Upload
lekhanh
View
239
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY
PADA PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA
Carmelia Putri Purnamasari
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
Jl. Margonda Raya 100 – Depok 16424
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi audit delay pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Faktor-faktor yang diuji dalam penelitian ini yaitu ukuran perusahaan,
laba/rugi operasi, opini auditor, tingkat profitabilitas, dan reputasi auditor. Sampel
penelitian ini adalah 23 perusahaan LQ 45 yang tercatat di BEI (Bursa Efek Indonesia)
dari tahun 2008-2011 yang diambil dengan menggunakan metode purposive sampling.
Faktor-faktor tersebut kemudian diuji dengan menggunakan regresi linier berganda pada
tingkat signifikansi 5 persen. Hasil penelitian mengidentifikasi bahwa ukuran
perusahaan, laba/rugi operasi, dan opini auditor secara signifikan berpengaruh terhadap
audit delay, sedangkan tingkat profitabilitas dan reputasi auditor tidak berpengaruh
terhadap audit delay pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Kata Kunci: Audit Delay, Ukuran Perusahaan, Laba/Rugi Operasi, Opini Auditor,
Tingkat Profitabilitas, Reputasi Auditor.
PENDAHULUAN
Salah satu kriteria profesionalisme dari auditor adalah ketepatan waku
penyampaian laporan auditnya. Ketepatan waktu perusahaan dalam mempublikasikan
laporan keuangan kepada masyarakat umum dan kepada BAPEPAM juga tergantung
dari ketepatan waktu auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya. Ketepatan waktu
ini terkait dengan manfaat dari laporan keuangan itu sendiri.
Halim (2000) menyebutkan bahwa ketepatan waktu penyajian laporan keuangan
dan laporan audit (timeliness) menjadi prasyarat utama bagi peningkatan harga saham
perusahaan tersebut. Di sisi lain, auditing merupakan kegiatan yang membutuhkan
waktu sehingga adakalanya pengumuman laba dan laporan keuangan tertunda.
Pemenuhan standar oleh auditor tidak hanya berdampak pada lamanya
penyelesaian laporan audit, tetapi juga berdampak pada peningkatan kualitas hasil audit.
Pelaksanaan audit yang semakin sesuai dengan standar membutuhkan waktu semakin
lama. Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit
dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit
yang dilakukan. Perbedaan waktu ini dalam audit sering disebut dengan audit delay.
Ketertundaan laporan keuangan ini dapat berdampak negatif pada reaksi pasar.
Makin lama masa tunda, maka relevansi laporan keuangan makin diragukan. Chambers
dan Pennan (1984) dalam Subekti (2004) menunjukkan bahwa pengumuman laba yang
terlambat menyebabkan abnormal returns negative, sedangkan pengumuman laba yang
lebih cepat menunjukkan hasil sebaliknya. Hal ini terjadi karena investor pada
umumnya menganggap keterlambatan pelaporan keuangan merupakan pertanda buruk
bagi kondisi kesehatan perusahaan.
Berbagai penelitian mengenai audit delay telah dilakukan. Penelitian ini
mengkonfirmasi kembali kesimpulan dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai
faktor-faktor yangmempengaruhi audit delay. Hasil penelitian Whittred (1980),
membuktikan bahwa audit delay yang lebih panjang dialami oleh perusahaan yang
menerima pendapat qualified opinion. Fenomena ini terjadi karena proses pemberian
pendapat qualified tersebut melibatkan negosisasi dengan klien, konsultasi dengan
partner audit yang lebih senior dan perluasan lingkup audit.
Hossain (1998) melakukan penelitian pada perusahaan-perusahaan publik di
Pakistan dengan menggunakan sampel 103 perusahaan yang terdaftar di Karachi Stock
Exchange pada tahun 1993. Variabel yang digunakan dalah ukuran perusahaan, debt
equity ratio, perusahaan melaporkan laba / rugi, adanya cabang perusahaan untuk
perusahaan multinasional, dan auditor. Dari hasil uji korelasi, antar variabel independen
menunjukkan adanya korelasi yang tinggi antara variabel cabang dalam perusahaan
multinasional dan auditor dibandingkan korelasi variabel-variabel perusahaan lainnya.
Subekti dan Widiyanti (2004), berhasil membuktikan bahwa audit delay yang
panjang dialami oleh perusahaan yang tingkat profitabilitasnya tinggi, ukuran
perusahaan besar, perusahaan non- financial mendapatkan opini selain wajar tanpa
pengecualian dan diaudit oleh KAP besar (the big six).
Penelitian ini dilakukan untuk menguji kembali beberapa faktor – faktor dalam
penelitian terdahulu yang mempengaruhi audit delay seperti ukuran perusahaan,
laba/rugi operasi, opini auditor, tingkat profitabilitas, dan reputasi auditor, khususnya
pada perusahaan LQ 45.
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, permasalahan yang akan dikaji
dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat pengaruh antara ukuran perusahaan,
laba/rugi operasi, opini auditor, tingkat profitabilitas, dan reputasi auditor terhadap audit
delay?
Kerangka penelitian teoritis akan tampak sebagai berikut:
Gambar 1
Model Penelitian
Laba / Rugi Operasi
Opini Auditor
Reputasi Auditor
Tingkat Profitabilitas
Audit
Delay
Ukuran Perusahaan
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
Laporan Keuangan
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 Revisi 2009,
laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas. Sedangkan tujuan dari adanya laporan keuangan adalah
memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas
entitas, yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam
pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil
pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan
kepada mereka.
Para pemakai laporan keuangan akan menggunakannya untuk meramalkan,
membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis
yang diambilnya.
Audit Delay
Audit delay merupakan lamanya atau rentang waktu penyelesaian audit yang
diukur dari tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan
audit (Halim,2000). Diungkap dalam penelitian Subekti dan Widiyanti (2004),
perbedaan waktu yang sering dinamakan dengan audit delay adalah perbedaan antara
tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan yang
mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh
auditor.
Dyer dan Mc Hugh (dalam Hilmi dan Ali, 2008) menggunakan tiga criteria
keterlambatan untuk melihat ketepatan waktu dalam penelitiannya, yakni:
1. Preliminary lag : interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan
sampai penerimaan laporan akhir preliminary oleh bursa.
2. Auditor’s report lag : interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan
sampai tanggal laporan auditor ditandatangani.
3. Total lag : interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan
sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa.
Audit delay inilah yang dapat mempengaruhi ketepatan informasi yang
dipublikasikan, sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat ketidakpastian keputusan
yang berdasarkan informasi yang dipublikasikan (Kartika, 2009).
Ketepatan waktu penyusunan atau pelaporan suatu laporan keuangan perusahaan
bisa berpengaruh pada nilai laporan keuangan tersebut. Keterlambatan informasi akan
menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar modal. Informasi laba yang dihasilkan
perusahaan dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli
atau menjual kepemilikan yang dimiliki oleh investor. Artinya, informasi yang
dipublikasikan tersebut akan menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham.
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi. Besar kecilnya ukuran suatu
perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aktiva, total penjualan, kapitalisasi pasar,
jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Semakin besar aktiva suatu perusahaan maka akan
semakin besar pula modal yang ditanam, semakin besar total penjualan suatu
perusahaan maka akan semakin banyak juga perputaran uang dan semakin besar
kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan dikenal oleh masyarakat (Hilmi
dan Ali, 2008).
Menurut Dyer dan Mc. Hugh (1975) dalam Kartika (2009), perusahaan besar
lebih konsisten untuk tepat waktu dibandingkan perusahaan kecil dalam
menginformasikan laporan keuangannya. Pengaruh ini ditunjukkan dengan semakin
besar nilai aktiva perusahaan maka semakin pendek audit delay dan sebaliknya.
Perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat
dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor yaitu
manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk
mengurangi audit delay dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut dimonitor secara
ketat oleh investor, pengawas permodalan dari pemerintah. Pihak-pihak ini sangat
berkepentingan terhadap informasi yang tercantum dalam laporan keuangan.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat disusun adalah sebagai
berikut :
H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay.
Laba/Rugi Operasi
Menurut Hassanudin (dalam Utami, 2006), laba menunjukkan keberhasilan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Perusahaan tidak akan menunda
penyampaian informasi yang berisi berita baik. Dengan demikian perusahaan yang
meraih laba cenderung lebih tepat waktu dalam pelaporan keuangannya dibandingkan
dengan perusahaan yang mengalami kerugian.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat Ashton dan Elliot (dalam Subekti dan
Widiyanti, 2004), bahwa ada beberapa alasan yang mendorong terjadinya kemunduran
publikasi laporan keuangan, yaitu pelaporan laba atau rugi sebagai indikator berita baik
atau berita buruk atas kinerja manajerial perusahaan dalam setahun. Menurut Ashton
(dalam Prabandari dan Rustiana, 2007), perusahaan yang mengumumkan rugi untuk
periode tersebut akan mengalami audit delay yang lebih panjang.
Menurut Carslaw (dalam Kartika, 2009), ada dua alasan mengapa perusahaan
yang menderita kerugian cenderung mengalami audit delay yang lebih panjang.
Pertama, ketika kerugian terjadi perusahaan ingin menunda berita buruk tersebut,
sehingga perusahaan akan meminta auditor untuk menjadwal ulang penugasan audit.
Kedua, auditor akan lebih berhati-hati selama proses audit jika percaya bahwa kerugian
ini mungkin disebabkan karena kegagalan keuangan perusahaan atau kecurangan
manajemen.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat disusun adalah
sebagaiberikut:
H2 : Laba/rugi operasi perusahaan berpengaruh terhadap audit delay.
Opini Auditor
Opini audit adalah pendapat akuntan independen atas laporan keuangan tahunan
perusahaan yang telah diaudit. Auditor sebagai pihak yang independen didalam
pemeriksaan laporan keuangan suatu perusahaan akan memberikan opini atas laporan
keuangan yang diauditnya. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) mengharuskan
pembuatan laporan setiap kali kantor akuntan public dikaitkan dengan laporan
keuangan.
Laporan audit merupakan media yang digunakan auditor dalam berkomunikasi
dengan masyarakat lingkungannya. Dalam laporan tersebut auditor menyatakan
pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan yang diaudit olehnya. Pendapat
auditor tersebut disajikan dalam suatu laporan tertulis yang umumnya berupa laporan
audit baku yang terdiri dari tiga paragraf yaitu paragraf pengantar (introductory
paragraph), paragraf lingkup (scope paragraph), dan paragraf pendapat (opinion
paragraph). Laporan audit hanya dibuat jika audit benar-benar dilakukan. Bagian dari
laporan audit yang merupakan informasi utama dari laporan audit adalah opini audit.
Carslaw dan Kaplan (1991) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara
opini auditor dengan audit delay. Perusahaan yang tidak menerima jenis pendapat
akuntan unqualified opinion akan menunjukkan audit delay lebih panjang dibanding
dengan perusahaan yang menerima opini unqualified opinion.
Hal ini terjadi karena proses pemberian pendapat selain wajar tanpa
pengecualian melibatkan negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang
lebih senior atau staf teknis lainnya, dan perluasan lingkup audit (Elliot 1982 dala Halim
2000). Selain itu, perusahaan yang menerima opini selain unqualified opinion dianggap
sebagai berita buruk sehingga penyampaian laporan keuangan akan diperlambat
(Wirakusuma, 2004).
Berdasarkan uraian diatas,maka hipotesis yang dapat disusun adalah sebagai
berikut :
H3 : Opini auditor berpengaruh terhadap audit delay.
Tingkat Profitabilitas
Profitabilitas sering digunakan sebagai pengukur kinerja manajemen serta
efisiensi penggunaan modal kerja sehingga dapat menghasilkan laba bagi perusahaan.
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan
(profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu (Hanafi dan
Halim, 2003:85). Semakin tinggi profitabilitas maka semakin tinggi kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba bagi perusahaan. Tingkat profitabilitas
diperkirakan mempengaruhi audit delay dan timeliness.
Menurut Givoly & Palmon (1982), ketepatan waktu dan keterlambatan
pengumuman laba tahunan dipengaruhi oleh isi laporan keuangan. Jika pengumuman
laba berisi berita baik maka pihak manajemen akan cenderung melaporkan tepat waktu
dan jika pengumuman laba berisi berita buruk, maka pihak manajemen cenderung
melaporkan tidak tepat waktu. Carslaw & Kaplan (1991) menyatakan bahwa perusahaan
yang mengalami rugi cenderung memerlukan auditor untuk memulai proses
pengauditan lebih lambat dari biasanya. Oleh karena hal tersebut, maka akan terjadi
pula keterlambatan dalam menyampaikan kabar buruk kepada publik.
Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang lebih tinggi membutuhkan
waktu dalam pengauditan laporan keuangan lebih cepat dikarenakan keharusan untuk
menyampaikan kabar baik secepatnya kepada publik. Mereka juga memberikan alasan
bahwa auditor yang menghadapi perusahaan yang mengalami kerugian memiliki respon
yang cenderung lebih berhati-hati dalam melakukan proses pengauditan.
Dari uraian diatas, tampak bahwa tingkat profitabilitas suatu perusahaan
mempengaruhi rentang waktu penyelesaian audit dan pengumuman laporan keuangan
tahunan.
Berdasarkan uraian diatas,maka hipotesis yang dapat disusun adalah sebagai
berikut :
H4 : Tingkat profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay.
Reputasi Auditor
Dalam menyampaikan suatu laporan atau informasi akan kinerja perusahaan
kepada publik yang akurat dan terpercaya, perusahaan diminta untuk menggunakan jasa
KAP. Dan untuk meningkatkan kredibilitas dari laporan itu, perusahaan menggunakan
jasa KAP yang mempunyai reputasi atau nama baik. Hal ini biasanya ditunjukkan
dengan KAP yang berafiliasi dengan KAP besar yang berlaku universal yang dikenal
dengan Big Four Worldwide Accounting Firm atau Big Four (Hilmi dan Ali, 2008).
Hasil penelitian Ashton, et al., Schwartz dan Soo (dalam Utami, 2006),
menemukan bahwa audit delay akan lebih pendek bagi perusahaan yang diaudit oleh
KAP yang tergolong besar. Hasil tersebut juga diperkuat dengan hasil penelitian Ahmad
dan Kamarudin (2003) yaitu bahwa audit delay pada KAP Big Four akan lebih pendek
dibandingkan dengan audit delay pada KAP kecil.
Hal ini diasumsikan karena KAP besar memiliki karyawan dalam jumlah yang
besar, dapat mengaudit lebih efisien dan efektif, memiliki jadwal yang fleksibel
sehingga memungkinkannya untuk menyelesaikan audit tepat waktu, dan memiliki
dorongan yang lebih kuat untuk menyelesaikan auditnya lebih cepat, guna menjaga
reputasinya. Maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang memakai jasa KAP besar
cenderung tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya.
Berdasarkan uraian diatas,maka hipotesis yang dapat disusun adalah sebagai
berikut :
H5: Reputasi auditor berpengaruh terhadap audit delay.
METODE PENELITIAN
Pemilihan Sampel dan Pengolahan Data
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan LQ 45
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai 2011. Sampel dalam
penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Jumlah sampel
dalam penelitian ini adalah sebanyak 23 perusahaan untuk masing-masing periode.
Jumlah data dalam penelitian ini adalah sebanyak 92 perusahaan. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berbentuk laporan keuangan yang ada di
Bursa Efek Indonesia dan laporan opini auditor independen. Semua data tersebut
diperoleh dari halaman web (website) resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id.
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel independen terdiri dari lima variabel yaitu ukuran perusahaan, laba/rugi
operasi, opini auditor, tingkat profitabilitas, dan reputasi auditor. Untuk variabel
dependen hanya satu yaitu audit delay.
1. Audit Delay
Audit delay diukur secara kuantitatif dalam jumlah hari, yaitu jangka waktu antara
tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal yang tertera pada laporan auditor
independen. Sebagai contoh, laporan keuangan perusahaan periode 2008 dengan
tanggal tutup buku 31 Desember 2008 mempunyai laporan auditor dengan tanggal
21 Maret 2009. Dengan demikian audit delay pada perusahaan tersebut selama 80
hari.
2. Ukuran Perusahaan
Penelitian ini menggunakan total asset yang kemudian diproksi dengan
menggunakan natural log (Ln) sebagai tolak ukur skala perusahaan.
3. Laba/Rugi Operasi
Variabel ini diukur dengan menggunakan dummy yaitu untuk perusahaan yang
mengalami laba diberi kode dummy 1, sedangkan yang mengalami rugi diberi kode
dummy 0.
4. Opini Auditor
Penelitian ini menggunakan dua klasifikasi pendapat auditor, yaitu wajar tanpa
pengecualian (Unqualified OpinionI) dengan kode dummy 1 dan selain wajar tanpa
pengecualian (Qualified Opinion) dengan kode dummy 0.
5. Tingkat Profitabilitas
Penelitian ini menggunakan ROA (Return On Asset) yaitu laba bersih dibagi dengan
total aset. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas tinggi diduga akan
menyelesaikan audit lebih cepat dibandingkan perusahaan dengan tingkat
profitabilitas rendah.
6. Reputasi Auditor
Variabel ini diukur dengan menggunakan dummy yaitu untuk KAP yang berafiliasi
dengan Big Four diberi kode dummy 1, sedangkan KAP yang tidak berafiliasi
dengan Big Four diberi kode dummy 0.
Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
A. Analisis Statistik Deskriptif
Penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif, yaitu untuk mengukur
variabel penelitian dengan mean (rata-rata), nilai minimum dan maksimum, dan standar
deviasi setiap variabel penelitian. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
software SPSS 17.
B. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan antarvariabel yang
hendak dianalisis sesuai dengan garis linear atau tidak. Pada uji linearitas,
pengambilan keputusan didasarkan dengan melihat nilai signifikan pada
Deviation from Linearity. Apabila nilai signifikan > 0.05, maka hubungan
antarvariabel adalah linear. Sebaliknya, apabila nilai signifikan < 0.05, maka
hubungan antarvariabel tidak linear.
2. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.
Pengambilan keputusan didasarkan dengan melihat nilai signifikan. Apabila
nilai signifikan > 0.05, maka distribusi data normal, sebaliknya apabila nilai
signifikan < 0.05, maka distribusi data tidak normal.
3. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Dalam melakukan pengujian
terhadap multikolinearitas, dapat menggunakan nilai tolerance dan lawannya
Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai tolerance di atas 0.10 dan VIF di
bawah 10, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari
multikolinearitas.
4. Uji Auto Korelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi
linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Uji autokorelasi dapat menggunakan
uji Durbin-Watson. Model regresi yang bebas dari autokorelasi adalah jika nilai
Durbin-Watson, berada diantara nilai batas atas (dU) dengan 4-dU. Ketentuan
yang digunakan dalam uji Durbin-Watson adalah sebagai berikut:
1) dW < dL, berarti ada autokorelasi positif
2) dL< dW < dU, tidak dapat disimpulkan
3) dU < dW < 4-dU, berarti tidak terjadi autokorelasi.
4) 4-dU < dW < 4-dL, tidak dapat disimpulkan
5) dW > 4-dL, berarti ada autokorelasi negatif
5. Uji Heterokedastisitas
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi
yang digunakan terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain. Apabila residual variance dari suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain berbeda, maka disebut heteroskedastisitas, sebaliknya jika
variance dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homokedastisitas.
C. Uji Hipotesis
1. Uji Regresi Variabel Dummy
Tujuan dari uji regresi variabel dummy dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah ada hubungan linier antara variabel independen berskala
nominal terhadap variabel dependen berskala interval. Pengujian dilakukan
dengan menggunakan angka signifikansi dengan ketentuan apabila nilai
signifikansi > 0.05, maka ada hubungan linier antara variabel independen
terhadap variabel dependen. Sebaliknya, apabila nilai signifikansi < 0.05 maka
tidak ada hubungan linier antara variabel independen terhadap variabel
dependen.
2. Uji Regresi Linier Berganda
Model regresi linier berganda yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4 X4 + β5 X5 + e
Keterangan :
Y = Audit Delay (AUDLY)
X1 = Ukuran Perusahaan (SIZE)
X2 = Laba/Rugi Operasi (PROFIT)
X3 = Profitabilitas (ROA)
X4 = Opini Auditor (OPINI)
X5 = Reputasi Auditor (REP)
β = Koefisien Regresi X1, X2, X3, X4, X5
α = Konstanta
e = Koefisien variabel lain yang belum diteliti
3. Uji Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh dari variabel bebas
(independent) terhadap variabel terikat (dependent) secara individu (parsial).
Jika sign t < 0.05 maka suatu variabel bebas secara individu memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika sign t > 0.05 maka
suatu variabel bebas secara individu tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikat.
4. Uji Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh secara kesuluruhan (simultan)
variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika tingkat signifikan F dari hasil
pengujian lebih kecil dari 0.05, maka variabel independen secara serentak
berpengaruh terhadap audit delay.
PEMBAHASAN
A. Analisis Statistik Deskriptif Hasil analisis statistik deskriptif yang berisi nilai maksimum, minimum, mean,
dan standar deviasi dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
AUDLY 92 25 131 67.97 21.095
SIZE 92 15.36 20.13 17.1768 1.39361
ROA 92 -62.38 40.67 9.9568 13.96580
Valid N (listwise) 92
Sumber : Data diolah dengan SPSS 17
Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa variabel audit delay
memiliki rata-rata 67.97 hari dengan nilai minimum 25 hari pada Lippo Karawaci Tbk
pada tahun 2010, nilai maksimum 131 hari pada Telekomunikasi Indonesia Tbk pada
tahun 2008, dan standar deviasi sebesar 21.095 < nilai rata-rata 67.97 menandakan
perbedaan lamanya audit delay antar perusahaan adalah kecil.
Variabel ukuran perusahaan (SIZE) memiliki rata-rata 17.1768 dengan nilai
minimum 15.36, nilai maksimum 20.13, dan standar deviasi 1.39361 < nilai rata-rata
17.1768 menandakan nilai total aset antara masing-masing perusahaan tidak berbeda
jauh.
Variabel tingkat profitabilitas (ROA) memiliki nilai rata-rata 9.9568 dengan
nilai minimum -62.38, nilai maksimum 40.67, dan standar deviasi 13.96580 > nilai rata-
rata 9.9568 menandakan perbedaan profit antar perusahaan adalah besar.
B. Uji Asumsi Klasik
1. Hasil Uji Linearitas
Dalam uji linearitas ini, hanya ada 2 variabel saja yang dapat diuji terhadap
variabel AUDLY, yaitu variabel SIZE dan variabel ROA.
Tabel 2
Hasil Uji Linearitas
AUDLY*SIZE
ANOVA Table
Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
AUDLY * SIZE
Between Groups
(Combined) 37512.236 83 451.955 1.212 .417
Linearity 254.399 1 254.399 .682 .433
Deviation from Linearity
37257.837 82 454.364 1.219 .413
Within Groups 2982.667 8 372.833
Total 40494.902 91
Sumber : Data diolah dengan SPSS 17
Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai signifikan dari Deviation from Linearity
adalah sebesar 0.413 yang berada diatas 0.05. Hal tersebut menunjukkan bahwa
hubungan antara variabel AUDLY dan variabel SIZE adalah linear.
Tabel 3
Hasil Uji Linearitas
AUDLY*ROA
ANOVA Table
Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
AUDLY * ROA
Between Groups
(Combined) 40494.402 90 449.938 899.876 .027
Linearity 473.056 1 473.056 946.112 .021
Deviation from Linearity
40021.346 89 449.678 899.356 .027
Within Groups .500 1 .500
Total 40494.902 91
Sumber : Data diolah dengan SPSS 17
Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai signifikan dari Deviation from Linearity
adalah sebesar 0.027 yang berada dibawah 0.05. Hal tersebut menunjukkan bahwa
hubungan antara variabel AUDLY dan variabel ROA tidak linear.
2. Hasil Uji Normalitas
Tabel 4
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Zscore: AUDLY
N 92
Normal Parametersa,,b
Mean .0000000
Std. Deviation 1.00000000
Most Extreme Differences Absolute .109
Positive .094
Negative -.109
Kolmogorov-Smirnov Z 1.044
Asymp. Sig. (2-tailed) .226
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data diolah dengan SPSS 17
Tabel 4 menunjukan bahwa nilai signifikan adalah sebesar 0.226 yang berada di
atas 0.05. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam model regresi, data terdistribusi
secara normal.
3. Hasil Uji Multikolinearitas
Tabel 5
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 SIZE .550 1.818
PROFIT .600 1.666
OPINI .611 1.636
ROA .376 2.660
REP .362 2.761
a. Dependent Variable: AUDLY
Sumber : Data diolah dengan SPSS 17
Tabel 5 menunjukan bahwa seluruh variabel independen memiliki nilai
tolerance di atas 0.10, dan seluruh variabel memiliki nilai Variance Inflation Factor
(VIF) di bawah 10. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam model regresi, tidak terjadi
multikolinearitas antar variabel independen.
4. Hasil Uji Autokorelasi
Tabel 6
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .453a .205 .163 22.887 1.827
a. Predictors: (Constant), REP, SIZE, PROFIT, OPINI, ROA
b. Dependent Variable: AUDLY
Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson (dW) sebesar 1.827
(mendekati 2) terletak diantara nilai batas atas (dU) dengan 4-dU. Hal tersebut
menunjukkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi autokorelasi antara variable
independen.
5. Hasil Uji Heterokedastisitas
Gambar 1
Hasil Uji Heterokedastisitas
Sumber : Data diolah dengan SPSS 17
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa pada grafik scatterplot terdapat titik-titik yang
menyebar dan tidak membentuk pola tertentu. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam
model regresi tidak terjadi adanya heterokedastisitas.
C. Uji Hipotesis
1. Analisis Regresi Variabel Dummy
Tabel 7
Hasil Analisis Regresi Varibel Dummy
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2754.202 3 918.067 4.141 .041a
Residual 37740.700 88 428.872
Total 40494.902 91
a. Predictors: (Constant), REP, PROFIT, OPINI
b. Dependent Variable: AUDLY
Sumber : Data diolah dengan SPSS 17
Tabel 7 menunjukkan nilai signifikan yang diperoleh sebesar 0.041 yang berada
dibawah 0.05. Artinya, ada hubungan linier antara variabel independen dengan variabel
dependen.
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel 8
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 32.579 33.800 .964 .338
SIZE 3.793 2.083 .251 1.925 .028
PROFIT -21.320 11.195 -.251 -1.939 .036
OPINI -7.355 8.443 -.114 -1.971 .049
ROA .369 .251 .244 1.466 .146
REP -8.986 8.627 -.177 -1.766 .081
a. Dependent Variable: AUDLY
Sumber : Data diolah dengan SPSS 17
Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dibuat model persamaan regresi
berganda sebagai berikut:
AUDLY = 32.579 + Ln 3.793SIZE - 21.320PROFIT - 7.355OPINI + 0.369ROA –
8.986REP
Dari hasil persamaan regresi linier berganda, dapat dijelaskan bahwa:
1. Nilai α (kostanta) adalah positif sebesar 32.579, artinya apabila seluruh variabel
independen (SIZE, PROFIT, OPINI, ROA, REP) dianggap konstan, maka audit
delay yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang diteliti adalah sebesar
32.579 hari.
2. Koefisien ukuran perusahaan (SIZE) adalah sebesar 3.793, artinya apabila total
aset mengalami kenaikan sebesar 1 satuan, sedangkan variabel independen lain
(PROFIT, OPINI, ROA, REP) dianggap konstan, maka audit delay yang
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang diteliti akan bertambah sebesar
3.793 hari.
3. Koefisien laba/rugi operasi (PROFIT) adalah negatif sebesar -21.320 yang
berarti bahwa untuk perusahaan yang mengalami laba mempunyai waktu audit
yang lebih cepat 21.320 hari dibandingkan perusahaan yang mengalami
kerugian. Variabel laba/rugi operasi adalah variabel dummy, dimana perusahaan
yang mendapat laba diberi nilai 1 dan perusahaan yang mengalami rugi diberi
nilai 0. Dengan kata lain bahwa perusahaan yang mengalami laba akan
melakukan proses audit yang lebih cepat dibandingkan perusahaan yang
mengalami rugi.
4. Koefisien opini auditor (OPINI) adalah negatif sebesar -7.355 yang berarti
bahwa untuk perusahaan yang mendapatkan unqualified opinion mempunyai
waktu audit yang lebih cepat 7.355 hari dibandingkan perusahaan yang
mendapatkan qualified opinion. Variabel opini auditor adalah variabel dummy,
dimana perusahaan yang mendapatkan unqualified opinion diberi nilai 1 dan
perusahaan yang mendapatkan qualified opinion diberi nilai 0. Dengan kata lain
bahwa perusahaan yang mendapatkan unqualified opinion akan melakukan
proses audit yang lebih cepat dibandingkan perusahaan yang mendapatkan
qualified opinion.
5. Koefisien tingkat profitabilitas (ROA) adalah positif sebesar 0.369, artinya
apabila ROA mengalami kenaikan 1 satuan, sedangkan variabel independen lain
(SIZE, PROFIT, OPINI, REP) dianggap konstan, maka audit delay yang
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang diteliti akan bertambah sebesar
0.369 hari.
6. Koefisien reputasi auditor (REP) adalah negatif sebesar -8.986 yang berarti
bahwa untuk perusahaan yang menggunakan jasa auditor yang berafiliasi dengan
Big Four mempunyai waktu audit yang lebih cepat sebesar 8.986 hari
dibandingkan perusahaan yang tidak menggunakan jasa auditor yang berafiliasi
dengan Big Four. Variabel reputasi auditor adalah variabel dummy, dimana
perusahaan yang menggunakan jasa KAP kelompok Big Four diberi nilai 1 dan
perusahaan yang tidak menggunakan jasa KAP kelompok Big Four diberi nilai
0. Dengan kata lain bahwa perusahaan yang menggunakan jasa auditor yang
berafiliasi dengan Big Four akan melakukan proses audit yang lebih cepat
dibandingkan perusahaan yang tidak menggunakan jasa auditor yang berafiliasi
dengan Big Four.
3. Hasil Uji t
Hipotesis 1
Ho1: Tidak terdapat pengaruh ukuran perusahaan secara parsial terhadap
audit delay.
Ha1: Terdapat pengaruh ukuran perusahaan secara parsial terhadap audit
delay.
Nilai signifikan untuk variabel ukuran perusahaan (SIZE) adalah 0.028
berada kurang dari 0.05, sehingga dalam penelitian ini menolak Ho1, dan
menerima Ha1, hal tersebut menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan
(SIZE) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap audit delay.
Hipotesis 2
Ho2: Tidak terdapat pengaruh laba/rugi operasi secara parsial terhadap
audit delay.
Ha2: Terdapat pengaruh laba/rugi operasi secara parsial terhadap audit
delay.
Nilai signifikan untuk variabel laba/rugi operasi (PROFIT) adalah 0.036
berada kurang dari 0.05, sehingga dalam penelitian ini menolak Ho2, dan
menerima Ha2, hal tersebut menunjukkan bahwa variabel laba/rugi operasi
(PROFIT) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap audit delay.
Hipotesis 3
Ho3: Tidak terdapat pengaruh opini auditor secara parsial terhadap audit
delay.
Ha3: Terdapat pengaruh opini auditor secara parsial terhadap audit
delay.
Nilai signifikan untuk variabel opini auditor (OPINI) adalah 0.049
berada kurang dari 0.05, sehingga dalam penelitian ini menolak Ho3, dan
menerima Ha3, hal tersebut menunjukkan bahwa variabel opini auditor (OPINI)
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap audit delay.
Hipotesis 4
Ho4: Tidak terdapat pengaruh tingkat profitabilitas secara parsial
terhadap audit delay.
Ha4: Terdapat pengaruh tingkat profitabilitas secara parsial terhadap
audit delay.
Nilai signifikan untuk variabel tingkat profitabilitas (ROA) adalah 0.146
berada lebih dari 0.05, sehingga dalam penelitian ini menolak Ha4, dan
menerima Ho4, hal tersebut menunjukkan bahwa variabel tingkat profitabilitas
(ROA) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay.
Hipotesis 5
Ho5: Tidak terdapat pengaruh reputasi auditor secara parsial terhadap
audit delay.
Ha5: Terdapat pengaruh reputasi auditor secara parsial terhadap audit
delay.
Nilai signifikan untuk variabel reputasi auditor (REP) adalah 0.081
berada lebih dari 0.05, sehingga dalam penelitian ini menolak Ha5, dan menerima
Ho5, hal tersebut menunjukkan bahwa variabel reputasi auditor (REP) secara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay.
4. Hasil Uji F
Tabel 9
Hasil Uji F (Uji Simultan)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 3898.461 4 974.615 2.317 .003a
Residual 36596.441 87 420.649
Total 40494.902 91
a. Predictors: (Constant), REP, SIZE, PROFIT, OPINI, ROA
b. Dependent Variable: Audit Delay
Sumber : Data diolah dengan SPSS 17
Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat bahwa:
Ho6: Tidak terdapat pengaruh ukuran perusahaan, laba/rugi operasi, opini auditor,
tingkat profitabilitas, dan reputasi auditor secara simultan terhadap audit delay.
Ha6: Terdapat ukuran perusahaan, laba/rugi operasi, opini auditor, tingkat profitabilitas,
dan reputasi auditor secara simultan terhadap audit delay.
Nilai signifikan adalah 0.003 berada kurang dari 0.05, sehingga dalam penelitian
ini menolak Ho6, dan menerima Ha6, yang berati bahwa terdapat pengaruh dari variabel
bebas (SIZE, PROFIT, OPINI, ROA, REP) secara simultan terhadap audit delay.
5. Pembahasan
Berdasarkan penelitian ini tentang audit delay pada perusahaan LQ 45 tahun
2008-2011 dengan pengukuran terhadap faktor internal (ukuran perusahaan, laba/rugi
operasi, tingkat profitabilitas), dan faktor eksternal (opini auditor, reputasi auditor),
dengan menggunakan analisis regresi berganda, diperoleh hasil penelitian sebagai
berikut:
1. Audit delay yang terjadi pada perusahaan LQ 45 selama tahun 2008-2011, rata-rata
67.97 hari, nilai minimum sebesar 25 hari dimana laporan audit Lippo Karawaci
Tbk tahun 2010 selesai pada tanggal 25 Januari 2011, dan nilai maksimum sebesar
131 hari dimana laporan audit Telekomunikasi Indonesia Tbk tahun 2008 selesai
pada tanggal 11 Mei 2009 . Pada perusahaan LQ 45 ukuran perusahaan tahun 2008-
2011, rata-rata Ln total aset sebesar 17,1768 atau sebesar Rp 1,867,753,280 (dalam
jutaan rupiah), nilai minimum sebesar 15.36 atau sebesar Rp 4,700,318 (dalam
jutaan rupiah), dan nilai maksimum sebesar 20,13 atau sebesar Rp 551,891,704
(dalam jutaan rupiah). Laba/rugi operasi dalam perusahaan LQ 45 tahun 2008-
1011, diketahui bahwa perusahaan yang mengalami laba adalah sebesar 93.5%,
sedangkan perusahaan yang mengalami kerugian sebesar 6.5%. Opini auditor yang
dihasilkan pada perusahaan LQ 45 tahun 2008-2011, diketahui bahwa perusahaan
yang mendapatkan unqualified opinion sebesar 88%, sedangkan perusahaan yang
mendapatkan qualified opinion sebesar 12%. Tingkat profitabilitas dalam
perusahaan LQ 45 tahun 2008-2001 yang diukur dengan ROA menunjukkan rata-
rata ROA sebesar 9.9568, nilai minimum sebesar -62.38, dan nilai maksimum
sebesar 40.67. Reputasi auditor yang digunakan oleh perusahaan LQ 45 tahun
2008-2011, diketahui bahwa perusahaan yang menggunakan jasa auditor
independen yang berafiliasi dengan Big Four adalah sebesar 78.3%, sedangkan
perusahaan yang menggunakan jasa auditor independen yang tidak berafiliasi
dengan Big Four adalah sebesar 21.7%.
2. Faktor Internal (Ukuran Perusahaan, Laba/Rugi Operasi, Tingkat Profitabilitas)
a. Ukuran Perusahaan
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda dan uji hipotesis 1. Ukuran
perusahaan memiliki pengaruh positif dan secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap audit delay, hal tersebut diketahui dengan melihat nilai signifikan 0.028
berada kurang dari 0.05. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Kartika (2009). Namun hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil
penelitian Subagyo (2009).
Diperkirakan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay,
disebabkan perusahaan berskala besar cenderung menghadapi tekanan eksternal
yang lebih tinggi untuk segera menyampaikan laporan keuangan, hal tersebut
dikarenakan perusahaan besar tersebut dimonitor secara ketat oleh investor,
pengawas permodalan, dan pemerintah. Selain itu berdasarkan penelitian Ashton
dan Elliot (1987) menunjukkan bahwa faktor aktiva memiliki pengaruh besar
terhadap audit delay hal tersebut dikarenakan faktor ukuran perusahaan
menggunakan total aktiva dalam kegiatan operasional perusahaan. Pengaruh ini
ditunjukkan dengan semakin besar nilai aktiva perusahaan, maka semakin pendek
audit delay.
b. Laba/Rugi Operasi
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda dan uji hipotesis 2,
laba/rugi operasi (PROFIT) memiliki pengaruh negatif, namun secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap audit delay, hal tesebut diketahui dengan melihat
nilai signifikan0.036 berada kurang dari 0.05. Hasil penelitian ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Kartika (2009) karena jika perusahaan mendapatkan
laba yang tinggi, maka tidak ada alasan bagi perusahaan untuk menunda penerbitan
laporan keuangan auditannya. Alasan lain adalah karena informasi laba perusahaan
dapat digunakan sebagai pengukur prestasi manajemen, dan juga sebagai indikator
efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan
dengan tingkat pengembalian. Jadi, semakin laba suatu operasi perusahaan, maka
audit delay-nya semakin pendek. Namun hasil penelitian ini bertolak belakang
dengan penelitian Imam Subekti (2006), yang berhasil membuktikan bahwa
laba/rugi operasi secara signifikan tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hal ini
berkaitan dengan ketidakstabilan kondisi ekonomi saat ini, dimana kebanyakan
perusahaan yang mengalami kerugian diabaikan dalam pelaporan keuangannya
karena kerugian dianggap sebagai hal yang biasa.
c. Tingkat Profitabilitas
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda dan uji hipotesis 4.
Profitabilitas (ROA) memiliki pengaruh positif, namun secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap audit delay, hal tersebut diketahui dengan melihat
nilai signifikan 0.146 berada lebih dari 0.05. Hasil penelitian ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Kartika (2009). Pada penelitian ini profitabilitas
tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay, hal tersebut dapat dikarenakan
proses audit perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan kecil tidak berbeda
dengan proses audit yang dilakukan oleh perusahaan dengan tingkat keuntungan
yang besar, dimana baik perusahaan yang mengalami tingkat keuntungan besar
ataupun kecil akan cenderung mempercepat proses audit.
3. Faktor Eksternal (Opini Auditor, Reputasi Auditor)
a. Opini Auditor
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda dan uji hipotesis 3. Opini
auditor memiliki pengaruh negatif, namun secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap audit delay, hal tersebut diketahui dengan melihat nilai signifikan 0.049
berada kurang dari 0.05. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Kartika (2009), karena perusahaan yang menerima unqualified opinion
cenderung tepat waktu di dalam penerbitan laporan keuangan audit karena hal
tesebut dianggap good news sehingga perusahaan tidak akan menunda publikasi
laporan keuangannya. Sebaliknya, perusahaan yang mendapatkan qualified opinion
akan menunjukkan audit delay lebih lama karena proses pemberian opini auditor
melibatkan negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang lebih
senior dan perluasan ruang lingkup.
b. Reputasi Auditor
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda dan uji hipotesis 5.
Reputasi auditor memiliki pengaruh negatif, namun secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap audit delay, hal tersebut diketahui dengan melihat
nilai signifikan 0.081 berada lebih dari 0.05. Hasil penelitian ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Kartika (2009). Hasil penelitian ini berbeda dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Subekti (2005), bahwa audit delay dipengaruhi
secara signifikan oleh ukuran KAP. Perusahaan yang menggunakan jasa auditor
independen yang berafiliasi dengan Big Four membutuhkan waktu audit yang lebih
singkat, dibandingkan dengan perusahaan yang menggunakan jasa auditor
independen yang tidak berafiliasi dengan Big Four. Namun penelitian ini
menghasilkan bahwa reputasi auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap audit
delay, hal ini bisa disebabkan baik KAP yang berafiliasi dengan Big Four ataupun
KAP yang tidak berfiliasi dengan Big Four ingin memberikan pelayanan jasa audit
yang semakin baik. Seperti yang terdapat dalam penelitian Subagyo (2009) bahwa
KAP Non The Big Four sudah meningkatkan jumlah sumber daya manusianya dan
sudah meningkatkan kinerjanya dalam melaksanakan perencanaan waktu
penyelesaian audit.
4. Secara simultan seluruh variabel, baik faktor internal (ukuran perusahaan, laba/rugi
operasi, tingkat profitabilitas), dan faktor eksternal (opini auditor, reputasi auditor),
berpengaruh signifikan terhadap audit delay, hal tersebut diketahui dengan melihat
nilai signifikan 0.03 berada kurang dari 0.05.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji t (parsial) dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan antara Ukuran Perusahaan, Laba/Rugi Operasi, dan Opini Auditor
terhadap audit delay. Sedangkan berdasarkan hasil uji F (simultan), semua variabel
independen yaitu Ukuran Perusahaan, Laba/Rugi Operasi, Opini Auditor, Tingkat
Profitabilitas, dan Reputasi Auditor secara bersama-sama berpengaruh terhadap audit
delay.
Saran
1. Bagi Perusahaan
Perusahaan diharapkan mampu memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi audit delay sehingga tidak terjadi keterlambatan. Pemilihan
Manajemen Perusahaan harus mampu mengefektifkan kinerja keuangan maupun
non keuangannnya sehingga dapat mencapai tujuan perusahan dengan efektif
dan efisien.
2. Bagi Penelitian Lanjutan
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya sebaiknya periode
penelitian yang digunakan ditambah sehingga menghasilkan informasi yang
lebih mendukung. Jumlah sampel yang digunakan dapat ditambah dan dapat
diperluas ke beberapa sektor perusahaan. Variabel yang digunakan dapat
ditambah dengan variabel-variabel lain diluar variabel yang telah digunakan
dalam penelitian ini. Sehingga dapat lebih menambah pemahaman mengenai
audit delay di Indonesia.
Implikasi
Implikasi dari hasil penelitian ini, yaitu:
1. Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi penulisan selanjutnya yang
berhubungan dengan audit delay.
2. Penelitian ini dapat memberikan informasi bagi pemakai laporan keuangan
dalam rangka membantu pengambilan keputusan.
3. Penelitian ini dapat menjadi informasi bagi auditor, tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi audit delay. Auditor independen dapat memberikan
informasi kepada perusahaan tentang faktor yang mempengaruhi audit delay,
sehingga perusahaan dapat memberikan perhatian lebih terhadap faktor yang
mempengaruhi audit delay. Sehingga audit delay diharapkan dapat
berkurang.
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Elder & Beasley. 2001. Auditing dan Pelayanan Verifikasi Pendekatan Terpadu.
Edisi Kesembilan. Jakarta : PT Indeks Kelompok Gramedia.
Ashton, Robert H., John J. Willingham, dan Robert K. Elliot. 1987. An Empirical
Analysis of Audit Delay, Journal of Accounting Research 25(2)Autumn:275-292.
Baridwan,Zaki. 2004. Intermediate Accounting. Edisi Kedelapan. Cetakan Pertama.
Yogyakarta : BPFE.
Carslaw, C.A.P.N. dan S.E. Kaplan. 1991 An Examination of Audit Delay: Further
Evidence from New Zealand. Accounting and Business Research 22(85):21-32.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Halim, Varianada. 2000. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay: Studi Empiris
Perusahaan-perusahaan di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Akuntansi
2(1):63-75.
Haron, H, B. Hartadi, dan E. Subroto. 2006. Analysis of Factors Influencing Audit Delay
(Empirical Study at Public Companies in Indonesia). Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia 6(1):95-121.
Hossain, M.A. dan P.J. Taylor. 1998. An Examination of Audit Delay: Evidence from
Pakistan. Working Paper, unpublished.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Kartika, Andi. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Di Indonesia:
Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar di Bursa Efek
Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. 16(1): 1-17.
Lestari. Dewi. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay: Studi
Empiris Pada Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Skripsi. Universitas Diponegoro – Semarang.
Rachmawati,Sistya. 2008. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan
Terhadap Audit Delay dan Timeliness. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 10(1): 1-
10.
Sarwono, Jonathan. 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Edisi 1.
Yogyakarta : Penerbit ANDI.
Sekaran, Uma. 2003. Research Methods For Business. New York: John Wiley & Sons,
Inc.
Soetedjo, Soegeng. 2006. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Log (ARL).
9(2): 77-92.
Subekti, Imam. dan N.W. Widiyanti. 2004. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
Audit Delay di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi VII:991-1002.
Sulistyo S, Joko. 2011. 6 Hari Jago SPSS. Cetakan Kedua. Yogyakarta : Cakrawala.
Syafri Harahap, Sofyan. 2011. Teori Akuntansi. Edisi Revisi 11. Jakarta : PT Grafindo
Persada.
Wirakusuma, Made Gde. 2004. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rentang Waktu
Penyajian Laporan Keuangan ke Publik. Simposium Nasional Akuntansi VII:
1202-1222.
www.idx.co.id diakses pada tanggal 26 Juli 2012