i
ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU
SEKOLAH DASAR NEGERI YOGYAKARTA
(KAJIAN JENIS KATA DAN KESALAHAN EJAAN)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Veronika Mery
NIM: 161134052
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini peneliti persembahkan untuk:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, yang senantiasa memberikan berkat
dan kemudahan melimpah untuk peneliti.
2. Orangtua peneliti, Ibu Irene Tahir yang selalu mendoakan, memberikan
semangat, dan dukungan dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi.
3. Abang tersayang, Nurbertus Very dan Welhelmus Rery yang selalu
memberikan motivasi dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi.
4. Dyas Shangie Zitta Julipin yang selalu memberikan semangat dan dukungan
agar segera menyelesaikan penyusunan skripsi.
5. Keluarga besar Forum Bedayong yang selalu memberi motivasi dan
dukungan dalam menyelesaikan skripsi.
6. Keluarga besar kelas B angkatan 2016, yang selalu memberikan semangat
dan pengalaman berjuang bersama.
7. Para sahabatku dan sekaligus teman seperjuangan: Mita, Mega, Eva, Octa,
Ardinas, Edo, Mellyn, dan Bipo yang selalu memberikan motivasi agar segera
menyelesaikan penyusunan skripsi.
8. Teman payung skripsi: Bowo, Kiki, Elin, Eka, Cahya, dan Intan yang selalu
membantu dan bekerja sama dalam penyusunan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Ketakutan akan kegagalan akan lebih besar daripada rasa percaya diri
Namun jangan jadikan rasa tidak percaya dirimu menjadi alasan untuk tidak
bergerak maju karena yang dibayangkan lebih menakutkan daripada kenyataan
ketika kita sudah melaluinya.
Tidak ada pekerjaan yang susah ketika doa menyertai usaha kita.
Setiap pencapaian baik yang kita raih adalah kebanggaan bagi orang yang
menyayangi kita namun akan menjadi rasa dengki bagi mereka yang membenci.
Percaya diri, Berdoa, dan Berusaha.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 5 Maret 2021
Peneliti
Veronika Mery
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Veronika Mery
Nomor Mahasiswa : 161134052
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH
DASAR NEGERI YOGYAKARTA (KAJIAN JENIS KATA DAN
KESALAHAN EJAAN)”. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun
memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
peneliti.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 5 Maret 2021
Yang menyatakan
Veronika Mery
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
ANALISIS KOSAKATA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH
DASAR NEGERI YOGYAKARTA (KAJIAN JENIS KATA DAN
KESALAHAN EJAAN)
Veronika Mery
Universitas Sanata Dharma
2021
Latar belakang penelitian ini adalah adanya kecenderungan kesalahan
berbahasa pada penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia dalam bidang kosakata.
Penguasaan kosakata sangat mempengaruhi proses belajar siswa semakin kaya
kosakata yang dimiliki siswa, maka semakin besar pula kemungkinan siswa
terampil dalam berbahasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan
jenis kata dan ejaan dalam karangan siswa kelas IV di salah satu sekolah dasar
negeri Yogyakarta.
Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Subjek dalam
penelitian ini yaitu siswa kelas IV dengan jumlah 15 siswa. Instrumen yang
digunakan adalah human instrument atau instrumen dari peneliti sendiri. Teknik
pengumpulan data menggunakan tes tertulis, observasi, dan wawancara.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa kelas IV di salah satu
sekolah dasar negeri Yogyakarta masih kurang dalam penguasaan kosakata.
Kosakata yang dikuasai oleh siswa yaitu pada jenis kata benda dengan persentase
sebanyak 35%, kata kerja dengan persentase sebanyak 34%, kata sifat dengan
persentase sebanyak 8,2%, kata hubung dengan persentase sebanyak 8,8%, dan
kata depan dengan persentase sebanyak 14%. Dengan demikian, kosakata yang
dikuasai dengan baik oleh siswa yaitu pada jenis kata benda dan kata kerja.
Sedangkan jenis kata yang paling rendah dikuasai siswa yaitu pada jenis kata sifat
dan kata hubung. Selanjutnya kesalahan ejaan yang terdapat dalam karangan
siswa yaitu kesalahan kata tidak baku dengan persentase sebanyak 72%,
kesalahan huruf kapital dengan persentase sebanyak 16%, kesalahan tanda baca
dengan persentase sebanyak 4%, dan kesalahan kata depan/imbuhan dengan
persentase sebanyak 8%. Dengan demikian siswa masih sangat kurang dalam
penguasaan kata baku.
Kata kunci: Penelitian Kualitatif, kosakata, jenis kata, kesalahan ejaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
VOCABULARY ANALYSIS OF IV GRADE STUDENTS IN ONE OF
YOGYAKARTA STATE SCHOOLS (STUDY OF WORD TYPES AND
SPELLING ERRORS)
Veronika Mery
Sanata Dharma University
2021
The background of this research was the tendency of language errors in
the application of Indonesian spelling rules in the field of vocabulary. Mastery of
vocabulary greatly affects learning process of students more vocabulary students
have, then greater posibility of students becoming skilled in language. This study
aims to determine errors in the types of words and spelling in the essays of fourth
grade students at one of the Yogyakarta state elementary schools. This study aims
to determine errors in the types of words and spelling in the essays of fourth
grade students at one of the Yogyakarta state elementary schools.
The type of research used was descriptive qualitative. The subjects in this
study were 15 grade students. The instrument used is a human instrument or
instruments from the researcher. Data collection techniques used written tests,
observation, and interviews.
The results of this study indicate that grade IV students in one of the
Yogyakarta state elementary schools are still lacking in vocabulary mastery. The
vocabulary mastered by the students was in the types of nouns with a percentage
of 35%, verbs with a percentage of 34%, adjectives with a percentage of 8.2%,
conjunctions with a percentage of 8.8%, and prepositions with a percentage of as
much 14%. Thus, the vocabulary that the students mastered was the types of
nouns and verbs. While the lowest type of words mastered by students were the
types of adjectives and conjunctions. Furthermore, the spelling errors contained
in the students' essays were non-standard word errors with a percentage of 72%,
capital letters errors with a percentage of 16%, punctuation errors with a
percentage of 4%, and prepositions / affix errors with a percentage of 8%. Thus
students are still lacking in mastering standard words.
Keywords: Qualitative Research, vocabulary, types of words, spelling mistakes.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan atas ke hadirat Tuhan Yesus Kristus yang
telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Analisis Kosakata Siswa Kelas IV di Salah
Satu Sekolah Dasar Negeri Yogyakarta (Kajian Jenis Kata dan Kesalahan
Ejaan)” ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD),
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, di Universitas Sanata Dharma.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat dibuat dengan baik karena doa
dan dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang membantu dan memberikan doa serta
dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini. Peneliti ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Tuhan Yesus yang senantiasa membimbing dan memberikan rahmat
kesehatan selama proses penyusunan skripsi.
2. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar.
4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
5. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., dan Brigitta Erlita Tri Anggadewi,
S.Psi., M.Psi., selaku dosen pembimbing I dan II yang selalu memberikan
arahan, saran, dorongan, perhatian, dan motivasi dalam menyusun skripsi.
6. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik yang
setia membimbing dan memantau sejauh mana perkembangan akademik
peneliti setiap semester.
7. Sekretariat Program Studi PGSD Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan bantuan dan pelayanan penelitian dengan baik.
8. Segenap dosen dan karyawan Prodi PGSD Universitas Sanata Dharma yang
telah membantu dalam kelancaran penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
9. Salah satu sekolah dasar negeri di Yogyakarta yang telah memberikan izin
kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.
10. Kepala sekolah dan guru salah satu sekolah dasar negeri di Yogyakarta yang
telah bersedia membantu penelitian.
11. Teman-teman kelas B PGSD angkatan 2016 dan seluruh pihak yang tidak
bisa peneliti ucapkan satu per satu dalam membantu proses penelitian hingga
selesai.
Peneliti mengucapkan syukur atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak
sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Peneliti menyadari bahwa
dalam skripsi ini masih banyak kekurangan. Demi kesempurnaan skripsi ini,
peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dan mohon maaf jika terdapat
kesalahan dalam penyusunan skripsi.
Yogyakarta, 5 Maret 2021
Peneliti
Veronika Mery
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................. iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...................................................
vii
ABSTRAK .................................................................................................................. viii
ABSTRACT................................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................... x
DAFTAR ISI .............................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian............................................................................................ 4
E. Asumsi Penelitian ............................................................................................. 5
F. Definisi Operasional ......................................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................................... 6
A. Kajian Pustaka.................................................................................................. 6
1. Pengertian Kosakata ..................................................................................... 6
2. Pengertian Analisis ....................................................................................... 7
3. Pengertian Menulis ....................................................................................... 8
4. Pengertian Karangan..................................................................................... 8
5. Pengertian Jenis Kata .................................................................................... 15
6. Analisis Ejaan ............................................................................................... 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
B. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................................... 24
C. Kerangka Berpikir ............................................................................................ 28
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................ 30
A. Jenis Penelitian ................................................................................................. 30
B. Setting Penelitian .............................................................................................. 31
1. Subjek Penelitian .......................................................................................... 31
2. Objek Penelitian ..................................................................................... 31
3. Tempat Penelitian ......................................................................................... 31
4. Waktu Penelitian .......................................................................................... 31
C. Desain Penelitian .............................................................................................. 32
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 36
1. Observasi...................................................................................................... 36
2. Wawancara ................................................................................................... 37
3. Tes ............................................................................................................... 37
E. Instrumen Penelitian ......................................................................................... 37
1. Pedoman Wawancara.................................................................................... 38
2. Pedoman Observasi ...................................................................................... 38
3. Instrumen Tes ............................................................................................... 39
F. Validitas Instrumen Penelitian........................................................................... 41
G. Teknik Analisis Data ........................................................................................ 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................ 43
A. Hasil Penelitian ................................................................................................ 43
1. Observasi...................................................................................................... 43
2. Wawancara ................................................................................................... 44
3. Hasil Analisis Karangan Siswa ..................................................................... 47
B. Pembahasan ...................................................................................................... 52
BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 59
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 59
B. Keterbatasan Penelitian..................................................................................... 60
C. Saran ................................................................................................................ 60
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 62
LAMPIRAN ............................................................................................................... 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................... 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kisi-kisi Wawancara .................................................................................................... 38
Tabel 3.2 Tabel Kisi-kisi Observasi ............................................................................................. 39
Tabel 3.3 Instrumen Analisis Jenis Kata ...................................................................................... 39
Tabel 3.4 Instrumen Analisis Kesalahan Ejaan ............................................................................ 40
Tabel 3.5 Keterangan Warna ....................................................................................................... 42
Tabel 4.1 Hasil Observasi Siswa Kelas IV ................................................................................... 43
Tabel 4.2 Hasil Wawancara Guru Kelas IV ................................................................................. 45
Tabel 4.3 Hasil Analisis Kosakata Siswa Kelas IV ...................................................................... 47
Tabel 4.4 Urutan Jenis Kata yang Dikuasai Siswa Kelas IV di Salah Satu
Sekolah Dasar Negeri Yogyakarta ..............................................................................
50
Tabel 4.5 Hasil Analisis Kesalahan Ejaan .................................................................................... 51
Tabel 4.6 Persentase Penguasaan Jenis Kata dan Kesalahan Ejaan pada
Karangan Siswa ...........................................................................................................
53
Tabel 4.7 Contoh Kesalahan Penggunaan Kata Tidak Baku ......................................................... 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Literature Map Penelitian-penelitian yang Relevan ...................................................... 27
Gambar 4.1 Diagram Pie Persentase Penguasaan Jenis Kata ............................................................ 54
Gambar 4.2 Diagram Pie Kesalahan Ejaan ...................................................................................... 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................................................ 65
Lampiran 2 Surat Pemberian Izin Penelitian ................................................................................... 66
Lampiran 3 Kisi-kisi Wawancara .................................................................................................... 67
Lampiran 4 Kisi-kisi Observasi ...................................................................................................... 68
Lampiran 5 Kisi-kisi Instrumen Tes ................................................................................................ 69
Lampiran 6 Hasil Karangan Siswa .................................................................................................. 70
Lampiran 7 Surat Telah Melakukan Penelitian................................................................................ 74
Lampiran 8 Instrumen Identifikasi Potensi dan Masalah ................................................................. 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab I memberikan gambaran kepada pembaca mengenai landasan penelitian
ini. Pada bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi penelitian, dan definisi operasional.
A. Latar Belakang
Masalah yang dihadapi di lingkup pendidikan saat ini salah satunya
adalah cara berbahasa yang baik dan benar. Kosakata merupakan salah satu
komponen yang signifikan dalam berbahasa. Tanpa menguasai kosakata,
seseorang tidak akan dapat berbahasa dengan baik, baik dalam berbahasa
lisan maupun tulisan. Berbahasa secara lisan yaitu pembicaraan atau
percakapan dengan mengeluarkan bunyi bahasa dari mulut yang memiliki arti
dan maksud yang dapat dimengerti oleh orang lain, seperti percakapan
langsung, di telepon, drama, film, dan lain-lain. Sedangkan bahasa secara
tulis dapat terjadi dalam berbagai bentuk tulisan seperti dalam surat, fax,
email, memo, brosur, koran, majalah, dan sebagainya.
Bahasa tulisan terjadi karena adanya kesengajaan dari penulis untuk
menyampaikan maksud dan tujuan yang ingin disampaikan secara tertulis
agar diketahui oleh orang lain. Selanjutnya untuk memahami pesan atau isi
dari bahasa tulisan ini, lawan bicara dalam hal ini adalah pembaca dituntut
untuk mengerti bahasa yang digunakan dalam tulisan tersebut. Untuk dapat
memahami suatu bahasa tidak akan terlepas dari penguasaan kosakata.
Seberapa banyak kosakata yang dikuasai seseorang, akan menentukan
seberapa besar pemahamannya terhadap bahasa tulis tersebut. Adapun di
dalam bahasa tertulis akan selalu terkait dengan kegiatan membaca. Ketika
seseorang membaca, jumlah kosakata yang dikuasainya akan menentukan
mengerti atau tidaknya isi dari tulisan yang disampaikan oleh penulis. Agar
mempunyai kemampuan membaca yang baik, penguasaan kosakata serta
penggunaan kata baku dan tidak baku merupakan hal yang sangat penting.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Kasno (2004: 1)
menyatakan bahwa kosakata sebagai salah satu materi pembelajaran bahasa
Indonesia di sekolah menempati peran yang sangat penting sebagai dasar
siswa untuk menguasai materi pelajaran. Seandainya kosakata dan kata baku
yang dikuasai kurang, akan banyak kesulitan memahami isi dan pesan dalam
tulisan tersebut.
Menurut Djiwandono (2011: 126) mengemukakan bahwa kosakata adalah
perbendaharaan kata dalam berbagai bentuknya yang meliputi kata-kata lepas
dengan atau tanpa imbuhan dan kata-kata yang merupakan gabungan dari
kata-kata yang sama atau berbeda, masing-masing dengan artinya sendiri.
Kosakata adalah kekayaan kata yang dimiliki seorang pembicara, penulis,
atau suatu bahasa. Kosakata juga merupakan komponen bahasa yang memuat
semua informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa
kosakata adalah semua kata yang terdapat dalam bahasa yang juga merupakan
kumpulan kata yang digunakan seseorang dalam kegiatan berbahasa.
Penguasaan kosakata sangat diperlukan oleh seseorang untuk memahami dan
menggunakan kumpulan kata yang dimilikinya untuk mengekspresikan
pikiran dan rasa dalam berbagai ruang lingkup dalam kehidupan. Kata baku
dan tidak baku sangat berpengaruh dalam sebuah tulisan jika dikaitkan
dengan kesesuaian kata dan bahasa yang terdapat pada Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI). Meskipun demikian, kata baku dan tidak baku biasa
digunakan sesuai pada tempat atau lingkungan tertentu. Contohnya jika di
waktu rapat guru dan wali murid, jelas akan menggunakan bahasa yang baku
berbeda dengan saat di lingkungan bermain bisa saja dengan bebas
menggunakan kata tidak baku. Kata baku sendiri biasa sering digunakan di
lingkungan formal seperti sekolah, tempat kerja, instansi pemerintahan.
Sedangkan bahasa tidak baku biasa digunakan dalam kegiatan sehari-hari
seperti berbicara dengan teman, chatting di sosial media, dan lain-lain.
Tarigan (2015: 2) mengemukakan bahwa kualitas keterampilan berbahasa
seseorang bergantung pada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Semakin kaya kosakata yang kita miliki semakin besar pula kemungkinan
kita terampil dalam berbahasa. Oleh karena itu, pengajaran kosakata di
sekolah menjadi dasar bagi pengembangan keterampilan berbahasa siswa.
Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti
kepada guru wali kelas IV di salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta pada
tanggal 27 Februari 2020, dapat diketahui bahwa siswa dalam penguasaan
kosakata masih kurang. Hal ini dapat dilihat pada saat proses pembelajaran di
kelas dan dari hasil tugas yang dikerjakan oleh siswa. Dari hasil wawancara
dengan wali kelas diketahui bahwa siswa masih kurang dalam penggunaan
bahasa baku dan kesalahan penggunaan tanda baca. Dari wawancara juga
dapat diketahui bahwa pada saat pembelajaran guru menggunakan media
kartu kata dalam praktik pembelajaran. Untuk membuat sebuah tulisan atau
karangan seseorang harus mampu menguasai kosakata yang baik dan benar
dengan tujuan agar orang lain yang membaca tulisan atau karangan dapat
mengerti isi yang terdapat dalam tulisan tersebut. Penggunaan bahasa yang
benar menurut kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) merupakan salah
satu faktor yang sangat penting dalam hal tulis-menulis. Pemilihan kata
berhubungan erat dengan kaidah sintaksis, kaidah makna, kaidah hubungan
sosial dan kaidah mengarang. Kaidah-kaidah ini sangat mendukung sehingga
tulisan dapat lebih terstruktur dan bernilai, serta lebih mudah dipahami dan
dimengerti oleh orang lain. Ketelitian sangat berpengaruh pada kosakata baik
lisan maupun tertulis. Dengan demikian ketelitian sangat diperlukan terutama
dalam penggunaan kosakata seperti saat membuat suatu karangan.
Dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti,
dapat diketahui bahwa siswa kelas IV di salah satu sekolah dasar negeri
Yogyakarta masih terdapat kesalahan penulisan kosakata. Berdasarkan hal
tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “analisis
kosakata siswa kelas IV di salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta
(kajian jenis kata dan kesalahan ejaan)”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penguasaan jenis kata siswa kelas IV di salah satu sekolah
dasar negeri Yogyakarta berdasarkan PUEBI melalui menulis karangan?
2. Bagaimana kesalahan ejaan siswa kelas IV di salah satu sekolah dasar
negeri Yogyakarta berdasarkan PUEBI melalui menulis karangan?
C. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan penguasaan jenis kata dalam karangan siswa kelas IV di
salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta.
2. Mendeskripsikan kesalahan ejaan dalam karangan siswa kelas IV di salah
satu sekolah dasar negeri Yogyakarta.
D. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat. Adapun manfaat
penelitian ini ada dua yaitu teoritis dan praktis.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan tentang kosakata yang baik dan benar yang merujuk pada
jenis kata dan kesalahan ejaan dalam sebuah karangan narasi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
1) Siswa dapat memahami kosakata yang benar.
2) Siswa dapat lebih teliti dalam menggunakan kosakata.
b. Bagi guru
1) Guru akan lebih tahu letak kekurangan atau letak masalah yang
menjadi hambatan siswa dalam menggunakan kosakata.
2) Guru akan menemukan ide-ide baru yang bisa diterapkan dalam
proses belajar-mengajar.
3) Guru dapat lebih mudah mengatasi masalah-masalah yang muncul
dalam proses pembelajaran.
c. Bagi peneliti
1) Peneliti akan merasa puas dengan tercapainya tujuan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2) Peneliti dapat memperoleh pengalaman langsung mengenai jenis
kata dan kesalahan ejaan pada karangan narasi siswa di salah satu
sekolah dasar negeri Yogyakarta.
E. Asumsi Penelitian
1. Minat baca siswa yang kurang sehingga mengalami kesulitan dalam
menulis karangan.
2. Penggunaan kosakata yang kurang tepat dalam menulis karangan
dikarenakan pengaruh dalam berbahasa di lingkungan bermain.
3. Siswa kurang memahami jenis-jenis karangan serta tidak memiliki
pengalaman yang lebih luas dalam menulis karangan.
4. Kurang tertariknya siswa terhadap kosakata baru sehingga mengabaikan
kosakata yang tepat sesuai KBBI.
5. Kurang adanya pendampingan yang tepat kepada siswa dalam menulis
karangan atau menggunakan kosakata sehingga mengalami kesalahan.
F. Definisi Operasional
1. Analisis adalah sebuah langkah penyelidikan yang dilakukan untuk dapat
menemukan kesalahan serta cara pemecahan masalah yang ada pada suatu
peristiwa.
2. Kosakata adalah kata-kata yang mengacu pada makna tertentu, mutlak
dan tidak mudah berubah.
3. Kata adalah satuan komponen yang jika digabungkan dapat membentuk
sebuah kalimat.
4. Ejaan adalah kaidah tulisan dalam menggunakan suatu bahasa atau tulisan
yang berhubungan dengan aturan penulisan kata, unsur serapan dan
penggunaan tanda baca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab II memaparkan kajian pustaka, kajian-kajian teori yang mendukung,
hasil penelitian yang relevan, kerangka berfikir dan hipotesis. Bagian-bagian
tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Kosakata
Kosakata adalah sebuah himpunan kata yang bisa diketahui oleh
seseorang atau entitas lainnya, atau juga merupakan sebuah bagian dari
salah satu bahasa tertentu. Nurgiyantoro (2014: 338) dalam bukunya
mendefinisikan bahwa kosakata adalah kekayaan kata yang dimiliki
seorang pembicara, penulis, atau suatu bahasa. Kosakata juga merupakan
komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna dan
pemakaian kata dalam bahasa. Kualitas keterampilan berbahasa seseorang
bergantung pada kualitas kosakata yang dimilikinya (Tarigan, 2015: 2).
Semakin kaya kosakata yang dimiliki siswa, maka semakin besar pula
kemungkinan siswa terampil dalam berbahasa. Hal ini sejalan dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Nurgiyantoro (2014: 282) bahwa untuk
dapat melakukan kegiatan berkomunikasi dengan bahasa, diperlukan
penguasaan kosakata dalam jumlah yang memadai. Jenis-jenis kosakata
berdasarkan frekuensinya, penggunaan kosakata dibagi menjadi dua
macam yaitu kosakata aktif dan kosakata pasif. Kosakata aktif yaitu
sebuah kosakata yang pada frekuensi penggunaannya sangatlah sering
digunakan di dalam berbicara maupun menulis. Sedangkan kosakata pasif
adalah suatu kosakata yang mana frekuensi penggunaannya sangatlah
jarang digunakan. Contoh kosakata aktif, adalah sebagai berikut:
“Bunga: Kembang – Berkata”
“Matahari – Muka”
“Angin – Wajah”
“Seperti: Sebagai – Tidur”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Contoh kosakata pasif, adalah sebagai berikut:
“Puspa, yaitu: Kusuma – Surya, Mentari”
“Bayu, yaitu: Pawana – Bak, Laksana”
“Kalbu – Sukma”
“Nan – Bahari”
2. Pengertian Analisis
Istilah analisis merupakan bentuk penyempurnaan dari kata analisa.
Analisis atau analisa berasal dari Yunani Kuno “analusis” yang memiliki
arti melepaskan. Dalam bentuk kalimat, analisis diartikan sebagai sebuah
proses pemeriksaan dan evaluasi dari data atau informasi yang kompleks
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil untuk mempelajarinya lebih dalam
dan bagaimana bagian-bagian ini berhubungan satu sama lain. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian analisis adalah
penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan perbuatan, dan
sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab musabab,
duduk perkara, atau hal-hal lainnya). Ellis (dalam Setyawati, 2013: 15)
menyatakan bahwa dalam melakukan sebuah analisis terdapat beberapa
langkah yang harus diperhatikan yaitu mengumpulkan sampel kesalahan,
mengidentifikasi kesalahan, menjelaskan kesalahan, mengklasifikasikan
kesalahan, dan mengevaluasi kesalahan. Sehingga susunan tersebut
tampak jelas dan kemudian bisa ditangkap maknanya atau dimengerti inti
permasalahannya.
Berdasarkan beberapa rumusan definisi beberapa ahli dan secara
umum, analisis memiliki sedikitnya tiga fungsi dan tujuan utama. Namun,
secara spesifik, hal ini tergantung pada bagaimana proses penggunaan
analisis. Secara umum, berikut merupakan fungsi dan tujuan analisis.
a. Fungsi Analisis: untuk menguraikan sesuatu menjadi komponen-
komponen kecil yang diketahui hubungan-hubungannya. Kemudian
uraian komponen tersebut dapat lebih mudah dipahami, baik setiap
bagiannya maupun secara keseluruhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
b. Tujuan Analisis: untuk memperoleh pemahaman lebih mendetail
mengenai suatu hal. Pemahaman tersebut nantinya dapat dijelaskan
kepada publik. Sehingga publik dapat mendapatkan informasi
bermanfaat dari analisis tersebut.
Berdasarkan teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa analisis
memiliki fungsi dan tujuan untuk menentukan keputusan. Menentukan
keputusan yang dimaksud adalah pengambilan keputusan berdasarkan
dugaan, teori, atau prediksi dari sesuatu yang sebelumnya telah dipahami
dengan metode analisis.
3. Pengertian Menulis
Menurut Nurudin (2010: 4) dalam bukunya berpendapat bahwa
menulis adalah segenap rangkaian dari kegiatan seseorang dalam rangka
mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis
kepada orang lain agar mudah dipahami. Menulis juga dapat diartikan
sebagai ungkapan atau ekspresi perasaan yang dituangkan dalam bentuk
tulisan. Pengertian menulis secara umum adalah suatu kegiatan
mengungkapkan gagasan pikiran, pengalaman dan pengetahuan ke dalam
bentuk catatan dengan menggunakan aksara, lambang atau simbol yang
dibuat secara sistematis sehingga dapat dengan mudah dipahami. Menulis
merupakan salah satu kegiatan yang kompleks mencakup gerakan jari,
tangan, lengan dan mata secara terintegrasi. Keterampilan menulis juga
merupakan kemampuan motorik.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
menulis adalah sebuah proses dari kreativitas di dalam menuangkan
gagasan dalam bentuk bahasa tulisan.
4. Pegertian Karangan
Menurut Ahmadi (1995: 127) karangan adalah suatu perbuatan atau
kegiatan komunikatif antara penulis dan pembaca berdasarkan teks yang
telah dihasilkan. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Finoza (2008: 228)
bahwa karangan adalah penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur
tentang suatu topik atau pokok bahasan dengan merangkai atau menyusun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
kata, frase, kalimat, dan alinea yang dipadukan dengan topik dan tema
tertentu. Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang
untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa
tulis kepada pembaca untuk dipahami. Mengarang dilekatkan kepada
proses kreativitas yang berjenis non ilmiah berbeda dengan menulis,
menulis sering dilekatkannya kepada sebuah proses kreativitas yang
berjenis ilmiah. Lima jenis karangan yang umum dijumpai adalah sebagai
berikut:
a. Karangan Narasi
Karangan narasi merupakan karangan yang mengandung cerita atau
peristiwa yang disajikan dengan urutan waktu yang jelas. Karangan
narasi dibuat untuk dapat membuat para pembaca menjadi terhibur
melalui cerita yang dikemas menarik baik itu yang sifatnya fiksi atau
non fiksi. Cerita di dalam karangan narasi disampaikan secara
kronologis. Karangan narasi biasa dijumpai dalam berbagai karya sastra
tertulis atau prosa, seperti cerpen, novel, roman, dan hikayat. Ciri-ciri
yang dapat membedakan karangan narasi dengan karangan lain adalah
sebagai berikut:
1) Mempunyai isi dalam bentuk cerita atau kejadian.
2) Karangan menyampaikan isi yang dalam bentuk cerita secara
kronologis atau berurutan.
3) Isi karangan narasi berbentuk konflik baik antara tokoh dengan
tokoh lainnya maupun dengan tokoh itu sendiri.
4) Mempunyai unsur pembangun seperti tema, seting, latar, tokoh
dan lain-lain.
Ada tiga jenis karangan narasi, yaitu sebagai berikut:
1) Karangan Narasi Ekspositoris
Karangan narasi ekspositoris yaitu jenis karangan narasi yang
mengandung tentang suatu kejadian yang diceritakan secara
runtut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2) Karangan Narasi Artistik
Karangan narasi artistik merupakan jenis karangan narasi yang
mempunyai tujuan untuk menghibur pembacanya dengan cerita-
cerita yang menarik.
3) Karangan Narasi Sugestif
Karangan narasi sugestif merupakan jenis karangan narasi yang
mengandung suatu cerita yang mempunyai unsur menghibur.
Selain itu, ceritanya mempunyai pesan atau tujuan tertentu di
dalamnya.
b. Karangan Deskripsi
Karangan deskripsi merupakan karangan sebuah karangan yang
menunjukkan suatu objek atau kejadian yang sangat jelas sehingga
seolah-olah pembaca bisa ikut merasakan, melihat atau mengalami
sendiri hal yang dibahas dalam karangan. Karangan deskripsi memiliki
ciri-ciri antara lain sebagai berikut:
1) Karangan menggambarkan sebuah objek yang nyata atau bisa
diterima oleh panca indera.
2) Karangan menunjukkan suatu objek dengan sangat jelas sehingga
membuat pembaca seolah ikut merasakan atau mengalami sendiri
apa yang dijelaskan penulis.
3) Karangan mempunyai sifat objektif, dengan bahasa lain penulis
menunjukkan sebuah objek atau benda secara nyata dan apa
adanya, tidak berpihak.
4) Karangan dibuat dengan metode impresionistis (subjektif),
realistis (objektif) atau sikap penulis.
Tujuan dari karangan deskripsi adalah supaya pembaca dapat
membayangkan atau seolah-olah merasakan atau melihat ke dalam
wacana yang diberikan. Marahimin (1994) menyatakan tujuan dari
karangan deskripsi adalah:
1) Memberikan arahan.
2) Menjelaskan terhadap suatu hal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
3) Menceritakan peristiwa.
4) Merangkum.
Beberapa jenis karangan deskripsi antara lain sebagai berikut:
1) Karangan Deskripsi Spatial merupakan jenis karangan deskripsi
yang menunjukkan objek dalam bentuk tempat atau ruang. Penulis
bercerita atau menggambarkan suatu tempat atau ruang menurut
keadaan nyata sehingga pembaca bisa membayangkan dengan jelas
tempat yang dimaksud.
2) Karangan Deskripsi Realistis merupakan jenis karangan deskriptif
yang dijelaskan pada pembaca secara objektif. Cara menyampaikan
karangan secara objektif bisa diartikan bahwa apa yang disampaikan
kepada pembaca lewat karangan adalah nyata apa adanya. Penulis
tidak menerangkan kesan atau opini peribadi terhadap objek yang
diceritakan.
3) Karangan Deskripsi Impresionatis merupakan jenis karangan
deskriptif yang memberikan gambaran suatu objek secara subjektif
atau sesuai dengan apa yang dirasakan dan dilihat oleh penulis.
Pandangan pembaca tidak terlalu diperhatikan penulis.
4) Karangan Deskripsi Artistik atau Impresionitik merupakan karangan
yang memberikan penekanan terhadap tanggapan emosional yang
dirasakan oleh pembaca atau pendengarnya. Ketika menulis
karangan ini penulis berupaya untuk memberikan kesan terhadap
pembacanya.
5) Karangan Deskripsi Ekspositori adalah karangan yang logis, sering
kali penulis hanya mendeskripsikan sebuah objek yang sesuai
dengan apa yang dilihat dan dirasakan oleh penulis saja, tidak
mengutamakan tanggapan emosi atau kesan pembaca.
Dalam membuat karangan deskripsi cara penulisan karangannya
adalah sebagai berikut:
1) Menetapkan tema karangan.
2) Menetapkan tujuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
3) Mengumpulkan informasi.
4) Merancang kerangka karangan.
5) Melakukan pengembangan kerangka karangan.
6) Melakukan penyuntingan karangan.
c. Karangan Eksposisi
Karangan eksposisi merupakan jenis karangan yang menjelaskan
atau memaparkan beberapa pengetahuan maupun informasi secara jelas
lebih rinci. Karangan eksposisi sering juga disebut dengan karangan
faktual. Karangan ini mengulas hal konkret menurut penelitian dan
percobaan ilmiah sehingga isi karangan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Karangan eksposisi dilampiri dan didukung oleh data
dalam bentuk fakta, contoh, pendapat pribadi dan lain sebagainya
menjadikan informasi yang disampaikan lebih kuat. Lebih tepatnya,
karangan eksposisi mengandung informasi untuk menambah
pengetahuan pembaca.
Dalam membuat karangan eksposisi, penulis harus tahu perincian
tentang suatu topik yang akan dibahas. Selanjutnya, penulis membagi
perincian tersebut menurut kronologinya. Urutkan kronologis dalam
membuat karangan eksposisi adalah penjelasan tentang proses
terjadinya atau permasalahan yang timbul pada topik, urutan fungsional,
analisis sebab-akibat dan analisis perbandingan. Karangan eksposisi
memiliki ciri-ciri antara lain sebagai berikut:
1) Memberikan dan menerangkan informasi supaya pembaca dapat tahu
dan paham.
2) Memberikan sesuatu kepada pembaca sesuai dengan fakta.
3) Memberikan analisis secara objektif terhadap fakta.
4) Menggambarkan proses dari peristiwa yang terjadi.
5) Mempunyai sifat netral dan tidak ada unsur mempengaruhi atau
memaksa kehendak pembaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Karangan eksposisi juga memiliki struktur yaitu sebagai berikut:
1) Tesis adalah pembukaan yang mengandung sudut pandang penulis
kepada topik yang hendak dibahas. Tesis bisa berisi teori yang
nantinya akan diulas atau diperkuat oleh argumen.
2) Argumentasi adalah bagian dalam bentuk alasan bukti yang bisa
menguatkan tesis. Argumentasi bisa dalam bentuk pendapat para ahli,
hasil penelitian, atau pernyataan umum yang memiliki dasar
referensi terpercaya.
3) Penegasan ulang adalah akhir dari karangan eksposisi. Penegasan
ulang mengandung simpulan yang menegaskan kembali tesis dan
pembuktian atau penguatan yang ada pada argumentasi.
Langkah-langkah dalam membuat karangan eksposisi adalah sebagai
berikut:
1) Menetapkan tema karangan.
2) Memilih data pendukung yang sesuai dengan tema karangan.
3) Membuat kerangka karangan.
4) Melakukan pengembangan kerangka menjadi sebuah karangan yang
utuh.
d. Karangan Argumentasi
Karangan argumentasi adalah karangan yang memiliki isi pendapat
tentang suatu topik yang ingin disampaikan pada pembaca. Pendapat
yang dituliskan bisa berupa alasan, contoh atau bukti yang nyata.
Karangan argumentasi bertujuan mempengaruhi pembaca agar
mempunyai pandangan atau pemikiran yang sama dengan pandangan
penulis. Karangan argumentasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Kalimat yang meyakinkan pembaca tentang suatu pendapat penulis.
2) Pendapat atau gagasan penulis dilengkapi data, fakta, grafik, gambar,
atau tebel.
3) Tidak memuat kalimat mengandung emosi penulis.
4) Memuat logika serta penalaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
5) Terdiri dari tiga bagian utama yaitu pendahuluan, tubuh argumen
(berisi argumen penulis), dan kesimpulan.
Jenis-jenis karangan argumentasi:
1) Karangan argumentasi sebab-akibat
Karangan argumentasi sebab-akibat memiliki isi paragraf yang
diawali dengan beberapa pendapat merupakan sebab. Selanjutnya,
berdasarkan beberapa pendapat tersebut dikerucutkan menjadi
sebuah kesimpulan. Kesimpulan ini adalah efek atau akibat dari
sebab yang dipaparkan sebelumnya.
2) Karangan argumentasi akibat-sebab
Karangan argumentasi akibat-sebab adalah kebalikan dari jenis
karangan sebab-akibat. Karangan ini memiliki isi paragraf yang
diawali dengan pendapat yang berupa akibat. Lalu kemudian pada
bagian akhir dijabarkan penyebab yang menimbulkan akibat tersebut.
Adapun langkah-langkah dalam penulisan karangan argumentasi
yaitu sebagai berikut:
1) Menentukan tema dan topik
2) Menyusun kerangka karangan
3) Mengembangkan kerangka karangan
4) Menyunting karangan
e. Karangan Persuasi
Karangan persuasi adalah tulisan atau karangan yang ditulis dengan
bertujuan untuk mempengaruhi pembaca agar melakukan apa yang
dikatakan penulis dalam tulisannya. Karangan persuasi adalah karangan
yang isinya mengajak, menghimbau atau menarik para pembacanya.
Karangan persuasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Bersifat mengajak.
2) Terkadang menampilkan data pendukung seperti fakta-fakta agar
para pembaca percaya dan melakukan apa yang diminta oleh
penulisnya.
3) Karangan menghindari konflik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
5. Pengertian Jenis Kata
Kata adalah rangkaian dari huruf yang menciptakan sebuah arti
tertentu. Berdasarkan KBBI, kata adalah elemen bahasa yang diungkapkan
atau dicatat yang merupakan manifestasi dari pikiran dan rasa agar bisa
dipakai untuk berkomunikasi atau berbahasa. Menurut Waridah (2008:
264) mendefinisikan bahwa kata adalah satuan bahasa terkecil yang dapat
berdiri sendiri dan membentuk suatu makna bebas. Pendapat lain yang
dikemukakan oleh Chaer (2008: 63) bahwa kata merupakan bentuk yang
mempunyai susunan fonologi yang stabil dan tidak berubah dan keluar
mempunyai kemungkinan mobilitas dalam kalimat.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
jenis kata adalah satuan kecil yang jika digabungkan setiap satuan tersebut
membentuk suatu kalimat dengan makna yang lebih luas. Kata
dikelompokkan menjadi kata benda, kata kerja, kata sifat, kata hubung,
dan kata depan.
a. Kata Benda (Nomina)
Menurut Waridah (2008: 270) kata benda adalah kata yang
mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertian.
Penggunaan kata benda lebih dahulu digunakan oleh siswa dari pada
jenis kata lainnya dan jumlah kata benda lebih banyak digunakan siswa
dalam tuturannya karena kelas kata benda sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Berdasarkan kategori sintaks, kata benda tidak
memiliki potensi untuk bergabung tanpa artikel, tetapi potensi untuk
mengawali partikel. Contoh kata benda yaitu bunga, celana, rumah,
kertas, rambut.
b. Kata Kerja (Verba)
Menurut Waridah (2008: 264) mendefinisikan bahwa kata kerja
adalah kata yang menyatakan makna perbuatan, pekerjaan, tindakan,
proses, atau keadaan. Ciri-ciri kata kerja yaitu menempati fungsi
predikat dalam kalimat, didahului kata keterangan (akan, sedang, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
sudah), didahului kata ingkar tidak, dipakai dalam kalimat perintah
(khususnya bermakna perbuatan), tidak dapat didahului kata paling.
c. Kata Sifat (Adjektiva)
Waridah (2008: 269) dalam bukunya mendefinisikan bahwa kata
sifat adalah kata yang menerangkan kata benda. Pendapat lain yang
dikemukan oleh Alwi (2003: 171) kata sifat merupakan kata yang
memberikan keterangan yang lebih khusus tentang sesuatu menurut
nomina. Ciri-ciri kata sifat yaitu dapat bergabung dengan partikel (tidak,
lebih, sangat, agak), dapat mendampingi kata benda, dapat diulang
dengan imbuhan se-nya, dapat diawali imbuhan ter-yang bermakna
paling.
d. Kata Penghubung (Konjungsi)
Kata penghubung adalah kata tugas yang menghubungkan dua
klausa, kalimat, atau paragraf. Kata hubung menghubungkan bagian-
bagian ujaran yang setataran maupun yang tidak setataran (Waridah,
2008: 285). Kata penghubung dibagi ke dalam beberapa kelompok
yaitu:
1) Penghubung Koordinatif, memiliki kedudukan setara. Contoh: dan,
atau, tetapi.
2) Penghubung Subordinatif, menggabungkan dua klausa atau lebih
namun bertingkat. Contoh: sesudah, agar, seakan-akan, jika, sebab,
bahwa, dengan, biarpun.
3) Penghubung Korelatif, menghubungkan dua kata, frasa atau klausa
memiliki unsur yang sama. Contoh: bahkan, melainkan, tidak hanya,
demikian, sehingga.
4) Penghubung antar kalimat, contoh: walaupun itu, selanjutnya,
sesudah itu, sebaliknya, namun.
5) Penghubung antar paragraf, contoh: kemudian, oleh karena itu,
bagaimanapun juga, untuk itulah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
e. Kata Depan (Preposisi)
Waridah (2008: 283) menyatakan bahwa kata depan adalah kata
tugas yang berfungsi sebagai unsur pembentuk frasa preposisional. Kata
depan berdasarkan bentuknya yaitu kata depan berbentuk kata (di, ke,
dari, bagi, untuk, dalam, guna, pada, oleh, dengan, tentang, karena),
kata depan berbentuk gabungan kata (berbeda dengan, bertolak dari,
mengingat akan, oleh karena, sampai dengan, selain daripada, sesuai
dengan).
6. Analisis Ejaan
Ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulisan yang
distandardisasikan dan mempunyai makna. Menurut Setyawati, (2013: 156)
secara teknis ejaan adalah aturan tulis-menulis dalam menggambarkan
suatu bahasa yang berhubungan dengan penulisan huruf, penulisan kata,
penulisan unsur serapan, dan penggunaan tanda baca. Menurut Suyanto
(2011: 90) ejaan adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana ucapan
atau apa yang dilisankan oleh seseorang ditulis dengan perantara lambang-
lambang atau gambar-gambar bunyi. Menurut pendapat lain Gantamitreka
(2016: 9) ejaan adalah bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam
bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.
Dapat disimpulkan bahwa ejaan adalah aturan tulis menulis dalam
suatu bahasa yang berhubungan dengan penulisan huruf, penulisan kata,
penulisan unsur serapan dan penggunaan tanda baca. Dalam
perkembangannya bahasa Indonesia unsur pelbagai bahasa lain, baik dari
bahasa daerah maupun bahasa asing (Waridah, 2008: 69). Kesalahan ejaan
dapat terjadi jika dalam penulisan atau penggunaan bahasa terdapat
kesalahan tanda baca. Perbedaan konsepsi pengertian tanda baca di dalam
ejaan sebelumnya diartikan sebagai tanda bagaimana seharusnya membaca
tulisan, selain itu terdapat kesalahan dalam penggunaan huruf pada tulisan.
Kesalahan ejaan dan kosakata yang kurang tepat dapat menimbulkan
kesalahan tanggapan pembaca terhadap gagasan yang dikemukakan
Gantamitreka (2016: 179).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Dalam penelitian ini, Peneliti akan meneliti kesalahan penggunaan
ejaan pada kalimat-kalimat di dalam karangan naratif siswa kelas IV di
salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta. Jenis kesalahan yang diteliti
adalah kesalahan kata tidak baku, kesalahan huruf kapital, kesalahan tanda
baca, dan kesalahan kata depan/imbuhan.
a. Kata baku dan kata tidak baku
Bahasa baku digunakan dalam bahasa tulis maupun lisan yang
formal atau resmi. Kata baku adalah kata yang pemakaiannya
disesuaikan pada pedoman atau kaidah bahasa yang sudah ditentukan.
Pada dasarnya kata baku bersumber dari Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI). Kata baku memiliki ciri-ciri khusus yang
membedakannya dengan kata tidak baku, ciri-ciri kata baku diantaranya
sebagai berikut:
1) Kata baku tidak terkontaminasi atau tidak rancu.
2) Kata baku tidak dipengaruhi bahasa asing atau bahasa daerah.
3) Kata baku bentuknya tetap dan tidak berubah-ubah.
4) Kata baku menggunakan imbuhan secara tersurat (eksplisit).
5) Kata baku digunakan pada acara formal atau acara resmi dan tidak
pada percakapan sehari-hari.
6) Kata baku tidak menggunakan majas pleonasme (menambahkan
keterangan tambahan yang tidak diperlukan).
7) Kata baku memiliki arti yang pasti (tidak membingungkan atau
rancu).
Selain ciri-ciri kata baku terdapat juga ciri-ciri kata yang tidak baku.
Ciri-ciri kata tidak baku diantaranya yaitu sebagai berikut:
1) Kata tidak baku biasa digunakan pada percakapan sehari-hari.
2) Kata tidak baku sudah terkontaminasi bahasa asing atau bahasa
daerah.
3) Bentuk kata tidak baku berubah-ubah.
4) Kata tidak baku memiliki makna yang sama seperti kata baku
meskipun pengucapannya berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Berikut adalah contoh dari kata baku yang sering kita temukan
dalam kehidupan sehari-hari, namun masih banyak yang sering keliru
dalam penulisan kata baku tersebut. Contoh: aktif, aktivitas, andal,
apotek, advokat.
b. Huruf kapital
Menurut KBBI, huruf kapital atau juga disebut huruf besar adalah
huruf yang berukuran dan berbentuk khusus yaitu lebih besar daripada
huruf biasa, biasanya digunakan sebagai huruf pertama pada awal
kalimat. Huruf kapital juga digunakan sebagai huruf pertama setiap
penulisan nama-nama orang, nama hari, bulan, tahun dan hari raya.
Huruf kapital memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Memiliki bentuk huruf yang lebih besar dari biasanya
2) Setiap huruf besar memiliki bentuk huruf yang berbeda dari bentuk
huruf biasa.
3) Digunakan sebagai huruf pertama dari kata pertama dalam kalimat.
4) Huruf kapital biasa digunakan sebagai huruf pertama pada kata dan
ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan.
Contoh penggunaan huruf kapital yaitu sebagai berikut:
1) Mellyn akan pergi ke Ketapang pada hari Rabu
2) Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya
3) Tahun Naga adalah salah satu tahun yang dipercaya oleh
masyarakat Tiongkok sebagai tahun yang baik.
c. Tanda baca
Menurut (Chear 2008: 71) tanda baca adalah tanda-tanda yang
digunakan dalam bahasa tulis agar kalimat-kalimat yang kita tulis dapat
dipahami orang persis seperti yang kita maksudkan. Tanda baca terbagi
menjadi 15 jenis (Fitri, 2018: 34) yaitu sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
1) Tanda titik (.)
a) Tanda titik digunakan pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan
dan seruan.
b) Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan
detik yang menunjukkan waktu.
c) Tanda titik digunakan pada penulisan singkatan, singkatan gelar,
jabatan, pangkat, dan sapaan.
2) Tanda (,)
a) Tanda koma digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu
perincian atau pembilang.
b) Tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari
induk kalimat, apabila anak kalimat tersebut mendahului induk
kalimatnya.
c) Tanda koma digunakan di antara nama dan alamat, bagian-
bagian alamat, tempat dan tinggal, nama tempat dan wilayah
atau negeri yang ditulis berurutan.
3) Titik koma (;)
a) Tanda titik koma digunakan sebagai kata penghubung untuk
memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk
setara.
b) Tanda titik koma digunakan untuk mengakhiri pertanyaan
perincian dalam kalimat yang berupa frasa atau kelompok kata.
Dalam hubungan itu, sebelum perincian terakhir digunakan kata
dan.
c) Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan dua kalimat
setara atau lebih apabila unsur-unsur setiap bagian itu dipisah
oleh tanda baca dan kata penghubung.
4) Titik dua (:)
a) Tanda titik dua digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap
yang diikuti rangkaian.
b) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
c) Tanda titik dua digunakan dalam naskah drama sesudah kata
yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
5) Tanda hubung (-)
a) Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah
oleh pergantian baris.
b) Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unur kata
ulang.
c) Tanda hubung digunakan untuk memperjelas hubungan bagian-
bagian kata atau ungkapan.
6) Tanda pisah ( – )
a) Tanda pisah digunakan untuk membatasi penyisipan kata atau
kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun utama kalimat.
b) Tanda pisah digunakan di antara dua bilangan, tanggal, atau
tempat dengan arti “sampai dengan” atau “sampai ke.
c) Tanda pisah digunakan untuk menegaskan adanya keterangan
aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi
lebih jelas.
7) Tanda tanya (?)
a) Tanda tanya digunakan pada akhir kalimat tanya.
b) Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan
bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat
dibuktikan kebenarannya.
8) Tanda seru (!)
Tanda seru digunakan untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan
yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan
kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun emosi yang kuat.
9) Tanda elipsis (…)
a) Tanda elipsis digunakan dalam kalimat yang terputus-putus.
b) Tanda elipsis digunakan untuk menunjukkan bahwa dalam suatu
kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
10) Tanda petik (“…”)
a) Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan langsung yang
berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
b) Tanda petik digunakan untuk mengapit judul puisi, karangan,
atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
c) Tanda petik digunakan untuk mengapit istilah ilmiah yang
kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
11) Tanda petik tunggal („…‟)
a) Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit makna kata
atau ungkapan.
b) Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan-petikan
yang terdapat di dalam petikan lain.
c) Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit makna, kata
atau ungkapan bahasa daerah atau bahasa asing.
12) Tanda kurung ((…))
a) Tanda kurung digunakan untuk mengapit tambahan keterangan
atau penjelasan.
b) Tanda kurung digunakan untuk mengapit huruf atau kata yang
kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
c) Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterangan atau
penjelasan bukan bagian utama kalimat.
13) Tanda kurung siku ([…])
a) Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit keterangan
dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
b) Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit huruf, kata atau
kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat,
atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu
menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang
terdapat di dalam naskah asli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
14) Tanda garis miring (/)
a) Tanda garis miring terdapat pada nomor surat, nomor pada
alamat, dan pada penandaan masa satu tahun yang terbagi
menjadi dua tahun ajaran.
b) Tanda garis miring digunakan sebagai pengganti kata atau,
tiap, dan ataupun.
15) Tanda penyingkat atau apostrof (`)
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan kata atau bagian
angka tahun.
d. Kata depan/imbuhan
Kata imbuhan adalah bunyi yang ditambahkan pada awal, akhir
maupun tengah kata atau gabungan di antara tiga imbuhan tersebut
membentuk kata baru yang artinya berhubungan dengan kata pertama.
Penggunaan kata imbuhan juga dapat mengubah makna kata. Misalnya,
kata benda jika diberi imbuhan bisa menjadi kata kerja, kata sifat,
begitu juga sebaliknya.
Terdapat beberapa jenis-jenis kata imbuhan yaitu:
1) Awalan atau prefiks adalah imbuhan yang dibubuhkan pada awal
sebuah kata dasar. Contohnya yaitu: ber-, ter-, peN-, per-, se-, meN,
dan ke-.
2) Sisipan atau infiks adalah imbuhan yang terletak di tengah kata
dasar. Contohnya yaitu: el-, -em-, -er-, -e-, dan -in-.
3) Akhiran atau sufiks adalah imbuhan yang terletak pada akhir sebuah
kata. Contohnya yaitu: -kan, -an, -I, dan -nya.
4) Konfiks atau simulfiks adalah akhiran atau awalan yang
pemakainnya sekaligus. Contohnya yaitu: per-an, peN-an, ber-an,
ke-an, dan se-nya.
Kata imbuhan memiliki fungsi sebagai berikut:
1) Membentuk kata benda, yaitu peN-, pe-, per-, ke-, -isme, -wan, -sasi,
-tas, -peN-an, pe-an, per-an, ke-an. Contohnya yaitu pelaut,
wartawan, perawat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2) Membentuk kata kerja, yaitu me-, ber-, per-, ter-, di, -kan, ter-kan,
dan di-i. Contohnya yaitu melaut, berlayar, menaiki, diminum.
3) Membentuk kata sifat, yaitu -I, -wi, -iah, dan -is. Contohnya ilmiah,
manusiawi, agamis.
4) Membentuk kata bilangan yaitu se- dan ke-. Contohnya sepuluh dan
kedua.
5) Membentuk kata keterangan, yaitu se-nya, -nya, -an. Contohnya
yaitu sepertinya, habis-habisan, seindah-indahnya.
B. Penelitian yang relevan
Berdasarkan pengamatan peneliti, diketahui bahwa penelitian serupa
tentang analisis kosakata (kajian jenis kata dan kesalahan ejaan) pernah
dilakukan sebelumnya. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah
sebagai berikut.
Penelitian relevan yang pertama diambil dari penelitian Nofiandari (2015)
dengan judul analisis kesalahan ejaan pada skripsi mahasiswa prodi bahasa
dan sastra Indonesia fakultas bahasa dan seni universitas negeri Yogyakarta.
Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan
teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik baca. Peneliti
menganalisis dan mendeskripsikan kesalahan ejaan yang terdapat pada
beberapa skripsi mahasiswa yang dijadikan sebagai objek penelitian. Hasil
dari penelitian kesalahan ejaan yang dilakukan oleh Nofiandari pada beberapa
skripsi mahasiswa prodi bahasa dan sastra Indonesia universitas negeri
Yogyakarta diperoleh kesalahan sebanyak 247 kasus kesalahan, yang
merupakan:
1. Kesalahan pemakaian huruf kapital berjumlah 8 kesalahan
2. Kesalahan kata depan di dan ke berjumlah 30 kesalahan
3. Kesalahan pemakaian tanda baca berjumlah 209 kasus kesalahan
4. Kesalahan penulisan unsur serapan tidak ditemukan kesalahan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Yasinta Nofiandari
memiliki beberapa kesamaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
membaca dan menganalisis kesalahan ejaan. Namun, yang berbeda adalah
penelitian yang dilakukan oleh Nofiandari meneliti beberapa skripsi
mahasiswa prodi bahasa dan sastra Indonesia universitas negeri Yogyakarta
sedangkan penelitian ini meneliti karangan bebas milik siswa kelas IV di
salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta.
Penelitian yang relevan kedua diambil dari penelitian Fajarya (2016)
dengan judul analisis kesalahan penggunaan ejaan dalam karangan narasi
siswa kelas X SMA swasta Taman Siswa Binjai tahun pelajaran 2016/2017.
Penelitian yang dilakukan bertujuan mendeskripsikan dan mengklasifikasikan
bentuk kesalahan ejaan yang dilakukan siswa dalam karangan narasi siswa.
Penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.
Peneliti meminta siswa kelas X SMA swasta Taman Siswa Binjai membuat
karangan narasi. Peneliti menganalisis kesalahan penggunaan ejaan bahasa
Indonesia di dalam karangan narasi siswa tersebut. Hasil dari penelitian yang
dilakukan oleh Fajarya adalah sebagai berikut:
1. Jumlah kesalahan penggunaan ejaan yang terdapat dalam karangan siswa
mencapai 945 (17,67%) kesalahan dari 5.349 ejaan yang seharusnya
diproduksi. Bentuk kesalahan ejaan dibedakan menjadi enam aspek, yaitu
kesalahan pada tataran penggunaan huruf kapital, penggunaan kata
berimbuhan, penggunaan kata depan, penggunaan unsur serapan,
penggunaan tanda baca titik, dan penggunaan tanda baca koma. Dari
keenam aspek tersebut ditemukan 570 (48,76%) kesalahan huruf kapital,
101 (6,33%) kesalahan penggunaan kata berimbuhan, 83 (31,20%)
kesalahan penggunaan kata depan, 63 (6,16%) kesalahan penggunaan
unsur serapan, 27 (3,57%) kesalahan tanda baca titik, dan 101 (18,70%)
kesalahan tanda baca koma.
2. Kesalahan pada tataran penggunaan huruf kapital merupakan kesalahan
yang paling dominan dilakukan oleh siswa, yaitu mencapai 570 (48,76%)
kesalahan dari 1.169 huruf kapital yang seharusnya diproduksi.
3. Kesalahan penggunaan tanda baca titik yang mencapai 27 (3,57%)
kesalahan dari 756 tanda baca titik yang seharusnya diproduksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Terdapat perbedaan penelitian yang relevan dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti. Perbedaan yang pertama terdapat pada objek yang
diteliti. Pada penelitian yang dilakukan oleh Fajarya objek yang diteliti
adalah siswa kelas X SMA swasta Taman Siswa Binjai, sedangkan objek
yang dilakukan peneliti pada penelitian ini adalah siswa kelas IV di salah
satu SD Negeri Yogyakarta. Perbedaan lain yaitu pada penelitian yang
dilakukan oleh Fajarya terdapat kesalahan penggunaan unsur serapan yang
ikut diteliti. Sedangkan pada penelitian ini tidak menghitung kesalahan
penggunaan pada unsur serapan.
Selain perbedaan terdapat juga kesamaan penelitian yang relevan yang
dilakukan oleh peneliti. Kesamaan yang pertama pada penelitian yang
dilakukan oleh Fajarya dan peneliti lakukan adalah sama-sama
menganalisis karangan siswa, menganalisis dan menghitung kesalahan
huruf kapital, kesalahan pada kata penghubung, kesalahan penggunaan
kata depan, dan kesalahan tanda baca.
Penelitian relevan yang ketiga diambil dari penelitian Najammudin
(2017) tentang analisis kesalahan pemakaian ejaan bahasa Indonesia pada
penulisan karangan narasi siswa kelas VIII MTS. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui jenis kesalahan ejaan yang paling banyak dilakukan siswa dan
untuk mengetahui bagaimana bentuk alternatif pembenahan kesalahan
penggunaan ejaan yang dilakukan siswa kelas VIII MTs. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang termasuk dalam
penelitian kebahasaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada
penelitian ini adalah teknik baca.
Hasil penelitian ditemukan kesalahan ejaan pada beberapa karangan
narasi siswa kelas VIII MTs diperoleh kesalahan sebanyak 904 kasus
kesalahan, yang meliputi: kesalahan-kesalahan pemakaian huruf kapital
berjumlah 452 (50%) kesalahan, Kesalahan Penulisan Singkatan 178 (19,7%)
kesalahan, Kesalahan Penulisan Kata Depan di dan ke 164 (18,14%)
kesalahan, Kesalahan Penulisan Kata Ulang 110 (12,67%) kesalahan, dan
Penulisan Unsur Serapan tidak ditemukan kesalahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Terdapat beberapa perbedaan penelitian yang relevan dengan penelitian
yang dilakukan peneliti. Pada penelitian yang dilakukan oleh Najammudin
objek yang diteliti adalah siswa kelas VIII MTs, sedangkan objek yang
dilakukan peneliti pada penelitian ini adalah siswa kelas IV di salah satu SD
Negeri Yogyakarta. Perbedaan lain adalah Najammudin meneliti penulisan
unsur serapan, penulisan kata ulang dan penulisan singkatan. Sedangkan pada
penelitian yang peneliti lakukan tidak meneliti penulisan unsur serapan,
penulisan kata ulang dan kesalahan penulisan singkatan.
Terdapat beberapa persamaan penelitian relevan dengan penelitian yang
dilakukan peneliti yaitu sama-sama meneliti kesalahan penggunaan huruf
kapital, dan kesalahan penggunaan kata depan.
Berikut literature map mengenai tiga penelitian di atas dengan penelitian
yang akan dilakukan oleh peneliti:
Gambar 2.1 Literature Map Penelitian-Penelitian yang Relevan
Gambar 2.1 di atas merupakan literature map penelitian relevan yang
digunakan oleh peneliti. Pertama penelitian yang dilakukan oleh Nofiandari
(2015) dengan judul analisis kesalahan ejaan pada skripsi mahasiswa prodi
Nofiandari (2015) dengan judul
analisis kesalahan ejaan pada skripsi
mahasiswa prodi bahasa dan sastra
Indonesia fakultas bahasa dan seni
universitas negeri Yogyakarta.
Fajarya (2016) dengan judul analisis
kesalahan penggunaan ejaan dalam
karangan narasi siswa kelas X SMA
swasta Taman Siswa Binjai tahun
pelajaran 2016/2017.
Penelitian yang akan dilakukan:
analisis kosakata siswa kelas IV
di salah satu sekolah dasar negeri
Yogyakarta (kajian jenis kata dan
kesalahan ejaan)
Najammudin (2017) tentang analisis
kesalahan pemakaian ejaan bahasa
Indonesia pada penulisan karangan
narasi siswa kelas VIII MTS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
bahasa dan sastra Indonesia fakultas bahasa dan seni universitas negeri
Yogyakarta. Kedua penelitian yang dilakukan oleh Fajarya (2016) dengan
judul analisis kesalahan penggunaan ejaan dalam karangan narasi siswa kelas
X SMA swasta Taman Siswa Binjai tahun pelajaran 2016/2017. Ketiga
penelitian yang dilakukan oleh Najammudin (2017) tentang analisis
kesalahan pemakaian ejaan bahasa Indonesia pada penulisan karangan narasi
siswa kelas VIII MTS.
Berdasarkan ketiga penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya, peneliti kemudian membuat pembaharuan dengan meneliti
penguasaan penggunaan jenis kata seperti kata benda, kata kerja, kata sifat,
kata depan, dan kata hubung serta menganalisis kesalahan-kesalahan dalam
penggunaan ejaan seperti kesalahan kata tidak baku, kesalahan tanda baca,
kesalahan huruf kapital, dan kesalahan kata depan. Maka dari itu, peneliti
membuat sebuah judul penelitian yaitu analisis kosakata siswa kelas IV di
salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta (kajian jenis kata dan kesalahan
ejaan).
C. Kerangka Berpikir
Pendidikan sebagai wahana untuk saling bertukar ilmu pengetahuan dan
pendapat diharapkan mampu mencerdaskan bangsa dan membangun bangsa.
Melalui pendidikan siswa dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman
dalam berbagai hal. Penguasaan kosakata siswa dapat mempengaruhi kualitas
belajar siswa. Semakin banyak kosakata yang dikuasai siswa, maka semakin
baik pula kualitas siswa baik secara lisan maupun tulisan. Untuk membuat
sebuah tulisan atau karangan seseorang harus mampu menguasai kosakata
yang baik dan benar dengan tujuan agar orang lain yang membaca tulisan
atau karangan dapat mengerti isi yang terdapat dalam tulisan tersebut.
Pemilihan kata berhubungan erat dengan kaidah sintaksis, kaidah makna,
kaidah hubungan sosial dan kaidah mengarang. Kaidah-kaidah ini sangat
mendukung sehingga tulisan dapat lebih terstruktur dan bernilai, serta lebih
mudah dipahami dan dimengerti oleh orang lain. Ketelitian sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
berpengaruh pada kosakata baik lisan maupun tertulis. Dengan demikian
ketelitian sangat diperlukan terutama dalam penggunaan kosakata seperti saat
membuat suatu karangan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti pada siswa kelas IV
di salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta masih terdapat beberapa siswa
yang masih kurang dalam penggunaan penulisan kosakata yang baik,
sehingga bahasa tulisan yang dihasilkan kurang tertata dengan baik dan sulit
dimengerti oleh orang lain.
Dalam hal ini, guru di sekolah sangat berperan penting dalam mendidik
dan memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa. Kualitas seorang guru
dapat mempengaruhi perkembangan belajar siswa. Guru harus lebih kreatif
dalam menyampaikan materi pelajaran agar siswa bisa dengan mudah
memahami dan tidak bosan dalam mengikuti pelajaran. Selain itu,
kemampuan kosakata serta perkembangan kosakata siswa sangat berpengaruh
pada peranan orang tua siswa. Dengan demikian, orang tua maupun guru
diharapkan mampu memberikan bimbingan dan pengetahuan kepada siswa
dengan tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian berasal dari kata “Metode” dan “Logos” metode yang
memiliki arti cara yang tepat untuk melakukan sesuatu dan logos artinya ilmu atau
pengetahuan. Jadi, metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan
menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan. Metode
penelitian merupakan prinsip dasar dalam metode riset yang diterapkan dalam
proses penelitian. Metode penelitian memberi gambaran rancangan penelitian
yang meliputi langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber
data dan dengan langkah apa data-data tersebut diperoleh dan selanjutnya diolah
dan dianalisis.
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian pendekatan
kualitatif dengan tipe deskriptif. Penelitian disebut kualitatif deskriptif karena
peneliti meneliti tulisan yang diperoleh dari subjek penelitian. Menurut
Bogdan & Taylor (dalam Moleong 2008: 4) penelitian kualitatif adalah salah
satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Sedangkan menurut David Williams (dalam Moleong 2008: 5) penelitian
kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan
menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang
tertarik secara alamiah.
Menurut Moleong (dalam Fitrah dan Lutfiah, 2014: 44) penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Data pada penelitian deskriptif kualitatif ini diperoleh dengan cara
observasi, wawancara dan tes. Setelah melaksanakan penelitian dengan cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
yang telah ditentukan tersebut, peneliti akan mendapatkan data yang
kemudian digunakan sebagai kesimpulan dari penelitian.
Teknik kualitatif pada penelitian ini dilakukan secara manual dengan
menghitung jumlah jenis kata dan kesalahan ejaan berdasarkan karangan
naratif yang telah dibuat oleh 15 siswa kelas IV di salah satu sekolah dasar
negeri Yogyakarta. Dalam keseluruhan penghitungan jenis kata dan kesalahan
ejaan kemudian dimasukkan pada hitungan persen (%). Teknik pengumpulan
data kualitatif pada penelitian ini dengan menghitung jenis kata (kata benda,
kata kerja, kata sifat, kata penghubung, dan kata depan) yang terdapat dalam
karangan siswa kelas IV. Sedangkan kesalahan ejaan yang dimaksud adalah
jumlah kata tidak baku, kesalahan huruf kapital, kesalahan tanda baca, dan
kesalahan kata depan atau imbuhan yang terdapat dalam karangan siswa kelas
IV.
B. Setting Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah 15 siswa kelas IV di salah satu
sekolah dasar negeri Yogyakarta tahun ajaran 2019/2020.
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah analisis kosakata siswa kelas IV
melalui menulis karangan.
3. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di salah satu sekolah dasar negeri Kabupaten
Sleman, Yogyakarta. Peneliti memilih SD negeri tersebut dikarenakan
lokasi yang strategis bagi peneliti yaitu jarak yang dekat dengan kampus
Universitas Sanata Dharma dan kos peneliti.
4. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2019/2020
selama kurang lebih dua minggu dari akhir bulan Februari hingga awal
bulan Maret. Penyusunan proposal, mengurus perizinan penelitian,
menyusun instrumen observasi dan wawancara, pengambilan data kelas IV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
di salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta, pengumpulan data,
pengolahan data, dan penyusunan laporan.
C. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian jenis kualitatif deskriptif.
Menurut Sugiyono (2011: 15) metode penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk
meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci. Pengambilan sampel sumber data dilakukan secara acak
atau random sampling, teknik pengumpulan dengan triangulasi atau gabungan,
analisis data bersifat kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna daripada generalisasi. Menurut Marguerite (dalam Fitrah
dan Lutfiah, 2014: 45) ciri utama metode penelitian kualitatif adalah
penekanannya pada lingkungan yang alamiah. Hal ini berarti data yang
diperoleh dengan cara berada di tempat dimana penelitian itu dibuat. Secara
holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah.
Menurut Whitney (dalam Tarjo 2019: 29) metode deskriptif adalah
pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif
mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta cara yang berlaku
dalam masyarakat pada situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-
kegiatan, sikap, pandangan, serta proses yang sedang berlangsung dan
mempengaruhi suatu fenomena. Menurut Winartha (2006: 155) metode
analisis deskriptif kualitatif adalah menganalisis, menggambarkan, dan
meringkas berbagai kondisi, situasi dari berbagai data yang dikumpulkan
berupa hasil wawancara atau pengamatan mengenai masalah yang diteliti
yang terjadi dilapangan. Hal ini selaras dengan pendapat yang diungkapkan
oleh Anggito & Setiawan (2018: 11) metode penelitian kualitatif deskriptif
adalah sebuah penulisan laporan berupa kutipan-kutipan data atau fakta yang
diungkap di lapangan untuk memberikan dukungan terhadap apa yang
disajikan dalam laporannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
penelitian kualitatif deskriptif adalah jenis penelitian yang disusun sejak awal
guna mengetahui hasil data yang dituju atas suatu keadaan. Pada penelitian
ini, peneliti menggunakan desain penelitian menurut Sugiyono (2017: 218).
1. Rumusan Masalah 2. Kajian Teori
3. Masuk Objek Penelitian 4. Analisis
5. Kesimpulan Reduksi Menurai
Penjelajaan
Umum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Prosedur penelitian di atas menurut Sugiyono (2017: 218) dimodifikasi
serta disesuaikan oleh peneliti sehingga menjadi seperti di bawah ini:
Berdasarkan prosedur penelitian yang telah dimodifikasi maka peneliti
menjabarkan langkah-langkah penelitian sebagai berikut:
1. Rumusan Masalah
Pada penelitian ini peneliti telah menentukan rumusan masalah yang akan
dibahas lebih lanjut yaitu tentang jenis kata dan kesalahan ejaan yang
terdapat pada karangan siswa. Peneliti kemudian akan menganalisis jenis
kata dan kesalahan ejaan melalui karangan yang telah siswa buat. Pada
rumusan masalah peneliti menunjukkan adanya unsur-unsur yang menjadi
alasan peneliti untuk melanjutkan penelitian ini.
2. Landasan Teori
Berdasarkan rumusan masalah yang peneliti temukan maka peneliti juga
memiliki landasan yang kuat untuk meneliti tentang analisis jenis kata dan
kesalahan ejaan melalui karangan siswa. Peneliti menggunakan beberapa
teori yang relevan untuk menjadi dasar serta bayangan tentang penelitian
yang akan dilakukan.
Rumusan Masalah
Landasan Teori
Pelaksanaan Wawancara
dan Observasi
Pelaksaan Pengambilan
Data
Analisis
Kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
3. Pelaksanaan Wawancara dan Observasi
Selanjutnya, peneliti melakukan pelaksanaan wawancara dan observasi
untuk mengetahui kondisi tempat yang akan diteliti serta mengetahui
sekilas luasnya pemahaman subjek yang ingin diteliti dengan masalah
yang akan diteliti. Pada pelaksanaan wawancara dan observasi ini, peneliti
melakukan wawancara dengan guru kelas yang berkaitan dengan
pemahaman kosakata siswa. Kemudian, peneliti melakukan observasi
berupa pengamatan terhadap kondisi sekitar sekolah, kondisi kelas, proses
belajar mengajar, dan mengamati komunikasi baik guru dan siswa maupun
komunikasi dan relasi antar siswa di kelas.
4. Pelaksanaan Pengambilan Data
Pelaksanaan pengambilan data yang dimaksud pada penelitian ini yaitu
peneliti mengambil data berupa karangan bebas yang telah siswa buat.
Pada proses pengambilan data, peneliti terjun langsung dalam kelas ketika
jam pembelajaran Bahasa Indonesia dan memberikan arahan meminta
siswa untuk membuat karangan bebas yang mana pada karangan bebas
tersebut ditulis nama serta kelas dan kemudian dikumpulkan kepada
peneliti.
5. Analisis
Setelah semua karangan siswa terkumpul peneliti melakukan analisis
sesuai cara analisis data yang telah peneliti tentukan sebelumnya.
Berdasarkan analisis terhadap jenis kata dan kesalahan ejaan melalui
karangan siswa maka peneliti dapat melihat kemampuan siswa dalam
penggunaan jenis kata dan peneliti dapat mengetahui kesalahan ejaan yang
terdapat pada karangan siswa.
6. Kesimpulan
Dari langkah-langkah tersebut kemudian peneliti dapat menarik
kesimpulan berdasarkan hasil yang telah diteliti sesuai proses yang peneliti
lakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
D. Teknik Pengumpulan Data
Data kualitatif pada penelitian ini berupa data validasi oleh dosen ahli,
guru bahasa Indonesia sekolah dasar, dan siswa. Peneliti melakukan
pengumpulan data yang nantinya dapat membantu menemukan data yang
dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan. Peneliti melakukan
pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan tes. Dengan melakukan
teknik pengumpulan data tersebut dapat terlihat kesalahan kosakata pada
karangan yang telah dibuat siswa terkhusus pada karangan narasi.
1. Observasi
Observasi adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan
maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah
fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui
sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan
untuk melanjutkan suatu penelitian. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia) observasi adalah peninjauan secara cermat. Menurut Sugiyono
(2013: 235) observasi adalah suatu cara untuk memperoleh data dari
tangan pertama dengan mengamati orang dan tempat pada saat dilakukan
penelitian. Data-data yang diperoleh dalam observasi itu dicatat dalam
suatu catatan observasi. Kegiatan pencatatan dalam hal ini adalah
merupakan bagian daripada kegiatan pengamatan. Data-data yang
diperoleh dalam observasi itu dicatat dalam suatu catatan observasi.
Kegiatan pencatatan dalam hal ini adalah merupakan bagian daripada
kegiatan pengamatan. Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono 2013: 235)
menyatakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks,
suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian
berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan
bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan cara
melakukan pengamatan secara langsung kepada para siswa kelas IV di
salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan antara dua orang atau lebih dan
berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara
adalah untuk mendapatkan informasi yang tepat dari narasumber yang
terpercaya. Wawancara dilakukan dengan cara menyampaikan sejumlah
pertanyaan dari pewawancara kepada narasumber. Sugiyono (2013: 224)
dalam bukunya mendefinisikan bahwa wawancara merupakan teknik
pengumpulan data dimana pewawancara (peneliti atau yang diberi tugas
melakukan pengumpulan data) dalam mengumpulkan data mengajukan
suatu pertanyaan kepada yang diwawancarai. Teknik wawancara yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara berdialog secara
langsung kepada guru kelas IV di salah satu sekolah dasar negeri
Yogyakarta. Peneliti melakukan wawancara sesuai dengan pedoman yang
telah dibuat. Selain itu, peneliti juga melakukan pencatatan secara anekdot
untuk mendapatkan gambaran atau data yang lebih luas.
3. Tes
Pada penelitian ini, selain menggunakan pengambilan data secara
observasi dan wawancara peneliti juga melakukan pengambilan data
berupa tes. Pada pengambilan data berupa tes ini, peneliti meminta siswa
membuat karangan bebas sesuai dengan pengalaman yang menarik bagi
siswa terhadap hal yang pernah mereka alami.
E. Instrumen Penelitian
Menurut pendapat Arikunto (dalam Nugroho 2015: 78) instrumen
penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik.
Tujuan dari instrumen penelitian yaitu dalam proses penelitian dapat lebih
cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah. Dalam penelitian ini,
peneliti membuat instrumen sebagai alat dalam menganalisis kosakata siswa
melalui karangan yang telah dibuat oleh siswa di salah satu sekolah dasar
negeri di Yogyakarta sebagai subjek penelitian. Peneliti menggunakan
langkah dan cara yang tepat dalam pengambilan data yaitu, dengan cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
observasi, wawancara, dan menganalisis karangan berdasarkan pedoman yang
telah dibuat.
1. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara digunakan sebagai instrumen pra penelitian
yang ditujukan pada guru. Lembar kisi-kisi wawancara ini berfungsi untuk
mengetahui metode pengajaran, media pengajaran dan pemahaman siswa
tentang kosakata. Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas IV
mata pelajaran bahasa Indonesia di salah satu sekolah dasar negeri
Yogyakarta.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Wawancara
No Topik pertanyaan
1. Pernakah Bapak/Ibu menggunakan media saat mengajar
yang berhubungan dengan kosakata?
2. Media apa yang Bapak/Ibu gunakan? Apakah media
tersebut sangat membantu siswa dalam memahami
kosakata?
3. Pendapat Bapak/Ibu dalam perkembangan bahasa siswa?
4. Kesalahan bahasa yang siswa alami:
a. Jenis kata
b. Ejaan
5. Cara Bapak/Ibu mengatasi kesulitan dalam pembelajaran
yang dialami siswa berkaitan dengan bahasa terutama
kosakata?
6. Saran dari Bapak/Ibu kepada peneliti mengenai analisis
kosakata siswa?
Tabel 3.1 di atas merupakan kisi-kisi pertanyaan wawancara yang
akan dilakukan oleh peneliti guna memperoleh gambaran adanya
penggunaan media pembelajaran yang digunakan oleh guru terkait dengan
kosakata.
2. Pedoman Observasi
Peneliti juga melakukan observasi atau pengamatan selama proses
pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan
data tentang media pembelajaran yang digunakan dalam pelajaran bahasa
Indonesia terkhusus pada penguasaan kosakata pada siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Tabel 3.2 Tabel Kisi-Kisi Observasi
No Indikator
Observasi
Aspek yang diamati Deskripsi
1 Media Keterlibatan siswa terhadap
media yang guru gunakan dalam
proses pembelajaran yang
berhubungan dengan kosakata
Mengamati keterlibatan dan
pemahaman siswa terhadap
kosakata berdasarkan media
yang digunakan oleh guru
2 Karya siswa saat
pembelajaran
Karya siswa yang berkaitan
dengan kosakata dan media yang
digunakan guru
Mengamati sejauh mana
keberhasilan dan pentingnya
media yang guru gunakan,
dalam karya yang siswa
hasilkan berkaitan dengan
kosakata
3 Bahasa siswa Cara komunikasi siswa dalam
proses pembelajaran
Mengamati siswa saat
berkomunikasi baik dengan
guru maupun dengan siswa lain
berdasarkan bahasa yang
digunakan
Tabel 3.2 di atas merupakan kisi-kisi observasi yang akan menjadi
acuan bagi peneliti dalam memperoleh gambaran mengenai keefektifan
penggunaan media pembelajaran pada saat proses pembelajaran di kelas.
3. Instrumen Tes
Untuk mengukur kemampuan kosakata siswa melalui menulis
karangan, dibuatlah tabel di bawah. Pada tabel terdapat kata yang akan
dianalisis, yaitu kata benda, kata kerja, kata sifat, kata penghubung dan
kata depan. Analisis jumlah jenis kata yang telah disebutkan sebelumnya
akan dilakukan secara manual yaitu dengan mengoreksi hasil karangan
siswa satu persatu berdasarkan dengan jenis kata dengan cara memberikan
tanda. Berdasarkan instrumen maka peneliti mengembangkan pola
penguasaan jenis kata setiap siswa.
Tabel 3.3 Instrumen Analisis Jenis Kata
Siswa
Jenis Kata
Kata
Benda
Kata
Kerja
Kata
sifat
Kata
Penghubung
Kata
Depan
1.
2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
3.
4.
5.
6.
...
...
15
Jumlah
Persentase
Tabel 3.3 di atas merupakan instrumen analisis jenis kata dari
karangan yang dibuat siswa di salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta.
Jenis kata yang akan dianalisis yaitu kata benda, kata kerja, kata sifat, kata
hubung, dan kata depan.
Selanjutnya yaitu peneliti akan menganalisis kesalahan ejaan yang
terdapat dalam karangan siswa. Jenis kesalahan ejaan yang akan dianalisis
yaitu kata tidak baku, kesalahan huruf kapital, kesalahan tanda baca, dan
kesalahan kata depan atau imbuhan. Berikut merupakan tabel instrumen
yang akan digunakan peneliti untuk mengukur kemampuan siswa dalam
menulis karangan.
Tabel 3.4 Instrumen Analisis Kesalahan Ejaan
Siswa
Jenis Kesalahan Ejaan
Kata
Tidak
Baku
Kesalahan
Huruf
Kapital
Kesalahan
Tanda
Baca
Kesalahan Kata
Depan/Imbuhan
1.
2.
3.
4.
5.
...
...
15
Jumlah
Persentase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel 3.4 di atas merupakan instrumen yang akan digunakan peneliti
dalam menganalisis kesalahan ejaan yang terdapat dalam karangan siswa di
salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta.
F. Validitas Instrumen Penelitian
Uji kredibilitas data pada penelitian deskriptif kualitatif ini dilakukan
dengan cara berdiskusi dengan teman sejawat, pengecekan data dengan
triangulasi, dan menganalisis data sesuai dengan aturan yang berlaku sesuai
standar nasional yaitu menggunakan Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI) serta KBBI baik dilakukan secara daring maupun luring.
Pengecekan data yang dilakukan peneliti dengan cara membandingkan
pemikiran peneliti lain dengan penelitian yang serupa untuk mendapatkan
data yang kredibel. Selain itu, peneliti juga melakukan validasi keabsahan
instrumen penelitian dengan cara menguji validitas. Oleh karena itu, peneliti
menggunakan pendapat salah satu dosen sebagai ahli yang disebut juga
judgment expert.
G. Teknik Analisis Data
Pengumpulan dan analisis data pada penelitian ini adalah menggunakan
pengumpulan data dari observasi, wawancara, dan tes. Teknik analisis data
yaitu dengan cara:
1. Membaca hasil karangan siswa
2. Meneliti karangan yang telah dibuat oleh siswa
3. Mengidentifikasi kesalahan yang ada pada karangan siswa dengan cara
melihat kesalahan jenis kata dan kesalahan ejaan yang ada pada karangan
yang telah dibuat oleh siswa. Kesalahan jenis kata yang dimaksud adalah
kata benda, kata kerja, kata sifat, kata penghubung, dan kata depan. Serta
kesalahan ejaan yang dimaksud antara lain kata tidak baku, kesalahan
huruf kapital, kesalahan penggunaan tanda baca, dan kesalahan
penggunaan kata depan atau imbuhan. Peneliti mengidentifikasi jenis kata
dan kesalahan ejaan dengan cara memberi garis bawah pada kata,
melingkari kata dan menggunakan highlight. Setiap garis, lingkaran dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
highlight memiliki perbedaan arti serta warna untuk mempermudah
peneliti dalam mengidentifikasi.
Tabel 3.5 Keterangan Warna
Jenis Kata Kesalahan Ejaan
Garis Bawah Lingkaran Highlight
Kata
Benda
Kata
Hubung
Biru Kata Tidak Baku
Kata
Kerja
Kata
Depan
Kuning Kesalahan Huruf
Kapital
Kata
Sifat
Hijau Kesalahan Tanda
Baca
Merah Kesalahan Kata
Depan/Imbuhan
4. Menghitung frekuensi kesalahan, perhitungan dilakukan dengan cara
manual berdasarkan warna pada lingkaran atau highlight.
5. Hasil analisis dikonsultasikan kepada dosen pembimbing selaku ahli
bahasa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini, diuraikan hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan langkah
penelitian oleh Sugiyono (2017: 218) dengan cara menganalisis kosakata siswa
kelas IV mengenai jenis kata dan kesalahan ejaan di salah satu sekolah dasar
negeri Yogyakarta. Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut.
A. Hasil Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode observasi dan
wawancara untuk mengidentifikasi hal yang dianggap menjadi masalah.
Sebelum melakukan observasi dan wawancara tersebut, peneliti membuat
instrumennya terlebih dahulu dan instrumen yang telah dibuat
dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk mengetahui kelayakannya.
1. Observasi
Pada tahap observasi ini, peneliti menentukan aspek yang dapat
membantu peneliti dalam memperoleh data. Observasi yang dilakukan
pada penelitian ini adalah dengan cara melakukan pengamatan secara
langsung kepada para siswa kelas IV di salah satu sekolah dasar negeri
Yogyakarta. Berikut merupakan tabel hasil observasi siswa kelas IV.
Tabel 4.1 Hasil Observasi Siswa Kelas IV
No Aspek yang diamati Hasil Observasi Deskripsi
1
Keterlibatan siswa
terhadap media yang
guru gunakan dalam
proses pembelajaran
yang berhubungan
dengan kosakata
Siswa terlibat dalam
penggunaan media
pembelajaran.
Pada saat proses pembelajaran, siswa
sangat antusias dalam menggunakan
media pembelajaran yang telah
disediakan oleh guru. Media
pembelajaran yang digunakan guru yaitu
media kartu kata.
2
Karya siswa yang
berkaitan dengan
kosakata dan media
yang digunakan guru
Karya siswa berupa
pantun
Siswa membuat pantun sesuai dengan
kosakata yang terdapat pada kartu kata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
3
Cara komunikasi
siswa dalam proses
pembelajaran
Siswa masih
menggunakan bahasa
yang bervariasi.
Pada proses pembelajaran berlangsung
sebagian besar siswa di kelas masih
menggunakan bahasa yang bervariasi.
Misalnya, pada saat diskusi antara siswa
dengan siswa masih cenderung
menggunakan bahasa daerah. Akan
tetapi, pada saat siswa bertanya kepada
guru selalu menggunakan bahasa
Indonesia.
Tabel 4.1 di atas merupakan hasil observasi siswa kelas IV di salah
satu sekolah dasar negeri Yogyakarta yang telah dilakukan oleh peneliti.
Dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti dapat diketahui
bahwa siswa terlibat dalam penggunaan media pembelajaran. Hal ini
terlihat dalam antusiasme siswa dalam menggunakan media pembelajaran
yang telah disediakan oleh guru. Media pembelajaran yang digunakan guru
berupa media kartu kata. Dari media kartu kata yang digunakan guru,
siswa mampu membuat karya pantun sesuai dengan kosakata yang
terdapat pada kartu kata. Selain itu, pada saat pembelajaran siswa
menggunakan bahasa yang bervariasi. Misalnya, ketika siswa berdiskusi
dengan siswa lainnya masih cenderung menggunakan bahasa Jawa. Akan
tetapi, ketika siswa bertanya kepada guru selalu menggunakan bahasa
Indonesia.
2. Wawancara
Pada tahap wawancara ini, peneliti melakukan wawancara kepada
guru atau wali kelas IV untuk mengetahui tentang metode pembelajaran
siswa dan sejauh mana pemahaman siswa tentang kosakata. Wawancara
dilakukan sesuai dengan pedoman yang telah dibuat peneliti. Peneliti
melakukan wawancara dengan tatap muka secara langsung dengan wali
kelas IV. Pada wawancara ini, topik utama tertuju pada permasalahan
secara umum tentang kosakata yang dihadapi guru. Selain itu, peneliti juga
menanyakan hal berkaitan dengan media yang pernah guru gunakan dan
seberapa berpengaruhnya media tersebut dalam perkembangan kosakata
siswa. Dalam wawancara ini, peneliti menemukan beberapa hal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
mempengaruhi perkembangan kosakata siswa sehingga hal tersebut
diuraikan secara terperinci pada tabel di bawah ini. Berikut merupakan
hasil wawancara dengan guru kelas IV.
Tabel 4.2 Hasil Wawancara Guru Kelas IV
No Topik Pertanyaan Pertanyaan Jawaban
1 Penggunakan media
saat mengajar yang
berhubungan dengan
kosakata.
Apakah bapak/ibu menggunakan
media pembelajaran yang
berhubungan dengan materi
kosakata?
Ya, pernah menggunakan media kata.
Seperti kata apotek, izin, bus.
2 Keefektifan media
pembelajaran yang
digunakan.
Bagaimana keefektifan media
pembelajaran yang bapak/ibu
gunakan dalam pengembangan
bahasa siswa?
Cukup efektif karena kata baku yang
dibahas tertuju pada kata yang sering
ditemukan dalam kehidupan sehari-
hari dan sering salah penulisan pada
kata tersebut sehingga dengan
menggunakan media siswa dapat tahu
kedepannya kata yang baku.
3 Pendapat guru dalam
perkembangan
bahasa siswa.
Bagaimana menurut bapak/ibu
mengenai perkembangan bahasa
siswa baik secara lisan maupun
tulis?
Perkembangan bahasa siswa semakin
hari kosakata yang dikuasai siswa
semakin luas, namun banyak kata
yang tidak pantas untuk siswa katakan
serta banyaknya bahasa gaul yang
siswa gunakan.
4 Kesalahan bahasa
yang sering
dilakukan siswa,
seperti:
a. Jenis kata
b. Kesalahan Ejaan
Dari hasil pengamatan bapak/ibu
kesalahan-kesalahan apakah
yang sering dilakukan siswa
mengenai penggunaan jenis kata
ataupun kesalahan ejaan?
Pada penggunaan jenis kata siswa
belum terlalu paham membedakan
tentang kata kerja dan kata sifat.
Sedangkan pada kesalahan ejaan siswa
belum menguasai letak penggunaan
huruf kecil dan huruf besar.
5 Kesulitan dalam
pembelajaran yang
dialami siswa
berkaitan dengan
bahasa terutama
kosakata.
Langkah-langkah apa saja yang
bapak/ibu gunakan dalam
mengatasi kesulitan yang
dialami siswa terkait dengan
bahasa terutama penggunaan
kosakata?
Saya sering meminta siswa untuk
mengumpulkan buku catatan bahasa
Indonesia mereka seminggu sekali dan
kemudian saya mengoreksi serta
melingkari ketika ada kata yang salah.
Jika secara lisan, saat pembelajaran
berlangsung ketika siswa
menggunakan bahasa daerah maka
saya meminta mereka untuk
menggunakan bahasa Indonesia yang
benar.
6 Saran dari guru
kepada peneliti
mengenai analisis
kosakata siswa.
Adakah saran dari bapak/ibu
kepada peneliti terkait
pelaksanaan penelitian analisis
kosakata siswa mengenai jenis
kata dan kesalahan ejaan?
Saran saya, tujuan peneliti tidak hanya
mengetahui seberapa penguasaan jenis
kata dan kesalahan ejaan yang siswa
saya miliki. Tetapi peneliti juga dapat
membantu untuk mencarikan solusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
bagi guru agar siswa lebih mudah
memahami tentang kosakata yang
benar.
Tabel 4.1 di atas merupakan hasil wawancara yang telah dilakukan
oleh peneliti kepada guru kelas IV di salah satu sekolah dasar negeri
Yogyakarta. Topik utama pertanyaan dari peneliti yaitu penggunaan media
pembelajaran, keefektifan media pembelajaran yang digunakan,
perkembangan bahasa siswa, kesalahan-kesalahan yang sering dialami
siswa terkait dalam penggunaan jenis kata dan ejaan, kesulitan yang
dialami siswa terkait penggunaan bahasa yang baik dan benar, dan saran
dari guru mengenai analisis kosakata siswa. Dari beberapa topik
pertanyaan tersebut, maka peneliti mendeskripsikan jawaban dari guru.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti
maka dapat diketahui bahwa guru kelas IV pernah menggunakan media
pembelajaran berupa media kartu kata. Penggunaan media kartu kata
sangat efektif untuk digunakan guru dalam proses pembelajaran khususnya
untuk penggunaan kata baku. Melalui media kartu kata siswa akan lebih
mudah memahami berbagai jenis kata baku yang sering digunakan dalam
bahasa sehari-hari. Dari hasil wawancara juga dapat diketahui bahwa
penguasaan bahasa siswa semakin hari kosakata yang dikuasai meningkat.
Siswa tidak hanya menggunakan bahasa Indonesia dalam percakapan
sehari-hari, tetapi juga menggunakan bahasa daerah dan bahasa luar. Pada
penguasaan kosakata jenis kata, siswa masih mengalami kesulitan dalam
membedakan kata kerja dan kata sifat. Sedangkan pada penggunaan ejaan,
siswa masih mengalami kesulitan pada penggunaan bahasa baku dan
penggunaan huruf kapital. Adapun cara yang dilakukan guru dalam
membantu siswa memperbaiki kosakata yang baik dan benar. Cara yang
dilakukan oleh guru yaitu meminta siswa untuk mengumpulkan buku
catatan bahasa Indonesia seminggu sekali dan kemudian mengoreksi
kosakata yang salah dengan memberikan tanda pada kata yang salah.
Selain itu, ketika proses pembelajaran di kelas siswa diwajibkan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Adapun saran yang
diberikan guru kepada peneliti, yaitu peneliti diharapkan untuk tidak hanya
mengetahui seberapa penguasaan jenis kata siswa dan kesalahan ejaan.
Peneliti juga harus terlibat dalam membantu untuk mencarikan solusi bagi
guru agar siswa lebih mudah memahami tentang penggunaan kosakata
yang baik dan benar.
3. Hasil Analisis Kosakata Siswa
Berdasarkan rumusan masalah maka diperoleh kosakata siswa
berupa jenis kata. Jenis kata yang dimaksud adalah jenis kata yang
digunakan dan dianalisis berupa kata benda, kata kerja, kata sifat, kata
depan, dan kata hubung. Setelah membaca hasil karangan siswa peneliti
menentukan 5 jenis kata tersebut yang menjadi mayoritas kata yang
digunakan siswa pada karangan siswa. Peneliti menganalisis karangan
siswa dengan cara membaca hasil karangan siswa satu persatu kemudian
meneliti karangan dengan cara memberikan garis bawah, lingkaran, dan
Highlight pada setiap kata. Kemudian peneliti menghitung satu persatu
dan dimasukkan ke dalam tabel seperti di bawah ini. Jumlah kata yang
dikuasai siswa dan jumlah total kosakata yang terdapat pada karangan
dapat diketahui ketika data dimasukkan ke dalam tabel. Berdasarkan
langkah-langkah analisis yang telah dilakukan maka diperoleh hasil data
sebagai berikut:
Tabel 4.3 Hasil Analisis Kosakata Siswa Kelas IV
Nama
siswa
Jenis Kata
Kosakata Kata
Benda
(N)
Kata
Kerja
(V)
Kata
Sifat
(Adj)
Kata
Hubung
(Kon)
Kata
Depan
(Pre)
Abr 24 26 9 9 2 70
Adi 15 14 5 0 7 41
Bri 12 14 9 2 3 40
Car 25 19 7 7 8 66
Cat 21 11 7 4 6 49
Eri 19 12 5 10 5 51
Est 50 27 0 2 14 93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Ger 22 33 10 18 18 101
Jov 16 21 8 3 11 59
Kar 25 52 3 6 17 103
Leo 29 21 3 5 8 66
Nat 14 12 4 8 11 49
Noe 7 29 6 2 4 48
Put 33 31 1 10 17 92
Sha 39 25 6 3 15 88
Jumlah 351 347 83 89 146 1.016
Persentase 35% 34% 8,2% 8,8% 14%
Tabel 3.4 di atas merupakan hasil analisis kosakata siswa kelas IV di
salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta. Berdasarkan dari data yang
telah dihitung oleh peneliti maka diperoleh hasil sebanyak 1.016 kosakata.
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa siswa menguasai jenis kata yaitu
kata benda dengan jumlah perolehan sebanyak 351 kata, kata kerja dengan
jumlah perolehan sebanyak 347 kata, kata sifat dengan jumlah perolehan
sebesar 83 kata, kata depan dengan jumlah perolehan sebanyak 89 kata,
dan kata hubung dengan jumlah perolehan sebanyak 146 kata.
Berdasarkan dari hasil data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa
jenis kata yang banyak digunakan siswa pada penulisan karangan yaitu
kata benda dengan jumlah perolehan sebanyak 351 kata. Kata yang sering
digunakan siswa diantaranya yaitu: saya, hari, rumah, pantai.
Misalnya:
“saya pergi liburan….”
“Pada hari libur….”
“saya dan keluarga pergi liburan ke rumah nenek di Bali”
“saya pergi jalan-jalan di pantai….”
Selanjutnya, jenis kata terbanyak setelah kata benda yaitu kata kerja
dengan jumlah perolehan sebanyak 347 kata. Kata yang sering digunakan
siswa diantaranya yaitu: makan, pergi, mandi, tidur.
Misalnya:
“setelah itu, kami makan bersama-sama”
“saya pergi jalan-jalan”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
“sesampai di rumah saya langsung mandi”
“kemudian saya tidur sebentar”
Berdasarkan dari hasil data yang telah diperoleh oleh peneliti dapat
diketahui bahwa kata sifat menunjukkan hasil yang rendah dengan jumlah
perolehan sebanyak 83 kata. Hal ini bukan berarti siswa kurang dalam
penguasaan kata sifat, hanya saja dalam penulisan karangan yang telah
ditulis siswa tidak banyak membutuhkan kata sifat. Jika dilihat dari tabel
di atas, siswa menuliskan kata sifat berkisar 5-10 kata pada karangan yang
telah dibuat.
Contoh kata sifat yang dituliskan siswa diantaranya:
“saya sangat senang”
“saya bisa melihat pemandangan yang sangat indah”
“aromanya sangat wangi”
Dalam penulisan karangan siswa juga menggunakan beberapa kata
hubung dalam menyempurnakan karangan yang dibuat. Berdasarkan dari
data yang diperoleh oleh peneliti maka dapat diketahui bahwa dalam
penggunaan kata hubung diperoleh jumlah sebanyak 89 kata. Kata hubung
yang sering digunakan siswa diantaranya yaitu: dan, dengan.
Misalnya:
“saya dan kakak pergi jalan-jalan”
“saya dan keluarga pergi liburan”
“saya ke sana dengan bapak”
Selanjutnya yaitu penggunaan kata depan yang digunakan siswa
dalam menulis karangan. Berdasarkan data yang telah diperoleh oleh
peneliti maka dapat diketahui bahwa penggunaan kata depan diperoleh
jumlah sebanyak 156 kata. Jenis kata yang sering digunakan siswa dalam
penulisan kata depan diantaranya: pada, ke, di, dari.
Misalnya:
“pada hari minggu saya dan keluarga pergi liburan”
“saya pergi ke Bali”
“berkumpul di rumah nenek”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
“sepulang dari gereja”
Tabel 4.4 Urutan jenis kata yang dikuasai siswa kelas IV di salah satu
sekolah dasar negeri Yogyakarta
No Subjek
Penelitian
Usia Jenis Kata
(banyak – sedikit)
1 Abr 10 V – N – Kon – Adj – Pre
2 Adi 11 N – V – Pre – Adj – Kon
3 Bri 9 V – N – Adj – Pre – Kon
4 Car 10 N – V – Pre – Kon – Adj
5 Cat 10 N – V – Adj – Pre – Kon
6 Eri 10 N – V – Kon – Adj – Pre
7 Est 10 N – V – Pre – Kon – Adj
8 Ger 11 V – N – Kon – Pre – Adj
9 Jov 10 V – N – Pre – Adj – Kon
10 Kar 9 V – N – Pre – Kon – Adj
11 Leo 10 N – V – Pre – Kon – Adj
12 Nat 10 N – V – Pre – Kon – Adj
13 Noe 9 V – N – Adj – Pre – Kon
14 Put 10 N – V – Pre – Kon – Adj
15 Sha 10 N – V – Pre – Adj – Kon
Tabel 4.4 di atas merupakan urutan jenis kata yang dikuasai oleh
siswa kelas IV di salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta. Berdasarkan
dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa dari ke 15 siswa terdapat
beberapa siswa yang memiliki pola penguasaan kosakata yang sama.
Empat siswa memiliki pola penguasaan kosakata yang sama yaitu Est, Leo,
Nat, dan Put dengan pola penggunaan jenis kata N – V – Pre – Kon – Adj.
Dua siswa memiliki pola penguasaan kosakata yang sama yaitu Adi, dan
Sha dengan pola penggunaan jenis kata N – V – Pre – Adj – Kon. Dua
siswa memiliki pola penguasaan kosakata yang sama yaitu Bri dan Noe
dengan pola penggunaan jenis kata V – N Adj – Pre – Kon. Sedangkan
siswa lainnya memiliki pola penguasaan kosakata dan pola penggunaan
jenis kata yang berbeda-beda.
Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti yaitu membaca
dan menganalisis kesalahan jenis ejaan yang terdapat dalam karangan
siswa. Dalam penelitian ini, terdapat empat jenis ejaan yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
dianalisis oleh peneliti diantaranya yaitu penggunaan kata baku, kesalahan
huruf kapital, kesalahan tanda baca, dan kesalahan kata depan/imbuhan.
Berikut merupakan tabel hasil analisis kesalahan ejaan yang diperoleh.
Tabel 4.5 Hasil Analisis Kesalahan Ejaan
Nama
Kesalahan Ejaan
Kosakata
Usia Kata
Tidak
Baku
Kesalahan
Huruf
Kapital
Kesalahan
Tanda
Baca
Kesalahan Kata
Depan/Imbuhan
Abr 10 18 7 0 1 26
Adi 11 4 1 0 2 7
Bri 9 11 3 0 0 14
Car 10 15 0 0 0 15
Cat 10 6 0 2 1 9
Eri 10 12 0 0 3 15
Est 10 32 3 0 1 36
Ger 11 13 3 0 5 21
Jov 10 2 3 1 0 6
Kar 9 13 2 2 0 17
Leo 10 0 1 0 0 1
Nat 10 14 2 0 3 19
Noe 9 5 6 6 4 21
Put 10 10 4 0 0 14
Sha 10 20 3 0 0 23
Jumlah 175 38 11 20 244
Persentase 72% 16% 4% 8%
Tabel 4.5 di atas merupakan hasil analisis kesalahan jenis ejaan
dalam karangan siswa kelas IV di salah satu sekolah dasar negeri
Yogyakarta diperoleh jumlah sebanyak 244 kosakata. Berdasarkan analisis
yang telah dilakukan oleh peneliti maka dapat diketahui bahwa kesalahan
jenis ejaan yang paling banyak terdapat pada kata tidak baku dengan
jumlah perolehan sebanyak 175 kata. Hal ini berarti bahwa penguasaan
penggunaan kata baku siswa kelas IV di salah satu sekolah dasar negeri
Yogyakarta masih rendah. Para guru harus lebih memperhatikan tulisan
siswa ketika proses pembelajaran di kelas. Dari data di atas juga dapat
diketahui bahwa kesalahan penggunaan huruf kapital tidak terlalu tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
dengan jumlah perolehan sebanyak 38 kata. Kesalahan penggunaan tanda
baca dengan jumlah perolehan sebanyak 11 kata. Kesalahan penggunaan
kata depan/imbuhan dengan jumlah perolehan sebesar 20 kata. Hal ini
berarti bahwa siswa di salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta masih
perlu dibimbing dan diarahkan tentang cara penulisan kata yang baik dan
benar.
B. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana
penguasaan siswa kelas IV di salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta
mengenai jenis kata dan penggunaan jenis ejaan berdasarkan PUEBI melalui
karangan yang dibuat siswa. Karangan merupakan karya tulis hasil dari
kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya
melalui bahasa tulis kepada pembaca. Hal ini selaras dengan pengertian yang
dikemukakan oleh Finoza (2008: 228) bahwa karangan adalah penjabaran
suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik atau pokok
bahasan dengan merangkai atau menyusun kata, frase, kalimat, dan alinea
yang dipadukan dengan topik dan tema tertentu. Pada penelitian ini, siswa
membuat karangan narasi berupa cerita pendek yang telah dialami siswa.
Dalam penulisan karangan, siswa diharapkan mampu menggunakan kata dan
ejaan guna menyempurnakan karangan yang akan dibuat.
Kata adalah rangkaian dari huruf yang menciptakan sebuah arti tertentu.
Berdasarkan KBBI kata merupakan elemen bahasa yang diungkapkan atau
dicatat yang merupakan manifestasi dari pikiran dan rasa agar bisa dipakai
untuk berkomunikasi atau berbahasa. Pendapat lain yang dikemukakan oleh
Waridah (2008: 264) bahwa kata adalah satuan bahasa terkecil yang dapat
berdiri sendiri dan membentuk suatu makna bebas. Kata dikelompokkan
menjadi kata benda, kata kerja, kata sifat, kata hubung, dan kata depan.
Sedangkan pengertian ejaan menurut Setyawati, (2013: 156) adalah aturan
tulis-menulis dalam menggambarkan suatu bahasa yang berhubungan dengan
penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan penggunaan
tanda baca. Kesalahan ejaan dapat terjadi jika dalam penulisan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
penggunaan bahasa terdapat kesalahan tanda baca. Perbedaan konsepsi
pengertian tanda baca di dalam ejaan sebelumnya diartikan sebagai tanda
bagaimana seharusnya membaca tulisan, selain itu terdapat kesalahan dalam
penggunaan huruf pada tulisan.
Hal ini selaras dengan pengertian yang diungkapkan oleh Waridah
(2008: 69) bahwa dalam perkembangan bahasa terdapat beberapa hal yang
mempengaruhi, baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing. Hasil data
penelitian ini diperoleh dari hasil berupa tes yang telah dilakukan di salah
satu sekolah dasar negeri Yogyakarta. Pada pengambilan data berupa tes ini,
siswa diminta untuk membuat karangan bebas sesuai dengan pengalaman
yang menarik bagi siswa terhadap hal yang sudah pernah dialami. Hal yang
harus diperhatikan siswa dalam penulisan karangan yaitu penguasaan
terhadap jenis kata diantaranya yaitu kata kerja, kata benda, kata sifat, kata
hubung, dan kata depan. Sedangkan untuk penggunaan ejaan diantaranya
yaitu kata baku, penggunaan huruf kapital, tanda baca, dan depan/imbuhan.
Dari data yang telah diperoleh, kemudian dideskripsikan sesuai dengan jenis
kata dan kesalahan ejaan berdasarkan jumlah data yang diperoleh. Berikut
merupakan persentase penguasaan jenis kata dan kesalahan ejaan pada
karangan siswa.
Tabel 4.6 Persentase Penguasaan Jenis Kata dan Kesalahan Ejaan
pada Karangan Siswa
Aspek yang dianalisis Persentase
Jawaban
Jenis
Kata
Kata Benda 35%
Kata Kerja 34%
Kata Sifat 8,2%
Kata Hubung 8,8%
Kata Depan 14%
Kesalahan
Ejaan
Kata Tidak Baku 72%
Kesalahan Huruf Kapital 16%
Kesalahan Tanda Baca 4%
Kesalahan Kata
Depan/Imbuhan
8%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 4.6 di atas merupakan persentase jawaban yang diperoleh data
hasil analisis karangan dari 15 siswa di salah satu sekolah dasar negeri
Yogyakarta yang menjadi subjek penelitian. Berdasarkan dari data yang
diperoleh siswa sudah cukup baik dalam menguasai jenis kata. Dari hasil
data dapat diketahui bahwa siswa kelas IV masih kurang dalam penguasaan
jenis kata sifat dan kata hubung. Secara keseluruhan siswa kelas IV sudah
menguasai dalam menuliskan setiap jenis kata (kata benda, kata kerja, kata
sifat, kata hubung, dan kata depan). Tinggi rendahnya jenis kata yang
dikuasai oleh siswa memiliki keterkaitan dengan proses pemerolehan bahasa
dan perkembangan bahasa siswa. Berikut merupakan diagram pie persentase
penguasaan jenis kata siswa kelas IV di salah satu sekolah dasar negeri
Yogyakarta.
Gambar 4.1 Diagram Pie Persentase Penguasaan Jenis Kata
Diagram pie di atas merupakan gambaran jumlah persentase masing-
masing dari setiap kata yang digunakan oleh 15 siswa yang menjadi subjek
penelitian dalam membuat sebuah karangan. Berdasarkan diagram pie di atas,
dapat diketahui bahwa perolehan persentase jenis kata pada kata benda yaitu
sebesar 35%, kata kerja sebesar 34%, kata sifat sebesar 8,2%, kata hubung
sebesar 8,8%, dan kata depan sebesar 14%. Dari data di atas menunjukkan
bahwa kata benda memiliki jumlah persentase yang tinggi yaitu 35%. Hal ini
dapat berarti bahwa secara keseluruhan kata yang digunakan dalam penulisan
karangan oleh siswa adalah kata benda. Dari hasil yang diperoleh
35%
34%
8,2%
8,8%
14%
Persentase Jenis Kata
Kata Benda
Kata Kerja
Kata Sifat
Kata Hubung
Kata Depan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
menunjukkan bahwa kata sifat memiliki jumlah persentase yang rendah
dengan persentase sebesar 8,2%. Hal ini berarti bahwa siswa masih kurang
dalam penguasaan kata sifat. Waridah (2008: 264) mendefinisikan bahwa
kata adalah satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri dan membentuk
suatu makna bebas. Hal ini dapat berarti bahwa kata merupakan rangkaian
dari huruf yang menciptakan sebuah arti tertentu yang dapat dimengerti oleh
orang lain.
Selanjutnya yaitu analisis kesalahan ejaan dalam karangan siswa kelas
IV di salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta. Berikut merupakan diagram
pie hasil analisis kesalahan ejaan.
Gambar 4.2 Diagram Pie Kesalahan Ejaan
Diagram pie di atas merupakan gambaran jumlah persentase masing-
masing dari setiap ejaan yang digunakan oleh 15 siswa yang menjadi subjek
penelitian dalam membuat sebuah karangan. Berdasarkan diagram pie di atas,
dapat diketahui bahwa perolehan persentase kesalahan jenis ejaan pada kata
tidak baku yaitu sebesar 72%, kesalahan huruf kapital yaitu sebesar 16%,
kesalahan tanda baca yaitu sebesar 4%, dan kesalahan kata depan/imbuhan
yaitu sebesar 8%. Dari hasil data dapat diketahui bahwa secara keseluruhan
kesalahan yang sering dilakukan oleh siswa yaitu pada penggunaan kata tidak
baku dengan persentase perolehan sebesar 72%. Hal ini selaras dengan teori
72%
16%
4% 8%
Kesalahan Ejaan
Kata Tidak Baku
Kesalahan Huruf
Kapital
Kesalahan Tanda
Baca
Kesalahan Kata
Depan/Imbuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
yang dikemukakan oleh Setyawati (2013: 156) bahwa dalam penulisan ejaan
terdapat aturan tulis-menulis dalam menggambarkan suatu bahasa yang
berhubungan dengan penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan,
dan penggunaan tanda baca. Dalam perkembangannya bahasa Indonesia
unsur berbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing
(Waridah, 2008: 69). Kesalahan ejaan dapat terjadi jika dalam penulisan atau
penggunaan bahasa terdapat kesalahan tanda baca. Perbedaan konsepsi
pengertian tanda baca di dalam ejaan sebelumnya diartikan sebagai tanda
bagaimana seharusnya membaca tulisan, selain itu terdapat kesalahan dalam
penggunaan huruf pada tulisan. Berikut merupakan contoh kesalahan ejaan
pada kata tidak baku, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.7 Contoh Kesalahan Penggunaan Kata Tidak Baku
Baku Tidak Baku
Saudara Sodara
Saya Aku
Nanti Ntar
Paman Pakdhe
Akuarium Aquarium
Bus Bis
Tante Budhe
Uang Duit
Tahu Tau
Capai Capek
Karena Karna
Izin Ijin
Cedera Cidera
Bersalaman Salim-saliman
Setelah itu Abis itu
Menunggu Nunggu
Sudah Udah
Tabel 4.7 di atas merupakan contoh kesalahan ejaan pada kata tidak
baku yang terdapat pada karangan siswa. Kesalahan ejaan kata tidak baku
tersebut dipengaruhi oleh penggunaan bahasa percakapan atau bukan makna
sebenarnya. Dari hasil data juga dapat diketahui bahwa masih terdapat
kesalahan pada penggunaan huruf kapital. Kesalahan yang sering dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
siswa yaitu pada penulisan awal kata, nama hari, nama tempat, dan nama
orang. Berikut merupakan contoh kesalahan penulisan huruf kapital.
“ke bantul”
“setelah kenaikan kelas”
“pada hari minggu”
“saya dan wulan (nama inisial)”
“saya pergi berlibur ke malang”
“pada tanggal 19 desember 2018”
Berdasarkan dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa masih
terdapat kesalahan pada penggunaan tanda baca. Kesalahan yang sering
dilakukan siswa yaitu pada penggunaan tanda titik dan tanda koma.
Berdasarkan uraian pembahasan di atas peneliti dapat menyimpulkan
bahwa jenis kata yang paling dikuasai siswa yaitu pada kata benda. Hal ini
selaras dengan pendapat yang dikemukakan oleh Gentner (dalam
Dardwidjojo, 2011: 205) menyatakan bahwa anak menggunakan nomina
lebih dahulu dari kelas kata lain dan jumlahnya lebih banyak digunakan siswa
dalam tuturannya karena kelas kata nomina sering dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Sedangkan jenis kata yang masih rendah dikuasai siswa yaitu
pada kata sifat. Pada analisis kesalahan ejaan dapat diketahui bahwa siswa
cenderung kesulitan dalam penguasaan kata tidak baku. Berdasarkan hasil
yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa siswa masih rendah dalam
penguasaan pada jenis kata sifat dan penggunaan kata baku. Hal ini dapat
berarti bahwa siswa masih perlu bimbingan dan arahan tentang cara
penggunaan kosakata yang baik dan benar dari guru maupun lingkungan
tempat siswa berada.
Data hasil tes yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai analisis
kosakata dalam kajian jenis kata dan kesalahan ejaan serupa dengan hasil
penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Pertama
penelitian yang telah dilakukan oleh Nofiandari (2015) dengan judul analisis
kesalahan ejaan pada skripsi mahasiswa prodi bahasa dan sastra Indonesia
fakultas bahasa dan seni universitas negeri Yogyakarta. Kesimpulan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
penelitian ini yaitu masih terdapat beberapa kesalahan dalam penulisan
skripsi mahasiswa. Kesalahan yang sering dijumpai yaitu pada kesalahan
pemakaian huruf kapital, kesalahan kata depan, dan kesalahan penggunaan
tanda baca. Kedua hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Fajarya (2016)
dengan judul analisis kesalahan penggunaan ejaan dalam karangan narasi
siswa kelas X SMA swasta Taman Siswa Binjai tahun pelajaran 2016/2017.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu masih terdapat beberapa kesalahan dalam
karangan siswa. Kesalahan yang dijumpai yaitu penggunaan ejaan seperti
penggunaan huruf kapital, penggunaan kata berimbuhan, penggunaan kata
depan, penggunaan unsur serapan, dan penggunaan tanda baca. Kesalahan
pada tataran penggunaan huruf kapital merupakan kesalahan yang paling
dominan dilakukan oleh siswa. Ketiga hasil penelitian yang telah dilakukan
oleh Najammudin (2017) tentang analisis kesalahan pemakaian ejaan bahasa
Indonesia pada penulisan karangan narasi siswa kelas VIII MTS. Kesimpulan
dari penelitian ini yaitu ditemukan kesalahan ejaan pada beberapa karangan
narasi siswa. Diperoleh kesalahan pada pemakaian huruf kapital, kesalahan
penulisan singkatan, kesalahan penulisan kata depan, dan kesalahan penulisan
kata ulang.
Berdasarkan penelitian di atas menunjukkan bahwa analisis kosakata
siswa kelas IV di salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta dan hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya memiliki relevansi
yaitu menganalisis jenis kata dan kesalahan ejaan dalam sebuah karangan
siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
BAB V
PENUTUP
Bab V membahas tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran
dalam penelitian.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti mengenai analisis
kosakata siswa kelas IV di salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta
memiliki beragam kemampuan dari setiap siswa. Berikut merupakan
kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
1. Siswa kelas IV di salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta memiliki
kemampuan yang bervariasi dalam penggunaan jenis kata dan ejaan. Jenis
kosakata yang dikuasai oleh siswa yaitu jenis kata benda berjumlah 351
kata dengan persentase sebesar 35%, kata kerja berjumlah 347 dengan
persentase sebesar 34%, kata sifat berjumlah 83 kata dengan persentase
sebesar 8,2%, kata penghubung berjumlah 89 dengan persentase sebesar
8,8%, kata depan berjumlah 146 dengan persentase sebesar 14%.
Perolehan persentase jenis kata yang lebih dikuasai siswa terdapat pada
kata benda dengan jumlah 351 kata dengan persentase sebesar 35%.
Sedangkan jenis kata yang paling rendah dikuasai siswa yaitu jenis kata
sifat berjumlah 83 kata dengan persentase sebesar 8,2%.
2. Siswa kelas IV di salah satu sekolah dasar negeri Yogyakarta masih perlu
bimbingan dan arahan dari guru terkait penggunaan jenis ejaan. Kesalahan
jenis ejaan pada karangan yang telah siswa buat pada penulisan kata tidak
baku berjumlah 175 dengan persentase sebesar 72%, kesalahan
penggunaan huruf kapital sebesar 38 dengan persentase sebesar 16%,
kesalahan penggunaan tanda baca berjumlah 11 dengan persentase sebesar
4%, dan kesalahan penggunaan kata depan berjumlah 20 dengan
persentase sebesar 8%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
B. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa dalam melakukan pelaksanaan penelitian ini
masih banyak kekurangan dan keterbatasan. Adapun kekurangan dan
keterbatasan peneliti dalam melaksanakan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil observasi, tidak semua siswa serius dalam menulis
karangan sehingga dominan karangan yang dibuat siswa terarah pada satu
konsep tentang liburan dikarenakan siswa satu dan yang lain saling
berkomunikasi atau bertanya tentang karangan bebas yang dibuat.
2. Peneliti melakukan pengolahan data secara manual satu persatu sehingga
cukup lama bagi peneliti untuk melakukan pengolahan data. Selain itu,
dengan cara manual memungkinkan adanya jenis kata dan kesalahan ejaan
yang tidak teranalisis dengan baik.
C. Saran
Berdasarkan keterbatasan di atas, maka peneliti memberikan saran
sebagai masukan untuk perbaikan penelitian selanjutnya. Adapun saran untuk
membantu mengatasi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Berkomunikasi dengan siswa secara baik dan menjelaskan kepada siswa
konsep tentang karangan bebas, menjelaskan terlebih dahulu bahwa
karangan bebas tidak mesti tentang liburan atau tidak harus sama dengan
karangan siswa yang lain.
2. Pada pengolahan data secara manual perlu adanya bimbingan dari ahli
bahasa Indonesia sehingga mengurangi adanya kekeliruan dalam
pengolahan data serta dapat mempercepat proses pengolahan data.
Saran peneliti bagi guru agar dapat menjadi pertimbangan:
1. Pada penelitian ini dapat menjadi acuan bagi guru dalam proses
pembelajaran yang berkaitan dengan kosakata.
2. Guru dapat lebih menekankan pada penggunaan jenis kata dan
penggunaan ejaan yang baik dan benar sehingga siswa lebih paham.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
DAFTAR PUSTAKA
Alwi. (2003). Tata bahasa baku bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Anggito & Setiawan. (2018). Metodologi penelitian kualitatif. Sukabumi: CV.
Jejak.
Ahmadi. (1995). Dasar-dasar komposisi bahasa Indonesia. Malang: Yayasan
Asah Asih Asuh.
Chaer. (2008). Morfologi bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Djiwandono. (2011). Tes bahasa: pegangan bagi pengajar bahasa. Jakarta:
Indeks.
Finoza. (2008). Komposisi bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.
Fitrah & Lutfiah. (2014). Metodologi penelitian kualitatif, tindakan kelas & studi
kasus. Sukabumi: CV. Jejak
Fitri. (2018). Pedoman umum ejaan bahasa Indonesia. Jakarta: Bmedia.
Gantamitreka. (2016). Kesalahan berbahasa penggunaan EYD. Solo: Genta
Smart Publisher.
Kasno. (2004). Kamus sebagai sumber rujukan dan pengajaran kosakata. jakarta:
pusat bahasa.
Maharimin. (1994). Menulis secara populer. Jakarta: Pustaka Jaya.
Moleong. (2008). Metode penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Offset.
Nugroho. (2015). Analisis biomekanika tenis lapangan menggunakan software
dartfish prosuite. Jawa Tengah: CV. Samu Untung.
Nurudin. (2010). Dasar-dasar penulisan. Malang: UMM Press.
Nurgiyantoro. (2014). Penilaian pembelajaran bahasa berbasis kompetensi.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Setyawati. (2013). Analisis kesalahan berbahasa Indonesia. Teori dan Praktik.
Surakarta: Yuma Pustaka.
Sugiyono. (2017). Metode penelitian kebijakan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Metodelogi penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:
Afabeta.
Suyanto. (2011). Membina, memelihara, dan menggunakan bahasa Indonesia
secara benar. Yogyakarta: Ardana Media.
Tarjo. (2019). Metode penelitian sistem 3x baca. Yogyakarta: CV. Budi Utama.
Tarigan. (2015). Pengajaran kosakata. Bandung: Angkasa.
Waridah. (2008). EYD & seputar kebahasa Indonesia. Bandung: Kawan Pustaka.
Winartha. (2006). Pedoman penulisan usulan penelitian. Yogyakarta: Andi
Sumber dari Jurnal:
Najamuddin (2017). Analisis kesalahan pemakaian ejaan bahasa Indonesia pada
penulisan karangan narasi siswa kelas VIII MTS. (182-184). Diakses
dari:
https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/eltsaqafah/article/download/
450/195.
Nurul Fajarya (2016). Analisis kesalahan penggunaan ejaan dalam karangan
narasi siswa kelas X SMA swasta taman siswa Binjai tahun
pembelajaran 2016/2017. Diakses dari:
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/basastra/article/viewFile/637
8/5592.
Sumber dari Skripsi:
Nofiandari (2015). Analisis kesalahan ejaan pada skripsi mahasiswa prodi
bahasa dan sastra Indonesia fakultas bahasa dan seni universitas
negeri Yogyakarta. Skripsi: Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas
Negeri Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Lampiran 2. Surat Pemberian Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Lampiran 3. Kisi-kisi Wawancara
No Topik pertanyaan
1. Pernakah Bapak/Ibu menggunakan media saat mengajar
yang berhubungan dengan kosakata?
2. Media apa yang Bapak/Ibu gunakan? Apakah media
tersebut sangat membantu siswa dalam memahami
kosakata?
3. Pendapat Bapak/Ibu dalam perkembangan bahasa siswa?
4. Kesalahan bahasa yang siswa alami:
a. Jenis kata
b. Ejaan
5. Cara Bapak/Ibu mengatasi kesulitan dalam pembelajaran
yang dialami siswa berkaitan dengan bahasa terutama
kosakata?
6. Saran dari Bapak/Ibu kepada peneliti mengenai analisis
kosakata siswa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Lampiran 4. Kisi-kisi Observasi
No Indikator
Observasi
Aspek yang diamati Deskripsi
1 Media Keterlibatan siswa terhadap
media yang guru gunakan dalam
proses pembelajaran yang
berhubungan dengan kosakata
Mengamati keterlibatan dan
pemahaman siswa terhadap
kosakata berdasarkan media
yang digunakan oleh guru
2 Karya siswa saat
pembelajaran
Karya siswa yang berkaitan
dengan kosakata dan media yang
digunakan guru
Mengamati sejauh mana
keberhasilan dan pentingnya
media yang guru gunakan,
dalam karya yang siswa
hasilkan berkaitan dengan
kosakata
3 Bahasa siswa Cara komunikasi siswa dalam
proses pembelajaran
Mengamati siswa saat
berkomunikasi baik dengan
guru maupun dengan siswa lain
berdasarkan bahasa yang
digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 5. Kisi-kisi Instrumen Tes
a. Analisis Jenis Kata
Siswa
Jenis Kata
Kata
Benda
Kata
Kerja
Kata
sifat
Kata
Penghubung
Kata
Depan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
...
...
15
Jumlah
Persentase
b. Analisis Kesalahan Ejaan
Siswa
Jenis Kesalahan Ejaan
Kata
Tidak
Baku
Kesalahan
Huruf
Kapital
Kesalahan
Tanda
Baca
Kesalahan Kata
Depan/Imbuhan
1.
2.
3.
4.
5.
...
...
15
Jumlah
Persentase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lampiran 6. Hasil Karangan Siswa
a. Karangan Siswa yang Belum Dianalisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
b. Karangan Siswa yang Sudah Dianalisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 7. Surat Telah Melakukan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 8. Instrumen Identifikasi Potensi dan Masalah
a. Hasil Observasi Siswa Kelas IV
Nama Sekolah Hasil Wawancara
SD Negeri Yogyakarta
Pada saat proses pembelajaran, siswa sangat
antusias dalam menggunakan media pembelajaran
yang telah disediakan oleh guru. Media
pembelajaran yang digunakan guru yaitu media
kartu kata.
Siswa membuat pantun sesuai dengan kosakata
yang terdapat pada kartu kata.
Pada proses pembelajaran berlangsung sebagian
besar siswa di kelas masih menggunakan bahasa
yang bervariasi. Misalnya, pada saat diskusi
antara siswa dengan siswa masih cenderung
menggunakan bahasa daerah. Akan tetapi, pada
saat siswa bertanya kepada guru selalu
menggunakan bahasa Indonesia.
b. Hasil Wawancara Wali Kelas IV
Nama Sekolah Hasil Wawancara
SD Negeri Yogyakarta
Ya, pernah menggunakan media kata. Seperti kata
apotek, izin, bus.
Cukup efektif karena kata baku yang dibahas
tertuju pada kata yang sering ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari dan sering salah penulisan
pada kata tersebut sehingga dengan menggunakan
media siswa dapat tahu kedepannya kata yang
baku.
Perkembangan bahasa siswa semakin hari kosakata
yang dikuasai siswa semakin luas, namun banyak
kata yang tidak pantas untuk siswa katakan serta
banyaknya bahasa gaul yang siswa gunakan.
Pada penggunaan jenis kata siswa belum terlalu
paham membedakan tentang kata kerja dan kata
sifat. Sedangkan pada kesalahan ejaan siswa belum
menguasai letak penggunaan huruf kecil dan huruf
besar.
Saya sering meminta siswa untuk mengumpulkan
buku catatan bahasa Indonesia mereka seminggu
sekali dan kemudian saya mengoreksi serta
melingkari ketika ada kata yang salah. Jika secara
lisan, saat pemebelajaran berlangsung ketika siswa
menggunakan bahasa daerah maka saya meminta
mereka untuk menggunakan bahasa Indonesia yang
benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Saran saya, tujuan peneliti tidak hanya mengetahui
seberapa penguasaan jenis kata dan kesalahan ejaan
yang siswa saya miliki. Tetapi peneliti juga dapat
membantu untuk mencarikan solusi bagi guru agar
siswa lebih mudah memahami tentang kosakata
yang benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
BIOGRAFI PENELITI
Veronika Mery adalah anak ke tiga dari tiga
bersaudara. Lahir di SP2 Air Upas, Kabupaten
Ketapang pada tanggal 10 Januari 1998.
Menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 13
Sekuningan dan lulus pada tahun 2010. Kemudian
menempuh pendidikan menengah pertama di SMP
Pangudi Luhur Santo Aquino Tumbang Titi dan
lulus pada tahun 2013. Menempuh pendidikan
menengah atas di SMA Pangudi Luhur Santo Yohanes Ketapang dan lulus pada
tahun 2016. Pada Tahun 2016 peneliti tercatat sebagai mahasiswa Universitas
Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Program Studi
Pendidikan Sekolah Dasar (PGSD).
Selama menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma, peneliti
mengembangkan kemampuannya di bidang akademik maupun non akademik
dengan mengikuti beberapa kegiatan kepanitiaan yang diselenggarakan oleh
kampus. Kepanitiaan tersebut seperti Pelatihan Pengembangan Kepribadian
Mahasiswa (PPKM) I dan II, English Club, Kursus Mahir Dasar Pramuka (KMD),
Weekend Moral, Kuliah Kerja Nyata (KKN), serta seminar pendidikan lainnya.
Masa pendidikan peneliti diakhiri di Universitas Sanata Dharma dengan menulis
skripsi yang berjudul “Analisis Kosakata Siswa Kelas IV di Salah Satu SD Negeri
Yogyakarta (Kajian Jenis Kata dan Ejaan)”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI