Upload
phamthuan
View
232
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
1
ANALISIS MANFAAT PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY) CHEVRON GEOTHERMAL SALAK, LTD
BIDANG EKONOMI TERHADAP PENGEMBANGAN
USAHATANI PADI DI KECAMATAN PAMIJAHAN
KABUPATEN BOGOR
YOPPY ROSMINI MZ YUNUS
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
2
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Manfaat
Program CSR (Corporate Social Responsibility) Chevron Geothermal Salak, Ltd
Bidang Ekonomi Terhadap Pengembangan Usahatani Padi di Kecamatan
Pamijahan Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikuti dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2014
Yoppy Rosmini MZ Yunus
NIM H44080036
3
ABSTRAK
YOPPY ROSMINI MZ YUNUS. Analisis Manfaat Program CSR (Corporate
Social Responsibility) Chevron Geothermal Salak, Ltd Bidang Ekonomi Terhadap
Pengembangan Usahatani Padi di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor
Dibimbing oleh Ir. UJANG SEHABUDIN, M.si
Proses industri oleh suatu perusahaan tentunya memiliki efek samping dari
produksi mereka, maka kemudian muncul konsep CSR (Corporate Social
Responsibility). CSR adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh
perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap sosial atau
lingkungan sekitar. Chevron Geothermal Salak, Ltd (CGS) merupakan salah satu
perusahaan yang menerapkan adanya program CSR. Tujuan penelitian ini adalah
mengidentifikasi bentuk pelaksanaan dan manfaat program CSR CGS bidang
ekonomi terhadap pertanian padi serta mengidentifikasi struktur biaya dan
pendapatan sebelum dan setelah menerima program CSR CGS, serta
mengidentifikasi struktur biaya dan pendapatan petani pemilik maupun petani
penggarap. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis kuantitatif dan
analisis kualitatif. Analisis kuantitatif digunakan dengan bantuan Microsoft excel
2007. Analisis kualitatif digambarkan secara deskriptif. Hasil penelitian
menunjukan bahwa bentuk pelaksanaan program CSR CGS bidang ekonomi di
Kecamatan Pamijahan terdiri dari beberapa pendampingan yaitu, pendampingan
pertanian dan ternak domba, pendampingan koperasi Siraa (koperasi jasa
keuangan mitra usaha), pendampingan otomotif (bengkel), serta pendampingan
anyaman bambu dan bibit pohon. Program yang berkaitan dengan pengembangan
usahatani padi, yaitu pendampingan pertanian dan ternak domba yang terdiri dari
beberapa kegiatan, diantaranya pelatihan dan penyuluhan pertanian padi,
pemberian benih dan pupuk kandang, serta pemberian hewan ternak domba.
Manfaat program CSR CGS terhadap penerima program CSR CGS diantaranya
memberikan pengetahuan dan ilmu tentang pertanian padi, hasil produksi yang
dihasilkan, menekan biaya produksi, dan kemandirian dalam pembuatan pupuk
alami. Biaya total per hektar per musim tanam dan biaya total per kg output
usahatani padi petani sebelum menerima program CSR CGS lebih besar
dibandingkan dengan biaya total petani setelah menerima program CSR CGS.
Pendapatan atas biaya tunai dan total per hektar per musim tanam dan per kg
output usahatani padi petani sebelum menerima program CSR CGS lebih kecil
dibandingkan dengan pendapatan petani setelah mendapatkan program CSR CGS.
Analisis rasio juga menunjukkan bahwa benefit/cost usahatani padi sebelum
menerima program CSR CGS lebih kecil dibandingkan dengan usahatani padi
setelah menerima program CSR CGS.
Kata kunci: csr, chevron geothermal salak ltd, usahatani padi, struktur biaya,
struktur pendapatan.
4
ABSTRACT
YOPPY ROSMINI MZ YUNUS. Analysis of Economic CSR (Corporate Social
Responsibility) Program Benefit Chevron Geothermal Salak, Ltd for Agriculture
Development of Farming at Pamijahan Subdistrict Bogor. Supervised by Ir. Ujang
Sehabudin, M.si.
Industrial process by a company certainly has the side effect of their
production then CSR (Corporate Social Responsibility) concept appears. CSR is
an action or concept undertaken by the company as a form of their social
responsibility or the environtment around them. Chevron Geothermal Salak Ltd
(CGS) is one of the companies that administer CSR program. The purpose of the
research is to identify the form of the implementation and benefits of economics
CSR CGS program of farming and to identify the cost structure and revenue
before and after receiving the CSR CGS program and to identify cost structure
and the revenue of farmers owner and sharecroppers. The research method is
quantitative and qualitative analysis. Quantitative analysis is used with Microsoft
Excell 2007. Qualitative analysis illustrated by descriptive. The result shows that
the implementation of CSR CGS economics program of farming at Pamijahan
consists of several support, those are farming and raising sheep support, Siraa
(financial services business partner) cooperation institution support, automotive
(machine shop), and woven bamboo and seedlings support. The program that
related to rice farming development are farming and sheep support consisting of
several activity, such as training and extension in rice farming, seeding and
fertilization of organic fertilizer, also sheep assistance. The benefit of CSR CGS
program for recepients are providing knowledge and science about rice farming,
production result, reduce the cost of production, and independence in the
manufacture of fertilizer. Total cost farmers per hectare per cropping season and
total cost per kg output of farm before receiving the CSR CGS program is bigger
than after receiving the program. The revenue on cash cost and total per hectare
per cropping season and per kg output of farm before receiving the CSR CGS is
smaller than after receiving the program. Analytical of ratio is also showing that
benefit/cost of rice farming before receiving the CSR CGS program is smaller
than after receiving program
.
Key word: csr, chevron geothermal salak, ltd, rice farming, cost structure,
revenue structure.
5
6
ANALISIS MANFAAT PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY) CHEVRON GEOTHERMAL SALAK, LTD
BIDANG EKONOMI TERHADAP PENGEMBANGAN
USAHATANI PADI DI KECAMATAN PAMIJAHAN
KABUPATEN BOGOR
Judul Skripsi
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
YOPPY ROSMINI MZ YUNUS
7
8
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-
Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2012 sampai Juni 2014 ini adalah
Manfaat Program CSR Chevron Geothermal Salak, Ltd dengan judul Analisis
Manfaat Program CSR (Corporate Social Responsibility) Chevron Geothermal
Salak, Ltd Bidang Ekonomi Terhadap Pengembangan Usahatani Padi di
Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ir. Ujang Sehabudin, M.Si selaku
dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan waktu dan tenaga untuk
memberikan bimbingan, arahan, motivasi, inspirasi dengan penuh kesabaran serta
kebaikan yang sangat membantu sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik. Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Ahyar Ismail,
M.Agr selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing dan
memberikan masukan serta arahan selama penulis menjalani kuliah, serta Kepala
Desa dan jajarannya khususnya Desa Cibunian, Purwabakti, Ciasmara, dan
Ciasihan dan para petani padi yang telah bersedia diwawancara dan memberikan
data-data tentang proses pertanian padi, dan penulis sampaikan terima kasih
kepada Bapak Dali selaku kepala program CSR Chevron Geothermal Salak, Ltd
yang telah memberikan data dan informasi, dan Bapak Makmun, Wahyu, dan
Cecep, yang telah memberikan pelayanan yang sangat baik dalam membantu
penelitian di lapang.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Ayah dan Ibuku tercinta
(Muhammad Yunus dan Mimin Rosmini) yang selalu mendoakan anaknya dan tak
henti-hentinya memberikan semangat dan nasihat agar saya terus berjuang dan
senantiasa berusaha untuk menggapai cita-cita saya, terima kasih juga penulis
sampaikan kepada Kakakku yang tersayang (Yenny), serta Adik-adikku yang
terkasih (Yuandras, Yonnera, Yusril), keluarga besar Vision (Raidinal, Pravitha,
Fariz, Septa, Annisaa, dan guru-guru lain serta murid-murid yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu) dan seluruh teman dan sahabat (Mufqi, Ari, Febri,
Anisa Saras, Gieah, Eka, Budi, Wiwid, Ica, Cia, Asih, Asad, Mahmud, dan Irfan)
yang telah memberikan motivasi, dukungan moril maupun materil, serta doa yang
tak pernah putus kepada penulis.
Terakhir penulis ucapkan terima kasih kepada seluruh dosen, tenaga
pendidik dan staf Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan yang telah
membantu selama penulis menyelesaikan studi, dan semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu dalam membantu proses persiapan hingga penyusunan
skripsi ini. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.
Bogor, Agustus 2014
Yoppy Rosmini MZ Yunus
9
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ..................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................xi
I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5
1.4 Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 6
II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 7
2.1 Corporate Social Responsibility (CSR) ..................................................... 7
2.2 Konsep dan Sistem Pertanian Padi........................................................... 11
2.3 Konsep Biaya ........................................................................................... 13
2.4 Penerimaan ............................................................................................... 14
2.5 Hasil Penelitian terdahulu ........................................................................ 14
III KERANGKA PEMIKIRAN ........................................................................... 17
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................................... 17
3.1.1 Konsep Program CSR CGS……………………………………….. 17
3.1.2 Konsep Usahatani Padi……………………………………………. 17
3.1.3 Konsep Pendapatan Usahatani…………………………………….. 19
3.1.4 Biaya Usahatani…………………………………………………… 20
3.1.5 Rasio Penerimaan dan Biaya (R-C Rasio)………………………… 20
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ............................................................ 21
IV METODE PENELITIAN ............................................................................... 23
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 23
4.2 Jenis dan Sumber Data ............................................................................. 23
4.3 Metode Pengambilan Sampel................................................................... 23
4.4 Metode Pengolahan data dan Analisis Data ............................................. 24
4.4.1 Konsep Struktur Biaya…………………………………………….. 25
4.4.2 Analisis Pendapatan Usahatani Pertanian Padi……………………. 25
4.4.3 Analisis Return Cost Ratio……………………………………………… 26
V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN ........................................ 27
10
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................................ 27
5.1.1 Profil Desa Cibunian………………………………………………. 29
5.1.2 Profil Desa Purwabakti……………………………………………. 29
5.1.3 Profil Desa Ciasmara……………………………………………….30
5.1.4 Profil Desa Ciasihan………………………………………………. 31
5.2 Gambaran Umum Program CSR CGS Bidang Ekonomi ........................ 31
5.3 Karakteristik Responden .......................................................................... 32
5.3.1 Usia…………………………………………………………………33
5.3.2 Tingkat Pendidikan……………………………………………….. 34
5.3.3 Jumlah Tanggungan Keluarga……………………………………...34
5.3.4 Tingkat Pendapatan………………………………………………... 34
VI HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 36
6.1 Identifikasi Bentuk Program CSR CGS Bidang Ekonomi ....................... 36
6.1.1 Bentuk Kegiatan Pelatihan dan Penyuluhan Pertanian Padi………. 37
6.1.2 Bentuk Kegiatan Pemberian Benih Padi dan Pupuk Kandang…….. 40
6.1.3 Bentuk Kegiatan Pemberian Hewan Ternak Domba……………… 41
6.1.4 Permasalahan Atau Kendala Kegiatan Usahatani Padi……………. 42
6.2 Identifikasi Manfaat Program CSR CGS Bidang Ekonomi ..................... 42
6.2.1 Manfaat Bagi Petani padi Terhadap Adanya Pelatihan dan
Penyuluhan Pertanian Padi………………………………………... 46
6.2.2 Manfaat adanya Kegiatan Pemberian Benih dan Pupuk Kandang… 47
6.2.3 Kegiatan Pemberian Ternak Domba………………………………. 48
6.3 Identifikasi Struktur Biaya Usahatani Padi Sebelum dan Setelah
Menerima Program CSR CGS ................................................................ 49
6.4 Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Sebelum dan Setelah
Menerima Program CSR Chevron Geothermal Salak, Ltd ..................... 59
6.5 Analisis Perbandingan R-C Rasio Usahatani Padi Sebelum dan Setelah
Menerima Program CSR Chevron Geothermal Salak, Ltd ..................... 62
VII SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 65
7.1 Simpulan ................................................................................................... 65
7.2 Saran ......................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 67
LAMPIRAN .......................................................................................................... 69
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 89
11
DAFTAR TABEL
1 Matriks Metode Penelitian………………………………………………… 24
2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Pamijahan Tahun 2012.... 28
3 Karakteristik Responden Petani Padi Penerima Program CSR CGS……… 33
4 Bentuk Program CSR CGS Bidang Ekonomi……………………………... 37
5 Bentuk Kegiatan CSR CGS Pelatihan dan Penyuluhan Pertanian Padi…… 38
6 Bentuk Manfaat-Manfaat Program CSR CGS…………………………….. 43
7 Persepsi Masyarakat Terhadap Manfaat Program CSR CGS Terhadap
Pertanian Padi……………………………………………………………... 45
8 Perbandingan Hasil Produksi Padi Petani Sebelum dan Sesudah Mendapatkan
Program CSR CGS………………………………………………………... 46
9 Petani Penerima Program CSR CGS yang Tetap Memelihara Hewan Ternak
Dombanya Pada Tahun 2009-2012………………………………………... 48
10 Struktur Biaya Rata-Rata Usahatani Padi Sebelum dan Setelah Menerima
Program CSR CGS………………………………………………………... 50
11 Status Lahan Petani Penerima Program CSR CGS……………………….. 52
12 Perbandingan Struktur Biaya Usahatani Padi Petani Pemilik dan Penggarap
Program CSR CGS Tahun 2012…………………………………………... 53
13 Penggunaan Rata-Rata Pupuk Petani Per Hektar Per Musim Tanam Sebelum
dan Setelah Menerima Program CSR CGS………………………………. 54
14 Rata-Rata Biaya Penggunaan Pupuk dan Benih Petani Padi Sebelum dan
Setelah Menerima Program CSR CGS Per Hektar Per Musim Tanam…… 55
15 Struktur Biaya Rata-Rata Usahatani Padi Sebelum dan Setelah Menerima
Program CSR CGS Per Kg Output Per Musim Tanam…………………… 57
16 Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Sebelum dan Setelah Menerima
Program CSRCGS………..……………………………………………….. 59
17 Selisih Pendapatan Rata-Rata Usahatani Padi Sebelum dan Setelah menerima
Program CSR CGS per Hektar Per Musim Tanam……………………….. 60
18 Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Sebelum dan Setelah Menerima
Program CSR CGS Per Hektar Per Musim Tanam……………………….. 60
19 Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Petani Pemilik dan Penggarap
Setelah menerima Program CSR CGS 2012……………………………… 61
20 Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Per Kg Output Per Musim Tanam
Sebelum dan Setelah Menerima Program CSR CGS……………………... 62
21 Perbandingan Rasio R-C Usahatani Padi Sebelum dan Setelah Menerima
Program CSR CGS Per Hektar Per Musim Tanam……………………...... 62
22 Perbandingan rasio R-C Usahatani Sebelum dan Setelah Menerima Program
CSR CGS Per Kg Output Per Musim Tanam……………………………... 64
12
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka Pemikiran Operasional…………………………………………. 20
2 Kondisi Wilayah Pertanian Padi di Kecamatan Pamijahan……………….. 27
3 Wilayah Pesawahan Kecamatan pamijahan……………………………….. 84
4 Wilayah Jalan Berbukit Kecamatan Pamijahan..………………………….. 84
5 Kondisi Penjemuran Padi Pasca Panen...………………………………….. 85
6 Padi Siap panen…………………...……………………………………….. 85
7 Wilayah desa Cibunian...………………………………………………….. 86
8 Susunan Organisasi Pemerintah Desa Ciasihan…………………………… 86
9 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Purwabakti……………………… 87
10 Peta desa Ciasmara………………………………………………………... 87
11 Petani Penerima Program CSR CGs yang Tetap Memelihara Dombanya... 88
12 Kandang Domba…………………………………………………………... 88
DAFTAR LAMPIRAN
1 Kuesioner Penelitian………………………………………………………. 70
2 Perhitungan Biaya Total Usahatani Padi Sebelum Menerima Program CSR
CGS Per Ha Per Musim Tanam …………………………………………... 76
3 Perhitungan Biaya Total Usahatani Padi Setelah Menerima Program CSR
CGS Per Ha Per Musim Tanam…….……………………………………... 77
4 Perhitungan Biaya Total Usahatani Padi Sebelum Menerima Program CSR
CGS Per Kg Output Per musim Tanam……………..…………………….. 78
5 Perhitungan Biaya Total Usahatani Padi Setelah Menerima Program CSR
CGS Per Kg Output Per Musim Tanam…..……………………………….. 79
6 Perhitungan Biaya Total Usahatani Padi Setelah Menerima Program CSR
CGS Petani Penggarap dan Petani Pemilik Per Ha Per Musim Tanam…… 80
7 Perhitungan Biaya Total Usahatani Padi Setelah Menerima Program CSR
CGS Petani Penggarap dan Petani Pemilik Per Kg Output Per Musim
Tanam……………………………………………………………………... 81
8 Perhitungan Pendapatan Usahatani Padi Sebelum Menerima Program CSR
CGS Per Ha Per Musim Tanam…………….……………………………... 82
9 Perhitungan Pendapatan Usahatani Padi Setelah Menerima Program CSR
CGS Per ha Per musim Tanam…..………………………………………... 83
1
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industrialisasi merupakan suatu proses interaksi antara pengembangan
teknologi, inovasi, spesialisasi produksi, dan perdagangan antar negara, yang pada
akhirnya sejalan dengan meningkatnya pendapatan masyarakat mendorong
perubahan struktur ekonomi di berbagai negara, dari yang berbasis pertanian
menjadi berbasis industri. Industrialisasi tersebut telah mengubah pola ekonomi
masyarakat Indonesia menuju industri, hal ini ditunjukan dengan berkembangnya
pabrik-pabrik industri baik dalam bidang pertambangan, manufaktur, otomotif,
dan lain-lain. Industri di Indonesia yang bergerak dalam bidang pertambangan
salah satunya adalah Chevron. Chevron (dahulu bernama Unocal) merupakan
salah satu perusahaan minyak dan gas Indonesia dan merupakan perusahaan
internasional yang bergerak khusus dalam bidang energi. Chevron memiliki
banyak cabang di berbagai negara, termasuk Indonesia. Chevron di Indonesia
bergerak di bidang pemanfaatan energi panas bumi (geothermal energy) yang
salah satunya berada di Gunung Salak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang
dikenal dengan Chevron Geothermal Salak, Ltd (CGS).
Chevron Geothermal Salak, Ltd (CGS) merupakan bagian dari Perusahaan
Geothermal Indonesia, yang beroperasi di Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten
Bogor. Perusahaan ini mulai melakukan operasi panas bumi di kawasan area
Gunung Salak, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi sejak tahun 1982.
Kontrak Operasi Bersama (KOB) atau Join Operation Contract (JOC) Perusahaan
Geothermal-PERTAMINA mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi (PLTP) Gunung Salak, dimana PLTP Gunung Salak dinyatakan resmi
beroperasi oleh pemerintah pada tanggal 15 Desember 1994. PLTP Gunung salak
masuk ke dalam proyek strategis negara untuk memenuhi kebutuhan listrik
masyarakat (Company Profile, 2009). Perusahaan Geothermal mengelola energi
panas bumi menjadi energi listrik. Energy Geothermal (energi panas bumi) adalah
energi yang dihasilkan oleh tekanan panas bumi. Energi yang berasal dari kerak
bumi ini dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik. Energi panas bumi ini
telah terbukti sebagai salah satu bentuk dari energi terbarukan, bersih dan ramah
lingkungan. Hingga kini tercatat perusahaan dapat menghasilkan daya listrik dari
2
panas bumi sebesar 377 MW, yang dinilai setara memenuhi kebutuhan listrik
untuk lebih dari delapan juta masyarakat.
Proses industri oleh suatu perusahaan tentunya memiliki efek samping dari
produksi mereka, seperti adanya limbah industri, pemanfaatan sumber daya alam
komunitas lokal, polusi, dan lain-lain. Setiap kegiatan produksi yang
menghasilkan limbah produksi tentunya menjadi perhatian yang lebih bagi
perusahaan untuk mampu menjadi perusahaan yang profesional dan memahami
tentang tanggung jawabnya terhadap sosial maupun lingkungan. Menghadapi
masalah tersebut, sebagai sebuah tanggung jawab dari manfaat ekonomi yang
telah diambil oleh industri dengan mengorbankan beberapa sumberdaya
komunitas lokal, maka kemudian muncul konsep CSR (Corporate Social
Responsibility). CSR adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh
perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggung
jawab mereka terhadap sosial atau lingkungan sekitar dimana perusahaan itu
berada. Contoh bentuk tanggung jawab itu bermacam-macam, mulai dari
melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian
dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk desa atau fasilitas
masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak. CSR
merupakan fenomena strategi perusahaan yang mengakomodasi kebutuhan dan
kepentingan stakeholder-nya. CSR timbul sejak era dimana kesadaran akan
sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada sekedar
profitability. CSR merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk melakukan
usaha secara berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan yang
lebih baik bersama-sama dengan karyawan dan keluarganya, serta dengan
masyarakat dan lingkungannya.
Belum banyak program CSR perusahaan yang diarahkan pada
pemberdayaan petani. Namun, peluang ke arah itu sangat terbuka dan perlu
dibangun aliansi strategis antara masyarakat petani dengan pengusaha dan
pemerintah. Untuk itu instansi pemerintah terkait di daerah harus proaktif. Sejauh
ini inisiatif program CSR masih datang dari perusahaan. Untuk CSR di bidang
pertanian, misalnya, strategi programnya itu selama ini lebih banyak ditemukan
3
sendiri oleh unit kerja yang bertugas mengelola kegiatan Community Development
di dalam perusahaan tersebut (Budimanta, 2007). Keberlangsungan suatu
kehidupan sangat erat dengan pemenuhan kebutuhan pangan terutama sektor
pertanian. Pertanian yang merupakan bagian penting dalam kehidupan terutama
masyarakat Indonesia diantaranya adalah pertanian padi. Pertanian padi
merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam pembangunan bangsa,
terpenuhinya kebutuhan pangan terutama padi yang cukup merupakan suatu
kebanggaan bangsa akan kesejahteraan masyarakatnya. Indonesia merupakan
negara yang kaya akan hasil sumberdaya alam yang terbentang dari Sabang
sampai Merauke, dengan daratan yang cukup luas yang tersusun oleh ribuan pulau
yang ada seolah menetapkan bahwa negara kita adalah negara agraris. Negara
yang sebagian besar masyarakatnya bekerja dalam sektor pertanian. Pertanian
padi merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam meningkatkan
devisa negara dan memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.
1.2 Perumusan Masalah
Chevron Geothermal Salak, Ltd (CGS) merupakan salah satu perusahaan
yang menerapkan adanya program CSR, belum banyak program CSR perusahaan
yang diarahkan pada pemberdayaan petani, namun Chevron berusaha melakukan
kegiatan CSR agar menjadikan petani memiliki kemampuan atau skill dalam
melakukan usahataninya khusunya pertanian padi. Program-program CSR CGS
yang diberikan diantaranya terbagi dalam beberapa bidang, yaitu: bidang
pendidikan, kesehatan, ekonomi, lingkungan, infrastuktur, dan komunikasi, dalam
penelitian ini hanya terfokus pada bidang ekonomi. Program CSR CGS bidang
ekonomi diarahkan pada peningkatan ekonomi masyarakat sekitar dan tingkat
kesejahteraan petani. Program CSR antara lain diimplementasikan ke dalam
kegiatan pengembangan masyarakat (Community Development), kegiatan ini
dapat dibagi ke dalam tiga kategori. Pertama, community services, yaitu pelayanan
terhadap kebutuhan publik, seperti pemberian beasiswa, bantuan pembangunan
rumah ibadah, bantuan sekolah yang rusak, kesehatan, dan pembangunan sarana
umum lainnya yang bersifat melengkapi pelayanan pemerintah. Kedua,
community relation. Ini lebih berkaitan dengan pencitraan perusahaan atau
4
kegiatan public relation (PR), misalnya memberikan kesempatan kepada sekolah-
sekolah untuk magang, dan sebagainya. Ketiga, community empowering, yaitu
pemberdayaan ekonomi masyarakat. Perusahaan memberikan akses yang lebih
luas kepada masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidupnya dimana
masyarakat terlibat dalam mengambil keputusan (Budimanta, 2007). Salah satu
bidang ekonomi yang menjadi program CSR CGS adalah adanya kegiatan
pertanian padi yang diaplikasikan dalam bentuk penyuluhan dan pelatihan tentang
usahatani padi, pemberian bantuan benih dan pupuk kandang, dan pemberian
bantuan berupa hewan ternak yaitu domba untuk masing-masing anggota
penerima program CSR CGS. Program ini dilakukan di salah satu kecamatan yang
menjadi binaan dari chevron tersebut, yaitu Kecamatan Pamijahan. Program yang
dilakukan oleh CGS diberikan kepada empat desa yang merupakan Ring I wilayah
Chevron, yaitu wilayah yang berada pada lokasi terdekat dengan Chevron, desa-
desa tersebut diantaranya Desa Ciasihan, Ciasmara, Purwabakti, dan Desa
Cibunian. Keberlanjutan dari adanya program CSR CGS ini sangat diharapkan
oleh masyarakat petani yang terdapat di Kecamatan Pamijahan, khususnya bagi
petani yang menerima program CSR CGS. Masyarakat petani yang menerima
program CSR CGS yaitu masyarakat petani padi, karena sebagian besar
masyarakat di Kecamatan Pamijahan bekerja di sektor pertanian, khususnya
pertanian padi. Masyarakat petani padi yang mendapatkan program CSR CGS
dipilih berdasarkan lokasi yang terisolir, dan petani padi yang belum mandiri, dan
memiliki keterbatasan ekonomi, dengan adanya program ini diharapkan agar
masyarakat petani mampu menjadi petani mandiri yang terpenuhi kebutuhan
hidupnya secara baik. Permasalahan penelitian yang dihadapi dalam pemberian
program CSR CGS ini apakah tepat sasaran kepada petani padi yang
membutuhkan, dan manfaat apakah yang diterima petani padi dengan adanya
program CSR CGS ini, serta mengidentifikasi struktur biaya usahatani padi dan
tingkat pendapatan yang diterima masyarakat petani.
Berdasarkan uraian tersebut maka permasalahan yang akan dikaji dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana bentuk pelaksanaan program CSR CGS Bidang ekonomi di
Kecamatan Pamijahan?
5
2. Bagaimana manfaat program CSR CGS bidang ekonomi di Kecamatan
Pamijahan?
3. Bagaimana struktur biaya usahatani padi yang dikeluarkan oleh
masyarakat petani padi sebelum menerima program CSR CGS dan setelah
menerima program CSR CGS?
4. Bagaimana pendapatan usahatani padi yang diterima oleh masyarakat
petani padi sebelum menerima program CSR CGS dan setelah menerima
program CSR CGS?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi bentuk pelaksanaan program CSR CGS bidang ekonomi
di Kecamatan Pamijahan.
2. Mengidentifikasi manfaat program CSR CGS bidang ekonomi di
Kecamatan Pamijahan.
3. Mengidentifikasi struktur biaya usahatani padi yang dikeluarkan oleh
masyarakat petani padi sebelum menerima program CSR CGS dan setelah
menerima program CSR CGS.
4. Mengidentifikasi pendapatan usahatani padi yang diterima oleh
masyarakat petani padi sebelum menerima program CSR CGS dan setelah
menerima program CSR CGS.
Berdasarkan tujuan penelitian, maka manfaat penelitian yang dapat
diberikan sebagai berikut:
1. Manfaat bagi masyarakat petani, penelitian ini dapat menjadi sarana
penyampaian aspirasi agar program pertanian padi yang dilaksanakan
sesuai dengan kebutuhan mereka
2. Manfaat bagi Chevron Geothermal Salak, Ltd. Penelitian ini dapat
dijadikan dasar untuk melaksanakan program CSR di bidang pertanian
padi yang lebih optimal.
6
3. Manfaat bagi pemerintah, penelitian ini dapat menjadi bahan informasi
guna mendukung sinergitas rencana program pembangunan daerahnya
dengan program yang dilakukan perusahaan.
4. Manfaat bagi peneliti, penelitian ini dapat digunakan sebagai upaya
pengembangan ilmu pengetahuan.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini memiliki ruang lingkup atau batasan penelitian, agar
penelitian ini tepat apa yang diteliti diantaranya:
1. Objek dari penelitian ini adalah masyarakat, khususnya masyarakat petani
yang mendapatkan program pertanian padi oleh CGS.
2. Penelitian ini berlokasi di daerah sekitar Ciampea, Cemplang, Kecamatan
Pamijahan Kabupaten Bogor.
3. Penelitian ini dilakukan pada empat desa yang berbeda, yaitu Desa
Cibunian, Desa Purwabakti, Desa Ciasmara, dan Desa Ciasihan,
Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor.
4. Penelitian ini mengkaji tentang struktur biaya dan pendapatan usahatani
padi dari program CSR CGS bidang ekonomi.
5. Manfaat ekonomi yang diperoleh masyarakat petani di Kecamatan
Pamijahan merupakan manfaat yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan
yang merupakan program dari CSR CGS bidang ekonomi.
6. Petani padi penerima program CSS CGS diidentifikasi berdasarkan petani
penggarap atau pemilik.
7
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Corporate Social Responsibility (CSR)
Definisi CSR menurut World Business Council on Sustainable
Development adalah komitmen dari bisnis atau perusahaan untuk berperilaku etis
dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, sekaligus
meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan
masyarakat luas (Wibisono, 2007). Tanggung jawab sosial atau Corporate Social
Responsibility (CSR) perusahaan dapat didefinisikan sebagai mekanisme bagi
suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap
lingkungan dan sosial kedalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders,
yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum (Anggraini, 2006).
CSR adalah suatu konsep yang memerlukan praktik dimana entitas perusahaan
secara sukarela mengintegrasikan kedua bidang, yaitu sosial dan lingkungan
dalam filosofi operasi bisnis perusahaan (Babatunde, 2013).
Tanggung jawab sosial secara lebih sederhana dapat dikatakan sebagai
timbal balik perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan sekitarnya karena
perusahaan telah mengambil keuntungan atas masyarakat dan lingkungan
sekitarnya, dalam proses pengambilan keuntungan tersebut seringkali perusahaan
menimbulkan kerusakan lingkungan ataupun dampak sosial lainnya. Tanggung
jawab sosial mulai muncul pada tahun 1060-an saat negara-negara telah pulih dari
Perang Dunia II. Pada waktu itu, persoalan keterbelakangan dan kemiskinan mulai
mendapat perhatian dari berbagai kalangan. Hal ini mendorong berkembangnya
tanggung jawab sosial sebagai cara untuk mengentaskan kemiskinan dan
keterbelakangan tersebut.
Pada tahun 1070-an, muncul sebuah pemikiran bahwa bumi tempat kita
tinggal memiliki daya dukung yang terbatas dimana manusia terus berkembang
dan bertambah padat. Oleh karena itu, ekploitasi perlu dilakukan secara hati-hati
(Wibisono, 2007). Pada dasawarsa tersebut disadari timbulnya tanggung jawab
sosial dengan pemikiran bahwa untuk meningkatkan sektor produksi perlu
didukung oleh peningkatan permintaan masyarakat. Peningkatan tersebut salah
satunya dapat diperoleh dengan berubahnya masyarakat yang miskin menjadi
8
mampu. Perubahan ini mungkin dapat dilakukan dengan adanya bantuan dari luar
misalnya atas perbaikan sarana pendidikan dan kesehatan.
Pelaksanaan CSR sudah merupakan kewajiban dari perusahaan untuk
melakukannya, hal ini didukung dengan adanya aturan pemerintah yaitu Undang-
Undang No. 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas (UU PT) dan UU No. 25
tahun 2007 tentang penanaman modal (UU PM). Pasal 74 UU PT yang
menyebutkan bahwa setiap perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di
bidang dan atau berkaitan dengan sumberdaya alam wajib melaksanakan
tanggung jawab sosial dan lingkungan. Jika tidak dilakukan, maka perseroan
tersebut akan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Aturan lebih tegas sebenarnya juga sudah ada di UU PM Dalam pasal 15
huruf b disebutkan, setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung
jawab sosial perusahaan. Jika tidak, maka dapat dikenai sanksi mulai dari
peringatan tertulis, pembatasan kegiatan usaha, pembekuan kegiatan usaha dan
atau fasilitas penanaman modal, atau pencabutan kegiatan usaha dan atau fasilitas
penanaman modal (pasal 34 ayat 1 UU PM).
Dengan adanya ketentuan ini menimbulkan ketakutan sendiri bagi
kalangan perusahaan, hal ini menimbulkan pro dan kontra yang berkaitan dengan
kewajiban perusahaan dalam menjalankan program CSR. Pikiran-pikiran yang
menyatakan kontra terhadap pengaturan CSR menjadi sebuah kewajiban,
disinyalir dapat menghambat iklim investasi baik bagi perseroan yang sudah ada
maupun yang akan masuk ke Indonesia. Namun, bagi sebagian perusahaan yang
pro dengan adanya program CSR ini memberikan banyak keuntungan bagi
perusahaan.
Menurut Wibisono (2007) perusahaan memperoleh beberapa keuntungan
karena menerapkan tanggung jawab sosialnya antara lain: untuk mempertahankan
dan mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan, layak mendapatkan ijin
untuk beroperasi (social license to operate), mereduksi resiko bisnis perusahaan,
melebarkan akses ke sumberdaya, membentangkan akses menuju market,
mereduksi biaya, memperbaiki hubungan dengan stakeholders, memperbaiki
hubungan dengan regulator, dan meningkatkan semangat dan produktifitas
9
karyawan. Menurut Gloutie dalam Zuhroh (2003) tema-tema yang diungkapkan
dalam wacana akuntansi tanggung jawab sosial adalah:
1. Kemasyarakatan, tema ini mencakup aktivitas kemasyarakatan yang
diikuti oleh perusahaan, misalnya aktivitas yang terkait dengan kesehatan,
pendidikan, dan seni, serta pengungkapan aktivitas kemasyarakatan
lainnya.
2. Ketenagakerjaan, tema ini meliputi dampak aktivitas perusahaan pada
orang- orang dalam perusahaan tersebut. Aktivitas tersebut meliputi
rekrutmen, program pelatihan, gaji dan tunjangan, mutasi dan promosi,
dan lainnya.
3. Produk dan konsumen, tema ini melibatkan aspek kualitatif suatu produk
atau jasa, antara lain kegunaan, durability, pelayanan, kepuasan
pelanggan, kejujuran dalam iklan, kejelasan atau kelengkapan isi pada
kemasan, dan lainnya.
4. Lingkungan hidup, tema ini meliputi aspek lingkungan dari proses
produksi, yang meliputi pengendalian polusi dalam menjalankan operasi
bisnis, pencegahan dan perbaikan kerusakan lingkungan akibat
pemrosesan sumberdaya alam dan konversi sumber daya alam.
Menurut Harahap (2002), keterlibatan sosial yang dilakukan oleh
perusahaan berdasarkan keadaan di negara Indonesia, yaitu:
1. Lingkungan hidup, antara lain: pengawasan terhadap efek polusi,
perbaikan pengrusakan alam, konservasi alam, keindahan lingkungan,
pengurangan polusi suara, penggunaan tanah, pengelolaan sampah dan air
limbah, riset dan pengembangan lingkungan, kerjasama dengan energi,
yaitu antara lain: konservasi dan penghematan energi yang dilakukan oleh
perusahaan dalam aktivitasnya.
2. Sumberdaya manusia dan pendidikan, antara lain: keamanan dan
kesehatan karyawan, pendidikan karyawan, kebutuhan keluarga dan
rekreasi karyawan, menambah dan memperluas hak-hak karyawan, usaha
untuk mendorong partisipasi, perbaikan pensiun, beasiswa, bantuan pada
sekolah, pendirian sekolah, membantu pendidikan tinggi, riset dan
10
pengembangan, pengangkatan pegawai dari kelompok miskin, dan
peningkatan karir karyawan.
3. Praktik bisnis yang jujur, antara lain: memperhatikan hak-hak karyawan
wanita, jujur dalam iklan, kredit, service, produk, jaminan, mengontrol
kualitas produk, pemerintah, universitas, dan pembangunan lokasi
rekreasi.
4. Membantu masyarakat lingkungan, antara lain: memanfaatkan tenaga ahli
perusahaan dalam mengatasi masalah sosial di lingkungannya, tidak
campur tangan dalam struktur masyarakat, membangun klinik kesehatan,
sekolah, rumah ibadah, perbaikan desa atau kota, sumbangan kegiatan
sosial masyarakat, perbaikan perumahan desa, bantuan dana, perbaikan
sarana pengangkutan pasar
5. Kegiatan seni dan kebudayaan, antara lain: membantu lembaga seni dan
budaya, sponsor kegiatan seni dan budaya, penggunaan seni dan budaya
dalam iklan, merekrut tenaga yang berbakat dalam seni dan olahraga.
6. Hubungan dengan pemegang saham, antara lain: sifat keterbukaan direksi
pada semua persero, peningkatan pengungkapan informasi dalam laporan
keuangan, pengungkapan keterlibatan perusahaan dalam kegiatan sosial.
7. Hubungan dengan pemerintah, antara lain: menaati peraturan pemerintah,
membatasi kegiatan lobbying, mengontrol kegiatan politik perusahaan,
membantu lembaga pemerintah sesuai dengan kemampuan perusahaan,
membantu secara umum.
8. Peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat, membantu proyek dan
kebijakan pemerintah, meningkatkan produktivitas sektor informal,
pengembangan dan inovasi manajemen..
Model atau pola CSR yang umum diterapkan oleh perusahaan-perusahaan
di Indonesia (Said dan Abidin, 2004) sebagai berikut:
1. Keterlibatan langsung, perusahaan menjalankan program CSR secara
langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau
menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Untuk
menjalankan tugas ini, perusahaan biasanya menugaskan salah satu
11
pejabat seniornya, seperti corporate secretary atau public affair manager
atau menjadi bagian dari tugas pejabat public relation.
2. Melalui yayasan atau organisasi sosial milik perusahaan, perusahaan
mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau grupnya. Model ini
merupakan adopsi yang lazim dilakukan di negara maju. Disini perusahaan
menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan
untuk operasional yayasan.
3. Bermitra dengan pihak lain, perusahaan menyelenggarakan CSR melalui
kerjasama dengan lembaga atau organisasi non pemerintah, instansi
pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam mengelola dana
maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya.
4. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorium, perusahaan turut
mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang
didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Pihak konsorium yang dipercaya
oleh perusahaan-perusahaan yang mendukungnya akan secara proaktif
mencari kerjasama dari berbagai kalangan dan kemudian mengembangkan
program yang telah disepakati.
2.2 Konsep dan Sistem Pertanian Padi
A.T Mosher (1984) mengartikan pertanian adalah sejenis proses produksi
khas yang didasarkan atas proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Kegiatan-
Kegiatan produksi di dalam setiap usahatani merupakan suatu bagian usaha,
dimana biaya dan penerimaan adalah penting. Tumbuhan merupakan pabrik
pertanian yang primer, mengambil gas karbondioksida dari udara melaui daunnya,
diambilnya air dan hara kimia dari dalam tanah melalui akarnya. Dari bahan-
bahan ini, dengan menggunakan sinar matahari, ia membuat biji, buah, serat, dan
minyak yang dapat digunakan oleh manusia. Pertumbuhan tumbuhan dan hewan
liar berlangsung di alam tanpa campur tangan manusia. Beribu-ribu macam
tumbuhan di berbagai bagian dunia telah mengalami evolusi sepanjang masa
sebagai reaksi terhadap adanya perbedaan dalam penyinaran matahari, suhu,
jumlah air, atau kelembaban yang tersedia serta sifat tanah. Tiap jenis tumbuhan
menghendaki syarat-syarat tersendiri terutama tumbuhnya pada musim tertentu.
12
Tumbuhan yang tumbuh di suatu daerah menentukan jenis-jenis hewan apakah
yang hidup di daerah tersebut. Sektor pertanian sangat penting bagi
perkembangan perekonomian Indonesia, baik sebagai sumber bahan makanan,
sumber bahan mentah untuk industri, lapangan kerja bagi sebagian besar
penduduk Indonesia, sumber devisa, serta sebagai pasar barang dan jasa bagi hasil
produksi sektor-sektor lain. Sebagian besar penduduk Indonesia hidup dan
tergantung dari sektor pertanian dan mewakili golongan terbesar penduduk
Indonesia berpenghasilan rendah (Banoewidjojo, 1983).
Usahatani adalah ilmu yang mempelajari cara-cara menentukan,
mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi
seefektif dan seefesien mungkin sehingga produksi pertanian menghasilkan
pendapatan petani yang lebih besar. Usahatani adalah kegiatan mengorganisasikan
atau mengelola aset dan cara dalam pertanian. Usahatani juga dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan yang mengorganisasi sarana produksi pertanian dan
teknologi dalam suatu usaha yang menyangkut bidang pertanian (Moehar, 2001).
Padi (oryza sativa) adalah bahan baku pangan pokok yang vital bagi
rakyat Indonesia. Menanam padi sawah sudah mendarah daging bagi sebagian
besar petani di Indonesia. Mulanya kegiatan ini banyak diusahakan di pulau Jawa.
Namun, saat ini hampir seluruh daerah di Indonesia sudah tidak asing lagi dengan
kegiatan menanam padi di sawah. Sistem penanaman padi di sawah biasanya
didahului oleh pengolahan tanah secara sempurna seraya petani melakukan
persemaian. Mula-mula sawah dibajak, pembajakan dapat dilakukan dengan
mesin, kerbau atau melalui pencangkulan oleh manusia. Setelah dibajak, tanah
dibiarkan selama 2-3 hari. Namun di beberapa tempat, tanah dapat dibiarkan
sampai 15 hari. Selanjutnya tanah dilumpurkan dengan cara dibajak lagi untuk
kedua kalinya atau bahkan ketiga kalinya 3-5 hari menjelang tanam. Setelah itu
bibit hasil semaian ditanam dengan cara pengolahan sawah seperti di atas (yang
sering disebut pengolahan tanah sempurna, intensif atau konvensional) banyak
kelemahan yang timbul penggunaan air di sawah amatlah boros. Padahal
ketersediaan air semakin terbatas. Selain itu pembajakan dan pelumpuran tanah
yang biasa dilakukan oleh petani ternyata menyebabkan banyak butir-butir tanah
13
halus dan unsur hara terbawa air irigasi. Hal ini kurang baik dari segi konservasi
lingkungan (Muhajir, 1990).
2.3 Konsep Biaya
Menurut Kuswadi, 2007 biaya adalah semua pengeluaran untuk
mendapatkan barang dan jasa dari pihak ketiga. Hal ini senada juga dikemukakan
oleh Mulyadi (2007) bahwa biaya adalah pengorbanan yang diukur dengan satuan
uang yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Kusnadi (2006) biaya adalah
manfaat yang dikorbankan dalam rangka memperoleh barang dan jasa. Manfaat
(barang dan jasa) yang dikorbankan diukur dalam rupiah melalui pengurangan
aktiva atas pembebanan utang pada saat manfaat itu diterima. Berdasarkan
pendapat diatas dapat dikatakan bahwa biaya adalah pengorbanan yang
dikeluarkan saat sekarang dan diharapkan dapat memperoleh hasil tertentu pada
masa yang akan datang.
Macam-macam biaya diantaranya biaya investasi, biaya operasi dan
pemeliharaan, biaya tetap, biaya variabel, biaya marjinal, biaya langsung, biaya
tidak langsung, biaya satuan, biaya total, biaya berulang, biaya tidak berulang,
biaya hangus, biaya terbenam. Biaya investasi adalah seluruh biaya yang
dikeluarkan oleh entitas investor dalam perolehan suatu investasi misalnya komisi
broker, jasa bank, biaya legal, dan pungutan lainnya dari pasar modal. Biaya
operasi dan pemeliharaan adalah biaya yang dikeluarkan oleh transporter untuk
pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas, contoh biaya penyusutan, biaya
pemasaran. Biaya tetap adalah biaya yang secara total tidak mengalami
perubahan, walaupun ada perubahan volume produksi atau penjualan (dalam batas
tertentu). Artinya kita menganggap biaya tetap konstan sampai kapasitas tertentu
saja, biasanya kapasitas produksi yang dimiliki. Namun, untuk kapasitas produksi
bertambah, biaya tetap juga menjadi lain. Contoh biaya tetap adalah gaji,
penyusutan aktiva tetap, bunga, sewa atau biaya kantor dan biaya tetap lainnya.
Biaya variabel adalah biaya yang secara total berubah-ubah sesuai dengan volume
produksi atau penjualan. Artinya asumsi kita biaya variabel berubah-ubah secara
sebanding atau proporsional dengan perubahan volume produksi atau penjualan.
Dalam hal ini sulit terjadi dalam praktiknya karena dalam penjualan jumlah besar
14
akan ada potongan-potongan tertentu baik yang diterima maupun diberikan
perusahaan. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku, upah buruh
langsung, dan komisi penjualan biaya variabel lainnya. Biaya marginal adalah
biaya tambahan yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu unit tambahan
produk. Contoh pembelian mesin, bangunan, dan lain-lain. Biaya langsung adalah
biaya-biaya yang secara langsung dibayarkan terkait dengan pengadaan
sumberdaya dan pelaksanaan setiap kegiatan yang tercantum dalam pay item
kontrak. Biaya tidak langsung adalah segala biaya yang terkait dengan
penyelenggaraan proyek dan tidak bisa dibebankan secara langsung. Contohnya
biaya lapangan umum, gaji pelaksana, biaya administrasi. Biaya satuan adalah
biaya yang dihitung untuk satu-satuan produk pelayanan, diperoleh dengan cara
membagi biaya total (TC) dengan jumlah atau kuantitas output atau total output
2.4 Penerimaan
Penerimaan pada dasarnya dibedakan menjadi dua jenis yaitu penerimaan
bersih dan penerimaan kotor. Penerimaan kotor adalah penerimaan yang berasal
dari penjualan hasil produksi yaitu dengan cara harga jual dikalikan hasil
produksi usaha. Sementara penerimaan bersih adalah penerimaan yang berasal
dari penjualan hasil produksi setelah dikurangi dengan biaya total usaha. Konsep-
Konsep penerimaan terdiri dari total penerimaan, penerimaan rata-rata dan
penerimaan marjinal. Total penerimaan adalah penerimaan total produsen dari
hasil penjualan output dikalikan dengan harganya. Penerimaan rata-rata adalah
penerimaan produsen per unit output yang dijual. Penerimaan marjinal adalah
kenaikan dari penerimaan total yang disebabkan oleh tambahan penjualan satu
unit output. Dalam proses pertanian tentunya mengharapkan penerimaan yang
besar terhadap usahataninya, terlebih usahatani padi. Usahatani padi merupakan
salah satu usaha yang banyak dilakukan oleh sebagian masyarakat Indonesia,
namun belum memberikan penerimaan yang sangat menjanjikan.
2.5 Hasil Penelitian terdahulu
Penelitian terdahulu mengenai analisis pendapatan yang dilakukan oleh
Sanjaya (2010) mengenai analisis manfaat ekonomi limbah ternak sapi perah,
kasus kelompok ternak sapi perah mekar jaya desa Cipayung Girang Kecamatan
15
Megamendung Kabupaten Bogor. Salah satu lokasi usaha ternak yang cukup
berkembang dan sudah melaksanakan pengolahan limbah ternak secara terpadu di
kabupaten Bogor adalah desa Cipayung Girang Kecamatan Megamendung
Kabupaten Bogor. Sebagian peternak yang mendapatkan bantuan dari pemerintah
berupa instalasi Biogas telah melakukan pengolahan limbah ternak menjadi
biogas dan pupuk organik. Hal tersebut menyebabkan perlu adanya analisis
pendapatan dan pengeluaran rumah tangga peternak akibat adanya pemanfaatan
limbah ternak sapi perah. Analisis pendapatan dan pengeluaran tersebut dilakukan
dengan mencatat seluruh penerimaan dan biaya dalam usaha ternak dan kebutuhan
sehari-hari bagi peternak yang memanfaatkan limbah dan dibandingkan dengan
peternak yang tidak memanfaatkan limbah, sehingga terdapat manfaat ekonomi
dari pemanfaaatan limbah ternak yang dapat dilihat dari peningkatan penerimaan
yang diperoleh dan penghematan biaya yang dikeluarkan oleh peternak dalam
menjalankan usahanya dan kegiatan sehari-hari.
Pemanfaatan limbah ternak sapi perah oleh kelompok ternak sapi perah
mekar jaya memberikan manfaat ekonomi. Pemanfaatan limbah ternak sapi perah
telah meningkatkan penerimaan peternak dalam menjalankan usahanya.
Peningkatan tersebut rata-rata sebesar Rp2.5 juta. Kontribusi limbah terhadap
penerimaan usaha ternak rata-rata sebesar 6.56% dan 24.81% dari total
pendapatan usaha ternak sapi perah. Pemanfaatan limbah ternak sapi perah telah
menghemat biaya sebesar Rp455 000.00 dalam sekali panen. Manfaat ekonomi
limbah ternak sapi perah dapat menghemat pengeluaran peternak dalam usaha tani
padi, yaitu sebesar Rp910 000.00/tahun. Pemanfaatan limbah ternak sapi perah
telah menghemat pengeluaran rumah tangga, khususnya dari segi penggunaan
bahan bakar gas elpiji sebesar Rp599 333.00/tahun.
Selain itu ada juga penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wulandari
(2010) dengan Judul Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Organik
Dengan Padi Anorganik (Kasus: Kelurahan Sindang Barang dan Situ Gede,
Kecamatan Bogor Barat). Hasil penelitian menunjukan bahwa biaya per hektar per
musim tanam yang dikeluarkan oleh usahatani padi organik lebih besar
dibandingkan anorganik. Apabila dilihat dari status pengusahaan lahan yang
terdiri dari petani penggarap dan pemilik, maka biaya yang dikeluarkan petani
16
penggarap per hektar dan per kilogram output per musim tanam lebih besar
dibandingkan petani pemilik. Hal ini karena petani pemilik tidak mengeluarkan
biaya sewa lahan yang berupa bagi hasil ke pemilik tanah. Biaya total per hektar
dan per kg output per musim tanam yang dikeluarkan petani penggarap usahatani
padi organik lebih besar dibandingkan anorganik, namun dari sisi petani pemilik
sebaliknya, komponen biaya tunai petani penggarap usahatani padi organik dan
padi anorganik yang memiliki nilai tertinggi adalah bagi hasil (sewa lahan),
sedangkan komponen biaya tunai petani pemilik usahatani padi organik dan
anorganik yang memiliki nilai tertinggi adalah biaya tenaga kerja luar keluarga
untuk penanaman sampai pemanenan. Pendapatan atas biaya tunai dan biaya total
usahatani organik lebih besar dibandingkan anorganik. Hal ini disebabkan
produktifitas dan harga gabah kering panen (GKP) organik lebih besar
dibandingkan anorganik. Apabila dibedakan antara petani penggarap dan petani
pemilik, maka pendapatan atas biaya tunai dan biaya total yang diterima petani
pemilik usahatani padi organik dan anorganik lebih besar dibandingkan petani
penggarap. Usahatani yang dijalankan petani padi organik dan anorganik sama-
sama menguntungkan, namun jika dilihat dari nilai R-C rasionya maka usahatani
padi organik lebih menguntungkan dibandingkan usahatani padi anorganik.
17
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini berisi teori-teori yang
dipakai dalam penelitian ini. Teori-Teori ini menjadi landasan untuk menjawab
tujuan-tujuan penelitian.
3.1.1 Konsep Program CSR CGS
Chevron Geothermal Salak, Ltd (CGS) memiliki beberapa macam
program CSR yang terbagi dalam berbagai macam bidang, yaitu, bidang
kesehatan, pendidikan, ekonomi, lingkungan, infrastruktur, dan komunikasi.
Masing-masing bidang memiliki tujuan dan manfaat yang berbeda-beda. Namun
dalam hal ini bidang program CSR yang dijadikan fokus penelitian adalah bidang
ekonomi yang berkaitan dengan pertanian padi di Kecamatan Pamijahan. Program
ini tidak lain diharapkan dapat meningkatkan pengembangan ekonomi
masyarakat, terutama masyarakat petani.
Terdapat beberapa manfaat yang ditawarkan dalam program CSR CGS,
yaitu (1) peningkatan skill masyarakat melalui pelatihan/kursus untuk usahatani
dan usaha kecil menengah (UKM), (2) membantu meningkatkan produktifitas, (3)
terciptanya pembangunan ekonomi masyarakat yang berkelanjutan, (4) membantu
akses modal untuk mendukung pengembangan ekonomi masyarakat, (5)
meningkatkan kemandirian masyarakat untuk pengembangan ekonomi (Annual
Report CGS, 2007 dalam Fredian, 2009)
3.1.2 Konsep Usahatani Padi
Pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-
sumber daya untuk memperoleh keuntungan atau manfaat. Pertanian mempelajari
konsep-konsep tentang usahatani secara menyeluruh. Usahatani mempelajari
seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk
tujuan memperoleh keuntungan pada waktu tertentu. Disebut efektif jika petani
(produsen) dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki dengan sebaik-
baiknya, serta dikatakan efisien apabila pemanfaatan sumberdaya tersebut
menghasilkan output yang melebihi input (Soekartawi, 2002). Pengenalan atas
faktor-faktor produksi yang dikuasai dalam suatu usahatani padi sawah terutama
18
menyangkut pemilihan dan penguasaan terhadap faktor-faktor tersebut oleh
petani, hal ini sangat penting karena menyangkut hal-hal positif dan negatif yang
perlu menjadi pertimbangan dalam perencanaan usahatani padi sawah.
Usahatani padi sawah terdapat empat unsur pokok yang disebut sebagai
faktor-faktor produksi, yaitu:
1. Tanah
Tanah atau lahan sebagai unsur pokok usahatani padi sawah dan
merupakan faktor produksi yang relatif langka dibandingkan dengan yang
lain serta distribusi penguasaannya di masyarakat tidak merata. Tanah juga
dapat sebagai ukuran usahatani dan berdasarkan ukuran pemilikan tanah
petani dapat digolongkan dalam empat golongan petani:
a. Petani Luas, dengan luas garapan lebih dari 2 hektar
b. Petani Luas, dengan luas garapan lebih dari 2 hektar
c. Petani sedang, dengan luas garapan 0.5-2 Hektar
d. Petani sempit dengan luas garapan kurang dari 0.5 hektar
e. Buruh tani
Dari perbedaan golongan berdasarkan luas tanah akan berpengaruh
terhadap sumber dan distribusi pendapatan
2. Tenaga Kerja
Tenaga kerja dalam usahatani padi sawah dibedakan kedalam tiga
jenis tenaga kerja yaitu tenaga kerja manusia, ternak, dan mesin. Untuk
tenaga kerja manusia masih dibedakan atas tenaga kerja pria dan tenaga
kerja wanita. Tenaga kerja dalam usahatani padi sawah dapat diperoleh
dari dalam keluarga dan dari luar keluarga.
3. Modal
Modal sebagai unsur pokok usahatani dalam pengertian ekonomi
modal adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor produksi, tanah,
tenaga kerja, serta pengelolaan menghasilkan barang-barang baru yang
disebut produksi pertanian. Sumber-sumber pemasukan modal dapat
dibedakan:
a. Modal dari luar usahatani padi sawah
19
1) Modal sendiri yaitu modal yang berasal dari peserta pelaksana
usahatani padi sawah.
2) Modal asing yaitu modal yang diperoleh dari pinjaman yang
berasal dari kredit bank, lembaga keuangan baik swasta maupun
perorangan.
b. Modal dari dalam usahatani padi sawah.
1) Modal internal yaitu modal yang diperoleh dari laba yang belum
dibagikan.
2) Modal insentif yaitu modal yang diperoleh dari pengumpulan dana
penyusutan aktiva tetap.
Berdasarkan sumber pembentukan modal, modal dapat dibedakan
berdasarkan sumber modal, yaitu milik sendiri, pinjaman, warisan, usaha
lain dan sewa kontrak.
4. Pengelolaan
Pengelolaan usahatani padi sawah adalah kemampuan petani
menentukan, mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang dikuasainya
dengan sebaik-baiknya dan mampu memberikan produksi pertanian
sebagaimana yang diharapkan, ukuran dari keberhasilan dari pengelolaan
itu adalah: produktifitas dari setiap faktor maupun produktifitas dari
usahataninya.
3.1.3 Konsep Pendapatan Usahatani
Konsep pendapatan usahatani dapat dilihat dari total penerimaan dan total
biaya. Penerimaan dan biaya dapat dilihat dari biaya atau penerimaan tunai dan
non tunai. Menurut Soekartawi (2002), pendapatan usaha tani adalah total
penerimaan dari usaha tani dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan dalam
usaha tani tersebut.
Π = TR-TC
Keterangan: π = Pendapatan Usaha tani (Rupiah/Ha)
TR= Penerimaan usaha tani (Rupiah/Ha)
TC= Biaya usaha tani (Rupiah/Ha)
20
3.1.4 Biaya Usahatani
Dalam analisis proyek, tujuan-tujuan analisis harus disertai dengan
definisi-definisi mengenai biaya-biaya dan manfaat-manfaat. Secara sederhana
suatu biaya adalah segala sesuatu yang mengurangi suatu tujuan, dan suatu
manfaat adalah adalah segala sesuatu yang membantu tujuan. Akan tetapi,
masalah akibat penyederhanaan tersebut adalah setiap orang yang terlibat dalam
suatu proyek mempunyai banyak tujuan. Bagi seorang petani, tujuan pokok dalam
penyertaannya adalah mengusahakan seluruh keluarganya agar dapat hidup terus,
dia juga mungkin menginginkan anak-anaknya menjadi terpelajar (Gittinger,
2008). Biaya usahatani adalah biaya yang dikeluarkan oleh seorang petani dalam
proses produksi. Dalam hal ini biaya diklasifikasikan ke dalam biaya tunai (biaya
riil yang dikeluarkan) dan biaya tidak tunai (diperhitungkan).
3.1.5 Rasio Penerimaan dan Biaya (R-C Rasio)
R-C Rasio atau Return Cost Ratio adalah perbandingan antara penerimaan
dan biaya (Soekartawi, 1995). Alat analisis ini digunakan untuk mengetahui
seberapa besar rupiah penerimaan yang didapatkan dengan mengeluarkan setiap
rupiah biaya pada kegiatan usahatani tersebut. Nilai R/C yang besar menunjukan
semakin besar pula penerimaan usahatani yang akan diperoleh untuk setiap rupiah
yang dikeluarkan usahatani tersebut atau usahatani tersebut layak untuk
diusahakan.
Usahatani dikatakan layak atau menguntungkan apabila nilai R/C lebih
dari satu, artinya setiap tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan
tambahan penerimaan yang lebih besar dibandingkan tambahan biaya, usahatani
tidak menguntungkan apabila nilai R/C kurang dari satu yang artinya setiap
tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan yang
lebih kecil dibandingkan tambahan biaya, dan usahatani dikatakan berada pada
keuntungan normal apabila nilai R/C sama dengan nol, artinya setiap tambahan
biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan yang nilainya
sama dengan tambahan biaya.
21
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Petani menjadi salah satu inti dalam proses sistem pertanian, sehingga
semua kegiatan dalam pertanian bertumpu kepada petani. Peran petani dalam
kelompok usahatani di kecamatan pamijahan ini menghasilkan produk pertanian
padi. Penelitian ini bermaksud untuk mengidentifikasi bentuk pelaksanaan
program CSR CGS bidang ekonomi, mengidentifikasi manfaat program CSR
CGS bidang ekonomi, dan mengidentifikasi struktur biaya usahatani padi sebelum
menerima program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS, serta
mengidentifikasi perbandingan pendapatan usahatani padi sebelum menerima
program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS. Untuk lebih
jelasnya, kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat
pada gambar 1.
22
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional
Program CSR Bidang Ekonomi
Program Corporate Social Responsibility Chevron
Geothermal Salak, Ltd.
Desa Ciasmara, Cibunian, Ciasihan, dan Purwa
bakti. Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor,
Propinsi Jawa Barat
Jenis Pelayanan atau
Pendampingan
Program
MetodeSurvey
dan Analisis
Kuantitatif
Metode Survey
dan Analisis
Kuantitatif
Identifikasi Program
Identifikasi Struktur
Biaya
Identifikasi
Perbandingan
Pendapatan
Petani Padi Sebelum
Menerima Program
Petani Padi Setelah
Menerima Program
Implementasi Program CSR CGS
23
IV METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di empat desa yang berbeda diantaranya Desa
Ciasmara, Ciasihan, Cibunian, dan Purwabakti, Kecamatan Pamijahan Kabupaten
Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (Purposive) dengan
memperhatikan bahwa keempat desa ini adalah desa-desa binaan Chevron
Geothermal Salak, Ltd (CGS). Penelitian ini dilakukan terhitung pada bulan Juni
2012-Juni 2014.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh melalui wawancara secara langsung berupa daftar pertanyaan
atau kuesioner. Data sekunder didapat dari instansi terkait, diantaranya Chevron
Geothermal Salak, Ltd (CGS), Kecamatan Pamijahan, Desa Ciasmara, Cibunian,
Ciasihan, dan Purwabakti, maupun studi pustaka lainnya, buku, skripsi, jurnal,
dan media elektronik seperti internet.
4.3 Metode Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel pada responden petani dalam penelitian ini dilakukan
secara sensus untuk petani padi penerima program CSR CGS. Jumlah sampel
petani padi penerima program CSR CGS pada 4 desa yang berbeda adalah 30
orang. Pengambilan sampel yang dilakukan untuk petani penerima program CSR
CGS yang dilakukan secara sensus, karena jumlah petani yang mendapatkan
program CSR CGS dan tergolong aktif pada empat desa yang berbeda tersebut
berjumlah 30 orang. Sampel yang berjumlah dari 30 orang tersebut terdiri dari 7
orang petani dari Desa Ciasmara, 7 orang petani dari Desa Ciasihan, 8 orang
petani dari Desa Cibunian, dan 8 orang petani dari Desa Purwabakti. Pengambilan
sampel dilakukan secara purposive (tertuju) dengan melihat bahwa sampel petani
merupakan petani yang mendapatkan program CSR CGS.
24
4.4 Metode Pengolahan data dan Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif
dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis struktur
biaya dan pendapatan usahatani padi sebelum menerima program CSR CGS dan
setelah menerima program CSR CGS petani Desa Ciasmara, Cibunian, Ciasihan,
dan Purwabakti dengan menggunakan bantuan program computer Microsoft Excel
2007. Analisis kualitatif digambarkan secara deskriptif untuk menggambarkan
bentuk program dan manfaat-manfaat program yang dirasakan petani terhadap
pengembangan usahatani padi. Metode penelitian yang digunakan untuk
menjawab tujuan-tujuan penelitian tersedia pada tabel 1:
Tabel 1 Matriks Metode Penelitian
No
Tujuan Penelitian
Jenis dan
Sumber data
Metode
Pengumpulan
Data
Metode
Analisis Data
1 Mengidentifikasi bentuk
pelaksanaan program CSR
Chevron Geothermal Salak,
Ltd (CGS) bidang ekonomi
Kecamatan Pamijahan.
-Data Primer
-Data
Sekunder
Wawancara
dengan Petani
padi penerima
program CSR
dan Kepala
CSR Chevron.
Analisis
Deskriptif.
2 Mengidentifikasi manfaat
program CSR Chevron
Geothermal Salak, Ltd
(CGS) bidang ekonomi
terhadap pengembangan
usahatani padi di
Kecamatan Pamijahan.
-Data Primer
-Data
Sekunder
Wawancara
dengan petani
padi penerima
program CSR
CGS.
Analisis
Deskriptif.
3 Mengidentifikasi struktur
biaya usahatani padi yang
dikeluarkan oleh petani
sebelum dan setelah
menerima program CSR
Chevron Geothermal Salak,
Ltd (CGS).
-Data Primer
-Data
Sekunder
Wawancara
dengan petani
padi penerima
program CSR
CGS.
Analisis
Kuantatif
4 Mengidentifikasi
Pendapatan usahatani padi
yang diterima petani
sebelum dan setelah
menerima program CSR
Chevron Geothermal Salak,
Ltd (CGS).
-Data Primer
-Data
Sekunder
Wawancara
dengan petani
padi penerima
program CSR.
Analisis
Kuantitatif
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
25
4.4.1 Konsep Struktur Biaya
Biaya-biaya dalam konsep struktur biaya dapat dikelompokan kedalam
biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap dan biaya variabel ini termasuk
kedalam biaya tunai, biaya tunai adalah biaya yang dikeluarkan secara tunai untuk
keperluan usahataninya seperti sewa traktor, sewa kerbau, pajak untuk tanah
pemilik, benih, pupuk, pestisida, tenaga kerja luar keluarga, bagi hasil untuk
petani penggarap. Biaya lainnya yang termasuk kedalam pembiayaan usahatani
padi adalah biaya tidak tunai, biaya tidak tunai adalah biaya yang diperhitungkan
dalam kegiatan usahataninya seperti biaya penyusutan, dan biaya tenaga kerja
dalam keluarga.
4.4.2 Analisis Pendapatan Usahatani Pertanian Padi
Analisis pendapatan dapat kita lihat dari total penerimaan dengan total
biaya. Penerimaan dapat dilihat pula dari penerimaan tunai dan non tunai. Begitu
pula dengan biaya yang dapat kita lihat dari biaya tunai dan non tunai. Pendapatan
usahatani pertanian padi adalah total penerimaan dari usahatani dikurangi dengan
total biaya yang dikeluarkan dalam usahatani pertanian tersebut. Pendapatan dari
usahatani adalah total penerimaan yang berasal dari nilai penjualan hasil ditambah
dari hasil-hasil yang dipergunakan sendiri dikurangi dengan total nilai
pengeluaran yang terdiri dari: pengeluaran untuk input (benih, pupuk, pestisida,
obat-obatan), pengeluaran untuk upah tenaga kerja dari luar keluarga, pengeluaran
pajak dan lain-lain (Hernanto, 1993). Menurut Soekartawi (2002) Pendapatan
usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya sehingga dapat dirulis
dengan rumus:
Π= TR-TC
Keterangan: π= Pendapatan usaha tani pertanian padi(Rp)
TR= Total penerimaan usaha tani pertanian padi(Rp)
TC= Total biaya usahatani pertanian padi(Rp)
Penerimaan usaha tani adalah perkalian antara jumlah produksi dengan
harga jual (Soekartawi, 1995). Adapun persamaan dari total penerimaaan adalah
sebagai berikut:
TR= P x Q
keterangan: TR= Total penerimaan(Rp/Ha)
26
Q= Produksi yang diperoleh dalam suatu usaha tani(Kg/Panen)
P= Harga Jual produksi per unit (Rp/Kg)
Menurut Soekartawi (1995), biaya total Usahatani merupakan
penjumlahan biaya variabel dan biaya tetap. Adapun persamaan dari rumus biaya
total adalah sebagai berikut:
TC=TFC+TVC
Keterangan: TC= Total biaya(Rp/Unit)
TFC= Total biaya tetap(Rp/Unit)
TVC= Total biaya variabel(Rp/Unit)
4.4.3 Analisis Return Cost Ratio
Analisis return cost (R-C) rasio adalah perbandingan antara penerimaan
dan biaya. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui apakah usahatani pertanian
padi yang merupakan salah satu program CSR Chevron menguntungkan atau
tidak.
Nilai R-C rasio yang diperoleh lebih dari satu, maka usahatani pertanian
padi tersebut dapat dikatakan menguntungkan, apabila nilai R-C yang diperoleh
kurang dari satu, maka usaha tani pertanian padi tersebut dapat dikatakan tidak
menguntungkan sedangkan nilai R-C rasio yang diperoleh sama dengan satu,
maka usaha tani tersebut impas. Nilai R/C adalah singkatan dari return cost ratio,
atau dikenal sebagai perbandingan atau nisbah antara penerimaan dan biaya.
Secara matematik hal ini dituliskan:
R-C Rasio = Jumlah Penerimaan (Rp/Ha)/Jumlah Biaya (Rp/Ha)
(Soekartawi, 2002)
27
V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Desa Ciasmara, Cibunian, Ciasihan, dan Purwabakti merupakan desa yang
terdapat di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor dengan topografi wilayah
desa 60% berombak, 20% berombak sampai berbukit, dan 20% berbukit sampai
bergunung. Desa-Desa ini memiliki prasarana umum meliputi prasarana
pemerintahan desa, sarana pengairan, alat transportasi, angkutan dan komunikasi,
jalan dan jembatan, sarana perekonomian dan sosial budaya. Prasarana pengairan
yang terdapat di desa ini berupa dua buah air terjun dan dua buah sungai. Adapun
alat transportasi meliputi 20 unit angkot, 30 unit ojeg, dan 125 sepeda, Ekologi
desa-desa ini sangat terkait dengan ekologi pegunungan dengan lingkungan
pertaniannya yang demikian subur, dan udara yang sejuk baik di pagi hari maupun
di malam hari.
Gambar 2 Kondisi wilayah pertanian padi Kecamatan Pamijahan, 2012
Mata air yang berada di desa-desa ini berbual-bual dengan air yang jernih
merupakan penyebab ekologi sawah dan ekologi tegalan menghijau subur
sepanjang musim. Aliran air ini digunakan penduduk desa untuk mengairi
pesawahan, tanaman palawija, dan digunakan sebagai air untuk mandi dan
28
mencuci. Selain itu juga dimanfatkan sebagai sistem pengairan kolam-kolam
perikanan air deras. Mata air digunakan masyarakat sebagai sumber air bersih
untuk keperluan memasak dan air minum. Sistem pertanian utama di desa
didominasi sistem bersawah dengan tanaman padi sebagai tanaman utama yang
ditanam penduduk desa setiap satu musim tanam. Tanaman palawija juga ditanam
oleh beberapa petani disekitar sawahnya. Pada pertanian padi para petani di desa
menggunakan benih Ciherang, IR 64, Memberango, dan Situ Bagendit.
Pengaturan sistem irigasi lahan pertanian dilakukan oleh ulu-ulu yaitu petugas
yang mengurus irigasi pesawahan. Irigasi dilakukan secara adil untuk semua
petani di desa-desa. Gambaran umum lokasi penelitian dapat diklasifikasikan pada
beberapa karakteristik yaitu luas lahan dari masing-masing desa, keadaan jumlah
penduduk, dan mata pencaharian-mata pencaharian yang menjadi pusat atau
dominan masyarakat petani padi di Kecamatan Pamijahan. Gambaran umum
lokasi penelitian dapat dilihat pada tabel yang secara menyeluruh disajikan dalam
Tabel 2.
Tabel 2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Pamijahan Tahun 2012
No Karakteristik Nama Desa
Cibunian Purwabakti Ciasmara Ciasihan
1 Luas Lahan (Ha) 1 258 1 662 625 250 663 274
2 Jumlah Penduduk (Jiwa) 15 027 7 623 7 534 10 155
3 Mata pencaharian
a.Buruh Tani.(Orang) 683 538 317 743
b.Petani Pemilik.(Orang) 527 781 737 497
c.Pedagang (Orang) 210 747 141 747
d.Swasta (Orang) 152 432 46 348
e.Buruh Pabrik (Orang) 204 312 138 -
f.Lain-Lain (Orang) 426 301 374 713
4 Tingkat Pendidikan.
a.TidakTamat
SD/Sederajat (orang)
2 103 334 2 193 5 079
b.Tamat SD (orang) 2 564 1 035 2 279 2 595
c.Tamat SLTP/Sederajat
(orang)
876 784 551 1 073
d. Tamat SLTA/Sederajat
(orang)
354 436 290 865
e.Diploma/Sarjana
(orang)
32 106 28 108
Sumber: Kecamatan Pamijahan, 2012
29
Pada Tabel 2 dapat kita lihat beberapa keadaan umum wilayah di desa-
desa yang menjadi tempat penelitian yaitu Desa Cibunian, Desa Ciasihan, Desa
Purwabakti, dan Desa Ciasmara. Gambaran umum lokasi penelitian dapat
diklasifikasikan ke dalam profil desa-desa.
5.1.1 Profil Desa Cibunian
Desa Cibunian merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan
Pamijahan Kabupaten Bogor, dengan luas sebesar 1 258 Ha, dan merupakan desa
dengan luasan terkecil dibandingkan dengan 3 desa lainnya, terbagi dalam lima
dusun, 17 rukun warga (RW), dan 40 rukun tetangga (RT).
Batas wilayah Desa Cibunian adalah sebagai berikut: Sebelah utara
berbatasan dengan Desa Purasari Kecamatan Leuwiliang, sebelah timur
berbatasan dengan Desa Purwabakti, sebelah selatan berbatasan dengan Desa
Purwabakti, sebelah barat berbatasan dengan Desa Purasari Kecamatan
Leuwiliang
Jumlah penduduk berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, jumlah laki-
laki 5 035 jiwa, perempuan 9 992 jiwa, dengan jumlah penduduk miskin 983
kepala keluarga. Mata pencaharian masyarakat Desa Cibunian mayoritas bekerja
di sektor pertanian (dengan jumlah petani baik petani pemilik maupun penggarap
adalah 1 210 Petani), sebagian perikanan, sebagian perdagangan, dan wiraswasta,
serta pegawai negeri. Tingkat pendidikan masyarakat Desa Cibunian bervariasi,
dari mulai lulusan SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi, dan Pondok Pesantren.
Desa ini termasuk desa yang cukup besar jumlah masyarakat yang tidak tamat SD,
namun termasuk desa yang besar juga untuk masyarakatnya yang lulus SD atau
sederajat. Mayoritas penduduk di Desa Cibunian beragama Islam.
5.1.2 Profil Desa Purwabakti
Desa Purwabakti merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan
Pamijahan Kabupaten Bogor, dengan luas sebesar 1 662 Ha, diatas permukaan
laut 520 s.d. 1 350 m, dan tinggi curah hujan sebesar 120 m3, yang terbagi dalam
lima dusun, 12 rukun warga (RW), dan 41 rukun tetangga (RT).
Batas wilayah Desa Purwabakti adalah sebagai berikut: Sebelah utara
berbatasan dengan Desa Ciasmara, sebelah timur berbatasan dengan Desa
30
Ciasmara, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kabandungan, Sukabumi,
sebelah barat berbatasan dengan Desa Cibunian
Jumlah penduduk Desa Purwabakti sampai dengan Bulan Nopember 2012
adalah sebanyak 7 623 jiwa terdiri dari laki-laki 3 816 jiwa, perempuan 3 807
jiwa, serta jumlah Kepala Keluarga (KK) adalah 1 950 KK. Tingkat pendidikan
masyarakat di Desa Purwabakti untuk yang tidak tamat SD atau sederajat
termasuk yang paling sedikit diantara ketiga desa lainnya, dan termasuk desa
terbesar kedua dengan masyarakat lulusan diploma atau sarjana terbanyak serta
mayoritas di desa ini beragama Islam.
5.1.3 Profil Desa Ciasmara
Desa Ciasmara berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Sukabumi
dengan luas wilayah 625 250 Ha terdiri dari 325 Ha tanah pertanian, 200 Ha tanah
kehutanan, 101 250 Ha tanah pemukiman penduduk, dan lainya. Desa Ciasmara
terdiri dari tiga dusun dengan 11 rukun warga (RW), 29 rukun tetangga (RT), dan
dua kolektor PBB.
Desa Ciasmara merupakan desa yang berada di daerah lereng Gunung
Salak (Bogor), dengan ketinggian Desa Ciasmara 500 – 600 m dari permukaan
laut (dpl), bersuhu rata-rata 22 – 32 derajat celcius, dengan diapit oleh dua aliran
sungai yaitu di sebelah utara Sungai Ciasmara dan di sebelah selatan Sungai
Parabakti juga sekaligus menjadi batas administratif dengan Desa Ciasihan dan
Desa Purwabakti. Perbatasan Desa Ciasmara sebagai berikut: Sebelah utara
berbatasan dengan Desa Ciasihan, sebelah selatan berbatasan dengan Desa
Purwabakti, sebelah timur berbatasan dengan Desa Kabandungan, Kabupaten
Sukabumi, sebelah barat berbatasan dengan Desa Cibunian.
Jumlah penduduk Desa Ciasmara tahun 2012 adalah sebanyak 7 534 Jiwa
terdiri dari laki-laki 3 919 jiwa, perempuan 3 615 jiwa, dan 1 457 KK. Untuk
tingkat pendidikan di Desa Ciasmara masyarakat yang tidak tamat SD atau
sederajat memiliki jumlah terbesar kedua dibandingkan dengan ketiga desa
lainnya, dan desa dengan lulusan Diploma atau Sarjana paling sedikit
dibandingkan tiga desa lainnya. Mayoritas masyarakat memeluk agama Islam.
31
5.1.4 Profil Desa Ciasihan
Desa Ciasihan merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan
Pamijahan Kabupaten Bogor, dengan luas sebesar 663 274 Ha, dan merupakan
desa dengan luas terbesar diantara 4 desa binaan Chevron, yang terbagi dalam
tiga dusun, 9 rukun warga (RW), dan 45 rukun tetangga (RT).
Batas wilayah Desa Purwabakti adalah sebagai berikut: Sebelah utara
berbatasan dengan Desa Gunung Picung, sebelah timur berbatasan dengan Desa
Gunung Sari, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kabandungan, Sukabumi,
sebelah barat berbatasan dengan Desa Ciasmara.
Jumlah Penduduk Desa Ciasihan sampai dengan Tahun 2012 adalah
sebanyak 10 155 Jiwa terdiri dari laki-laki 5 133 jiwa, perempuan 5 022 jiwa, dan
2 580 KK. Untuk tingkat pendidikan masyarakat di desa Ciasihan merupakan desa
dengan jumlah masyarakat yang tidak tamat SD atau sederajat paling banyak
diantara tiga desa lainnya, dan desa dengan lulusan terbanyak untuk tingkat
Diploma atau Sarjana. Mengenai keadaan penduduk berdasarkan agama,
mayoritas beragama Islam dari total jumlah penduduk yaitu sebesar 10 155
Orang. .
5.2 Gambaran Umum Program CSR CGS Bidang Ekonomi
Program pelaksanaan CSR CGS bidang ekonomi pertanian padi di
Kecamatan Pamijahan dimulai pada tahun 2009. Program CSR CGS ini
merupakan program yang menggunakan sistem beputar, sehingga tidak setiap
tahun pelaksanaan program CSR khususnya dalam pertanian padi diberikan.
Program CSR CGS ini terdiri dari beberapa bidang, diantaranya bidang ekonomi,
pendidikan, infrastruktur, komunikasi, dan lingkungan. Program CSR CGS yang
berperan dalam pemberdayaan petani serta melatih kemampuan petani dalam
melakukan usahataninya adalah program ekonomi. Program CSR CGS dalam
bidang ekonomi terdiri dari beberapa bentuk, diantaranya pendampingan
pertanian, dan ternak domba, pendampingan koperasi Siraa (koperasi jasa
keuangan syariah mitra usaha), pendampingan otomotif (bengkel), serta
pendampingan anyaman bambu dan bibit pohon. Program yang berkaitan
langsung dengan petani adalah pendampingan pertanian dan ternak domba yang
dijabarkan dalam beberapa bentuk pelaksanaan kegiatan, diantaranya pelatihan
32
dan penyuluhan pertanian padi, pemberian benih dan pupuk kandang, pemberian
hewan ternak domba.
Cakupan program CSR CGS pertanian padi tersebut dilakukan di atas
tanah 10 Ha dengan melibatkan 30 anggota petani dari 4 desa yang berbeda,7
orang petani dari Desa Ciasmara, 7 orang petani dari Desa Ciasihan, 8 Orang
petani dari Desa Purwabakti dan 8 orang petani dari Desa Cibunian. Kegiatan
dilaksanakan dengan mengadakan sekolah lapang pertanian yang diikuti oleh
petani penerima program CSR Chevron, oleh petugas CSR CGS. Sekolah lapang
yang dilakukan melakukan pendampingan-pendampingan yang dilakukan secara
intensif. Program yang diberikan selain penyuluhan tentang pertanian padi adalah
pemberian pupuk organik yaitu pupuk kandang dan pemberian benih padi yang
disesuaikan dengan luas tanah petani tersebut. Baik tanah pemilik maupun tanah
penggarap. Pemberian benih padi dan pupuk kandang yang merupakan kegiatan
dari program CSR CGS diberikan sesuai dengan luas lahan yang digarap atau
dimiliki oleh petani penerima program CSR CGS. Kegiatan lainnya adalah
pemberian secara hibah ternak domba yang diberikan kepada masing-masing
petani penerima program CSR CGS.
5.3 Karakteristik Responden
Karakteristik petani responden yang dibahas pada penelitian ini meliputi
usia, tingkat pendidikan, luas lahan, tingkat pendapatan, jumlah tanggungan
keluarga, dan tingkat pendapatan petani. Responden dalam penelitian ini adalah
petani padi yang menerima program CSR CGS yang berada di Kecamatan
Pamijahan dengan 4 desa yang berbeda yaitu, Desa Ciasmara, Ciasihan,
Purwabakti, dan desa Cibunian. Responden petani padi penerima program CSR
CGS dapat dilihat pada beberapa karakteristik yang digambarkan pada Tabel 3
secara menyeluruh. Pada Tabel 3 dapat kita lihat beberapa karakteristik responden
yang terbagi ke dalam beberapa kelompok berikut yaitu: usia, tingkat pendidikan,
jumlah tanggungan keluarga, dan tingkat pendapatan. Karakteristik responden
penelitian ini adalah petani padi penerima program CSR CGS yang tersebar pada
empat desa yang berbeda, yaitu Desa Ciasihan, Ciasmara, Cibunian, dan
Purwabakti. Jumlah responden petani padi penerima program CSR CGS adalah 30
33
orang yang masih tergolong aktif, 7 orang dari Desa Ciasmara, 7 orang dari Desa
Ciasihan, 8 orang dari Desa Cibunian, dan 8 orang dari Desa Purwabakti.
Gambaran secara terperinci yang dijelaskan dalam setiap karakteristik kelompok
umur responden, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, dan tingkat
pendapatan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kegiatan usahatani padi
di desa-desa Kecamatan Pamijahan Bogor.
Tabel 3 Karakteristik Responden Petani Padi Penerima Program CSR CGS
Kecamatan Pamijahan Tahun 2012
No
Karakteristik Responden
Petani Padi Penerima Program
CSR CGS
Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Kelompok Umur Responden
a. <26 Tahun 1 3.33
b. 26-45 Tahun 13 43.33
c. >45 Tahun 16 53.34
Total 30 100.00
2 Tingkat Pendidikan.
a. Tidak Lulus SD 10 33.33
b. Lulus SD 14 46.67
c. Lulus SMP 3 10.00
d. Lulus SMA 2 6.67
e. Sarjana 1 3.33
Total 30 100.00
3 Jumlah Tanggungan Keluarga
a. <3 Orang 7 23.33
b. 3-5 Orang 20 66.67
c. >5 Orang 3 10.00
Total 30 100.00
4 Tingkat pendapatan (y)
a. <Rp500 000 12 40.00
b. Rp500 000 ≤ y ≤Rp1 000 000 16 53.00
c. Rp1 000 000 < y ≤ Rp2 500 000 2 7.00
Total 30 100.00
Sumber: Data Primer Diolah, 2014.
5.3.1 Usia
Usia petani padi penerima program CSR CGS merupakan usia-usia
produktif, usia-usia produktif ini mampu memberikan tenaga untuk mendapatkan
hasil pertanian padi yang baik. Petani padi penerima program CSR CGS ini
sebagian besar adalah bapak-bapak. Jarang sekali petani padi yang dilakukan oleh
anak muda. Sebagian remaja-remaja atau anak-anak di usia mudanya lebih
34
memilih pekerjaan di luar bertani, karena merasa bahwa bertani atau menjadi
petani belum mampu meningkatkan taraf kesejahteraan kehidupannya.
5.3.2 Tingkat Pendidikan
Pendidikan yang ditempuh oleh petani yang menerima program CSR CGS
tersebar dari mulai tidak lulus SD, lulus SD, Lulus SMP, Lulus SMA, hingga
Diploma atau Sarjana. Sebagian besar petani padi penerima program CSR CGS
memiliki tingkat pendidikan yang rendah, namun ada beberapa petani yang
memiliki tingat pendidikan yang cukup tinggi. Tingkat pendidikan ini dapat
menjadi indikator bahwa bagaimana hasil produksi usahatani padi dengan
pendidikan yang selama ini petani tempuh atau apakah dengan tingkat pendidikan
petani yang tinggi mampu memberikan perbedaan dalam hasil pengolahan
usahataninya, atau cara berpikir dalam dunia pertanian. Hampir sebagian besar di
desa ini masyarakat menjadi petani karena sudah menjadi warisan nenek moyang
yang sudah turun temurun, ilmunya terus diturunkan dari nenek moyangnya, dan
karena memiliki pendidikan yang rendah sehingga memilih menjadi petani.
5.3.3 Jumlah Tanggungan Keluarga
Pada Tabel 3 dapat kita lihat bahwa jumlah tanggungan untuk petani yang
menerima program CSR CGS rata-rata berkisar lebih dari 3 orang, dalam
melakukan usahatani padi petani biasanya meminimalisir biaya tunai yang
dikeluarkan, sehingga untuk melakukan usahataninya petani biasanya dibantu
oleh anak serta istrinya. Kegiatan-Kegiatan dalam pertanian padi banyak
dilakukan oleh Tenaga Kerja Dalam Keluarga (TKDK) dengan tujuan untuk
meminimalisir biaya produksi yang dikeluarkan, namun dengan jumlah anggota
keluarga yang sedikit, dan sanak saudara atau keluarga yang tidak terlalu banyak,
maka akan tetap memungkinkan petani untuk membayar Tenaga Kerja Luar
Keluarga (TKLK) untuk membantu proses pertanian padinya.
5.3.4 Tingkat Pendapatan
Tingkat pendapatan petani padi penerima program CSR CGS dapat dilihat
pada tabel 3. Tabel 3 mengenai karakteristik tingkat pendapatan menjelaskan
bahwa petani padi penerima program CSR CGS yang mendapatkan pendapatan
kurang dari Rp500 000.00, memiliki persentase 40%. Petani yang memiliki
pendapatan antara Rp500 000.00 - Rp1 000 000.00 memiliki persentase yang
35
lebih tinggi yaitu sebesar 53%. Persentase pendapatan petani dengan rentang lebih
besar dari Rp1 000 000.00, namun kurang dari Rp2 500 000.00, untuk petani
penerima program CSR CGS adalah 7%. Jika kita perhatikan untuk petani
penerima program CSR CGS memang dominan memilki tingkat pendapatan yang
rendah. Dengan tingkat pendapatan yang rendah ini menunjukan bahwa petani
padi belum mampu menjadi petani yang mandiri.
36
VI HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Identifikasi Bentuk Program CSR CGS Bidang Ekonomi
Pelaksanaan program CSR yang dilakukan oleh Chevron Geothermal
Salak, Ltd (CGS) di Kecamatan Pamijahan pada 4 desa berbeda yang merupakan
Ring 1 (Daerah yang memiliki lokasi terdekat dengan perusahaan CGS)
diantaranya Desa Cibunian, Ciasmara, Ciasihan, dan Purwabakti. Program
tersebut terdiri dari beberapa bidang, diantaranya bidang pendidikan, kesehatan,
ekonomi, lingkungan, infrastruktur, dan komunikasi. Program yang difokuskan
dalam penelitian ini adalah program bidang ekonomi. Program CSR CGS dalam
pengembangan masyarakat petani bidang ekonomi terdiri dari bentuk donasi dan
capacity building, bantuan dalam bentuk donasi yaitu bantuan yang diberikan
secara langsung oleh perusahaan berupa bantuan fisik dan kebutuhan masyarakat
dalam jangka waktu pendek, seperti bantuan santunan anak yatim, bantuan
infrastruktur, dan lain sebagainya. Jenis bantuan lain adalah capacity building
berupa pengembangan kapasitas atau keahlian (skill) masyarakat, bantuan ini
bersifat jangka panjang dan tidak hanya dirasakan oleh penerima manfaat tapi
juga dirasakan oleh masyarakat yang tidak menerima manfaat program. Program
dalam bentuk capacity building ini berupa pelatihan-pelatihan pengembangan
usaha lokal, seperti pelatihan pertanian padi, pelatihan pengembangan koperasi,
pelatihan anyaman bambu, pelatihan usaha ternak domba dan lain-lain. Program-
Program CSR CGS ini diharapkan mampu memberikan manfaat yang besar
kepada petani-petani penerima program CSR maupun memberikan dampak tidak
langsung yang dapat dirasakan oleh petani atau masyarakat yang tidak
mendapatkan program CSR CGS. Menjadikan petani padi penerima program CSR
CGS memiliki wawasan luas dan mampu menjadi masyarakat petani yang mandiri
dan berdiri sendiri. Bentuk program CSR CGS yang sudah dijalankan dalam
bidang ekonomi ini, apakah sudah dijalankan dengan baik dan hasil yang
diperolehnya apakah sudah memuaskan atau perlu adanya penilaian atau evaluasi
kembali dari perusahaan CGS agar program CSR kedepannya mampu
memberikan program terbaik. Hal ini tidak terlepas dari peran serta petani padi
yang merasakan langsung manfaat dari adanya program CSR CGS. Bentuk
Program CSR CGS dalam bidang ekonomi dapat dilihat pada Tabel 4.
37
Tabel 4 Bentuk Program CSR CGS Bidang Ekonomi Tahun 2007-2011
No Program Kegiatan Tahun Penerima Program
1 Pendampingan
Pertanian dan Ternak
Domba
Pelatihan
mengenai
pertanian padi dan
budidaya ternak
domba.
2007-
2011
Kelompok tani
celempung, kacapi,
Berkah tani, dan
Karya mandiri.
2 Pendampingan
Koperasi Siraa
Pelatihan Sistem
Administrasi dan
tatacara
berkoperasi.
2009-
2011
Koperasi Jasa
Keuangan Syariah
“Mitra Usaha”
(Siraa)
3 Pendampingan
Otomotif (Bengkel)
Pelatihan
Keterampilan
dalam urusan
perbengkelan.
2010-
2011
Kelompok Pemuda
empat Desa
Ciasmara,
Ciasihan, Cibunian
dan purwabakti.
4 Pendampingan
Anyaman Bambu
dan Bibit Pohon
Pelatihan anyaman
bambu dan
pemberian bibit
pohon
2009-
2011
Kelompok tani
berkah tani.
Sumber: Data Primer, Diolah 2014
Program-Program CSR yang dilakukan oleh CGS diberikan kepada petani
padi di Kecamatan Pamijahan karena perusahaan CGS yang memiliki wilayah
dekat dengan kegiatan usahatani padi, kegiatan program CSR yang diberikan
diharapkan mampu memberikan manfaat terhadap pengembangan usahatani padi.
Program CSR yang berperan dalam pengembangan usahatani padi adalah program
CSR dalam bidang ekonomi. Program CSR bidang ekonomi yang berperan
terhadap pertanian padi diantaranya Pendampingan Pertanian dan Ternak Domba
yang diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan pelatihan dan
penyuluhan pertanian padi, pemberian benih padi dan pupuk kandang, serta
pemberian ternak domba kepada masing-masing penerima program CSR CGS.
6.1.1 Bentuk Kegiatan Pelatihan dan Penyuluhan Pertanian Padi
Program yang berkaitan dengan pelatihan dan penyuluhan pertanian padi
diharapkan dapat diterapkan oleh petani agar mendapatkan hasil produksi yang
baik. Pelatihan dan penyuluhan pertanian padi terus dilakukan dari proses
penanaman sampai panen. Pelatihan dan penyuluhan tentang pertanian padi ini
diharapkan agar masyarakat petani memiliki keahlian yang cukup dalam
menanam padi untuk menghasilkan padi dengan kualitas dan kuantitas yang baik.
38
Tabel 5 Bentuk Kegiatan CSR CGS Pelatihan dan Penyuluhan Pertanian Padi
Tahun 2009
No Jenis
Pelatihan
Tujuan Pelatihan dan
Penyuluhan Pertanian
Padi.
Penerima Pelatihan
dan Penyuluhan
Pertanian Padi.
Hasil
1 Pemilihan
benih padi
yang unggul
Petani mengetahui
dan memahami
pemilihan benih yang
unggul.
Petani Padi Desa
Ciasihan, Cibunian,
Ciasmara, dan
Purwabakti.
Berhasil
2 Jarak tanam
padi
Petani mengetahui
dan mengaplikasikan
pelatihan jarak tanam
padi.
Petani Padi Desa
Ciasihan, Cibunian,
Ciasmara, dan
Purwabakti.
Kurang
Berhasil
3 Dosis pupuk Petani mengetahui
dan mengaplikasikan
dosis pupuk dengan
pas.
Petani Padi Desa
Ciasihan, Cibunian,
Ciasmara, dan
Purwabakti.
Kurang
Berhasil
4 Sistem
pengairan
Petani memahami dan
mampu secara teknik
sistem pertanian padi
dalam hal irigasi. .
Petani Padi Desa
Ciasihan, Cibunian,
Ciasmara, dan
Purwabakti.
Berhasil
5 Pengendalian
organisme
pengganggu
dan penyakit.
Petani mengetahui
dan mampu berusaha
mengendalikan
organisme
pengganggu dan
penyakit padi.
Petani Padi Desa
Ciasihan, Cibunian,
Ciasmara, dan
Purwabakti.
Kurang
Berhasil
6 Penanganan
panen dan
pasca panen
Petani mengetahui
penanganan panen
dan pasca panen yang
baik.
Petani Padi Desa
Ciasihan, Cibunian,
Ciasmara, dan
Purwabakti.
Kurang
berhasil
Sumber: Data Primer Diolah, 2014.
Pelatihan dan penyuluhan pertanian padi ini dilakukan secara langsung
dari pihak CSR CGS kepada petani dengan memberikan penjelasan dan
penyampaian materi dan praktik langsung pada sawah-sawah petani. Awalnya
petani penerima program CSR CGS dikumpulkan dalam suatu tempat atau sejenis
saung tempat petani beristirahat setelah bertani, kemudian pihak CSR CGS
memberikan penyuluhan dengan menyampaikan materi tentang pertanian padi,
kondisi pertanian padi saat ini, peran serta petani dalam membangun pertanian
Indonesia, tata cara pelaksanaan pertanian padi yang baik, dan lain-lain. Petani
diberikan catatan tentang tata cara pelaksanaan pertanian padi agar petani
memahami dan tidak lupa materi yang telah disampaikan. Pelatihan dan
39
penyuluhan dilakukan pada empat desa berbeda, dalam waktu yang tidak sama.
Jenis-Jenis pelatihan dan penyuluhan program CSR CGS terhadap usahatani padi
dapat dilihat pada tabel 5.
Setelah petani mendapatkan materi, mereka diberikan pelatihan secara
langsung mengenai tata cara pemilihan bibit padi yang unggul agar hasil produksi
padi memuaskan. Hampir sebagian petani di desa-desa yang mendapatkan
program CSR CGS memiliki jarak tanam padi yang terlalu rapat, sehingga akan
mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi, oleh karena itu pihak penyuluh
memberikan informasi yang penting juga tentang pola tanam padi dengan jarak
antar padi yang tidak terlalu rapat. Beberapa alasan petani melakukan pola jarak
tanam padi yang rapat agar menghasilkan produksi padi yang banyak, dan jarak
tanam yang dilakukan petani biasanya menggunakan ilmu perkiraan. Hal ini pula
yang mendorong tim penyuluh untuk melakukan pelatihan dan penyuluhan yang
baik terhadap petani. Penggunaan pupuk juga menjadi perhatian penyuluh kepada
petani, dengan memberikan informasi takaran penggunaan pupuk yang cukup.
Sebagian petani berpendapat bahwa semakin banyak pupuk yang diberikan
terhadap tanaman padi, maka hasil produksi padi mereka meningkat. Pupuk harus
digunakan secara cukup, tidak berlebihan dan tidak kekurangan, jika pupuk yang
diberikan terlalu berlebihan maka akan mempengaruhi pertumbuhan daun padi
yang cepat menguning, sedangkan jika kekurangan pupuk akan mempengaruhi
pertumbuhan padi yang kurang berisi. Penyuluh pertanian padi juga menjelaskan
sistem pengairan yang cukup dalam pertanian, terlebih petani-petani di
Kecamatan Pamijahan ini merupakan petani padi sawah, sehingga pengairan
merupakan faktor yang berperan penting juga dalam pertanian padi. Hal yang
paling meresahkan petani padi adalah adanya hama dan penyakit yang menyerang
tanaman padinya, hama dan penyakit yang sulit dikendalikan petani menyebabkan
hasil padi menurun, dalam penyuluhan pertanian padi ini pihak CSR CGS
memberikan informasi terkait dengan pengendalian hama dan penyakit. Pelatihan
dan penyuluhan ini dilakukan secara berkala, dengan pendampingan-
pendampingan yang dilakukan oleh penyuluh CSR CGS, dengan memberikan
praktik langsung kepada petani yang sedang menanam padinya. Tahap terakhir
dalam proses pertanian padi adalah pemanenan, padi yang dihasilkan petani
40
hampir sebagian besar digunakan untuk dikonsumsi kembali bahkan dari sebagian
petani mereka membeli kembali di warung-warung atau toko beras karena
produksi mereka tidak mencukupi kebutuhan petani sehari-hari. Proses
pemanenan, penyuluh pertanian padi dari pihak CSR CGS menyerahkan
sepenuhnya kepada pihak petani dan juga pemasarannya.
6.1.2 Bentuk Kegiatan Pemberian Benih Padi dan Pupuk Kandang
Bentuk bantuan lain yang dilakukan oleh CGS terhadap pertanian padi
adalah pemberian benih padi dan pemberian pupuk kandang. Benih padi yang
diberikan adalah benih padi dengan jenis padi Ciherang, benih padi yang
diberikan disesuaikan dengan luas lahan petani penerima program CSR CGS baik
petani pemilik maupun petani penggarap. Luas lahan sawah petani di Kecamatan
pamijahan ini menggunakan ukuran gedeng, satu gedeng setara dengan 1500 m2
dan rata-rata tiap gedeng menggunakan benih 6.5 kg sehingga rata-rata per hektar
menggunakan kurang lebih 39 kg. Jumlah rata-rata benih yang digunakan untuk
padi sawah ini terbilang cukup besar dengan rata-rata benih standardnya antara
25-30 kg per hektar, benih yang digunakan untuk pembibitan seharusnya kurang
lebih 3-5 benih, namun petani di Kecamatan Pamijahan ini menggunakan rata-rata
benih yang lebih dari 5 benih. Pemberian benih padi ini merupakan program CSR
yang sifatnya hibah, dengan tujuan untuk mengurangi biaya produksi usahatani
padi. Teknis pelaksanaan pemberian benih padi ini dilakukan secara langsung
kepada petani agar bantuan dapat dirasakan langsung oleh petani.
Bentuk kegiatan dari program CSR CGS bidang ekonomi, pendampingan
pertanian dan ternak domba yang diberikan langsung kepada petani, adalah
pemberian pupuk kandang. Pemberian pupuk kandang ini diberikan secara hibah
kepada petani dengan tujuan yang sama yaitu mengurangi biaya produksi
usahatani padi. Pupuk kandang merupakan pupuk alami yang baik digunakan
untuk pertanian padi, dan ramah terhadap lingkungan, dengan adanya pemberian
pupuk kandang ini dari tim CSR CGS ingin menyampaikan secara tersirat akan
pentingnya pupuk alami terhadap usahatani padi mereka. Pemberian pupuk
kandang ini diberikan kepada petani dengan sistem pengolahan yang sudah
dilakukan oleh CGS dengan bentuk bungkusan. masing-masing petani mendapat
100 bungkus dengan porsi 50 kg, pemberian pupuk kandang ini tidak disesuaikan
41
dengan luas lahan petani tetapi diberikan secara adil kepada masing-masing petani
penerima program CSR CGS. untuk mengurangi biaya penggunaan pupuk
kandang untuk usahatani padi.
6.1.3 Bentuk Kegiatan Pemberian Hewan Ternak Domba
Bentuk Kegiatan lain dalam bidang ekonomi yang diberikan oleh CGS
yang relevan terhadap pengembangan usahatani padi adalah pemberian bantuan
hewan domba kepada masing-masing petani penerima program CSR CGS.
Kecamatan pamijahan selain potensial sebagai tempat untuk menanam padi juga
sangat potensial sebagai tempat peternakan, daerah sekitar Desa Ciasmara
terdapat peternakan sapi besar yang dikelola oleh perusahaan tertentu. Pemberian
program CSR ternak domba ini masing-masing petani mendapatkan 2 ekor
domba. yang diberikan langsung kepada petani dengan harapan bahwa petani padi
tidak hanya melakukan usahatani padi namun dapat juga melakukan usaha dalam
peternakan. Hewan domba yang diberikan kepada petani penerima program CSR
CGS adalah domba jantan dan betina dengan usia antara 10-12 bulan. Hewan
domba merupakan salah satu usaha yang menjanjikan meskipun resiko kematian
untuk ternak domba juga sangat tinggi. Kegiatan CSR pemberian hewan domba
ini juga sangat berhubungan dengan pertanian padi petani di Kecamatan
Pamijahan, harapan dari pihak pemberi adalah kotoran hewan domba yang dapat
digunakan sebagai tambahan pupuk kandang untuk pertanian padinya sehingga
dapat mengurangi biaya produksi usahatani padi. Pemberian hewan domba ini
merupakan pemberian yang sifatnya hibah, namun selain itu dari pihak CSR CGS
melakukan pelatihan dan penyuluhan terkait dengan pemeliharaan domba.
Kendala dari bentuk program CSR yang diberikan secara hibah adalah petani
belum mampu mengaplikasikan program dengan baik, petani hanya menerima
kebermanfaatannya dari sisi pembiayaan, artinya hampir sebagian besar petani
yang menjual kembali dombanya, padahal secara praktisi petani mampu untuk
beternak domba. Hal ini disebabkan kebutuhan petani yang terus meningkat
sehingga memaksa petani untuk menjual dombanya, terlebih lagi dari beberapa
petani mengalami kendala dombanya mengalami kematian.
42
6.1.4 Permasalahan Atau Kendala Kegiatan Usahatani Padi
Kegiatan-Kegiatan CSR dalam bidang ekonomi terkait dengan pertanian
padi yang diberikan oleh perusahaan CGS kepada petani padi di Desa Ciasihan,
Ciasmara, Purwabakti, dan Cibunian, pada dasarnya sudah berjalan sangat baik.
Namun, ada beberapa kekurangan-kekurangan yang menjadi catatan untuk
dijadikan bahan pertimbangan perusahaan. Terkait masalah keanggotaan petani
yang terlibat dalam program CSR CGS mengalami penurunan dari 66 anggota
petani aktif kini menjadi 30 petani, hal ini dikarenakan keberlanjutan dari program
CSR CGS ini yang belum terlaksana dengan baik. Kemudian pengawasan dan
bimbingan yang belum maksimal yang dilakukan oleh CGS, pemberian program
yang dilakukan secara hibah kepada petani memberikan pemahaman kepada
petani bahwa bantuan yang diberikan dilakukan dengan sukarela tanpa ada timbal
balik dari petani, seperti yang terlihat pada kegiatan pemberian hewan domba
kepada petani, dan hanya sebagian orang yang memelihara dombanya, sedangkan
petani-petani lain menjual hewan dombanya.
Permasalahan kedua yang muncul dari petani terkait pelaksanaan
usahatani padinya, petani yang telah mendapatkan program penyuluhan dan
pelatihan sebagian petani ada yang tidak melaksanakan sepenuhnya, dikarenakan
permasalahan biaya, dan sebagainya. Kurangnya kesadaran petani akan
pentingnya pertanian padi dan tatacara pelaksanaan pertanian padi yang baik
sehingga petani tidak mendapatkan hasil produksi yang maksimal, Kurangnya
kesigapan petani dalam mengendalikan organisme pengganggu dan penyakit dan
pencegahan terhadap hama wereng yang menyerang padi sawah.
6.2 Identifikasi Manfaat Program CSR CGS Bidang Ekonomi
Program-program yang diberikan oleh Chevron Geothermal Salak, Ltd
bidang ekonomi memberikan manfaat-manfaat kepada penerima program CSR
CGS. Diharapkan dengan adanya program CSR CGS masyarakat petani menjadi
masyarakat yang mampu dan mandiri. Harapan dari petani terhadap program CSR
CGS adanya keberlanjutan yang mantap agar kemampuan masyarakat petani
terasah dan terampil, serta memiliki kemampuan dalam melakukan usahatani
padinya menjadi padi yang unggul, mampu mencukupi kebutuhan hidup sehari-
hari, dan mampu memasarkan hasil padinya ke pasar-pasar atau toko-toko beras.
43
Tabel 6 Bentuk Manfaat-Manfaat Program CSR CGS Tahun 2007-2011
No Program Kegiatan Tahun Manfaat
1 Pendampingan
Pertanian dan
Ternak Domba
Pelatihan mengenai
pertanian padi dan
budidaya ternak
domba.
2007-2011 Mampu membuat
pupuk alami dan
mampu berternak
domba dengan baik.
2 Pendampingan
Koperasi Siraa
Pelatihan sistem
administrasi dan
tatacara berkoperasi
2009-2011 Mampu
melaksanakan
pembukuan
administrasi koperasi
3 Pendampingan
Otomotif
(Bengkel)
Pelatihan
keterampilan dalam
urusan
perbengkelan.
2010-2011 Mampu
melaksanakan
perbaikan kendaraan
bermotor.
4 Pendampingan
Anyaman
Bambu dan
Bibit Pohon
Pelatihan anyaman
bambu dan
pemberian bibit
pohon
2009-2011 Dapat meningkatkan
sumberdaya alam
bambu yang bernilai
ekonomi dan terampil
dalam menganyam
bambu.
Sumber: Data Primer Diolah, 2014.
Harapan dari Chevron semoga dengan adanya program CSR ini
pemberdayaan petani menjadi semakin baik dan mampu malanjutkan dan
mengaplikasikannya dan berbagi ilmu dengan masyarakat petani lain yang tidak
menerima program CSR CGS. Kebermanfaatan dari adanya program CSR ini
merupakan hal penting bagi pihak perusahaan untuk mampu terus memperbaiki
kinerja perusahaan agar menjadi perusahaan yang terpandang. Adapun bentuk-
bentuk manfaat program CSR CGS dalam bidang ekonomi terhadap petani-petani
padi penerima program CSR CGS dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 menunjukan
manfaat dari adanya kegiatan program, dan tahun pelaksanaan program. Program
CSR CGS dalam bidang ekonomi yang terdiri dari program pendampingan
pertanian dan ternak domba, pendampingan koperasi siraa, pendampingan
otomotif (bengkel), pendampingan anyaman bambu dan bibit pohon, mempunyai
kelebihan dan kekurangan tertentu dari masing-masing program, namun pada
dasarnya bahwa setiap program menunjukan manfaat yang dirasakan oleh para
petani. Diantara semua program CSR CGS yang merupakan program yang
berkaitan dengan pengembangan usahatani padi adalah program pendampingan
pertanian dan ternak domba.
44
Program-Program yang diberikan oleh Chevron Geothermal Salak, Ltd
(CGS), memberikan manfaat-manfaat tersendiri kepada masyarakat, khususnya
masyarakat petani padi terhadap usahataninya. Manfaat utama dari proyek
pembangunan pedesaan dan pertanian biasanya adalah penciptaan tambahan
output dari usaha-usaha tani yang dikelola oleh proyek (Gittinger, 2008). Manfaat
yang dirasakan oleh petani terhadap usahataninya terdiri dari manfaat terhadap
adanya program pendampingan pertanian dan ternak domba dalam beberapa
kegiatan pelatihan dan penyuluhan pertanian padi, pemberian benih dan pupuk
kandang, serta pemberian hewan ternak domba.
Pendampingan kegiatan CSR yang dilakukan oleh CGS terhadap pertanian
padi di Kecamatan Pamijahan ini tidak lepas dari peran serta petani sebagai
penerima program CSR CGS, Peran serta petani padi dalam memberikan
penilaian terhadap program CSR CGS melibatkan dalam persepsi petani terhadap
kebermanfaatan petani dalam memperoleh pendampingan. Berikut ini adalah tabel
hasil kuesioner tentang manfaat terhadap program pendampingan CSR CGS
dengan menggunakan skala likert. Hasil wawancara dengan petani padi penerima
program CSR CGS terkait manfaat-manfaat yang dirasakan oleh petani sebagai
tolak ukur atau indikator keberhasilan suatu program dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 menunjukan persepsi masyarakat petani terhadap pelaksanaan program
CSR CGS terhadap pertanian padi.
Tabel 7 menunjukan pandangan masyarakat petani padi terhadap program
CSR CGS yang dilakukan terhadap pertanian padi, hal ini dapat dijadikan
indikator mengenai keberhasilan program CSR CGS. Skala 1 menunjukan
persepsi petani tidak bermanfaat terhadap program CSR yang diberikan. Skala 2
menunjukan persepsi petani kurang bermanfaat terhadap program CSR yang
diberikan. Skala 3 dan 4 menunjukan persepsi petani bermanfaat dan sangat
bermanfaat terhadap program CSR yang yang diberikan. Hasil analisis persepsi
masyarakat terhadap kebermanfaatan kegiatan dari suatu program CSR CGS
tentang pelatihan dan penyuluhan pertanian padi dapat dijelaskan bahwa
pemahaman mengenai pemilihan bibit padi yang unggul 50% merasakan
kebermanfaatannya, pelatihan mengenai pola jarak tanam padi sebesar 56.67%
petani merasakan kurang bermanfaat, penggunaan pupuk sebesar 43.33% petani
45
merasakan kurang bermanfaat, sebesar 76.67% petani merasakan bermanfaat
terhadap peningkatan pemahaman tentang pengairan padi, meningkatkan
pengendalian organisme pengganggu dan penyakit sebesar 63.33% petani merasa
kurang bermanfaat, sebesar 46.67% petani merasa kurang bermanfaat mengenai
peningkatan proses pemanenan dan pemasaran, sebesar 56.67% petani merasa
bermanfaat dalam pelatihan penggunaan pupuk kandang, dan sebesar 40% petani
merasa kurang bermanfaat dalam tatacara beternak domba dengan baik.
Tabel 7 Persepsi Masyarakat Terhadap Manfaat Program CSR CGS Terhadap
Program Pertanian Padi Tahun 2012
No
Pertanyaan
Persepsi Masyarakat Petani
1
(%)
2
(%)
3
(%)
4
(%)
1 Program CSR CGS dalam pendampingan
program pertanian padi memberikan
pemahaman dan pengetahuan dalam
memilih benih padi yang unggul
6.67
26.67
50.00
16.67
2 Pendampingan program pertanian padi
memberikan pemahaman kepada petani
tentang pola jarak tanam padi yang
seharusnya dilakukan oleh petani.
3.33
56.67
33.33
6.67
3 Petani memahami penggunaan pupuk dan
takaran-takaran yang harus diberikan pada
usaha tani padinya.
0.00
43.33
23.33
33.33
4 Program CSR CGS dengan pendampingan
program pertanian memberikan wawasan
yang luas dalam hal sistem pengairan padi
0.00
10.00
76.67
13.33
5 Petani Memahami dan mendapatkan
pengetahuan yang besar dengan
pengendalian organism pengganggu dan
penyakit padi.
6.67
63.33
30.00
0.00
6 Memberikan pemahaman dan pengetahuan
tentang proses pemanenan dan pemasaran.
10.00
46.67
26.67
16.67
7 Pendampingan program CSR memberikan
pemahaman tentang penggunaan pupuk
kandang yang baik dalam proses pertanian
padi
0.00
40.00
56.67
3.33
8 Petani memahami tatacara beternak domba
dengan baik
6.67 40.00 33.33 20.00
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
Keterangan:
1= Tidak Bermanfaat 3- Bermanfaat
2= Kurang Bermanfaat 4= Sangat Bermanfaat
46
6.2.1 Manfaat Bagi Petani padi Terhadap Adanya Pelatihan dan Penyuluhan
Pertanian Padi
Pelatihan dan penyuluhan yang dilakukan oleh Chevron Geothermal
Salak, Ltd memberikan manfaat terhadap petani untuk usahatani padinya.
Maanfaat yang dirasakan petani dapat dilihat dari manfaat sebelum dan setelah
adanya pelatihan dan penyuluhan pertanian padi. Manfaat yang dirasakan dengan
adanya pelatihan dan penyuluhan menjadikan petani memiliki ilmu pengetahuan
yang luas tentang usahatani padi, mengetahui tatacara pertanian padi yang baik,
pemilihan bibit-bibit padi yang unggul dan sebagainya. Manfaat yang dapat
dirasakan oleh petani dengan adanya pelatihan dan penyuluhan ini mampu
menekan biaya produksi dan meningkatkan hasil produksi yang maksimal.
Berikut adalah tabel perbandingan hasil produksi padi petani sebelum dan setelah
mendapatkan program CSR CGS.
Tabel 8 Perbandingan hasil Produksi Padi Petani Padi Sebelum dan Setelah
Menerima Program CSR CGS Tahun 2012
No Petani Padi Hasil Produksi
(Kg/Ha/Musim Tanam)
1 Setelah menerima Pogram CSR CGS 4 192
2 Sebelum menerima program CSR CGS 3 338
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
Produksi padi yang dihasilkan oleh petani padi penerima program CSR
CGS sebelum dan setelah mendapatkan program CSR CGS dapat kita lihat pada
Tabel 8. Tabel 8 menunjukan bahwa petani padi sebelum mendapatkan program
CSR CGS dengan tidak diberikannya pelatihan dan penyuluhan terkait pertanian
padi memberikan hasil produksi yang lebih kecil dibandingkan setelah
mendapatkan program CSR CGS (diberikannya pelatihan dan penyuluhan
pertanian). Hasil produksi petani padi penerima program CSR CGS sebelum
diberikan penyuluhan memberikan hasil produksi sebesar 3.3 ton/Ha sedangkan
petani padi setelah mendapatkan penyuluhan dan pelatihan pertanian padi
memberikan hasil produksi padi sebesar 4.2 ton/Ha. Nilai ini memang terbilang
tidak cukup besar jika dibandingkan dengan rata-rata hasil produksi padi sekitar
5-6 ton/Ha. Hal ini disebabkan karena padi yang selalu diganggu organism
pengganggu tanaman dan intensitas pemberantasan hama yang kurang, serta
cakupan air yang kurang terhadap usahataninya, dan kurangnya kesadaran
47
masyarakat petani akan pentingnya usahatani padi. Perbedaan hasil produksi padi
sebelum dan sesudah adanya pelatihan dan penyuluhan padi dirasakan betul oleh
para petani, bahwa sebelum adanya pelatihan dan penyuluhan petani melakukan
pertanian padi di sawahnya menggunakan ilmu perkiraan dan warisan nenek
moyang dan faktor kebiasaan. Hal inilah yang mendasari petani bahwa petani
kurang begitu memperhatikan tentang ilmu teoritis. Manfaat yang dirasakan lain
oleh petani padi sebelum dan sesudah mendapatkan program adalah penggunaan
pupuk yang tidak berlebihan mereka menyadari bahwa penggunaan pupuk yang
berlebihan membuat hasil padi mereka menjadi keracunan dan daun padi mereka
yang cepat menguning, petani pun mulai menyadari bahwa pola jarak tanam yang
dilakukan petani terlalu rapat, dan setelah mendapatkan adanya pelatihan dan
penyuluhan pertanian padi petani membuat jarak antar tanam yang tidak terlalu
rapat, agar pertumbuhannya tidak berdesakan dan tidak terhambat atau
menghambat pertumbuhan lain.
6.2.2 Manfaat adanya Kegiatan Pemberian Benih dan Pupuk Kandang
Kegiatan CSR yang dilakukan oleh CGS yang berupa hibah sebagai
bantuan modal untuk usahatani padi diantaranya pemberian benih dan pupuk
kandang yang dimaksudkan untuk mengurangi biaya produksi usahatani padi.
Pemberian benih ini dilakukan langsung oleh CGS kepada petani penerima
program CSR CGS. Bentuk bantuan kegiatan CSR CGS lainnya adalah pemberian
pupuk kandang, pupuk kandang yang diberikan merupakan pupuk kandang yang
diberikan langsung kepada petani dengan olahan yang dilakukan CGS bantuan ini
sifatnya sama seperti benih padi yaitu sistem hibah. Setelah adanya program
bantuan pupuk kandang ini masyarakat memahami bahwa pentingnya pemberian
pupuk alami terhadap usahatani padi mereka, kemudian kelompok usahatani ini
menggerakkan petani-petani padi untuk membuat pupuk kompos dengan cara-cara
yang tidak terlalu rumit. Limbah-limbah rumah tangga sisa-sisa makanan dapat
dijadikan campuran untuk pupuk kompos, dan tanaman-tanaman pisang yang
buahnya sudah dipanen bisa dijadikan campuran pembuatan pupuk kompos, dan
daun-daun yang telah membusuk.
48
6.2.3 Kegiatan Pemberian Ternak Domba
Kegiatan yang merupakan bagian dari Proram CSR lainnya yang
dilakukan oleh Chevron Geothermal Salak, Ltd adalah pemberian ternak domba
kepada masing-masing anggota petani padi penerima program CSR CGS.
Pemberian ternak domba ini sifatnya hibah dan masing-masing anggota
mendapatkan dua ekor domba untuk dipelihara dan dimanfaatkan sepenuhnya
untuk kepentingan petani.
Tabel 9 Petani Penerima Program CSR CGS yang Tetap Memelihara Hewan
Ternak Dombanya Tahun 2009-2012
No
Responden Pemberian Hewan Ternak
Domba pada Tahun 2009
Kondisi Hewan Ternak
Domba pada Tahun 2012
1 Petani 1 Indukan (1 jantan besar dan
1 betina besar usia kurang
lebih 10-12 bulan).
Indukan (1 jantan besar
dan 1 Betina besar), 1
anakan jantan kecil, 1
anakan betina besar.
2 Petani 2 Indukan (1 jantan besar dan
1 betina besar usia kurang
lebih 10-12 bulan)
Indukan (1 jantan besar
dan 1 betina besar), 2
anakan jantan kecil, 1
anakan betina kecil.
3 Petani 3 Indukan (1 jantan besar dan
1 betina besar usia kurang
lebih 10-12 bulan)
Indukan (1 jantan besar
dan 1 betina besar), 2
anakan betina kecil.
Sumber: Data Primer, Diolah 2014
Hewan domba yang diberikan adalah hewan domba jantan dan betina
dengan usia kurang lebih 10-12 bulan, harapan dari tim CSR CGS dengan adanya
bantuan ini adalah petani dapat melakukan peternakan domba, dengan
diberikannya pelatihan terkait pemeliharaan domba yang baik, Namun,
permasalahan yang terjadi adalah beberapa petani ada yang menjual kembali
domba yang telah didapat dari Chevron. Petani penerima program CSR yang
tergolong aktif dengan jumlah 30 petani dari 30 petani hanya sebagian kecil petani
yang melanjutkan peternakan dombanya, dari 30 petani hanya 3 petani yang
masih memelihara dombanya, atau hanya sebesar 0.1 persen yang berlanjut. Hal
ini disebabkan karena petani padi memiliki keterbatasan modal terkait
usahataninya, sehingga lebih dari setengah petani padi yang menerima program
CSR CGS yang mendapatkan bantuan hewan ternak domba mereka menjualnya
49
kembali. Petani padi yang tetap memelihara hewan ternak dombanya semenjak
diberikannya bantuan sampai sekarang adalah dapat dilihat pada Tabel 9.
Pada penerima program CSR CGS Dampak yang dirasakan langsung oleh
petani terhadap pengembangan usahatani padi adalah kotoran ternak domba yang
dimanfaatkan untuk pupuk organik untuk usaha padinya, sehingga petani tidak
begitu besar mengeluarkan biaya untuk penggunaan pupuk kandangnya. Petani
dapat langsung mengambil di tempat kandang ternaknya. Perbedaan Biaya yang
dikeluarkan untuk pupuk kandang sebelum mendapatkan program CSR CGS
adalah sebesar Rp286 593, sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk pupuk
kandang setelah menerima program CSR CGS adalah sebesar Rp234 669.
6.3 Identifikasi Struktur Biaya Usahatani Padi Sebelum dan Setelah
Menerima Program CSR CGS
Petani tentunya mengeluarkan biaya dalam rangka melakukan usahatani
padi, biaya yang dikeluarkan terdiri dari beberapa bentuk, diantaranya biaya tunai
dan biaya non tunai. Biaya tunai adalah biaya yang harus dikeluarkan secara
langsung oleh petani untuk kepentingan usahataninya. Biaya tunai terbagi ke
dalam biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap terdiri dari biaya sewa traktor,
sewa kerbau, dan pajak tanah untuk tanah pemilik. Sedangkan biaya variabel
terdiri dari biaya benih, pupuk, pestisida, dan bagi hasil untuk petani penggarap
dan tenaga kerja luar keluarga. Biaya non tunai adalah biaya yang diperhitungkan
dalam kegiatan usahatani yang meliputi biaya penyusutan alat pertanian, dan
biaya tenaga kerja dalam keluarga. Berikut adalah Tabel struktur biaya rata-rata
usahatani padi sebelum dan setelah menerima program CSR CGS per hektar per
musim tanam. Hasil dari pengolahan data yang dilakukan, menjelaskan bahwa
biaya total yang dikeluarkan petani padi setelah menerima program CSR Chevron
Geothermal Salak, Ltd. (CGS) untuk kegiatan usahataninya lebih kecil
dibandingkan biaya total yang dikeluarkan petani padi sebelum mendapatkan
program CSR CGS. Komponen biaya terbesar yang dikeluarkan petani padi
sebelum menerima program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS
adalah biaya bagi hasil dengan persentase masing-masing 37.12% dan 39.97%
dari biaya total usahatani padi.
50
Tabel 10 Struktur Biaya Rata-Rata Usahatani Padi Sebelum dan Setelah
Menerima Program CSR CGS Per Hektar Per Musim Tanam Tahun
2012
Komponen Biaya
Sebelum Menerima
Program
CSR CGS
Setelah Menerima
Program
CSR CGS
Nilai
(Rp/Ha)
Persentase
(%)
Nilai
(Rp/Ha)
Persentase
(%)
A. Biaya Tunai
Biaya Tetap
1. Sewa Traktor 460 000 7.64 460 000 8.22
2. Sewa Kerbau 59 310 0.98 59 310 1.06
3. Pajak*
74 825 1.24 74 825 1.34
Sub Total 594 135 9.86 594 135 10.62
Biaya Variabel
1. Benih 164 227 2.73 153 031 2.74
2. Pupuk kandang 286 593 4.76 234 699 4.20
3. Pupuk Urea 297 820 4.94 450 000 8.05
4. Pupuk TSP 286 969 4.76 250 103 4.47
5. Pupuk NPK 100 000 1.66 - 0.00
6. Pestisida Kimia 132 814 2.20 72 262 1.29
7. TKLK (HOK) 703 472 11.68 617 801 11.05
8. Bagi Hasil**
2 235 682 37.12 2 235 682 39.97
Sub Total 4 207 577 69.85 4 013 578 71.76
Total Biaya Tunai 4 801 712 79.72 4 607 713 82.39
B. Biaya Tidak Tunai
Biaya Tetap
1. Penyusutan Alat Tani 87 250 1.45 87 250 1,56
2. TKDK 1 134 398 18.83 897 901 16,05
Total Biaya Tidak Tunai 1 221 648 20.28 985 151 17,61
Total Biaya 6 023 360 100.00 5 592 864 100.00
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
Keterangan: *) Petani Pemilik
**) Petani Penggarap
Komponen biaya besar lainnya adalah Tenaga kerja Dalam Keluarga
(TKDK) untuk petani padi sebelum dan setelah menerima program CSR CGS,
dengan persentase masing-masing 18.83% dan 16.05% dari total biaya usahatani
padi. Persentase biaya tunai untuk petani padi sebelum menerima program CSR
sebesar 79.72% dari biaya total, sedangkan persentase biaya tidak tunainya
sebesar 20.28% dari biaya total. Sementara itu, petani padi setelah menerima
program CSR memiliki persentase biaya tunai sebesar 82.39% dari total biaya,
51
dan persentase biaya tidak tunai sebesar 17.61% dari total biaya. Struktur biaya
rata-rata usahatani padi sebelum menerima program CSR CGS dan setelah
menerima program CSR CGS per hektar per musim tanam dapat dilihat pada
Tabel 10.
Pada Tabel 10 menunjukan bahwa total biaya tunai yang terdiri dari biaya
tetap dan biaya variabel petani padi sebelum menerima program CSR CGS lebih
besar dari total biaya tunai petani setelah menerima program CSR CGS, begitu
pula dengan biaya tidak tunai yang terdiri dari biaya penyusutan dan Tenaga Kerja
Dalam Keluarga (TKDK) lebih besar petani padi sebelum menerima program
CSR CGS dibandingkan petani padi setelah menerima program CSR CGS. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa biaya total yang dikeluarkan petani padi untuk
usahataninya sebelum menerima program CSR CGS lebih besar dibandingkan
setelah menerima program CSR CGS. Biaya Tetap yang terdiri dari sewa traktor,
sewa kerbau, dan pajak, untuk petani padi sebelum dan setelah menerima program
CSR CGS memiliki nilai yang sama besar, hal ini diasumsikan biaya sewa traktor,
kerbau, dan pajak sebelum dan setelah mendapatkan program CSR sama besar.
Penggunaan traktor yang digunakan untuk mengolah tanahnya oleh petani padi
hanya sebagian orang, sedangkan petani lainnya menggunakan sewa kerbau untuk
membajak sawahnya, hal ini dikarenakan biaya traktor yang relatif mahal
dibandingkan dengan baya sewa kerbau. Petani padi penerima program CSR CGS
juga diwajibkan melakukan pembayaran pajak atas tanahnya, dikarenakan
sebagian besar petani penerima program adalah petani pemilik. Persentase biaya
penggunaan sewa traktor untuk petani padi sebelum menerima program CSR CGS
hanya 7.64% dari biaya total, itu artinya jumlah petani yang menggunakn traktor
untuk lahannya sangatlah sedikit, dikarenakan biaya sewa traktor yang terbilang
cukup mahal, tidak berbeda pula dengan petani sebelum menerima program CSR
CGS, penggunaan sewa Traktor hanya 8.22% dari Total biaya, itu artinya dalam
hal pengolahan tanah petani padi sebelum menerima program CSR CGS dan
setelah menerima program CSR CGS lebih banyak menggunakan kerbau untuk
membajak sawahnya. Persentase biaya sewa kerbau untuk petani padi sebelum
menerima program CSR dan setelah menerima program CSR CGS masing-
masing adalah 0.98% dan 1.06% dari total biaya. Biaya tetap lainnya yang
52
terhitung ke dalam biaya tunai adalah pajak. Biaya pajak petani sebelum
menerima program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS memiliki
persentase masing-masing 1.24% dan 1.34% dari biaya total, jika dilihat dari
persentase memang persentase petani setelah menerima program CSR CGS
memiliki persentase yang besar, namun biaya yang dikeluarkan untuk pajak
adalah sama, karena jumlah petani pemilik sebelum mendapatkan program dan
setelah mendapatkan program adalah sama. Jika kita melihat biaya bagi hasil yang
dikeluarkan petani padi sebelum menerima program CSR CGS lebih kecil
dibandingkan dengan petani padi setelah mendapatkan program CSR CGS,
dengan persentase masing-masing 37.12% dan 39.97% dari total biaya. Namun,
untuk sistem bagi hasilnya antara petani padi sebelum menerima program dan
setelah menerima program adalah sama besar, karena jumlah petani penggarap
sebelum dan setelah menerima program adalah sama. Jumlah petani yang
memiliki lahan sendiri dan diwajibkan membayar pajak dan petani penggarap
dengan sistem bagi hasil untuk petani sebelum menerima program CSR CGS
maupun setelah menerima program CSR CGS dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11 Status Lahan Petani Penerima Program CSR CGS Tahun 2012
No Jenis Kepemilikan Tanah Penerima Program CSR CGS
Jumlah(Orang) Persentase (%)
1 Tanah Milik Sendiri 19 63
2 Petani Penggarap 11 37
Jumlah 30 100
. Sumber: Data Primer Diolah, 2014
Dapat kita lihat pada Tabel 11 bahwa kepemilikan tanah petani penerima
program CSR CGS memiliki persentase yang besar pada kepemilikan tanah milik
sendiri. Kepemilikan tanah milik sendiri untuk petani penerima program CSR
CGS memiliki persentase paling besar dari jumlah petani penerima program CSR
CGS. Persentase petani penggarap memiliki persentase nilai lebih kecil dari
jumlah petani. Perbedaan kepemilikan tanah ini yang lebih didominasi oleh
kepemilikan tanah milik sendiri karena dari pihak CSR CGS memilih petani yang
belum mandiri dan secara ekonomi menengah ke bawah, serta dari daerah-daerah
yang terisolir, sebagian besar petani yang menerima program CSR CGS ini
memiliki kepemilikan tanah sendiri dengan luas lahan yang tidak terlalu besar.
53
Tabel 12. Perbandingan Struktur Biaya Usahatani Padi Setelah Menerima
Program CSR CGS Petani Pemilik dan Penggarap Per Ha Tahun 2012
Komponen Biaya
Petani Padi Pemilik Petani Padi Penggarap
Nilai
(Rp/Ha)
Persentase
(%)
Nilai
(Rp/Ha)
Persentase
(%)
A. Biaya Tunai
Biaya Tetap
1. Sewa Traktor - 0.00 460 000 9.27
2. Sewa Kerbau 60 556 2.06 57 273 1.15
3. Pajak*
74 825 2.55 - 0.00
Sub Total 135381 4.61 57 273 10.43
Biaya Variabel
1. Benih 156 133 5.31 147 673 2.98
2. Pupuk kandang 205 185 6.98 283889 5.72
3. Pupuk Urea 324 051 11.03 183900 3.71
4. Pupuk TSP 289 717 9.86 175 278 3.53
5. Pupuk NPK - 0.00 - 0.00
6. Pestisida Kimia 89 914 3.06 47 550 0.96
7. TKLK (HOK) 631 725 21.50 593 750 11.97
8. Bagi Hasil**
- 0.00 2 235 682 45.06
Sub Total 1 696 725 57.75 3 563 195 73.93
Total Biaya Tunai 1 832 106 62.36 3 620 468 84.35
B. Biaya Tidak Tunai
Biaya Tetap
1. Penyusutan Alat Tani 56 754 1.93 139 924 2.82
2. TKDK 1 049 318 35.71 636 364 12.83
Total Biaya Tidak Tunai 1 106 072 37.64 776 288 15.65
Total Biaya 2 938 178 100,00 4 396 756 100.00
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
Berdasarkan status pengusahaan lahan petani padi penerima program CSR
CGS di Kecamatan Pamijahan, perbandingan struktur biaya usahatani padi
dibedakan antara petani pemilik dan penggarap. Perbandingan struktur biaya
usahatani padi petani pemilik dan penggarap per hektar per musim tanam dapat
dilhat pada Tabel 12. Berdasarkan Tabel 12 biaya yang dikeluarkan petani
penggarap lebih besar dibandingkan petani pemilik hal ini dikarenakan petani
penggarap harus melakukan sistem bagi hasil dengan nilai yang cukup besar.
Perbedaan biaya pun dapat kita lihat pada penggunaan benih serta pupuk.
Benih padi yang digunakan untuk menanam baik petani padi sebelum menerima
program CSR CGS maupun setelah menerima program CSR CGS memiliki jenis
54
yang sama, penggunaan benih rata-rata per hektar sebelum mendapatkan progam
CSR CGS adalah sebesar 39 kg, sedangkan penggunaan benih petani setelah
mendapatkan program CSR CGS adalah rata-rata 30 kg. perbedaan penggunaan
benih ini disebabkan karena sebelum mendapatkan program CSR CGS benih yang
digunakan untuk pembibitan sekitar lebih dari 5 benih, sedangkan penggunaan
benih untuk pembibitan setelah mendapatkan program CSR CGS sekitar 3-5
benih.
Begitu halnya dengan penggunaan pupuk, pupuk yang merupakan input
yang penting dalam proses pertanian padi ini menggunakan sebagian besar pupuk
kimia dan pupuk alami. Jenis pupuk yang digunakan diantaranya adalah pupuk
Urea, TSP, Kandang, dan sebagian kecil NPK. Bahkan, petani setelah menerima
program CSR CGS, dengan adanya pelatihan dan penyuluhan pertanian, tidak
menggunakan pupuk NPK. hal ini disebabkan karena NPK pada dasarnya
merupakan campuran dari pupuk urea dan TSP.
Tabel 13 Penggunaan Rata-Rata Pupuk Petani Per Hektar Per Musim Tanam
Sebelum Menerima Program CSR CGS dan Setelah Menerima
Program CSR CGS
No
Jenis Pupuk
Petani Sebelum
Menerima program CSR
CGS
Petani Setelah
menerima Program
CSR CGS
1 Urea (Kg/Ha) 149 225
2 TSP (Kg/Ha) 97 83
3 NPK (Kg/Ha) 50 -
4 Kandang (Kg/Ha) 287 235
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
Pada Tabel 13 dapat kita lihat bahwa petani padi sebelum menerima
program CSR CGS penggunaan pupuk ureanya hanya sekitar 149 kg, sedangkan
setelah mendapatkan pogram CSR CGS yaitu sebesar 225 kg. Perbedaan
penggunaan pupuk urea ini menjelaskan petani sebelum mengikuti kegiatan
pelatihan dan penyuluhan pertanian mereka belum memahami dosis yang pas atau
cukup untuk penggunaan pupuk urea. Penggunaan pupuk TSP petani sebelum
mendapatkan program CSR CGS adalah sebesar 97 kg, sedangkan setelah
mendapatkan program CSR CGS yaitu 83 kg, hal ini menunjukan bahwa sebagian
petani penerima program CSR CGS ada yang tidak sesuai dengan pelatihan dan
penyuluhan atau sifat dari petani yang belum sadar akan pentingnya pertanian
55
padi. Petani sebelum menerima program CSR CGS menggunakan pupuk NPK
sedangkan petani setelah menerima program CSR CGS tidak menggunakan pupuk
NPK, hal ini dikarenakan setelah mendapatkan program CSR CGS petani
memahami bahwa pupuk NPK itu merupakan campuran dari pupuk TSP, dan
Urea, sedangkan pupuk kandang yang digunakan petani sebelum mendapatkan
program CSR adalah sebesar 287 kg, sedangkan petani padi setelah mendapatkan
program CSR CGS adalah 235 kg, meskipun demikian pada kenyataannya petani
padi setelah menerima program CSR CGS menggunakan pupuk kandang yang
lebih banyak daripada petani padi sebelum mendapatkan program CSR CGS yang
didapat dari kotoran hewan ternak dombanya yang mereka pelihara. Menurut
anjuran pemerintah penggunaan pupuk urea sebesar 200 kg, TSP 100 kg.
Biaya penggunaan benih dan pupuk petani sebelum menerima program CSR
CGS dan setelah menerima program CSR CGS dapat dilihat pada Tabel 14.
Berdasarkan pada Tabel 14, biaya penggunaan pupuk urea, untuk petani sebelum
menerima program CSR CGS lebih kecil dibandingkan dengan petani padi setelah
menerima program CSR CGS, karena petani padi sebelum mengikuti penyuluhan
memberikan pupuk ureanya tidak sesuai dengan rata-rata penggunaan pupuk urea
yaitu berkisar antara 150-250 Kg/Ha. Sedangkan penggunaan pupuk TSP, untuk
petani sebelum menerima program CSR CGS lebih besar dibandingkan dengan
petani setelah menerima program CSR CGS. Hal ini dikarenakan petani belum
memiliki kesadara akan pentingnya pertanian padi, sebagian dari petani penerima
program CSR CGS tidak mengikuti aturan dari penggunaan pupuk standar.
Tabel 14 Rata-Rata Biaya Penggunaan Pupuk dan Benih Petani Padi Sebelum
dan Setelah Menerima Program CSR CGS Per Hektar Per Musim
Tanam Tahun 2012
No Uraian
Petani Padi Sebelum
Menerima Program
CSR CGS
Petani Padi Setelah
Menerima Program
CSR CGS
Nilai
(Rp/Ha)
Persentase
(%)
Nilai
(Rp/Ha)
Persentase
(%)
1 Pupuk
Kandang
286 593 4.76 234 699 4.20
2 Pupuk Urea 297 820 4.94 450 000 8.05
3 Pupuk TSP 286 969 4.76 250 103 4.47
4 Pupuk NPK 100 000 1.66 - 0.00
5 Benih 164 227 2.73 153 031 2.74
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
56
Persentase biaya penggunaan pupuk urea untuk petani sebelum menerima
program CSR CGS adalah 4.94% dari biaya total sedangkan persentase biaya
penggunaan pupuk urea untuk petani setelah menerima program CSR CGS
sebesar 8.05% dari biaya total. Petani padi setelah menerima program CSR CGS
memiliki persentase penggunaan pupuk kandang sebesar 4.20% dari biaya total.
Sedangkan persentase penggunaan benih sebesar 2.74% dari biaya total.
Persentase biaya penggunaan pupuk kandang petani padi setelah menerima
program CSR CGS lebih kecil dibandingkan sebelum mendapatkan program CSR
CGS. Hal ini dikarenakan petani padi setelah menerima program CSR CGS dapat
mengambil sebagian manfaat kotoran hewan ternak dombanya untuk dijadikan
sebagai pupuk kandang. Sedangkan persentase penggunaan benih petani padi
setelah menerima program CSR CGS lebih kecil dibandingkan petani padi
sebelum mendapatkan program CSR CGS. Hal ini dikarenakan penggunaan benih
setelah menerima program CSR CGS tidak terlalu rapat untuk dijadikan sebagai
bibit. Petani sebelum mendapatkan program CSR CGS memiliki persentase biaya
penggunaan pupuk kandang sebesar 4.76% dari biaya total, dan persentase biaya
penggunaan benih sebesar 2.73% dari biaya total. Perbedaan biaya penggunaan
pupuk ini dapat terlihat dengan jelas pada pembiayaan pupuk kandang, karena
petani setelah mendapatkan program CSR dapat mengambil sebagian hewan
ternaknya untuk dijadikan sebagai pupuk kandang.
Struktur biaya usahatani padi sebelum menerima program CSR CGS dan
setelah menerima program CSR CGS juga dapat dilihat berdasarkan biaya yang
dikeluarkan per kg output yang dihasilkan. Struktur biaya yang dikeluarkan ini
untuk mengetahui setiap satu rupiah yang dikeluarkan dalam setiap satu kg output
yang dihasilkan. Pada dasarnya struktur biaya rata-rata usahatani padi per kg
output ini sama dengan struktur biaya rata-rata per hektar per musim tanam,
perbedaannya pada hasil produksi yang dihasilkan yang menjadi pembagi dalam
menentukan biaya rata-rata per kg output. Persentase dalam komponen biaya rata-
rata per kg output ini dibagi sesuai dengan jumlah biaya total masing-masing,
untuk petani sebelum mendapatkan program maupun setelah mendapatkan
program CSR. Struktur biaya usahatani padi sebelum menerima program CSR
57
CGS dan setelah menerima program CSR CGS per kg output per musim tanam
dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15 Struktur Biaya Rata-Rata Usahatani Padi Sebelum Menerima Program
dan Setelah Menerima Program CSR CGS Per Kg Output Per Musim
Tanam Tahun 2012
Komponen Biaya
Petani Padi Sebeleum
menerima Program
CSR CGS
Petani Padi Setelah
Menerima Program
CSR CGS
Nilai
(Rp/Kg)
Persentase
(%)
Nilai
(Rp/Kg)
Persentase
(%)
A. Biaya Tunai
Biaya Tetap
-Sewa Traktor 57 2 29 1
-Sewa Kerbau 34 1 17 1
-Pajak*
26 1 13 1
Sub Total 117 3 59 3
Biaya Variabel
-Benih 59 2 43 2
-Pupuk kandang 93 3 87 4
-Pupuk Urea 97 3 65 3
-Pupuk TSP 89 3 61 3
-Pupuk NPK 25 1 0 0
-Pestisida Kimia 46 1 16 1
-TKLK (HOK) 235 7 167 9
-Bagi Hasil**
2 391 68 1 209 62
Sub Total 3 035 86 1 648 85
Total Biaya Tunai 3 152 89 1 707 88
B. Biaya Tidak Tunai
Biaya Tetap
-Penyusutan Alat Pertanian 66 1 33 3
-TKDK 345 10 204 18
Total Biaya Tidak Tunai 411 11 237 21
Total Biaya 3 563 100 1 944 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
Keterangan: *) Petani Pemilik
*) Petani Penggarap
Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat bahwa biaya total per kg output yang
dikeluarkan petani sebelum menerima program CSR CGS lebih besar
dibandingkan dengan petani setelaah menerima program CSR CGS. Biaya total
per kg Output petani sebelum menerima program CSR CGS sebesar Rp3 563.
sedangkan biaya total per kg output untuk petani setelah menerima program CSR
CGS adalah sebesar Rp1 944. Selisih biaya total per kg output untuk petani
sebelum menerima program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS
58
adalah sebesar Rp1 619. Biaya tunai yang terdiri dari biaya tetap dan variabel per
kg output untuk petani sebelum menerima program CSR CGS dan setelah
menerima program CSR CGS dapat kita analisis sebagai berikut. Persentase biaya
tetap per kg output untuk petani sebelum menerima program CSR CGS adalah
sebesar 3% sedangkan persentase biaya tetap per kg output untuk petani setelah
menerima program CSR CGS adalah sebesar 3%, selain biaya tetap, biaya
variabel yang dikeluarkan petani padi sebelum menerima program CSR CGS
memiliki persentase sebesar 86% dari biaya total, sedangkan persentase biaya
variabel per kg output petani setelah menerima program CSR CGS hanya sebesar
85%, 1% lebih kecil dari biaya total. Biaya tidak tunai per kg output petani padi
sebelum menerima program CSR CGS memiliki persentase 11%. Persentase ini
lebih kecil dibandingkan dengan petani setelah menerima program CSR CGS
yaitu sebesar 21%, namun demikian biaya non tunai yang dikeluarkan petani
sebelum menerima program lebih besar dibandingkan petani setelah menerima
program CSR CGS.
Struktur biaya juga dapat dilihat berdasarkan status pengusahaan lahannya
yang dibedakan kedalam petani pemilik dan petani penggarap. Petani pemilik
mengusahakan pertanian padinya sendiri, dengan kewajiban membayar sistem
pajak tanahnya, sedangkan petani penggarap mengusahakan petaninya di lahan
milik orang lain dengan menggunakan sistem bagi hasil. Persentase bagi hasil
yang disepakati oleh petani penggarap dan pemilik lahan dilakukan dengan unsur
kebersamaan dan kekeluargaan, biasanya di Kecamatan Pamijahan ini dalam hal
pembagian hasil panen padinya menggunakan sistem perbandingan 70-30.
maksudnya adalah 70% petani penggarap berhak atas hasil panennya, sedangkan
30% pemilik lahan berhak atas panen yang dihasilkannya. Beberapa petani yang
tidak memiliki lahan sendiri untuk bertani memilih untuk menjadi petani
penggarap untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Selain struktur biaya yang
disajikan dalam bentuk tabel untuk struktur biaya rata-rata petani pemilik dan
petani penggarap per hektar per musim tanam, juga disajikan struktur biaya rata-
rata petani pemilik dan petani penggarap per kg output per musim tanam. Struktur
biaya rata-rata petani pemilik dan penggarap per kg output per musim tanam dapat
dilihat pada Tabel 16.
59
Tabel 16 Struktur Biaya Rata-Rata Usahatani Padi Petani Pemilik dan Petani
Penggarap Setelah Menerima Program CSR CGS Per Kg Output Per
Musim Tanam Tahun 2012
Komponen Biaya
Petani Pemilik Petani Penggarap
Nilai
(Rp/Kg)
Persentase
(%)
Nilai
(Rp/Kg)
Persentase
(%)
A. Biaya Tunai
Biaya Tetap
-Sewa Traktor - 0 87 5
-Sewa Kerbau 14 2 19 1
-Pajak*
18 3 - 0
Sub Total 32 5 106 6
Biaya Variabel
-Benih 35 6 49 3
-Pupuk kandang 41 7 123 7
-Pupuk Urea 69 11 62 4
-Pupuk TSP 63 10 62 4
-Pupuk NPK - 0 0 0
-Pestisida Kimia 19 3 13 1
-TKLK (HOK) 132 21 196 12
-Bagi Hasil**
- 0 808 49
Sub Total 359 57 1 313 79
Total Biaya Tunai 391 62 1 419 86
B. Biaya Tidak Tunai
Biaya Tetap
-Penyusutan Alat Pertanian 13 2 50 3
-TKDK 222 35 190 11
Total Biaya Tidak Tunai 235 38 240 14
Total Biaya 626 100 1 659 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
Berdasarkan Tabel 16 dapat kita lihat bahwa biaya total per kg output per
musim tanam petani pemilik lebih kecil dibandingkan dengan petani penggarap,
hal ini dikarenakan petani pemilik tidak mengeluarkan biaya bagi hasil. Biaya
tetap petani pemilik memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan biaya
tetap petani penggarap karena petani pemilik tidak menggunakan sewa traktor
yang relatif mahal dibandingkan dengan sewa kerbau.
6.4 Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Sebelum dan Setelah
Menerima Program CSR Chevron Geothermal Salak, Ltd
Kegiatan usahatani padi yang dilakukan oleh petani merupakan sebuah
tantangan sendiri bagi petani untuk mendapatkan keuntungan dari hasil panennya.
Keberhasilan petani dari usahatani dapat dilihat dari jumlah pendapatan yang
60
diperoleh. Usahatani dapat menguntungkan apabila jumlah penerimaan yang
diterima lebih besar dibandingkan biaya yang dikeluarkan. Analisis pendapatan
usahatani dalam penelitian ini terdiri dari pendapatan atas biaya tunai dan
pendapatan atas biaya total. Analisis perbandingan pendapatan uahatani padi
sebelum menerima program CSR dan setelah menerima program CSR Chevron
Geothermal Salak, Ltd per hektar per musim tanam dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17 Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Sebelum dan Setelah
Menerima Program CSR Chevron Geothermal Salak, Ltd 2012
No
Uraian
Petani Sebelum
Menerima Program CSR
(Rp/Ha)
Petani Setelah
Menerima Program CSR
(Rp/Ha)
1 Penerimaan 8 723 932 12 302 743
2 Biaya
a. Biaya Tunai 4 801 712 4 433 435
b. Biaya Non Tunai 1 221 648 985 151
3 Biaya Total 6 023 360 5 592 864
4 Pendapatan atas biaya
tunai
3 922 220 7 869 308
5 Pendapatan atas biaya total 2 700 572 6 709 879
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
Pada Tabel 16, pendapatan atas biaya tunai petani sebelum menerima
program CSR CGS lebih kecil dibandingkan dengan pendapatan atas biaya tunai
petani setelah mendapatkan program CSR CGS. Adapun selisih pendapatan atas
biaya tunai petani sebelum menerima program CSR CGS dan setelah menerima
program CSR CGS adalah Rp3 947 088, itu artinya bahwa perbedaan pendapatan
atas biaya tunai menunjukan perbedaan yang sangat besar. Sedangkan pendapatan
atas biaya total petani sebelum menerima program CSR CGS lebih kecil
dibandingkan dengan petani setelah menerima program CSR CGS. Perbedaan
pendapatan ini disebabkan karena jumlah produksi yang dihasilkan petani padi
setelah menerima program CSR CGS lebih besar dibandingkan dengan petani
padi sebelum mendapatkan program CSR CGS, selisih pendapatan atas biaya total
petani sebelum menerima program CSR CGS dan setelah menerima program CSR
CGS adalah sebesar Rp4 009 307, angka ini lebih besar dibandingkan dengan
selisih pendapatan atas biaya tunai antara petani sebelum menerima program CSR
CGS, dan setelah menerima program CSR CGS, meskipun biaya total yang
dikeluarkan lebih besar dibandingkan dengan biaya tunainya. Selisih pendapatan
61
atas biaya tunai dan total petani sebeluh menerima program CSR CGS dan setelah
mendapatkan program CSR CGS dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18 Selisih Pendapatan Rata-Rata Usahatani Padi Sebelum dan Setelah
Menerima Program CSR CGS Per Hektar Per Musim Tanam
No
Uraian
Usahatani Padi
Sebelum
Menerima
Program CSR
CGS
Usahatani Padi
Setelah Menerima
Program CSR
CGS
Selisih
Pendapatan
1 Pendapatan atas
biaya Tunai (Rp/Ha)
3 922 220 7 869 308 3 947 088
2 Pendapatan atas
biaya total (Rp/Ha)
2 700 572 6 709 879 4 009 307
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
Perbandingan pendapatan usahatani padi per hektar per muism tanam juga
dapat dilihat berdasarkan petani pemilik maupun penggarap, dapat dilihat pada
Tabel 19.
Tabel 19 Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Petani Pemilik dan Petani
Penggarap Setelah Menerima Program CSR Chevron Geothermal
Salak, Ltd 2012
No Uraian Petani Pemilik (Rp/Ha) Petani Penggarap
(Rp/Ha)
1 Penerimaan 7 501 754 11 031 818
2 Biaya
a. Biaya Tunai 1 832 104 4 184 994
b. Biaya Non Tunai 1 106 072 776 288
3 Biaya Total 2 938 177 4 961 282
4 Pendapatan atas biaya
tunai
5 669 650 6 846 824
5 Pendapatan atas biaya total 4 563 577 6 070 536
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
Struktur pendapatan usahatani padi setelah menerima program CSR CGS
dan sebelum mendapatkan program CSR CGS juga dilakukan berdasarkan
pendapatan per kg output yang dihasilkan. Penerimaan yang diterima petani per
kg output merupakan harga jual padi kering, dan asumsi harga yang ada di
pasaran antara petani padi sebelum menerima program dan petani setelah
menerima program adalah sama besar. Perbandingan pendapatan usahatani padi
setelah menerima program CSR CGS dan sebelum mendapatkan program CSR
CGS per kg output per musim tanam dapat dilihat pada Tabel 20.
62
Tabel 20. Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Sebelum dan Setelah
Menerima Program CSR CGS Per Kg Output Per Musim Tanam
No Uraian Petni Padi Sebelum
Menerima Program
(Rp/Kg)
Petani setelah
menerima Program
(Rp/Kg)
1 Penerimaan 3 750 3 750
2 Biaya
- Biaya Tunai 3 152 1 707
- Biaya Non Tunai 411 237
3 Biaya Total 3 563 1 944
4 Pendapatan atas biaya tunai 598 2 043
5 Pendapatan atas biaya total 187 1 806
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
Berdasarkan Tabel 18, pendapatan atas biaya tunai maupun pendapatan
atas biaya total per kg output per musim tanam yang diperoleh petani padi setelah
menerima program CSR CGS lebih besar dibandingkan petani padi sebelum
mendapatkan program CSR CGS. Hasil analisis yang dapat terlihat pada biaya
total, petani padi setelah menerima program CSR CGS mengeluarkan biaya yang
lebih kecil dibandingkan dengan petani padi sebelum mendapatkan program CSR
CGS.
6.5 Analisis Perbandingan R-C Rasio Usahatani Padi Sebelum dan Setelah
Menerima Program CSR Chevron Geothermal Salak, Ltd
Analisis perbandingan R-C Rasio usahatani padi sebelum menerima
program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS terdiri atas R-C
rasio atas biaya tunai dan R-C rasio atas biaya total disajikan dalam Tabel 21.
Tabel 21 Perbandingan Rasio R-C Usahatani Padi Sebelum dan Setelah
Menerima Program CSR CGS Per Hektar Per Musim Tanam
No
Uraian
Petani Sebelum
Menerima Program CSR
CGS (Rp/Ha)
Petani Setelah
Menerima Program
CSR CGS (Rp/Ha)
1 Penerimaan 8 723 932 12 302 743
2 Biaya Tunai 4 801 712 4 433 435
3 Biaya Total 6 023 360 5 592 864
4 R-C Rasio atas biaya
Tunai
1.81 2.77
5 R-C rasio atas Biaya
Total
1.45 2.20
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
63
Pada Tabel 21 diketahui hasil pengolahan data dari analisis rasio R-C atas
biaya tunai dan biaya total pada usahatani padi sebelum menerima program CSR
CGS dan setelah menerima program CSR CGS menguntungkan dan layak untuk
dilanjutkan. Nilai R-C rasio untuk usahatani padi sebelum menerima program
CSR CGS lebih kecil dibandingkan dengan petani setelah menerima program
CSR CGS. Rasio R-C atas biaya tunai untuk petani sebelum menerima program
CSR CGS dan petani setelah menerima program CSR CGS masing-masing adalah
1.81 dan 2.77. Nilai Rasio R-C 1.81 untuk petani sebelum menerima program
CSR CGS menunjukan bahwa setiap satu rupiah biaya tunai yang dikeluarkan
untuk usahatani padi menghasilkan tambahan penerimaan sebesar Rp1.81.
Sedangkan nilai Rasio R-C 2.77 untuk petani setelah menerima program CSR
CGS menunjukan bahwa setiap satu rupiah biaya tunai yang dikeluarkan petani
untuk usahatani padi menghasilkan tambahan penerimaan sebesar Rp2.77.
Sementara itu nilai rasio R-C atas biaya total untuk petani sebelum menerima
program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS berturut-turut
adalah 1.45 dan 2.20. Nilai Rasio R-C atas biaya total untuk petani sebelum
menerima program CSR CGS 1.45 menunjukan bahwa biaya total yang
dikeluarkan petani untuk usahataninya menghasilkan tambahan penerimaan
sebesar Rp1.45 sedangkan untuk petani setelah menerima program CSR CGS
dengan nilai rasio R-C 2.20 menunjukan bahwa biaya total yang dikeluarkan
petani untuk usahatani padi memberikan tambahan penerimaan sebesar Rp2.30.
Analisis R-C rasio juga dilakukan untuk usahatani padi petani sebelum
menerima program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS per kg
output per musim tanam, hasil analisis R-C rasio per kg output per musim tanam
dapat dilihat pada Tabel 22.
64
Tabel 22 Perbandingan Rasio R-C Usahatani Padi Sebelum dan Setelah
Menerima Program CSR CGS Per Kg Output Per Musim Tanam
No
Uraian
Petani Sebelum
Menerima Program
CSR CGS (Rp)
Petani Setelah
Menerima Program
CSR CGS (Rp)
1 Penerimaan 3 750 3 750
2 Biaya Tunai 3 152 1 707
3 Biaya Total 3 563 1 944
4 R-C Rasio atas biaya
Tunai
1.19 2.20
5 R-C rasio atas Biaya
Total
1.05 1.93
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
Tabel 20 menunjukan bahwa nilai R-C rasio petani padi sebelum
menerima program CSR CGS lebih kecil dibandingkan petani padi setelah
menerima program CSR CGS. Hal ini menunjukan bahwa usahatani padi setelah
menerima program CSR CGS lebih menguntungkan dibandingkan usahatani padi
sebelum mendapatkan program CSR CGS. Nilai Rasio atas biaya tunai untuk
petani sebelum menerima program CSR CGS adalah sebesar 1.19, artinya setiap
satu rupiah biaya tunai yang dikeluarkan oleh petani setelah menerima program
CSR CGS menghasilkan tambahan penerimaan sebesar Rp1.19, sedangkan nilai
R-C rasio atas biaya tunai untuk petani setelah menerima program CSR CGS
adalah sebesar 2.20, artinya setiap satu rupiah biaya tunai yang dikeluarkan oleh
petani menghasilkan tambahan penerimaan sebesar Rp2.20..
Nilai R-C rasio atas biaya total petani padi sebelum menerima program
CSR CGS juga memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan petani padi setelah
menerima program CSR CGS. Nilai R-C rasio atas biaya total untuk petani padi
sebelum menerima program CSR CGS adalah sebesar 1.05, artinya setiap satu
rupiah biaya total yang dikeluarkan petani padi setelah menerima program CSR
CGS menghasilkan tambahan penerimaan sebesar Rp1.05. Nilai R-C rasio atas
biaya total untuk petani padi setelah mendapatkan program CSR CGS adalah
1.93, artinya setiap satu rupiah biaya total yang dikeluarkan menghasilkan
tambahan penerimaan sebesar Rp1.93.
65
VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai manfaat program CSR CGS,
struktur biaya dan pendapatan usahatani padi petani sebelum menerima program
CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS, dapat disimpulkan bahwa:
1. Bentuk pelaksanaan program CSR CGS bidang ekonomi terdiri dari
pendampingan pertanian dan ternak domba, pendampingan koperasi Siraa,
pendampingan otomotif (bengkel), pendampingan anyaman bambu dan
bibit pohon. Program CSR CGS bidang ekonomi yang berperan penting
dalam pertanian padi adalah program pendampingan pertanian dan ternak
domba. Kegiatan-Kegiatan tersebut terdiri dari pelatihan dan penyuluhan
pertanian padi, pemberian benih dan pupuk kandang, serta pemberian
hewan ternak domba.
2. Manfaat program CSR CGS terhadap pengembangan usahatani padi di
Kecamatan Pamijahan diantaranya memberikan ilmu pengetahuan tentang
pertanian padi, hasil produksi yang dihasilkan, menekan biaya produksi,
dan kemandirian dalam pembuatan pupuk alami.
3. Biaya total per hektar per musim tanam yang dikeluarkan petani padi
setelah menerima program CSR CGS lebih kecil dibandingkan petani padi
sebelum mendapatkan program CSR CGS. Biaya total per kg output yang
dikeluarkan petani padi setelah menerima program CSR CGS lebih kecil
dibandingkan dengan petani padi sebelum mendapatkan program CSR
CGS. Komponen biaya tunai usahatani padi petani sebelum dan setelah
menerima program CSR CGS yang memiliki nilai tertinggi adalah Bagi
Hasil. Biaya total per hektar per musim tanam dan biaya total per kg
output per musim tanam juga dibedakan berdasarkan petani pemilik dan
penggarap, dari hasil pembahasan bahwa biaya total yang dikeluarkan oleh
petani penggarap lebih besar dibandingkan dengan petani pemilik.
4. Pendapatan atas biaya tunai dan biaya total per hektar dan per kg output
per musim tanam yang diterima petani padi sebelum menerima program
CSR CGS lebih kecil dibandingkan petani padi setelah menerima program
CSR CGS. Dilihat dari nilai R-C rasio, maka usahatani yang dijalankan
66
petani padi sebelum menerima program CSR CGS dan setelah menerima
program CSR CGS sama-sama menguntungkan. Nilai R-C rasio usahatani
padi sebelum menerima program CSR CGS lebih kecil dibandingkan
dengan usahatani padi setelah menerima program CSR CGS. Hal ini
menunjukan bahwa usahatani padi sebelum menerima program CSR CGS
kurang menguntungkan dibandingkan usahatani padi setelah menerima
program CSR CGS.
7.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian manfaat program, struktur biaya, dan
pendapatan usahatani padi sebelum menerima program CSR CGS dan setelah
menerima program CSR CGS maka saran yang diberikan adalah:
1. Usahatani padi setelah menerima program CSR CGS mampu
meningkatkan pendapatan petani sehingga perlu keberlanjutan dan
kesinambungan program CSR CGS terkait pertanian padi.
2. Perlu adanya perluasan anggota petani padi penerima program CSR CGS
agar petani padi mampu mewujudkan menjadi petani sejahtera.
3. Perlu adanya kebijakan untuk memperkecil biaya bagi hasil dengan cara
menerapkan peran kelompok tani dan pemerintah daerah.
4. Perlu ditingkatkannya penyuluhan dan pelatihan dari penyuluh pertanian
mengenai pupuk alami agar petani dapat menekan biaya produksi.
5. Perlu adanya penelitian lanjutan tentang analisis lainnya tentang program
CSR CGS lainnya dalam bidang yang berbeda.
6. Perlu adanya penilaian dan evaluasi dari perusahaan terkait program
bantuan yang diberikan secara hibah.
67
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, F.R.R. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan
Tahunan Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di
Bursa Efek Jakarta (ID): Simposium nasional Akuntansi 9 Padang.
Anonim. 2009. Annual Report Perusahaan Geothermal. Jakarta (ID): Perusahaan
Geothermal.
Anonim. 2010. Annual Report Perusahaan Geothermal. Jakarta (ID): Perusahaan
Geothermal.
Babatunde, K.A. 2013. Corporate Social Responsibility Effect On Consumer
Patronage-Management Perspective: Case Study Of A Telecommunication
Company In Nigeria. Malaysian Journal Of Communication. Vol.29(1)
2013: 55-71.
Banuewidjojo, Moeljadi. 1983. Pembangunan Pertanian. Malang (ID): Opini
Malang.
Budimanta, Arif. 2007. Peluang Pemberdayaan Petani Melalui Program CSR.
Jurnal Indonesia. 049/Vol.III/TH.V.
Gittinger, J. P. 2008. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Jakarta (ID): UI-
Press.
Harahap. 2002. Teori Akuntansi. Edisi Delapan. Jakarta (ID): PT. Rajasa
Grasindo Persada.
Hernanto, F. 1993. Ilmu Usahatani. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Kusnadi. 2006. Strategi pemberdayaan Ekonomi Sosial Masyarakat. Medan (ID):
USU.
Kuswadi. 2007. Analisis Keekonomian Proyek. Jakarta (ID): Andi Publisher.
Moehar. 2001. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta (ID): Bumi Aksara.
Mosher, A. T. 1984. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Jakarta (ID):
Yasaguna.
Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian Edisi 3. Jakarta (ID): Lembaga
Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi Sosial (LP3S).
Muhajir. 1990. Sistem Pertanian Sawah tanpa Olah Tanah. Jakarta (ID): Penerbit
Swadaya.
Muljono, Pudji. 2006. Metodologi Penelitian Sosial. Bogor (ID): Pustaka
Wirausaha Muda,
68
___________. 2007. Hubungan Antara Kepuasan Kerja Arsiparis dan Sikap
terhadap Profesi dengan Motivasi Kerja Arsiparis. Laporan Penelitian.
Bogor (ID): IPB-Press.
___________. 2012. Metodologi Penelitian Sosial. Bogor (ID): IPB Press.
Mulyadi. 2007. Akuntansi Biaya. Yogyakarta (ID): STIE YKPN.
Saidi, Z dan Abidin. 2004. Menjadi Bangsa Pemurah: Wacana dan Praktek
Kedermawanan Sosial di Indonesia. Jakarta (ID): Piramedia.
Sanjaya, Irvan. 2010. Analisis Manfaat Ekonomi Limbah Ternak Sapi Perah,
Kasus Kelompok Ternak Sapi Perah Mekarjaya Desa Cipayung Girang
Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor. Skripsi. Fakultas Ekonomi
dan Manajemen. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Soekartawi, 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Pengembangan Petani
Kecil. Jakarta (ID): UI-Press.
________, 1995. Analisis Usahatani. Jakarta (ID): UI-Press.
________. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasi. Jakarta
(ID): UI-Press.
Undang-Undang Perseroan Terbatas No.40 Tahun 2007
Undang-Undang Penanaman Modal No. 25 Tahun 2007
Wibisono, Y. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik (ID): FASCHO
Publishing.
Wulandari, Indah. 2010. Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi
Organik dengan Padi Anorganik (Kasus: Kelurahan Sindang Barang dan
Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan
Manajemen. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Zuhroh, D. dan L.P.P.H Sukmawati. 2003. Analisis Pengaruh Luas Pengungkapan
Soaial dalam laporan Tahunan Perusahaan Terhadap Reaksi Investor.
Jakarta (ID): Simposium Nasional Akuntansi VI.
69
LAMPIRAN
70
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
“Analisis Manfaat Program CSR Chevron Geothermal Salak, Ltd.
Bidang Ekonomi Terhadap Pengembangan Usahatani Padi di
Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor”
Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Yth. Bapak/Ibu/Saudara
di
Tempat
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dalam rangka penulisan skripsi pada Program Sarjana Institut Pertanian
Bogor, dengan ini Bapak / Ibu dimohon kesediaannya untuk menyatakan pendapat
mengenai setiap pernyataan yang ada dan mengisi setiap pertanyaan yang
diberikan..
Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui “Analisis
Manfaat Program CSR (Corporate Social Responsibility) Chevron
Geothermal Salak, Ltd. Bidang Ekonomi Terhadap Pengembangan
Usahatani Padi Di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor” Program-
program CSR Chevron Goethermal Salak bidang ekonomi merupakan salah satu
bentuk tanggung jawab sosial pada masyarakat sekitar wilayah kerja perusahaan
dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
Atas perhatian dan partisipasi Bapak/Ibu, kami sampaikan rasa
terimakasih dan penghargaan setinggi-tinggginya, semoga Allah SWT membalas
atas segala kebaikan Bapak/Ibu. Amin.
Bogor, September 2012
Yoppy Rosmini MZ.
71
No :
Nama :
Alamat :
Beri tanda (x) untuk menjawab pertanyaan di bawah ini.
A. Karakteristik Responden
1. Jenis Kelamin :
a. Laki-laki b. Perempuan
2. Usia :
a. < 26 tahun b. 26 - 45 tahun c. > 45 tahun
3. Bidang pekerjaan utama :
a. Pertanian e. Konsumtif
b. Peternakan f. Restoran / Rumah Makan
c. Perdagangan g. Jasa (Service, Salon, DLL)
d. Industri Rumahan h. Lainnya ...
4. Pekerjaan sampingan :
a. Ada, Sebutkan ...
b. Tidak Ada
5. Pendidikan terakhir:
a. Tidak sekolah d. Lulus SLTP atau sederajat
b. Tidak lulus SD e. Lulus SMA atau sederajat
c. Lulus SD atau Sederajat f. Lulus D3/S1/S2/S3
6. Jumlah tanggungan keluarga :
a. ... Anak
b. Lainnya ...
7. Berapa pendapatan Bapak/Ibu dalam sebulan ?
a. < Rp 500.000 d. Rp 2.500.001 – Rp. 3.500.000
b. Rp 500.000 – 1.000.000 e. Rp 3.500.001 – Rp 5.500.000
c. Rp 1.000.001 – Rp 2.500.000 f. > Rp 5.500.000
8. Berapa pengeluaran Bapak/Ibu dalam sebulan ?
72
a. < Rp 500.000 d. Rp 2.500.001 – Rp. 3.500.000
b. Rp 500.001 – 1.000.000 e. Rp 3.500.001 – Rp 5.500.000
c. Rp 1.000.001 – Rp 2.500.000 f. > Rp 5.500.000
9. Program bantuan apa saja yang Bapak/Ibu ketahui ? ( boleh jawab >1)
a. Bidang Pendidikan c. Lingkungan
b. Bidang Kesehatan d. Infrastruktur
c. Bidang Ekonomi e. Komunikasi
10. Pada program bantuan CSR CGS bidang ekonomi, program apa saja yang
telah diikuti ? ( boleh jawab >1)
a. Pendampingan Pertanian Organik g. Pendampingan Budidaya
Ikan
b. Pendampingan Budidaya Jamur h. Pendampingan Bengkel
c. Pendampingan Peternakan Domba i. Pendampingan Budidaya
Pepaya
d. Pendampingan Peternakan Kelinci j. Penanaman Kopi
e. Pendampingan Anyaman Bambu k. Lainnya ...
f. Pendampingan Koperasi SiRaA
11. Apakah anda mengikuti Program CSR CGS Bidang Ekonomi Pendampingan
Pertanian Padi?
a. Ya
b. Tidak
12. Pada Program CSR CGS dalam Pendampingan Pertanian Padi, jenis
pelayanan apa saja yang diberikan? Sebutkan!
a. ………………
b. ……………....
c. ………………
d. ………………
13. Tahun berapa Bapak/Ibu mendapat program bantuan tersebut ?
a. < 2005 d. 2009 – 2010
b. 2005 – 2006 e. 2011 – 2012
c. 2007 – 2008
73
14. Apakah Bapak/Ibu kenal beberapa orang dari CGS atau LSM yang
mendampingi ?
a. Ya, sebutkan ...
b. Tidak
15. Menurut Bapak/Ibu apakah program yang telah dilaksanakan CSR CGS
kepada masyarakat sudah sangat efektif, kurang efektif, efektif, atau tidak
efektif ?
a. Tidak efektif c. Efektif
b. Kurang efektif d. Sangat efektif
B. DATA USAHATANI
1. Penggunaan Faktor Produksi
Jenis Input Jumlah
(Satuan)
Harga Satuan
(Rp/satuan)
Nilai Total
(Rp)
1. Benih/Bibit (Kg)
2. Pupuk (Kg)
a. Urea
b. TSP
c. Pupuk Kandang
d. ……………..
e. ……………...
3. Pestisida (Kg/Liter)
a. Insektisida
b. Herbisida
c. ………….
d. ………….
4. Air (m3)
5. Tenaga Kerja
(Orang)
Total
Keterangan: Biaya dan Penggunaan Faktor Produksi per Musim Tanam
2. Pengeluaran Tunai Usahatani
Jenis Modal Jumlah Harga Satuan
(Rp)
Nilai Total (Rp)
1. Pajak Lahan
2. Sewa
a. Hewan untuk
Pengelolaan
Lahan
b. Traktor
74
c. Alat Pertanian
d. …………….
e. …………….
3. Biaya
Pemeliharaan
Total
Keterangan: Pengeluaran Tunai Per Musim Tanam
3. Luas Panen dan Produksi
Kondisi Luas
Panen
(Ha)
Produksi
Total
(Kg/Panen)
Konsumsi
untuk
benih
(Kg)
Konsumsi
untuk
pangan
(Kg)
Dijual
(Kg)
Harga
Jual
(Rp/Kg)
Musim
Tanam
1
Musim
Tanam
2
Musim
Tanam
3
C. Persepsi Masyarakat Petani Terhadap Manfaat Program CSR CGS
No
Pertanyaan
Persepsi Masyarakat
Petani
1 2 3 4
1 Program CSR CGS dalam pendampingan program
pertanian padi memberikan pemahaman dan
pengetahuan dalam memilih benih padi yang
unggul
2 Pendampingan program pertanian padi memberikan
pemahaman kepada petani tentang pola jarak tanam
padi yang seharusnya dilakukan oleh petani.
3 Petani memahami penggunaan pupuk dan takaran-
takaran yang harus diberikan pada usaha tani
padinya.
4 Program CSR CGS dengan pendampingan program
pertanian memberikan wawasan yang luas dalam
hal sistem pengairan padi
5 Petani Memahami dan mendapatkan pengetahuan
yang besar dengan pengendalian hama dan
penyakit padi.
6 Memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang
proses pemanenan dan pemasaran.
75
7 Pendampingan program CSR memberikan
pemahaman tentang penggunaan pupuk kandang
yang baik dalam proses pertanian padi
8 Petani memahami tatacara beternak domba dengan
baik
Keterangan:
1= Tidak Bermanfaat 3= Bermanfaat
2= Kurang Bermanfaat 4= Sangat Bermanfaat
D. Pertanyaan Tambahan
1. Apakah pesan dan kesan Bapak/Ibu setelah mendapat program bantuan dari
Chevron Goethermal Salak bidang ekonomi ?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
....................................
2. Apakah ada kritik dan saran dari Bapak/Ibu untuk Chevron Geothermal
Salak ?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
....................................
76
Lampiran 2 Perhitungan Biaya Total Usahatani Padi Sebelum Menerima Program CSR CGS Per Ha per Musim Tanam
No Luas LahanSewa TraktorSewa Kerbau Pajak Total Biaya Tetap Benih Pupuk Kandang Pupuk Urea Pupuk TSP Pupuk NPKPestisida Kimia TKLK Bagi HasilTotal Biaya VariabelTotal Biaya TunaiPenyusutan Alat TKDKTotal Biaya Tidak TunaiBiaya Total
1 1 460000 60000 30000 90000 155555.56 500000 222222.22 333333.33 0 266666.67 972222.22 0 2450000 2540000 57500 1805555.6 1863055.6 4403056
2 0.3 0 60000 60000 120000 155555.56 291666.6667 305555.56 333333.33 0 138888.89 763888.89 0 1988888.9 2108888.9 52500 972222.22 1024722.2 3133611
3 0.18 0 100000 30000 130000 166666.67 0 222222.22 277777.78 0 138888.89 972222.22 0 1777777.8 1907777.8 45833.333 1805555.6 1851388.9 3759167
4 0.125 0 50000 0 50000 112000 150000 160000 176000 0 125000 625000 1575000 2923000 2973000 102500 800000 902500 3875500
5 0.18 0 50000 30000 80000 177777.78 416666.6667 488888.89 416666.67 0 138888.89 972222.22 0 2611111.1 2691111.1 55000 1805555.6 1860555.6 4551667
6 1 0 50000 60000 110000 155555.56 333333.3333 416666.67 166666.67 0 208333.33 625000 0 1905555.6 2015555.6 47500 972222.22 1019722.2 3035278
7 1 0 50000 60000 110000 155555.56 333333.3333 333333.33 277777.78 0 208333.33 625000 0 1933333.3 2043333.3 40833.333 972222.22 1013055.6 3056389
8 0.5 0 40000 33333.333 73333.33333 160000 300000 300000 375000 0 125000 1250000 0 2510000 2583333.3 50000 1750000 1800000 4383333
9 1 0 50000 30000 80000 177777.78 500000 333333.33 277777.78 0 138888.89 972222.22 0 2400000 2480000 40833.333 1805555.6 1846388.9 4326389
10 0.25 0 60000 0 60000 120000 120000 220000 200000 0 125000 625000 1687500 3097500 3157500 130000 700000 830000 3987500
11 0.5 0 50000 66666.667 116666.6667 160000 150000 440000 187500 0 125000 250000 0 1312500 1429166.7 50833.333 1062500 1113333.3 2542500
12 0.4 0 50000 83333.333 133333.3333 280000 150000 336000 320000 0 100000 450000 0 1636000 1769333.3 55000 900000 955000 2724333
13 0.25 0 50000 0 50000 16000 45000 20000 15000 0 25000 625000 225000 971000 1021000 135000 800000 935000 1956000
14 0.25 0 60000 30000 90000 155555.56 333333.3333 244444.44 222222.22 0 138888.89 972222.22 0 2066666.7 2156666.7 50000 1805555.6 1855555.6 4012222
15 0.18 0 50000 0 50000 112000 90000 176000 175000 0 125000 525000 1800000 3003000 3053000 107500 800000 907500 3960500
16 0.5 0 50000 0 50000 155555.56 111111.1111 162037.04 83333.333 0 115740.74 833333.33 1145833.3 2606944.4 2656944.4 145000 625000 770000 3426944
17 0.36 0 50000 30000 80000 177777.78 333333.3333 444444.44 277777.78 0 138888.89 972222.22 0 2344444.4 2424444.4 47500 2083333.3 2130833.3 4555278
18 0.3 0 60000 66666.667 126666.6667 140000 112500 200000 225000 0 62500 562500 0 1302500 1429166.7 42500 1125000 1167500 2596667
19 0.18 0 50000 0 50000 336000 90000 220000 75000 0 260000 625000 2362500 3968500 4018500 130000 800000 930000 4948500
20 0.5 0 100000 0 100000 168000 300000 0 0 0 140000 625000 3937500 5170500 5270500 120000 800000 920000 6190500
21 0.15 0 60000 100000 160000 105000 500000 333333.33 416666.67 0 40000 375000 0 1770000 1930000 37500 833333.33 870833.33 2800833
22 0.3 0 60000 83333.333 143333.3333 140000 600000 320000 480000 0 192000 450000 0 2182000 2325333.3 57500 900000 957500 3282833
23 0.18 0 60000 60000 120000 133333.33 416666.6667 277777.78 500000 100000 83333.333 694444.44 0 2205555.6 2325555.6 60000 1111111.1 1171111.1 3496667
24 0.36 0 0 0 460000 300000 125000 575000 625000 0 125000 656250 3037500 5443750 5903750 122500 937500 1060000 6963750
25 0.5 0 66000 60000 126000 133333.33 416666.6667 555555.56 361111.11 0 133333.33 694444.44 1125000 3419444.4 3545444.4 67500 1111111.1 1178611.1 4724056
26 0.18 0 75000 50000 125000 160000 400000 366666.67 666666.67 0 200000 833333.33 0 2626666.7 2751666.7 55000 1166666.7 1221666.7 3973333
27 1 0 100000 83333.333 183333.3333 319200 0 400000 250000 0 120000 450000 0 1539200 1722533.3 65000 900000 965000 2687533
28 0.09 0 60000 60000 120000 155555.56 500000 222222.22 333333.33 0 88888.889 694444.44 0 1994444.4 2114444.4 60000 972222.22 1032222.2 3146667
29 0.18 0 60000 60000 120000 155555.56 416666.6667 388888.89 486111.11 0 69444.444 694444.44 0 2211111.1 2331111.1 57500 972222.22 1029722.2 3360833
30 0.27 0 100000 0 100000 87500 562500 250000 75000 0 87500 718750 984375 2765625 2865625 102500 937500 1040000 3905625
460000 59310 74825 594135 164227 286593 297820 286969 100000 132814 703472 2235682 4207577 4801712 87250 1134398 1221648 6023360Rata-rata
76
77
Lampiran 3 Perhitungan Biaya Total Usahatani Padi Setelah Menerima Program CSR CGS Per Ha Per Musim Tanam
No Luas LahanSewa TraktorSewa Kerbau Pajak Total Biaya Tetap Benih Pupuk Kandang Pupuk Urea Pupuk TSP Pupuk NPK Pestisida Kimia TKLK Bagi Hasil Total Biaya Variabel Total Biaya Tunai Penyusutan Alat TKDKTotal Biaya Tidak TunaiBiaya Total
1 1 460000 60000 30000 50000 156000 450000 0 0 0 30000 550000 2193750 3379750 3429750 57500 412500 584166.67 4013916.7
2 0.3 0 60000 60000 170000 200000 125000 200000 166666.67 0 133333.3333 375000 0 1200000 1370000 52500 833333.33 863333.33 2233333.3
3 0.18 0 100000 30000 120000 133333.33 0 305555.556 0 0 0 763888.89 0 1202777.778 1322777.778 45833.33333 972222.22 1017222.2 2340000
4 0.125 0 50000 0 101666.6667 128000 0 400000 240000 0 100000 1000000 0 1868000 1969666.667 102500 1400000 1460000 3429666.7
5 0.18 0 50000 30000 290000 111111.11 0 638888.889 694444.44 0 138888.8889 763888.89 0 2347222.222 2637222.222 55000 972222.22 1038888.9 3676111.1
6 1 0 50000 60000 60000 120000 400000 500000 500000 0 0 550000 6187500 8257500 8317500 47500 412500 535833.33 8853333.3
7 1 0 50000 60000 60000 120000 15000 80000 87500 0 12500 550000 472500 1337500 1397500 40833.33333 412500 555833.33 1953333.3
8 0.5 0 40000 33333.333 60000 120400 0 50000 0 0 40000 625000 236250 1071650 1131650 50000 800000 932500 2064150
9 1 0 50000 30000 50000 144000 600000 125000 125000 0 60000 550000 2700000 4304000 4354000 40833.33333 412500 575000 4929000
10 0.25 0 60000 0 133333.3333 160000 0 440000 300000 0 0 450000 0 1350000 1483333.333 130000 1000000 1045000 2528333.3
11 0.5 0 50000 66666.667 100000 168000 100000 108000 100000 0 28000 625000 1890000 3019000 3119000 50833.33333 800000 922500 4041500
12 0.4 0 50000 83333.333 50000 180000 0 250000 165000 0 200000 656250 3037500 4488750 4538750 55000 937500 1030000 5568750
13 0.25 0 50000 0 163333.3333 160000 300000 264000 200000 0 0 450000 0 1374000 1537333.333 135000 1000000 1050000 2587333.3
14 0.25 0 60000 30000 183333.3333 160000 150000 150000 0 0 0 450000 0 910000 1093333.333 50000 1000000 1040000 2133333.3
15 0.18 0 50000 0 110000 133333.33 166666.6667 222222.222 138888.89 0 0 763888.89 0 1425000 1535000 107500 972222.22 1024722.2 2559722.2
16 0.5 0 50000 0 50000 168000 120000 176000 150000 0 25000 625000 1912500 3176500 3226500 145000 800000 917500 4144000
17 0.36 0 50000 30000 220000 155555.56 208333.3333 244444.444 277777.78 0 34722.22222 729166.67 0 1650000 1870000 47500 1041666.7 1160833.3 3030833.3
18 0.3 0 60000 66666.667 150000 160000 100000 366666.667 375000 0 83333.33333 375000 0 1460000 1610000 42500 833333.33 878333.33 2488333.3
19 0.18 0 50000 0 110000 155555.56 166666.6667 305555.556 277777.78 0 69444.44444 763888.89 0 1738888.889 1848888.889 130000 972222.22 1013055.6 2861944.4
20 0.5 0 100000 0 50000 120000 90000 220000 200000 0 25000 625000 1687500 2967500 3017500 120000 800000 932500 3950000
21 0.15 0 60000 100000 100000 160000 300000 440000 416666.67 0 83333.33333 333333.33 0 1733333.333 1833333.333 37500 1416666.7 1479166.7 3312500
22 0.3 0 60000 83333.333 160000 186666.67 200000 366666.667 333333.33 0 83333.33333 375000 0 1545000 1705000 57500 833333.33 885833.33 2590833.3
23 0.18 0 60000 60000 110000 155555.56 125000 244444.444 208333.33 0 138888.8889 763888.89 0 1636111.111 1746111.111 60000 972222.22 1022222.2 2768333.3
24 0.36 0 0 0 170000 155555.56 83333.33333 305555.556 208333.33 0 69444.44444 729166.67 0 1551388.889 1721388.889 122500 1041666.7 1142500 2863888.9
25 0.5 0 66000 60000 40000 160000 105000 176000 125000 0 25000 625000 2025000 3241000 3281000 67500 800000 937500 4218500
26 0.18 0 75000 50000 110000 155555.56 208333.3333 366666.667 347222.22 0 69444.44444 763888.89 0 1911111.111 2021111.111 55000 972222.22 1023055.6 3044166.7
27 1 0 100000 83333.333 60000 168000 675000 154000 125000 0 30000 550000 2250000 3952000 4012000 65000 412500 615833.33 4627833.3
28 0.09 0 60000 60000 80000 177777.78 666666.6667 366666.667 277777.78 0 138888.8889 972222.22 0 2600000 2680000 60000 1805555.6 1863055.6 4543055.6
29 0.18 0 60000 60000 120000 155555.56 166666.6667 244444.444 277777.78 0 69444.44444 763888.89 0 1677777.778 1797777.778 57500 972222.22 1024722.2 2822500
30 0.27 0 100000 0 140000 162962.96 111111.1111 285185.185 185185.19 0 46296.2963 416666.67 0 1207407.407 1347407.407 102500 925925.93 983425.93 2330833.3
460000 59310 74825 594135 153031 234669 450000 250103 0 72262 617801 2235682 4013578 4607713 87250 897901 985151 5592864Rata-Rata 77
78
Lampiran 4 Perhitungan Biaya Total Usahatani Padi Sebelum Menerima Program CSR CGS Per Kg Output Per Musim Tanam
No Luas Panen Jumlah Produksi Traktor Sewa Kerbau Pajak Benih Kandang Urea Tsp NPK Pestisida TKLK Bagi Hasil penyusutan tkdk
1 1 465 0 5400 2700 14000 45000 20000 30000 0 24000 87500 0 5175 162500
2 0.3 590 0 10800 10800 28000 52500 55000 60000 0 25000 137500 0 9450 175000
3 0.18 430 0 9000 2700 15000 0 20000 25000 0 12500 87500 0 4125 162500
4 0.125 990 0 25000 0 56000 75000 80000 88000 0 62500 312500 787500 51250 400000
5 0.18 490 0 4500 2700 16000 37500 44000 37500 0 12500 87500 0 4950 162500
6 1 690 0 9000 10800 28000 60000 75000 30000 0 37500 112500 0 8550 175000
7 1 690 0 9000 10800 28000 60000 60000 50000 0 37500 112500 0 7350 175000
8 0.5 470 0 4000 3333.333 16000 30000 30000 37500 0 12500 125000 0 5000 175000
9 1 490 0 4500 2700 16000 45000 30000 25000 0 12500 87500 0 3675 162500
10 0.25 1040 0 30000 0 60000 60000 110000 100000 0 62500 312500 843750 65000 350000
11 0.5 790 0 10000 13333.33 32000 30000 88000 37500 0 25000 50000 0 10166.667 212500
12 0.4 470 0 12500 20833.33 70000 37500 84000 80000 0 25000 112500 0 13750 225000
13 0.25 390 0 25000 0 8000 22500 10000 7500 0 12500 312500 112500 67500 400000
14 0.25 475 0 5400 2700 14000 30000 22000 20000 0 12500 87500 0 4500 162500
15 0.18 1090 0 25000 0 56000 45000 88000 87500 0 62500 262500 900000 53750 400000
16 0.5 840 0 27000 0 84000 60000 87500 45000 0 62500 450000 618750 78300 337500
17 0.36 540 0 4500 2700 16000 30000 40000 25000 0 12500 87500 0 4275 187500
18 0.3 590 0 12000 13333.33 28000 22500 40000 45000 0 12500 112500 0 8500 225000
19 0.18 1340 0 25000 0 168000 45000 110000 37500 0 130000 312500 1181250 65000 400000
20 0.5 2040 0 50000 0 84000 150000 0 0 0 70000 312500 1968750 60000 400000
21 0.15 500 0 18000 30000 31500 150000 100000 125000 0 12000 112500 0 11250 250000
22 0.3 640 0 15000 20833.33 35000 150000 80000 120000 0 48000 112500 0 14375 225000
23 0.18 470 0 10800 10800 24000 75000 50000 90000 18000 15000 125000 0 10800 200000
24 0.36 1370 184000 0 0 120000 50000 230000 250000 0 50000 262500 1215000 49000 375000
25 0.5 470 0 11880 10800 24000 75000 100000 65000 0 24000 125000 202500 12150 200000
26 0.18 650 0 11250 7500 24000 60000 55000 100000 0 30000 125000 0 8250 175000
27 1 710 0 25000 20833.33 79800 0 100000 62500 0 30000 112500 0 16250 225000
28 0.09 500 0 10800 10800 28000 90000 40000 60000 0 16000 125000 0 10800 175000
29 0.18 690 0 10800 10800 28000 75000 70000 87500 0 12500 125000 0 10350 175000
30 0.27 640 0 40000 0 35000 225000 100000 30000 0 35000 287500 393750 41000 375000
57 34 26 59 93 97 89 25 46 235 2391 66 345Rata2 per kg Output
78
79
Lampiran 5 Perhitungan Biaya Total Usahatani Padi Setelah Menerima Program CSR CGS Per Kg Output Per Musim Tanam
No Luas Panen Jumlah Produksi Traktor Kerbau Pajak benih kandang urea tsp NPK Pestisida TKLK Bagi Hasil penyusutan tkdk
1 1 2550 0 50000 0 156000 450000 0 0 0 30000 550000 2193750 171666.67 412500
2 0.3 1055 0 21000 30000 60000 37500 60000 50000 0 40000 112500 0 9000 250000
3 0.18 950 0 10800 10800 24000 0 55000 0 0 0 137500 0 8100 175000
4 0.125 840 0 7500 5208.33 16000 0 50000 30000 0 12500 125000 0 7500 175000
5 0.18 1080 41400 0 10800 20000 0 115000 125000 0 25000 137500 0 12000 175000
6 1 6100 0 60000 0 120000 400000 500000 500000 0 0 550000 6187500 123333.33 412500
7 1 1020 0 60000 0 120000 15000 80000 87500 0 12500 550000 472500 143333.33 412500
8 0.5 705 0 30000 0 60200 0 25000 0 0 20000 312500 118125 66250 400000
9 1 3000 0 50000 0 144000 600000 125000 125000 0 60000 550000 2700000 162500 412500
10 0.25 940 0 12500 20833.3 40000 0 110000 75000 0 0 112500 0 11250 250000
11 0.5 1440 0 50000 0 84000 50000 54000 50000 0 14000 312500 945000 61250 400000
12 0.4 1680 0 20000 0 72000 0 100000 66000 0 80000 262500 1215000 37000 375000
13 0.25 1350 0 20000 20833.3 40000 75000 66000 50000 0 0 112500 0 12500 250000
14 0.25 860 0 25000 20833.3 40000 37500 37500 0 0 0 112500 0 10000 250000
15 0.18 900 0 9000 10800 24000 30000 40000 25000 0 0 137500 0 9450 175000
16 0.5 1450 0 25000 0 84000 60000 88000 75000 0 12500 312500 956250 58750 400000
17 0.36 1200 0 36000 43200 56000 75000 88000 100000 0 12500 262500 0 42900 375000
18 0.3 1140 0 15000 30000 48000 30000 110000 112500 0 25000 112500 0 13500 250000
19 0.18 1050 0 9000 10800 28000 30000 55000 50000 0 12500 137500 0 7350 175000
20 0.5 1350 0 25000 0 60000 45000 110000 100000 0 12500 312500 843750 66250 400000
21 0.15 960 0 7500 7500 24000 45000 66000 62500 0 12500 50000 0 9375 212500
22 0.3 1100 0 18000 30000 56000 60000 110000 100000 0 25000 112500 0 15750 250000
23 0.18 880 0 9000 10800 28000 22500 44000 37500 0 25000 137500 0 9000 175000
24 0.36 1250 0 18000 43200 56000 30000 110000 75000 0 25000 262500 0 36300 375000
25 0.5 1500 0 20000 0 80000 52500 88000 62500 0 12500 312500 1012500 68750 400000
26 0.18 950 0 9000 10800 28000 37500 66000 62500 0 12500 137500 0 9150 175000
27 1 2600 0 60000 0 168000 675000 154000 125000 0 30000 550000 2250000 203333.33 412500
28 0.09 800 0 4500 2700 16000 60000 33000 25000 0 12500 87500 0 5175 162500
29 0.18 850 0 10800 10800 28000 30000 44000 50000 0 12500 137500 0 9450 175000
30 0.27 1080 0 13500 24300 44000 30000 77000 50000 0 12500 112500 0 15525 250000
29 17 13 43 87 65 61 0 16 167 1209 33 204Rata2 kg Output 79
80
Lampiran 6 Perhitungan Biaya Total Usahatani Padi Setelah Menerima Program CSR CGS Petani Penggarap dan Petani Pemilik Per Ha Per Musim Tanam
Petani Penggarap
No Luas Lahan Sewa Traktor Sewa Kerbau Pajak Total Biaya Tetap Benih Pupuk Kandang Pupuk Urea Pupuk TSP Pupuk NPK Pestisida Kimia TKLK Bagi Hasil Total Biaya Variabel Total Biaya Tunai Penyusutan Alat TKDK Total Biaya Tidak Tunai Biaya Total
1 1 0 50000 0 50000 156000 450000 0 0 0 30000 550000 2193750 3379750 3429750 171666.6667 412500 584166.6667 4013916.7
2 1 0 60000 0 60000 120000 400000 500000 500000 0 0 550000 6187500 8257500 8317500 123333.3333 412500 535833.3333 8853333.3
3 1 0 60000 0 60000 120000 15000 80000 87500 0 12500 550000 472500 1337500 1397500 143333.3333 412500 555833.3333 1953333.3
4 0.5 0 60000 0 60000 120400 0 50000 0 0 40000 625000 236250 1071650 1131650 132500 800000 932500 2064150
5 1 0 50000 0 50000 144000 600000 125000 125000 0 60000 550000 2700000 4304000 4354000 162500 412500 575000 4929000
6 0.5 0 100000 0 100000 168000 100000 108000 100000 0 28000 625000 1890000 3019000 3119000 122500 800000 922500 4041500
7 0.4 460000 50000 0 510000 180000 0 250000 165000 0 200000 656250 3037500 4488750 4998750 92500 937500 1030000 6028750
8 0.5 0 50000 0 50000 168000 120000 176000 150000 0 25000 625000 1912500 3176500 3226500 117500 800000 917500 4144000
9 0.5 0 50000 0 50000 120000 90000 220000 200000 0 25000 625000 1687500 2967500 3017500 132500 800000 932500 3950000
10 0.5 0 40000 0 40000 160000 105000 176000 125000 0 25000 625000 2025000 3241000 3281000 137500 800000 937500 4218500
11 1 0 60000 0 60000 168000 675000 154000 125000 0 30000 550000 2250000 3952000 4012000 203333.3333 412500 615833.3333 4627833.3
460000 57272.72727 0 517272.7273 147672.7 283888.8889 183900 175277.78 0 47550 593750 2235681.8 3667721.212 4184993.939 139924.2424 636363.6 776287.8788 4961281.8
No Luas Lahan Sewa Traktor Sewa Kerbau Pajak Total Biaya Tetap Benih Pupuk Kandang Pupuk Urea Pupuk TSP Pupuk NPK Pestisida Kimia TKLK Bagi Hasil Total Biaya Variabel Total Biaya Tunai Penyusutan Alat TKDK Biaya Tidak Tunai Biaya Total
1 0.3 0 70000 100000 170000 200000 125000 200000 166666.67 0 133333.3333 375000 0 1200000 1370000 30000 833333.3 863333.3333 2233333.3
2 0.18 0 60000 60000 120000 133333.3 0 305555.556 0 0 0 763888.9 0 1202777.778 1322777.778 45000 972222.2 1017222.222 2340000
3 0.125 0 60000 41666.7 101666.6667 128000 0 400000 240000 0 100000 1000000 0 1868000 1969666.667 60000 1400000 1460000 3429666.7
4 0.18 0 0 60000 60000 111111.1 0 638888.889 694444.44 0 138888.8889 763888.9 0 2347222.222 2407222.222 66666.66667 972222.2 1038888.889 3446111.1
5 0.25 0 50000 83333.3 133333.3333 160000 0 440000 300000 0 0 450000 0 1350000 1483333.333 45000 1000000 1045000 2528333.3
6 0.25 0 80000 83333.3 163333.3333 160000 300000 264000 200000 0 0 450000 0 1374000 1537333.333 50000 1000000 1050000 2587333.3
7 0.25 0 100000 83333.3 183333.3333 160000 150000 150000 0 0 0 450000 0 910000 1093333.333 40000 1000000 1040000 2133333.3
8 0.18 0 50000 60000 110000 133333.3 166666.6667 222222.222 138888.89 0 0 763888.9 0 1425000 1535000 52500 972222.2 1024722.222 2559722.2
9 0.36 0 100000 120000 220000 155555.6 208333.3333 244444.444 277777.78 0 34722.22222 729166.7 0 1650000 1870000 119166.6667 1041667 1160833.333 3030833.3
10 0.3 0 50000 100000 150000 160000 100000 366666.667 375000 0 83333.33333 375000 0 1460000 1610000 45000 833333.3 878333.3333 2488333.3
11 0.18 0 50000 60000 110000 155555.6 166666.6667 305555.556 277777.78 0 69444.44444 763888.9 0 1738888.889 1848888.889 40833.33333 972222.2 1013055.556 2861944.4
12 0.15 0 50000 50000 100000 160000 300000 440000 416666.67 0 83333.33333 333333.3 0 1733333.333 1833333.333 62500 1416667 1479166.667 3312500
13 0.3 0 60000 100000 160000 186666.7 200000 366666.667 333333.33 0 83333.33333 375000 0 1545000 1705000 52500 833333.3 885833.3333 2590833.3
14 0.18 0 50000 60000 110000 155555.6 125000 244444.444 208333.33 0 138888.8889 763888.9 0 1636111.111 1746111.111 50000 972222.2 1022222.222 2768333.3
15 0.36 0 50000 120000 170000 155555.6 83333.33333 305555.556 208333.33 0 69444.44444 729166.7 0 1551388.889 1721388.889 100833.3333 1041667 1142500 2863888.9
16 0.18 0 50000 60000 110000 155555.6 208333.3333 366666.667 347222.22 0 69444.44444 763888.9 0 1911111.111 2021111.111 50833.33333 972222.2 1023055.556 3044166.7
17 0.09 0 50000 30000 80000 177777.8 666666.6667 366666.667 277777.78 0 138888.8889 972222.2 0 2600000 2680000 57500 1805556 1863055.556 4543055.6
18 0.18 0 60000 60000 120000 155555.6 166666.6667 244444.444 277777.78 0 69444.44444 763888.9 0 1677777.778 1797777.778 52500 972222.2 1024722.222 2822500
19 0.27 0 50000 90000 140000 162963 111111.1111 285185.185 185185.19 0 46296.2963 416666.7 0 1207407.407 1347407.407 57500 925925.9 983425.9259 2330833.3
0 60555.5556 74824.6 135380.117 156133 205185.1852 324050.68 289716.8 0 89914.02116 631725 0 1696724.364 1832104.481 56754.38596 1049318 1106072.125 2938176.6
Petani Pemilik
Rata-Rata
Rata-Rata
80
81
Lampiran 7 Perhitungan Biaya Total Usahatani Padi Setelah Menerima Program CSR CGS Petani Penggarap dan Petani Pemilik Per Kg Output Per Musim Tanam
Petani Penggarap
No Jumlah Produksi Luas LahanSewa TraktorSewa Kerbau Pajak Total Biaya Tetap Benih Pupuk KandangPupuk Urea Pupuk TSP Pupuk NPKPestisida Kimia TKLK Bagi HasilTotal Biaya VariabelTotal Biaya TunaiPenyusutan Alat TKDKTotal Biaya Tidak TunaiBiaya Total
1 2550 1 0 50000 0 50000 156000 450000 0 0 0 30000 550000 2193750 3535750 3585750 171666.7 412500 584166.7 4169917
2 6100 1 0 60000 0 60000 120000 400000 500000 500000 0 0 550000 6187500 8377500 8437500 123333.3 412500 535833.3 8973333
3 1020 1 0 60000 0 60000 120000 15000 80000 87500 0 12500 550000 472500 1457500 1517500 143333.3 412500 555833.3 2073333
4 705 0.5 0 30000 0 30000 60200 0 25000 0 0 20000 312500 118125 596025 626025 66250 400000 466250 1092275
5 3000 1 0 50000 0 50000 144000 600000 125000 125000 0 60000 550000 2700000 4448000 4498000 162500 412500 575000 5073000
6 1440 0.5 0 50000 0 50000 84000 50000 54000 50000 0 14000 312500 945000 1593500 1643500 61250 400000 461250 2104750
7 1680 0.4 184000 20000 0 204000 72000 0 100000 66000 0 80000 262500 1215000 1867500 2071500 37000 375000 412000 2483500
8 1450 0.5 0 25000 0 25000 84000 60000 88000 75000 0 12500 312500 956250 1672250 1697250 58750 400000 458750 2156000
9 1350 0.5 0 25000 0 25000 60000 45000 110000 100000 0 12500 312500 843750 1543750 1568750 66250 400000 466250 2035000
10 1500 0.5 0 20000 0 20000 80000 52500 88000 62500 0 12500 312500 1012500 1700500 1720500 68750 400000 468750 2189250
11 2600 1 0 60000 0 60000 168000 675000 154000 125000 0 30000 550000 2250000 4120000 4180000 203333.3 412500 615833.3 4795833
Rata2 2126.818182 184000 40909.09 0 224909.1 104381.8 260833.3 132400 132333.3 0 28400 415909.1 1717670 2896310 3121219 105674.2 403409.1 509083.3 3630302
86.51421 19.23488 0 105.7491 49.07886 122.6402 62.25262 62.22127 0 13.35328 195.5546 807.6245 1361.804 1467.553 49.68654 189.6773 239.3638 1706.917
Petani Pemilik
No Jumlah Produksi Luas Lahan Sewa TraktorSewa Kerbau Pajak Total Biaya TetapBenih Pupuk KandangPupuk Urea Pupuk TSP Pupuk NPK Pestisida Kimia TKLK Bagi Hasil Total Biaya VariabelTotal Biaya TunaiPenyusutan AlatTKDK Biaya Tidak TunaiBiaya Total
1 1055 0.3 0 21000 30000 51000 60000 37500 60000 50000 0 40000 112500 0 360000 411000 9000 250000 259000 670000
2 950 0.18 0 10800 10800 21600 24000 0 55000 0 0 0 137500 0 216500 238100 8100 175000 183100 421200
3 840 0.125 0 7500 5208.333 12708.33 16000 0 50000 30000 0 12500 125000 0 233500 246208.3 7500 175000 182500 428708.3
4 1080 0.18 0 0 10800 10800 20000 0 115000 125000 0 25000 137500 0 422500 433300 12000 175000 187000 620300
5 940 0.25 0 12500 20833.33 33333.33 40000 0 110000 75000 0 0 112500 0 337500 370833.3 11250 250000 261250 632083.3
6 1350 0.25 0 20000 20833.33 40833.33 40000 75000 66000 50000 0 0 112500 0 343500 384333.3 12500 250000 262500 646833.3
7 860 0.25 0 25000 20833.33 45833.33 40000 37500 37500 0 0 0 112500 0 227500 273333.3 10000 250000 260000 533333.3
8 900 0.18 0 9000 10800 19800 24000 30000 40000 25000 0 0 137500 0 256500 276300 9450 175000 184450 460750
9 1200 0.36 0 36000 43200 79200 56000 75000 88000 100000 0 12500 262500 0 594000 673200 42900 375000 417900 1091100
10 1140 0.3 0 15000 30000 45000 48000 30000 110000 112500 0 25000 112500 0 438000 483000 13500 250000 263500 746500
11 1050 0.18 0 9000 10800 19800 28000 30000 55000 50000 0 12500 137500 0 313000 332800 7350 175000 182350 515150
12 960 0.15 0 7500 7500 15000 24000 45000 66000 62500 0 12500 50000 0 260000 275000 9375 212500 221875 496875
13 1100 0.3 0 18000 30000 48000 56000 60000 110000 100000 0 25000 112500 0 463500 511500 15750 250000 265750 777250
14 880 0.18 0 9000 10800 19800 28000 22500 44000 37500 0 25000 137500 0 294500 314300 9000 175000 184000 498300
15 1250 0.36 0 18000 43200 61200 56000 30000 110000 75000 0 25000 262500 0 558500 619700 36300 375000 411300 1031000
16 950 0.18 0 9000 10800 19800 28000 37500 66000 62500 0 12500 137500 0 344000 363800 9150 175000 184150 547950
17 800 0.09 0 4500 2700 7200 16000 60000 33000 25000 0 12500 87500 0 234000 241200 5175 162500 167675 408875
18 850 0.18 0 10800 10800 21600 28000 30000 44000 50000 0 12500 137500 0 302000 323600 9450 175000 184450 508050
19 1080 0.27 0 13500 24300 37800 44000 30000 77000 50000 0 12500 112500 0 326000 363800 15525 250000 265525 629325
Rata2 1012.368421 0 14227.78 18642.54 32870.32 35578.95 42000 70342.11 63529.41 0 18928.57 133552.6 0 363931.7 396802 13330.26 225000 238330.3 635132.3
0 14.05395 18.41478 32.46873 35.14427 41.48687 69.48271 62.75325 0 18.69732 131.921 0 359.4854 391.9541 13.1674 222.2511 235.4185 627.3726Rata2/kg Output
Rata2/kg Output
81
82
Lampiran 8 Perhitungan pendapatan Usahatani Padi Sebelum Menerima program CSR CGS Per Ha Per Musim Tanam
No Luas Lahan (m2) Jumlah Produksi (Kg) Harga Jual (Rp/Kg) Penerimaan (Rp/Kg) Luas Lahan (Ha) Penerimaan (Rp/Ha) Biaya Total (Rp/Ha) Pendapatan per Ha
1 10000 465 3750 1743750 0.09 19375000 4403056 14971944
2 3000 590 3750 2212500 0.18 12291666.67 3133611 9158056
3 1800 430 3750 1612500 0.09 17916666.67 3759167 14157500
4 1250 990 3750 3712500 0.5 7425000 3875500 3549500
5 1800 490 3750 1837500 0.09 20416666.67 4551667 15865000
6 10000 690 3750 2587500 0.18 14375000 3035278 11339722
7 10000 690 3750 2587500 0.18 14375000 3056389 11318611
8 5000 470 3750 1762500 0.1 17625000 4383333 13241667
9 10000 490 3750 1837500 0.09 20416666.67 4326389 16090278
10 2500 1040 3750 3900000 0.5 7800000 3987500 3812500
11 5000 790 3750 2962500 0.2 14812500 2542500 12270000
12 4000 470 3750 1762500 0.25 7050000 2724333 4325667
13 2500 390 3750 1462500 0.5 2925000 1956000 969000
14 2500 475 3750 1781250 0.09 19791666.67 4012222 15779444
15 1800 1090 3750 4087500 0.5 8175000 3960500 4214500
16 5000 840 3750 3150000 0.54 5833333.333 3426944 2406389
17 3600 540 3750 2025000 0.09 22500000 4555278 17944722
18 3000 590 3750 2212500 0.2 11062500 2596667 8465833
19 1800 1340 3750 5025000 0.5 10050000 4948500 5101500
20 5000 2040 3750 7650000 0.5 15300000 6190500 9109500
21 1500 500 3750 1875000 0.3 6250000 2800833 3449167
22 3000 640 3750 2400000 0.25 9600000 3282833 6317167
23 1800 470 3750 1762500 0.18 9791666.667 3496667 6295000
24 3600 1370 3750 5137500 0.4 12843750 6963750 5880000
25 5000 470 3750 1762500 0.18 9791666.667 4724056 5067611
26 1800 650 3750 2437500 0.15 16250000 3973333 12276667
27 10000 710 3750 2662500 0.25 10650000 2687533 7962467
28 900 500 3750 1875000 0.18 10416666.67 3146667 7270000
29 1800 690 3750 2587500 0.18 14375000 3360833 11014167
30 2700 640 3750 2400000 0.4 6000000 3905625 2094375
Total Pendapatan 8723932
82
83
Lampiran 9 Perhitungan Pendapatan Usahatani Padi Setelah Menerima program CSR CGS Per Ha Per Musim Tanam
No Luas Lahan (m2) Jumlah Produksi (Kg) Harga Jual (Rp/Kg) Penerimaan (Rp/Kg) Luas Lahan (Ha) Penerimaan (Rp/Ha) Biaya Total (Rp/Ha) Pendapatan per Ha
1 10000 2550 3750 9562500 1 9562500 4013916.667 5548583
2 3000 1055 3750 3956250 0.3 13187500 2233333.333 10954167
3 1800 950 3750 3562500 0.18 19791666.67 2340000 17451667
4 1250 840 3750 3150000 0.125 25200000 3429666.667 21770333
5 1800 1080 3750 4050000 0.18 22500000 3676111.111 18823889
6 10000 6100 3750 22875000 1 22875000 8853333.333 14021667
7 10000 1020 3750 3825000 1 3825000 1953333.333 1871667
8 5000 705 3750 2643750 0.5 5287500 2064150 3223350
9 10000 3000 3750 11250000 1 11250000 4929000 6321000
10 2500 940 3750 3525000 0.25 14100000 2528333.333 11571667
11 5000 1440 3750 5400000 0.5 10800000 4041500 6758500
12 4000 1680 3750 6300000 0.4 15750000 5568750 10181250
13 2500 1350 3750 5062500 0.25 20250000 2587333.333 17662667
14 2500 860 3750 3225000 0.25 12900000 2133333.333 10766667
15 1800 900 3750 3375000 0.18 18750000 2559722.222 16190278
16 5000 1450 3750 5437500 0.5 10875000 4144000 6731000
17 3600 1200 3750 4500000 0.36 12500000 3030833.333 9469167
18 3000 1140 3750 4275000 0.3 14250000 2488333.333 11761667
19 1800 1050 3750 3937500 0.18 21875000 2861944.444 19013056
20 5000 1350 3750 5062500 0.5 10125000 3950000 6175000
21 1500 960 3750 3600000 0.15 24000000 3312500 20687500
22 3000 1100 3750 4125000 0.3 13750000 2590833.333 11159167
23 1800 880 3750 3300000 0.18 18333333.33 2768333.333 15565000
24 3600 1250 3750 4687500 0.36 13020833.33 2863888.889 10156944
25 5000 1500 3750 5625000 0.5 11250000 4218500 7031500
26 1800 950 3750 3562500 0.18 19791666.67 3044166.667 16747500
27 10000 2600 3750 9750000 1 9750000 4627833.333 5122167
28 900 800 3750 3000000 0.09 33333333.33 4543055.556 28790278
29 1800 850 3750 3187500 0.18 17708333.33 2822500 14885833
30 2700 1080 3750 4050000 0.27 15000000 2330833.333 12669167
Total Pendapatan 12302743.15
83
84
Gambar 3 Wilayah Pesawahan Kecamatan pamijahan
Gambar 4 Wilayah Jalan Berbukit Kecamatan Pamijahan
85
Gambar 5 Kondisi Penjemuran Padi Pasca Panen
Gambar 6 Padi Siap Panen
86
Gambar 7 Wilayah Desa Cibunian
Gambar 8 Susunan Organisasi Pemerintahan Desa Ciasihan
87
Gambar 9 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Purwabakti
Gambar 10 Peta Desa Ciasmara
88
Gambar 11 Petani Penerima Program CSR CGS yang Tetap Memelihara
Dombanya.
Gambar 12 Kandang Domba
89
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Bogor pada tanggal 2 April 1990. Penulis merupakan putra
kedua dari lima bersaudara dari pasangan Muhammad Yunus dan Mimin
Rosmini. Jenjang pendidikan yang ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar Negeri
Selakopi lulus tahun 2002, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama
Negeri 4 Bogor lulus tahun 2005. Tahun 2008 penulis lulus Sekolah Menengah
Atas Negeri 5 Bogor dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk
Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB
(USMI) dan diterima di Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif pada organisasi di kampus.
Penulis aktif sebagai staff REESA (Resources Environmental Economic Student
Asosiation) divisi CSR dan Koperasi Mahasiswa sebagai kepala depatemen PSDA
(Pengembangan Sumberdaya Anggota). Pada tahun berikutnya penulis aktif
sebagai Bendahara Asrama dan Bendahara Koperasi Asrama Sylvasari . Penulis
juga aktif di beberapa kegiatan kepanitiaan yang diselenggarakan di kampus,
seperti acara yang menjadi program tahunan BEM FEM yaitu PUJANGGA
Lomba menulis puisi dan serangkaian lomba lainnya yang berkaitan dengan sastra
Indonesia, diamanahkan sebagai kepala Divisi Humas. Penulis juga aktif pada
beberapa acara sebagai pembawa acara (MC) dan sering diundang sebagai
moderator pada beberapa acara di KOPMA (Koperasi Mahasiswa). Di luar
kampus pun penulis aktif dan terdaftar sebagai pengajar tetap di salah satu
lembaga konsultan pendidikan dan kepribadian Vision (Vision Education And
Personality Consultant).