106
ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI INDONESIA (Studi Kasus: BAZNAS dan RUMAH ZAKAT 2014-2016) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE) Oleh Hujjatul Maryam NIM: 11140860000068 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/ 2018 M

ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

  • Upload
    haquynh

  • View
    249

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI INDONESIA

(Studi Kasus: BAZNAS dan RUMAH ZAKAT 2014-2016)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

Oleh

Hujjatul Maryam

NIM: 11140860000068

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/ 2018 M

Page 2: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

i

Page 3: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

ii

Page 4: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

iii

Page 5: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

iv

Page 6: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Hujjatul Maryam

2. Nama panggilan : Maryam

3. Tempat & Tanggal Lahir: Cilegon, 03 Februari 1996

4. Jenis Kelamin : Perempuan

5. Alamat : Jl. Fatahillah Link. Warung Kara No. 19

RT.01/RW05. Kel. Kepuh Kec. Ciwandan

Cilegon- Banten

6. Status : Belum Menikah

7. Kewarganegaraan : Indonesia

8. Nomor HP 089681202587

9. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. TK : RA Mathlabul Falah

2. SD : SDN Pematang Kepuh

3. SMP : MTs. Daar El-Qolam Boarding School

4. SMA : MA. Daar El-Qolam Boarding School

5. S1 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : H. Djohani M. (Alm)

Pekerjaan : -

Tempat & Tanggal Lahir: Serang,01 April 1945

2. Ibu : Hj. Zakiyah

Pekerjaan : Wirausaha

Tempat & Tanggal Lahir: Serang, 04 Agustus 1955

Page 7: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

vi

ABSTRACT

The aim of this research is to analyze the financial efficiency performances of BAZNAS and

Rumah Zakat between variabel inputs: a collected Zakah, Infaq, and Shadaqah (ZIS) fund,

fixed assets, and an employee salary towards variabel outputs: a distributed ZIS and

operational cost fund in 2014 and 2016 respectively. This study applied Data Envelopment

Analysis (DEA) Method with DEA’s Program and Microsoft Excel 2010. The result shows

that BAZNAS experinced a high of efficiency grade 100% same as 1, while inRumah Zakat

experienced inefficiency on 201 5 0,00066%. And to measure institutions and agencies more

efficiency study from efficiency value of DEA test which states BAZNAS is more efficienct

than Rumah Zakat.

Keywords : An Efficiency, BAZNAS, Rumah Zakat, DEA

Page 8: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

vii

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja efisiensi keuangan BAZNAS dan

Rumah Zakat antara variabel input: dana ZIS yang dihimpun, aktiva tetap, dan gaji karyawan

terhadap variabel output:dana ZIS yang disalurkan dan biaya operasional dari 2014 sampai

dengan 2016. PenelitianinimenggunakanmetodeData Envelopment Analysis (DEA) dengan

software DEA danMicrosoft Excel 2010.Hasiltemuan daripenelitianinimenunjukkanbahwa

BAZNAS memilikinilaiefisiensiyang tinggi 100% atau senilai dengan 1, sedangkan pada

Rumah zakat terjadi inefisiensi pada tahun 2015 sebesar 0,00066 %. Dan untuk mengukur

Lembaga dan badan yang lebih efisien peneliti dapat melihat dari nilai yang sudah diukur

oleh DEA yang hasilnya adalah BAZNAS lebih efisien dari Rumah Zakat.

Kata Kunci :Efisisensi, BAZNAS, Rumah Zakat, DEA

Page 9: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

viii

KATA PENGANTAR

Saya ucapkan alhamdulillahirabil alaminyang dipanjatkan Puji syukur atas kehadirat Allah

swt. Yang telah memberikan kenikmatan dan karunianya sehingga peneliti bisa

menyelesaikan skripsi ini yan berjudul “ Analisis Efisiensi Kerja Lembaga Zakat Nasional

di Indonesia (studi kasus: BAZNAS dan Rumah Zakat 2014-2016) “. Penulisan tugas

ilmiah dalam bentuk skripsi dalam memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar S1 dan

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN syarif

Hidayatullah Jakarta.

Dalam penulisan ini tidak sedikit rintangan yang dialami oleh penulis dalam

menyelesaikan tugas akhir. Tapi, alhamdulillah rintangan tersebut bisa dilewati oleh penulis.

Dengan tetap semangat, tawakal dan berdo’a kepada Allah swt. Dalam penelitian ini tentu tak

luput dari bantuan moral maupun materiil dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini peneliti

ingin mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku rektor Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., Msi selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Uin Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Ady Cahyadi, SE., M.Si dan Ibu Ivalaili, M.E.I. selaku dosen pembimbing

skripsi yang telah meluangkan waktu, membimbing dan memberikan motivasi

dengan memberikan kesabaran dan pengrtian bagi penulis.

4. Bapak Yoghi Citra Pratama, SE., M.Si selaku ketua jurusan Ekonomi Syariah

Fakulas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Rr. Tini Anggraeni, ST., M.Si selaku sekertaris jurusan Ekonomi Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Uin Syarif Hidayatullah Jakarta yang juga telah

membimbing dalam penentuan judul skripsi.

6. Bapak Dr. Desmadi Saharuddin Lc., MA., selaku wakil dekan III bagian

kemahasiswaan yang telah memberikan arahan kepada saya dalam mengerjakan

tugas skripsi.

Page 10: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

ix

7. Kepada seluruh Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan ilmunya dengan penuh

keikhlasan hingga penulis dapat menyelesaikan studi di jurusan Ekonomi Syariah

Fakultas Ekonmi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Kepada seluruh staf Tata Usaha dan karyawan Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam mengerjakan

tugas penelitian akhir ini.

9. Untuk ibunda tercinta Hj. Zakiyah yang selalu memberikan do’a dan dukungan

dalam mengerjakan tugas akhir ini. Dan skripsi ini saya persembahkan untuk

mendiang ayahanda tercinta Alm. Drs. H. Djohani Muhammad yaitu memenuhi

amanah beliau untuk menyalesaikan studi S1.

10. Untuk kakak-kakakku tercinta Fatullah MBA, Halyana, Fauzul Adhim S.pd M.pd,

Ipah Ropiah S.pd , Ahmad Fadli S.pd Ak, Wiwit Pujiawati SE. Dan keponakan-

keponakanku Alfi Syahri dan Adly Miqdad. Yang terus memberika dukungan dan

do’a untuk penulis.

11. Teman-teman Mahasiswa/i Ekonomi Syariah angkatan 2014 khususnya konsentrasi

Zakat dan Wakaf.

12. Sahabat-sahabatku yang menemani dari semester awal sampai akhir Diah Larasati,

Siti Jamila, Irna Atriani, Nurrohmaniah, Maesaroh Andini, Firsty Izzata Bella, Zaria

Azzahra dan Nurul Mudhiatil Mufliha.

13. Untuk sahabat B****ku Arnis Istiqomah, Mutiah dan Tri Wahyuningrum yang sudah

memberikan motivasi dan semangat.

14. Teman-teman KKN 002 BATMAN terimakasih karena telah memberikan

pengalaman sebagai team workyang kompak dalam menjalankan tugas dari

Universitas.

Page 11: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPRENSIF ................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .......................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .................................................. iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................................. v

ABSTRACT ................................................................................................................................ vi

ABSTRAK ............................................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ viii

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ................................................................................................................... xiii

DAFTAR GEMBAR .............................................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................. 1

B. RumusanMasalah ........................................................................................................... 11

C. TujuanPenelitian ............................................................................................................. 12

D. Manfaat Penelitian ......................................................................................................... 12

BAB II TINJUAN PUSTAKA ................................................................................................ 14

A. Landasan Teori ............................................................................................................... 14

1. Pengertian Pengelolaan Zakat .................................................................................. 17

a. PengertianZakat .......................................................................................................... 14

b. Hukum Zakat .............................................................................................................. 15

c. LembagaAmil Zakat danBadanAmil Zakat ......................................................... 16

2. Pengelolaan Dana Zakat ........................................................................................... 17

a. Pengertian Pengelolaan Zakat .............................................................................. 17

b. TujuanPengelolaan Zakat ..................................................................................... 19

c. Pengelolaan Dana Zakat di Indonesia .................................................................. 20

d. Laporan Keuangan pada Organisasi Pengelola Zakat ........................................... 22

3. Efisiensi .................................................................................................................... 25

a.Pengertian Efisiensi ............................................................................................... 25

Page 12: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

xi

b.Efisiensidalam Islam ............................................................................................ 26

c. PengukuranEfisiensi ............................................................................................ 28

d. PendekatanEfisiensipadaLembagaAmildanBadanAmil Zakat ............................ 30

e. Efisiensi BAZNAS danRumah Zakat ................................................. 30

B. Penelitian Terdahulu ................................................................................................. 32

C. KerangkaBerpikir ..................................................................................................... 40

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................................... 42

A. RuangLingkupPenelitian ............................................................................................. 42

B. MetodePenentuanSampel ............................................................................................. 42

C. Metode Pengumpulan Data .......................................................................................... 44

D. MetodeAnalisis Data .................................................................................................... 45

1. Analisis Efisiensi Menggunakan DEA .................................................................... 45

2. Pendekatan pengukuran DEA .................................................................................. 48

E. IdentifikasiVariabelInputdanOutput ............................................................................ 49

BAB IV HasilAnalisisdanPembahasan .................................................................................... 52

A. SekilasGambaranUmumObjekPenelitian .................................................................... 52

1. Efisiensi dalam Islam pada BAZNAS dan Rumah Zakat ...................................... 52

a. Efisiensi dalam Islam pada BAZNAS .............................................................. 52

b. Efisiensi dalam Islam pada Rumah Zakat ........................................................ 53

2. Pertumbuhan muzakki dan mustahik di Indonesia ................................................. 54

a. Pertumbuhan muzakki di Indonesia ................................................................. 54

b. Pertumbuhan mustahik di Indonesia ................................................................ 54

3. Total penghimpunan dan Penyaluran Dana Zakat di Indonesia ............................. 55

a. Total penghimpunan Dana Zakat di Indonesia ................................................ 55

b. Total penyaluran Dana Zakat di Indonesia ...................................................... 56

4. GambaranUmumTentang BAZNAS ...................................................................... 56

a. Sejarah ............................................................................................................. 56

c. Legal Formal .................................................................................................... 58

d. StrukturOrganisasi ........................................................................................... 59

5. GambaranUmumTentangRumah Zakat ................................................................. 60

a. Sejarah ............................................................................................................... 60

b. Legal Formal ..................................................................................................... 60

c. StrukturOrganisasi ............................................................................................. 61

B. AnalisisdanPembahasan ............................................................................................... 62

Page 13: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

xii

1. Rincian Dana ZIS yang Dihimpun pada BAZNAS ................................................... 62

2. Rincian Dana ZIS yang Dihimpun pada Rumah Zakat ............................................. 63

3. Rincian Dana ZIS yang Disalurkan pada BAZNAS .................................................. 65

4. Rincian Dana ZIS yang Disalurkan pada Rumah Zakat ............................................ 68

5. Kriteria Efisiensi ....................................................................................................... 70

6. Analisis Efisiensi BAZNAS dan Rumah Zakat ......................................................... 68

a. Hasil Analisis pada BAZNAS .............................................................................. 73

b.Hasil Analisis pada Rumah Zakat ........................................................................ 75

c. Analisis Inefisiensi pada BAZNAS dan Rumah Zakat ........................................ 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 80

A. KESIMPULAN .................................................................................................... ……80

B. SARAN ................................................................................................................ …81

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 83

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................................... 86

Page 14: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 32

Tabel 3.1 Indikasi Variabel ............................................................................................ 50

Tabel 4.1 Muzakki di Indonesia ...................................................................................... 54

Tabel 4.2 Mustahik di Indonesia ..................................................................................... 54

Tabel 4.3 Total Penghimpunan Zakat di Indonesia (Rupiah) ......................................... 55

Tabel 4.4Total Penyaluran ZIS di Indonesia .................................................................. 56

Tabel 4.5 Sumber Dana yang Dihimpun pada BAZNAS ............................................... 62

Tabel 4.6Rincian Sumber Dana ZIS ............................................................................... 62

Tabel 4.7Sumber Dana yang Dihimpun pada Rumah Zakat .......................................... 63

Tabel 4.8Rincian Sumber Dana ZIS ............................................................................... 64

Tabel 4.9 Dana Zakat yang disalurkan Berdasarkan Asnaf ............................................ 65

Tabel 4.10 Dana Infak/Sedekah yang disalurkan .......................................................... 65

Tabel 4.11Penyaluran perprogram pada 2014 ................................................................ 66

Tabel 4.12Penyaluran Dana Perbidang 2015 ................................................................ 67

Tabel 4.13Penyaluran Dana Perbidang 2016 ................................................................ 67

Tabel 4.14Dana Zakat yang Disalurkan Berdasarkan Asnaf .......................................... 68

Tabel 4.15 Jumlah Penerima Manfaat Perprogram ........................................................ 69

Tabel 4.16 Kriteria Efisiensi .......................................................................................... 69

Tabel 4.17 Variabel Input dan Output BAZNAS dan Rumah Zakat .............................. 70

Tabel 4.18 Variabel Input dan Output BAZNAS dan Rumah Zakat yang di LN-kan ... 71

Tabel 4.19 Tingkat Efisiensi BAZNAS dan Rumah Zakat ........................................... 72

Tabel 4.20Efficient Input and Output Target 2014 ........................................................ 73

Tabel 4.21Efficient Input and Output Target 2015 ........................................................ 73

Tabel 4.22Efficient Input and Output Target 2016 ........................................................ 74

Tabel 4.23Efficient Input and Output Target 2014 ........................................................ 76

Tabel 4.24Efficient Input and Output Target 2015 ........................................................ 76

Tabel 4.25Efficient Input and Output Target 2016 ........................................................ 77

Page 15: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ...................................................................................... 43

Page 16: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

xv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1: Laporan Keuangan BAZNAS ............................................................... 87

LAMPIRAN 2: Laporan Keuangan Rumah Zakat ......................................................... 88

LAMPIRAN 3: Hasil Efisinsi DEA ............................................................................... 89

LAMPIRAN 4: Nilai Actual dan Target ........................................................................ 90

Page 17: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zakat dalam sistem Ekonomi Islam merupakan suatu instrumen

strategis yang mempengaruhi tingkah laku seorang muslim, masyarakat dan

pada umumnya berdampak pada pembangunan ekonomi. Zakat ialah rukun

Islam yang merupakan kewajiban bagi seorang muslim atas harta

kekayaannya menurut aturan Islam. (Zahra dkk., 2016:25).

Zakat merupakan suatu harta yang wajib dikeluarkan oleh muslim yang

telah mencapai nishabnya. Dengan orang yang membayar zakat maka

hartanya akan berkembang serta memberikan manfaat untuk golongan 8

ashnaf (penerima zakat). Zakat juga merupakan suatu kewajiban yang ada di

dalam rukun Islam yang lima yaitu: syahadat, shalat, zakat, puasa dan haji.

Di Indonesia, praktek zakat sudah berjalan sejak zaman Islam masuk ke

Indonesia melalui ulama sekaligus pedagang timur tengah dan Eropa

(BAZNAS: 2012). Pada saat itu zakat masih dikelola secara tradisional yaitu

melalui individu-individu, melaui masjid, pondok pesantren dan para pemuka

agama.

Pada perkembangan berikutnya zakat mulai menjadi perhatian

pemerintah, yakni pada saat Presiden Soeharto berpidato pada acara nuzul al

qur’an yang isinya menghimbau kepada seluruh umat Islam agar

menjalankan kewajibannya melaui pembayaran zakat. Selain itu, beliau juga

1

Page 18: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

2

menyatakan bahwa beliau bersedia menjadi amil yang menerima pembayaran

zakat masyarakat. Hal itu diwujudkan dengan cara pembentukkan Badan

Amil Zakat, Infak dan Sedekah (BAZIS) DKI pada tahun 1968 (BAZNAS,

2013: 35).

Sesuai dengan Undang-Undang No. 23/2011, BAZNAS(Badan Amil

Zakat Nasioanl) menjadi koordinator dalam mengelola zakat tingkat nasional,

termasuk koordinator pengaturan laporan secara berkala oleh Lembaga Amil

Zakat (LAZ). Keputusan Menteri Agama (KMA) no. 333/2015 berisi tentang

pedoman pemberian izin Lembaga Amil Zakat (LAZ), sehingga Badan Amil

Zakat Nasional (BAZNAS) berwenang dalam merekomendasikan Lembaga

Amil Zakat (LAZ) untuk memiliki izin resmi maupun tidak memiliki Izin

resmi ( BAZNAS, 2016:64).

Berdasarkan keputusan dari KMA no. 333/2015 Lembaga Amil Zakat

(LAZ) Nasional, LAZ Provinsi dan LAZ Kabupaten/ Kota. Untuk saat ini,

ada 16 LAZNAS, yaitu terdiri 7 LAZ provinsi dan 10 LAZ kabupaten/kota

yang direkomendasikan oleh Badan Amil Zakat Nasional.

Adapun 16 LAZ Nasional (LAZNAS) terdri dari LAZ Rumah Zakat,

Dompet Peduli Ummat (DPU) Daarut Tauhid, Yayasan Baitul Maal

Hidayatullah, LAZ Dompet Dhuafa Republika, LAZ Nurul Hayat, LAZ IZI,

Yatim Mandiri, Yayasan Lembaga Manajemen Zakat Ukhuwah Islamiyah,

Yayasan dana Sosial Al-falah, Yayasan Pesantren Islam Al-azhar, Yayasan

Baitul Maal Muamalat, LAZISNU, LAZ Global Zakat, LAZIS

Page 19: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

3

Muhammadiyah, LAZIS Dewan Dakwah, dan LAZ PZU (Persis). (Beik,

2016 : 64).

Peranan Institusi Zakat dalam aktivitas ekonomi Indonesia tidak kalah

penting dengan fungsi institusi keuangan lainnya. Eksistensi Institusi zakat

yang ada diharapkan dapat mendorong perekonomian suatu

negara(BAZNAS, 2016:21)misinya yaitu: berperan aktif dalam membangun

filantropi Internasional, memfasilitasi kemandirian masyarakat dengan

adanya program senyum Sebagai pengelola dana zakat, efisiensi Lembaga

Amil zakat sangatlah penting. LAZ merupakan sebuah lembaga yang menjadi

intermediasi bagi muzakki dan mustahik yaitu tempat dimana muzakki

menyalurkan hartanya yang bersifat nirlaba. LAZ bukan hanya berperan

sebagai intermediasi tetapi juga sebagai penghimpun dan mengelola dana

yang ada.

Efisiensi merupakan suatu konsep yang secara umum telah digunakan

dalam mengukur kinerja suatu perusahaan (Alparisi, 2017:65). Dimana

konsep ini menjelaskan dengan meminimalkan biaya maka akan

menghasilkan output tertentu dan memaksimalkan keuntungan. Selain ukuran

efisiensi ukuran kinerja lainnya adalah produktivitas dimana menghitung

antara barang-barang yang di produksi terhadap biaya-biaya yang dibutuhkan

dalam menghasilkan suatu produk tersebut yang dikeluarkan untuk

menghasilkan suatu barang dalam suatu priode tertentu.

Kerugian, seperti yang kita ketahui efisiensi adalah dengan sedikit input

yang dikeluarkan untuk menghasilkan output yang maksimal. Tetapi dalam

Page 20: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

4

Islam efisiensi itu diukur sesuai dengan modal dan kerja keras yang

dikeluarkan. Pentingnya efisiensi dalam Lembaga Amil Zakat adalah untuk

mengoptimalkan pengeluaran yang sesuai dengan pendapatan agar tidak

terjadi kemubaziran dalam melaksanakan program yang berfungsi untuk

kesejahteraan umat. Dengan kinerja laporan keuangan yang efisien juga akan

menumbuhkan rasa kepercayaan masyarakat kepada Lembaga Amil Zakat

untuk menyalurkan zakat mereka.

Ikka Nur Wahyuni (2016) meneliti tingkat efisiensi Organisasi

Pengelola Zakat (OPZ) pada tahun 2013 dengan metode Data Envelopment

Analysis (DEA) dengan pendekatan intermediasi dan produksi. Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa: pengukuran efisiensi Organisasi Pegelola

Zakat Nasional menunjukan kinerja yang efisien pada Badan Amil Zakat

Nasional, Dompet Dhuafa, LAZIS Nahdatul Ulama dan Pos Keadilan Peduli

Umat (PKPU). Pengukuran pendekatan produksi menunjukan inefisiensi pada

BAZNAS dan Dompet Dhuafa khususnya pada variable biaya operasional,

biaya personalia, biaya organisasi Ziswaf dan dana Ziswaf yang disalurkan.

Menurut Zahra, Harto dan Bisyri (2016) sebuah Organisasi pengelola

Zakat dikatakan efisien bila nilainya mencapai angka 100%. Semakin ia

menjauh dari 100% atau mendekati angka 0 maka ia semakin tidak efisien.

Hasil dari penelitiannya adalah kinerja Organisasi Pengelola Zakat (OPZ)

sudah cukup efisien secara teknis, yakni 90,04% pada tahun 2012, 93,50%

pada tahun 2013, dan 95,52% pada tahun 2014. Hal ini menunjukan bahwa

Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) telah memiliki manajemen yang baik

Page 21: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

5

dalam mengoptimalkan penggunaan input untuk menghimpun dan

manyalurkan dana zakat, infak dan sedekah.

Salah satu indikator yang menunjukkan organisasi pengelola zakat

berjalan secara efisien adalah dengan meninjau tingkat daya serap

berdasarkan total dana penghimpunan yang berhasil disalurkan secara efisien

(BAZNAS, 2017:9).

Pada tahun 2011 BAZNAS mampu menghimpun dana sebesar

Rp.44.168.593.929 dan menyalurkannya sebesar Rp. 49.801.980.256. Pada

tahun 2012 mengalami peningkatan hingga menjadi Rp. 50.877.436.125

dengan dana yang disalurkannya sebesar Rp. 45.365.383.247. Sedangkan

pada tahun 2013 dana yang dihimpun sebesar 57.504.554.015. Hal tersebut

menyatakan bahwa jumlah penerimaan dari tahun 2011 sampai 2013

BAZNAS terus mengalami peningkatan. Ini artinya dari tahun ketahun

kinerja BAZNAS terus meningkat menjadi lebih baik.

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan badan resmi dan

satu-satunya Lembaga yang dibentuk oleh pemerintah berdasarkan Keputusan

Presiden Republik Indonesia no.8 tahun 2001 yang memiliki tugas dan fungsi

untuk menghimpun dan menyalurkan dana Zakat, Infak dan Shadaqah (ZIS)

pada tingkat nasional.

Lahirnya Undang-undang No. 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat

semakin mengukuhkan peran BAZNAS sebagai lembaga yang berwenang

melakukan pengelolaan zakat secara nasional. Dalam UU tersebut BAZNAS

Page 22: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

6

dinyatakan sebagai lembaga pemerintah non struktural yang bersifat mendiri

dan bertangung jawab kepada pemerintah melalui Menteri Agama.

BAZNAS memiliki beberapa program unggulan antara lain(BAZNAS:

2018):

1. Program Zakat Community Development (ZCD) merupakan program

pengembangan komunitas dengan yang bertugas mengintegrasikan aspek

sosial (pendidikan, agama, lingkungan dan aspek sosial lainnya) dan aspek

ekonomi secara komphrensif yang pendanaan utamanya bersumber dari

zakat, infak dan sedekah sehingga terwujudnya masyarakat sejahtera dan

mandiri(BAZNAS: 2018).

2. Rumah Sehat BAZNAS merupakan program layanan kesehatan bersifat

preventif,rehabilitaif, promotif, karitatif, yang ditujukan gratis untuk

mustahik, khususnya fakir miskin dengan sistem membership(BAZNAS:

2018).

3. Rumah Cerdas Anak Bangsa (RCAB) merupakan program pendanaan dan

bimbingan bagi siswa dan mahasiswa dalam bidang pendidikan dan

pelatihan sehingga menjadi individu yang mandiri(BAZNAS: 2018).

4. Konter Layanan Mustahik (KLM) adalah tempat pelayanan mustahik yang

dibentuk BAZNAS untuk me mudahkan mustahik mendapatkan bantuan

sesuai kebutuhannya(BAZNAS: 2018).

5. BAZNAS tanggap bencana merupkan program yang diberikan kepada

masyarakat yang tertimpa musibah sesaat setelah terjadi bencana. Program

ini meliputi tanggap darurat, evakuasi, recovery dan rekontruksi

Page 23: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

7

pelaksanaan kegiatan tanggap darurat bencana dilakukan maksimal 14

hari(BAZNAS: 2018).

Dengan demikian, BAZNAS bersama pemerintah bertangung jawab

untuk mengawal pengelolaan zakat yang berasaskan: syariat Islam, amanah,

kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum, terintegrasi dan akuntabilitas.

Pada tahun 2015, BAZNAS meraih prestasi dalam mendapatkan

sertifikat ISO 9001: 2015, sebuah sistem manajemen berstandar global dari

Worldwide Quality Assurance (WQA). Dengan mendapatkan penghargaan ini

wakil ketua zakat berharap akan semakin memantapkan kinerja dan

profesionalisme pengelolaan zakat (Nasrullah: 2015).

Pada tahun 2017 sistem IT (Ilmu Teknologi) BAZNAS menjuarai

lomba penulisan inklusi “koinku” 2017 yang diselenggarkan di Otoritas Jasa

Keuangann (OJK) di Jakarta dan mendapatkan juara ketiga dalam kategori

umum. Ketua umum BAZNAS Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA, CA,

menyatakan bahwa profesionalisme yang dibuktikkan dengan sistem IT

terkini yang memenangi lomba di OJK, akan semakin kepercayaan

masyarakat kepada BAZNAS, sehingga spirit kebangkitan zakat di negeri ini

semakin mantap (BAZNAS: 2017).

BAZNAS memiliki 3 strategi dalam penerimaan zakat di era digital.

Berikut adalah beberapa hal yang mereka lakukan untuk meningkatkan

penerimaan zakat tersebut: menghadirkan kalkulator zakat bersama Matahari

Mall, menghadirkan layanan pembayaran zakat melalui Tokopedia dan

Page 24: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

8

kitabisa.com dan mengembangkan platformwww.startzakat.com dalam situs

ini bukan hanya memudahkan dalam membayar zakat tetapi juga dapat

menginisiasi program untuk membantu masyarakat ( KHTI Nusantara: 2017).

Selain BAZNAS, terdapat pula Lembaga Amil Zakat berskala nasional

yang berfungsi membantu BAZNAS dalam penghimpun dana zakat di

masyarakat. Salah satunya ialah LAZ Rumah Zakat. Rumah zakat merupakan

perusahaan yang besifat nirlaba dimana memiliki visi sebagai lembaga

filantropi internasional berbasis pemberdayaan yang profesional. Dan

beberapa misinya yaitu: berperan aktif dalam membangun filantropi

Internasional, memfasilitasi kemandirian masyarakat dengan adanya senyum

mandiri dan mengoptimalkan seluruh aspek sumber daya melalui keunggulan

insani. Rumah zakat memiliki beberapa nilai perusahaan yaitu: terpercaya,

progresif kemanusiaan dan kolaborasi(Rumah Zakat:2018).

Rumah zakat memiliki beberapa program yang menjadi unggulan

antara lain:

1. Program senyum juara merupakan program yang berperan aktif dengan

pendidikan yaitu dengan memberikan biaya pendidikan untuk

menyelesaikan program wajib belajar 12 tahun yang telah dikeluarkan

pemerintah pada tahun 2012. Program ini juga memberikkan beasiswa

kepada siswa yang berprestasi dengan menikmati fasilitas penunjang

pendidikan secara gratis dan juga program pembangunan sekolah untuk

warga yang kurang mampu. Jumlah penerima manfaat disekolah juara

Page 25: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

9

sebesar 1.965 penerima manfaat, 226,589 jumlah penerima manfaat

program beasiswa ceria, 386 jumlah penerima manfaat beasiswa juara,

26681 jumlah penerima manfaat program gizi sang juara (Rumah Zakat ,

2017:70) .

2. Senyum mandiri merupakan program pemberdayaan ekonomi kecil dan

mikro bagi masyarakat kurang mampu untuk mengurangi tingkat

kemiskinan. Ada beberapa program senyum mandiri: pemberdayaan

UKM, pertanian produktif, dan ternak produktif. Sepanjang tahun 2016

rumah zakat memberikan layanan manfaat 153.259 hewan ternak kepada

1174 penerima manfaat(Rumah Zakat , 2017:86).

3. Senyum sehat merupakan program perbaikan kualitas kesehatan

masyarakat yang berbasis individual, komunal dan swadaya masyarakat.

Total penerima manfaat pada tahun 2016 yaitu sebanyak 1.438.558

penerima manfaat(Rumah Zakat , 2017: 80).

4. Senyum lestari merupakan program yang terfokus pada pemasalahan

lingkungan. Dengan menjalankan beberapa program yaitu: pos

kemandirian sanitasi, water& sanitation for all dan bank sampah. Dan

penerima manfaatnya sebanyak 2,450,665 orang (Rumah Zakat , 2017:61).

5. Senyum ramadhan merupakan program untuk memfasilitasi para donatur

untuk berbagi di bulan ramadhan dengan program ramadhan yang berdaya,

yang mencangkup Berbagi Buka Puasa (BBP), Bingkisan Lebaran Puasa

(BLP) program Syiar Quran (SQ), Kado Lebaran Yatim (KLY), Janda

Berdaya (JD) dan ramadhan bebas hutang. Penerima manfaat program

Page 26: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

10

BBP sebanyak 85.700 orang, penerima manfaat KLY sebanyak 9.000

orang, penerima manfaat BKL sebanyak 4.200 orang dan penerima

manfaat program SQ sebanyak 5000 orang (Rumah Zakat, 2017:92).

6. Super qurban merupakan produk inovasi RZ dalam program optimalisasi

pelaksanaan ibadah qurban dengan mengolah dan mengemas daging

kurban menjadi kornet dan rendang. Penerima manfaat pada tahun 2016

sebanyak 191.919 paket (Rumah Zakat, 2017:98) .

Pada tahun 2017, Rumah Zakat mendapatkan penghargaan dari majalah

marketing dan frontier consulting group sebagai top brand 2017 dalam

kategori badan zakat dan amal. Menurut Nur Efendi selaku CEO Rumah

Zakat penghargaan top brand ini diberikan kepada muzaki, penerima manfaat,

amil, serta publik yang selalu menjaga profesionalisme dan transparasi

Rumah Zakat (Terasjabar: 2017).

Pada tahun 2011 Rumah Zakat mampu menghimpun dana ZIS sebesar

Rp.61.110.593.163 dan penyaluran sebesar Rp. 74.786.642.162. Pada tahun

2012 jumlah penerimaan dana ZIS sebesar Rp. 95.874.677.381 dan

penyaluran sebesar Rp. 82.542.890.380. Pada tahun 2013 penerimaan

Rp.109.693.638.381 dengqn jumlah penyaluran sebesar Rp. 110.219.085.849.

Hal ini menunjukan bahwa baik dari sisi penghimpunan maupun penyaluran

terus menngalami peningkatan. Sehingga menimpulkan bahwa kinerja

pengelolaan dana zakat di Rumah Zakat terus naik dari tahun ketahun.

Pemilihan 2 Lembaga Zakat yaitu BAZNAS (Badan Amil Zakat

Nasional) dan Rumah zakat tersebut didasarkan dalam beberapa hal yaitu:

Page 27: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

11

laporan keuangan yang mudah diakses melalui website, keduanya merupakan

Lembaga Amil Zakat yang diakui secara nasional oleh pemerintah, memiliki

beberapa program unggulan dan memiliki beberapa prestasi yang telah

dicapai melalui programnya.

Dengan melihat potensi zakat di Indonesia yang mencapai Rp. 286

Triliyun. Angka ini dihasilkan dengan menggunakan metode ekstrapolasi

yang mempertingbangkan pertumbuhan PDB( produk domestik bruto) pada

tahun- tahun sebelumnya. Sedangkan dana ZIS yang dihimpun oleh Lembaga

Zakat resmi pada tahun 2016 baru mencapai Rp. 5 Triliyun, itu berarti

realisasi penghimpunan masih cukup jauh dari potensi (BAZNAS , 2017:3).

Maka dari itu penulis tertarik untuk menganalisis laporan keuangan tahun

2014-2016 yang telah dipublikasikan oleh Lembaga Amil Zakat tersebut

karena tidak semua Lembaga Amil Zakat mempublikasikan laporan

keuangannya secara transparan, serta enggan memberikan laporan

keuangannya dan dua lembaga tersebut memiliki variabel input dan output

yang dibutuhkan oleh peneliti untuk melihat efisiensi laporan keuangannya

maka, peneliti menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) yang

dalam penelitian ini mengukur antara variabel input dan outputmenggunakan

pendekatan intermediasi. Maka dari itu penulis memberikan judul

“AnalisisEfisiensi Kinerja Lembaga Zakat Nasional di Indonesia (studi

kasus: BAZNAS dan Rumah Zakat 2014-2016)”.

Page 28: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

12

B. Rumusan Masalah

Dengan penjelasan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas

yang menjadi sebuah perumusan masalah menurut penulis yaitu:

1. Bagaimana tingkat efisiensi kinerja keuangan BAZNAS pada tahun 2014-

2016?

2. Bagaimana tingkat efisiensi kinerja keuangan Rumah Zakat pada tahun

2014-2016?

3. Manakah yang paling efisien antara BAZNAS dan Rumah Zakat periode

tahun 2014-2016?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam skripsi ini antara lain :

1. Untuk mengetahui tingkat efisiensi kinerja keuangan BAZNAS pada

tahun 2014-2016.

2. Untuk mengetahui tingkat efisiensi kinerja keuangan Rumah Zakat

pada tahun 2014-2016.

3. Untuk mengetahui diantara BAZNAS dan Rumah zakat manakah yang

paling efisien kinerja keuangannya.

D. Manfaat penelitian

Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat untuk:

1. Manfaat Bagi Akademisi

Penelitian inidiharapkandapat memberi sumbangan pemikiran

dalam manajemen pengelolaan dana Lembaga Zakat Nasional.

2. Manfaat Bagi praktisi

Page 29: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

13

Adapun bagi praktisi diharapkan hasil penelitian ini dapat

menjadi acuan untuk mengetahui tingkat efisiensi Lembaga zakat

nasional terutama pada BAZNAS dan Rumah Zakat agar lembaga

filantropi bisa mengatur laporan keuangannya lebih efisien.

3. Manfaat bagi penulis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis untuk

mengaplikasikan ilmu yang telah didapat di bangku kuliah sebelum

terjun kedunia perindustrian serta untuk mengetahui tingkat efisiensi

Lembaga Amil Zakat Nasional terutama pada BAZNASdan Rumah

Zakat.

Page 30: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Zakat

a. Pengertian Zakat

Zakat secara etimologi ialah mensucikan, memperbaiki,

berkembang dan memuji. Zakat adalah berkembang tumbuh, kebaikan.

Sedangkan secara terminologi zakat adalah nama sebagian dari sesuatu

yang dikeluarkan dari harta atau badan dengan cara tertentu (Kementerian

Agama Republik Indonesia, 2012: 29). Sedangkan menurut terminologi

syara’, zakat bermakna mengeluarkan sejumlah harta tertentu untuk

diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya (mustahik) sesuai

dengan syarat-syarat yang telah ditentukkan oleh syariat Islam (Wibisono,

2015:1).

Jadi zakat merupakan suatu harta yang wajib dikeluarkan oleh

muslim yang telah mencapai nishabnya. Dengan orang yang membayar

zakat maka hartanya akan berkembang serta memberikan manfaat untuk

golongan 8 ashnaf.

Didalam Al-qur’an terdapat beberapa kata walaupun mempunyai arti

yang berbeda dengan zakat, tetapi kadangkala dipergunakan untuk

menunjukkan makna Zakat yaitu Infak, Sedekah dan hak-hak (Hafifuddin,

2002: 8). Sebagaimana dinyatakan dalam surat At-taubah 34,:

Page 31: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

15

Artinya : Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak

menafkakannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka

(bahwa mereka akan mendapatkan) siksa yang pedih.

Pada ayat diatas menjelaskan bahwa zakat disebut infak pada (At-

taubah:34) karena hakikatnya zakat itu adalah harta yang dititipkan Allah

kepada hambanya maka dari itu didalam harta manusia terdapat hak orang

lain. Maka dari itu, zakat itu wajib dikeluarkan sebagai pembersih harta.

Zakat sebagai rukun Islam merupakan kewajiban setiap muslim yang

mampu untuk membayarnya dan di peruntukkan bagi mereka yang berhak

menerimanya. Jika pengumpulan dan pengelolaan zakat dilakukan dengan

baik, maka zakat merupakan sumber potensial untuk kesejahteraan umat.

b. Hukum Zakat

Zakat merupakan salah satu dari kelima rukun Islam yang menjadi

dasar bangunan Islam. Hal ini sesuai dengan sabda nabi Muhammad SAW

(Al-Utsaimin, 2011:14)

Artinya: “Islam dibangun atas lima pilar; kesaksian bahwa tidak ada

ilah yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah rasul

Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, puasa ramadhan dan

menunaikan haji ke baitullah Al-haram”.

Dalil diatas menjelaskan bahwa Zakat merupakan Rukun Islam yang

tidak boleh ditinggalkan karena ia merupakan sebuah pilar untuk

Page 32: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

16

membangun Islam. Dan didalam al-qur’an juga telah dijelaskan akibat

orang yang tidak membayar zakat.

Dan dalam al-qur’an pada surat at-taubah ayat 35 yang berbunyi;

Artinya: “(ingatlah) pada hari ketika emas dan perak dipanaskan

dalam neraka jahanam, lalu dengan itu disetrika dahi, lambung dan

punggung mereka (seraya dikatakan) kepada mereka” inilah harta

bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah (akibat

dari) apa yang kamu simpan itu”.

Maka, untuk menghindari hukuman akhirat yang telah dijelaskan

pada ayat diatas. Untuk menggunakan harta dijalankan Allah salah satunya

adalah dengan membayar zakat merupkan salah satu alternatif agar

manusia tidak menghambur-hamburkan harta yang telah diberikan oleh

Allah.

c. Lembaga Amil Zakat dan Badan Amil Zakat

Badan Amil Zakat adalah Lembaga pengelola Zakat yang didirikan

oleh pemerintah yang didirikan atas usul Kementrian Agama dan disetujui

oleh pemerintah (Risal, 2015). Sedangkan Lembaga Amil Zakat (LAZ)

merupakan lembaga pengelola zakat yang dibentuk oleh masyarakat.

keberadaan LAZ di lindungi dan diberi keleluasaan untuk mengelola zakat

merupakan cara pemerintah untuk tetap mendorong peran serta masyarakat

didalam pengelolaan zakat. (Indonesia, 2013:59). Menurut pasal 56 RI No.

14 tahun 2014 LAZ untuk membantu BAZNAS dalam pelaksanaan,

Page 33: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

17

pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat masyarakat dapat

membentuk LAZ.

2. Pengelolaan Dana Zakat

a. Pengertian pengelolaan zakat

Menurut Undang-Undang tentang pengelolaan zakat No. 23 tahun

2011 pada bab 1 pasal 1 yang dimaksud dengan pengelolaan zakat adalah

kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan

terhadap pengumpulan dan pendistribuasian serta pendayagunaan zakat.

Maka dari itu, Lembaga Amil Zakat harus memiliki kemampuan yang

kompetitif untuk dapat mengelola dana zakat agar tidak terjadi

kemubaziran.

Sedangkan Menurut Hafifuddin, pengelolaan zakat melalui lembaga

Amil didasarkan beberapa pertimbangan.Pertama, untuk menjamin

kepastian dan disiplin pembayaran zakat. Kedua, menjaga perasaan rendah

diri para mmustahik apabila berhadapan langsung untuk menerima haknya

dari muzakki(orang yang membayar zakat). Ketiga, untuk mencapai

efisiensi dan efektivitas mencapai sasaran yang tepat dalam

menggunakkan harta zakat menurut skala prioritas disuatu tempat

misalnya apakah disalurkan secara konsumtif ataukan secara produktif

untuk meningkatkan kegiatan usaha para mustahik (orang yang menerima

zakat). Keempat, negara dan pemerintahan yang Islami (Andri Soemitra,

2009: 424). Maka dari itu, muzakki lebih baik membayarkannya dilembaga

agar pendistribusiannya dilakukan secara merata.

Page 34: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

18

Sedangkan Menurut para ahli hukum Islam yang diperjelas oleh

Yusuf Qardhawi, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar kewajiban

zakat dapat dibebankan pada harta kekayaan yang dipunyai seorang

muslim ialah pemilikan yang pasti/ milik penuh (almilkuttam),

berkembang (an namaa), melebihi kebutuhan pokok, bebas dari hutang

(sisa hutang), mencapai nishab, berlaku satu tahun (al-haul)(Elsi Kartika

Sari, 2006:15-17). Berikut adalah beberapa keterangannya:

1) Kepemilikan yang pasti/ milik penuh (almilkuttam) maksudnya adalah

harta yang dizakati milik sendiri tidak ada kepemilikan orang lain

didalamnya.

2) Berkembang(an namaa) maksudnya adalah harta yang diberikan

kepada orang yang membutuhkan atau disebut mustahik memberikkan

manfaat kepada penerimanya.

3) Melebihi kebutuhan pokok maksudnya adalah harta yang dizakati

merupakan harta yang berlebih yaitu harta yang telah dikurangi untuk

memenuhi kebutuhan pokok.

4) Bebas dari utang (sisa utang) maksudnya adalah harta yang dizakati

harus terbebas dari hutang. Dan harta yang diperoleh harus dikeluarkan

dahulu untuk membayar hutang lalu dikurangi lagi untuk memenuhi

kebutuhan pokok. Sisanyalah yang dizakati.

5) Mencapai nishab yang dimaksud adalah harta yang dicapai harus

memenuhi ketetapan yang telah ditentukkan oleh syariat Islam.

Page 35: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

19

6) Berlaku satu tahun (haul)yang dimaksud adalah harta yang ada

mencapai satu tahun atau setiap setelah satu tahun.

b. Tujuan Pengelolaan Zakat

Yang menjadi dasar utama dalam pengelolaan dana zakat adalah dalam

melakukan pengumpulan dan pendistribusian dana zakat secara nasional

perlu dilakukan dengan menanamkan kunci yaitu secara simltan,

terintegrasi, efektif dan efisien (BAZNAS, 2016:35). Berikut adalah

penjelasan enam aspek tersebut:

1) Aspek legalitas

Maksudnya adalah wajib bagi seluruh Organisasi Pengelola Zakat

mendapatkan izin dari pemerintah melalui kementerian agama

(BAZNAS, 2016:35).

2) Aspek akuntabilitas dan kesesuaian syariah

Untuk BAZNAS aspek ini mencangkup laporan dan

pertangungjawaban secara berkala, pengesahan RKAT setiap tahun,

audit atas laporan keuangan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) dan

audit syariah. Dan untuk LAZ mencakup laporan dan

pertangungjawaban secara berkala, audit atas laporan keuangan oleh

KAP dan audit syariah (BAZNAS, 2016:35).

3) Aspek IT dan sistem

BAZNAS menerapkan SIMBA dengan baik. Dan LAZ

terintegrasi baik dengan simba. Sehingga laporan kepada presiden dan

Page 36: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

20

pemerintah Nasional dapat dilakukan seara berkala dan tepat waktu

(BAZNAS, 2016: 36).

4) Aspek penyaluran.

Berdasarkan Zakat Core Principle dimana untuk menilai kinerja

penyaluran zakat dilihat rasio dari pendstribusian terhadap

penghimpuanan zakat. Jika penyalurannya lebih tinggi dari

penghimpunan zakatnya maka semakin efisien pengelolaan

zakatnya(BAZNAS, 2016:36).

5) Aspek pengumpulan

Dalam rangka mengoptimalkan pengumpulan zakat secara

nasional maka perlu adanya pengedukasian bagi para muzakki. Baik

dari kalangan menengah sampai keatas. Pengedukasian ini bisa berupa

dakwah dan seminar-seminar. Agar mengubah mainset masyarakat

yang hanya mengetahui macam zakat hanya sebatas zakat fitrah saja

(BAZNAS, 2016:36).

6) Aspek pengembangan amil.

Untuk meningkatkan kemampuan yang dimiliki amil dalam

mengelola zakatnya, maka perlu dilakukannya pelatihan dan pendidikan

yang menunjang keterampilan dan kemampuan amil(BAZNAS,

2016:36).

c. Pengelolaan Dana Zakat Di Indonesia

Dengan menegakkan rukun Islam, melaksanakan ibadah, eksistensi

peran negara dan perantara muzakki (orang yang membayar zakat) dan

Page 37: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

21

mustahik (orang yang menerima zakat) adalah merupakan nilai dasar dari

pengelolaan dana Zakat di Indonesia. Pengelolaan dana zakat harus

didasari oleh penegakan rukun Islam. Sehingga, Karakteristik pengelolaan

zakat yang melekat pada dana zakat itu sendiri, baik dari sisi sumbernya,

cara memperolehnya, peruntukannya maupun penyerahannya. Pemahaman

umum bahwa harta dan hasil usaha yang wajib dikeluarkan zakat harus

memenuhi syarat-syarat tertentu (Kustiawan, 2011).

Pada saat ini, pengelolaan dana zakat di Indonesia berdasarkan

Undang-Undang No. 23 Tahun 2011, secara spesifik mengamanatkan

BAZNAS sebagai pelaksana utama dalam pengelolaan zakat di Indonesia

dan pemerintah mendapatkan fungsi sebagai pembina dan pengawas

terhadap pengelolaan zakat yang dilakukan oleh BAZNAS. Berdasarkan

UU tersebut BAZNAS memiliki empat kewenangan. Yaitu: (a) Fungsi

perencanaan pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat; (b)

fungsi pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan

zakat; (c) fungsi pengendalian pengumpulan pendistribusian dan

pendayagunaan zakat; (d) fungsi pelaporan dan pertangungjawaban

pengelolaan zakat (Pasal 7). Selain empat fungsi tersebut BAZNAS juga

memiliki fungsi untuk memberikan rekomendasi izin pembentukan LAZ

(Pasal 18) (BAZNAS , 2017:12).

Dengan begitu, yang diperhatikan dalam pengelolaan dana zakat

juga termasuk dalam pendistribusian ZIS yang harus diperhatikan baik dari

sisi mekanisme dan strategi pendistribusian (Wiradifa dan Saharuddin,

Page 38: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

22

2017:24). Jadi jika mekanisme dan strategi dalam mendistribusikan dana

zakat kepada mustahik maka akan memperbaiki dari sisi pengelolaan pada

LAZ/BAZ.

d. Laporan Keuangan pada Organisasi Pengelola Zakat

Dalam menilai kinerja keuangan ada tiga komponen penilaian yang

digunakan, yaitu 1) komponen laporan keuangan, 2) komponen efisiensi

keuangan dan komponen kapasistas organisani (Beik, 2011:77).

Laporan keuangan yang dianalisa mencangkup laporan audit yang

dilakukan oleh akuntan publik, internal audit (audibility), penyediaan yang

update (time concern)dan ketersediaan laporan keuangan yang dapat

diakses oleh masyarakat umum.

1) Efisiensi keuangan

Efisiensi keuangan (financial efficiency) di ukur dengan

operasional expense ratio, yaitu seluruh biaya yang di gunakan untuk

menjalankan roda OPZ (Organisasi Pengelola Zakat) dibandingkan

terhadap total penggunaan dana (Beik, 2011:78).

2) Kapasitas organisasi

Kapasitas organisasi diukur melalui empat kriteria yaitu: yaitu 1)

total perolehan dana khusus zakat ( diluar infaq, shadaqah dan wakaf)

terhadap perlehan dana total. 2) primary revenue growth yaitu

pertumbuhan perolehan dana khusus zakat (diluar infaq, shadaqah dan

wakaf). 3) program expense ratio, yaitu pengeluaran (Djayusman:

2015) untuk pembiayaan progra, ataupun penyaluran dana kepada

Page 39: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

23

mustahiq terhadap program penyaluran dana; dan. 4) program expense

growth, yaitu pertumbuhan pengeluaran untuk pembiayaan program

ataupun penyaluran dana kepada mustahik dari tahun sebelumnya.

3) Kualitas program pendayagunaan zakat

Untuk melihat kualitas pendayagunaan zakat yaitu dengan

mengukur rasio penggunaan dana terhadap jumlah mutahik, jika

pendayagunaan terhadap mustahik semakin baik. Maka semakin

berkulitaslah pendayagunannya (Beik, 2011:81).

Sedangkan Laporan keuangan Lembaga Amil zakat mengacu

pada ketentuan PSAK No. 109, yang ruang lingkupnya hanya untuk

amil yang menerima dan menyalurkan Zakat dan Infak/Sedekah. PSAK

ini wajib diterapkan oleh amil yang mendapat izin dari regulator namun

yang tidak mendapat izin juga dapat menggunakan PSAK ini.

PSAK 109 ini merujuk kepada beberapa fatwa MUI, yaitu sebagai

berikut:

1) Fatwa MUI No. 08/2011. Tentang amil zakat, dalam hal ini

menjelaskan tentang kriteria, tugas amil zakat serta pembebanan biaya

operasional kegiatan amil zakat yang dapat diambil dari bagian amil,

atau dari bagian fii sabilillah, dalam batas kewajaran, proporsional serta

sesuai dengan kaidah Islam.

2) Fatwa MUI No. 13/2011 menjelaskan tentang hukum zakat atas harta

haram, dimana zakat harus ditunaikan dari harta yang halal baik jenis

maupun cara perolehannya.

Page 40: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

24

3) Fatwa MUI No. 14/2011 menjelaskan tentang hal penyaluran harta

zakat aset pengelolaan. Yang dimaksud aset kelolaan adalah

sarana/prasarana yang diadakan dari harta zakat dan secara fisik

berbeda dari pengelolaan pengelola sebagai wakil mustahik zakat,

sementara manfaatnya diperuntukkan untukmustahik.. Jika digunakan

oleh bukan mustahik zakat, maka pengguna harus membayar atas

menfaat yang digunakannya dan daikui sebagai dana kebajikan oleh

amil zakat.

4) Fatwa MUI No. 15/2011 menjelaskan tentang penarikan, pemeliharaan

dan penyaluran harta zakat. Tugas amil zakat adalah melakukan

penghimpunan, pemeliharaan dan penyaluran. Jika amil menyalurkan

zakat tidak langsung kepada mustahik zakat, maka tugas amil dianggap

selesai pada saat mustahik zakat menerima dana zakat. Amil harus

mengelola zakat sesuai dengan prinsip syariah dan tata kelola yang

baik. Penyaluran dana zakat muqayyadah apabila membutuhkan biaya

tambahan dapat dibebankan kepada muzakki.

Dalam mengukur kinerja lembaga pengelola zakat maka dibutuhkannya

informasi akuntansi zakat. Informasi akuntansi zakat sangat diperlukan

terutama untuk menentukan indikator kinerja (performance indicator)

sebagai dasar penilaian kinerja (Fitriasuri dan Ade Kemala, 2017).

Dengan diterapkannya akuntansi pada lembaga pengelola zakat maka

akan memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan maupun

masyarkat dalam menilai kinerja disisi keuangannya.

Page 41: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

25

Dengan menggunakan akuntansi Islam bertujuan untuk menjaga harta

yang merupakan hujjah atau bukti ketika terjadi perselisihan, membantu

mengarahkan kebijaksanaan, merinci hasil-hasil usaha untuk

perhitungan zakat, penentuan hak-hak mitra bisnis dan juga membantu

menetapkan imbalan dan hukuman serta penilaian evaluasi kerja dan

motivasi (Cahyadi, 2014:112).

3. Efisiensi

a. Pengertian Efisiensi

Efisiensi ialah bagaimana cara kerja untuk mendapatkan hasil yang

sebanyak dan sebaik mungkin dengan pengorbanan yang sekecil mungkin

(Pulungan, 2013: 80). Yang dimaksud adalah dengan mengeluarkan

modal yang kecil maka akan mendapatkan pendapatan yang lebih besar

dari pada input.

Untuk mencapai hasil yang efisiensi dalam setiap kegiatan, maka

perlu memperhatikan apa yang sudah direncanakan agar sesuai dengar

sesuai dengan apa yang sudah direncanakan dengan tepat (Maradita, 2017:

135). Jadi dengan adanya efisiensi rencana program kerja sebagai tolak

ukur untuk mencapai program kerja yang telah ditentukan.

Efisiensi merupakan sebuah indikator dari keberhasilan produktif.

Efisiensi merupakan sebuah parameter untuk mengukur kinerja, baik

kinerja pada pusat pertangung jawaban, kinerja managerial, maupun

kinerja ekonomi suatu perusahaan (Alparisi, 2017:69).

Page 42: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

26

Sementara menurut Lubis, pengertian efisiensi adalah suatu proses

internal atau sumber daya yang diperlukan oleh organisasi untuk

menghasilkan satu satuan output oleh sebab itu efisiensi dapat diukur

sebagai rasio output terhadap input (Ali: 2014). Suatu perusahaan

dikatakan efisien apabila perusahaan tersebut dapat meminimalkan biaya

dalam menghasilkan output tertentu atau dapat memaksimalkan

keuntungannya dengan menggunakkan kombinasi input yang ada.

b. Efisiensi dalam Islam

Menurut M. Mahbubi Ali dan Ascarya (2010) (Ascarya,

2010)mengatakan bahwa efisiensi dalam Islam adalah perwujudan

keuntungan yang optimal untuk menghasilkan sesuatu secara optimal

dengan tetap menjaga keseimbangan (ta’adul)dan etika syariah.

keuntungan yang dihasika seorang muslim harus sesuai dengan kerja keras

dan usaha yang dikerjakan. Untuk mewujudkan optimalisasi dan

keseimbangan, Islam memberikan beberapa guidance, diantaranya adalah

sebagai berikut (Ali dan Ascarya, 2010:113-114):

1) Memanfaatkan seluruh potensi sumber daya Alam

Dalam ajaran agama Islam menyeru kepada umatnya untuk

memnfaatkan sumber daya alam yang telah diciptakan oleh Allah swt.

Allah SWT berfirman dalam Al-qur’an surat hudd ayat 61 (Ali dan

Ascarya, 2010:113).

Page 43: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

27

Artinya: Dialah yang telah menciptakan kamu dari bumi (tanah)

dan menjadikan kamu pemakmurNya, karena itu mohonlah

ampunanNya, kemudian bertobatlah kepadaNya, sesungguhnya tuhanku

amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (do’a hamba-Nya)(QS.

Huud: 61).

2) Spesialisasi kerja.

Konsep ini menjelaskan tentang pembagian tenaga kerja sesuai

dengan keahlian dan keterampilan yang dimiliki oleh Sumber Daya

Manusia (SDM) terkait. Jika SDM bekerja sesuai dengan keahliannya

maka akan menghasilkan hasil yang efisien. Dalam Islam, konsep

spesialisasi kerja telah dijelaskan pada hadits Nabi saw yang

menjelaskan tentang konsep itqan dan ihsan. Mengenai itqan rasulullah

bersabda (Ali dan Ascarya, 2010:113):

Artinya: Sesungguhnya Allah mencintai jika seseorang melakukan

pekerjaan (berproduksi) dengan cermat dan tekun (itqan) (HR. Thabrani

No. 897)

3) Larangan tehadap Riba.

Cara Islam untuk mewujudkan efisiensi yaitu dengan cara

minimalisasi biaya produksi adalah dengan pengharaman riba (bunga).

Sebagai bagian dari elemen biaya tetap dalam produksi, penghapusan

bunga akan membuat biaya produksi lebih rendah (efisien). Berikut

Page 44: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

28

adalah ayat Al-qur’an yang menjelaskan tentang pelarangan riba (Ali

dan Ascarya, 2010:113):

Artinya: Dan Allah halalkan jual beli dan mengharamkan riba (QS.

Albaqarah: 275).

4) Larangan Israf dan tabzir dalam produksi.

Menurut Al Mawardi dalam Kantakaji (2003) dalam Ali dan

Ascarya (2010). Menjelaskan bahwa Israf adalah kesalahan

menggunakan takaran yang tepat, sedangkan tabzir adalah kebodohan

dalam menggunakan alokasi yang tepat. Allah berfirman dalam surat

Al-Isra 26-27 (Ali dan Ascarya, 2010:113):

Artinya: Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat

akan haknya, kepada orang yang miskin atau dalam perjalanan; dan

janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros(26)

sesunguhnya pemboros-boros itu adalah saudara-saudara setan dan

setan itu adalah sangat ingkar kepada tuhannya (27)(Al- Isra: 26&27).

c. Pengukuran Efisiensi

Suatu organisasi dapat dikatakan efisien apabila organisasi tersebut:

1) menghasilkan output yang lebih besar dengan menggunakkan

inputtertentu; 2) menghasilkan output tetap untuk input; 3) menghasilkan

produksi yang lebih besar dari penggunaan sumberdayanya; 4) mencapai

hasil dengan biaya serendah mungkin (Rai, 2008:22).

Page 45: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

29

Untuk mengukur efisiensi yang sebenarnya, kita harus

membandingankan kembali hasil output dan input tersebut dengan standar

efisiensi. Berikut adalah beberapa standar efisiensi (Rai, 2008:23).

1) Standar teknik (enginered standars)

Standar ini dikembangkan oleh para insinyur dengan teknik

pegukuran yang cukup eksak dengan tingkat ketelitian yang tinggi dan

telah terbukti dan diterima secara umum (Rai, 2008:23).

2) Standar historis (historical standards)

Dengan menggunakan Pengukuran efisiensi dimasa lalu dijadikan

standar untuk mengukur produktivitas dimasa ini.

3) Perbandingan dengan organisasi lain

Dengan adanya perbandingan dengan organisasi yang bergerak

dibidang yang sama dengan mengukur tolak ukur pencapaiannya.

4) Pemanfaatan utilitas

Efisiensi karyawan, peralatan, fasilitas, dan lainnya. Ditunjukkan

sebagai persentase antara kapasitas yang tersedia dibandingkan dengan

penggunaan kapasitas sesungguhnya (aktual) (Rai, 2008:24).

Sedangkan Menurut Farrel (1957), efisiensi dari perusahaan

terdiri dari dua komponen yaitu, efisiensi teknis dan efisiensi alokatif.

Efisiensi teknis mencerminkan kemampuan dari perusahaan dalam

menghasilkan output dengan sejumlah input yang tersedia. Sedangkan

efisiensi alokatif mencerminkan kemampuan perusahaan dalam

mengoptimalkan penggunaan inputnya dengan struktur harga dan

Page 46: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

30

teknologi produksinya (Nasution, 2009:11). Hasil pengkombinasian

dari kedua ukuran ini adalah efisiensi ekonomi. Suatu

peusahaan/lembaga dapat dikatakan efisiensi apabila dapat

meminimalkan biaya produksi dan menghasilkan output yang

maksimal.

d. Pendekatan Efisiensi pada Lembaga Amil dan Badan Amil Zakat

Efisiensi dalam Lembaga Amil Zakat yaitu dimana setiap lembaga

dapat menggunakkan output dan inputnya seraca tepat. Dimana penyaluran

dana zakat disalurkan kapada yang lebih membutuhkan terlebih dahulu (

Aulia Zahra dkk., 2016:40).

Suatu Lembaga Amil Zakat dikatakan efisien apabila dapat

mengeluarkan sedikit biaya untuk menghasilkan penghimpunan dana

dimana usaha dalam penghimpunan ini harus sejalan dengan program dan

pelayanan dalam Lembaga/ Badan Amil Zakat tersebut (PEBS-FEUI &

IMZ, 2010). Menurut keterangan tersebut pengeluaran yang dilakukan

LAZ/BAZ harus lebih benyak untuk membiayai program dan

meningkatkan pelayanannya.

Maka dari itu, diperlukan suatu usaha untuk mengefisienkan biaya

operasional LAZ dengan tingkat kebutuhan dan tingkat kepentingannya.

Agar dana yang diberikan dari muzakki kepada mustahik tidak ada yang

sia-sia. Sehingga harta zakat bisa dimaksimalkan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, terutama golongan fakir dan miskin

(Djayusman: 2015).

Page 47: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

31

e. Efisiensi dalam BAZNAS dan Rumah Zakat.

Efisiensi dalam BAZNAS dapat dilihat dari kegiatannya dalam

mengelola seluruh sistem zakat. Baik itu dari sistem pengelolaan dana

zakat maupun koordinasinya terhadap OPZ lain (BAZNAS, 2017:14).

Maka dari itu BAZNAS haruslah menjadi pedoman bagi OPZ di Indonesia

dalam mengendalikan pengelolaan keuangannya agar tidak terjadi

kemubadziran.

Dalam mengendalikan keefisienannya BAZNAS yaitu dengan cara

memperhatikan kemampuan amil dalam mengelola dana zakat. Dengan

amil yang kompeten maka akan meningkatkan kesadaran masyarakat

dalam membayarkan zakatnya melaui lembaga zakat yang formal dan

bukan secara individu. Sehingga amil dapat memberikan manfaat yang

lebih banyak lagi untuk meningkatkan kesejahteraan mustahik (BAZNAS,

2017:15).

Selaras dengan memperhatikan kemampuan amil. Maka BAZNAS

memberikan standar kompetensi untuk kinerja amil. Standar Kompetensi

Kerja (SKK). Dengan mengukur kemapuan dari aspek pengetahuan,

keterampilan/keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan

tugas dan syarat jabatan yang ditentukan oleh BAZNAS ( UU RI No. 23

Tahun. 2011 Pasal 1:7).

Sehubungan untuk mengefisienkan BAZNAS. Maka BAZNAS juga

melakukan pemerataan distribusi zakat pada efek pembangunan ekonomi

nasional untuk kegiatan produktif. Penciptaan lapangan kerja;

Page 48: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

32

memperlebar akses keuangan; pemerataan distribusi zakat pada efek

meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dan pelestarian kekayaan

alam (BAZNAS, 2017:14). Dengan melakukan pemerataan distribusi

maka akan, menghasilkan pembedayaan mustahik yang lebih efisien lagi.

Sedangkan cara Rumah Zakat untuk mengefisienkan Lembaganya

tidak jauh berbeda dengan BAZNAS yaitu dengan memperhatikan kualitas

amil, pendistribusian secara merata dan juga memberikan beragam inovasi

untuk memudahkan muzakki dalam melakukan pembayaran zakatnya

yaitu dengan cara: pembayaran zakat melalui ATM, mobile banking,

internet banking, pay pal dan e payment (Rumah Zakat: 2016).

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Judul Penelitian

Persamaan Perbedaan Hasil penelitian

1. Aulia Zahra

et.all (2016)

Jurnal

Akuntansi dan

Keuangan

Islam

“Pengukuran

Efisiensi

Organisasi

Pengelola

Zakat dengan

Metode Data

Envelopment

Analysis “

Menggunakan

alat Analisis

DEA

Data primer dan

sekunder.

Menggunakan

pendekatan

produksi

Kinerja Organisasi

Pengelola Zakat

(OPZ) sudah cukup

efisien secara teknis

yaitu, 90,04% pada

tahun 2012, 93,50%,

pada tahun 2013,

dan 95,52% pada

tahun 2014. Hal ini

menjelaskan OPZ

Page 49: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

33

telah memiliki

manajemen yang

baik dalam

mengoptimalkan

input untuk

menghimpun dan

menyalurkan dana

zakat infak dan

sedekah. Meski

demikian, hal ini

tidak didukung oleh

kondisi eksternal

yang baik. Terbukti

dengan rendahnya

tingkat efisiensi

secara skala yang

juga berpengaruh

terhadap rendahnya

nilai efisiensi secara

overall.

2. Annisa

rahmayanti,

(2014),

Efisiensi

Lembaga

Amil Zakat

Pendekatan

intermediasi

Variabel

Lembaga yang

diteliti PKPU,

BAMUIS BNI

Dalam periode

2009-2011 tingkat

efisiensi LAZ PKPU

Page 50: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

34

Skripsi SI UIN

Syarif

Hidayatullah

Jakarta

Fakultas

Syariah dan

Hukum

dalam

mengelola

zakat di

Indonesia”

(studi kasus

PKPU,

Rumah zakat,

dan

BAMUIS

BNI)”.

input:

1. variabel gaji

Karyawan

Variabel

output:

1. penyaluran

dana Zakat

Laporan

keuangan tahun

2009-2011

dan BAMUIS BNI

mencapai 100% atau

senilai dengan 1.

Pada Rumah Zakat

terjadi tingkat

efisiensi yang

fluktuatif.

3. Alfi Lestari,

2015

Jurnal

Ekonomi dan

Studi

Pembangunan

“Efisiensi

Kinerja

Keuangan

Badan Amil

Zakat Daerah

(BAZDA)”

Pendekatan

intermediasi

Variabel

input:

1. Dana ZIS

yang

dihimpun

2. Aktiva

3. Gaji Amil

Variabel

output:

1.Jumlah

Studi kasus

yang diteliti

BAZDA

Lombok

Tahun yang

diteliti 2012-

2014

BAZDA kabupaten

Lombok Timur

berhasil mencapai

nilai actual yang

dicapai oleh DEA.

Secara menyeluruh

BAZDA telah

mampu mencapai

efisiensi maksimum

secara relatif.

Page 51: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

35

ZIS yang

disalurkan

2.Biaya

operasional

4. Muhammad

Khafid

Abdillah &

Royyan

Ramadhani

Djayusman,

2015

Islamic

Economics

Journal.

“Analisis

Efisiensi

Lembaga

Amil Zakat

terhadap

pengentasan

kemiskinan”

Menggunakan

alat Analisis

DEA

Variabel input:

1. Biaya

personalia

2. Biaya

sosialisasi

3. Biaya

operasional

Variabel output:

1. Dana

terhimpun

2. Dana

tersalurkan

Hasil efisiensinya

adalah sebagai

berikut:

Pada tahun 2008,

efisiensi dana zakat

LAZ USP berada

dalam kondisi yang

paling buruk

dibandingkan

dengan DMU

lainnya. Kodisi ini

disebabkan oleh

variabel input, yaitu

biaya personalia,

sosialisasi dan

operasional tidak

seimbang dengan

dana yang

Page 52: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

36

terhimpun dan

tersalurkan.

Pada tahun 2009

efisiensi zakat ini

mengalami

peningkatan. Hal ini

disebabkan oleh

peningkatan

efisiensi dana zakat

dalam seluruh

variabel input.

Keadaan ini lebih

baik dari

sebelumnya

meskipun belum

mencapai efisiensi

sepenuhnya.

Pada DMU

(Decision Making

Unit) 2010 hingga

2013 efisiensi dana

zakat mengalami

peningkatan dan

Page 53: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

37

mencapai efisiensi

maksimal.

5. Ikka Nur

Wahyuni,

(2016)

Journal of

Economics

Lariba

Efisiensi

“Organisasi

Pengelola

Zakat

Nasional

dengan

Metode Data

Envelopment

Analysis”

BAZNAS

Pendekatan

Intermediasi

PKPU,

LAZISNU,

DD

Pendekatan

produksi

Hasilnya adalah:

Kinerja yang efisien

menggunakan

pendekatan

intermediasi,

ditunjukkan pada

setiap OPZ.

Pada pendekatan

produksi BAZNAS

menglami inefisiensi

sebesar 0,87.

Sedangkan pada

Dompet Dhuafa

Juga terjadi nilai

inefisiensi sebesar

0,51 dengan

benchmark yang

mengacu pada Lazis

NU, sehingga untuk

menghasilakn

kinerja yang efisien

Page 54: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

38

harus

memaksimalkan

nilai input yang ada

disisi lain juga

Dompet Dhuafa

perlu meningkatkan

dana ziswaf yang

disalurkan agar

kinerja Domper

Dhuafa bisa

ditingkatkan

efisiensinya.

6. Iqbal Syafei

(2017),

Skripsi S1 Uin

Syarif

Hidayatullah

Jakarta

Fakultas

Ekonomi dan

Bisnis

“ Analisis

Efisiensi

Badan Amil

Zakat

Nasional

(BAZNAS)

dalam

Mengelola

Dana Zakat

Periode

2012-2016 “

BAZNAS

Menggunak

an metode

Analisis

DEA

Pendekatan

produksi

Hasil pembahasan:

Pada tahun 2012-

2014 tingkat nilai

efisiensi BAZNAS

mencapai 100%.

Pada tahun 2015

tingkat nilai

efisiensi BAZNAS

mencapai 79.16%.

Dengan nilai

inefisiensi sebesar

Page 55: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

39

20.84%.

Pada tahun 2016

tingkat efisiensi

BAZNAS sebesar

98,72%. Hal ini

menunjukan bahwa

nilai inefisiensinya

sebesar 1,28%.

Setelah melihat dari beberapa penelitian terdahulu. Ada salah satu

penelitian terdahulu yang membuat saya tertarik untuk melakukan penelitian

ini adalah pada penelitian Alfi Lestari dimana dalam penelitian tersebut

membahas tentang efisiensi pada BAZDA Lombok. Dimana dalam penelitian

tersebut menggunakan pendekatan intermediasi dalam penelitiannya. Tujuan

Lembaga Zakat dalam melakukan pendekatan itu adalah sebagai perantara

antara muzakki dan mustahik. Dimana Lembaga Zakat memiliki salah satu

tugasnya yaitu sebagai pengelola dana Zakat yang dihimpun dari muzakki lalu

disalurkan kepada mustahik.

C. Kerangka Berpikir

Khairani Dalam bukunya yang berjudul penelitian geografi terapan

(2016) dalam (Sugiyono,2012: 93) mengemukakan bahwa, kerangka berpikir

merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan

berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

Page 56: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

40

Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar

variabel yang akan diteliti (Khairani, 2016:74). Jadi, secara teori perlu

dijelaskan hubungan antara variabel. Didalam penelitian ini berarti perlu

dijelaskan hubungan antara input dengan output yang akan diteliti.

Kerangka berpikir di dalam penelitian untuk mengetahui ukuran

efisiensi kinerja laporan keuangan Lembaga Amil zakat yaitu peneliti

mengambil tiga sampel Lembaga Amil Zakat yang telah berskala Nasional

yaitu Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Rumah Zakat dengan

periode laporan keuangan tahun 2014-2016. Yang menjadi ukuran tingkat

efisiensi dalam penelitian menggunakkan pendekatan intermediasi. Penelitian

ini mengukur efisiensi dengan menggunakkan pendekatan intermediasi yaitu

dengan mengukur input terhadap output yang dihasilkan. Dengan input yang

merupakan veriabel dari dana ZIS yang dihimpun, Aktiva tetap, dan gaji

karyawan sedangkan variabel outputnya terdiri dari beberapa variabel yaitu:

Dana ZIS yang disalurkan dan biaya operasional

Page 57: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

41

Gambar 2.2

Kerangka Berpikir

Analisis efisiensi

Pendekatan intermediasi

Input Output

Dana ZIS yang dimpun.

Aktiva tetap

Gaji karyawan

Dana ZIS yang disalurkan

Biaya operasional

Lembaga Amil Zakat

Pengukuran menggunakan alat ukur Data Envelopment Analysis (DEA)

Hasil penelitian dan pembahasan

Page 58: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

42

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder adalah data yang didapat atau disimpan oleh orang lain yang

biasanya merupakan data dari masa lalu/historikal (Wibisino, 2003:118). Jadi,

data sekunder adalah data yang diperoleh dari informasi-informasi yang telah

disusun dan dipublikasikan oleh suatu instansi tertentu. Pada data sekunder

peneliti memperoleh data yang berkaitan dokumen laporan keuangan

Lembaga Amil Zakat. Laporan keuangan yang terkait berasal dari BAZNAS

dan Rumah Zakat.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi merupakan satu hal yang esensial dan perlu mendapat

perhatian dengan seksama apabila peneliti ingin menyimpulkan suatu hasil

yang dapat dipercaya dan tepat guna untukdaerah (area) atau objek

penelitiannya. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih

dan mewakili populasi tersebut ( Muri Yusuf, 2014:150).

Metode penentuan sampel dalam penelitian ini adalah purposive

sampling atau judgement sampling. Dalam pedoman penulisan skripsi FEB

(2012) dijelaskan bahwa purposive sampling adalah pengumpulan data atas

dasar strategi kecakapan atau pertimbangan atau pribadi semata. Yang

menjadi pertimbangan penulis dalam penelitian ini adalah, dari kemudahan

mengakses laporan keuangan dan lembaga zakat yang berskala nasional.

Page 59: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

43

Populasi dalam penelitian ini adalah Lembaga Amil Zakat Nasional

yang diambil dari rekomendasi BAZNAS dan dilanjutkan dengan pemberian

izin oleh Menteri Agama pada LAZ untuk tingkat nasional, provinsi dan

kabupaten/kota. Dan peneliti mengambil satu sampel dari daftar Lembaga

Amil Zakat yang direkomendasikan oleh BAZNAS yaitu Rumah Zakat. Dan

satu sampel lagi diambil dari Badan Amil Zakat yang didirikan oleh

pemerintah yag berskala Nasional yaitu Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS).

Berikut adalah daftar Lembaga Amil Zakat Berskala Nasional:

1. LAZ Rumah Zakat Indonesia

2. LAZ Daarut Tauhid

3. LAZ Baitul Maal Hidayatullah

4. LAZ Dompet Dhuafa Republika

5. LAZ Nurul Hayat

6. LAZ Inisiatif Zakat Indonesia

7. LAZ Yatim Mandiri Surabaya

8. LAZ Lembaga Manajemen Infak Ukhuwah Islamiyah

9. LAZ Dana Sosial Al-falah

10. LAZ Pesantren Islam Al-Azhar

11. LAZ Baitulmaal Muamalat

12. Lembaga Amil Zakat Infak dan shadaqah Nahdatul Ulama (LAZIS NU)

13. LAZ Global Zakat

14. LAZ Muhamadiyah

Page 60: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

44

15. LAZ Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia

16. LAZ Perkumpulan Persatuan Umat

17. LAZ Rumah Yatim Ar-rahman Indonesia

Populasi dari data yang diatas peneliti mengambil Rumah Zakat sebagai

sampelnya. Karena Laporan Keuangan Rumah Zakat mudah diakses dan

Laporan Keuangan yang akan diteliti oleh peneliti juga lengkap dan sudah

dipublikasikan secara resmi melalui website.

Yang selanjutnya diteliti adalah Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS) alasan peneliti menggunakkan BAZNAS karena BAZNAS

merupakan badan resmi dan satu-satunya yang dibentuk oleh pemerintah

berdasarkan keputusan RI No.8 tahun 2001.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakkan metode

dokumentasi. Yaitu, dalam penelitian ini mengambil data laporan keuangan

dalam periode 2014-2016 dari dua Organisasi Pengelola Zakat tersebut yang

telah dipublikasikkan secara resmi. Dan peneliti mengambil data dengan

secara langsung mengambil dari website resminya (RZ) dan mengambilnya

langsung dari BAZNAS yang bersangkutan.

Peneliti juga mengambil data yang berasal dari jurnal, buku dan karya

ilmiah lainnya yang diperoleh melalui buku cetak maupun website yang

berhubungan dengan analisis efisisensi laporan keuangan Lembaga Amil

Zakat.

Page 61: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

45

D. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakkan analisis kuantitatif. Yaitu dengan

menggunakkan metode Data Envelopment Analysis (DEA) untuk menghitung

tingkat efisiensi kinerja laporan keuangan, dengan mengukur input terhadap

output yang berasal dari neraca keuangan, laporan arus kas, laporan

perubahan dana yang dimiliki masing-masing oleh Lembaga. Dalam

penelitian ini menggunakkan perangkat lunak microsoft excel dan DEA

frontier.

1. Analisis Efisiensi Menggunakan DEA.

Data envelopment analysis (DEA) diperkenalkan oleh Charnes,

Cooper dan Rhodes. Metode ini merupakan salah satu alat bantu evaluasi

untuk meneliti kinerja dari suatu aktifitas dalam sebuah unit entitas

(Khrisna : 2016).

Data Envlopment Analysis (DEA) adalah metode nonparametrik

dalam penelitan operasi dan ekonomi untuk memperkirakan batas

produksi. Hal ini digunakan secara empiris untuk mengukur efisiensi

produksi unit pembuat keputusan atau decision making unit (DMU)

(Laboratory : 2017).

Data Envelopment Analysis (DEA) merupakan salah satu pendekatan

non parametrik yang menggunakan teknik program linier sebagai

dasarnya. Analisis ini berguna untuk mengukur tingkat kinerja atau

efisiensi suatu unit pengambilan keputusan yang disebut dengan Decision

Page 62: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

46

Making Unit (DMU) (Astuti, 2017:265). Jadi dapat disimpulan bahwa

DEA merupakan alat hitung untung mengukur input terhadap output.

Efficiency = 𝒊𝒏𝒑𝒖𝒕 𝒐𝒖𝒕𝒑𝒖𝒕

Sebagai alat untuk mengukur efisiensi, DEA memiliki empat

keunggulan dibanding pendekatan lain yaitu (Hidayat, 2011:3):

a. Dapat mengukur variabel input dan output.

b. Tidak memerlukan asumsi hubungan fungsional antara variabel yang

diukur.

c. Variabel input dan output dapat memiliki satuan pengkuran yang beda.

d. Tidak membutuhkan asumsi awal mengenai bentuk fungsi produksi.

Sedangkan kelemahan dari analisis DEA ini adalah (Niswati,

2014:114) :

a. Bersifat simple specific.

b. Merupakan extreme point technique, kesalahan pengukuran bisa

bersifat fatal.

c. Hanya mengukur produktivitas relatif dari unit kegiatan ekonomi bukan

produktivitas absolut.

d. Uji hipotesis secara statistik atas hasil DEA sulit dilakukan.

Efisiensi laporan keuangan lembaga Amil zakat dapat diukur dengan

menghitung rasio antara output dan inputnya. DEA akan menghitung

Lembaga Amil Zakat menggunakan input n untuk menghasilkan output m

yang berbeda (Lestari, 2015:181).

Page 63: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

47

j 1

i = 1

Es = ∑m UiYis

∑n = VjXis

Dengan keterangan:

Es = efisiensi LAZ yang diamati s

m = output LAZ s yang diamati

n = input LAZ s yang diamati

yis = jumlah output ke i yang dihasilkan

Xis = jumlah input ke j yang digunakan

Ui = s x 1 jumlah bobot ouput

VJ = sx1 jumlah bobot input

Pernyataan diatas menunjukkan adanya satu variabel input dan satu

variabel output. Rasio Efisinsi (ES), lalu dimaksimumkan dengan cara

sebagai berikut:

Es = ∑im =1 𝑈𝑖𝑌𝑖𝑠

≤ 1

∑𝑛𝑗 = 1 VjXis

Persamaan pertama menjelaskan bahwa adanya rasio untuk UKE

lain tidak lebih dari 1, sementara persamaan kedua berbobot non negatif

(positif)(Lestari, 2015:182). Angka rasio yang dihasilkan akan bernilai 0

sampai 1. BAZNAS dan LAZ RZ dikatakan efisien jika angka yang

dihasilkan mendekati 1 atau 100 persen. Sebaliknya apabiila mendekati 0

maka menunjukkan tingkat efisiensi yang semakin rendah.

Pengukuran teknis lembaga keuangan menggunakkan pendekatan

frontier yang dilakukan dengan menggunakkan model Constant return to

scale (CRS) model ini mengasumsikan bahwa model input adalah output

Page 64: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

48

yang sama. Artinya jika ada penambahan 1 pada input maka akan

menambahkan satu pula pada output.

Menurut Akbar (2009) pada Alfi Lestari 2015 mengatakan bahwa

pengukuran berorientasi input menunjukan sebuah input dapat dikurangi

secara proporsional tanpa mengurangi jumlah output yang dihasilkan.

Efisiensi dalam Unit Kerja Ekonomi (UKE) mereka selalu memikirkan

bagaimana memaksimalkan tingkat output dan meminimalkan tingkat

input. Farrel (1957) dalam Alfi Lestari mengilustrasikan idenya dengan

menggunakan sebuah perusahaan yang menggunakan dua input yaitu X1

dan X2 untuk memproduksi satu output (Y) dengan asumsi Constant

Return to Scale (CRS).

Menurut Alfi Lestari (2015) tingkat efisiensi secara teknis dan

alokatif diproleh dari tingkat rasio:

TE ( Technical Efficiency) = OQ/OP

AE (Allocative Efficiency) =OR/OQ

Untuk menghitung orientasi output, dengan menghitung berbagai

peningkatan output dengan tidak mengubah jumlah input yang dihasilkan.

Pengukurannya ditulis dengan:

Efisiensi naik = 𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑛𝑎𝑖𝑘

𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝.

2. Pendekatan Pengukuran Efisiensi DEA

Menurut Muharam & Pusvitasari (2007) untuk mengukur hubungan

input terhadap output dalam suatu lembaga keuangan memiliki tiga

pendekatan yaitu (Tuffahati dkk., 2016:10):

Page 65: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

49

a. Pendekatan aset (the asset approach)

Pendekatan aset menggambarkan fungsi utama suatulembaga

keuangan sebagai pemberi pinjaman. Dalam pendekatan ini, output

yang diukur diartikan sebagai bentuk aset.

b. Pendekatan produksi (the production appoarch)

Pendekatan produksi menggambarkan suatu lembaga keuangan

sebagai produsen. Lalu output diartikan sebagai jumlah tenaga kerja,

pengeluaran modal pada aset tetap dan material lainnya.

c. Pendekatan intermediasi (the intermediation appoarch)

Pendekatan ini menggambarkan kegiatan perbankan sebagai

lembaga intermediasi yang mentrasfer dana dari deposan (surplus

spending unit) kepada peminjam (deficit spending unit) (Nasution,

2014:17). Sedangkan pendekatan intermediasi pada suatu lembaga

keuangan Syariah yang bersifat nielaba seperti Rumah Zakat dan

BAZNAS diakui sebagai intermediator atau perantara antara pemberi

manfaat (muzakki) dan penerima manfaat dalam Lembaga Amil Zakat.

E. Identifikasi Variabel Input dan Output.

Untuk mengukur tingkat efisiensi input terhadap output dalam Lembaga

Amil Zakat maka dalam penelitian ini menggunakan pendekatan intermediasi.

Dalam pendekatan intermediasi institusi keuangan dianggap sebagai

perantara, yang merubah dan mentransfer berbagai aset keuangan dari unit

yang kelebihan dana ke unit yang kekurangan dana (Hidayat, 2011:5). Dalam

lembaga keuangan nirlaba yaitu LAZ intermediasi ini berfungsi untuk melihat

Page 66: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

50

sebuah LAZ sebagai intermediator bagi Amill zakat dan penerima zakat. LAZ

yang menghimpun dana berfungsi sebagai penyalur dana bagi para mustahik.

Baik itu secara konsumtif (untuk memenuhi kebutuhan pokok) maupun

secara produktif (dana yang digunaakn untuk modal usaha).

Berikut adalah beberapa pertimbangan menggunakkan pendekatan

intermediasi:

1. Dengan menggunakan pendekatan intermediasi tujuannya adalah seberapa

besar peran BAZNAS dan RZ dalam melakukan pengelolaan dananya.

2. Sebelumnya penelitian terdahulu sudah pernah meneliti tingkat efisiensi

menggunakan pendekatann ini.

3. Suatu lembaga keuangan biasanya mengunakkan tenaga kerja, asset tetap,

dan deposito sebagi input dalam memproduksi pendapatan.

4. Prinsip sistem lembaga keuangan syariah berdasarkan kontribusi modal,

dimana setiap Lembaga berfungsi menghimpun dan menyalurkan dana.

5. Variabel input yang ada dipilih karena berfungsi sebagai sumber yang

harus dikrluarkan untuk menghasilkan output(Lestari, 2015:179).

Berdasarkan pendekatan intermediasi pendekatan input dan output

penelitian ini adalah:

Tabel 3.1

Indikasi Variabel

Pendekatan Variabel input Variabel output

Intermediasi Dana ZIS yang Dana ZIS yang di

Page 67: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

51

dihimpun.

Aktiva tetap

Gaji karyawan

salurkan.

Biaya operasional

Berikut adalah penjelasan bagi masing-masing variabel:

1. Variabel input:

a. Dana ZIS yang dihimpun, seluruh dana yang dihimpun dari para

muzakki (pemberi zakat).

b. Aktiva tetap, yaitu harta yang dimiliki BAZNAS dan Rumah Zakat

yang berupa tanah dan gedung.

c. Gaji karyawan atau disebut gaji amil di dalam Lembaga Amil Zakat,

merupakan biaya yang dikeluarkan untuk gaji dan tunjangan amil.

Lembaga Amil Zakat berhak medapatkan bagiannya sebesar 12,5%.

2. Variabel output:

a. Dana ZIS yang disalurkan, merupakan dana yang dikeluarkan untuk

mustahik penerima zakat.

b. Biaya operasional, merupakan dana yang dikeluarkan untuk memenuhi

kebutuhan langsung yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan

operasional untuk keberlangsungan kegiatan dalam menghimpun

maupun menyalurkan dana zakat.

Page 68: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

52

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Efisiensi dalam Islam pada BAZNAS dan Rumah Zakat

a. Efisiensi dalam Islam pada BAZNAS

Untuk pemerataan distribusi zakat pada efek meningkatkan efisiensi

penggunaan sumber daya dan pelestarian alam. Maka, peran amil

merupakan unsur penting dalam pengelolaan zakat. Dengan itu amil

haruslah berkualitas sehingga dapat meningkatkan trustpara muzakki dan

bisa memberdayakan mustahik secara konkrit dan membebaskan mereka

dari kemiskinan (BAZNAS, 2018:14).

Maka Dengan adanya amil yang kompetitif dapat melakukan berbagai

program dalam pelestarian Sumber Daya Alam dengan itu dilakukannya

program Zakat Community Development (ZCD) pada BAZNAS yang

merupakan program pengembangan komunitas dengan mengintegrasikan

aspek ekonomi dan sosial (pendidikan, kesehatan, agama, lingkungan dan

aspek sosial lainnya) secara komphrensif. Yang pendanannya berasal dari

zakat, infak dan sedekah untuk mewujudkan masyarakat sejahtera dan

mandiri (BAZNAS , 2015). Yaitu dengan melakukan perwujudan nyata

dengan memanfaatkan Sumber Daya Alam yang ada dengan menggunakan

tumbuh-tumbuhan yang ada lalu dijadikan menjadi sesuatu yang memiliki

nilai jual. Misalnya budi daya kacang kedelai di daerah kab. Berau, budi

daya penanaman buah naga di kota Balikpapan, industri makanan olahan

Page 69: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

53

berbahan dasar pisang di kota Samarinda dan pada kota-kota lainnya

dengan memperhatikan Sumber Daya Alam yang ada.

Karena BAZNAS merupakan Lembaga syariah dimana didalamnya

terdapat unsur-unsur Islam. Sehingga tidak ada transaksi riba didalamnya.

Sedangkan pada aspek efisiensi Islam tentang israf dan tabzir tidak

ada dalam BAZNAS. Karena dalam pengalokasian dananya sesuai dengan

program yang dijalankan sehingga tidak ada pengeluaran yang sia-sia baik

untuk penghimpunan dana maupun penyalurannya.

b. Efisiensi dalam Islam pada Rumah Zakat

Seperti pada BAZNAS di Rumah Zakat (RZ) juga menfokuskan pada

Sumber Daya Manusia yang ada dalam mengelola dana Zakat agar dana

yang terhimpun dapat dikelola dengan baik. Sehingga terjadinya efisiensi

pada Rumah Zakat pada Pengelolaan dana zakatnya.

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset penting bagi

organisasi human capital. Oleh karena itu RZ membangun sistem

pengelolaan SDM

Dengan menerapkan suatu sistem standar yang digunakan untuk

menjadikan amil yang berkualitas dan kompeten melalui pengembangan

amil yang yang bersifat komperensif dan terintegrasi.

Lalu dalam mengefisienkan Sumber daya alam yang ada maka RZ

memiliki program senyum mandiri dimana salah satu kerjanyatanya adalah

dengan melakukan pertanian produktif. Dimana pertanian produktif yaitu

dengan memberikan pengetahuan bagi para petani agar bisa memanfaatkan

Page 70: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

54

sumber daya alam yang memiliki nilai ekonomis. Dimana dengan

pengetahuan yang ada para mustahik dapat mendapatkan keuntungan

dengan menggunakan Sumber daya alam yanhg ada dengan tepat.

Karena Rumah Zakat merupakan Lembaga syariah dimana

didalamnya terdapat unsur-unsur Islam. Sehingga tidak ada transaksi riba

didalamnya.

Sedangkan pada aspek efisiensi Islam tentang israf dan tabzir tidak

ada dalam BAZNAS. Karena dalam pengalokasian dananya sesuai dengan

program yang dijalankan sehingga tidak ada pengeluaran yang sia-sia baik

untuk penghimpunan dana maupun penyalurannya.

2. Pertumbuhan Muzakki dan Mustahik di Indoensia

a. Pertumbuhan Muzakki

Tabel 4.1

Muzakki di Indonesia

Total 2013 2014 2015 2016

Perorangan 33429 28033 56837 119332

Lembaga 28033 2134 3066 7568

TOTAL 61252 30176 59903 126900

Sumber: Outlook BAZNAS 2018

Tabel diatas menunjukkan bahwa total muzakki dari perorangan

lebih besar dari muzakki lembaga. Pada tahun 2015 dan 2016

mengalami peningkatan yang drastis yaitu sebesar 100%. Terjadi

peningkatan pada tahn 2015 dan 2016 terwujud akibat meningkatnya

harapan publik terhadap kepercayaan BAZNAS dan tingginya

Page 71: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

55

kepercayaan masyarakat dalam memberdayakan dana zakatnya ke

BAZNAS maupun LAZ resmi. Sedangkan penurunan jumlah muzakki

pada 2014 terjadi karena adanya kesalahan teknis pada sistem informasi

buatan BAZNAS (BAZNAS, 2017:73).

b. Pertumbuhan Mustahik

Tabel 4.2

Mustahik di Indonesia

Tahun 2013 2014 2015 2016

Perorangan 428 9487 42270 104145

Lembaga 25 3291 3332 5772

Total 453 12778 45602 109917

Sumber: Outlook BAZNAS 2018

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah mustahik

mengalami peningkatan dari tahun ketahunnya. Seperti yang terjadi

pada tahun tahun 2014 ke tahun 2015 sebesar 256.88% kemudian

meningkat kembali dari tahun 2015 ke tahun 2016 sebesar 141%.

Peningkatan ini terjadi akibat semakin baiknya pendataan SIMBA

BAZNAS dan dipengaruhi juga oleh semakin tingginya penghimpunan

dana zakat sehingga mengakibatkan banyaknya mustahik yang dapat

dilayani oleh BAZNAS (BAZNAS, 2017:75)

3. Total Penghimpunan dan Penyaluran Dana Zakat di Indoensia

a. Penghimpunan Dana Zakat di Indonesia

Tabel 4.3

Page 72: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

56

Total Penghimpunan Zakat di Indonesia (Rupiah)

Tahun 2014 2015 2016

Perorangan 140.585.373.579 2.830.978.044.687 4.253.879.364.024

Lembaga 45.298.843.305 682.184.460.584 763.413.762.927

Total 185.884.216.884 3.513.171.505.271 5.017.293.126.951

Sumber: Outlook BAZNAS 2018

Sejak diluncurkannya SIMBA (Sistem Manajemen Informasi

BAZNAS) pada tahun 2012, penghimpunan ZIS baik secara perorangan

ataupun secara lembaga menunjukkan peningkatan yang signifikan.

Peningkatan yang signifikan ada pada tahun 2015 yaitu naik sebesar 3,3

Triliyun atau 1.790% dari tahun 2014 (BAZNAS, 2017:65). Dapat lihat

juga bahwa dana yang dilakukan secara perorangan lebih tinggi nilainya

dibandingkan dana yang berasal dari lembaga.

b. Penyaluran Dana Zakat di Indonesia

Tabel 4.4

Total Penyaluran ZIS di Indonesia

Tahun 2013 2014 2015 2016

Perorangan 2.802.657.341 5.922.380.003 1.296.659.894. 526 1.080.436.633.193

Lembaga 6.177.245.090 11.567.911.875 952.500.897.000 1.112.720.176.040

TOTAL 8.979.902.431 17.490.291.878 2.249.160.791.526 2.931.156.809.233

Sumber: Outlook BAZNAS 2018

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa secara umum penyaluran

ZIS secara nasional meningkat secara signifikan setiap tahunnya, jika

Page 73: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

57

dilihat dari tahun 2013 dan 2014 penyaluran ZIS pada lembaga lebih

besar dari perorangan sedangkan pada tahun 2015-2016 dapat dilihat

bahwa penyaluran pada perorangan lebih tinggi daripada ke lembaga.

Meningkatkan penyaluran dana ZIS pada perorangan dikarenakan

sistem SIMBA yang lebih teliti lagi dalam mendata mustahik.

4. Gambaran Umum Tentang BAZNAS

a. Sejarah

Menurut Muchtar Zarkasyi, SH, mantan pejabat senior

Kementrian Agama dan ketua dewan pertimbangan BAZNAS.

Menurutnya, sejak masuknya Islam di Indonesia zakat sudah tertata

dengan baik pada masa kesultanan atau kerjaan Islam di Nusantara.

Pada saat pemanfaatannya diberikan untuk kepentingan umat Islam.

Setelah lenyapnya kesultanan satu persatu karena kolonialisme dan

yang terakhir adalah kesultanan Banten, sejak itu zakat dikelola oleh

masyarakat melalui masjid-masjid dan ulama ditingkat loka(Nasar,

2015).

Pada awal abad ke-20 sebuah terobosan penting menyangkut

perzakatan dilakukan oleh Muhamadiyah (1912) yang dipimpin oleh

K.H. Ahmad Dahlan di Yogyakarta. Terobosannya adalah

mengorganisir pengumpulan zakat dikalangan anggotanya. Semasa

menteri Agama K.H. Saifudin Zufri, Kementrian Agama tahun 1964

menyusun rancangan undang-undang tentang pelaksanaan dan

pembagian zakat serta pembentukan Baitul Maal. Akan tetapi

Page 74: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

58

rancangan produk legislasi tersebut batal diajukan ke DPR. Setahun

kemudian Kementrian Agama kembali merangcang Undang-Undang

Zakat. Tetapi, tidak mendapat dukungan dari kementrian terkait, maka

pembahasannya di hentikan.Pada tahun 1969 pemerintah mengeluarkan

Keputusan Presiden No 44 tahun 1969 tentang pembentukan panitia

penggunaan uang zakat yang diketuai Menko Kesra Dr. K.H. Idham

Chalid. Perkembangan selanjutnya dilingkungan pegawai

kementrian/lembaga/BUMN dibentuk pengelola zakat menurut bidang

kerohanian setempat.

Menurut Undang-Undang pengelolaan zakat (UU No.38 tahun

1999) yang pertama lahir di masa kepresidenan ketiga yaitu masa B.J.

Habibie dan menteri Agama H.A. Malik Fadjar. Lalu Undang-Undang

No. 38 tahun 1999 diubah dengan Undang-Undang No.23 tahun 2011

dan diterbitkan peraturan pemerintah No. 14 Tahun 2014. Pemerintah

dimasa kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono menerbitkan intruksi

presiden No.3 tahun 2014 tentang optimalisasi pengumpulan zakat di

Kementrian/Lembaga, Pemerintah Daerah BUMN dan BUMD melaui

BAZNAS(2017 ).

b. Legal Formal

Berikut adalah beberapa keterangan mengenai legalitas dari

BAZNAS(BAZNAS:2016) :

Page 75: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

59

1) Keputusan Presiden (Keppres) RI No.8 tahun 2001 yang

menjelaskan tentang tugas dan fungsi menghimpun, meyalurkan

Zakat, Infak dan Shadaqah (ZIS) pada tingkat nasional.

2) Kemudian lahirlah Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang

pengelolaan zakat sebagai lembaga yang berwenang melakukan

pengelolaan zakat secara nasional.

3) Menurut riset.go.id pada Peraturan Pemerintah (PP) No. 14/2014

dan Intruksi Presiden (Inpres) No. 3/2014. PP No. 14/2014 mengatur

BAZNAS untuk memiliki anggota tertinggi BAZNAS yang

ditunjukan oleh presiden (BAZNAS, 2016:4). Dan pada Inpres RI

No. 3 Tahun 2014 juga menjelaskan tentang optimalisasi

pengumpulan zakat di kementerian/lembaga, sekretariat jenderal

Komisi Negara, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara dan

Badan Usaha Milik Daerah melalui Badan Amil Zakat Nasional.

c. Struktur organisasi

Berikut adalah daftar nama struktur Organsasi Badan Amil Zakat

Nasional menurut keputusan ketua Badan Amil Zakat Nasional No. 12

tahun 2017 tentang struktur Organisasi Badan Amil Zakat

Nasional(BAZNAS :2017)

Ketua BAZNAS : Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA.CA

Wakil Ketua BAZNAS : Dr. Zainulbahar Noor, SE, M.Ec,

Anggota : Dr. H. Mundzir Suparta, MA

Drh. Emmy Hamidiyah

Page 76: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

60

Ir. Nana Minarti

Drs. Irsyadul Halim

Prof. Dr. H. Ahmad Satori Ismail

Masdar Farid Mas’udi

5. Gambaran Umum Tentang Rumah Zakat

a. Sejarah

Rumah zakat bearawal dari ide foundernya yaitu Abu Syauqi,

beliau merupakan salah satu da’i muda Bandung bersama beberapa

rekan di kelompok pengajian Majlis Taklim Ummul Quro sepakat

membentuk lembaga sosial yang concern pada bantuan kemanusiaan.

Pada tanggal 2 Juli 1998 terbentuklah organisasi bernama Dompet

Sosial Ummul Quro (DSUQ).Lalupada18 maret 2002 yang

mensertifikasi organisasi ini sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional.Di

tahun 2004 Rumah Zakat Indonesia DSUQ bertranfrmasi menjadi

Rumah Zakat Indonesia.Pengelolaan pada tahun itu pun semakin baik.

Pada 5 April 2010, Rumah Zakat Indonesia diresmikan dengan

mengganti brand sebelumnya RUMAH ZAKAT INDONESIA.Rumah

Zakat pada bulan September 2013 mengubah dirinya menjadi RZ ada

beberapa perubahan yang terjadi disini. Menurut Rumah Zakat Pada

tahun 2017 Rumah Zakat bertransformasi kembali menjadi

enterpenerial institution dalam rangka meningkatkan kepuasan serta

loyalitas donatur dan penerima zakat(Rumah Zakat:2018).

Page 77: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

61

b. Legal formal

Rumah Zakat adalah lembaga Amil Zakat Nasional yang

memiliki legitimasi melaui legal formal sebagai berikut ( Rumah Zakat,

2016:6):

Akta pendirian:

Notaris Dr. Wiratno Ahmadi, SH No. 31tanggal 21 Juli 2001,

tentang pendirian yayasan Dompet Sosial Ummul Quro.

Akta perubahan:

Notaris Irma Rachmawati, SH. No. 17 tanggal 25 Oktober 2005,

tentang perubahan struktur yayasan Rumah Zakat Indonesia.

Keputusan Menkumhan RI tanggal 25 Juli 2006 No. C-1490.HT

2006.

Akta perubahan:

Notaris Zulhijah Ami, S.H. M.Kn. No. 02 tanggal 21 Desember

2011, tentang pernyataan keputusan Rapat Dewan Pembina Yayasan

Rumah Zakat Indonesia.

c. Struktur organisasi

Berikut adalah struktur manajemen Rumah Zakat (Zakat, Rumah,

2016: 13):

Dewan pembina : Yayan Somantri

Dewan Pengurus Syariah : DR. KH. Ma’ruf Amin

(Ketua Dewan Syariah)

H. Kardina Kintabuwana, LC, M.A

Page 78: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

62

(Anggota Dewan Syariah)

Rizka Maulan, Lc., M.Ag.

(Anggota Dewan Syariah)

Dewan Pengurus : Nur Efendi (Chief Executive Officer)

Asep Nurdin (Chief Marketing Officer)

R. Herry Hermawan (Chief Operating

Officer)

Heny Widiastuti (chief Program Officer)

Referensi Syariah : Dr. Setiawan Budi Utomo, Lc, MM

Konsultan marketing : AM. Adhy Trisnanto

B. Analisis dan Pembahasan

1. Rincian Dana ZIS yang Dihimpun pada BAZNAS

Tabel 4.5

Sumber Dana yang Dihimpun pada BAZNAS

Dana ZIS yang

dihimpun pada tahun

2014

Keterangan Nominal

Dana

diterima

Zakat yang Rp. 69. 865. 506.671

Dana Infak/Sedekah

yang diterima

Rp. 12.399.311.420

Dana ZIS yang

dihimpun pada tahun

2015

Dana

diterima

Zakat yang Rp. 82.272.643.293

Dana Infak/Sedekah

yang diterima

Rp. 11.796.250.526

Dana ZIS yang Dana Zakat yang Rp. 97.637.657.910

Page 79: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

63

dihimpun pada tahun

2016

diterima

Dana Zakat yang

diterima

Rp. 14.053.256.518

Sumber: PID BAZNAS

Tabel diatas menjelaskan tentang sumber dana penghimpunan ZIS.

Sedangkan tabel dibawah akan menjealskan sumber dana pengimpunan

ZIS secara terperinci:

Tabel 4.6

Rincian Sumber Dana ZIS pada BAZNAS

Keterangan Tahun

2014 2015 2016

Penerimaan

zakat

perdagangan

Rp. 1.447.475.815 Rp.

3.982.445.978

Rp.

2.293.037.937

Penerimaan

zakat Maal

Rp.

67.909.433.848

Rp.

78.194.706.397

Rp.

95.133.425.528

Penerimaan

Bagi hasil

Rp. 331.994.536 Rp. 94.774.976 Rp.

211.109.668

Penilaian dana

Zakat

Rp. 176.602.473 Rp. 715.943 Rp. 84.780

Sumber: PID BAZNAS

2. Rincian Dana ZIS yang dihimpun oleh Rumah Zakat

Tabel 4.7

Sumber Dana yang Dihimpun pada Rumah Zakat

Dana ZIS yang

dihimpun pada Tahun

Keterangan Nominal

Dana Zakat yang Rp. 79.961.568.561

Page 80: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

64

2014 diterima

Dana Infak/Sedekah yang diterima

Rp. 41.286.781.267

Dana ZIS yang

dihimpun pada Tahun

2015

Dana diterima

Zakat yang Rp. 97.666.410.793

Dana Infak/Sedekah yang diterima

Rp. 44.131.559.337

Dana ZIS yang

dihimpun pada Tahun

2016

Dana diterima

Zakat yang Rp. 109.338.881.331

Dana Infak/Sedekah yang diterima

Rp. 55.612.884.030

Sumber: Laporan keuangan Rumah Zakat

Tabel diatas menjelaskan tentang sumber dana ZIS pada Rumah

Zakat. Sedangkan tabel di bawah akan menjelaskan rinciannya sumber

dananya.

Tabel 4. 8

Rincian Sumber Dana ZIS Rumah Zakat

Keterangan Tahun

2014 2015 2016

Zakat profesi Rp. 73.439.562.366 Rp. 87.761.778.294 Rp. 86.377.369.249

Zakat simpanan Rp. 5.745.359.336 Rp. 3.949.037.795 Rp. 17.247.988.191

Zakat

perdagangan

Rp. 117.492.230 Rp. 2.325.361.922 Rp. 3.439.451.230

Zakat fitrah Rp. 149.431. 904 Rp. 2.119.104.567 Rp. 812.622.850

Zakat emas dan

perak

Rp. 634.742.900 Rp. 764.369.632 Rp. 550.584.506

Zakat saham

dan investasi

Rp. 444.787.581 Rp. 443.917.554 Rp. 403.860.597

Zakat hadiah - Rp. 88.806.900 Rp. 187.968.073

Page 81: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

65

Zakat pertanian Rp.64.608.544 Rp. 40.090.200 Rp. 108.442.943

Zakat

peternakan

- Rp. 757.500 Rp. 7.555.000

Non cash zakat Rp.326.600 - Rp. 53.522.900

Hasil

penempatan

- Rp. 173.186.429 149.353.792

Sumber: Laporan Keuangan Rumah Zakat

3. Rincian Dana ZIS yang disalurkan oleh BAZNAS

Tabel 4.9

Dana Zakat yang disalurkan berdasarkan asnaf

Penyaluran dana zakat

pada tahun 2014

Keterangan Nominal

Fakir miskin Rp. 49.390. 370. 816

Amil Rp. 8.669. 613. 708

Muallaf Rp. 57.000.000

Riqab -

Gharimin Rp. 1.486.158.400

Fisabilillah Rp. 4.351. 729. 639

Ibnu sabil Rp. 157.677.500

Penyaluran dana zakat

pada tahun 2015

Fakir miskin Rp. 47.257. 531. 779

Amil Rp. 10.182.862.587

Muallaf Rp. 14.850.000

Riqab -

Gharimin Rp. 1.043.564.533

Fisabilillah Rp. 8.118.224.787

Ibnu sabil Rp. 148. 730.700

Penyaluran dana zakat

pada tahun 2016

Fakir miskin Rp. 43.643.686. 637

Amil Rp. 12.178.307.933

Muallaf Rp. 168.224.100

Riqab Rp. 83.576.850

Gharimin Rp. 474.366.978

Fisabilillah Rp. 11.081.434.666

Ibnu sabil Rp. 44.121.448

Page 82: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

66

Sumber: PID BAZNAS

Tabel diatas menjelaskan Dana Zakat yang disalurkan oleh BAZNAS,

dapat dilihat bahwa dana yang lebih banyak disalurkan yaitu untuk kebutuhan

golongan fakir dan miskin. Karena fakir miskin merupakan golongan yang

mendapat perhatian khusus untuk mengurangi kemiskinan dan kesejahteraan

sosial. Sedangkan dana yang terbesar kedua adalah untuk kebutuhan amil. Karena

amil adalah salah satu faktor untuk keberhasilan dalam pengelolaan dana Zakat

yang efisien dan pendistribusian yang merata. Tabel dibawah akan menjelaskan

dana infak/sedekah yang disalurkan:

Tabel 4.10

Dana Infak/Sedekah yang disalurkan oleh BAZNAS

Dana Infak/Sedekah yang

disalurkan pada tahun

2014

Keterangan Nominal

Penyaluran Rp. 5.384.696.715

Dana Infak/Sedekah yang

disalurkan pada tahun

2015

Amil Rp. 1.474.456.954

Infak/ Sedekah terikat Rp. 66.277.100

Infak/ terikat

Sedekah tidak Rp. 6.197.258.240

Alokasi pemanfaatan aset kelolaan

Rp. 83.357.976

Dana Infak/Sedekah yang

disalurkan pada tahun

2016

Amil Rp. 5.609.174.387

Infak/ Sedekah terikat Rp. 1.042.495.856

Infak/ terikat

Sedekah tidak Rp. 5.873.896.405

Sumber: laporan keuangan BAZNAS

Keterangan:

1. Yang dimaksud dana infak/sedekah yang tidak terikat adalah dana yang

dikeluarkan untuk kebutuhan non mustahik

Page 83: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

67

2. Sedangkan yang dimaksud dengan dana infak/sedekah yang terikat adalah dana

yang dikeluarkan untuk kebutuhan asnaf (golongan 8 penerima zakat).

Tabel diatas menjelaskan bahwa dana yang untuk keburuhan infak/

sedekah tidak terikat lebih banyak dibandingkan untuk amil dan dana infak/

sedekah terikat hal itu terjadi karena dana infak/sedekah disalurkan untuk

kebutuhan asnaf sedangkan. Kebutuhan asnaf sebelumnya sudah dikeluarkan

dengan menggunakan dana Zakat. Sedangkan di bawah adalah penyaluran dana

perprogram yang dilakukan oleh BAZNAS dalam menyalurkan dananya.

Tabel 4.11

Penyaluran Perprogram pada Tahun 2014

Program penyaluran ZIS

BAZNAS

Jumlah penyaluran ZIS

(Rp)

Penerima manfaat (jiwa)

Zakat Community

Development

3.481.965.580 13,069

Rumah makmur

BAZNAS

3.545.233.386 1,736

Rumah Cerdas Anak

Bangsa

5.560.015.291 1,774

Rumah Sehat BAZNAS 8.326.421.236 171,552

Kaderisasi 1000 ulama 1.888.929.430 341

Konter Layanan

Mustahik

29.672.990.280 142,652

Page 84: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

68

Tanggap darurat Bencana 3.514.565.820 36,896

Sumber: annual report BAZNAS 2014

Tabel diatas menjelaskan tentang penyaluran dana perprogram pada tahun

2014. Yaitu dapat dilihat bahwa program KLM (konter Layanan Mustahik)

mendapatkan dana paling besar karena KLM tersebut merupalkan program yang

terfokus untuk cepat tanggap dalam melayani kebutuhan mustahik sesuai dengan

kebutuhannya. Sedangkan pada tabel dibawah menjelaskan tentang penyaluran

dana perbidang pada BAZNAS 2015

Tabel 4.12

Penyaluran Dana Perbidang pada Tahun 2015

Bidang Penyaluran %

Ekonomi Rp. 315.127.234.587 15.11%

Pendidikan Rp. 432.068.068.508 20.27%

Dakwah Rp. 303.553.206.946 14.56%

Kesehatan Rp. 188.685.220.166 9.05%

Social kemanusiaan Rp. 846.038.250.681 40.57%

Sumber: Statistik Zakat Nasional 2015

Tabel diatas menjelaskan penyaluran dana disetiap bidangnya pada tahun

2015 digunakan untuk kegiatan social kemanusiaan. Dapat dilihat bahwa dana

yang paling besaSedangkan tabel dibawah menjelaskan penyaluran dana

perbidangnya pada tahun 2016.

Tabel 4.13

Penyaluran Dana Perbidang pada Tahun 2016

Bidang Penyaluran %

Ekonomi Rp. 493.075.489.398 18.30

Page 85: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

69

Dakwah Rp. 842.980.341.134 31.28

Pendidikan Rp. 418.454.281.897 15.53

Kesehatan Rp. 226.004.399.823 8.39

Social kemanusiaan Rp. 714.267.956.361 26.51

Sumber: Statistik Zakat Nasional 2016

Sedangkan pada tahun 2016 dana yang paling besar digunakan pada

bidang dakwah.

4. Rincian dana yang disalurkan oleh Rumah Zakat

Tabel 4.14

Dana Zakat yang disalurkan berdasarkan asnaf

Penyaluran dana zakat

pada tahun 2014

Keterangan Nominal

Fakir miskin Rp. 54.860.886.193

Fisabilillah Rp. 15.022.065.820

Amilin Rp. 9.989.131.389

Gharimin Rp. 282.264.940

Ibnu sabil Rp. 106.038.088

Muallaf Rp. 9.492.516

Riqab -

Penyaluran dana zakat pada tahun 2015

Fakir miskin Rp. 62.019. 634.077

Fisabilillah Rp. 16.946. 884. 677

Amilin Rp. 12.205. 933.410

Gharimin Rp. 216. 864.229

Ibnu sabil Rp. 121.133.551

Muallaf Rp. 10.843.860

Riqab -

Penyaluran dana zakat

pada tahun 2016

Fakir miskin Rp. 68.285.161.639

Fisabilillah Rp. 30.942.897. 908

Amilin Rp. 13.642.005.955

Gharimin Rp. 285.575.053

Ibnu sabil Rp. 224. 057. 372

Muallaf Rp. 66.154.517

Riqab -

Sumber:laporan keuangan Rumah Zakat

Page 86: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

70

Tabel diatas menjelaskan Dana Zakat yang disalurkan oleh Rumah Zakat,

dapat dilihat bahwa dana yang lebih banyak disalurkan yaitu untuk kebutuhan

golongan fakir dan miskin. Karena fakir miskin merupakan golongan yang

mendapat perhatian khusus untuk mengurangi kemiskinan dan kesejahteraan

sosial. Sedangkan dana yang terbesar kedua adalah untuk kebutuhan fisabilillah.

Dan yang ketiga adalah untuk kebutuhan Amil. Karena amil adalah salah satu

faktor untuk keberhasilan dalam pengelolaan dana Zakat yang efisien dan

pendistribusian yang merata. Sedangkan pada tabel dibawah adalah keterangan

jumlah penerima manfaat layanan program untuk para mustahik.

Tabel 4. 15

Jumlah Penerima Manfaat Perprogram

Tahun Jumlah penerima layanan manfaat Total Pertumbu

han Senyum

sehat

Senyum

juara

Senyum

mandiri

Senyum

lestari

2014 1.112.193 504.456 450.868 570.680 2.638.197 -

2015 1.874.976 804.444 569.316 1.238.788 4.487.524 30%

2016 1.438.558 952.940 859.829 2.581.980 5.833.307 70%

Sumber: Annual Report Rumah Zakat 2016

Tabel diatas menjelaskan tentang penerima manfaat perprogram. Dapat

dilihat bahwa pada tahun 2014 program senyum sehat memiliki jumlah

penerima manfaat yang lebih besar dari program lainnya ini dikarenakan

pada program tersebut terfokus untuk kesehatan penerima manfaat yaitu

dengan memberikan pengobatan gratis. Sedangkan pada tahun 2015

Page 87: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

71

penerima manfaat terbanyak yaitu pada program senyum sehat. Sedangkan

pada tahun 2016 penerima manfaat terdapat pada senyum lestari. Dimana

tpada tahun 2016 tersebut program senyum lestari dimana pada program

ini terfokus pada permasalahan lingkungan, memperbaiki kualitas

lingkungan dan permasalahan sosial. Besarnyajumlah Layanan Masyarakat

pada setiap program tergantung pada sejumlah kontribusi dana yang

masuk pada setiap program tersebut.

5. Kriteria Efisiensi

Untuk mengetahui ukuran dari skala efisiensi dan memudahan

peneliti maupun pembaca dalam membaca hasil penelitian yang

menggunakan alat ukur DEA. maka penulis memberikan beberapa ukuran

efisiensi yang dapat dilihat melalui tabel dibawah:

Tabel 4.16

Kriteria Efisiensi

Kinerja keuangan (100%) Kriteria

> 100 Sangat Efisien

90-100 Efisien

80-90 Cukup Efisien

60-80 Kurang Efisien

<60 Tidak Efisien

Sumber: Depdagri, kepmendagri No. 690.900.327 tahun 1996

6. Analisis Efisiensi BAZNAS dan Rumah Zakat

Lembaga Amil Zakat atau Badan Amil Zakat Nasional dikatan baik

kinerja keuangannya apabila variabel-variabel input yang ada dapat

Page 88: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

72

memaksimalkan output. Untuk mengukur efisiensi di Lembaga Amil atau

di Badan Amil Zakat Nasional menggunakan analisis DEA dengan

pendekatan intermediasi. Terdiri dari beberapa variabel inputnya adalah

Dana ZIS yang dihimpun, aktiva tetap dan gaji karyawan. Sedangkan

variabel outputnya terdiri dari dana ZIS yang disalurkan biaya operasional.

Dalam penelitian ini menganalisis efisiensi dua jenis Lembaga/Badan

Amil Zakat Nasional. Berikut adalah beberapa data dari laporan keuangan

baik dari BAZNAS dan Rumah Zakat:

Tabel 4.17

Variabel Input-Output BAZNAS dan Rumah Zakat

Variabel input

Tahun Dana ZIS yang dihimpun Aktiva tetap Gaji karyawan

2014 BAZNAS Rp. 82.264.818.091,00 Rp. 724.021.933,00 Rp. 7.075.455.021,00

2015 BAZNAS Rp. 94.041.893.819,00 Rp. 1.249.328.250,00 Rp. 6.114.012.359,00

2016 BAZNAS Rp. 111.690.914.428,00 Rp. 1.795.820.050,00 Rp. 13.581.688.027,00

2014 RZ Rp. 121.248.349.828,00 Rp. 5.274.085.517,00 Rp. 6.329.814.854,00

2015 RZ Rp. 141.797.970.130,00 Rp. 4.794.862.649,00 Rp. 8.139.630.398.00

2016 RZ Rp. 164.951.765.361,00 Rp. 8.265.968.885,00 Rp. 4.820.051.132.00

Variabel output

Tahun Dana ZIS yang Salurkan Biaya Operasional

2014 BAZNAS

Rp. 69.649.837.874,00

Rp. 4.270.012.091,00

2015 BAZNAS Rp. 74.587.383.638,00 Rp. 6.801.296.097,00

2016 BAZNAS Rp. 80.252.586.455,00 Rp. 9.292.331.899,00

2014 RZ Rp. 87.690.311.523,00 Rp. 14.515.586.151,00

2015 RZ Rp. 114.555.686.232,00 Rp. 10.291.662.576,00

2016 RZ Rp. 142.516.828.665,00 Rp. 10.920.759.037,00

Sumber: laporan keuangan dari BAZNAS dan Rumah Zakat

Untuk dapat dihitung melalui aplikasi DEA maka, laporan keuangan

yang ada perlu dijadikan desimal atau di LN-kan menggunakan microsoft

excel. Berikut adalah data yang sudah di LN-kan:

Page 89: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

73

Tabel 4.18

Variabel Input-Output BAZNAS dan Rumah Zakat yang

di LN-kan

Variabel input

Tahun Dana ZIS yang dihimpun Aktiva tetap Gaji Karyawan

2014 BAZNAS 25.13320937 20.40033224 22.67989759

2015 BAZNAS 25.2670062 20.94587184 22.53384908

2016 BAZNAS 25.4390012 21.30872761 23.33198825

2014 RZ 25.52110676 22.38607114 22.56853682

2015 RZ 25.67766914 22.2908109 22.82001061

2016 RZ 25.82891894 22.83541279 22.29605037

Variabel output

Tahun Dana ZIS Salurkan Biaya Operasional

2014 BAZNAS 22.66414017 22.1748825

2015 BAZNAS 25.03523721 22.64037903

2016 BAZNAS 25.10844483 22.95245537

2014 RZ 25.19707726 23.39848882

2015 RZ 25.46432688 23.05459995

2016 RZ 25.68272593 23.11393131

Sumber: laporan keuangan yang telah di LN kan

Berikut adalah nilai efisiensi Rumah Zakat dan Badan Amil Zakat

Nasional dan hasil olah data DEA:

Tabel 4.19

Tingkat Efisiensi BAZNAS dan Rumah Zakat

DMU No.

DMU Name

Input-Oriented

CRS

Efficiency

1 2014 BAZNAS 1.00000

2 2015 BAZNAS 1.00000

3 2016 BAZNAS 1.00000

4 2014 RZ 1.00000

5 2015 RZ 0.99934

6 2016 RZ 1.00000

Sumber: Diolah oleh peneliti

Dalam perhitungan DEA, suatu priode dikatakan efisien jika hasil

laporan keuangan ang telah di ukur dengan alat analisis DEA sebesar

Page 90: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

74

100% atau senilai dengan 1. Dan juga terdapat angka aktual dan target.

Angka aktual adalah nilai input dan output yang dimiliki oleh laporan

keuangan. Sedangkan, angka target adalah nilai yang ditargetkan dari hasil

pengelolaan menggunakan alat ukur DEA. Suatu output atau

inputdikatakan efisien jika angka aktual sesuai dengan angka target pada

nilai efisiensi DEA.

a. Hasil Analisis pada BAZNAS

Menurut hasil penelitian kinerja laporan keuangan BAZNAS dari

tahun ketahun mengalami peningkatan efisiensi yang maksimal

sehingga dari tahun 2014 sampai 2016. Hasil pengukuran menggunakan

alat analisis DEA menunjukkan hasil efisiensi yang maksimal yaitu

sebesar 100%(Sangat Efisein) atau sama dengan 1(lihat tabel 4.8).

Untuk mengukur efisiensi peneliti menggunakan ukuran input terhadap

output. Yaitu dengan harapan input yang ada mampu menghasilkan

output yang maksimal. Pengukurannya menggunakan aplikasi DEA

frontier dan micrososft excel.

Berikut adalah analisis DEA dilihat dari nilai actual dan

targetnya:

1) Analisis Teknis Efisiensi BAZNAS 2014

Tabel 4. 20

Efficient Input and Output Target 2014

Variabel Actual Target

Dana ZIS yang dihimpun 25.13320937 25.13320937

Aktiva tetap 20.40033224 20.40033224

Gaji pegawai 22.67989759 22.67989759

Dana ZIS yang disalurkan 22.66414017 22.66414017

Page 91: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

75

Biaya operasional 22.1748825 22.1748825

Sumber: Hasil dari perhitungan DEA

Tabel diatas menyatakan bahwa BAZNAS sudah mencapai

nilai efisiensinya secara maksimal dan tidak adanya selisih antara

nilai terget dan actual. Hal ini menunjukan pengelolaan dana zakat

di BAZNAS pada tahun 2014 sangat baik nilai efisiennya.

2) Analisis Teknis Efisiensi BAZNAS 2015

Tabel 4.21

Efficient Input and Output Target 2015

Variabel Actual Target

Dana ZIS yang dihimpun 25.2670062 25.2670062

Aktiva tetap 20.94587184 20.94587184

Gaji pegawai 22.53384908 22.53384908

Dana ZIS yang disalurkan 25.03523721 25.03523721

Biaya operasional 22.64037903 22.64037903

Sumber: Hasil dari perhitungan DEA

Tabel diatas menyatakan bahwa BAZNAS sudah mencapai

nilai efisiensinya secara maksimal dan tidak adanya selisih antara

nilai terget dan actual. Hal ini menunjukan pengelolaan dana zakat di

BAZNAS pada tahun 2015 sangat baik nilai efisiennya. Seperti pada

tahun 2014 nilai actual yang ada sudah sesuai dengan target yang

telah ditentukan oleh hasil olahan DEA. Hal ini juga ditunjukan

dengan peningkatan jumlah penghimpunan dan penyaluran dana

zakat yang pada tahun sebelumnya sebesar Rp.82.264.818.091,00

menjadi Rp. 94,041,893,819.00. Dan dari sisi penyalurannya juga

mengalami kenaikan dari angka sebelumnya sebesar

Rp.69.649.837.874,00 menjadi Rp.74.587.383.638,00. Hal ini

Page 92: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

76

menunjukan bahwa BAZNAS mengalami peningkatan baik dari sisi

penghimpunan dan penyalurannya.

3) Analisis Teknis BAZNAS 2016

Tabel 4.22

Efficient Input and Output Target 2016

Variabel Actual Target

Dana ZIS yang dihimpun 25.4390012 25.4390012

Aktiva tetap 21.30872761 21.30872761

Gaji pegawai 23.33198825 23.33198825

Dana ZIS yang disalurkan 25.10844483 25.10844483

Biaya operasional 22.95245537 22.95245537

Sumber: Hasil dari perhitungan DEA

Seperti hasil dari tahun-tahun sebelumnya BAZNAS terus

meningkatkan kinerja pengelolaan laporan keuangannya. Dengan

menunjukan peningkatan penghimpunan dan penyaluran dana zakat.

Nilai actual yang sesaui dengan nilai target efisiensinya.

b. Hasil Analisis pada Rumah Zakat

Menurut tabel 4.8 menunjukan bahwa tingkat efisiensi Rumah

Zakat pada tahun 2014 sangat efisien dengan nilai efisiensinya 100%

atau sama dengan satu yang artinya hasil yang didapat menunjukkan

kriteria sangat efisien. Hal ini menunjukan bahwa dengan input yang

tersedia maka mampu menghasilkan output yang maksimal.

Pada tahun 2015 tingkat efisiensi Rumah Zakat mencapai 99,34%

menunjukkan hasil yang efisien hal ini menunjukkan bahwa RZ

mengalami penurunan sebesar 0.00066%. Hal ini menunjukan bahwa

dengan efisiensi yang ada sudah hampir mendekati kriteria sangat

efisien. Untuk memaksimalkan nilai efisiensi maka perlu diadakanya

Page 93: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

77

pendistribusain dana yang tepat sasaran sehingga dana yang dihimpun

dan digunakan untuk disalurkan tidak mengalami kemubaziran

pengurangan nilai dari dana ZIS yang dihimpun sebesar 2% dengan

angka sebelumnya 25.67766914 menjadi 25.66071044. Pada variabel

aktiva tetap juga perlu mengalami pengurangan dana 1% dengan angka

sebelumnya 22.2908109 menjadi 22.27608903. Pada variabel gaji

pegawai juga perlu mengurangi dana 3,9% dengan angka sebelumnya

22.82001061 menjadi 22.4301852.

Sedangkan pada tahun 2016 tingkat efisiensi Rumah Zakat

mencapai 100% atau sama dengan 1 ini merupakan hasil yang sangat

efisien. Hal ini menunjukan bahwa dengan input yang tersedia mampu

menghasilkan output yang maksimal.

1) Analisis teknis efisiensi Rumah Zakat 2014

Tabel 4.23

Efficient Input and Output Target 2014

Variabel Actual Target

Dana ZIS yang dihimpun 25.52110676 25.52110676

Aktiva tetap 22.38607114 22.38607114

Gaji pegawai 22.56853682 22.56853682

Dana ZIS yang disalurkan 25.19707726 25.19707726

Biaya operasional 23.39848882 23.39848882

Sumber: Hasil dari perhitungan DEA

Tabel diatas menyatakan bahwa Rumah Zakat sudah mencapai

nilai efisiensinya secara maksimal dan tidak adanya selisih antara

nilai terget dan actual. Hal ini menunjukan pengelolaan dana zakat di

Rumah Zakat pada tahun 2014 sangat baik nilai efisiennya.

2) Analisis teknis Rumah Zakat 2015

Page 94: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

78

Tabel 4.24

Efficient Input and Output target 2015

Variabel Actual Target

dana ZIS yang dihimpun 25.67766914 25.66071044

aktiva tetap 22.2908109 22.27608903

gaji pegawai 22.82001061 22.43018521

dana ZIS yang disalurkan 25.46432688 25.46432688

biaya operasional 23.05459995 23.05459995

Sumber: Hasil dari perhitungan DEA

Pada tahun 2015 Rumah Zakat mengalami inefisiensi sebesar

0.00066% hal ini menunjukan bahwa berkurangnya nilai efisiensi

Rumah Zakat yang pada tahun sebelumnya nilai efisiensi mencapai

100% atau sama dengan 1 artinya, hasil sangat efisien. Hal ini bisa

dilihat dari nilai actual yang tidak sesuai dengan nilai target

efisiensi. Yang terjadi pada sisi input yaitu variabel Dana ZIS yang

dihimpun, aktiva tetap dan gaji pegawai. Maka dari itu, nilai actual

yang ada perlu disesuaikan dengan nilai target efisiensi yang

diperoleh dari pengukuran DEA.

3) Analisis teknis Rumah Zakat 2016

Tabel 4.25

Efficient Input and Output Target 2016

Variabel Actual Target

Dana ZIS yang dihimpun 25.82891894 25.82891894

Aktiva tetap 22.83541279 22.83541279

Gaji pegawai 22.29605037 22.29605037

Dana ZIS yang disalurkan 25.68272593 25.68272593

Biaya operasional 23.11393131 23.11393131

Sumber: Hasil dari perhitungan DEA

Menurut tabel diatas menyatakan bahwa terjadi peningkatan

nilai efisiensi pada tahun 2016. Karena pada tahun sebelumnya nilai

efisiensi belum mencapai 100% atau setara dengan 1 yang berarti

Page 95: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

79

sangat efisein. Hal ini juga ditunjukan dengan nilai actual yang

sesuai dengan nilai target efisiensi.

c. Analisis Inefisiensi BAZNAS dan Rumah Zakat

Dalam priode 2014 sampai 2016 BAZNAS mengalami tingkat

efisiensi yang tinggi yaitu sebesar 100% atau sama dengan 1.

Maksudnya BAZNAS dalam penelitian ini tidak mengalami inefisiensi

bisa juga dikatakan nilai efisiensinya sebesar 100% atau sama dengan 1.

Hal ini menunjukan bahwa dengan input yang ada BAZNAS mampu

menghasilkan output yang maksimal.

Rumah Zakat pada tahun 2014 dan 2016 memiliki nilai efisiensi

sebesar 100% atau sama dengan 1. Dan tidak mengalami inefisiensi

atau nilai inefisiensinya sebesar 0%. Hal ini menunjukan bahwa Rumah

Zakat dengan input yang ada mampu menghasilkan output yang

maksimal. Sedangkan pada tahun 2015 Rumah Zakat mengalami nilai

inefisiensi sebesar 0,00066%. Hal ini menunjukan bahwa efisiensi

Rumah Zakat sedikit kurang maksimal. Untuk menghilangkan nilai

inefisiensinya maka perlu menyesuaikan nilai actual yang ada dengan

nilai target efisiensi yang sudah diolah menggunakan alat ukur DEA.

Dan juga Rumah Zakat perlu memperhatikan dana yang ada pada

variabel input untuk mengeluarkan dana yang ada untuk memberikan

hasil yang maksimal pada variabel output.

Page 96: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

80

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian dalam penulisan skripsi ini yang

membahas tentang tingkat efisiensi BAZNAS dan Rumah Zakat yang diambil

dari laporan keuanganya. Variabel yang diambil yaitu dari dana ZIS yang

disalurkan, aktiva tetap dan gaji pegawai sebagai sisi dari variabel input.

Sedangkan variabel output diambil dari dana ZIS yang disalurkan dan biaya

operasional. Lalu data tersebut diolah dengan menggunakan DEA untuk

mengukur tingkat efisiensinya menggunakan pendekatan intermediasi. Maka

dari itu dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada tahun 2014 sampai 2016 laporan keuangan pada BAZNAS yang telah

diolah menggunakan alat ukur DEA menyatakan bahwa nilai efisiensinya

sebesar 100% atau senilai dengan 1. Hal ini menunjukan bahwa dengan

input yang ada menghasilkan output yang maaksimal. Pada nilai analisis

teknis dimana nilai actual yang ada sesuai dengan nilai efisiensi target.

Tidak terdapat Nilai inefisiensi pada BAZNAS dari tahun 2014-2016

sehingga bisa dikatakan nilai inefisiensinya sebesar 0%.

2. Pada tahun 2014 dan 2016 laporan keuangan Rumah Zakat memilki nilai

efisiensi 100% atau senilai dengan 1. Hal ini menunjukan bahwa dengan

adanya input yang ada menghasilkan output yang maksimal. Sedangkan

Page 97: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

81

pada tahun 2015 nilai efisiensinya mencapai 0.99934. hal ini menunjukan

bahwa terdapat nilai inefisiensi. Nilai Inefisiensi tersebut diakibatkan

karena input yang ada kurang menghasilkan output yang maksimal. Maka

dari itu, perlunya pengurangan dana dari sisi variabel input. Rumah Zakat

pada tahun 2014 dan 2016 tidak terdapat nilai inefisiensi atau dikatakan

nilai inefisiensinya sebesar 0%. Sedangkan pada 2015 terdapat nilai

inefisiensi sebesar 0,00066%. Hal ini diakibatkan dengan tingginya dana

ZIS yang dihimpun, aktiva tetap dan gaji pegawainya tidak menghasilkan

output yang maksimal. Hal ini juga dapat dilihat dari nilai actual yang ada

tidak sesuai dengna nilai target efisiensi yang telah diolah oleh DEA.

3. Dapat diketahui bahwa dari hasil diatas menyatakan bahwa yang paling

efisien adalah BAZNAS karena tidak adanyanya nilai inefisiensi.

Meskipun perbedaannya hanya sedikit yaitu senilai 0,00066% dari Rumah

Zakat. BAZNAS dinyatakan lebih efisien dari Rumah Zakat karena

menurut laporan keuangannya dari tahun 2014-2016 yaitu dengan variabel

input yang ada di analisis oleh penulis menghasilkan output yang

maksimal.

B. Saran

Menurut kesimpulan diatas, penulis akan memberikan beberapa saran-

saran untuk lembaga yang diteliti, maupun keseluruh Lembaga dan Badan

Amil Zakat yang ada diseluruh Indonesia:

1. Diharapkan Lembaga dan Badan Amil Zakat yang berskala nasional dan

untuk keseluruhan Lembaga dan Badan Amil Zakat untuk memperhatikan

Page 98: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

82

nilai efisiensi dalam kinerja. Untuk Lembaga dan Badan Amil Zakat yang

sudah efisien maka perlu mempertahankannya untuk tahun-tahun kedepan.

Sedangkan untuk Lembaga atau Badan Amil Zakat yang belum efisien

maka perlu untuk terus meningkatkan kinerjanya. Dengan kinerja laporan

keuangan yang efisien maka akan menghapskan kemubadziran dalam

pegelolaanya.

2. Diharapkan untuk Lembaga atau Badan Amil Zakat untuk

mempublikasikan laporan keuangnya dengan transparan dan mudah

diakses oleh masyarakat secara keseluruhan. Hal ini akan beguna bagi

Muzakki dalam menyalurkan dana zakatnya. Hal ini juga berguna untuk

para peneliti. Karena pada dasarnya peneliti bukan hanya untuk mengkritik

lembaga yang ditelitinya. Namun juga bersifat untuk membangun

Lembaga yang diteliti untuk lebih memperbaiki kinerjanya dan juga

bermanfaat untuk kepentingan bersama.

3. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan untuk meneliti subjek yang berbeda

dengan metode yang sama. Dan menambah variabel-variabel dalam

menentukan input dan outputnya. Dan diharapkan juga untuk menambah

metode dalam mengkomparasikan beberapa Lembaga atau Badan Amil

Zakat.

4. Untuk para pembaca diharapakan dapat menambah wawasan tentang

Lembaga atau Badan Amil Zakat yang diteliti oleh penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Page 99: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

83

Alparisi, Salman. (2017). Tingkat Efisiensi dan Produktivitas Lembaga Zakat di

Indonesia. Jurnal Bisnis dan Manajemen, 7 (1): 63-72

Arikunto, Suharismi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta

Ascarya. Ali, M. Mahbubi. (2010). Analisis Efisiensi Baitul Maal Wat Tamwil

dengan pendekatan two stage Data Envelopment Analysis (studi

kasus: gontor cabang BMT MMU dan BMT UGT Sidogiri.Islamic

finance and business review)5 (2):113-114

Astuti, Dwi. (2017). Metode Penelitian Sosial Pertanian. Malang: UB Press

Badan Amil Zakat Nasional (2016), Outlook Zakat Indonesia 2017. Jakarta: Pusat

Kajian Strategis BAZNAS

Badan Amil Zakat Nasional. (2017). Outlook Zakat Indonesia 2018. Jakarta:

PusatKajian Strategis BAZNAS

Beik, Irfan Syauqi. (2011). Indonesia Zakat and Development Report. Jakarta:

IMZ

Bil Haq, Muhammad khafidh Abdillah. Djayusman, Royyan Ramdhani. (2015).

Analsis Efisiensi Lembaga Amil Zakat Terhadap Pengentasan

Kemiskinan (studi kasus LAZ USP 2008-2013). Islamic Economics

Journal, 1(2): 71-89.

Cahyadi, Adi. (2014). Hafazatul Amwal: Tokoh dan Karakter AkuntanRasulullah.

Akuntabilitas, 7(2): 109-121

Eriyanto. (2011). Analisis Isi Pengantar Metodelogi untuk Penelitian dan Ilmu-

Ilmu SosialLainnya. Jakarta : cetakan ke 1 paramedina group

Hafifuddin, Didin.(2002). Zakat dalam Perekonmian Modern. Jakarta: Gema

Insani

Hendryadi. Suryani. (2015).Metode Riset Kuantitatif Teori dan Aplikasi pada

Penelitian Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam. Jakarta :

Paramedina Group

Hidayat, H. Rahmat. (2011).Kajian Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia.

Media Riset Bisinis & manajemen 11(1): 3-13

Kementrian Agama Republik Indonesia. (2012). Membangun Peradaban Zakat.

Dirjen Bimbingan Masyarakat dan Kebudayaan

Lestari, Alfi. (2015).Efisiensi Kinerja Keuangan Badan Amil Zakat Daerah

(BAZDA). Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan, 16(2): 177-187

Page 100: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

84

Maradita, Hayuning Rizki. (2017). Efektivitas dan Efisiensi Kerja Aparatur Sipil

Negara Disekertariat DPRD Provinsi Kalimantan Timur. E. Jurnal

ilmu pemerintahan 5(1):130-145

Nasution, Nurul Huda. Mustafa Edwin. (2008). Current Issues Lembaga

Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana Ikatan Ahli Ekonomi Islam

Indonesia

Pulungan, Jemina S. (2013). Efisiensi Kerja dalam Pekerjaan Rumah Tangga.

Jakarta: Kencana

Rai, I gusti agung. (2008). Audit Kinerja pada Sektor Publik. Jakarta: Salemba

Empat

Rumah zakat (2015). Annual Report 2014. Bandung

Rumah Zakat (2016). Annual Report 2015. Bandung

Rumah Zakat (2017). Annual Report 2016. Bandung

Sari, Elsi Kartika. (2006). Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf. Jakarta:PT.

Grasindo.

Soemitra, Andri.(2009).Mekanisme Pengelolaan Hasil Pengumpulan Zakat.

Jakarta: Paramedina Group

Suryani. Hendryadi. (2015). Metode Riset Kuantitatif Teori dan Aplikasi pada

penelitian bidang manajemen dan Ekonomi Islam. Jakarta: Cetakan 1

Paramedina Group

Tajang, Mohd. Nasir. (2016). Rencana Strategis Zakat Nasional 2016-2020.

Jakarta: Badan Amil Zakat Nasional.

Tuffahati, Hulwah,. Et al. (2016). Pengukuran Efisiensi Asuansi Syariah dengan

Data Envelopment Analisis. Jurnal Akutansi dan Keuangan Islam 4(1)

: 5-16

Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat

Wasilah. Nur, Sri Hayati. (2015). Akuntasi Syaraih di Indnesia. Jakarta: Salemba

Empat seri departemen akutansi FEUI

Wibisono, Yusuf. (2015). Mengelola Zakat Indonesia Diskursus Pengeluaran

Zakat Nasional dari Rezim Undang-Undang no. 38 tahun 1999 ke

Rezim Undang-undang no.23 Tahun 2011. Jakarta: Paramedina

Group Jakarta

Page 101: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

85

Wiradifa, Riyantama. Saharuddin, Desmadi (2018), Strategi Pendistribusian

Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) di Badan Amil Zakat Nasional di Kota

Tangerang Selatan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam 3(1):1-18

Zahra, Aulia,. Et al. (2016). Pengukuran efisiensi organisasiPengelola Zakat

dengan Metode Data Envelopment Analysis. Jurnal Akuntansi dan

Keuangan Islam, 4 (1):25-44

http://pusat.baznas.go.id/profil/di akses pada 18 Februari 2017

http://pusat.baznas.go.id/zakat-community-development/diakses pada 25 April

http://pusat.baznas.go.id/rumah-cerdas-anak-bangsa/diakses 25 April

http://pusat.baznas.go.id/konter-layanan-mustahik/diakses pada 25 April

http://pusat.baznas.go.id/program-tanggap-bencana/diakses pada 25 April

https://ristekdikti.go.iddiakses pada 2 Maret 2017

https://www.rumahzakat.org/program/senyum-lestari/24 April 2018

Page 102: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

86

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Laporan Keuangan BAZNAS

BAZNAS

Tahun Keterangan Nominal

2014 Dana ZIS yang dihimpun Rp. 82.264.818.091,00

Aktiva tetap Rp. 724.021.933,00

Gaji karyawan Rp. 7.075.455.021,00

Dana ZIS yang disalurkan

Rp. 69.649.837.874,00

Biaya operasional Rp. 4.270.012.091,00

2015 Dana ZIS yang dihimpun Rp. 94.041.893.819,00

Aktiva tetap Rp. 1.249.328.250,00

Gaji karyawan Rp. 1.249.328.250,00

Dana ZIS yang disalurkan

Rp. 74.587.383.638,00

Biaya operasional Rp. 6.801.296.097,00

2016 Dana ZIS yang dihimpun Rp. 111.690.914.428,00

Aktiva tetap Rp. 1.795.820.050,00

Gaji karyawan Rp. 13.581.688.027,00

Dana ZIS yang disalurkan

Rp. 80.252.586.455,00

Biaya Operasional Rp. 9.292.331.899,00

Sumber: PID BAZNAS

Page 103: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

87

LAMPIRAN 2

Laporan Keuangn Rumah Zakat

BAZNAS

Tahun Keterangan Nominal

2014 Dana ZIS yang dihimpun Rp. 121.248.349.828,00

Aktiva tetap Rp. 5.274.085.517,00

Gaji karyawan Rp. 6.329.814.854,00

Dana ZIS yang disalurkan

Rp. 87.690.311.523,00

Biaya operasional Rp. 14.515.586.151,00

2015 Dana ZIS yang dihimpun Rp. 141.797.970.130,00

Aktiva tetap Rp. 4.794.862.649,00

Gaji karyawan Rp. 8.139.630.398.00

Dana ZIS yang disalurkan

Rp. 114.555.686.232,00

Biaya operasional Rp. 10.291.662.576,00

2016 Dana ZIS yang dihimpun Rp. 164.951.765.361,00

Aktiva tetap Rp. 8.265.968.885,00

Gaji karyawan Rp. 4.820.051.132.00

Dana ZIS yang disalurkan

Rp. 142.516.828.665,00

Biaya Operasional Rp. 10.920.759.037,00

Sumber: Laporan keuangan Rumah Zakat

Page 104: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

88

LAMPIRAN 3

Tingkat Efisiensi BAZNAS dan Rumah Zakat

DMU No.

DMU Name

Input-Oriented

CRS

Efficiency

1 2014 BAZNAS 1.00000

2 2015 BAZNAS 1.00000

3 2016 BAZNAS 1.00000

4 2014 RZ 1.00000

5 2015 RZ 0.99934

6 2016 RZ 1.00000

Sumber: Diolah oleh peneliti

Page 105: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

89

LAMPIRAN 4

Nilai Actual dan Target BAZNAS dan Rumah Zakat

Efficient Input and Output Target 2014 BAZNAS

Variabel Actual Target

Dana ZIS yang dihimpun 25.13320937 25.13320937

Aktiva tetap 20.40033224 20.40033224

Gaji pegawai 22.67989759 22.67989759

Dana ZIS yang disalurkan 22.66414017 22.66414017

Biaya operasional 22.1748825 22.1748825

Efficient Input and Output Target 2015 BAZNAS

Variabel Actual Target

Dana ZIS yang dihimpun 25.2670062 25.2670062

Aktiva tetap 20.94587184 20.94587184

Gaji pegawai 22.53384908 22.53384908

Dana ZIS yang disalurkan 25.03523721 25.03523721

Biaya operasional 22.64037903 22.64037903

Efficient Input and Output Target 2016 BAZNAS

Variabel Actual Target

Dana ZIS yang dihimpun 25.4390012 25.4390012

Aktiva tetap 21.30872761 21.30872761

Gaji pegawai 23.33198825 23.33198825

Dana ZIS yang disalurkan 25.10844483 25.10844483

Biaya operasional 22.95245537 22.95245537

Efficient Input and Output Target 2014 Rumah Zakat

Variabel Actual Target

Dana ZIS yang dihimpun 25.52110676 25.52110676

Aktiva tetap 22.38607114 22.38607114

Gaji pegawai 22.56853682 22.56853682

Dana ZIS yang disalurkan 25.19707726 25.19707726

Biaya operasional 23.39848882 23.39848882

Page 106: ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41860/2/HUJJATUL... · ANALISIS EFISIENSI KINERJA LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI

90

Efficient Input and Output target 2015 Rumah Zakat

Variabel Actual Target

Dana ZIS yang dihimpun 25.67766914 25.66071044

Aktiva tetap 22.2908109 22.27608903

Gaji pegawai 22.82001061 22.43018521

Dana ZIS yang disalurkan 25.46432688 25.46432688

Biaya operasional 23.05459995 23.05459995

Efficient Input and Output Target 2016 Rumah Zakat

Variabel Actual Target

Dana ZIS yang dihimpun 25.82891894 25.82891894

Aktiva tetap 22.83541279 22.83541279

Gaji pegawai 22.29605037 22.29605037

Dana ZIS yang disalurkan 25.68272593 25.68272593

Biaya operasional 23.11393131 23.11393131