Upload
faridl-mughoffar
View
779
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Etika Profesi
Citation preview
SOCIAL MEDIAa literature and research review
WRITTEN BY
FARIDL MUGHOFFARSID. 5210100117Jurusan Sistem Informasi ITS
DAFTAR ISI
ETIKA PROFESI | i
Daftar Isi ......................................................................................................................................i
Abstrak ..................................................................................................................................... 1
Pendahuluan ............................................................................................................................ 2
Rumusan Masalah ................................................................................................................... 3
Batasan ..................................................................................................................................... 3
Tujuan dan Manfaat ................................................................................................................ 3
Tinjauan Pustaka ...................................................................................................................... 4
Teori Efek Media ................................................................................................................... 4
Sosial Media ......................................................................................................................... 4
Anak Usia Sekolah (Pelajar) ................................................................................................ 5
Pendekatan Yuridis .............................................................................................................. 6
Analisis Konseptual .................................................................................................................. 7
Pembahasan ............................................................................................................................ 8
Pengaruh Terhadap Psikis .................................................................................................... 8
Pengaruh Terhadap Fisik (Medis) ........................................................................................ 9
Pengaruh Terhadap Kehidupan (Sosial Norms) ............................................................... 10
Korelasi Pengaruh dengan Potensi Prestasi ..................................................................... 10
Dampak ProSosial .............................................................................................................. 11
Solusi yang dihasilkan ....................................................................................................... 11
Peran Orang Tua ................................................................................................................ 12
Peran Pengajar ................................................................................................................... 12
Peran Pemerintah ............................................................................................................... 13
Peran Masyarakat dan Komunitas ................................................................................... 13
Kesimpulan dan Saran .......................................................................................................... 14
Daftar Pustaka ........................................................................................................................ 15
Abstrak
Dewasa ini perkembangan terknologi informasi telah mempengaruhi diberbagai bidang
kehidupan. Mulai dari bidang ekonomi, pendidikan, sampai pada cara berkehidupan.Selain itu
Munculnya teknologi internet menjadi salah satu pendukung adanya pergeseran cara
berkehidupansosial dimasyarakat tidak terkecuali pada anak usia sekolah atau remaja. Dampak
dari perkembangan teknologi ini memunculkan sebuah tren baru yaitu media sosial. Media sosial
memberikan ruang maya bagi anak usia sekolah dalam memperoleh informasi secara digital
berinteraksi sosial dan berbagi. Namun perkembangan ini justru memberikan penyadaran bahwa
perlu adanya perlindungan hak akses anak untuk mengurangi resiko-resiko yang tidak
diinginkan.
Kata kunci : remaja, sosial media, hak akses, dampak
ETIKA PROFESI
ETIKA PROFESI | 1
ewasa ini perkembangan terknologi Dinformasi telah mempengaruhi diberbagai
bidang kehidupan. Mulai dari bidang
e ko n o m i , p e n d i d i k a n , s a m pa i pa d a c a r a
berkehidupan sosial. Munculnya teknologi internet
menjadi salah satu pendukung adanya pergeseran
cara berkehidupan diberbagai bidang. Hal ini
memberikan dampak yang cukup signifikan baik
dilihat dari sudut pandang kebermanfaatan dan
dampak negatifnya. Jika dilihat lebih dalam lagi,
teknologi informasi khususnya internet seakan telah
masuk kedalam suatu gaya hidup kehidupan yang
menjadi tren saat ini.
Melihat data yang dihimpun oleh Asosiasi Penyedia Layanan Internet menyebutkan bahwa
Indonesia memiliki 72 Juta pengguna internet dengan peninkatan sampai 82 Juta di tahun 2013.
Kenaikan ini diprediksi akan terus naik sampai pada 2015 dengan prakiraan pengguna internet
mencapai 139 juta jiwa (apjii.com, 2012)
Melihat perkembangan yang cukup tinggi di Indonesia, salah satu pengaruh yang
menyebabkan kenaikan yang signifikan adalah kemudahan dalam memperoleh akses. Secara harfiah
seluruh masyarakat tidak terkecuali pada anak usia pelajar memiliki hak dalam mengakses informasi
atau internet. Dari data yang diperoleh dari “BBG and GallUP” mengatakan bahwa rata-rata umur
pengguna internet di Indonesia 51 % terdiri dari umur 15 – 24 tahun (2012). Selain itu melihat dari
data Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) 95% pengguna internet
menggunakan internet hanya untuk mengakses sosial media. Direktur Pelayanan Informasi
Internasional Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP), Selamatta Sembiring mengatakan bahwa
situs sosial media yang paling banyak diakses adalah Facebook dan Twitter. Indonesia juga
menempati peringkat 4 pengguna Facebook setelah USA, Brazil, dan India.
Fenomena diatas hak anak dan remaja dalam mengakses informasi perlu diperhatikan
dilindungi dan dipenuhi dengan berupaya mengembangkan kebijakan serta program-program yang
dapat tidak hanya menyediakan informasi namun juga melihat dampak serta potensi pencapaian
dengan adanya teknologi informasi ini. Hak akses anak dan remaja terhadap informasi merupakan
bagian dari hak-hak dasar mereka yang perlu mendapatkan perhatian serius dari semua pihak.
Sebagaimana ditegaskan dalam Konvensi Hak Anak 1989, hak menyatakan pendapat dan hak untuk
didengar (Pasal 12)4, kebebasan berekspresi, termasuk untuk mencari, menerima, dan memberikan
informasi (Pasal 13)5, merupakan bagian dari hak-hak dasar anak yang harus dilindungi. Demikian
juga hak anak atas informasi (Pasal 17)6 juga merupakan bagian dari hak anak yang perlu dilindungi
dan dipenuhi. Untuk tujuan itu, penyebarluasan bahan-bahan yang bermanfaat dari segi sosial dan
budaya melalui berbagai media sangat penting dan perlu untuk dilakukan.
Dilihat dari sudut pandang berbeda akses internet pada populasi di Indonesia ternyata
mengalami pergeseran khususnya pada pengguna mobile. Meningkatnya perangkat mobile serta
paket internet yang murah memunculkan suatu paradigma baru bagi remaja yang menjadi social
normst ini. Perangkat mobile menjadi sebuah identitas bagi lingkungan pelajar, kelompok bahkan
individu. Menurut data dari nielsen, penetrasi pengguna mobile internet paling tinggi berada pada
rentang umur 15-19 tahun, dan diikuti oleh rentang umur 10-14 tahun. (Nielsen, 2010)
PENDAHULUAN
ETIKA PROFESI | 2
Dengan kemudahan hak akses serta peningkatan mobile yang cukup tinggi, perlu adanya
upaya perlindungan sehingga tidak menimbulkan resiko-resiko yang dapat merugikan diri mereka
sendiri maupun orang lain. Fakta lain menunjukkan bahwa media sosial sering menyajikan informasi
yang justru dapat membahayakan anak dan remaja, baik fisik maupun mental seperti tindakan
bullying, pencemaran nama baik, dan bahkan mengenai isu-isu yang sangat cepat berkembangan
dikalangan pelajar. Oleh karenanya, upaya perlindungan dan pemenuhan hak anak dan remaja atas
informasi tentu memerlukan langkah-langkah strategis yang harus didukung dan dilaksanakan
bersama oleh semua elemen bangsa dan negara.(Karman,JPPI)
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengaruh sosial media terhadap pencapaian belajar pada anak usia pelajar?
2. Apa solusi yang efektif yang dapat digunakan untuk mengurangi dampak negatifdari
adanya sosial media?
BATASAN
1. Penelitian ini hanya melakukan literatur review dan research review terhadap penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya
2. Batasan subjek penelitian adalah anak usia sekolah mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah
Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA)
3. Penelitian ini mengacu pada mata kuliah Etika Profesi pada Jurusan Sistem Informasi ITS
Berikut adalah rumusan masalah pada penelitian ini :
Berikut adalah batasan pada penelitian ini :
BATASAN PENELITIAN
TUJUAN & MANFAATTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penggunaan sosial media pada anak
usia pelajar dan bagaimana dampak secara akademik terhadap potensi pencapaian prestasi belajar
serta bagaimana solusi dalam melindungi hak akses informasi terhadap anak usia sekolah.
Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan wawasan terhadap penulis dan pembaca mengenai
kondisi kekinian dampak sosial media terhadap anak usia sekolah.
ETIKA PROFESI | 3
TINJAUAN PUSTAKA
1. Teori Efek Mediaeori ini merupakan sebuah acuan dalam melihat bagaimana pengguna merespon pesan Tdalam media. Diantara teori efek media yang tergolong moderat, yakni teori Uses And
Gratification (U & G) yang dikembangkan Kazt dan Gurevic dari mass media uses and
gratification model yang dipublikasikannya untuk kali pertama pada 1974. Teori ini muncul pada
setting waktu pada mana teknologi televisi berkembang sekitar tahun 1960- an. Teoritisi media
tertarik tentang pilihan yang dibuat oleh oleh khalayak dalam mengkonsumsi pesan media.
Asumsinya teori ini adalah bahwa khalayak aktif untuk memenuhi kebutuhannya, dorongannya.
Kemudian, teori tersebut banyak diacu dalam berbagai penelitian yang terkait dengan
penggunaan dan grativikasi media.
Pengguna media atau biasa disebut khalayak yang terdiri dari individu (segala usia) yang
secara aktif mengkonsumsi teks untuk alasan yang bermacam-macam dan dengan cara yang
berbeda-beda. Lasswell mengusulkan bahwa teks pada media memiliki fungsi-fungsi berikut bagi
individu dan masyarakat: pengawasan; korelasi; hiburan; budaya transmisi. Para peneliti seperti
Blumler dan Katz memperluas cakupan teori ini dan mempublikasikan teorinya sendiri pada
tahun 1974, yang menyatakan bahwa individu dapat memilih dan menggunakan teks untuk
tujuan-tujuan berikut ini (seperti penggunaan dan kepuasan): Pengalihan/pelarian dari masalah
rutin sehari-hari; Hubungan Pribadi dengan menggunakan media untuk interaksi emosional
dan lainnya; Personal Identity - menemukan diri sendiri seperti yang tercermin dalam teks-
teks, belajar perilaku dan nilai-nilai dari teks; Surveillance - Informasi yang dapat berguna untuk
hidup misalkan laporan berita tentang cuaca, keuangan, hiburan murah. Sejak itulah, daftar
Penggunaan dan gratifikasi telah diperpanjang, terutama ketika media baru bermunculan seperti
munculnya internet dan sosial media. Sosial media dapat memberikan efek ganda terhadap anak
usia sekolah. Efek ganda ini terdiri dari efek fisik dan psikis dimana yang terjadi pada saat aktivitas
bersosial media di internet terjadi pasti akan memunculkan dampak tersebut.
2. Sosial Mediaosial media telah menjadi fenomena yang berkembang
Sdengan beragam definisi dalam penggunaan secara umum
atau didunia akademik. Sosial media umumnya mengacu pada
media yang digunakan untuk mengaktifkan interaksi sosial. Istilah
teknologi media sosial (TMS) mengacu pada aplikasi berbasis web
dan mobile yang memungkinkan individu dan organisasi untuk
membuat, terlibat, dan berbagi konten yang ada. Jika melihat secara
spesifik dalam lingkungan digital yang merupakan media non-
tradisional dikembangkan oleh pengguna individu dimana konten
yang ada , yang biasanya media tradisional ( berita, majalah , radio ,
dan televisi) direproduksi untuk web atau aplikasi mobile. Selain fitur
itu, teknologi sosial media juga mengandung elemen desain yang
menciptakan ruang sosial dalam dunia maya sehingga mendorong
untuk melakukan interaksi dengan individu lain. Hal ini akan
memperluas daya tarik teknologi dan mempromosikan teknologi
tersebut untuk digunakan oleh pengguna.
ETIKA PROFESI | 4
Penggunaan media sosial melalui komputer dan perangkat mobile telah menjadi
sangat luas, dan saat ini, dua media yang paling menonjol adalah Facebook dan Twitter.
Facebook memungkinkan pengguna untuk membuat profil, memungkinkan orang-
orang profil pengguna dioperasikan untuk berinteraksi satu sama lain, memungkinkan
untuk ekspresi kepentingan dan penemuan kesamaan antara pengguna, dan
memungkinkan pengguna untuk membangun dan memelihara hubungan dan
mengundang orang lain untuk bergabung dengan komunitas . Sebaliknya, Twitter
adalah antarmuka media sosial yang memungkinkan pengguna untuk berbagi jumlah
terbatas, cepat dan mudah, untuk jumlah luas pengguna lain. Dengan kedua teknologi
antarmuka ini , pertukaran komunikasi bisa dilakukan secara cepat.
Sehingga bisa didefinisikan media social adalah seperangkat aplikasi yang
berjalan dalam jaringan internet dan memiliki tujuan dasar ideologi serta penggunaan
teknologi web 2.0 yang dapat berfungsi untuk saling tukar menukar konten. Pernyataan
tersebut merupakan pengertian media sosial menurut ahli yang banyak dijadikan
rujukan para pengguna internet (Andreas Kaplan dan Michael Haenlein).
3. Anak Usia Sekolah (Pelajar)nak usia sekolah merupakan kriteria yang diberikan untuk anak yang sedang Amenjalani masa pendidikan formal maupun non formal pada rentang Sekolah
Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Anak usia
sekolah khususnya pelajar merupakan generasi bangsa yang menjadi aset sumber daya
manusia yang rentang usianya antara 10 - 19 tahun. Dari segi umur anak usia sekolah
dibagi menajdi 3 fase yaitu remaja awal/early adolescence (10-13 tahun), remaja
menengah/middle adolescence (14-16 tahun) dan remaja akhir/late adolescence (17-
20 tahun) (Behrman, Kliegman & Jenson, 2004).
Dalam perkembangannya, masa pelajar merupakan masa dimana perubahan
emosi yang kian labil dan dipengaruhi lingkungan sosialnya. Definisi lain masa remaja
merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu.
Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak ke masa dewasa yang ditandai
dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial yang
berlangsung pada dekade kedua kehidupan (Pardede, 2002).
Pada masa ini pelajar yang merupakan pada fase remaja memiliki keingintahuan
yang tinggi. Sifat yang mudah terpengaruh dan emosi yang labil serta pencarian jati diri.
Hal inilah yang membuat remaja sangat mudah dijadikan objek eksploitasi baik dari segi
konsumerisme maupun tindakan lain yang berisiko tinggi seperti tindakan kriminal dan
sebagainya. Jika melihat usia anak sekolah di Indonesia saat ini belum ada regulasi yang
jelas dalam melakukan pengembangan pemuda selain melalui pendidikan formal dan
kegiatan ekstrakulikuler. Oleh karena itu sangat terlihat bagaimana globalisasi masuk
kedalam kehidupan para pelajar dengan adanya media sosial yang saat ini menjadi tren
pada anak usia sekolah.
ETIKA PROFESI | 5
endekatan yuridis merupaka pendekatan hukum yang berkaitan dengan Ppenggunaan dan akses teknologi informasi serta transaksi eletronik. Indonesia
telah memasuki sebuah tahapan baru dalam dunia informasi dan komunikasi
dalam hal ini adalah internet. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang
didunia yang telah memulai babakan baru dalam tata cara pengaturan beberapa sistem
komunikasi melalui media internet yakni seperti informasi, pertukaran data,transaksi
online dan sebagainya.
Hal itu dilakukan oleh Indonesia melalui pemerintah yang bekerjasama dengan
Dewan Perwakilan Rakyat untuk membuat sebuah aturan dalam bidang komunikasi
yang tertuang dalam UU ITE atau Undang-Undang Informasi dan Transaksi Eletronik.
UU ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan hukum yang seringkali dihadapi
diantaranya dalam penyampaian informasi, komunikasi, dan/atau transaksi
secara elektronik, khususnya dalam hal pembuktian dan hal yang terkait dengan
perbuatan hukum yang dilaksanakan melalui sistem elektronik. Hal tersebut adalah
sebuah langkah maju yang di tempuh oleh pemerintah dalam penyelenggaraan layanan
informasi secara online yang mencakup beberapa aspek kriteria dalam penyampaian
informasi.
Namun dalam kenyataannya pendekatan yuridis ini sebenarnya telah ada yaitu
UU Nomor 36 Tahun 1999 pasal 4 tentang Pembinaan Telekomunikasi yang berisi :
Telekomunikasi dikuasai oleh Negara dan pembinaannya dilakukan oleh
Pemerintah.
Pembinaan telekomunikasi diarahkan untuk meningkatkan penyelenggaraan
telekomunikasi yang meliputi penetapan kebijakan, pengaturan, pengawasan dan
pengendalian.
Dalam penetapan kebijakan, pengaturan, pengawasan dan pengendalian di bidang
telekomunikasi, sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan secara
menyeluruh dan terpadu dengan memperhatikan pemikiran dan pandangan yang
berkembang dalam masyarakat serta perkembangan global.Serta UU Nomor 36
Tahun 1999 pasal 2 yang berisi Asas dan Tujuan Telekomunikasi :
Telekomunikasi diselenggarakan berdasarkan asas manfaat, adil dan merata,
kepastian hukum, keamanan, kemitraan, etika, dan kepercayaan pada diri sendiri.
Maka, pemerintah Indonesia mempunyai kekuasaan untuk melakukan pengaturan
terhadap telekomunikasi di seluruh Indonesia, untuk melindungi negara. Juga para
pengguna telekomunikasi harus menggunakan sesuai etika dan menjamin tidak
mengancam keamanan bagi diri sendiri dan masyarakat.
3. Pendekatan Yuridis
ETIKA PROFESI | 6
ANALISIS KONSEPTUAL
Penelitian ini mengacu pada literatur yang sudah ada saat ini dan berdasarkan penelitian lain yang
telah direview. Dari review yang telah dilakukan penulis membuat sebuah kerangka konseptual
mengenai pengaruh penggunaan sosial media di usia anak sekolah. Berikut ini adalah diagram
mengenai analisis konseptual:
Analisis konseptual diatas menggambarkan bahwa sosial media menjadi salah satu faktor dalam
menentukan potensi pencapaian prestasi siswa. Hal ini disebabkan peningkatan pengguna sosial
media dikalangan pelajar yang meningkat serta terdapat tiga dampak utama yang akan
mempengaruhi kontrol individu pada pelajar khususnya usia remaja yaitu :
1. Pengaruh Secara Psikis (Mental)
2. Pengaruh Secara Fisik (Medis)
3. Pengaruh Perubahan Lingkungan (Social Force)
dimana terdapat peran stakeholder dalam memberikan kontrol dan konseling melalui
stakeholder disekolah dan keluarga terutama orang tua. Selain itu harus terdapat peran dari
pemerintah dalam memberikan kebijakan penggunaan sosial media khususnya bagi anak usia
sekolah.
Dalam analisis konseptual ini memberikan gambaran bagaimana proses dampak negatif
dikelola oleh kontroler baik dari individu sendiri yaitu pelajar dan juga stakeholder. Dampak
negatif ini harus mampu dikelola untuk meningkatkan output dampak positif. Karena salah satu
tujuan dalam meningkatkan potensi prestasi anak usia sekolah adalah memperbesar dampak
positif penggunaan sosial media. Karena dampak negatif lebih banyak dari pada dampak
positifnya.
ETIKA PROFESI | 7
POTENSI PENCAPAIANPRESTASI ANAK
PENGARUH PSIKISPENGARUH FISIK
(KESEHATAN)PENGARUH
LINGKUNGAN
PERAN STAKEHOLDER
KONTROL INDIVIDU ETIKA PENGGUNAANSOSIAL MEDIA
SOSIAL MEDIA
- Dampak Negatif lebih dominan dalam
rata-rata kasus
- Dampak Negatif
+ Dampak Positif
+ Dampak PositifMeningkatkan
+ Dampak Positif
PEMBAHASANPada bab ini akan dijelaskan lebih detail mengenai analisis konseptual. Selain itu pada bab ini
akan memberikan gambaran korelasi antara etika dalam bersosial media dengan potensi
pencapaian belajar siswa disekolah. Pertama terdapat analisis mengenai dampak sosial
media yaitu seperti gamar dibawah ini:
1. Pengaruh Sosial Media Terhadap Anak Usia Sekolah
Telah kita ketahui bahwa anak usia sekolah yang tergolong dari anak SD, SMP dan SMA
merupakan kondisi dimana rasa ingin tahu yang tinggi. Selain itu pengaruh lingkungan
bermain, sekolah dan keluarga juga sangat menentukan bagaimana kematangan berpikir anak
pada usia tersebut. Melihat fenomena yang ada saat ini yaitu meningkatnya pengguna sosial
media dikalangan remaja khususnya pelajar memberikan pandangan bahwa pelajar pada saat
ini sangat mengikuti tren teknologi yang ada.
Banyak motif mengapa pelajar di Indonesia ingin mengikuti tren teknologi media sosial.
Selain sebagai salah satu alat berinteraksi ternyata terdapat motif lain yang dianggap lebih
prestisius atau ‘gaul’ dibanding teman lain yang tidak memiliki. Selain itu motif dalam akses
yang berlebihan bisa biasanya dilakukan karena ingin mendapatkan hiburan. Beberapa pelajar
mengakui membuka facebook, twitter dan media sosial lain hanya untuk hiburan. Namun jika
dianalisis lebih dalam ternyata terdapat beberapa pengaruh yang telah diklasifikasikan menjadi
3 yaitu pengaruh secara psikis atau mental, fisik (medis) dan juga pengaruh lingkungan (sosial
force).
1.1 Pengaruh Terhadap Psikis
Pengaruh sosial media terhadap anak usia sekolah sangatlah krusial karena masa
rasionalisme anak dimulai sejak masuk sekolah. Dengan adanya sosial media sebenarnya
pengaruh globalisasi sangat mudah untuk masuk dan sekara psikis atau mental akan lebih
merasuk kedalam pikiran anak usia sekolah. Terlebih lagi jika tidak ada kontrol dari
beberapa stakeholder dan orang tua anak. Maka dari itulah muncul kemungkinan potensi
dampak negatif terhadap psikis mengenai pola pikir anak. Ditambah munculnya beberapa
tipe kejahatan yang menggunakan media sosial sebagai perantara dalam melakukan
brainwash atau pencucian otak untuk tindakan terorist dan sebagainya. Untuk itu berikut ini
dampak sosial media terhadap sisi psikis anak :
PENGARUH PSIKISPENGARUH FISIK
(KESEHATAN)PENGARUH
LINGKUNGAN
SOSIAL MEDIA
- Dampak Negatif
ETIKA PROFESI | 8
Dampak psikis atau mental diatas merupakan sebagian kecil dari dampak keseluruhan terhadap
fenomena yang terjadi pada anak usia sekolah. Walaupun terdapat dampak positif seperti
kemudahan orang tua dalam mengawasi anak bermain karena disediakan berbagai macam fasilitas
teknologi informasi, namun orang tua juga harus sadar akan rasionalisasi pola pikir tumbuh
kembang anak dimana dimensi yang dilalui hanya menggunakan internet dan sosial media. Hal ini
sangat berbahaya karena dapat mempengaruhi secara psikis seperti sikap dan sifat, cara
berinteraksi dengan orang lain dan bahkan tindakan-tindakan beresiko lain.
1.2 Pengaruh Terhadap Fisik (Medis)
Jika terlalu lama, maka akan mengganggu pertumbuhan khususnya pembengkokan tulang
belakang karena terlalu sering duduk membungkuk didepan PC.
Rawan terhadap serangan jantung atau penyakit jantung. Sebuah riset diamerika
memberikan gambaran mengenai pembakaran kalori. Jika terlalu sering menggunakan
komputer, atau pun handphone maka aktivitas pun menurun, dan pembakaran lemak
menurun pula. Hal ini dapat mengakibatkan penumpukan lemak di pembuluh darah. Selain
itu obesitas juga menjadi salah satu resikonya.
Meningkat potensi kerusakan mata. Dampak penggunaan sosial media yang terlalu lama
melalui PC ataupun handphone dapat meningkatkan resiko kerusakan mata.
Penggunaan PC, handphone dengan posisi yang tidak benar bisa mengganggu organ tubuh
seperti otak, alat reproduksi dan jaringan lain yang rentan terhadap radiasi.
Dan gangguan kesehatan lain seperti gangguan tidur, gangguan suasana hati (mood
disoster) dan depresi
Sedangkan jika dilihat dari sudut pandang medis atau kesehatan, maka cukup banyak resiko yang
harus dihadapi oleh anak yang terlalu sering menggunakan media sosial. Menurut hasil riset dari
Karman (Jurnal Kominfo), anak usia SD, SMP dan SMA, melakukan akses terhadap internet dan
sosial media melalui personal komputer dan mobile. Dengan cukup banyaknya radiasi yang
dihasilkan oleh kedua benda tersebut, serta ditambah resiko penggunaan secara fisik, berikut ini
dampak negatif dari penggunaan sosial media :
Turunnya sifat tanggung jawab terhadap pendidikannya. Jika dilihat hampir tiap hari khususnya
pelajar usia SMP sampai dengan SMA memiliki akun media sosial dan melakukan akses
terhadap media sosial hal ini menurunkan waktu belajar
Pelajar menjadi acuh terhadap orang disekitarnya. Menurut beberapa pemberitaan dimedia,
seorang anak lebih memilih berbicara atau memposting permasalahan di sosial media dari
pada bercerita dengan teman atau keluarga.
Menurut Karman, salah satu penulis Jurnal Kominfo yang melakukan survey terhadap orang
tuanya ternyata terdapat dampak yang juga dirasakan oleh orang tua meliputi : sikap anak yang
cenderung lebih keras terhadap orang tua, meningkatnya sikap tidak peduli terhadap orang tua
karena memiliki pelampiasan ke sosial media dan adanya kecenderungan bahaya terhadap
pengaruh rasionalisasi pola pikir anak dengan banyaknya propaganda dan lingkungan yang
buruk yang muncul di sosial media
ETIKA PROFESI | 9
Secara pengertian sendiri sosial norms adalah sebuah pemahaman bagaimana
anggota dalam kelompok sosial tersebut mengikuti kebiasaan atau pemahamaan, alat
peraga atau kebutuhan dalam kelompok tersebut. Sehingga tidak jarang terdapat tindak
pidana yang dilakukan oleh pelajar karena terkena bullying dari teman-temannya. Selain itu
bahkan beberapa kasus yang terjadi sangat ekstrim karena dapat membuat seorang pelajar
stres, tidak bersemangat bahkan sampai bunuh diri.
2. Korelasi Ketiga Pengaruh Terhadap Potensi Pencapaian Anak Usia Sekolah
Setelah melakukan identifikasi dampak negatif dari ketiga faktor pengaruh tersebut, berikut ini
adalah korelasi antara ketiganya dalam menurunkan potensi pencapaian belajar anak usia
sekolah berdasarkan penggunaan sosial media yang terlalu lama atau overtime.
No. Dampak Negatif Jenis
Pengaruh
Korelasi Terhadap Potensi Prestasi
1. Turunnya sifat tanggung
jawab terhadap
pendidikannya.
Psikologis Waktu belajar berkurang, Sering lupa
terhadap waktu sehingga prestasi
belajar rendah
2. Pelajar menjadi acuh
terhadap orang disekitarnya.
Psikologis Minim bantuan dari orang terdekat
khususnya orang tua. Sehingga
kadang tidak memiliki pemecahan
masalah dari yang dihadapinya.
3. Perubahan sikap anak
cenderung lebih keras
Psikologis Tidak dapat menerima kritik atau pun
saran, sehingga sulit dikontrol untuk
diarahkan dalam berprestasi
4. Pembengkokan tulang
belakang karena posisi duduk
yang terlalu lama
Fisik (Medis) 1. Dapat mengganggu proses
belajar.
2. Dapat menurunkan rasa
percaya diri
3. Dapat menurunkan
produktivitas belajar
5. Penurunan Kesehatan Mata Fisik (Medis)
6. Terkena radiasi pada organ
tertentu
Fisik (Medis)
7. Munculnya Sosial Norms Sosial Terlalu berpikir terhadap gaya hidup
sosial sehingga dapat mengganggu
proses belajar.
8. Bullying melalui media sosial
atau secara langsung
Sosial (Psikis) Kebiasaan melakukan bullying dapat
mengurangi sifat kritis dalam berpikir
9. Mudahnya memperoleh hal
Pornography dan
semacamnya
Psikis, Fisik,
dan Sosial
Kebiasaan melakukan akses kekonten
porno dapat mengganggu kesehatan
psikis, fisik dan sosial, hal ini jelas
berefek negatif
D a r i p e n j e l a s a n t a b e l
disamping terdapat korelasi
d i m a n a s o s i a l m e d i a
ternyata dapat menurunkan
po tens i pe l a j a r da l am
berprestasi baik secara
psikologis, fisik maupun
sosial. Namun selain dampak
negatif diatas terdapat
dampak positif jika sosial
medai dgunakan secara
benar.
1.3 Pengaruh Terhadap Kehidupan Sosial (Social Norms)
Sosial media ternyata juga mempengaruhi kehidupan sosial secara nyata dalam
kehidupan anak usia sekolah. Kehidupan sosial nyata tetap tidak dapat digantikan oleh
kehidupan sosial secara maya karena sebenarnya sosial media hanya merupakan tools.
Namun semakin tingginya peningkatan pengguna dikalangan pelajar hal ini memunculkan
kekhawartiran mengenai perubahan tingkah laku dalam masyarakat. Sebagai contoh karena
lingkungan pelajar sekarang baru terdapat tren penggunaan smartphone maka secara tidak
langsung pelajar yang tidak memilikinya akan terangsingkan dan ini dapat memaksa anak
tersebut untuk menggunakan/ membeli smartphone dengan segala upaya. Hal inilah yang
disebut dengan sosial norms. pada tindakan bunuh diri
ETIKA PROFESI | 10
Selain korelasi diatas dampak negatif terhadap potensi prestasi pelajar, terdapat dampak positif
pula yang dapat meningkatkan potensi prestasi. Dampak ini merupakan akumulasi dari nilai
positif dari internet yaitu
Memberikan ruangan akses informasi yang luas untuk pelajar dalam mendapatkan ilmu
pengetahuan
Memberikan media terhadap pelajar dalam berekspresi dan mengemukakan pendapat
Memberikan wadah interaksi yang cepat dan murah
Dapat digunakan sebagai sarana dalam melatih kewirausahaan secara online
Memperluas jaringan pertemanan
Sosial media juga dapat mengembangkan kemampuan pelajar dalam bidang online digital
Selain itu dalam dunia pendidikan sosial media dapat dijadikan alat dalam melakukan share
ilmu.
Sosial media juga dapat menggali pertemenan dengan pelajar dimasa lalu sehingga
meningkatkan persaudaraan terhadap teman sejawatnya.
3. Dampak ProSosial
4. Solusi yang Dihasilkan
Pada tahap ini merupakan bab pencarian solusi. Jika melihat kembali kedalam gambar analisis
konseptual maka tahap ini merupakan bagian dari kontrol stakeholde yang terdiri dari orang
tua, pengajar dan juga pemerintah.
PENGARUH PSIKISPENGARUH FISIK
(KESEHATAN)PENGARUH
LINGKUNGAN
PERAN STAKEHOLDER
KONTROL INDIVIDU ETIKA PENGGUNAANSOSIAL MEDIA
SOSIAL MEDIA
Dari analisis konseptual dapat terlihat bahwa area kontrol dalam menghadapi pengaruh dari
sosial media akan melalui kontrol stakeholder dan interaksi dengan individu dapat memberikan
pola pikir positif.
Untuk memberikan pola pikir yang positif perlu adanya element dalam mengontrolnya
yaitu orang tua, pemerintah, pengajar serta komunitas yang mungkin dapat berkontribusi
sebagai salah satu gerakan sosialisasi terhadap pelajar. Untuk itu perlu adanya solusi dengan
berbagai macam pendekatan, mulai dari peran masing-masing stakeholder dan pendekatan
yuridis atau hukum dari kebijakan pemerintah.
- Dampak Negatif
+ Pola Pikir Positif
ETIKA PROFESI | 11
Keluarga dan orang tua memegang peran kunci terhadap pola pikir tumbuh kembang anak usia
sekolah khususnya dalam melakukan kontrol terhadap hak akses putra-putrinya. Melihat
tingginya peningkatan pelajar yang menggunakan sosial media maka orang tua harus ekstra
memberikan kontrol terhadap anakya. Jika terdapat kekurangan dalam pemahaman teknologi
saat ini, orang tua dapat berkolaborasi dengan guru, pemerintah atau bahkan komunitas untuk
memberikan pemahaman mengenai penggunaan dan bagaimana cara melakukan kontroling
yang benar. Peran orang tua dalam melakukan kontroling dapat dilakukan dengan cara:
Tidak membelikan pulsa terlalu banyak agar akses internet tidak terlalu banyak digunakan
Melakukan filter terhadap penggunaan internet dirumah dengan aplikasi anti pornografi
Melakukan pengecekan terhadap alamat website yang dikunjungi oleh anaknya
Tidak memanjakan anak dengan membelikan handphone diluar kebutuhannya.
Selanjutnya orang tua juga dapat membuat reward and punishment dalam keluarga untuk
memberikan kedisiplinan terhadap putra-putrinya khususnya dalam pencapaian prestasi.
Meningkatkan kepekaan terhadap kondisi anak khususnya jika terlihat terlalu sering
memegang komputer atau handphone wajib menegurnya.
Orang tua juga dapat memberikan pengetahuan mengenai batasan – batasan yang dapat
dilakukan di social media. Selain itu dapat memonitoring para pelajar dalam mengakses
social media.
Jika dimungkin orang tua dapat melakukan tracking terhadap sosial media yang digunakan
oleh anaknya sehingga dapat dilihat bagaimana jenis pergaulan dunia maya.
4.1 Peran Orang Tua
4.2 Peran Pengajar (Guru)
ada masa remaja, rasionalisme pola pikir anak usia ini sangat dipengaruhi oleh Plingkungannya. Tidak terkecuali lingkungan sekolahnya. Pada sekolah biasanya remaja
akan membandingkan dirinya dengan para teladan seperti kakak tingkatnya ataupun
gurunya. Namun sering kali guru tidak sadar dalam pengamatan siswanya. Bahkan secara
terang-terangan terdapat guru yang melakukan tindakan tidak sesuai dengan apa yang
diinstruksikan oleh dirinya sendiri. Sebagai contoh ketika kegiatan belajar mengajar
berlangsung tidak diperbolehkan menghidupkan handphone. Namun yang terjadi adalah guru
secara leluasa menggunakannya sedangkan murid melihat hal tersebut sebagai salah satu
inkonsistensi peraturan yang dibuat. Sehingga sering kali kitamelihat banyak siswa yang
melakukan tindakan tidak beretika disekolah, mulai dari sering mencuri waktu di waktu belajar
mengajar untuk membuka sosial media. Bahkan pada kasus yang terjadi di SMP 4 Jakarta
merupakan salah satu bukti kurangnya perhatian guru atau pengajar terhadap tindakan-
tindakan yang diluar norma untuk itu terdapat beberapa peran yang harus dilakukan pengajar
yaitu :
Memberikan pendidikan khusus mengenai aturang dan norma menggunakan sosial
media
Menjadi tauladan terhadap penegakan aturan-aturan yang berlaku disekolah, tidak
terkecuali penggunaan handphone
Melakukan kontroling terhadap anak didiknya agar terjalin hubungan yang baik antara
murid dan guru
Memberikan laporan terhadap orang tua terkait peforma anaknya sehingga terjalin
penyeleseian masalah yang terintegrasi antara orang tua murid dengan guru.
ETIKA PROFESI | 12
Peran pemerintah juga sangat krusial dalam melakukan kontroling terhadap penggunaan
sosial media pada remaja khususnya dalam bentuk kebijakan, aturan dan juga penyadaran
hukum serta sistem pendidikan. Berikut ini beberapa peran yang dapat dilakukan pemerintah
dalam membantu orang tua melakukan kontrol terhadap putra-putrinya.
Membuat sebuah sistem terpadu mengenai penggunaan internet dilingkungan sekolah,
sehingga segala akses dari pelajar ke internet dapat dimonitoring.
Membatasi akses internet disekolah ke sosial media khususnya pada jam kegiatan belajar
mengajar berlangsung
Membuat kebijakan mengenai edukasi undang-undang transaksi elektronik (UU ITE) untuk
memberikan penyadaran akan etika dalam menggunakan internet.
Memberikan program pengembangan skill dalam bidang digital atau online untuk pelajar
yang ingin meningkatkan kemampuan dalam bidang ini.
Selain itu pemerintah juga dapat memberikan edukasi terhadap stakeholder sekolah guna
memberikan bekal sekolah dalam melakukan kontrol terhadap siswanya.
4.3 Peran Pemerintah (Pendekatan Yuridis)
4.4 Peran Masyarakat dan Komunitas
Peran masyarakat dan komunitas dalam memberikan kontrol terhadap remaja khususnya
sangat penting. Karena salah satu hal yang membentuk perilaku mereka adalah lingkungan.
Masa remaja merupakan masa dimana mereka mulai terjun kedalam masyarakat. Dalam ruang
lingkup lokasi rumah atau pun sekolah. Maka dari itu sangat penting bagi masyarakat untuk
berperan aktif terhadap kontrol remaja pada dewasa ini. Berikut ini merupakan beberapa peran
yang dapat dilakukan oleh masyarakat :
Jika masyarakat adalah pengusaha warung internet, maka sebisa mungkin memberikan
batasan untuk remaja dalam masuk ketempatnya seperti pemberian jam pelajar tidak boleh
masuk dan firewall untuk konten porno
Jika masyarakat melihat adanya ketidakpantasan terhadap perilaku pelajar supaya
dilaporkan ke pihak yang berwenang agar dapat segera di tanggapi.
Masyarakat dilingkunga rumah tinggal remaja tersebut hendaknya juga memberikan
sugesti untuk berinteraksi secara nyata dari pada didunia maya.
Berbeda dengan komunitas, ada baiknya gerakan mengenai internet sehat dan gerakan lain
dimulai dikalangan remaja. Karena hampir 51 % pengguna internet adalah remaja. Untuk itu
ada beberapa peran yang dapat dilakukan yaitu :
Melakukan gerakan penyadaran internet sehat. Tidak hanya mengenai kontent yang berbau
pornografi namun juga mengenai penggunaan alat pendukung telekomunikasi yang aman
dan tidak beresiko
Melakukan kajian strategis mengenai pengembangan pendidikan berbasis ICT, karena hal
ini sangat penting untuk diberikan pada anak usia remaja untuk memberikan kesadaran
hukum khusus dalam penggunaan media sosial
Melakukan sosialisasi mengenai etika dalam menggunakan sosial media.
ETIKA PROFESI | 13
KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Dari penelitian ini diketahui bahwa cukup banyak pelajar yang menggunakan sosial
media namun tidak menyadari bagaimana dampak negatifnya terhadap diri mereka sendiri
maupun lingkunganya. Untuk itu dampak negatif dari sosial media seharunya dapat dikelola
untuk meningkatkan potensi prestasi anak usia sekolah khususnya remaja.
Dari model analisis konseptual diperoleh bahwa dampak negatif yang berkembang
disosial media lebih banyak daripada dampak positif secara langsung terhadap pelajar.
Namun jika dikelola dan dikontrol dengan baik oleh stakeholder yang terdiri dari keluarga,
pemerintah, pengajar, komunitas serta dirinya sendiri maka dampak positif penggunaan
sosial media dapat dijadikan salah satu sarana peningkatan potensi prestasi pada anak usia
sekolah.
Saran dari penilitian ini adalah peran kontrol dari stakeholder yaitu orang tua, pemerintah,
pengajar atau sekolah serta komunitas harus lebih peka terhadap fenomena sosial media
dikalangan anak usia sekolah di Indonesia. Hal ini wajib dilakukan untuk mengurangi resiko
dampak negatif yang semakin tinggi.
Selain itu agar dapat memberikan sebuah solusi yang strategis maka penelitian ini harus
dilanjutkan dan lebih dalam lagi menggali kearah pembuatan rencana strategis. Agar solusi
yang disampaikan lebih detail dan fisibel untuk dilaksanakan.
ETIKA PROFESI | 14
DAFTAR PUSTAKA
HALAMAN ETIKA PROFESI | 15
Karman, 2012, Pola Penggunaan Media Digital Di Kalangan Anak Dan Remaja (Kasus di Kota Jayapura Provinsi Papua). Jurnal Kementrian Teknologi dan
Informasi.
Courtois, Mechant, De Marez, Verleye. Grativication and Seeding Behavior of Online Adolescent. Journal of Computer-Mediated
Communication, 15 (2009) 109–137
Davis, Deil-Amen, Rios-Aguilar, & Gonzalez Canche, 2012, Social Media in Higher Education. Journal of Higher Education University of Arizona
Perdana, Deni Putra, 2011. Pengaruh Sosial Media Terhadap Generasi Bangsa
Muda Indonesia. STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA.
Rachmat, Bayu Syerly, 2013. Digital Marketing Landscape in Indonesia. Digital Marketing 3M Indonesia.
Hendrawan, H. L. (2012, December 18). Dampak Sosial Media Terhadap Anak.
Retrieved December 30, 2013, from Teknologi Kompasiana: http://teknologi.kompasiana.com/internet/2012/12/18/dampak-sosial-media-
terhadap-anak-516992.html
Kominfo : Pengguna Internet di Indonesia 63 Juta Orang. (2013, November 07). Retrieved December 28, 2013, from Kominfo:
http://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3415/Kominfo+%3A+Pengguna+Internet+di+Indonesia+63+Juta+Orang/0/berita_satker#.Ur60Y_QW2e4
Data Statistik Asosiasi Penyedian Layanan Internet, APJJI. 2012. From APJII :
http://www.apjii.or.id/v2/index.php/read/page/halaman-data/9/statistik.html
(n.d.). Retrieved 12 30, 2013, from
http://eprints.uny.ac.id/7679/3/bab%202%20-%2005103241021.pdf
(n.d.). Retrieved 12 30, 2013, from
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22895/4/Chapter%20II.
(n.d.). Retrieved 12 30, 2013, from
http://eprints.uny.ac.id/9749/3/bab%202%20-08520244026.pdf