per hari sesuai dengan yang tertera di rekam
medik pasien. Dalam penelitian ini, diasumsikan bahwa pasien selalu
membeli obat komplikasi di Apotek yang ditunjuk oleh PT. Askes.
11. Biaya administrasi adalah biaya yang digunakan untuk mendapatkan karcis
pemeriksaan pasien rawat jalan di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.
12. Biaya rawat jalan adalah biaya yang merupakan rata-rata biaya keseluruhan
selama periode Januari-Juni 2009 yang digunakan oleh pasien DM tipe 2
rawat jalan di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten yang meliputi biaya
antidiabetik oral, biaya komplikasi, biaya pemeriksaan laboratorium, dan
biaya administrasi.
36
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah semua pasien DM tipe 2
yang berkunjung ke poli penyakit dalam di instalasi rawat jalan RSUP Dr.
Soeradji Tirtonegoro Klaten periode Januari-Juni 2009 yang diberikan terapi
antidiabetik oral.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah pasien DM tipe 2 yang
berkunjung ke poli penyakit dalam di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
selama 6 bulan berturut-turut dalam periode pemeriksaan Januari-Juni 2009 yang
diberikan terapi antidiabetik oral, dan merupakan pasien peserta Askes.
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah pasien dengan data rekam
medik yang tidak jelas/lengkap, pasien bukan peserta Askes, dan pasien yang
berkunjung ke poli penyakit dalam di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro kurang atau
lebih dari 6 kali.
Jumlah kasus DM tipe 2 rawat jalan yang ada berdasarkan hasil survei
adalah sebanyak 925 pasien. Dari jumlah total kasus kemudian dieksklusi
berdasarkan kriteria eksklusi sehingga didapatkan sebanyak 33 pasien.
D. Bahan Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
1. Bahan dan sumber data penelitian diperoleh dari kartu rekam medik pasien
yang memenuhi kriteria inklusi.
2. Daftar dan Plafon Harga Obat (DPHO) Asuransi Kesehatan edisi XXVIII
Periode Januari-Desember 2009
37
3. Standar Tarif Pelayanan Laboratorium yang berlaku di RSUP Dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten.
4. Lembar pengumpul data yang berisi keterangan mengenai data-data yang akan
diambil dari rekam medik pasien periode Januari-Juni 2009 meliputi identitas
pasien, data pemeriksaan laboratorium, diagnosis, terapi yang diberikan (jenis
obat, dosis, dan frekuensi pemberian).
E. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bagian Rawat Jalan RSUP Dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten, dengan pengambilan data di Instalasi Catatan Medis, Apotek
Sehat Farma, Laboratorium, dan Keuangan.
F. Jalannya Penelitian
Jalannya penelitian dibagi menjadi 3 tahap yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan, dan tahap penyelesaian.
1. Tahap persiapan
Tahap ini dimulai dengan studi pustaka yang berkaitan dengan penelitian
dan pembuatan proposal penelitian. Kemudian melakukan perijinan penelitian di
RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Dilakukan survei jumlah pasien DM tipe
2 periode Januari-Juni 2009 di bagian rekam medik. Diketahui dari Index
Penyakit Pasien Rawat Jalan di Instalasi Catatan Rekam Medik RSUP Dr.
Soeradji Tirtonegoro Klaten bahwa jumlah pasien DM tipe 2 sebanyak 925
pasien.
38
2. Tahap pelaksanaan
Tahap ini terdiri dari pengumpulan dan pencatatan data yang diperoleh
dari bagian Instalansi Catatan Medis, serta pengumpulan data harga obat dari
Apotek yang ditunjuk oleh PT. Askes, biaya pemeriksaan laboratorium dan biaya
administrasi. Data rekam medik yang dikumpulkan ditabulasi meliputi identitas
pasien, data pemeriksaan laboratorium, diagnosis, terapi yang diberikan (jenis
obat, dosis, dan frekuensi pemberian). Untuk mengetahui biaya pemeriksaan
laboratorium digunakan acuan standar tarif pelayanan laboratorium RSUP Dr.
Soeradji Tirtonegoro Klaten sedangkan untuk mengetahui biaya terapi obat
digunakan acuan DPHO bagi peserta Askes edisi XXVIII Periode Januari-
Desember 2009 serta Harga Netto Apotek (HNA).
3. Tahap Analisis Data
Tahap ini merupakan tahap pengolahan data. Data yang terkumpul
dianalisis dengan mengelompokkan jenis kelamin, umur, diagnosis, gambaran
penggunaan antidiabetik oral. Setelah itu, penghitungan komponen dan besar
biaya rawat jalan pasien DM tipe 2 yang menjadi subyek penelitian pada bulan
Januari-Juni 2009.
G. Tata Cara Pengolahan Hasil Penelitian
Data pasien dikelompokkan berdasarkan kategori sebagai berikut:
1. Identifikasi karakteristik pasien meliputi:
a) Persentase umur pasien
Subyek penelitian dibagi menjadi 5 kelompok umur, yaitu umur 30-39
39
tahun, 40-49 tahun, 50-59 tahun, 60-69 tahun, dan 70-79 tahun. Setelah itu,
dihitung persentase dari setiap kelompok umur dengan cara jumlah masing-
masing kelompok umur dibagi dengan jumlah total subyek penelitian (33
pasien) dan dikalikan 100%.
b) Persentase jenis kelamin
Subyek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu laki-laki dan
wanita. Persentase jenis kelamin didapatkan dengan cara jumlah pasien laki-
laki atau wanita dibagi dengan jumlah total subyek penelitian (33 pasien)
dikalikan dengan 100%.
c) Distribusi kasus DM tipe 2
Oleh karena 1 pasien selama 6 bulan pemeriksaan, diagnosis dokter
dan pemberian obat-obatnya berbeda maka total kasus merupakan hasil kali 33
pasien selama 6 bulan yaitu 198 kasus. Distribusi kasus berdasarkan diagnosis
dibagi menjadi 2 kelompok yaitu pasien DM tipe 2 tanpa komplikasi dan
dengan komplikasi serta pasien DM tipe 2 tanpa penyakit penyerta dan dengan
penyakit penyerta berdasarkan diagnosis dokter. Jumlah kasus DM tipe 2 tanpa
komplikasi selama 6 bulan sebanyak 63 kasus. Jumlah kasus DM tipe 2 dengan
komplikasi selama 6 bulan sebanyak 135 kasus. Masing-masing kelompok
kasus dibagi dengan jumlah total kasus (198 kasus) kemudian dikalikan 100%.
Perhitungan dilakukan dengan membagi masing-masing jumlah kasus DM tipe
2 tanpa komplikasi dan dengan komplikasi dengan total kasus DM tipe 2 dari
bulan Januari-Juni 2009 dikalikan 100%. Demikian pula untuk kasus DM tipe
2 tanpa penyakit penyerta maupun dengan penyakit penyerta. Jumlah kasus
40
DM tipe 2 tanpa penyakit penyerta adalah 165 kasus dan DM tipe 2 dengan
penyakit penyerta 33 kasus.
2. Identifikasi gambaran penggunaan antidiabetik oral, yaitu antidiabetik oral
tunggal, kombinasi oral, dan kombinasi oral injeksi
Identifikasi ini dilakukan berdasarkan gambaran antidiabetik yang
digunakan oleh subyek penelitian selama periode Januari-Juni 2009. Pada
penelitian ini, tidak setiap pasien DM tipe 2 mendapatkan terapi yang sama setiap
bulannya selama periode Januari-Juni 2009. Maka pola penggunaan obat
antidiabetik yang dianalisis hanya berdasarkan penggunaan antidiabetik oral
tunggal, kombinasi oral, dan kombinasi oral-injeksi dalam kurun waktu 6 bulan.
Jumlah kasus DM tipe 2 yang diberi terapi antidiabetik oral yaitu antidiabetik oral
tunggal, kombinasi oral, dan kombinasi oral-injeksi, masing-masing dibagi
dengan jumlah total kasus (33) kemudian dikalikan 100%. Kemudian secara lebih
spesifik, dilakukan penggolongan obat antidiabetik oral setiap bulannya sehingga
menjadi 198 kasus.
3. Identifikasi komponen dan jumlah biaya rawat jalan
a) Biaya antidiabetik oral dan biaya komplikasi
Perhitungan biaya antidiabetik oral dan biaya komplikasi dilakukan
berdasarkan harga satuan obat dikalikan dengan jumlah pemakaian per hari
sesuai dengan jumlah obat yang tertera di rekam medik pasien, kemudian
dikalikan dengan 30 hari. Asumsi dalam penelitian ini adalah pasien
menggunakan obat setiap hari selama satu bulan (30 hari).
Harga satuan obat merupakan harga jual obat di Apotek yang ditunjuk
41
oleh PT. Askes yang berdasar pada DPHO Asuransi Kesehatan edisi XXVIII
Periode Januari-Desember 2009.
Perhitungan biaya obat dilakukan berdasarkan DPHO Asuransi Kesehatan edisi
XXVIII Periode Januari-Desember 2009 yaitu:
Biaya obat = (harga satuan obat x jml. obat/hari x 30 hari x fp) + Embalage
Untuk obat yang tidak tercantum di DPHO edisi Asuransi Kesehatan edisi
XXVIII Periode Januari-Desember 2009 dihitung berdasarkan HNA + PPN
10%.
Faktor pelayanan (fp) nilainya :
1. untuk obat yang harga satuannya dibawah Rp 50.000,00 fp maksimal 1,2
2. untuk obat yang harga satuannya antara Rp 50.000,00 – Rp 100.000,00 fp
maksimal 1,15
3. untuk obat yang harga satuannya diatas Rp 100.000,00 fp maksimal 1,10
Embalage/service memiliki nilai sebesar Rp 200,00 untuk setiap resep obat jadi
dan Rp 300,00 untuk setiap obat racikan.
Perhitungan insulin sedikit berbeda dengan perhitungan agen
hipoglikemik oral karena pemakaiannya per unit. Jadi, jumlah pemakaian unit
insulin dalam satu hari dikalikan 30 hari (1 bulan). Total unit insulin dalam 1
bulan dibagi jumlah unit dalam 1 vial/cartridge sediaan insulin, hasilnya
merupakan jumlah vial/cartridge yang diberikan pada pasien yang berupa
bilangan pembulatan.
Jml. sediaan = (jml. unit insulin/hari x 30 hari)/jml. unit dalam sediaan insulin
Biaya Insulin = (harga satuan x jml. sediaan insulin/bulan x fp) + Embalage
42
Biaya komplikasi, dihitung berdasarkan harga satuan obat yang
digunakan untuk mengatasi komplikasi DM tipe 2 yang diderita pasien
dikalikan dengan jumlah obat per hari yang diberikan setiap bulan, dalam hal
ini satu bulan diasumsikan sebanyak 30 hari.
Biaya komplikasi = (harga satuan obat x jml. obat/hari x 30 hari x fp) +
Embalage
Contoh perhitungan :
i. Metformin 500 mg 3 x sehari
Biaya obat =(harga satuan obat x jumlah obat/hari x 30 hari x fp) + Embalage
= (Rp 115,00 x 3 x 30 x 1,2) + Rp 200,00
= Rp 12.420,00 + Rp 200,00
= Rp 12.620,00
ii. Mixtard Novolet 20-0-12
Jumlah unit = 20 + 12 = 32 unit/hari
1 Vial Mixtard = 300 unit
Jumlah unit 1 bulan = 32 x 30 = 960
Jumlah vial yang dibutuhkan = 960 : 300
= 3,2 vial = 3 vial
Biaya obat = (harga satuan obat x jumlah vial/cartridge x fp) + Embalage
= (Rp 74.800,00 x 3 x 1,15) + Rp 200,00
= Rp 258.060,00 + Rp 200,00
= Rp 258.260,00
43
iii. Valsartan 80 mg 1 x sehari
Biaya obat =(harga satuan obat x jumlah obat/hari x 30 hari x fp) + Embalage
= (Rp 3.300,00 x 1 x 30 x 1,2) + Rp 200,00
= Rp 118.800,00 + Rp 200,00
= Rp 119.000,00
b) Biaya pemeriksaan laboratorium
Biaya pemeriksaan laboratorium dihitung berdasarkan jenis
pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pasien selama satu bulan sesuai
dengan Tarif Pelayanan Laboratorium RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.
Biaya pemeriksaan laboratorium digunakan acuan Standar Tarif
Pelayanan Laboratorium RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Biaya ini
didapat dengan menghitung rata-rata biaya pasien untuk setiap jenis
pemeriksaan laboratorium selama berkunjung bulan Januari-Juni 2009 sesuai
dengan jenis komplikasi dari setiap kasus pasien.
c) Biaya administrasi
Biaya administrasi merupakan biaya yang digunakan untuk membeli
karcis pemeriksaan pasien rawat jalan di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro
Klaten meliputi biaya registrasi/pendaftaran, tarif pemeriksaan dokter spesialis
poli regular, dan biaya Sistem Informasi Manajemen (SIM).
d) Biaya rawat jalan
Biaya rawat jalan dihitung dengan menjumlahkan keseluruhan biaya
yang dikeluarkan meliputi biaya antidiabetik oral, biaya komplikasi, biaya
pemeriksaan laboratorium, dan biaya administrasi
44
H. Kesulitan Penelitian
Penelitian ini bersifat retrospektif sehingga banyak faktor yang tidak
bisa dikendalikan dan dikontrol secara langsung oleh peneliti, misalnya apakah
semua obat yang tertera pada rekam medik benar-benar dibeli oleh pasien di
Apotek yang ditunjuk oleh PT. Askes untuk melayani resep Askes, tidak
adanya jumlah obat dan lama pemakaian obat pada rekam medik, harga obat
tiap bulan ada kemungkinan mengalami perubahan baik kenaikan maupun
penurunan, stok obat di apotek yang tidak sama pada periode tertentu, tidak
bisa mendapatkan total biaya perawatan pasien. Peneliti juga tidak bisa
mendapatkan rincian jasa pelayanan secara riil karena bersifat privasi.
Kesulitan yang lain yaitu tidak lengkapnya catatan baik catatan dokter maupun
catatan keperawatan. Selain itu, terdapat satu kasus yang terdiagnosis DM tipe
2 yang melakukan pemeriksaan 6 bulan berturut-turut namun pada bulan
pertama tidak mendapatkan terapi antidiabetes. Kesulitan mendapat data dari
Apotek Sehat Farma adalah berkas data tersedia dengan nomor Askes bukan
nomor rekam medik pasien sehingga tidak dapat dilihat jumlah obat yang
benar-benar dibeli oleh pasien.
1. Persentase umur
Berdasarkan data yang diperoleh, penderita DM tipe 2 dibagi menjadi
5 kelompok umur yaitu menjadi kelompok umur 30
tahun, 60-69 tahun, dan 70
banyak terdapat pada kelompok umur 50
pasien yang dievaluasi.
dari 45 tahun merupakan salah satu faktor risiko terjadinya terjadinya DM tipe 2
(Anonim, 2008).
Gambar 3. Diagram Persentase Pasien DM Tipe 2 Berdasarkan Umur
2. Jenis kelamin
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa jumlah pasien
DM tipe 2 berdasarka
27,3%
45
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Karakteristik Pasien
Persentase umur
Berdasarkan data yang diperoleh, penderita DM tipe 2 dibagi menjadi
5 kelompok umur yaitu menjadi kelompok umur 30-39 tahun, 40-
69 tahun, dan 70-79 tahun. Diketahui bahwa penderita DM tipe 2 paling
banyak terdapat pada kelompok umur 50-59 tahun yaitu sebanyak 48,5
pasien yang dievaluasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan ADA bahwa umur lebih
dari 45 tahun merupakan salah satu faktor risiko terjadinya terjadinya DM tipe 2
. Diagram Persentase Pasien DM Tipe 2 Berdasarkan Umur
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa jumlah pasien
DM tipe 2 berdasarkan jenis kelamin yang berjenis kelamin laki
6,1%3,0%
48,5%
15,1%
30
40
50
60
70
Berdasarkan data yang diperoleh, penderita DM tipe 2 dibagi menjadi
-49 tahun, 50-59
DM tipe 2 paling
59 tahun yaitu sebanyak 48,5% dari 33
Hal ini sesuai dengan pernyataan ADA bahwa umur lebih
dari 45 tahun merupakan salah satu faktor risiko terjadinya terjadinya DM tipe 2
. Diagram Persentase Pasien DM Tipe 2 Berdasarkan Umur
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa jumlah pasien
n jenis kelamin yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak
30-39 tahun
40-49 tahun
50-59 tahun
60-69 tahun
70-79 tahun
42,4% dan yang berjenis kelamin wanita sebanyak 57,6
dievaluasi. Adanya perbedaan jumlah antara laki
menandakan bahwa wanita lebih beresiko menderita DM dib
karena jenis kelamin bukan merupakan faktor ri
faktor risiko DM antara lain genetik, pola hidup tidak baik, kegemukan, dll.
Gambar 4. Diagram Persentase Pasien DM Tipe 2 Berdasarkan Jenis
3. Distribusi kasus DM t
Jumlah kasus DM tipe 2 yang terjadi yaitu sebanyak 198 kasus
dikelompokkan lagi menjadi 2 golongan jenis penyakit yang diderita oleh pasien
yang bersangkutan, ya
DM tipe 2 dengan penyakit penyerta. Jenis kasus DM tipe 2 yang diderita pasien
rawat jalan RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten disajikan pada tabel IV dan V.
Diagnosis utama berdasarkan data rekam
Beberapa pasien dengan diagnosis DM tipe 2 juga terdiagnosis penyakit
42,4% dan yang berjenis kelamin wanita sebanyak 57,6% dari 33 pasien yang
Adanya perbedaan jumlah antara laki-laki dan
menandakan bahwa wanita lebih beresiko menderita DM dibandingkan laki
karena jenis kelamin bukan merupakan faktor risiko DM. Adapun yang menjadi
tor risiko DM antara lain genetik, pola hidup tidak baik, kegemukan, dll.
. Diagram Persentase Pasien DM Tipe 2 Berdasarkan Jenis Kelamin
Distribusi kasus DM tipe 2
Jumlah kasus DM tipe 2 yang terjadi yaitu sebanyak 198 kasus
dikelompokkan lagi menjadi 2 golongan jenis penyakit yang diderita oleh pasien
yang bersangkutan, yaitu kasus DM tipe 2 dengan komplikasi dan kasus
DM tipe 2 dengan penyakit penyerta. Jenis kasus DM tipe 2 yang diderita pasien
rawat jalan RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten disajikan pada tabel IV dan V.
Diagnosis utama berdasarkan data rekam medik pasien adalah DM tipe 2.
Beberapa pasien dengan diagnosis DM tipe 2 juga terdiagnosis penyakit
42,4%
57,6%
46
dari 33 pasien yang
laki dan wanita tidak
andingkan laki-laki,
siko DM. Adapun yang menjadi
tor risiko DM antara lain genetik, pola hidup tidak baik, kegemukan, dll.
. Diagram Persentase Pasien DM Tipe 2 Berdasarkan Jenis
Jumlah kasus DM tipe 2 yang terjadi yaitu sebanyak 198 kasus
dikelompokkan lagi menjadi 2 golongan jenis penyakit yang diderita oleh pasien
itu kasus DM tipe 2 dengan komplikasi dan kasus
DM tipe 2 dengan penyakit penyerta. Jenis kasus DM tipe 2 yang diderita pasien
rawat jalan RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten disajikan pada tabel IV dan V.
medik pasien adalah DM tipe 2.
Beberapa pasien dengan diagnosis DM tipe 2 juga terdiagnosis penyakit
Laki-laki
Wanita
47
komplikasi. Penyakit komplikasi ini bisa terdiri dari komplikasi makrovaskular
seperti hipertensi, dislipidemia, CHF (Congestive Heart Failure), IHD (Iscemic
Heart Disease), dan komplikasi mikrovaskular seperti nefropati, dan komplikasi
neuropati. Komplikasi penyakit bisa terdiri dari 1 macam komplikasi ataupun
kombinasi dari komplikasi-komplikasi yang ada.
Tabel IV. Persentase Komplikasi Pasien DM Tipe 2 Berdasarkan Diagnosis di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Periode Januari-Juni 2009
No. Diagnosis Jml.Kasus
Persentase(%)
1. DM tipe 2 tanpa komplikasi (1) 63 31,82. DM tipe 2 dengan komplikasi:
Hipertensi 77 38,9Dislipidemia 14 7,1Neuropati 13 6,6IHD 1 0,5Hipertensi+Neuropati 3 1,5Hipertensi+Nefropati 4 2,0Hipertensi+Dislipidemia 9 4,6Hipertensi+Insufisiensi Renal 2 1,0Dislipidemia+Neuropati 5 2,5IHD+Dislipidemia 2 1,0Hipertensi+Dislipidemia+Neuropati 1 0,5Hipertensi+Nefropati+Dislipidemia 2 1,0IHD+CHF+Dislipidemia 2 1,0Total (2) 135 68,2Total (1)+(2) 198 100,0
Dari tabel IV terlihat bahwa pada bulan Januari-Juni 2009 terdapat 198
kasus yang memenuhi kriteria inklusi dimana terdapat 63 kasus (31,8%) yang
hanya terdiagnosis DM tipe 2 tanpa komplikasi. Sejumlah 135 kasus (68,2%)
merupakan DM tipe 2 yang disertai dengan komplikasi baik komplikasi
makrovaskuler, mikrovaskular maupun neuropati. Komplikasi DM tipe 2
berdasarkan diagnosis dokter pada saat pemeriksaan. Komplikasi DM dapat
48
disebabkan oleh faktor genetik dan faktor metabolik, yakni glukosa darah dan
metabolit lain yang abnormal.
Dari tabel IV juga dapat terlihat bahwa komplikasi DM tipe 2 yang paling
sering muncul adalah DM tipe 2 dengan komplikasi hipertensi dengan jumlah 77
kasus (38,9%). Hipertensi merupakan komplikasi yang paling banyak muncul
dikarenakan keadaan hiperglikemia dapat menyebabkan cairan ekstrasel menjadi
lebih pekat karena glukosa darah tidak dapat berdifusi melalui pori-pori
membrane sehingga menarik cairan dari dalam sel dan menyebabkan volume
cairan menjadi bertambah. Kenaikan volume cairan ini akan meningkatkan
cardiac output sehingga akhirnya akan meningkatkan tekanan darah pasien
(Guyton et al., 1996).
Penanganan yang tepat untuk hipertensi dapat mencegah komplikasi DM
yang akhirnya dapat menurunkan angka kematian akibat komplikasi DM.
Penurunan tekanan darah dibawah 130/80 mmHg merupakan tindakan yang tepat
pada sebagian besar pasien hipertensi dengan diabetes. Dalam terapi hipertensi,
modifikasi gaya hidup menjadi hal yang harus disarankan pada pasien.
Distribusi penyakit penyerta pasien berdasarkan diagnosis dokter yang
tercantum pada rekam medik, bukan berdasarkan pada keluhan pasien saat
menjalani pemeriksaan. Jenis penyakit penyerta disini dihitung berdasarkan
diagnosis dokter yang tertera pad arekam medik. Berdasarkan tabel V, dapat
terlihat bahwa dari jumlah total kasus DM tipe 2 sebanyak 198 kasus terdapat 165
kasus DM tipe 2 (83,3%) tanpa penyakit penyerta dan 33 kasus DM tipe 2
49
(16,7%) dengan penyakit penyerta. Penyakit penyerta terbanyak adalah
Osteoartritis dan Hiperuricemia, masing-masing sebanyak 6 kasus (3,1%).
Tabel V. Distribusi Jenis Penyakit Penyerta Kasus DM Tipe 2 Berdasarkan Diagnosis di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
Periode Januari-Juni 2009No. Diagnosa Jml.
KasusPersentase (%)
1. DM tipe 2 tanpa penyakit penyerta (1) 165 57,62. DM tipe 2 dengan penyakit penyerta
Influenza 1 0,5Osteoartritis (OA) 6 3,1Hiperuricemia 6 3,1Dispepsia 2 1,0Gastritis 1 0,5Athralgia 2 1,0ISPA 1 0,5Konstipasi 4 2,0Hemorrhoid 2 1,0Dermatitis 4 2,0Low Back Pain 1 0,5Anemia 1 0,5Gastroenteritis 1 0,5Anemia + Menomethorrhagia 1 0,5Total (2) 33 16,7Total (1)+(2) 198 100,0
B. Gambaran Penggunaan Antidiabetik Oral
Dalam mengelola DM langkah pertama adalah dengan pengelolaan
nonfarmakologi, berupa perencanaan makan dan kegiatan jasmani. Jika dengan
langkah-langkah tersebut sasaran pengendalian diabetes yang ditentukan belum
tercapai maka dilanjutkan dengan penggunaan obat atau pengelolaan farmakologi.
Distribusi pola penggunaan antidiabetik oral yang diresepkan kepada
pasien rawat jalan di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten periode Januari-Juni
2009 dapat dilihat pada tabel VI di bawah ini.
50
Tabel VI. Distribusi Pola Penggunaan Antidiabetik Oral yang Diberikan Pasien DM Tipe 2 di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
Periode Januari-Juni 2009No. Pola Penggunaan Antidiabetik Oral Jml.
PasienPersentase (%)
1. Oral Tunggal 2 6,12. Kombinasi Oral 23 69,73. Kombinasi Oral-Injeksi 8 24,2
Total 33 100,0
Pada tabel VI di atas merupakan pola penggunaan antidiabetik oral dari
33 pasien rawat jalan secara garis besar selama 6 bulan beturut-turut melakukan
pemeriksaan di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Seperti yang disajikan
pada tabel VI, penggunaan antidiabetik oral yang banyak diresepkan pada pasien
DM tipe 2 rawat jalan di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten periode Januari-
Juni 2009 adalah kombinasi oral yaitu sebanyak 23 pasien (69,7%).
Pada penelitian ini, pola oral tunggal berarti selama 6 bulan pasien hanya
mendapatkan 1 macam agen hipoglikemik oral. Pola kombinasi oral berarti dalam
6 bulan pasien bisa mendapatkan oral tunggal, 2 agen hipoglikemik oral, dan atau
3 agen hipoglikemik oral. Pola kombinasi oral-injeksi berarti selama 6 bulan
pasien bisa mendapatkan kombinasi agen hipoglikemik oral dengan insulin, agen
hipoglikemik oral, dan atau monoterapi insulin. Agen hipoglikemik oral biasanya
diindikasikan bagi pasien DM tipe 2 yang tidak mampu mencapai kontrol
glikemik melalui diet dan olahraga.
Penggunaan 1 macam agen hipoglikemik oral dimungkinkan pada pasien
dengan kriteria pengendalian kadar glukosa darahnya masih tergolong baik dan
diberikan dalam dosis rendah pemeliharaan. Penggunaan lebih dari 1 macam agen
hipoglikemik oral dilakukan jika penggunaan 1 macam agen hipoglikemik oral
51
belum dapat mencapai sasaran terapi. Sementara itu, penggunaan 2 atau lebih
agen hipoglikemik oral dengan jenis yang sama dalam satu kali pakai tidak
dibenarkan karena akan meningkatkan resiko timbulnya hipoglikemia yang parah
(Pertiwi, 2006).
Jika pada tabel sebelumnya merupakan pola antidiabetik oral dari 33
pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Pada tabel VII di bawah ini, dapat dilihat
dengan jelas pemberian pola antidiabetik oral pada 33 pasien setiap bulannya. Ada
1 pasien terdiagnosis DM tipe 2 tetapi pada bulan pertama yaitu bulan Januari
tidak mendapatkan antidiabetik oral. Dengan demikian diperoleh total kasus yang
mendapatkan antidiabetik oral sebanyak 197.
Agen hipoglikemik oral tunggal yang banyak dipakai adalah Lodem®
sebanyak 11 kasus. Kombinasi oral paling banyak ditemukan dalam bentuk 3
kombinasi oral yaitu kombinasi Glucodex®+Metformin+Glucobay® sebanyak 41
kasus. Kombinasi oral-injeksi yang paling banyak ditemukan adalah kombinasi
Mixtard Novolet®+Metformin sejumlah 10 kasus. Insulin yang digunakan sebagai
monoterapi ditemukan paling banyak digunakan adalah Mixtard Novolet® yang
merupakan insulin campuran sejumlah 10 kasus. Pada tabel dapat terlihat adanya
monoterapi insulin. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya menegnai
kombinasi oral-injeksi, bahwa dari 33 pasien selama 6 bulan pemeriksaan
memang mendapatkan kombinasi agen hipoglikemik oral dan injeksi, monoterapi
insulin, ataupun oral tunggal.
52
Tabel VII. Distribusi Pola Penggunaan Antidiabetik Oral Pada Pasien DM Tipe 2 di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
Periode Januari-Juni 2009No. Pola
Antidiabetik Oral
Gol. Nama Generik Nama Dagang Jml.
1. Tanpa - - - 1
2. Oral Tunggal
S Gliklazid Glucodex 4
Glikuidon Lodem 11Glikuidon 2
α Acarbosa Glucobay 5
3. Kombinasi Oral
S+B+α
Gliklazid+Metformin+Acarbosa
Glucodex+Metformin+Glucobay 41
Glikuidon+Metformin+Acarbosa
Lodem+Metformin+Glucobay 22
Glikuidon+Metformin+Glucobay 5
S+B Gliklazid+Metformin Glucodex+Metformin 21Glucodex+Gludepatic 3
Glikuidon+Metfomin Lodem+Metformin 19Glikuidon+Metformin 2
S+α Gliklazid+Acarbosa Glucodex+Glucobay 16Glikuidon+Acarbosa Lodem+Glucobay 3
B+α Metformin+Acarbosa Metformin+Glucobay 2
4. Kombinasi Oral-Injeksi
I+B+α
Insulin Campuran+Metformin+Acarbosa
Mixtard+Metformin+Glucobay 4
Novomix+Metformin+Glucobay 2
I+B Insulin Campuran+Metformin Mixtard+Metformin 10Novomix+Metformin 2Humulin30/70+Metformin 1
I+B Insulin Tunggal+Metformin Insulatard+Metformin 2
I+α Insulin Campuran+Acarbosa Mixtard+Glucobay 3Novomix+Glucobay 1
5. Monoterapi Insulin
I Insulin Campuran Mixtard 10
Novomix 1Humulin 30/70 5
Total 198
Keterangan :S : SulfonilureaB : Biguanidα : Alfa Glukosidase InhibitorI : Insulin
53
C. Analisis Biaya
Analisis biaya dilakukan untuk mengetahui jumlah biaya rawat jalan
pasien DM tipe 2 yang digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan
dan pengobatan pasien yang meliputi biaya antidiabetik oral, biaya komplikasi,
biaya pemeriksaan laboratorium, dan biaya administrasi. Pada penelitian ini, dari
33 pasien selama 6 bulan pemeriksaan secara berturut-turut, diagnosis dan obat
yang diberikan dapat berbeda setiap bulannya sehingga biaya dihitung dari
pemeriksaan tiap bulan. Dengan demikian, total kasus DM tipe 2 yang dihitung
biayanya berjumlah 198. Berdasarkan analisis ini, dapat diketahui komponen dan
besar biaya rawat jalan total pada setiap pasien DM tipe 2 rawat jalan di RSUP
Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten periode Januari-Juni 2009.
Komponen dan besar biaya rawat jalan total
a. Biaya antidiabetik oral dan biaya komplikasi
Perhitungan biaya antidiabetik oral dan biaya komplikasi sesuai dengan
yang tercantum di DPHO Asuransi Kesehatan edisi XXVIII Periode Januari-
Desember 2009. Perhitungan injeksi insulin dihitung berdasarkan jumlah unit
pemakaian per hari. Sediaan insulin pada kasus ditemukan dalam bentuk cartridge
yang berisi 3 ml atau setara dengan 300 unit. Pada 198 kasus DM tipe 2, terdapat
1 kasus yang tidak mendapatkan antidiabetik oral, namun pada rekam medik
terdiagnosis DM tipe 2 sehingga tetap diinklusi dalam penelitian ini. Biaya total
pola penggunaan antidiabetik oral dan komplikasi pada 198 kasus pasien rawat
jalan di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten periode Januari-Juni 2009 dapat
dilihat pada tabel VIII di bawah ini.
54
Tabel VIII. Total Biaya Pola Penggunaan Antidiabetik Oral dan Obat Komplikasi Pasien DM Tipe 2 Rawat Jalandi RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Periode Januari-Juni 2009
No. Pasien DM Tipe 2 Jml. Kasus
Pola Antidiabetik Oral
Rata2 Biaya ADO
Obat Komplikasi Rata2 Biaya Komplikasi
Total Biaya
1. Nonkomplikasi 1 Tanpa ADO - - - -3 L 11.270 - - 11.2703 L+M 34.960 - - 34.9602 L+G 164.020 - - 164.0203 L+M+G 170.460 - - 170.460
11 Gx+G 141.131 - - 141.1311 M+G 110.020 - - 110.020
16 Gx+M+G 134.396 - - 134.3967 Mixtard 477.451 - - 477.4518 Mixtard+M 214.013 - - 214.0131 Novomix 563.700 - - 563.7001 Novomix+M 346.780 - - 346.7805 Humulin 30/70 430.300 - - 430.3001 Humulin 30/70+M 442.920 - - 442.920
2. Komplikasi :Hipertensi 4 Gx 28.550 Valsartan 119.000 147.550
2 L 22.340 Valsartan+HCT 119.596 141.9363 Gx+M 15.880 Noperten 10 mg 36.200 52.0806 Gx+M 33.610 Valsartan 119.000 152.6106 Gx+M 46.840 Amdixal 5 mg 54.200 101.0403 Gx+M 31.360 Valsartan+HCT 119.992 151.3524 L+M 26.680 Valsartan 119.000 145.8602 L+M 26.680 Valsartan+Actapin 153.400 180.0801 L+M 57.100 Captopril+Beta One 5 mg 132.736 189.8361 L+M 57.100 Captopril+Diltiazem 19.336 76.4361 L+M 70.960 Biscor 5 mg 68.600 139.560
55
No. Pasien DM Tipe 2 Jml. Kasus
Pola Antidiabetik Oral
Rata2 Biaya ADO
Obat Komplikasi Rata2 Biaya Komplikasi
Total Biaya
1 L+M 26.680 Valsartan+Biscor 5 mg 187.600 214.2801 L+M 79.240 Biscor 2,5 mg+Valsartan+HCT 154.392 233.6321 L+G 164.020 Valsartan 119.000 283.0201 M+G 110.020 Valsartan 119.000 229.0202 Gx+Gldp 15.700 Noperten 36.200 51.9001 Gx+Gldp 15.700 Noperten+Biscor 5 mg 104.800 120.5004 L+M+G 167.505 Biscor 2,5 mg 34.400 201.9053 L+M+G 165.840 Valsartan+HCT 119.860 285.7001 L+M+G 198.780 Tenapril 5 mg 72.200 270.9801 L+M+G 172.500 Tenapril 2,5 mg+Biscor 5 mg 126.400 298.9003 L+M+G 176.640 Valsartan+Intervask 5 mg 191.200 367.8404 Gx+M+G 144.240 Valsartan 119.000 263.2405 Gx+M+G 137.436 Valsartan+HCT 119.992 257.4282 Gx+M+G 132.900 Valsartan+HCT+Calcigard 166.992 299.8921 Gx+M+G 144.240 Valsartan+Biscor 2,5 mg 153.400 297.6402 Glikuidon+M 77.260 Captopril 25 mg+Nifedipin+HCT 21.588 98.8485 Glikuidon+M+G 206.880 Noperten 10 mg 36.200 243.0801 Mixtard 258.260 Valsartan+Biscor 5 mg 187.600 445.8601 Mixtard 258.260 Valsartan+HCT 119.992 378.2522 Mixtard+G 441.680 Valsartan 119.000 560.6801 Mixtard+G 355.660 Valsartan+HCT 119.992 475.6521 Novomix+G 323.000 Valsartan 119.000 442.000
Dislipidemia 2 Novomix+M+G 842.770 Simvastatin 9.560 852.3303 L 11.270 Simvastatin 9.560 20.8302 Gx+M+G 149.910 Simvastatin 9.560 159.4707 Gx+G 103.849 Simvastatin 9.560 113.409
Neuropati 4 G 65.000 ND+Amitriptilin 15.046 80.0461 G 65.000 ND+Renadinac 18.760 83.760
56
No. Pasien DM Tipe 2 Jml. Kasus
Pola Antidiabetik Oral
Rata2 Biaya ADO
Obat Komplikasi Rata2 Biaya Komplikasi
Total Biaya
1 L 44.480 ND 6.320 50.8001 L+M 34.960 ND+Amitriptilin 15.916 50.8762 L+M 30.820 ND+Meloxicam+Amitriptilin 37.176 67.9961 Gx+M+G 155.580 ND+Amitriptilin+Kalmeco 250 mg 82.517 238.0972 Gx+M+G 149.910 ND+Amitriptilin 9.796 159.7061 Mixtard+M+G 421.900 ND+Meloxicam 15 mg 32.800 454.700
IHD (Iscemic Heart Disease) 1 L+M+G 176.640 Furosemid+Aspilet 7.942 184.582
HT+Nefropati 2 Mixtard 86.220 Valsartan+CaCO3+As.Folat 171.186 257.4062 Mixtard 86.220 Valsartan+CaCO3+As.Folat+Allopurinol 171.734 257.954
HT+Dislipidemia 1 Gx+M+G 144.240 Simvastatin+Tenapril 5 mg 81.760 226.0001 L+M+G 176.640 Valsartan+HCT+Simvastatin 129.552 306.1921 L+M+G 176.640 Valsartan+Simvastatin 128.560 305.2001 L+M+G 198.780 Noperten+HCT+Simvastatin 46.752 245.5323 Gx+M 31.360 Valsartan+HCT+Simvastatin 129.552 160.9121 L+M 26.680 Valsartan+Simvastatin 128.560 155.2401 L+M 26.680 Valsartan+Adalat Oros 20 mg+Simvastatin 225.960 252.640
HT+Insuf Renal 1 Glikuidon 96.860 Captopril 25 mg+Nifedipin+Bisoprolol+HCT
64.988 161.848
1 Glikuidon 96.860 Captopril 25 mg+Interpril 10 mg+Nifedipin 42.396 139.256
Dislipidemia+Neuropati 1 Insulatard+M 442.920 Gemfibrozil+ND 32.080 475.0002 Mixtard+M 442.920 Simvastatin+ND 15.880 458.8001 Novomix+M 576.320 Simvastatin+ND 15.880 592.2001 Insulatard+M 98.840 Simvastatin+ND 15.880 114.720
IHD+Dilipidemia 1 Gx+M+G 140.100 Aspilet+ Simvastatin 14.800 154.900
57
No. Pasien DM Tipe 2 Jml. Kasus
Pola Antidiabetik Oral
Rata2 Biaya ADO
Obat Komplikasi Rata2 Biaya Komplikasi
Total Biaya
1 L+M+G 176.640 Aspilet+ Simvastatin 14.800 191.440
HT+Dislipidemia+Neuropati 1 Gx+M+G 144.240 Tenapril 5 mg+Simvastatin+ND+Meloxicam 7,5 mg+Amiriptilin
111.178 255.418
HT+Nefropati+Dislipidemia 2 L 66.620 Noperten+Furosemid+ CaCO3+ Simvastatin 92.888 159.508
IHD+CHF+Dislipidemia 1 L+M+G 176.640 Furosemid+Aspilet+Simvastatin 17.502 194.1421 L+M+G 176.640 HCT+Aspilet+Simvastatin 15.792 192.432
Total Kasus 198
Keterangan :ADO : antidiabetik oralL : LodemM : MetforminG : GlucobayGx : GlucodexGldp : GludepaticHCT : Hidroklortiazid
58
Pada tabel VIII di atas, dapat terlihat jelas mengenai penggunaan pola
antidiabetik oral dan biaya komplikasinya sesuai dengan masing-masing jenis
kasus DM tipe 2 yaitu nonkomplikasi dan dengan komplikasi. Total biaya yang
tertera pada tabel merupakan jumlah dari rata-rata biaya antidiabetik oral dan rata-
rata biaya obat komplikasi dari kasus-kasus yang memiliki pola pengobatan yang
sama. Rata-rata biaya yang tertera pada tabel merupakan hasil rata-rata biaya dari
beberapa kasus dengan pola antidiabetik dan obat komplikasi yang sama, namun
tidak dibedakan berdasarkan frekuensi dan dosis pemberian dari obat.
Pada pasien DM tipe 2 nonkomplikasi terdapat 1 kasus yang tidak
mendapatkan antidiabetik oral. Total biaya pada pasien DM tipe 2 nonkomplikasi
merupakan biaya antidiabetik oral karena tidak menggunakan obat komplikasi.
Biaya antidiabetik oral yang paling kecil pada DM tipe 2 nonkomplikasi adalah
biaya penggunaan Lodem® sebagai oral tunggal yaitu Rp 11.270,00. Biaya paling
mahal adalah biaya penggunaan monoterapi insulin yaitu Novomix FlexPen®
sebesar Rp 563.700,00 dari 1 kasus. Biaya monoterapi insulin Novomix FlexPen®
lebih besar daripada kombinasi Novomix FlexPen®+Metformin yaitu
Rp 346.780,00. Hal ini bisa disebabkan karena pada kasus penggunaan kombinasi
Novomix FlexPen®+Metformin penggunaan unit insulin per harinya lebih sedikit
dibandingkan dengan Novomix FlexPen® sebagai monoterapi. Seperti pada
penggunaan kombinasi Mixtard Novolet®+Metformin biayanya juga lebih kecil
yaitu Rp 214.013,00 dibandingkan penggunaan Mixtard Novolet® sebagai
monoterapi yaitu sebesar Rp 477.451,00. Biaya antidiabetik oral yang paling besar
karena adanya penggunaan insulin baik sebagai kombinasi maupun sebagai
59
monoterapi karena harga satuan insulin per cartridge memang jauh lebih mahal
daripada harga satuan agen hipoglikemik oral. Insulin Novomix FlexPen® harga 1
cartridge-nya lebih mahal yaitu Rp 98.000,00 daripada harga insulin yang lainnya.
Mixtard Novolet®, Humulin 30/70®, Insulatard Novolet® yang ditemukan pada
kasus penelitian ini, harga 1 cartridgenya adalah Rp 74.800,00. Pada tabel dapat
terlihat besarnya pola dengan penggunaan Novomix FlexPen® biayanya menjadi
lebih besar dibandingkan dengan penggunaan insulin yang lainnya.
Pada pasien DM tipe 2 komplikasi, total biaya merupakan jumlah rata-
rata biaya antidiabetik oral dengan biaya obat komplikasi. Total biaya paling kecil
ditemukan pada kasus DM tipe 2 komplikasi dislipidemia yaitu penggunaan
Lodem®+Simvastatin yaitu Rp 20.830,00. Setelah ditelusur dari 3 kasus terkait,
selain biaya yang kecil karena penggunaan antidiabetik oral tunggal, ternyata
Lodem® diberikan ½ tablet 1 kali sehari sehingga untuk penggunaan 1 bulan
hanya dibutuhkan 15 tablet Lodem®. Padahal untuk harga satuan obat Lodem® Rp
615,00 per tabletnya lebih mahal dibandingkan dengan Metformin Rp 115,00
ataupun Gludepatic® Rp 110,00.
Total biaya paling besar juga ditemukan pada kasus DM tipe 2
komplikasi dislipidemia yaitu Rp 852.330,00. Hal ini karena pada 2 kasus dengan
pola peresepan ini mendapatkan kombinasi oral injeksi yaitu Novomix
FlexPen®+Metformin+Glucobay®. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya
bahwa biaya Novomix FlexPen® paling besar dibanding dengan insulin yang
lainnya dan juga tergantung dari jumlah unit insulin yang dibutuhkan pasien.
60
Biaya antihipertensi paling kecil dari kasus DM tipe 2 komplikasi
hipertensi adalah Noperten® yang merupakan golongan ACE inhibitor yaitu
Rp 36.200,00. Biaya antihipertensi paling besar dari kasus komplikasi ini adalah
Valsartan+Biscor® 5 mg yaitu sebesar Rp 187.600,00.
Biaya komplikasi yang paling besar yang tertera pada tabel adalah biaya
komplikasi hipertensi+dislipidemia yaitu Valsartan+Adalat Oros® 20 mg+
Simvastatin sebesar Rp 225.960,00. Biaya komplikasi paling kecil terdapat pada
kasus DM tipe 2 komplikasi IHD (Iscemic Heart Disease) yaitu Rp 7.942,00 atas
penggunaan Furosemid+Aspilet® sebagai diuretik kuat dan antitrombolitik.
Harga obat dari pola antidiabetik oral dapat dilihat secara jelas pada tabel
IX diatas. Namun, perlu diketahui bahwa biaya rata-rata didapatkan dari beberapa
kasus dengan pola yang sama tanpa dibedakan dosis, dan frekuensi pemberian.
Begitupula untuk insulin, banyaknya cartridge yang dibutuhkan juga tergantung
dari jumlah unit yang diberikan per hari. Jadi, biaya rata-rata yang terdapat dalam
tabel tidaklah mutlak namun cukup memberikan gambaran mengenai biaya pada
masing-masing pola antidiabetik oral.
Biaya komplikasi adalah biaya yang dikeluarkan guna mengobati
penyakit komplikasi yang ditimbulkan akibat DM tipe 2 selama bulan Januari-
Juni 2009. Pada tabel IX berikut ini, disajikan mengenai data harga penggunaan
obat antidiabetik oral dan komplikasi yang diberikan pada 198 kasus pasien DM
tipe 2 rawat jalan di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten periode Januari-Juni
2009. Pada tabel IX di bawah ini dapat dilihat biaya rata-rata dari golongan obat-
obat yang digunakan pasien per diagnosis. Tabel ini dibuat untuk mempermudah
61
melihat jumlah biaya antidiabetik oral dan komplikasi yang ditanggung oleh PT.
Askes dan yang ditanggung sendiri oleh pasien peserta peserta asuransi kesehatan.
Tabel IX. Data Harga Penggunaan Obat Antidiabetik Oral dan Komplikasi yang Diberikan Pasien DM Tipe 2 Peserta Askes di RSUP Dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten Periode Januari-Juni 2009
No. DM Tipe 2 ADO Rata-rata
Obat Komplikasi
Rata-rata
PT. Askes1. Nonkomplikasi
63 kasus;1 tanpa ADO
Lodem, Glucodex, Metformin, Glucobay, Mixtard, Novomix, Humulin30/70
212.240 - 0
2. Komplikasi :Hipertensi77 kasus
Lodem, Glucodex, Glikuidon, Metformin, Glucobay, Gludepatic, Mixtard, Novomix, Humulin 30/70
111.246 Noperten 10 mg, Tenapril 2,5 mg, Captopril 25 mg, Biscor 2,5 mg;5mg, Beta One, Valsartan, Intervask 5 mg, Amdixal 5 mg, Actapin 5 mg, Nifedipin, Calcigard, HCT
100.830
Dislipidemia14 kasus
Lodem, Glucodex, Metformin, Glucobay, Novomix
195.341 Simvastatin 9.560
Neuropati13 kasus
Lodem, Glucodex, Metformin, Glucobay, Mixtard
101.592 ND, Amitriptilin, Meloxicam 7,5mg;15 mg, Kalmeco 250 mg
11.175
IHD1 kasus
Lodem, Metformin, Glucobay
176.640 Furosemid, Aspilet
7.942
62
No. DM Tipe 2 ADO Rata-rata
Obat Komplikasi
Rata-rata
PT. AskesHipertensi+Neuropati3 kasus
Glucodex, Metformin, Glucobay
144.240 Valsartan, ND, Amitriptilin
128.796
Hipertensi+Nefropati4 kasus
Mixtard 86.220 Valsartan, CaCO3, As.Folat, Allopurinol
172.960
Hipertensi+Dislipidemia9 kasus
Lodem, Glucodex, Metformin, Glucobay
93.749 Valsartan, Tenapril 5 mg, Noperten 10 mg, Adalat Oros 30 mg, HCT, Simvastatin
125.553
Hipertensi+Insuf Renal2 kasus
Glikuidon 96.860 Captopril, Interpril Nifedipin, HCT, Bisoprolol
53.692
Dislipidemia+Neuropati5 kasus
Mixtard, Novomix, Insulatard
400.784 Simvastatin, Gemfibrozil, ND
17.896
IHD+Dislipidemia2 kasus
Lodem, Glucodex, Metformin, Glucobay
158.370 Simvastatin, Aspilet
14.800
Hipertensi+Dislipidemia+Neuropati1 kasus
Glucodex, Metformin, Glucobay
144.240 ND, Meloxicam 7,5 mg, Simvastatin, Tenapril 5 mg, Amitriptilin
94.330
Hipertensi+Nefropati+Dislipidemia2 kasus
Lodem 66.620 Noperten, Furosemid, Simvastatin, CaCO3
92.888
IHD+CHF+Dislipidemia2 kasus
Lodem, Metfomin, Glucobay
176.640 Furosemid, HCT, Simvastatin, Aspilet
16.647
Pasien1. Nonkomplikasi
12 kasusGlucodex, Glucobay
14.257 - -
63
No. DM Tipe 2 ADO Rata-rata
Obat Komplikasi
Rata-rata
Pasien2. Komplikasi :
Hipertensi1 kasus
Beta One 5 mg 61.400
Dislipidemia1 kasus
Glucodex 11.540
Neuropati2 kasus ADO9 kasus komplikasi
Glucodex 11.540 ND, Meloxicam 7,5 mg, Meloxicam 15 mg, Kalmeco 250 mg
19.142
IHD0 kasus
- - - -
Hipertensi+Neuropati3 kasus
Glucodex 11.540
Hipertensi+Nefropati0 kasus
- - - -
Hipertensi+Dislipidemia0 kasus
- - - -
Hipertensi+Insuf Renal0 kasus
- - - -
Dislipidemia+Neuropati1 kasus
ND 6.320
IHD+Dislipidemia1 kasus
Glucodex 11.540
Hipertensi+Dislipidemia+Neuropati1 kasus
Meloxicam 7,5 mg
17.048
Hipertensi+Nefropati+Dislipidemia0 kasus
- - - -
IHD+CHF+Dislipidemia0 kasus
- - - -
Pada tabel IX di atas dapat dilihat mengenai besar biaya antidiabetik oral
dan atau komplikasi yang ditanggung oleh PT. Askes maupun yang ditanggung
oleh pasien peserta asuransi kesehatan. Biaya yang ditanggung/dikeluarkan pasien
peserta asuransi kesehatan ini merupakan biaya obat antidiabetik dan atau obat
untuk mengatasi komplikasi yang jumlah obatnya dalam 1 bulan melebihi jumlah
obat yang ditanggung oleh PT. Askes sesuai dengan yang tercantum di dalam
DPHO.
64
Pasien DM tipe 2 nonkomplikasi hanya menggunakan antidiabetik, rata-
rata biaya yang ditanggung PT. Askes adalah Rp 212.240,00 dari 62 kasus karena
ada 1 kasus yang tidak mendapatkan antidiabetik oral. Biaya rata-rata pasien
nonkomplikasi yang ditanggung oleh pasien adalah sebesar Rp 14.257,00 dari 12
kasus yang ada. Pada pasien DM tipe 2 dengan komplikasi, biaya rata-rata
antidiabetik oral yang paling besar ditanggung oleh PT. Askes adalah DM tipe 2
dengan komplikasi Dislipidemia+Neuropati yaitu sebesar Rp 400.784,00 dari 5
kasus yang ada. Biaya antidiabetik yang besar pada pasien kasus komplikasi ini
karena pada 5 kasus ini kesemuanya menggunakan injeksi insulin baik insulin
tunggal maupun insulin campuran. Rata-rata biaya antidiabetik oral yang paling
kecil adalah dari 2 kasus komplikasi hipertensi+nefropati+dislipidemia yaitu
sebesar Rp 66.620,00 karena hanya menggunakan Lodem® dari golongan
Sulfonilurea.
Biaya komplikasi yang ditanggung oleh PT. Askes paling besar adalah
dari 4 kasus hipertensi+nefropati yaitu sebesar Rp 172.960,00 atas penggunann
obat gizi dan darah (asam folat), zat pengikat fosfat (CaCO3), antihipertensi
golongan ARB (Valsartan), obat gout (Allopurinol). Harga obat komplikasi paling
mahal dari kesemua obat komplikasi hipertensi+nefropati adalah Valsartan
sebagai antihipertensi dengan harga satuan obat Rp 3.300,00. Biaya komplikasi
yang paling kecil yang ditanggung oleh PT. Askes adalah Rp 7.942,00 dari 1
kasus IHD (Iscemic Heart Disease) atas penggunaan antitrombolitik dan diuretik
kuat yaitu Aspilet® dan Furosemid.
65
Pada kasus komplikasi neuropati, terdapat 2 kasus dimana pasien
menanggung biaya antidiabetik oral dengan rata-rata biaya Rp 11.540,00. Selain
itu, terdapat 9 kasus yang menanggung biaya komplikasi, dengan rata-rata biaya
komplikasi Rp 19.142,00 atas pemakaian vitamin neurotropik yaitu Neurodex®
dan AINS yaitu Meloxicam 7,5 mg.
Tidak semua pasien menanggung biaya antidiabetik oral ataupun
komplikasi tergantung dari peresepan obat yang diberikan. Pada kasus dalam
penelitian ini, pasien dengan kasus komplikasi IHD, hipertensi+nefropati,
hipertensi+dislipidemia, hipertensi+insufisiensi renal, hipertensi+nefropati+
dislipidemia, IHD+CHF+Dislipidemia tidak ada biaya obat yang ditanggung oleh
pasien. Biaya paling besar ditanggung oleh pasien dengan komplikasi hipertensi
sebanyak 1 kasus yaitu Rp 61.400,00 atas pemakaian β blocker yaitu Beta One®.
b. Biaya laboratorium
Biaya pemeriksaan laboratorium adalah biaya yang dihitung berdasarkan
jenis pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium patoklin. Dalam penelitian
analisis biaya ini, komponen biaya laboratorium dihitung karena semua pasien
DM tipe 2 selain mendapatkan terapi obat juga harus rutin dalam pemeriksaan
laboratorium untuk memastikan kondisi pasien sendiri dan biaya laboratorium
juga tidak sedikit. Dengan demikian, biaya pemeriksaan laboratorium juga
memegang persentase pengeluaran biaya rawat jalan pengobatan pasien DM tipe
2. Pemeriksaan laboratorium ini dapat meliputi pemeriksaan GDP/GDPP/GDS,
profil lipid, asam urat, fungsi ginjal, fungsi hepar, dan hematologi. Semua
pemeriksaan laboratorium untuk pasien Askes ditanggung oleh PT. Askes.
66
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan tiap pasien tiap bulannya berbeda
sehingga untuk pemeriksaan laboratorium dikelompokkan sesuai dengan
komplikasi dari pasien, seperti dapat dilihat pada tabel X di bawah ini :
Tabel X. Biaya Laboratorium Pada Pasien DM Tipe 2 di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Periode Januari-Juni 2009
No. Diagnosis Jml.(n=197)
Rata-Rata Biaya Laboratorium
(Rp)1. DM2 tanpa komplikasi 62 33.3062. DM2 dengan komplikasi :
Hipertensi 77 32.455Dislipidemia 14 63.929Neuropati 13 30.000IHD 1 30.000Hipertensi+Neuropati 3 30.000Hipertensi+Nefropati 4 36.000Hipertensi+Dislipidemia 9 64.667Hipertensi+Insufisiensi Renal 2 57.000Dislipidemia+Neuropati 5 124.600IHD+Dislipidemia 2 83.500Hipertensi+Dislipidemia+Neuropati 1 30.000Hipertensi+Nefropati+Dislipidemia 2 110.500IHD+CHF+Dislipidemia 2 102.500Subtotal 135 44.371Total 197 40.888
Pada kasus penelitian ini, terdapat 1 kasus pasien DM tipe 2
nonkomplikasi yang tidak melakukan pemeriksaan laboratorium sehingga jumlah
total kasus menjadi 197. Tabel di atas menunjukkan rata-rata biaya laboratorium
yang dibutuhkan untuk pemeriksaan pasien DM tipe 2 nonkomplikasi tiap
bulannya adalah Rp 33.306,00. Rata-rata biaya laboratorium yang dibutuhkan
untuk pemeriksaan pasien DM tipe 2 dengan komplikasi tiap bulannya adalah
Rp 44.371,00. Rata-rata total biaya laboratorium dari 197 kasus yaitu Rp
40.888,00.
67
c. Biaya administrasi
Biaya administrasi adalah biaya yang digunakan untuk mendapatkan
karcis pemeriksaan pasien rawat jalan di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.
Biaya administrasi rumah sakit seluruhnya ditanggung oleh PT. Askes. Biaya
administrasi meliputi biaya registrasi/pendaftaran, tarif pemeriksaan dokter
spesialis poli regular, dan biaya Sistem Informasi Manajemen (SIM). Jjumlah
total kasus dalam perhitungan biaya administrasi adalah 188, karena ada 10 kasus
yang tidak membayar administrasi tanpa dapat diketahui alasannya. Rata-rata total
biaya administrasi dari 188 kasus adalah Rp 16.012,00.
d. Biaya rawat jalan
Biaya rawat jalan adalah rata-rata biaya keseluruhan selama periode
Januari-Juni 2009 yang digunakan oleh pasien rawat jalan DM tipe 2 RSUP Dr.
Soeradji Tirtonegoro Klaten yang meliputi biaya antidiabetik oral, biaya
komplikasi, biaya pemeriksaan laboratorium, dan biaya administrasi. Dalam
penelitian ini biaya rawat jalan yang sebenarnya tidak dapat dihitung karena
adanya keterbatasan penelitian. Pada rekam medik tidak terdapat jumlah obat
yang diberikan ataupun lamanya pemakaian sehingga pemakaian obat antidiabetik
oral maupun obat komplikasi ditentukan berdasarkan asumsi penelitian yaitu
selama 1 bulan pemakaian. Maka pada penelitian ini, biaya rawat jalan yang
didapatkan hanya berupa gambaran biaya yang dibutuhkan oleh pasien DM tipe 2
dalam menjalani pengobatan. Gambaran biaya rawat jalan pasien DM tipe 2 rawat
jalan di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten periode Januari-Juni 2009 dapat
dilihat pada tabel XI berikut ini.
68
Tabel XI. Gambaran Biaya Rawat Jalan yang DitanggungPT. Askes dan Pasien DM Tipe 2 di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
Periode Januari-Juni 2009Komponen Biaya Rata-rata Tiap Bulan (Rp)
PT. Askes PasienBiaya Antidiabetik Oral 155.956 13.256Biaya Komplikasi 79.993 21.421Biaya Laboratorium 40.888 -Biaya Administrasi 16.012 -
Pada tabel XI di atas, dapat dilihat komponen biaya meliputi biaya
antidiabetik oral, biaya komplikasi, biaya laboratorium, dan biaya administrasi.
Pada komponen biaya, biaya antidiabetik oral yang ditanggung PT. Askes
merupakan rata-rata biaya antidiabetik oral dari 197 kasus DM tipe 2 baik
komplikasi maupun nonkomplikasi. Biaya komplikasi merupakan rata-rata biaya
komplikasi dari 135 kasus DM tipe 2 dengan komplikasi.
Biaya yang ditanggung oleh PT.Askes tidak mutlak seperti yang tertera
pada tabel karena biaya yang ditampilkan hanya berupa biaya rata-rata. Biaya
laboratorium yang sebenarnya dibutuhkan oleh pasien DM tipe 2 bisa lebih kecil
ataupun lebih besar dari biaya yang tertera pada tabel. Hal ini karena biaya
pemeriksaan laboratorium tergantung dari jenis-jenis pemeriksaan yang dilakukan
oleh pasien yang setiap bulannya bisa berbeda-beda. Namun, untuk jenis
pemeriksaan laboratorium seperti GDP/GDPP/GDS, profil lipid, asam urat, fungsi
ginjal, fungsi hepar, dan hematologi pada pasien peserta asuransi kesehatan,
semuanya ditannggung oleh PT. Askes.
Biaya antidiabetik oral yang ditanggung oleh PT. Askes tiap kasus DM
tipe 2 adalah Rp 155.956,00. Biaya antidiabetik oral yang ditanggung/dikeluarkan
oleh pasien untuk setiap kasus DM tipe 2 adalah sebesar Rp 13.256,00. Biaya
69
komplikasi yang ditanggung oleh PT. Askes untuk setiap kasus DM tipe 2
komplikasi adalah Rp 79.993,00. Biaya komplikasi yang dikeluarkan oleh pasien
untuk setiap kasus DM tipe 2 adalah Rp 21.241,00.
Biaya laboratorium dan biaya administrasi kesemuanya ditanggung oleh
PT. Askes yaitu masing-masing sebesar Rp 40.888,00 dan Rp 16.012,00. Total
biaya antidiabetik dan komplikasi yang ditanggung oleh pasien peserta asuransi
kesehatan untuk setiap kasus adalah Rp 34.677,00
Pada tabel dapat terlihat bahwa sebagian besar biaya rawat jalan pasien
DM tipe 2 peserta asuransi kesehatan ditanggung oleh PT. Askes. Dengan
demikian, hal ini cukup membantu dan sangat berarti bagi pasien DM tipe 2
peserta asuransi kesehatan karena dapat meringankan biaya rawat jalan penyakit
DM tipe 2 yang cukup besar.
70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari penelitian “Analisis Biaya Rawat Jalan Pasien Diabetes Melitus
Tipe 2 Peserta Askes yang Menggunakan Antidiabetik Oral di RSUP Dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten Periode Januari-Juni 2009” diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1. Kasus DM tipe 2 banyak terjadi pada pasien dengan range umur 50-59 tahun
sebesar 48,5%, dan terjadi pada jenis kelamin wanita sebesar 57,6%
sedangkan pada laki-laki sebesar 42,4%. Penyakit komplikasi terbanyak
adalah komplikasi hipertensi sebesar 48,0%, dan penyakit penyerta terbanyak
adalah osteoarthritis dan hiperuricemia, masing-masing sebesar 3,1%.
2. Penggunaan pola antidiabetik oral terbanyak adalah kombinasi oral sebesar
69,7%. Oral tunggal yang paling banyak digunakan yaitu Lodem® (11 kasus),
kombinasi oral yaitu kombinasi Glucodex®+Metformin+Glucobay®(41 kasus),
kombinasi oral-injeksi yaitu Mixtard®+Metformin (10 kasus), monoterapi
insulin yaitu Mixtard® (10 kasus).
3. Biaya rawat jalan sebenarnya tidak dapat dihitung. Gambaran biaya rawat
jalan meliputi biaya antidiabetik oral Rp 155.956,00, biaya komplikasi
Rp 79.993,00, biaya pemeriksaan laboratorium Rp 40.888,00, dan biaya
administrasi Rp 16.012,00.
71
B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan adalah :
1. Dilakukan penelitian serupa pada pasien DM tipe 2 di RSUP Dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten menggunakan metode yang berbeda yaitu dengan
membandingkan biaya rawat jalan antara pasien Askes dan non-Askes pada
pasien DM tipe 2 pada Rumah Sakit terkait.
2. Dilakukan penelitian serupa di Rumah Sakit terkait dengan membandingkan
biaya terapi yang dikeluarkan dengan kualitas outcome (efek) yang didapatkan
pasien.
72
DAFTAR PUSTAKA
American Diabetes Association (ADA), 2005, Standards of Medical Care in Diabetes, dari http://care.diabetesjournals.org/cgi/content/full/28/suppl., diakses tanggal 16 Oktober 2009
American Diabetes Association (ADA), 2008, Economic Cost of Diabetes in the U.S. in 2007, www.diabetesjournals.org, diakses tanggal 19 Maret 2009
Andayani, T.M., 2006, Analisis Biaya Terapi Diabetes Melitus di Rumah Sakit Dr. Sardjito, Yogyakarta, http://mfi.farmasi.ugm.ac.id/files/news/4._17-3-2007-trimurti.pdf, diakses tanggal 21 Februari 2009
Anonim, 2000, Informatium Obat Nasional Indonesia 2000, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pengawas Obat dan Makanan, Jakarta
Anonim, 2002, Profil Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
Anonim, 2005(a), Diabetes Mellitus Masalah Kesehatan Masyarakat Yang Serius,http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid =942&Itemid=2, diakses tanggal 2 Maret 2009
Anonim, 2005(b), Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Mellitus, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Anonim, 2008, Faktor Lingkungan dan Gaya Hidup Berperan Besar Memicu Diabetes, http://www.pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=914&tbl=kesling, diakses tanggal 2 Maret 2009
Azwar, Azrul, 1996, Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga, Binarupa Aksara, Jakarta.82-90, 142-150
Foster, Daniel W., 2000, Diabetes Mellitus, dalam Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 13, Penerbit EGC, Jakarta.2196-2201, 2207-2213
Guyton, A. C., dan Hall, J. E., 1996, Textbook of Medical Physiology, diterjemahkan oleh Irawati Setiawan, LMA., Ken Ariata Tengadi, Alex Santoso, ECG, Jakarta
Harris, N.D., and Greene, R.J., 2000, Pathology and Therapeutics for Pharmacist, Second Edition, Pharmaceutical Press, London.535-546
Handoko, T. dan Suharto, B., 1995, Insulin, Glukagon, dan Antidiabetika Oral, dalam Ganiswara, S.G., Setiabudy, R., Suyatna, D.F., Purwantyastuti, dan
73
Nafrialdi (Editor) Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, Percetakan Gaya Baru, Jakarta.467-481
Katzung, B.G., 1995, Farmakologi Dasar dan Klinik, Penerbit Salemba Medika, Jakarta.677-709
Krisnaningsih, N., 2006, Analisis Biaya Terapi Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Jalan Peserta Asuransi Kesehatan Sosial Yang Mendapat Terapi Kombinasi Tiga Antidiabetik Oral Di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada Yogyakarta
Kuncara, et al., 1992, Pengkajian dan Penatalaksanaan Pasien Diabetes Melitus, dalam Pakaryaningsih, E., Monica Ester (Editor) Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah, Edisi VIII, Penerbit EGC, Jakarta.1256-1259
Kusumawati, A.A., 2008, Analisis Biaya Terapi Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Jalan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Juli-Desember 2007, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada Yogyakarta
Mansjoer, A., 2001, KapitaSelekta Kedokteran, Penerbit Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.581-589
Misnadiarly, AS., 2006, Diabetes Mellitus: Mengenali Gejala, Menanggulangi, dan Mencegah Komplikasi, Penerbit Pustaka Obor, Jakarta
Price, S.A. and Wilson, L.C., 1995, Pathophysiology Clinical Concepts of Disease, Edisi 4, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.1109-1119
Pertiwi, C.L.P., 2006, Evaluasi Pemilihan dan Penggunaan Obat Antidiabetes Pada Kasus Diabetes Mellitus Instalansi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari-Desember 2005., Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Putri, Rr. Erni Kusuma, 2006, Analsis Biaya Penggunaan Antidiabetes Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta pada Bulan Agustus Tahun 2005, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada Yogyakarta
Sanchez, L.A., 2005, Pharmacoeconomics: Principles, Methods, And Applications, in DiPiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M., (Eds), Pharmacothrapy: A Pathophysiologic Approach, Sixth Edition, The McGraw-Hills Companies, Inc. New York.1-9
74
Sukandar, et al., ISO Farmakoterapi, PT. ISFI Penerbitan, Jakarta.26-42
Sulastomo, 2000, Manajemen Kesehatan, Gramedia Pustaka Tama, Jakarta.92-100
Triplitt, C.L., Reasner, C.A., dan Isley, W.L., 2005, Diabetes Mellitus, in DiPiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M., (Eds), Pharmacothrapy: A Pathophysiologic Approach, Sixth Edition, The McGraw-Hills Companies, Inc. New York.1333-1352
Walley, T., Haycox, A.& Bolland, A., 2004, Pharmacoeconomics, Churchill Livingstone, New York
Waspadji, S., 1996, Gambaran Klinis Diabetes Melitus dalam Noer, S., (Ed), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi III, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.587-589
Waspadji, S., 1996, Pengelolaan Farmakologi Diabetes Melitus yang Rasional dalam Noer, S., (Ed), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi III, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.649-653
75
76
Lampiran-2
No Pasien Januari Februari Maret April Mei Juni
1 156497 TD : 120/70 TD : 140/80 TD : 130/70 TD : 160/80 TD : 130/80 TD : 130/80
L; Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT
61 th Lab : Lab : Lab : Lab : Lab : Lab :
GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP
Terapi : Terapi : Terapi : Terapi : Terapi : Terapi :
Lodem 3 x 1 Lodem 3 x 1 Lodem 3 x 1 Lodem 3 x 1 Lodem 3 x 1 Lodem 3 x 1
Metformin 2 x 1 Metformin 2 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 2 x 1
Glucobay 2 x 1 Glucobay 2 x 1 Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1
Biscor 1 x 2,5 mg Biscor 1 x 2,5 mg Biscor 1 x 2,5 mg Biscor 1 x 2,5 mg Biscor 1 x 2,5 mg Biscor 1 x 5 mgMeloxicam1 x 7,5 mg Neurodex 2 x 1 Neurodex 2 x 1 Neurodex 2 x 1 Neurodex 2 x 1 Tenapril 1 x 2,5 mg
ADO 140.100 140.100 176.640 176.640 176.640 172.500
Komplikasi 0 34.400 34.400 34.400 34.400 126.400
Laboratorium 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000
2 177563 TD : 120/70 TD : 100/70 TD : 120/70 TD : 100/70 TD : 130/80 TD : 120/70
P; Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2; Dislipidemia Diagnosa : DM2; Dislipidemia
50 th Lab : Lab : Lab : Lab : Lab : Lab :
GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP; Creatin; GDP; GDPP
Terapi : Terapi : Terapi : Terapi : Chol; HDL; LDL; Terapi :
Cefadroxil 2 x 500 mg Mixtard 36-0-28 Mixtard 38-0-28 Mixtard 34-0-28 Ureum; TG.B Novomix 36-0-32
DMP 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Terapi : Metformin 3 x 1Metil Prednisolon 3 x 4 mg Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Novomix 36-0-28 Glucobay 3 x 1
Interhistin 3 x 1 Meloxicam 1 x 15 mg Meloxicam 1 x 15 mg Meloxicam 1 x 7,5 mg Metformin 3 x 1 Simvastatin 1 x 10 mg
Vit C 3 x 100 mg Interhistin 2 x 1 Interhistin 2 x 1 Interhistin 2 x 1 Glucobay 3 x 1 Meloxicam 1 x 15 mg
Radin 2 x 1 Radin 2 x 1 Simvastatin 1 x 10 mg Interhistin 1 x 1
Meloxicam 1 x 7,5 mg Neurodex 1 x 1
77
No Pasien Januari Februari Maret April Mei Juni
Interhistin 2 x 1
Radin 2 x 1
ADO 0 626.340 712.360 626.340 786.420 899.120
Komplikasi 0 0 0 0 9.560 9.560
Laboratorium 30.000 30.000 30.000 30.000 139.000 30.000
3 183850 TD : 110/70 TD : 130/70 TD : 130/80 TD : 130/70 TD : 130/70 TD : 140/90
L; Diagnosa : DM2; Neuropati Diagnosa : DM2; Neuropati Diagnosa : DM2; Neuropati Diagnosa : DM2; Neuropati Diagnosa : DM2; Neuropati Diagnosa : DM2; Neuropati
67 th Lab : Lab : Lab : Lab : Lab : Lab :
GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP
Terapi : Terapi : Terapi : Terapi : Terapi : Terapi :
Glucobay 2 x 1 Glucobay 2 x 1 Glucobay 2 x 1 Glucobay 2 x 1 Glucobay 2 x 1 Lodem 2 x 1
Neurodex 2 x 1 Neurodex 1 x 1 Renadinac 2 x 25 mg Neurodex 2 x 1 Neurodex 2 x 1 Neurodex1 x 1
Amitriptilin 3 x ½ Amitriptilin 1 x 1 Neurodex 2 x 1 Amitriptilin 1 x 1 Amitriptilin 1 x 1 Biscor 1 x 5 mg
Radin 2 x 1 Radin 2 x 1
ADO 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 44.480
Komplikasi 17.554 9.796 18.760 15.916 16.916 6.320
Laboratorium 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000
4 202993 TD : 110/70 TD : 110/70 TD : 100/60 TD : 110/70 TD : 100/60 TD : 110/70
P; Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2; flu Diagnosa : DM2
59 th Lab : Lab : Lab : Lab : Lab : Lab :
GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP
Terapi : Terapi : Terapi : Terapi : Terapi : Terapi :
Glucodex 2-1-1 Glucodex 3 x 1 Glucodex 3 x 1 Glucodex 3 x 1 Glucodex 3 x 1 Lodem 3 x 1
Glucobay 1-1-2 Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1
Neurodex 1 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Neurodex 1 x 1 Metformin 3 x 1 Neurodex 1 x 1
78
No Pasien Januari Februari Maret April Mei Juni
Neurodex 2 x 1 Neurodex 2 x 1 Neurodex 1 x 1
Cefadroxil 2 x 500 mg
OBH Syr 3 x CI
ADO 175.360 144.240 144.240 131.620 144.240 164.020
Komplikasi 0 0 0 0 0 0
Laboratorium 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000
5 204824 TD : 110/80 TD : 110/70 TD : 110/70 TD : 110/60 TD : 120/70 TD : 120/70
P; Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2
50 th Lab : Lab : Lab : Lab : Lab : Lab :
GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP
Terapi : Terapi : Terapi : Terapi : Terapi : Terapi :
Glucodex 3 x 1 Glucodex 3 x 1 Glucodex 2-1-1 Glucodex 2-1-1 Glucodex 2-1-1 Glucodex 2-1-1
Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1
Neurodex 1 x 1 Neurodex 2 x 1 Neurodex 2 x 1 Neurodex 2 x 1 Neurodex 2 x 1 Neurodex 2 x 1
ADO 131,620 131.620 142.960 142.960 142.960 142.960
Komplikasi 0 0 0 0 0 0
Laboratorium 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000
6 216563 TD : 110/70 TD : 130/80 TD : 110/70 TD : 120/70 TD : 120/80 TD : 120/80
P;Diagnosa : DM2; Osteoartritis Diagnosa : DM2; Osteoartritis Diagnosa : DM2; osteoartritis Diagnosa : DM2; Neuropati Diagnosa : DM2; Neuropati Diagnosa : DM2; Neuropati
53 th Lab : Lab : Lab : Lab : Lab : Lab :
GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP
Terapi : Terapi : Terapi : Terapi : Terapi : Terapi :
Lodem 1 x 1 Lodem 1 x 1 Lodem 1 x 1 Lodem 1 x 1 Lodem 1 x 1 Lodem 1 x 1
Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1Meloxicam1 x 15 mg Meloxicam 1 x 7,5 mg Meloxicam 2 x 7,5 mg Neurodex 2 x 1 Neurodex 2 x 1 Neurodex 2 x 1
79
No Pasien Januari Februari Maret April Mei Juni
Neurodex 1 x 1 Neurodex 2 x 1 Neurodex 2 x 1 Amitriptilin 1 x 1 Meloxicam 1 x 7,5 mg Meloxicam 7,5 mg
Amitriptilin 2 x ½ Radin 2 x 1 Amitriptilin 1 x 1 Amitriptilin 1 x 1
ADO 34.960 34.960 34.960 34.960 30.820 30.820
Komplikasi 0 0 0 15.916 37.176 37.176
Laboratorium 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000
7 251951 TD : 110/70 TD : 140/80 TD : 140/80 TD : 160/90 TD : 130/70 TD : 160/80
P; Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2; HT
68 th Lab : Lab : Lab : Lab : Lab : Lab :
GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP
Terapi : Terapi : Terapi : Terapi : Terapi : Terapi :
Glucodex 2-1-1 Glucodex 3 x 1 Glucodex 3 x 1 Glucodex 3 x 1 Lodem 2-1-1 Lodem 2-1-1
Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1
Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1
Neurodex 1 x 1 Valsartan 1 x 80 mg Valsartan 1 x 80 mg Ranitidin 2 x 1 Amitriptilin 2 x ½ Tenapril 5 mg
Renadinac 2 x 25 mg HCT 21 x 5 mg HCT 1 x 25 mg Meloxicam 2 x 7,5 mg Ranitidin 2 x 1 Amitriptilin 2 x ½
Meloxicam 1 x 7,5 mg Ranitidin 2 x 1
Meloxicam 1 x 7,5 mg
ADO 155.580 144.240 144.240 144.240 198.780 198.780
Komplikasi 0 119.992 119.992 0 0 72.200
Laboratorium 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000
8 337028 TD : 130/80 TD : 140/80 TD : 140/70 TD : 140/80 TD : 140/80 TD : 150/90
L; Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2
51 th Lab : - Lab : Lab : Lab : Lab : Lab :
Terapi : GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP
Lodem 3 x 1 Terapi : Terapi : Terapi : Terapi : Terapi :
80
No Pasien Januari Februari Maret April Mei Juni
Glucobay 3 x 1 Lodem 3 x 1 Mixtard 30-0-24 Mixtard 34-0-28 Mixtard 34-0-28 Novomix 34-0-28
Aspilet 1 x 80 mg Glucobay 3 x 1 Neurodex 1 x 1 Neurodex 1 x 1 Neurodex 1 x 1 Neurodex 1 x 1
Neurodex 1 x 1 Neurodex 2 x 1
Interhistin 1 x 1 Interhistin 2 x 1
Valsartan 1 x 80 mg
ADO 164.020 164.020 430.300 430.300 430.300 563.700
Komplikasi 0 119.000 0 0 0 0
Laboratorium 0 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000
9 344597 TD : 140/90 TD : 140/80 TD : 150/90 TD : 150/90 TD : 140/90 TD : 120/80
P; Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HTDiagnosa : DM2; HT;Osteoartritis
Diagnosa : DM2; HT; Osteoartritis Diagnosa : DM2; HT
56 th Lab : Lab : Lab : Lab : Lab : Lab :
GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP
Terapi : Terapi : Terapi : Terapi : Terapi : Terapi :
Glucodex 3 x 1 Glucodex 3 x 1 Metformin 3 x 1 Glucodex 3 x 1 Glucodex 3 x 1 Glucodex 3 x 1
Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Glucodex 3 x 1 Valsartan 1 x 80 mg Valsartan 1 x 80 mg Valsartan 1 x 80 mg
Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Valsartan 1 x 80 mg Meloxicam 1 x 15 mg Meloxicam 1 x 15 mg Ranitidin 2 x 1
Valsartan1 x 80 mg Valsartan1 x 80 mg Neurodex 1 x 1 Ranitidin 2 x 1 Ranitidin 2 x 1 Meloxicam 1 x 15 mg
Neurodex 1 x 1 Neurodex 2 x 1 Neurodex 1 x 1 Neurodex 1 x 1
Renadinac 2 x 25 mg
Ranitidin 2 x 1
ADO 144.240 144.240 46.840 34.220 34.220 34.220
Komplikasi 119.000 119.000 119.000 119.000 119.000 119.000
Laboratorium 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000
10 359927 TD : 140/90 TD : 120/70 TD : 130/70 TD : 130/70 TD : 140/80 TD : 120/70
L; Diagnosa : DM2; HT; Nefropati; Dislipidemia
Diagnosa : DM2;HT; Dislipidemia; Nefropati Diagnosa : DM2; HT; Nefropati Diagnosa : DM2; HT; Nefropati
Diagnosa : DM2; HT; Nefropati;
Diagnosa : DM2; HT; Nefropati;
81
No Pasien Januari Februari Maret April Mei Juni
70 th Lab : Lab : Lab : Lab : Hiperuricemia Hiperuricemia;
GDP; GDPP; HDL; GDP; GDPP; Uric GDP; GDPP GDP Lab : Lab :
LDL; Uric Acid; Acid; Chol; Creatin Terapi : Terapi : Ureum; Creatin; Uric- GDP; GDPP
Chol; Creatin Terapi : Mixtard 6-0-4 Mixtard Novolet 6-0-4 Acid Terapi :
Terapi : Lodem 3 x 1 CaCO3 3 x 1 CaCO3 3 x 1 Terapi : Mixtard 6-0-4
Lodem 3 x 1 Noperten 1 x 10 mg Asam Folat 3 x 1 Asam Folat 3 x 1 Mixtard 6-0-4 CaCO3 3 x 1
Noperten 1 x 10 mg Simvastatin 1 x 10 mg Valsartan 1 x 80 mg Valsartan 1 x 80 mg CaCO3 3 x 1 Asam Folat 3 x 1
Simvastatin 1 x 10 mg CaCO3 3 x 1 Asam Folat 3 x 1 Valsartan 1 x 80 mg
CaCO3 3 x 1 Furosemid 1 x 40 mg Valsartan 1 x 80 mg Allopurinol 1x 100mg
Furosemid 1 x 40 mg Neurodex 1 x 1 Allopurinol 1 x 100 mg Codein 3 x 10 mg
Neurodex 1 x 1
ADO 66.620 66.620 86.220 86.220 86.220 86.220
Komplikasi 92.888 92.888 171.186 171.186 174.734 174.734
Laboratorium 137.000 84.000 30.000 30.000 54.000 30.000
11 374136 TD : 140/90 TD : 120/80 TD : 120/85 TD : 110/80 TD : 140/80 TD : 100/70
L; Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2; Dislipidemia Diagnosa : DM2; Dislipidemia Diagnosa : DM2; Dislipidemia
53 th Lab : Lab : Lab : Lab : Lab : Lab :
GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDS; Creatin; Ureum; GDP; GDPP GDP; GDPP
Terapi : Terapi : Terapi : Uric Acid; Chol; HDL Terapi : Terapi :
Lodem 1 x ½ Lodem 1 x ½ Lodem 1 x ½ LDL; TG.B Lodem 1 x ½ Lodem 1 x ½
Amitriptilin 1 x 1 Neurodex 2 x 1 Neurodex 2 x 1 Terapi : Simvastatin 1 x 10 mg Simvastatin 1 x 10 mg
Neurodex 2 x 1 Lodem 1 x ½ Neurodex 1 x 1 Neurodex 1 x 1
Simvastatin 10 mg Noperten 1 x 5 mg
Neurodex 2 x 1
ADO 11.270 11.270 11.270 11.270 11.270 11.270
Komplikasi 0 0 0 9.560 9.560 9.560
82
No Pasien Januari Februari Maret April Mei Juni
Laboratorium 30.000 30.000 30.000 160.000 30.000 30.000
12 375770 TD : 150/80 TD : 150/80 TD : 140/80 TD : 110/70 TD : 140/70 TD : 170/70
P; Diagnosa : DM2; HT; Gastritis Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT
68 th Lab : Lab : Lab : Lab : Lab : Lab :
GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP; GDP; GDPP
Terapi : Terapi : Terapi : Terapi : Ureum; Creatin Terapi :
Glucodex 2 x 1 Glucodex 1/2-0-1/2 Glucodex 2 x 1 Glucodex 2 x 1 Terapi : Glucodex 1 x 1
Metformin 3 x 1 Valsartan 1 x 80 mg Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Glucodex 1 x 1 Metformin 3 x 1
Valsartan 1 x 80 mg Radin 2 x 1 Valsartan 1 x 80 mg Valsartan 1 x 80 mg Metformin 3 x 1 Valsartan 1 x 80 mg
Radin 2 x 1 Neurodex 2 x 1 Radin 2 x 1 Radin 2 x 1 Valsartan 1 x 80 mg Radin 2 x 1
ISDN 3 x 5 mg Neurodex 2 x 1 Neurodex 2 x 1 Radin 2 x 1 Neurodex 1 x 1
Neurodex 1 x 1 Neurodex 1 x 1
ADO 35.500 11.540 35.500 35.500 24.160 24.160
Komplikasi 119.000 119.000 119.000 119.000 119.000 119.000
Laboratorium 30.000 30.000 30.000 30.000 66.000 30.000
13 382278 TD : 150/80 TD : 120/70 TD : 110/70 TD : 140/80 TD : 140/90 TD : 130/80
P; Diagnosa : DM2; OA; Dislipidemia Diagnosa : DM2; Dislipidemia Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2; Athralgia
Diagnosa : DM2; HT; Athralgia; Diagnosa : DM2; Neuropati;
56 th Lab : Lab : Lab : Lab : Dislipidemia Dislipidemia; HT
GDP; GDPP; GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP Lab : Lab :
Creatin; Ureum; Terapi : Terapi : Terapi : GDP; GDPP; Creatin; GDP; GDPP
Uric Acid; Chol; Glucodex 3 x 1 Glucodex 3 x 1 Glucodex 3 x 1 Uric Acid; Chol; HDL Terapi :
HDL; LDL; TG.B Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 LDL; Ureum; TG.B Glucodex 3 x 1
Terapi : Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Terapi : Metformin 3 x 1
Glucodex 2-1-1 Simvastatin 1 x 10 mg Neurodex 1 x 1 Neurodex 1 x 1 Glucodex 3 x 1 Glucobay 3 x 1
Metformin 3 x 1 Neurodex 2 x 1 Meloxicam 1 x 7,5 mg Meloxicam 1 x 7,5 mg Metformin 3 x 1 Neurodex 1 x 1
83
No Pasien Januari Februari Maret April Mei Juni
Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Meloxicam 1 x 7,5 mg
Simvastatin 1 x 10 mg Neurodex 1 x 1 Simvastatin 1 x 10 mg
Neurodex 1 x 1 Meloxicam 1 x 7,5 mg Tenapril 1 x 5 mg
Meloxicam 2 x 7,5 mg Simvastatin 1 x 10 mg Amitriptilin 1 x ½
Tenapril 1 x 5 mg
ADO 155.580 144.240 144.240 144.240 144.240 144.240
Komplikasi 9.560 9.560 0 0 81.760 111.178
Laboratorium 175.000 30.000 30.000 30.000 175.000 30.000
14 388368 TD : 130/80 TD : 160/90 TD : 120/90 TD : 140/80 TD : 160/90 TD : 110/70
P; Diagnosa : DM2; ISPA Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT; Dispepsia Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT
57 th Lab : Lab : Lab : Lab : Lab : Lab :
GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP
Terapi : Terapi : Terapi : Terapi : Terapi : Terapi :
Glucodex 3 x 1 Lodem 3 x 1 Lodem 3 x 1 Glucodex 3 x 1 Glucodex 3 x 1 Glucodex 3 x 1
Glucobay 2 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x1
Lansoprazol 1 x 1 Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1
Amoxicilin 3 x 1 Valsartan 1 x 80 mg Valsartan 1 x 80 mg Valsartan 1 x 80 mg Valsartan 1 x 80 mg Valsartan 1 x 80 mg
Ambroxol 3 x 1 HCT 1 x 25 mg HCT 1 x 25 mg Neurodex 2 x 1 Biscor 1 x 2,5 mg Renadinax 2 x 50 mg
DMP 3 x 1 Radin 2 x 1 Neurodex 2 x 1 Neurodex 2 x 1
Neurodex 1 x 1 Interhistin 3 x 1 Alprazolam 1 x 0,5 mg
ADO 99.220 176.640 176.640 144.240 144.240 144.240
Komplikasi 0 119.992 119.992 119.000 153.400 119.000
Laboratorium 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000
84
No Pasien Januari Februari Maret April Mei Juni
15 392358 TD : 130/80 TD : 120/80 TD : 100/60 TD : 120/70 TD : 140/80 TD : 140/80
P; Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT
73 th Lab : Lab : Lab : Lab : Lab : Lab :
GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP
Terapi : Terapi : Terapi : Terapi : Terapi : Terapi :
Lodem 1 x 1 Lodem 1 x 1 Lodem 1 x 1 Lodem 1 x 1 Lodem 1 x 1 Lodem 3 x 1
Valsartan 1 x 80 mg Valsartan 1 x 80 mg Metformin 1 x 1 Metformin 1 x 1 Metformin 1 x 1 Metformin 1 x 1
HCT 25 mg 1 x ½ HCT 25 mg 1 x ½ Valsartan 1 x 80 mg Valsartan 1 x 80 mg Valsartan 1 x 80 mg Biscor 1 x 5 mg
Radin 2 x 1 Radin 2 x 1 Radin 2 x 1 Radin 2 x 1 Radin 2 x 1 Radin 2 x 1
ADO 22.340 22.340 26.680 26.680 26.680 70.960
Komplikasi 119.596 119.596 119.000 119.000 119.000 68.600
Laboratorium 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000
16 395813 TD : 120/80 TD : 140/80 TD : 140/80 TD : 130/80 TD : 150/80 TD : 135/90
P; Diagnosa : DM2; HT; Neuropati
Diagnosa : DM2; HT; Neuropati Diagnosa : DM2; HT; Neuropati Diagnosa : DM2; Neuropati Diagnosa : DM2; neuropati
Diagnosa : DM2; Dispepsia; Neuropati
54 th Lab : Lab : Lab : Lab : Lab : Lab :
GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP
Terapi : Terapi : Terapi : Terapi : Terapi : Terapi :
Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1
Glucodex 2-1-1 Glucodex 2-1-1 Glucodex 2-1-1 Glucodex 2-1-1 Glucodex 2-1-1 Glucodex 3 x 1
Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1
Valsartan 1 x 80 mg Valsartan 1 x 80 mg Valsartan 1 x 80 mg Neurodex 1 x 1 Neurodex 1 x 1 Neurodex 1 x 1
Neurodex 1 x 1 Neurodex 1 x 1 Neurodex 1 x 1 Kalmeco 2 x 250 mg Amitriptilin 1 x 1 Amitriptilin 1 x 1
Amitriptilin 1 x 1 Amitriptilin 1 x 1 Amitriptilin 1 x 1 Amitriptilin 1 x 1 Ciprofloxacin 2 x 1 Antasid Syr 3 CI
ADO 155.580 155.580 155.580 155.580 155.580 144.240
Komplikasi 128.796 128.796 128.796 82.517 9.796 9.796
Laboratorium 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000
85
No Pasien Januari Februari Maret April Mei Juni
17 409038 TD : 130/80 TD : 130/70 TD : 120/80 TD : 130/80 TD : - TD : 140/90
L; Diagnosa : DM2; NeuropatiDiagnosa : DM2; Neuropati; Dislipidemia
Diagnosa : DM2; Dislipidemia; Neuroapti
Diagnosa : DM2; Dislipidemia; Neuropati
Diagnosa : DM2; Dislipidemia; Neuropati Diagnosa : DM2; Dislipidemia;
62 th Lab : Lab : Lab : Lab : Lab : Neuropati
GDP; GDPP GDP; GDPP; Creatin; GDP; GDPP; Chol; GDP; GDPP; Chol; GD; GDPP; Chol; Lab :
Terapi : Ureum; Chol; HDL; HDL; LDL; Uric Acid Uric Acid; Creatin; Creatin; HDL; LDL; GDP; GDPP
Mixtard 26-0-16 LDL; TG.B TG.B Ureum; SGPT; SGOT; TG.B Terapi :
Metformin 3 x 1 Terapi : Terapi : TG.B Terapi : Insulatard 0-0-14
Glucobay 2 x 1 Insulatard 28-0-18 Mixtard 28-0-18 Terapi : Novomix 28-0-18 Metformin 3 x 1
Neurodex 1 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Mixtard 28-0-18 Metformin 3 x 500 mg Simvastatin 1 x 10 mg
Meloxicam 1 x 15 mg Gemfibrosil 1 x 1 Simvastatin 1 x 10 mg Metformin 3 x 1 Simvastatin 1 x 10 mg Neurodex 1 x 1
Neurodex 2 x 1 Neurodex 1 x 1 Simvastatin 1 x 10 mg Neurodex 1 x 1
Neurodex 1 x 1
ADO 421.900 442.920 442.920 442.920 576.320 98.840
Komplikasi 32.800 32.080 15.880 15.880 15.880 15.880
Laboratorium 30.000 157.000 139.000 158.000 139.000 30.000
18 410490 TD : 140/90 TD : 110/70 TD : 110/80 TD : 160/90 TD : 110/80 TD : 120/80
P; Diagnosa : DM2; HTDiagnosa : DM2; HT; Dislipidemia
Diagnosa : DM2; HT; Dislipidemia Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT
64 th Lab : Lab : Lab : Lab : Lab : Lab :
GDP; GDPP GDP; GDPP; Chol; GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP
Terapi : HDL; LDL; TG.B Terapi : Terapi : Terapi : Terapi :
Lodem 3 x 1 Terapi : Lodem 3 x 1 Lodem 3 x 1 Lodem 3 x 1 Lodem 3 x 1
Metformin 3 x 1 Lodem 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1
Biscor 1 x 2,5 mg Metformin 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1
Valsartan 1 x 80 mg Glucobay 3 x 1 Valsartan 1 x 80 mg Valsartan 1 x 80 mg Valsartan 1 x 80 mg Valsartan 1 x 80 mg
HCT 1 x 25 mg Valsartan 1 x 80 mg Simvastatin 1 x 10 mg Intervask 1 x 5 mg Intervask 1 x 5 mg Intervask 1 x 5 mg
HCT 1 x 25 mg Neurodex 2 x 1 Neurodex 2 x 1 Neurodex 2 x 1 Neurodex 2 x 1
86
No Pasien Januari Februari Maret April Mei Juni
Simvastatin 1 x 10 mg
ADO 79.240 176.640 176.640 176.640 176.640 176.640
Komplikasi 154.392 129.552 128.560 191.200 191.200 191.200
Laboratorium 30.000 121.000 30.000 30.000 30.000 30.000
19 411570 TD : 130/90 TD : 120/80 TD : 120/80 TD : 130/90 TD : 110/70 TD : 150/90
P; Diagnosa: DM2; HT; Dislipidemia Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT
54 th Lab : Lab : Lab : Lab : Lab : Lab :
GDP; GDPP GDP; GDPP; Creatin; GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP
Terapi : Ureum; Uric Acid; Terapi : Terapi : Terapi : Terapi :
Lodem 2-1-1 Chol; HDL; LDL; Glikuidon 3 x 1 Glikuidon 3 x 1 Glikuidon 3 x 1 Glikuidon 3 x 1
Metformin 3 x 1 TG.B Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1
Glucobay 3 x 1 Terapi : Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1
Noperten 1 x 10 mg Glikuidon 3 x 1 Noperten 1 x 10 mg Noperten 1 x 10 mg Noperten 1 x 10 mg Noperten 1 x 10 mg
HCT 1 x 25 mg Metformin 3 x 1 Allopurinol 3 x 100 mg Allopurinol 3 x 100 mg Allopurinol 3 x 100 mg Allopurinol 3 x 100 mg
Simvastatin 1 x 1 Glucobay 3 x 1 OBH Syr 3 x CI
Noperten 1 x 10 mg
Allopurinol 3 x 100 mg
ADO 198.780 206.880 206.880 206.880 206.880 206.880
Komplikasi 46.752 36.200 36.200 36.200 36.200 36.200
Laboratorium 30.000 175.000 30.000 30.000 30.000 30.000
20 416489 TD : 130/90 TD : 130/80 TD : 120/70 TD : 120/70 TD : 140/80 TD : 140/80
L; Diagnosa : DM2; HT; konstipasi
Diagnosa : DM2; HT; konstipasi Diagnosa : DM2; HT; konstipasi Diagnosa : DM2; HT; konstipasi
Diagnosa : DM2; HT; Hemorhoid
Diagnosa : DM2; HT; Hemorhoid
70 th Lab : Lab : Lab : Lab : Lab : Lab :
GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDS GDS
Terapi : Terapi : Terapi : Terapi : Terapi : Terapi :
87
No Pasien Januari Februari Maret April Mei Juni
Glucodex 3 x 1 Glucodex 3 x 1 Glucodex 3 x 1 Glucodex 3 x 1 Glucodex 3 x 1 Glucodex 3 x 1
Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1
Amdixal 1 x 5 mg Amdixal 1 x 5 mg Amdixal 1 x 5 mg Amdixal 1 x 5 mg Amdixal 1 x 5 mg Amdixal 1 x 5 mg
Neurodex 1 x 1 Neurodex 2 x 1 Neurodex 2 x 1 Neurodex 2 x 1 Neurodex 2 x 1 Neurodex 2 x 1
Laxadin 1 X CII Dulcolax 3 x 1 Dulcolax 3 x 1 Dulcolax 3 x 1 Dulcolax 3 x 1 Dulcolax 3 x 1
Ambeven 3 x II tab Ambeven 3 x II tab
Interhistin 1 x 1
ADO 46.840 46.840 46.840 46.840 46.840 46.840
Komplikasi 54.200 54.200 54.200 54.200 54.200 54.200
Laboratorium 30.000 30.000 30.000 30.000 15.000 15.000
21 418517 TD : 150/100 TD : 150/90 TD : 120/80 TD : 140/90 TD : 140/90 TD : 150/90
P; Diagnosa : DM2; HT; Low Back Pain Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT
Diagnosa : DM2; HT; Dislipidemia
Diagnosa : DM2; HT; Dislipidemia
Diagnosa : DM2; HT; Dislipidemia
69 th Lab : Lab : Lab : Lab : Lab : Lab :
GDS GDS GDS GDP; GDPP: Uric- GDP; GDPP GDS
Terapi : Terapi : Terapi : Acid; Chol; HDL; Terapi : Terapi :
Metformin 2 x 1 Metformin 2 x 1 Metformin 2 x 1 LDL; TG.B Metformin 2 x 1 Metformin 2 x 1
Glucodex 2 x 1 Glucodex 2 x 1 Glucodex 2 x 1 Terapi : Glucodex 2 x 1 Glucodex 2 x 1
Valsartan 1 x 80 mg Valsartan 1 x 80 mg Valsartan 1 x 80 mg Metformin 2 x 1 Valsartan 1 x 80 mg Valsartan 1 x 80 mg
HCT 1 x 25 mg HCT 1 x 25 mg HCT 1 x 25 mg Glucodex 2 x 1 HCT 1 x 25 mg HCT 1 x 25 mg
Neurodex 1 x 1 Neurodex 1 x 1 Neurodex 1 x 1 Valsartan 1 x 80 mg Simvastatin 1 x 10 mg Simvastatin 1 x 10 mg
Meloxicam 1 x 15 mg Meloxicam 1 x 15 mg HCT 1 x 25 mg Neurodex 1 x 1 Neurodex 1 x 1
Simvastatin 1 x 10 mg
Neurodex 1 x 1
ADO 31.360 31.360 31.360 31.360 31.360 31.360
Komplikasi 119.992 119.992 119.992 129.552 129.552 129.552
Laboratorium 15.000 15.000 15.000 139.000 30.000 15.000
88
No Pasien Januari Februari Maret April Mei Juni
22 421115 TD : 120/70 TD : 110/70 TD : 120/80 TD : 120/80 TD : 140/90 TD : 130/90
L; Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2
57 th Lab : Lab : Lab : Lab : Lab : Lab :
GDP; GDPP; Uric- GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP
Acid; Creatin; Chol; Terapi : Terapi : Terapi : Terapi : Terapi :
HDL; LDL; Ureum Mixtard 12-0-10 Mixtard 14-0-12 Mixtard 14-0-14 Mixtard 16-0-14 Novomix 16-0-14
Terapi : Metformin 2 x 1 Metformin 2 x 1 Metformin 2 x 1 Metformin 2 x 1 Metformin 2 x 1
Mixtard 10-0-10 Aspilet 1 x 80 mg Aspilet 1 x 80 mg OBH Syr 3 x CI Aspilet 1 x 80 mg Aspilet 1 x 80 mg
Metformin 1 x 1 Neurodex 1 x 1 Neurodex 1 x 1 Neurodex 1 x 1 Neurodex 1 x 1 Neurodex 1 x 1
Ambroxol 3 x 1 DMP 3 x 1
Neurodex 1 x 1
ADO 176.580 180.720 266.740 266.740 266.740 346.780
Komplikasi 0 0 0 0 0 0
Laboratorium 155.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000
23 429891 TD : 130/80 TD : 130/80 TD : 140/90 TD : 140/80 TD : 120/80 TD : 110/70
P; Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT
56 th Lab : Lab : Lab : Lab : Lab : Lab :
GDS GDS GDS GDS GDS GDS
Terapi : Terapi : Terapi : Terapi : Terapi : Terapi :
Novomix 12-0-12 Mixtard 16-0-14 Mixtard 18-0-16 Mixtard 18-0-16 Mixtard 22-0-18 Mixtard 22-0-20
Glucobay 3 x 1 Valsartan 1 x 80 mg Glucobay 3 x 1 Biscor 1 x 5 mg Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1
Valsartan 1 x 80 mg HCT 1 x 25 mg Valsartan 80 mg Valsartan 1 x 80 mg Valsartan 1 x 80 mg Valsartan 1 x 80 mg
Neurodex 1 x 1 Neurodex 2 x 1 HCT 1 x 25 mg Neurodex 1 x 1 Neurodex 1 x 1
Aspilet 1 x 80 mg Neurodex 2 x 1
Radin 2 x 1
ADO 323.000 258.260 355.660 258.260 441.680 441.680
89
No Pasien Januari Februari Maret April Mei Juni
Komplikasi 119.000 119.992 119.992 187.600 119.000 119.000
Laboratorium 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000
24 441161 TD : 140/90 TD : 110/70 TD : 100/60 TD : 120/80 TD : 120/70 TD : 120/70
L; Diagnosa : DM2; IHD; Dislipidemia Diagnosa : DM2; Dislipidemia
Diagnosa : DM2; IHD; Hiperuricemia; Dislipidemia
Diagnosa : DM2; IHD; Hiperuricemia
Diagnosa : DM2; IHD; CHF; Hiperuricemia;
Diagnosa : DM2; IHD; Hiperuricemia;
61 th Lab : Lab : Lab : Lab : Dislipidemia CHF; Dislipidemia
GDP; GDPP; Ureum GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP Lab : Lab :
Uric Acid; Chol; Terapi : Terapi : Terapi : GDP; GDPP; Creatin; GDP; GDPP
HDL; LDL Glucodex 3 x 1 Lodem 3 x 1 Lodem 3 x 1 Ureum; Uric Acid; Terapi :
Terapi : Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Chol; HDL; LDL; Lodem 3 x 1
Glucodex 2-1-1 Simvastatin 1 x 10 mg Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 TG.B Glucobay 3 x 1
Glucobay 3 x 1 Allopurinol 2 x 1 Simvastatin 1 x 10 mg Furosemid 1 x 40 mg Terapi : Metformin 3 x 1
Metformin 2 x 1 Amitriptilin 2 x ½ Aspilet 1 x 80 mg Aspilet 1 x 80 mg Lodem 3 x 1 HCT 1 x 25 mg
Simvastatin 1 x 10 mg Allopurinol 1 x 100 mg Allopurinol 1 x 100 mg Glucobay 3 x 1 Aspilet 1 x 80 mg
Aspilet 1 x 80 mg Amitriptilin 2 x ½ Amitriptilin 1 x ½ Metformin 3 x 1 Simvastatin 1 x 10 mg
Allopurinol 2 x 1 Furosemid 1 x 40 mg Allopurinol 1 x 100 mg
Amitriptilin 3 x ½ Aspilet 1 x 80 mg Amitriptilin 1 x ½
Simvastatin 1 x 10 mg
Allopurinol 1 x 100 mg
Amitriptilin 1 x ½
ADO 151.440 131.620 176.640 176.640 176.640 176.640
Komplikasi 14.800 9.560 14.800 7.942 17.502 15.792
Laboratorium 137.000 30.000 30.000 30.000 175.000 30.000
25 488405 TD : 95/60 TD : 120/70 TD : 110/60 TD : 130/90 TD : 140/90 TD : 140/90
P; Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2; AnemiaDiagnosa : DM2; Anemia; Menomethrorarghia
40 th Lab : Lab : Lab : Lab : Lab : Lab :
90
No Pasien Januari Februari Maret April Mei Juni
GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP; Creatin; GDP; GDPP; GDP; GDPP;
Terapi : Terapi : Terapi : Uric Acid; Ureum Hematologi Hematologi
Glucodex 2-1-1 Glucodex 2-1-1 Glucodex 2-1-1 Terapi : Terapi : Terapi :
Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Glucodex 2-1-1 Glucodex 2-1-1 Glucodex 2-1-1
Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1
Amitriptilin 2 x ½ Amitriptilin 2 x ½ Amitriptilin 2 x ½ Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1
Amitriptilin 2 x ½ Amitriptilin 2 x ½ Amitriptilin 2 x ½
Neurodex 1 x 1 Neurodex 1 x 1 Neurodex 1 x 1
Viliron 1 x 1 Viliron 1 x 1
Vit C 500 mg 1 x 1 Vit C 500 mg 1 x 1
ADO 155.580 155.580 155.580 155.580 155.580 155.580
Komplikasi 0 0 0 0 0 0
Laboratorium 30.000 30.000 30.000 84.000 58.000 58.000
26 491686 TD : 110/70 TD : 110/70 TD : 110/70 TD : 100/70 TD : 110/70 TD : 110/70
L; Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2Diagnosa : DM2; Gastroenteritis Diagnosa : DM2
32 th Lab : Lab : Lab : Lab : Lab : Lab :
GDP; GDPP GDP; GDPP GDS GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP
Terapi : Terapi : Terapi : Terapi : Terapi : Terapi :Humulin 30/70 24-0-22
Humulin 30/70 24-0-22
Humulin 30/7024-0-22
Humulin 30/7024-0-22
Humulin 30/7024-0-22
Humulin 30/7024-0-22
Metformin 3 x 1 Radin 2 x 1 Radin 2 x 1 Neurodex 1 x 1 Neurodex 1 x 1 Loperamid 2 x 1
Radin 2 x 1 Neurodex 2 x 1 Neurodex 1 x 1 Alprazolam 1 x 0,5 mg Alprazolam 1 x 0,5 mg
Neurodex 1 x 1 Dexanta Syr 3 x CI Loperamid 2 x 1
ADO 442.920 430.300 430.300 430.300 430.300 430.300
Komplikasi 0 0 0 0 0 0
Laboratorium 30.000 30.000 15.000 30.000 30.000 30.000
91
No Pasien Januari Februari Maret April Mei Juni
27 501638 TD : 180/90 TD : 190/100 TD : 120/70 TD : 220/90 TD : 130/80 TD : 130/80
P; Diagnosa : DM2; HT; Dislipidemia
Diagnosa : DM2; HT; Dislipidemia Diagnosa : DM2; HT; Dermatitis Diagnosa : DM2; HT; Dermatitis
Diagnosa : DM2; HT; Dermatitis
Diagnosa : DM2; HT; Dermatitis
72 th Lab : Lab : Lab : Lab : Lab : Lab :
GDP; GDPP GDP; GDPP; Chol; GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP
Terapi : HDL; LDL; TG.B Terapi : Terapi : Terapi : Terapi :
Lodem 1 x 1 Terapi : Lodem 1 x 1 Lodem 1 x 1 Lodem 1 x 1 Lodem 1 x 1
Metformin 1 x 1 Lodem 1 x 1 Metformin 1 x 1 Metformin 1 x 1 Metformin 1 x 1 Metformin 1 x 1
Valsartan 1 x 80 mg Metformin 1 x 1 Valsartan 1 x 80 mg Valsartan 1 x 80 mg Valsartan 1 x 80 mg Valsartan 1 x 80 mg
Simvastatin 1 x 10 mg Valsartan1 x 80 mg Betason Salep 2 dd VV Actapin 1 x 5 mg Actapin 1 x 5 mg Biscor 1 x 5 mg
Meloxicam 1 x 15 mg Adalat Oros 1 x 20 mg Betason Salep 2 dd VV Betason Salep 2 dd VV Betason Salep 2 dd VV
Neurodex 1 x 1 Simvastatin 1 x 10 mg
ADO 26.680 26.680 26.680 26.680 26.680 26.680
Komplikasi 128.560 225.960 119.000 153.400 153.400 187.600
Laboratorium 30.000 121.000 30.000 30.000 30.000 30.000
28 506746 TD : 130/80 TD : 140/90 TD : 130/70 TD : 130/80 TD : 130/80 TD : 110/70
P; Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2
71 th Lab : Lab : Lab : Lab : Lab : Lab :
GDP; GDPP GDP; GDPP; Creatin; GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP
Terapi : Ureum; Heamtologi Terapi : Terapi : Terapi : Terapi :
Metformin 3 x 1 Terapi : Glucodex 1 x 1 Glucodex 1 x 1 Glucodex 1 x 1 Lodem 3 x 1
Glucobay 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 2 x 1
Radin 2 x 1 Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1
Valsartan 1 x 80 mg Dexanta Syr 3 X CI Dexanta Syr 3 X CI Amitriptilin 1 x 1 Ranitidin 2 x 1
Radin 2 x 1 Radin 2 x 1 Radin 2 x 1 Neurodex 1 x 1 Neurodex 1 x 1
Neurodex 2 x 1
ADO 110.020 110.020 121.560 121.560 121.560 172.500
92
No Pasien Januari Februari Maret April Mei Juni
Komplikasi 0 119.000 0 0 0 0
Laboratorium 30.000 94.000 30.000 30.000 30.000 30.000
29 530286 TD : 130/80 TD : 160/100 TD : 140/80 TD : 150/90 TD : 170/110 TD : 140/80
L; Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT
64 th Lab : Lab : Lab : Lab : Lab : Lab :
GDP; GDPP GDP; GDPP; Ureum; GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP
Terapi : Uric Acid; Creatin; Terapi : Terapi : Terapi : Terapi :
Lodem 3 x 1 Chol; HDL; LDL; Glucodex 2 x 1 Glucodex 2 x 1 Glucodex 2 x 1 Glucodex 2 x 1
Metformin 3 x 1 TG.B Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1
Glucobay 2 x 1 Terapi : Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1 Glucobay 3 x 1
Valsartan 1 x 80 mg Glucodex 2 x 1 Valsartan 1 x 80 mg Valsartan 1 x 80 mg Valsartan 1 x 80 mg Valsartan 1 x 80 mg
Simvastatin 1 x 10 mg Metformin 3 x 1 HCT 1 x 25 mg HCT 1 x 25 mg HCT 1 x 25 mg HCT 1 x 25 mg
HCT 25 mg 1 x ½ Glucobay 3 x 1 Calcigard 1 x 20 mg Calcigard 1 x 20 mg
Amitriptilin 2 x ½ Valsartan 1 x 80 mg Meloxicam 1 x 15 mg Meloxicam 1 x 15 mg
HCT 1 x 25 mg
ADO 144.240 132.900 132.900 132.900 132.900 132.900
Komplikasi 119.596 119.992 119.992 119.992 166.992 166.99
Laboratorium 30.000 175.000 30.000 30.000 30.000 30.000
30 535839 TD : 170/100 TD : 180/100 TD : 180/120 TD : 180/120 TD : 180/120 TD : 150/90
L; Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HTDiagnosa : DM2; HT; Insufisiensi Renal
Diagnosa : DM2; HT; Insufisiensi renal
50 th Lab : Lab : Lab : Lab : Lab : Lab :
GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP; Creatin; GDP; GDPP
Terapi : Terapi : Terapi : Terapi : Ureum; Uric Acid Terapi :
Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Terapi : Glikuidon 3 x 1
Lodem 2 x 1 Lodem 2 x 1 Glikuidon 2 x 1 Glikuidon 2 x 1 Glikuidon 3 x 1 Captopril 3 x 25 mg
93
No Pasien Januari Februari Maret April Mei Juni
Captopril 3 x 25 mg Captopril 3 x 25 mg Captopril 3 x 25 mg Captopril 3 x 25 mg Captopril 3 x 25 mg Nifedipin 3 x 10 mg
Beta-One 2 x 5 mg Diltiazem 3 x 30 mg Nifedipin 3 x 10 mg Nifedipin 3 x 10 mg Nifedipin 3 x 10 mg Interpril 1 x 5 mg
Radin 2 x 1 Radin 2 x 1 HCT 1 x 25 mg HCT 1 x 25 mg HCT 1 x 25 mg Amitriptilin 2 x ½
Radin 2 x 1 Radin 2 x 1 Bisoprolol 1 x 5 mg
Alprazolam 1 x 0,5mg
ADO 57.100 57.100 77.260 77.260 96.860 96.860
Komplikasi 132.736 19.336 21.588 21.588 64.988 42.396
Laboratorium 30.000 30.000 30.000 30.000 84.000 30.000
31 543245 TD : 120/70 TD : 120/70 TD : 110/70 TD : 110/70 TD : 150/80 TD : 130/80
P; Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2 Diagnosa : DM2
37 th Lab : Lab : Lab : Lab : Lab : Lab :
GDS GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP
Terapi : Terapi : Terapi : Terapi : Terapi : Terapi :
Glucodex 2 x 1 Glucodex 2 x 1 Mixtard 8-0-4 Mixtard 12-0-8 Mixtard 12-0-10 Mixtard 12-0-10
Metformin 1 x 1 Metformin 1 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1 Metformin 3 x 1
Glucobay 1 x 1 Glucobay 1 x 1
Neurodex 1 x 1 Neurodex 1 x 1
ADO 59.820 59.820 86.220 184.860 184.860 184.860
Komplikasi 0 0 0 0 0 0
Laboratorium 15.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000
32 543316 TD : 145/85 TD : 120/80 TD : 150/90 TD : 150/80 TD : 120/80 TD : 120/80
L; Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT Diagnosa : DM2; HT
57 th Lab : Lab : Lab : Lab : Lab : Lab :
GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP
Terapi : Terapi : Terapi : Terapi : Terapi : Terapi :
94
No Pasien Januari Februari Maret April Mei Juni
Gludepatic 1 x 1 Gludepatic 1 x 1 Gludepatic 1 x 1 Metformin 1 x 1 Metformin 1 x 1 Metformin 1 x 1
Glucodex 1 x 1 Glucodex 1 x 1 Glucodex 1 x 1 Glucodex 1 x 1 Glucodex 1 x 1 Glucodex 1 x 1
Noperten 1 x 10 mg Noperten 1 x 10 mg Noperten 1 x 10 mg Noperten 1 x 10 mg Noperten 1 x 10 mg Noperten 1 x 10 mg
Biscor 1 x 5 mg Neurodex 1 x 1 Neurodex 1 x 1 Neurodex 2 x 1 Neurodex 2 x 1 Neurodex 2 x 1
Neurodex 1 x 1 Na Diklofenak 2 x 1 Paracetamol 3 x 1 Amitriptilin 1 x 1
ADO 15.700 15.700 15.700 15.880 15.880 15.880
Komplikasi 104.800 36.200 36.200 36.2000 36.200 36.200
Laboratorium 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000
33 574299 TD : 110/70 TD : 120/80 TD : 100/70 TD : 100/70 TD : 120/80 TD : 110/70
L; Diagnosa : DM2; Dislipidemia Diagnosa : DM2; Dislipidemia Diagnosa : DM2; Dislipidemia Diagnosa : DM2; Dislipidemia Diagnosa : DM2; Dislipidemia Diagnosa : DM2; Dislipidemia
54 th Lab : Lab : Lab : Lab : Lab : Lab :
GDP; GDPP; Chol; GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP GDP; GDPP
HDL; LDL; TG.B Terapi : Terapi : Terapi : Terapi : Terapi :
Terapi : Glucodex 3 x 1 Glucodex 3 x 1 Glucodex 3 x 1 Glucodex 3 x 1 Glucodex 3 x 1
Glucodex 3 x 1 Glucobay 2 x 1 Glucobay 2 x 1 Glucobay 2 x 1 Glucobay 2 x 1 Glucobay 2 x 1
Glucobay 2 x 1 Simvastatin 1 x 10 mg Simvastatin 1 x 10 mg Simvastatin 1 x 10 mg Simvastatin 1 x 10 mg Simvastatin 1 x 10 mg
Simvastatin 1 x 10 mg Neurodex 1 x 1 Neurodex 1 x 1 Neurodex 1 x 1 Neurodex 1 x 1 Neurodex 1 x 1
Neurodex 1 x 1
ADO 99.220 99.220 99.220 99.220 99.220 99.220
Komplikasi 9.560 9.560 9.560 9.560 9.560 9.560
Laboratorium 121.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000
95
Lampiran-3
Tabel Total Biaya Pola Penggunaan Antidiabetik Oral dan Obat Komplikasi Pasien DM Tipe 2 Rawat Jalandi RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Periode Januari-Juni 2009
No. DM Tipe 2 ADO Obat Komplikasi Obat Lab.PT. ASKES
1. Nonkomplikasi63 kasus;1 tanpa antidiabetik oral
140.1000
626.340712.360626.340131.620144.240144.240131.620144.240164.020131.620131.620131.620131.620131.620131.62034.96034.96034.960
144.240144.240198.780164.020430.300430.300430.300563.70011.270
L+M+G-MixtardMixtardMixtardGx+GGx+GGx+GGx+GGx+G+ML+GGx+GGx+GGx+GGx+GGx+GGx+GL+ML+ML+MGx+M+GGx+M+GL+M+GL+GMixtardMixtardMixtardNovomixL
- - 30.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.000
030.00030.00030.00030.00030.000
96
11.27011.270
144.240144.24099.220
176.580180.720266.740266.740266.740346.780144.240144.240144.240144.240144.240144.240442.920430.300430.300430.300430.300430.300110.020121.560121.560121.560172.50059.82059.82086.220
184.860184.860184.860
LLGx+M+GGx+M+GGx+GMixtard+MMixtard+MMixtard+MMixtard+MMixtard+MNovomix+MGx+M+GGx+M+GGx+M+GGx+M+GGx+M+GGx+M+GHumulin 30/70+MHumulin 30/70Humulin 30/70Humulin 30/70Humulin 30/70Humulin 30/70M+GGx+M+GGx+M+GGx+M+GL+M+GGx+M+GGx+M+GMixtardMixtard+MMixtard+MMixtard+M
30.00030.00030.00030.00030.000
155.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00084.00058.00058.00030.00030.00015.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00015.00030.00030.00030.00030.00030.000
Rata-rata 212.240 33.306
97
2. Komplikasi :Hipertensi77 kasus
140.100176.640176.640176.640172.500144.240144.240198.780164.020144.240144.24046.84034.22034.22034.22035.50011.54035.50035.50024.16024.160
176.640176.640144.240144.240144.24022.34022.34026.68026.68026.68070.96079.240
176.640
L+M+GL+M+GL+M+GL+M+GL+M+GGx+M+GGx+M+GL+M+GL+GGx+M+GGx+M+GM+GxGxGxGxGx+MGxGx+MGx+MGx+MGx+ML+M+GL+M+GGx+M+GGx+M+GGx+M+GLLL+ML+ML+ML+ML+ML+M+G
34.40034.40034.40034.400
126.400119.992119.99272.200
119.000119.000119.000119.000119.000119.000119.000119.000119.000119.000119.000119.000119.000119.992119.992119.000153.400119.000119.596119.596119.000119.000119.00068.600
154.392191.200
BiscorBiscorBiscorBiscorBiscor 5 mg, TenaprilValsartan, HCTValsartan, HCTTenapril 5 mgValsartanValsartanValsartanValsartanValsartanValsartanValsartanValsartanValsartanValsartanValsartanValsartanValsartanValsartan, HCTValsartan, HCTValsartanValsartan, BiscorValsartanValsartan, HCTValsartan, HCTValsartanValsartanValsartanBiscor 5 mgBiscor, Valsartan, HCTValsartan, Intervask 5 mg
30.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.000
98
176.640176.640206.880206.880206.880206.880206.88046.84046.84046.84046.84046.84046.84031.36031.36031.360
323.000258.260355.660258.260441.680441.68026.68026.68026.68026.680
110.020144.240132.900132.900132.900132.900132.90057.10057.100
L+M+GL+M+GGlikuidon+M+GGlikuidon+M+GGlikuidon+M+GGlikuidon+M+GGlikuidon+M+GGx+MGx+MGx+MGx+MGx+MGx+MM+GxM+GxM+GxNovomix+GMixtardMixtard+GMixtardMixtard+GMixtard+GL+ML+ML+ML+MM+GL+M+GGx+M+GGx+M+GGx+M+GGx+M+GGx+M+GL+ML+M
191.200191.20036.20036.20036.20036.20036.20054.20054.20054.20054.20054.20054.200
119.992119.992119.992119.000119.992119.992187.600119.000119.000119.000153.400153.400187.600119.000119.596119.992119.992119.992166.992166.99271.53619.336
Valsartan, Intervask 5 mgValsartan, Intervask 5 mgNoperten 10 mgNoperten 10 mgNoperten 10 mgNoperten 10 mgNoperten 10 mgAmdixal 5 mgAmdixal 5 mgAmdixal 5 mgAmdixal 5 mgAmdixal 5 mgAmdixal 5 mgValsartan, HCTValsartan, HCTValsartan, HCTValsartanValsartan, HCTValsartan, HCTValsartanValsartanValsartanValsartanValsartan, Actapin 5 mgValsartan, Actapin 5 mgValsartan, Biscor 5 mgValsartanValsartan, HCTValsartan, HCTValsartan, HCTValsartan, HCTValsartan, HCT, CalcigardValsartan, HCT, CalcigardCaptopril, Beta One 5 mgCaptopril, Diltiazem
30.00030.000
175.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00015.00015.00015.00015.00015.00015.00015.00015.00015.00015.00015.00030.00030.00030.00030.00094.00030.000
175.00030.00030.00030.00030.00030.00030.000
99
77.26077.26015.70015.70015.70015.88015.88015.880
Glikuidon+MGlikuidon+MGldp+GxGldp+GxGldp+GxM+GxM+GxM+Gx
21.58821.588
104.80036.20036.20036.20036.20036.200
Captopril, Nifedipin, HCTCaptopril, Nifedipin, HCTNoperten, Biscor 5 mgNopertenNopertenNopertenNopertenNoperten
30.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.000
Rata-rata 111.246 100.830 32.455
Dislipidemia14 kasus
786.420899.12011.27011.27011.270
144.240144.240131.62099.22099.22099.22099.22099.22099.220
Novomix+M+GNovomix+M+GLLLGx+M+GGx+M+GGx+GGx+GGx+GGx+GGx+GGx+GGx+G
9.5609.5609.5609.5609.5609.5609.5609.5609.5609.5609.5609.5609.5609.560
SimvastatinSimvastatinSimvastatinSimvastatinSimvastatinSimvastatinSimvastatinSimvastatinSimvastatinSimvastatinSimvastatinSimvastatinSimvastatinSimvastatin
139.00030.000
160.00030.00030.000
175.00030.00030.000
121.00030.00030.00030.00030.00030.000
Rata-rata 195.341 9.560 63.929
Neuropati13 kasus
65.00065.00065.00065.00065.00044.48034.96030.82030.820
GGGGGLL+ML+ML+M
11.4349.796
12.6409.7969.7966.320
15.91614.20814.208
ND, AmitriptilinND, AmitriptilinND, RenadinacND, AmitriptilinND, AmitriptilinNDND, AmitriptilinND, Meloxicam, AmitriptilinND, Meloxicam, Amitriptilin
30.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00030.000
100
144.240144.240144.240421.900
G+M+GxG+M+GxG+M+GxMixtard+M+G
9.7969.7969.796
11.776
ND, AmitriptilinND, AmitriptilinND, AmitriptilinND, Meloxicam 15 mg
30.00030.00030.00030.000
Rata-rata 101.592 11.175 30.000
IHD1 kasus
176.640 L+M+G 7.942 Furosemid, Aspilet 30.000
Rata-rata 176.640 7.942 30.000
HT+Neuropati3 kasus
144.240144.240144.240
M+Gx+GM+Gx+GM+Gx+G
128.796128.796128.796
Valsartan, ND, AmitriptilinValsartan, ND, AmitriptilinValsartan, ND, Amitriptilin
30.00030.00030.000
Rata-rata 144.240 128.796 30.000
HT+Nefropati4 kasus
86.22086.22086.22086.220
MixtardMixtardMixtardMixtard
171.186171.186174.734174.734
CaCO3, As.Folat, ValsartanCaCO3, As.Folat, ValsartanCaCO3, As.Folat, Valsart, AllopurinolCaCO3, As.Folat, Valsart, Allopurinol
30.00030.00054.00030.000
Rata-rata 86.220 172.960 36.000
HT+Dislipidemia9 kasus
144.240176.640176.640198.78031.36031.36031.36026.68026.680
Gx+M+GL+M+GL+M+GL+M+GM+GxM+GxM+GxL+ML+M
81.760129.552128.56046.752
129.552129.552129.552128.560225.960
Simvastatin, Tenapril 5 mgValsartan, HCT, SimvastatinValsartan, SimvastatinNoperten, HCT, SimvastatinValsartan, HCT, SimvastatinValsartan, HCT, SimvastatinValsartan, HCT, SimvastatinValsartan, SimvastatinValsartan, Adalat oros, Simvastatin
175.000121.00030.00030.00030.00030.00015.00030.000
121.000Rata-rata 93.749 123.553 64.667
HT+Insuf Renal 96.860 Glikuidon 64.988 Captopril, Nifedipin ,HCT, Bisoprolol 84.000
101
2 kasus 96.860 Glikuidon 42.396 Captopril, Nifedipin, Interpril 30.000Rata-rata 96.860 53.692 57.000
Dislipidemia+Neuropati5 kasus
442.920442.920442.920576.32098.840
Insulatard+MMixtard+MMixtard+MNovomix+MInsulatard+M
25.96015.88015.88015.88015.880
ND, GemfibrozilND, SimvastatinND, SimvastatinND, SimvastatinND, Simvastatin
157.000139.000158.000139.00030.000
Rata-rata 400.784 17.896 124.600
IHD+Dislipidemia2 kasus
140.100176.640
Gx+G+ML+G+M
14.80014.800
Simvastatin, AspiletSimvastatin, Aspilet
137.00030.000
Rata-rata 158.370 14.800 83.500
HT+Dislipidemia+Neuropati1 kasus
144.240 Gx+M+G 94.330 ND, Meloxicam, Simvastatin, Tenapril5 mg, Amitriptilin
30.000
Rata-rata 144.240 94.330 30.000
HT+Nefropati+Dislipidemia2 kasus
66.62066.620
LL
92.88892.888
Noperten, Simvast, CaCO3, FurosemidNoperten, Simvast, CaCO3, Furosemid
137.00084.000
Rata-rata 66.620 92.888 110.500
IHD+CHF+Dislipidemia2 kasus
176.640176.640
L+M+GL+M+G
17.50215.792
Furosemid, Aspilet, SimvastatinHCT, Simvast, Aspilet
175.00030.000
Rata-rata 176.640 16.647 102.500
PASIEN1. Nonkomplikasi
12 kasus44.14011.54011.54011.54011.54011.54011.540
Gx+GGxGxGxGxGxGx
102
11.54011.54011.54011.54011.540
GxGxGxGxGx
Rata-rata 14.2572. Komplikasi:
Hipertensi1 kasus
- - 61.400 Beta One 5 mg -
Rata-rata 61.400Dislipidemia1 kasus
11.540 Gx
Rata-rata 11.540Neuropati2 kasus ADO9 kasus komplikasi
11.54011.540
GxGx
6.3206.3206.3206.3206.320
23.36823.36872.721
21.224
NDNDNDNDNDND+MeloxicamND+MeloxicamKalmeco
Meloxicam
Rata-rata 11.540 19.142IHD - - - - -Rata-rataHT+Neuropati3 kasus
11.54011.54011.540
GxGxGx
- - -
Rata-rata 11.540HT+Nefropati - - - - -Rata-rata
103
HT+Dislipidemia - - - - -Rata-rataHT+Insuf Renal - - - - -Rata-rataDislipidemia+Neuropati1 kasus
- - 6.320 ND -
Rata-rata 6.320IHD+Dislipidemia1 kasus
11.540 Gx - - -
Rata-rata 11.540HT+Dislipidemia+Neuropati1 kasus
- - 17.048 Meloxicam -
Rata-rata 17.048HT+Nefropati+Dislipidemia - - - - -Rata-rataIHD+CHF+Dislipidemia - - - - -Rata-rata
Keterangan :ADO : antidiabetik oralL : LodemM : MetforminG : GlucobayGldp : GludepaticGx : GlucodexND : Neurodex
104
Lampiran-4
Tarip Pemeriksaan Laboratorium Pasien Rawat Jalan
No. Pemeriksaan Kimia Darah JS JP Total1. Gula Darah Sewaktu (GDS) 13.000 2.000 15.0002. Gula Darah Puasa (GDP) 13.000 2.000 15.0003. Gula Darah 2 Jam Puasa (GDPP) 13.000 2.000 15.0004. Gula Darah Omnites 13.000 2.000 15.0005. Protein Total 15.000 3.000 18.0006. Albumin 15.000 3.000 18.0007. Globulin 15.000 3.000 18.0008. Bilirubin Total 15.000 3.000 18.0009. Bilirubin Direct/Indirect 15.000 3.000 18.000
10. Ureum 15.000 3.000 18.00011. Creatinin 15.000 3.000 18.00012. Uric Acid/Asam Urat 15.000 3.000 18.00013. Kalsium 15.000 3.000 18.00014. Cholestrol Total 15.000 3.000 18.00015. HDL 17.000 1.000 18.00016. LDL 30.000 5.000 35.00017. SGOT 15.000 3.000 18.00018. SGPT 15.000 3.000 18.00019. Alkali Fosfatase 15.000 3.000 18.00020. Amilase 17.500 2.500 20.00021. Trigliserida (TG.B) 17.500 2.500 20.00022. GTT (tiga kali pemeriksaan) 42.500 7.500 20.00023. CKMB 25.000 5.000 50.00024. Elektrolit: Na.K.Cl (KSO) 42.500 7.500 50.00025. Analisa Gas Darah (KSO) 152.500 7.500 160.000
Pelayanan Luar Paket: Kimia darah meliputi Asam urat, GDP, GDPP, GDS Fungsi Hati meliputi SGPT, SGOT Fungsi Ginjal meliputi Ureum, Creatinin, Urea Clearence Analisa Lemak meliputi Cholesterol total, LDL, HDL, TG.B
105
Lampiran-5
Biaya Administrasi Pasien
REKAM MEDIK JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI RATA2/bln
156497 15000 15000 15000 18000 0 18000 16200
177563 15000 15000 15000 - 18000 18000 16200
183850 15000 15000 - 15000 18000 18000 16200
202993 15000 15000 15000 18000 18000 18000 16500
204824 15000 15000 15000 18000 18000 - 16200
216563 15000 15000 15000 18000 18000 18000 16500
251951 15000 15000 15000 18000 18000 18000 16500
337028 15000 0 15000 18000 18000 18000 16800
344597 15000 15000 15000 18000 18000 18000 16500
359927 15000 15000 15000 18000 18000 18000 16500
374136 15000 15000 15000 - 12000 18000 15000
375770 15000 15000 0 18000 18000 18000 16800
382278 - 15000 15000 18000 18000 18000 16800
388368 15000 15000 15000 18000 18000 18000 16500
392358 15000 - 15000 18000 18000 18000 16800
395813 15000 15000 15000 18000 15000 15000 15500
409038 15000 15000 18000 15000 15000 15000 15500
410490 18000 18000 15000 15000 15000 18000 16500
411570 15000 15000 15000 15000 15000 15000 15000
416489 15000 15000 15000 18000 15000 15000 15500
418517 15000 15000 15000 15000 15000 15000 15000
421115 15000 15000 15000 15000 18000 15000 15500
429891 15000 15000 15000 15000 15000 18000 15500
441161 15000 15000 15000 15000 15000 18000 15500
488405 15000 15000 15000 15000 15000 15000 15000
491686 15000 15000 15000 15000 15000 15000 15000
501638 15000 15000 15000 18000 15000 18000 16000
506746 15000 15000 15000 15000 15000 15000 15000
530286 15000 15000 15000 18000 18000 15000 16000
535839 15000 15000 15000 18000 - 18000 16200
543245 15000 15000 18000 18000 18000 18000 17000
543316 15000 15000 15000 18000 18000 - 16200
574299 15000 15000 15000 18000 18000 18000 16500
106
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi “Analisis Biaya Rawat Jalan Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 Peserta Askes yang Menggunakan
Antidiabetik Oral di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro
Klaten Periode Januari–Juni 2009” ini memiliki nama
lengkap Elysabeth Frederika Yulia Jayani. Penulis dilahirkan
di Cilacap, 31 Juli 1988 dari pasangan Yulius Suranto Catur
Warsito dan Lidwina Sri Rahayu Purnawati sebagai putri
kedua dari tiga bersaudara.
Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis yaitu tahun 1992-1994 di TK PIUS
Cilacap, tahun 1994-2000 di SD PIUS Cilacap, tahun 2000-2003 di SLTP PIUS
Cilacap, tahun 2003-2006 di SMA Yos Sudarso Cilacap. Pada tahun 2006 penulis
melanjutkan pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam kegiatan kemahasiswaan antara lain
tergabung dalam anggota UKF Tari Modern tahun 2006-2008, PKM tahun 2008, dan
panitia seminar nasional POJAKNAS TOI XXXVI tahun 2009.