93
i ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH DASAR NEGERI YOGYAKARTA (KAJIAN JENIS KATA DAN KESALAHAN EJAAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Veronika Mery NIM: 161134052 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2021 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

i

ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU

SEKOLAH DASAR NEGERI YOGYAKARTA

(KAJIAN JENIS KATA DAN KESALAHAN EJAAN)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Veronika Mery

NIM: 161134052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2021

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini peneliti persembahkan untuk:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, yang senantiasa memberikan berkat

dan kemudahan melimpah untuk peneliti.

2. Orangtua peneliti, Ibu Irene Tahir yang selalu mendoakan, memberikan

semangat, dan dukungan dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi.

3. Abang tersayang, Nurbertus Very dan Welhelmus Rery yang selalu

memberikan motivasi dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi.

4. Dyas Shangie Zitta Julipin yang selalu memberikan semangat dan dukungan

agar segera menyelesaikan penyusunan skripsi.

5. Keluarga besar Forum Bedayong yang selalu memberi motivasi dan

dukungan dalam menyelesaikan skripsi.

6. Keluarga besar kelas B angkatan 2016, yang selalu memberikan semangat

dan pengalaman berjuang bersama.

7. Para sahabatku dan sekaligus teman seperjuangan: Mita, Mega, Eva, Octa,

Ardinas, Edo, Mellyn, dan Bipo yang selalu memberikan motivasi agar segera

menyelesaikan penyusunan skripsi.

8. Teman payung skripsi: Bowo, Kiki, Elin, Eka, Cahya, dan Intan yang selalu

membantu dan bekerja sama dalam penyusunan skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

v

MOTTO

Ketakutan akan kegagalan akan lebih besar daripada rasa percaya diri

Namun jangan jadikan rasa tidak percaya dirimu menjadi alasan untuk tidak

bergerak maju karena yang dibayangkan lebih menakutkan daripada kenyataan

ketika kita sudah melaluinya.

Tidak ada pekerjaan yang susah ketika doa menyertai usaha kita.

Setiap pencapaian baik yang kita raih adalah kebanggaan bagi orang yang

menyayangi kita namun akan menjadi rasa dengki bagi mereka yang membenci.

Percaya diri, Berdoa, dan Berusaha.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 5 Maret 2021

Peneliti

Veronika Mery

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Veronika Mery

Nomor Mahasiswa : 161134052

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

DASAR NEGERI YOGYAKARTA (KAJIAN JENIS KATA DAN

KESALAHAN EJAAN)”. Dengan demikian saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun

memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

peneliti.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 5 Maret 2021

Yang menyatakan

Veronika Mery

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

viii

ABSTRAK

ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

DASAR NEGERI YOGYAKARTA (KAJIAN JENIS KATA DAN

KESALAHAN EJAAN)

Veronika Mery

Universitas Sanata Dharma

2021

Latar belakang penelitian ini adalah adanya kecenderungan kesalahan

berbahasa pada penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia dalam bidang kosakata.

Penguasaan kosakata sangat mempengaruhi proses belajar siswa semakin kaya

kosakata yang dimiliki siswa, maka semakin besar pula kemungkinan siswa

terampil dalam berbahasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan

jenis kata dan ejaan dalam karangan siswa kelas IV di salah satu sekolah dasar

negeri Yogyakarta.

Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Subjek dalam

penelitian ini yaitu siswa kelas IV dengan jumlah 15 siswa. Instrumen yang

digunakan adalah human instrument atau instrumen dari peneliti sendiri. Teknik

pengumpulan data menggunakan tes tertulis, observasi, dan wawancara.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa kelas IV di salah satu

sekolah dasar negeri Yogyakarta masih kurang dalam penguasaan kosakata.

Kosakata yang dikuasai oleh siswa yaitu pada jenis kata benda dengan persentase

sebanyak 35%, kata kerja dengan persentase sebanyak 34%, kata sifat dengan

persentase sebanyak 8,2%, kata hubung dengan persentase sebanyak 8,8%, dan

kata depan dengan persentase sebanyak 14%. Dengan demikian, kosakata yang

dikuasai dengan baik oleh siswa yaitu pada jenis kata benda dan kata kerja.

Sedangkan jenis kata yang paling rendah dikuasai siswa yaitu pada jenis kata sifat

dan kata hubung. Selanjutnya kesalahan ejaan yang terdapat dalam karangan

siswa yaitu kesalahan kata tidak baku dengan persentase sebanyak 72%,

kesalahan huruf kapital dengan persentase sebanyak 16%, kesalahan tanda baca

dengan persentase sebanyak 4%, dan kesalahan kata depan/imbuhan dengan

persentase sebanyak 8%. Dengan demikian siswa masih sangat kurang dalam

penguasaan kata baku.

Kata kunci: Penelitian Kualitatif, kosakata, jenis kata, kesalahan ejaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

ix

ABSTRACT

VOCABULARY ANALYSIS OF IV GRADE STUDENTS IN ONE OF

YOGYAKARTA STATE SCHOOLS (STUDY OF WORD TYPES AND

SPELLING ERRORS)

Veronika Mery

Sanata Dharma University

2021

The background of this research was the tendency of language errors in

the application of Indonesian spelling rules in the field of vocabulary. Mastery of

vocabulary greatly affects learning process of students more vocabulary students

have, then greater posibility of students becoming skilled in language. This study

aims to determine errors in the types of words and spelling in the essays of fourth

grade students at one of the Yogyakarta state elementary schools. This study aims

to determine errors in the types of words and spelling in the essays of fourth

grade students at one of the Yogyakarta state elementary schools.

The type of research used was descriptive qualitative. The subjects in this

study were 15 grade students. The instrument used is a human instrument or

instruments from the researcher. Data collection techniques used written tests,

observation, and interviews.

The results of this study indicate that grade IV students in one of the

Yogyakarta state elementary schools are still lacking in vocabulary mastery. The

vocabulary mastered by the students was in the types of nouns with a percentage

of 35%, verbs with a percentage of 34%, adjectives with a percentage of 8.2%,

conjunctions with a percentage of 8.8%, and prepositions with a percentage of as

much 14%. Thus, the vocabulary that the students mastered was the types of

nouns and verbs. While the lowest type of words mastered by students were the

types of adjectives and conjunctions. Furthermore, the spelling errors contained

in the students' essays were non-standard word errors with a percentage of 72%,

capital letters errors with a percentage of 16%, punctuation errors with a

percentage of 4%, and prepositions / affix errors with a percentage of 8%. Thus

students are still lacking in mastering standard words.

Keywords: Qualitative Research, vocabulary, types of words, spelling mistakes.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan atas ke hadirat Tuhan Yesus Kristus yang

telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Analisis Kosakata Siswa Kelas IV di Salah

Satu Sekolah Dasar Negeri Yogyakarta (Kajian Jenis Kata dan Kesalahan

Ejaan)” ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD),

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, di Universitas Sanata Dharma.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat dibuat dengan baik karena doa

dan dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan

terima kasih kepada semua pihak yang membantu dan memberikan doa serta

dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini. Peneliti ingin mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Tuhan Yesus yang senantiasa membimbing dan memberikan rahmat

kesehatan selama proses penyusunan skripsi.

2. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar.

4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

5. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., dan Brigitta Erlita Tri Anggadewi,

S.Psi., M.Psi., selaku dosen pembimbing I dan II yang selalu memberikan

arahan, saran, dorongan, perhatian, dan motivasi dalam menyusun skripsi.

6. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik yang

setia membimbing dan memantau sejauh mana perkembangan akademik

peneliti setiap semester.

7. Sekretariat Program Studi PGSD Universitas Sanata Dharma yang telah

memberikan bantuan dan pelayanan penelitian dengan baik.

8. Segenap dosen dan karyawan Prodi PGSD Universitas Sanata Dharma yang

telah membantu dalam kelancaran penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

xi

9. Salah satu sekolah dasar negeri di Yogyakarta yang telah memberikan izin

kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.

10. Kepala sekolah dan guru salah satu sekolah dasar negeri di Yogyakarta yang

telah bersedia membantu penelitian.

11. Teman-teman kelas B PGSD angkatan 2016 dan seluruh pihak yang tidak

bisa peneliti ucapkan satu per satu dalam membantu proses penelitian hingga

selesai.

Peneliti mengucapkan syukur atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak

sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Peneliti menyadari bahwa

dalam skripsi ini masih banyak kekurangan. Demi kesempurnaan skripsi ini,

peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dan mohon maaf jika terdapat

kesalahan dalam penyusunan skripsi.

Yogyakarta, 5 Maret 2021

Peneliti

Veronika Mery

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................. iv

HALAMAN MOTTO ................................................................................................ v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...................................................

vii

ABSTRAK .................................................................................................................. viii

ABSTRACT................................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................... x

DAFTAR ISI .............................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian............................................................................................ 4

E. Asumsi Penelitian ............................................................................................. 5

F. Definisi Operasional ......................................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................................... 6

A. Kajian Pustaka.................................................................................................. 6

1. Pengertian Kosakata ..................................................................................... 6

2. Pengertian Analisis ....................................................................................... 7

3. Pengertian Menulis ....................................................................................... 8

4. Pengertian Karangan..................................................................................... 8

5. Pengertian Jenis Kata .................................................................................... 15

6. Analisis Ejaan ............................................................................................... 17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

xiii

B. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................................... 24

C. Kerangka Berpikir ............................................................................................ 28

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................ 30

A. Jenis Penelitian ................................................................................................. 30

B. Setting Penelitian .............................................................................................. 31

1. Subjek Penelitian .......................................................................................... 31

2. Objek Penelitian ..................................................................................... 31

3. Tempat Penelitian ......................................................................................... 31

4. Waktu Penelitian .......................................................................................... 31

C. Desain Penelitian .............................................................................................. 32

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 36

1. Observasi...................................................................................................... 36

2. Wawancara ................................................................................................... 37

3. Tes ............................................................................................................... 37

E. Instrumen Penelitian ......................................................................................... 37

1. Pedoman Wawancara.................................................................................... 38

2. Pedoman Observasi ...................................................................................... 38

3. Instrumen Tes ............................................................................................... 39

F. Validitas Instrumen Penelitian........................................................................... 41

G. Teknik Analisis Data ........................................................................................ 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................ 43

A. Hasil Penelitian ................................................................................................ 43

1. Observasi...................................................................................................... 43

2. Wawancara ................................................................................................... 44

3. Hasil Analisis Karangan Siswa ..................................................................... 47

B. Pembahasan ...................................................................................................... 52

BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 59

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 59

B. Keterbatasan Penelitian..................................................................................... 60

C. Saran ................................................................................................................ 60

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 62

LAMPIRAN ............................................................................................................... 64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

xiv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................... 76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-kisi Wawancara .................................................................................................... 38

Tabel 3.2 Tabel Kisi-kisi Observasi ............................................................................................. 39

Tabel 3.3 Instrumen Analisis Jenis Kata ...................................................................................... 39

Tabel 3.4 Instrumen Analisis Kesalahan Ejaan ............................................................................ 40

Tabel 3.5 Keterangan Warna ....................................................................................................... 42

Tabel 4.1 Hasil Observasi Siswa Kelas IV ................................................................................... 43

Tabel 4.2 Hasil Wawancara Guru Kelas IV ................................................................................. 45

Tabel 4.3 Hasil Analisis Kosakata Siswa Kelas IV ...................................................................... 47

Tabel 4.4 Urutan Jenis Kata yang Dikuasai Siswa Kelas IV di Salah Satu

Sekolah Dasar Negeri Yogyakarta ..............................................................................

50

Tabel 4.5 Hasil Analisis Kesalahan Ejaan .................................................................................... 51

Tabel 4.6 Persentase Penguasaan Jenis Kata dan Kesalahan Ejaan pada

Karangan Siswa ...........................................................................................................

53

Tabel 4.7 Contoh Kesalahan Penggunaan Kata Tidak Baku ......................................................... 56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Literature Map Penelitian-penelitian yang Relevan ...................................................... 27

Gambar 4.1 Diagram Pie Persentase Penguasaan Jenis Kata ............................................................ 54

Gambar 4.2 Diagram Pie Kesalahan Ejaan ...................................................................................... 55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................................................ 65

Lampiran 2 Surat Pemberian Izin Penelitian ................................................................................... 66

Lampiran 3 Kisi-kisi Wawancara .................................................................................................... 67

Lampiran 4 Kisi-kisi Observasi ...................................................................................................... 68

Lampiran 5 Kisi-kisi Instrumen Tes ................................................................................................ 69

Lampiran 6 Hasil Karangan Siswa .................................................................................................. 70

Lampiran 7 Surat Telah Melakukan Penelitian................................................................................ 74

Lampiran 8 Instrumen Identifikasi Potensi dan Masalah ................................................................. 75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab I memberikan gambaran kepada pembaca mengenai landasan penelitian

ini. Pada bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi penelitian, dan definisi operasional.

A. Latar Belakang

Masalah yang dihadapi di lingkup pendidikan saat ini salah satunya

adalah cara berbahasa yang baik dan benar. Kosakata merupakan salah satu

komponen yang signifikan dalam berbahasa. Tanpa menguasai kosakata,

seseorang tidak akan dapat berbahasa dengan baik, baik dalam berbahasa

lisan maupun tulisan. Berbahasa secara lisan yaitu pembicaraan atau

percakapan dengan mengeluarkan bunyi bahasa dari mulut yang memiliki arti

dan maksud yang dapat dimengerti oleh orang lain, seperti percakapan

langsung, di telepon, drama, film, dan lain-lain. Sedangkan bahasa secara

tulis dapat terjadi dalam berbagai bentuk tulisan seperti dalam surat, fax,

email, memo, brosur, koran, majalah, dan sebagainya.

Bahasa tulisan terjadi karena adanya kesengajaan dari penulis untuk

menyampaikan maksud dan tujuan yang ingin disampaikan secara tertulis

agar diketahui oleh orang lain. Selanjutnya untuk memahami pesan atau isi

dari bahasa tulisan ini, lawan bicara dalam hal ini adalah pembaca dituntut

untuk mengerti bahasa yang digunakan dalam tulisan tersebut. Untuk dapat

memahami suatu bahasa tidak akan terlepas dari penguasaan kosakata.

Seberapa banyak kosakata yang dikuasai seseorang, akan menentukan

seberapa besar pemahamannya terhadap bahasa tulis tersebut. Adapun di

dalam bahasa tertulis akan selalu terkait dengan kegiatan membaca. Ketika

seseorang membaca, jumlah kosakata yang dikuasainya akan menentukan

mengerti atau tidaknya isi dari tulisan yang disampaikan oleh penulis. Agar

mempunyai kemampuan membaca yang baik, penguasaan kosakata serta

penggunaan kata baku dan tidak baku merupakan hal yang sangat penting.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

2

Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Kasno (2004: 1)

menyatakan bahwa kosakata sebagai salah satu materi pembelajaran bahasa

Indonesia di sekolah menempati peran yang sangat penting sebagai dasar

siswa untuk menguasai materi pelajaran. Seandainya kosakata dan kata baku

yang dikuasai kurang, akan banyak kesulitan memahami isi dan pesan dalam

tulisan tersebut.

Menurut Djiwandono (2011: 126) mengemukakan bahwa kosakata adalah

perbendaharaan kata dalam berbagai bentuknya yang meliputi kata-kata lepas

dengan atau tanpa imbuhan dan kata-kata yang merupakan gabungan dari

kata-kata yang sama atau berbeda, masing-masing dengan artinya sendiri.

Kosakata adalah kekayaan kata yang dimiliki seorang pembicara, penulis,

atau suatu bahasa. Kosakata juga merupakan komponen bahasa yang memuat

semua informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa

kosakata adalah semua kata yang terdapat dalam bahasa yang juga merupakan

kumpulan kata yang digunakan seseorang dalam kegiatan berbahasa.

Penguasaan kosakata sangat diperlukan oleh seseorang untuk memahami dan

menggunakan kumpulan kata yang dimilikinya untuk mengekspresikan

pikiran dan rasa dalam berbagai ruang lingkup dalam kehidupan. Kata baku

dan tidak baku sangat berpengaruh dalam sebuah tulisan jika dikaitkan

dengan kesesuaian kata dan bahasa yang terdapat pada Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI). Meskipun demikian, kata baku dan tidak baku biasa

digunakan sesuai pada tempat atau lingkungan tertentu. Contohnya jika di

waktu rapat guru dan wali murid, jelas akan menggunakan bahasa yang baku

berbeda dengan saat di lingkungan bermain bisa saja dengan bebas

menggunakan kata tidak baku. Kata baku sendiri biasa sering digunakan di

lingkungan formal seperti sekolah, tempat kerja, instansi pemerintahan.

Sedangkan bahasa tidak baku biasa digunakan dalam kegiatan sehari-hari

seperti berbicara dengan teman, chatting di sosial media, dan lain-lain.

Tarigan (2015: 2) mengemukakan bahwa kualitas keterampilan berbahasa

seseorang bergantung pada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

3

Semakin kaya kosakata yang kita miliki semakin besar pula kemungkinan

kita terampil dalam berbahasa. Oleh karena itu, pengajaran kosakata di

sekolah menjadi dasar bagi pengembangan keterampilan berbahasa siswa.

Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti

kepada guru wali kelas IV di salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta pada

tanggal 27 Februari 2020, dapat diketahui bahwa siswa dalam penguasaan

kosakata masih kurang. Hal ini dapat dilihat pada saat proses pembelajaran di

kelas dan dari hasil tugas yang dikerjakan oleh siswa. Dari hasil wawancara

dengan wali kelas diketahui bahwa siswa masih kurang dalam penggunaan

bahasa baku dan kesalahan penggunaan tanda baca. Dari wawancara juga

dapat diketahui bahwa pada saat pembelajaran guru menggunakan media

kartu kata dalam praktik pembelajaran. Untuk membuat sebuah tulisan atau

karangan seseorang harus mampu menguasai kosakata yang baik dan benar

dengan tujuan agar orang lain yang membaca tulisan atau karangan dapat

mengerti isi yang terdapat dalam tulisan tersebut. Penggunaan bahasa yang

benar menurut kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) merupakan salah

satu faktor yang sangat penting dalam hal tulis-menulis. Pemilihan kata

berhubungan erat dengan kaidah sintaksis, kaidah makna, kaidah hubungan

sosial dan kaidah mengarang. Kaidah-kaidah ini sangat mendukung sehingga

tulisan dapat lebih terstruktur dan bernilai, serta lebih mudah dipahami dan

dimengerti oleh orang lain. Ketelitian sangat berpengaruh pada kosakata baik

lisan maupun tertulis. Dengan demikian ketelitian sangat diperlukan terutama

dalam penggunaan kosakata seperti saat membuat suatu karangan.

Dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti,

dapat diketahui bahwa siswa kelas IV di salah satu sekolah dasar negeri

Yogyakarta masih terdapat kesalahan penulisan kosakata. Berdasarkan hal

tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “analisis

kosakata siswa kelas IV di salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta

(kajian jenis kata dan kesalahan ejaan)”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

4

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penguasaan jenis kata siswa kelas IV di salah satu sekolah

dasar negeri Yogyakarta berdasarkan PUEBI melalui menulis karangan?

2. Bagaimana kesalahan ejaan siswa kelas IV di salah satu sekolah dasar

negeri Yogyakarta berdasarkan PUEBI melalui menulis karangan?

C. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan penguasaan jenis kata dalam karangan siswa kelas IV di

salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta.

2. Mendeskripsikan kesalahan ejaan dalam karangan siswa kelas IV di salah

satu sekolah dasar negeri Yogyakarta.

D. Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat. Adapun manfaat

penelitian ini ada dua yaitu teoritis dan praktis.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menambah

pengetahuan tentang kosakata yang baik dan benar yang merujuk pada

jenis kata dan kesalahan ejaan dalam sebuah karangan narasi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

1) Siswa dapat memahami kosakata yang benar.

2) Siswa dapat lebih teliti dalam menggunakan kosakata.

b. Bagi guru

1) Guru akan lebih tahu letak kekurangan atau letak masalah yang

menjadi hambatan siswa dalam menggunakan kosakata.

2) Guru akan menemukan ide-ide baru yang bisa diterapkan dalam

proses belajar-mengajar.

3) Guru dapat lebih mudah mengatasi masalah-masalah yang muncul

dalam proses pembelajaran.

c. Bagi peneliti

1) Peneliti akan merasa puas dengan tercapainya tujuan penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

5

2) Peneliti dapat memperoleh pengalaman langsung mengenai jenis

kata dan kesalahan ejaan pada karangan narasi siswa di salah satu

sekolah dasar negeri Yogyakarta.

E. Asumsi Penelitian

1. Minat baca siswa yang kurang sehingga mengalami kesulitan dalam

menulis karangan.

2. Penggunaan kosakata yang kurang tepat dalam menulis karangan

dikarenakan pengaruh dalam berbahasa di lingkungan bermain.

3. Siswa kurang memahami jenis-jenis karangan serta tidak memiliki

pengalaman yang lebih luas dalam menulis karangan.

4. Kurang tertariknya siswa terhadap kosakata baru sehingga mengabaikan

kosakata yang tepat sesuai KBBI.

5. Kurang adanya pendampingan yang tepat kepada siswa dalam menulis

karangan atau menggunakan kosakata sehingga mengalami kesalahan.

F. Definisi Operasional

1. Analisis adalah sebuah langkah penyelidikan yang dilakukan untuk dapat

menemukan kesalahan serta cara pemecahan masalah yang ada pada suatu

peristiwa.

2. Kosakata adalah kata-kata yang mengacu pada makna tertentu, mutlak

dan tidak mudah berubah.

3. Kata adalah satuan komponen yang jika digabungkan dapat membentuk

sebuah kalimat.

4. Ejaan adalah kaidah tulisan dalam menggunakan suatu bahasa atau tulisan

yang berhubungan dengan aturan penulisan kata, unsur serapan dan

penggunaan tanda baca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

6

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II memaparkan kajian pustaka, kajian-kajian teori yang mendukung,

hasil penelitian yang relevan, kerangka berfikir dan hipotesis. Bagian-bagian

tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:

A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Kosakata

Kosakata adalah sebuah himpunan kata yang bisa diketahui oleh

seseorang atau entitas lainnya, atau juga merupakan sebuah bagian dari

salah satu bahasa tertentu. Nurgiyantoro (2014: 338) dalam bukunya

mendefinisikan bahwa kosakata adalah kekayaan kata yang dimiliki

seorang pembicara, penulis, atau suatu bahasa. Kosakata juga merupakan

komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna dan

pemakaian kata dalam bahasa. Kualitas keterampilan berbahasa seseorang

bergantung pada kualitas kosakata yang dimilikinya (Tarigan, 2015: 2).

Semakin kaya kosakata yang dimiliki siswa, maka semakin besar pula

kemungkinan siswa terampil dalam berbahasa. Hal ini sejalan dengan

pendapat yang dikemukakan oleh Nurgiyantoro (2014: 282) bahwa untuk

dapat melakukan kegiatan berkomunikasi dengan bahasa, diperlukan

penguasaan kosakata dalam jumlah yang memadai. Jenis-jenis kosakata

berdasarkan frekuensinya, penggunaan kosakata dibagi menjadi dua

macam yaitu kosakata aktif dan kosakata pasif. Kosakata aktif yaitu

sebuah kosakata yang pada frekuensi penggunaannya sangatlah sering

digunakan di dalam berbicara maupun menulis. Sedangkan kosakata pasif

adalah suatu kosakata yang mana frekuensi penggunaannya sangatlah

jarang digunakan. Contoh kosakata aktif, adalah sebagai berikut:

“Bunga: Kembang – Berkata”

“Matahari – Muka”

“Angin – Wajah”

“Seperti: Sebagai – Tidur”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

13

Contoh kosakata pasif, adalah sebagai berikut:

“Puspa, yaitu: Kusuma – Surya, Mentari”

“Bayu, yaitu: Pawana – Bak, Laksana”

“Kalbu – Sukma”

“Nan – Bahari”

2. Pengertian Analisis

Istilah analisis merupakan bentuk penyempurnaan dari kata analisa.

Analisis atau analisa berasal dari Yunani Kuno “analusis” yang memiliki

arti melepaskan. Dalam bentuk kalimat, analisis diartikan sebagai sebuah

proses pemeriksaan dan evaluasi dari data atau informasi yang kompleks

menjadi bagian-bagian yang lebih kecil untuk mempelajarinya lebih dalam

dan bagaimana bagian-bagian ini berhubungan satu sama lain. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian analisis adalah

penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan perbuatan, dan

sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab musabab,

duduk perkara, atau hal-hal lainnya). Ellis (dalam Setyawati, 2013: 15)

menyatakan bahwa dalam melakukan sebuah analisis terdapat beberapa

langkah yang harus diperhatikan yaitu mengumpulkan sampel kesalahan,

mengidentifikasi kesalahan, menjelaskan kesalahan, mengklasifikasikan

kesalahan, dan mengevaluasi kesalahan. Sehingga susunan tersebut

tampak jelas dan kemudian bisa ditangkap maknanya atau dimengerti inti

permasalahannya.

Berdasarkan beberapa rumusan definisi beberapa ahli dan secara

umum, analisis memiliki sedikitnya tiga fungsi dan tujuan utama. Namun,

secara spesifik, hal ini tergantung pada bagaimana proses penggunaan

analisis. Secara umum, berikut merupakan fungsi dan tujuan analisis.

a. Fungsi Analisis: untuk menguraikan sesuatu menjadi komponen-

komponen kecil yang diketahui hubungan-hubungannya. Kemudian

uraian komponen tersebut dapat lebih mudah dipahami, baik setiap

bagiannya maupun secara keseluruhan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

14

b. Tujuan Analisis: untuk memperoleh pemahaman lebih mendetail

mengenai suatu hal. Pemahaman tersebut nantinya dapat dijelaskan

kepada publik. Sehingga publik dapat mendapatkan informasi

bermanfaat dari analisis tersebut.

Berdasarkan teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa analisis

memiliki fungsi dan tujuan untuk menentukan keputusan. Menentukan

keputusan yang dimaksud adalah pengambilan keputusan berdasarkan

dugaan, teori, atau prediksi dari sesuatu yang sebelumnya telah dipahami

dengan metode analisis.

3. Pengertian Menulis

Menurut Nurudin (2010: 4) dalam bukunya berpendapat bahwa

menulis adalah segenap rangkaian dari kegiatan seseorang dalam rangka

mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis

kepada orang lain agar mudah dipahami. Menulis juga dapat diartikan

sebagai ungkapan atau ekspresi perasaan yang dituangkan dalam bentuk

tulisan. Pengertian menulis secara umum adalah suatu kegiatan

mengungkapkan gagasan pikiran, pengalaman dan pengetahuan ke dalam

bentuk catatan dengan menggunakan aksara, lambang atau simbol yang

dibuat secara sistematis sehingga dapat dengan mudah dipahami. Menulis

merupakan salah satu kegiatan yang kompleks mencakup gerakan jari,

tangan, lengan dan mata secara terintegrasi. Keterampilan menulis juga

merupakan kemampuan motorik.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

menulis adalah sebuah proses dari kreativitas di dalam menuangkan

gagasan dalam bentuk bahasa tulisan.

4. Pegertian Karangan

Menurut Ahmadi (1995: 127) karangan adalah suatu perbuatan atau

kegiatan komunikatif antara penulis dan pembaca berdasarkan teks yang

telah dihasilkan. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Finoza (2008: 228)

bahwa karangan adalah penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur

tentang suatu topik atau pokok bahasan dengan merangkai atau menyusun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

15

kata, frase, kalimat, dan alinea yang dipadukan dengan topik dan tema

tertentu. Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang

untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa

tulis kepada pembaca untuk dipahami. Mengarang dilekatkan kepada

proses kreativitas yang berjenis non ilmiah berbeda dengan menulis,

menulis sering dilekatkannya kepada sebuah proses kreativitas yang

berjenis ilmiah. Lima jenis karangan yang umum dijumpai adalah sebagai

berikut:

a. Karangan Narasi

Karangan narasi merupakan karangan yang mengandung cerita atau

peristiwa yang disajikan dengan urutan waktu yang jelas. Karangan

narasi dibuat untuk dapat membuat para pembaca menjadi terhibur

melalui cerita yang dikemas menarik baik itu yang sifatnya fiksi atau

non fiksi. Cerita di dalam karangan narasi disampaikan secara

kronologis. Karangan narasi biasa dijumpai dalam berbagai karya sastra

tertulis atau prosa, seperti cerpen, novel, roman, dan hikayat. Ciri-ciri

yang dapat membedakan karangan narasi dengan karangan lain adalah

sebagai berikut:

1) Mempunyai isi dalam bentuk cerita atau kejadian.

2) Karangan menyampaikan isi yang dalam bentuk cerita secara

kronologis atau berurutan.

3) Isi karangan narasi berbentuk konflik baik antara tokoh dengan

tokoh lainnya maupun dengan tokoh itu sendiri.

4) Mempunyai unsur pembangun seperti tema, seting, latar, tokoh

dan lain-lain.

Ada tiga jenis karangan narasi, yaitu sebagai berikut:

1) Karangan Narasi Ekspositoris

Karangan narasi ekspositoris yaitu jenis karangan narasi yang

mengandung tentang suatu kejadian yang diceritakan secara

runtut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

16

2) Karangan Narasi Artistik

Karangan narasi artistik merupakan jenis karangan narasi yang

mempunyai tujuan untuk menghibur pembacanya dengan cerita-

cerita yang menarik.

3) Karangan Narasi Sugestif

Karangan narasi sugestif merupakan jenis karangan narasi yang

mengandung suatu cerita yang mempunyai unsur menghibur.

Selain itu, ceritanya mempunyai pesan atau tujuan tertentu di

dalamnya.

b. Karangan Deskripsi

Karangan deskripsi merupakan karangan sebuah karangan yang

menunjukkan suatu objek atau kejadian yang sangat jelas sehingga

seolah-olah pembaca bisa ikut merasakan, melihat atau mengalami

sendiri hal yang dibahas dalam karangan. Karangan deskripsi memiliki

ciri-ciri antara lain sebagai berikut:

1) Karangan menggambarkan sebuah objek yang nyata atau bisa

diterima oleh panca indera.

2) Karangan menunjukkan suatu objek dengan sangat jelas sehingga

membuat pembaca seolah ikut merasakan atau mengalami sendiri

apa yang dijelaskan penulis.

3) Karangan mempunyai sifat objektif, dengan bahasa lain penulis

menunjukkan sebuah objek atau benda secara nyata dan apa

adanya, tidak berpihak.

4) Karangan dibuat dengan metode impresionistis (subjektif),

realistis (objektif) atau sikap penulis.

Tujuan dari karangan deskripsi adalah supaya pembaca dapat

membayangkan atau seolah-olah merasakan atau melihat ke dalam

wacana yang diberikan. Marahimin (1994) menyatakan tujuan dari

karangan deskripsi adalah:

1) Memberikan arahan.

2) Menjelaskan terhadap suatu hal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

17

3) Menceritakan peristiwa.

4) Merangkum.

Beberapa jenis karangan deskripsi antara lain sebagai berikut:

1) Karangan Deskripsi Spatial merupakan jenis karangan deskripsi

yang menunjukkan objek dalam bentuk tempat atau ruang. Penulis

bercerita atau menggambarkan suatu tempat atau ruang menurut

keadaan nyata sehingga pembaca bisa membayangkan dengan jelas

tempat yang dimaksud.

2) Karangan Deskripsi Realistis merupakan jenis karangan deskriptif

yang dijelaskan pada pembaca secara objektif. Cara menyampaikan

karangan secara objektif bisa diartikan bahwa apa yang disampaikan

kepada pembaca lewat karangan adalah nyata apa adanya. Penulis

tidak menerangkan kesan atau opini peribadi terhadap objek yang

diceritakan.

3) Karangan Deskripsi Impresionatis merupakan jenis karangan

deskriptif yang memberikan gambaran suatu objek secara subjektif

atau sesuai dengan apa yang dirasakan dan dilihat oleh penulis.

Pandangan pembaca tidak terlalu diperhatikan penulis.

4) Karangan Deskripsi Artistik atau Impresionitik merupakan karangan

yang memberikan penekanan terhadap tanggapan emosional yang

dirasakan oleh pembaca atau pendengarnya. Ketika menulis

karangan ini penulis berupaya untuk memberikan kesan terhadap

pembacanya.

5) Karangan Deskripsi Ekspositori adalah karangan yang logis, sering

kali penulis hanya mendeskripsikan sebuah objek yang sesuai

dengan apa yang dilihat dan dirasakan oleh penulis saja, tidak

mengutamakan tanggapan emosi atau kesan pembaca.

Dalam membuat karangan deskripsi cara penulisan karangannya

adalah sebagai berikut:

1) Menetapkan tema karangan.

2) Menetapkan tujuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

18

3) Mengumpulkan informasi.

4) Merancang kerangka karangan.

5) Melakukan pengembangan kerangka karangan.

6) Melakukan penyuntingan karangan.

c. Karangan Eksposisi

Karangan eksposisi merupakan jenis karangan yang menjelaskan

atau memaparkan beberapa pengetahuan maupun informasi secara jelas

lebih rinci. Karangan eksposisi sering juga disebut dengan karangan

faktual. Karangan ini mengulas hal konkret menurut penelitian dan

percobaan ilmiah sehingga isi karangan dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya. Karangan eksposisi dilampiri dan didukung oleh data

dalam bentuk fakta, contoh, pendapat pribadi dan lain sebagainya

menjadikan informasi yang disampaikan lebih kuat. Lebih tepatnya,

karangan eksposisi mengandung informasi untuk menambah

pengetahuan pembaca.

Dalam membuat karangan eksposisi, penulis harus tahu perincian

tentang suatu topik yang akan dibahas. Selanjutnya, penulis membagi

perincian tersebut menurut kronologinya. Urutkan kronologis dalam

membuat karangan eksposisi adalah penjelasan tentang proses

terjadinya atau permasalahan yang timbul pada topik, urutan fungsional,

analisis sebab-akibat dan analisis perbandingan. Karangan eksposisi

memiliki ciri-ciri antara lain sebagai berikut:

1) Memberikan dan menerangkan informasi supaya pembaca dapat tahu

dan paham.

2) Memberikan sesuatu kepada pembaca sesuai dengan fakta.

3) Memberikan analisis secara objektif terhadap fakta.

4) Menggambarkan proses dari peristiwa yang terjadi.

5) Mempunyai sifat netral dan tidak ada unsur mempengaruhi atau

memaksa kehendak pembaca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

19

Karangan eksposisi juga memiliki struktur yaitu sebagai berikut:

1) Tesis adalah pembukaan yang mengandung sudut pandang penulis

kepada topik yang hendak dibahas. Tesis bisa berisi teori yang

nantinya akan diulas atau diperkuat oleh argumen.

2) Argumentasi adalah bagian dalam bentuk alasan bukti yang bisa

menguatkan tesis. Argumentasi bisa dalam bentuk pendapat para ahli,

hasil penelitian, atau pernyataan umum yang memiliki dasar

referensi terpercaya.

3) Penegasan ulang adalah akhir dari karangan eksposisi. Penegasan

ulang mengandung simpulan yang menegaskan kembali tesis dan

pembuktian atau penguatan yang ada pada argumentasi.

Langkah-langkah dalam membuat karangan eksposisi adalah sebagai

berikut:

1) Menetapkan tema karangan.

2) Memilih data pendukung yang sesuai dengan tema karangan.

3) Membuat kerangka karangan.

4) Melakukan pengembangan kerangka menjadi sebuah karangan yang

utuh.

d. Karangan Argumentasi

Karangan argumentasi adalah karangan yang memiliki isi pendapat

tentang suatu topik yang ingin disampaikan pada pembaca. Pendapat

yang dituliskan bisa berupa alasan, contoh atau bukti yang nyata.

Karangan argumentasi bertujuan mempengaruhi pembaca agar

mempunyai pandangan atau pemikiran yang sama dengan pandangan

penulis. Karangan argumentasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Kalimat yang meyakinkan pembaca tentang suatu pendapat penulis.

2) Pendapat atau gagasan penulis dilengkapi data, fakta, grafik, gambar,

atau tebel.

3) Tidak memuat kalimat mengandung emosi penulis.

4) Memuat logika serta penalaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

20

5) Terdiri dari tiga bagian utama yaitu pendahuluan, tubuh argumen

(berisi argumen penulis), dan kesimpulan.

Jenis-jenis karangan argumentasi:

1) Karangan argumentasi sebab-akibat

Karangan argumentasi sebab-akibat memiliki isi paragraf yang

diawali dengan beberapa pendapat merupakan sebab. Selanjutnya,

berdasarkan beberapa pendapat tersebut dikerucutkan menjadi

sebuah kesimpulan. Kesimpulan ini adalah efek atau akibat dari

sebab yang dipaparkan sebelumnya.

2) Karangan argumentasi akibat-sebab

Karangan argumentasi akibat-sebab adalah kebalikan dari jenis

karangan sebab-akibat. Karangan ini memiliki isi paragraf yang

diawali dengan pendapat yang berupa akibat. Lalu kemudian pada

bagian akhir dijabarkan penyebab yang menimbulkan akibat tersebut.

Adapun langkah-langkah dalam penulisan karangan argumentasi

yaitu sebagai berikut:

1) Menentukan tema dan topik

2) Menyusun kerangka karangan

3) Mengembangkan kerangka karangan

4) Menyunting karangan

e. Karangan Persuasi

Karangan persuasi adalah tulisan atau karangan yang ditulis dengan

bertujuan untuk mempengaruhi pembaca agar melakukan apa yang

dikatakan penulis dalam tulisannya. Karangan persuasi adalah karangan

yang isinya mengajak, menghimbau atau menarik para pembacanya.

Karangan persuasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Bersifat mengajak.

2) Terkadang menampilkan data pendukung seperti fakta-fakta agar

para pembaca percaya dan melakukan apa yang diminta oleh

penulisnya.

3) Karangan menghindari konflik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

21

5. Pengertian Jenis Kata

Kata adalah rangkaian dari huruf yang menciptakan sebuah arti

tertentu. Berdasarkan KBBI, kata adalah elemen bahasa yang diungkapkan

atau dicatat yang merupakan manifestasi dari pikiran dan rasa agar bisa

dipakai untuk berkomunikasi atau berbahasa. Menurut Waridah (2008:

264) mendefinisikan bahwa kata adalah satuan bahasa terkecil yang dapat

berdiri sendiri dan membentuk suatu makna bebas. Pendapat lain yang

dikemukakan oleh Chaer (2008: 63) bahwa kata merupakan bentuk yang

mempunyai susunan fonologi yang stabil dan tidak berubah dan keluar

mempunyai kemungkinan mobilitas dalam kalimat.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

jenis kata adalah satuan kecil yang jika digabungkan setiap satuan tersebut

membentuk suatu kalimat dengan makna yang lebih luas. Kata

dikelompokkan menjadi kata benda, kata kerja, kata sifat, kata hubung,

dan kata depan.

a. Kata Benda (Nomina)

Menurut Waridah (2008: 270) kata benda adalah kata yang

mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertian.

Penggunaan kata benda lebih dahulu digunakan oleh siswa dari pada

jenis kata lainnya dan jumlah kata benda lebih banyak digunakan siswa

dalam tuturannya karena kelas kata benda sering dijumpai dalam

kehidupan sehari-hari. Berdasarkan kategori sintaks, kata benda tidak

memiliki potensi untuk bergabung tanpa artikel, tetapi potensi untuk

mengawali partikel. Contoh kata benda yaitu bunga, celana, rumah,

kertas, rambut.

b. Kata Kerja (Verba)

Menurut Waridah (2008: 264) mendefinisikan bahwa kata kerja

adalah kata yang menyatakan makna perbuatan, pekerjaan, tindakan,

proses, atau keadaan. Ciri-ciri kata kerja yaitu menempati fungsi

predikat dalam kalimat, didahului kata keterangan (akan, sedang, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

22

sudah), didahului kata ingkar tidak, dipakai dalam kalimat perintah

(khususnya bermakna perbuatan), tidak dapat didahului kata paling.

c. Kata Sifat (Adjektiva)

Waridah (2008: 269) dalam bukunya mendefinisikan bahwa kata

sifat adalah kata yang menerangkan kata benda. Pendapat lain yang

dikemukan oleh Alwi (2003: 171) kata sifat merupakan kata yang

memberikan keterangan yang lebih khusus tentang sesuatu menurut

nomina. Ciri-ciri kata sifat yaitu dapat bergabung dengan partikel (tidak,

lebih, sangat, agak), dapat mendampingi kata benda, dapat diulang

dengan imbuhan se-nya, dapat diawali imbuhan ter-yang bermakna

paling.

d. Kata Penghubung (Konjungsi)

Kata penghubung adalah kata tugas yang menghubungkan dua

klausa, kalimat, atau paragraf. Kata hubung menghubungkan bagian-

bagian ujaran yang setataran maupun yang tidak setataran (Waridah,

2008: 285). Kata penghubung dibagi ke dalam beberapa kelompok

yaitu:

1) Penghubung Koordinatif, memiliki kedudukan setara. Contoh: dan,

atau, tetapi.

2) Penghubung Subordinatif, menggabungkan dua klausa atau lebih

namun bertingkat. Contoh: sesudah, agar, seakan-akan, jika, sebab,

bahwa, dengan, biarpun.

3) Penghubung Korelatif, menghubungkan dua kata, frasa atau klausa

memiliki unsur yang sama. Contoh: bahkan, melainkan, tidak hanya,

demikian, sehingga.

4) Penghubung antar kalimat, contoh: walaupun itu, selanjutnya,

sesudah itu, sebaliknya, namun.

5) Penghubung antar paragraf, contoh: kemudian, oleh karena itu,

bagaimanapun juga, untuk itulah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

23

e. Kata Depan (Preposisi)

Waridah (2008: 283) menyatakan bahwa kata depan adalah kata

tugas yang berfungsi sebagai unsur pembentuk frasa preposisional. Kata

depan berdasarkan bentuknya yaitu kata depan berbentuk kata (di, ke,

dari, bagi, untuk, dalam, guna, pada, oleh, dengan, tentang, karena),

kata depan berbentuk gabungan kata (berbeda dengan, bertolak dari,

mengingat akan, oleh karena, sampai dengan, selain daripada, sesuai

dengan).

6. Analisis Ejaan

Ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulisan yang

distandardisasikan dan mempunyai makna. Menurut Setyawati, (2013: 156)

secara teknis ejaan adalah aturan tulis-menulis dalam menggambarkan

suatu bahasa yang berhubungan dengan penulisan huruf, penulisan kata,

penulisan unsur serapan, dan penggunaan tanda baca. Menurut Suyanto

(2011: 90) ejaan adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana ucapan

atau apa yang dilisankan oleh seseorang ditulis dengan perantara lambang-

lambang atau gambar-gambar bunyi. Menurut pendapat lain Gantamitreka

(2016: 9) ejaan adalah bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam

bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.

Dapat disimpulkan bahwa ejaan adalah aturan tulis menulis dalam

suatu bahasa yang berhubungan dengan penulisan huruf, penulisan kata,

penulisan unsur serapan dan penggunaan tanda baca. Dalam

perkembangannya bahasa Indonesia unsur pelbagai bahasa lain, baik dari

bahasa daerah maupun bahasa asing (Waridah, 2008: 69). Kesalahan ejaan

dapat terjadi jika dalam penulisan atau penggunaan bahasa terdapat

kesalahan tanda baca. Perbedaan konsepsi pengertian tanda baca di dalam

ejaan sebelumnya diartikan sebagai tanda bagaimana seharusnya membaca

tulisan, selain itu terdapat kesalahan dalam penggunaan huruf pada tulisan.

Kesalahan ejaan dan kosakata yang kurang tepat dapat menimbulkan

kesalahan tanggapan pembaca terhadap gagasan yang dikemukakan

Gantamitreka (2016: 179).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

24

Dalam penelitian ini, Peneliti akan meneliti kesalahan penggunaan

ejaan pada kalimat-kalimat di dalam karangan naratif siswa kelas IV di

salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta. Jenis kesalahan yang diteliti

adalah kesalahan kata tidak baku, kesalahan huruf kapital, kesalahan tanda

baca, dan kesalahan kata depan/imbuhan.

a. Kata baku dan kata tidak baku

Bahasa baku digunakan dalam bahasa tulis maupun lisan yang

formal atau resmi. Kata baku adalah kata yang pemakaiannya

disesuaikan pada pedoman atau kaidah bahasa yang sudah ditentukan.

Pada dasarnya kata baku bersumber dari Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI). Kata baku memiliki ciri-ciri khusus yang

membedakannya dengan kata tidak baku, ciri-ciri kata baku diantaranya

sebagai berikut:

1) Kata baku tidak terkontaminasi atau tidak rancu.

2) Kata baku tidak dipengaruhi bahasa asing atau bahasa daerah.

3) Kata baku bentuknya tetap dan tidak berubah-ubah.

4) Kata baku menggunakan imbuhan secara tersurat (eksplisit).

5) Kata baku digunakan pada acara formal atau acara resmi dan tidak

pada percakapan sehari-hari.

6) Kata baku tidak menggunakan majas pleonasme (menambahkan

keterangan tambahan yang tidak diperlukan).

7) Kata baku memiliki arti yang pasti (tidak membingungkan atau

rancu).

Selain ciri-ciri kata baku terdapat juga ciri-ciri kata yang tidak baku.

Ciri-ciri kata tidak baku diantaranya yaitu sebagai berikut:

1) Kata tidak baku biasa digunakan pada percakapan sehari-hari.

2) Kata tidak baku sudah terkontaminasi bahasa asing atau bahasa

daerah.

3) Bentuk kata tidak baku berubah-ubah.

4) Kata tidak baku memiliki makna yang sama seperti kata baku

meskipun pengucapannya berbeda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

25

Berikut adalah contoh dari kata baku yang sering kita temukan

dalam kehidupan sehari-hari, namun masih banyak yang sering keliru

dalam penulisan kata baku tersebut. Contoh: aktif, aktivitas, andal,

apotek, advokat.

b. Huruf kapital

Menurut KBBI, huruf kapital atau juga disebut huruf besar adalah

huruf yang berukuran dan berbentuk khusus yaitu lebih besar daripada

huruf biasa, biasanya digunakan sebagai huruf pertama pada awal

kalimat. Huruf kapital juga digunakan sebagai huruf pertama setiap

penulisan nama-nama orang, nama hari, bulan, tahun dan hari raya.

Huruf kapital memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Memiliki bentuk huruf yang lebih besar dari biasanya

2) Setiap huruf besar memiliki bentuk huruf yang berbeda dari bentuk

huruf biasa.

3) Digunakan sebagai huruf pertama dari kata pertama dalam kalimat.

4) Huruf kapital biasa digunakan sebagai huruf pertama pada kata dan

ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan.

Contoh penggunaan huruf kapital yaitu sebagai berikut:

1) Mellyn akan pergi ke Ketapang pada hari Rabu

2) Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya

3) Tahun Naga adalah salah satu tahun yang dipercaya oleh

masyarakat Tiongkok sebagai tahun yang baik.

c. Tanda baca

Menurut (Chear 2008: 71) tanda baca adalah tanda-tanda yang

digunakan dalam bahasa tulis agar kalimat-kalimat yang kita tulis dapat

dipahami orang persis seperti yang kita maksudkan. Tanda baca terbagi

menjadi 15 jenis (Fitri, 2018: 34) yaitu sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

26

1) Tanda titik (.)

a) Tanda titik digunakan pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan

dan seruan.

b) Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan

detik yang menunjukkan waktu.

c) Tanda titik digunakan pada penulisan singkatan, singkatan gelar,

jabatan, pangkat, dan sapaan.

2) Tanda (,)

a) Tanda koma digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu

perincian atau pembilang.

b) Tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari

induk kalimat, apabila anak kalimat tersebut mendahului induk

kalimatnya.

c) Tanda koma digunakan di antara nama dan alamat, bagian-

bagian alamat, tempat dan tinggal, nama tempat dan wilayah

atau negeri yang ditulis berurutan.

3) Titik koma (;)

a) Tanda titik koma digunakan sebagai kata penghubung untuk

memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk

setara.

b) Tanda titik koma digunakan untuk mengakhiri pertanyaan

perincian dalam kalimat yang berupa frasa atau kelompok kata.

Dalam hubungan itu, sebelum perincian terakhir digunakan kata

dan.

c) Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan dua kalimat

setara atau lebih apabila unsur-unsur setiap bagian itu dipisah

oleh tanda baca dan kata penghubung.

4) Titik dua (:)

a) Tanda titik dua digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap

yang diikuti rangkaian.

b) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

27

c) Tanda titik dua digunakan dalam naskah drama sesudah kata

yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.

5) Tanda hubung (-)

a) Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah

oleh pergantian baris.

b) Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unur kata

ulang.

c) Tanda hubung digunakan untuk memperjelas hubungan bagian-

bagian kata atau ungkapan.

6) Tanda pisah ( – )

a) Tanda pisah digunakan untuk membatasi penyisipan kata atau

kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun utama kalimat.

b) Tanda pisah digunakan di antara dua bilangan, tanggal, atau

tempat dengan arti “sampai dengan” atau “sampai ke.

c) Tanda pisah digunakan untuk menegaskan adanya keterangan

aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi

lebih jelas.

7) Tanda tanya (?)

a) Tanda tanya digunakan pada akhir kalimat tanya.

b) Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan

bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat

dibuktikan kebenarannya.

8) Tanda seru (!)

Tanda seru digunakan untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan

yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan

kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun emosi yang kuat.

9) Tanda elipsis (…)

a) Tanda elipsis digunakan dalam kalimat yang terputus-putus.

b) Tanda elipsis digunakan untuk menunjukkan bahwa dalam suatu

kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

28

10) Tanda petik (“…”)

a) Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan langsung yang

berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.

b) Tanda petik digunakan untuk mengapit judul puisi, karangan,

atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.

c) Tanda petik digunakan untuk mengapit istilah ilmiah yang

kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.

11) Tanda petik tunggal („…‟)

a) Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit makna kata

atau ungkapan.

b) Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan-petikan

yang terdapat di dalam petikan lain.

c) Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit makna, kata

atau ungkapan bahasa daerah atau bahasa asing.

12) Tanda kurung ((…))

a) Tanda kurung digunakan untuk mengapit tambahan keterangan

atau penjelasan.

b) Tanda kurung digunakan untuk mengapit huruf atau kata yang

kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.

c) Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterangan atau

penjelasan bukan bagian utama kalimat.

13) Tanda kurung siku ([…])

a) Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit keterangan

dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.

b) Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit huruf, kata atau

kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat,

atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu

menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang

terdapat di dalam naskah asli.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

29

14) Tanda garis miring (/)

a) Tanda garis miring terdapat pada nomor surat, nomor pada

alamat, dan pada penandaan masa satu tahun yang terbagi

menjadi dua tahun ajaran.

b) Tanda garis miring digunakan sebagai pengganti kata atau,

tiap, dan ataupun.

15) Tanda penyingkat atau apostrof (`)

Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan kata atau bagian

angka tahun.

d. Kata depan/imbuhan

Kata imbuhan adalah bunyi yang ditambahkan pada awal, akhir

maupun tengah kata atau gabungan di antara tiga imbuhan tersebut

membentuk kata baru yang artinya berhubungan dengan kata pertama.

Penggunaan kata imbuhan juga dapat mengubah makna kata. Misalnya,

kata benda jika diberi imbuhan bisa menjadi kata kerja, kata sifat,

begitu juga sebaliknya.

Terdapat beberapa jenis-jenis kata imbuhan yaitu:

1) Awalan atau prefiks adalah imbuhan yang dibubuhkan pada awal

sebuah kata dasar. Contohnya yaitu: ber-, ter-, peN-, per-, se-, meN,

dan ke-.

2) Sisipan atau infiks adalah imbuhan yang terletak di tengah kata

dasar. Contohnya yaitu: el-, -em-, -er-, -e-, dan -in-.

3) Akhiran atau sufiks adalah imbuhan yang terletak pada akhir sebuah

kata. Contohnya yaitu: -kan, -an, -I, dan -nya.

4) Konfiks atau simulfiks adalah akhiran atau awalan yang

pemakainnya sekaligus. Contohnya yaitu: per-an, peN-an, ber-an,

ke-an, dan se-nya.

Kata imbuhan memiliki fungsi sebagai berikut:

1) Membentuk kata benda, yaitu peN-, pe-, per-, ke-, -isme, -wan, -sasi,

-tas, -peN-an, pe-an, per-an, ke-an. Contohnya yaitu pelaut,

wartawan, perawat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

30

2) Membentuk kata kerja, yaitu me-, ber-, per-, ter-, di, -kan, ter-kan,

dan di-i. Contohnya yaitu melaut, berlayar, menaiki, diminum.

3) Membentuk kata sifat, yaitu -I, -wi, -iah, dan -is. Contohnya ilmiah,

manusiawi, agamis.

4) Membentuk kata bilangan yaitu se- dan ke-. Contohnya sepuluh dan

kedua.

5) Membentuk kata keterangan, yaitu se-nya, -nya, -an. Contohnya

yaitu sepertinya, habis-habisan, seindah-indahnya.

B. Penelitian yang relevan

Berdasarkan pengamatan peneliti, diketahui bahwa penelitian serupa

tentang analisis kosakata (kajian jenis kata dan kesalahan ejaan) pernah

dilakukan sebelumnya. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah

sebagai berikut.

Penelitian relevan yang pertama diambil dari penelitian Nofiandari (2015)

dengan judul analisis kesalahan ejaan pada skripsi mahasiswa prodi bahasa

dan sastra Indonesia fakultas bahasa dan seni universitas negeri Yogyakarta.

Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan

teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik baca. Peneliti

menganalisis dan mendeskripsikan kesalahan ejaan yang terdapat pada

beberapa skripsi mahasiswa yang dijadikan sebagai objek penelitian. Hasil

dari penelitian kesalahan ejaan yang dilakukan oleh Nofiandari pada beberapa

skripsi mahasiswa prodi bahasa dan sastra Indonesia universitas negeri

Yogyakarta diperoleh kesalahan sebanyak 247 kasus kesalahan, yang

merupakan:

1. Kesalahan pemakaian huruf kapital berjumlah 8 kesalahan

2. Kesalahan kata depan di dan ke berjumlah 30 kesalahan

3. Kesalahan pemakaian tanda baca berjumlah 209 kasus kesalahan

4. Kesalahan penulisan unsur serapan tidak ditemukan kesalahan.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Yasinta Nofiandari

memiliki beberapa kesamaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

31

membaca dan menganalisis kesalahan ejaan. Namun, yang berbeda adalah

penelitian yang dilakukan oleh Nofiandari meneliti beberapa skripsi

mahasiswa prodi bahasa dan sastra Indonesia universitas negeri Yogyakarta

sedangkan penelitian ini meneliti karangan bebas milik siswa kelas IV di

salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta.

Penelitian yang relevan kedua diambil dari penelitian Fajarya (2016)

dengan judul analisis kesalahan penggunaan ejaan dalam karangan narasi

siswa kelas X SMA swasta Taman Siswa Binjai tahun pelajaran 2016/2017.

Penelitian yang dilakukan bertujuan mendeskripsikan dan mengklasifikasikan

bentuk kesalahan ejaan yang dilakukan siswa dalam karangan narasi siswa.

Penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.

Peneliti meminta siswa kelas X SMA swasta Taman Siswa Binjai membuat

karangan narasi. Peneliti menganalisis kesalahan penggunaan ejaan bahasa

Indonesia di dalam karangan narasi siswa tersebut. Hasil dari penelitian yang

dilakukan oleh Fajarya adalah sebagai berikut:

1. Jumlah kesalahan penggunaan ejaan yang terdapat dalam karangan siswa

mencapai 945 (17,67%) kesalahan dari 5.349 ejaan yang seharusnya

diproduksi. Bentuk kesalahan ejaan dibedakan menjadi enam aspek, yaitu

kesalahan pada tataran penggunaan huruf kapital, penggunaan kata

berimbuhan, penggunaan kata depan, penggunaan unsur serapan,

penggunaan tanda baca titik, dan penggunaan tanda baca koma. Dari

keenam aspek tersebut ditemukan 570 (48,76%) kesalahan huruf kapital,

101 (6,33%) kesalahan penggunaan kata berimbuhan, 83 (31,20%)

kesalahan penggunaan kata depan, 63 (6,16%) kesalahan penggunaan

unsur serapan, 27 (3,57%) kesalahan tanda baca titik, dan 101 (18,70%)

kesalahan tanda baca koma.

2. Kesalahan pada tataran penggunaan huruf kapital merupakan kesalahan

yang paling dominan dilakukan oleh siswa, yaitu mencapai 570 (48,76%)

kesalahan dari 1.169 huruf kapital yang seharusnya diproduksi.

3. Kesalahan penggunaan tanda baca titik yang mencapai 27 (3,57%)

kesalahan dari 756 tanda baca titik yang seharusnya diproduksi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

32

Terdapat perbedaan penelitian yang relevan dengan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti. Perbedaan yang pertama terdapat pada objek yang

diteliti. Pada penelitian yang dilakukan oleh Fajarya objek yang diteliti

adalah siswa kelas X SMA swasta Taman Siswa Binjai, sedangkan objek

yang dilakukan peneliti pada penelitian ini adalah siswa kelas IV di salah

satu SD Negeri Yogyakarta. Perbedaan lain yaitu pada penelitian yang

dilakukan oleh Fajarya terdapat kesalahan penggunaan unsur serapan yang

ikut diteliti. Sedangkan pada penelitian ini tidak menghitung kesalahan

penggunaan pada unsur serapan.

Selain perbedaan terdapat juga kesamaan penelitian yang relevan yang

dilakukan oleh peneliti. Kesamaan yang pertama pada penelitian yang

dilakukan oleh Fajarya dan peneliti lakukan adalah sama-sama

menganalisis karangan siswa, menganalisis dan menghitung kesalahan

huruf kapital, kesalahan pada kata penghubung, kesalahan penggunaan

kata depan, dan kesalahan tanda baca.

Penelitian relevan yang ketiga diambil dari penelitian Najammudin

(2017) tentang analisis kesalahan pemakaian ejaan bahasa Indonesia pada

penulisan karangan narasi siswa kelas VIII MTS. Tujuan penelitian ini adalah

mengetahui jenis kesalahan ejaan yang paling banyak dilakukan siswa dan

untuk mengetahui bagaimana bentuk alternatif pembenahan kesalahan

penggunaan ejaan yang dilakukan siswa kelas VIII MTs. Penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang termasuk dalam

penelitian kebahasaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada

penelitian ini adalah teknik baca.

Hasil penelitian ditemukan kesalahan ejaan pada beberapa karangan

narasi siswa kelas VIII MTs diperoleh kesalahan sebanyak 904 kasus

kesalahan, yang meliputi: kesalahan-kesalahan pemakaian huruf kapital

berjumlah 452 (50%) kesalahan, Kesalahan Penulisan Singkatan 178 (19,7%)

kesalahan, Kesalahan Penulisan Kata Depan di dan ke 164 (18,14%)

kesalahan, Kesalahan Penulisan Kata Ulang 110 (12,67%) kesalahan, dan

Penulisan Unsur Serapan tidak ditemukan kesalahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

33

Terdapat beberapa perbedaan penelitian yang relevan dengan penelitian

yang dilakukan peneliti. Pada penelitian yang dilakukan oleh Najammudin

objek yang diteliti adalah siswa kelas VIII MTs, sedangkan objek yang

dilakukan peneliti pada penelitian ini adalah siswa kelas IV di salah satu SD

Negeri Yogyakarta. Perbedaan lain adalah Najammudin meneliti penulisan

unsur serapan, penulisan kata ulang dan penulisan singkatan. Sedangkan pada

penelitian yang peneliti lakukan tidak meneliti penulisan unsur serapan,

penulisan kata ulang dan kesalahan penulisan singkatan.

Terdapat beberapa persamaan penelitian relevan dengan penelitian yang

dilakukan peneliti yaitu sama-sama meneliti kesalahan penggunaan huruf

kapital, dan kesalahan penggunaan kata depan.

Berikut literature map mengenai tiga penelitian di atas dengan penelitian

yang akan dilakukan oleh peneliti:

Gambar 2.1 Literature Map Penelitian-Penelitian yang Relevan

Gambar 2.1 di atas merupakan literature map penelitian relevan yang

digunakan oleh peneliti. Pertama penelitian yang dilakukan oleh Nofiandari

(2015) dengan judul analisis kesalahan ejaan pada skripsi mahasiswa prodi

Nofiandari (2015) dengan judul

analisis kesalahan ejaan pada skripsi

mahasiswa prodi bahasa dan sastra

Indonesia fakultas bahasa dan seni

universitas negeri Yogyakarta.

Fajarya (2016) dengan judul analisis

kesalahan penggunaan ejaan dalam

karangan narasi siswa kelas X SMA

swasta Taman Siswa Binjai tahun

pelajaran 2016/2017.

Penelitian yang akan dilakukan:

analisis kosakata siswa kelas IV

di salah satu sekolah dasar negeri

Yogyakarta (kajian jenis kata dan

kesalahan ejaan)

Najammudin (2017) tentang analisis

kesalahan pemakaian ejaan bahasa

Indonesia pada penulisan karangan

narasi siswa kelas VIII MTS.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

34

bahasa dan sastra Indonesia fakultas bahasa dan seni universitas negeri

Yogyakarta. Kedua penelitian yang dilakukan oleh Fajarya (2016) dengan

judul analisis kesalahan penggunaan ejaan dalam karangan narasi siswa kelas

X SMA swasta Taman Siswa Binjai tahun pelajaran 2016/2017. Ketiga

penelitian yang dilakukan oleh Najammudin (2017) tentang analisis

kesalahan pemakaian ejaan bahasa Indonesia pada penulisan karangan narasi

siswa kelas VIII MTS.

Berdasarkan ketiga penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti

sebelumnya, peneliti kemudian membuat pembaharuan dengan meneliti

penguasaan penggunaan jenis kata seperti kata benda, kata kerja, kata sifat,

kata depan, dan kata hubung serta menganalisis kesalahan-kesalahan dalam

penggunaan ejaan seperti kesalahan kata tidak baku, kesalahan tanda baca,

kesalahan huruf kapital, dan kesalahan kata depan. Maka dari itu, peneliti

membuat sebuah judul penelitian yaitu analisis kosakata siswa kelas IV di

salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta (kajian jenis kata dan kesalahan

ejaan).

C. Kerangka Berpikir

Pendidikan sebagai wahana untuk saling bertukar ilmu pengetahuan dan

pendapat diharapkan mampu mencerdaskan bangsa dan membangun bangsa.

Melalui pendidikan siswa dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman

dalam berbagai hal. Penguasaan kosakata siswa dapat mempengaruhi kualitas

belajar siswa. Semakin banyak kosakata yang dikuasai siswa, maka semakin

baik pula kualitas siswa baik secara lisan maupun tulisan. Untuk membuat

sebuah tulisan atau karangan seseorang harus mampu menguasai kosakata

yang baik dan benar dengan tujuan agar orang lain yang membaca tulisan

atau karangan dapat mengerti isi yang terdapat dalam tulisan tersebut.

Pemilihan kata berhubungan erat dengan kaidah sintaksis, kaidah makna,

kaidah hubungan sosial dan kaidah mengarang. Kaidah-kaidah ini sangat

mendukung sehingga tulisan dapat lebih terstruktur dan bernilai, serta lebih

mudah dipahami dan dimengerti oleh orang lain. Ketelitian sangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

35

berpengaruh pada kosakata baik lisan maupun tertulis. Dengan demikian

ketelitian sangat diperlukan terutama dalam penggunaan kosakata seperti saat

membuat suatu karangan.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti pada siswa kelas IV

di salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta masih terdapat beberapa siswa

yang masih kurang dalam penggunaan penulisan kosakata yang baik,

sehingga bahasa tulisan yang dihasilkan kurang tertata dengan baik dan sulit

dimengerti oleh orang lain.

Dalam hal ini, guru di sekolah sangat berperan penting dalam mendidik

dan memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa. Kualitas seorang guru

dapat mempengaruhi perkembangan belajar siswa. Guru harus lebih kreatif

dalam menyampaikan materi pelajaran agar siswa bisa dengan mudah

memahami dan tidak bosan dalam mengikuti pelajaran. Selain itu,

kemampuan kosakata serta perkembangan kosakata siswa sangat berpengaruh

pada peranan orang tua siswa. Dengan demikian, orang tua maupun guru

diharapkan mampu memberikan bimbingan dan pengetahuan kepada siswa

dengan tepat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian berasal dari kata “Metode” dan “Logos” metode yang

memiliki arti cara yang tepat untuk melakukan sesuatu dan logos artinya ilmu atau

pengetahuan. Jadi, metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan

menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan. Metode

penelitian merupakan prinsip dasar dalam metode riset yang diterapkan dalam

proses penelitian. Metode penelitian memberi gambaran rancangan penelitian

yang meliputi langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber

data dan dengan langkah apa data-data tersebut diperoleh dan selanjutnya diolah

dan dianalisis.

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian pendekatan

kualitatif dengan tipe deskriptif. Penelitian disebut kualitatif deskriptif karena

peneliti meneliti tulisan yang diperoleh dari subjek penelitian. Menurut

Bogdan & Taylor (dalam Moleong 2008: 4) penelitian kualitatif adalah salah

satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Sedangkan menurut David Williams (dalam Moleong 2008: 5) penelitian

kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan

menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang

tertarik secara alamiah.

Menurut Moleong (dalam Fitrah dan Lutfiah, 2014: 44) penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,

motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan

dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Data pada penelitian deskriptif kualitatif ini diperoleh dengan cara

observasi, wawancara dan tes. Setelah melaksanakan penelitian dengan cara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

31

yang telah ditentukan tersebut, peneliti akan mendapatkan data yang

kemudian digunakan sebagai kesimpulan dari penelitian.

Teknik kualitatif pada penelitian ini dilakukan secara manual dengan

menghitung jumlah jenis kata dan kesalahan ejaan berdasarkan karangan

naratif yang telah dibuat oleh 15 siswa kelas IV di salah satu sekolah dasar

negeri Yogyakarta. Dalam keseluruhan penghitungan jenis kata dan kesalahan

ejaan kemudian dimasukkan pada hitungan persen (%). Teknik pengumpulan

data kualitatif pada penelitian ini dengan menghitung jenis kata (kata benda,

kata kerja, kata sifat, kata penghubung, dan kata depan) yang terdapat dalam

karangan siswa kelas IV. Sedangkan kesalahan ejaan yang dimaksud adalah

jumlah kata tidak baku, kesalahan huruf kapital, kesalahan tanda baca, dan

kesalahan kata depan atau imbuhan yang terdapat dalam karangan siswa kelas

IV.

B. Setting Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah 15 siswa kelas IV di salah satu

sekolah dasar negeri Yogyakarta tahun ajaran 2019/2020.

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah analisis kosakata siswa kelas IV

melalui menulis karangan.

3. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di salah satu sekolah dasar negeri Kabupaten

Sleman, Yogyakarta. Peneliti memilih SD negeri tersebut dikarenakan

lokasi yang strategis bagi peneliti yaitu jarak yang dekat dengan kampus

Universitas Sanata Dharma dan kos peneliti.

4. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2019/2020

selama kurang lebih dua minggu dari akhir bulan Februari hingga awal

bulan Maret. Penyusunan proposal, mengurus perizinan penelitian,

menyusun instrumen observasi dan wawancara, pengambilan data kelas IV

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

32

di salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta, pengumpulan data,

pengolahan data, dan penyusunan laporan.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian jenis kualitatif deskriptif.

Menurut Sugiyono (2011: 15) metode penelitian kualitatif adalah metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk

meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai

instrumen kunci. Pengambilan sampel sumber data dilakukan secara acak

atau random sampling, teknik pengumpulan dengan triangulasi atau gabungan,

analisis data bersifat kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih

menekankan makna daripada generalisasi. Menurut Marguerite (dalam Fitrah

dan Lutfiah, 2014: 45) ciri utama metode penelitian kualitatif adalah

penekanannya pada lingkungan yang alamiah. Hal ini berarti data yang

diperoleh dengan cara berada di tempat dimana penelitian itu dibuat. Secara

holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada

suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai

metode alamiah.

Menurut Whitney (dalam Tarjo 2019: 29) metode deskriptif adalah

pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif

mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta cara yang berlaku

dalam masyarakat pada situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-

kegiatan, sikap, pandangan, serta proses yang sedang berlangsung dan

mempengaruhi suatu fenomena. Menurut Winartha (2006: 155) metode

analisis deskriptif kualitatif adalah menganalisis, menggambarkan, dan

meringkas berbagai kondisi, situasi dari berbagai data yang dikumpulkan

berupa hasil wawancara atau pengamatan mengenai masalah yang diteliti

yang terjadi dilapangan. Hal ini selaras dengan pendapat yang diungkapkan

oleh Anggito & Setiawan (2018: 11) metode penelitian kualitatif deskriptif

adalah sebuah penulisan laporan berupa kutipan-kutipan data atau fakta yang

diungkap di lapangan untuk memberikan dukungan terhadap apa yang

disajikan dalam laporannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

33

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

penelitian kualitatif deskriptif adalah jenis penelitian yang disusun sejak awal

guna mengetahui hasil data yang dituju atas suatu keadaan. Pada penelitian

ini, peneliti menggunakan desain penelitian menurut Sugiyono (2017: 218).

1. Rumusan Masalah 2. Kajian Teori

3. Masuk Objek Penelitian 4. Analisis

5. Kesimpulan Reduksi Menurai

Penjelajaan

Umum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

34

Prosedur penelitian di atas menurut Sugiyono (2017: 218) dimodifikasi

serta disesuaikan oleh peneliti sehingga menjadi seperti di bawah ini:

Berdasarkan prosedur penelitian yang telah dimodifikasi maka peneliti

menjabarkan langkah-langkah penelitian sebagai berikut:

1. Rumusan Masalah

Pada penelitian ini peneliti telah menentukan rumusan masalah yang akan

dibahas lebih lanjut yaitu tentang jenis kata dan kesalahan ejaan yang

terdapat pada karangan siswa. Peneliti kemudian akan menganalisis jenis

kata dan kesalahan ejaan melalui karangan yang telah siswa buat. Pada

rumusan masalah peneliti menunjukkan adanya unsur-unsur yang menjadi

alasan peneliti untuk melanjutkan penelitian ini.

2. Landasan Teori

Berdasarkan rumusan masalah yang peneliti temukan maka peneliti juga

memiliki landasan yang kuat untuk meneliti tentang analisis jenis kata dan

kesalahan ejaan melalui karangan siswa. Peneliti menggunakan beberapa

teori yang relevan untuk menjadi dasar serta bayangan tentang penelitian

yang akan dilakukan.

Rumusan Masalah

Landasan Teori

Pelaksanaan Wawancara

dan Observasi

Pelaksaan Pengambilan

Data

Analisis

Kesimpulan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

35

3. Pelaksanaan Wawancara dan Observasi

Selanjutnya, peneliti melakukan pelaksanaan wawancara dan observasi

untuk mengetahui kondisi tempat yang akan diteliti serta mengetahui

sekilas luasnya pemahaman subjek yang ingin diteliti dengan masalah

yang akan diteliti. Pada pelaksanaan wawancara dan observasi ini, peneliti

melakukan wawancara dengan guru kelas yang berkaitan dengan

pemahaman kosakata siswa. Kemudian, peneliti melakukan observasi

berupa pengamatan terhadap kondisi sekitar sekolah, kondisi kelas, proses

belajar mengajar, dan mengamati komunikasi baik guru dan siswa maupun

komunikasi dan relasi antar siswa di kelas.

4. Pelaksanaan Pengambilan Data

Pelaksanaan pengambilan data yang dimaksud pada penelitian ini yaitu

peneliti mengambil data berupa karangan bebas yang telah siswa buat.

Pada proses pengambilan data, peneliti terjun langsung dalam kelas ketika

jam pembelajaran Bahasa Indonesia dan memberikan arahan meminta

siswa untuk membuat karangan bebas yang mana pada karangan bebas

tersebut ditulis nama serta kelas dan kemudian dikumpulkan kepada

peneliti.

5. Analisis

Setelah semua karangan siswa terkumpul peneliti melakukan analisis

sesuai cara analisis data yang telah peneliti tentukan sebelumnya.

Berdasarkan analisis terhadap jenis kata dan kesalahan ejaan melalui

karangan siswa maka peneliti dapat melihat kemampuan siswa dalam

penggunaan jenis kata dan peneliti dapat mengetahui kesalahan ejaan yang

terdapat pada karangan siswa.

6. Kesimpulan

Dari langkah-langkah tersebut kemudian peneliti dapat menarik

kesimpulan berdasarkan hasil yang telah diteliti sesuai proses yang peneliti

lakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

36

D. Teknik Pengumpulan Data

Data kualitatif pada penelitian ini berupa data validasi oleh dosen ahli,

guru bahasa Indonesia sekolah dasar, dan siswa. Peneliti melakukan

pengumpulan data yang nantinya dapat membantu menemukan data yang

dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan. Peneliti melakukan

pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan tes. Dengan melakukan

teknik pengumpulan data tersebut dapat terlihat kesalahan kosakata pada

karangan yang telah dibuat siswa terkhusus pada karangan narasi.

1. Observasi

Observasi adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan

maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah

fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui

sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan

untuk melanjutkan suatu penelitian. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa

Indonesia) observasi adalah peninjauan secara cermat. Menurut Sugiyono

(2013: 235) observasi adalah suatu cara untuk memperoleh data dari

tangan pertama dengan mengamati orang dan tempat pada saat dilakukan

penelitian. Data-data yang diperoleh dalam observasi itu dicatat dalam

suatu catatan observasi. Kegiatan pencatatan dalam hal ini adalah

merupakan bagian daripada kegiatan pengamatan. Data-data yang

diperoleh dalam observasi itu dicatat dalam suatu catatan observasi.

Kegiatan pencatatan dalam hal ini adalah merupakan bagian daripada

kegiatan pengamatan. Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono 2013: 235)

menyatakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks,

suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian

berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan

bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan cara

melakukan pengamatan secara langsung kepada para siswa kelas IV di

salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

37

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan antara dua orang atau lebih dan

berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara

adalah untuk mendapatkan informasi yang tepat dari narasumber yang

terpercaya. Wawancara dilakukan dengan cara menyampaikan sejumlah

pertanyaan dari pewawancara kepada narasumber. Sugiyono (2013: 224)

dalam bukunya mendefinisikan bahwa wawancara merupakan teknik

pengumpulan data dimana pewawancara (peneliti atau yang diberi tugas

melakukan pengumpulan data) dalam mengumpulkan data mengajukan

suatu pertanyaan kepada yang diwawancarai. Teknik wawancara yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara berdialog secara

langsung kepada guru kelas IV di salah satu sekolah dasar negeri

Yogyakarta. Peneliti melakukan wawancara sesuai dengan pedoman yang

telah dibuat. Selain itu, peneliti juga melakukan pencatatan secara anekdot

untuk mendapatkan gambaran atau data yang lebih luas.

3. Tes

Pada penelitian ini, selain menggunakan pengambilan data secara

observasi dan wawancara peneliti juga melakukan pengambilan data

berupa tes. Pada pengambilan data berupa tes ini, peneliti meminta siswa

membuat karangan bebas sesuai dengan pengalaman yang menarik bagi

siswa terhadap hal yang pernah mereka alami.

E. Instrumen Penelitian

Menurut pendapat Arikunto (dalam Nugroho 2015: 78) instrumen

penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik.

Tujuan dari instrumen penelitian yaitu dalam proses penelitian dapat lebih

cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah. Dalam penelitian ini,

peneliti membuat instrumen sebagai alat dalam menganalisis kosakata siswa

melalui karangan yang telah dibuat oleh siswa di salah satu sekolah dasar

negeri di Yogyakarta sebagai subjek penelitian. Peneliti menggunakan

langkah dan cara yang tepat dalam pengambilan data yaitu, dengan cara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

38

observasi, wawancara, dan menganalisis karangan berdasarkan pedoman yang

telah dibuat.

1. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara digunakan sebagai instrumen pra penelitian

yang ditujukan pada guru. Lembar kisi-kisi wawancara ini berfungsi untuk

mengetahui metode pengajaran, media pengajaran dan pemahaman siswa

tentang kosakata. Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas IV

mata pelajaran bahasa Indonesia di salah satu sekolah dasar negeri

Yogyakarta.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Wawancara

No Topik pertanyaan

1. Pernakah Bapak/Ibu menggunakan media saat mengajar

yang berhubungan dengan kosakata?

2. Media apa yang Bapak/Ibu gunakan? Apakah media

tersebut sangat membantu siswa dalam memahami

kosakata?

3. Pendapat Bapak/Ibu dalam perkembangan bahasa siswa?

4. Kesalahan bahasa yang siswa alami:

a. Jenis kata

b. Ejaan

5. Cara Bapak/Ibu mengatasi kesulitan dalam pembelajaran

yang dialami siswa berkaitan dengan bahasa terutama

kosakata?

6. Saran dari Bapak/Ibu kepada peneliti mengenai analisis

kosakata siswa?

Tabel 3.1 di atas merupakan kisi-kisi pertanyaan wawancara yang

akan dilakukan oleh peneliti guna memperoleh gambaran adanya

penggunaan media pembelajaran yang digunakan oleh guru terkait dengan

kosakata.

2. Pedoman Observasi

Peneliti juga melakukan observasi atau pengamatan selama proses

pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan

data tentang media pembelajaran yang digunakan dalam pelajaran bahasa

Indonesia terkhusus pada penguasaan kosakata pada siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

39

Tabel 3.2 Tabel Kisi-Kisi Observasi

No Indikator

Observasi

Aspek yang diamati Deskripsi

1 Media Keterlibatan siswa terhadap

media yang guru gunakan dalam

proses pembelajaran yang

berhubungan dengan kosakata

Mengamati keterlibatan dan

pemahaman siswa terhadap

kosakata berdasarkan media

yang digunakan oleh guru

2 Karya siswa saat

pembelajaran

Karya siswa yang berkaitan

dengan kosakata dan media yang

digunakan guru

Mengamati sejauh mana

keberhasilan dan pentingnya

media yang guru gunakan,

dalam karya yang siswa

hasilkan berkaitan dengan

kosakata

3 Bahasa siswa Cara komunikasi siswa dalam

proses pembelajaran

Mengamati siswa saat

berkomunikasi baik dengan

guru maupun dengan siswa lain

berdasarkan bahasa yang

digunakan

Tabel 3.2 di atas merupakan kisi-kisi observasi yang akan menjadi

acuan bagi peneliti dalam memperoleh gambaran mengenai keefektifan

penggunaan media pembelajaran pada saat proses pembelajaran di kelas.

3. Instrumen Tes

Untuk mengukur kemampuan kosakata siswa melalui menulis

karangan, dibuatlah tabel di bawah. Pada tabel terdapat kata yang akan

dianalisis, yaitu kata benda, kata kerja, kata sifat, kata penghubung dan

kata depan. Analisis jumlah jenis kata yang telah disebutkan sebelumnya

akan dilakukan secara manual yaitu dengan mengoreksi hasil karangan

siswa satu persatu berdasarkan dengan jenis kata dengan cara memberikan

tanda. Berdasarkan instrumen maka peneliti mengembangkan pola

penguasaan jenis kata setiap siswa.

Tabel 3.3 Instrumen Analisis Jenis Kata

Siswa

Jenis Kata

Kata

Benda

Kata

Kerja

Kata

sifat

Kata

Penghubung

Kata

Depan

1.

2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

40

3.

4.

5.

6.

...

...

15

Jumlah

Persentase

Tabel 3.3 di atas merupakan instrumen analisis jenis kata dari

karangan yang dibuat siswa di salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta.

Jenis kata yang akan dianalisis yaitu kata benda, kata kerja, kata sifat, kata

hubung, dan kata depan.

Selanjutnya yaitu peneliti akan menganalisis kesalahan ejaan yang

terdapat dalam karangan siswa. Jenis kesalahan ejaan yang akan dianalisis

yaitu kata tidak baku, kesalahan huruf kapital, kesalahan tanda baca, dan

kesalahan kata depan atau imbuhan. Berikut merupakan tabel instrumen

yang akan digunakan peneliti untuk mengukur kemampuan siswa dalam

menulis karangan.

Tabel 3.4 Instrumen Analisis Kesalahan Ejaan

Siswa

Jenis Kesalahan Ejaan

Kata

Tidak

Baku

Kesalahan

Huruf

Kapital

Kesalahan

Tanda

Baca

Kesalahan Kata

Depan/Imbuhan

1.

2.

3.

4.

5.

...

...

15

Jumlah

Persentase

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

41

Tabel 3.4 di atas merupakan instrumen yang akan digunakan peneliti

dalam menganalisis kesalahan ejaan yang terdapat dalam karangan siswa di

salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta.

F. Validitas Instrumen Penelitian

Uji kredibilitas data pada penelitian deskriptif kualitatif ini dilakukan

dengan cara berdiskusi dengan teman sejawat, pengecekan data dengan

triangulasi, dan menganalisis data sesuai dengan aturan yang berlaku sesuai

standar nasional yaitu menggunakan Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) serta KBBI baik dilakukan secara daring maupun luring.

Pengecekan data yang dilakukan peneliti dengan cara membandingkan

pemikiran peneliti lain dengan penelitian yang serupa untuk mendapatkan

data yang kredibel. Selain itu, peneliti juga melakukan validasi keabsahan

instrumen penelitian dengan cara menguji validitas. Oleh karena itu, peneliti

menggunakan pendapat salah satu dosen sebagai ahli yang disebut juga

judgment expert.

G. Teknik Analisis Data

Pengumpulan dan analisis data pada penelitian ini adalah menggunakan

pengumpulan data dari observasi, wawancara, dan tes. Teknik analisis data

yaitu dengan cara:

1. Membaca hasil karangan siswa

2. Meneliti karangan yang telah dibuat oleh siswa

3. Mengidentifikasi kesalahan yang ada pada karangan siswa dengan cara

melihat kesalahan jenis kata dan kesalahan ejaan yang ada pada karangan

yang telah dibuat oleh siswa. Kesalahan jenis kata yang dimaksud adalah

kata benda, kata kerja, kata sifat, kata penghubung, dan kata depan. Serta

kesalahan ejaan yang dimaksud antara lain kata tidak baku, kesalahan

huruf kapital, kesalahan penggunaan tanda baca, dan kesalahan

penggunaan kata depan atau imbuhan. Peneliti mengidentifikasi jenis kata

dan kesalahan ejaan dengan cara memberi garis bawah pada kata,

melingkari kata dan menggunakan highlight. Setiap garis, lingkaran dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

42

highlight memiliki perbedaan arti serta warna untuk mempermudah

peneliti dalam mengidentifikasi.

Tabel 3.5 Keterangan Warna

Jenis Kata Kesalahan Ejaan

Garis Bawah Lingkaran Highlight

Kata

Benda

Kata

Hubung

Biru Kata Tidak Baku

Kata

Kerja

Kata

Depan

Kuning Kesalahan Huruf

Kapital

Kata

Sifat

Hijau Kesalahan Tanda

Baca

Merah Kesalahan Kata

Depan/Imbuhan

4. Menghitung frekuensi kesalahan, perhitungan dilakukan dengan cara

manual berdasarkan warna pada lingkaran atau highlight.

5. Hasil analisis dikonsultasikan kepada dosen pembimbing selaku ahli

bahasa Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, diuraikan hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan langkah

penelitian oleh Sugiyono (2017: 218) dengan cara menganalisis kosakata siswa

kelas IV mengenai jenis kata dan kesalahan ejaan di salah satu sekolah dasar

negeri Yogyakarta. Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut.

A. Hasil Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode observasi dan

wawancara untuk mengidentifikasi hal yang dianggap menjadi masalah.

Sebelum melakukan observasi dan wawancara tersebut, peneliti membuat

instrumennya terlebih dahulu dan instrumen yang telah dibuat

dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk mengetahui kelayakannya.

1. Observasi

Pada tahap observasi ini, peneliti menentukan aspek yang dapat

membantu peneliti dalam memperoleh data. Observasi yang dilakukan

pada penelitian ini adalah dengan cara melakukan pengamatan secara

langsung kepada para siswa kelas IV di salah satu sekolah dasar negeri

Yogyakarta. Berikut merupakan tabel hasil observasi siswa kelas IV.

Tabel 4.1 Hasil Observasi Siswa Kelas IV

No Aspek yang diamati Hasil Observasi Deskripsi

1

Keterlibatan siswa

terhadap media yang

guru gunakan dalam

proses pembelajaran

yang berhubungan

dengan kosakata

Siswa terlibat dalam

penggunaan media

pembelajaran.

Pada saat proses pembelajaran, siswa

sangat antusias dalam menggunakan

media pembelajaran yang telah

disediakan oleh guru. Media

pembelajaran yang digunakan guru yaitu

media kartu kata.

2

Karya siswa yang

berkaitan dengan

kosakata dan media

yang digunakan guru

Karya siswa berupa

pantun

Siswa membuat pantun sesuai dengan

kosakata yang terdapat pada kartu kata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

44

3

Cara komunikasi

siswa dalam proses

pembelajaran

Siswa masih

menggunakan bahasa

yang bervariasi.

Pada proses pembelajaran berlangsung

sebagian besar siswa di kelas masih

menggunakan bahasa yang bervariasi.

Misalnya, pada saat diskusi antara siswa

dengan siswa masih cenderung

menggunakan bahasa daerah. Akan

tetapi, pada saat siswa bertanya kepada

guru selalu menggunakan bahasa

Indonesia.

Tabel 4.1 di atas merupakan hasil observasi siswa kelas IV di salah

satu sekolah dasar negeri Yogyakarta yang telah dilakukan oleh peneliti.

Dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti dapat diketahui

bahwa siswa terlibat dalam penggunaan media pembelajaran. Hal ini

terlihat dalam antusiasme siswa dalam menggunakan media pembelajaran

yang telah disediakan oleh guru. Media pembelajaran yang digunakan guru

berupa media kartu kata. Dari media kartu kata yang digunakan guru,

siswa mampu membuat karya pantun sesuai dengan kosakata yang

terdapat pada kartu kata. Selain itu, pada saat pembelajaran siswa

menggunakan bahasa yang bervariasi. Misalnya, ketika siswa berdiskusi

dengan siswa lainnya masih cenderung menggunakan bahasa Jawa. Akan

tetapi, ketika siswa bertanya kepada guru selalu menggunakan bahasa

Indonesia.

2. Wawancara

Pada tahap wawancara ini, peneliti melakukan wawancara kepada

guru atau wali kelas IV untuk mengetahui tentang metode pembelajaran

siswa dan sejauh mana pemahaman siswa tentang kosakata. Wawancara

dilakukan sesuai dengan pedoman yang telah dibuat peneliti. Peneliti

melakukan wawancara dengan tatap muka secara langsung dengan wali

kelas IV. Pada wawancara ini, topik utama tertuju pada permasalahan

secara umum tentang kosakata yang dihadapi guru. Selain itu, peneliti juga

menanyakan hal berkaitan dengan media yang pernah guru gunakan dan

seberapa berpengaruhnya media tersebut dalam perkembangan kosakata

siswa. Dalam wawancara ini, peneliti menemukan beberapa hal yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

45

mempengaruhi perkembangan kosakata siswa sehingga hal tersebut

diuraikan secara terperinci pada tabel di bawah ini. Berikut merupakan

hasil wawancara dengan guru kelas IV.

Tabel 4.2 Hasil Wawancara Guru Kelas IV

No Topik Pertanyaan Pertanyaan Jawaban

1 Penggunakan media

saat mengajar yang

berhubungan dengan

kosakata.

Apakah bapak/ibu menggunakan

media pembelajaran yang

berhubungan dengan materi

kosakata?

Ya, pernah menggunakan media kata.

Seperti kata apotek, izin, bus.

2 Keefektifan media

pembelajaran yang

digunakan.

Bagaimana keefektifan media

pembelajaran yang bapak/ibu

gunakan dalam pengembangan

bahasa siswa?

Cukup efektif karena kata baku yang

dibahas tertuju pada kata yang sering

ditemukan dalam kehidupan sehari-

hari dan sering salah penulisan pada

kata tersebut sehingga dengan

menggunakan media siswa dapat tahu

kedepannya kata yang baku.

3 Pendapat guru dalam

perkembangan

bahasa siswa.

Bagaimana menurut bapak/ibu

mengenai perkembangan bahasa

siswa baik secara lisan maupun

tulis?

Perkembangan bahasa siswa semakin

hari kosakata yang dikuasai siswa

semakin luas, namun banyak kata

yang tidak pantas untuk siswa katakan

serta banyaknya bahasa gaul yang

siswa gunakan.

4 Kesalahan bahasa

yang sering

dilakukan siswa,

seperti:

a. Jenis kata

b. Kesalahan Ejaan

Dari hasil pengamatan bapak/ibu

kesalahan-kesalahan apakah

yang sering dilakukan siswa

mengenai penggunaan jenis kata

ataupun kesalahan ejaan?

Pada penggunaan jenis kata siswa

belum terlalu paham membedakan

tentang kata kerja dan kata sifat.

Sedangkan pada kesalahan ejaan siswa

belum menguasai letak penggunaan

huruf kecil dan huruf besar.

5 Kesulitan dalam

pembelajaran yang

dialami siswa

berkaitan dengan

bahasa terutama

kosakata.

Langkah-langkah apa saja yang

bapak/ibu gunakan dalam

mengatasi kesulitan yang

dialami siswa terkait dengan

bahasa terutama penggunaan

kosakata?

Saya sering meminta siswa untuk

mengumpulkan buku catatan bahasa

Indonesia mereka seminggu sekali dan

kemudian saya mengoreksi serta

melingkari ketika ada kata yang salah.

Jika secara lisan, saat pembelajaran

berlangsung ketika siswa

menggunakan bahasa daerah maka

saya meminta mereka untuk

menggunakan bahasa Indonesia yang

benar.

6 Saran dari guru

kepada peneliti

mengenai analisis

kosakata siswa.

Adakah saran dari bapak/ibu

kepada peneliti terkait

pelaksanaan penelitian analisis

kosakata siswa mengenai jenis

kata dan kesalahan ejaan?

Saran saya, tujuan peneliti tidak hanya

mengetahui seberapa penguasaan jenis

kata dan kesalahan ejaan yang siswa

saya miliki. Tetapi peneliti juga dapat

membantu untuk mencarikan solusi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

46

bagi guru agar siswa lebih mudah

memahami tentang kosakata yang

benar.

Tabel 4.1 di atas merupakan hasil wawancara yang telah dilakukan

oleh peneliti kepada guru kelas IV di salah satu sekolah dasar negeri

Yogyakarta. Topik utama pertanyaan dari peneliti yaitu penggunaan media

pembelajaran, keefektifan media pembelajaran yang digunakan,

perkembangan bahasa siswa, kesalahan-kesalahan yang sering dialami

siswa terkait dalam penggunaan jenis kata dan ejaan, kesulitan yang

dialami siswa terkait penggunaan bahasa yang baik dan benar, dan saran

dari guru mengenai analisis kosakata siswa. Dari beberapa topik

pertanyaan tersebut, maka peneliti mendeskripsikan jawaban dari guru.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti

maka dapat diketahui bahwa guru kelas IV pernah menggunakan media

pembelajaran berupa media kartu kata. Penggunaan media kartu kata

sangat efektif untuk digunakan guru dalam proses pembelajaran khususnya

untuk penggunaan kata baku. Melalui media kartu kata siswa akan lebih

mudah memahami berbagai jenis kata baku yang sering digunakan dalam

bahasa sehari-hari. Dari hasil wawancara juga dapat diketahui bahwa

penguasaan bahasa siswa semakin hari kosakata yang dikuasai meningkat.

Siswa tidak hanya menggunakan bahasa Indonesia dalam percakapan

sehari-hari, tetapi juga menggunakan bahasa daerah dan bahasa luar. Pada

penguasaan kosakata jenis kata, siswa masih mengalami kesulitan dalam

membedakan kata kerja dan kata sifat. Sedangkan pada penggunaan ejaan,

siswa masih mengalami kesulitan pada penggunaan bahasa baku dan

penggunaan huruf kapital. Adapun cara yang dilakukan guru dalam

membantu siswa memperbaiki kosakata yang baik dan benar. Cara yang

dilakukan oleh guru yaitu meminta siswa untuk mengumpulkan buku

catatan bahasa Indonesia seminggu sekali dan kemudian mengoreksi

kosakata yang salah dengan memberikan tanda pada kata yang salah.

Selain itu, ketika proses pembelajaran di kelas siswa diwajibkan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

47

menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Adapun saran yang

diberikan guru kepada peneliti, yaitu peneliti diharapkan untuk tidak hanya

mengetahui seberapa penguasaan jenis kata siswa dan kesalahan ejaan.

Peneliti juga harus terlibat dalam membantu untuk mencarikan solusi bagi

guru agar siswa lebih mudah memahami tentang penggunaan kosakata

yang baik dan benar.

3. Hasil Analisis Kosakata Siswa

Berdasarkan rumusan masalah maka diperoleh kosakata siswa

berupa jenis kata. Jenis kata yang dimaksud adalah jenis kata yang

digunakan dan dianalisis berupa kata benda, kata kerja, kata sifat, kata

depan, dan kata hubung. Setelah membaca hasil karangan siswa peneliti

menentukan 5 jenis kata tersebut yang menjadi mayoritas kata yang

digunakan siswa pada karangan siswa. Peneliti menganalisis karangan

siswa dengan cara membaca hasil karangan siswa satu persatu kemudian

meneliti karangan dengan cara memberikan garis bawah, lingkaran, dan

Highlight pada setiap kata. Kemudian peneliti menghitung satu persatu

dan dimasukkan ke dalam tabel seperti di bawah ini. Jumlah kata yang

dikuasai siswa dan jumlah total kosakata yang terdapat pada karangan

dapat diketahui ketika data dimasukkan ke dalam tabel. Berdasarkan

langkah-langkah analisis yang telah dilakukan maka diperoleh hasil data

sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hasil Analisis Kosakata Siswa Kelas IV

Nama

siswa

Jenis Kata

Kosakata Kata

Benda

(N)

Kata

Kerja

(V)

Kata

Sifat

(Adj)

Kata

Hubung

(Kon)

Kata

Depan

(Pre)

Abr 24 26 9 9 2 70

Adi 15 14 5 0 7 41

Bri 12 14 9 2 3 40

Car 25 19 7 7 8 66

Cat 21 11 7 4 6 49

Eri 19 12 5 10 5 51

Est 50 27 0 2 14 93

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

48

Ger 22 33 10 18 18 101

Jov 16 21 8 3 11 59

Kar 25 52 3 6 17 103

Leo 29 21 3 5 8 66

Nat 14 12 4 8 11 49

Noe 7 29 6 2 4 48

Put 33 31 1 10 17 92

Sha 39 25 6 3 15 88

Jumlah 351 347 83 89 146 1.016

Persentase 35% 34% 8,2% 8,8% 14%

Tabel 3.4 di atas merupakan hasil analisis kosakata siswa kelas IV di

salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta. Berdasarkan dari data yang

telah dihitung oleh peneliti maka diperoleh hasil sebanyak 1.016 kosakata.

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa siswa menguasai jenis kata yaitu

kata benda dengan jumlah perolehan sebanyak 351 kata, kata kerja dengan

jumlah perolehan sebanyak 347 kata, kata sifat dengan jumlah perolehan

sebesar 83 kata, kata depan dengan jumlah perolehan sebanyak 89 kata,

dan kata hubung dengan jumlah perolehan sebanyak 146 kata.

Berdasarkan dari hasil data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa

jenis kata yang banyak digunakan siswa pada penulisan karangan yaitu

kata benda dengan jumlah perolehan sebanyak 351 kata. Kata yang sering

digunakan siswa diantaranya yaitu: saya, hari, rumah, pantai.

Misalnya:

“saya pergi liburan….”

“Pada hari libur….”

“saya dan keluarga pergi liburan ke rumah nenek di Bali”

“saya pergi jalan-jalan di pantai….”

Selanjutnya, jenis kata terbanyak setelah kata benda yaitu kata kerja

dengan jumlah perolehan sebanyak 347 kata. Kata yang sering digunakan

siswa diantaranya yaitu: makan, pergi, mandi, tidur.

Misalnya:

“setelah itu, kami makan bersama-sama”

“saya pergi jalan-jalan”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

49

“sesampai di rumah saya langsung mandi”

“kemudian saya tidur sebentar”

Berdasarkan dari hasil data yang telah diperoleh oleh peneliti dapat

diketahui bahwa kata sifat menunjukkan hasil yang rendah dengan jumlah

perolehan sebanyak 83 kata. Hal ini bukan berarti siswa kurang dalam

penguasaan kata sifat, hanya saja dalam penulisan karangan yang telah

ditulis siswa tidak banyak membutuhkan kata sifat. Jika dilihat dari tabel

di atas, siswa menuliskan kata sifat berkisar 5-10 kata pada karangan yang

telah dibuat.

Contoh kata sifat yang dituliskan siswa diantaranya:

“saya sangat senang”

“saya bisa melihat pemandangan yang sangat indah”

“aromanya sangat wangi”

Dalam penulisan karangan siswa juga menggunakan beberapa kata

hubung dalam menyempurnakan karangan yang dibuat. Berdasarkan dari

data yang diperoleh oleh peneliti maka dapat diketahui bahwa dalam

penggunaan kata hubung diperoleh jumlah sebanyak 89 kata. Kata hubung

yang sering digunakan siswa diantaranya yaitu: dan, dengan.

Misalnya:

“saya dan kakak pergi jalan-jalan”

“saya dan keluarga pergi liburan”

“saya ke sana dengan bapak”

Selanjutnya yaitu penggunaan kata depan yang digunakan siswa

dalam menulis karangan. Berdasarkan data yang telah diperoleh oleh

peneliti maka dapat diketahui bahwa penggunaan kata depan diperoleh

jumlah sebanyak 156 kata. Jenis kata yang sering digunakan siswa dalam

penulisan kata depan diantaranya: pada, ke, di, dari.

Misalnya:

“pada hari minggu saya dan keluarga pergi liburan”

“saya pergi ke Bali”

“berkumpul di rumah nenek”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

50

“sepulang dari gereja”

Tabel 4.4 Urutan jenis kata yang dikuasai siswa kelas IV di salah satu

sekolah dasar negeri Yogyakarta

No Subjek

Penelitian

Usia Jenis Kata

(banyak – sedikit)

1 Abr 10 V – N – Kon – Adj – Pre

2 Adi 11 N – V – Pre – Adj – Kon

3 Bri 9 V – N – Adj – Pre – Kon

4 Car 10 N – V – Pre – Kon – Adj

5 Cat 10 N – V – Adj – Pre – Kon

6 Eri 10 N – V – Kon – Adj – Pre

7 Est 10 N – V – Pre – Kon – Adj

8 Ger 11 V – N – Kon – Pre – Adj

9 Jov 10 V – N – Pre – Adj – Kon

10 Kar 9 V – N – Pre – Kon – Adj

11 Leo 10 N – V – Pre – Kon – Adj

12 Nat 10 N – V – Pre – Kon – Adj

13 Noe 9 V – N – Adj – Pre – Kon

14 Put 10 N – V – Pre – Kon – Adj

15 Sha 10 N – V – Pre – Adj – Kon

Tabel 4.4 di atas merupakan urutan jenis kata yang dikuasai oleh

siswa kelas IV di salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta. Berdasarkan

dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa dari ke 15 siswa terdapat

beberapa siswa yang memiliki pola penguasaan kosakata yang sama.

Empat siswa memiliki pola penguasaan kosakata yang sama yaitu Est, Leo,

Nat, dan Put dengan pola penggunaan jenis kata N – V – Pre – Kon – Adj.

Dua siswa memiliki pola penguasaan kosakata yang sama yaitu Adi, dan

Sha dengan pola penggunaan jenis kata N – V – Pre – Adj – Kon. Dua

siswa memiliki pola penguasaan kosakata yang sama yaitu Bri dan Noe

dengan pola penggunaan jenis kata V – N Adj – Pre – Kon. Sedangkan

siswa lainnya memiliki pola penguasaan kosakata dan pola penggunaan

jenis kata yang berbeda-beda.

Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti yaitu membaca

dan menganalisis kesalahan jenis ejaan yang terdapat dalam karangan

siswa. Dalam penelitian ini, terdapat empat jenis ejaan yang akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

51

dianalisis oleh peneliti diantaranya yaitu penggunaan kata baku, kesalahan

huruf kapital, kesalahan tanda baca, dan kesalahan kata depan/imbuhan.

Berikut merupakan tabel hasil analisis kesalahan ejaan yang diperoleh.

Tabel 4.5 Hasil Analisis Kesalahan Ejaan

Nama

Kesalahan Ejaan

Kosakata

Usia Kata

Tidak

Baku

Kesalahan

Huruf

Kapital

Kesalahan

Tanda

Baca

Kesalahan Kata

Depan/Imbuhan

Abr 10 18 7 0 1 26

Adi 11 4 1 0 2 7

Bri 9 11 3 0 0 14

Car 10 15 0 0 0 15

Cat 10 6 0 2 1 9

Eri 10 12 0 0 3 15

Est 10 32 3 0 1 36

Ger 11 13 3 0 5 21

Jov 10 2 3 1 0 6

Kar 9 13 2 2 0 17

Leo 10 0 1 0 0 1

Nat 10 14 2 0 3 19

Noe 9 5 6 6 4 21

Put 10 10 4 0 0 14

Sha 10 20 3 0 0 23

Jumlah 175 38 11 20 244

Persentase 72% 16% 4% 8%

Tabel 4.5 di atas merupakan hasil analisis kesalahan jenis ejaan

dalam karangan siswa kelas IV di salah satu sekolah dasar negeri

Yogyakarta diperoleh jumlah sebanyak 244 kosakata. Berdasarkan analisis

yang telah dilakukan oleh peneliti maka dapat diketahui bahwa kesalahan

jenis ejaan yang paling banyak terdapat pada kata tidak baku dengan

jumlah perolehan sebanyak 175 kata. Hal ini berarti bahwa penguasaan

penggunaan kata baku siswa kelas IV di salah satu sekolah dasar negeri

Yogyakarta masih rendah. Para guru harus lebih memperhatikan tulisan

siswa ketika proses pembelajaran di kelas. Dari data di atas juga dapat

diketahui bahwa kesalahan penggunaan huruf kapital tidak terlalu tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

52

dengan jumlah perolehan sebanyak 38 kata. Kesalahan penggunaan tanda

baca dengan jumlah perolehan sebanyak 11 kata. Kesalahan penggunaan

kata depan/imbuhan dengan jumlah perolehan sebesar 20 kata. Hal ini

berarti bahwa siswa di salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta masih

perlu dibimbing dan diarahkan tentang cara penulisan kata yang baik dan

benar.

B. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana

penguasaan siswa kelas IV di salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta

mengenai jenis kata dan penggunaan jenis ejaan berdasarkan PUEBI melalui

karangan yang dibuat siswa. Karangan merupakan karya tulis hasil dari

kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya

melalui bahasa tulis kepada pembaca. Hal ini selaras dengan pengertian yang

dikemukakan oleh Finoza (2008: 228) bahwa karangan adalah penjabaran

suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik atau pokok

bahasan dengan merangkai atau menyusun kata, frase, kalimat, dan alinea

yang dipadukan dengan topik dan tema tertentu. Pada penelitian ini, siswa

membuat karangan narasi berupa cerita pendek yang telah dialami siswa.

Dalam penulisan karangan, siswa diharapkan mampu menggunakan kata dan

ejaan guna menyempurnakan karangan yang akan dibuat.

Kata adalah rangkaian dari huruf yang menciptakan sebuah arti tertentu.

Berdasarkan KBBI kata merupakan elemen bahasa yang diungkapkan atau

dicatat yang merupakan manifestasi dari pikiran dan rasa agar bisa dipakai

untuk berkomunikasi atau berbahasa. Pendapat lain yang dikemukakan oleh

Waridah (2008: 264) bahwa kata adalah satuan bahasa terkecil yang dapat

berdiri sendiri dan membentuk suatu makna bebas. Kata dikelompokkan

menjadi kata benda, kata kerja, kata sifat, kata hubung, dan kata depan.

Sedangkan pengertian ejaan menurut Setyawati, (2013: 156) adalah aturan

tulis-menulis dalam menggambarkan suatu bahasa yang berhubungan dengan

penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan penggunaan

tanda baca. Kesalahan ejaan dapat terjadi jika dalam penulisan atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

53

penggunaan bahasa terdapat kesalahan tanda baca. Perbedaan konsepsi

pengertian tanda baca di dalam ejaan sebelumnya diartikan sebagai tanda

bagaimana seharusnya membaca tulisan, selain itu terdapat kesalahan dalam

penggunaan huruf pada tulisan.

Hal ini selaras dengan pengertian yang diungkapkan oleh Waridah

(2008: 69) bahwa dalam perkembangan bahasa terdapat beberapa hal yang

mempengaruhi, baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing. Hasil data

penelitian ini diperoleh dari hasil berupa tes yang telah dilakukan di salah

satu sekolah dasar negeri Yogyakarta. Pada pengambilan data berupa tes ini,

siswa diminta untuk membuat karangan bebas sesuai dengan pengalaman

yang menarik bagi siswa terhadap hal yang sudah pernah dialami. Hal yang

harus diperhatikan siswa dalam penulisan karangan yaitu penguasaan

terhadap jenis kata diantaranya yaitu kata kerja, kata benda, kata sifat, kata

hubung, dan kata depan. Sedangkan untuk penggunaan ejaan diantaranya

yaitu kata baku, penggunaan huruf kapital, tanda baca, dan depan/imbuhan.

Dari data yang telah diperoleh, kemudian dideskripsikan sesuai dengan jenis

kata dan kesalahan ejaan berdasarkan jumlah data yang diperoleh. Berikut

merupakan persentase penguasaan jenis kata dan kesalahan ejaan pada

karangan siswa.

Tabel 4.6 Persentase Penguasaan Jenis Kata dan Kesalahan Ejaan

pada Karangan Siswa

Aspek yang dianalisis Persentase

Jawaban

Jenis

Kata

Kata Benda 35%

Kata Kerja 34%

Kata Sifat 8,2%

Kata Hubung 8,8%

Kata Depan 14%

Kesalahan

Ejaan

Kata Tidak Baku 72%

Kesalahan Huruf Kapital 16%

Kesalahan Tanda Baca 4%

Kesalahan Kata

Depan/Imbuhan

8%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

54

Tabel 4.6 di atas merupakan persentase jawaban yang diperoleh data

hasil analisis karangan dari 15 siswa di salah satu sekolah dasar negeri

Yogyakarta yang menjadi subjek penelitian. Berdasarkan dari data yang

diperoleh siswa sudah cukup baik dalam menguasai jenis kata. Dari hasil

data dapat diketahui bahwa siswa kelas IV masih kurang dalam penguasaan

jenis kata sifat dan kata hubung. Secara keseluruhan siswa kelas IV sudah

menguasai dalam menuliskan setiap jenis kata (kata benda, kata kerja, kata

sifat, kata hubung, dan kata depan). Tinggi rendahnya jenis kata yang

dikuasai oleh siswa memiliki keterkaitan dengan proses pemerolehan bahasa

dan perkembangan bahasa siswa. Berikut merupakan diagram pie persentase

penguasaan jenis kata siswa kelas IV di salah satu sekolah dasar negeri

Yogyakarta.

Gambar 4.1 Diagram Pie Persentase Penguasaan Jenis Kata

Diagram pie di atas merupakan gambaran jumlah persentase masing-

masing dari setiap kata yang digunakan oleh 15 siswa yang menjadi subjek

penelitian dalam membuat sebuah karangan. Berdasarkan diagram pie di atas,

dapat diketahui bahwa perolehan persentase jenis kata pada kata benda yaitu

sebesar 35%, kata kerja sebesar 34%, kata sifat sebesar 8,2%, kata hubung

sebesar 8,8%, dan kata depan sebesar 14%. Dari data di atas menunjukkan

bahwa kata benda memiliki jumlah persentase yang tinggi yaitu 35%. Hal ini

dapat berarti bahwa secara keseluruhan kata yang digunakan dalam penulisan

karangan oleh siswa adalah kata benda. Dari hasil yang diperoleh

35%

34%

8,2%

8,8%

14%

Persentase Jenis Kata

Kata Benda

Kata Kerja

Kata Sifat

Kata Hubung

Kata Depan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

55

menunjukkan bahwa kata sifat memiliki jumlah persentase yang rendah

dengan persentase sebesar 8,2%. Hal ini berarti bahwa siswa masih kurang

dalam penguasaan kata sifat. Waridah (2008: 264) mendefinisikan bahwa

kata adalah satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri dan membentuk

suatu makna bebas. Hal ini dapat berarti bahwa kata merupakan rangkaian

dari huruf yang menciptakan sebuah arti tertentu yang dapat dimengerti oleh

orang lain.

Selanjutnya yaitu analisis kesalahan ejaan dalam karangan siswa kelas

IV di salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta. Berikut merupakan diagram

pie hasil analisis kesalahan ejaan.

Gambar 4.2 Diagram Pie Kesalahan Ejaan

Diagram pie di atas merupakan gambaran jumlah persentase masing-

masing dari setiap ejaan yang digunakan oleh 15 siswa yang menjadi subjek

penelitian dalam membuat sebuah karangan. Berdasarkan diagram pie di atas,

dapat diketahui bahwa perolehan persentase kesalahan jenis ejaan pada kata

tidak baku yaitu sebesar 72%, kesalahan huruf kapital yaitu sebesar 16%,

kesalahan tanda baca yaitu sebesar 4%, dan kesalahan kata depan/imbuhan

yaitu sebesar 8%. Dari hasil data dapat diketahui bahwa secara keseluruhan

kesalahan yang sering dilakukan oleh siswa yaitu pada penggunaan kata tidak

baku dengan persentase perolehan sebesar 72%. Hal ini selaras dengan teori

72%

16%

4% 8%

Kesalahan Ejaan

Kata Tidak Baku

Kesalahan Huruf

Kapital

Kesalahan Tanda

Baca

Kesalahan Kata

Depan/Imbuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

56

yang dikemukakan oleh Setyawati (2013: 156) bahwa dalam penulisan ejaan

terdapat aturan tulis-menulis dalam menggambarkan suatu bahasa yang

berhubungan dengan penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan,

dan penggunaan tanda baca. Dalam perkembangannya bahasa Indonesia

unsur berbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing

(Waridah, 2008: 69). Kesalahan ejaan dapat terjadi jika dalam penulisan atau

penggunaan bahasa terdapat kesalahan tanda baca. Perbedaan konsepsi

pengertian tanda baca di dalam ejaan sebelumnya diartikan sebagai tanda

bagaimana seharusnya membaca tulisan, selain itu terdapat kesalahan dalam

penggunaan huruf pada tulisan. Berikut merupakan contoh kesalahan ejaan

pada kata tidak baku, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.7 Contoh Kesalahan Penggunaan Kata Tidak Baku

Baku Tidak Baku

Saudara Sodara

Saya Aku

Nanti Ntar

Paman Pakdhe

Akuarium Aquarium

Bus Bis

Tante Budhe

Uang Duit

Tahu Tau

Capai Capek

Karena Karna

Izin Ijin

Cedera Cidera

Bersalaman Salim-saliman

Setelah itu Abis itu

Menunggu Nunggu

Sudah Udah

Tabel 4.7 di atas merupakan contoh kesalahan ejaan pada kata tidak

baku yang terdapat pada karangan siswa. Kesalahan ejaan kata tidak baku

tersebut dipengaruhi oleh penggunaan bahasa percakapan atau bukan makna

sebenarnya. Dari hasil data juga dapat diketahui bahwa masih terdapat

kesalahan pada penggunaan huruf kapital. Kesalahan yang sering dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

57

siswa yaitu pada penulisan awal kata, nama hari, nama tempat, dan nama

orang. Berikut merupakan contoh kesalahan penulisan huruf kapital.

“ke bantul”

“setelah kenaikan kelas”

“pada hari minggu”

“saya dan wulan (nama inisial)”

“saya pergi berlibur ke malang”

“pada tanggal 19 desember 2018”

Berdasarkan dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa masih

terdapat kesalahan pada penggunaan tanda baca. Kesalahan yang sering

dilakukan siswa yaitu pada penggunaan tanda titik dan tanda koma.

Berdasarkan uraian pembahasan di atas peneliti dapat menyimpulkan

bahwa jenis kata yang paling dikuasai siswa yaitu pada kata benda. Hal ini

selaras dengan pendapat yang dikemukakan oleh Gentner (dalam

Dardwidjojo, 2011: 205) menyatakan bahwa anak menggunakan nomina

lebih dahulu dari kelas kata lain dan jumlahnya lebih banyak digunakan siswa

dalam tuturannya karena kelas kata nomina sering dijumpai dalam kehidupan

sehari-hari. Sedangkan jenis kata yang masih rendah dikuasai siswa yaitu

pada kata sifat. Pada analisis kesalahan ejaan dapat diketahui bahwa siswa

cenderung kesulitan dalam penguasaan kata tidak baku. Berdasarkan hasil

yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa siswa masih rendah dalam

penguasaan pada jenis kata sifat dan penggunaan kata baku. Hal ini dapat

berarti bahwa siswa masih perlu bimbingan dan arahan tentang cara

penggunaan kosakata yang baik dan benar dari guru maupun lingkungan

tempat siswa berada.

Data hasil tes yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai analisis

kosakata dalam kajian jenis kata dan kesalahan ejaan serupa dengan hasil

penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Pertama

penelitian yang telah dilakukan oleh Nofiandari (2015) dengan judul analisis

kesalahan ejaan pada skripsi mahasiswa prodi bahasa dan sastra Indonesia

fakultas bahasa dan seni universitas negeri Yogyakarta. Kesimpulan dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

58

penelitian ini yaitu masih terdapat beberapa kesalahan dalam penulisan

skripsi mahasiswa. Kesalahan yang sering dijumpai yaitu pada kesalahan

pemakaian huruf kapital, kesalahan kata depan, dan kesalahan penggunaan

tanda baca. Kedua hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Fajarya (2016)

dengan judul analisis kesalahan penggunaan ejaan dalam karangan narasi

siswa kelas X SMA swasta Taman Siswa Binjai tahun pelajaran 2016/2017.

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu masih terdapat beberapa kesalahan dalam

karangan siswa. Kesalahan yang dijumpai yaitu penggunaan ejaan seperti

penggunaan huruf kapital, penggunaan kata berimbuhan, penggunaan kata

depan, penggunaan unsur serapan, dan penggunaan tanda baca. Kesalahan

pada tataran penggunaan huruf kapital merupakan kesalahan yang paling

dominan dilakukan oleh siswa. Ketiga hasil penelitian yang telah dilakukan

oleh Najammudin (2017) tentang analisis kesalahan pemakaian ejaan bahasa

Indonesia pada penulisan karangan narasi siswa kelas VIII MTS. Kesimpulan

dari penelitian ini yaitu ditemukan kesalahan ejaan pada beberapa karangan

narasi siswa. Diperoleh kesalahan pada pemakaian huruf kapital, kesalahan

penulisan singkatan, kesalahan penulisan kata depan, dan kesalahan penulisan

kata ulang.

Berdasarkan penelitian di atas menunjukkan bahwa analisis kosakata

siswa kelas IV di salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta dan hasil

penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya memiliki relevansi

yaitu menganalisis jenis kata dan kesalahan ejaan dalam sebuah karangan

siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

59

BAB V

PENUTUP

Bab V membahas tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran

dalam penelitian.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti mengenai analisis

kosakata siswa kelas IV di salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta

memiliki beragam kemampuan dari setiap siswa. Berikut merupakan

kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

1. Siswa kelas IV di salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta memiliki

kemampuan yang bervariasi dalam penggunaan jenis kata dan ejaan. Jenis

kosakata yang dikuasai oleh siswa yaitu jenis kata benda berjumlah 351

kata dengan persentase sebesar 35%, kata kerja berjumlah 347 dengan

persentase sebesar 34%, kata sifat berjumlah 83 kata dengan persentase

sebesar 8,2%, kata penghubung berjumlah 89 dengan persentase sebesar

8,8%, kata depan berjumlah 146 dengan persentase sebesar 14%.

Perolehan persentase jenis kata yang lebih dikuasai siswa terdapat pada

kata benda dengan jumlah 351 kata dengan persentase sebesar 35%.

Sedangkan jenis kata yang paling rendah dikuasai siswa yaitu jenis kata

sifat berjumlah 83 kata dengan persentase sebesar 8,2%.

2. Siswa kelas IV di salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta masih perlu

bimbingan dan arahan dari guru terkait penggunaan jenis ejaan. Kesalahan

jenis ejaan pada karangan yang telah siswa buat pada penulisan kata tidak

baku berjumlah 175 dengan persentase sebesar 72%, kesalahan

penggunaan huruf kapital sebesar 38 dengan persentase sebesar 16%,

kesalahan penggunaan tanda baca berjumlah 11 dengan persentase sebesar

4%, dan kesalahan penggunaan kata depan berjumlah 20 dengan

persentase sebesar 8%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

60

B. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa dalam melakukan pelaksanaan penelitian ini

masih banyak kekurangan dan keterbatasan. Adapun kekurangan dan

keterbatasan peneliti dalam melaksanakan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil observasi, tidak semua siswa serius dalam menulis

karangan sehingga dominan karangan yang dibuat siswa terarah pada satu

konsep tentang liburan dikarenakan siswa satu dan yang lain saling

berkomunikasi atau bertanya tentang karangan bebas yang dibuat.

2. Peneliti melakukan pengolahan data secara manual satu persatu sehingga

cukup lama bagi peneliti untuk melakukan pengolahan data. Selain itu,

dengan cara manual memungkinkan adanya jenis kata dan kesalahan ejaan

yang tidak teranalisis dengan baik.

C. Saran

Berdasarkan keterbatasan di atas, maka peneliti memberikan saran

sebagai masukan untuk perbaikan penelitian selanjutnya. Adapun saran untuk

membantu mengatasi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Berkomunikasi dengan siswa secara baik dan menjelaskan kepada siswa

konsep tentang karangan bebas, menjelaskan terlebih dahulu bahwa

karangan bebas tidak mesti tentang liburan atau tidak harus sama dengan

karangan siswa yang lain.

2. Pada pengolahan data secara manual perlu adanya bimbingan dari ahli

bahasa Indonesia sehingga mengurangi adanya kekeliruan dalam

pengolahan data serta dapat mempercepat proses pengolahan data.

Saran peneliti bagi guru agar dapat menjadi pertimbangan:

1. Pada penelitian ini dapat menjadi acuan bagi guru dalam proses

pembelajaran yang berkaitan dengan kosakata.

2. Guru dapat lebih menekankan pada penggunaan jenis kata dan

penggunaan ejaan yang baik dan benar sehingga siswa lebih paham.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

61

DAFTAR PUSTAKA

Alwi. (2003). Tata bahasa baku bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Anggito & Setiawan. (2018). Metodologi penelitian kualitatif. Sukabumi: CV.

Jejak.

Ahmadi. (1995). Dasar-dasar komposisi bahasa Indonesia. Malang: Yayasan

Asah Asih Asuh.

Chaer. (2008). Morfologi bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Djiwandono. (2011). Tes bahasa: pegangan bagi pengajar bahasa. Jakarta:

Indeks.

Finoza. (2008). Komposisi bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.

Fitrah & Lutfiah. (2014). Metodologi penelitian kualitatif, tindakan kelas & studi

kasus. Sukabumi: CV. Jejak

Fitri. (2018). Pedoman umum ejaan bahasa Indonesia. Jakarta: Bmedia.

Gantamitreka. (2016). Kesalahan berbahasa penggunaan EYD. Solo: Genta

Smart Publisher.

Kasno. (2004). Kamus sebagai sumber rujukan dan pengajaran kosakata. jakarta:

pusat bahasa.

Maharimin. (1994). Menulis secara populer. Jakarta: Pustaka Jaya.

Moleong. (2008). Metode penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Offset.

Nugroho. (2015). Analisis biomekanika tenis lapangan menggunakan software

dartfish prosuite. Jawa Tengah: CV. Samu Untung.

Nurudin. (2010). Dasar-dasar penulisan. Malang: UMM Press.

Nurgiyantoro. (2014). Penilaian pembelajaran bahasa berbasis kompetensi.

Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Setyawati. (2013). Analisis kesalahan berbahasa Indonesia. Teori dan Praktik.

Surakarta: Yuma Pustaka.

Sugiyono. (2017). Metode penelitian kebijakan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metodelogi penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

62

Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:

Afabeta.

Suyanto. (2011). Membina, memelihara, dan menggunakan bahasa Indonesia

secara benar. Yogyakarta: Ardana Media.

Tarjo. (2019). Metode penelitian sistem 3x baca. Yogyakarta: CV. Budi Utama.

Tarigan. (2015). Pengajaran kosakata. Bandung: Angkasa.

Waridah. (2008). EYD & seputar kebahasa Indonesia. Bandung: Kawan Pustaka.

Winartha. (2006). Pedoman penulisan usulan penelitian. Yogyakarta: Andi

Sumber dari Jurnal:

Najamuddin (2017). Analisis kesalahan pemakaian ejaan bahasa Indonesia pada

penulisan karangan narasi siswa kelas VIII MTS. (182-184). Diakses

dari:

https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/eltsaqafah/article/download/

450/195.

Nurul Fajarya (2016). Analisis kesalahan penggunaan ejaan dalam karangan

narasi siswa kelas X SMA swasta taman siswa Binjai tahun

pembelajaran 2016/2017. Diakses dari:

https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/basastra/article/viewFile/637

8/5592.

Sumber dari Skripsi:

Nofiandari (2015). Analisis kesalahan ejaan pada skripsi mahasiswa prodi

bahasa dan sastra Indonesia fakultas bahasa dan seni universitas

negeri Yogyakarta. Skripsi: Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas

Negeri Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

63

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

64

Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

65

Lampiran 2. Surat Pemberian Izin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

66

Lampiran 3. Kisi-kisi Wawancara

No Topik pertanyaan

1. Pernakah Bapak/Ibu menggunakan media saat mengajar

yang berhubungan dengan kosakata?

2. Media apa yang Bapak/Ibu gunakan? Apakah media

tersebut sangat membantu siswa dalam memahami

kosakata?

3. Pendapat Bapak/Ibu dalam perkembangan bahasa siswa?

4. Kesalahan bahasa yang siswa alami:

a. Jenis kata

b. Ejaan

5. Cara Bapak/Ibu mengatasi kesulitan dalam pembelajaran

yang dialami siswa berkaitan dengan bahasa terutama

kosakata?

6. Saran dari Bapak/Ibu kepada peneliti mengenai analisis

kosakata siswa?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

67

Lampiran 4. Kisi-kisi Observasi

No Indikator

Observasi

Aspek yang diamati Deskripsi

1 Media Keterlibatan siswa terhadap

media yang guru gunakan dalam

proses pembelajaran yang

berhubungan dengan kosakata

Mengamati keterlibatan dan

pemahaman siswa terhadap

kosakata berdasarkan media

yang digunakan oleh guru

2 Karya siswa saat

pembelajaran

Karya siswa yang berkaitan

dengan kosakata dan media yang

digunakan guru

Mengamati sejauh mana

keberhasilan dan pentingnya

media yang guru gunakan,

dalam karya yang siswa

hasilkan berkaitan dengan

kosakata

3 Bahasa siswa Cara komunikasi siswa dalam

proses pembelajaran

Mengamati siswa saat

berkomunikasi baik dengan

guru maupun dengan siswa lain

berdasarkan bahasa yang

digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

68

Lampiran 5. Kisi-kisi Instrumen Tes

a. Analisis Jenis Kata

Siswa

Jenis Kata

Kata

Benda

Kata

Kerja

Kata

sifat

Kata

Penghubung

Kata

Depan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

...

...

15

Jumlah

Persentase

b. Analisis Kesalahan Ejaan

Siswa

Jenis Kesalahan Ejaan

Kata

Tidak

Baku

Kesalahan

Huruf

Kapital

Kesalahan

Tanda

Baca

Kesalahan Kata

Depan/Imbuhan

1.

2.

3.

4.

5.

...

...

15

Jumlah

Persentase

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

69

Lampiran 6. Hasil Karangan Siswa

a. Karangan Siswa yang Belum Dianalisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

71

b. Karangan Siswa yang Sudah Dianalisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

72

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

73

Lampiran 7. Surat Telah Melakukan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

74

Lampiran 8. Instrumen Identifikasi Potensi dan Masalah

a. Hasil Observasi Siswa Kelas IV

Nama Sekolah Hasil Wawancara

SD Negeri Yogyakarta

Pada saat proses pembelajaran, siswa sangat

antusias dalam menggunakan media pembelajaran

yang telah disediakan oleh guru. Media

pembelajaran yang digunakan guru yaitu media

kartu kata.

Siswa membuat pantun sesuai dengan kosakata

yang terdapat pada kartu kata.

Pada proses pembelajaran berlangsung sebagian

besar siswa di kelas masih menggunakan bahasa

yang bervariasi. Misalnya, pada saat diskusi

antara siswa dengan siswa masih cenderung

menggunakan bahasa daerah. Akan tetapi, pada

saat siswa bertanya kepada guru selalu

menggunakan bahasa Indonesia.

b. Hasil Wawancara Wali Kelas IV

Nama Sekolah Hasil Wawancara

SD Negeri Yogyakarta

Ya, pernah menggunakan media kata. Seperti kata

apotek, izin, bus.

Cukup efektif karena kata baku yang dibahas

tertuju pada kata yang sering ditemukan dalam

kehidupan sehari-hari dan sering salah penulisan

pada kata tersebut sehingga dengan menggunakan

media siswa dapat tahu kedepannya kata yang

baku.

Perkembangan bahasa siswa semakin hari kosakata

yang dikuasai siswa semakin luas, namun banyak

kata yang tidak pantas untuk siswa katakan serta

banyaknya bahasa gaul yang siswa gunakan.

Pada penggunaan jenis kata siswa belum terlalu

paham membedakan tentang kata kerja dan kata

sifat. Sedangkan pada kesalahan ejaan siswa belum

menguasai letak penggunaan huruf kecil dan huruf

besar.

Saya sering meminta siswa untuk mengumpulkan

buku catatan bahasa Indonesia mereka seminggu

sekali dan kemudian saya mengoreksi serta

melingkari ketika ada kata yang salah. Jika secara

lisan, saat pemebelajaran berlangsung ketika siswa

menggunakan bahasa daerah maka saya meminta

mereka untuk menggunakan bahasa Indonesia yang

benar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

75

Saran saya, tujuan peneliti tidak hanya mengetahui

seberapa penguasaan jenis kata dan kesalahan ejaan

yang siswa saya miliki. Tetapi peneliti juga dapat

membantu untuk mencarikan solusi bagi guru agar

siswa lebih mudah memahami tentang kosakata

yang benar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH

76

BIOGRAFI PENELITI

Veronika Mery adalah anak ke tiga dari tiga

bersaudara. Lahir di SP2 Air Upas, Kabupaten

Ketapang pada tanggal 10 Januari 1998.

Menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 13

Sekuningan dan lulus pada tahun 2010. Kemudian

menempuh pendidikan menengah pertama di SMP

Pangudi Luhur Santo Aquino Tumbang Titi dan

lulus pada tahun 2013. Menempuh pendidikan

menengah atas di SMA Pangudi Luhur Santo Yohanes Ketapang dan lulus pada

tahun 2016. Pada Tahun 2016 peneliti tercatat sebagai mahasiswa Universitas

Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Program Studi

Pendidikan Sekolah Dasar (PGSD).

Selama menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma, peneliti

mengembangkan kemampuannya di bidang akademik maupun non akademik

dengan mengikuti beberapa kegiatan kepanitiaan yang diselenggarakan oleh

kampus. Kepanitiaan tersebut seperti Pelatihan Pengembangan Kepribadian

Mahasiswa (PPKM) I dan II, English Club, Kursus Mahir Dasar Pramuka (KMD),

Weekend Moral, Kuliah Kerja Nyata (KKN), serta seminar pendidikan lainnya.

Masa pendidikan peneliti diakhiri di Universitas Sanata Dharma dengan menulis

skripsi yang berjudul “Analisis Kosakata Siswa Kelas IV di Salah Satu SD Negeri

Yogyakarta (Kajian Jenis Kata dan Ejaan)”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI