158
ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN NILAI KEISLAMAN DI BAITUL MAAL WA TAMWIL STUDI EMPIRIS PADA BMT WILAYAH JABODETABEK SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak) Oleh : Bagaskara Nur Putra 11150820000063 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441H/2019

ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM PENGENDALIAN

INTERNAL DAN NILAI KEISLAMAN

DI BAITUL MAAL WA TAMWIL

STUDI EMPIRIS PADA BMT WILAYAH JABODETABEK

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak)

Oleh :

Bagaskara Nur Putra

11150820000063

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441H/2019

Page 2: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

i

ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN NILAI KEISLAMAN

DI BAITUL MAAL WA TAMWIL STUDI EMPIRIS PADA BMT WILAYAH JABODETABEK

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak)

Oleh :

Bagaskara Nur Putra

11150820000063

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing

Rahmawati SE., M.M.

NIDN. 197708142006042003

Page 3: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini, Senin 22 April 2019 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa/i:

Nama : Bagaskara Nur Putra

No. Induk Mahasiswa : 11150820000063 Jurusan : Akuntansi

Judul Skripsi : Analisis Efektivitas Sistem Pengendalian Internal

Baitul Maal Wa Tamwil

Studi Empiris Pada BMT Wilayah Jabodetabek

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap

Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 22 April 2019

1. Fitri Damayanti, SE., M.Si. (…………………………..)

NIP. 19620502 199303 1 003 Penguji I

2. Masrul Huda SE., M.Si. (…………………………..)

NIP. 19630506 201411 1 001 Penguji II

Page 4: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini, Senin 13 Juni 2019 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa/i:

Nama : Bagaskara Nur Putra

No. Induk Mahasiswa : 11150820000063 Jurusan : Akuntansi

Judul Skripsi : Analisis Efektivitas Sistem Pengendalian Internal

Baitul Maal Wa Tamwil

Studi Empiris Pada BMT Wilayah Jabodetabek

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut

dinyatakan LULUS dan diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 13 Juni 2019

1. Fitri Damayanti, SE., M.Si. (…………………………..)

NIP. 198107312006042003 Ketua

2. Drs. Abdul Hamid Cebba, MBA., Ak., CPA. (…………………………..)

NIP. 19620502 199303 1 003 Penguji Ahli

3. Rahmawati, SE., M.M. (…………………………..)

NIP. 19770814 20060 4 2003 Pembimbing

Page 5: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

iv

Page 6: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Bagaskara Nur Putra

No. Induk Mahasiswa : 11150820000063 Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan. 2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau

tanpa menyebut pemilik karya.

4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini.

Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang telah ditemukan

bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi

berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, agar dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Jakarta, 13 Juni 2019

(Bagaskara Nur Putra)

Page 7: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Pribadi

1. Nama Lengkap : Bagaskara Nur Putra 2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 22 Juli 1997

3. Alamat : Jalan Wijaya Kusuma 2/6/241 Kelurahan

Malakasari Kecamatan Duren Sawit Jakarta 4. Telepon : 081218718860

5. Email : [email protected]

II. Pendidikan 1. SDN Malakasari 14 Pagi Tahun 2003-2009

2. SMP Negeri 139 Jakarta Tahun 2009-2012

3. SMK Negeri 48 Jakarta Tahun 2012-2015 4. S1 Akuntansi UIN Jakarta Tahun 2015-2019

III. Latar Belakang Keluarga

1. Ayah : Nuradi

2. Ibu : Hawiyana Putri 3. Anak ke : 1 dari 2 bersaudara

IV. Pengalaman Organisasi

1. Anggota HMJ Akuntansi UIN Jakarta masa bakti 2015-2016. 2. Anggota Tax Center UIN Jakarta 2017-2018.

3. Ketua bidang Pengembangan dan Penelitian Tax Center UIN Jakarta.

V. Pengalaman Kerja

1. Tax Freelancer PT Semesta Mahsyur Indonesia 2017-2019. 2. Audit Associate 1 KAP Siddharta, Widjaja dan Rekan (KPMG

Indonesia) 2019-Sekarang.

VI. Prestasi 1. Pemegang beasiswa Gebyar akuntansi yang dilaksanakan oleh Ikatan

Akuntan Indonesia tahun 2017 2. Pemegang beasiswa PPA UIN Jakarta tahun 2018 3. 15 besar dalam kejuaraan akuntansi CPA Days yang dilaksanakan oleh

IAPI (Ikatan Akuntan Publik seluruh Indonesia) tahun 2018.

Page 8: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

vii

ANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL

BAITUL MAAL WA TAMWIL

STUDI EMPIRIS PADA BMT WILAYAH JABODETABEK

ABSTRAK

Keberadaan Baitul maal wa tamwil (BMT) selama ini mampu menjadi alternatif masyarakat dalam melakukan kegiatan perekonomian, dalam hal pembiayaan usaha maupun pembiayaan untuk barang lainnya. BMT berhasil menyelamatkan masyarakat dari krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1998 maupun 2008. Akan tetapi banyak permasalahan yang dihadapi BMT. Hal ini disebabkan oleh lemahnya sistem pengendalian internal yang ada pada BMT. Selain itu BMT sebagai lembaga keuangan yang berlandaskan syariat islam harus mampu melaksanakan kegiatan pengendalian internal sesuai dengan azas-azas keislaman yaitu berdasarkan Al-Quran dan Sunnah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menilai efektivitas implementasi sistem pengendalian internal serta pengaplikasian prinsip-prinsip keislaman dalam baitul maal wa tamwil (BMT). Penelitian ini dilaksanakan di 44 BMT yang tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang serta Bekasi (Jabodetabek). Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kuantitatif dengan cara observasi langsung, wawancara secara verbal dengan langsung mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari 5 komponen pengendalian Internal sesuai dengan COSO serta beberapa pertanyaan dikombinasikan dengan nilai Islam. Perangkat SPSS 2.5. digunakan untuk menganalisis data rata-rata (mean) dan standar deviasi. Hasil dari penelitian ini adalah BMT di wilayah Jabodetabek sudah secara efektif melaksanakan sistem pengendalian internal dengan nilai rata rata efektivitas sebesar 3,97. Serta BMT diwilayah Jabodetabek sudah secara baik menjalankan pengendaliannya sesuai dengan prinsip-prinsip islam, hal ini dapat dilihat dari SOP yang dibuat BMT sudah berdasarkan prinsip al-Quran dan as-Sunnah serta akad-akad yang dilaksanakan sudah sesuai dengan syariat.

Keyword : Internal Control, BMT, Islamic prespective

Page 9: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

viii

ANALYSIS OF THE EFFECTIVENESS OF INTERNAL CONTROL

SYSTEM IN BAITUL MAAL WA TAMWIL

EMPIRICAL STUDY ON BMT JABODETABEK REGION

ABSTRACT

The existence of Baitul maal wa tamwil (BMT) has been able to be an alternative for the community in carrying out economic activities, in terms of business financing and financing for other goods. BMT managed to save the public from the financial crisis that occurred in 1998 and 2008. However, many problems faced by BMT. This is caused by the weak internal control system in BMT. In addition, BMT as a financial institution based on Islamic Sharia must be able to carry out internal control activities in accordance with Islamic principles, namely based on the Al-Quran and Sunnah. Therefore, this study aims to assess the effectiveness of the implementation of the internal control system and the application of Islamic principles in the Baitul Maal Wa Tamwil (BMT). This research was conducted in 44 BMTs spread across Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi (Jabodetabek). The research method used is quantitative descriptive by direct observation, verbal interviews by directly interviewing the BMT and non-verbal with a questionnaire. This questionnaire consists of 5 components of internal control in accordance with COSO as well as several questions combined with Islamic values. SPSS 2.5 devices. used to analyze the average data (mean) and standard deviation. The results of this study are BMTs in the Greater Jakarta area that have effectively implemented an internal control system with an average effectiveness value of 3.97. As well as BMT in Jabodetabek area, it has well implemented its control in accordance with Islamic principles, this can be seen from the SOPs made by BMT that are based on the principles of the Koran and as-Sunnah and the contracts that are implemented are in accordance with the Shari'a.

Keyword : Internal Control, BMT, Islamic prespective

Page 10: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim.

Assalammualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya

kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini yang

berjudul: “Analisis Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Baitul Maal Wa

Tamwil Studi Empiris pada BMT wilayah Jabodetabek” dengan Shalawat serta

salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW

teladan bagi insan di muka bumi. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi

syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah.

Pada kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih

dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan penulis sehingga

dapat menyelesaikan skripsi ini. Kedua orang tua Bapak Nuradi dan Ibu

Hawiyana Putri yang telah menjadi penyemangat terbesar dan terbaik dalam

hidup dan yang telah memberikan dukungan tiada henti baik berupa doa

maupun kasih sayang berlimpah kepada penulis. Adik penulis, Larasati Nur

Putri, yang telah memberikan doa, motivasi, inspirasi dan bantuan yang tiada

hentinya kepada penulis.

Page 11: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

x

2. Bapak Prof. Dr. Amilin, M.Si, Ak., CA., QIA., CRMP., BKP selaku Dekan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Fitri Damayanti SE, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Rahmawati SE, MM. selaku dosen yang membimbing saya dalam

membuat penelitian ini yang telah bersedia meluangkan waktu serta dengan

sabar memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

6. Seluruh staf pengajar dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah banyak memberikan bantuan kepada penulis.

7. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terimakasih atas

bantuan, perhatian dan pelayanan yang diberikan kepada penulis.

8. Sahabat tercinta di kampus dari awal semester hingga sekarang alias

Maslahah (Yogi, Fatih, Fiqih, dan Bening) yang selalu bersama-sama

berjuang dari semester awal hingga saat ini, memberikan bantuan, doa,

dukungan serta meluangkan waktu untuk penulis.

9. Sahabat Cuenk yang selalu menghibur dikala gundah gulana dalam proses

pembuatan skripsi.

10. Keluarga besar Tax Center UIN Jakarta yang dalam kesibukannya masing-

masing tetap memberikan dukungan, semangat, dan doa kepada penulis.

11. Seluruh teman Akuntansi 2015 (khususnya Akuntansi B) yang telah banyak

memberikan motivasi kepada penulis.

Page 12: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

xi

12. Seluruh teman AFL 1 batch July (Kenneth, Salma, Aji, Vania, Chintya,

Ismah, Michelle, Dea) yang memotivasi saya untuk segera menyelesaikan

skripsi.

13. Seluruh teman Associate grup F KPMG (Ramadhi, Kenneth, Yansen,

Hansen, Kia, Nadila, Nicole, Vale, Sophia, Sendy, Nadya, dll) yang

memotivasi saya untuk segera menyelesaikan skripsi.

Semua pihak yang terlibat yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Penulis

menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan

terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu

penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang

membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, Agustus 2019

Bagaskara Nur Putra

Page 13: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

xii

DAFTAR ISI

ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN NILAI NILAI KEISLAMAN DI BAITUL MAAL WA TAMWIL STUDI EMPIRIS PADA BMT WILAYAH JABODETABEK ................................ i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ......................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .......................................................iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH................................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi

PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. Latar Belakang Penelitian ........................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah................................................................................. 9

C. Rumusan Masalah ................................................................................. 10

D. Tujuan Penelitian .................................................................................. 10

E. Manfaat Penelitian................................................................................. 11

BAB II............................................................................................................. 12

TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 12

A. Tinjauan Literatur................................................................................. 12

1. Teori Sistem ....................................................................................... 12

2. Efektivitas Sistem Pengendalian Internal ............................................. 15

METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 44

A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 44

B. Metode Penentuan Sampel...................................................................... 44

C. Metode Pengumpulan Data..................................................................... 46

D. Operasionalisasi Variabel ....................................................................... 46

E. Metode Analisis Data ............................................................................. 50

1. Uji Validitas ....................................................................................... 51

2. Uji Reliabilitas ................................................................................... 51

3. Analisis Statistik Deskriptif ................................................................. 52

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ..................................................... 54

Page 14: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

xiii

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................ 54

B. Hasil Analisis Data ................................................................................. 59

C. Pembahasan .......................................................................................... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................ 99

A. Kesimpulan ........................................................................................... 99

B. Saran ...................................................................................................101

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................104

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...............................................................................105

LAMPIRAN KUESIONER..............................................................................105

LAMPIRAN ALAMAT BMT ..........................................................................105

LAMPIRAN HASIL UJI VALIDITAS .............................................................105

LAMPIRAN HASIL UJI RELIABILITAS........................................................105

LAMPIRAN HASIL STATISTIK DESKRIPTIF ..............................................105

LAMPIRAN TABULASI DATA ......................................................................105

LAMPIRAN SURAT.......................................................................................105

Page 15: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................ 38

Tabel 2 Definisi Operasional Variabel ............................................................ 47

Tabel 3 Kriteria Nilai Efektifitas Sistem Pengendalian Internal .................... 53

Tabel 4 Data Distribusi Sampel Penelitian ..................................................... 54

Tabel 5 Data Sampel Penelitian...................................................................... 55

Tabel 6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..................... 55

Tabel 7 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ..................................... 56

Tabel 8 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan .......................... 56

Tabel 9 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan ............................... 57

Tabel 10 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ................... 58

Tabel 11 Hasil Uji Validitas Lingkungan Pengendalian................................. 59

Tabel 12 Hasil Aktivitas Pengendalian ........................................................... 60

Tabel 13 Hasil Uji Validitas Penilaian Resiko ................................................ 60

Tabel 14 Hasil Uji Validitas Informasi dan Komunikasi................................ 61

Tabel 15 Hasil Uji Validitas Pengawasan ....................................................... 62

Tabel 16 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................ 63

Tabel 17 Statistik Deskriptid Skor Sistem Pengendalian Internal Masing - masing BMT………………………………………………………………………………………………….64

Tabel 18 Statistik Deskriptif Agregatif Sistem Pengendalian Internal........... 65

Tabel 19 Efektivitas Sistem Pengendalian Internal BMT Masing-masing Daerah ............................................................................................................ 66

Tabel 20 Statistik Deskriptif Komponen Lingkungan Pengendalian ............. 69

Tabel 21 Statistik Deskriptif Komponen Aktivitas Pengendalian .................. 71

Tabel 22 Statistik Deskriptif Komponen Penilaian Risiko ............................. 72

Tabel 23 Statistik Deskriptif Komponen Informasi dan Komunikasi ............ 74

Tabel 24 Statistik Deskriptif Komponen Pemantauan ................................... 76

Page 16: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Lembaga Keuangan dan Sasaran Masyarakat Usaha ...........2

Gambar 2 Kerangka Pemikiran .......................................................... ..43

Page 17: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER……………………………………106

LAMPIRAN 2 ALAMAT BMT…………………………………113

LAMPIRAN 3 HASIL UJI VALIDITAS……………………….122

LAMPIRAN 4 HASIL UJI RELIABILITAS…………………...128

LAMPIRAN 5 HASIL STATISTIK DESKRIPTIF…...……….130

LAMPIRAN 6 TABULASI DATA………..……….…………….133

LAMPIRAN 7 SURAT………..…………………….……………139

Page 18: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Baitul Maal wa Tamwil (BMT) ialah Lembaga keuangan Syariah yang

beroperasi menggunakan gabungan konsep “Baitul Maal” dan “Baitul Tamwil”

dengan target operasionalnya fokus kepada sektor Usaha Kecil Menengah

(UKM). Konsep Baitul maal berarti BMT berperan sebagai Lembaga sosial

keagamaan yang memiliki fungsi untuk menerima dana Zakat, Infaq dan

Shadaqah serta Waqaf untuk disalurkan kepada yang berhak menerima dana

tersebut. Sedangkan konsep Baitul Tamwil, BMT mempunyai peranan sebagai

Lembaga bisnis maupun Lembaga keuangan yang bertujuan untuk mencari

keuntungan apapun lini bisnisnya (Rusby, Hamzah & Hamzah, 2016).

Mualim dan Abidin (2005) mengatakan bahwa BMT adalah organisasi

ekonomi yang berfokus pada perkembangan kerjasama dan investasi untuk

mengembangkan usaha mikro dan mengurangi kemiskinan melalui sistem

pembagian untung dan rugi. Menurut Pusat Inkubasi Bisnis Usaha dalam

Rusby (2016) Baitul Maal wa tamwil merupakan lembaga ekonomi berbasis

rakyat kecil untuk mengembangkan usaha produktif dan investasi berdasarkan

prinsip islam.

BMT dalam pelaksanaannya berlandaskan prinsip-prinsip Syariah Islam,

maka oleh karena itu karateristik ekonomi Islam haruslah menjadi panduan dan

perhatian khusus bagi jajaran pengurus BMT. Sehingga BMT dapat

Page 19: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

2

mengaktualisasi keunggulan ekonomi Islam dan tidak ikut ke dalam arus

sistem ekonomi kapitalis yang matrealistis. Menurut Yafie, dalam Nurul Huda

(2009), karakteristik ekonomi Islam yang pertama adalah semua harta benda

adalah milik Allah Azza wa Jalla. Selanjutnya ialah keseimbangan antara

keruhanian dan kebendaan. Yang ketiga keadilan dan keseimbangan dalam

kepentingan individu dan masyarakat. Dan yang terakhir sistem yang memiliki

pengawasan yang berakar dari keimanan dan tanggung jawab kepada Allah

azza wa jalla.

Gambar 1.1 Lembaga Keuangan dan Sasaran Masyarakat Usaha

Pertumbuhan BMT cukup signifikan, berdasarkan data permodalan

Baitul Maal wa Tamwil (PBMT) ventura sebagai asosiasi BMT, jumlah BMT

yang terdapat di Indonesia sekitar 4.500 BMT pada tahun 2015. Dari 4.500

BMT yang beroperasi, 3,7 juta nasabah dilayani dan diperkirakan sebesar Rp16

triliun asset dikelola oleh 20 ribu orang (Medcom, 2018). Kementerian

Koperasi dan UKM mengeluarkan data tentang unit usaha yang di jalankan

oleh koperasi di Indonesia, terdapat 150.223 unit usaha dan sebanyak 1,5

persen koperasi telah berbadan hukum (Kementerian Koperasi & UKM, 2018).

Page 20: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

3

Keberadaan BMT di Indonesia sudah menjadi langkah alternatif

penyedia layanan keuangan yang berbasis mikro. Menurut Wardiwiyono

(2012) ada 3 alasan yang membuat keberadaan BMT bertahan hingga sekarang.

Yang pertama adalah BMT dapat menjaring komunitas kecil yang ada di

Indonesia. Kelahiran BMT merupakan solusi bagi kelompok ekonomi

masyarakat bawah yang membutuhkan dana bagi pengembangan usaha kecil.

BMT sebagai lembaga ekonomi rakyat kecil memiliki fungsi mengembangkan

usaha-usaha produktif dengan memberikan peluang bagi pengusaha kecil

mendapatkan modal lebih dalam menjalankan usaha dalam rangka

meningkatkan kegiatan ekonomi pengusaha kecil dengan berdasarkan prinsip

syariah dan prinsip koperasi (Norvadewi, 2007 dan Keskin, Senturk, Sungur &

Kiris, 2010).

Alasan yang kedua tentang keberadaan BMT cukup mampu membasmi

keberadaan rentenir yang marak terjadi di Indonesia (Aziz, 2004). Ketiga,

BMT ikut berperan dalam menyelamatkan keadaan ekonomi Indonesia ketika

krisis melanda di tahun 1998 serta 2008 (Wardiwiyono, 2012).

BMT telah terbukti dapat bertahan hidup ketika krisis keuangan global

yang menggoyahkan stabilitas ekonomi Indonesia pada 2008. Selama krisis

keuangan global pada tahun 2008, ada peningkatan persentase pembiayaan

yang diberikan oleh BMT. Menurut BMT Summit pada 2009 melaporkan

bahwa pada tahun 2007, BMT di Indonesia memberikan pembiayaan sebesar

Rp 436,7 miliar dan meningkat menjadi 792,5 miliar pada tahun 2008. Pada

Page 21: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

4

masa krisis keuangan global, BMT terdapat pengingkatan sebesar 81 persen

dari pembiayaan (BMT Center, 2009).

Akan tetapi, BMT juga mengalami kendala untuk berkembang dan

berkelanjutan. Ada BMT yang telah ditutup, seperti pada beberapa cabang dari

BMT Arta Amanah Pekalongan. Akan tetapi di sisi lain, fakta di lapangan

menunjukkan bahwa banyak BMT yang mengalami kerugian dan terancam

bangkrut. Selain itu, hal serupa juga terjadi di kota Bandung. Dari 32 BMT,

kini jumlahnya makin menciut dan tinggal 8 unit yang masih beroperasi

(Sumiyanto, 2008). Akibatnya, citra yang timbul di masyarakat adalah BMT

identik dengan lembaga yang sangat buruk, tidak dapat dipercaya, hanya

menjual isu syariah, bisnisnya orang yang ingin punya bank tapi tidak mau ikut

aturan perbankan dan sebagainya (Sari, 2012)

Beberapa penyebab tidak bertahannya BMT di Indonesia yang pertama

adalah tata kelola manajemen yang buruk, pengelola yang tidak amanah,

sumberdaya manusia yang tidak mampu bekerja secara profesional. Yang

kedua adalah indikasi bahwa BMT terlalu banyak menerima pembiayaan

sehingga mengalami kenaikan biaya operasional. Yang ketiga adalah pihak

manajemen selalu berpikiran untuk menaikan gaji dan kemakmuran dari

pegawai BMT (Widiyanto & Ismail, 2010)

Yang terakhir, sering ditemukannya rangkap jabatan antara manajemen

dengan pengawas sehingga tidak terjadi sebuah ekosistem pengendalian yang

baik di BMT (Widiyanto & Ismail, 2010). Masalah tersebut muncul karena

selama ini BMT hanya berfokus dalam kegiatan operasional saja tanpa

Page 22: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

5

memperhatikan betapa pentingnya sistem pengendalian internal. Sistem

pengendalian internal memainkan peran penting dalam hal bagaimana

manajemen untuk menjalankan tanggungjawabnya. Padahal pemerintah telah

membuat peraturan jelas mengenai sistem pengendalian internal koperasi.

Menurut peraturan Kementrian Koperasi 39/Per/M.KUKM/XII/2007 pasal 1

poin 11 menyatakan “Sistem Pengendalian Internal (SPI) merupakan kebijakan

dan prosedur yang dijalankan oleh pengawas, pengurus dan manajemen KJKS

dan UJKS Koperasi untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang

keandalan informasi laporan keuangan, kepatuhan terhadap peraturan

perundangundangan dalam menunjang efektivitas dan efisiensi operasi.”

Selanjutnya Peraturan Menteri Koperasi dan UKM No. 16 tahun 2015

pasal 1 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan

Syariah oleh Koperasi yang berbunyi “Pengawasan Koperasi adalah upaya

yang dilakukan oleh pengawas koperasi, dewan pengawas syariah, pemerintah,

gerakan koperasi, dan masyarakat, agar organisasi dan usaha KSPPS dan

USPPS Koperasi diselenggarakan dengan baik sesuai dengan perundang-

undangan yang berlaku.”

Selain itu sebagai sebuah institusi islam, BMT memiliki tanggung jawab

untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya berdasarkan nilai nilai atau

prinsip keislaman. Pada dasarnya sudah dijelaskan tentang Sistem

Pengendalian Internal didalam Al-Quran dan Hadist. Dalam surat Al-Hujurat

ayat 6 dijelaskan “Wahai orang orang beriman! Jika seseorang yang fasik

datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar

Page 23: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

6

kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena (kebodohan) kecerobohan, yang

akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.” Penjelasannya adalah kita harus

memeriksa serta menyelidiki terlebih dahulu segala informasi yang didapat

untuk menghidari becana yang dapat terjadi kepada orang lain. Sistem

pengendalian internal dilakukan sebagai tindakan preventif dan detektif agar

tidak terjadi kesalahan prosedur sehingga membuat entitas itu rugi atau gagal

dalam operasional (Hidayah&Putra, 2014).

Selain didalam surat Al-Hujurat ayat 6, sistem pengendalian internal juga

pernah diucapkan oleh Sahabat mulia Nabi Alaihi Shalatuwassalam yaitu Umar

bin Khattab Radhiayallhu Anhu. Sistem pengendalian internal di asumsikan

sebagai muhasabbah. Umar berkata “Hisab (evaluasi) diri sendiri sebelum kau

di adili di Yaumul Hisab” (At-Tirmidzi).

Dalam ungkapan Umar bin Khattab, menyatakan bahwa setiap tindakan

atau perbuatan perlu dilakukan evaluasi serta autorisasi terlebih dahulu. Untuk

kasus ini sistem pengendalian internal perlu dilakukan sebagai tindakan

evaluasi atas suatu proses yang terjadi di sebuah organisasi. Agar sebuah

organisasi dapat berjalan sesuai dengan nilai nilai Islam. Karena BMT sebagai

lembaga keuangan mikro syariah memiliki tanggung jawab agar dalam

kegiatan operasionalnya harus memperhatikan kepatuhan syariah.

Terlepas dari peraturan diatas, sistem pengendalian internal merupakan

sebuah alat membantu organisasi dalam hal ini BMT untuk mencapai

tujuannya (COSO, 1992). Manajemen memiliki tanggung jawab untuk

mempertahankan pengendalian yang memberikan keyakinan memadai bahwa

Page 24: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

7

dalam organisasi tersebut terdapat sistem pengendalian internal yang layak

terhadap perlindungan aktiva dan catatan entitas serta dapat mendorong dan

memonitor efektivitas dan efisiensi (Messier, Glover, & Prawit, 2008).

Akan tetapi, perkembangan Baitul maal wa tamwil sebagai corong

pembiayaan yang dipercaya oleh masyarakat tidak diimbangi dengan sistem

pengendalian internal yang memadai. Hal tersebut akan mempengaruhi

keselamatan BMT dalam melanjutkan kegiatan operasionalnya. Karena sistem

pengendalian internal yang baik akan mempengaruhi kelangsungan hidup

organisasi itu sendiri (Putra, 2014).

Wardiwiyono (2012) melakukan penelitian tentang konsep sistem

kontrol internal pada BMT di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil dari

penelitian menunjukan bahwa BMT di Yogyakarta telah menerapkan system

control internal untuk kegiatannya. Ukuran yang digunakan dalam penilian

control internalnya adalah lima elemen yang terdapat didalam COSO yaitu,

Informasi dan Komunikasi, Pemantuan, Lingkungan Kontrol. Penilaian Risiko

dan Pengendalian Internal. Dalam studi ini juga ditemukan pengawasan dari

Dewan Pengawas Syariah rendah.

Penelitian Shanmugam, Haat dan Ali (2012) yang berjudul “The Impact

of Internal Control on the Performance of Small and Medium Enterprise:

Malaysian Evidence” menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat erat

ntara sistem pengendalian internal dengan kinerja dari usaha kecil menengah

yang berada di Malaysia. Karena UKM memiliki cakupan yang kecil, sehingga

Page 25: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

8

pengendalian internal akan lebih mudah mengatur kegiatan usaha yang

dijalankan UKM. Sehingga kinerja dari UKM di Malaysia akan lebih baik lagi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah dan Putra (2014)

permasalahan Sistem Pengendalian Internal di 29 UKM yang terdapat di Kota

Malang pada umumnya terjadi karena kurangnya kemampuan manajerial,

sumber daya yang terbatas serta kurangnya peran pemilik dalam melakukan

pengawasan terhadap lini usahanya. Selain itu permasalah tidak berjalan

baiknya sistem pengendalian internal di dalam proses bisnis UKM dikarenakan

kegagalan pemilik UKM untuk menjalankan teknologi dan informasi di dalam

UKM.

Fitri dan Rini (2015) melakukan penelitian tentang pengaruh komite

audit dan efektivitas sistem pengendalian internal di bank syariah di Indonesia.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa peran komite audit dan peran

auditor internal mempengaruhi efektivitas pengendalian internal secara

bersamaan. Secara parsial, komite audit tidak signifikan, tetapi auditor internal

memengaruhi efektivitas pengendalian internal.

Mardian & Haifa (2015) melakukan penelitian tentang Implementasi

Sistem Pengawasan Internal pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah. Hasil

dari penelitian ini menunjukkan bahwa system pengendalian internal di 13

BMT di kota Depok berjalan efektif. Menurut penelitian tersebut tingkat

efektivitas mencapai 86%. Sehingga kegiatan operasional dari BMT tersebut

bisa berjalan secara maksimal.

Page 26: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

9

Kemudian hasil penelitian Yuwannita dan Ariani (2016) menunjukkan

hasil bahwa terdapat hubungan antara sistem pengendalian internal terhadap

indikasi kecurangan pelaporan keuangan pada koperasi Syariah di Nanggroe

Aceh Darussalam. Hal ini berarti bahwa sistem pengendalian internal di setiap

Baitul Qiradh telah diterapkan dengan baik sehingga potensi terjadinya

kelalaian manajerial bisa diminimalisir.

Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti termotivasi untuk melakukan

penelitian ini karena peneliti ingin mengetahui implementasi dari sistem

pengendalian internal BMT di daerah Jabodetabek terhadap pengendalian

internal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memastikan bahwa

manajemen telah melakukan implementasi atas pengendalian internal. Peneliti

berharap dengan adanya penelitian ini, manajemen BMT lebih berkomitmen

untuk melakukan pengendalian internal agar roda usaha BMT dapat terus

berputar serta mengalami perkembangan yang pesat. Karena fungsi BMT

dalam perekonomian masyarakat kecil lumayan vital. Dengan demikian

peneliti memberi judul skripsi ini sebagai “Analisis Efektivitas Implementasi

Sistem Pengendalian Internal Baitul Maal Wa Tamwil Studi Empiris pada

BMT wilayah Jabodetabek”.

B. Identifikasi Masalah

Sebagai lembaga keuangan mikro, BMT memiliki tanggung jawab besar

dalam mengelola dana anggota maupun non anggota agar lebih jelas

peruntukannya. Akan tetapi, terdapat banyak kendala dalam mencapai tata

kelola yang baik di BMT. Menurut Wardiwiyono (2012), banyak pengurus

Page 27: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

10

BMT yang tidak memahami tata cara pengelolaan yang baik di BMT, banyak

pengurus yang tidak profesional dalam menjalankan amanah dari RAT.

Mualim dan Abidin (2005) dalam Wardiwiyono (2012) masalah kontrol dan

ketidakpahaman manajemen tentang opersional menjadi penyebab tingginya

kredit bermasalah yang terdiri dari kredit yang berklasifikasi kurang lancar,

diragukan dan macet.

Wardiwiyono (2012) dan Mardian & Haifa (2015) mengatakan walaupun

BMT telah melaksanakan kegiatan sistem pengendalian internal. Akan tetapi

pada praktiknya secara fungsi sistem pengendalian dari tiap BMT masih

tergolong rendah maka dari itu peneliti ingin menilai efektivitas dari Sistem

Pengendalian Internal pada BMT di area Jabodetabek. Selain itu, peneliti ingin

mengetahui seberapa besar BMT telah mengaplikasikan nilai keislaman di

dalam sistem pengendalian internalnya.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah yang

hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah Sistem Pengendalian Internal dari BMT di daerah Jabodetabek

sudah berjalan efektif ?

2. Apakah nilai-nilai keislaman sudah diterapkan didalam sistem

pengendalian internal BMT di daerah Jabodetabek ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang dibahas dalam

penelitian ini, maka tujuan dari penelitian antara lain :

Page 28: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

11

1. Menganalisis Efektivitas dari Sistem Pengendalian Internal dari BMT

yang berlokasi di Jabodetabek.

2. Megetahui nilai nilai islam yang sudah diterapkan didalam sistem

pengendalian internal BMT di daerah Jabodetabek.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini dapat bermanfaat atas

hal-hal sebagai berikut:

1. Mahasiswa Jurusan Akuntansi, sebagai bahan referensi untuk menambah

ilmu pengetahuan terkait dengan sistem pengendalian internal di BMT.

2. Peneliti berikutnya,sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan

melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.

3. Penulis, sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan

mengenai implementasi sistem pengendalian internal Baitul Maal Wa

Tamwil.

4. Sebagaimana tinjauan yang diharapkan dapat dijadikan sebagai

informasi untuk menilai implementasi sistem pengendalian internal yang

ada di Baitul Maal Wa Tamwil. Sehingga keberlangsungan BMT dapat

terus berjalan dan berkembang. Jika melihat kondisi demografi

Indonesia, model usaha mikro seperti BMT ini akan terus menjadi pilihan

untuk rakyat. Karena BMT dapat menjangkau hingga lini terkecil dari

komunitas kerakyatan.

Page 29: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Sistem

Sistem dapat diartikan sebagai kesatuan yang terbentuk dari

beberapa unsur (elemen). Unsur, komponen atau bagian yang banyak ini

satu sama lain berada dalam keterkaitan yang mengikat dan fungsional.

Masing-masing kohesif satu sama lain, sehingga ketotalitasannya unit

terjaga utuh eksistensinya. Tinjauan tersebut adalah pandangan dari segi

bentuknya. Jadi pengertian sistem, disamping dapat diterapkan pada hal

yang bersifat “immaterial” atau suatu proses “immaterial”, juga dapat

diterapkan pada hal yang bersifat material. Untuk yang bersifat

“immaterial” penguraian atau penentuan “model”-nya lebih cenderung

berfungsi sebagai alat analisis dan merupakan cara, tata, rencana, skema,

prosedur atau metode. Sistem adalah suatu cara yang mekanismenya

berpatron (berpola) dan konsisten, bahkan mekanismenya sering disebut

otomatis.

Sementara itu menurut David Easton (1984:395) sistem adalah:

Teori sistem adalah suatu model yang menjelaskan hubungan tertentu

antara sub-sub sistem dengan sistem sebagai suatu unit (yang bisa saja

berupa suatu masyarakat, serikat buruh, organisasi pemerintah). Easton

juga meringkas ciri-cirinya sebagai berikut:

Page 30: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

13

a. Sistem mempunyai batas yang didalamnya ada saling hubungan

fungsional yang terutama dilandasi oleh beberapa bentuk

komunikasi.

b. Sistem terbagi kedalam sub-sub sistem yang satu sama lainnya

saling melakukan pertukaran (seperti antara desa dengan

pemerintah daerah atau antara pemerintah daerah dengan

pemerintah pusat).

c. Sistem bisa membuat kode, yaitu menerima informasi, mempelajari

dan menerjemahkan masukan (input) kedalam beberapa jenis

keluaran (output).

Carl. D. Friedrich dalam buku “Man and his Government”

mengemukakan definisi sistem, yaitu Apabila beberapa bagian yang

berlainan dan berbeda satu sama lain membentuk suatu kesatuan,

melaksanakan hubungan fungsional yang tetap satu sama lain serta

mewujudkan bagian-bagian itu saling tergantung satu sama lain. Sehingga

kerusakan suatu bagian mengakibatkan kerusakan keseluruhan, maka

hubungan yang demikian disebut sistem (Sukarna, 1981).

Dari penjelasan David Easton (1984) dapat ditarik pengertian

bahwa, suatu sistem merupakan seperangkat komponen yang saling terkait

dan saling tergantung yang melakukan interaksi untuk mencapai suatu

tujuan. Komponen atau sub-sistem ini saling bergantung, karena saling

bergantung satu dengan yang lain jika terjadi kesalahan di salah satu sub-

Page 31: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

14

sistem maka akan mempengaruhi komponen sub-sistem yang lain. Sistem

sangat erat kaitannya dengan suatu organisasi. Karena organisasi adalah

sebuah sistem yang kompleks yang dibagi dalam berbagai sub-sistem

(Unit, divisi, departemen, dll) dan karenanya suatu sistem yang kompleks

memerlukan sistem kontrol atas berbagai sub-sistem demi

keberlangsungan organisasi tersebut. Sistem pengendalian internal yang

efektif adalah sistem terintegrasi dengan komponen yang saling terkait,

prinsip dan atribut pendukung. Harvey dan Brown (1998)

mengidentifikasi lingkungan pengendalian, sistem akuntansi dan prosedur

pengendalian sebagai komponen utama pengendalian internal. Menurut

Grieves, sistem pengendalian internal yang terdapat di perusahaan terdiri

dari: pengawasan manajemen dan budaya kontrol; pengakuan dan

penilaian risiko; kontrol kegiatan dan pemisahan tugas; informasi dan

komunikasi dan kegiatan pemantauan dan memperbaiki kekurangan

(Grieves, 2000).

The Committee of Sponsoring Organizations (COSO) ditugaskan

pada tahun 1980an oleh The National Commission on Fraudulent

Financial Reporting untuk mengidentifikasi faktor penyebab terjadinya

kecurangan laporan keuangan perusahaan serta membuat rekomendasi,

sejak itu pembahasan tentang manajemen risiko perusahaan, pengendalian

internal dan pencegahan fraud mulai banyak berkembang. (Amudo &

Inanga, 2009). Pada tahun 1992, COSO memperkenalkan Internal

Control-Integrated Framework, yang mahsyur dikenal dengan COSO

Page 32: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

15

Framework. Kerangka tersebut menggambarkan sistem pengendalian

internal suatu organisasi ke dalam 5 komponen yang terintegrasi yang

harus ada di tiap kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan usaha.

Komponen tersebut adalah 1. Lingkungan pengendalian; 2. Penilaian

Risiko; 3. Aktivitas Pengendalian; 4. Informasi dan Komunikasi dan; 5.

Aktivitas Pengawasan. (COSO, 2011).

Sistem pengendalian internal merupakan sistem yang terintegrasi,

Sistem pengendalian internal terintegrasi dengan proses manajemen dalam

mencapai seluruh tujuan organisasi. Dalam mencapai tujuan organisasi,

kelima komponen dari kerangka COSO harus terdapat didalam seluruh

kegiatan dan unit yang ada di dalam organisasi. Layaknya suatu sistem

tubuh, komponen sistem pengendalian internal dan kegiatan bisnis harus

selalu berhubungan agar tercapai sistem pengendalian internal yang

efektif. Interaksi yang mulus dan kolaboratif dari sistem pengendalian

internal dengan proses bisnis adalah prasyarat untuk efektivitas sistem

kontrol internal (PriceWaterhouse Coopers, 2007).

2. Efektivitas Sistem Pengendalian Internal

Efektivitas sistem pengendalian internal tergantung dengan

bagaimana sistem tersebut dapat melebur dengan komponennya dan bisa

tertanam didalam proses bisnis perusahaan. Sebuah sistem pengendalian

internal harus efektif serta dapat memberikan keyakinan kepada jajaran

manajemen. Menurut COSO, Sebuah sistem pengendalian internal dapat

Page 33: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

16

dinilai efektif dengan tingkat level yang tinggi jika manajemen dapat

mencapai 3 hal, yaitu :

a. Operasi yang dilakukan perusahaan sudah sesuai dengan tujuan

perusahaan

b. Laporan keuangan yang di terbitkan memberikan informasi yang

dapat diandalkan

c. Patuh terhadap aturan berlaku (COSO, 1992).

Kerangka sistem pengendalian internal terlalu banyak menjelaskan

teori dari tiap komponen yang berbeda dari sistem dan metode untuk

mendesain sebuah sistem pengendalian internal. Karena terlalu terfokus

dengan hal tersebut didalam kerangka sistem pengendalian internal tidak

dijelaskan bagaimana tiap komponen tersebut dapat diukur untuk

menetukan efektivitas dari sistem pengendalian internal.

Efektivitas dari sistem pengendalian internal dicapai dari 5

komponen yang bekerja dari sistem tersebut. Karena itu, dalam menilai

efektifitas dari sistem pengendalian internal kelima komponen dari

kerangka sistem pengendalian internal harus saling berhubungan. Dalam

memutuskan sistem pengendalian internal di suatu organisasi berjalan

efektif atau tidak adalah keputusan yang subyektif dari penilaian tiap

komponen sistem yang berjalan di dalam tubuh organisasi (COSO, 2011).

Dalam menilai efektivitas sistem pengendalian internal, evaluator harus

memahami cara kerja masing masing component, tujuan dari pembuat

Page 34: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

17

kebijakan dan asumsi yang mendasari komponen pengendalian serta

memahami bagaimana pengendalian dilakukan di perusahaan. Maka dari

itu dalam menilai efektivitas sistem pengendalian internal dari Baitul Maal

wa Tamwil, harus didasari dari prinsip pengendalian internal yang

diterbitkan COSO.

Mengukur efektivitas organisasi bukanlah suatu hal yang sangat

sederhana, karena efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut pandang dan

tergantung pada siapa yang menilai serta menginterpretasikannya. Bila

dipandang dari sudut produktivitas, maka seorang manajer produksi

memberikan pemahaman bahwa efektivitas berarti kualitas dan kuantitas

(output) barang dan jasa.

Tingkat efektivitas juga dapat diukur dengan membandingkan antara

rencana yang telah ditentukan dengan hasil nyata yang telah diwujudkan.

Namun, jika usaha atau hasil pekerjaan dan tindakan yang dilakukan tidak

tepat sehingga menyebabkan tujuan tidak tercapai atau sasaran yang

diharapkan, maka hal itu dikatakan tidak efektif.

3. Sistem Pengendalian Internal

a. Pengertian

American Institute of Certified Public Accountants menerbitkan

laporan khusus Pengendalian Intern pada tahun 1949. Pada tanggal 19

Desember 1977, Amerika Serikat menerbitkan Undang-undang praktik

korupsi luar negeri (FCPA). Menanggapi kejatuhan lembaga keuangan

yang terjadi pada 1980-an, American Institute of Certified Public

Page 35: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

18

Accountants (AICPA) membentuk COSO pada tahun 1985. COSO

mengembangkan Control Integrated Framework 1992 dengan

menambahkan ruang lingkup konsep tentang manajemen dan strategi

risiko.

Pengendalian intern yang didefinisikan oleh COSO (1992) adalah

sistem pengendalian internal merupakan suatu proses yang melibatkan

dewan komisaris, manajemen, dan personil lain, yang dirancang untuk

memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga tujuan berikut

ini: (1) efektivitas dan efisiensi operasi, (2) keandalan pelaporan

keuangan serta (3) kepatuhan kerhadap hukum dan peraturan yang

berlaku)

COSO (2006) menerbitkan Internal Control over Financial

Reporting: Guidance for Smaller Public Companies. COSO

mempublikasikan Guidance on Monitoring Internal Control Systems

pada tahun 2009 sebagai panduan bagiperusahaan dalam melakukan

pengawasan intern yang efisien dan efektif.

Menurut Arens (2008) pengendalian internal adalah proses yang

dirancang untuk memberikan kepastian yang layak mengenai

pencapaian tujuan manajemen tentang reliabilitas pelaporan keuangan,

efektivitas dan efisiensi operasi, dan kepatuhan terhadap hukum dan

peraturan yang berlaku.

Page 36: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

19

b. Tujuan dan Komponen Pengendalian Internal

Tujuan pengendalian internal menurut COSO adalah

pengendalian internal dirancang untuk memberi keyakinan penuh

tentang pencapaian dalam hal efektivitas dan efisiensi operasi, leandalan

informasi keuangan, dan ketaatan dalam hukum dan peraturan. (Sawyer,

2005).

Menurut Boynton (2003) dan Arens (2008), biasanya manajemen

memiliki 3 tujuan umum dalam merancang sistem pengendalian internal

yang efektif, yaitu :

Page 37: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

20

1) Reliabilitas pelaporan keuangan.

Manajemen bertanggung jawab untuk menyiapkan laporan

bagi para investor, kreditor, dan pemakai lainnya. Manajemen

memikul baik tanggung jawab hukum maupun professional untuk

memastikan bahwa informasi telah disajikan secara wajar sesuai

dengan persyaratan pelaporan seperti prinsip – prinsip akuntansi

yang berlaku umum (GAAP). Tujuan pengendalian internal yang

efektif atas pelaporan keuangan adalah memenuhi tanggung jawab

pelaporan keuangan tersebut.

2) Efisiensi dan efektivitas operasi.

Pengendalian dalam perusahaan akan mendorong

pemakaian sumber daya secara efisien dan efektif untuk

mengoptimalkan sasaran – sasaran perusahaan. Tujuan yang

penting dari pengendalian ini adalah memperoleh informasi

keuangan dan nonkeuangan yang akurat tentang operasi

perusahaan untuk keperluan pengambilan keputusan.

3) Ketaatan pada hukum dan peraturan.

Selain mematuhi ketentuan hukum, organisasi – organisasi

publik, nonpublik, nirlaba diwajibkan menaati berbagai hukum

dan peraturan. Sedangkan menurut Hall (2007), pengendalian

internal memiliki 4 tujuan utama :

Page 38: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

21

a) Untuk menjaga aktiva perusahaan

b) Untuk memastikan akurasi dan diandalkannya catatan dan

informasi akuntansi.

c) Untuk mempromosikan efisiensi operasi perusahaan

d) Untuk mengatur kesesuaian dan kebijakan dan prosedur

yang ditetapkan manajemen

Dari beberapa tujuan pengendalian internal yang telah

diungkapkan oleh beberapa ahli. Maka dapat diambil kesimpulan

bahwa pengendalian internal itu dapat membantu perusahaan

dalam memenuhi kebutuhan pada bagian-bagian utama dari

perusahaan, yaitu dari aktivitas, laporan keuangan, dan yang

terakhir adalah kepatuhan perusahaan atas peraturan dan hukum

yang berlaku. Dan pengendalian internal dapat membantu

perusahaan dalam mengambil suatu keputusan yang sesuai dengan

rencana yang telah ditetapkan.

Arens (2010:273) menjelaskan tentang lima komponen

pengendalian internal sebagai berikut :

a) Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Menunjukkan suasana dalam suatu organisasi/

perusahaan yang mempengaruhi kesadaran pengendalian

dari orang orang dalam organisasi tersebut. Lingkungan

pengendalian ini merupakan fondasi bagi komponen lainnya

Page 39: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

22

dan sangat dipengaruhi oleh suasana yang diciptakan dari

atas atau tone at the top. COSO dalam Reding, et al (2013)

bahwa lingkungan pengendalian didefinisikan sebagai

seperangkat standar, proses, dan struktur yang memberikan

dasar umtuk melaksanakan pengendalian internal di seluruh

organisasi.

Prinsip lingkungan pengendalian internal terdiri: (1)

Integritas dan nilai etika organisasi. (2) Parameter-

parameter pelaksanaan tugas dan tanggungjawab direksi

dalam mengelola organisasinya. (3) Struktur organisasi,

tugas, wewenang dan tanggungjawab. (4) Proses untuk

menarik, mengembangkan, dan mempertahankan individu

yang kompeten. (5) Ketegasan mengenai tolak ukur kinerja,

insentif, dan penghargaan untuk mendorong akuntabilitas

kinerja organisasi.

COSO (2013) menyatakan bahwa pengendalian dapat

terwujud dengan baik apabila diterapkan 5 (lima) prinsip

dalam pelaksanaan pengendalian internal : (1) Organisasi

yang terdiri dari dewan direksi, manajemen, dan personil

lainnya menunjukkan komitmen terhadap integritas dan

nilai-nilai etika. (2) Dewan direksi menunjukkan

independensi dari manajemen dan dalam mengawasi

pengembangan dan kinerja pengendalian internal. (3)

Page 40: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

23

Manajemen dengan pengawasan dewan direksi menetapkan

struktur, jalur-jalur pelaporan, wewenang-wewenang dan

tanggung jawab dalam mengejar tujuan.

b) Penilaian Risiko (Risk Assessment)

Merupakan mekanisme untuk mengidentifikasi, menganalisis dan

mengelola berbagai risiko dalam organisasi dikaitkan dengan tujuan yang

ingin dicapai. Dalam COSO (2013) bahwa penilaian risiko melibatkan

proses yang dinamis dan interaktif untuk mengidentifikasi dan meniai risiko

terhadap pencapaian tujuan.

Risiko itu sendiri sebagai suatu kemungkinan bahwa suatu peristiwa

akan terjadidan mempengaruhi pencapaian tujuan entitas, dan risiko

terhadap pencapaian seluruh tujuan dari entitas ini dianggap relatif terhadap

toleransi risiko yang ditetapkan.oleh karena itu, penilaian risiko membentuk

dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola oleh organisasi.

Reding, et al (2013) menyatakan bahwa penilaian risiko mencakup prinsip

sebagai berikut :

a) Organisasi menetapkan tujuan dengan kejelasan yang cukup unuk

memungkinkan identifikasi dan penilaian risiko yang berkaitan

dengan tujuan.

b) Organisasi mengidentifikasi risiko terhadap pencapaian tujuan di

seluruh entitas dan analisis risiko sebagai dasar untuk

menentukan bagaimana risiko harus dikelola.

Page 41: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

24

c) Organisasi menganggap potensi untuk kecurangan dalam menilai

risiko terhadap pencapaian tujuan.

d) Organisasi mengidentifikasi perubahan secara signifikan dapat

mempengaruhi pengendalian internal.

c) Aktivitas Pengendalian (Control Activities)

COSO (2013:5) aktivitas pengendalian adalah tindakan-tindakan

yang ditetapkan melalui kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang

membantu memastikan bahwa arahan manajemen untuk mengurangi risiko

terhadap pencapaian tujuan dilakukan pada seluruh entitas, pada berbagai

tahap proses bisnis. Mencakup kebijakan dan prosedur untuk membantu

meyakinkan bahwa semua tindakan dilaksanakan sesuai dengan arahan

manajamen secara efektif. Reding at al (2013) menyebutkan bahwa prinsip

aktivitas pengendalian antara lain:

a) Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian

yang berkontribusi terhadap mitigasi risiko terhadap pencapaian

tujuan ke tingkat yang dapat diterima.

b) Organisasi memilih dan mengembangkan kegiatan pengendalian

atas teknologi utnuk mendukung pencapaian tujuan.

c) Organisasi menyebarkan kegiatan pengendalian melalui kebijakan

yang menetapkan apa yang diharapkan dan prosedur yang

menempatkan kebijakan ke dalam tindakan.

d) Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)

Page 42: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

25

Sistem informasi dan komunikasi memungkinkan orang-

orang dalam organisasi untuk memperoleh dan berbagi informasi

yang diperlukan untuk mengelola, melaksanakan dan

mengendalikan kegiatan operasional. COSO (2013:5) menjelaskan

bahwa informasi sangat penting bagi setiap entitas untuk

melaksanakan tanggungjawab pengendalian internal guna

mendukung pencapaian tujuan-tujuan organisasi.

Informasi yang diperlukan yaitu informasi yang relevan dan

berkualitas baik yang berasal dari sumber internal maupun eksternal

dan informasi yang digunakan untuk mendukung fungsi komponen-

komponen lain dari pengendalian internal. Informasi diperoleh

ataupun dihasilkan melalui proses komunikasi antar pihak internal

maupun eksternal yang dilakukan secara terusmenerus dan berbagi.

Kebanayakan organisasi membangun suatu sistem informasi untuk

memenuhi kebutuhan informasi yang andal, relevan dan tepat

waktu.

Dalam COSO (2013:7) selanjutnya menegaskan ada 3 (tiga)

prinsip yang mendukung komponen informasi dan komunikasi

dalam penendalian internal yaitu:

a) Organisasi memperoleh atau menghasilkan dan

menggunakan informasi yang berkualitas dan yang

relevan untuk mendukung fungsi pengendalian

internal.

Page 43: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

26

b) Organisasi secara internal mengkomunikas ikan

informasi, termasuk tujuan dan tanggungjawab untuk

pengendalian internal dalam rangka mendukung fungsi

pengendalian internal.

c) Organisasi berkomunikasi dengan pihak eksternal

mengenai hal-hal yang mempengaruhi fungsi

pengendalian internal.

d) Pemantauan (Monitoring)

Proses penilaian terhadap kualitas dan efektivitas dari sistem

pengendalian intern, termasuk modifikasi dan penyempurnaannya

apabila diperlukan. COSO (2013:5) menjelaskan bahwa

pemantauan merupakan kegiatan evaluasi dengan beberapa

bentuk apakah yang sifatnya berkelanjutan, terpisah ataupun

kombinasikeduanya yang digunakan untuk memastikan apakah

masing-masing dari lima komponen pengendalian ada dan

berfungsi.

Kegiatan pemantauan meliputi proses penilaian kualitas

kinerja pengendalian internal sepanjang waktu, dan memastikan

apakah semuanya dijalankan seperti yang diinginkan serta telah

sesuai dengan perubahan keadaan. Pemantauan harus

dilaksanakan oleh personal yang semestinya melakukan pekerjaan

tersebut, baik pada tahap desain ataupun pengoperasian

Page 44: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

27

pengendalian pada waktu yang tepat, guna memastikan apakah

pengendalian internal beroperasi sebagaimana yang diharapkan

dan untuk menentukan apakah pengendalian tersebut telah

disesuaikan dengan perubahan keadaan yang selalu dinamis.

4. Sistem Pengendalian Internal dalam Perspektif Islam

Muhammad Baqir Al Sadr (2008) dalam Putra (2014)

mengungkapkan, ada dua aspek dalam aktivitas produksi. Yang pertama

adalah aspek obyektif, yang terdiri dari fasilitas yang telah digunakan,

sumber daya alam yang diolah dan dikeluarkan bekerja kegiatan produksi.

Kedua adalah aspek subyektif, yang terdiri dari motif psikologis, tujuan

yang ingin dicapai melalui kegiatan produksi dan evaluasi kegiatan

produksi.

Karena itu, sistem pengendalian internal bila dilihat dari aspek

obyektif dalam studi tentang Islam dijelaskan sebagai berikut. Aspek

obyektif dari kegiatan produksi adalah sumber studi ekonomi, dalam

hubungannya dengan ilmu pengetahuan lain untuk menemukan peraturan

yang mengendalikan produksi dan sumber daya alam, untuk berubah

manusia menguasai peraturan dan menggunakannya untuk mengatur

produksi agar mendapatkan hasil yang lebih baik. Selanjutnya,

pengendalian intern menurut aspek subyektif adalah mengevaluasi proses.

Hal ini dapat dinilai dengan cara melihat aktivitas dari suatu kegiatan

pengendalian internal. Tujuan akhirnya mengarah pada peningkatan

kualitas dan kuantitas (Muhammad Baqir Al Sadr, 2008).

Page 45: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

28

Jika dibandingkan dengan dengan konsep konvensional, pada

dasarnya tujuan sistem pengendalian internal memiliki kesamaan. Yang

membedakan adalah dalam perspektif islam dasar dari penentuan tujuannya

adalah al Quran serta as-Sunnah (Mardi, 2011). Berikut adalah muhasabah

yang merupakan suatu aplikasi dari sistem pengendalian internal yang

berasal dari al-Quran dan as-Sunnah.

Muhasabah berasal dari kata 'hasibah' yang berarti 'hisab' atau

dihitung. Muhasabah identik dengan penilaian sendiri atau evaluasi atau

introspeksi diri. Karena itu, seorang Muslim dalam melakukan muhasabah,

harus memiliki penilaian diri, apakah ia berbuat baik perbuatan atau

melakukan banyak kesalahan dalam kehidupan sehari-harinya. Seorang

Muslim harus objektif dalam melakukan penilaian berdasarkan Al-Qur'an

dan Sunnah bukan berdasarkan penilaian sendiri yang tak berdasar.

Dalam surat Al-Hujurat ayat 6 dijelaskan “Wahai orang orang

beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu

berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu

kaum karena (kebodohan) kecerobohan, yang akhirnya kamu menyesali

perbuatanmu itu.” Penjelasannya adalah kita harus memeriksa serta

menyelidiki terlebih dahulu segala informasi yang didapat untuk

menghidari becana yang dapat terjadi kepada orang lain. Sistem

pengendalian internal dilakukan sebagai tindakan preventif dan detektif

agar tidak terjadi kesalahan prosedur sehingga membuat entitas itu rugi atau

gagal dalam operasional (Hidayah&Putra, 2014).

Page 46: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

29

Selain didalam surat Al-Hujurat ayat 6, sistem pengendalian internal

juga pernah diucapkan oleh Sahabat mulia Nabi Alaihi Shalatuwassalam

yaitu Umar bin Khattab Radhiayallhu Anhu. Sistem pengendalian internal

di asumsikan sebagai muhasabbah. Umar berkata “Hisab (evaluasi) diri

sendiri sebelum kau di adili di Yaumul Hisab” (At-Tirmidzi).

Dalam ungkapan Umar bin Khattab, menyatakan bahwa setiap

tindakan atau perbuatan perlu dilakukan evaluasi serta autorisasi terlebih

dahulu. Untuk kasus ini sistem pengendalian internal perlu dilakukan

sebagai tindakan evaluasi atas suatu proses yang terjadi di sebuah

organisasi. Agar sebuah organisasi dapat berjalan sesuai dengan nilai nilai

Islam. Karena BMT sebagai lembaga keuangan mikro syariah memiliki

tanggung jawab agar dalam kegiatan operasionalnya harus sesuai dengan

standar kepatuhan syariah. Contoh dari standar kepatuhan yang dapat

dilakukan oleh pihak BMT adalah mengintegrasikan nilai nilai keislaman

dalam sistem operasional prosedur dari BMT, melaksanakan integrasi zakat,

menekankan etika moral Islam dalam pelaksanaan operasionalnya sampai

mengaplikasikan sistem akuntansi Syariah yang sudah ditetapkan sebagai

standar pelaporan suatu entitas Syariah.

Page 47: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

30

5. BMT (Baitul Maal Wa Tamwil)

a. Pengertian

BMT adalah modifikasi institusi dari baitul maal pada periode

Nabi Muhammad (SAW). Tidak seperti baitul maal, BMT tidak hanya

memainkan peran sosial yang non-profit motif, tetapi juga memainkan

peran komersial yang motif keuntungan (Nasirwan, 2009). Selain

mengumpulkan dan mendistribusikan zakat, infaq, sadaqah, dan wakaf

untuk kesejahteraan sosial, BMT juga dapat bertindak sebagai perantara

keuangan, seperti halnya bank Islam, untuk mencari tahu bagaimana

caranya, jika ada aturan hukum Islam (Soemitra, 2009).

Seperti bank syariah, ada empat kegiatan yang dapat dilakukan

oleh BMT (Utami dan Setiawan, 2006; Soemitra, 2009; Widiyanto dan

IRail, 2010; Widyowati, 2012). Kegiatan tersebut adalah:

mengumpulkan dan mendistribusikan zakat, infaq, sadaqah dan waqaf

(Soemitra, 2009); aktivitas pendanaan; aktivitas pendanaan dan aktivitas

layanan (Widiyanto dan IRail, 2010). Untuk kegiatan pendanaan, Utami

dan Setiawan (2006) dalam Widyowati (2012) menegaskan bahwa BMT

biasanya menerapkan prinsip penyimpanan (wadiah) dan prinsip

pembagian laba, terutama mudharabah, sedangkan untuk kegiatan

layanan, BMT menyediakan layanan seperti kafalah, hiwalah, wakalah

danrahn (Karim, 2004).

Terkait dengan kegiatan pendanaan, diskusi ini dipisahakan

menjadi bagian berikutnya. Selain itu, BMT di Indonesia juga

Page 48: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

31

mengambil peran penting sebagai perantara (mediator) antara bank

syariah dan pelanggan, terutama untuk memberikan laporan keuangan

perusahaan keuangan perusahan (Seibel, 2008; RepublikaNewsroom,

2009). Alasannya adalah sebagai berikut: usaha mikro dan kecil di

Indonesia Indonesia biasanya tidak melakukan pencatatan akuntansi

yang baik, oleh karena itu, Indonesia merupakan birokrasi bank sentral

yang bermasalah dan mengendalikan keuangan yang diberikan kepada

perusahaan-perusahaan tersebut. Bahkan yang terburuk, pendanaan

ekuitas adalah hubungan berbasis kepercayaan, yang sangat berisiko

(Seibel, 2008). Untuk meminimalkan kelemahan ini, maka, melalui

BMT, bank syariah di Indonesia memberikan pembiayaan ekuitas

mereka kepada usaha mikro dan kecil sebagai salah satu kegiatan

tanggung jawab sosial perusahaan mereka.

b. Dasar Hukum BMT

Dasar Hukum BMT BMT dapat didirikan dalam bentuk

Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) atau berbentuk Koperasi.

1) Dalam bentuk KSM

Bila BMT didirikan dalam bentuk KSM, maka BMT akan

mendapat sertifikasi operasi dari Pusat Inkubasi Bisnis Usaha

Kecil (PINBUK) yang mendapat pengakuan dari Bank Indonesia

(BI) sebagai lembaga pengembangan swadaya masyarakat yang

mendukung program hubungan bank dengan KSM. KSM juga

Page 49: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

32

dapat berfungsi sebagai prakoperasi dengan tujuan

mempersiapkan segala sesuatu supaya BMT bisa menjadi

koperasi BMT. Bila pengurus siap untuk mengelola BMT dengan

baik dengan badan hokum koperasi, maka BMT dapat

dikembangkan dengan badan hokum koperasi.

2) Dalam Bentuk Koperasi

Bila pada awal pendirian telah ada kesiapa, maka BMT

langsung didirikan dengan Badan Hukum Koperasi.

c. Prinsip dan Produk Baitul Maal Wa Tamwil

1) Prinsip dasar BMT

Penting bagi pengelola dalam melakukan pengelolaan usaha

senantiasa memperhatikan prinsip-prinsip dasar koperasi, yakni:

a) Keanggotaan bersifat terbuka dan sukarela

Keanggotaan tidak didasari oleh fanatisme atau

diskriminasi tertentu yang membuat tidak siap beradaptasi

menghadapi perubahan.

b) Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi

Organisasi koperasi memang didesain untuk

menghindari penguasaan mayoritas. Koperasi didasari sesuai

dengan prinsip musyawarah dan mufakat.

Page 50: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

33

c) Pembagian SHU diatur atas dasar jasa anggota

Koperasi ini harus memegang prinsip pembagian SHU

sesuai dengan kontribusi para anggota. Keaktifan anggota

menjadi tolak ukur pembagian SHU serta menjadi motor

perkembangan koperasi.

d) Opersional Koperasi harus berbasis Syariah

Koperasi harus memgang prinsip Ekonomi Islam yang

mengharamkan unsur-unsur aktifitas transaksi yang haram

seperti maysir, gharar, risywah dan riba. Untuk mengawal

gerakan KJKS agar berjalan sesuai Syariah, maka pengurus

dan pengelola didampingi dewan pengawas Syariah.

e) Bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota dan

masyarakat

Visi dan misinya harus berorientasi melakukan

pemberdayaan ekonomi. Jadi tidak semata-mata mengejar

keuntungan (profit oriented)

f) Pengelolaan usaha bersifat terbuka

Mengedepankan praktik pengelolaan usaha yang

mengacu pada good corporate governance yang salah

satunya menekankan transparansi.

Page 51: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

34

g) Swadaya, Swakerta, dan Swasembada

Koperasi harus dapat menjadi wadah yang

menampung peran serta, minat, dan kepentingan demi

kemandirian dan martabat anggota dan masyarakat.

d. Produk-produk BMT

1) Produk penghimpun dana BMT

Pada sistem operasional BMT Islam, pemilik dana

menanamkan uangnya di BMT tidak dengan motif mendapatkan

bunga, tetapi dalam rangka mendapatkan keuntungan bagi hasil.

Produk penghimpun dana lembaga keuangan syariah adalah :

a) Giro Wadiah, adalah akad simpanan yang bisa ditarik kapan

saja. Dana nasabah dititipkan di BMT dan boleh dikelola.

Setiap saat nasabah berhak mengambilnya dan berhak

mendapatkan bonus dari keuntungan pemanfaatan dana giro

oleh BMT.

b) Tabungan Mudharabah, adalah dana yang disimpan

nasabah akan dikelola BMT, untuk memperoleh

keuntungan. Keuntungan akan diberikan kepada nasabah

berdasarkan kesepakatan nasabah.

Page 52: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

35

c) Deposito Mudharabah, adalah BMT berhak melakukan

berbagai usaha yang tidak bertentangan dengan Syariah

Islam dan mengembangkannya. BMT bebas mengelola dana

(mudharabah mutlaqah). BMT berfungsi sebagai mudharib

sedangkan nasabah sebagai shahibul maal.

2) Produk Pembiayaan BMT

Dalam melaksanakan kegiatan pembiayaan, BMT Islami

menempuh mekanisme bagi hasil sebagai pemenuhan kebutuhan

permodalan (equity financing) dan investasi berdasarkan imbalan

melalui mekanisme jual-beli (ba’i) sebagai pemenuhan kebutuhan

pembiayaan (debt financing).

a) Equity Financing

Ada dua macam dalam kategori ini, yaitu :

a) Pembiayaan Musyarakah (Join Venture Profit Sharing),

adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk

suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak

memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa

keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai

dengan kesepakatan.

b) Pembiayaan Mudharabah adalah akad kerja sama usaha

antara dua pihak dimana pihak pertama menyediakan

seluruh modal, sedangkan pihak pertama menyediakan

Page 53: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

36

seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi

pengelola dan keuntungan usaha dibagi sesuai dengan

kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak.

b) Debt Financing

Debt Financing, dilakukan dengan Teknik jual beli.

Bentuk dari debt financing adalah sebagai berikut :

a) Murabahah, BMT membeli barang kemudian

menjualnya kepada nasabah dengan harga jual senilai

harga beli plus keuntungan. BMT harus memberi tahu

secara jujur harga pokok barang kepada nasabah

berikut biaya yang diperlukan. Nasabah membayar

harga barang yang telah disepakati dalam jangka

waktu tertentu.

b) Bai’ as-salam, adalah jual beli barang dengan cara

pemesanan dan pembayaran harga lebih dahulu

dengan syarat-syarat tertentu. Transaksi ini biasanya

dipergunakan untuk pembiayaan pertanian jangka

pendek seperti padai, jagung, dan cabai serta untuk

pembiayaan barang industry seperti produk garmen.

c) Bai’al-istishna, merupakan akad jual beli dalam

bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan

kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati

Page 54: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

37

antara pemesan. Transaksi ini biasanya dipakai untuk

pembiayaan konstruksi barang-barang manufaktur

jangka pendek.

d) Al Ijarah, adalah akad pemindahan hak guna atas

barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui

pembayaran upah atau sewa, tanpa diikuti dengan

pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri.

Page 55: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

38

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dilihat dalam

tabel 2.1

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode

Penelitian

Hasil Penelitian

1 Sartini Wardiwiyono (2012)

Internal control system for Islamic micro financing An exploratory study of Baitul Maal wat Tamwil in the City of Yogyakarta Indonesia

Penelitian Kualitatif

Penelitian ini menunjukkan bahwa BMT di Yogyakarta sudah menerapkan Sistem Pengendalian Internal walaupun masih ada kelemahan. Kelima aspek yang ada di dalam COSO terpenuhi.

Page 56: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

39

No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode

Penelitian

Hasil Penelitian

2 Sepky Mardian & Rabitha Nadia Haifa (2015)

Implementing The Internal Control System In The Islamic Microfinance Institution

Penelitian kualitatif.

Penelitian ini menunjukkan bahwa sistem pengendalian intern pada 13 BMT di Depok berjalan efektif. Hal ini didukung oleh hasil jawaban kuesioner yang berkaitan dengan efektivitas pengendalian internal sebesar 86%. Ada kelemahan pada kurangnya pemeriksaan spontan pada penggunaan dana oleh nasabah, ketidaklengkapan flowchart dan pra-nomor dokumen.

3 Abdul Ghafar Ismail (2014)

Sustainability of BMT financing for Developing Micro-enterprises

Penelitian Kualitatif

Hasil menunjukkan bahwa ada kesenjangan dalam skor efisiensi yang diperoleh dari model CCR dan BCC. Ini menunjukkan bahwa BMT masih menghadapi masalah manajerial. Kedua, pembiayaan mikro syariah berguna untuk mengembangkan usaha mikro dan memberikan kontribusi manfaat sosial yang besar bagi masyarakat dalam beberapa cara. Meskipun efisiensi profitabilitas BMT relatif rendah, karena umumnya BMT telah menghasilkan keuntungan dan manfaat sosial, pembiayaan syariah dapat diprediksi berkelanjutan - mampu menyediakan pembiayaan Islami yang layak.

Page 57: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

40

No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode

Penelitian

Hasil Penelitian

4 Hans Dieter Seibel (2014)

Islamic Microfinance: The Challenge of Institutional Diversity

Penelitian kualitatif.

Keuangan mikro syariah, kurangnya permintaan masyarakat luas dan keahlian perbankan syariah, sejauh ini lebih bersifat politis daripada proyek ekonomi di Indonesia. Pengalaman berbeda secara substansial berdasarkan sub-sektor. Hanya bank-bank komersial yang tampaknya dapat dengan cepat memperoleh seni perbankan Islam dengan melatih orang-orang muda dan dinamis; tetapi sebagian besar bank komersial tidak memiliki pengalaman dalam keuangan mikro sebagai bidang khusus. Ini dapat berubah dengan masuknya unit BRI baru-baru ini dan beberapa bank lain ke dalam perbankan syariah. Bank Islam, tidak seperti bank pedesaan konvensional, telah gagal membuktikan diri sebagai penyedia layanan keuangan mikro yang efisien dan dinamis. Koperasi Islami yang tidak diawasi, seperti konvensional, adalah ancaman langsung bagi para pemegang saham dan deposan mereka, yang berisiko kehilangan uang mereka. Keuangan mikro syariah, kurangnya permintaan masyarakat luas dan keahlian perbankan syariah, sejauh ini lebih bersifat politis

Page 58: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

41

No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode

Penelitian

Hasil Penelitian

daripada proyek ekonomi di Indonesia. Pengalaman berbeda secara substansial berdasarkan sub-sektor. Hanya bank-bank komersial yang tampaknya dapat dengan cepat memperoleh seni perbankan Islam dengan melatih orang-orang muda dan dinamis; tetapi sebagian besar bank komersial tidak memiliki pengalaman dalam keuangan mikro sebagai bidang khusus. Ini dapat berubah dengan masuknya unit BRI baru-baru ini dan beberapa bank lain ke dalam perbankan syariah. Bank Islam, tidak seperti bank pedesaan konvensional, telah gagal membuktikan diri sebagai penyedia layanan keuangan mikro yang efisien dan dinamis. Koperasi Islami yang tidak diawasi, seperti konvensional, adalah ancaman langsung bagi para pemegang saham dan deposan mereka, yang berisiko kehilangan uang mereka.

5 Ali Al-thuneibat, Awad Al-rehaily, & Yousef Basodan (2015)

The impact of internal control requirements on profitability of Saudi shareholding companies

Kuantitatif Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tingkat kepatuhan dengan semua komponen kontrol internal adalah sangat tinggi.

Page 59: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

42

No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode

Penelitian

Hasil Penelitian

6. Yuniarti Hidayah Suyoso Putra (2014)

Detecting Internal Control Problem based on COSO and Islamic Prespective : Case on SMEs

Deskriptif Kualitatif

Indikator aktivitas pengendalian internal yang menerapkan kelima prinsip kerangka kerja COSO difokuskan pada tiga lapis. Lapis pertama yaitu area area pengendalian mandiri. Lapis kedua adalah area pengendalian lingkungan dan lapis ketiga adalah area pengendalian independen. Sedangkan Perspektif Islam difokuskan pengendalian internal pada aktivitas bisnis berdasarkan Al Qur’an dan Hadist. Hasil berasal dari aplikasi dan penilaian berdasarkan pada kerangka COSO dan perspektif Islam yang saling melengkapi dalam meningkatkan praktek pengendalian internal.

Page 60: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

43

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka secara

skematis dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

BMT di Jabodetabek

UU No. 25 tahun 1992 Islamic Juresprudence

Implementasi Sistem Pengendalian Internal

COSO 1992

Control Environment

Risk Assesment

Control Activities

Information and

Cimmunication

Monitoring

Efektivitas dari Implementasi Sistem Pengendalian Internal

Page 61: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

44

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Sugiyono (2010: 13)

mengartikan bahwa metode kuantitatif merupakan metode yang berlandaskan

pada filsafat positivism, digunakan dalam penelitian dengan populasi atau

sampel tertentu, dalam pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,

dan analisis datanya bersifat kuantitatif.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan metode

deskriptif kuantitatif yang dilakukan untuk menganalisis efektivitas penerapan

sistem pengendalian internal di Baitul Maal wa Tamwil (BMT) di wilayah

Jabodetabek. Penelitian deskriptif kuantitatif ini dengan teknik statistik

deskriptif yaitu penelitian yang akan mendeskripsikan hasil pengolahan data

sebagaimana adanya, tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2015).

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi dan Sampel

Setelah menentukan ruang lingkup penelitian, pihak peneliti

selanjutnya menentukan populasi yang akan diuji. Menurut Sekaran (2011:

121) yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan kelompok orang,

kejadian, atau hal dan minat yang ingin peneliti investigasi. Sugiyono

Page 62: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

45

(2010: 115) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah yang bersifat

general yang terdiri dari obyek atau subyek dengan kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti sebagai objek yang

kemudian akan dipelajari dan selanjutnya ditarik kesimpulannya. Populasi

yang dimaksud disini bukan orang atau benda yang terdata jumlahnya,

melainkan karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh obyek atau subyek

tersebut. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah manajemen

BMT di Jabodetabek.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang ada di dalam

populasi tersebut. Sampel diambil dari populasi tersebut yang betul betul

mewakili baik dari jumlah ataupun karakteristik.

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian BMT yang terdapat di

wilayah Jabodetabek. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 61 BMT.

Roscoe (1975) dalam Sekaran (2003) menjelaskan bahwa ukuran sampel

yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500 responden.

3. Metode Pengambilan Sampel

Penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan teknik convenience sampling istilah umum yang mencakup

variasi luasnya prosedur pemilihan responden dimana unit sampel yang

ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur dan

bersifat kooperatif (Jakarta 2012). Sedangkan menurut Sekaran (2011)

Page 63: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

46

convenience sampling merupakan pengumpulan informasi dari anggota

populasi yang dengan senang hati bersedia memberikannya.

Metode pemilihan sampel yang digunakan dimaksudkan untuk

mengantisipasi adanya kemungkinan tidak didapatkannya jawaban dari

BMT yang berada di wilayah Jabodetabek. Hal lain yang dianggap penting

adalah jumlah data yang terkumpul, agar tetap dapat memenuhi kriteria

pengolahan data.

C. Metode Pengumpulan Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

primer dan data sekunder, dengan keterangan sebagai berikut:

1. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara

dengan menggunakan kuesioner.

2. Wawancara secara langsung terhadap pihak manajemen BMT yang

berada di Jabodetabek.

3. Penelitian Pustaka (Library Research)

Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang

diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, tesis, internet, dan perangkat lain yang

berkaitan dengan judul penelitian.

D. Operasionalisasi Variabel

Efektivitas adalah hubungan antara Output dan tujuan organisasi. Hal ini

menunjukkan bahwa efektivitas tersebut merupakan ukuran mengenai seberapa

Page 64: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

47

jauh output kebijakan yang dikeluarkan oleh manajemen dalam mencapai

tujuan organisasi tersebut. Efektivitas tersebut diukur dengan tingkat output

kebijakan, dan prosedur yang dilakukan organisasi dalam mencapai tujuannya.

Efektivitas sistem pengendalian internal merupakan pusat saraf dalam

organisasi. Sistem pengendalian internal dapat dikatakan efektif apabila sistem

pengendalian internal organisasi tersebut terdapat lima komponen dengan

prinsip yang relevan dan berfungsi secara terpadu dalam operasional organisasi

untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Committee of Sponsoring

Organizations of the Treadway Commission (COSO), 2013). Indikator sebagai

dasar dalam penelitian mengenai efektivitas sistem pengendalian internal pada

Baitul Maal wa Tamwil mengacu pada COSO (2013), Wardiwiyono (2012),

Sepky & Haifa (2015).

Tabel 3. 1

Definisi Operasional Variabel

Variabel Komponen Uraian Komponen

Indikator Skala

Sistem Pengendalian Internal

1. Lingkungan Pengendalian

Seperangkat standar, proses, struktur yang memberikan dasar untuk melaksanakan pengendalian internal dalam pelaksanaan operasional organisasi

1. Komitmen pada integritas dan etika. 2. Independensi masing-masing pegawai. 3. Adanya penetapan sistem pengawasan, sturuktur, dan pembagian tanggung jawab yang jelas.

Likert Likert Likert

Page 65: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

48

4. Komitmen untuk mengembangkan kompetensi individu. 5.Komitmen masing-masing individu untuk menjalankan pengendalian.

Likert Likert

2. Penilaian Risiko

Proses mengidentifikasi dan menganalisis risiko untuk mencapai tujuan entitas, serta membentuk dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola.

6. Menentukan tujuan dengan jelas untuk mengidentifikasi dan menilai risiko 7. Menilai signifikansi risiko dan kemungkinan tidak tercapainya tujuan organisasi. 8. Kewaspadaan terhadap kemungkinan kecurangan. 9. Menentukan tindakan yang digunakan untuk mengelola risiko.

Likert Likert Likert Likert

Page 66: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

49

3. Aktivitas Pengendalian

Kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan manajemen untuk membantu memastikan bahwa arahan manajemen untuk mengurangi risiko terhadap pencapaian pelaporan keuangan.

10. Memilih dan mengembangka n aktivitas pengendalian terhadap mitigasi risiko dalam pencapaian tujuan. 11. Memilih dan mengembangka n aktivitas pengendalian atas teknologi untuk mencapai tujuan. 12. Menyebarkan aktivitas pengendalian melalui kebijakan dan prosedur kedalam tindakan.

Likert Likert Likert

4. Informasi dan Komunikasi

Metode yang digunakan untuk memulai, mencatat, memproses dan melaporkan transaksi entitas serta mempertahankan akuntabilitas aktiva terkait.

13. Menggunakan Sitem Informasi yang relevan. 14. Komunikasi internal yang efektif 15. Komunikasi eksternal yang efektif

Likert Likert Likert

Page 67: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

50

5.Aktivitas Pengawasan (monitoring)

Kegiatan aktivitas monitoring terhadap pelaksanaan pengendalian internal untuk menentukan apakah pengendalian telah berjalan sebagaimana yang ditentukan.

16. Evaluasi berkelanjutan dan atau terpisah untuk mencapai tujuan. 17. Menilai dan mengkomunikas ikan pengendalian internal secara tepat waktu.

Likert Likert

E. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Sugiyono (2010: 13)

mengartikan bahwa metode kuantitatif merupakan metode yang berlandaskan

pada filsafat positivisme, digunakan dalam penelitian dengan populasi atau

sampel tertentu, dalam pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,

dan analisis datanya bersifat kuantitatif. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan pendekatan metode deskriptif kuantitatif yang dilakukan untuk

menganalisis efektivitas penerapan sistem pengendalian internal di Baitul Maal

wa Tamwil (BMT) di wilayah Jabodetabek. Sangadji dan Sopian (2010: 209-

210) mengatakan bahwa analisis kuantitatif dapat memberikan pengukuran

peristiwa dan fakta yang lebih akurat dan keyakinan yang lebih tinggi dan

terukur. Sehingga dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan

berbagai pengetahuan baru (Sugiyono, 2010). Analisis dalam penelitian ini

menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Product and Service

Solution). Analisis kuantitatif dalam penelitian ini meliputi:

Page 68: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

51

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah uji tentang kemampuan kuesioner sehingga

benar-benar dapat mengukur apa yang di ukur. Sedangkan menurut

Ghozali (2013: 52) uji validitas merupakan uji yang digunakan untuk

mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner

dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Untuk mengukur validitas dapat dilakukan melakukan korelasi

antar skor pertanyaan dengan total skor variabel. Suatu kuesioner dapat

dikatakan valid jika nilai r hitung > r table, sebaliknya jika r hitung < r

table, maka kuesioner dikatakan tidak valid. Selain membandingkan

antara r hitung dengan r table, uji validitas juga dapat dilakukan dengan

membandingkan nilai Sig. dengan nilai probabilitas Pearson Correlation

yaitu 0,05. Jika nilai Sig. > 0,05 dan Pearson Correlation bernilai positif,

maka kuesioner tersebut dikatakan valid. Jika sebaliknya kuesioner

tersebut dinyatakan tidak valid (Ghozali, 2013).

2. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2013: 47) Uji reliabilitas merupakan uji yang

dilakukan untuk melihat konsistensi jawab dari pertanyaan dalam

kuesioner. Sebuah kuesioner dikatakan handal jika jawaban dari

responden tersebut konsisten atau stabil.

Page 69: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

52

Untuk melakukan uji reliabilitas, SPSS telah memberikan fasilitas

untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbachs Alpha (α).

Menurut Sujarweni (2014: 193) menjelaskan bahwa uji reliabilitas dapat

dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir atau item

pertanyaan dalam kuesioner penelitian. Adapun dasar pengambilan

keputusan dalam uji reliabilitas adalah sebagai berikut:

a) Jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,70 maka kuesioner dinyatakan

reliabel atau konsisten.

b) Jika nilai Cronbach’s Alpha < 0,70 maka kuesioner dinyatakan tidak

reliabel atau tidak konsisten.

3. Analisis Statistik Deskriptif

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik analisis statistic deskriptif. Ghozali (2013) menjelaskan bahwa

statistic deskriptif merupakan statistik yang memberikan gambaran atas

suatu data yang dilihat dari mean, standard deviation, varians,

maksimum, minimum. Sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan

distribusi).

Sugiyono (2015) menjelaskan bahwa teknik analisis data dengan

statistic deskriptif adalah Teknik statistic yang digunakan untuk

menganalisa data dengan mendeskripsikan suatu data yang didapat

sebagaiman hasilnya tanpa adanya analisis dan membuat suatu

Page 70: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

53

kesimpualan yang berlaku umum. Pada statistik deskriptif data

ditampilkan dalam bentuk table, grafik, dan penjelasan kelompok.

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis daya

dari hasil penyebaran kuesioner dan kemudian data tersebut disajikan

dalam bentuk nilai maksimum, mean dan standard deviation dari setiap

pertanyaan dan setiap komponen kuesioner.

Nilai maksimum digunakan untuk menganalisis kegiatan

pengendalian internal yang lebih ditekankan organisasi. Nilai rata rata

(mean) digunakan untuk menganalisis jawaban responden dengan asumsi

jika jawaban yang diberikan oleh responden “Cukup” hingga “ Sangat

Baik” menandakan sistem pengendalian internal dalam organisasi

tersebut telah dilakukan secara efektif ataupun sangat efektif. Begitupun

sebaliknya, jika jawaban “Tidak ada” ataupun “Kurang” menandakan

sistem pengendalian internal organisasi tidak berjalan secara efektif.

Untuk menentukan kriteria efektivitas pelaksanaan sistem

pengendalian internal tersebut diperoleh dari perhitungan:

Jumlah nilai pertanyaan per komponenJumlah pertanyaan per komponen

= Nilai rata rata per komponen

Hasil rata rata setiap komponen tersebut kemudian dibandingkan

dengan standar yang telah ditetapkan. Standar nilai efektivitas tersebut

mengacu pada penelitian yang telah dilaksanakan oleh Aygare, Appiah-

Gyamerah, dan Nartey (2014). Standar tersebut sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kriteria Nilai Efektifitas Sistem Pengendalian Internal

Page 71: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

54

Skala Mean Kriteria 0,00 – 1,49 Sangat Tidak Efektif 1,50 – 2,49 Tidak Efektif 2,50 – 3,49 Cukup Efektif 3,50 – 4,49 Efektif 4,50 – 5,00 Sangat Efektif

Sumber : Ayagre, Appiah-Gyamerah, dan Nartey (2014)

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Baitul Maal wa Tamwil (BMT) yang

beroperasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi

(Jabodetabek). Pengumpulan data dilaksanakan dengan melakukan

penyebaran kuesioner kepada responden yaitu manajemen atau pengurus

BMT. Penyebaran serta pengambilan kuesioner dilakukan pada tanggal 8

Juni 2019 sampai dengan 10 Juli 2019. Peneliti mengambil sampel

sebanyak 61 BMT yang beroperasi di wilayah Jabodetabek, dengan peta

distribusi sebagai berikut.

Tabel 4.1 Data Distribusi Sampel Penelitian

No. Daerah Kuesioner Dikirim Kuesioner Dikembalikan

Page 72: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

55

1 Jakarta 26 13 2 Bogor 5 5 3 Depok 5 4 4 Tangerang 14 14 5 Bekasi 11 8

Total 61 44

Kuesioner yang disebarkan sebanyak 61 buah dan jumlah kuesioner

yang kembali adalah 44 buah atau 73%. Kuesioner yang tidak kembali ada

sebanyak 17 buah atau 27%. Kuesioner yang tidak kembali dikarenakan

ada BMT yang tidak menerima untuk di teliti selain itu kuesioner yang

tidak kembali dikarenakan BMT tidak mengirim balik kuesioner yang

telah dikirimkan. Kuesioner yang diolah ada sebanyak 44 buah, sedangkan

tidak ada kuesioner yang tidak dapat diolah. Gambaran mengenai data

sampel ini dapat dilihat pada table 4.2.

Tabel 4.2 Data Sampel Penelitian

No Keterangan Jumlah Persentase 1 Jumlah kuesioner yang disebar 61 100% 2 Jumlah kuesioner yang kembali 44 73% 3 Jumlah kuesioner yang tidak kembali 17 27% 4 Jumlah kuesioner yang tak dapat diolah 0 0% 5 Jumlah kuesioner yang dapat diolah 44 73%

Sumber: Data primer yang diolah 2019

2. Karakteristik Responden

Responden dari penelitian ini adalah manajemen, pengurus ataupun

dewan pengawas yang terdapat di dalam struktur organisasi Baitul Maal

wa Tamwil yang berada di wilayah Jabodetabek. Berikut ini adalah

deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang terdiri atas jenis

Page 73: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

56

kelamin, pendidikan, jabatan, usia, penghasilan serta lama bekerja dapat

di lihat dimasing masing table dibawah ini.

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Frekuensi Persentase Persentase

Valid Persentase Kumulatif

Laki-Laki 35 79,5 79,5 79,5 Perempuan 9 20,5 20,5 100,0 Total 44 100 100,0

Berdasarkan jenis kelamin responden dalam penelitian ini jumlah

responden yang bejenis kelamin laki laki sebanyak 35 orang atau 79,5%

dari keseluruhan responden. Sementara jumlah responden yang berjenis

kelamin perempuan dalam penelitian ini ada sebanyak 9 orang atau 20,5%

dari keseluruhan sample. Dengan demikian dalam penelitian ini jumlah

laki laki dalam menjawab kuesioner yang telah diberikan mendominasi

dibandingkan dengan responden perempuan.

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Frekuensi Persentase Persentase

Valid Persentase Kumulatif

19-28 8 18,2 18,2 18,2 29-39 22 50,0 50,0 68,2 >40 14 31,8 31,8 100,0

Total 44 100,0 100,0

Berdasarkan usia dari responden penelitian ini jumlah responden

yang berusia 19-28 tahun berjumlah 8 orang atau 18,2% dari jumlah

keseluruhan responden. Sementara untuk responden yang berusia 29-39

Page 74: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

57

tahun berjumlah 22 orang atau 50% dari jumlah keseluruhan responden.

Untuk responden yang berusia diatas 40 tahun berjumlah 14 orang atau

31,8% dari keseluruhan jumlah responden. Berdasarkan penjelasan diatas,

mayoritas responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah yang

berusia 29-39 tahun.

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Frekuensi Persentase Persentase

Valid Persentase Kumulatif

S1 33 75,0 75,0 75,0 S2 9 20,5 20,5 95,5 S3 2 4,5 4,5 100,0

Total 44 100,0 100,0

Berdasarkan latar belakang pendidikan responden, dalam penelitian

ini responden yang memiliki latar belakang pendidikan strata 1 (S1)

berjumlah 33 orang atau 75% dari keseluruhan responden. Setelah itu

diikuti dengan responden yang memiliki latar belakang strata 2 (S2) yang

berjumlah 9 orang atau 20,5 % dari keseluruhan responden. Sementara itu

untuk responden yang memiliki latar belakang pendidikan strata 3 (S3)

hanya berjumlah 2 orang atau 4,5 % dari keseluruhan responden. Dengan

demikian dapat dilihat bahwa hampir seluruh responden merupakan

tamatan dari perguruan tinggi. Dengan responden yang berlatar belakang

Strata 1 mendominasi diikuti dengan Strata 2 dan Strata 3.

Page 75: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

58

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan

Frekuensi Persentase

Persentase Valid

Persentase Kumulatif

DPS 2 4,5 4,5 4,5 Manajer/Kepala 24 54,5 54,5 59,1 General Manajer 6 13,6 13,6 72,7 Administrasi 12 27,3 27,3 100,0 Total 44 100 100,0

Responden yang menduduki jabatan manajer/kepala mendominasi

dalam penelitian ini dengan jumlah 24 orang atau sebanyak 54,5% dari

keseluruhan responden. Selanjutnya diikuti dengan responden yang

menduduki jabatan staff administrasi dengan jumlah 12 orang atau

sebanyak 27,3% dari keseluruhan responden. Ditempat ketiga ada

responden yang menduduki posisi general manager yang berjumlah 6

orang atau 13,6% dari keseluruhan responden. Yang terakhir ada

responden yang menduduki jabatan sebagai dewan pengawas Syariah

sebanyak 2 orang atau 4,5% dari keseluruhan responden. Dapat

disimpulkan bahwa mayoritas pengisian kuesioner penelitian dilakukan

oleh manajer/kepala BMT yang terdapat di wilayah Jabodetabek.

Tabel 4.7

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Frekuensi Persentase

Persentase Valid

Persentase Kumulatif

1-3 tahun 8 18,2 18,2 18,2

3-5 tahun 13 29,5 29,5 47,7

>5 tahun 23 52,3 52,3 100,0 Total 44 100,0 100,0

Page 76: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

59

Berdasarkan hasil olah data di tabel 4.7, responden dengan lama

kerja 1 sampai dengan 3 tahun berjumlah 8 orang atau 18,2% dari jumlah

keseluruhan responden. Sedangkan untuk responden yang sudah 3 sampai

5 tahun bekerja di BMT terdapat 13 orang atau 29,5% dari jumlah

keseluruhan responden. Selanjutnya untuk responden yang telah

berpengalaman lebih dari 5 tahun di BMT terdapat 23 orang atau 52,3%

dari keseluruhan responden. Hal ini menunjukkan bahwa dalam penelitian

ini mayoritas responden sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun di BMT.

B. Hasil Analisis Data

1. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menguji apakah seluruh butir

instrument kuesioner penelitian sudah bisa digunakan untuk

mengukur apa yang ingin diukur dengan berdasarkan penelitian

terntentu. (Sugiyono, 2015). Pengujian validitas dalam penelitian

menggunakan Pearson Correlation dengan pedoman apabila suatu

pertanyaan memiliki tingkat signifikasi dibawah 0,05 maka butir

pertanyaan tersebut dikatakan valid. Berikut adalah hasil pengujian

validitas variabel Lingkungan Pengendalian dalam tabel dibawah ini

Tabel 4.8

Hasil Uji Validitas Lingkungan Pengendalian

No Pearson Correlation Sig.(2-tailed) Keterangan

Page 77: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

60

E1 0,701** 0,000 Valid E2 0,791** 0,000 Valid E3 0,796** 0,000 Valid E4 0,715** 0,000 Valid E5 0,759** 0,000 Valid E6 0,348** 0,021 Valid E7 0,670** 0,000 Valid E8 0,740** 0,000 Valid E9 0,659** 0,000 Valid E10 0,746** 0,000 Valid E11 0,707** 0,000 Valid E12 0,502** 0,001 Valid

Sumber : Data primer yang diolah 2019

Tabel diatas menunjukkan bahwa variabel lingkungan

pengendalian valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai

signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa

setiap pertanyaan yang digunakan dalam mengukur variabel

lingkungan pengendalian dalam penelitian ini mampu

mengungkapkan variabel lingkungan pengendalian ini. Berikut

adalah hasil pengujian validitas variabel Aktivitas Pengendalian

dalam tabel 4.9.

Tabel 4.9

Hasil Aktivitas Pengendalian

No. Pearson

Correlation Sig.(2-tailed) Keterangan

A1 0,705** 0,000 Valid

A2 0,566** 0,000 Valid

A3 0,741** 0,000 Valid

A4 0,675** 0,000 Valid

A5 0,581** 0,000 Valid

A6 0,530** 0,000 Valid

Page 78: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

61

A7 0,662** 0,000 Valid

A8 0,667** 0,000 Valid

Sumber : Data primer yang diolah 2019

Tabel diatas menunjukkan bahwa variabel lingkungan

pengendalian valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai

signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa

setiap pertanyaan yang digunakan dalam mengukur variabel

lingkungan pengendalian dalam penelitian ini mampu

mengungkapkan variabel lingkungan pengendalian ini. Berikut

adalah hasil pengujian validitas variable Penilaian Risiko dalam

Tabel 4.10.

Tabel 4.10

Hasil Uji Validitas Penilaian Risiko

No. Pearson

Correlation Sig.(2-tailed) Keterangan

R1 0,634** 0,000 Valid

R2 0,768** 0,000 Valid

R3 0,734** 0,000 Valid

R4 0,799** 0,000 Valid

R5 0,478** 0,000 Valid

R6 0,671** 0,000 Valid

Sumber: Data Primer diolah 2019

Tabel diatas menunjukkan bahwa variable penilaian risiko

valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih

kecil dari 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap pertanyaan

Page 79: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

62

yang digunakan dalam mengukur variabel penilaian risiko dalam

penelitian ini mampu mengungkapkan variabel penilaian risiko ini.

Berikut adalah hasil pengujian validitas variabel Informasi dan

Komunikasi dalam tabel 4.11

Tabel 4.11

Hasil Uji Validitas Informasi dan Komunikasi

No. Pearson Correlation Sig.(2-tailed) Keterangan

C1 0,707** 0,000 Valid C2 0,764** 0,000 Valid C3 0,603** 0,000 Valid C4 0,752** 0,000 Valid C5 0,733** 0,000 Valid C6 0,676** 0,000 Valid C7 0,690** 0,000 Valid

Sumber: Data Primer diolah 2019

Tabel diatas menunjukkan bahwa variable informasi dan

komunikasi valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai

signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa

setiap pertanyaan yang digunakan dalam mengukur variabel

informasi dan komunikasi dalam penelitian ini mampu

mengungkapkan variabel informasi dan komunikasi ini. Berikut

adalah hasil pengujian validitas variabel Pengawasan dalam tabel

4.12

Page 80: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

63

Tabel 4.12

Hasil Uji Validitas Pengawasan

No. Pearson

Correlation Sig.(2-tailed) Keterangan

M1 0,765** 0,000 Valid M2 0,823** 0,000 Valid M3 0,692** 0,000 Valid M4 0,756** 0,000 Valid M5 0,735** 0,000 Valid

Sumber: Data Primer diolah 2019

Tabel diatas menunjukkan bahwa variable pengawasan valid

untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil

dari 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap pertanyaan yang

digunakan dalam mengukur variabel pengawasan dalam penelitian

ini mampu mengungkapkan variabel informasi dan komunikasi ini.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi suatu

instrument penelitian. Suatu instrument penelitian dapat dikatakan

reliable atau handal jika nilai Cronbach Alpha > 0,70 (Ghozali,

2013). Tabel 4.13 menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk lima

aspek sistem pengendalian internal yang digunakan untuk

pengendalian ini.

Tabel 4.13

Hasil Uji Reliabilitas

No. Komponen Cronbach’s

Alpha Keterangan

1 Lingkungan Pengendalian 0,879 Reliabel

Page 81: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

64

2 Aktivitas Pengendalian 0,788 Reliabel 3 Penilaian Risiko 0,717 Reliabel 4 Informasi dan Komunikasi 0,845 Reliabel 5 Pengawasan 0,805 Reliabel

Sumber: Data Primer diolah 2019

Tabel 4.13 menunjukan hasil uji reliabilitas untuk lima

komponen sistem pengendalian internal dengan nilai Cronbach’s

Alpha untuk komponen lingkungan pengendalian sebesar 0,879,

aktivitas pengendalian 0,788, penilaian risiko 0,717, informasi dan

komunikasi 0,845 serta pengawasan 0,805. Kelima komponen dari

sistem pengendalian tersebut memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih

tinggi dari 0,70, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

pertanyaan didalam kuesioner ini reliabel. Hal ini menunjukkan

bahwa setiap item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur suatu

komponen akan mampu mempertoleh data yang konsisten, sehingga

apabila pertanyaan tersebut diajukan kembali akan diperoleh

jawaban yang konsisten dengan jawaban sebelumnya.

2. Uji Statistik Deskriptif

Uji statistik deskriptif difungsikan untuk mendeskripsikan data

penelitian secara lebih spesifik, serta untuk mengetahui sebaran serta

pemusatan data penelitian. Berikut ini adalah hasil pengolahan statistic

deskriptif dari data skor sistem pengendalian internal pada masing masing

BMT di daerah Jabodetabek:

Page 82: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

65

Tabel 4.14

Statistik Deskriptif Skor Sistem Pengendalian Internal

masing-masing BMT

Daerah Jumlah Responden

Min. Max. Rata-rata (Mean)

Std. Deviasi

Jakarta 13 12 53 29,17 3,86 Bogor 5 19 56 31,76 2,90 Depok 4 13 47 22,53 4,82 Tangerang 14 13 60 30,53 4,75 Bekasi 8 16 53 30,29 3,48

Page 83: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

66

Berdasarkan tabel 4.14, dapat dilihat bahwa jumlah responden yang

berasal dari BMT di daerah Jakarta terdapat 13 BMT. Jumlah skor

terendah adalah 12, sedangkan skor tertingginya adalah 53. Nilai rata rata

dari jumlah skor sistem pengendalian internal BMT di wilayah Jakarta

adalah 29,17 dengan standar deviasi sebesar 3,86.

Sementara itu untuk BMT di wilayah Bogor, responden yang

mengembalikan kuesioner ada 5 BMT dengan jumlah terendah adalah 19

dan nilai tertingginya adalah 56. Nilai rata-rata jumlah skor sistem

pengendalian internal di wilayah Bogor adalah 31,76 dengan standar

deviasi 2,90.

Selanjutnya berdasarkan tabel 4.14, hanya terdapat 4 responden yang

berhasil diambil datanya di wilayah Depok. Jumlah skor terendah di

Depok adalah 13 dan nilai tertingginya adalah 47. Nilai rata-rata jumlah

skor sistem pengendalian internal di wilayah Depok adalah 22,53 dengan

standar deviasi 4,82. Pindah ke daerah selanjutnya, dalam penelitian BMT

yang berada di wilayah

Tangerang memiliki jumlah responden sebanyak 14 BMT dengan

jumlah skor terendah adalah 16 dan skor tertinggi adalah 60. Nilai rata-

rata skor sistem pengendalian internal di wilayah Tangerang adalah 30,53

dengan standar deviasi 4,75. Secara agregatif, statistik skor sistem

pengendalian internal pada Baitul Maal wa Tamwil (BMT) di wilayah

Jabodetabek adalah sebagai berikut :

Page 84: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

67

Tabel 4.15

Statistik Deskriptif Agregatif Sistem Pengendalian Internal

Berdasarkan tabel 4.15, secara keseluruhan sistem pengendalian

internal pada BMT yang terdapat di wilayah Jabodetabek terdapat 44

responden. Dengan jumlah nilai terendah adalah 12 serta nilai tertinggi

adalah 60. Jumlah nilai rata-rata sistem pengendalian internal pada BMT

yang terdapat di wilayah Jabodetabek adalah 30,17 dengan standar deviasi

3,96.

3. Pengukuran Efektivitas Sistem Pengendalian Internal

a. Pengukuran Efektivitas pada masing masing Daerah

Berdasarkan data yang diperoleh dari kuesioner yang

diberikan kepada responden pada masing masing BMT di

Jabodetabek. Berikut ini adalah penilaian atas efektivitas pada BMT

yang beroperasi di wilayah Jabodetabek:

Daerah Jabodetabek

Jumlah Responden 44

Min. 12

Max. 60

Rata-rata (Mean) 30,17

Std. Deviasi 3,96

Page 85: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

68

Tabel 4.16

Efektivitas Sistem Pengendalian Internal BMT

masing-masing Daerah

Berdasarkan tabel 4.16, terlihat bahwa nilai rata-rata (mean)

efektivitas sistem pengendalian internal pada BMT di wilayah

Jakarta sebesar 3,84. Berdasarkan kriteria efektivitas yang telah

ditetapkan, sistem pengendalian internal BMT di wilayah Jakarta

telah berjalan dengan kategori Efektif. Selanjutnya, nilai rata-rata

(mean) efektivitas sistem pengendalian internal pada BMT wilayah

Bogor adalah 4,18. Berdasarkan kriteria efektivitas yang telah

ditetapkan, sistem pengendalian internal BMT di wilayah Bogor

telah berjalan dengan kategori Efektif.

Nilai rata-rata (mean) efektivitas sistem pengendalian internal

pada BMT wilayah Depok adalah 3,46. Berdasarkan kriteria

efektivitas yang telah ditetapkan, sistem pengendalian internal BMT

di wilayah Depok telah berjalan dengan kategori Cukup Efektif.

Masih ada beberapa aspek yang tidak menggambarkan berjalannya

sistem pengendalian internal. Selanjutnya, nilai rata-rata (mean)

Daerah Rata-rata (Mean)

Jakarta 3,84

Bogor 4,18

Depok 3,46

Tangerang 4,02

Bekasi 3,99

Jabodetabek 3,97

Page 86: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

69

efektivitas sistem pengendalian internal pada BMT wilayah

Tangerang adalah 4,02. Berdasarkan kriteria efektivitas yang telah

ditetapkan, sistem pengendalian internal BMT di wilayah Tangerang

telah berjalan dengan kategori Efektif.

Terakhir adalah nilai rata-rata (mean) efektivitas sistem

pengendalian internal pada BMT wilayah Bekasi adalah 3,99.

Berdasarkan kriteria efektivitas yang telah ditetapkan, sistem

pengendalian internal BMT di wilayah Bekasi telah berjalan dengan

kategori Efektif. Secara keseluruhan, nilai rata-rata (mean)

efektivitas sistem pengendalian internal pada BMT diwilayah

Jabodetabek adalah 3,97. Nilai ini menunjukkan bahwa sistem

pengendalian internal di wilayah Jabodetabek sudah berjalan secara

efektif. Meskipun secara penilaian sudah efektif, BMT juga harus

meningkatkan kualitasnya agar secara operasional memiliki standar

yang baik.

b. Pengukuran Efektivitas pada masing masing Komponen

Sistem Pengendalian Internal terhadap BMT di Jabodetabek.

1) Komponen Lingkungan Pengendalian

Berdasarkan data yang telah di peroleh dari responden

pada BMT yang berada di daerah Jabodetabek, berikut ini

adalah nilai rata rata dan standar deviasi dari tiap pertanyaan

kuesioner.

Page 87: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

70

Tabel 4.17

Statistik Deskriptif Komponen Lingkungan Pengendalian

Tabel 4.17 menggambarkan nilai rata rata dan standar

deviasi komponen lingkungan pengendalian di BMT wilayah

Jabodetabek. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Lingkungan Pengendalian Mean Std Deviasi

1. BMT sudah terdapat struktur organisasi. 4,36 ,650 2. BMT telah melakukan pembagian tugas,

wewenang dan tanggung jawab yang cukup jelas. 4,20 ,765

3. BMT telah memiliki Standar Operasional Prosedur yang terintegrasi dengan nilai nilai keislaman.

4,16 ,680

4. BMT telah terdapat Dewan Pengawas Syariah. 4,27 ,694

5. BMT telah terdapat kebijakan prosedur yang jelas mengenai kepegawaian, pengembangan, penilaian prestasi dan kompensasi kepada pegawai secara adil.

4,09 ,772

6. BMT telah melakukan rotasi pekerjaan secara rutin.

3,16 1,098

7. BMT telah menerapkan prinsip prinsip perkoperasiaan.

3,98 ,590

8. BMT dalam melakukan tindakan atau prosedur telah mencerminkan sikap tentang pentingnya pengendalian internal.

4,11 ,689

9. BMT telah terdapat nilai etika islam dan kejujuran pada aktivitas karyawan.

4,25 ,651

10. BMT memberikan perhatian yang cukup dalam perekrutan dan training pada karyawan.

3,93 ,728

11. BMT telah memiliki program pengembangan dan pelatihan karyawan.

3,75 ,719

12. BMT terdapat fasilitas yang memadai. 3,77 ,743

4,00 ,731

Page 88: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

71

pernyataan “BMT sudah terdapat struktur organisasi” memiliki

nilai rata-rata tertinggi sebesar 4,36 dengan standar deviasi

0,650.

Selanjutnya, pernyataan “BMT telah terdapat dewan

pengawas syariah” memiliki nilai rata-rata 4,27 dengan standar

deviasi 0,694 menempati urutan kedua. Sedangkan nilai rata

rata terendah terdapat pada pernyataan “BMT telah melakukan

rotasi pekerjaan secara rutin” dengan nilai 3,16 dengan standar

deviasi 1,098. Secara keseluruhan nilai rata-rata komponen

lingkungan pengendalian adalah 4,00 dengan standar deviasi

0,731. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa komponen

lingkungan pengedalian di BMT wilayah Jabodetabek berjalan

secara efektif.

2) Komponen Aktivitas Pengendalian

Berdasarkan data yang telah di peroleh dari responden

pada BMT yang berada di daerah Jabodetabek, berikut ini

adalah nilai rata rata dan standar deviasi dari tiap pertanyaan

kuesioner.

Page 89: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

72

Tabel 4.18

Statistik Deskriptif Komponen Aktivitas Pengendalian

Tabel 4.18 menjelaskan nilai rata-rata dan standar deviasi

komponen aktivitas pengendalian di BMT wilayah

Jabodetabek. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

pernyataan poin 5 “Otorisasi pemberian pembiayaan dilakukan

oleh pejabat yang berwenang pada BMT” memiliki nilai rata-

rata tertinggi sebesar 4,32 dengan standar deviasi 0,674.

Selanjutnya, pernyataan “Formulir-formulir yang berhubungan

Aktivitas Pengendalian Mean Std Deviasi

1. BMT terdapat kebijakan dan prosedur pengaturan untuk mencapai target pendanaan.

4,05 ,645

2. BMT terdapat kebijakan dan prosedur pengaturan untuk mencapai target pembiayaan.

4,07 ,661

3. Formulir-formulir yang berhubungan dengan pendanaan pada BMT telah memiliki nomor urut cetak.

4,14 ,824

4. Formulir-formulir yang berhubungan dengan pembiayaan pada BMT telah memiliki nomor urut cetak.

3,86 ,930

5. Otorisasi pemberian pembiayaan dilakukan oleh pejabat yang berwenang pada BMT.

4,32 ,674

6. BMT telah melakukan penyaluran dana ZIS kepada orang yang berhak menerimanya.

3,84 1,140

7. BMT telah melakukan prosedur pengawasan atas penyaluran dana ZIS.

3,86 ,905

8.

Sistem pembiayaan BMT terdapat pemisahan fungsi tugas yang jelas antara fungsi operasional, fungsi administrasi, fungsi penyimpanan aktiva dan pencatatan aktiva.

3,98 ,698

4,01 0,81

Page 90: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

73

dengan pendanaan pada BMT telah memiliki nomor urut cetak”

memiliki nilai rata-rata 4,14 dengan standar deviasi 0,824

menempati urutan kedua. Sedangkan nilai rata rata terendah

terdapat pada pernyataan “BMT telah melakukan penyaluran

dana ZIS kepada orang yang berhak menerimanya” dengan nilai

3,84 dengan standar deviasi 1,14. Secara keseluruhan nilai rata-

rata komponen aktivitas pengendalian adalah 4,01 dengan

standar deviasi 0,81. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

komponen aktivitas pengedalian di BMT wilayah Jabodetabek

berjalan secara efektif.

3) Komponen Penilaian Risiko

Berdasarkan data yang telah di peroleh dari responden

pada BMT yang berada di daerah Jabodetabek, berikut ini

adalah nilai rata rata dan standar deviasi dari tiap pertanyaan

kuesioner.

Tabel 4.19

Statistik Deskriptif Komponen Penilaian Risiko

Penilaian Risiko Mean Std Deviasi

1. BMT telah menggunakan prinsip 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral dan Condition) dalam prosedur pemberian pembiayaan.

4,16 ,776

2. BMT juga melakukan instrument lain seperti personal guarantee atau group lending financing dalam prosedur pemberian pembiayaan.

3,55 1,088

Page 91: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

74

Tabel 4.19 menjelaskan nilai rata-rata dan standar deviasi

komponen risiko pengendalian di BMT wilayah Jabodetabek.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pernyataan poin 1

“BMT telah menggunakan prinsip 5C (Character, Capacity,

Capital, Collateral dan Condition) dalam prosedur pemberian

pembiayaan.” memiliki nilai rata-rata tertinggi sebesar 4,16

dengan standar deviasi 0,776.

Selanjutnya, pernyataan “BMT telah mengalokasikan

dana cadangan pada pembiayaan yang bermasalah (NPF

Allowance)” memiliki nilai rata-rata 3,91 dengan standar

deviasi 0,709 menempati urutan kedua. Sedangkan nilai rata

rata terendah terdapat pada pernyataan “BMT telah

mengintegrasikan dana ZIS untuk menyelesaikan pembiayaan

bermasalah” dengan nilai 2,59 dengan standar deviasi 1,335.

Secara keseluruhan nilai rata-rata komponen aktivitas

pengendalian adalah 3,65 dengan standar deviasi 0,90.

3. BMT telah mengalokasikan dana cadangan pada pembiayaan yang bermasalah (NPF Allowance).

3,91 ,709

4. BMT telah mengalokasikan dana penghapusan piutang pembiayaan yang bermasalah (NPF write off).

3,86 ,795

5. BMT telah mengintegrasikan dana ZIS untuk menyelesaikan pembiayaan bermasalah.

2,59 1,335

6. Penerimaan pegawai pada BMT telah melalu seleksi dengan kualifikasi tertentu.

3,80 ,701

3,65 0,90

Page 92: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

75

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa komponen

risiko pengedalian di BMT wilayah Jabodetabek berjalan cukup

efektif. Hasil ini menggambarkan masih banyak kekurangan

yang terjadi pada komponen risiko pengendalian di BMT

wilayah Jabodetabek.

4) Komponen Informasi dan Komunikasi

Berdasarkan data yang telah di peroleh dari responden

pada BMT yang berada di daerah Jabodetabek, berikut ini

adalah nilai rata rata dan standar deviasi dari tiap pertanyaan

kuesioner.

Tabel 4.20

Statistik Deskriptif Komponen Informasi dan Komunikasi

Informasi dan Komunikasi Mean Std Deviasi

1.

Laporan keuangan BMT sudah sesuai dengan Standar Akuntansi yang berlaku di Indonesia seperti ETAP.

4,25 ,686

2. Laporan keuangan BMT sudah mengikuti Standar Akuntansi Syariah.

4,16 ,645

3. Dalam pembuatan laporan BMT telah mengikuti Standar Usaha Mikro.

3,82 ,756

4. BMT tempat bapak/ibu bekerja terdapat diagram arus (Flowchart) mengenai alur transaksi, alur operasional dan alur persetujuan.

4,05 ,806

5. Sistem Akuntansi yang dilakukan BMT telah mencakup:

1. Formulir Nomor Urut Cetak 2. Adanya Buku Jurnal 3. Buku Besar serta Buku Pembantu 4. Adanya Klasifikasi Rekening 5. Adanya Laporan Keuangan

4,14 ,668

Page 93: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

76

Tabel 4.20 menjelaskan nilai rata-rata dan standar deviasi

komponen informasi dan komunikasi di BMT wilayah

Jabodetabek. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

pernyataan poin 7 “BMT telah memiliki sarana komunikasi

yang dapat memudahkan sirkulasi informasi di dalam internal

BMT” memiliki nilai rata-rata tertinggi sebesar 4,36 dengan

standar deviasi 0,613.

Selanjutnya, pernyataan “Laporan keuangan BMT sudah

sesuai dengan Standar Akuntansi yang berlaku di Indonesia

seperti ETAP.” memiliki nilai rata-rata 4,25 dengan standar

deviasi 0,686 menempati urutan kedua. Sedangkan nilai rata

rata terendah terdapat pada pernyataan “BMT telah

mengintegrasikan dana ZIS untuk menyelesaikan pembiayaan

bermasalah” dengan nilai 3,82 dengan standar deviasi 0,756.

Secara keseluruhan nilai rata-rata komponen informasi dan

komunikasi adalah 4,08 dengan standar deviasi 0,694. Dengan

6. Sistem akuntansi dalam kegiatan pengelolaan dana maupun pembiayaan telah dikomunikasikan ke semua personel BMT.

3,95 ,680

7. BMT telah memiliki sarana komunikasi yang dapat memudahkan sirkulasi informasi di dalam internal BMT.

4,36 ,613

8. Sistem pembiayaan BMT terdapat pemisahan fungsi tugas yang jelas antara fungsi operasional, fungsi administrasi, fungsi penyimpanan aktiva dan pencatatan aktiva.

3,98 ,698

4,08 0,694

Page 94: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

77

demikian dapat dikatakan bahwa komponen informasi dan

komunikasi di BMT wilayah Jabodetabek berjalan cukup

efektif.

5) Komponen Pemantauan

Berdasarkan data yang telah di peroleh dari responden

pada BMT yang berada di daerah Jabodetabek, berikut ini

adalah nilai rata rata dan standar deviasi dari tiap pertanyaan

kuesioner.

Tabel 4.21

Statistik Deskriptif Komponen Pemantauan

Tabel 4.21 menjelaskan nilai rata-rata dan standar deviasi

komponen pemantauan di BMT wilayah Jabodetabek. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa pernyataan poin 1 “BMT

telah melakukan pemeriksaan rutin terhadap pengelolaan dana

Penilaian Risiko Mean Std Deviasi

1. BMT telah melakukan pemeriksaan rutin terhadap pengelolaan dana nasabah.

4,25 ,686

2. BMT telah melakukan pemeriksaan dadakan terhadap pengelolaan dana nasabah.

4,16 ,645

3. BMT telah dengan cepat dan tanggap melakukan tindakan korektif atas kesalahan prosedur yang terjadi.

3,82 ,756

4. Pengurus secara berkala melakukan evaluasi terhadap seluruh kegiatan operasional BMT.

4,05 ,806

5. BMT telah melakukan kerjasama dengan pihak auditor eksternal dalam kegiatan audit setiap tahunnya.

4,14 ,668

4,08 0,712

Page 95: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

78

nasabah” memiliki nilai rata-rata tertinggi sebesar 4,25 dengan

standar deviasi 0,686. Selanjutnya, pernyataan “Laporan

keuangan BMT sudah sesuai dengan Standar Akuntansi yang

berlaku di Indonesia seperti ETAP.” memiliki nilai rata-rata

4,16 dengan standar deviasi 0,645 menempati urutan kedua.

Sedangkan nilai rata rata terendah terdapat pada pernyataan

“BMT telah mengintegrasikan dana ZIS untuk menyelesaikan

pembiayaan bermasalah” dengan nilai 3,82 dengan standar

deviasi 0,756.

Secara keseluruhan nilai rata-rata komponen informasi

dan komunikasi adalah 4,08 dengan standar deviasi 0,712.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa komponen informasi

dan komunikasi di BMT wilayah Jabodetabek berjalan cukup

efektif.

C. Pembahasan

Berdasarkan analisis data yang disajikan diatas untuk mengetahui

efektivitas sistem pengendalian internal pada BMT di wilayah Jabodetabek

dapat dilihat dalam penjelasan berikut.

1. Efektivitas komponen Lingkungan Pengendalian

Komponen Lingkungan Pengendalian dalam penelitian ini

memiliki nilai rata-rata 4,0 dengan standar deviasi 0,731. Hal ini sejalan

dengan penelitian Sartini pada tahun 2012 yang melakukan penelitian

Page 96: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

79

tentang implementasi sistem pengendalian internal terhadap pembiayaan

pada BMT di daerah Yogyakarta, hasilnya adalah sebanyak 75% BMT

telah secara Efektif melaksanakan komponen lingkungan pengendalian

internal.

Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Sepky dan Haifa pada

tahun 2015 melaksanakan penelitian tentang pelaksanaan sistem

pengendalian internal di BMT wilayah Depok hasilnya adalah sebesar

89,7% BMT sudah secar efektif melaksanakan komponen ini. Ayagre

dan Appiah pada tahun 2014 telah melaksanakan penelitian tentang

efektivitas sistem pengendalian internal pada lembaga keuangan di

Ghana, pada komponen lingkungan pengendalian ini mendapatkan nilai

rata rata sebesar 4,66 yang berarti hasil dari Ayagre dan Appiah

berbanding lurus dengan nilai rata-rata lingkungan pengendalian

penelitian ini. Nilai efektivitas dalam komponen ini termasuk dalam

kategori efektif. Nilai tersebut didapat karena BMT telah memiliki

struktur organisasi yang baik, dalam kuesioner yang terlah disebar serta

wawancara yang telah dilakukan di beberapa BMT seperti BMT

Huwaiza di daerah Rawamangun, BMT UGT Sidogiri di daerah Bekasi

serta BMT Amanah Syariah di daerah Bekasi, rata rata BMT tersebut

sudah memiliki struktur organisasi yang lengkap serta jelas sehinggi

didapatkan nilai rata-rata 4,36 yang termasuk dalam kategori efektif

untuk struktur organisasi.

Page 97: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

80

Selanjutnya, dalam pembagian tugas, wewenang dan tanggung

jawab rata rata BMT di wilayah Jabodetabek mendapatkan nilai rata rata

4,20 dikategorikan efektif dalam penelitian ini. BMT sudah melakukan

sistem pembagian tugas yang cukup baik didalam aktivitas

opersionalnya. Sehingga untuk beberapa BMT tidak terjadi tanggung

jawab ganda dalam pelaksanaan pekerjaannya. Meskipun begitu masih

ada BMT yang dalam kegiatan operasional melakukan tanggung jawab

ganda karena ruang lingkup BMT yang tidak terlalu besar contohnya

pada BMT Al-Ikhlas Villa Dago Tol. Seharusnya BMT lebih

memperhatikan tanggung jawab ganda pada kegiatan operasi BMT

karena sangat rawan terjadi kelalaian tanggung jawab atau lebih

parahnya akan terjadi fraud didalam kegiatan operasi BMT.

Dalam pembuatan Sistem Operasional Prosedur BMT di wilayah

Jabodetabek secara efektif sudah mengintegrasikan SOPnya dengan nilai

nilai keislaman. Dikatakan efektif karena nilai rata rata pada indikator ini

adalah 4,16. Beberapa BMT yang dijadikan sampel untuk di wawancara

seperti BMT Amanah Syariah atau BMT UGT Sidogiri sudah memiliki

SOP diintegrasikan dengan nilai Islam. Seperti didalam SOP

pembiayaan, BMT tersebut memperhatikan akad yang akan dilakukan

sehingga akad tersebut sudah sesuai dengan syariat yang berlaku

sehingga pembiayaan tersebut halal dan tidak menyalahi aturan Allah

Azza wa Jalla.

Page 98: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

81

Bapak Irfan selaku pengurus BMT UGT Sidogiri mengatakan,

“BMT UGT Sidogiri dalam melaksanakan akad pembiayaan selalu

mengikuti syariat yang berlaku dalam Islam. Tidak ada akad yang

mengandung Gharar, riba maupun maisyir.”

Selain itu dalam SOP penerimaan karyawan, BMT Amanah Syariah

memiliki peraturan untuk selalu menjalankan solat 5 waktu di masjid

untuk karyawan laki laki selain itu BMT Amanah Syariah juga memiliki

aturan untuk penggunaan pakaian karyawan yang sesuai ajaran Islam.

Bapak Agung sebagai Head of General Affairs and Human Resource dari

BMT Amanah Syariah mengatakan, ”BMT Amanah Syariah

berkomitmen untuk merekrut insan insan yang mendahulukan imannya

diatas segalanya. Maka dari itu tuntutan kita untuk pegawai yang ingin

bekerja disini harus mengikuti syariat Islam. Sebagai contoh untuk

pegawai laki laki diwajibkan untuk sholat 5 waktu ke masjid dan kita

melarang mereka untuk merokok.”

Selain sudah memiliki SOP yang sesuai dengan nilai keislaman,

BMT juga memperhatikan nilai etika islam dan kejujuran pada aktivitas

karyawannya, dalam penilaian dalam aspek ini mendapat rata rata 4,25

hal ini masuk kedalam kategori efektif.

Indikator dewan pengawasan Syariah memiliki nilai rata rata 4,27,

hasil ini menggambarkan bahwa BMT yang terletak di daerah

Jabodetabek terlah memperhatikan pentingnya dewan pengawas

terutama dewan pengawasan Syariah. Selain itu, dewan pengawas

Page 99: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

82

Syariah merupakan jabatan yang wajib dimiliki oleh setiap BMT sesuai

dengan Permen nomor 18/per/M.KUKM/IX/2018 pasal 4 tentang

pelaksanaan simpan pinjam dan pembiayaan Syariah oleh koperasi.

Untuk mendapatkan izin melakukan kegiatan operasional suatu koperasi

Syariah wajib memiliki dewan pengawas Syariah. Indra dari BMT Fajar

mengatakan,

“Dewan pengawas Syariah di BMT Fajar sangat proaktif dalam

melakukan pengawasan, dijadwalkan setiap sebulan sekali ada rapat

evaluasi bulanan dengan dewan pengawas, guna memberikan informasi

terbaru perihal kepatuhan syariah dari kegiatan BMT.”

BMT di daerah Jabodetabek telah memiliki kebijakan serta

prosedur yang jelas mengenai kepegawaian, pengembangan, penilaian

prestasi dan kompensasi kepada pegawai secara adil, hal ini ditandai

dengan nilai rata-rata indikator ini adalah 4,16 yang berarti sudah

berjalan secara efektif. Kebijakan tentang kepegawaian yang mencakup

pengembangan, penilaian prestasi dan kompensasi contohnya adalah

BMT memfasilitasi pelatihan sebagai saran pengembangan diri bagi

pegawainya. Selain pelatihan BMT pun melakukan penilaian prestasi

serta memberi kompensasi agar pegawai BMT bersemangat dalam

menjalankan tugasnya. BMT yang telah melakukan hal ini adalah BMT

Fajar yang terletak di daerah Tambun yang setiap 3 bulan sekali

mengadakan pelatihan tentang pemcatatan ataupun skema pembiayaan

yang efektif. Selain BMT Fajar, BMT Amanah Syariah pun melakukan

Page 100: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

83

hal serupa dan juga menerapkan sistem bonus jika pegawai berhasil

bekerja sesuai dengan target atau melebihi target yang sudah diberikan.

Walaupun BMT telah memfasilitasi setiap pegawai agar kinerja

pegawai tetap terjaga, BMT mengalami kekurangan ketika menjalankan

rotasi pekerjaan secara rutin. Pada penelitian ini penilaian rotasi kerja

hanya mendapat nilai rata rata 3,16 walaupun didalam penilaian masuk

ke kategori cukup efektif, namun hasil ini harus bisa ditingkatkan. Hal

ini terjadi karena banyak BMT yang cakupannya kecil dan karyawan

yang bekerja didalam BMT tersebut sedikit sehingga rotasi pekerjaan

tidak terlalu diperhatikan oleh manajemen BMT. Selanjutnya, BMT di

wilayah Jabodetabek telah menjalankan aktivitas operasionalnya sesuai

dengan prinsip-prinsip perkoperasian secara efektif dengan nilai rata rata

pada indikator tersebut adalah 3,98.

Dalam pelaksanaan operasinya BMT yang terletak di wilayah

Jabodetabek telah menjadikan kesadaran tentang pentingnya

pengendalian internal sudah berjalan secara efektif. Hal ini ditandai

dengan nilai rata rata 4,11 hal ini diperkuat dengan beberapa BMT yang

telah memiliki internal auditor ataupun dewan pengawasan manajemen

sehingga fungsi pengendalian internal sudah cukup berjalan walaupun

ada BMT yang tidak memiliki internal auditor.

Yang terakhir adalah fasililtas yang dimiliki oleh BMT yang

dijadikan sampel penelitian untuk BMT diwilayah Jabodetabek. Secara

keseluruhan BMT yang telah dijadikan objek penelitian memiliki

Page 101: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

84

fasilitas yang memadai, dari mulai ruangan berpendingin udara, fasilitas

Wifi serta didapati minuman yang disediakan oleh BMT untuk tamu

ataupun nasabah. Oleh karena itu fasilitas yang dimiliki BMT

mendapatkan nilai rata rata 3,77 yang berarti BMT sudah efektif dalam

meberikan fasilitas.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa komponen

lingkungan pengendalian dalam sistem pengendalian internal pada BMT

yang terletak di wilayah Jabodetabek sudah berjalan efektif. Dalam

komponen lingkungan pengendalian, yang ditekankan bukan hanya

kesesuaian kegiatan terhadap komponen pengendalian akan tetapi nilai

nilai keislaman juga tertanam didalam lingkungan pengendalian BMT

yang terdapat di Jabodetabek hal ini ditandai dengan BMT yang telah

mengintegrasikan nilai nilai keislaman dalam membuat sistem

operasional prosedur, selain itu etika islam serta kejujuran dititik

beratkan oleh BMT agar setiap karyawan memiliki akhlak yang baik

dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.

2. Efektivitas Aktivitas Pengendalian

COSO (2013:5) aktivitas pengendalian adalah tindakan-tinda kan

yang ditetapkan melalui kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur

yang membantu memastikan bahwa arahan manajemen untuk

mengurangi risiko terhadap pencapaian tujuan dilakukan pada seluruh

Page 102: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

85

entitas, pada berbagai tahap proses bisnis. Mencakup kebijakan dan

prosedur untuk membantu meyakinkan bahwa semua tindakan

dilaksanakan sesuai dengan arahan manajamen secara efektif.

Dalam aktivitas pengendalian secara nilai rata rata yang didapatkan

adalah 4,01. Angka tersebut menunjukkan bahwa aktivitas pengendalian

pada BMT di wilayah Jabodetabek dikategorikan efektif. Hasil ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Sartini pada tahun 2012 yang

mengatakan bahwa 52,6 % BMT telah efektif menjalankan komponen

aktivitas pengendalian. Sejalan dengan penelitian sartini, penelitian yang

dilakuakn Haifa dan Sepky pada tahun 2015 menjelaskan bahwa sudah

sebesar 88,5% BMT telah efektif menjelankan komponen aktivitas

pengendalian.

Indikator dalam aktivitas pengendalian salah satunya merupakan

adanya kebijakan dan prosedur dalam mengatur tercapainya target

pendanaan serta pembiayaan. Kedua indikator tersebut mendapat nilai

rata rata 4,05 serta 4,07. Angka tersebut menggambarkan bahwa prosedur

dan kebijakan BMT tentang pendanaan serta pembiayaan sudah berjalan

secara efektif. Sebagai contoh, pada BMT Amanah Syariah sudah

menjelaskan secara detail prosedur simpan maupun pinjam baik

peraturan untuk nasabah sehingga peraturan tentang akad yang akan

digunakan sehingga risiko yang akan timbul karena kegiatan simpan

pinjam dapat diminimalisir.

Page 103: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

86

Bapak Irfan dari UGT Sidogiri mengatakan,

”BMT UGT Sidogiri sudah memiliki tim analis kredit untuk

menghitung resiko pengembalian pinjaman. Karena nasabah kita adalah

pedagang pasar, risiko untuk tidak baliknya uang itu akan lebih besar.

Maka dari itu kami menyiapkan tim analis kredit sebagai salah satu

prosedur untuk persetujuan kredit.” Hal demikian juga dilakukan oleh

BMT yang lain yang berada di wilayah Jabodetabek.

Selain kebijakan dan prosedur, BMT juga sudah melakukan

pembuatan nomor urut cetak untuk kegiatan pendanaan maupun

pembiayaan. Nilai rata rata yang didapatkan oleh indikator ini 3,86 dan

4,14. Sehingga indikator ini dapat dikategorikan efektif. Hal ini

dibuktikan dengan setiap BMT yang dijadikan sampel untuk penelitian

ini sudah memiliki nomor bukti untuk setiap kegiatan transaksinya. Hal

ini dilakukan untuk mengurangi risiko transaksi yang tidak tercatat sesuai

dengan nomor urutnya, selain itu adanya nomor urut yang tercetak di

dalam formulir juga agar mempermudah dalam melakukan tracing

transaksi. Bukan hanya terdapat nomor urut di formulir, BMT juga sudah

melaksanakan otorisasi untuk pembiayaan yang dilakukan oleh pejabat

yang berwenang pada BMT. Untuk indikator ini didapatkan nilai rata-

rata sebesar 4,32, nilai ini menggambarkan bahwa otorisasi yang

dilakukan oleh BMT sudah efektif. Sehingga seluruh kegiatan

pembiayaan maupun pendanaan serta masuk dan keluarnya uang pada

BMT sudah dikendalikan secara tepat.

Page 104: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

87

BMT yang beroperasi di wilayah Jabodetabek secara efektif sudah

menjalankan pembagian fungsi yang jelas antara fungsi operasional,

fungsi administrasi serta fungsi pencatatan aktiva dengan nilai rata rata

3,98. BMT Syariah Riyal, BMT Fajar, BMT Huwaiza, BMT Al Fath

Ikmi serta beberapa BMT yang peneliti datangi sudah memiliki

pemisahan fungsi yang jelas dan memiliki pencatatan inventaris untuk

setiap aktiva yang dimilikinya. Indra dari BMT Fajar mengatakan “BMT

Fajar sangat memperhatikan pembagian tugas di dalam internal BMT.

Maka dari itu untuk merefresh para pekerja, setiap 6 bulan sekali terdapat

rolling tugas antar pegawai. Selain alasan tersebut, hal ini juga dijadikan

pengawasan silang antar pegawai.”

Selain itu BMT tersebut sudah memiliki pencatatan atas perawatan

aktiva. Sehingga seluruh fungsi tugas dan pencatatan terdokumentasai

secara jelas demi mengurangi risiko tumpang tindih fungsi serta risiko

kesalahan pemcatatan aktiva yang dimiliki.

Selain untuk pelaksanaan kegiatan komersial yang menghasilkan

keuntungan, BMT juga memperhatikan aktivitas pengendalian dari

kegiatan ZIS yaitu zakat, infaq dan sodaqoh. BMT yang berada di

Jabodetabek telah melakukan penyaluran dana ZIS kepada pihak pihak

yang menerimanya secara efektif dengan nilai rata-rata 3,84. Selain itu

BMT juga memperhatikan prosedur pengawasan atas penyaluran dana

ZIS, BMT sudah memiliki SOP tersendiri dalam melakukan penyaluran

Page 105: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

88

dana ZIS, hal ini tergambarkan dengan nilai rata-rata 3,86 yang

merupakan kategori efektif dalam prosedur pengawasan dana ZIS.

3. Efektivitas Penilaian Risiko

Penilaian Risiko Merupakan mekanisme untuk mengidentifikas i,

menganalisis dan mengelola berbagai risiko dalam organisasi dikaitkan

dengan tujuan yang ingin dicapai. Dalam COSO (2013) bahwa penilaian

risiko melibatkan proses yang dinamis dan interaktif untuk

mengidentifikasi dan meniai risiko terhadap pencapaian tujuan (COSO,

2013). Pada penelitian ini, komponen penilaian risiko diukur dengan

pernyataan tentang penggunaan prinsip 5C (Character, Capacity, Capital,

Colleteral dan Condition) yang merupakan salah satu penilaian risiko

yang sering digunakan didalam kegiatan pembiayaan (Wahyuni, 2008).

Dalam penggunaan prinsip 5C dalam pemberian pembiayaan BMT yang

beroperasi di wilayah Jabodetabek mendapatkan nilai rata rata 4,16. Nilai

tersebut dapat menjelaskan bahwa penggunaan prinsip 5C berjalan

efektif dalam kegiatan pembiayaan BMT. Hasil ini juga diperkuat oleh

pernyataan beberapa manajer BMT yang kami tanyakan bahwa prinsip

5C ini wajib dijalankan dalam proses pra-pembiayaan bagi nasabah.

Prinsip 5C digunakan untuk menilai apakah nasabah sudah pantas

atau mampu untuk diberikan pembiayaan. Selain prinsip 5C, BMT dalam

operasinya juga melakukan personal guarantee atau group lending

financing dalam melaksanakan pembiayaan, untuk hal ini masih banyak

Page 106: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

89

BMT yang tidak paham maksud dari group lending financing sehingga

peneliti hanya menitik fokuskan dengan jawaban personal guarantee

dalam proses pembiayaan beberapa BMT melakukan personal guarantee

sebagai jaminan dari pembiayaan dengan nilai rata rata 3,55 yang berarti

BMT cukup efektif dalam penggunaan personal guarantee dalam

prosedur pemberian pembiayaan.

BMT juga memperhatikan alokasi dana cadangan untuk kredit

macet atau NPF Allowance, nilai rata rata untuk pengalokasian dana

untuk kredit macet adalah 3,91 yang berarti BMT secara efektif

memperhatikan alokasi dana agar tidak terjadi kerugian yang lebih parah

yang bisa membahayakan keadaan keuangan BMT itu sendiri. Selain

pengalokasian dana cadangan, BMT juga sudah melakukan alokasi untuk

menghapusan piutang pembiayaan yang bermasalah dengan nilai rata

rata 3,86 yang berarti BMT sudah secara efektif melakukan penghapusan

piutang yang tak tertagih.

Pengurus BMT Al Huwaiza mengatakan bahwa, “BMT setiap

bulan selalu menyisihkan dana sebagai alokasi jikalau terjadi kegagalan

pengembalian dana. Kita selalu memperhatikan hal terburuk yang

mungkin terjadi di kemudian hari.”

Hal berbeda dilakukan oleh BMT Bintaro, dalam wawancara yang

dilakukan peneliti. “BMT kami melakukan penyisihan pembiayaan tak

tertagih sesuai dengan aging piutang yang kami buat, jika dalam 3 bulan

tidak bisa membayar angsuran akan kami berikan pembaharuan akad,

Page 107: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

90

jika tidak, agunan yang telah diberikan bisa kami jual untuk mengganti

jumlah angsuran yang tidak terbayarkan.” Kata pengurus BMT Bintaro.

Di dalam butir pernyataan peneliti menyinggung tentang alokasi

dana ZIS untuk menyelesaikan pembiayaan yang bermasalah, hasilnya

adalah 2,59 yang berarti sangat tidak efektif. Hal ini terjadi karena ada

beberapa BMT yang berpendapat seperti BMT UGT Sidogiri, BMT Al

Ikhlas Vila Dago, BMT Caman dan beberapa BMT menganggap untuk

dana ZIS tidak boleh sembarangan digunakan untuk menutupi

pembiayaan yang bermasalah.

“Karena rata rata pembiayaan yang dilakukan adalah untuk hal hal

komersil seperti untuk modal usaha ataupun pembelian barang barang

sekunder seperti kendaraan atau telepon genggam. Hal ini yang

menjadikan alasan mereka untuk tidak mengalokasikan dana ZIS untuk

menyelesaikan masalah pembiayaan karena sasarannya tidak tepat.” tutur

Bapak Agung pengurus BMT Amanah syariah.

Hutang yang bisa ditutupi oleh ZIS menurut mereka adalah hutang

yang sifatnya untuk makan sehari hari atau hal hal yang memiliki urgensi

tinggi. Hal tersebut yang menjadikan alasan mengapa penggunaan dana

ZIS untuk menutupi pembiayaan yang bermasalah tidak berjalan efektif.

Setelah itu penilaian risiko selanjutnya adalah tentang penerimaan

pegawai, BMT di wilayah Jabodetabek sudah memperhatikan kegiatan

penerimaan pegawainya secara efektif dengan nilai rata rata 3,80. Seleksi

penerimaan pegawai di BMT Amanah Syariah sebagai contoh, untuk

Page 108: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

91

posisi posisi tertentu seperti analis kredit atau staff keuangan minimal

kualifikasi pendidikannya adalah Diploma 3. “Di BMT Amanah Syariah,

untuk posisi strategis seperti accounting atau analis kredit kualifikasi

minimal yang kami tetapkan adalah D3. Bahkan hampir semua karyawan

kami adalah sarjana.” ujar Agung yang ditemui pada saat sesi

wawancara.

Selain itu ada aturan aturan seperti larangan bagi perokok untuk

bisa masuk ke BMT tersebut serta mewajibkan pegawainya untuk bisa

membaca Al Quran. Hal ini yang membuat BMT sedikit ketat dalam

melakukan seleksi penerimaan pegawainya agar bisa mendapatkan

pegawai yang sesuai serta kompeten dibidang yang akan digeluti. Selain

itu ada sisi spiritual yang diperhatikan BMT agar mendapatkan pegawai

yang memiliki akhlak yang baik. Secara keseluruhan komponen

penilaian risiko mendapatkan nilai rata rata 3,65 untuk itu dapat

dikategorikan bahwa komponen penilaian risiko berjalan secara efektif.

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sartini

pada tahun 2012 yang mengatakan bahwa 66,7 % BMT telah efektif

menjalankan komponen penilaian resiko. Sejalan dengan penelitian

sartini, penelitian yang dilakuakn Haifa dan Sepky pada tahun 2015

menjelaskan bahwa sudah sebesar 90% BMT telah efektif menjelankan

komponen penilaian resiko.

Page 109: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

92

4. Efektivitas Informasi dan Komunikasi

Sistem informasi dan komunikasi memungkinkan orang-orang

dalam organisasi untuk memperoleh dan berbagi informasi yang

diperlukan untuk mengelola, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan

operasional. COSO (2013:5) menjelaskan bahwa informasi sangat

penting bagi setiap entitas untuk melaksanakan tanggungjawab

pengendalian internal guna mendukung pencapaian tujuan-tujuan

organisasi.

Komponen Informasi dan komunikasi mendapatkan nilai rata rata

sebesar 4,08 yang berarti bahwa komponen ini dikategorikan sudah

berjalan secara efektif. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Sartini pada tahun 2012 yang mengatakan bahwa 88,7 % BMT telah

efektif menjalankan komponen informasi dan komunikasi. Sejalan

dengan penelitian sartini, penelitian yang dilakuakn Haifa dan Sepky

pada tahun 2015 menjelaskan bahwa sudah sebesar 84,6% BMT telah

efektif menjalankan komponen informasi dan komunikasi.

Nilai rata rata secara keseluruhan didapatkan dari beberapa

subkomponen yang terbagi menjadi delapan. Yang pertama adalah

subkomponen tentang pelaporan keuangan yang masih menggunakan

standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik (SAK

ETAP) dengan nilai rata rata 4,25 yang membuktikan bahwa BMT sudah

secara efektif menjadikan SAK ETAP menjadi dasar pelaporan

keuangannya, namun SAK ETAP ini digunakan hanya untuk BMT yang

Page 110: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

93

cakupan bisnisnya kecil. Untuk BMT yang memiliki cakupan bisnis lebih

besar BMT sudah menggunakan standar akuntansi keuangan Syariah

yang sudah berlaku di Indonesia. Untuk BMT yang sudah menggunakan

SAK Syariah mendapat nilai rata-rata 4,16 yang berarti penggunaan SAK

Syariah sudah efektif dilakukan di BMT.

“Laporan keuangan kami sudah sesuai SAK yang berlaku di

Indonesia. Sistem yang kami gunakan sehari hari sudah dibuat sesuai

denga Standar akuntansi keuangan syariah.” ujar Bapak Doddy dari BMT

Nasuha Rawamangun.

Dalam pelaksanaan pekerjaan agar sirkulasi pekerjaan lebih

mudah, dibutuhkan flowchart untuk melihat alur transaksi yang terjadi

maka dari itu diagram arus diperlukan, BMT sudah memiliki diagram

alur untuk seluruh kegiatannya dengan nilai rata rata 4,05 yang berarti

BMT sudah secar efektif menggunakan diagram alur didalam setiap

kegiatannya.

“Sistem yang kami buat sudah berdasarkan flowchart, sehingga

sirkulasi transaksi dapat ditracking secara jelas.” Menurut Bapak Doddy

ketika ditanyakan mengenai flowchart.

Selanjutnya adalah pengunaan sistem informasi akuntansi didalam

kegiatan BMT dengan nilai rata rata 4,14 menunjukkan bahwa BMT

yang beroperasi di daerah Jabodetabek sudah secara efektif

menggunakan sistem informasi akuntansi. Ada beberapa sistem

akuntansi yang digunakan di BMT ada SI-BMT, Zahir, PAK-Kopsyah

Page 111: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

94

dan ada juga yang mengembangkan sistem informasi akuntansinya

sendiri. Sehingga seluruh data keuangan dapat terintegrasi dari hulu ke

hilir. “Demi kejelasan dan ketepatan informasi, kami dari awal berdiri

pada tahun 2017 telah membangun sistem akuntansi sendiri sehingga

semua laporan yang dibuat sudah sesuai dengan peraturan berlaku dan

juga seluruh transaksi dapat dicatat dengan rapih.” Ujar Agung dari BMT

Amanah Suariah ketika ditanyakan tentang aplikasi akuntansi yang ada

di BMT.

Hal serupa juga dilakukan oleh BMT UGT Sidogiri,”Se mua

transaksi yang kami buat selalu di input kedalam sistem Si-BMT

sehingga akan terdokumentasikan dengan rapi. Selain itu dengan adanya

sistem. Pihak pusat dapat melihat kegiatan transaksi dari setiap cabang.”

kata Irfan pengurus BMT UGT Sidogiri.

Akan tetapi ada beberapa BMT yang masih menggunakan

Microsoft excel sederhana sebagai alat pencatatan akuntansinya. “BMT

kami hanya mencakup perumahan di sekitar sini saja, jadi menurut saya

sistem akuntansi masih belum penting kami gunakan. Microsoft Excel

masih lebih dari cukup untuk kami.” Ujar Bapak Jasman pengurus BMT

Vila Dago Tol ketika ditanya urgensi tentang sistem akuntansi yang ada

di BMT.

Keterbukaan informasi antar personil adalah suatu hal yang penting

demi terjalinnya sebuah kerjasama yang baik, BMT di wilayah

Jabodetabek memiliki nilai 3,95 dalam hal keterbukaan informasi. Hasil

Page 112: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

95

ini menyatakan bahwa keterbukaan informasi sudah berjalan secara

efektif di BMT daerah Jabodetabek. Selain itu sirkulasi informasi telah

dijalankan dengan baik di BMT wilayah Jabodetabek dengan nilai rata

rata 4,36 menunjukkan bahwa BMT memberikan wadah yang baik untuk

sirkulasi informasi. Sebagai contoh di BMT UGT Sidogiri antar cabang

akan memiliki grup di Whatsapp sebagai sarana pertukaran informasi

selain itu juga setiap bulannya diadakan rapat untuk evaluasi serta

menginfokan informasi yang sekiranya dibutuhkan.

“Disetiap cabang memiliki grup Whatsapp agar sirkulasi informasi

di dalam BMT terus berjalan secarar cepat. Selain itu, pusat juga

membuat grup yang berisi perwakilan cabang. Sehingga informasi dari

pusat akan mudah untuk diseberkan.” Menurut Irfan ketika ditanya

tentang urgensi penggunaan grup WA.

5. Efektivitas Pemantauan

Proses penilaian terhadap kualitas dan efektivitas dari sistem

pengendalian intern, termasuk modifikasi dan penyempurnaannya

apabila diperlukan. COSO (2013:5) menjelaskan bahwa pemantauan

merupakan kegiatan evaluasi dengan beberapa bentuk apakah yang

sifatnya berkelanjutan, terpisah ataupun kombinasikeduanya yang

digunakan untuk memastikan apakah masing-masing dari lima

komponen pengendalian ada dan berfungsi.

Page 113: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

96

BMT telah melaksanankan komponen pemantauan secara efektif

dengan nilai rata rata efektivitas 4,08. Hal ini menunjukkan BMT sudah

menjalankan komponen pemantauan secara baik. Hal ini sejalan dengan

penelitian Sartini pada tahun 2012 yang melakukan penelitian tentang

implementasi sistem pengendalian internal terhadap pembiayaan pada

BMT di daerah Yogyakarta, hasilnya adalah sebanyak 66,7% BMT telah

secara Efektif melaksanakan komponen pemantauan. Selain itu

penelitian yang dilakukan oleh Sepky dan Haifa pada tahun 2015

melaksanakan penelitian tentang pelaksanaan sistem pengendalian

internal di BMT wilayah Depok hasilnya adalah sebesar 89,7% BMT

sudah secar efektif melaksanakan komponen ini. Ayagre dan Appiah

pada tahun 2014 telah melaksanakan penelitian tentang efektivitas sistem

pengendalian internal pada lembaga keuangan di Ghana, pada komponen

lingkungan pengendalian ini mendapatkan nilai rata rata sebesar 4,72

yang berarti hasil dari Ayagre dan Appiah berbanding lurus dengan nilai

rata-rata pemantauan penelitian ini.

Indikator dalam komponen pemantauan salah satunya adalah BMT

telah melakukan pemeriksaan rutin terhadap pengelolaan dana nasabah

serta BMT juga sudah melakukan kegiatan sidak atau inspeksi dadakan

atas pengelolaan dana nasabah, kedua indikator tersebut memiliki nilai

rata rata 4,25 dan 4,16 nilai tersebut menujukkan bahwa kedua indicator

tersebut sudah berjalan efektif. Ketika terjadi kesalahan baik sengaja

ataupun tidak sengaja BMT telah secara efektif dalam melakukan

Page 114: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

97

tindakan korektif agar masalah tidak membesar, untuk indikator ini nilai

rata rata yang didapatkan adalah 3,82.

Beberapa BMT seperti BMT Syariah Riyal dalam menanggapi

kegiatan korektif langsung mengevaluasi kesalahan yang terjadi serta

memperbaiki kesalahan tersebut. Selain menanggapi kesalahan yang

terjadi, BMT juga sudah secar rutin melaksanakan evaluasi terhadap

seluruh kegiatan operasionalnya, nilai rata rata dari indikator ini adalah

4,05. Nilai ini menggabarkan bahwa BMT telah efektif melakukan rapat

evaluasi untuk kegiatan opersional. Hal ini di buktikan oleh BMT UGT

Sidogiri Bekasi, Warakas maupun Penggilingan yang setiap sebulan

sekali melaksanakan rapat evaluasi kinerja bulanan. Selain rapat di

kalangan karyawan, setiap 3 bulan sekali dilakukan evaluasi bersama

dewan pengawas Syariah dan setiap tahunnya dilakukan rapat anggota

tahunan untuk memberikan laporan pertanggung jawaban kepada

anggota.

Yang terakhir adalah kesadaran BMT dalam melakukan kegiatan

audit eksternal, nilai 4,14 menggambarkan BMT telah secara efektif telah

melakukan kegiatan audit eksternal sebagai evaluasi atas laporan

tahunannya. Namun masalahnya hanya BMT yang memiliki cakupan

yang besar yang menggunakan auditor eksternal. Hal ini dikarenakan

budget yang minim serta cakupan yang terlalu kecil yang dijadikan

alasan mengapa tidak menggunakan jasa auditor eksternal.

Page 115: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

98

“BMT Nasuha, secara rutin melakukan inspeksi karyawan. Baik

karyawan yang bertugas sebagai teller maupun petugas yang berada di

dalam kantor sebagai staff. Hal ini kami lakukan guna memantau

aktivitas. Agar aktivitas yang dilakukan oleh pegawai sesuai dengan SOP

yang telah kami buat. Jika ada masalah, kami langsung

menginformasikannya ke dewan pengawas dan dalam waktu dekat

setelah itu, langsung diadakan rapat untuk menyelesaikan masalah yang

terjadi.” ujar pengurus BMT Nasuha Rawamangun.

Sejalan dengan BMT Nasuha, BMT Syariah Riyal juga

menjalankan hal yang sama mengenai inspeksi dadakan yang dilakukan

secara rutin. Sehingga menurut pengurus akan sangat mudah memantau

kegiatan operasional yang dilakukan pegawai. Hanya saja ketika ditanya

tentang penggunaan auditor eksternal dalam membantu mengevaluasi

proses internal BMT, pengurus BMT engggan menjawab KAP apa yang

sudah kerjasama dengan mereka.

Page 116: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

99

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang dilakukan pada bab sebelumnya, sistem

pengendalian internal sudah di implementasikan oleh seluruh BMT yang

dijadikan responden penelitian.

Implementasi sistem pengendalian internal pada BMT yang terletak di

wilayah Jabodetabek mendapatkan nilai 3,97. Hasil tersebut membuktikan

bahwasanya sistem pengendalian internal didalam baitul maal wa tamwil di

wilayah Jabodetabek sudah efektif. Angka tersebut dapat dilihat dari penjelasan

per komponen sebagai berikut:

1. Komponen lingkungan pengendalian memiliki nilai rata-rata efektivitas

sebesar 4,00. Nilai ini menunjukkan bahwa komponen ini sudah berjalan

secara efektif didalam sistem pengendalian internal BMT di wilayah

Jabodetabek.

2. Komponen aktivitas pengendalian memiliki nilai rata-rata efektivitas

sebesar 4,01. Nilai ini menunjukkan bahwa komponen ini telah secara

efektif berjalan didalam sistem pengendalian internal BMT di wilayah

Jabodetabek.

3. Komponen penilaian risiko memiliki nilai rata-rata efektivitas sebesar 3,65

Hasil ini tidak terlalu impresif, hal ini dikarenakan ada beberapa indikator

yang hasilnya tidak efektif yang sudah dijelaskan di pembahasan. Namun

Page 117: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

100

hasil ini masih termasuk kategori efektif dalam sistem pengedalian internal

BMT di wilayah Jabodetabek.

4. Komponen informasi dan komunikasi memiliki nilai rata-rata 4,08. Nilai ini

menunjukkan bahwa kompponen ini terlah berjalan efektif di dalam sistem

pengendalian internal BMT di wilayah Jabodetabek. Komponen ini adalah

salah satu daari dua yang memiliki nilai rata-rata terbaik dalam penelitian

ini.

5. Komponen pemantauan memiliki nilai rata-rata yang sama dengan

komponen informasi dan komunikasi yaitu 4,08. Hanya saja yang

membedakan ada di standar deviasinya pada komponen ini standar deviasi

yang didapat adalah 0,712. Nilai rata-rata yang didapatkan pada komponen

pemantauan ini menunjukkan bahwa komponen pemantauan telah berjalan

secara efektif didalam sistem pengendalian internal BMT di wilayah

Jabodetabek.

Selain itu, BMT di wilayah Jabodetabek juga sudah menjalankan

operasinya sesuai dengan nilai nilai islam. Hal ini dapat dilihat dari

pembahasan diatas, semua BMT secara efektif melakukan akad dalam

pembiayaan atau pendanaan sesuai dengan syariat Islam. Selanjutnya, BMT

juga memperhatikan nilai nilai islam pada karyawannya, karyawan BMT

dituntut untuk menggunakan pakaian yang sopan serta menutup aurat.

Pegawai BMT pun ditutuntut untuk selalu jujur dan sopan dalam

melaksanakan pekerjaannya. Hanya saja beberapa BMT masih kurang

memperhatikan integrasi ZIS. Namun integrasi ZIS ini masih prokontra,

Page 118: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

101

karena ada beberapa BMT, seperti Al-Ikhlas dan Al-Huwaiza yang

menanggap untuk integrasi ZIS di BMT perlu kajian mendalam agar tidak

ada kesalahan dalam menentukan yang berhak menerima dana ZIS.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan diatas maka peneliti dapat

memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi BMT di Wilayah Jabodetabek

a. Perlu adanya peningkatan efektivitas pada komponen lingkunga n

pengendalian, karena secara keselurahan komponen ini belum masuk

dalam kategori sangat efektif. Item yang memiliki rata-rata efektivitas

paling rendah adalah adanya pengawas independen di dalam organisasi,

sehingga penulis menyarankan untuk membentuk satuan pengawas

independen yang bertugas untuk mengawasi kegiatan-kegiatan yang

dilakukan oleh anggota organisasi.

b. Pada komponen aktivitas pengendalian perlu dilakukan evaluasi

terhadap efektivitas kegiatan yang sudah berjalan. Walaupun hasilnya

sudah efektif hanya saja ada indikator yang masih mendapat nilai rata

rata rendah seperti tentang penyaluran dana ZIS, hal ini harus menjadi

perhatian manajemen agar kinerja penyaluran dana ZIS pada BMT dapat

lebih maksimal.

c. Komponen penilaian risiko merupakan komponen yang memliki nilai

rata-rata terendah sehingga komponen ini harus diperhatikan secara

mendalam bagi manajemen BMT di wilayah Jabodetabek. Salah satu

Page 119: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

102

indikator terburuk adalah integrasi ZIS ke pembiayaan bermasalah.

BMT harus punya solusi untuk mengurangi masalah ini. Seperti, lebih

melakukan kajian mendalam tentang pemanfaatan dana ZIS sehingga

bias dituangkan ke peraturan tentang integrase dana ZIS untuk

pembiayaan bermasalah.

d. Untuk komponen Informasi dan komunikasi, peneliti menyarankan agar

BMT yang belum menggunakan sistem komputerisasi akuntansi segera

menggunakannya. Karena banyak manfaat yang akan didapatkan dari

penggunaan SIA, salah satunya mempercepat pekerjaan serta laporan

yang dihasilkan sudah sesuai standar yang berlaku.

e. Yang terakhir adalah komponen pemantauan, peneliti menyarankan

agar melakukan kerjasama dengan pihak auditor eksternal untuk

mengevaluasi laporan keuangan sehingga secara pengendalian BMT

sudah di evaluasi secara internal maupun eksternal. Serta akuntabilitas

BMT akan teruji dan dinilai.

f. Dalam menjalankan operasional, BMT harus menguatkan nilai nilai

keislaman. Harus bisa mengintegrasikan komponen pengendalian

dengan nilai nilai yang sudah Islam ajarkan untuk menjalankan kegiatan

operasionalnya.

2. Bagi penelitian selanjutnya

Studi ini hanya menjelaskan efektivitas sistem pengendalian BMT di

wilayah Jabodetabek, penulis merekomendasikan untuk peneliti selanjutnya

agar dapat memperluas cakupan wilayah penelitian. Selain itu, peneliti juga

Page 120: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

103

merekomendasikan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan studi

komparasi sistem pengedalian internal yang ada di BMT dengan di BPRS

agar dapat mengetahui sudah seberapa baik opersional shariah microfinance

institution yang ada di Indonesia.

Page 121: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

104

DAFTAR PUSTAKA

Al-thuneibat, Ali A., Awad S. Al-rehaily, and Yousef A. Basodan. 2015. “The

Impact of Internal Control Requirements on Profitability of Saudi

Shareholding Companies.”

Ismail, Abdul Ghafar and Thoughts Centre. 2014. “Sustainability of BMT

Financing for Developing Micro-Enterprises Sustainability of BMT Financing

for Developing Micro-Enterprises.” (May).

Jakarta, Tim FEB UIN. 2012. Buku Panduan Penulisan Skripsi. Jakarta:

Universitas Islam Syarif Hidayatullah.

Mardian, Sepky and Rabitha Nabila Haifa. 2015. “Implementing The Internal

Control System In The Islamic Microfinance Institutions.” Ahkam 15(2):189–

98.

Muhammad Iqmal Hisham, Kamaruddin and Ramli Nathasa Mazna. 2015.

“Internal Control Practices in Islamic Non-Profit Organization in Malaysia.”

Proceedings of The Islamic Economic System Conference 2015 (IECONS

2015) (September):511–27.

Seibel, Hans Dieter and Hans Dieter. 2014. “Econstor.” (January).

Wardiwiyono, Sartini. 2012. “Internal Control System for Islamic Micro Financing:

An Exploratory Study of Baitul Maal Wat Tamwil in the City of Yogyakarta

Indonesia.” International Journal of Islamic and Middle Eastern Finance and

Management 5(4):340–52.

Al-thuneibat, Ali A., Awad S. Al-rehaily, and Yousef A. Basodan. 2015. “The

Impact of Internal Control Requirements on Profitability of Saudi

Page 122: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

105

Shareholding Companies.”

Ismail, Abdul Ghafar and Thoughts Centre. 2014. “Sustainability of BMT

Financing for Developing Micro-Enterprises Sustainability of BMT Financing

for Developing Micro-Enterprises.” (May).

Jakarta, Tim FEB UIN. 2012. Buku Panduan Penulisan Skripsi. Jakarta:

Universitas Islam Syarif Hidayatullah.

Mardian, Sepky and Rabitha Nabila Haifa. 2015. “Implementing The Internal

Control System In The Islamic Microfinance Institutions.” Ahkam 15(2):189–

98.

Muhammad Iqmal Hisham, Kamaruddin and Ramli Nathasa Mazna. 2015.

“Internal Control Practices in Islamic Non-Profit Organization in Malaysia.”

Proceedings of The Islamic Economic System Conference 2015 (IECONS

2015) (September):511–27.

Seibel, Hans Dieter and Hans Dieter. 2014. “Econstor.” (January).

Wardiwiyono, Sartini. 2012. “Internal Control System for Islamic Micro Financing:

An Exploratory Study of Baitul Maal Wat Tamwil in the City of Yogyakarta

Indonesia.” International Journal of Islamic and Middle Eastern Finance and

Management 5(4):340–52.

Page 123: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

106

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 124: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

107

LAMPIRAN KUESIONER

Page 125: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

108

Instrumen Penelitian

Kuesioner

Kepada yang terhormat Bapak/Ibu/Responden,

Assalamualaykum Warahmatullah Wabarakatuh,

Dengan Hormat,

Saya Bagaskara Nur Putra, mahasiswa jurusan akuntansi semester 8 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sedang melakukan penelitian tentang Efektivitas Pengendalian Internal pada Baitul Maal wa Tamwil yang berada di daerah Jabodetabek. Penelitian ini dilakukan dalam rangka penyelesaian studi program S1. Tema dari penelitian ini adalah “Analisis Efektivitas Implementasi Sistem Pengendalian Internal pada Baitul Maal wa Tamwil (Studi Empiris pada BMT di wilayah Jabodetabek). Data yang diperoleh dari kuesioner ini akan di gunakan sebaik-baiknya hanya untuk kepentingan penelitian. Oleh karena itu, saya akan menjaga kerahasiaan identitas Bapak/Ibu. Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

Wassalamualaykum Warahmatullah Wabarkatu

Hormat saya,

Bagaskara Nur Putra (081218718860)

[email protected]

Petunjuk pengisian

Berikan tanda silang (X) atau checklist (√) pada pilihan jawaban saudara.

A. Profil Responden 1. Nama :.

2. Pendidikan

□ SD □ SMP □ SMA □S1 □ S2 □ S3

Page 126: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

109

3. Jenis kelamin □ Laki Laki □ Perempuan

4. Jenis Pekerjaan □ Dewan Pengawas Syariah □ General Manager □ Manajer/Kepala □ Administrasi

5. Usia □ <18 □ 19-28 □ 29-39 □ >40

6. Penghasilan □ <1jt □ 1-3 jt □ 3,1-5 jt □ 5,1-10 jt □ >10 jt

7. Lama bekerja di BMT □ < 1 tahun □ 1-3 tahun □ 3-5 tahun □ >5 tahun

B. Pertanyaan Efektivitas Pengendalian Internal Baitul Maal wa Tamwil Petunjuk pengisian:

Berikan pendapat/persepsi anda tentang Efektivitas kegiatan pengendalian pada BMT. Untuk memudahkan anda dalam menjawab telah di sediakan kolom 1 sampai 5. Kolom tersebut terdiri dari TA: TIDAK ADA, K: KURANG, C: CUKUP, B: BAIK, SB: SANGAT BAIK Tidak ada jawaban benar atau salah. Anda bebas memilih jawaban. Berikan tanda silang (X) atau checklist (√) pada pilihan jawaban saudara.

Silahkan untuk diisi. NO Pertanyaan Jawaban

Sistem Pengendalian Internal

TA

K

C

B

SB

Lingkungan Pengendalian

Page 127: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

110

1. BMT sudah terdapat struktur organisasi.

2. BMT telah melakukan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang cukup jelas.

3. BMT telah memiliki Standar Operasional Prosedur yang terintegrasi dengan nilai nilai keislaman.

4. BMT telah terdapat Dewan Pengawas Syariah.

5. BMT telah terdapat kebijakan prosedur yang jelas mengenai kepegawaian, pengembangan, penilaian prestasi dan kompensasi kepada pegawai secara adil.

6. BMT telah melakukan rotasi pekerjaan secara rutin.

7. BMT telah menerapkan prinsip prinsip perkoperasiaan.

8. BMT dalam melakukan tindakan atau prosedur telah mencerminkan sikap tentang pentingnya pengendalian internal.

9. BMT telah terdapat nilai etika islam dan kejujuran pada aktivitas karyawan.

10. BMT memberikan perhatian yang cukup dalam perekrutan dan training pada karyawan.

11. BMT telah memiliki program pengembangan dan pelatihan karyawan.

12. BMT terdapat fasilitas yang memadai.

Aktivitas Pengendalian

13. BMT terdapat kebijakan dan prosedur pengaturan untuk mencapai target pendanaan.

14. BMT terdapat kebijakan dan prosedur pengaturan untuk mencapai target pembiayaan.

15. Formulir-formulir yang berhubungan dengan pendanaan pada BMT telah memiliki nomor urut cetak.

16. Formulir-formulir yang berhubungan dengan pembiayaan pada BMT telah memiliki nomor urut cetak.

Page 128: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

111

17. Otorisasi pemberian pembiayaan dilakukan oleh pejabat yang berwenang pada BMT.

18. BMT telah melakukan penyaluran dana ZIS kepada orang yang berhak menerimanya.

19. BMT telah melakukan prosedur pengawasan atas penyaluran dana ZIS.

20. Sistem pembiayaan BMT terdapat pemisahan fungsi tugas yang jelas antara fungsi operasional, fungsi administrasi, fungsi penyimpanan aktiva dan pencatatan aktiva.

Penaksiran Risiko

21. BMT telah menggunakan prinsip 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral dan Condition) dalam prosedur pemberian pembiayaan.

22. BMT juga melakukan instrument lain seperti personal guarantee atau group lending financing dalam prosedur pemberian pembiayaan.

23. BMT telah mengalokasikan dana cadangan pada pembiayaan yang bermasalah (NPF Allowance).

24. BMT telah mengalokasikan dana penghapusan piutang pembiayaan yang bermasalah (NPF write off).

25. BMT telah mengintegrasikan dana ZIS untuk menyelesaikan pembiayaan bermasalah.

26. Penerimaan pegawai pada BMT telah melalu seleksi dengan kualifikasi tertentu.

Informasi dan Komunikasi 27. Laporan keuangan BMT sudah sesuai dengan

Standar Akuntansi yang berlaku di Indonesia seperti ETAP.

28. Laporan keuangan BMT sudah mengikuti Standar Akuntansi Syariah.

29. Dalam pembuatan laporan BMT telah mengikuti Standar Usaha Mikro.

30. BMT tempat bapak/ibu bekerja terdapat diagram arus (Flowchart) mengenai alur transaksi, alur operasional dan alur persetujuan.

Page 129: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

112

31. Sistem Akuntansi yang dilakukan BMT telah mencakup:

7. Formulir Nomor Urut Cetak 8. Adanya Buku Jurnal 9. Buku Besar serta Buku Pembantu 10. Adanya Klasifikasi Rekening 1. Adanya Laporan Keuangan

32. Sistem akuntansi dalam kegiatan pengelolaan dana maupun pembiayaan telah dikomunikasikan ke semua personel BMT.

33. BMT telah memiliki sarana komunikasi yang dapat memudahkan sirkulasi informasi di dalam internal BMT.

34. Sistem pembiayaan BMT terdapat pemisahan fungsi tugas yang jelas antara fungsi operasional, fungsi administrasi, fungsi penyimpanan aktiva dan pencatatan aktiva.

Pemantauan

35. BMT telah melakukan pemeriksaan rutin terhadap pengelolaan dana nasabah.

36. BMT telah melakukan pemeriksaan dadakan terhadap pengelolaan dana nasabah.

37. BMT telah dengan cepat dan tanggap melakukan tindakan korektif atas kesalahan prosedur yang terjadi.

38. Pengurus secara berkala melakukan evaluasi terhadap seluruh kegiatan operasional BMT.

39. BMT telah melakukan kerjasama dengan pihak auditor eksternal dalam kegiatan audit setiap tahunnya.

C. Pertanyaan Isian Baitul Maal wa Tamwil merupakan entitas mikro yang banyak membantu warga masyarakat dalam hal jasa keuangan. Dalam mengelola dana rakyat, BMT harus melakukan control yang baik serta berjangka. Berdasarkan hal tersebut apakah BMT sudah mempunyai Dewan Pengawas dalam menjalankan fungsi pengawasan? Jika Iya berikan alasan.

Page 130: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

113

Jika tidak, apakah BMT membutuhkan Internal Auditor sebagai bagian dari kegiatan pengawasan ? Iya butuh agar segala kegiatan operasional BMT bisa di control secara lebih detai untuk minimalisir fraud dan berbagai penyelewengan Berapakah Jumlah Dewan Pengawas Manajemen ? Berapakah Jumlah Dewan Pengawas Syariah ? Apakah Produk yang ditawarkan oleh BMT?

Page 131: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

114

LAMPIRAN ALAMAT BMT

Page 132: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

115

Nama : Bagaskara Nur Putra

NIM : 11150820000063

Jurusan/Semester : Akuntansi/8

Telepon : 081218718860

Judul Skripsi : Analisis Implementasi Sistem Pengendalian Internal Baitul Maal wa Tamwil (Studi Empiris : BMT di Jabodetabek)

Tujuan Surat : Yth. Manager, Supervisor dan Pengurus BMT

No Alamat 1 BMT Bersama Kita Berkah

Jl. Kebon Nanas Selatan I No. 37 RT15/RW02, Cipinang Cempedak Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta - 13340 Telepon : 021-85902607

2 Inkopsyah BMT Jl. Raya Pondok Gede No. 1-2, RT 06/RW 01. Lubang Buaya Kota Jakarta Timur Telepon : 021-87781747

3 BMT Bintaro Jl. Bintaro Utama, Blok F2 No. 5, Bintaro Sektor 2, Pesanggrahan, RT 6/ RW 8 Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta Telepon : 021 73691020

4 BMT El Syifa Jl. Mohamad Kafi No. 30 RT 07/ RW 01, Ciganjur, Jagakarsa Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta Telepon : 021 7874485

5 PT Permodalan BMT Ventura Equity Tower Lt. 27 SCBD Complex JL. Jend. Sudirman, Kavling 52-53, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta - 12190 Telepon : 021-29035428

6 BMT Nusantara Jl. Gardu No. 1B RT 07/ RW 02, Condet, Balekembang Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta Telepon : 0878-8278-6242

7 BMT Al-Kautsar

Page 133: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

116

Jl. Cipinang Cempedak 1, No. 14, Polonia, RT 12/RW 06 Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta Telepon : (021) 68562614

8 BMT Masjid Al-Azhar Komplek Masjid Al Azhar Pasar Minggu, Jl. Mujair I No.24 A, RT. 003 / 09, Jati Padang, Pasar Minggu, RT.3/RW.9, Jati Padang, Ps. Minggu Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta Telepon : 021 7802650

9 BMT Nusantara Sejahtera Jl. Bintara Jaya No.69, RT.7/RW.5, Pd. Kopi, Duren Sawit, Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta Telepon : (021) 97959684

10 KJKS BMT Al-Amanah Jl. Kalibata Tengah Komplek POMAD Kalibata, Pancoran, RT.3/RW.6, Kalibata, Pancoran Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta Telepon : 021 70434945

11 BMT AT TAQWA Jl. Sakti IV No.8, RT.8/RW.9, Kemanggisan, Palmerah Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta Telepon : 021-5359435

12 Koperasi Simpan Pinjam Syariah Baituttamwil Tamzis Jl. Buncit Raya No.405, RT.1/RW.11, Ragunan Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta – 12510 Telepon : 021-79198411

13 BMT Usaha Mulya Masjid Raya Pondok Indah Jl. Sultan Iskandar Muda Pd. Indah No.1, RT.12/RW.2, Kby. Lama Sel Kota Jakata Selatan, DKI Jakarta-12240 Telepon : (021) 75905868

14 BMT Nasuha Sekretariat Masjid Al Mubarok - Jalan Balai Pustaka Baru I, Belakang RS. Dharma Nugraha Rawamangun, RT.6/RW.7, Rawamangun Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta Telepon : 0822-1000-0165

15 BMT Tawfin Jl. Setia Budi Tengah No.23, RT.1/RW.1, Kuningan, Setia Budi, Kecamatan Setiabudi

Page 134: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

117

Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta Telepon : 021-7230075

16 BMT Ta'awun Finance Jl. Lontar No.2, RT.14/RW.14, Menteng Atas, Kecamatan Setiabudi Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta Telepon : 0813-1977-0901

17 BMT Husyain Jl. Raya Lapan No.25, RT.9/RW.1, Pekayon, Ps. Rebo Kota Jakarta Timur , DKI Jakarta Telepon : (021) 87720936

18 Koperasi BMT SMEMI Bungur Grand Centre Blok. 5, JL Ciputat Raya, No. 4-6, Kebayoran Lama Kota Jakarta Selatan, Telepon : (021) 72792185

19 BMT BKB Lembaga Keuangan Mikro Syariah Jl. Asem Baris Blok A3 No.12, RT.4/RW.3 Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta

20 Kopsyah BMT Imarotul Muslim Jl. JL. Kebon Pala 1, No. 283A, Kebon Mlati, Tanah Abang, RT.4/RW.13, Kb. Melati Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta Telepon : (021) 3153289

21 BMT Ash-Shiddiq Jl. Kalibata Raya 01 Kalibata City Square, Qioz, SS1505 Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta Telepon : 0822-7992-2799

22 BMT UGT Sidogiri Capem Cakung Kp. Pedaengan Jalan Raya Penggilingan no 60 Cakung, RT.8/RW.8, Penggilingan, Cakung Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta Telepon : (021) 4608569

23 BMT Mizan Nusantara Jl. Betung Raya No.51, RT.13/RW.5, Pd. Bambu, Duren Sawit Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta – 12790 Telepon : (021) 86615904

24 BMT Al-Badriyah

Page 135: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

118

Kp. sumur, Jl. Dermaga Raya, RT.5/RW.17, Klender, Duren Sawit Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta Telepon : (021) 8623917

25 BMT Syariah Riyal Jl. Raya Inspeksi Kalimalang, Jatimulya, Tambun Sel., Bekasi, Jawa Barat 17510 Telepon : (021) 88356081

26 BMT Amanah Syariah Komplek Rukan Duta Permai, Blok B-II/No. 7, RT.002/RW.06, Jakasampurna Bekasi, Jawa Barat Telepon : 0822-6009-0459

27 BMT Prima Insani Jl. Prima Lingkar Asri No.15, Jatibening, Pondok Gede, Bekasi, Jawa Berat - 17412 Telepon : (021) 86903605

28 KSU BMT Hidayah Sejahtera JL Cempaka Raya, Blok F 1/3, Perum. Alamanda Regency, Karangsatria, Tambun Utara Telepon : (021) 97342514

29 BMT UGT Sidogiri Bekasi Jl. Baru Underpass, Bekasi Jaya, Bekasi Timur, Kota Bekasi Telepon : 0813-8752-0200

30 BMT Riyadhuljannah Jl. H. Sentir RT 003/RW 011, Jakasampurna, Bekasi Barat, Jawa Barat 17145 Telepon : (021) 89457926

31 BMT CAHAYA KEBAJIKAN Jl.kemang dari 1 No, RT.01/RW.05, Jatibening Baru, Pondokgede, Kota Bekasi, Jawa Barat 17412 Telepon : 0815-1776-6696

32 KSPPS BMT FAJAR Jl. Sultan Hasanudin No.265, Tambun, Tambun Selatan. Bekasi, Jawa Barat 17510 Telepon : (021) 89510088

33 BMT Al Fath IKMI

Page 136: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

119

Jl. Aria Putra No.7, Kedaung, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15415 Telepon : (021) 7405458

34 BMT Al Munawwarah Jl. Dr. Setiabudi No.26F, Pamulang Tim., Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten Telepon : (021) 70211200

35 Koperasi BMT Al Jibaal Jl. Gn. Raya No.2 Rt 003/011, Cireundeu, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Banten Telepon : (021) 7419826

36 Koperasi Syariah BMT Mekar Da'wah Jalan Pos Giro Jl. Raya Serpong, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten 15310 Telepon : (021) 53152779

37 BMT Beringharjo Ruko Graha Matercella Blok E No. 81, JL Bintaro Jaya, Sektor 3 A, Tangerang, 15225 Telepon : (021) 46229992

38 BMT Pondok Hijau Pondok Hijau Raya No.15, RT.005/RW.09, Pisangan, Ciputat Tim., Kota Tangerang Selatan Telepon : (021) 74709302

39 BMT Al Muqrin JL Talas 5, Rt 2 RW 9, Pondok Cabe, Pamulang, Cipayung, Ciputat, Kota Tangerang Selatan Telepon : (021) 7471847

40 BMT Al Hurriyah Komplek Mega Mall Ciputat, Jl. Ir H. Juanda Blok D No.6, Cempak Putih, Ciputat. Kota Tangerang Selatan Telepon : (021) 70340709

41 KBMT Al Ittihad Gg. Dukuh No.39C, Cipayung, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten 15411 Telepon : (021) 70303510

42 BMT Al Bayan Jl. Raya Puspiptek No.99, Setu Tangerang Selatan Telepon : (021) 7561904

Page 137: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

120

43 BMT Ittihadul Muhajirin

Komplek Reni Jaya, Jl. Amarta Raya No.1, Pamulang Barat., Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15416. Telepon : (021) 74714464

44 BMT Al Ikhlas Jl. Raya Villa Dago Tol Blok D1 NO 8 Serua Ciputat Tangerang Selatan, Serua, Ciputat. Telepon : (021) 74630842

45 BMT UMJ Jalan KH Ahmad Dahlan Ciputat, Cirendeu, Tangerang Selatan Telepon : 021 74706220

46 BMT Uluni UIN Jalan Ir Haji Juanda No. 31 Ciputat Timur, Tangerang Selatan

47 BMT Ar Rahmah Jalan. Raya Gandul No. 12 A Gandul Limo Depok Telepon : 021-7543646

48 BMT Madani Gas Alam Jl. Gas Alam Pertamina No 30 Curug Rt 03/06 Curug Cimanggis Depok 16953 Telepon : 021-70387590

49 BMT Madani UI Jl. Akses UI no 9 Kelapa Dua Cimanggis Depok Telepon : 021-98271103

50 BMT BINA USAHA SEJAHTERA Jl. H Sara No. 01 Kel Cimpaeun RT/RW 02/010 Kec Tapos Depok Telepon : 021-8711915

51 BMT HUWAIZA Jl. Raya Parung Bingung No. 2 Rangkapan Jarabaru, Pancoran Mas Depok. Telepon : 021-98567426

52 BMT PELITA HIDAYAH INSANI

Page 138: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

121

Jl. Prof. DR Soepomo No. 91 Menteng Dalam Tebet Jakarta Selatan 12870 Telepon : 021-83707403

53 BMT Husnayain Pejaten Jl. Siaga 2 C No.10, RT.2/RW.5, Pejaten Barat, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510 Telepon : (021) 7981634

54 BMT UDG Sidogiri Cabang Warakas Jalan Warakas I No.69, RT.14/RW.1, Warakas, Tanjung Priok, RT.14/RW.1, Warakas, Tj. Priok, DKI Jakarta, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14310 Telepon : (021) 4302187

55 BMT Bumi Putera JL Banyu Bumi Gas, No. 13 RT. 015 RW. 018, Cipinang, Pulo Gadung, RT.1/RW.18, Cipinang, Pulo Gadung, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13240 Telepon : (021) 4707303

56 KSPPS BMT RUKUN ABADI Jl. Jl. H. Ja'ani No.80, RT.7/RW.11, Kb. Jeruk, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11530

57 BMT Masjid Muhajirin Kavling DKI Pondok Kelapa Duren Sawit Blok 1, Jl. Pd. Kelapa Raya, RT.8/RW.9, Pd. Klp., Duren Sawit, Kota Jakarta Timur, Jakarta 13450 Telepon : (021) 86902282

58 Inkopsyah BMT Jl. Raya Pondok Gede No. 1 – 2, RT.6/RW.1, Lubang Buaya, Cipayung, RT.6/RW.1, Lubang Buaya, Cipayung, Kota Jakarta Timur. Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13810 Telepon : (021) 87781747

59 BMT Usaha Mulya Jl. Korma, Masjid Al Furqon, Kota Baru, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat 13950 Telepon : (021) 89455809

60 BMT Bina Ummat Sejahtera Jl. Raya Pondok Gede No. 1-2, RT 06/RW 01. Lubang Buaya Kota Jakarta Timur

Page 139: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

122

61 BMT Darul Quraan Jl. Palbatu I No. 21 Menteng Dalam Tebet Jakarta Selatan 12870 Telepon : (021) 837 86837

Page 140: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

123

LAMPIRAN HASIL UJI VALIDITAS

Page 141: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

124

Control Environment

E1 Pearson Correlation ,701**

Sig. (2-tailed) ,000

N 44

E2 Pearson Correlation ,791**

Sig. (2-tailed) ,000

N 44

E3 Pearson Correlation ,796**

Sig. (2-tailed) ,000

N 44

E4 Pearson Correlation ,715**

Sig. (2-tailed) ,000

N 44

E5 Pearson Correlation ,759**

Sig. (2-tailed) ,000

N 44

E6 Pearson Correlation ,348*

Sig. (2-tailed) ,021

N 44

E7 Pearson Correlation ,670**

Sig. (2-tailed) ,000

N 44

E8 Pearson Correlation ,740**

Sig. (2-tailed) ,000

N 44

E9 Pearson Correlation ,659**

Sig. (2-tailed) ,000

N 44

E10 Pearson Correlation ,746**

Sig. (2-tailed) ,000

N 44

E11 Pearson Correlation ,707**

Sig. (2-tailed) ,000

N 44

E12 Pearson Correlation ,502**

Page 142: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

125

Sig. (2-tailed) ,001

N 44

TE Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed) N 72

**. Correlation is signif icant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is signif icant at the 0.05 level (2-tailed).

Control Activity TA

A1 Pearson Correlation ,705**

Sig. (2-tailed) ,000

N 44

A2 Pearson Correlation ,566**

Sig. (2-tailed) ,000

N 44

A3 Pearson Correlation ,741**

Sig. (2-tailed) ,000

N 44

A4 Pearson Correlation ,675**

Sig. (2-tailed) ,000

N 44

A5 Pearson Correlation ,581**

Sig. (2-tailed) ,000

N 44

A6 Pearson Correlation ,530**

Sig. (2-tailed) ,000

N 44

A7 Pearson Correlation ,662**

Sig. (2-tailed) ,000

N 44

A8 Pearson Correlation ,667**

Sig. (2-tailed) ,000

N 44

TA Pearson Correlation 1

Page 143: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

126

Sig. (2-tailed) N 44

**. Correlation is signif icant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is signif icant at the 0.05 level (2-tailed).

Risk Assesment

TR

R1 Pearson Correlation ,634**

Sig. (2-tailed) ,000

N 44

R2 Pearson Correlation ,769**

Sig. (2-tailed) ,000

N 44

R3 Pearson Correlation ,734**

Sig. (2-tailed) ,000

N 44

R4 Pearson Correlation ,799**

Sig. (2-tailed) ,000

N 44

R5 Pearson Correlation ,478**

Sig. (2-tailed) ,001

N 44

R6 Pearson Correlation ,671**

Sig. (2-tailed) ,000

N 44

TR Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed) N 44

**. Correlation is signif icant at the 0.01 level (2-tailed).

Information and Communication

TC

C1 Pearson Correlation ,707**

Sig. (2-tailed) ,000

Page 144: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

127

N 44

C2 Pearson Correlation ,764**

Sig. (2-tailed) ,000

N 44

C3 Pearson Correlation ,603**

Sig. (2-tailed) ,000

N 44

C4 Pearson Correlation ,752**

Sig. (2-tailed) ,000

N 44

C5 Pearson Correlation ,733**

Sig. (2-tailed) ,000

N 44

C6 Pearson Correlation ,676**

Sig. (2-tailed) ,000

N 44

C7 Pearson Correlation ,690**

Sig. (2-tailed) ,000

N 44

TC Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed) N 44

**. Correlation is signif icant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is signif icant at the 0.05 level (2-tailed).

Monitoring

TM

M1 Pearson Correlation ,765**

Sig. (2-tailed) ,000

N 44

M2 Pearson Correlation ,823**

Sig. (2-tailed) ,000

N 44

M3 Pearson Correlation ,692**

Sig. (2-tailed) ,000

N 44

Page 145: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

128

M4 Pearson Correlation ,756**

Sig. (2-tailed) ,000

N 44

M5 Pearson Correlation ,735**

Sig. (2-tailed) ,000

N 44

TM Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed) N 44

**. Correlation is signif icant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is signif icant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 146: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

129

LAMPIRAN HASIL UJI RELIABILITAS

Page 147: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

130

Hasil Uji Reliabilitas

Lingkungan Pengendalian

Cronbach's

Alpha N of Items

,879 12

Pemantauan Cronbach’s

Alpha N of Items

,805 5

Aktivitas Pengendalian Cronbach's

Alpha N of Items

,788 8

Risiko Pengendalian Cronbach's

Alpha N of Items

,717 6

Informasi dan Komunikasi

Cronbach's

Alpha N of Items

,845 7

Page 148: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

131

LAMPIRAN HASIL STATISTIK DESKRIPTIF

Page 149: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

132

Hasil Statistik Deskriptif Control Environment

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

E1 44 3 5 4,36 ,650

E2 44 2 5 4,20 ,765

E3 44 2 5 4,16 ,680

E4 44 2 5 4,27 ,694

E5 44 2 5 4,09 ,772

E6 44 1 5 3,16 1,098

E7 44 2 5 3,98 ,590

E8 44 3 5 4,11 ,689

E9 44 3 5 4,25 ,651

E10 44 3 5 3,93 ,728

E11 44 2 5 3,75 ,719

E12 44 2 5 3,77 ,743

TE 72 0 60 29,36 24,018

Control Activity N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

A1 44 3 5 4,05 ,645

A2 44 3 5 4,07 ,661

A3 44 2 5 4,14 ,824

A4 44 1 5 3,86 ,930

A5 44 2 5 4,32 ,674

A6 44 1 5 3,84 1,140

A7 44 1 5 3,86 ,905

A8 44 3 5 3,98 ,698

TA 44 21 40 32,00 4,040

Risk Assesment N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

R1 44 2 5 4,16 ,776

R2 44 1 5 3,55 1,088

R3 44 2 5 3,91 ,709

R4 44 1 5 3,86 ,795

R5 44 1 5 2,59 1,335

Page 150: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

133

R6 44 2 5 3,80 ,701

TR 44 13 30 21,86 3,593

Information and Communication N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

C1 44 3 5 4,25 ,686

C2 44 2 5 4,16 ,645

C3 44 3 5 3,82 ,756

C4 44 2 5 4,05 ,806

C5 44 2 5 4,14 ,668

C6 44 2 5 3,95 ,680

C7 44 3 5 4,36 ,613

TC 44 17 35 28,55 3,644

Monitoring N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

M1 44 3 5 4,25 ,686

M2 44 2 5 4,16 ,645

M3 44 3 5 3,82 ,756

M4 44 2 5 4,05 ,806

M5 44 2 5 4,14 ,668

TM 44 12 25 20,41 2,679

Page 151: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

134

LAMPIRAN TABULASI DATA

Page 152: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

135

Page 153: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

136

A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 TA4 4 4 4 4 5 4 4 334 3 3 4 4 5 5 4 323 4 3 2 4 4 4 3 274 5 5 5 5 4 4 4 364 4 5 5 5 5 5 4 374 4 3 3 2 4 5 4 293 3 4 4 4 5 5 4 324 4 4 4 4 4 4 4 324 4 5 4 5 4 4 4 344 4 4 4 3 5 5 4 333 5 4 3 4 2 3 3 274 5 5 3 4 5 3 4 334 4 5 4 4 3 3 3 304 4 5 4 5 1 3 4 305 5 5 5 5 1 4 5 355 4 5 4 4 5 5 3 354 4 5 5 5 4 4 5 364 4 4 4 4 4 4 4 325 5 4 4 4 3 3 4 323 3 2 2 4 4 4 4 264 4 5 5 5 5 5 4 374 4 5 5 5 3 4 4 344 4 3 3 4 3 3 4 284 4 4 4 4 1 1 3 254 4 4 4 4 5 4 4 333 3 3 2 3 2 2 3 215 5 5 5 5 5 5 5 404 4 4 4 4 4 4 5 333 3 3 3 4 5 5 4 305 5 5 5 5 5 5 5 354 4 3 3 4 4 3 3 284 4 4 4 4 4 4 4 324 4 5 1 5 5 4 5 335 4 5 4 5 5 5 5 383 3 4 4 5 3 3 3 285 5 4 4 4 4 4 5 354 4 4 4 5 4 4 5 343 3 3 3 4 3 3 4 264 4 4 4 5 4 3 3 315 5 5 5 5 4 4 4 374 3 3 4 4 3 3 3 274 4 4 4 4 3 3 3 295 5 5 5 5 4 4 5 385 5 4 4 5 4 4 4 35

Page 154: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

137

R1 R2 R3 R4 R5 R6 TR3 3 4 4 4 4 225 4 3 3 3 4 222 2 2 2 2 4 143 4 4 4 3 4 224 3 4 4 5 5 253 3 3 3 4 2 184 3 4 3 3 4 214 4 4 4 3 4 234 4 4 4 4 4 244 3 3 4 2 3 193 4 3 4 4 5 235 4 4 5 1 3 224 3 4 4 2 4 214 5 4 4 1 4 225 5 5 5 1 5 264 3 5 4 1 3 204 3 4 4 1 4 204 4 4 4 2 4 224 2 4 4 1 3 185 4 4 4 4 4 255 4 4 4 3 4 244 1 4 4 1 4 184 4 4 4 4 4 244 1 3 1 1 3 133 1 3 3 4 3 173 3 3 3 2 3 175 5 4 4 4 4 264 5 4 4 3 4 244 4 5 4 3 3 235 5 5 5 5 5 304 4 4 4 1 4 214 4 4 4 4 4 245 4 5 5 1 5 255 5 5 5 4 5 295 4 4 4 3 3 235 4 4 4 3 4 245 3 4 4 5 4 253 4 3 3 3 3 195 3 4 4 3 4 235 3 5 5 2 4 244 3 3 3 1 3 174 2 3 3 1 3 165 5 5 5 1 4 255 5 4 4 1 3 22

Page 155: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

138

C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 TC4 4 4 3 4 4 4 275 5 5 5 3 4 4 313 3 3 3 3 3 4 225 5 5 4 4 3 4 305 5 4 3 5 4 5 315 5 3 3 4 4 4 285 4 4 4 4 4 4 294 4 4 4 4 4 4 285 4 4 4 4 4 4 293 2 3 2 2 2 3 173 4 5 4 3 5 4 284 5 4 4 4 4 5 304 4 3 5 5 3 5 295 5 4 5 5 4 5 335 5 5 5 5 5 5 354 4 3 5 4 4 5 294 4 3 4 4 4 5 284 4 4 4 4 4 4 284 4 3 4 5 3 5 284 4 4 3 4 4 4 274 4 3 4 4 4 4 274 4 4 4 4 4 5 295 5 5 5 5 5 5 353 3 3 4 4 4 4 253 4 3 3 4 3 4 244 4 3 3 3 3 3 234 4 4 4 4 4 4 245 4 5 5 5 4 4 324 4 3 4 4 4 4 275 5 3 5 5 5 5 335 5 5 5 5 5 5 354 4 4 4 4 4 4 244 4 4 4 5 3 5 294 4 5 5 5 5 5 335 4 4 5 4 4 4 305 4 3 3 4 5 4 285 4 3 5 4 5 5 314 3 3 3 4 4 5 265 5 4 4 4 4 4 305 5 5 4 5 4 5 334 4 4 5 4 4 5 304 4 3 3 4 3 3 244 4 4 5 4 4 5 303 4 4 4 4 4 4 27

Page 156: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

139

M1 M2 M3 M4 M5 TM4 4 4 3 4 195 5 5 5 3 233 3 3 3 3 155 5 5 4 4 235 5 4 3 5 225 5 3 3 4 205 4 4 4 4 214 4 4 4 4 205 4 4 4 4 213 2 3 2 2 123 4 5 4 3 194 5 4 4 4 214 4 3 5 5 215 5 4 5 5 245 5 5 5 5 254 4 3 5 4 204 4 3 4 4 194 4 4 4 4 204 4 3 4 5 204 4 4 3 4 194 4 3 4 4 194 4 4 4 4 205 5 5 5 5 253 3 3 4 4 173 4 3 3 4 174 4 3 3 3 174 4 4 4 4 205 4 5 5 5 244 4 3 4 4 195 5 3 5 5 235 5 5 5 5 254 4 4 4 4 204 4 4 4 5 214 4 5 5 5 235 4 4 5 4 225 4 3 3 4 195 4 3 5 4 214 3 3 3 4 175 5 4 4 4 225 5 5 4 5 244 4 4 5 4 214 4 3 3 4 184 4 4 5 4 213 4 4 4 4 19

Page 157: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

140

LAMPIRAN SURAT

Page 158: ANALISIS EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...mewawancarai pihak BMT dan non-verbal dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari

141