Microsoft Word - S59307-Gemala Firyanka.docxNASKAH RINGKAS
DEPOK MEI 2015
Analisis Konsep Kecantikan Geisha dalam Novel Ude Kurabe
Karya Nagai Kafu
Gemala Firyanka (1106078971)
Program Studi Jepang, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Kampus UI,
Depok, 16424,
Indonesia
[email protected]
Abstrak
Ude Kurabe merupakan karya Nagai Kafu yang berlatarkan kehidupan
geisha di Jepang. Karya ini ditunjukkan dengan maksud untuk
menunjukkan kepada pembaca di seluruh dunia mengenai sisi kehidupan
sosok seniwati terkenal yang berasal dari Jepang, yaitu geisha.
Tidak hanya menunjukkan latar kehidupan geisha¸ novel ini juga
memaparkan konsep kecantikan dari geisha. Karya ini akan
menjelaskan konsep kecantikan geisha dalam novel Ude Kurabe karya
Nagai Kafu. Kata kunci : Geisha, Jepang, Konsep Kecantikan, Ude
Kurabe
Analysis of the Concept of Beauty of Geisha in Nagai Kafu’s Ude
Kurabe
Abstract
Ude Kurabe is a novel written by Nagai Kafu set in geisha’s life in
Japan. This novel is published in purpose to explain to readers
around the world the life aspect of Japanese famous artist named
geisha. This novel explains not only the background life of geisha,
but also describes the concept of beauty of geisha. This thesis
will explain the concept of beauty of geisha in Nagai Kafu’s Ude
Kurabe. Keywords: Geisha, Japanese, The Concept of Beauty, Ude
Kurabe
Analisis konsep..., Gemala Firyanka, FIB UI. 2015
1. Latar Belakang
Jepang merupakan negara yang terletak di kawasan Asia Timur.
Seringkali disebut
sebagai Nippon, yang berarti Negara Matahari Terbit. Sebagai salah
satu negara maju di
dunia, Jepang memiliki keunikan serta ciri khas yang meninggalkan
persepsi tersendiri bagi
orang dalam menggambarkannya. Jepang terkenal akan keindahan dalam
alam, keunikan seni
dan budayanya. Geisha, Gunung Fuji, dan bunga Sakura menjadi ciri
khas yang
menggambarkan Jepang di mata dunia sejak negara ini membuka diri
bagi negara asing pada
tahun 1850.
Geisha berasal dari huruf kanji (geisha), yang dalam bahasa Inggris
memiliki arti
artist; art person. Secara harfiah dalam bahasa Indonesia berarti
seorang seniwati. Geisha
adalah seorang seniwati yang memiliki keahlian dalam bidang seni,
yaitu tarian, upacara
minum teh, dan musik. Geisha wanita (Onna Geisha) sebagai wanita
penghibur muncul pada
tahun 1750. Mereka menghibur para tamunya dengan menemani
mengobrol, bernyanyi, serta
menari yang diiringi dengan alat musik tradisional Jepang yang
bernama shamisen ().
Untuk menjadi seorang geisha, harus melalui berbagai tahap sejak
kecil.
Geisha sebagai wanita memiliki kecantikan tersendiri. Kecantikan
pada geisha terlihat
pada tata rias rambut, tata rias wajah, serta pakaian mereka atau
kimono. Dalam merias wajah
serta rambut, dapat terlihat perbedaan-perbedaannya. Misalnya, tata
rambut dan hiasan
rambut seorang geisha yang disebut sebagai kanzashi tiap bulannya
berbeda. Selain itu,
kimono yang digunakan seorang maiko dan geisha pun berbeda.
Penggunaan tersebut
digunakan sesuai dengan musim yang sedang berlangsung di Jepang.
Geisha merupakan ikon
bagi Jepang. Jepang telah menjadikan mereka sebagai ikon negaranya
dengan menampilkan
sosok geisha dalam poster iklan mereka; sejak poster untuk
mempromosikan wisata Jepang
pertama kali dicetak.
Keindahan, keanggunan, serta keunikan geisha tak hanya dituangkan
dalam poster.
Banyak penulis di Jepang yang menjadikan geisha sebagai tokoh utama
dalam karya sastra
mereka, yang kemudian dituangkan dalam bentuk karangan fiksi, salah
satunya dalam bentuk
novel. Nagai Kafu, adalah salah satu dari penulis yang menjadikan
geisha sebagai tokoh
utama.
Nagai Kafu (1879-1959) adalah seorang penulis dan juga seorang
editor
majalah.Hasil-hasil karyanya difokuskan pada tema yang
menggambarkan kehidupan wanita
di zaman Edo (1600-1868) yaitu kalangan geisha, pelacur, dan penari
yang terdapat di distrik
hiburan di Tokyo. Menurutnya, keempat kalangan tersebut
melambangkan perwujudan dari
keindahan dan kekayaan budaya zaman Edo di Jepang. Pada tahun 1914,
ia menikah dengan
seorang penari terkenal bernama Uchida Yae. Menikah dengan seorang
penari, membuat ia
semakin tertarik untuk menulis karya yang mengangkat tentang
kehidupan seorang geisha.
Ude Kurabe, atau Rivalry adalah karyanya yang diterbitkan pada
tahun 1917.
Novel ini berlatarkan pada awal abad ke-20 (sekitar tahun 1920).Isi
dari novel ini
yaitu mengangkat kehidupan geisha di distrik Shimbashi, Tokyo.
Tokoh utama dari novel ini
adalah seorang geisha bernama Komayo, yang berjuang untuk
mempertahankan
popularitasnya di jagat hiburan. Seorang geisha dilarang untuk
memiliki hubungan percintaan
dengan laki-laki. Penggambaran mengenai kehidupan seorang geisha
dapat dilihat dalam
novel Ude Kurabe. Konsep kecantikan dalam geisha ; seperti tata
cara berpakaian, dan tata
rias rambut seorang geisha yang berbeda-beda akan menjadi
penelitian penulis.
2. Metodologi Penelitian
2.1 Masalah Penelitian
Masalah penelitian artikel jurnal ini adalah konsep kecantikan
geisha yang terdapat
dalam novel Ude Kurabe karya Nagai Kafu.
Variabel dalam artikel jurnal ini adalah variabel univariat.
Variabel utamanya
merupakan konsep kecantikan geisha yang ada pada novel Nagai Kafu
berjudul Ude Kurabe.
Unit Analisa dalam artikel jurnal ini adalah penggunaan tata rambut
serta kimono yang
digunakan oleh tokoh-tokoh geisha yang digunakan dalam alur cerita
novel tersebut.
2.2 Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana konsep kecantikan geisha yang digambarkan oleh Nagai
Kafu
dalam novelnya yang berjudul Ude Kurabe?
2.3 Metode Penelitian
mengumpulkan sumber-sumber data yang berkaitan dengan penelitian,
kemudian
berdasarkan dari sumber data yang telah diperoleh, kemudian
dibuatlah suatu penelitian
Analisis konsep..., Gemala Firyanka, FIB UI. 2015
deskriptif analisis, yaitu dengan menguraikan sumber-sumber data
yang telah diperoleh,
setelah itu menganalisis data-data tersebut.
Tahap awal dari penelitian ini adalah mencari sejarah geisha,
tahap-tahap untuk
menjadi seorang geisha, konsep kecantikan seorang geisha, serta
penulis akanmenganalisis
konsep kecantikan geisha yang digambarkan oleh Nagai Kafu dalam
novelnya yang berjudul
Ude Kurabe.
3. Isi
` 3.1 Sejarah dan Perkembangan Geisha hingga Tahun 1930-an
Geisha adalah sebutan bagi seorang seniwati.Kata geisha berasal
dari huruf kanji
(gei) (sha). Kanji gei () berarti seni dan sha () berarti orang.
Secara literatur, dalam
bahasa Inggris memiliki arti artist; art person. Secara harfiah
dalam bahasa Indonesia berarti
seorang seniwati. Jadi, geisha adalah seseorang yang memiliki
keahlian dalam bidang seni.
Profesi seorang geisha muncul pada zaman Edo(1600-1850). Pada
awalnya, sosok geisha
diperankan oleh laki-laki. Di tahun 1751, beberapa pelanggan di
sebuah rumah tempat
perjamuan di Shimabara dikejutkan dengan munculnya sosok penabuh
drum wanita (onna
taiko-mochi) ikut serta dalam pesta mereka. Penabuh drum wanita ini
dikenal sebagai geiko
().
Beberapa tahun kemudian di Edo, mulai tampak sosok-sosok wanita
penghibur serupa.
Mereka disebut sebagai onna geisha, atau geisha wanita. Kasen
adalah sosok yang pertama
kali tampil sebagai onna geisha.Ia berasal dari komunitas geisha
bernama Ogiya di
Yoshiwara pada sekitar tahun 1761. Munculnya sosok geisha wanita
perlahan mulai
menggeser jumlah geisha pria. Sejak tahun 1770 hingga 1780, jumlah
geisha wanita
mengalami peningkatan. Jumlah geisha wanita mengalami peningkatan
tajam di tahun 1800
dengan jumlah 143 orang dan geisha pria berjumlah empat puluh lima
orang. Peningkatan
jumlah geisha wanita yang meningkat tajam pada tahun 1800
memberikan pengaruh dalam
penyebutan geisha. Peningkatan ini disebabkan oleh kondisi
perekonomian masyarakat
Jepang pada zaman itu sedang mengalami peningkatan. Selain itu,
meningkatnya masyarakat
kelas menengah di Jepang menjadi salah satu penyebab peningkatan
jumlah geisha wanita di
Jepang.
3.2 Tahapan-tahapan Menjadi Geisha
3.2.1 Shitajikko ()
Shitajikko adalah tahap ketika anak-anak usia belia (di bawah 15
tahun) diseleksi oleh
ibu yang mengurus mereka atau disebut okasan. Proses seleksi ini
merupakan penilaian
apakah mereka pantas atau tidak menjadi seorang geisha.
3.2.2 Shikomisan
Pada tahap ini, para shikomisan akan menjadi pelayan bagi senior
mereka yaitu
!"!!"# (kakak) yang merupakan seorang geisha. Kebutuhan
sehari-hari geisha dipersiapkan
oleh shikomisan. Misalnya, mempersiapkan air untuk mandi,
membersihkan sepatu, dan
membukakan pintu saat geisha masuk dan keluar okiya. Pada tahap ini
pula, mereka akan
mengikuti berbagai pelatihan untuk menunjang karier mereka, seperti
pelatihan dalam
upacara minum teh, bermain alat musik tradisional Jepang, dan
menari.
3.2.3 Maiko ()
Serelah melalui tahap shikomisan, tahap yang selanjutnya dilalui
adalah menjadi
seorang maiko().Kata maiko dalam bahasa Jepang memiliki arti gadis
penari .Geisha
yang sedang magang, atau dalam bahasa Inggris disebut dengan
apprentice geisha adalah
sebutan lain dari maiko. Penggunaan kata maiko lebih sering
digunakan di Kyoto, sedangkan
di Tokyo penyebutan geisha yang sedang magang menggunakan sebutan
hangyoku atau
oshaku. Pada tahap ini, ok!san mengutus maiko untuk mengikuti
geisha yang lebih senior
dari mereka atau !"!!"# pada saat menghibur para tamu di suatu
perjamuan. Saat perjamuan
sedang berlangsung, sebagai seseorang yang sedang magang, maiko
mempelajari bagaimana
tata cara menghibur tamu yang baik dan benar dengan cara mengamati
senior mereka yang
sedang bekerja. Metode belajar dengan mengamati !"!!"# disebut
dengan minarai ().
3.2.4 Mizuage ()
Mizuage adalah proses penyerahan keperawanan kepada salah seorang
pelanggannya.
Untuk menjadi seorang geisha, mizuage adalah suatu tahapan yang
penting dan harus
dilakukan oleh seorang maiko. Mizuageadalah suatu jembatan yang
menghubungi maiko ke
Analisis konsep..., Gemala Firyanka, FIB UI. 2015
tingkat geisha. Jika tidak melakukan mizuage, maka maiko tidak
dapat bertransformasi
menjadi geisha. Dengan melewati tahap ini, seseorang maikoakan
mengalami transformasi
menjadi wanita dewasa. Penyerahan keperawanan tidak dilakukan
secara sembarangan.
Ok!san akan memilih pria yang tepat untuk melakukannya.
3.2.5 Menjadi Geisha
Seorang maiko berubah menjadi geisha pada usia 20 hingga 21 tahun,
saat ok!san
menganggap bahwa maiko telah benar-benar dewasa. Masa pembelajaran
geisha dalam okiya
termasuk menjadi shikomisan dan maiko biasanya berlangsung selama
lima hingga enam
tahun. Pada periode ini, mereka mencari uang untuk membayar
pengeluaran yang digunakan
untuk biaya hidup mereka selama di okiya. Untuk dapat hidup, geisha
memerlukan banyak
uang untuk memenuhi segala kebutuhannya. Mereka memiliki seorang
penyokong, yang
disebut sebagai danna.Danna adalah seorang laki-laki, dan biasanya
sudah menikah.
Pemilihan danna yang cocok bagi seorang geisha ditentukan oleh
ok!san.
3.3 Konsep Kecantikan
Kata cantik identik kepada penggambaran terhadap sosok wanita.
Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, kata cantik merupakan kata yang memiliki
arti elok, bagus, dan
molek, yang menggambarkan bentuk wajah. Kata cantik juga memiliki
arti indah dalam
bentuk dan buatannya. Setiap masyarakat tentunya memiliki konsep
kecantikan tersendiri.
Konsep kecantikan perempuan pada umumnya yaitu sosok yang memiliki
tubuh yang
ramping, berkulit putih, wajah mulus tanpa noda, dan berambut
panjang.
3.3.2 Konsep Kecantikan Wanita Jepang
Konsep kecantikan pada wanita Jepang memiliki konsepnya
tersendiri.Konsep
tersebut adalah memiliki kulit putih yang bersih, halus, dan
terawat, serta bentuk wajah yang
kecil. Selain itu, di Jepang, seseorang dapat dikatakan cantik,
jika ia memiliki mata yang
berkelopak besar dan bertubuh ramping.
3.3.3 Konsep Kecantikan Geisha dan Maiko
Geisha adalah sosok seniwati yang memiliki keindahan dan kecantikan
mereka yang khas
dan berbeda dengan wanita pada umumnya. Seluruh aspek yang
digunakan oleh geisha
diperhatikan kecantikannya, baik dalam tata rambut, tata rias
wajah, kimono, dan sebagainya.
Analisis konsep..., Gemala Firyanka, FIB UI. 2015
3.3.3.1Kimono ()
Penggunaan kimono sudah diterapkan sejak geisha masih menjadi
shikomisan. Hal ini
dilakukan agar mereka terbiasa menggunakan kimono sejak dini.Kimono
yang digunakan
oleh shikomisan adalah kimono sederhana tanpa motif. Ketika
beranjak menjadi maiko,
kimono yang mereka gunakan mengalami perubahan.Ukuran kimono lebih
panjang, dan
terdapat obi untuk mengikatnya. Pada bagian belakang leher, sedikit
terbuka sehingga terlihat
di mata yang memandangnya. Warna kimono yang dipakai oleh maiko
biasanya berwarna
cerah. Pada waktu debutnya menjadi geisha, warna kimono yang
digunakan oleh maiko yaitu
hitam.
Saat sudah menjadi geisha, terdapat perbedaan dalam penggunaan
kimono. Berikut ini
adalah perbedaan motif dan bahan kimono yang digunakan oleh geisha
menurut musim dan
waktu penggunaannya:1
Tabel 1: Perbedaan Motif dan Bahan Kimono Geisha
1 Lesley Downer,
The Secret History of a Vanashing World. (London : Headline Book
Publishing, 2005) hlm 283-285
Waktu
penggunaan
Musim
panas
3.3.3.2 Tata Rias Wajah (Make-up)
Dalam merias wajah, geisha dan maiko memutihkan wajah dengan makeup
warna
putih,berbentuk cair yang disapukan ke wajah mereka. Cairan putih
tersebut digunakan
sebagai “alas” wajah mereka. Agar warna putih dapat menempel dengan
sempurna,
sebelumnya cairan berminyak yang dinamakan bintsuke-abura harus
dioleskan terlebih
dahulu menggunakan kuas khusus ke area wajah, dada, dan bagian
belakang leher (tengkuk).
Pada bagian tengkuk leher, ada bagian yang dibiarkan tidak diolesi
cairan putih tersebut.
Untuk kegiatan sehari-hari (bekerja), dibentuk dua garis yang tidak
diolesi, sedangkan saat
acara atau kegiatan khusus, bentuk garis yang tidak diolesi
sebanyak tiga garis.Setelah
Musim
gugur
Analisis konsep..., Gemala Firyanka, FIB UI. 2015
mengolesi cairan putih ke wajah, leher, serta dada, bedak pun
digunakan untuk
menyempurnakan cairan tersebut agar menempel lebih sempurna dan
tahan lebih lama.Cara
penggunaan bedak yaitu memakai spons khusus dan ditepuk-tepuk ke
area yang diberi alas
pemutih wajah.
3.3.3.3 Kanzashi ()
Rambut adalah salah satu bagian yang diperhatikan oleh geisha dan
maiko.Tidak
hanya wajah, rambut pun perlu dihias dan dipercantik sedemikian
rupa agar
menarik.Kanzashi adalah hiasan rambut yang digunakan oleh geisha
dan maiko. Hiasan
rambut yang utama digunakan oleh keduanya yaitu daikan, yang
letaknya berada di depan
Mata Wajah Gambar
Analisis konsep..., Gemala Firyanka, FIB UI. 2015
sanggul mereka dan berubah sesuai bulannya. Berikut ini adalah
kanzashi yang digunakan
oleh geisha2:
Bulan Juni-
3.3.3.5 Tata Rambut
Rambut pada geisha adalah salah satu bagian yang diperhatikan oleh
mereka.Tata
rambut yang digunakan adalah shimada dan gingko-leaf. Berikut
adalah tata rambut yang
digunakan oleh geisha:
Jenis Tata
Rambut
2 Aihara Kyoko,
Geisha: A Living Tradition .(Carlton Books : 2005), hlm.66
Analisis konsep..., Gemala Firyanka, FIB UI. 2015
Shimada Rambut digulung tinggi ke atas,
dihiasi kanzashi
gulungan
3.4 Analisis Konsep Kecantikan Geisha dalam Novel Ude Kurabe Karya
Nagai Kafu
3.4.1 Tata Rambut
……
Terjemahan :
Pada saat itu, terdengar bunyi langkah kaki di koridor. “Nee-san,
apakah di sini
ruangannya?”Eda-san duduk dengan sengaja.Pintu terbuka.Ia adalah
Komayo.
Rambutnya digulung dengan sisir berukir berwarna perak, dengan
hiasan rambut
permata.
Berdasarkan kutipan di atas, latar tempat yang dideskripsikan
adalah koridor di
sebuah tempat perjamuan.Komayo, yang merupakan seorang geisha
diundang untuk
Analisis konsep..., Gemala Firyanka, FIB UI. 2015
menemani tamu di sebuah tempat perjamuan.Sedangkan tamunya menunggu
kehadiran
geisha untuk menghibur, atau sekedar menemani mereka mengobrol.Sang
geisha terlihat
sedang menyusuri tempat tersebut sambil mencari ruangan di mana
para tamu menunggunya.
Dari kutipan tersebut, sosok seniwati tersebut rambutnya
dideskripsikan sedang
digulung menggunakan sisir berwarna perak Warna sisir yang
digunakan, dapat diketahui
bahwa latar cerita tersebut berada pada sekitar bulan
Juni-September, karena pada bulan
tersebut, geisha menggunakan sisir berwarna perak. Selain itu, tata
rambut yang digunakan
oleh Komayo adalah shimada. Rambut geisha digulung ke atas.
Meskipun dalam kutipan
tersebut tidak dijelaskan secara rinci tata rambut yang digunakan
oleh Komayo, akan tetapi
dapat diketahui dari hiasan rambut atau kanzashi yang digambarkan
oleh Nagai. Kanzashi
yang digunakan oleh Komayo adalah permata. Pada saat menggunakan
hiasan rambut
tersebut, geisha menggunakan tata rambut shimada.
Ia berusia sekitar tigapuluh tahun. Ia menggunakan model rambut
gingko-leaf, dengan
hiasan rambut dihiasi manik-manik kecil yang terbuat dari kerang.
Kimono yang digunakan
bercorak indah, terbuat dari kain sutra tipis, dengan kerah kimono
berwarna biru-kehijauan
pucat. Jaket haori yang ia gunakan terbuat dari kain sutra berwarna
hitam. Obi terbuat dari
sutra bermotif yang memiliki pengikat yang terbuat
daritembagapolos.Ia hanya
menggunakan satu cincin berlian platinum berukuran sederhana.
Pakaian yang ia gunakan
terlihat mahal, menggambarkan ia adalah seorang geisha
senior.
Analisis konsep..., Gemala Firyanka, FIB UI. 2015
Berdasarkan kutipan di atas, dideskripsikan seorang geisha berusia
tigapuluh tahun.Ia
menggunakan model rambut gingko-leaf, dengan hiasan rambut dihiasi
manik-manik kecil
yang terbuat dari kerang.Tokoh geisha pada penggambaran cerita
tersebut menata rambutnya
dengan membentuk dua gulungan di bagian atas kepala dan dihiasi
dengan kanzashi manik-
manik. Kimono yang digunakan oleh geisha tersebut terbuat dari kain
sutra tipis berwarna
biru-kehijauan pucat. Motif yang digunakan tidak dideskripsikan
secara jelas oleh Nagai.Dari
jenis kain sutra dan warna kimono yang digunakan oleh tokoh geisha
tersebut, dapat
diketahui bahwa latar cerita tersebut berada pada saat musim panas.
Kain sutra tipis dan
warna biru-kehijauan pucat yang ada dalam kimono adalah kimono yang
digunakan pada
musim panas. Selain itu, terdapat penggambaran obi sebagai pengikat
kimono. Obi yang
digunakan terbuat dari kain sutra berwarna hitam bermotif yang
memiliki pengikat yang
terbuat dari tembaga polos. Pada kutipan tersebut, digambarkan
bahwa ia menggunakan satu
cincin berlian platinum berukuran sederhana. Dari penggambaran
tersebut, dapat terlihat juga
bahwa terdapat perbedaan dalam kelas geisha, yaitu geisha tingkat
senior, yang tergambar
dari penggunaan aksesoris yang digunakan oleh geisha yang sudah
senior. Dalam kutipan di
atas, terlihat bahwa tokoh geisha tersebut meggunakan aksesoris
berupa cincin berlian yang
berharga mahal.
4. Kesimpulan
Geisha adalah salah satu ikon yang menggambarkan akan budaya
tradisional Jepang.
Sosok seniwati ini memiliki ciri khas yang membedakan di antara
sosok seniman lainnya.
Geisha adalah seniwati yang lahir pada Zaman Edo (1600-1868).Pada
awal kemunculan
sosok geisha, seniwati ini diperankan oleh laki-laki. Namun, pada
perkembangannya, di
tahun 1751 di Jepang, sosok geisha yang diperankan oleh wanita
mulai bermunculan di
perjamuan-perjamuan. Geisha merupakan salah satu dari penghibur
yang ada dalam bisnis
prostusi di Jepang. Sebagai sosok yang menghibur para tamu di
perjamuan, mereka memiliki
keahlian yang menunjang karier mereka. Keahlian yang dimiliki
tersebut tidak semua
dimiliki oleh para penghibur lainnya. Geisha memiliki keahlian
dalam bidang seni, yang
tidak semua orang bisa melakukannya. Untuk memilikinya, geisha
mengikuti pelatihan sejak
ia masih menjadi shikomisan yang tinggal di okiya. Keahlian bidang
seni yang dimiliki oleh
seniwati tersebut meliputi menari tradisional Jepang, bernyanyi,
melukis kaligrafi Jepang,
dan bermain alat musik tradisional Jepang yaitu shamisen.
Analisis konsep..., Gemala Firyanka, FIB UI. 2015
Keahlian yang dimiliki oleh geisha tidak cukup untuk menunjang
karier mereka di
dunia hiburan Jepang. Persaingan yang cukup ketat di antara geisha
dan seniman lainnya
membuat ia harus menggunakan pakaian, tata rias, serta tata rambut
yang menambah
kecantikan yang menarik perhatian para pelanggannya. Geisha, yang
merupakan sosok
seniwati, memiliki konsep kecantikan tersendiri. Konsep kecantikan
yang dimiliki oleh
mereka berbeda dengan konsep kecantikan wanita pada umumnya. Konsep
kecantikan yang
mereka terapkan diadaptasi dari konsep kecantikan wanita pada zaman
Heian (794-1185).
Konsep kecantikan tersebut meliputi pengaplikasian alas wajah
berwarna putih pada wajah,
pencukuran alis, dan penggunaan pewarna bibir warna merah. Geisha
menggunakan pakaian
tradisional Jepang, yaitu berupa kimono. Dalam penggunannya, jenis
bahan, motif, dan warna
disesuaikan dengan musim yang berlangsung. Hal itu dilakukan agar
nyaman saat digunakan.
Dalam tata rias wajah, geisha dan maiko sama-sama menggunakan alas
wajah berwarna putih.
Namun yang membedakannya adalah penggunaan warna eyeliner pada
mata. Tata rambut
pada geisha terdapat dua jenis model yang sering digunakan oleh
seniwati tersebut. Di
antaranya shimada dan gingko-leaf. Rambut mereka juga dihiasi
hiasan rambut bernama
kanzashi yang disesuaikan dengan bulan yang sedang
berlangsung.
Geisha adalah seniwati yang memiliki keunikan, dan menjadi ikon
bagi Jepang.
Kecantikannya serta keahliannya yang khas membuat banyak penulis
yang ingin mengangkat
cerita mengenai geisha. Salah satu penulis novel tersebut adalah
Nagai Kafu. Ia menerbitkan
novel berjudul Ude Kurabe, yang di dalamnya mengungkap kejadian
kehidupan sehari-hari
geisha. Nagai juga mendeskripsikan konsep kecantikan yang ada pada
tokoh-tokoh geisha
yang terdapat dalam cerita yang ada dalam novelnya. Berdasarkan
analisis konsep kecantikan
geisha dalam novel Ude Kurabe, Nagai memaparkan konsep penggunaan
kimono dan tata
rambut geisha. Penggunaan kimonodalam tokoh geisha yang ia
deskripsikan tidak terlalu
digambarkan secara detail. Ia hanya menggambarkan jenis bahan
kimono yang digunakan
oleh tokoh geisha. Namun, jika dianalisis menurut teori yang
digunakan, dapat diketahui latar
cerita pada saat itu, yang terlihat dari jenis kain pada kimono
geisha. Dalam novel ini, terlihat
bahwa latar cerita berlangsung pada musim panas hingga musim gugur,
karena Nagai sering
menggambarkan tokoh geisha yang menggunakan kimono berbahan kain
sutra tipis (yang
digunakan pada musim panas) serta kimono berwarna gelap (digunakan
saat musim gugur).
Penggunaan tata rambut pada tokoh geisha yang dipaparkan oleh Nagai
sering
menampilkan tokoh yang mengggunakan model rambut shimada dan
gingko-leaf. Model
rambut tersebut adalah model rambut yang umum digunankan pada
geisha. Jika dilihat dari
analisis yang digambarkan dalam novel, Nagai juga tidak
mendeskripsikan secara detail
Analisis konsep..., Gemala Firyanka, FIB UI. 2015
tentang model rambut yang digunakan oleh tokoh geisha. Akan tetapi,
model rambut tersebut
dapat diketahui dari jenis hiasan rambut yang menghiasinya, yaitu
kanzashi. Penggunaan
kanzashi pada tokoh geisha yang digambarkan oleh Nagai disesuaikan
dengan musim yang
sedang berlangsung. Berdasarkan analisa, latar cerita novel
tersebut adalah musim gugur.
Karena, Nagai sering mendeskripsikan hiasan rambut tersebut sebagai
hiasan rambut tokoh
geishanya.
Novel Ude Kurabe karya Nagai Kafu merupakan novel yang menceritakan
tentang
geisha. Dengan membaca novel tersebut, maka sisi kehidupan serta
konsep kecantikan
mengenai sosok seniwati ini dapat dipahami bagi yang
membacanya.
Daftar Referensi Aihara Kyoko, (2005) Geisha: A Living Tradition .
Carlton Books
Lesley Downer, (2000) The Secret History of a Vanashing World.
(London : Headline Book
Publishing, 2005) hlm 283-285
Kafu Nagai, (1983) Ude Kurabe
Kafu Nagai, (2007) Rivalry : A Geisha Tale. English Translation;
translated by Stephen Snyder.
USA : Columbia Press