Click here to load reader
Upload
riyadi-sri-purnomo
View
52
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Analisis Kebutuhan Diklat (2)
Mengelola Diklat dalam Sebuah Sistem
Pembinaan diklat masih banyak mengalami berbagai kendala baik pada
tingkat kebijaksanaan maupun tingkat operasional, seperti standardisasi
kurikulum, profesionalisme staf dan instruktur/pelatih, pembuat kebijakan
diklat pada tahapan analisis kebutuhan diklat dan perencanaan diklat,
anggaran diklat serta manajemen diklat pada tingkat pelaksana. Sedikit
gambaran tentang pengelolaan diklat dalam satu sistem diklat yang
dilaksanakan secara terpadu, professional dan konsekuen terhadap
manajemen diklat yang diputuskan melalui pertimbangan obyektif dan
dipertanggungjawabkan secara professional pula. Semoga bermanfaat
bagi mereka yang berkecimpung di bidang Pengembangan dan
Perencanaan serta Penyelenggaraan Diklat.
Dalam mengelola pendidikan dan pelatihan dikenal adanya Roda
Perputaran Diklat yang bekerja
dalam satu kesisteman, yaitu: Analisa Diklat – Perencanaan Diklat–
Pengembangan Diklat– Pelaksanaan Diklat – Evaluasi Diklat.
Mengelola Diklat menggunakan pendekatan kesisteman pada prinsipnya
harus mampu melaksanakan empat komponen yang sangat mendasar,
yaitu:
a) apa yang dilatihkan (What to train).
b) bagaimana melatihnya (How to train)
c) pelaksanaan latihan (Training)
d) pemeriksaan latihan (Check training)
Keuntungan yang diperoleh dari pendekatan kesisteman diklat antara lain:
a) Diklat diselenggarakan dengan lebih efektif dan efisien.
b) Standardisasi diklat.
c) Fleksibilitas diklat, karena selalu menyesuaikan dengan perubahan.
d) Meningkatnya kualitas diklat.
e) Diklat dilaksanakan dengan lebih akurat, karena setiap diklat selalu
dimulai dengan analisa kebutuhan dan perencanaan secara detail.
f) Keuntungan strategis adalah pegawai yang dilatih dengan baik akan
bertugas dengan lebih efisien.
Analisa Diklat
Analisa diklat menjadi tanggung jawab Pejabat yang berwenang umumnya
berkaitan dengan kepegawaian dan dalam menganalisa suatu jenis diklat
mengembangkan motto sbb:
a) Diklat harus yang terbaik (Training must be the best).
b) Tugas yang diberikan sama dengan pelatihan (Job = Training)
c) Perubahan lingkungan harus diikuti dengan perubahan diklat
(Environment change = training change).
Hasil analisa diklat oleh pejabat yang berwenang akan menentukan
keputusan perlu tidaknya dilaksanakan pelatihan (train or no train).
Analisa Diklat pada prinsipnya adalah membahas kondisi hasil pekerjaan
saat ini (existing job performance) dengan hasil pekerjaan yang diinginkan
(desired job performance). Apabila terdapat kesenjangan antara
keduanya perlu ditempuh strategi manajemen/pelatihan. Kesenjangan
tersebut dapat berkaitan dengan : hasil kerja (job performance),
pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skills), atau sikap/tingkah laku
(behaviour/attitude).
Strategi manajemen ditempuh melalui :
a) revisi kebijakan/prosedur.
b) desain ulang deskripsi pekerjaan.
c) revisi seleksi personel/kriteria rekrutmen dan konseling disiplin
personel.
Setelah ditemukan adanya kesenjangan tersebut, strategi diklat dapat
ditempuh melalui pelatihan dengan menentukan : apa, siapa, bagaimana
dan kapan pelatihan dilaksanakan ( what to train, who to train, how to train
dan when to train).
Perencanaan diklat
Yang dimaksud dengan perencanaan suatu diklat atau pelatihan adalah
menentukan:
a) sasaran-sasaran yang ingin dicapai dalam pelatihan (Course Training
Objectives).
b) petunjuk atau arahan tentang bagaimana dan kapan pelatihan
dilaksanakan serta siapa peserta pelatihan.
c) pengesahan dari pejabat yang berwenang menangani masalah diklat,
khususnya masalah anggaran, waktu dan sasaran yang ingin dicapai.
Metoda pelatihan meliputi : diklat/pelatihan di luar satuan kerja (off-job
training), pelatihan di tempat kerja (on-job training) dan pemberian
pengalaman kerja di satuan kerja (on-job experience).
Pejabat yang berwenang dalam membuat perencanaan diklat adalah
Lembaga/Badan Diklat.
Pengembangan Diklat
Pengembangan merupakan tindak lanjut dan dimulai setelah adanya
dokumen resmi perencanaan diklat. Langkah selanjutnya adalah
menganalisa sasaran-sasaran yang akan dicapai dalam pelatihan guna
menentukan isi (content) pelatihan/kursus. Dalam tahap pengembangan
ini juga ditentukan kurikulum/silabus pelatihan/kursus yang meliputi:
a) Tujuan instruksional secara lebih rinci.
b) Kriteria penilaian (assessment).
c) Cara penyajian
d) Waktu
e) Dukungan
Tahapan pengembangan ini dibuat oleh satuan kerja setingkat di atas
satuan pelaksana diklat
Pelaksanaan diklat.
Pusat pendidikan dan pelatihan sebagai unsur pelaksana program diklat,
namun sering kali juga bertanggung jawab terhadap tugas evaluasi diklat.
Pada umumnya Kepala Pusat Diklat/Sekolah/Unit Pelaksana Diklat harus
memahami:
a) organisasi diklat
b) pendekatan sistem diklat
c) kemampuan personel pelaksana diklat
d) perkembangan dan trend dalam diklat
e) manajemen keuangan diklat
f) kebijakan diklat
Penyelenggaraan diklat yang berhasil banyak bergantung pada
profesionalisme pejabat yang berwenang melaksanakan diklat dan staf
pelatihan. Disamping itu skills di bidang manajemen dan
kepemimpinansangat penting dalam mewujudkan keberhasilan diklat.
Evaluasi diklat
Unsur-unsur yang terkandung dalam evaluasi diklat antara lain:
a) sistematik
b) memuat analisis kritis dari diklat/pelatihan yang sedang berlangsung
dihadapkan kebutuhan individu dan tempat kerja.
c) memberikan indikasi yang jelas bagi kemajuan diklat berikutnya.
Evaluasi dilakukan dengan alasan/pertimbangan:
a) mengidentifikasi kemungkinan untuk pengembangan diklat agar lebih
efektif.
b) mengidentifikasi kemungkinan efisiensi sumberdaya.