99
ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KELURAHAN PONDOK RANGGON KECAMATAN CIPAYUNG JAKARTA TIMUR NUR AISYAH DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

  • Upload
    lamdien

  • View
    279

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN

SAPI PERAH DI KELURAHAN PONDOK RANGGON

KECAMATAN CIPAYUNG JAKARTA TIMUR

NUR AISYAH

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,
Page 3: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Efisiensi

Produksi Usaha Peternakan Sapi Perah di Kelurahan Pondok Ranggon,

Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur adalah benar karya penulis dengan arahan

dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya

yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini

penulis melimpahkan hak cipta dari karya tulis penulis kepada Institut Pertanian

Bogor.

Bogor, Juli 2014

Nur Aisyah

NIM H44090064

Page 4: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,
Page 5: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

ABSTRAK

NUR AISYAH. Analisis efisiensi Produksi Usaha Peternakan Sapi Perah di

Kelurahan Pondok Ranggon Kecamatan Cipayung Jakarta Timur. Dibimbing oleh

BONAR M. SINAGA dan HASTUTI.

Permintaan susu sapi perah di Indonesia meningkat setiap tahunnya,

namun produksinya belum memenuhi kebutuhan nasional. Peternakan sapi perah

Pondok Ranggon merupakan tempat penyedia susu sapi untuk warga DKI Jakarta.

Peternakan sapi perah Pondok Ranggon memiliki peranan penting dalam

peningkatan produksi susu di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1)

menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2)

menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah, (3) menganalisis pendapatan

usaha peternakan sapi perah di Pondok Ranggon. Faktor produksi susu sapi perah

dianalisis menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas dan parameter diestimasi

dengan metode Ordinary Least Squares (OLS), analisis efisiensi produksi

dilakukan dengan menggunakan Nilai Produk Marginal (NPM) sama dengan

harga faktor produksi, dan pendapatan usaha peternakan dilakukan dengan

analisis pendapatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah

adalah pakan hijauan, ampas tahu, dan tenaga kerja. Nilai efisiensi masing-masing

faktor produksi tidak sama dengan satu, berarti bahwa penggunanaan faktor

produksi belum efisien. Nilai R/C ratio yang lebih besar dari satu, sehingga

analisis pendapatan menunjukkan bahwa usaha peternakan sapi perah

menguntungkan.

Kata kunci: analisis pendapatan, efisiensi produksi, Pondok Ranggon, susu sapi,

usaha peternakan

Page 6: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

ABSTRACT

NUR AISYAH. Production Efficiency Analysis of Dairy Farm in Pondok

Ranggon Cipayung Sub-District East Jakarta. Supervised by BONAR M.

SINAGA and HASTUTI.

The demand for milk of dairy cattle in Indonesia increasing every year, but

the production has not fulfill the national needs. Pondok Ranggon dairy farm is a

supplier milk to DKI Jakarta people. Pondok Ranggon dairy farm has an

important role in improvement milk production in Indonesia. The purposes of the

study were to: (1) analyze the affecting factors for the production milk of dairy

cattle, (2) analyze the production efficiency of milk of dairy cattle, (3) analyze the

income of Pondok Ranggon dairy farm. The production factor of milk of dairy

cattle was using the production function of Cobb-Douglas analysis and estimated

parameter was using Ordinary Least Squares (OLS) method, analysis production

efficiency was using Value of Marginal Product (VMP) equal to production factor

prices, and income of dairy farm analyze using income analysis. The affecting

factors of production milk of dairy cattle is grass, tofu waste, and labors. The

value of efficiency of each production factor is not equal to one, means that the

use of production function have not been efficient. The value of R/C ratio is

greater than one, so that the income analysis shows for dairy farm is profitable.

Key words: dairy farm, income analysis, milk of dairy cattle, Pondok Ranggon,

production efficiency

Page 7: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN

SAPI PERAH DI KELURAHAN PONDOK RANGGON

KECAMATAN CIPAYUNG JAKARTA TIMUR

NUR AISYAH

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

Pada

Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 8: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,
Page 9: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,
Page 10: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

PRAKATA

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat,

hidayah, karunia dan segala pertolongan serta kemudahan yang diberikan-Nya,

hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Efisiensi

Produksi Usaha Peternakan Sapi Perah di Kelurahan Pondok Ranggon,

Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.

Ucapan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Bonar M. Sinaga, MA dan

Hastuti, SP, MP, MSi selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan

banyak masukan terhadap skripsi ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada

Dr. Ir. Ahyar Ismail, MAgr selaku dosen penguji utama dan Fitria Dewi Raswatie,

SP, MSi sebagai dosen penguji wakil program studi. Ucapan terimakasih

disampaikan kepada orang tua (Syaiful Amri dan Hj. Sa’diyah) dan kakak penulis

(Siti Juleha, SE.) yang telah memberikan dorongan moral, material dan spiritual

sehingga membantu dalam proses penyusunan skripsi. Penulis juga mengucapkan

terima kasih kepada dosen dan staf sekretariat Departemen ESL yang telah

membantu penulis selama perkuliahan dan penyusunan skripsi serta seluruh staf

sekretariat sekolah Pascasarjana EPN (Mba Yani, Mas Johan, Mba Ina, Bu

Kokom, Bu Odah, Pak Husen, dan Pak Erwin) yang telah membantu penulis

selama penyusunan skripsi. Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada

Swaesti, Astryani, Najmi, Ikoh, Reni, Ulfah, Tanti, Chatrina, teman-teman ESL

46, dan teman sebimbingan (Aulia, Anindyah, Apriliana, Sari dan Citra) yang

telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis selama penyusunan

skripsi.

Bogor, Juli 2014

Nur Aisyah

Page 11: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xvi

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2. Masalah Penelitian ............................................................................ 4

1.3. Tujuan ............................................................................................... 5

1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Faktor Produksi Peternakan Sapi Perah ............................................ 7

2.2. Efisiensi ............................................................................................ 9

2.3. Analisis Pendapatan Usahatani ......................................................... 9

2.4. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 10

2.4.1. Penelitian Terdahulu Terkait Peternakan Sapi Perah ............. 10

2.4.2. Penelitian Terdahulu Terkait Analisis Efisiensi ..................... 11

2.5. Kebaruan Penelitian .......................................................................... 15

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Teoritis ............................................................................. 17

3.1.1. Fungsi Produksi ...................................................................... 17

3.1.2. Efisiensi Input ......................................................................... 20

3.1.3. Pendapatan Usahatani ............................................................. 22

3.2. Kerangka Operasional ...................................................................... 24

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 27

4.2. Jenis dan Sumber Data...................................................................... 27

4.3. Metode Pengambilan Contoh ........................................................... 27

4.4. Metode Analisis Data ....................................................................... 27

4.4.1. Menganalisis Faktor-Faktor Produksi Susu Sapi Perah ......... 28

Page 12: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

4.4.2. Kriteria Uji Statistik ............................................................... 29

4.4.3. Kriteria Uji Ekonometrika ..................................................... 30

4.4.4. Efisiensi Produksi Susu Sapi Perah ....................................... 31

4.4.5. Analisis Pendapatan Usaha Peternakan Sapi Perah ............... 32

4.4.6. Konversi Satuan Ternak (ST) ................................................ 34

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1. Keadaan Umum ................................................................................ 35

5.2. Keadaan Demografi ......................................................................... 36

5.3. Karakteristik Peternak Sapi Perah .................................................... 36

5.3.1. Umur Peternak Sapi Perah ..................................................... 36

5.3.2. Jenis Kelamin Peternak Sapi Perah ........................................ 37

5.3.3. Tingkat Pendidikan Peternak Sapi Perah ............................... 38

5.3.4. Pengalaman Beternak Peternak Sapi Perah ........................... 38

5.4. Karakteristik Usaha Peternak Sapi Perah ......................................... 39

5.4.1. Luas Lahan dan Luas Kandang .............................................. 39

5.4.2. Jumlah Sapi Laktasi ............................................................... 40

5.4.3. Jenis Usaha ............................................................................. 41

5.4.4. Input dan Sistem Pembelian Input ......................................... 41

5.4.5. Output dan Sistem Penjualan Output ..................................... 42

VI. FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI, EFISIENSI INPUT,

DAN PENDAPATAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH

6.1. Faktor-Faktor Produksi Susu Sapi Perah ......................................... 45

6.1.1. Pakan Hijauan ........................................................................ 47

6.1.2. Pakan Konsentrat ................................................................... 48

6.1.3. Pakan Ampas Tahu ................................................................ 48

6.1.4. Pakan Ampas Tempe ............................................................. 48

6.1.5. Tenaga Kerja .......................................................................... 49

6.2. Analisis Efisiensi Produksi Susu Sapi Perah ................................... 49

6.3. Pendapatan Usaha Peternakan Sapi Perah ...................................... 52

VII. SIMPULAN DAN SARAN

7.1.Simpulan ........................................................................................... 55

7.2.Saran .................................................................................................. 55

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 57

xii

Page 13: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

LAMPIRAN ........................................................................................... 61

RIWAYAT HIDUP ................................................................................ 83

xiii

Page 14: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Populasi Sapi Perah Nasional Tahun 2011 ........................................... 1

2. Produksi Susu Sapi di Indonesia Tahun 2008-2012 ............................. 2

3. Proyeksi Kebutuhan dan Penyediaan Susu Sapi Perah di

Indonesia Tahun 2010-2020 .................................................................. 3

4. Penelitian Terdahulu Terkait Peternakan Sapi Perah ........................... 12

5. Penelitian Tedahulu Terkait Analisis Efisiensi ..................................... 13

6. Matriks Keterkaitan Tujuan Penelitian, Sumber Data, dan

Metode Analisis Data .......................................................................... 28

7. Daftar Konversi Satuan Ternak (ST) .................................................... 34

8. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Cipayung

Tahun 2010 ........................................................................................... 36

9. Umur Peternak Sapi Perah di Pondok Ranggon Tahun 2013 ............... 37

10. Jenis Kelamin Peternak Sapi Perah di Pondok Ranggon Tahun 2013 . 37

11. Tingkat Pendidikan Peternak Sapi Perah di Pondok Ranggon

Tahun 2013 ........................................................................................... 38

12. Pengalaman Beternak Peternak Sapi Perah di Pondok Ranggon

Tahun 2013 ........................................................................................... 39

13. Luas Lahan Peternak Sapi Perah di Pondok Ranggon Tahun 2013 ..... 39

14. Luas Kandang Peternak Sapi Perah di Pondok Ranggon

Tahun 2013 ........................................................................................... 39

15. Jumlah Sapi Perah Laktasi di Pondok Ranggon Tahun 2013 ............... 40

16. Jenis Usaha Peternak Sapi Perah di Pondok Ranggon Tahun 2013 ..... 41

17. Penggunaan Input Produksi Usaha Peternakan Sapi Perah

Pondok Ranggon ................................................................................... 41

18. Jumlah Penjualan Susu dan Harga Susu di Peternakan Pondok

Ranggon Tahun 2013 ............................................................................ 43

19. Hasil Estimasi Fungsi Produksi Susu Sapi Perah di Peternakan

di Pondok Ranggon Tahun 2013 .......................................................... 45

20. Efisiensi Produksi Susu Sapi Perah di Pondok Ranggon Tahun 2013 . 50

21. Input Optimal di Peternakan Sapi Perah Pondok Ranggon .................. 51

22. Rata-rata Pendapatan Usaha Peternakan Sapi Perah di Pondok

Ranggon per Hari pada Tahun 2013 .................................................... 53

Page 15: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Grafik Fungsi Produksi ......................................................................... 20

2. Alur Kerangka Operasional ................................................................... 25

Page 16: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Kuesioner Penelitian di Peternakan Sapi Perah Pondok Ranggon ...... 62

2. Karakteristik Peternak Sapi Perah di Pondok Ranggon Tahun 2013 .. 68

3. Luas Lahan Peternakan dan Kandang Peternakan di Pondok Ranggon

Tahun 2013 .......................................................................................... 70

4. Input Produksi Usaha Peternakan Sapi Perah di Pondok Ranggon ..... 71

5. Harga Input Produksi Usaha Peternakan Sapi Perah di Pondok

Ranggon Tahun 2013 ........................................................................... 73

6. Jumlah Penjualan Susu di Pondok Ranggon per Hari Tahun 2013 ..... 75

7. Hasil Olahan Minitab Faktor Produksi Usaha Peternakan Sapi Perah di

Pondok Ranggon Tahun 2013 ............................................................. 78

8. Uji Normalitas Fungsi Produksi Susu Sapi Perah di Pondok Ranggon

Tahun 2013 .......................................................................................... 79

9. Uji Heterokedastisitas Fungsi Produksi Susu Sapi Perah di Pondok

Ranggon Tahun 2013 ........................................................................... 80

10. Efisiensi Produksi Susu Sapi Perah di Pondok Ranggon Tahun 2013 . 81

11. Pendapatan Usaha Peternakan Sapi Perah per Hari di Pondok

Ranggon per Hari Tahun 2013 ............................................................ 82

Page 17: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru

khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya.

Badan Pusat Statistik (2011a) menyatakan bahwa total PDB subsektor peternakan

sebesar Rp 39 929.9 Milyar. Permintaan komoditi peternakan meningkat akibat

peningkatan jumlah penduduk dan masyarakat yang sadar gizi (Direktorat

Jenderal Peternakan, 2012b).

Indonesia memiliki potensi peternakan sapi perah berdasarkan

peningkatan populasi sapi perah dari tahun 2008-2012 (Direktorat Jenderal

Peternakan, 2012b). Perkembangan populasi sapi perah terus meningkat seiring

dengan meningkatnya permintaan susu segar dipasaran. Pertambahan jumlah

penduduk dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang kegunaan

mengkonsumsi susu segar dapat mempengaruhi permintaan susu segar dipasaran.

Populasi sapi perah disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Populasi Sapi Perah di Indonesia Tahun 2008-2012

(000 Ekor)

Tahun Populasi Sapi

2008 458

2009 475

2010 488

2011 597

2012 622 Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan (2012b)

Pada tahun 2012, produksi susu di Indonesia rata-rata 10-12 liter per ekor

sapi per hari. Rendahnya produksi susu disebabkan oleh faktor-faktor penentu

dalam usaha peternakan, seperti pemuliaan dan reproduksi, penyediaan dan

pemberian pakan, pemeliharaan ternak, suhu, penyediaan sarana dan prasarana,

serta pencegahan penyakit dan pengobatan1. Produksi susu sapi perah sangat

dipengaruhi oleh berbagai faktor produksi. Menurut Sutardi (1981), faktor-faktor

produksi yang mempengaruhi produksi susu sapi perah adalah daya produksi atau

1http://regional.kompas.com, “Kebutuhan Susu Dalam Negeri Masih Impor”, diakses tanggal 22

Januari 2013

Page 18: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

2

mutu genetik, pemberian pakan, dan suhu lingkungan. Produksi susu sapi di

Indonesia disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Produksi Susu Sapi di Indonesia Tahun 2008-2012

(000 ton)

Tahun Produksi Susu

2008 647.000

2009 827.200

2010 909.500

2011 974.700

2012 1 017.900

Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan (2012a)

Kekurangan produksi susu segar dalam negeri merupakan peluang besar

bagi peternak sapi perah untuk mengembangkan usaha peternakan. Kegiatan dan

kinerja usaha sapi perah melalui peningkatan produksi susu perlu terus

ditingkatkan agar usaha lebih menguntungkan dan meningkatkan kesejahteraan

peternak, karena sebagian besar pendapatan peternak tergantung pada produkti-

vitas ternak yang disini adalah susu, sedangkan disisi lain pengeluaran peternak

yang terdiri dari upah tenaga kerja, pembelian pakan hijauan, konsentrat, dan

obat-obatan serta biaya lain terus meningkat dari tahun ke tahun.

Susu salah satu hasil komoditi peternakan, merupakan bahan makanan

yang menjadi sumber gizi atau zat protein hewani. Berdasarkan Tabel 2, tingkat

produksi susu di Indonesia setiap tahun terus mengalami peningkatan. Tingkat

produksi susu pada tahun 2008 sebesar 647 ribu ton terus mengalami peningkatan

hingga mencapai 1 017.9 ribu ton pada tahun 2012. Peningkatan produksi susu ini

seiring dengan peningkatan populasi sapi perah di Indonesia setiap tahun, namun

belum dapat memenuhi kebutuhan susu masyarakat Indonesia.

Tingkat konsumsi susu masyarakat di Indonesia paling rendah di kawasan

Asia, yaitu 11.09 liter per kapita per tahun. Konsumsi susu masyarakat Malaysia

dan Filipina mencapai 22.1 liter per kapita per tahun, Thailand sebanyak 33.7 liter

per kapita per tahun, dan Vietnam mencapai 12.1 liter per kapita per tahun. India

sudah mencapai 42.08 liter per kapita per tahun (Sajarwo, 2012). Pada Tabel 3

disajikan proyeksi kebutuhan dan penyediaan susu sapi di Indonesia sampai tahun

2020.

Page 19: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

3

Tabel 3. Proyeksi Kebutuhan dan Penyediaan Susu Sapi Perah di Indonesia

Tahun 2011-2020

Tahun

Uraian

Permintaan Susu

per

Kapita(kg/tahun)

Kebutuhan

Nasional

(000 ton)

Penyediaan

Dalam Negeri

(000 ton)

Penyediaan

dari Impor

(000 ton)

Impor

(%)

2011 13.550 3 257 935 2 322 71.300

2012 14.070 3 433 1 023 2 410 70.200

2013 14.610 3 617 1 126 2 491 68.900

2014 15.170 3 812 1 245 2 567 67.300

2015 15.170 3 812 1 366 2 446 64.200

2016 15.750 4 077 1 529 2 548 62.500

2017 16.360 4 296 1 718 2 578 60.000

2018 16.980 4 528 1 941 2 587 57.100

2019 17.630 4 771 2 203 2 568 53.800

2020 18.310 5 028 2 514 2 514 50.000 Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan (2013)

Proyeksi kebutuhan dan penyediaan susu merupakan perencanaan yang

dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Tujuan dari rencana pemerintah adalah

untuk meningkatkan produksi susu dan mengurangi impor susu hingga 50 persen.

Pada tahun 2020, pemerintah akan melakukan program swasembada susu sapi

perah yang bertujuan untuk meningkatkatkan produksi susu hingga tidak ada lagi

impor susu (Direktorat Jenderal Peternakan, 2013).

Provinsi DKI Jakarta merupakan Ibukota Republik Indonesia yang

menjadi tempat kegiatan pemerintahan dengan jumlah penduduk yang padat.

Tahun 2011 jumlah penduduk DKI Jakarta berjumlah 9 809 857 jiwa (Badan

Pusat Statistik, 2011b). Penduduk Jakarta memiliki tingkat pendidikan yang relatif

tinggi sehingga tingkat kesadaran tentang pentingnya kesehatan dan gizi pun

meningkat. Kandungan gizi yang tinggi adalah pada bahan pangan yang berasal

dari hewan contohnya susu dan daging. Besarnya jumlah konsumen susu dapat

mempengaruhi tingkat permintaan dan produksi susu di DKI Jakarta2.

Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW)

menetapkan beberapa kawasan sesuai fungsinya, salah satunya kawasan khusus

dan campuran. Kawasan khusus adalah bagian wilayah dalam provinsi dan/atau

kota/kabupaten administrasi yang ditetapkan oleh pemerintah untuk

menyelenggarakan fungsi-fungsi pemerintah yang bersifat khusus. Kawasan

campuran adalah kawasan yang diarahkan dan diperuntukkan bagi pengembangan

2 http://beritapeternakan.com, “Produksi Susu Jakarta”, diakses tanggal 22 Januari 2013

Page 20: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

4

kegiatan campuran bangunan umum dan pemukiman beserta fasilitasnya yang

dirancang sesuai dengan fungsi dan kebutuhan masyarakat, dimana bangunan

tersebut dibangun dan dikelola serta dipelihara dengan baik.

Peternakan sapi perah Pondok Ranggon merupakan kawasan relokasi

peternakan sapi perah di DKI Jakarta sejak tahun 1992 melalui SK Gubernur No.

300/1986. Populasi sapi perah di DKI Jakarta pada tahun 2011 sebanyak 2 728

ekor dengan produksi susu 26 429 liter per hari (Direktorat Jendral Peternakan,

2012b), sedangkan populasi sapi perah di peternakan Pondok Ranggon sebanyak

1 200 ekor dan jumlah peternak 30 orang, dengan rataan produksi susu per hari

mencapai 8-11 liter per ekor3. Berdasarkan uraian latar belakang, penelitian

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi dan efisiensi produksi pada usaha

peternakan sapi perah di Pondok Ranggon penting dilakukan.

1.2. Masalah Penelitian

DKI Jakarta merupakan Ibukota negara yang menjadi pusat perekonomian,

pusat hiburan, dan pusat industri. Kondisi lingkungan DKI Jakarta semakin

memburuk. Asap-asap kendaraan bermotor menjadi penyebab polusi udara di DKI

Jakarta. Lahan-lahan yang dikhususkan untuk pertanian dikonversi menjadi

bangunan komersil4. Peternakan sapi perah di DKI Jakarta awalnya berada di

Jakarta Selatan dan pada tahun 1992 pindah ke Kelurahan Pondok Ranggon.

Perpindahan daerah peternakan disebabkan oleh konversi lahan dan lingkungan

yang sudah tidak cocok untuk peternakan.

Peningkatan produksi susu sapi perah memerlukan peningkatan jumlah

penggunaan input produksi seperti pakan hijauan, konsentrat, ampas tahu, ampas

tempe, dan tenaga kerja. Pakan hijauan tidak dapat diproduksi di pabrik seperti

konsentrat, ampas tahu, dan ampas tempe. Pakan hijauan merupakan rumput yang

tumbuh secara alami atau ditanam. Lahan-lahan di DKI Jakarta yang seharusnya

berfungsi sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH), kawasan budidaya, dan kawasan

resapan air sudah beralih fungsi menjadi gedung-gedung perkantoran, pertokoan,

tempat tinggal, dan lain-lain. Beralih fungsinya lahan-lahan tersebut dapat

3 http://timur.jakarta-tourism.go.id. “Budidaya Sapi Perah Pondok Ranggon”, diakses tanggal 18

Maret 2013. 4 http://inilah.com, “Hanya Jakarta Timur Miliki Udara Bagus”, diakses tanggal 28 Februari 2013

Page 21: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

5

menghambat pertumbuhan rumput yang digunakan untuk pakan ternak.

Peternakan sapi perah Pondok Ranggon masih ada sampai saat ini, namun

ketersediaan pakan hijauan semakin berkurang. Faktor-faktor apa yang

mempengaruhi produksi susu sapi perah?

Efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi sangat diperlukan dalam

meningkatkan produksi. Kombinasi penggunaan faktor produksi dengan jumlah

yang sesuai dapat mencapai tingkat efisiensi dan meningkatkan produksi.

Kombinasi penggunaan pakan di peternakan Pondok Ranggon tidak sempurna

karena kurangnya ketersediaan pakan hijauan, sehingga produksi susu cenderung

sedikit. Produksi susu di peternakan Pondok Ranggon masih tergolong rendah

yaitu sekitar 8-10 liter per ST per hari. Rendahnya produksi susu di peternakan

Pondok Ranggon disebabkan oleh jumlah pemberian pakan rendah, ketersediaan

pakan yang rendah, dan kombinasi penggunaan input tidak benar. Harga susu di

peternakan Pondok Ranggon sekitar Rp 3 000-6 500 per liter masih tergolong

rendah. Tinggi rendahnya harga susu mempengaruhi pendapatan usaha peternakan

susu sapi perah. Bagaimana efisiensi produksi susu sapi perah? dan

Bagaimana pendapatan usaha peternakan susu sapi perah di Pondok

Ranggon, Jakarta Timur?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan masalah penelitian, maka tujuan penelitian

adalah:

1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah.

2. Menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah.

3. Menganalisis pendapatan usaha peternakan sapi perah di Pondok Ranggon.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi akademisi diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dalam

mengkaji efisiensi faktor-faktor produksi pada usaha peternakan sapi perah

dalam peningkatan hasil produksi.

2. Bagi pemerintah provinsi DKI Jakarta diharapkan penelitian ini dapat

menjadi masukan dalam pengambilan kebijakan untuk meningkatkan

produksi dan pendapatan peternak di DKI Jakarta.

Page 22: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

6

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

1. Penelitian ini berlokasi di Kelurahan Pondok Ranggon, Kecamatan

Cipayung, Jakarta Timur dari bulan April-Agustus 2013.

2. Penelitian ini terbatas pada sapi perah di peternakan Pondok Ranggon

yang sedang dalam masa laktasi atau masa menghasilkan susu.

3. Penelitian terbatas pada analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

produksi susu sapi perah, efisiensi produksi, dan pendapatan usaha

peternakan.

Page 23: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Faktor Produksi Peternakan Sapi Perah

Proses produksi pertanian merupakan sesuatu yang secara terus menerus

berubah sebagai teknologi baru dalam pengembangan varietas baru, keturunan,

kualitas, dan kombinasi penggunaan input (Doll dan Orazem, 1984). Pelaksanaan

proses produksi memerlukan sarana faktor produksi berupa modal, lahan, dan

tenaga kerja (Muzdalifah, 2011). Faktor produksi adalah semua korbanan yang

digunakan dalam memproduksi susu. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi

dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu faktor biologi dan faktor sosial ekonomi.

Faktor biologi seperti bibit, varietas, gulma dan sebagainya. Faktor sosial

ekonomi seperti biaya produksi, harga, tenaga kerja, tingkat pendapatan, dan lain-

lain (Puspito, 2004). Menurut Sutardi (1981), faktor-faktor yang mempengaruhi

produksi peternakan sapi perah adalah mutu genetik, pemberian makanan, dan

suhu lingkungan.

Biologi ternak merupakan riwayat hidup dari ternak. Biologi ternak yang

mempengaruhi produksi susu antara lain:

1. Bibit sapi yang baik adalah dari jenis Friesian Holstein. Sapi perah

Friesian Holstein berasal dari Belanda yang dapat memproduksi susu

sebanyak 4 500-5 500 liter dalam satu masa laktasi (Puspito, 2004).

2. Sapi mencapai tingkat produksi susu maksimum pada umur 6-8 tahun,

setelah itu tingkat produksinya menurun setiap tahun (Blakely dan Bade,

1991).

3. Masa produktif sapi perah sekitar 10 tahun (Sutardi, 1981).

4. Masa laktasi merupakan masa sapi sedang menghasilkan susu, yakni

selama kurang lebih 10 bulan antara saat beranak dan masa kering.

Produksi susu per hari mulai menurun setelah laktasi dua bulan (Sutardi,

1981).

Pakan merupakan faktor produksi yang memiliki biaya yang relatif besar

dari total produksi. Komponen biaya pakan suatu peternakan dapat berkisar 60-

70% dari komponen biaya produksi. Apabila terjadi kenaikan biaya pakan maka

Page 24: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

8

akan berpengaruh terhadap pendapatan peternak sehingga efisiensi pakan

merupakan hal yang penting dilakukan (Suharno dan Nazaruddin, 1994).

Pola pemberian pakan sangat berpengaruh terhadap produktivitas ternak.

Pemberian pakan berupa kombinasi berbagai jenis hijauan akan mempunyai

pengaruh lebih baik dibandingkan pemberian satu macam pakan. Hal ini

disebabkan berbagai jenis hijauan mempunyai nilai gizi yang beragam, sehingga

kombinasi berbagai hijauan akan memiliki nilai gizi yang saling melengkapi

(Yulistiani et al., 2003).

Kebutuhan sapi perah akan zat makanan terdiri atas kebutuhan hidup

pokok dan kebutuhan produksi. Kebutuhan hidup pokok merupakan kebutuhan

untuk mempertahankan bobot hidup. Makanan yang diberikan kepada seekor sapi

perah harus melebihi dari kebutuhan hidup pokoknya agar kelebihan makanannya

dapat diubah menjadi bentuk-bentuk produksi, namun pemberian makanan tidak

boleh terlalu banyak atau terlalu sedikit. Beberapa pedoman dalam pemberian

pakan ternak sapi menurut Sutardi (1981), antara lain:

1. Pemberian bahan kering sapi laktasi sebesar 3 persen dari bobotnya.

2. 50 persen dari bahan kering yang dibutuhkan berasal dari hijauan.

3. Pemberian konsentrat kurang lebih 50 persen dari jumlah susu yang

dihasilkan.

Tenaga kerja adalah suatu alat kekuatan fisik dan otak manusia yang tidak

dapat dipisahkan dari manusia dan ditujukan pada usaha produksi. Jumlah

penggunaan tenaga kerja perlu dipisahkan sesuai skala usaha untuk men capai

kondisi optimal. Jumlah tenaga kerja juga dipengaruhi oleh kualitas kerja, jenis

kelamin, musim, dan upah tenaga kerja. Penentuan upah disesuaikan dengan umur

tenaga kerja sehingga perhitungan upah tergantung pada Hari Orang Kerja (HOK)

atau Hari Kerja Setara Pria (HKSP) (Soekartawi, 2003).

Tenaga kerja dapat digolongkan menjadi tenaga kerja dalam keluarga dan

tenaga kerja luar keluarga. Tenaga kerja dalam keluarga merupakan tenaga kerja

yang melibatkan diri dalam usaha tani sendiri atau usaha keluarga. Tenaga kerja

luar keluarga merupakan tenaga kerja yang khusus dibayar sebagai tenaga kerja

upahan. Apabila pekerjaan tidak dapat diselesaikan oleh tenaga kerja dalam

keluarga, barulah tenaga kerja luar keluarga (Daniel, 2004).

Page 25: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

9

2.2. Efisiensi

Pengelolaan usahatani antara lain bertujuan meningkatkan efisiensi

produksi dan pendapatan petani dalam hal ini peternak sapi perah. Petani sebagai

pelaksana sekaligus pengelola usahatani harus mampu mengalokasikan

penggunaan berbagai faktor produksi secara tepat sehingga dapat mencapai hasil

yang optimum (Ramadhani, 2011). Efisiensi diperlukan dalam usahatani agar

petani mendapatkan kombinasi faktor-faktor produksi tertentu untuk keuntungan

maksimum (Aisyah, 2012).

Menurut Lipsey et al. (1998), efisiensi dibagi menjadi tiga, yaitu

enginering, technical, dan economic efficiency. Enginering efficiency

menunjukkan perbandingan antara input dengan output. Technical efficiency

menyatakan hubungan antara semua faktor produksi yang digunakan dalam

memproduksi beberapa output. Dikatakan efisiensi secara teknik bila tidak ada

lagi cara lain untuk menggunakan lebih sedikit faktor-faktor produksi (Lipsey et

al., 1998). Efisiensi ekonomi terdiri dari efisiensi teknis dan harga. Efisiensi

teknis adalah kemampuan untuk memperoleh output yang maksimum melalui

penggunaan suatu tingkat input atau sumber daya tertentu (Yotopulus dan Nugent,

1976). Menurut Soekartawi (1990), efisiensi harga atau efisiensi alokatif diartikan

sebagai suatu kondisi Nilai Produk Marjinal (NPM) untuk satu input sama dengan

harga input tersebut. Efisiensi teknis dan efisiensi harga akan memberikan

petunjuk bagi petani untuk mengalokasikan sumber daya atau faktor produksi

yang memaksimumkan keuntungan (Astuti et al., 2010).

2.3. Analisis Pendapatan Usahatani

Usahatani adalah ilmu yang mempelajari tentang cara petani mengelola

input atau faktor-faktor produksi dengan efektif, efisien, dan kontinu untuk

menghasilkan produksi yang tinggi sehingga pendapatan usahataninya meningkat.

Penerimaan usahatani didapatkan petani dari penjualan produk usahatani.

Penerimaan usahatani merupakan perkalian antara produksi yang diperoleh

dengan harga jual output tersebut (Rahim dan Hastuti, 2008).

Pengeluaran usahatani sama artinya dengan biaya usahatani. Biaya

usahatani didefinisikan sebagai sejumlah uang yang dikeluarkan untuk membeli

Page 26: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

10

input usahatani. Menurut Rahim dan Hastuti (2008), biaya usahatani dibedakan

menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost). Biaya

tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap dan harus dikeluarkan walaupun belum

berproduksi. Contoh biaya tetap adalah biaya sewa lahan, pajak, dan alat-alat

pertanian. Biaya variabel merupakan biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh

produksi komoditas yang diperoleh. Contoh biaya variabel adalah biaya benih,

pupuk, upah tenga kerja, dan lain-lain. Selisih antara penerimaan yang didapatkan

dengan biaya usahatani disebut pendapatan usahatani.

2.4. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu terkait peternakan sapi perah yang dapat dijadikan

referensi adalah penelitian Putra (2004), Widodo (2009), Mandaka dan Hutagaol

(2005), dan Heriyatno (2009) yang dapat dilihat pada Tabel 4. Penelitian

terdahulu terkait analisis efisiensi adalah Yunus (2009), Ramadhani (2011),

Puspito (2004), dan Vidiayanti (2004) yang dapat dilihat pada Tabel 5.

2.4.1. Penelitian Terdahulu Terkait Peternakan Sapi Perah

Putra (2004) melakukan penelitan mengenai kondisi teknis peternakan sapi

perah rakyat di Kelurahan Pondok Ranggon Kecamatan Cipayung Jakarta Timur.

Metode yang digunakan adalah survey lapangan dengan cara wawancara dengan

peternak. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi peternakan sapi

perah Pondok Ranggon secara teknis. Hasil penelitian adalah peternak sapi perah

di Kelurahan Pondok Ranggon dalam menjalankan usahanya bersifat tradisional

dan perhatian terhadap masalah pemberian pakan masih kurang.

Widodo (2009) melakukan penelitian mengenai karakteristik dan analisis

keuntungan usaha ternak sapi perah di DKI Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah

mengidentifikasi karakteristik peternakan dan menganalisis keuntungan

peternakan sapi perah. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif.

Analisis deskriptif kualitatif untuk mengetahui karakteristik peternakan. Analisis

kuantitatif untuk mengetahui keuntungan yang didapat peternak. Keuntungan per

bulan pada peternak kelompok pertama berdasarkan analisis yang dilakukan

sebesar Rp 5 815 121 dan pada peternak kelompok kedua sebesar Rp 21 861 559.

Page 27: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

11

Mandaka dan Hutagaol (2005) melakukan penelitian mengenai analisis

fungsi keuntungan, efisiensi ekonomi, dan kemungkinan skema kredit bagi

pengembangan skala usaha peternakan sapi perah rakyat di Kelurahan Kebon

Pedes, Kota Bogor. Metode yang digunakan kuantitatif dan kualitatif. Analisis

kuantitatif digunakan untuk mengetahui keuntungan, efisiensi ekonomi, dan

skema kredit di peternakan Kebon Pedes.

Heriyatno (2009) melakukan penelitian mengenai analisis pendapatan dan

faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah di tingkat peternak. Metode

yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif deskriptif

digunakan untuk mengkaji proses produksi susu sapi perah. Analisis kuantitatif

digunakan untuk mengkaji faktor produksi dan pendapatan peternak sapi perah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu adalah pakan konsentrat, pakan

hijauan, dan masa laktasi. Nilai R/C ratio sebesar 1.11 menunjukkan bahwa

peternakan sapi perah menguntungkan.

2.4.2. Penelitian Terdahulu Terkait Analisis Efisiensi

Yunus (2009) melakukan penelitian mengenai analisis efisiensi produksi

usaha peternakan ayam ras pedaging pola kemitraan dan mandiri di Kota Palu

Provinsi Sulawesi Tengah. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perbedaan

pendapatan rata-rata dan menganalisis tingkat efisiensi. Faktor-faktor produksi

yang mempengaruhi produksi dalam penelitian ini adalah bibit, pakan, vaksin,

tenaga kerja, dan bahan bakar. Usaha ternak ayam ras pedaging belum mencapai

tingkat efisiensi. Peternak ayam ras pedaging mandiri memiliki tingkat

pendapatan rata-rata yang berbeda dengan peternak pola kemitraan.

Ramadhani (2011) melakukan penelitian mengenai analisis efisiensi, skala

dan elastisitas produksi dengan pendekatan Cobb-Douglas dan regresi berganda.

Metode yang digunakan kuantitatif dan deskriptif. Analisis kuantitatif diguanakn

untuk mengitung efisiensi dan elastisitas produksi. Berdasarkan perhitungan

didapat bahwa proporsi input yang berpengaruh terhadap proses produksi belum

mencapai tingkat efisien atau nilainya lebih dari satu.

Page 28: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

12

Tabel 4. Penelitian Terdahulu Terkait Peternakan Sapi Perah

No. Peneliti/Judul Tujuan Metode Hasil

1. Putra (2004)/ Kondisi

Teknis Peternakan Sapi

Perah Rakyat di Kelurahan

Pondok Ranggon

Kecamatan Cipayung

Jakarta Timur.

Mengetahui kondisi teknis

pemeliharaan sapi perah rakyat

di Kelurahan Pondok Ranggon,

Kecamatan Cipayung, Kodya

Jakrta Timur.

Analisis Deskriptif Presentase sapi laktasi yaitu 72.71%. Masa laktasi

11.5 bulan, masa kering 2 bulan, interval beranak

13.5 bulan, masa kosong 4.5 bulan dan nilai S/C

berdasarkan hasil kuesioner dan perhitungan

sebesar 2.8. Usaha peternakan tradisional perhatian

terhadap masalah tatalaksana dan pemberian pakan

masih kurang. Seleksi belum dilakukan dengan baik

dan peternak kurang memperhatikan masalah

reproduksi ternak.

2. Widodo (2009)/

Karakteristik dan Analisis

Keungtungan pada Usaha

Peternakan Sapi Perah

DKI Jakarta.

Mengetahui karakteristik dan

keuntungan usahaternak sapi

perah berdasarkan input dan

output yang diperlukan sapi

perah di wilayah Pondok

Ranggon, Jakarta Timur.

Anggaran Usahatani Keuntungan per bulan pada peternak kelompok

pertama sebesar Rp5.815.121 dan pada peternak

kelompok kedua sebesar Rp21.861.559.

3. Heriyatno (2009)/ Analisis

Pendapatan dan Faktor

yang Mempengaruhi

Produksi Susu Sapi Perah

di Tingkat Peternak.

1. Menganalisis pendapatan

peternak anggota KSU Karya

Nugraha dalam usaha ternak

sapi perahnya.

2. Menganalisis peran KSU

Karya Nugraha terhadap

keuntungan usaha peternak

anggotanya.

3. Menganalisis faktor-faktor

yang mempengaruhi produksi

Analisis pendapatan

usahatani, R/C

ratio, dan analisis

regresi berganda.

1. Skala usaha rakyat memperoleh pendapatan

sebesar Rp 11 298.7/hari, usaha skala kecil

memperoleh pendapatan sebesar Rp 50

530.44/hari, dan usaha skala menengah

memperoleh pendapatan sebesar Rp 56

216.24/hari. Nilai R/C ratio usaha skala rakyat

sebesar 1.10, usaha skala kecil sebesar 1.31, dan

usaha skala menengah sebesar 1.09.

2. Uji Mann-Whitney menunjukan tingkat

keuntungan peternak yang mendapatkan

pelayanan memiliki tingkat keuntungan 1.08

dan peternak yang tidak mendapatkan pelayanan

sebesar 1.29.

12

Page 29: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

13

Tabel 4. Lanjutan

No. Peneliti/ Judul Tujuan Metode Hasil

susu di tingkat peternak

anggota KSU Karya

Nugraha

3.Faktor-faktor produksi susu yaitu jumlah pemberian

pakan konsentrat, jumlah pemberian pakan hijauan, dan

masa laktasi.

4. Mandaka dan Hutagaol

(2005)/ Analisis Fungsi

Keuntungan, Efisiensi

Ekonomi dan Kemungkinan

Skema Kredit bagi

pengembangan Skala Usaha

Peternakan Sapi Perah

Rakyat di Kelurahan Kebon

Pedes, Kota Bogor.

Menganalisis

keuntungan,efisiensi dan

skema kredit skala usaha

peternakan sapi perah

kebon pedes.

Analisis Fungsi

Keuntungan

Peternakan sapi perah Kebon Pedes belum mencapai

efisiensi ekonomi, namun ada kecenderungan skala usaha

menengah dari besar relative lebih menguntungkan

daripada skala usaha kecil. Nilai pinjaman yang paling

sesua bagi pengembangan usaha ternak skala kecil sebesar

Rp 6 000 000-12 000 000 atau setara dengan 1-2 ekor induk

produktif.

Tabel 5. Penelitian Terdahulu Terkait Analisis Efisiensi

No. Peneliti/Judul Tujuan Metode Hasil

1. Ramadhani (2011)/ Analisis

Efisiensi, Skala dan Elastisitas

Produksi dengan Pendekatan

Cobb-Douglas dan Regresi

Berganda.

Dalam JURNAL

TEKONOLOGI

OLS (Ordinary Least Square)

dari fungsi produksi Cobb-

Douglas

Berdasarkan perhitungan didapat bahwa

proporsi input yang berpengaruh terhadap

proses produksi adalah Indeks Efisiensi untuk

tahun 2007 adalah 5,57 , sedangkan untuk tahun

2008 adalah 1094.44. Return to Scale yang

diperoleh pada tahun 2007 adalah 1,031

sedangkan pada tahun 2008 adalah 0,793.

Penggunaan elastisitas input adalah untuk tahun

2007 penggunaan bahan baku sebesar 0,39 ,

untuk penggunaan tenaga kerja sebesar 0,22 dan

untuk penggunaan biaya overhead sebesar 0,42.

13

Page 30: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

14

Tabel 5. Lanjutan

No. Peneliti/Judul Tujuan Metode Hasil

2. Puspito (2004)/ Efisiensi Usaha

Peternakan Sapi Perah Masa

Laktasi (Studi Kasus di

Kabupaten Banyumas Jawa

Tengah)

Menganalisis

besarnya pendapatan

dan tingkat efisiensi

usaha peternakan

sapi perah rakyat di

Kabupaten

Banymas, jawa

Tengah.

Analisis statistik dan analisis

usaha peternakan sapi perah.

1. Hasil efisiensi terhadap rata-rata tingkat

efisiensi teknis (ET), harga (EH), ekonomi

(EE) adalah (a) Kelompok ternak I, ET

sebesar 69.36%, EH -6.19%, dan EE 4.14%.

(b) Kelompok ternak II, ET sebesar 70.58 %,

EH -16.79%, dan EE 20.72%. (c) Kelompok

ternak III, ET sebesar 71.04 %, EH -69.62%,

dan EE -18.01%.

2. Biaya produksi pada tingkat efisiensi

ekonomis 100% untuk setiap kelompok

ternak adalah: (a) Kelompok ternak I Rp

598.09/liter, (b) Kelompok ternak II Rp

485.93/liter, (c) Kelompok ternak III

887.25/liter.

3. Yunus (2009)/ Analisis Efisiensi

Produksi Usaha Peternakan

Ayam Ras Pedaging Pola

Kemitraan dan Mandiri di Kota

Palu Provinsi Sulawesi Tengah

Menganalisis

perbedaan

pendapatan rata-rata

dan menganalisis

tingkat efisiensi.

Analisis efisiensi dan analisis

pendapatan.

Nilai R/C ratio peternak mandiri sebesar 1.26

lebih tinggi dari pola kemitraan sebesar 1.06.

Analisis efisensi sebesar 0.868.

4. Vidiayanti (2004)/ Analisi

Pendapatan dan Efisiensi

Penggunaan Faktor-Faktor

Produksi pada Usaha Peternakan

Sapi Perah

Menganalisis tingkat

efisiensi, menetukan

skala ekonomi dan

tingkat pendapatan

peternakan.

Analisis efisiensi dan analisis

pendapatan.

Nilai R/C ratio atas biaya tunai sebesar 1.56 dan

atas biaya total 1.13. Pendapatan atas biaya total

sebesar Rp 7 690 979.61.

14

Page 31: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

15

Puspito (2004) melakukan penelitian mengenai analisis efisiensi usaha

peternakan sapi perah masa laktasi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis

besarnya pendapatan dan tingkat efisiensi usaha peternakan sapi perah rakyat di

Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Hasil penelitian ini adalah nilai efisiensi

yang lebih dari satu atau dikatakan belum efisien. Tingkat pendapatan antara

kelompok tani satu dan dua berbeda.

Vidiayanti (2004) melakukan penelitian mengenai analisis pendapatan dan

efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi pada usaha peternakan sapi perah.

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis efisiensi, menentukan skala ekonomi,

dan menganalisis pendapatan peternak. Hasil penelitian ini adalah usaha

peternakan sapi perah menguntungkan dilihat dari nilai R/C ratio yang lebih dari

satu.

2.5. Kebaruan Penelitian

Penelitian ini memiliki kebaruan dibandingkan penelitian terdahulu.

Perbedaan dengan penelitian Putra (2004) dan Widodo (2009) adalah penelitian

ini fokus membahas tentang faktor-faktor produksi, analisis efisiensi, dan analisis

pendapatan peternakan sapi perah. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

Heriyatno (2009), Yunus (2009), Ramadhani (2011), Puspito (2004), dan

Vidiayanti (2004) adalah penelitian ini berlokasi di peternakan sapi perah Pondok

Ranggon, Jakarta Timur dengan metode yang digunakan analisis deskriptif,

metode estimasi OLS (Ordinary Least Square), analisis efisiensi, dan analisis

pendapatan .

Page 32: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

16

Page 33: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

17

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Teoritis

3.1.1. Fungsi Produksi

Proses produksi adalah kegiatan mengkombinasikan input untuk

menghasilkan output. Fungsi produksi menurut Soekartawi (2002) merupakan

hubungan fisik antara variabel yang dijelaskan (Y) dan variabel yang menjelaskan

(X). Variabel yang dijelaskan biasanya berupa output dan variabel yang

menjelaskan biasanya berupa input. Secara matematis fungsi produksi dapat

ditulis sebagai berikut:

Y= f (X) ............................................................................................... (3.1)

Keterangan :

Y = Output

X = Input produksi

Fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan suatu fungsi yang melibatkan

dua variabel atau lebih. Variabel yang satu disebut dengan variabel dependen (Y)

dan yang lain disebut variabel independen (X). Bentuk matematis fungsi produksi

Cobb-Douglas adalah sebagai berikut (Soekartawi, 2002):

Y = f (X1,X2) = β 0 X1β 1

X2β 2

.............................................................. (3.2)

Jika diubah ke dalam bentuk linear:

Ln Y = Ln β 0 + β 1 Ln X1 + β 2 Ln X2 ................................................ (3.3)

Berdasarkan fungsi persamaan 3.3 dapat diketahui bahwa output (Y),

tenaga kerja (X1), dan modal (X2). Konstanta β 1 merupakan elastisitas dalam

kaitannya dengan input tenaga kerja, sementara β 2 adalah elastisitas dalam

kaitannya dengan input modal. Pemilihan model fungsi produksi Cobb-Douglas

didasarkan pada pertimbangan adanya kelebihan dari model ini, yaitu

(Soekartawi, 2002):

1. Penyelesaian fungsi Cobb-Douglas relatif lebih mudah dibandingkan

fungsi lainnya.

2. Bentuk linear dari fungsi Cobb-Douglas ditransformasikan dalam bentuk

log e (ln), dalam bentuk tersebut variasi data menjadi sangat kecil. Hal ini

dilakukan untuk mengurangi terjadinya heterokedastisitas.

Page 34: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

18

3. Perhitungannya sederhana karena persamaannya dapat diubah dalam

bentuk persamaan linear.

4. Bentuk fungsi Cobb-Douglas paling banyak digunakan dalam penelitian

khususnya bidang pertanian.

5. Hasil pendugaan melalui fungsi Cobb-Douglas akan menghasilkan

koefisien regresi yang sekaligus juga menunjukkan besaran elastisitas.

6. Besaran elastisitas dapat juga sekaligus menggambarkan return to scale.

Input yang digunakan dalam proses produksi dapat digunakan untuk

menduga output yang dihasilkan. Fungsi produksi tersebut dapat digunakan untuk

menentukan kombinasi input yang terbaik dalam suatu proses produksi. Menurut

Soekartawi (1984) persyaratan yang diperlukan untuk mendapatkan fungsi

produksi yang baik adalah:

1. Terjadi hubungan yang logik dan benar antara variabel yang dijelaskan

dengan variabel yang menjelaskan.

2. Parameter statistik dari parameter yang diduga memenuhi persyaratan

untuk dapat disebut parameter yang mempunyai derajat ketelitian yang

tinggi.

Tolak ukur dalam menggambarkan hubungan antara input dan output

dalam fungsi produksi, yaitu:

1. Marginal Physical Product (MPP) atau produk marginal, yaitu tambahan

output yang bisa diperoleh dengan menambah input satu unit, sedangkan

input-input lain dianggap konstan (Nicholson, 2001). Hubungan Y dan X

bisa terjadi dalam tiga kemungkinan, yaitu bila produk marginal konstan,

bila produk marginal menaik, dan bila produk marginal menurun. Produk

marjinal konstan maka dapat diartikan bahwa setiap tambahan satu satuan

unit input X dapat menyebabkan tambahan satu satuan unit output Y

secara proporsional. Bila penambahan satu-satuan unit input X

menyebabkan satu satuan unit output Y yang semakin menaik secara tidak

proposional disebut dengan produk marginal yang menaik atau increasing

productivity. Bila tambahan satu-satuan unit input X yang menyebabkan

satu-satuan unit output Y menurun disebut produk marginal menurun atau

decreasing productivity.

Page 35: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

19

MPP = dY/dX ..................................................................................... (3.4)

2. Average Physical Product (APP) atau produk rata-rata, yaitu perbandingan

antara produksi total dengan input produksi. Produksi total (TP = Y)

adalah jumlah seluruh output yang dihasilkan dalam proses produksi.

APP = Y/X .......................................................................................... (3.5)

Hubungan antara MPP, APP, dan TP dapat digunakan untuk menentukan

elastisitas produksi. Elastisitas produksi (Ep) adalah persentase perubahan output

sebagai akibat perubahan persentase dari input produksi yang digunakan (Rahim

dan Hastuti, 2008).

Elastisitas produksi (Ep) = dY/dX . X/Y = MPP/APP......................... (3.6)

Menurut Rahim dan Hastuti (2008), fungsi produksi terdiri dari tiga daerah

produksi yaitu daerah I, daerah II, dan daerah III (Gambar 2). Daerah produksi I

disebut daerah irrasional karena pada daerah ini keuntungan maksimum belum

tercapai dan produksi ditingkatkan dengan penambahan input produksi. Nilai

elastisitas produksi lebih besar dari satu (Increasing Return to Scale) yang berarti

bahwa setiap penambahan input sebesar satu persen akan meningkatkan produksi

lebih besar dari satu persen. Pada daerah ini kurva MPP berada di atas kurva APP

(Gambar 1).

Daerah II disebut daerah rasional karena pada daerah ini keuntungan

maksimum dan output maksimum dapat tercapai. Nilai elastisitas produksi pada

daerah II yaitu nol sampai dengan satu. Pada daerah ini penambahan input dengan

jumlah tertentu akan menghasilkan output dengan jumlah optimum. Pada daerah

ini kurva MPP = APP sampai MPP bernilai nol (Gambar 1).

Daerah III disebut daerah irrasional karena setiap penambahan satu persen

input menyebabkan penurunan produksi yang dihasilkan. Nilai elastisitas produksi

Page 36: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

20

pada daerah II lebih kecil dari nol. Pada daerah ini MPP bernilai negatif (Gambar

1).

Y

(output)

TP

I II III

Y X

(output) (input)

APP

X

(input)

MPP

Sumber: Debertin (1986)

Gambar 1. Grafik Fungsi Produksi

3.1.2. Efisiensi Input

Salah satu masalah yang dihadapi seorang petani peternak untuk

menghasilkan keuntungan maksimum adalah penentuan tingkat penggunaan

faktor produksi. Prinsip optimalisasi penggunaan faktor-faktor produksi

merupakan cara menggunakan faktor produksi seefisien mungkin. Efisiensi dapat

digolongkan menjadi efisiensi teknis, efisiensi harga, dan efisiensi ekonomi.

Penggunaan input dikatakan efisien secara teknis apabila input yang digunakan

menghasilkan produksi yang maksimum. Efisiensi harga terjadi apabila nilai dari

Page 37: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

21

produk marjinal sama dengan harga faktor produksi. Pada akhirnya, efisiensi

ekonomi terjadi apabila efisiensi teknis dan efisiensi harga tercapai (Soekartawi,

1993).

Efisiensi input merupakan upaya penggunaan input sekecil-kecilnya untuk

mendapatkan produksi dan keuntungan yang maksimal. Penggunaan input yang

efisien dijelaskan dengan Value of Marginal Product (VMP) atau biasa disebut

Nilai Produk Marginal (NPM). VMP atau NPM didefinisikan sebagai nilai yang

meningkatkan nilai hasil output dari penambahan unit X, ketika Y dijual dengan

harga pasar konstan (Debertin, 1986). Efisiensi terjadi jika nilai produk marjinal

sama dengan harga input tersebut sehingga dapat dituliskan sebagai berikut:

NPMX = PX atau NPMX/PX = 1 ........................................................... (3.7)

1. (NPMX/PX) > 1, artinya penggunaan input X belum efisien, sehingga untuk

mencapai efisiensi input X perlu ditambah.

2. (NPMX/PX) < 1, artinya penggunaan input X belum efisien, sehingga untuk

mencapai efisiensi input X perlu dikurangi.

Efisiensi ekonomi menunjukkan kombinasi input yang memaksimalkan

tujuan individu atau sosial. Efisiensi ekonomi didefinisikan dalam dua kondisi,

yaitu keharusan (necessary) dan kecukupan (sufficient). Syarat keharusan

(necessary condition) terjadi ketika slope fungsi keuntungan harus sama dengan

nol atau seperti yang dijabarkan pada persamaan (3.8). Turunan pertama pada

fungsi keuntungan disebut dengan the first-order conditions. Syarat kecukupan

(sufficient condition) terjadi pada turunan kedua dari fungsi keuntungan atau

disebut dengan the second-order conditions. The second-order conditions terjadi

ketika fungsi keuntungan bernilai negatif yang dijabarkan pada persamaan (3.9)

(Doll dan Orazem, 1984).

Turunan pertama fungsi keuntungan adalah:

π = TR – TC

dπ /dX = dTR/dX – dTC/dX = 0 ......................................................... (3.8)

dTR/dX = dTC/dX

maka turunan kedua dari fungsi keuntungan adalah:

Page 38: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

22

MR = MC

d2π /dX

2 = d

2TR/dX – d

2TC/dX < 0 .................................................... (3.9)

d2TR/dX < d

2TC/dX

dMR < dTMC

3.1.3. Pendapatan Usahatani

Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya yang

dikeluarkan dalam suatu kegiatan usahatani. Oleh karena itu, untuk menghitung

pendapatan usahatani diperlukan informasi mengenai penerimaan dan

pengeluaran selama kegiatan usahatani berlangsung. Penerimaan usahatani adalah

perkalian antara jumlah produksi yang diperoleh dengan harga jual output. Secara

matematis pendapatan dan penerimaan dapat dituliskan sebagai berikut:

TR = Y . PY ................................................................................................................................. (3.10)

Keterangan:

TR = Total penerimaan

Y = Produksi yang diperoleh suatu usahatani

PY = Harga output

Beberapa definisi berkaitan dengan ukuran pendapatan dan keuntungan,

yaitu (Soekartawi, 1984):

1. Penerimaan tunai usahatani (farm receipt) merupakan nilai uang yang

diterima dari penjualan produk usahatani.

2. Pengeluaran usahatani (farm payment) merupakan jumlah uang yang

dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa bagi usahatani.

3. Penerimaan kotor usahatani (gross return) merupakan total penerimaan

usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang

tidak dijual.

4. Pengeluaran total usahatani (total farm expenses) merupakan nilai semua

masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan dalam produksi termasuk

biaya-biaya yang diperhitungkan.

5. Pendapatan bersih usahatani (net farm income) merupakan istilah antara

penerimaan kotor usahatani dan pengeluaran total usahatani.

Page 39: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

23

Biaya atau pengeluaran usahatani adalah biaya yang dikeluarkan dalam

setiap penggunaan faktor-faktor produksi. Biaya digolongkan menjadi dua jenis,

yaitu fixed cost dan variable cost (Debertin, 1986).Fixed cost atau biaya tetap

didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan

walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Biaya tetap tersebut harus

dikeluarkan walaupun perusahaan belum beroperasi. Biaya total merupakan

penjumlahan antara biaya tetap dan biaya variabel. Rumus biaya total usahatani

dapat dituliskan sebagai berikut:

TC = TFC + TVC .............................................................................. (3.11)

TVC = Px. X ...................................................................................... (3.12)

Keterangan:

TC = Biaya Total

TFC = Biaya Tetap

TVC = Biaya Variabel

PX = Harga input

X = Jumlah input yang digunakan

Jadi pendapatan yang diterima petani merupakan pengurangan antara

penerimaan dengan biaya total atau dirumuskan sebagai berikut:

π = TR – TC ............................................................................ (3.13)

Keterangan:

π = Pendapatan

TR = Total penerimaan

TC = Total Biaya

Analisis Revenue Cost (R/C) ratio merupakan perbandingan antara

penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung.

Analisis ini menunjukkan penerimaan yang diperoleh dari setiap biaya yang

dikeluarkan dalam kegiatan usahatani. Semakin besar nilai R/C ratio, maka

menunjukkan semakin besarnya penerimaan usahatani yang diperoleh dibanding

biaya yang dikeluarkan untuk produksi usahatani. Jika R/C ratio > 1, artinya

setiap tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan

yang lebih besar daripada tambahan biaya atau secara finansial kegiatan usahatani

dikatakan untung. Apabila R/C ratio < 1, berarti setiap tambahan biaya yang

Page 40: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

24

dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih kecil daripada

tambahan biaya yang dikeluarkan atau usahatani tidak menguntungkan. Jika R/C

ratio = 1, perbandingan antara penerimaan dan biaya yang dikeluarkan seimbang

atau berada pada kondisi keuntungan normal (Rahim dan Hastuti, 2008).

3.2. Kerangka Operasional

Lahan-lahan di DKI Jakarta yang berfungsi sebagai tempat tumbuhnya

rumput dan pepohonan sudah beralih menjadi gedung-gedung perkatoran, tempat

tinggal, pertokoan, dan lain-lain. Ketersediaan rumput untuk pakan ternak

berkurang seiring dengan perubahan fungsi lahan. Rumput merupakan pakan

ternak yang jumlah pemberiannya dapat mempengaruhi tinggi-rendahnya

produksi susu sapi perah. Selain pakan hijauan terdapat faktor produksi lain yang

mempengaruhi produksi susu sapi perah, diantaranya konsentrat, ampas tahu,

ampas tempe, tenga kerja, obat-obatan, dan lain-lain. Kombinasi penggunaan

faktor-faktor produksi dapat mempengaruhi tingkat produksi susu sapi perah

(Gambar 2).

DKI Jakarta memiliki daerah yang dikhususkan untuk peternakan yaitu

Kelurahan Pondok Ranggon, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Penggunaan

faktor-faktor produksi merupakan salah satu proses produksi dalam peternakan

yang bisa meningkatkan produksi susu. Faktor-faktor produksi digunakan secara

efisien agar produksi susu meningkat dan pendapatan usaha peternakan juga

meningkat. Penelitian ini akan menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap produksi susu, tingkat efisien, dan pendapatan usaha peternakan susu

sapi perah di Pondok Ranggon (Gambar 2).

Estimasi parameter pada fungsi produksi susu sapi perah menggunakan

metode estimasi Ordinary Least Squares (OLS). Tingkat efisiensi penggunaan

faktor-faktor produksi adalah menggunakan efisiensi input nilai produk marjinal

(NPM). Sedangkan tingkat pendapatan menggunakan analisis pendapatan dan R/C

ratio dengan membandingan penerimaan yang didapat dan biaya yang

dikeluarkan selama proses produksi. Hasil yang diperoleh dijadikan rekomendasi

kebijakan untuk peternak dan pemerintah daerah dalam usaha peningkatan

Page 41: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

25

produksi dan pendapatan usaha peternakan sapi perah di Pondok Ranggon

(Gambar 2).

Gambar 2. Alur Kerangka Operasional

Faktor-Faktor yang

mempegaruhi Produksi

Susu Sapi Perah

(Metode Estimasi OLS)

Efisiensi

Faktor

Produksi

(Nilai Produk

Marjinal)

Pendapatan Usaha

Peternakan Susu

Sapi Perah

(Analisis

Pendapatan

Usahatani)

Rekomendasi

Kebijakan

1. Kurangnya ketersediaan pakan

hijauan untuk ternak.

2. Produksi susu DKI Jakarta masih

rendah.

3. Kebutuhan susu meningkat.

4. Penggunaan faktor-faktor

produksi tidak seimbang.

Peternakan Sapi Perah Pondok

Ranggon, Jakarta Timur

Page 42: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

26

Page 43: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

27

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di peternakan sapi perah Pondok Ranggon,

Kecamatan Cipayung Jakarta Timur. Lokasi penelitian ini dilakukan secara

sengaja dengan mempertimbangkan bahwa peternakan tersebut merupakan salah

satu peternakan yang masih ada di DKI Jakarta. Lokasi penelitian dipilih karena

lokasi ini merupakan kawasan relokasi peternakan di DKI Jakarta. Pengumpulan

data penelitian dilakukan pada bulan April-Agustus 2013.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan peternak di

Kelurahan Pondok Ranggon dengan menggunakan daftar pertanyaan kuesioner

(Lampiran 1) yang telah disediakan oleh peneliti. Data sekunder merupakan data

pendukung yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Jakarta, Kementrian

Pertanian Republik Indonesia, Direktorat Jendral Peternakan Republik Indonesia,

dan Dinas Pariwisata Jakarta Timur.

4.3. Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel pada penelitian ini adalah metode sensus

yaitu sampel yang digunakan secara keseluruhan atau populasi. Adapun

responden dalam penelitian ini adalah peternak sapi perah. Jumlah peternak di

peternakan Pondok Ranggon ada 25 orang peternak. Seluruh peternak yang

memiliki sapi laktasi dijadikan responden dalam penelitian ini. Peternak yang

memiliki sapi laktasi berjumlah 24 orang.

4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis secara kuantitatif. Data

kuantitatif dianalisis dengan menggunakan model persamaan Cobb-Douglas untuk

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, efisiensi

penggunaan faktor produksi, dan pendapatan. Pengolahan data dilakukan

menggunakan komputer dengan aplikasi software Microsoft Excel 2007 dan

Page 44: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

28

Minitab Versi 14. Matriks keterkaitan antara tujuan penelitian, sumber data, dan

metode analisis data disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Matriks Keterkaitan Tujuan Penelitian, Sumber Data, dan Metode

Analisis Data

No Tujuan Penelitian Metode Analisis Data

1. Menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi susu sapi

perah.

OLS (Ordinary Least Square)

dari fungsi produksi Cobb-

Douglas

2. Menganalisis efisiensi produksi susu

sapi perah.

Analisis efisiensi input dengan

NPM

3. Menganalisis pendapatan usaha

peternakan sapi perah di Pondok

Ranggon.

Analisis pendapatan dan R/C

ratio

4.4.1. Menganalisis Faktor-Faktor Produksi Susu Sapi Perah

Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi menggunakan

fungsi Cobb-Douglas yang ditransformasikan ke dalam bentuk persamaan regresi

berganda. Faktor yang mempengaruhi produksi susu pada sapi dijabarkan dalam

Model di bawah ini:

Ln Y = Ln β 0 + β 1 Ln HIJ+ β 2 Ln KON+ β 3 Ln ATM + β 4 Ln ATH +

β 5 Ln TK .............................................................................. (4.1)

Nilai dugaan parameter yang diharapkan adalah:

β 1, β 2, β 3, β 4, β 5 > 0;

0 < ei < 1

Keterangan:

Y = Produksi susu (Liter/ST/Hari)

HIJ = Pakan hijauan (Kg/ST/Hari)

KON = Pakan konsentrat (Kg/ST/Hari)

ATH = Pakan ampas tahu (Kg/ST/Hari)

ATM = Pakan ampas tempe (Kg/ST/Hari)

TK = Tenaga kerja (Orang)

β 1, β 2, β 3, β 4, β 5 = Parameter variabel bebas

Page 45: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

29

Produksi susu sapi perah merupakan hasil sekresi kelenjar susu sapi perah

betina. Jumlah produksi susu sapi perah dilihat per ekor dan per hari. Pada

penelitian ini satu ekor sapi dewasa sama dengan satu ST, sehingga satuan dari

produksi susu adalah liter per ST per hari.

Pakan yang diberikan kepada sapi perah antara lain hijauan, ampas tempe,

ampas tahu, dan konsentrat. Pakan hijauan berupa daun-daunan, rumput, dan

tanaman hijau lainnya. Pakan hijauan diberikan kepada sapi perah beberapa kg per

ST per hari. Pemberian pakan hijauan untuk setiap sapi perah jumlahnya berbeda-

beda.

Pakan konsentrat, ampas tempe, dan ampas tahu merupakan pakan

tambahan yang diberikan kepada sapi perah selain pakan hijauan. Jumlah yang

diberikan kepada sapi perah berbeda-beda pada setiap sapi. Satuan dari pakan

konsentrat, ampas tahu, dan ampas tempe adalah kg per ST per hari.

4.4.2. Kriteria Uji Statistik

1. Uji Statistik-F

Uji F-hitung digunakan untuk mengetahui variabel-variabel yang

digunakan secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas.

Hipotesis:

H0 : β 1, β 2, β 3, β 4, ..., β i = 0

H1 : minimal ada satu β i ≠ 0

i : 1, 2, 3,…, n

Uji statistik yang digunakan adalah uji-F dengan ketentuan sebagai berikut:

P-value uji F > α ……. terima H0

P-value uji F < α ……. tolak H0

Apabila P-value uji statistik F < taraf α sebesar 10 persen maka tolak H0.

Tolak H0 berarti seluruh variabel bebas dalam satu persamaan secara bersama-

sama mampu menjelaskan variabel tidak bebas dengan baik (Gujarati, 2007).

2. Uji Statistik-t

Uji t-hitung digunakan untuk menguji apakah koefisien regresi dari

masing-masing variabel pada faktor produksi yang digunakan berpengaruh nyata

atau tidak terhadap variabel tidak bebas.

Hipotesis:

Page 46: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

30

H0 : β i = 0

H1 : β i > 0

i : 1, 2, 3, …, n

Uji statistik yang digunakan adalah uji-t dengan ketentuan sebagai berikut:

P-value < α…….tolak H0

P-value > α…….terima H0

Apabila tolak H0, maka variabel bebas yang digunakan berpengaruh secara

nyata terhadap variabel tidak bebas. Sebaliknya, apabila terima H0 maka variabel

bebas yang digunakan tidak berpengaruh secara nyata terhadap variabel tidak

bebas (Gujarati, 2007).

4.4.3. Kriteria Uji Ekonometrika

Kriteria ekonometrika dilihat berdasarkan hasil uji statistik terhadap model

apakah memenuhi asumsi-asumsi untuk estimasi model regresi linear berganda

atau tidak. Adapun uji statistik yang digunakan untuk melihat apakah terjadi

pelanggaran asumsi atau tidak, adalah sebagai berikut:

1. Uji Multikolinearitas

Kolinearitas ganda (multicolinierity) merupakan hubungan linear

“sempurna” atau pasti, diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan

dari model regresi (Gujarati, 2007). Adanya multikolinear ini menyebabkan

pendugaan koefisien menjadi tidak stabil. Pendeteksian terjadinya multikolinear

dapat diketahui dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) pada

masing-masing variabel bebas. Jika nilai VIF relatif kecil, artinya persamaan

regresi tidak mengalami multikolinear. Sebaliknya, jika nilai VIF relatif besar

(lebih dari 10) artinya persamaan regresi mengalami multikolinearitas.

VIF = 1/ (1-R2)

2. Uji Heteroskedastisitas

Asumsi dalam estimasi model regresi linear berganda adalah

homoskedastisitas, yaitu ragam sisaan (error) sama dalam setiap pengamatan.

Pelanggaran atas asumsi homoskedastisitas adalah heteroskedastisitas. Akibat dari

masalah heteroskedastisitas, salah satunya adalah penduga OLS tidak efisien lagi.

Mendeteksi adanya masalah heteroskedastisitas pada penelitian ini dilakukan

Page 47: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

31

dengan melihat penyebaran data (titik) pada gambar Residual Versus the Fitted

Values. Dasar pengambilan keputusan yaitu apabila data (titik) pada gambar

menyebar diatas dan dibawah garis tanpa membentuk suatu plot tertentu, maka

model regresi tidak mengalami masalah heterokedastisitas (Heriyatno, 2009)

3. Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah uji untuk melihat apakah residual dapat menyebar

normal, sehingga dapat diasumsikan pula Y menyebar normal. Penelitian ini

melihat titik pada plot probabilitas. Dasar pengambilan keputusan (Heriyatno,

2009):

1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi tidak memnuhi asumsi normalitas.

4.4.4. Efisiensi Produksi Susu Sapi Perah

Penggunaan input yang efisien dijelaskan dengan value of marginal

product (VMP) atau nilai produk marginal (NPM). NPM merupakan nilai yang

meningkatkan nilai hasil output dari penambahan unit X, ketika Y dijual dengan

harga pasar konstan (Debertin, 1986). Efisiensi produksi terjadi jika keuntungan

maksimum. Syarat mencapai keuntungan maksimum adalah turunan pertama dari

fungsi keuntungan terhadap masing-masing faktor sama dengan nol (Doll dan

Orazem, 1984). Efisiensi terjadi saat nilai produk marjinal sama dengan harga

input, sehingga dapat dituliskan sebagai berikut:

π = TR – TC

π = PY.Y – PX.X

dπ /dY = PY. dY/dX – PX

PX = PY . dY/dX

PX = PY . MPP

PX = NPM

NPM/PX = 1 .................................................................................. (4.2)

1. (NPMX/PX) > 1, artinya penggunaan input X belum efisien, sehingga

untuk mencapai efisiensi input X perlu ditambah.

Page 48: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

32

2. (NPMX/PX) < 1, artinya penggunaan input X tidak efisien, sehingga untuk

mencapai efisiensi input X perlu dikurangi.

Elastisitas produksi dirumuskan sebagai berikut:

Ep = dY/dX . X/Y

= MPP . 1/APP

Ep = MPP/APP .............................................................................. (4.3)

4.4.5. Analisis Pendapatan Usaha Peternakan Sapi Perah

Pendapatan usaha peternakan merupakan selisih antara penerimaan dan

biaya. Penerimaan usaha peternakan adalah perkalian antara jumlah produksi yang

diperoleh dengan harga jual output. Secara matematis pendapatan dan penerimaan

dapat dituliskan sebagai berikut:

TR = Y . PY .................................................................................................................................... (4.4)

Keterangan:

TR = Total penerimaan (Rp)

Y = Produksi susu (Liter)

PY = Harga susu (Rp/Liter)

Menurut Soekartawi (1995) biaya tersebut dapat digolongkan menjadi dua

jenis yaitu biaya tetap atau fixed cost dan biaya variabel atau variable cost. Biaya

tetap (fixed cost) didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya dan

terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Contoh

dari biaya tetap dalam penelitian ini, yaitu sewa lahan, pajak, alat-alat peternakan,

dan lain-lain. Sedangkan biaya variabel (variabel cost) adalah biaya yang besar

kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Contoh dari biaya variabel

adalah biaya bibit, pakan, obat-obatan, upah tenaga kerja, dan lain-lain.

Jadi pendapatan yang diterima peternak merupakan pengurangan antara

penerimaan dengan biaya total atau dirumuskan sebagai berikut:

π = TR – TC

= PY.Y – (PHIJ.HIJ + PKON.KON + PATH.ATH + PATM.ATM

+ PTK.TK + PVIT.VIT + POBT.OBT + BTRANS + BLIS

+ BLIM) ............................................................................... (4.5)

Page 49: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

33

Keterangan:

π = Pendapatan (Rp/Hari)

TR = Total penerimaan (Rp/Hari)

TCi = Total Biaya (Rp/Hari)

Yi = Produksi susu (Liter/Hari)

Pyi = Harga susu (Rp/Liter)

PHIJ = Harga pakan hijauan (Rp/Kg)

HIJ = Pakan hiajuan (Kg/ST/Hari)

PKON = Harga pakan konsentrat (Rp/Kg)

KON = Pakan konsentrat (Kg/ST/Hari)

PATH = Harga pakan ampas tahu (Rp/Kg)

ATH = Pakan ampas tahu (Kg/ST/Hari)

PATM = Harga pakan ampas tempe (Rp/Kg)

ATM = Pakan ampas tempe (Kg/ST/Hari)

PTK = Upah tenaga kerja (Rp/Hari)

TK = Jumlah tenaga kerja (Orang)

PVIT = Harga vitamin (Rp/5ml/Hari)

VIT = Vitamin (5ml/ST/Hari)

POBT = Harga obat-obatan (Rp/5ml/Hari)

OBT = Obat-obatan (5ml/ST/Hari)

BTRANS = Biaya transportasi (Rp/Hari)

BLIS = Biaya listrik (Rp/Hari)

BLIM = Biaya limbah (Rp/Hari)

Analisis perbandingan antara penerimaan dan biaya dilakukan untuk

mengetahui efisiensi dan keuntungan usahatani (Soekartawi, 1995). Rumus

perhitungan R/C ratio adalah sebagai berikut:

R/C ratio = TR/TC ........................................................................... (4.6)

Analisis R/C ratio digunakan untuk melihat manfaat usaha peternakan dari

penerimaan dan biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan usaha peternakan Jika

nilai R/C ratio > 1, maka setiap tambahan biaya yang dikeluarkan akan

Page 50: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

34

menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih besar daripada tambahan biaya

atau dapat dikatakan usaha peternakan tersebut menguntungkan. Jika nilai R/C

ratio < 1, maka usaha peternakan tersebut tidak menguntungkan karena setiap

tambahan biaya akan menghasilkan penerimaan yang lebih kecil, sedangkan jika

R/C ratio = 1, maka usaha peternakan dikatakan impas atau tambahan biaya yang

dikeluarkan sama dengan tambahan penerimaan.

4.4.6. Konversi Satuan Ternak (ST)

Satuan ternak merupakan ukuran yang digunakan untuk ternak yang

konsumsi pakannya setara dengan seekor sapi betina dewasa. Mula-mula ST

digunakan untuk ternak ruminansia untuk mengetahui daya tampung suatu padang

rumput terhadap jumlah ternak yg dipelihara, namun saat ini ST juga digunakan

untuk ternak lainnya. Satuan ternak memiliki kegunaan seperti: menghitung daya

tamping padangan, menghitung luas kandang, menghitung hasil pupuk, estimasi

harga ternak, biaya pengobatan, tenaga kerja, biaya breeding, dan menghitung

potensi daerah (Firman, 2014). Daftar Satuan Ternak disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Daftar Satuan Ternak

Jenis ternak Kelompok umur Umur Satuan Ternak

Sapi Dewasa 1.00

Muda 1 - 2 tahun 0.50

Anak < 1 tahun 0.25

Kerbau Dewasa 1.00

Muda 1 - 2 tahun 0.50

Anak < 1 tahun 0.25

Kambing/Domba Dewasa 0.14

Muda 0,5 – 1 tahun 0.07

Anak < 0,5 tahun 0.04

Babi Dewasa 0.40

Muda 0,5 – 1 tahun 0.20

Anak < 0,5 tahun 0.10

Ayam/Itik Dewasa (100 ekor) 1.00

Muda (100 ekor) 2 – 6 bulan 0.50

Anak (100 ekor) < 2 bulan 0.25 Sumber: Firman (2014)

Page 51: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

35

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1. Keadaan Umum

Kecamatan Cipayung merupakan salah satu kecamatan di Jakarta Timur.

Kecamatan Cipayung terletak antara 1 060 49‟ 35‟‟ Bujur Timur dan 060 10‟ 37‟‟

Lintang Selatan, dengan luas wilayah 27.36 Km2. Adapun batas wilayah sebagai

berikut :

Sebelah Utara : Kecamatan Makasar – Jakarta Timur

Sebelah Selatan : Kecamatan Cibinong – Kabupaten Bogor

Sebelah Timur : Kecamatan Pondok Gede – Jakarta Timur

Sebelah Barat : Kecamatan Ciracas – Jakarta Timur

Secara administratif Kecamatan Cipayung terdiri atas delapan kelurahan

yaitu Kelurahan Pondok Ranggon, Kelurahan Cilangkap, Kelurahan Munjul,

Kelurahan Cipayung, Kelurahan Setu, Kelurahan Bambu Apus, Kelurahan Ceger,

dan Kelurahan Lubang Buaya. Masing-masing kelurahan mempunyai luas yang

sangat bervariasi. Lahan di Kecamatan Cipayung didominasi oleh kegiatan

perumahan besar 73.32 persen, 1.07 persen untuk industri, dan 25.61 persen untuk

kegiatan lainnya5. Penelitian dilakukan di Kecamatan Cipayung dengan

Kelurahan Pondok Ranggon.

Kelurahan Pondok Ranggon berbatasan dengan Malko Hankam di sebelah

utara, Kelurahan Harjamukti (Bogor) di sebelah selatan, kelurahan Munjul di

sebelah barat, dan Kecamatan Pondok Gede (Bekasi) di sebelah timur6. Kelurahan

Pondok Ranggon berada di ketinggian 15 Meter dari permukaan laut, temperatur

udara 20-35oC, dan curah hujan 1 000-2 000 Milimeter per Tahun. Keadaan

permukaan tanah bergelombang. Lahan untuk kawasan relokasi sapi perah

Pondok Ranggon sesuai dengan SK Gubernur No. 300 tahun 1986 adalah seluas

30 Hektar, namun baru terealisasi 11 Ha. Lahan yang digunakan untuk peternakan

sapi perah seluas sembilan Ha, termasuk kolam penampungan limbah cair seluas

400 m2 dan sisanya adalah kebun rumput gajah dan rumput raja serta sarana

umum seperti mushola dan jalan. Sumber air yang digunakan untuk keperluan

5http://timur.jakarta.go.id, “Kecamatan Cipayung”, diakses tanggal 2 November 2013

6http://timur.jakarta.go.id, “Kampung-Pondok-Ranggon”, diakses tanggal 2 November 2013

Page 52: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

36

rumah tangga dan peternakan berasal dari air tanah yang dibor dengan kedalaman

60 m dari permukaan tanah.

5.2. Keadaan Demografi

Penduduk di Kecamatan Cipayung berjumlah 228 536 Jiwa yang terdiri

dari 116 576 Jiwa laki-laki dan 111 960 Jiwa perempuan. Jumlah penduduk dan

kepadatan penduduk Kecamatan Cipayung disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Cipayung

Tahun 2010

No. Kelurahan

Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Kepadatan Penduduk

(Jiwa/Km2)

1. Pondok Ranggon 23 579 6 442.090

2. Cilangkap 24 916 4 128.310

3. Munjul 23 040 12 107.200

4. Cipayung 24 964 8 092.060

5. Setu 20 038 6 163.260

6. Bambu Apus 27 221 8 600.090

7. Ceger 20 247 5 583.840

8. Lubang Buaya 64 531 17 337.720

Jumlah 228 536 68 454.570 Sumber : Badan Pusat Statistik (2011b)

Berdasarkan Tabel 8, dapat diketahui bahwa Kelurahan Lubang Buaya

merupakan kelurahan dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu 64 531 Jiwa,

sedangkan Kelurahan Setu memiliki jumlah penduduk paling sedikit yaitu 20 038

Jiwa. Jumlah penduduk Kelurahan Pondok Ranggon berjumlah 23 579 Jiwa.

Kelurahan yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi yaitu Kelurahan Lubang

Buaya, karena Kelurahan Lubang Buaya merupakan kelurahan yang

kehidupannya dekat dengan pusat perkotaan.

5.3. Karakteristik Peternak Sapi Perah

5.3.1. Umur Peternak Sapi Perah

Penduduk Indonesia tergolong tenaga kerja jika sudah memasuki usia

kerja. Usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah 15-64 tahun7. Hal ini

dikarenakan penduduk yang berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun

7 http:://Wikipedia.co.id, “Tenaga Kerja”, diakses tanggal 22 Agustus 2013

Page 53: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

37

dianggap tidak produktif dalam melakukan pekerjaan. Persebaran umur peternak

di Kelurahan Pondok Ranggon disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Umur Peternak Sapi Perah di Pondok Ranggon pada Tahun 2013

No. Kategori Umur Jumlah (Orang) Persentase (%)

1. 20-40 tahun 9 37.500

2. 41-60 tahun 12 50.000

3. >61 tahun 3 12.500

Jumlah 24 100.000 Sumber: Data Primer Diolah (2013)

Data yang didapat pada Tabel 9 menunjukkan bahwa peternak sapi perah

di Pondok Ranggon berumur antara 41-60 tahun yaitu sebanyak 50.000 persen.

Peternak pada usia tersebut beranggapan bahwa pengalaman merupakan sumber

utama dalam mengelola suatu peternakan. Peternak yang berumur 20-40 sebanyak

37.500 persen. Peternak berumur 20-40 tahun di Pondok Ranggon merupakan

peternak yang usahanya merupakan turun menurun dari leluhurnya.

5.3.2. Jenis Kelamin Peternak Sapi Perah

Tingkat kesulitan suatu pekerjaan berbeda-beda sesuai dengan jenis

pekerjaan itu sendiri. Ada pekerjaan yang lebih banyak menggunakan kekuatan

otot, tetapi ada juga pekerjaan yang lebih banyak menggunakan kekuatan otak.

Setiap pekerjaan dapat dilakukan oleh wanita dan laki-laki sesuai dengan

kemampuan masing-masing. Jenis kelamin peternak sapi perah disajikan pada

Tabel 10.

Tabel 10. Jenis Kelamin Peternak Sapi Perah di Pondok Ranggon pada

Tahun 2013

No. Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)

1. Laki-laki 21 87.500

2. Perempuan 3 12.500

Jumlah 24 100.000 Sumber : Data Primer Diolah (2013)

Pada Tabel 10 menunjukkan bahwa peternak sapi perah di Pondok

Ranggon yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 87.500 persen dan wanita

12.500 persen, karena pekerjaan sebagai peternak membutuhkan tenaga yang

lebih untuk membersihkan kandang, mencari pakan, memandikan ternak,

memerah susu, dan lain-lain. Peternak wanita biasanya menjalankan usaha karena

meneruskan usaha suaminya yang sudah meninggal atau memiliki pekerjaan lain.

Page 54: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

38

5.3.3. Tingkat Pendidikan Peternak Sapi Perah

Pendidikan memiliki peranan penting terhadap produktivitas, karena

dengan pendidikan peternak mengenal pengetahuan, keterampilan dan cara-cara

baru dalam melakukan kegiatannya. Tingkat pendidikan dapat dijadikan suatu

indikator untuk mengukur produktivitas dan kreativitas kerja seorang petani

(Mashud et al., 2007). Tingkat pendidikan peternak sapi perah di Pondok

Ranggon disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11. Tingkat Pendidikan Peternak Sapi Perah di Pondok Ranggon pada

Tahun 2013

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)

1. SD 3 12.500

2. SMP 5 20.800

3. SMA 12 50.000

4. PT 4 16.700

Jumlah 24 100.000 Sumber : Data Primer Diolah (2013)

Mayoritas tingkat pendidikan petenak sapi perah di Pondok Ranggon

berdasarkan Tabel 11 adalah SMA sebanyak 50.000 persen. Peternak yang tingkat

pendidikannya mencapai perguruan tinggi sebanyak 16.700 persen. Diindikasikan

bahwa tingginya tingkat pendidikan peternak responden di Pondok Ranggon.

Tingginya tingkat pendidikan akan berpengaruh terhadap keputusan usaha

peternakan dan kemampuan peternak dalam menyerap informasi dan teknologi

untuk mengembangkan usaha yang dijalani, sehingga berdampak pada

produktivitas output dan pendapatan.

5.3.4. Pengalaman Beternak

Lamanya waktu dalam melaksanakan usaha peternakan menunjukkan

tingkat pengalaman beternak. Pengalaman beternak menjadi tolak ukur

kemampuan peternak dalam melaksanakan usaha peternakannya (Puspito, 2004).

Distribusi pengalaman beternak peternak sapi perah Pondok Ranggon disajikan

pada Tabel 12.

Tabel 12 menunjukkan bahwa peternak sapi perah di Pondok Ranggon

memiliki pengalaman beternak lebih dari lima tahun. Pengalaman beternak pada

interval 5-15 tahun sebanyak 45.833 persen, sedangkan peternak yang memiliki

Page 55: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

39

pengalaman lebih dari 26 tahun hanya ada 25.000 persen. Terbukti bahwa

peternak sapi perah di Pondok Ranggon sudah berpengalaman dalam mengelola

usaha peternakannya.

Tabel 12. Pengalaman Beternak Peternak Sapi Perah di Pondok Ranggon

pada Tahun 2013

No. Pengalaman Beternak (Tahun) Jumlah Persentase (%)

1. 5-15 11 45.833

2. 16-25 7 29.167

3. >26 6 25.000

Jumlah 24 100.000 Sumber : Data Primer Diolah (2013)

5.4. Karakteristik Usaha Peternak Sapi Perah

5.4.1. Luas Lahan dan Luas Kandang

Lahan adalah salah satu modal utama, karena merupakan tempat

berlangsungnya kegiatan peternakan. Luas lahan terdiri dari luas kandang dan luas

tempat tinggal peternak. Luas lahan yang dimiliki peternak beraneka ragam hal ini

sesuai dengan modal awal yang dimiliki untuk membeli lahan. Kandang

digunakan untuk memelihara dan merawat hewan ternak. Luas kandang

ditentukan oleh besarnya jumlah sapi perah yang dimiliki. Semakin banyak sapi

perah, maka semakin luas kandangnya. Luas kandang dapat mempengaruhi

tingkat kenyamanan sapi perah. Luas lahan dan luas kandang sapi perah di

Pondok Ranggon disajikan pada Tabel 13 dan Tabel 14.

Tabel 13. Luas Lahan Peternak Sapi Perah di Pondok Ranggon Tahun 2013

No. Luas Lahan (m2) Jumlah (orang) Persentase (%)

1. 400-1000 15 62.500

2. 1001-2000 6 25.000

3. >2001 3 12.500

Jumlah 24 100.000 Sumber : Data Primer Diolah (2013)

Tabel 14. Luas Kandang Sapi Perah di Pondok Ranggon Tahun 2013

No.

Luas Kandang

(m2) Jumlah (orang) Persentase (%)

1. 50-250 11 45.833

2. 251-450 4 16.667

3. >451 9 37.500

Jumlah 24 100.0 Sumber : Data Primer Diolah (2013)

Page 56: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

40

Tabel 13 menggambarkan penggunaan luas lahan oleh peternak sapi perah

di Pondok Ranggon. Sebanyak 62.500 persen peternak sapi perah memiliki luas

lahan antara 400-1000 m2, 25.000 persen memiliki luas lahan sebesar 1001-2000

m2, dan ada 12.500 persen peternak yang memiliki lahan lebih besar dari 2001 m

2.

Tabel 14 menunjukkan bahwa peternak yang memiliki luas kandang pada interval

50-250 m2 ada 45.833 persen, interval 251-450 m

2 sebanyak 16.667 persen, dan

37.500 persen peternak memiliki kandang yang luasnya lebih dari 451 m2. Luas

kandang yang dimiliki masing-masing peternak beraneka ragam, karena jumlah

sapi yang dimiliki beraneka ragam. Ada beberapa peternak memiliki kandang

yang luas namun jumlah sapi nya tidak banyak. Hal ini dikarenakan peternak

sudah menjual beberapa sapi nya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

5.4.2. Jumlah Sapi Laktasi

Susu yang dihasilkan dalam suatu peternakan sapi perah besarnya

ditentukan oleh jumlah sapi yang sedang dalam masa laktasi. Masa laktasi adalah

masa dimana sapi masih bisa menghasilkan susu untuk diperah. Sapi yang sedang

dalam masa kering kandang tidak bisa diperah susunya. Sapi perah berada dalam

masa kering kandang ketika sedang bunting 7 bulan. Jumlah sapi perah laktasi di

Pondok Ranggon disajikan pada Tabel 15.

Tabel 15. Jumlah Sapi Perah Laktasi di Pondok Ranggon Tahun 2013

No. Jumlah Sapi Laktasi Jumlah (orang) Persentase (%)

1. <20 15 62.500

2. 21-49 5 20.833

3. >50 4 16.667

Jumlah 24 100.000 Sumber : Data Primer Diolah (2013)

Tabel 15 menunjukkan bahwa jumlah sapi perah laktasi yang dimiliki 15

peternak Pondok Ranggon kurang dari 20 ST. Sebanyak lima orang memiliki sapi

perah laktasi pada interval 21-49 ST, sedangkan peternak yang memiliki sapi

perah laktasi lebih dari 50 ST ada empat orang. Jumlah sapi laktasi menentukan

banyaknya produksi susu yang dihasilkan. Semakin banyak sapi laktasi yang

dimiliki, maka semakin banyak pula susu yang diproduksi.

Page 57: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

41

5.4.3. Jenis Usaha

Jenis usaha ada dua yaitu usaha pokok dan sampingan. Usaha pokok

adalah pekerjaan yang memberikan penghasilan utama bagi orang yang

melakukannya. Usaha sampingan adalah pekerjaan tambahan di samping usaha

pokok. Jenis usaha peternak sapi perah disajikan pada Tabel 16.

Tabel 16. Jenis Usaha Peternak Sapi Perah di Pondok Ranggon pada Tahun

2013

No. Jenis Usaha Jumlah Persentase (%)

1. Usaha Pokok 23 95.833

2. Usaha Sambilan 1 4.167

Jumlah 24 100.000 Sumber : Data Primer Diolah (2013)

Berdasarkan Tabel 16 sebanyak 95.833 persen peternak yang menjadikan

usaha peternakan sapi perahnya sebagai usaha pokok. Satu orang responden

menjadikan usaha peternakan sapi perah sebagai usaha sambilan. Tabel 14

menunjukkan bahwa mayoritas penghasilan utama responden adalah sebagai

peternak sapi perah. Peternak yang menjadikan usaha peternakan sapi perah

sebagai usaha utama memiliki usaha sampingan berupa guru dan pedagang.

5.4.4. Input dan Sistem Pembelian Input

Input yang digunakan dalam memproduksi susu yaitu sapi laktasi, pakan,

vitamin, dan tenaga kerja. Pakannya berupa hijauan, konsentrat, ampas tahu, dan

ampas tempe. Tenaga kerja yang digunakan berasal dari dalam keluarga dan non-

keluarga. Penggunaan rata-rata input produksi usaha peternakan sapi perah

Pondok Ranggon disajikan pada Tabel 17 .

Tabel 17. Penggunaan Input Produksi Usaha Peternakan Sapi Perah Pondok

Ranggon Tahun 2013

No Input

Jumlah

Rata-Rata

Harga

Rata-Rata

1 Pakan Hijauan(Kg/ST/Hari) 12.714 343.750

2 Pakan Konsentrat(Kg/ST/Hari) 1.482 2 231.667

3 Pakan Ampas Tahu(Kg/ST/Hari) 4.972 1 343.750

4 Pakan Ampas Tempe(Kg/ST/Hari) 1.846 1 293.750

5 Vitamin (5ml/ST/Hari) 5.000 52 708.333

6 Tenaga Kerja (Orang) 4.958 11 090.939 Sumber: Data Primer Diolah (2014)

Page 58: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

42

Tabel 17 menunujukkan proporsi penggunaan input per ST per hari di

peternakan Pondok Ranggon. Jumlah penggunaan input per hari dapat

menentukan besar kecilnya jumlah susu yang diproduksi per hari. Pemberian

pakan dikombinasikan antara pakan hijauan, konsentrat, ampas tahu, dan ampas

tempe. Vitamin berguna untuk menjaga kesehatan sapi perah.

Peternak mencari pakan hijauan di kebun sekitar peternakan, tetapi ada

juga peternak yang membeli karena stok rumput disekitar peternakan tidak

mencukupi kebutuhan. Tenga kerja yang bertugas mencari rumput biasanya

berangkat di pagi hari dan kembali pada sore hari, sedangkan rumput yang dibeli

biasanya datang disiang hari.

Ampas tahu dan ampas tempe dibeli peternak dari berbagai daerah, seperti

Pondok Gede, Cibodas, Ceger, dan lain-lain. Sistem pembeliannya biasanya

peternak memesan terlebih dulu ke pabrik tahu dan tempe, kemudian diantar ke

peternakan dan pembayaran dilakukan setiap bulan. Pakan konsentrat sistem

pembeliannya sama dengan ampas tahu dan ampas tempe.

Jumlah ternaga kerja masing-masing peternak berbeda, karena sesuai

dengan jumlah sapi yang dimiliki. Semakin banyak sapi yang dimiliki, maka

semakin banyak tenaga kerja yang digunakan. Tugas tenaga kerja yaitu

membersihkan sapi, membersihkan kandang, memerah susu, mencari pakan, dan

memberi pakan. Dalam satu hari dilakukan dua kali pemerahan, namun setiap

peternak memiliki waktu pemerahan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, jumlah

jam kerja tenaga kerja dari setiap peternak berbeda-beda.

5.4.5. Output dan Sistem Penjualan Output

Output yang dihasilkan dalam usaha peternakan sapi perah adalah susu.

Susu yang dihasilkan di peternakan Pondok Ranggon rata-rata per hari nya secara

keseluruhan 270.250 liter/hari atau 10.007 liter/ST/hari. Susu-susu di peternakan

Pondok Ranggon dijual ke beberapa tempat seperti loper, koperasi, konsumen,

dan kelompok tani. Harga susu sapi di setiap tempat berbeda-beda per liternya,

berkisar dari Rp 3 000 – 6 500. Rata-rata jumlah penjualan susu dan harga susu

disajikan pada Tabel 18.

Page 59: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

43

Tabel 18. Jumlah Penjualan Susu dan Harga Susu di Peternakan Pondok

Ranggon Tahun 2013

No. Pembeli Jumlah susu (liter) Harga susu (Rp/Liter)

1 Koperasi 37.375 3 400.000

2 Konsumen 21.833 6 645.833

3 Loper 208.417 4 887.500

4 Kelompok Tani 2.625 3 300.000 Sumber : Data Primer Diolah (2013)

Tabel 18 menunjukkan bahwa susu di peternakan sapi perah Pondok

Ranggon dijual ke loper, koperasi, konsumen, dan kelompok tani. Susu peternak

dijual ke loper sebanyak 208.417 liter/hari. Peternak lebih suka menjual ke loper,

karena loper merupakan pembeli tetap dengan harga yang sudah ditetapkan. Para

loper langsung datang ke peternak untuk mengambil susu dan biasanya

pembayaran dilakukan secara bulanan. Apabila loper mengambil jumlah susu

lebih sedikit, maka susu sisanya akan di jual ke konsumen, koperasi, atau

kelompok tani. Tabel 18 menunjukkan jumlah susu yang dijual ke konsumen,

koperasi, dan kelompok tani lebih sedikit daripada loper.Koperasi dan kelompok

tani melakukan sistem pembayaran secara bulanan, sedangkan konsumen

langsung membayar ketika membeli, berarti sistem penjualan output di peternakan

sapi perah tersebar dan bervariasi.

Page 60: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

44

Page 61: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

45

VI. FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI, EFISIENSI PRODUKSI, DAN

PENDAPATAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH

6.1. Faktor-Faktor Produksi Susu Sapi Perah

Analisis faktor produksi susu menjelaskan tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi usaha peternakan sapi perah. Analisis faktor produksi

susu bertujuan agar peternak dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

tingkat produktivitas sapi perah. Berikut ini akan dijelaskan hasil analisis faktor

produksi peternakan sapi perah.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi susu sapi perah

dianalisis berdasarkan fungsi Cobb-Douglas yang menunjukkan hubungan

matematis antara produksi susu dengan faktor-faktor produksi yang

digunakannya. Fungsi produksi usaha peternakan sapi perah didapatkan dengan

memasukkan variabel independen yang diestimasi mempengaruhi produksi susu

ke dalam persamaan regresi linear berganda. Pengolahan data menggunakan

metode OLS (Ordinary Least Square) dengan bantuan program Minitab 14. Hasil

estimasi fungsi produksi usaha peternakan sapi perah disajikan pada Tabel 19.

Tabel 19. Hasil Estimasi Fungsi Produksi Susu Sapi Perah di Peternakan

Pondok Ranggon Tahun 2013

No. Variabel Koefisien Simpangan

Baku

t-hit P VIF

1. Konstanta 0.9674 0.2305 4.20 0.001

2. Pakan Hijauan

(Kg/ST/Hari)

0.13997 0.07281 1.92 0.071* 1.9

3.

Pakan

Konsentrat

(Kg/ST/Hari)

0.012136 0.008265 1.47 0.159 1.1

4.

Pakan Ampas

Tahu

(Kg/ST/Hari)

0.5552 0.1969 2.82 0.011* 3.0

5. Pakan Ampas

Tempe

(Kg/ST/Hari)

0.00997 0.01072 0.93 0.364 2.0

6. Tenaga Kerja

(Orang)

0.10093 0.03962 2.55 0.020* 1.6

R-sq = 0.800

R-sq(adj) =

0.744 DW = 1.87193

Fhit =

14.38 Prob (Fhit) = 0.000 Sumber : Data Primer Diolah (2014)

Keterangan : *Nyata pada taraf α = 0.10

Page 62: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

46

Berdasarkan Tabel 19, maka fungsi produksi susu usaha peternakan sapi

perah adalah sebagai berikut:

Ln Y = 0.9674 + 0.13997 Ln HIJ + 0.012136 Ln KON + 0.5552 Ln ATH

+ 0.00997 Ln ATM + 0.10093 LnTK ..................................... (7.1)

Keterangan:

Y = Produksi Susu (Liter/ST/Hari)

HIJ = Pakan Hijauan (Kg/ST/Hari)

KON = Pakan Konsentrat (Kg/ST/Hari)

ATH = Pakan Ampas Tahu (Kg/ST/Hari)

ATM = Pakan Ampas Tempe (Kg/ST/Hari)

TK = Tenaga Kerja (Orang)

Persamaan 7.1 menunjukkan bahwa semua tanda pada koefisien variabel

independen dalam fungsi produksi usaha peternakan sapi perah sesuai dengan

hipotesis yang diharapkan. Variabel jumlah pemberian pakan hijauan, pakan

ampas tahu, dan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi susu, karena

nilai probabilitasnya lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan yaitu α = 0.10.

Variabel jumlah pakan konsentrat dan pakan ampas tempe tidak berpengaruh

nyata terhadap produksi susu karena nilai probalbilitasnya lebih besar dari taraf α

= 0.10. Keempat variabel independen berpengaruh positif, hal ini menunjukkan

bahwa fungsi produksi usaha peternakan sapi perah memenuhi kriteria ekonomi.

Berdasarkan Tabel 19, fungsi produksi memiliki R-sq (adj) sebesar 0.744

artinya keragaman produksi usaha peternakan sapi perah dapat dijelaskan oleh

variabel-variabel independen sebesar 74.400 persen, sedangkan sisanya 25.600

persen dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak terdapat dalam persamaan.

Hasil estimasi fungsi produksi usaha peternakan sapi perah diketahui bahwa Pvalue

untuk uji statistik-F yaitu 0.000 lebih kecil dari taraf α = 0.10 (Tabel 18). Hal ini

berarti seluruh variabel independen secara bersama-sama mampu menjelaskan

produksi susu pada selang kepercayaan 90 Persen.

Suatu fungsi harus memenuhi kriteria ekonometrika yang meliputi

pengujian asumsi-asumsi dasar dengan melihat masalah multikolinearitas,

kenormalan, dan heterokedastisitas. Uji ekonometrika yang digunakan untuk

melihat pelanggaran asumsi dalam model adalah sebagai berikut:

Page 63: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

47

1. Uji Multikolonearitas

Uji multikolinearitas untuk memastikan tidak adanya hubungan linear

antar variabel independen. Uji multikolinearitas dalam fungsi produksi usaha

peternakan sapi perah dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF) pada

masing-masing variabel independen. Jika nilai VIF kurang dari sepuluh, maka

variabel independen tersebut tidak mengalami masalah multikolinearitas,

sedangkan jika nilai VIF lebih dari sepuluh maka variabel independen tersebut

mengalami masalah multikolinearitas. Berdasarkan Tabel 18, nilai VIF semua

variabel independen kurang dari sepuluh yaitu 1.9 (pakan hijauan), 1.1 (pakan

konsentrat), 3.0 (pakan ampas tahu), 2.0 (pakan ampas tempe), dan 1.6 (tenaga

kerja). Hal ini menunjukkan bahwa antara variabel pakan hijauan, pakan

konsentrat, pakan ampas tahu, dan tenaga kerja tidak mengalami masalah

mulitikolinearitas.

2. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan uji normal P-plot. Melihat penyebaran

data (titik) pada sumbu diagonal grafik. Gambar Normal Probability Plot of The

Residuals disajikan pada Lampiran 9. Titik-titik data pada gambar menyebar

disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi

memenuhi asumsi normalitas.

3. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas dilakukan dengan menggunakan software minitab.

Melihat penyebaran data (titik) pada sumbu horizontal pada gambar Residuals

Versus the Fitted Values (Lampiran 10). Titik-titik (data) pada gambar menyebar

diatas dan dibawah garis tanpa membentuk suatu plot tertentu, maka model

regresi tidak mengalami masalah heterokedastisitas.

6.1.1. Pakan Hijauan

Hasil analisis fungsi produksi Cobb-Douglas menunjukkan elastisitas

faktor produksi pakan hijauan sebesar 0.13997. Hal ini berarti bahwa penambahan

satu satuan jumlah pakan hijauan akan meningkatkan produksi susu sebesar

0.13997 dengan faktor lain dianggap tetap. Nilai koefisien pemberian pakan

hijauan sebesar 0.13997 menunjukkan elastisitas (0 < EP < 1), terlihat bahwa

Page 64: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

48

pemberian pakan hijauan berada pada daerah rasional (daerah II). Hal ini

menunjukkan bahwa pemberian pakan hijauan dengan jumlah tertentu dapat

tercapai output maksimal. Berdasarkan uji-t pada taraf α = 0.10 pemberian pakan

hijauan berpengaruh nyata terhadap terhadap produksi susu di peternakan sapi

perah.

6.1.2. Pakan Konsentrat

Hasil analisis fungsi produksi Cobb-Douglas menunjukkan elastisitas

faktor produksi pakan konsentrat sebesar 0.012136. Artinya penambahan satu

satuan jumlah pakan konsentrat akan meningkatkan produksi susu sebesar

0.012136 dengan faktor lain dianggap tetap. Nilai koefisien pemberian pakan

konsentrat sebesar 0.012136 menunjukkan elastisitas (0 < EP < 1), terlihat bahwa

pemberian pakan konsentrat berada pada daerah rasional (daerah II). Hal ini

menunjukkan bahwa pemberian pakan konsentrat dengan jumlah tertentu dapat

tercapai output maksimal. Berdasarkan uji-t pada taraf α = 0.10 pemberian pakan

konsentrat tidak berpengaruh nyata terhadap terhadap produksi susu di peternakan

sapi perah.

6.1.3. Pakan Ampas Tahu

Hasil analisis fungsi produksi Cobb-Douglas menunjukkan elastisitas

faktor produksi pakan ampas tahu sebesar 0.5552. Artinya setiap penambahan

satu satuan jumlah pakan ampas tahu akan meningkatkan produksi sebesar 0.5552

dengan faktor lain dianggap tetap (cateris paribus). Koefisien pakan ampas tahu

0.5552 menunjukkan elastisitas (0 < EP < 1), terlihat bahwa pemberian pakan

ampas tahu pada jumlah tertentu dapat mencapai output optimal. Berdasarkan uji-t

pada taraf α = 0.10 pemberian pakan ampas tahu berpengaruh nyata terhadap

produksi susu.

6.1.4. Pakan Ampas Tempe

Hasil analisis fungsi produksi Cobb-Douglas menunjukkan elastisitas

faktor produksi pakan ampas tempe sebesar 0.00997. Artinya setiap penambahan

satu satuan jumlah pakan ampas tempe akan meningkatkan produksi sebesar

Page 65: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

49

0.00997 dengan faktor lain dianggap tetap (cateris paribus). Koefisien pakan

ampas tempe 0.5552 menunjukkan elastisitas (0 < EP < 1), terlihat bahwa ampas

ampas tempe 0.5552 menunjukkan elastisitas (0 < EP < 1), terlihat bahwa

pemberian pakan ampas tempe pada jumlah tertentu dapat mencapai output

optimal. Berdasarkan uji-t pada taraf α = 0.10 pemberian pakan ampas tempe

tidak berpengaruh nyata terhadap produksi susu.

6.1.5. Tenaga Kerja

Hasil analisis fungsi produksi Cobb-Douglas menunjukkan elastisitas

sebesar 0.10093, artinya setiap penambahan satu satuan jumlah tenaga kerja akan

meningkatkan produksi susu sebesar 0.10093 dengan faktor lain dianggap tetap.

Koefisien tenaga kerja 0.10093 menunjukkan elastisitas (0 < EP <1), terlihat

bahwa penggunaan tenaga kerja berada pada daerah rasional (daerah II). Hal ini

menunjukkan bahwa dengan penggunaan tenaga kerja pada tingkat tertentu dapat

tercapai output maksimal. Berdasarkan uji-t pada taraf α = 0.10 penggunaan

tenaga kerja berpengaruh terhadap produksi susu di peternakan sapi perah.

6.2. Analisis Efisiensi Produksi Susu Sapi Perah

Tingkat efisiensi input ditunjukkan oleh besarnya perbandingan Nilai

Produk Marginal (NPM) dengan harga input (BKM). Efisien dapat diartikan

sebagai upaya penggunaan input sekecil-kecilnya untuk memperoleh output yang

maksimal atau dengan kata lain NPM suatu input X tersebut sama dengan harga

input X itu sendiri (NPM = BKM), tetapi dalam kenyataan NPMx/BKM tidak

selalu sama dengan satu, yang sering terjadi adalah lebih besar dari 1 atau lebih

kecil dari 1. Apabila lebih besar dari 1 dapat diartikan bahwa penggunaan faktor

produksi X belum efisien, sedangkan apabila lebih kecil dari 1 maka dapat

diartikan bahwa penggunaan faktor produksi X tidak efisien (Soekartawi, 1995).

Tingkat efisiensi di peternakan Pondok Ranggon disajikan pada Tabel 20 dan

Lampiran 10.

Data pada Tabel 20 menunjukkan bahwa produksi susu rata-rata sebesar

10.01 liter per ST per hari dan harga susu adalah Rp 4 558.33 per liter.

Penggunaan faktor-faktor produksi dalam usaha peternakan sapi perah belum

mencapai kondisi optimal. Rasio NPM dan BKM tidak sama dengan satu. Pakan

Page 66: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

50

hijauan dan ampas tahu memiliki nilai rasio NPM-BKM lebih dari satu,

sedangkan pakan konsentrat, ampas tempe, dan tenaga kerja memiliki nilai rasio

kurang dari satu.

Tabel 20. Efisiensi Produksi Susu Sapi Perah di Peternakan Pondok

Ranggon Tahun 2013

Faktor

Produksi

Input

rata-rata Koefisien NPM BKM

NPM/

BKM

Pakan Hijauan

(Kg/ST/Hari)

12.714 0.13997 502.334 343.750 1.461

Pakan

Konsentrat

(Kg/ST/Hari)

1.482 0.012136 373.652 2 231.667 0.167

Pakan Ampas

Tahu

(Kg/ST/Hari)

4.972 0.555 5 095.164 1 343.750 3.792

Pakan Ampas

Tempe

(Kg/ST/Hari)

1.846 0.00997 246.346 1 293.750 0.190

Tenga Kerja

(Orang)

4.958 0.10093 928.867 11 090.939 0.084

Produksi Susu

(Liter/ST/hari)

10.01

Harga produksi

susu (Rp/Liter)

4 558.33

Sumber : Data Primer Diolah (2014)

Rasio NPM-BKM dari pakan hijauan adalah 1.461, artinya jumlah

penggunaan pakan hijauan perlu ditambah agar tercapai efisiensi. NPM pakan

hijauan sebesar 502.334. Berarti bahwa setiap penambahan satu kg pakan hijauan

akan meningkatkan pendapatan peternak sebesa Rp 502.334 dengan biaya

tambahan sebesar Rp 343.750.

Rasio NPM-BKM dari pakan konsentrat adalah 0.167, artinya jumlah

penggunaan pakan konsentrat perlu dikurangi agar tercapai efisiensi. NPM pakan

konsentrat sebesar 373.652. Berarti setiap penambahan satu kg pakan konsentrat

akan meningkatkan pendapatan peternak sebesar Rp 373.652 dengan biaya

tambahan sebesar Rp 2 231.667.

Rasio NPM-BKM dari pakan ampas tahu adalah 3.792, artinya jumlah

penggunaan pakan ampas tahu perlu ditambah agar tercapai efisiensi. NPM pakan

ampas tahu sebesar 5 095.164. Berarti bahwa setiap penambahan satu kg pakan

ampas tahu akan meningkatkan pendapatan peternak sebesar Rp 5 095.164

dengan biaya tambahan sebesar Rp 1 343.750.

Page 67: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

51

Rasio NPM-BKM dari pakan ampas tempe adalah 0.190, artinya jumlah

penggunaan pakan ampas tempe perlu dikurangi agar tercapai efisiensi. NPM

pakan ampas tempe sebesar 246.436. Berarti bahwa setiap penambahan satu kg

pakan ampas tempe akan meningkatkan pendapatan peternak sebesar Rp 246.436

dengan biaya tambahan sebesar Rp 1 293.750.

Nilai Produk Marjinal untuk penggunaan tenaga kerja sebesar 928.867.

Berarti bahwa setiap tambahan satu orang tenaga kerja hanya akan meningkatkan

pendapatan peternak sebesar Rp 928.867 dengan biaya tambahan sebesar

Rp 11 090.939. Rasio NPM-BKM dari penggunaan tenaga kerja sebesar 0.084

artinya untuk mencapai efisiensi perlu mengurangi jumlah tenaga kerja.

Nilai NPM-BKM harus sama dengan satu agar tercapai efisiensi. Nilai

NPM-BKM kurang dari satu perlu adanya pengurangan dalam penggunaan faktor

produksi, sedangkan jika NPM-BKM lebih besar dari satu, maka perlu adanya

penambahan dalam penggunaan faktor produksi tersebut. Guna mencapai

penggunaan faktor produksi pada tingkat optimal, maka dibutuhkan kombinasi

optimal dalam penggunaan faktor produksi. Penggunaan faktor produksi dalam

tingkat optimal disajikan pada Tabel 21.

Tabel 21. Input Produksi Optimal di Peternakan Sapi Perah Pondok

Ranggon Tahun 2013

Faktor Produksi Input rata-rata Input Optimal

Pakan Hijauan (Kg/ST/Hari) 12.714 18.579

Pakan Konsentrat (Kg/ST/Hari) 1.482 0.248

Pakan Ampas Tahu (Kg/ST/Hari) 4.972 18.853

Pakan Ampas Tempe (Kg/ST/Hari) 1.846 0.352

Tenga Kerja (Orang) 4.958 0.415 Sumber: Data Primer Diolah (2014)

Tabel 21 menunjukkan penggunaan faktor-faktor produksi dengan input

optimal. Kondisi efisiensi penggunaan pakan hijauan perlu ditingkatkan dari

12.714 kg per ST per hari menjadi 18.579 kg per ST per hari. Berdasarkan metode

perhitungan pakan oleh Sutardi (1981), jumlah pemberian pakan hijauan untuk

sapi perah sebanyak 29.877 kg per ST per hari. Ketersediaan pakan hijauan di

peternakan Pondok Ranggon terbatas, sehingga jumlah pakan yang digunakan dan

pakan optimal kurang dari standar pakan berdasarkan metode perhitungan Sutardi

(1981).

Page 68: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

52

Penggunaan pakan ampas tahu di peternakan Pondok Ranggon perlu

ditingkatkan dari 4.972 kg per ST per hari menjadi 18.853 kg per ST per hari.

Berdasarkan metode perhitungan pakan, jumlah pemberian pakan ampas tahu

untuk sapi perah sebanyak 25.890 kg per ST per hari. Jumlah pakan ampas tahu

berdasarkan hasil analisis efisiensi kurang dari standar pakan yang diberikan

sesuai metode perhitungan pakan. Hal ini karena peternak sapi perah di Pondok

Ranggon juga memberikan pakan tambahan lainnya.

Penggunaan pakan konsentrat dan ampas tempe lebih kecil dari pakan

lainnya, namun untuk mencapai tingkat efisiensi jumlah penggunaannya harus

dikurangi sampai input optimal. Jumlah optimal pakan konsentrat dan ampas

tempe sebesar 0.248 kg per ST per hari dan 0.352 kg per ST per hari. Berdasarkan

metode perhitungan pakan, jumlah penggunaan pakan konsentrat dan ampas

tempe sebanyak 3.699 kg per ST per hari. Di peternakan Pondok Ranggon pakan

konsentrat dan ampas tempe merupakan pakan pendamping yang tidak digunakan

oleh semua peternak sapi perah. Oleh karena itu, jumlah penggunaan pakan

konsentrat dan ampas tempe lebih kecil dari ampas tahu. Jumlah penggunaan

pakan hijauan, ampas tempe, konsentrat, dan ampas tahu masih rendah, sehingga

produksi susu juga rendah.

Di peternakan Pondok Ranggon waktu kerja ditiap peternaknya sama,

namun upahnya berbeda-beda. Setiap tenaga kerja memiliki jenis pekerjaan yang

berbeda, tetapi waktu kerja nya sama. Jumlah tenaga kerja yang digunakan perlu

dikurangi dari 5 orang menjadi 1 orang agar tercapai tingkat efisiensi.

Berdasarkan hasil analisis dengan kombinasi input-input optimal pada

fungsi persamaan Cobb-Douglas didapatkan produksi susu optimal (Y optimal)

sebesar 18.007 liter per ST per hari dan diperoleh keuntungan sebesar

Rp 44 748.022 per hari. Nilai efisiensi masing-masing faktor produksi dalam

peternakan sapi perah di Pondok Ranggon tidak ada yang sama dengan satu,

sehingga penggunaan faktor-faktor produksi belum efisien.

6.3. Pendapatan Usaha Peternakan Sapi Perah

Pendapatan peternak merupakan selisih antara penerimaan dan semua

biaya yang dikeluarkan dalam proses kegiatan usaha. Sumber penerimaan usaha

Page 69: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

53

peternak per hari terdiri dari penjualan susu ke koperasi, konsemen, loper, dan

kelompok tani. Penerimaan peternak dalam satu tahun ditambah dengan penjualan

ternak yang sudah afkir, pedet, dan jantan. Biaya tunai dalam peternak terdiri dari

pembelian pakan, biaya kesehatan, upah tenaga kerja, biaya transportasi, biaya

listrik, biaya limbah, dan biaya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Biaya yang

diperhitungkan dalam peternakan sapi perah Pondok ranggon terdiri dari sewa

lahan, upah tenaga kerja dalam keluarga, dan biaya penyusutan alat. Alat-alat

yang diperhitungkan dalam biaya penyusutan adalah alat-alat yang digunakan

dalam peternakan, seperti ember plastik, ember stainless, milk can, literan,

gayung, arit, golok, cangkul, skop, dan tambang. Rata-rata pendapatan usaha

peternak sapi perah per hari disajikan pada Tabel 22 dan lengkapnya disajikan

pada Lampiran 11.

Tabel 22. Pendapatan Usaha Peternakan Sapi Perah di Pondok Ranggon per

Hari Tahun 2013

No. Uraian Usaha Peternakan Sapi Perah

1 Penerimaan 1 320 846.875

2 Total biaya tunai 562 347.932

3 Total biaya diperhitungkan 580 756.047

4 Biaya total (2+3) 1 143 103.979

5 Pendapatan atas biaya tunai (1-2) 758 498.943

6 Pendapatan atas biaya total (1-4) 177 742.896

7 R/C ratio atas biaya tunai (1/2) 2.349

8 R/C ratio atas biaya total (1/4) 1.155 Sumber : Data Primer Diolah (2014)

Pada Tabel 22, penerimaan peternak per hari sebesar Rp 1 320 846.875,

sedangkan pendapatan atas biaya tunai sebesar Rp 758 498.943 dan pendapatan

atas biaya total sebesar Rp 177 742.896. Nilai R/C ratio atas total biaya tunai

sebesar 2.349 menunjukkan nilai yang lebih dari satu atau secara finansial usaha

peternakan sapi perah menguntungkan, sedangkan nilai R/C ratio atas biaya total

yaitu sebsear 1.155 menunjukkan nilai yang lebih besar dari satu atau secara

ekonomi usaha peternakan sapi perah menguntungkan. Usaha peternakan sapi

perah menguntungkan karena harga jual susu sapi perah cukup besar per liternya.

Page 70: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

54

Page 71: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

55

VII. SIMPULAN DAN SARAN

7.1. Simpulan

1. Faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi susu pada

taraf nyata α = 0.10 adalah pakan hijauan, ampas tahu, dan tenaga kerja.

2. Penggunaan pakan hijauan, pakan ampas tahu, dan tenaga kerja di

peternakan sapi perah Pondok Ranggon belum efisien.

3. Pendapatan usaha peternakan sapi perah atas biaya total menunjukkan

bahwa usaha peternakan susu sapi perah Pondok Ranggon menguntungkan.

7.2. Saran

1. Guna meningkatkan produksi susu di peternakan Pondok Ranggon

sebaikanya peternak meningkatkan pemberian pakan ampas tahu sebagai

pakan tambahan selain hijauan kepada sapi perah, karena berdasarkan

analisis faktor produksi input tersebut berpengaruh nyata terhadap produksi

susu.

2. Guna mencapai tingkat efisiensi dalam penggunaan input sebaiknya

peternak menambah penggunaan pakan hijauan dan ampas tahu, dan

mengurangi jumlah tenaga kerja, karena berdasarkan analisis tingkat

efisiensi ketiga input belum mencapai titik efisien.

3. Guna memenuhi kebutuhan pakan sapi perah, pemerintah daerah perlu

merelokasi lokasi peternakan ke tempat yang lebih layak dari segi

ketersediaan pakan dan kondisi lingkungannya.

4. Guna mengetahui potensi perkembangan usaha peternakan sapi perah, perlu

adanya penelitian lanjutan mengenai analisis daya saing usaha peternakan

sapi perah di DKI Jakarta.

Page 72: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

56

Page 73: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

57

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, S. 2012. Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi pada

Usaha Ternak Sapi Perah Rakyat di Kecamatan Getasan Kabupaten

Semarang. Economics Development Analysis Journal, 1(1): 35-41.

Astuti, M., R. Widyawati, dan Y. Y. Suranindyah. 2010. Efisiensi Produksi

Usaha Sapi Perah Rakyat (Studi Kasus pada Anggota Koperasi Usaha

Peternakan dan Pemerahan Sapi Perah, Kaliurang, Sleman, Yogyakarta).

Buletin Peternakan, 34(1): 64-69.

Badan Pusat Statistik. 2011a. Produk Domestik Bruto Indonesia. BPS, Jakarta

_________________. 2011b. Statistik Penduduk DKI Jakarta. BPS, Jakarta.

Debertin, D.L. 1986. Agricultural Production Economics. Macmillan Publishing

Company, New York.

Direktorat Jenderal Peternakan. 2012a. Produksi Susu Sapi di Indonesia Tahun

2008-2012. Departemen Pertanian, Jakarta.

_________________________. 2012b. Statistik Peternakan dan Kesehatan

Hewan Edisi 2012. Departemen Pertanian, Jakarta.

________________________. 2013. Proyeksi Kebutuhan dan Penyediaan Susu

Sapi Perah di Indonesia Tahun 2010-2020. Departemen Pertanian,

Jakarta.

Daniel, M. 2004. Pengantar Eonomi Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta.

Doll, J.P. dan F. Orazem. 1984. Production Economics Theory With Applications.

John Willey and Sons, Inc., New York.

Firman, A. 2014. Satuan Ternak (ST). http://adifirman.wordpress.com. diakses

pada tanggal 17 April 2014

Gujarati, D. 2007. Dasar-Dasar Ekonometrika. Edisi Ketiga. Terjemahan.

Erlangga, Jakarta.

Heryatno. 2009. Analisis Pendapatan dan faktor yang Mempengaruhi Produksi

Susu Sapi Perah di Tingkat Peternak (Kasus Anggota Koperasi Serba

Usaha „Karya Nugraha” Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan Jawa

Barat). Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Lipsey, R. G., P. N. Courant, and C. T. S. Ragan. 1998. Economics. Twelfth

Edition. Adision-Wesley Publishing Company, Inc., New York.

Page 74: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

58

Mashud, N., I. Maskoro, dan R. T. P. Hutapea. 2007. Keragaan Usahatani dan

Analisis Finansial Kelapa Kopyor di Indonesia. Buletin Penelitian

Hortikultura, 33(3): 33-51.

Mandaka, S. dan M. P. Hutagaol. 2005. Analisis Keuntungan, Efisiensi Ekonomi

dan Kemungkinan Skema Kredit Bagi Pengembangan Skala Usaha

Peternakan Sapi Perah Rakyat di Kelurahan Kebon Pedes, Kota Bogor.

Jurnal Agro Ekonomi, 23(2): 191-208.

Muzdalifah. 2011. Analisis Produksi dan Efisiensi Usahatani Padi di Kabupaten

Banjar. Jurnal Agribisnis Pedesaan, 4(1): 256-266.

Nicholson, W. 2001. Teori Ekonomi Mikro: Prinsip Dasar dan

Pengembangannya. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Puspito. 2004. Efisiensi Usaha Peternakan Sapi Perah Masa Laktasi (Studi Kasus

di Kabupaten Banyumas Jawa Tengah). Tesis. Universitas Diponegoro,

Semarang.

Putra, A. R. 2004. Kondisi teknis peternakan Sapi Perah Rakyat di Kelurahan

Pondok Ranggon Kecamatan Cipayung Jakarta Timur. Skripsi. Institut

Pertanian Bogor, Bogor.

Rahim, A. dan D. R. D. Hastuti. 2008. Ekonomika Pertanian. Penebar Swadaya,

Jakarta.

Ramadhani, Y. 2011. Analisis efisiensi, skala dan elastisitas produksi dengan

pendekatan Cobb-Douglas dan regresi berganda. Jurnal Teknologi, 4(1) :

53-61.

Sajarwo, G. 2012. Kebutuhan Susu Dalam Negeri Masih Impor. http://

regional.kompas.com. diakses pada tanggal 22 Januari 2013.

Soekartawi. 1984. Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani

Kecil. Universitas Indonesia (UI Press), Jakarta.

_________. 1990. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis

Fungsi Cobb-Douglas. CV Rajawali, Jakarta.

_________. 1993. Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi

Cobb-Douglas. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

_________. 1995. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta.

_________. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. PT RajaGrafindo Persada,

Jakarta.

_________. 2003. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis

Fungsi Cobb-Douglas. CV Rajawali, Jakarta.

Page 75: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

59

Suharjo, A. dan D. Patong. 1973. Sendi-sendi Pokok Ilmu Usaha Tani. Institut

Pertanian Bogor, Bogor.

Suharno, B. dan Nazaruddin. 1994. Ternak Komersial. Penebar Swadaya, Jakarta.

Sutardi, T. 1981. Sapi Perah dan Pemberian Pakannya. Institut Pertanian Bogor,

Bogor.

Vidiayanti, A. 2004. Analisis Pendapatan dan Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor

Produksi pada Usaha Peternakan Sapi Perah (Studi Kasus Kawasan

Usaha Peternakan Sapi Perah di Kecamatan Cibangbulang, Kabupaten

Bogor, Jawa Barat). Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Widodo, A.Y. 2009. Karajteristik dan Analisis Keuntungan Usaha Ternak Sapi

Perah DKI Jakarta (Studi Kasus di Wilayah Kelurahan pondok Ranggon,

Jakarta Timur). Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Yotopoulus, P.A. and J.B. Nugent. 1976. Economics of Development Emperical

Investigations. Harper International Edition, New York.

Yulistiani, D., M. M. Isbandi, B. Setiadi, dan Subandriyo. 2003. Tata laksana

pemberian pakan dan tingkat kematian anak prasapih pada domba di

Desa Pasiripis, kabupaten Majalengka dan Desa Tegalsari, kabupaten

Purwakarta. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.

Yunus, R. 2009. Analisis Efisiensi Produksi Usaha Peternakan Ayam Ras

Pedaging Pola Kemitraan dan Mandiri di Kota Palu Provinsi Sulawesi

Tengah. Tesis. Universitas Diponegoro, Semarang.

Page 76: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

60

Page 77: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

61

LAMPIRAN

Page 78: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

62

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian di Peternakan Sapi Perah Pondok

Ranggon

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN

SAPI PERAHDI KELURAHAN PONDOK RANGGON,

KECAMATAN CIPAYUNG, JAKARTA TIMUR

Oleh Nur Aisyah (H44090064)

Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, Institut Pertanian Bogor

Tanggal Wawancara

No. Sampel

A. Identitas Sampel

1. Nama Responden :

2. Umur Responden : Tahun

3. Alamat :

4. Pendidikan formal* :

a. SD

b. SMP

c. SMA

d. PT

*) T : Tamat BT : Belum Tamat TT : Tidak Tamat

5. Pendidikan non formal yang terkait dengan pertanian :

No. Jenis Pendidikan Lama (bulan)

6. Jumlah tanggungan keluarga :

a. Istri : orang

b. Anak : orang

c. Lain-lainnya : orang

7. Pekerjaan :

a. Pokok : ___________________________________

b. Sambilan : ___________________________________

B. Karakteristik Peternak

Page 79: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

63

1. Pengalaman beternak : tahun

2. Tergabung dalam kelompok tani :

a. Ya, mengapa?________________________________________

b. Tidak,mengapa?______________________________________

Jika “YA”, nama kelompok tani ____________________________

Tergabung dengan kelompok tani sejak tahun _________________

Peran dalam kelompok tani ________________________________

3. Pernah mengikuti pelatihan :

a. Ya

Nama pelatihan : ______________________________________

Tahun Pelatihan: ______________________________________

b. Tidak

Kenapa : _____________________________________________

4. Luas lahan : ha

5. Luas Kandang : m2

6. Status kepemilikan kandang :

a. Milik

Harga beli : __________________________________________

b. Sewa

Harga sewa : _________________________________________

7. Jarak kandang ke tempat lain (m) No. Tempat Lain Kandang

1. Penyedia Pangan

2. Sumber Air

3. Penerimaan susu

Lainnya.

8. Waktu pemerahan :

a. Pagi : _________________WIB

b. Sore : _________________WIB

Page 80: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

64

9. Data struktur populasi ternak : No. Status Sapi Jumlah (ekor)

1. Pedet jantan

2. Pedet betina

3. Dara

4. Laktasi

5. Kering kandang

6. Jantan muda

7. Jantan dewasa

8. Lainnya

Total

10. Produksi susu : liter/ekor/hari

11. Input produksi yang digunakan

Jenis Input Jumlah

Harga Satuan

(Rp)

Harga Total

(Rp)

A. Pakan

1. Hijauan

2. Konsentrat

Lainnya

B. Kesehatan

1. Dokter Hewan

2. Obat-obatan

3. Vitamin

Lainnya

C. Lainnya

12. Tenaga kerja yang digunakan

No. Jenis Tenaga Kerja

Jumlah

(orang)

Upah per

Bulan (Rp)

Total (Rp)

1. Keluarga

2. Non Keluarga

Page 81: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

65

13. Kegiatan peternakan

14. Biaya peternakan lainnya

No. Jenis Pengeluaran Jumlah Biaya (Rp)

1. Biaya Pemeliharaan Kandang

2. Biaya Pengairan

3. Pajak (PBB)

4. Biaya Listrik

5. Biaya Peralatan kandang

a. Ember

b. Milk Can

c. Literan

d. Gayung

e. Sabit

f. Golok

g. Cangkul

h. Skop

6. Biaya Transportasi

a. Penjualan susu

b. Pengadaan pakan

No. Jenis Pengeluaran Jumlah Biaya (Rp)

7. Lainnya

No. Jenis Kegiatan Jumlah Tenaga

Kerja

Lama

Kerja/hari

Jumlah

Upah/hari

Jumlah

Upah/bul

an

1. Memandikan

Sapi

2. Mencari Pakan

3. Memberi Pakan

4. Memeberi

Minum

5. Memerah Susu

6. Membersihkan

Kandang

7 Lainnya

Page 82: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

66

15. Penyusutan peralatan yang digunakan

No Jenis

Alat

Jumlah

(buah)

Nilai

Pembelian

(Rp)

Waktu

Pembelian

(tahun)

Estimasi

Umur

Ekonomis

(tahun)

Biaya

Penyusutan

(Rp)

1. Ember

Plastik

2. Ember

Stenless

3. Milk Can

4. Literan

5. Gayung

6. Arit

7. Golok

8. Cangkul

9. Skop

10. Tambang

Total Penyusutan

16. Penerimaan peternak :

No. Jenis Penerimaan

Jumlah

Penjualan/bulan

Harga Satuan

(Rp)

Total

(Rp)

1.

Penjualan susu ke

koperasi (liter)

2.

Penjualan susu ke

konsumen (liter)

3.

Penjualan susu k eloper

(liter)

4.

Penjualan susu kelompok

tani (liter)

5. Penjualan ternak

a. Afkir

b. Pedet Jantan

c. Jantan Muda

d. Jantan dewasa

Lainnya

6. Lainnya

Total penerimaan

Page 83: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

67

17. Sistem pemasaran susu

Page 84: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

68

Lampiran 2. Karakteristik Peternak Sapi Perah di Pondok Ranggon Tahun 2013

No. Nama

Usia

(Tahun)

Jenis

Kelamin

Pendidikan

Formal

Pekerjaan Pengalaman

Beternak

(Tahun) Pelatihan Pokok Sambilan

1. M. Nurul Huda 30 L PT Peternak Guru 8 Ya

2. Fatimah 55 P SMP Peternak

25 Ya

3. Makmun 46 L SMA Peternak

20 Ya

4. H. Somad 60 L SD Pedagang Peternak 15 Ya

5.

H. Masud

Salam 50 L SMA Peternak Percetakan 21 Ya

6. Hafis 24 L PT Peternak

5 Ya

7. Rohmani 50 L SMA Peternak

25 Ya

8. H. M. Amin 65 L SMP Peternak

40 Ya

9. Fahrur Rozi 37 L SMA Peternak

15 Ya

10. Abdan Syakur 27 L PT Peternak Pedagang 5 Ya

11. Lili 54 P SMP Peternak

5 Ya

12. Marwah 50 P SMA Peternak

20 Ya

13. Maulana 33 L SMA Peternak

10 Ya

14. H. Zein 65 L SD Peternak

40 Ya

15. Marwan 30 L SMA Peternak

10 Ya

16. Rozi 30 L PT Peternak

10 Ya

17. Suryatno 30 L SMA Peternak

10 Ya

18. H. Hasan 60 L SMA Peternak

40 Ya

19. H. Zaini 59 L SMP Peternak

30 Ya

20. Yusuf 45 L SMA Peternak

20 Ya

68

Page 85: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

69

Lampiran 2. Lanjutan

No.

Nama

Usia

(Tahun)

Jenis

Kelamin

Pendidikan

Formal

Pekerjaan Pengalaman

Beternak

(Tahun) Pelatihan Pokok Sambilan

21. Hazanudin 55 L SMA Peternak

30 Ya

22. H. Hamdani 71 L SD Peternak

40 Ya

23. M. Sholeh 32 L SMA Peternak

7 Ya

24. H. Romli 60 L SMP Peternak

21 Ya

Sumber : Data Primer (2013)

69

Page 86: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

70

Lampiran 3. Luas Lahan dan Kandang Peternakan di Pondok Ranggon Tahun 2013

No.

Luas Lahan

(m2)

Luas Kandang

(m2)

Status kepemilikan

kandang Harga beli/sewa (Rp/m) Total (Rp m2)

1. 1 800 1 000 Milik 500 000 900 000 000

2. 950 700 Milik 45 000 42 750 000

3. 900 250 Milik 70 000 63 000 000

4. 1 500 400 Milik 60 000 90 000 000

5. 1 000 90 Milik 54 000 54 000 000

6. 1 000 500 Milik 45 000 45 000 000

7. 600 300 Milik 50 000 30 000 000

8. 1 330 750 Milik 50 000 66 500 000

9. 2 000 800 Milik 50 000 100 000 000

10. 2 500 1 000 Milik 50 000 125 000 000

11. 420 250 Milik 520 000 218 400 000

12. 500 300 Milik 60 000 30 000 000

13. 500 250 Milik 1 700 000 850 000 000

14. 900 200 Milik 45 000 40 500 000

15. 450 250 Milik 50 000 22 500 000

16. 900 400 Milik 50 000 45 000 000

17. 500 250 Milik 300 000 150 000 000

18. 2 500 1 000 Milik 45 000 112 500 000

19. 1 000 350 Milik 70 000 70 000 000

20. 550 300 Milik 60 000 33 000 000

21. 600 300 Milik 60 000 36 000 000

22. 3 500 1 200 Milik 25 000 87 500 000

23. 1 620 300 Milik 60 000 97 200 000

24. 2 000 600 Milik 45 000 90 000 000 Sumber: Data Primer (2013)

70

Page 87: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

71

Lampiran 4. Input Produksi Usaha Peternakan Sapi Perah di Pondok Ranggon Tahun 2013

No.

Produksi

susu per ekor

(Liter/ST/

Hari)

Σ

Sapi

(ST)

Σ Sapi

Laktasi

(ST)

Input

Pakan Kesehatan

Tenaga Kerja Hijauan

(Kg/ST/

Hari)

konsentrat

(Kg/ST/

Hari)

Ampas

Tahu

(Kg/ST/

Hari)

Ampas

Tempe

(Kg/ST/

Hari)

Vitamin

(ml/ST/

Hari)

1. 15.00 135.00 50.00 17.50 0.00 6.75 0.00 5.00 12.00

2. 9.00 53.00 34.00 12.86 0.00 4.71 0.00 5.00 5.00

3. 10.00 22.00 15.00 14.81 0.00 5.56 1.67 5.00 3.00

4. 10.00 32.00 20.00 14.71 0.00 5.74 0.00 5.00 4.00

5. 10.00 3.50 2.00 14.28 7.15 4.28 4.29 5.00 2.00

6. 15.00 35.75 25.00 16.67 0.78 5.88 0.00 5.00 7.00

7. 10.00 38.00 25.00 13.64 1.52 5.11 0.00 5.00 5.00

8. 10.00 60.75 50.00 14.49 0.36 5.00 0.00 5.00 8.00

9. 10.00 111.00 80.00 12.10 1.00 5.44 0.00 5.00 12.00

10. 11.00 39.00 18.00 13.64 1.27 5.45 0.00 5.00 5.00

11. 9.00 19.75 11.00 6.00 2.00 4.20 1.80 5.00 3.00

12. 8.00 21.00 10.00 8.33 0.00 4.00 1.50 5.00 2.00

13. 8.50 22.00 12.00 6.98 0.00 5.36 0.00 5.00 2.00

14. 10.00 7.00 4.00 11.11 1,00 5.00 0.00 5.00 2.00

15. 9.00 22.50 15.00 12.96 0.00 4.40 1.67 5.00 3.00

16. 7.00 33.50 13.00 5.56 0.00 3.33 1.00 5.00 3.00

17. 9.00 22.50 11.00 13.33 0.00 4.00 1.00 5.00 3.00

18. 12.00 145.00 100.00 12.79 0.00 5.53 0.00 5.00 16.00

19. 10.00 25.00 15.00 15.63 1.56 6.09 0.00 5.00 12.00

Page 88: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

72

Lampiran 4. Lanjutan.

No.

Produksi

susu per

ekor

(Liter/ST/

Hari)

Σ

Sapi

(ST)

Σ Sapi

Laktasi

(ST)

Input

Pakan Kesehatan

Tenaga Kerja

Hijauan

(Kg/ST/

Hari)

konsentrat

(Kg/ST/

Hari)

Ampas

Tahu

(Kg/ST/

Hari)

Ampas

Tempe

(Kg/ST/

Hari)

Vitamin

(ml/ST/Hari)

20. 10.00 34.75 25.00 10.00 1.00 4.50 0.00 5.00 3.00

21. 10.00 33.50 20.00 12.50 0.00 5.63 0.00 5.00 4.00

22. 11.67 61.50 30.00 24.31 0.27 5.21 0.63 5.00 5.00

23. 9.00 13.00 8.00 14.71 1.00 4.41 0.00 5.00 2.00

24. 7.00 31.75 13.00 6.25 0.35 3.75 4.50 5.00 2.00

Sumber : Data Primer Diolah (2014)

72

Page 89: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

73

Lampiran 5. Harga Input Produksi Usaha Peternakan Sapi Perah di Pondok Ranggon Tahun 2013

No.

Harga

Harga Pakan Harga Kesehatan Upah TK

Hijauan

(Rp/kg)

Konsentrat

(Rp/Kg)

Ampas Tahu

(Rp/Kg)

Ampas Tempe

(Rp/Kg) Vitamin (Rp/5ml) Keluarga Luar Keluarga

1. 300.000 2 000.000 1 300.000 1 300.000 45 000.000 8 333.333 7 500.000

2. 250.000 2 500.000 1 250.000 1 250.000 45 000.000 16 666.667 15 000.000

3. 300.000 2 000.000 1 000.000 1 350.000 40 000.000 11 111.111 5 555.556

4. 250.000 360.000 1 250.000 1 350.000 60 000.000 10 000.000 8 666.667

5. 300.000 2 000.000 700.000 1 400.000 45 000.000 11 111.111 7 222.222

6. 400.000 7 000.000 1 000.000 1 500.000 60 000.000 9 523.810 7 142.857

7. 300.000 2 000.000 1 800.000 1 500.000 45 000.000 12 500.000 13 333.333

8. 300.000 6 000.000 1 400.000 1 200.000 60 000.000 13 333.333 10 000.000

9. 500.000 2 000.000 1 300.000 1 500.000 40 000.000 11 904.762 7 142.857

10. 300.000 2 000.000 1 200.000 1 200.000 60 000.000 9 523.810 11 904.762

11. 500.000 1 900.000 1 250.000 1 250.000 50 000.000 13 333.333 6 666.667

12. 350.000 2 000.000 1 300.000 1 250.000 60 000.000 11 111.111 7 777.778

13. 300.000 1 800.000 1 300.000 1 300.000 40 000.000 13 333.333 10 000.000

14. 200.000 1 600.000 1 250.000 1 250.000 60 000.000 11 111.111 7 222.222

15. 300.000 1 800.000 1 400.000 1 200.000 40 000.000 13 333.333 9 333.333

16. 500.000 2 000.000 1 600.000 1 250.000 60 000.000 16 666.667 10 833.333

17. 500.000 2 000.000 1 400.000 1 200.000 60 000.000 12 500.000 8 333.333

18. 300.000 2 000.000 1 250.000 1 200.000 60 000.000 11 111.111 5 555.556

19. 300.000 2 000.000 1 350.000 1 250.000 60 000.000 11 111.111 8 333.333

20. 500.000 1 600.000 1 500.000 1 250.000 60 000.000 13 333.333 10 000.000

21. 500.000 2 000.000 1 800.000 1 250.000 45 000.000 13 333.333 10 000.000

73

Page 90: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

74

Lampiran 5. Lanjutan

No.

Harga

Harga Pakan Harga Kesehatan Upah TK

Hijauan

(Rp/kg)

Konsentrat

(Rp/Kg)

Ampas Tahu

(Rp/Kg)

Ampas Tempe

(Rp/Kg) Vitamin (Rp/5ml) Keluarga Luar Keluarga

22. 300.000 2 000.000 1 300.000 1 350.000 50 000.000 11 111.111 7 222.222

23. 250.000 2 000.000 1 550.000 1 250.000 60 000.000 22 222.222 13 333.333

24. 250.000 1 000.000 1 800.000 1 250.000 60 000.000 22 222.222 14 444.444

Sumber : Data Primer (2013)

74

Page 91: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

75

Lampiran 6. Jumlah Penjualan Susu di Pondok Ranggon per Hari Tahun 2013

No.

Jumlah penjualan Susu (L)/hari Harga Susu/Liter

Koperasi

(Liter)

Konsumen

(Liter)

Loper

(Liter)

Kelompok

Tani

(Liter)

Koperasi

(Rp/liter)

Konsumen

(Rp/liter)

Loper

(Rp/liter)

Kelompok Tani

(Rp/liter)

1. 0 0 750 0 3 400 7 000 6 000 3 300

2. 5 10 280 0 3 400 7 000 4 700 3 300

3. 3 1 146 0 3 400 7 000 4 500 3 300

4. 25 0 135 40 3 400 6 000 4 800 3 300

5. 20 0 0 0 3 400 6 000 4 800 3 300

6. 15 0 350 0 3 400 6 000 5 000 3 300

7. 15 60 175 0 3 400 7 000 5 000 3 300

8. 10 40 450 0 3 400 7 500 4 500 3 300

9. 170 30 600 0 3 400 7 000 5 000 3 300

10. 40 60 80 18 3 400 6 000 5 000 3 300

11. 24 0 75 0 3 400 6 000 4 000 3 300

12. 10 0 70 0 3 400 6 000 5 500 3 300

13. 50 0 52 0 3 400 6 000 4 000 3 300

14. 5 5 30 0 3 400 7 000 5 000 3 300

15. 20 10 105 0 3 400 7 000 5 000 3 300

16. 15 6 70 0 3 400 7 000 5 000 3 300

17. 10 5 84 0 3 400 7 000 4 500 3 300

18. 400 0 800 0 3 400 6 000 6 000 3 300

19. 15 15 120 0 3 400 7 000 5 000 3 300

20. 15 10 225 0 3 400 7 000 5 000 3 300

21. 15 10 150 5 3 400 6 000 5 000 3 300

22. 0 260 90 0 3 400 8 000 5 000 3 300

75

Page 92: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

76

Lampiran 6. Lanjutan

Sumber: Data Primer (2013)

No. Total Penjualan Susu/hari

Koperasi Konsumen Loper Kelompok Tani

1. 0 0 4 500 000 0

2. 17 000 70 000 1 316 000 0

3. 10 200 7 000 657 000 0

4. 85 000 0 648 000 132 000

5. 68 000 0 0 0

6. 51 000 0 1 750 000 0

7. 51 000 420 000 875 000 0

8. 34 000 300 000 2 025 000 0

9. 578 000 210 000 3 000 000 0

10. 136 000 360 000 400 000 59 400

11. 81 600 0 300 000 0

12. 34 000 0 385 000 0

13. 170 000 0 208 000 0

14. 17 000 35 000 150 000 0

15. 68 000 70 000 525 000 0

16. 51 000 42 000 350 000 0

17. 34 000 35 000 378 000 0

18. 1 360 000 0 4 800 000 0

19. 51 000 105 000 600 000 0

20. 51 000 70 000 1 125 000 0

21. 51 000 60 000 750 000 16 500

22. 0 2 080 000 450 000 0

76

Page 93: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

77

Lampiran 6. Lanjutan

Sumber : Data Primer (2013)

Lampiran 6. Lanjutan

Sumber: Data Primer (2013)

No.

Jumlah penjualan Susu (L)/hari Harga Susu/Liter

Koperasi Konsumen Loper

Kelompok

Tani Koperasi Konsumen Loper Kelompok Tani

23. 10 2 79 0 3 400 7 000 5 000 3 300

24. 5 0 86 0 3 400 6 000 4 000 3 300

No.

Total Penjualan Susu/hari

Koperasi Konsumen Loper Kelompok Tani

23. 34 000 14 000 395 000 0

24. 17 000 0 344 000 0

77

79

Page 94: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

78

Lampiran 7. Hasil Olahan Minitab Faktor Produksi Usaha Peternakan Sapi

Perah di Pondok Ranggon Tahun 2013 Regression Analysis: Produksi susu versus Hijauan (Kg/, Konsentrat (, ... The regression equation is

Produksi susu (liter/ST/hari) = 0.967 + 0.140 Hijauan (Kg/ST/hari)

+ 0.0121 Konsentrat (Kg/ST/hari)

+ 0.555 Ampas Tahu (Kg/ST/hari)

+ 0.0100 Ampas Tempe (Kg/ST/Hari)

+ 0.101 Tenaga Kerja (Orang)

Predictor Coef SE Coef T P VIF

Constant 0.9674 0.2305 4.20 0.001

Hijauan (Kg/ST/hari) 0.13997 0.07281 1.92 0.071 1.9

Konsentrat (Kg/ST/hari) 0.012136 0.008265 1.47 0.159 1.1

Ampas Tahu (Kg/ST/hari) 0.5552 0.1969 2.82 0.011 3.0

Ampas Tempe (Kg/ST/Hari) 0.00997 0.01072 0.93 0.364 2.0

Tenaga Kerja (Orang) 0.10093 0.03962 2.55 0.020 1.6

S = 0.0928615 R-Sq = 80.0% R-Sq(adj) = 74.4%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P

Regression 5 0.61980 0.12396 14.38 0.000

Residual Error 18 0.15522 0.00862

Total 23 0.77502

Source DF Seq SS

Hijauan (Kg/ST/hari) 1 0.41372

Konsentrat (Kg/ST/hari) 1 0.00318

Ampas Tahu (Kg/ST/hari) 1 0.14581

Ampas Tempe (Kg/ST/Hari) 1 0.00113

Tenaga Kerja (Orang) 1 0.05596

Unusual Observations

Hijauan Produksi susu

Obs (Kg/ST/hari) (liter/ST/hari) Fit SE Fit Residual St Resid

6 2.81 2.7081 2.4923 0.0330 0.2157 2.49R

9 2.49 2.3026 2.4616 0.0482 -0.1590 -2.00R

R denotes an observation with a large standardized residual.

Durbin-Watson statistic = 1.87193

85

86

Page 95: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

79

Residual Plots for Produksi susu (liter/ST/hari)

Residual

Pe

rce

nt

0.20.10.0-0.1-0.2

99

90

50

10

1

Fitted Value

Re

sid

ua

l

2.62.42.22.0

0.2

0.1

0.0

-0.1

-0.2

Residual

Fre

qu

en

cy

0.200.150.100.050.00-0.05-0.10-0.15

6.0

4.5

3.0

1.5

0.0

Observation Order

Re

sid

ua

l

24222018161412108642

0.2

0.1

0.0

-0.1

-0.2

Normal Probability Plot of the Residuals Residuals Versus the Fitted Values

Histogram of the Residuals Residuals Versus the Order of the Data

Residual Plots for Produksi susu (liter/ST/hari)

Lampiran 8. Uji Normalitas Fungsi Produksi Susu Sapi Perah di Pondok

Ranggon Tahun 2013

SRES1

Pe

rce

nt

3210-1-2-3

99

95

90

80

70

60

50

40

30

20

10

5

1

Mean

0.908

0.001316

StDev 1.001

N 24

AD 0.179

P-Value

Probability Plot of SRES1Normal

Page 96: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

80

Lampiran 9. Uji Heterokedastisitas Fungsi Produksi Susu Sapi Perah di

Pondok Ranggon Tahun 2013

Fitted Value

Re

sid

ua

l

2.62.52.42.32.22.12.01.9

0.2

0.1

0.0

-0.1

-0.2

Residuals Versus the Fitted Values(response is Produksi susu (liter/ST/hari))

Page 97: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

81

Lampiran 10. Efisiensi Produksi Susu Sapi Perah di Pondok Ranggon Tahun 2013

Faktor Produksi Input

rata-rata Koefisien

NPM

BKM NPM/BKM

Input Optimum

Rumus NPM=

(bi*Y*Py)/xi Rumus= (bi*Y*Py)/BKMxi

Hijauan

(Kg/ST/Hari) 12.714 0.13997 502.334 343.750 1.461 18.579

Konsentrat

(Kg/ST/Hari) 0.808 0.012136 685.337 2231.667 0.307 0.248

Ampas Tahu

(Kg/ST/Hari) 4.972 0.555 5 095.164 1343.750 3.792 18.853

Ampas Tempe

(Kg/ST/Hari) 0.758 0.00997 600.158 1293.750 0.464 0.352

Tenga Kerja

(orang) 4.958 0.10093 928.867 11090.939 0.084 0.415

Produksi Susu

(Liter/ST/Hari) 10.01

Y Optimum

(Liter/ST/Hari) 18.007

Harga

Susu(Rp/Liter)

4 558.33 Keuntungan

Optimum

(RP/Hari)

44 748.022

Sumber: Data Primer Diolah (2014)

81

Page 98: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

82

Lampiran 11. Pendapatan Usaha Peternakan Sapi Perah di Pondok Ranggon

per Hari Tahun 2013

No. Uraian Usaha Peternakan Sapi Perah

1. Penerimaan

1.1. Penjualan Susu 1 320 846.875

2. Biaya Tunai

a. Pakan

a1. Hijauan 4 370.536

a2.Konsentrat 1 802.075

a3.Ampas Tahu 6 681.368

a4.Ampas Tempe 980.914

b. Kesehatan

b1.Obat-Obatan 45 916.667

b2. Vitamin 45 754.167

c.TKLK 431 250.000

d.Transportasi 6 458.333

F. PBB 3 986.649

G. Listrik 14 305.557

H. Biaya Limbah 841.667

Total Biaya Tunai 562 347.932

3. Biaya Diperhitungkan

A. TKDK 200 000.000

B. Sewa Lahan 380 011.111

C. Penyusutan Alat

c1.Ember Plastik 51.204

c2. Ember Stenless 17.650

c3. Milk Can 131.667

c4. Literan 40.741

c5. Gayung 0.174

c6. Arit 148.717

c7. Golok 2.315

c8. Cangkul 76.717

c9. Skop 67.130

c10. Tambang 208.623

Total Penyusutan 744.936

Total Biaya Diperhitungkan 580 756.047

4. Biaya Total (2+3) 1 143 103.979

5.

Pendapatan atas Biaya Tunai

(1-2) 758 498.943

6.

Pendapatan atas Biaya Total

(1-4) 177 742.896

7. R/C atas biaya tunai (1/2) 2.349

8. R/C atas biaya total (1/4) 1.155

Sumber : Data Primer Diolah (2014)

Page 99: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI … · menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah, (2) menganalisis efisiensi produksi susu sapi perah,

83

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Nur Aisyah, dilahirkan di Jakarta pada tanggal

06 Juni 1991. Penulis merupakan putri ke dua dari dua bersaudara dari pasangan

Saiful Amri dan Hj. Sa‟diyah. Penulis menyelesaikan pendidikan menengah

pertama di SMPN 56 Jakarta pada tahun 2006 dan menyelesaikan pendidikan

menengah atas di SMAN 55 Jakarta pada tahun 2009. Penulis diterima di Institut

Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun

2009. Penulis diterima di IPB dengan pilihan pertama yaitu pada departemen

Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan (ESL), Fakultas Ekonomi dan

Manajemen. Selama menempuh pendidikan di IPB, penulis aktif diberbagai

kegiatan kepanitian.