74
ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK PIDANA KORUPSI DI PROVINSI JAMBI SKRIPSI Oleh : Eka Susanti NIM: SHP.162162 PEMBIMBING: Dr. Ruslan Abdul Ghani, S.H., M.H Dr. Dedek Kusnadi, M.Si., MM JURUSAN HUKUM PIDANA ISLAM FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI TAHUN 1442 H/2020 M

ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA

TINDAK PIDANA KORUPSI DI PROVINSI JAMBI

SKRIPSI

Oleh :

Eka Susanti

NIM: SHP.162162

PEMBIMBING:

Dr. Ruslan Abdul Ghani, S.H., M.H

Dr. Dedek Kusnadi, M.Si., MM

JURUSAN HUKUM PIDANA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

TAHUN 1442 H/2020 M

Page 2: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

i

Page 3: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

ii

Page 4: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

iii

Page 5: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

iv

MOTTO

أيها يا كى أيىانكى تأكهىا نا آيىا انذي إنا بانباطم بي أ تجارة تكى كى تزاض ع تقتهىا ونا ي

فسكى أ انهه إ ا بكى كا رحي

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta-sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan

yang berlaku dengan suka sama suka. Dan janganlah kalian membunuh

dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha penyayang kepadamu. (QS.An-

Nisa Ayat 29)

Page 6: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

v

Page 7: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

iv

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah bahwa dengan terselesainya skripsi ini merupakan suatu

kebahagiaan bagi penulis, karena itu sebagai rasa syukur kepada Allah SWT.

Sebuah Langkah Usai Sudah...

Satu Cita Telah Aku Capai...

Namun, Itu Bukan Akhir Dari Perjuangan...

Melainkan Awal Dari Perjuangan...

Skripsi ini saya persembahkan kepada orang-orang terkasih dan tersayang saya

yang selalu ada dan mendampingi saya dalam setiap keadaan, yaitu:

Ayahanda Tercinta Jang Ning

Ibunda Tercinta Mariana

Nenek Tercinta Saiyah

Paman Tersayang Sahidin

Saudaraku Tercinta Eko Saputra, Niko Indriansyah, Dan Aril Prayoga

Page 8: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

v

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tanggapan Kriminologi Terhadap

penyebab Tindak Pidana Korupsi di Provinsi Jambi, Upaya Menanggulangi

Tindak Pidana Korupsi Di Provinsi Jambi Ditinjau Dari Hukum Islam serta

kendala yang dihadapi aparat penegak hukum dalam menanggulangi tindak pidana

korupsi di Provinsi Jambi . Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis

sosiologis. Instrumen pengumpulan data melalui wawancara langsung,

dokumentasi dan observasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil

dan kesimpulan yaitu dari analisis kriminologinya yang menyebabkan

meningkatnya tindak pidana korupsi di provinsi Jambi ini adalah sifat serakah

yang ada dalam diri manusia dimana saat ada jabatan, kewenangan dan

kesempatan serta kurangnya pengawasan maka kejujuran dan rasa ingin

mengambil yang bukan hak merekapun timbul. Maka dari itu penulis

menyarankan bahwa perlunya peningkatan dalam pencegahan, pemberantasan dan

penegakan hukum yang lebih tegas dan lebih maksimal lagi. Agar korupsi

kedepannya dapat diberantas dan paling tidaknya mampu dimeminimalisir angka

terjadinya tindak pidana korupsi khususnya di Provinsi Jambi.

Kata kunci: Kriminologi, Tindakan, Korupsi

Page 9: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

iv

DAFTAR SINGKATAN

BAP Berita Acara Perkara

DITRESKRIMSUS Direktorat Reserse Kriminal Khusus

IQ Intelgentia

KAPOLDA Kepolisian Daerah

KASUPSI Kepala Sub Seksi

KKN Korupsi Kolusi Nepotisme

KPK Komisi Pemberantasan Korupsi

KUHP Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

Pidsus Pidana Khusus

PT Perusahaan Terbatas

SMA Sekolah Menengah Atas

SMK Sekolah Menengah Kejuruan

SMP Sekolah Menengah Pertama

TIPIKOR Tindak Pidana Korupsi

UU Undang-Undang

Page 10: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Syukur Alhamdulillah, dengan menyebut nama Allah SWT yang maha

pengasih lagi maha penyayang. Segala puja dan puji penulis panjatkan kehadiran-

Nya, karena dengan rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul: “Analisis Kriminologis Terhadap Meningkatnya Tindak

Pidana Korupsi Di Provinsi Jambi”.

Skripsi ini merupakan persyaratan yang ditentukan oleh lembaga

perguruan tinggi pada umumnya dan Universitas Islam Negeri Sultan Thaha

Saifuddin Jambi pada khususnya, yaitu untuk mencapai gelar keserjanaan. Bagi

penulis sendiri adalah untuk mencapai gelar Sarjana Hukum pada Universittas

Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi Jurusan Hukum Pidana Islam.

Didalam penulisan ini penulis menyadari akan adanya kekurangan yang

mungkin harus diperbaiki, oleh sebab itu penulis dengan penuh keikhlasan akan

menerima petunjuk maupun saran-saran yang sifatnya membangun dari semua

pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Skripsi ini dapat penulis selesaikan karena berkat bantuan dari seluruh

pihak yang dengan kerelaan dan keikhlasannya telah ikut berpartisipasi. Untuk itu

dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya

kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA., Ph. D selaku Rektor UIN STS

Jambi

Page 11: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

vi

2. Bapak Dr. Sayuti Una, S. Ag., M. H selaku Dekan Fakultas Syariah UIN

STS Jambi

3. Bapak Agus Salim, M.A., M.I.R., Ph.D Selaku Wakil Dekan Fakultas

Syariah UIN STS Jambi.

4. Ibu Dr. Robiatul Adawiyah S. HI., M.HI selaku Ketua Jurusan Hukum

Pidana Islam dan bapak Devrian Ali S. S.I., M.A. HK selaku Sekretaris

Jurusan Hukum Pidana Islam, Fakultas Syariah

5. Bapak Dr. Ruslan Abdul Ghani, S.H., M.H selaku dosen Pembimbing I

6. Dr. Dedek Kusnadi, S. Sos., M. S. I selaku Pembimbing II

7. Bapak-bapak dan ibu-ibu selaku dosen Fakultas Syariah

8. Yang terhormat dan saya sayangi kedua otang tua, Jang Ning dan ibu

Mariana yang dengan tulus dan ikhlas telah memberikan bantuan materil

dan dorongan moril serta doa kepada saya hingga terselesaikannya skripsi

ini

9. Yang saya hormati dan saya cintai nenek Saiyah dan paman Sahidin yang

selalu memberikan semangat dan doa kepada saya

10. Sahabat seperjuangan (keluarga besar hukum pidana islam pada umumnya

yang selalu support dan tak hentinya memotivasi) dan teman kampus

ataupun yang diluar kampus yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang

turut membantu memberikan motivasi dalam proses skripsi dari awal

sampai akhir

11. Teman-teman Kuliah Kerja Nyata (KKN) desa Tanjung Mudo Kabupaten

Merangin.

Page 12: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

vii

Akhir kata, disadari dengan segala hal keterbatasan yang ada, dirasakan

penulis skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, baik sistematika penulisan

maupun materi pembahasannya, untuk itu segala krituk dan saran sangatlah

penulis harapkan demi penyempurnaan skripsi ini, semoga skripsi ini bermanfaat

bagi saya dan kita semua. Aamiin. Terimakasih

Jambi, 2020

Penulis

Page 13: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

viii

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .............................. i

NOTA DINAS ........................................................................................... ii

PENGESAHAN .......................................................................................... iii

MOTTO ...................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN ...................................................................................... v

ABSTRAK ................................................................................................. vi

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................ vii

KATA PEGANTAR .................................................................................. viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 3

C. Batasan Masalah ....................................................................... 3

D. Tujuan dan Manfaat Penulisan .................................................. 4

E. Kerangka Teoritis dan Konseptual ............................................ 5

F. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 9

BAB II METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ............................................................... 11

B. Lokasi Penelitian ....................................................................... 11

C. Jenis dan Sumber Data .............................................................. 12

D. Unit Analisis ............................................................................ 12

E. Intrumen Pengumpulan Data .................................................... 13

F. Teknik Analisa Data .................................................................. 14

G. Sistematika Penulisan ............................................................... 14

H. Jadwal Penelitian ....................................................................... 15

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG KRIMINOLOGI

A. Pengertian Kriminologi ............................................................. 17

B. Teori-Teori Kriminologi ........................................................... 19

C. Tinjauan Mengenai Kejahatan .................................................. 20

D. Penyebab Terjadinya Kejahatan ................................................ 22

BAB IV PEMBAHASAN

A. Tanggapan Kriminologi Terhadap penyebab Tindak Pidana Korupsi di

Provinsi Jambi ........................................................................... 28

B. Upaya Menanggulangi Tindak Pidana Korupsi Di Provinsi Jambi

Ditinjau Dari Hukum Islam ....................................................... 35

C. Kendala Aparat Penegak Hukum Dalam Menanggulangi Terjadinya

Tindak Pidana Korupsi Di Provinsi Jambi ................................ 48

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 51

B. Saran .......................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 54

LAMPIRAN ................................................................................................ 58

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... 61

Page 14: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kriminologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kejahatan.1 Dalam

penelitian ini penulis membahas tentang kriminologi yaitu di bidang tindak

pidana korupsi di Provinsi Jambi. Kriminologi di bidang tindak pidana korupsi

saat ini, sudah dalam posisi yang sangat parah dan begitu mengakar dalam setiap

sendi kehidupan.

Perkembangan kriminologi di bidang tindak pidana korupsi di provinsi

jambi dari tahun ke tahun terus meningkat, baik dalam kuantitas atau jumlah

kerugian keuangan negara maupun dari segi kualitas yang semakin sistematis,

canggih serta lingkupnya sudah meluas dalam seluruh aspek masyarakat.

Meningkatnya kriminologi di bidang tindak pidana korupsi di provinsi jambi

yang tidak terkendali akan membawa bencana tidak saja terhadap kehidupan

perekonomian nasional tetapi juga pada kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kriminologi di bidang tindak pidana korupsi di provinsi jambi merupakan

perbuatan yang bukan saja dapat merugikan keuangan negara akan tetapi juga

dapat menimbulkan kerugian-kerugian pada perekonomian rakyat. Di dalam

hukum islam Kriminologi di bidang tindak pidana korupsi dilarang keras dimana

dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa Ayat 29 dan Q.S Al-Baqarah ayat 188

أيها يا كى أيىانكى تأكهىا نا آيىا انذي أ إنا بانباطم بي تجارة تكى كى تزاض ع فسكى تقتهىا ونا ي أ

انهه إ ا بكى كا رحي

1 Muhammad Mustafaf, 2007. Kriminologi. Depok: FISIP UI PRESS. Hal. 2

Page 15: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

2

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta-sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang

berlaku dengan suka sama suka. Dan janganlah kalian membunuh dirimu,

sesungguhnya Allah adalah Maha penyayang kepadamu.2 (QS.An-Nisa Ayat 29)

ى تى تعه أيىال اناس بانإثى وأ كى بانباطم وتدنىا بها إنى انحكاو نتأكهىا فزيقا ي ونا تأكهىا أيىانكى بي

Artinya: "Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain

diantara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan)

harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta

benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui".3

(Q.S Al-Baqarah ayat 188)

Dua ayat di atas sudah sangat jelas bahwa mengambil hak orang lain

dengan jalan yang tidak diridhoi oleh Allah SWT. atau dengan jalan korupsi itu

sangat dilarang. Al Quran menyebutkan hal demikian ini lantaran tidak lain pasti

akan terjadinya hal tersebut dan menyebar lebih banyak dan menjadikan

mengakar budaya. Padahal demikian tersebut disadari kalau merupakan jalan

kebatilan, tapi yang namanya manusia itu memiliki fitrah untuk menyukai harta,

bagi yang tidak memiliki keimanan pasti akan meraihnya walaupun dengan jalan

yang buruk sekalipun.

Berdasarkan data di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Negeri

Jambi yaitu pada tahun 2016 terjadi 44 Perkara Tindak Pidana Korupsi, pada

tahun 2017 terdapat 45 Perkara Tindak Pidana Korupsi dan pada tahun 2018

terdapat 50 Perkara Tindak Pidana Korupsi. Pada tahun 2016-2017 mengalami

peningkatan 2,27 % pada tahun 2017-2018 mengalami peningkatan sebesar 11,11

%, data diatas menunjukkan bahwa kasus Tindak Pidana Korupsi setiap tahunnya

2 Departemen Agama RI, Al-Quran Terjemahan, Bandung: CV. Darus Sunnah, 2015Q.S

An- Nisa’ (4): 29 3 Departemen Agama RI, Al-Quran Terjemahan, Bandung: CV. Darus Sunnah, 2015Q.S

Al- Baqarah (2): 188.

Page 16: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

3

mengalami peningkatan.4 Oleh karena itu, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul: “Analisis Kriminologis Terhadap Meningkatnya

Tindak Pidana Korupsi Di Provinsi Jambi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana tanggapan kriminologi terhadap tindak pidana korupsi di

Provinsi Jambi?

2. Bagaimana upaya menanggulangi Tindak Pidana Korupsi di Provinsi

Jambi ditinjau dari hukum islam?

3. Apa kendala aparat penegak hukum dalam menanggulangi terjadinya

Tindak Pidana Korupsi di Provinsi Jambi dilihat dari Kriminologi?

C. Batasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagaimana yang penulis

uraikan dalam latar belakang diatas untuk mempermudah pembahasan dalam

penulisan ini. Maka penulis membatasinya hanya sebatas pembahasan faktor

penyebab tindak pidana korupsi dan Upaya yang dilakukan aparat penegak

hukum dalam menanggulangi Tindak Pidana Korupsi di Provinsi Jambi, serta

kendala aparat penegak hukum dalam menanggulangi tindak pidana korupsi di

Provinsi Jambi. Data yang digunakan penulis berdasarkan data dari tahun 2016-

2018.

4Pengadilan Negeri Jambi, 21 februari 2020

Page 17: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

4

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui faktor penyebab tindak pidana korupsi di Provinsi

Jambi dilihat dari Kriminologi

b. Untuk menjelaskan upaya aparat penegak hukum dalam menanggulangi

tindak pidana korupsi di Provinsi Jambi dilihat dari Kriminologi

c. Untuk menganalisis kendala aparat penegak hukum dalam meminimalisir

terjadinya Tindak Pidana Korupsi di Provinsi Jambi dilihat dari

Kriminologi

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dibagi dua bagian, yakni manfaat teoritis dan manfaat

praktis. Adapun manfaat teoritis dalam penelitian ini yaitu:

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

pengembangan teori-teori atau konsep-konsep yang dilaksanakan oleh

Spenegak hukum dalam menanggulangi kejahatan Tindak Pidana Korupsi

yang terjadi di Provinsi Jambi

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan untuk

mengembangkan penelitian ini lebih lanjut guna kepentingan ilmu

pengetahuan khususnya studi hukum pidana/ hukum pidana islam di

bidang Tindak Pidana Korupsi

Adapun kegunaan praktis dari penelitian ini yaitu hasil penelitian ini

diharapkan dapat berguna bagi banyak pihak terutama bagi aparat penegak

Page 18: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

5

hukum dan penelitian ini dapat digunakan sebagai upaya menanggulangi Tindak

Pidana Korupsi di Provinsi Jambi

E. Kerangka Teoritis dan Konseptual

1. Kerangka Teoritis

Kerangka teoritis adalah susunan dari beberapa anggapan , pendapat, cara,

aturan, asas, keterangan sebagai suatu kesatuan yang logis yang menjadi

landasan, acuan, dan pedoman untuk mencacpai tujuan dalam penelitian atau

penulisan.5 Pada umumnya, teori bersumber dari undang-undang, buku atau

karya tulis bidang ilmu dan laporan penelitian. Setiap penelitian akan ada

kerangka teoritis yang menjadi acuan dan bertujuan mengidentifikasi terhadap

dimensi sosial yang dianggap relevan oleh peneliti.6

Adapun kerangka teori yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini,

penulis menggunakan teori kriminologi yaitu:

a. Teori Asosiasi Diferensial (Differential Association Theory)

Sutherland menghipotesakan bahwa perilaku kriminal itu dipelajari melalui

asosiasi yang dilakukan dengan mereka yang melanggar norma-norma

masyarakat termasuk norma hukum.7 Teori asosiasi differensial lebih lanjut

dijelaskan oleh Sutherland bahwa Teori asosiasi differensial mengenai

kejahatan menegaskan sebagai berikut:

a) Perilaku kriminal seperti halnya perilaku lainnya, dipelajari.

5 Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung. PT. Citra Aditya

Bhakti, hlm. 73 6 Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, Universitas Indonesia-

Press, hlm. 125.

7 Soedjono Dirdjosisworo, 1976. Sinopsi Kriminologi Indonesia. Bandung: Mandar Maju.

Hal. 108.

Page 19: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

6

b) Perilaku kriminal dipelajari dalam hubungan interaksi dengan orang lain

melalui suatu proses komunikasi.

c) Bagian penting dari mempelajari perilaku kriminal terjadi dalam pergaulan

intim dengan mereka yang melakukan kejahatan, yang berarti dalam relasi

langsung di tengah pergaulan.

d) Mempelajari perilaku kriminal, termasuk didalamnya teknik melakukan

kejahatan dan motivasi/ dorongan atau alasan pembenar.

e) Dorongan tertentu ini dipelajari melalui penghayatan atas peraturan

perundang-undangan; menyukai atau tidak menyukai.

f) Seseorang menjadi deliquent karena penghayatannya terhadap peraturan

perundangan lebih suka melanggar daripada mentaatinya.

g) Asosiasi diferensial ini bervariasi tergantung dari frekuensi, durasi, prioritas

dan intensitas.

h) Proses mempelajari perilaku kriminal melalui pergaulan dengan pola

kriminal dan anti kriminal melibatkan semua mekanisme yang berlaku

dalam setiap proses belajar.

i) Sekalipun perilaku kriminal merupakan pencerminan dari kebutuhan umum

dan nilai-nilai, akan tetapi tingkah laku kriminal tersebut tidak dapat

dijelaskan melalui kebutuhan umum dan nilai-nilai tadi, oleh karena

perilaku non kriminal pun merupakan pencerminan dari kebutuhan umum

dan nilai-nilai yang sama.8

b. Teori Tegang (Strain Theory)

Teori ini beranggapan bahwa manusia pada dasarnya makhluk yang selalu

memperkosa hukum atau melanggar hukum, norma-norma dan peraturan-

peraturan setelah terputusnya antara tujuan dan cara mencapainya menjadi

demikian besar sehingga baginya satu-satunya cara untuk mencapai tujuan ini

adalah melalui saluran yang tidak legal. Teori “tegang” memandang manusia

dengan sinar atau cahaya optimis. Dengan kata lain, manusia itu pada dasarnya

baik, karena kondisi sosiallah yang menciptakan tekanan atau stress, ketegangan

dan akhirnya kejahatan.9

c. Teori Kontrol Sosial (Social Control Theory)

8 Ibid. Hal. 109

9 Ibid. Hal. 112

Page 20: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

7

Landasan berpikir teori ini adalah tidak melihat individu sebagai orang

yang secara intriksik patuh pada hukum, namun menganut segi pandangan

antitesis di mana orang harus belajar untuk tidak melakukan tindak pidana.

Mengingat bahwa kita semua dilahirkan dengan kecenderungan alami untuk

melanggar peraturan-peraturan di dalam masyarakat, delinkuen di pandang oleh

para teoretisi kontrol sosial sebagai konsekuensi logis kegagalan seseorang

untuk mengembangkan larangan-larangan ke dalam terhadap perilaku

melanggar hukum.

Terdapat empat unsur kunci dalam teori kontrol sosial mengenai perilaku

kriminal menurut Hirschi, yang meliputi :

a) Kasih Sayang yang meliputi kekuatan suatu ikatan yang ada antara individu

dan saluran primer sosialisasi, seperti orang tua, guru dan para pemimpin

masyarakat. Akibatnya, itu merupakan ukuran tingkat terhadap mana orang-

orang yang patuh pada hukum bertindak sebagai sumber kekuatan positif

bagi individu.

b) Komitmen yaitu dengan komitmen kita melihat investasi dalam suasana

konvensional dan pertimbangan bagi tujuan-tujuan untuk hari depan yang

bertentangan dengan gaya hidup delinkuensi.

c) Keterlibatan yaitu ukuran kecenderungan seseorang untuk berpartisipasi

dalam kegiatan-kegiatan konvensional mengarahkan individu kepada

keberhasilan yang dihargai masyarakat.

d) Kepercayaan yaitu memerlukan diterimanya keabsahan moral norma-norma

sosial serta mencerminkan kekuatan sikap konvensional seseorang. Keempat

unsur ini sangat mempengaruhi ikatan sosial antara seorang individu dengan

lingkungan masyarakatnya.10

2. Konseptual

Kerangka konseptual adalah kerangka yang menggambarkan hubungan

antara konsep-konsep khusus yang akan diteliti, baik dalam penelitian hukum

normatif maupun empiris. Biasanya telah merumuskan dalam definisi-definisi

10

Ibid. Hal. 126

Page 21: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

8

tertentu atau telah menjalankan lebih lanjut dari konsep tertentu. Kerangka

konseptual merupakan kerangka yang menghubungkan atau menggambarkan

konsep-konsep khusus yang merupakan kumpulan dari arti yang berkaitan

dengan istilah.

Adapun kerangka konseptual yang di maksudkan di dalam skripsi ini adalah

sebagai berikut:

a. Analisis adalah proses berfikir manusia tentang sesuatu kejadian atau

peristiwa untuk memberikan suatu jawaban atas kejadian atau peristiwa

tersebut.11

b. Kriminologis adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan menyelidiki gejala

kejahatan seluas-luasnya.12

c. Tindak pidana korupsi menurut Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999

tentang Pemberantasan Korupsi Pasal 2 ayat (1) yaitu:

“Setiap orang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya

diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan

keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana

penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun

dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp.

200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp.

1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)”.13

F. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan hasil penelusuran peneliti terhadap beberapa literature

terdahulu, maka peneliti menemukan adanya beberapa literature yang memiliki

relevansi dengan peneliti lakukan. Adapun sebagai berikut :

11

Ibid, hlm. 129 12

Topo Santoso dan Eva Achiani Zulfa, 2003, Kriminologi Cetakan Ketiga, Jakarta, PT.

Grafindo Persada, hlm. 9 13

Tim Redaksi FOKUSMEDIA, 2005, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan

Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Bandung: FOKUSMEDIA, hal. 87

Page 22: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

9

1. Skripsi oleh Magfira Nur Aulia14

. Magfira Nur Aulia adalah mahasiswa

Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar Tahun 2017 dengan

judul skripsinya “Tinjauan Kriminologis Terhadap Kejahatan Korupsi

(Studi Kasus Di Kota Makassar 2013-2015)”. Dalam penulisan skripsi ini

penulis mengkaji faktor-faktor penyebab terjadinya kejahatan korupsi di

Kota Makassar dan upaya aparat penegak hukum dalam menanggulangi

kejahatan korupsi.

2. Skripsi oleh Josua M. Sirait.15

Josua M. Sirait adalah mahasiswa Fakultas

Hukum Program Studi Ilmu Hukum Surabaya Tahun 2011 dengan judul

skripsinya “Upaya Pemberantasan Korupsi Di Pengadilan Tindak Pidana

Korupsi Surabaya”. Dalam penulisan skripsi ini penulis mengkaji upaya

pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh pengadilan Tipikor Surabaya

dalam memberikan efek jera pada para pelaku-pelaku korupsi yang selama

ini diitangani. Penulisan ini menggunakan metode yuridis empiris melalui

wawancara.

Adapun yang membedakan penelitian saya dengan penelitian sebelumnya

adalah “Analisis Kriminologis Terhadap Meningkatnya Tindak Pidana Korupsi Di

Provinsi Jambi”. Dimana penulisan ini mengkaji tentang tanggapan kriminologi

terhadap tindak pidana korupsi di provinsi Jambi, upaya menanggulangi Tindak

Pidana Korupsi di Provinsi Jambi ditinjau dari hukum islam serta kendala aparat

14

Magfiro Nur Aulia, Tinjauan Kriminologis Terhadap Kejahatan Korupsi (Studi Kasus

Di Kota Makassar 2013-2015), Makassar, 2017. 15

Josua M. Sirait, Upaya Pemberantasan Korupsi Di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi

Surabaya, Surabaya, 2011.

Page 23: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

10

penegak hukum dalam menanggulangi Tindak Pidana Korupsi Di Provinsi Jambi .

Adapun data yang digunakan dari tahun 2016-2018.

Page 24: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

11

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian adalah suatu usaha untuk menyelidiki suatu permasalahan

secara sistematis dengan metode ilmiah untuk dapat mendiskripsikan

permasalahan dan memberikan penyelesaian atau solusi atas permasalahan.16

Adapun Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Pendekatan

yuridis sosiologis. Pendekatan yuridis sosiologis adalah mengidentifikasi dan

mengkonsepsikan hukum sebagai institusi sosial yang riil dan fungsional dalam

sistem kehidupan yang nyata.17

Pendekatan yuridis sosiologis adalah

menekankan penelitian yang bertujuan memperoleh pengetahuan hukum secara

empiris dengan cara terjun langsung ke obyeknya yaitu mengetahui mengapa

kasus tindak pidana korupsi di Provinsi Jambi dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan.

B. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian pennilis dalam memperoleh data Skripsi yaitu

yang pertama Kepolisian Daerah (Kapolda) Jambi, kedua Kejaksaan Negeri

Jambi (Kejari), ketiga Pengadilan Negeri (PN) Jambi, keempat Lapas Klas II A

Jambi.

16

Ibid 17

Soejono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Penerbit Universitas

Indonesia Press, hal. 51

Page 25: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

12

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang dipergunakan di dalam penelitian ini yaitu data primer,

dan data sekunder.

Data primer adalah data pokok yang diperlukan dalam penelitian, yang

diperoleh langsung dari sumbernya atau keseluruhan data hasil penelitian yang

diperoleh dilapangan.18

Data sekunder adalah data yang di peroleh dari sumber

tidak langsung yang berupa data Kepustakaan (library research). Data

sekunder itu jika dilihat dari segi jenisnya atau isinya terdiri dari data hukum

primer dan data hukum sekunder serta data hukum tersier.

2. Sumber data

Sumber data primer di peroleh dari hasil wawancara sejumlah

responden yang berkaitan dengan permasalahan. Sumber data sekunder

bersumber dari hasil penelitian perpustakaan berupa literatur buku, jurnal-

jurnal, yang ada kaitannya dengan permasalahan penelitian yang dilakukan

dalam penelitian disesuaikan dengan fokus dan tujuan penelitian. Sesuai

dengan fokus penelitian, maka yang menjadi sumber data dalam penelitian ini

adalah jawaban dari wawancara penulis dengan informan dilapangan, isi dari

dokumen-dokumen dan buku-buku.

D. Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah Provisi Jambi sedangkan

informannya adalah sebagai berikut: 1). Kompol Handers yaitu Kanit II bagian

18

Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi Edisi Revisi (Jambi: Syariah Press,

2012) hlm.45

Page 26: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

13

Ditreskrimsus Polisi Daerah (Polda) Jambi, 2). Rendi Winata yaitu kepala Sub

Seksi (Kasupsi) bagian Penuntutan Kejaksaan Negeri (Kejari) Jambi. 3). M.

Purba yaitu Hakim Umum dan Tindak Pidana Korupsi Pengadilan Negeri Jambi.

4). Beberapa Orang Warga Binaan di Lapas Klas II A Jambi. Dengan teknik

sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling. Purposive Sampling

adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.19

E. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen Pengumpulan Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut 1). Wawancara, 2). Studi dokumen, 3). Observasi. Apabila di

jelaskan pengumpulan data tersebut di atas dapat dilihat di bawah ini

1. Wawancara

Wawancara yang dilakukan adalah wawancara langsung, dimana

wawancara yang dilakukan yang bersifat tertutup dimana responden dapat

menjawab secara sesuai pemikirannya dan tidak dibatasi, dan pedoman

wawancara berupa daftar pertanyaan yang telah disusun dalam bentuk tulisan

sebagai pedoman.

2. Dokumentasi

Dokumentasi menurut Sugiono adalah suatu cara yang digunakan untuk

memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan

angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung

penelitian. Dokumentasi yang digunakan untuk mengumpulkan data kemudian

19

Sugiyono, 2012. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Page 27: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

14

ditelaah.20

Adapun dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi

peraturan perundang-undangan seperti Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

(KUHP), Undang-Undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi serta

literatur-literatur lainnya yang berkaitan dengan penelitian skripsi ini.

3. Observasi

Observasi menurut Sugiyono yaitu kegiatan pemuatan penelitian tehadap

suatu objek.21

Apabila dilihat dalam pelaksanaan pengumpulan data, observasi

dibedakan menjadi partisipan dan non-partisipan. Dalam melakukan observasi,

peneliti memilih hal-hal yang diamati dan mencatat hal-hal yang berkaitan

dengan penelitian.

F. Teknik Analisa Data

Setelah semua dikumpulkan maka untuk selanjutnya data tersebut dianalisis

secara kualitatif yaitu menganalisa data berdasarkan keterangan atau jawaban

responden dan ditarik kesimpulan bersifat deskriftif, mengenai tanggapan

kriminologi terhadap tindak pidana korupsi di Provinsi Jambi, upaya

menanggulangi Tindak Pidana Korupsi di Provinsi Jambi ditinjau dari hukum

islam, dan kendala aparat penegak hukum dalam menanggulangi terjadinya

Tindak Pidana Korupsi di Provinsi Jambi dilihat dari Kriminologi.

G. Sistematika Penulisan

Penyusunan skripsi ini terbagi menjadi lima bab, antara babnya ada yang

terdiri dari sub-sub bab. Masing-masing bab membahas permasalahan tersendiri,

tetapi tetap saling berkaitan antara sub bab dengan bab yang berikutnya. Untuk

20

Sugoyono, 2015. Metode Penelitian Kombinasi (Mix. Methods). Bandung: Alfabeta,

hal. 329 21

Ibid, hal. 204

Page 28: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

15

memberikan gambaran secara mudah agar lebih terarah dan jelas megenai

pembahasan skripsi ini menyusun menggunakan sistematika dengan membagi

pembahasan sebagai berikut:

BAB I Merupakan pendahuluan yang menguraikan latar belakang masalah,

rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian dan manfaat

penelitian, kerangka teoritis dan konseptual, dan tinjauan pustaka.

BAB II Metode penelitian yang menguraikan pendekatan penelitian, lokasi

penelitian, jenis dan sumber data, unit analisis, instrumen pengumpulan

data, teknik analisis data, sistematika penulisan dan jadwal penelitian.

BAB III Tinjauan umum tentang kriminologi yang menguraikan pengertian

kriminologi, teori kriminologi, tinjauan mengenai kejahatan, dan

penyebab terjadinya kejahatan.

BAB IV Menguraikan pembahasan mengenai tanggapan kriminologi terhadap

tindak pidana korupsi di Provinsi Jambi, upaya menanggulangi Tindak

Pidana Korupsi di Provinsi Jambi ditinjau dari hukum islam, dan

kendala aparat penegak hukum dalam menanggulangi terjadinya Tindak

Pidana Korupsi di Provinsi Jambi dilihat dari Kriminologi.

BAB V Penutup, pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dari bab-bab

sebelumnya yang diperoleh dari penelitian penulis serta saran terhadap

penelitian ini.

H. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama enam bulan. Penelitian dilakukan dengan

pembuatan proposal, kemudian dilanjutkan dengan perbaikan hasil seminar

Page 29: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

16

skripsi, setelah pengesahan judul dan izin riset, maka penulis mengadakan

pengumpulan data, verifikasi dan analisis data dalam waktu yang berurutan.

Hasilnya penulis melakukan konsultasi dengan pembimbing sebelum diajukan

kesidang munaqasah. Adapun jadwal penelitian sebagai berikut:

Tabel 1.1

Jadwal Penelitian

No Kegiatan Waktu Pelaksanaan

1 Pengajuan Judul 6 Maret 2019

2 Pembuatan Proposal Agustus 2019

3 Perbaikan dan Seminar Januari 2020

4 Surat Izin Riset Februari 2020

5 Pengumpulan Data Maret 2020

6 Pengelolaan Data Maret 2020

7 Bimbingan dan Perbaikan Maret 2020

8 Agenda dan Ujian Skripsi Maret 2020

9 Penjilidan April 2020

Page 30: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

17

BAB III

TINJAUAN UMUM TENTANG KRIMINOLOGI

A. Pengertian Kriminologi

Kriminologi ditemukan oleh seorang ahli antropologi Perancis P.

Topinard yang terdiri dari 2 suku kata, yaitu “crimen” dan “logos”. Crimen yang

artinya adalah kejahatan, dan Logos merupakan ilmu pengetahuan. Sehingga dapat

diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kejahatan.22

Beberapa ahli mendefinisikan kriminologi ini diantaranya:

1. W. A. Bonger

Kriminologi merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki tujuan untuk

menyelidiki segala sesuatu gejala kejahatan seluas-luasnya.23

2. Sutherland

Kriminologi adalah keseluruhan ilmu pengetahuan yang bertalian dengan

perbuatan jahat sebagai gejala sosial (The body of knowlwdge regarding crime

as a social phenomenon). Menurut Sutherland kriminologi mencakup proses

pembuatan hukum, pelanggaran hukum, dan reaksi atas pelanggaran hukum.24

3. Michael dan Adler

Kriminologi merupakan keseluruhan keterangan mengenai perbuatan dan

sifat dari para penjahat, mulai dari lingkungan mereka sampai pada perlakuan

secara resmi oleh lembaga-lembaga penertib masyarakat dan oleh para

22

Susanto, 1991. Diklat Kriminologi Fakultas Hukum Universitas Di Ponegoro

Semarang. Semarang, hal. 1 23

Mustofa muhammad, 2007. Kriminologi. Depok: Fisip UI Press. Hal.24

24 Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, 2002. Kriminologi, Jakarta: PT. Grafindo

Persada, hal. 10

Page 31: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

18

anggota masyarakat.25

4. Wolfgang, Savitz dan Johnston

Wolfgang, Savitz dan Johnston dalam The Sociology of Crime and

Delinquency memberikan definisi kriminologi sebagai kumpulan ilmu

pengetahuan tentang kejahatan yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan

dan pengertian tentang gejala kejahatan dengan jalan mempelajari dan

menganalisis secara ilmiah keterangan-keterangan, keseragaman-keseragaman,

pola-pola dan faktor-faktor kausal yang berhubungan dengan kejahatan, pelaku

kejahatan serta reaksi masyarakat terhadap keduanya.26

5. J. Contant (Elemen de Criminologie) yang memandang kriminologi sebagai

ilmu pengetahuan emprik yang bertujuan menentukan faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya perbuatan jahat dan penjahat (etiologi). Untuk itu

perlu diperhatikan baik faktor-faktor ekonomi maupun faktor-faktor

individual dan psikologi.27

6. Edwin H. Sutherland

Kriminologi merupakan seperangkat pengetahuan yang mempelajari

kejahatan sebagai fenomena sosial, termasuk

Jadi secara umum maka dapat ditarik suatu kesimpulan dari berbagai

pendapat para ahli tersebut diatas bahwa obyek studi dalam kriminologi

mencakup tiga hal yaitu:

25

Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, 2003. Kriminologi. Jakarta: Raja Grafindo. Hal. 12-

13 26

Ibid, hal.12 27

Rusdiyan Nas, 2012. Analisis Kriminologis Terhadap Pelaku Penyalahgunaan Situs

Jejaring Sosial Facbook Berdasarkan Undag-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi

Dan Transaksi Elektronik. Bandar Lampung: UNILA-Skripsi. Hal. 20

Page 32: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

19

a. Perbuatan yang disebut kejahatan

b. Perilaku kejahatan

c. Reaksi masyarakat yang ditujukan baik terhadap perbuatan maupun

terhadap pelakunya.28

B. Teori-Teori Kriminologi

Kriminologi mengenal banyak sekali teori-teori, akan tetapi kita coba

untuk memfokuskan pada beberapa teori yang dapat dibagi ke dalam tiga

perspektif :

a. Teori yang menjelaskan kejahatan dari perspektif biologis dan psikologis.

Teori ini menitik beratkan pada perbedaan-perbedaan kondisi fisik dan

mental yang terdapat pada individu. Dengan mempertimbangkan suatu

variasi kemungkinan, antara lain yaitu :cacat kesadaran, ketidakmatangan

emosi, perkembangan moral lemah, pengaruh hormon, ketidak normalan

kromosom, kerusakan otak dan sebagainya yang mempengaruhi tingkah

laku kriminal. Para tokoh teori ini; Cesare Lambroso, Rafaelle Garofallo

serta Charles Goring.29

b. Teori yang menjelaskan kejahatan dari perspektif sosiologis. Teori

sosiologis mencari alasan perbedaan dalam angka kejahatan didalam suatu

lingkungan sosial. Teori ini dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori

umum, yaitu; strain, cultural deviance (penyimpangan budaya), dan social

28

Rahmat, 2012. Analisis Yuridis Kriminologis Terhadap Kejahatan Yang Dilakukan Oleh

Oknum Aparat Kepolisian Di Indonesia, Universitas Gorontalo, hal. 16-17 29

Ibid, hal. 18

Page 33: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

20

control (kontrol Sosial). Mendasarkan satu asumsi bahwa motivasi

kejahatan merupakan bagian dari umat manusia.30

c. Teori yang menjelaskan kejahatan dari perspektif lainnya. Teori dari

perspektif lainnya ini merupakan suatu alternative penjelasan terhadap

Kejahatan yang sangat berbeda dengan dua perspektif sebelumnya, yang

dianggap sebagai tradisional expanations. Para kriminolog menjelaskan

kejahatan dengan berusaha menujukkan bahwa orang menjadi kriminal

bukan karena cacat atau kekurangan internal tetapi lebih karena apa yang

dilakukan oleh orang-orang yang berada dalam kekuasaan, khususnya

mereka yang berbeda dalam sistem peradilan pidana.31

C. Tinjauan Mengenai Kejahatan

Mengenai pengertian kejahatan,sampai saaat ini belum ada kesepakatan

pendapat dari para pakar kriminologi, untuk itu penulis akan mengemukakan

beberapa pendapat pakar kriminologi sebagai toko ukur pemberian pengertian

kejahatan .

1. W. A. Bonger dan Soerjono Soekanto

W. A. Bonger dan Soerjono Soekanto mengemukakan, bahwa “kejahatan

itu merupakan perbuatan anti sosial yang secara sadar mendapat reaksi dari

rumusan-rumusan hukum mengenai kejahatan”.32

30

Ibid 31

Ibid, hal 20 32

W. A. Bonger dalam Soerjono Soekanto, 1981, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Ghalia

Indonesia, hal. 44

Page 34: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

21

2. Sue Titus Reid

Sue Titus Reid merumuskan, bahwa “ a) kejahatan adalah suatu tindakan

sengaja; b) merupakan pelanggaran hukum pidana; dan c) yang dilakukan

tanpa adanya pembelaan atau pembenaran yang diakui secara hukum”.33

3. Paul Moedikdo Moeliono

Paul Moedikdo Moeliono memberikan suatu pandangan bahwa “Kejahatan

adalah pelanggaran norma hukum yang ditafsirkan sebagaimana perbuatan

yang merugikan, menjengkelkan, dan tidak boleh dibiarkan, seperti halnya

pembunuhan, pencurian, perampokan, korupsi dan lain-lain”.34

4. Gillin

Gillin dalam bukunya Criminology and penology pernah mengatakan,

bahwa “kejahatan merupakan suatu perbuatan yang dianggap berbahaya bagi

masyarakat oleh suatu golongan orang yang memiliki kekuasaan menegakkan

kepercayaan itu.35

Jika diperhatikan pengertian kejahatan diatas, ternyata seluruhnya

menempatkan pengertian kejahatan dalam arti normstif, artinya kejahatan itu

merupakan pelanggaran terhadap norma-norma hukum positif yang berlaku.

Sedangkan kejahatan (crime) itu tidak cukup dilihat dari artian yang normatif

semata, kejahatan perlu pula mendapat sentuhan sosiologis karena kejahatan

merupakan salah satu fakta sosial yang bertentangan dengan tata susila

kemasyarakatan.

33

Ibid, hal. 45 34

Paul Moedikdo. M. dalam Soejono, D., 1976, Konsepsi Kriminologi Dalam Usaha

Penanggulangan Kejahatan, Alumni, Bandung, hal. 11 35

Stephan Hurwitz, 1986, Kriminologi (saduran: Ny. L. Moeljatno), Jakarta: Bina Aksara,

hal. 136

Page 35: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

22

5. Raffaele Garofalo

Raffaele Garofalo dalam bukunya La Criminologie telah memprakarsai

pengertian kejahatan dari paradigma sosial atau yang disebutnya dengan

istilah “natural crime”. Beliau mengatakan: 36

Kejahatan merupakan perbuatan yang bertentangan dengan masyarakat

beradab karena sifat berbahayanya, bertentangan dengan rasa

perikemanusiaan, bertentangan dengan rasa kejujuran menurut naluri

(dapat dikatakan sesuai dengan sifat melawan hukum yang materiel,

artinya bertentangan dengan rasa keadilan, kepatutandalam masyarakat).

Dari pengertian diatas, jelas sekali Garofalo melihat kejahatan sebagai

suatu perbuatan yang bertentangan dengan rasa keadilan dalam masyarakat, yang

sifatnya jauh lebih luas dari pengertian kejahatan dalam artian yang normatif-

positivistis (hukum positif yang menekankan pada sifat melawan hukum formal).

D. Penyebab Terjadinya Kejahatan

Berbicara mengenai penyebab terjadinya kejahatan ini, berarti berbicara

tentang faktor-faktor penyebab terjadinya kejahatan, baik faktor intern (biologik)

dari pelaku kejahatan itu sendiri maupun faktor ekstern (sosiologik) pelaku

kejahatan.

1. Faktor Intern (Biologik)

Untuk mengetahui latar belakang terjadinya kejahatan dari sudut intern

(biologik) ini diperlukan beberapa teori yang mendasarinya, seperti:

a. Teori Frenologi (bentuk kepala) yang dipelopori oleh Gall dan Spurzheim

yang mencoba mencari hubungan antara bentuk tengkorak kepala dengan

tingkah laku. Teori ini mendasarkakn pada proposisi dasar:

36

Ibid, hal 134

Page 36: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

23

1) Bentuk luar tengkorak kepala sesuai dengan bentuk otak yang ada di

dalamnya;

2) “Akal” terdiri dari kemampuan atau kecakapan;

3) Kemampuan dan kecakapan ini berhubungan dengan bentuk otak dan

tengkorak kepala.

Oleh karena otak merupakan organ dari akal, sehingga benjolan-

benjolannya merupakan petunjuk dari kemampuan/kecakapan tetentu

dari organ.37

b. Teori Biologis (ciri-ciri fisik) yang dipelopori oleh Cesare Lambroso

dalam bukunya L’uomo Delinquente. Beliau mengetengahkan beberapa

pokok pikiran, antara lain:

1) Penjahat adalah ornag yang mempunyai bakat jahat;

2) Bakat jahat tersebut diperoleh karena kelahiran, yaitu diwariskan dari

nenek moyang (borne criminal);

3) Bakat jahat tersebut dapat dilihat dari ciri-ciri biologis tertentu, seperti

muka yang tidak simetris, bibir tebal, hidung pesek dan lain-lain;

4) Bahwa bakat jahat tersebut tidak dapat diubah, artinya bakat jahat

tersebut tidak dapat dipengaruhi.38

c. Teori Genotype dan Phenotype yang dipelopori oleh kinberg dalam

bukunya “Kriminal Biologie”. Genotype adalah warisan yang

sesungguhnya (pembawaan) sedangkan Phenotype adalah pembawaan

yang berkembang menjadi kepribadian. Pemikiran dalam teori ini

menjelaskan bahwa “perkembangan suatu gen tunggal adakalanya

tergantung dari gen lain yang mewariskannya, teristimewa bagi sifat-sifat

mental dan terkadang pula pembawaan itu berkembang menjadi

kepribadian/bakat yang dikembangkan”.39

37

Galldalam I. S. susanto, 1995, Kriminologi, Fakultas Hukum Undip, Semarang, hal. 30 38

Lambrosodalam I.S. Susanto, hal 32 39

Stephan hurwitz, Disadur oleh Ny. L. Moelyatno, Op. Cit, hal. 36

Page 37: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

24

d. Teori Psycologis, teori ini dipelopori oleh Krethmer seorang Psikiater dari

Jerman. Teori ini menekankan pada “gangguan mental” yang ada dasarnya

dibagi menjadi tiga (3) bentuk, yaitu: 40

1) Psikoses, dibedakan menjadi dua (2), yaitu: Psikoses Organis dan Psikoses

Fungsional.

2) Neoroses, yaitu jenis gangguan mental ini paling sering mengakibatkan

terjadinya kejahatan. Hal ini disebabkan rasa takut yang berlebihan,

misalnya rasa takut pada kegelapan (nycotophobia), takut terhadap wanita

(gynophobia), takut terhadap tempat yang tinggi (aerophobia), takut

terhadap orang banyak (ochlophobia) dan takut terhadap kesunyian/berada

sendirian (monophobia).

3) Kekuranngan Intelegentia (IQ), tingkat kedewasaan penderitanya menjadi

lemah, sehingga menyebabkan orang menjadi idiot, minder/tidak dapat

bergaul. Penderita ini lebih banyak diderita oleh anak-anak. Kejahatan

yang mungkin terjadi adalah pembakaran, kekerasan dan bunuh diri.

2. Faktor Ekstern (Sosiologik)

Selain dari faktor intern, faktor ekstern dapat pula memberikan

pengaruh/sebagai faktor penyebab terjadinya kejahatan, dan faktor ini secara

faktual lebih besar pengaruhnya daripada faktor intern terjadinya suatu

kejahatan.

Terdapat beberapa teori yang berhubungan dengan faktor ekstern, antara

lain: 41

40

Galldalam I. S. Susanto. Hal. 36

Page 38: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

25

a. Teori Ekologis, teori ini memberikan pengaruh yang cukup kuat bagi

terjadinya kejahatan, karena teori ini menekankan pada faktor lingkungan

sebagai penyebab orang melakukan kejahatan. Teori ini mencoba mencari

sebab kejahatan dari:

1) Kepadatan penduduk, hal ini diyakini dapat menjadi faktor penyebab

munculnya kejahatan. Semakin padat jumlah penduduk suatu wilayah,

maka semakin meningkat jumlah perselisihan yang akhirnya

mengakibatkan semakin banyak jumlah kejahatan.

2) Konflik budaya, yang berisi nilai-nilai sosial kepentingan dan norma. Hal

ini terjadi ketika ada perkembangan budaya, perpindahan nilai sosial dan

norma dari suatu tempat ketempat lainnya.

3) Ekomomi, faktor ini paling banyak melatar belakangi terjadinya kejahatan,

karena kehidupan ekonomi merupakan hal yang paling fundamental bagi

manusia.

4) Kekuasaan (powerity), dapat menjadi sarana/alat yang paling mudah untuk

digunakan.kekuasaan di salah gunakan (abuse of power) demi kepentingan

pribadi atau golongan, dan kejahatan yg dilakukan biasanya bersembunyi

dibalik ketentuan-ketentuan yang legal. E. Sutherland menyebutnya

dengan istilah “differential association” yaitu suatu perkumpulan yang

membedakan dirinya dengan perkumpulan yang sebenarnya.

Dari beberapa pemaparan yang berkaitan dengan faktor penyebab

terjadinya kejahatan diatas, menurut hemat penulis semuanya mempunyai

41

Ibid., hal. 52-60

Page 39: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

26

kesempatan yang sama untuk menjadi latar belakang seseorang atau sekelompok

orang untuk melakukan kejahatan, tergantung dari pelaku dan perbuatannya itu

sendiri.

Page 40: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

27

Page 41: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

28

BAB IV

PEMBAHASAN

ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK

PIDANA KORUPSI DI PROVINSI JAMBI

A. Tanggapan Kriminologi Terhadap penyebab Tindak Pidana Korupsi di

Provinsi Jambi

Kejahatan korupsi tidak dapat ditanggulangi semata-mata dengan

criminal polcy (politik criminal) yang bersifat penal (hukum pidana), perlu

diintegrasikan dengan kebijakan yang bersifat non-penal yaitu kebijakan

penaggulangan kejahatan dengan cara menghilangkan faktor-faktor kondusif

yang menyebabkan terjadinya kejahatan.42

Korupsi merupakan suatu tindak pidana yang memperkaya diri yang

secara langsung merugikan keuangan atau perekonomian Negara dan korupsi

adalah suatu transaksi yang tidak jujur yang dapat menimbulkan kergian uang,

waktu dan tenaga dari pihak lain baik penyuapan, pemerasan maupun

nepotisme.43

Diantara ketiga macam hal yang terakhir saya sebutkan diatas tidaklah

sama, namun ada suatu benang menghubungkan tipe-tipe fenomena itu yaitu

adanya Tindak pidana korupsi adalah salah satu jenis kejahatan yang dapat

menyentuh berbagai kepentingan yang menyangkut hak asasi, ideology Negara,

perekonomian, keuangan Negara, moral bangsa dan sebagainya yang merupakan

perilaku jahat yang cenderung sulit untuk ditanggulangi.

42

Edwin Sutherland Dan Donald R. Cressey, 1960. Principle Of Criminology Six Edition.

New York: J. B. Lippincott Hal. 1 43

Page 42: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

29

Berdasarkan data dari hasil penelitian di Pengadilan Tindak Pidana

Korupsi (Tipikor) Negeri Jambi bahwa tingkat korupsi dari tahun 2016-2018

adalah sebagai berikut:44

Tabel 2.1

Jumlah Tindak Pidana Korupsi di Pengadilan Negeri Jambi

NO TAHUN JUMLAH

1 2016 44

2 2017 45

3 2018 50

Sumber : Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Korupsi) Negeri Jambi

Pada tahun 2016 terdapat 44 kasus tindak pidana korupsi, pada tahun

2017 terdapat 45 kasus tindak pidana korupsi dan tahun 2018 terdapat 50 kasus

tindak pidana korupsi. Pada tahun 2016-2017 terdapat peningkatan sebanyak 1

kasus kasus tindak pidana korupsi yaitu dengan persantase 2, 27 % dan tahun

2017-2018 terdapat peningkatan sebanyak 5 kasus kasus tindak pidana korupsi

yaitu dengan persantase 11,11%. Jadi dengan peningkatan tersebut harus

ditanggulangi.

Inefisiensi (ketidak efiesienan) dalam pembangunan dapat disebabkan

oleh tingginya tingkat korupsi di Indonesia khususnya di Provinsi Jambi dan jika

korupsi terus terjadi pastinya akan berdampak pada pembangunan ekonomi yang

tidak merata sehingga menimbulkan efek buruk. Berdasarkan data diatas

menjelaskan peningkatan korupsi memberikan dampak menurunnya

44

Data diambil dari Pengadilan Negeri Jambi, pada 21 Februari 2020

Page 43: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

30

pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan ketimpangan pendapatan yang pada

akhirnya berdampak pada naiknya tingkat kemiskinan. Korupsi akan berdampak

langsung dengan kemiskinan jika terjadi pada treatment atau program-program

anti kemiskinan dan tidak berdampak langsung dengan kemiskinan jika korupsi

tersebut terjadi pada tranmisi pertumbuhan ekonomi. Kapasitas Negara juga

berkurang akibat dari ilangnya dana dalam hal ini modal pemerintah karena

korupsi.

Adapun tanggapan kriminologi terhadap penyebab tindak pidana korupsi

di provinsi jambi hasil dari wawancara penulis dengan Kanit II Tindak Pidana

Korupsi (Tipikor) Polisi Daerah (Polda) Jambi : Kompol Handers yang menjadi

penyebab Tindak Pidana Korupsi di Provinsi Jambi adalah :

1. Keserakahan pada diri manusia

2. Tuntutan manusia

3. Karena ada kesempatan

4. Ketidaktahuan tentang korupsi45

Berdasarkan penjelasan diatas bahwa tanggapan kriminologi terhadap

penyebab tindak pidana korupsi di provinsi jambi meliputi: keserakahan pada

diri manusia, tuntutan ekonomi, karna ada kesempatan dan ketidaktahuan

tentang korupsi dari hal tersebut dapat diketahui bahwa penyebab tersebut

merupakan penyebab yang utama terhadap orang yang melakukan suatu tindak

pidana korupsi.

45

Wawancara dengan Bapak Kompol Handers, SH., S.IK, selaku Kanit Tindak Pidana

Korupsi Polisi Daerah Jambi, pada hari Rabu tanggal 02 Maret 2020

Page 44: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

31

Selanjutnya penulis melakukan wawancara dengan bapak Rendi Winata

bagian Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Negeri Jambi tanggapan kriminologi

terhadap penyebab tindak pidana korupsi di provinsi jambi adalah :

1. Undang-Undang dan/ atau aturannya belum maksimal serta lemahnya

penegakan hukum sehingga belum dapat memberikan efek jera terhadap

pelaku tindak pidana korupsi dan/ atau sanksi yang tidak setimpal dengan

hasil korupsi

2. Pola pikir masyarakat yang belum sadar hukum

3. Sifat tamak dan/atau keserakahan46

Berdasarkan penjelasan diatas bahwa tanggapan kriminologi terhadap

penyebab tindak pidana korupsi di provinsi jambi meliputi: Undang-Undang

dan/atau aturannya belum maksimal serta lemahnya penegakan hukum sehingga

belum dapat memberikan efek jera terhadap pelaku tindak pidana korupsi

dan/atau sanksi yang tidak setimpal dengan hasil korupsi, pola pikir masyarakat

yang belum sadar hukum, Sifat tamak dan/atau keserakahan. Dari hal tersebut di

atas penyebab ini merupakan salah satu penyebab utama mendorong orang

melakukan suatu tindak pidana korupsi seperti sanksi yang tidak setimpal

dengan hasil korupsi dan sifat tamak dan/atau keserakahan sehingga orang dapat

melakukan suatu peerbuatan yang dilarang oleh Undang-undang.

Penulis juga melakukan wawancara dengan Hakim Pengadilan Negeri

Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jambi Bapak M. Purba tanggapan kriminologi

terhadap penyebab tindak pidana korupsi di provinsi jambi adalah :

46

Wawancara dengan Bapak Rendi Winata bagian Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Jambi,

pada hari Jum’at 28 Januari 2020

Page 45: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

32

1. Punya jabatan dan kewenagan

2. Kurangnya pengawasan

3. Keserakahan 47

Berdasarkan penjelasan diatas bahwa penyebab dari suatu Tindak Pidana

Korupsi di Provinsi Jambi meliputi : Punya jabatan dan kewenangan, Kurangnya

pengawasan dan keserakahan. Dari hal tersebut diatas penyebab yang

mendorong orang mekukan tindak pidana korupsi seperti punya jabatan dan

kewenangan dan kurangnya pengawasan sehingga orang termotivasi melakukan

suatu perbuatan yang dilarang oleh Undang-undang.

Kemudian penulis melakukan wawancara dengan beberapa Narapidana

di Lapas Klas II A Jambi yaitu tentang penyebab tindak pidana korupsi adalah :

Pertama, bapak Santoso yaitu salah satu pelaku Tindak Pidana Korupsi

yang sudah diputus oleh Pengadilan Negeri Jambi, bapak santoso divonis karena

melakukan Tindak Pidana Korupsi dana pembangunan unit sekolah baru

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 7 Kabupaten Muaro Jambi yang

bersumber dari dana hibah Program Australian Education Partnership Indonesia

melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan

anggaran 1, 9 Miliar, dengan jabatan sebagai Komite Pembangunan.

Adapun penyebab korupsi yaitu dari penjelasan narasumbernya bahwa

adanya kesalahan dari administrasi mitranya dimana bukti-bukti pembelanjaan

tidak diserahkan sehingga bukti pengeluaran keuangan untuk pebelanjaan

dianggap penyelewengan dana untuk memperkaya diri sendiri.

47

Wawancara dengan Bapak M. Purba, SH sebagai Hakim Pengadilan Negeri Tindak Pidana

Korupsi Jambi, pada hari Kamis 19 Maret 2020

Page 46: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

33

Bapak santoso terbukti bersalah melanggar Undang-undang berdasarkan

pasal 3 jo Pasal 18 Undang-undang Nomor 31 tahun 1999 Tentan

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana diubah dan ditambah

dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 jo Pasal 55 ayat (1) ke (1)

KUHP dengan 3 tahun kurungan penjara, membayar kerugian negara senialai

Rp. 605.000.000.- dan denda 50.000.000.- subsidair 2 bulan kurungan penjara.48

Kedua, bapak Dadang Setiawan terbukti melakukan tindak pidana

korupsi yang sudah diputus oleh Pengadilan Negeri Jambi. Pak dadang

tersandung kasus korupsi Proyek Masterplan yaitu pengadaan 48 unit laptop

untuk siswa berprestasi di Sekolah Menengah Atas (SMA) Titian Teras bagian

pekerjaan dan pendataan serta penyusunan Masterplan pendidikan tahun

anggaran 2012 dengan jabatan Administrasi. Adapun penyebab bapak dadang ini

melakukan korupsi yaitu ingin memperkaya dirinya sendiri dan karena

perbuatannya pak dadang dijerat dengan hukuman 3 tahun 8 bulan, denda Rp.

100.000.000.- subsider 3 bulan dan membayar uang pengganti Rp.

1.800.000.000.-49

Ketiga, Sumono terbukti melakukan Tindak Pidana Korupsi yang sudah

diputus oleh pengadilan Negeri Jambi yaitu tersandung kasu penyalahgunaan

wewenang jabatan dan administrasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Lukman Al-Hakim, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjab Barat. Dimana dana

dialihkan ke jalan dan jembatan.

48

Wawancara dengan Bapak Santoso Narapidana kasus Korupsi di Muaro Jambi, pada hari

Selasa, tanggal 10 Maret 2020 49

Wawancara dengan Bapak Dadang, S.A Narapidana kasus Korupsi di Muaro Jambi, pada

hari Selasa, tanggal 10 Maret 2020

Page 47: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

34

Keadaan jalan rusak dan jembatan retak saat proses pembangunan SMK

itu berlangsung, serta kesalahan administrasi yaitu pembayaran gaji tukang tidak

ada bukti seperti kuitansi dan pada saat di Berita Acara Perkara (BAP) jaksa

hanya mendatangkan satu rombongan tukang dan tukang yang lain tidak

didatangkan jadi saat dimintai bukti pembayaran gaji tukang yang lainnya bapak

sumono ini tidak dapat menunjukkan bukti seperti kuitansi pembayaran gaji

tukangnya.

Berdasarkan tindak pidana yang telah dilakukan, pak sumono telah

melanggar pasal 2 jo Pasal 18 ayat (1) huruf b Undang-undang Republik

Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

sebagaimana diubah dan ditambah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun

2001 tentang perubahan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31

Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1)

KUHP, yaitu dengan dijatuhkan hukuman penjara selama 2 tahun kurungan

penjara, denda sebesar Rp. 50.000.000.- subsider 2 bulan kurungan penjara dan

uang pengganti Rp. 348.000.000.- .subsider 3 bulan kurungan penjara.50

Dari penjelasan beberapa responden di atas, maka penulis menyimpulkan

bahwa tanggapan kriminologi terhadap penyebab tindak pidana korupsi di

provinsi jambi meliputi: Keserakahan dimana ingin memperkaya diri sendiri

dengan jalan memanfaatkan peluang salah satunya menyelewengkan wewenang

jabatan yang dipercayakan kepada diri seseorang, tuntutan ekonomi, kurangnya

pengawasan sehingga adanya kesempatan untuk melakukan korupsi dan sanksi

50

Wawancara dengan Bapak Sumono, S.Pdi., M.SI Narapidana kasus Korupsi di

Tanjung Jabung Barat, pada hari Selasa, 10 Maret 2020

Page 48: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

35

pidana yang terkadang tidak setimpal dengan hasil korupsi sehingga

meyebabkan masih banyak saja yang melakukan tindakan tercela seperti

korupsi, selanjutnya pola pikir masyrakat yang belum sadar hukum dan

terkadang ketidaktahuan pelaku korupsi tentang tindak pidana korupsi atau

dianggap bukan korupsi sehingga ada kelalaian dan ketidaktahuan sehingga

perbuatan korupsi itu terjadi.

B. Upaya Menanggulangi Tindak Pidana Korupsi Di Provinsi Jambi

Ditinjau Dari Hukum Islam

Upaya Menanggulangi Tindak Pidana Korupsi Di Provinsi Jambi Ditinjau

Dari Hukum Islam lebih ditegaskan dengan penegakan sangsi hukumanannya.

Dalam hukum islam terdapat tiga macam hukuman. Penggolongan tersebut sesuai

dengan jenis pelanggaran (Jarimah) yang dilakukan. Islam memandang korupsi

sebagai perbuatan keji. Perbuatan korupsi dalam konteks agama Islam sama

dengan perbuatan yang merusak tatanan kehidupan yang pelakunya

dikategorikan melakukan Jinayat al-kubra (dosa besar).51

Korupsi dalam Islam adalah perbuatan melanggar syariat. Syariat

Islam bertujuan untuk mewujudkan kemaslahatan bagi umat manusia dengan

apa yang disebut sebagai maqasid al-syariah. Diantara kemaslahatan yang

hendak dituju tersebut adalah terpeliharanya harta (hifdz al-mal) dari

berbagai bentuk pelanggaran dan penyelewengan. Islam mengatur dan

menilai harta sejak perolehannya hingga pembelanjaannya. Islam memberikan

tuntunan agar dalam memperoleh harta dilakukan dengan cara-cara yang

bermoral dan sesuai dengan hukum Islam yaitu dengan tidak menipu, tidak

51

Bambang Widjoyanto (ed), 2010. Koruptor Itu Kafir. Bandung: Mizan, hal. xiii

Page 49: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

36

memakan riba, tidak berkhianat, tidak menggelapkan barang milik orang lain,

tidak mencuri, tidak curang dalam takaran dan timbangan, tidak korupsi, dan lain

sebagainya.52

Setiap kejahatan (jarimah) memiliki hukuman di dunia untuk

menjadikan jera pelakukanya dan menjadikan dia taubat dan tidak lagi

melakukan perbuatan tersebut. Konsep yang bisa diambil untuk menindak

pelaku korupsi secara tegas dan keras adalah hirabah. Tindakan pidana semacam

ini disebutkan dalam Q.S al- Maidah (5) ayat 33 dengan sanksi hukuman mati,

salib potong tangan dan kaki secara menyilang atau pengasingan.53

Surah al-Maidah (5) ayat 33 yang artinya:

“Sesunggunya pembalasan bagi orang yang memerangi Allah dan Rasul-

Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hukuman mereka dibunuh atau

disalib atau dipotong tangan dan kaki mereka secara menyilang, atau dibuang di

negeri (tempat kediamannya) yang demikaian itu sebagai suatu penghinaan

untuk mereka di dunia, dan akhirat mereka akan mendapat siksaan besar”.

Koruptor dalam ayat ini termasuk dalam orang yang membuat

kerusakan. Yang dirusak oleh koruptor adalah sistem hukum dan

keadilan sehingga menimbulkan kemiskinan yang struktural dimana hak

masyarakat tidak sampai pada dirinya sementara pelaku koruptor

menikmatinya sendiri. Bahkan menurut Sayyid Qutbh, hukuman bagi pelaku

kerusakan dan bisa mengancam stabilitas Negara dapat diperberat lagi. Orang

yang berlaku demikian layak dibuang untuk diasingkan . Di dalam

pengasingan tersebut, dia tak mampu melakukan kejahatan serupa.54

52

Sabri Samin, 2008. Pidana Islam dalam Politik Hukum Indonesia, Jakarta: Kholam, hal.

77. 53

Ibid 54

Sayyid Quthb, Fi Zhilalil Qur’an, Jilid III, hal. 216

Page 50: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

37

Dalam ayat di atas disebutkan “Yang demikian itu (sebagai)

suatu penghinaan untuk mereka di dunia dan di akhirat mereka beroleh

siksaan yang besar”. Dengan demikian pembalasan yang mereka dapatkan

di dunia tidak menggugurkan azab yang akan mereka terima di akhirat.

Juga belum dapat membersihkan mereka dari noda-noda kejahatan

sebagaimana halnya hukuman had yang lain dalam kasus-kasus tertentu. Ini

menunjukkan betapa buruknya tindakan yang dilakukan karena menimbulkan

kerusakan yang besar.55

Hukuman jika telah terdapat dalam al-Qur’an dikenal dengan hudud,

qisas, dan diyat. Sedang yang belum terdapat dalam nash kejelasan

hukumannya (bukan hukumnya) dinamai dengan takzir. Sebagian ulama,

menggolongkan bahwa para pejabat yang melakukan tindak korupsi

kesalahannya jauh lebih besar dibandingkan dengan para pencuri amatir,

karena mereka termasuk golongan parapengkhianat. Dalam pandangan yang

menyatakan bahwa korupsi sama halnya dengan pencurian maka Q.S al-

Maidah (5) ayat 38 memerintahkan untuk memotong tangan pencuri.56

Adapun orang laki-laki maupun perempuan yang mencuri,

potonglah keduanya (sebagai) balasan atas perbuatan yang mereka

lakukan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa, Maha

Bijaksana”.57

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa ayat tersebut turun

berkenaan dengan seorang wanita yang mencuri pada masa Rasulullah Saw,

kemudian Rasulullah Saw memotong tangan kanannya sesuai dengan ayat

55

Ibid 56

Ibid, hal. 217 57

Departemen Agama RI, Al-Quran Terjemahan, Bandung: CV. Darus Sunnah, 2015 QS. Al-

Ma’idah 5: 39 hal. 115

Page 51: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

38

diatas. Lalu wanita tersebut bertanya kepada Beliau, “Apakah taubatku

diterima?‟ kemudian turunlah ayat berikutnya (QS. Al-Ma’idah 5: 39)58

yang menegaskan bahwa taubat seseorang akan diterima apabila ia benar-benar

bertaubat dan memperbaiki diri.59

Sanksi korupsi dimasukkan ke dalam hukuman ta’zir sebab korupsi

tidak dijelaskan secara spesifik hukumannya dalam nas. Namun hal tersebut

telah jelas kejahatannya karena memang memiliki beberapa unsur dalam

kejahatan yang dilarang oleh nas yakni, perampasan hak, penyelewengan

kewenangan, dan merugikan orang lain. Sehingga dalam hal ini bisa

dimasukkan pada hukuman ta’zir yang berkaitan dengan harta, kemaslahatan

individu, serta kemaslahatan umum sebagaimana pembagian yang dilakukan

oleh Abdul Aziz Amir dalam bukunya al-Ta’zir fi al-Syariah al-Islamiyah60

Dalam kasus korupsi adalah tindak korupsi yang sangat merugikan dan harus

diberantas. Maka, dalam hal ini, umat Islam dapat berijtihad untuk

menentukan hukuman yang pantas untuk koruptor. Tujuannya adalah untuk

kemaslahatan bersama. Ibn Taimiyah menyebut beberapa model hukuman

jarimah takzir yang pernah dicontohkan oleh Nabi Saw dan para

sahabatnya, “Batas minimal hukuman takzir tidak dapat ditentukan, tapi

intinya adalah semua hukuman menyakitkan bagi manusia, bisa berupa

perkataan, tindakan atau perbuatan dan diasingkan. Kadang-kadang seseorang

58

Departemen Agama RI, Al-Quran Terjemahan, Bandung: CV. Darus Sunnah, 2015 QS. Al-

Ma’idah 5: 39. Hal. 115 59

HR. Ibnu Jarir dari Abu Kuraib dari Musa bin Dawud dari Ibnu Hai‟ ah dari Hayyim bin

Abdillah dari Abdirrahman dari Abdillah bin Amrin 60

Abdul Aziz Amir, 1993. Al-Ta’zir fi al-Syari’ah al-Islamiyah, Beirut: Darul Furqan

hal. 34

Page 52: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

39

dihukum takzir dengan memberinya nasehat atau teguran, menjelekannya dan

menghinakannya. Kadang-kadang seseorang dihukum takzir dengan

mengusirnya untuk meninggalkan negerinya sehingga ia bertaubat.

Sebagaimana Nabi Saw pernah mengusir tiga orang yang berpaling, mereka itu

adalah Ka‟ ab bin Malik, Mararah bin Rabi ‟ dan Hilal bin Umaiyyah. Mereka

berpaling dari Rasulullah Saw pada perang Tabuk. Maka Nabi Saw

memerintahkan untuk mengasingkan mereka, kemudian Nabi Saw memaafkan

mereka setelah turun ayat-ayat al-Quran tentang diterimanya taubat mereka.

Dan kadang-kadang hukuman takzir berbentuk pemecatan dari dinas militer

bagi prajurit yang melarikan diri dari medan perang, karena melarikan

diri dari medan perang merupakan dosa besar Begitu pula pejabat apabila

melakukan penyimpangan maka ia diasingkan.61

Dalam tindak pidana korupsi takzir dapat diklasifikasi sesuai dengan

berat dan ringannya cara atau akibat yang ditimbulkan. Diantaranya:

1. Celaan dan teguran/peringatan. Hukuman ini dijatuhkan kepada pelaku

tindak pidana tertentu yang dinilai ringan namun dianggap merugikan

orang lain. Sebagaimana Rasulullah Saw pernah mengungkapkan

“Apakah kamu membuat fitnah, wahai Muadz? Ungkapan tersebut

diucapkan Rasulullah Saw sewaktu para sahabat mengadukan tentang salat

Muadz yang sangat panjang. Dalam hadis lain juga Rasulullah Saw pernah

menegur Abu Dzar yang berkata kepada seseorang,”Hai anak dari perempuan

kulit hitam.” Lalu Rasulullah Saw mengatakan kepadanya,”Sesungguhnya

61

A. Fathi Bahansi, 1984. al-Mas’uliyah al-Jinaiyyah al-Islamy, Beirut: Dar al-Syuruq,

h a l . 2 3

Page 53: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

40

pada dirimu masih melekat perilaku kaum jahiliyah.62

Adapun peringatan dimaksudkan untuk mendidik pelaku, mengancam

pelaku kriminal jika dia mengulangi kejahatannya dengan ancaman penjara,

cambuk sampai pada ancaman hukuman terberat. Hukuman tersebut dapat

diberlakukan kepada pelaku tindak pidana ringan.63

2. Memecat dari jabatannya (al-azl min al-wadzifah). Hal ini bisa

diberlakukan kepada pelaku yang memangku jabatan publik, baik yang

diberi gaji atau jabatan yang sifatnya sukarela.64

3. Dengan pukulan (dera/cambuk). Hukuman ini diberikan kepada pelaku

pidana dengan tidak dimaksudkan untuk melukai atau menganggu

produktifitas kerjanya, sebaliknya diberlakukan dengan tujuan membuat

jera si pelaku. Menurut Abu Hanifah, minimal deraan sebanyak 39 kali.

Sedangkan ukuran maksimalnya menurut Imam Malik boleh lebih dari

seratus kali jika kondisi menghendaki demikian.65

bentuk hukuman

takzir inidiambil berdasarkan Hadits, amr bin Syuaib dari ayah dari

kakeknya, dia berkata: Rasulullah Saw bersabda,”Suruhlah anak-anak kamu

untuk salat ketika mereka mencapai usia tujuh tahun. Dan pukullah mereka

jika mereka tidak mengerjakannya bila umur mereka telah mencapai sepuluh

tahun dan pisahkanlah antara mereka di tempat tidur.66

62

Abd al-Qadir Audah, 1987. al-Tasyri’ al-Jina’i al-Islami, Beirut: Muassasah al-Risalah, Jilid I, 703.

Mahfudz Ibrahim Faraj, 1983. Al-Uqubah Fi Al-Tasyri’ Al-Jina’i Al Islami, Kairo: Dar Al-

I’tisham, Hal.124 63

Abd al-Qadir Audah, 1987. al-Tasyri’ al-Jina’i al-Islami, Beirut: Muassasah al-Risalah, Jilid I, Hal. 703.

64 Ibid

65 Ibid, 689-690

66Abu Dawud dalam kitab sunan Bab Salat no 418

Page 54: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

41

4. Hukuman berupa harta (denda) dan hukuman fisik. Hukuman ini

seperti hukuman yang dikenakan pada kasus pencurian buah-buahan

yang masih berada di pohon. Rasulullah Saw bersabda,”Siapa saja yang

mengambil barang orang lain (mencuri), maka dia harus mengganti dua

kali lipat nilai barang yang telah dia ambil dan dia harus diberi hukuman.67

5. Penjara. Pemenjaraan bisa berjangka pendek atau jangka panjang,

penjara seumur hidup misalnya. Hukuman jangka pendek paling sebentar

satu hari dan paling lama tidak ditentukan karena tidak disepakati oleh para

ulama. Ada yang menyatakan 6 bulan, sementara ulama lain berpendapat

tidak boleh melebihi satu tahun dan menurut kelompok lain

penentuannya diserahkan pada pemerintah. Adapun penjara yang

tidak terbatas waktunya perlumemperhatikan pelaku, jika akhlaknya

membaik maka pada saat itu hukuman bisa dihentikan. Tetapi jika

pelakunya selalu mengulang kejahatannya dan jenis kejahatannya sangat

membahayakan, maka hukumannya penjara hingga mati.68

Bentuk hukuman

ini diambil berdasarkan hadith Amr bin Syarid dan bapaknya dari Rasulullah

Saw bersabda,”Orang kaya yang mengulur waktu membayar hutang tanpa

ada uzur adalah zalim, maka halal harga dirinya dan hukumannya adalah

penjara.69

6. Pengasingan, untuk mengasingkan para terpidana, ulama berbeda pendapat

tentang batas maksimal lama pengasingan. Menurut Ulama Syafi‟ iyah

dan Hanabilah, pengasingan tidak boleh lebih dari satu tahun karena pada

67

Hadith Riwayat al-Nasai, Kitab Sariq No. 4872 68

Abdul Wadir Audah, Hal. 697 69

Hadith ini diriwayatkan oleh Lima Imam hadith kecuali al-Timidzi

Page 55: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

42

mulanya pengasingan diberlakukan pada pelaku zina yang lamanya

satu tahun. Sedangkan Abu Hanifah membolehkan lebih dari satu tahun

karena tujuan takzir untuk memberikan penyadaran dan itu bukan

berarti sebagai pemberlakuan had seperti pada pelaku zina. Hal seperti ini

pernah dilakukan oleh Rasulullah Saw dan Umar bin Khattab kepada

Nasr bin Hajjal. Pengasingan pelaku pidana dicabut ketika pelakunya

sadar dan berkelakuan baik.70

7. Penyaliban. Rasulullah Saw pernah melakukannya kepada pelaku

kerusuhan, keonaran dan pembangkangan yang biasa disebut dengan

hirabah.71

8. Hukuman mati. Hukuman ini bisa diberlakukan bila kemaslahatan benar-

benar menghendaki. Misalnya hukuman mati kepada mata-mata,

provokator, penyebar fitnah, pelaku kejahatan pemerkosaan, bandar narkoba

dan tentu saja koruptor. Hukuman mati bagi korupsi ini sudah diberlakukan

beberapa Negara. Sebab bagaimana pun korupsi adalah berbahaya. Bentuk

hukuman mati seperti ini menurut ulama-ulama mazhab Hanafi dinamakan

hukuman mati dengan motif politik tertentu (al-qatl al siyasah).

Selain takzir menjadi hukuman bagi pelaku korupsi yaitu bagian dari

upaya menanggulangi tindak pidana korupsi di provinsi jambi ditinjau dari hukum

islam, perkembangan hukum modern memiliki pilihan-pilihan yang bisa

disesuaikan dengan besar-kecilnya kerugian yang diakibatkan dari

tindakan korupsi tersebut. Disamping ketentuannya ditentukan oleh ulil amri

70

Abdul Qadir Audah, Hal. 697. 71

Ibid, Hal. 701

Page 56: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

43

yang dalam hal ini adalah pemimpin negara,undang-undang dan juga hakim.

Adapun upaya yang dilakukan pemerintah dalam hal menanggulangi

Tindak Pidana Korupsi berdasarkan dengan perkembangan hukum modern yaitu

dengan dibentuknya suatu badan khusus seperti Komisi Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi (KPK) yaitu yang diatur dalam Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pembearantasan Tindak Pidana

Korupsi dimana badan tersebut berdiri sendiri tanpa ada implementasi dari

lembaga lain. Akan tetapi lembaga tersebut mendapatkan bantuan langsung dari

lembaga-lembaga hukum lain yang ada di Republik Indonesia.

Kemudian upaya pemerintah dalam pemberantasan tindak pidana korupsi

yaitu pemerintah juga membentuk Undang-undang Nomor 31 Tahun 1971, dalam

Undang-undang ini juga melakukan upaya pemberantasan tindak pidana korupsi,

kemudian pada Tahun 1999 dikeluarkan kembali Undang-undang Nomor 31

Tahun 1999 Tentang tindak pidana korupsi, dan Undang-undang Nomor 20 Tahun

2001 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang

tindak pidana korupsi. Secara yuridis dalam hal memberantas tindak pidana

korupsi pada pasal 1 angka 3 yaitu: Serangkaian tindakan untuk mencegah dan

memberantas tindak pidana korupsi melalui upaya koordinasi, supervise, monitor,

penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan disidang Pengadilan, dengan peran

masyarakat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.72

Dan

terakhir dibentuklah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sesuai dengan

ketetapan Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan

72

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,

2016, Bandung: Citra Umbara.

Page 57: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

44

Korupsi (KPK), Komisi independen (berdiri sendiri) yang memiliki peran yang

sangat penting dan memiliki kewenangan yang sangat besar dalam hal

memberantas tindak pidana korupsi.73

Dalam mencegah tindak pidana korupsi harus bermula dari diri sendiri dan

kemudian secara bersama-sama untuk mencegahnya. Tindak pidana korupsi perlu

dicegah dan ditanggulangi bukan saja karena sifat ketercelaannya, tetapi juga

karena secara ekonomis menimbulkan kerugian terhadap keuangan Negara dan

merupakan pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat.

Tuntutan masyarakat untuk memberantas korupsi merupakan cermin

masalah penegakan hukum di Negeri ini, sebab korupsi merupakan bentuk

perbuatan melanggar hukum yang merugikan Negara dan masyarakat. Korupsi

yang timbul dimana-mana merupakan petunjuk kelemahan fungsi hukum sebagai

sarana pengendalian, sarana perubahan dan sarana integratif.

Upaya keras untuk memberantas terjadinya Korupsi, Kolusi dan

Nepotisme (KKN) baik dalam bidang pemerintahan umum dan pembangunan

kenyataannya belum diikuti oleh langkah-langkah nyata dan sungguh-sungguh

oleh pemerintah terutama pemerintah Provinsi Jambi, termasuk aparat penegak

hukum dalam penerapan dan penegakan hukum. Begitu pula halnya dengan

munculnya intervensi dan pengaruh dari pihak lain dalam penyelesaian proses

peradilan, justru semakin melemahkan upaya pemberantasan tindak pidana

korupsi demi mewujudkan pemerintahan yang baik.

Upaya yang dilakukan oleh para penegak hukum secara umum yaitu

73

Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

Page 58: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

45

dilakukan upaya prevetif dapat dilakukan melalui: pendidikan moral agama yang

ditanamkan sejak dini pada setiap orang, berupa kesadaran akan bahaya korupsi,

meningkatkan kesadaran moral masyarakat untuk selalu menjaga perbuatannya

sehingga tidak terperosok pada perbuatan kejahatan yang merugikan dan

meningkatkan kesadaran moral pada pejabat aparatur Negara dan penegak hukum

agar kekuasaannya dijalankan sebagaimana seharusnya dan tidak sewenang-

wenang.

Kemudian upaya represif yaitu ditempuh dengan upaya hukum bagi para

pelaku korupsi, pelaku korupsi jika ia terbukti bersalah maka ia tidak bisa lepas

dari jeratan hukum, upaya hukum dalam pemberantasan korupsi memerlukan

aturan hukum tentang korupsi secara tegas. Aturan-aturan tersebut meliputi:

A. Menetapkan berbagai peraturan perundang-undangan tentang korupsi.

B. Dibentuknya berbagai badan hukum yang khusus mempunyai kewenangan

luas, independent, serta bebas dari kekuasaan manapun, sehingga dengan

tegas dan leluasa memberantas tindak pidana korupsi yang terjadi di

Indonesia.

Sedangkan upaya aparat penegak hukum dalam menanggulangi Tindak

Pidana Korupsi Di Provinsi Jambi, seperti yang penulis dapatkan dari

wawancara responden yaitu: Upaya aparat penegak hukum dalam

menanggulangi tindak pidana korupsi di Provinsi Jambi hasil wawancara yang

pertama dengan Kompol Handers yaitu Kanit II bagian Ditreskrimsus Polisi

Daerah Jambi yaitu:

Pertama diproses secara hukum bagi pelaku tindak pidana korupsi untuk

menciptakan kepastian hukum dan sebisa mungkin mengembalikan dan

Page 59: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

46

memulihkan kerugian keuangan Negara. Yang dititik beratkan kepada

dana Desa dan investasi. Dari upaya ini pada tahun 2019 Polisi Daerah dan

jajaran Kepolisian Resor (Polres) yang ada di Provinsi Jambi dapat

menyelamatkan kerugian keuangan Negara sebesar Rp. 9.331.205.414.11,-

dari total kerugian Negara sebesar Rp. 23.664.487.435,-. Adapun tahap

Kepolisian Daerah (Kapolda) dalam menangani perkara yaitu memeriksa

orang, pekerjaan orang dan proyek apa yang sedang diembannya lalu

dilanjutkan dengan menghitung keuangan suatu proyek tersebut bersama

Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP). Aparat Pengawas Internal

Pemerintah (APIP) ini terbagi menjadi 4 antara lain yaitu: (1) Badan

Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan (BPKP), (2) Inspektorat

jenderal kementerian , inspektorat/unit pengawasan intern pada

kementerian negara, inspektorat utama/inspektorat lembaga pemerintah

non kemeterian, inspektorat/unit pengawasan intern pada kesekretariatan

lembaga tinggi Negara dan lembaga Negara, (3) Inspektorat

Provinsi/Kabupaten/Kota, dan (4) Unit pengawasan intern pada badan

hukum pemerintah lainnya sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.

Selanjutnya, setelah proses penghitungan dilaksanakan dan ternyata ada

kesalahan maka dalam proses penyelidikan pelaku yang melakukan tindak

pidana korupsi ini mampu mengembalikan kerugian Negara maka kasus

perkaranya tidak dilanjutkan bukan berarti perbuatan penyelwengan dari

kepolisian tapi Diskresi Kepolisian (suatu wewenang menyangkut

pengemablian suatu keputusan pada kondisi tertentu atas dasar

pertimbangan dan keyakinan pribadi seorang anggota kepolisian). Dan

apabila sudah masuk tahap penyidikan maka sudah berlaku Undang-

undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 Tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Pasal 4 “pengembalian kerugian

negara atau perekonomian negara tidak menghapuskan dipidananya pelaku

tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 dan pasal 3”. Jadi

pada tahap ini pelaku tindak pidana korupsi walaupun dia mengembalikan

kerugian negara tetap diproses berdasarkan aturan hukum yang berlaku.

Adapun penindakan dan penanganan terhadap perkara tindak pidana

korupsi dilakukan secara profesional dan proposional serta sanksi pidana

terhadap pelaku kejahatan yang lebih mengedepankan pada keseimbangan

kepentingan dan pemulihan keadaan yang diakibatkan dengan adanya

pelanggaran hukum tersebut.74

Kemudian penulis melakukan wawancara dengan bapak Rendi Winata

Kepala Sub Seksi (Kasupsi) bagian Penuntutan Kejaksaan Negeri (Kejari)

74

Wawancara dengan Bapak Kompol Handers, SH., S.IK selaku Kanit Tindak Pidana

Korupsi Polisi Daerah Jambi, pada hari Rabu, 02 Maret 2020

Page 60: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

47

Jambi. Adapun upaya dan kendala yang ditemui dalam menanggulangi tindak

pidana korupsi di Provinsi Jambi yaitu :

Pertama upaya preventif yaitu melakukan pencegahan seperti sedini

mungkin sudah diajarkan tentang bagaimana bersikap jujur bisa salah satu

contoh dibuat kantin kejujuran disetiap sekolah-sekolah agar timbul rasa jujur

pada diri sendiri sejak dini, selanjutnya sosialisasi pendampingan proyek untuk

pencegahan terjadinya tindak pidana korupsi di Provinsi Jambi dan ini

merupakan salah satu program dari Kejaksaan Negeri jambi adanya

pendampingan dalam suatu proyek-proyek seperti proyek sensasional dan dana

desa karena adanya dana satu desa satu miliar itu banyak peluang terjadinya

tindak pidana korupsi maka dari itu harus ada pendampingan dan sosialisai

tentang peraturan perundang-undangannya atau pendampingan tentang

pengelolaan keuangannya sesuai aturan karena banyak sekali orang yang

diberikan tanggungjawab untuk mengelolanya namun tidak memahami atau

tidak kompeten dibidang nya sehingga terjadi kerugian Negara namun pada

dasarnya orang yang bertanggungjawab tentang hal ini tidak memperkaya

dirinya atau malah memperkaya orang lain atau korporasi seperti tidak kompeten

misal dibidang administrasi sehingga menguntungkan orang lain, atau korporasi

agar tidak terjadi kejahatan seperti tindak pidana korupsi, maka dari itu harus

ada pendampingan dan sosialisasi untuk meminimalisirkan kejahatan tindak

pidana korupsi yang terjadi di Provinsi Jambi.

Kedua upaya Refresif yaitu penindakan terhadap pelaku tindak pidana

korupsi jika benar bersalah ditindak sesuai aturan perundang-undangan. Adapun

sanksi terhadap pelaku tindak pidana korupsi yaitu di kejaksaan bidang

penuntutan sangat tegas terhadap pelaku yang melakukan kejahatan tindak

pidana korupsi ini yaitu ditindak sesuai perbuatan yang dilakukan termasuk

mengembalikan kerugian Negara seperti dengan adaya perampasan harta yang

diperoleh dari hasil tindak pidana korupsi sehingga dapat memberikan efek jera

agar menggurangi angka kejahatan tindak pidana korupsi di Provinsi Jambi.

Adapun didalam penuntutan dimana ada hal yang meringankan dan hal yang

memberatkan, ketika tidak ada hal yang meringankan maka penuh tuntutannya

ditinggikan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bisa

penindakannya dengan cara dimiskinkan sesuai aturan perundang-undanganan

tindak pidana korupsi ataupun status sosial pelaku kejahatan tindak pidana

korupsi ini sudah tercap narapidana dari kasus kejahatan tindak pidana korupsi

yang dia lakukan sehingga ada kesadaran tidak lagi melakukan perbuatan yang

sama untuk melakukan kejahatan atau melanggar hukum.75

Selanjutnya hasil wawancara penulis dengan Bapak M. Purba, SH Hakim

Umum dan Tindak Pidana Korupsi Pengadilan Negeri Jambi menjelaskan bahwa

75

Wawancara dengan Bapak Rendi Winata bagian Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Jambi,

pada hari Jum’at, 28 Februari 2020

Page 61: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

48

upaya dan kendala yang ditemukan oleh aparat penegak hukum dalam

menanggulangi tindak pidana korupsi di Provinsi Jambi adalah:

Upaya yang pertama adalah Pencegahan harus ditingkatkan karena

pencegahan ini sangat penting dalam perkara tindak pidana korupsi seperti

sosialisasi atau penyuluhan hukum tentang tindak pidana korupsi kepada

orang yang diberikan wewenang atau tanggungjawab dalam mengelola

keuangan supaya dapat menanggulangi terjadinya tindak pidana korupsi.

Upaya yang kedua yaitu terhadap pelaku yang telah melakukan kejahatan

tindak pidana korupsi, pelaku diberikan sanksi tegas sesuai dengan

undang-undang yang berlaku, agar dengan sanksi tersebut dapat

meningkatkan kesadaran hukum bahwa perbuatan yang dilakukan

merupakan kejahatan yang merugikan masyarakat dan Negara.76

C. Kendala Aparat Penegak Hukum Dalam Menanggulangi Terjadinya

Tindak Pidana Korupsi Di Provinsi Jambi

Dari berbagai upaya yang dilakukan aparat penegak hukum dalam

menanggulangi tindak pidana korupsi di Provinsi Jambi tentu banyak pula

kendala yang dihadapi aparat penegak hukum dalam menanggulangi tindak

pidana korupsi tersebut.

Adapun kendala yang ditemui aparat penegak hukum dalam

menanggulangi tindak pidana korupsi di provinsi jambi yang penulis dapatkan

melalui wawancara langsung yang pertama bersama bapak Handers yaitu Kanit

II bagian Ditreskrimsus Polisi Daerah (Polda) Jambi yaitu:

Kendala yang ditemui yaitu keterbatasan fasilitas waktu dan biaya dalam

penanganan dugaan tindak pidana korupsi, kakunya sistem birokrasi

sehingga bilamana aparat kepolisian yang melakukan penyelidikan dan

penyidikan seorang pejabat Negara yang terindikasi melakukan tindak

pidana korupsi terkadang aparat kepolisian mendapatkan intervensi

misalnya dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena mereka

merasa lebih kolektif-kolegal. Namun terlepas dari hal tersebut aparat

kepolisian akan tetap berkomitmen akan meningkatkan kemampuan dalam

penanganan tindak pidana korupsi. Belum adanya mekanisme yang jelas

76

Wawancara dengan Bapak M. Purba sebagai Hakim Pengadilan Negeri Tindak Pidana

Korupsi Jambi, pada hari Kamis, 19 Maret 2020

Page 62: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

49

mengenai perlindungan terhadap pelapor dan saksi sebagaimana

diamanatkan oleh Konvensi Anti Korupsi, sulitnya memperoleh informasi

perbankan terkait dengan seseorang yang diduga melakukan ataupun

terlibat dalam suatu tindak pidana korupsi, panjangnya birokrasi yang

harus dilalui untuk melakukan pemeriksaan terhadap pejabat-pejabat

tertentu yang terindikasi melakukan tindak pidana perbankan misalnya,

belum adanya sanksi yang tegas bagi penyelenggara Negara yang tidak

melaporkan harta kekayaannya.77

Kemudian penulis melakukan wawancara bersama bapak Rendi Winata

Kepala Sub Seksi (Kasupsi) bagian Penuntutan Kejaksaan Negeri (Kejari)

Jambi. Adapun kendalanya yairu:

Menurut bapak Rendi Winata kendala yang ditemui dalam menanggulangi

tindak pidana korupsi yaitu: a). Belum adanya aturan yang jelas tentang

kewenangan penyelidikan, penyidikan dan penuntutan antara Komisi

Pemberantasan Korupsi, kepolisian dan kejaksaan. Walaupun ketentuan

dalam Undang-undang tentang kewenangan Komisi Pemberantasan

Korupsi tapi di lapangan masih terjadi tumpang tindih penanganan. Hal ini

terjadi karena lembaga kejaksaan maupun kepolisian masih memiiki

pijakan hukum untuk bertindak, disamping adanya arogansi lembaga dan

kurang adanya kepercayaan di antara lembaga penegak hukum.78

Selanjutnya penulis melakukan wawancara bersana bapak M. Purba

hakim umum dan hakim tindak pidana korupsi di Pengadilan Negeri Jambi

mengenai kendala aparat penegak hukum dalam menanggulangi tindak pidana

korupsi. Adapun hasil wawancaranya yaitu:

Menurut bapak M. Purba Kendala yang ditemui seperti kendala

struktural, dimana kendala ini telah berlangsung lama yang bersumber

dari praktek-praktek penyelenggaraan Negara dan pemerintahan yang

membuat penanganan tindak pidana korupsi tidak berjalan sebagaimana

mestinya. Kendala ini meliputi: perbedaan yang besar seperti gaji formal

diantara sesama aparat penegak hukum bidang korupsi, egoisme sektoral

dan institusional yang menjurus pada pengajuan dana sebanyak-

banyaknya untuk sektor dan instansinya tanpa memperhatikan kebutuhan

nasional secara keseluruhan serta berupaya menutup-nutupi

penyimpangan-penyimpangan yang terdapat di sektor dan instansi yang

77

Wawancara dengan Bapak Kompol Handers selaku Kanit Tindak Pidana Korupsi Polisi

Daerah Jambi, pada hari Rabu, 02 Maret 2020 78

Wawancara dengan Bapak Rendi Winata bagian Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Jambi,

pada hari Jum’at, 28 Februari 2020

Page 63: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

50

bersangkutan, belum berfungsinya pengawasan secara efektif, lemahnya

koordinasi antara aparat pengawasan dan aparat penegak hukum yang

semakin banyak, seperti polisi, jaksa, komisi pemberantasan korupsi,dan

tim Tastipikor, sehingga hal ini menimbulkan kesulitan dalam

melakukan kontrol atau pengawasan, dan terkadang sesama aparat

penegak hukum tidak mempunyai pandangan yang sama dalam hal

menafsirkan peraturan perundang-undangan dalam pemberantasan

korupsi, serta lemahnya system pengendalian intern yang memiliki

korelasi positif dengan berbagai penyimpangan dan efesiensi dalam

pengelolaan kekayaan Negara dan rendahnya kualitas pelayanan

publiknya.79

79

Wawancara dengan Bapak M, Purba sebagai Hakim Pengadilan Negeri Tindak Pidana

Korupsi Jambi, pada hari Kamis, 19 Maret 2020

Page 64: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

51

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab di atas, maka dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Adapun tanggapan kriminologi terhadap penyebab tindak pidana korupsi di

provinsi Jambi yaitu keserakahan yang ada dalam diri seseorang, kurangnya

kesadaran akan hukum dan dibarengi dengan adanya jabatan, kewenagan

serta kurangnya pegawasan yang menyebabkan tindak pidana makin

merajalela.

2. Upaya Menanggulangi Tindak Pidana Korupsi Di Provinsi Jambi Ditinjau

Dari Hukum Islam yaitu lebih kepada penegakan sangsi hukumannya. Agar

timbul efek jera untuk tidak melekukan perbuatan yang melanggar syariat

tersebut.

3. Kendala yang dihadapi aparat penegak hukum dalam menanggulangi tindak

pidana korupsi yaitu keterbatasan fasilitas waktu dan, kakunya sistem

birokrasi, panjangnya birokrasi yang harus dilalui terhadap pejabat-pejabat

tertentu yang terindikasi melakukan tindak pidana perbankan, belum adanya

sanksi yang tegas bagi penyelenggara Negara yang tidak melaporkan harta

kekayaannya.

Page 65: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

52

B. Saran

1. Bertolak dari berbagai realitas korupsi yang terjadi dan trend

perkembangannya, maka setidaknya hal-hal yang perlu mejadi bahan

pemikiran yaitu meningkatkan kesadaran hukum dan pemahaman hukum

bagi masyarakat khususnya dalam pencegahan, pemberantasan dan

penegakan hukum korupsi ke depan.

2. Kedepannya di perlukan dukungan dari masyarakat agar upaya untuk

memberantas tindak pidana korupsi di Indonesia khususnya di Provinsi

Jambi dapat di berantas dan paling tidak dapat meminimalisirkan angka

korupsi di Provinsi Jambi.

3. Selain dukungan dari masyarakat perlu pendidikan Anti-korupsi sejak dini

seperti yang terdapat dalam strategi ketiga yang dibahas diatas karna jika

sejak dini sudah ditanamkan bekal ilmu dan kejujuran maka akan

menimbulkan kesadaran dan taat akan hukum.

Page 66: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …
Page 67: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

54

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Amir, Abdul Aziz 1993. Al-Ta’zir fi al-Syari’ah al-Islamiyah, Beirut: Darul

Furqan.

Audah, Abd. al-Qadir 1987. al-Tasyri’ al-Jina’i al-Islami, Beirut: Muassasah

al-Risalah, Jilid I

Bahansi, A. Fathi 1984. al-Mas’uliyah al-Jinaiyyah al-Islamy, Beirut: Dar al-

Syuruq.

Bonger, W. A. dalam Soerjono Soekanto, 1981, Sosiologi Suatu Pengantar,

Jakarta: Ghalia Indonesia.

Departemen Agama RI 2015. Al-Quran Terjemahan, Bandung: CV. Darus

Sunnah

Faraj, Mahfudz Ibrahim 1983. Al-Uqubah Fi Al-Tasyri’ Al-Jina’i Al Islami,

Kairo: Dar Al-I’tisham.

Hurwitz, Stephan 1986, Kriminologi (saduran: Ny. L. Moeljatno), Jakarta: Bina

Aksara.

Muhammad, Abdulkadir 2004. Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung: PT.

Citra Aditya Bhakti.

Muhammad, Mustofa 2007. Kriminologi. Depok: Fisip UI Press.

Mustafaf, Muhammad 2007. Kriminologi. Depok: FISIP UI PRESS.

Paul Moedikdo. M. dalam Soejono, D., 1976, Konsepsi Kriminologi Dalam

Usaha Penanggulangan Kejahatan, Bandung: Alumni

Page 68: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

55

Samin, Sabri 2008. Pidana Islam dalam Politik Hukum Indonesia. Jakarta:

Kholam.

Santoso, Topo dan Eva Achjani Zulfa, 2002. Kriminologi. Jakarta: PT. Grafindo

Persada.

Santoso, Topo dan Eva Achiani Zulfa 2003. Kriminologi Cetakan Ketiga.

Jakarta: PT. Grafindo Persada.

Soekanto, Soerjono1986. Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas

Indonesia-Press.

Sugiyono, 2012. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D, Bandung:

Alfabeta.

Sugoyono, 2015. Metode Penelitian Kombinasi (Mix. Methods). Bandung:

Alfabeta.

Susanto, 1991. Diklat Kriminologi Fakultas Hukum Universitas Di Ponegoro

Semarang.

Susanto, Galldalam I. S. 1995, Kriminologi, Fakultas Hukum Undip, Semarang.

Sutherland, Edwin Dan Donald R. Cressey, 1960. Principle Of Criminology Six

Edition. New York: J. B. Lippincott.

Tim Penyusun, 2012. Pedoman Penulisan Skripsi Edisi Revisi Jambi: Syariah

Press

Tim Redaksi FOKUSMEDIA 2005. Himpunan Peraturan Perundang-

Undangan Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Bandung:

FOKUSMEDIA.

Widjoyanto, Bambang 2010. Koruptor Itu Kafir. Bandung: Mizan

Page 69: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

56

C. Perundang-undangan

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi, 2016, Bandung: Citra Umbara.

Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Korupsi

(KPK) Yogyakarta: Pustaka Mahardika

D. Skripsi

Magfiro Nur Aulia, Tinjauan Kriminologis Terhadap Kejahatan Korupsi (Studi

Kasus Di Kota Makassar 2013-2015), Makassar, 2017.

Josua M. Sirait, Upaya Pemberantasan Korupsi Di Pengadilan Tindak Pidana

Korupsi Surabaya, Surabaya, 2011.

Nas, Rusdiyan 2012. Analisis Kriminologis Terhadap Pelaku Penyalahgunaan

Situs Jejaring Sosial Facbook Berdasarkan Undag-Undang Nomor 11

Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik. Bandar

Lampung: UNILA-Skripsi.

Rahmat, 2012. Analisis Yuridis Kriminologis Terhadap Kejahatan Yang

Dilakukan Oleh Oknum Aparat Kepolisian Di Indonesia, Universitas

Gorontalo.

E. Wancara

Wawancara dengan Bapak Kompol Handers, SH., S.IK, selaku Kanit Tindak

Pidana Korupsi Polisi Daerah Jambi, pada hari Rabu tanggal 02 Maret

2020

Wawancara dengan Bapak Rendi Winata bagian Pidana Khusus Kejaksaan

Negeri Jambi, pada hari Jum’at 28 Januari 2020

Page 70: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

57

Wawancara dengan Bapak M. Purba, SH sebagai Hakim Pengadilan Negeri

Tindak Pidana Korupsi Jambi, pada hari Kamis 19 Maret 2020

Wawancara dengan Bapak Santoso Narapidana kasus Korupsi di Muaro Jambi,

pada hari Selasa, tanggal 10 Maret 2020

Wawancara dengan Bapak Dadang, S.A Narapidana kasus Korupsi di Muaro

Jambi, pada hari Selasa, tanggal 10 Maret 2020

Wawancara dengan Bapak Sumono, S.Pdi., M.SI Narapidana kasus Korupsi di

Tanjung Jabung Barat, pada hari Selasa, 10 Maret 2020

Page 71: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

58

LAMPIRAN

Dokumentasi Wawancara Bersama Bapak Handers, SH., S.IK selaku

Kanit II Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Polisi Daerah (Polda) Jambi

Dokumentasi Wawancara Bersama Bapak Rendi Winata Bagian Pidana Khusus

(Pidsus) Kejaksaan Negeri Jambi

Page 72: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

59

Dokumentasi Wawancara Bersama Bapak M. Purba, SH selaku Hakim Pengadilan

Negeri Jambi

Dokumentasi Wawancara Bersama Bapak Santoso Narapidana Kasus Tindak

Pidana Korupsi Dana Pembangunan Unit Sekolah Baru Sekolah Menengah

Pertama(SMP) Negeri 7 Muaro Jambi

Page 73: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

60

Dokumentasi Wawancara Bersama Bapak Dadang Setiawan, S.A Narapidana

Kasus Proyek Masterplan Yaitu Pengadaan 48 Unit Laptopuntuk Siswa

Berprestasi Di Sekolah Menengah Atas (SMA) Titian Teras

Dokumentasi Wawancara Bersama Bapak Sumono, S.Pdi., M. Si Narapidana

Kasus Penyalagunaan Wewenang Jabatan Dan Administrasi Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) Lukman Al-Hakim Kecamatan Betara Kabupaten Tanjung

Jabung Barat

Page 74: ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP MENINGKATNYA TINDAK …

61

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Eka Susanti

Nim : Shp. 162162

Tempat/Tgl Lahir : 05 Juni 1997

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat : Jl. Jambi Suak Kandis KM.45, Desa Pematang Raman, Rt.

05, Kab. Muaro Jambi, Prov. Jambi

No. Hp : 082280241841

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

SD : SDN 21-IX P. Raman

MTS : MTS Negeri Betung

SMK : SMK Negeri 5 Muaro Jambi

Sarjana : UIN STS Jambi

Pengalaman Organisasi :

1. Anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Tahun 2016

sampai sekarang.