Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS IN SILICO DAN PENGHAMBATAN LEVEL EKSPRESI mRNA
SEL PANC1 SENYAWA 5,5’-DIBROMOMETILSESAMIN
IN SILICO ANALYSIS AND INHIBITION OF PANC1 CELLS mRNA
EXPRESSION LEVEL OF 5,5'-DIBROMOMETHYLSESAMIN
COMPOUND
ANDRI ANUGRAH PRATAMA
P2501215003
PROGRAM STUDI FARMASI PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
ii
ANALISIS IN SILICO DAN PENGHAMBATAN LEVEL EKSPRESI mRNA
SEL PANC1 SENYAWA 5,5’-DIBROMOMETILSESAMIN
Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar magister
Program Studi
Farmasi Herbal Medicine
Disusun dan diajukan oleh
ANDRI ANUGRAH PRATAMA
Kepada
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Yang bertandatangan di bawah ini :
NAMA : ANDRI ANUGRAH PRATAMA
NOMOR MAHASISWA : P2501215003
PROGRAM STUDI : FARMASI HERBAL MEDICINE
JUDUL TESIS : ANALISIS IN SILICO DAN PENGHAMBATAN
LEVEL EKSPRESI mRNA SEL PANC1
SENYAWA 5,5’-DIBROMOMETILSESAMIN
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-
benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan hasil karya
sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain.
Apabila dikemudan hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian
atau keseluruhan tesis ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima
sanksi atas perbuatan tersebut.
Makassar, Agustus 2017
Yang menyatakan
Andri Anugrah Pratama
v
PRAKATA
Alhamdulillah, segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
atas segala karunia dan ridha-Nya, sehingga tesis ini dapat diselsaikan
dengan baik.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Yusnita Rifai,
S.Si., M.Pharm., Ph.D., Apt sebagai Ketua Komisi Penasehat dimana
dalam kesibukan aktivitasnya beliau selalu menyempatkan membimbing
dan memberi arahan mulai dari awal hingga selesainya tesis ini. Terima
kasih juga penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Hj. Asnah Marzuki, M.Si.,
Apt sebagai komisi penasehat.
Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih banyak kepada kedua
orang tua penulis atas bantuan berupa dukungan moril dan materi dalam
menyelesaikan tesis ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Gemini Alam, M.Si., Apt. sebagai Dekan Fakultas
Farmasi Universitas Hasanuddin.
2. Ibu Dr. Latifah Rahman, DESS., Apt. sebagai Ketua Program Studi
Magister Farmasi Universitas Hasanuddin.
vi
3. Bapak Prof. Dr. H. Tadjuddin Naid, M.Sc., Apt., Bapak Subehan,
M.Pharm.Sc., Ph.D., Apt. dan Muhammad Aswad, M.Pharm.Sc.,
Ph.D., Apt sebagai komisi penguji yang telah memberikan masukan
dan saran dalam penyusunan tesis ini.
4. Teman-teman angkatan 2015 (Genome) yang telah berjuang bersama
dalam menempuh pendidikan pascasarjana.
5. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tesis
ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan, sehingga saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan penulis untuk perbaikan dan pengembangan kedepannya
Akhir kata, semoga tesis ini dapat membantu dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dalam bidang farmasi.
Makassar, Agustus 2017
Andri Anugrah Pratama
vii
ABSTRAK
Andri Anugrah Pratama. Analisis in silico dan penghambatan level
ekspresi mRNA sel PANC1 senyawa 5,5’-dibromometilsesamin (dibimbing
oleh Yusnita Rifai dan Asnah Marzuki).
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan docking dan pemodelan
molekul senyawa 5,5’-dibromometilsesamin yang memiliki afinitas
terhadap reseptor SMO (4O9R) serta melakukan analisa Real Time PCR
untuk mengetahui mekanisme penghambatan mRNA senyawa 5,5’-
dibromometilsesamin terhadap reseptor aktif berdasarkan hasil docking.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa docking molekul 5,5’-
dibromometilsesamin memberikan afinitas pada 4O9R dengan Docking
score -7.8500 dan terikat dengan residu asam amino yang sama pada
cyclopamine yaitu Glu518 yang berarti 5,5’-dibromometilsesamin mampu
menempati posisi yang sama dengan cyclopamine. Hasil pengukuran
qRT-PCR menunjukkan penurunan level ekspresi mRNA PANC1 pada
kelompok perlakuan cyclopamine 1 µM, 5,5’-dibromometilsesamin 0,5 µM
dan 5,5’-dibromometilsesamin 1 µM yang berbeda signifikan dengan
kelompok kontrol negatif (p < 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa
mekanisme kerja 5,5’-dibromometilsesamin mungkin menyerupai
mekanisme kerja cyclopamine namun perlu penelitian lebih lanjut.
Kata kunci : 5,5’-dibromometilsesamin, docking, Real Time PCR, PANC1.
viii
ABSTRACT
Andri Anugrah Pratama. In silico analysis and inhibition of PANC1 cells
mRNA expression level of 5.5'-dibromemethylsesamine compound
(supervised by Yusnita Rifai and Asnah Marzuki).
This study aimed to perform docking and molecules modeling of
5.5'-dibromemethylsesamine compound suspected of having affinity to
SMO receptor (4O9R) and performing Real Time PCR analysis to
determine the mechanism of mRNA inhibition of 5.5'-
dibromemethylsesamine compound against active receptors based on the
docking result. The results showed that docking molecule of 5.5'-
dibromomethylsesamine had showed the best affinity to 4O9R with
Docking score -7.8500 and bound the same amino acid residues in
cyclopamine that is Glu518, which means 5.5'-dibromomethylacsamine
capable of occupying the same position with cyclopamine.. The results of
qRT-PCR analysis showed decreased levels of PANC1 mRNA
expressions in the treatment group of cyclopamine 1 μM, 5.5'-
dibromemethylsesamine 0.5 μM and 5.5'-dibromemethylsesamine 1 μM,
which were significantly different from the negative control group (p <0.05).
This suggests that the mechanism of action of 5.5'-dibromomethylsamine
may resemble the mechanism of action of cyclopamine but needs further
investigation.
Keywords : 5.5'-dibromomethylsesamine, docking, Real Time PCR,
PANC1.
ix
DAFTAR ISI
PRAKATA v
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
DAFTAR SINGKATAN xiv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
A. 5,5’-dibromometilsesamin 6
B. Jalur Sinyal Hedgehog (Hh) 9
C. Reseptor Smoothened 13
x
D. Docking Molekuler 15
E. Polymerase Chain Reaction 17
F. Kerangka Teori 20
G. Kerangka Konseptual 21
H. Hipotesis 21
BAB III METODE KERJA 22
A. Rancangan Penelitian 22
B. Waktu dan Lokasi Penelitian 22
C. Alat dan Bahan 22
D. Prosedur Kerja 23
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 29
A. Hasil Pengamatan 29
B. Pembahasan 30
BAB V PENUTUP 39
A. Kesimpulan 39
B. Saran 40
DAFTAR PUSTAKA 41
LAMPIRAN 44
xi
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Hasil docking molekul cyclopamine dan 5,5’-dibromosesamin pada
reseptor 4O9R 29
2. Hasil pengukuran level ekspresi mRNA PANC1 30
xii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. 5,5’-dibromosesamin 7
2. Sesamin 8
3. Cyclopamine 8
4. Jalur pensignalan Hedgehod pada vertebrata 10
5. Validasi docking ligan asli (native ligand) terhadap 4O9R 32
6. Interaksi cyclopamine dengan reseptor 4O9R 33
7. Interaksi 5,5’-dibromometilsesamin dengan reseptor 4O9R 34
8. Grafik hasil pengukuran level ekspresi mRNA PANC1 37
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Skema kerja docking molekul 44
2. Skema kerja kultur sel dan sintesis cDNA 45
3. Skema kerja ekstraksi RNA 46
4. Skema kerja analisis real time PCR 47
5. Perhitungan level ekspresi PANC1 48
6. Analisis statistik hasil pengukuran level ekspresi mRNA PANC1 54
xiv
DAFTAR SINGKATAN
cDNA : Complementary Deoxyribonucleic Acid
GLI : Glioma
Glu : Glutamat
Hh : Hedgehog
MOE : Molecular Operating Environment
PTCH : Patch
PCR : Polymerase Chain Reaction
RNA : Ribonucleic Acid
SMO : Smoothened
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode in vitro dan in vivo termasuk metode yang lazim digunakan
dalam proses penemuan obat. Dengan kemajuan teknologi saat ini, komputer
kemudian menawarkan suatu metode in silico, yaitu suatu metode yang
menggunakan kemampuan komputer dalam proses merancang obat, sebagai
komplemen dari in vitro dan in vivo. Kemampuan komputasi yang meningkat
secara eksponensial ini merupakan peluang mengembangkan simulasi dan
kalkulasi dalam merancang obat baru (Pranowo, 2011).
Penemuan obat baru melibatkan proses sintesis dari beberapa struktur
kimia yang sulit, perlu ketelitian dan sistematis. Pada saat ini sangat
dimungkinkan untuk menyelesaikan permasalahan dalam bidang teknik dan
desain baru dalam proses kimia dengan menggunakan metode komputasi
(Reddy et al, 2007 dan Pranowo, 2011). Kimia komputasi merupakan disiplin
ilmu yang menerapkan metode matematika dalam menghitung sifat molekuler
atau untuk mensimulasi kelakuan dari molekul (Waterbeemd et al, 1997).
Pendekatan in silico ini terus berkembang hingga memperoleh popularitas
besar dan telah menjadi bagian dari penelitian industri dan akademik yang
mengarahkan pada desain obat dan penemuan (Reddy et al, 2007).
2
Desain obat merupakan proses iterasi yang dimulai dengan penentuan
senyawa yang menunjukkan sifat biologi penting dan diakhiri dengan langkah
optimasi, baik dari profil aktivitas maupun sintesis senyawa kimia. Kombinasi
antara strategi mensintesis dan uji aktivitasnya menjadi sangat rumit dan
memerlukan waktu yang lama untuk sampai pada pemanfaatan obat. Dengan
kemajuan di bidang kimia komputasi, peneliti dapat menggunakan komputer
untuk mengoptimasi aktivitas, geometri dan reaktivitas, sebelum senyawa
disintesis secara eksperimental. Hal ini dapat menghindarkan langkah
sintesis suatu senyawa yang membutuhkan waktu dan biaya mahal, tetapi
senyawa baru tersebut tidak memiliki aktivitas seperti yang diharapkan.
Teknik komputasi dapat digunakan sebagai pelengkap dan petunjuk serta
menggantikan perhitungan eksperimen sehingga mampu mengurangi jumlah
waktu dan biaya yang diperlukan dalam penelitian untuk membawa ide dari
skala laboratorium ke aplikasi praktis. (Pranowo, 2011).
Pemodelan molekuler merupakan teknik penyelidikan struktur dan sifat
molekul menggunakan kimia komputasi dan teknik visualisasi grafis dalam
menampilkan gambaran tiga dimensi dalam sistem kimia (Pranowo, 2009).
Perangkat lunak seperti HyperChem dapat memberikan fasilitas yang
memadai untuk menampilkan bentuk molekul, vibrasi ikatan antar atom
dalam spektra infra merah dan dinamika perubahan struktur molekul akibat
pengaruh sistem reaksi. Salah satu aplikasi kimia komputasi yang cukup
memadai untuk digunakan dalam penemuan obat adalah Molecular
3
Operating Environment (MOE) yang dikembangkan Chemical Computing
Group. Pada aplikasi Molecular Operating Environment (MOE) dapat
dilakukan Docking molekuler, yaitu simulasi secara komputasi untuk
memprediksi ikatan antara obat/ligan dan reseptor/protein.
5,5’-Dibromometilsesamin merupakan senyawa sintetik baru yang
merupakan turunan dari senyawa sesamin, dengan cara brominasi yakni
pemberian gugus metil Br pada sesamin (Husain, 2014). Sesamin merupakan
lignin, yaitu kandungan utama pada wijen (Sesamum indicum L.). Sesamin
memiliki beberapa aktivitas biologis seperti pengurangan serum dan kadar
kolesterol hatiserta serum trigliserida dengan meningkatkan oksidasi asam
lemak hati; terlibat dalam penekanan hipertensi; pencegahan stroke;
meningkatkan kadar γ-tokoferol; menurunkan produksi endotoxin-induced
interleukin (IL)-1β, prostaglandin E2 (PGE2), dan tromboksan B2;
meningkatkan produksi IL-6; menghambat 7,12-dimetilbenzantrasena yang
diinduksi karsinogenesis payudara dan menghambat pertumbuhan berbagai
neoplastik sel. Dengan demikian, sesamin dipercaya dapat mencegah kanker
dan penyakit kronis lainnya (Lim et al, 2012).
Signal Hedgehog (Hh) merupakan jalur yang berperan mengatur
beberapa proses yang terlibat dalam pertumbuhan dan perkembangan serta
etiologi kanker (Xu, 2009). Jalur Signal Hedgehog (Hh) merupakan mediator
kunci dalam proses perkembangan embrio dan pemeliharaan jaringan
dewasa (Rifai et al, 2010). Jalur Hh merupakan jaringan yang sangat
4
terkoordinasi dan terintegrasi yang pada dasarnya terdiri dari protein Hh
(Sonic Hh, Indian Hh dan Desert Hh), reseptor transmembran Patched
(Patched1 dan Patched2), protein transmembran Smoothened (Smo), dan
faktor transkripsi gen Glioma (GLI1, GLI2 dan GLI3) (Kameda et al, 2009).
Cacat atau penyimpangan pada pensinyalan Hh mengarah pada terjadinya
kanker. Dalam sel kanker, pengikatan ligan protein Hh pada reseptor
Patched1 akan meniadakan efek penghambatan pada proto-onkogen
Smoothened yang selanjutnya akan mengaktifkan faktor transkripsi GLI (Rifai
et al, 2010). Oleh karena itu, SMO dan GLI dapat dijadikan sebagai target
terapi dalam penemuan obat antikanker.
Berdasarkan uraian diatas, maka hal ini yang mendasari perlunya
dilakukan analisis in silico dan molekuler senyawa 5,5’-dibromometilsesamin
terhadap beberapa reseptor.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apakah senyawa 5,5’-dibromometilsesamin memiliki afinitas terhadap
reseptor SMO berdasarkan hasil docking molekul ?
5
2. Bagaimana mekanisme penghambatan secara molekuler senyawa 5,5’-
dibromometilsesamin terhadap reseptor yang dihasilkan dari hasil docking
?
C. Tujuan Penelitian
1. Melakukan docking dan pemodelan molekul senyawa 5,5’-
dibromometilsesamin yang diduga memiliki afinitas terhadap reseptor
SMO.
2. Melakukan analisa Real Time PCR untuk mengetahui mekanisme
penghambatan mRNA senyawa 5,5’-dibromometilsesamin terhadap
reseptor aktif yang dihasilkan dari proses docking.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat diperoleh informasi mengenai
mekanisme in silico dan molekuler senyawa 5,5’-dibromometilsesamin
terhadap reseptor aktif dan sebagai pengembangan dalam penemuan obat
baru.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. 5,5’-dibromometilsesamin
5,5’-dibromometilsesamin merupakan senyawa sintetik baru yang
merupakan turunan dari sesamin, dengan cara brominasi yakni adisi gugus
metil Br pada sesamin. Sesamin merupakan lignin, yaitu kandungan utama
pada wijen (Sesamum indicum L.). 5,5’-dibromometilsesamin berbentuk
kristal kasar berwarna jingga kecokelatan dengan bau khas. 5,5’-
dibromometilsesamin larut dalam methanol dan mudah larut dalam air.
(Husain, 2014). Sesamin memiliki beberapa aktivitas biologis seperti
pengurangan serum dan kadar kolesterol hati serta serum trigliserida dengan
meningkatkan oksidasi asam lemak hati; terlibat dalam penekanan hipertensi;
pencegahan stroke; meningkatkan kadar γ-tokoferol; menurunkan produksi
endotoxin-induced interleukin (IL)-1β, prostaglandin E2 (PGE2), dan
tromboksan B2; meningkatkan produksi IL-6; menghambat 7,12-
dimetilbenzantrasena yang diinduksi karsinogenesis payudara dan
menghambat pertumbuhan berbagai neoplastik sel. Dengan demikian,
sesamin dipercaya dapat mencegah kanker dan penyakit kronis lainnya (Lim
et al, 2012).
7
Gambar 1. 5,5’-dibromometisesamin
Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Ester Carolina (2013)
menunjukan bahwa hasil docking molekul senyawa sesamin memiliki ikatan
pose ligan protein dan memiliki hasil scoring yang mendekati kontrol positif
yaitu Cyclopamine. Hasil scoring Sesamin yaitu -75,8 dan Cyclopamine -
73,27. Cyclopamine merupakan senyawa alkaloid yang bersifat antikanker.
Studi menunjukkan Cyclopamine sebagai penghambat jalur Hedgehog (Hh)
dapat menekan proliferasi sel pankreas adekarsinoma dan mengurangi
ekspresi gen yang terlibat signal Hh (PTCH 1 dan GLI1) (Husain, 2014).
8
Gambar 2. Sesamin
Gambar 3. Cyclopamine
9
B. Jalur Signal Hedgehog (Hh)
Jalur signal Hedgehog (Hh) berperan dalam berbagai proses seperti
diferensiasi sel dan perkembangan embrio vertebrata. Hedgehog
merupakan nama dari ligan polipeptida yang diberikan yang ditemukan pada
lalat buah dari genus Drosophila. Molekul signal intraseluler ini disebut
Hedgehog karena mutasi yang menyebabkan aktivitas yang tidak terkontrol
dari lalat buah sehingga memiliki penampilan dentikel yang memiliki “duri”
dan “rambut” yang mirip landak (Hedgehog) jika dibandingkan dengan
penampilan normalnya. Jalur ini pertama kali diperkenalkan oleh Christiane
Nüsslein-Volhard dan Eric Wieschaus pada tahun 1908 yang mengisolasi
mutasi pada gen yang mengontrol perkembangan bagian anterior dan
posterior dari Drosophila (Abidi, 2014).
Jalur Hh pada vertebrata terdiri dari reseptor PATCH (PTCH) yang
merupakan protein reseptor 12 transmembran dan protein Smoothened
(SMO) yaitu protein 7 transmembran yang berkaitan pada reseptor
terhubung-protein G. Terdapat tiga famili dari gen Hh pada mamalia, yaitu
Sonic Hedgehog (SHh), Indian Hedgehog (IHh) dan Desert Hedgehog (DHh)
(Arai et al, 2008 & Hosoya et al, 2008). SHh memiliki peran penting selama
perkembangan embrio, mengarahkan pembentukan pola dan menginduksi
proliferasi sel di berbagai jaringan, termasuk sistem saraf pusat (SSP),
anggota badan, somit, kerangka dan kulit (Matise, 1999). Terdapat 2 reseptor
10
PATCH yaitu PTCH 1 dan PTCH 2. Pensignalan hilir dari SMO pada mamalia
dikenal sebagai glioma terkait onkogen-GLI 1, GLI 2 dan GLI 3. GLI 1 dan
GLI 2 merupakan aktivator transkripsi, sedangkan GLI 3 merupakan
repressor transkripsi.
Tanpa adanya ligan Hh, PTCH berada pada membran sel di dasar silia
dan menekan SMO memasuki silia sehingga mencegah inisiasi dari
pensignalan hilir. PTCH bertindak sebagai pompa sterol dan menyingkirkan
oksiterol sehingga menahan jalur inisiasi SMO. GLI 1 bersama dengan SUFU
yang merupakan penekan negatif, mencegah terjadinya transkripsi target gen
GLI dengan demikian menjaga jalur tidak aktif (Gambar 4a).
(a) (b)
Gambar. 4. Jalur pensignalan Hedgehod pada vertebrata (a) tanpa ligan Hh,
(b) dengan ligan Hh
11
Jalur pensignalan Hh dimulai dengan pengikatan ligan Hh pada
reseptor PTCH 1. Hal ini menyebabkan translokasi PTCH 1 dan internalisasi
yang menyebabkan pompa sterol dimatikan memungkinkan oksiterol
menumpuk di sekitar SMO sehingga menghilangkan efek penghambatan
pada SMO. SMO yang diaktifkan kemudian bergerak menuju membran sel
dari silia. Hal ini memicu aktivasi faktor transkripsi GLI dengan cara
membelah dari protein Suppresor of Fused (SUFU) sehingga menghilangkan
efek penghambatannya. GLI yang diaktifkan memasuki nukleus dan
berikatan dengan promotor GLI yang merangsang transkripsi dari gen target
mamalia (Gambar 4b). Gen target ini terlibat dalam proliferasi sel,
perkembangan organ dan perbaikan jaringan. Signal yang terganggu dan
menyimpang dari jalur Hh dapat menyebabkan sejumlah kanker.
Jalur Hh menjadi inaktif pada beberapa jaringan dewasa, tetapi
membantu dalam mengatur sel induk / sel punca dewasa dan terlibat dalam
proses pemeliharaan dan perbaikan jaringan. Reaktivitas yang tidak tepat
dan signal yang menyimpang dalam jaringan dewasa dihubungkan dengan
beberapa kanker pada manusia, seperti karsinoma sel basal (KSB),
meduloblastoma, kanker prostat, kanker paru, karsinoma pankreas dan
leukemia. Oleh karena itu, jalur ini mungkin merupakan terapi yang potensial
untuk pengobatan antikanker baru. Sejumlah perusahaan farmasi aktif
12
mengembangkan obat-obatan yang secara khusus menargetkan signal Hh
untuk melawan penyakit kanker (Abidi, 2014).
Menurut Xu (2009), aktivasi jalur Hh terlibat dalam pengembangan dan
invasi tumor, termasuk karsinoma pankreas. Aktivasi jalur Hh yang tidak
terkontrol terlibat dalam perkembangan dan pemeliharaan adenokarsinoma
pankreas. Penghalangan signal Hh akan menghambat pertumbuhan sel
kanker pankreas. Selain itu, juga diketahui bahwa ekspresi SHH
meningkatkan inisiasi dan pertumbuhan tumor, dan mengurangi kematian sel
tumor. SHH terlibat dalam tumorgenesis pankreas dalam beberapa cara,
dimana pada akhirnya terjadi overekspresi pada Hh menyebabkan
pertumbuhan yang tidak teratur pada sel induk jaringan dan menghasilkan
lesi pre-malignant yang ditandai dengan pertumbuhan sel induk yang tidak
normal dan hiperproliferasi. Hal ini menandakan bahwa signal SHH berperan
penting dalam inisiasi, pertumbuhan dan kelangsungan hidup tumor
pankreas. Kita dapat berhipotesis bahwa agen yang memodulasi aktivitas
jalur ini dapat digunakan sebagai pengobatan kanker pankreas. Blokade atau
penghalangan jalur Hh dapat menjadi strategi terapi yang efektif untuk
mencegah kanker pankreas (Xu, 2009).
SMO dan GLI dapat dijadikan target protein untuk penemuan obat
antikanker. Cyclopamine merupakan inhibitor SMO yang pertama kali diuji
pada manusia. Penghambatan pensignalan Hh dengan cyclopamine
13
meningkatkan kelangsungan hidup pada model tikus rekayasa genetika yang
mengalami kanker pankreas dan membatalkan metastasis sistemik yang
timbul dari xenograft. Cyclopamine dapat menurunkan laju pertumbuhan sel-
sel medulloblastoma tikus baik dalam kultur dan dalam model allograft.
Kadang-kadang kanker dapat terjadi karena mutasi pada jalur signal hilir
seperti amplifikasi GLI. Sehingga dapat juga dijadikan sebagai target
potensial untuk penemuan obat. GANT-61 merupakan antagonis aktivitas
transkripsi GLI 1 pada xenograft kanker prostat manusia. Arsenik trioksida
juga menunjukkan penghambatan pensignalan Hh dengan mengganggu
fungsi dan transkripsi GLI dengan menghalangi penumpukan GLI 2 pada silia
mengakibatkan pengurangan tingkat kestabilan GLI 2 sehingga menghambat
pertumbuhan medulloblastoma pada model tikus. Dengan demikan, target
pensignalan Hh/GLI dapat dijadikan sebagai strategi terapi dalam penemuan
obat antikanker yang efektif (Rubin, 2006; Ara et al, 2008; Heretsch, 2010;
Wang et al, 2014 & Abidi 2014).
C. Reseptor Smoothened
Smoothened (SMO) merupakan reseptor terhubung-protein G dan
dikenal sebagai reseptor 7 transmembran yang berperan dalam
pengembangan embrio vertebrata dan pertumbuhan tumor. Untuk dapat
memahami mekanisme fungsionalnya dan mendesain obat baru dengan
selektivitas dan potensi tinggi, maka sangat diperlukan struktur tiga dimensi
14
protein membran beresolusi tinggi. Dibutuhkan pengembangan metode lebih
lanjut dan pendekatan yang inovatif untuk pengetahuan tentang struktur
protein membran.
Metode alternatif kristalisasi yang dikenal sebagai fase kubik lipidik
(Lipidic Cubic Phase, LCP) merupakan metode untuk menentukan struktur
tiga dimensi dan mekanisme fungsional protein membran. Untuk pertama
kalinya, struktur kompleks SMO dengan antagonis LY2940680 berhasil
ditentukan oleh mikrokristalografi tradisional pada sumber sinkrotron. Struktur
kompleks SMO dengan cyclopamine tidak berhasil ditentukan dengan
menggunakan data sinkrotron karena difraksi yang buruk dari kristal yang
relatif besar.
Pembentukan reseptor smoothened manusia disusun dengan
potongan dari amino-terminal cysteine-rich domain (residues 1–189) dan
carboxy terminus pada Q555, dan thermostabilized Escherichia coli
apocytochrome B562 (BRIL)34 yang tergabung ke dalam intracellular loop 3
(replacing residues from P434 to K440) dihasilkan, diekspresikan dan
dimurnikan. Mikrokristal dengan densitas tinggi dalam LCP dihasilkan dari
pembentukan ΔDCRD-SMO-BRIL-ΔDC secara kompleks dengan
cyclopamine berdasarkan protokol kristalisasi.
15
Molecular replacement dengan program Phaser digunakan untuk
penentuan struktur kompleks SMO cyclopamine. Alternate refinement
dilakukan pada Phenix.refine. Geometri struktur yang sangat bagus yang
diperoleh, sesuai dengan MolProbity server dengan residu 95,6% pada
residu yang favored dan 4,4% pada konformasi Ramachandran yang
disediakan (Weierstall, 2013). Dari penelitian yang dilakukan Wierestall dkk
(2013) diperoleh struktur kompleks tiga dimensi smoothened cyclopamine
yang dapat diunduh dengan kode pdb id 4O9R.
D. Docking Molekuler
Perkembangan teknologi saat ini khususnya dalam eksperimen
komputer yang dilengkapi dengan aplikasi kimia komputasi memiliki peranan
penting dalam penemuan obat baru. Metode komputasi yang dilakukan
dalam penemuan obat yaitu :
1. Desain obat berbasis ligan (ligan-based drug design, LBDD), yaitu
rancangan obat berdasarkan ligan yang sudah diketahui.
2. Desain obat berbasis struktur (Structure-based drug design, SBDD), yaitu
rancangan obat berdasarkan struktur target yang didasarkan pada
struktur target reseptor yang bertanggungjawab atas toksisitas dan
aktivitas suatu senyawa di dalam tubuh.
Metode LBDD memanfaatkan senyawa aktif sebagai landasan dalam
mendesain senyawa baru. Metode LBDD yang umum digunakan yaitu
16
penemuan farmakofor (pharmacophore discovery), QSAR (quantitative
structure-activity relationship) dan docking molekul (molecular docking)
(Pranowo, 2011).
Docking molekul merupakan suatu metode komputasi yang digunakan
untuk memasangkan suatu molekul kecil (ligan) pada bagian sisi aktif dari
enzim (reseptor) dan menggambarkan interaksi dari yang terjadi. Docking
sering digunakan untuk memprediksi orientasi pengikatan molekul kecil calon
obat dengan target proteinnya, memprediksi afinitas dan aktivitas dari
molekul kecil serta melihat geometri tiga dimensi dari senyawa yang terikat
pada sisi aktif protein. Oleh karena itu, docking berperan penting dalam
desain obat rasional (Young, 2009; Mukesh, 2011 & Ferreira et al, 2015).
Pembentukan kompleks protein-ligan non kovalen merupakan subjek dari
docking. Secara termodinamika, kekuatan interaksi antara protein dan ligan
digambarkan dengan afinitas pengikatan atau energi bebas pengikatan
(Gibbs). (Abraham, 2003).
Adapun beberapa jenis docking molekul berdasarkan sifat ligan dan
reseptornya, yaitu :
1. docking dimana reseptor dan ligan keduanya diperlakukan kaku, yaitu
rigid body docking.
2. docking dimana reseptor diperlakukan kaku dan ligan dapat digerakkan
ke segala arah, yaitu flexible ligand docking.
17
3. docking dimana fleksibilitas reseptor dan ligan dipertimbangkan, yaitu
flexible docking.
Pada umumnya prosedur docking yang paling umum dipergunakan
yaitu model flexible ligand docking. Fungsi scoring dapat dikategorikan dalam
tiga kategori, yaitu :
1. berdasarkan fungsi statistik untuk memasukkan aturan yang dianjurkan
dan tidak dianjurkan, interaksi pasangan atom dari eksperimen
penentuan kompleks protein-ligan, yaitu knowledge-based,
2. menjumlahkan interaksi entalpi dan entropi dengan bobot relatif
berdasarkan pengaturan kompleks protein-ligan, yaitu empirical-based,
3. memprediksikan energi bebas pengikatan dari kompleks protein-ligan
dengan penambahan kontribusi individual dari berbagai tipe interaksi,
yaitu force field-based (Kitchen et al, 2004 & Mohan et al, 2005).
D. Polymerase Chain Reaction (PCR)
Reaksi berantai polymerase atau Polymerase Chain Reaction (PCR)
merupakan suatu metode enzimatis yang digunakan untuk melipatgandakan
sekuen nukleotida tertentu secara in vitro. Prosedur untuk melakukan
Polymerase Chain Reaction (PCR) pertama kali diperkenalkan oleh Kary
Mullis pada tahun 1983, yang kemudian memenangkan Hadiah Nobel pada
tahun 1993. Metode ini tidak hanya digunakan untuk memperbanyak atau
mengamplifikasi DNA, tetapi juga dikembangkan dan dimodifikasi sehingga
18
dapat digunakan untuk mengamplifiasi secara kuantitatif molekul-molekul
mRNA yang dikenal sebagai Reverse Transcriptase PCR (RT-PCR) (Dorak,
2006 & Djide, 2012).
Beberapa hal yang mendasari melakukan PCR yaitu DNA cetakan,
oligonukleotida primer, deoksiribonukleotida trifosfat (dNTP), enzim DNA
polymerase dan buffer tertentu. DNA cetakan merupakan fragmen DNA yang
akan diamplifikasi/diperbanyak. DNA cetakan diisolasi dari sel yang kemudian
digunakan dalam membuat salinan nukleotida. Oligonukleotida primer
merupakan suatu sekuen nukleotida pendek oligonukleotida pendek (15-25
basa nukleotida) yang digunakan untuk mengawali sintesis DNA.
Deoksiribonukleotida trifosfat terdiri dari dATP,dGTP, dCTP dan dTTP. Enzim
DNA polymerase merupakan enzim yang digunakan untuk mengkatalis reaksi
sintesa rantai DNA (Djide, 2012).
Tahap melakukan PCR terdiri dari tiga, yaitu denaturasi (denaturation),
penempelan primer (anneling) dan pemanjangan (extension). Langkah awal
dalam melakukan PCR dimulai dari melakukan denaturasi DNA cetakan
(template) pada suhu tinggi yaitu 90-97 ºC selama 1-2 menit, sehingga akan
diperoleh rantai DNA tunggal (single stranded). Selanjutnya suhu diturunkan
pada temperatur 50-60 ºC selama 1-2 menit, sehingga primer akan
menempel (annealing) pada cetakan yang terpisah dan menjadi rantai
tunggal. Primer akan membentuk suatu jembatan hidrogen dengan cetakan
di daerah sekuen yang komplementer dengan sekuen primer. Setelah
19
dilakukan annealing terhadap oligonukleotida primer dengan DNA cetakan,
kemudian suhu dinaikkan menjadi 72 ºC selama 2-5 menit. Pada suhu
tersebut enzim DNA polymerase melakukan proses polimerisasi terhadap
rantai DNA baru. Setelah itu DNA baru akan membentuk ikatan hidrogen
dengan DNA cetakan. DNA rantai ganda yang terbentuk ini, kemudian akan
terdenaturasi lagi karena kenaikan suhu. DNA baru tersebut berfungsi lagi
sebagai cetakan untuk reaksi polimerisasi berikutnya pada siklus selanjutnya.
Reaksi ini biasanya diulangi 25-30 siklus, sehingga pada akhir siklus
diperoleh DNA hasil polimerisasi dengan jumlah yang lebih banyak (Joshi,
2011 & Djide 2012).
20
E. Kerangka Teori
Penemuan Obat baru Metode In silico
Docking molekul 5,5’-
dibromometilsesamin pada beberapa
reseptor
Penelitian :
sesamin memiliki ikatan pose ligan
protein dan memiliki hasil scoring yang
mendekati kontrol positif yaitu
Cyclopamine. Hasil scoring Sesamin yaitu
-75,8 dan Cyclopamine -73,27.
Cyclopamine merupakan senyawa
alkaloid yang bersifat antikanker. Studi
menunjukkan Cyclopamine sebagai
penghambat jalur Hedgehog (Hh) dapat
menekan proliferasi sel pankreas
adekarsinoma dan mengurangi ekspresi
gen yang terlibat signal Hh.
5,5’-dibromometilsesamin
menunjukkan afinitas pada beberapa
reseptor
Dilakukan analisa Real Time PCR
untuk mengetahui mekanisme
penghambatan secara molekuler
21
F. Kerangka Konseptual
Keterangan :
Variabel bebas :
Variabel antara :
Variabel tergantung :
Hubungan variabel bebas :
Hubungan Variabel tergantung :
G. Hipotesis
1. Senyawa 5,5’-dibromometilsesamin memiliki afinitas terhadap reseptor
SMO.
2. Senyawa 5,5’-dibromometilsesamin menghambat mRNA secara
molekuler terhadap reseptor yang dihasilkan dari hasil docking.
5,5’-dibromosesamin
Docking molekuler
pada beberapa
reseptor
Aktivitas inhibisi
mRNA pada sel
PANC1