Upload
ngokhanh
View
241
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI LEMBAR KERJA
SISWA (LKS) PADA CV. ADINUGRAHA PALUR
TUGAS AKHIR
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya
Pada Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Oleh:
Kurnia Wati
F.3507092
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN INDUSTRI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Perusahaan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik
memerlukan penggunaan sumber daya baik uang, tenaga kerja,
bahan, mesin dan waktu secara efektif dan efisien agar didapatkan
hasil yang optimal dengan penggunaan sumber daya yang optimal,
akan mendapatkan hasil yang sesuai dengan pesanan, waktu dan
tepat biaya. Maka banyak konsumen yang memilih produk yang
diproduksi oleh perusahaan.
Suatu perusahaan sangat memerlukan metode kerja. Metode
kerja tersebut diperlukan untuk mengetahui cara kerja yang ekonomis
dan berlandaskan pada kegiatan yang direncanakan sehingga dapat
dilaksanakan dengan efisien.
Proses produksi memegang peranan penting dalam
meningkatkan hasil produksi. Pada umumnya sebelum perusahaan
melaksanakan proses produksi, manajemen perusahaan perlu
mengadakan penyusunan perencanaan dan penjadwalan dengan
baik, serta ditambah dengan pengawasan yang intensif. Tujuan dari
semua ini agar selama ini proses produksi bisa berjalan sesuai dengan
rencana dan dari jadwal yang telah ditentukan. Sedangkan
pengawasan produksi sebagai usaha untuk pengendalian proses
produksi agar sesuai dengan rencana dan untuk mengetahui apabila
ada penyimpangan selama proses produksi berlangsung.
Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang
memegang peranan penting dalam pengaruh aktivitas perusahaan.
Perencanaan dari suatu aktivitas merupakan suatu karakteristik dasar
dari industri modern, sebab pada dasarnya perencanaan efektivitas
atas sumber daya mesin, manusia, uang serta material akan menjamin
keefisienan dari kegiatan produksi. Berkaitan dengan hal tersebut,
perusahaan perlu menyusun suatu rangkaian kegiatan dimana semua
kegiatan tersebut selesai dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Ketidaktepatan dan keterlambatan waktu akan mengakibatkan
penambahan waktu dan biaya. Usaha untuk mengantisipasi terjadinya
keterlambatan penyelesaian kegiatan perusahaan dapat
menggunakan analisis network.
Dalam analisa network ini dapat digambarkan suatu urutan
penyelesaian kegiatan serta waktu yang diperlukan untuk setiap
kegiatan maupun secara keseluruhan, sehingga kerangka pengerjaan
kegiatan dapat dilihat secara visual. Manajemen perlu menyusun
suatu jadwal kegiatan produksi yang disebut scheduling.
Seperti halnya pada perusahaan lain, CV. Adinugraha Palur
dalam melaksanakan proses produksinya juga memerlukan suatu
perencanaan dan pengawasan yang baik agar proses produksi pada
perusahaan tersebut dapat berjalan lancar dan hasil yang diperole
sesuai dengan apa yang diharapkan.
CV. Adinugraha Palur merupakan perusahaan percetakan yang
berproduksi sesuai dengan order atau pesanan. Produk yang
dihasilkan beragam antara lain adalah Lembar Kerja Siswa (LKS)
untuk TK sampai SMA, Raport, Lembar soal ujian, Formulir Pemilu,
dan sebagainya. Produk yang paling banyak diproduksi adalah
Lembar Kerja Siswa (LKS).
Pada CV. Adinugraha Palur selain memproduksi atau membuat
buku sendiri, perusahaan tersebut juga menerima jasa pesanan
pembuatan buku dari perusahaan lain.
Sehingga perusahaan tersebut bisa atau mampu untuk
mencapai efisiensi waktu dan biaya, karena terbukti adanya
penyelesaian pekerjaan dengan mengadakan sistem lembur.
Berdasarkan dari uraian diatas, maka penulis mengambil judul
penelitian “ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI LEMBAR
KERJA SISWA (LKS) PADA CV. ADINUGRAHA PALUR”
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana urutan kerja proses produksi LKS ?
2. Bagaimana menentukan jaringan kerja (network) dalam
perencanaan proses produksi LKS ?
3. Bagaimanakah jalur kritis untuk menyusun perencanaan waktu
yang paling efisien dalam proses produksi LKS ?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui urutan kerja proses produksi LKS
2. Untuk menentukan jaringan kerja (network) dalam perencanaan
proses produksi LKS
3. Untuk mengetahui jalur kritis dalam penyusunan perencanaan
waktu yang efisien dalam proses produksi LKS
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan pertimbangan dalam kebijakan penentuan proses
produksi.
2. Bagi penulis
Menambah wawasan dan pengalaman mengenai praktek kerja
nyata dalam perusahaan, serta menambah kemampuan
memecahkan masalah yang berhubungan dengan perencanaan
dan pengawasan produksi.
3. Bagi pengamat lain
Pengamatan ini dapat dijadikan sebagai pembandingan dan
referensi untuk penelitian pada bidang kajian yang sama.
E. METODE PENELITIAN
1. Objek Penelitian
Penulis mengadakan penelitian pada perusahaan CV. Adinugraha
yang bertempat di Jln. Jeruk 5/114 Perumahan Palur, Surakarta.
2. Jenis dan sumber data
a. Data sekunder
Data yang sudah ada dan telah dikeluarkan oleh perusahaan.
Data sekunder yang diperoleh berupa :
1). Urutan kegiatan kerja proses produksi percetakan
CV.Adinugraha Palur
2). Waktu penyelesaian tiap aktivitas proses produksi
percetakan CV. Adinugraha Palur
3). Rincian kegiatan proses produksi percetakan CV.
Adinugraha Palur
4). Gambaran umum perusahaan percetakan CV.
AdinugrahaPalur
5). Struktur organisasi perusahaan percetakan CV.
Adinugraha Palur
3. Teknik pengumpulan data
a. Observasi
Dengan melakukan pengamatan secara langsung di
perusahaan.
b. Wawancara
Dengan melakukan wawancara langsung dengan pihak
perusahaan atau kepada orang yang telah ditunjuk perusahaan
guna memberikan data dan keterangan yang digunakan untul
penulisan laporan ini.
c. Menyalin data yang diperlukan dari catatan perusahaan atau
catatan lain yang berhubungan.
4. Teknik analisis
Metode analisis data yang digunakan adalah pembahasan
diskriptif yaitu membuat gambaran secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai suatu objek yang diteliti dan optimasi keputusan
yaitu teknik untuk melakukan sintesa suatu keputusan optimal
dalam bidang mengenai manajemen industri.
Beberapa alat pendukung untuk sintesa keputusan adalah
penggunaan teknik matematika dan operation research untuk
membuat keputusan optimal dalam bidang manajemen industri,
dimana akan menggunakan metode analisis data sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi aktivitas
Aktivitas – aktivitas yang diperlukan dalam proses produksi
percetakan.
b. Routing proses produksi
Yaitu semua kegiatan atau pekerjaan apa saja yang harus
diselesaikan sebelum suatu pekerjaan dimulai.
c. Menentukan perkiraan waktu penyelesaian setiap pekerjaan
untuk mendapatkan waktu yang diharapkan dengan
menggunakan metode PERT, dengan rumus :
ET = 6
)(4 bma ++
ET = waktu kegiatan yang diharapkan
a = waktu optimistik, waktu kegiatan bila semua berjalan
dengan baik tanpa hambatan.
m = waktu realistik, waktu kegiatan bila dilaksanakan dalam
kondisi normal.
b = waktu pesimistik, waktu kegiatan bila terjadi hambatan
atau penundaan lebih dari semestinya.
5. Menyusun Diagram Network
a. Setiap kegiatan untuk menyelesaikan proses produksi
secara keseluruhan ditulis dalam bentuk simbol.
b. Menggambarkan diagram Network
Keterangan :
: anak panah, sebagai simbol kegiatan
: lingkaran, sebagai simbol kejadian atau
peristiwa.
: anak panah terputus-putus sebagai simbol
kegiatan semu.
c. Menentukan jalur penyelesaian pekerjaan yang terlihat pada
diagram network. Kemudian dihitung jumlah waktu yang
dipergunakan dalam setiap jalur. Dengan langkah tersebut
dapat ditemukan jalur yang paling panjang (paling lama)
yang disebut jalur kritis (critical path).
1 2
3
5
4 7
6
8
6. Mengidentifikasi jalur kritis penyelesaian pekerjaan
Dengan diagram network maka dapat diidentifikasi jalur kritisnya,
pekerjaan keseluruhan (ES, LS, EF, LF dan slack kegiatan)
a. ES = Earliest Start, waktu mulai aktivitas paling awal
b. LS = Latest Start, waktu mulai aktivitas paling akhir
c. EF = Earliest Finish, waktu penyelesaian aktivitas paling awal
d. LF = Latest Finish, waktu penyelesaian paling akhir
e. S = Slack atau waktu mundur aktivitas
Untuk menghitung ES, LS, dan S dengan rumus sebagai berikut:
EF = ES + t
LF = LS – t
S = LS – ES atau S = LF – EF.
F. KERANGKA PEMIKIRAN
Untuk mempermudah dalam memahami permasalahan yang
akan dibahas, maka disusunlah kerangka pemikiran sebagai berikut:
Gambar I.1
KERANGKA PEMIKIRAN
Pada skema di atas dapat dijelaskan bahwa sebelum
perusahaan membuat atau menetapkan scheduling, perusahaan
tersebut harus menetapkan suatu rencana produksi.
Untuk waktu yang diperlukan dalam proses produksi agar
sesuai dengan jadwal maka perusahaan tersebut harus melakukan
routing. Sedangkan untuk membantu kegiatan scheduling maka
digunakan metode analisis network, PERT sebagai analisisnya.
Sehingga dapat diperoleh scheduling yang baru yang beroperasi pada
tercapainya tujuan dari suatu perusahaan yaitu mendapatkan hasil
yang optimal, tentunya dengan pengawasan dan evaluasi agar semua
pekerjaan dapat terlaksana sesuai dengan yang direncanakan.
Rencana Produksi
Network PERT
Rescheduling Scheduling
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN PROSES PRODUKSI
Proses produksi merupakan cara, metode dan tekhnik untuk
menciptakan atau menambah kegunaan suatu produk dengan
bahan baku, dana) yang ada (Nasution, 2003:3). Adapun produksi
menurut Heizer&Render (2005:17) adalah sebagai suatu proses
penciptaan produk yang berupa barang dan jasa.
Menurut Subagyo (2000:8-9), proses produksi atau proses
operasi adalah proses perubahan masukan menjadi keluaran.
Pada umumnya, proses produksi di bagi menjadi dua macam yang
sifatnya ekstrim, yaitu:
1. Proses Produksi Terus-Menerus
Yang dimaksud proses produksi terus menerus atau
continous adalah proses produksi yang tidak pernah berganti
macam barang yang dikerjakan. Proses produksi continous
biasanya juga disebut sebagai proses produksi yang
berfokuskan pada product focus. Proses produksi yang
termasuk product focus biasanya digunakan untuk membuat
barang yang macamnya relatif sama dan jumlahnya yang
dihasilkan banyak sekali.
Hasil produksi dapat distandarisasikan dan dalam jangka
panjang tidak pernah berubah macamnya. Arus barang dalam
proses produksi menyerupai garis sehingga sering dikatakan
sebagai line flow.
2. Proses Produksi Terputus-putus
Proses produksi terputus-putus atau intermitted di
gunakan untuk pabrik yang mengerjakan barang bermacam-
macam. Macam barang selalu berganti-ganti sehingga selalu
dilakukan persiapan produksi dan penyetelan mesin kembali
setiap macam barang yang dibuat berganti. Proses produksi
terputus-putus biasanya juga disebut sebagai proses atau
process focus.
Dalam process focus perhatian banyak di curahkan pada
proses pembuatan barang yang bermacam-macam karena
macam produksinya berganti-ganti. Arus barang pada proses ini
bersifat beraneka ragam atau jumbled flow karena setiap
macam barang memiliki urutan proses produksi yang berbeda-
beda.
B. MANAJEMEN PROYEK
Menurut Santosa (2003:3) yang dimakudkan manajemen
proyek adalah kegiatan merencanakan dan mengendalikan sumber
daya organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam
waktu tertentu dengan sumber daya tertentu.
Proyek merupakan proses penciptaan suatu jenis produk
yang agak rumit dengan suatu pendefinisian urutan tugas-tugas
yang teratur akan keutuhan sumber daya dan dibatasi oleh waktu
penyelesaian (Nasution, 2003:11). Dengan demikian suatu proyek
dapat diartikan sebagai kegiatan sementara yang berlangung
dalam jangka waktu yang terbatas, dengan alokasi sumber daya
tertentu sebagai masukan untuk melaksanakan tugas dan
sasarannya yang telah digariskan dengan jelas.
Menurut Heizer&Render (2005:75) manajemen proyek
meliputi tiga fase, yaitu:
1. Perencanaan, fase ini mencakup penetapan sasaran,
mendefinisikan proyek dan organisasi timnya.
2. Penjadwalan, fase ini menghubungkan orang, uang dan bahan
untuk kegiatan khusus dan menghubungkan masing-masing
kegiatan satu dengan lainnya.
3. Pengendalian, disini perusahaan mengawasi sumber daya,
biaya, kualitas dan anggaran. Perusahaan juga merevisi atau
mengubah rencana dan menggeser atau mengelola kembali
sumber daya agar dapat memenuhi kebutuhan dan biaya.
C. PERENCANAAN, PENJADWALAN DAN PENGENDALIAN
PROYEK
1. Perencanaan proyek
Proyek biasanya di definisikan sebagai ringkasan tugas-
tugas yang berkaitan yang di arahkan menuju output yang
besar. Suatu bentuk organisasi yang baru, di buat untuk
meyakinkan program yang telah ada terus berjalan mulus atau
lancar atas dasar hari ke hari sementara proyek yang baru
diselesaikan secara lengkap. Menurut Heizer&Render
(2001:505) ini disebut dengan organisasi proyek.
Organisasi proyek adalah cara yang efektif untuk
mengumpulkan orang dan sumber daya fisik yang di perlukan
untuk waktu yang terbatas untuk menyelesaikan proyek tertentu
atau tujuan. Biasanya adalah struktur organisasi temporer yang
dirancang untuk mencapai hasil dengan menggunakan ahli dari
luar perusahaan.
Organisasi proyek berfungsi dengan baik pada saat:
a. Pekerjaan bisa didefinisikan dengan tujuan tertentu dan
tanggal batas waktunya.
b. Pekerjaan yang unik, atau sesuatu yang tidak lazim atas
organisasi yang sudah ada.
c. Pekerjaan itu memuat tugas saling berkaitan yang kompleks
yang membutuhkan keahlian tertentu.
d. Proyek bersifat temporer tapi sangat penting atau kritis
terhadap perusahaan.
2. Penjadwalan proyek
Penjadwalan proyek menetapkan jangka waktu kegiatan
proyek yang harus diselesaikan. Bahan baku dan tenaga kerja
yang diperlukan dalam setiap tahapan produksi dihitung dalam
fase ini. Juga ditentukan waktu yang di perlukan oleh setiap
aktivitas.
Penjadwalan yang terpisah untuk kebutuhan personalia
berdasarkan jenis kemampuannya (manajemen, teknik atau
pengaliran yang tepat, misalnya di buat dalam diagram).
Diagram juga dapat dikembangkan untuk menjadwalkan bahan
baku.
Menurut Heizer&Render (2001:506), beberapa kegunaan
penjadwalan dan pendekatan yang dipergunakan dalam
manajemen proyek:
a. Menunjukkan hubungan tiap aktivitas kepada yang lainnya
dan kepada seluruh proyek
b. Menunjukkan hubungan utma diantara kegiatan-kegiatan
c. Mendorong penentuan waktu yang diperlukan dan perkiraan
biaya untuk setiap kegiatan
d. Membantu meningkatkan kegunaan sumber daya manusia,
uang dan material dengan identifikasi kritis dalam proyek.
3. Pengendalian proyek
Pengendalian terhadap proyek besar, seperti
pengendalian segala jenis sistem manajemen, melibatkan
pengawasan seksama terhadap sumber daya, biaya, kualitas
dan anggaran.
. Pengendalian juga berarti menggunakan lup umpan balik
untuk merevisi rencana proyek dan memiliki kemampuan untuk
menggeser atau mengganti sumber daya kemana saja mereka
diperlukan.
Laporan dan diagram PERT atau CPM sekarang ini
banyak tersedia untuk komputer Harvard, primavera, proyek,
macprojek, pertmaster, visischedule, dan time line.
Menurut Heizer&Render (2001:507), program ini menghasilkan
variasi laporan yang luas termasuk :
a. Perincian biaya secara detail untuk masing-masing
pekerjaan
b. Kurva karyawan pekerjaan total
c. Tabel distribusi biaya dan fungsional dan ringkasan jam
kerja
d. Bahan baku dan peramalan biaya
e. Laporan selisih
f. Laporan analisis waktu dan laporan status pekerjaan
D. ANALISIS NETWORK
1. Pengertian Analisis Network
Analisis Network merupakan suatu metode analisis yang
mampu memberikan informasi pada perusahaan dapat
melakukan perencanaan dan pengendalian suatu kegiatan
produksi atau proyek yang akan dilaksanakan. Metode ini
digunakan untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan yang tidak
bersifat rutin atau terutama pada tiap proses produksi yang
intermitted atau produksi pesanan. (Gitosudarmo, 2002:297)
Pada prinsipnya analisis network digunakan untuk
merencanakan penyelesaian berbagai macam pekerjaan
atau proyek terutama pekerjaan atau proyek yang terdiri atas
berbagai macam pekerjaan.
Dengan menggunakan analisis network sebagai alat
perencanaan, maka dapat disusun perencanaan dengan baik
serta dapat dilakukan relokasi tenaga kerja atau karyawan.
Menurut Gitosudarmo (2002:301-302) diagram network
merupakan sebuah bagan yang sistematis dari kegiatan-
kegiatan serta kejadian-kejadian didalam melaksanakan proses
produksi dan dalam penggambarannya menggunkan simbol-
simbol. Dalam hal ini terdapat beberapa simbol yang diperlukan,
yaitu:
a. Simbol anak panah, menunjukkan
kegiatan atau aktivitas.
Yang dimaksud kegiatan disini adalah segala tindakan yang
memakan waktu dalam pemakaian atau penggunaan
sejumlah material, tenaga kerja serta peralatan.
b. Simbol lingkaran, menunjukkan
Suatu kejadian (event), baik kejadian atas berakhir atau
selesainya suatu kegiatan tertentu atau kejadian dimulainya
kejadian yang lain. Jadi dalam hal ini berarti bahwa satu
simbol lingkaran itu sekaligus menunjukkan dua buah
kejadian.
c. Simbol anak panah putus-putus
Melambangkan kegiatan semu (dummy). Dalam diagram
network, kegiatan semu boleh ada dan boleh tidak. Kegiatan
semu dimunculkan untuk menghindari diantara dua peristiwa
terdapat lebih dari suatu kegiatan.
Adapun keuntungan yang dapat diperoleh dengan
menggunakan analisis network menurut Render dan Heizer
(2004:79) yaitu:
1. Mengorganisir dan memberikan informasi secara sistematik.
2. Penentuan urutan atau prioritas pekerjaan.
3. Dapat menentukan pekerjaan-pekerjaan yang dapat ditunda
tanpa menyebabkan terlambatnya penyelesaian proyek
secara keseluruhan sehingga dari pekerjaan tersebut dapat
dihemat tenaga, waktu dan biaya.
4. Dapat segera menentukan pekerjaan-pekerjaan mana yang
harus di sub kontrakan agar penyelesaian proyek secara
keseluruhan dapat sesuai dengan permintaan konsumen.
2. Metode Analisis Network
Ada dua metode analisis network yang paling terkenal
dan digunakan dalam penjadwalan dan pengawasan, yaitu:
a. PERT (Program Evaluation and Review Technique)
PERT merupakan suatu metode analitik yang
dirancang untuk membantu dalam shedulling dan
pengawasan yang kompleks, yang memerlukan kegiatan-
kegiatan tertentu itu mungkin tergantung pada kegiatan-
kegiatan tertentu yang harus dijalankan dalam urutan
tertentu dan kegiatan-kegiatan itu mungkin tergantung pada
kegiatan-kegiata lain.
PERT menggunakan tiga estimasi waktu yaitu waktu
optimistik, waktu realistik, dan dan waktu pesimistik untuk
mendapatkan waktu kegiatan yang diharapkan (expected
time) dengan rumus :
Et = 6
)(4 bma ++
Keterangan :
Et = waktu kegiatan yang diharapkan
a = waktu optimistik, waktu kegiatan bila semuanya
berjalan baik tanpa ada hambatan-hambatan atau
penundaan-penundaan.
m = waktu realistik, waktu kegiatan yang akan terjadi bila
suatu kegiatan dilaksanakan dalam kondisi normal dengan
penundaan-penundaan tertentu yang dapat diterima.
b = waktu pesimistik, waktu kegiatan bila terjadi hambatan
atau penundaan lebih dari semestinya.
b. Analisis CPM (Critical Path Method)
Jalur kritis merupakan jalur-jalur di dalam diagram
network itu, dimana jalur tersebut memiliki waktu
penyelesaian pada jalur-jalur yang lain.
Jumlah waktu penyelesaian yang terbesar itu berarti
merupakan minimum waktu yang dibutuhkan oleh
keseluruhan proses produksi itu (Gitosudarmo , 2002:298)
Adapun sifat-sifat jalur kritis :
1. Jalur kritis merupakan jalur yang memakan waktu
terpanjang dalam proses prouksi itu.
2. Jalur kritis adalah jalur yang tidak memiliki tenggang
waktu selesainya suatu tahap kegiatan yang lain dalam
proses produksi itu.
Menurut Heizer&Render (2001:513), sasaran
analisis jalur kritis adalah untuk menentukan kuantitas
masing-masing aktivitas berikut ini:
a) ES = Earliest Start
Waktu mulai aktivitas paling awal. Semua aktivitas yang
mendahuluinya harus diselesaikan sebelum suatu
aktivitas bisa dimulai.
b) LS = Latest Start
Waktu mulai aktivitas paling akhir.
Semua aktivitas berikut harus diselesaikan tanpa
menunda keseluruhan proyek.
c) EF = Earliest Finish
Waktu penyelesaian aktivitas paling awal.
d) LF = Latest Finish
Waktu penyelesaian aktivitas paling akhir.
e) S = Slack
Waktu mundur aktivitas yang sama dengan (LS-ES) dan
(LF-EF)
Jadi, analisis PERT dan CPM sangat penting bagi
suatu proyek yang digunakan untuk menentukan aktivitas
yang akan diselesaikan tepat waktu sehingga akan
menjamin penyelesaian keseluruhan proyek sesuai jadwal.
BAB III
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1. Sejarah berdirinya perusahaan
Perusahaan CV. Adinugraha sebenarnya terbentuk dengan
suatu ketidaksengajaan pada saat krisis ekonomi melanda
Indonesia. Perusahaan ini dulu bukanlah sebuah perusahaan
percetakan, karena perusahaan ini dulu hanya memiliki kertas saja
dan tidak memiliki mesin cetak. Pada waktu itu ada sebuah
perusahaan percetakan lain ingin mencetak sebuah buku, namun
perusahaan tersebut tidak memiliki kertas untuk mencetak. Dan
akhirnya perusahaan cetak tersebut bekerja sama dengan CV.
Adinugraha dengan mengajukan berbagai naskah yang ingin
dicetak.
Semakin lama bekerja sama, CV. Adinugraha berkuputusan
ingin mencetak buku sendiri dengan membeli naskah dari
perusahaan yang bekerjasama dengannya, dengan mengganti
nama penerbit di sampul buku depan menjadi CV. Adinugraha.
Pada akhirnya, perusahaan yang terbentuk dari suatu
ketidaksengajaan ini bisa menerbitkan buku sendiri hingga saat ini
dan berkembang menjadi sebuah perusahaan percetakan maju
dengan daerah pemasaran yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia.
2. Stuktur Organisasi
Berdasarkan struktur organisasinya, pembagian tugas dan
tanggung jawab dari masing-masing tugas adalah sebagai berikut:
a. Pimpinan
Tugas dan wewenangnya:
1) Mempunyai kekuasaan dalam pengambilan keputusan
terakhir yang dilakukan perusahaan.
2) Sebagai penganggung jawab operasional perusahaan.
3) Mendelegasikan tugas kepada para bawahan yang
menyangkut kepentingan perusahaan.
4) Membuat kebijakan dalam mengelola jalannya
perusahaan.
5) Melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk
tercapainya tujuan perusahaan.
b. Bagian Produksi
Tugas dan wewenangnya:
1) Memantau jalannya proses prouksi yang dimulai dari
order cetak, cetak, proses pra cetak dan hasil cetak.
2) Melakukan evaluasi terhadap jalannya proses produksi
yang kemudian di laporkan pada atasan.
3) Menentukan kebijakan yang berkaitan dengan
kelancaran proses produksi atas persetujuan direktur.
Bagian produksi membawahi bagian layout, bagian
koordinasi mesin dan bagian order. Adapun tugas dan
wewenangnya adalah sebagai berikut:
a) Bagian Layout
Tugas dan wewenangnya:
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
dalam proses pra cetak
2. Mengevaluasi persiapan proses pra cetak untuk
persiapan proses cetak
b) Bagian Koordinasi mesin
Tugas dan wewenangnya:
1. Mengawasi kondisi mesin agar tetap stabil pada
saat jalannya proses produksi
2. Mengecek dan melakukan perbaikan terhadap
kerusakan mesin
c. Bagian Order
Tugas dan wewenangnya:
1) Melayani order cetak dari pelanggan
2) Memberikan laporan mengenai permintaan yang akan
dicetak pada bagian produksi
d. Bagian Marketing
Tugas dan wewenangnya:
1) Mecari gagasan dan inovasi untuk meningkatkan omset
dan pendapatan perusahaan
2) Mengontrol, mengawasi dan menyetujui perlunasan
harga jual setiap job order
3) Merencanakan daerah-daerah yang akan menjadi
daera pemasaran
e. Sopir Ekspedisi
Tugas dan wewenangnya:
1) Bertanggung jawab atas proses pengantaran barang
2) Menjalankan pekerjaan sesuai perintah kerja
3) Merawat sarana dan prasarana transportasi
Pimpinan
Bagian Produksi Bagian Marketing Bagian Order Sopir ekspedisi
Bagian Layout Bagian Koordinasi mesin
Sumber: Departemen Produksi CV. Adinugraha
Gambar III. 1
Struktur Organisasi CV. Adinugraha Palur
2. Aspek SDM
a. Jumlah karyawan
CV. Adinugraha yang bertempat di Jln.Jeruk 5/114 Perumahan
Palur, Surakarta memiliki jumlah karyawan 28 orang. Adapun
perincian jumlah karyawan sebagai berikut:
1). Bagian Layout 3 orang
2). Bagian Setting 3 orang
3). Bagian Koordinasi mesin 16 orang
4). Bagian Order 2 orang
5). Bagian Marketing 2 orang
6). Bagian Sopir Ekspedisi 2 orang
b. Hari dan Jam kerja
Penentuan hari dan jam kerja karyawan diatur
berdasarkan kebijakan yang dibuat oleh perusahaan. Adapun
perinciannya sebagai berikut:
1). Hari kerja : Senin – Minggu
2). Jam kerja : Pukul 08.30 – 16.30
3). Istirahat : Pukul 12.00 – 13.00
Penyelenggaraan jam lembur:
Pelaksanaan jam lembur CV. Adinugraha yaitu setelah
jam kerja normal selama 4 jam selanjutnya.
c. Sistem penggajian karyawan
Manajemen CV. Adinugraha menerapkan tiga sistem
penggajian sebagai berikut:
1) Upah bulanan
Yaitu upah yang diberikan kepada karyawan tetap
setiap bulannya. Upah ini diberikan kepada
karyawan bagian order, setting dan layout.
2) Upah mingguan
Upah yang diberikan kepada karyawan bagian
koordinasi mesin setiap minggunya.
3) Upah borongan
Yaitu upah yang dibayarkan kepada karyawan
diluar struktur organisasi perusahaan. Upah ini
diberikan kepada karyawan bagian finishing
biasanya bagian penjilidan dan pengepakan.
d. Kesejahteraan sosial karyawan
Sebagai tambahan selain upah (gaji pokok), perusahaan
juga memberikan sejumlah tunjangan guna mendorong
semangat kerja karyawan. Tunjangan tenaga kerja tersebut
berupa:
1). Asuransi kecelakaan TIFAQUL dan tabungan semacam
simpan pinjam dari perusahaan.
2). Tunjangan resmi dari Departemen Tenaga Kerja.
3. Aspek Produk
a. Jenis produk
Jenis produk ysng dihasilkan oleh CV. Adinugraha meliputi:
1). Produk Utama
Berupa buku pelajaran seperti Lembar Kerja Siswa (LKS)
mulai dari TK hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) dan
sekolah lain yang sederajat.
2). Produk sampingan
Berupa Lembar test Ujian, Buku Raport, Lembar Pemilu
b. Bahan baku dan bahan pembantu
Bahan yang digunakan dalam proses produksi adalah:
1) Bahan baku
a. Kertas
Sebagai bahan dasar yang akan dicetak, kertas yang
biasanya digunakan adalah tipe kertas CD roll.
b. Tinta
Digunakan untuk bahan pewarna untuk menulis dan
menggambar pada proses percetakan. Tinta yang
digunakan seperti tinta best one yellow, tinta best
magenta, tinta best one cyan, tinta best one black.
2) Bahan pembantu
a. Plat
Digunakan sebagai bahan untuk mencetak naskah dari
film ke kertas pada mesin cetak.
b. Air
Digunakan untuk mencuci plat dan campuran pada tinta
di mesin cetak.
c. Kalkir
Kalkir digunakan untuk mencetak naskah setelah
disetting untuk cetak web.
d. Astralone
Astrlone adalah lembaran mika untuk menyusun naskah
dalam bentuk kalkir yang telah diurutkan sesuai dengan
halamannya.
e. Elenex
Merupakan cairan yang berfungsi untuk mencuci plate
f. Staples
Staples digunakan untuk menyatukan lembaran-
lembaran kertas setelah dicetak dan disusun sesuai
halamannya pada proses penjilidan.
g. Tali Klaim
Tali klaim digunakan pada proses finishing, yaitu untuk
menyatukan barang jadi yang telah dibungkus dengan
plastik
h. Plastik
Plastik digunakan sebagai pembungkus barang jadi yang
siap untuk dikirim kepada pelanggan.
c. Mesin dan peralatan produksi
Peralatan atau mesin yang digunakan dalam proses
produksi LKS adalah:
1. Mesin Plate maker
Mesin Plate maker merupakan mesin yang digunakan untuk
mengcopy naskah dalam bentuk kalkir yang telah disusun
diatas astralone untuk dicopy pada plate. Mesin ini
dilengkapi dengan pencahayaan lampu yang sangat terang
(carbonare light ) yang berfungsi untuk penyinaran plate dan
disertai pula dengan alat penghitung waktu.
2. Mesin cetak Web
Mesin cetak Web merupakan mesin yang digunakan untuk
mencetak web atau isi LKS. Pada CV. Adinugraha ada 4 unit
yang digunakan dalam proses produksi yaitu 1 mesi Web
dan 3 mesin sheet.
3. Mesin cetak Cover
Mesin cetak cover digunakan untuk mencetak cover atau
sampul LKS. Jumlah mesin yang dipakai CV. Adinugraha
ada 3 unit mesin yaitu 1 mesin pencetak dengan satu warna
dan 2 mesin cetak dengan dua warna.
4. Mesin potong
Mesin potong digunakan untuk memotong kertas hasil
cetakan ataupun kertas yang akan digunakan untuk cetak
cover. Pada CV. Adinugraha mesin potong yang dimiliki ada
4 unit.
d. Proses produksi
Proses produksi pembuatan Lembar Kerja Siswa (LKS)
dalam perusahaan harus melalui beberapa tahap. Berikut ini
adalah tahap-tahap proses pembuatan LKS:
1. Pembuatan Naskah
Pembuatan naskah dilakukan oleh pnerbit, dalam hal ini
dilakukan oleh penerbit sendiri. Penerbit kemudian
menyerahkan pembuatan kepada penyusun untuk membuat
naskah. Penyusunan naskah biasanya guru yang
menguasai mata pelajaran masing-masing. Pembuatan
naskah merupakan proses awal dalam proses produksi
percetakan.
2. Setting
Adalah proses pengaturan dan peletakan halaman-halaman
LKS agar sesuai dengan yang diprint.
3. Print film
Naskah yang sudah disetting dalam komputer kemudian
disimpan dalam CD dan print film. Penggunaan print film ini
dengan tujuan agar kualitas hasil cetakan bagus dan tajam.
4. Layout
Proses layout ini, naskah yang sudah disetting dan dicopy
pada film diatur sesuai dengan halaman yang digunakan
diatas astralone untuk kemudian dilanjutkan pada proses
produksi selanjutnya.
5. Pengeplatan
Setelah naskah dalam print film dilayout diatas plate,
kemudian dilakukan penyinaran dengan mesin plate maker.
Untuk menghasilkan cetakan yang bagus pada kertas,
penyinaran plate harus sesuai dengan ukuran lama
penyinaran.
6. Pencucian plate
Setelah plate disinari, kemudian dicuci dengan cairan Elenex
yang berfungsi untuk menimbulkan tulisan yang terdapat
diplate.
7. Cetak
Plate yang sudah jadi dipasang pada mesin cetak untuk
selanjutnya digunakan untuk proses pencetakan ini, naskah
yang ada pada plate dipindah ke dalam kertas dengan
menggunakan tinta.
e. Finishing
Finishing merupakan proses akhir dalam percetakan,
proses finishing meliputi tiga tahap yaitu:
1. Penjilidan
Dalam penjilidan, kertas-kertas yang sudah dicetak diatur
sesuai dengan halaman dan diatur sedemikian rupa
kemudian disatukan dengan menggunakan staples.
Pada proses ini, perusahaan bekerja sama dengan pihak
lain yaitu penduduk sekitar untuk penjilidan.
2. Pemotongan
Adalah proses untuk merapikan buku yang sudah di jilid
dengan menggunakan mesin pemotongan yang tajam untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.
3. Pengepakkan
Proses setelah pemotongan adalah pengepakkan. Pada
proses ini dilakukan oleh karyawan gudang. Pengepakkan
masih dilakukan dengan manual dengan pembungkus
plastik.
Berikut ini merupakan skema proses produksi
percetakan CV. Adinugraha.
Pembuatan naskah
Setting
Print film
Layout
Pengeplatan Pencucian plate
Cetak
Finishing
Penjilidan pemotongan pengepakkan
Produk jadi
Sumber: Departemen Produksi CV. Adinugraha
Gambar III.2
Proses Produksi CV. Adinugraha Palur
5. Aspek Pemasaran
a. Promosi penjualan
Untuk memasarkan produk CV. Adinugraha
menggunakan sales promotion yang datang langsung ke suatu
instansi-instansi dengan memberikan sampel produksi guna
mencari pelanggan atau konsumen. Selain itu CV. Adinugraha
juga memberika potongan tertentu bagi pemesan barang
berdasarkan banyak jumlah dan jangka pembayaran.
Selain itu, promosi yang dilakukan oleh CV. Adinugraha
antara lain seperti mensponsori event-event tertentu
berdasarkan proposal yang masuk ke perusahaan.
b. Daerah pemasaran
Daerah-daerah pemasaran yang dijadikan unit pemasaran
atau daerah distribusi saat ini tersebar hampir diseluruh
nusantara. Persebaran yang dilakukan dengan cara memberi
distributor untuk tiap-tiap daerah agar memudahkan
pemasaran. Berikut ini merupakan daerah distribusi dari CV.
Adinugraha:
1) Luar Pulau Jawa, meliputi Lampung, Banjarmasin,
Bengkulu
2) Dalam Pulau Jawa, meliputi: Semarang, Solo,
Purwokerto Boyolai, Blora, Sragen, Karanganyar dan
seluruh kota-kota yang ada di Pulau Jawa.
c. Harga
Harga buku pada CV. Adinugraha ditentukan
berdasarkan pada harga beli dari kertas dan banyaknya
halaman buku. Selain ini perusahaan juga menerapkan adanya
ongkos kirim atau distributor mengambil sendiri. Harga buku
juga disesuaikan dengan harga pesaing dipasaran sehingga
produk mampu bersaing dengan produk sejenis dipasaran.
B. LAPORAN MAGANG KERJA
Magang kerja dilaksankan di perusahaan percetakan CV.
Adinugraha yang berlokasi di JLn. Jeruk 05/114 Palur, Surakarta.
Alasan memilih perusahaan tersebut sebagai tempat magang kerja
karena CV. Adinugraha bersedia menerima mahasiswa yang akan
melaksanakan magang kerja dan penelitian serta bersedia
memberikan data yang di butuhkan dalam penyusunan Tugas Akhir.
Kegiatan magang kerja di mulai pada tanggal 15 Februari 2010
sampai 14 Maret 2010 tepatnya selama 1 bulan. Perusahaan tidak
menetapkan waktu magang kerja yang sama dengan jadwal kerja
karyawan, tetapi lebih diberikan kelonggaran yaitu dari pukul 08.30-
12.00 atau setengah hari.
Penempatan bagian ditentukan oleh perusahaan, disesuaikan
dengan konsentrasi permasalahan yang akan diteliti. Pada saat
magang kerja penulis ditempatkan pada bagian produksi karena
disesuaikan terhadap topik penelitian yang diambil yaitu mengenai
analisis Network. Pada bagian produksi penulis didampingi oleh
karyawan pendamping yang akan membantu proses observasi dan
memberikan penjelasan mengenai persoalan yang ditanyakan
berkenaandengan bagian produksi.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama pelaksanaan magang
kerja pada bagian produksi adalah sebagai berikut:
1. Melakukan wawancara dengan karyawan bagian produksi
mengenai proses produksi.
2. Melakukan observasi langsung ke bagian produksi dan
mengamati proses pembuatan Lembar Kerja Siswa (LKS)
dan produk cetakan lainnya.
3. Melihat mesin-mesin yang digunakan dalam proses
produksi.
4. Melihat bahan baku dan bahan penolong yang digunakan
dalam proses produksi.
5. Meminta data-data yang dibutuhkan dalam penelitian yang
berkenaan dengan analisis Network.
6. Ikut terjun langsung ke bagian layout untuk membantu
melayout, mengeplate dan mencuci plate.
C. PEMBAHASAN MASALAH
CV. Adinugraha adalah perusahaan yang bergerak dibidang
percetakan dan penerbitan. CV. Adinugraha sering mengalami
keterlambatan proses produksi Lembar Kerja Siswa (LKS) sehingga
pengiriman LKS kepada konsumen pun ikut terlambat.
Analisis Network merupakan metode yang sangat membantu
dalam proses perencanaan atau pengawasan. Pada prinsipnya
Network digunakan untuk merencanakan penyelesaian berbagai
macam pekerjaan. Dengan mempergunakan Network sebagai alat
perencanaan sehingga dapat disusun perencanaan yang baik, serta
dapat diadakan relokasi tenaga kerja atau karyawan.
Dalam perusahaan manajemen harus dapat menyusun suatu
rencana baik pekerjaan-pekerjaan atau aktivitas-aktivitas yang
dilaksanakan. Tanpa adanya perencanaan yang tepat perusahaan
tidak akan berjalan dengan baik. Dengan adanya perencanaan maka
manajemen perusahaan yang bersangkutan akan dapat mengadakan
persiapan-persiapan yang lebih baik untuk melaksanakan proses
produksi dalam perusahaan.
Berdasarkan data yang diperoleh maka data tersebut akan
dianalisis dan dibahas mengenai efisiensi waktu penyelesaian
pekerjaan dengan analisis Network pada percetakan CV. Adinugraha
Palur, Surakarta.
1. Menentukan alur kegiatan proses produksi
Dalam penyusunan diagram Network terlebih dahulu diketahui
kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan pada proses produksi. Alur
kegiatan proses produksi meliputi:
a) Pembuatan Naskah
Pembuatan naskah dilakukan oleh penerbit, dalam hal ini
dilakukan oleh penerbit sendiri. Penerbit kemudian
menyerahkan pembuatan kepada penyusun untuk membuat
naskah. Penyusunan naskah biasanya guru yang menguasai
mata pelajaran masing-masing. Pembuatan naskah merupakan
proses awal dalam proses produksi percetakan.
b) Setting
Adalah proses pengaturan dan peletakan halaman-halaman
LKS agar sesuai dengan yang diprint.
c) Print film
Naskah yang sudah disetting dalam komputer kemudian
disimpan dalam CD dan print film. Penggunaan print film ini
dengan tujuan agar kualitas hasil cetakan bagus dan tajam.
d) Layout
Proses layout ini, naskah yang sudah disetting dan dicopy pada
film diatur sesuai dengan halaman yang digunakan diatas
astralone untuk kemudian dilanjutkan pada proses produksi
selanjutnya.
e) Pengeplatan
Setelah naskah dalam print film dilayout diatas plate, kemudian
dilakukan penyinaran dengan mesin plate maker. Untuk
menghasilkan cetakan yang bagus pada kertas, penyinaran
plate harus sesuai dengan ukuran lama penyinaran.
f) Pencucian plate
Setelah plate disinari, kemudian dicuci dengan cairan Elenex
yang berfungsi untuk menimbulkan tulisan yang terdapat
diplate.
g) Cetak
Plate yang sudah jadi dipasang pada mesin cetak untuk
selanjutnya digunakan untuk proses pencetakan ini, naskah
yang ada pada plate dipindah ke dalam kertas dengan
menggunakan tinta.
h) Finishing
Finishing merupakan proses akhir dalam percetakan, proses
finishing meliputi tiga tahap yaitu:
1. Penjilidan
Dalam penjilidan, kertas-kertas yang sudah dicetak diatur
sesuai dengan halaman dan diatur sedemikian rupa
kemudian disatukan dengan menggunakan staples.
Pada proses ini, perusahaan bekerja sama dengan pihak
lain yaitu penduduk sekitar untuk penjilidan.
2. Pemotongan
Adalah proses untuk merapikan buku yang sudah di jilid
dengan menggunakan mesin pemotongan yang tajam untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.
3. Pengepakkan
Proses setelah pemotongan adalah pengepakkan. Pada
proses ini dilakukan oleh karyawan gudang. Pengepakkan
masih dilakukan dengan manual dengan pembungkus
plastik.
2. Menentukan jaringan kerja proses produksi
a. Menentukan urutan pekerjaan
Untuk memudahkan dalam penyelesaian pekerjaan
secara keseluruhan diperlukan adanya diagram yang
menunjukkan urutan-urutan pekerjaan pada proses produksi
adalah:
Tabel III.1
Urutan pekerjaan proses produksi 46.000 LKS pada CV. Adinugraha Palur
No Kegiatan Simbol Kegiatan yang
mendahului 1 Pembuatan naskah A - 2 Setting B A 3 Print film C B 4 Layout D C 5 Pengeplatan E D 6 Pencucian plate F E 7 Mesin Web G E 8 Mesin sheet H F 9 Penjilidan I G
10 Pemotongan J H, I 11 Pengepakan K J
Sumber: Departemen Produksi CV. Adinugraha Palur
b. Menentukan Waktu Penyelesaian Pekerjaan
Waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan
keseluruhan dalam proses produksi Lembar Kerja Siswa (LKS)
adalah sebagai berikut:
Tabel III.2
Waktu penyelesaian pekerjaan proses produksi 46.000 LKS pada CV. Adinugraha Palur (dalam satuan menit)
No Kegiatan Simbol Waktu (menit) 1 Pembuatan naskah A 2400 2 Setting B 1440 3 Print film C 120 4 Layout D 20 5 Pengeplatan E 20 6 Pencucian plate F 2 7 Mesin Web G 90 8 Mesin sheet H 60 9 Penjilidan I 720 10 Pemotongan J 480 11 Pengepakan K 240
Sumber: Departemen Produksi CV. Adinugraha Palur
c. Menyusun Diagram Network
Adapun untuk menyusun diagram Network suatu
pekerjaan diperlukan data sebagai berikut:
1. Pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan tersebut secara keseluruhan
2. Taksiran waktu yang diperlukan untuk setiap pekerjaan
3. Urutan pekerjaan yang akan dilaksanakan
Berdasarkan data tersebut maka dapat disusun suatu
diagram dari urutan pekerjaan untuk menyelesaikan kegiatan
secara keseluruhan.
Tabel III.3
Urutan pekerjaan proses produksi 46.000 LKS pada CV. Adinugraha Palur
No Kegiatan Simbol Kegiatan yang
mendahului Waktu (menit)
1 Pembuatan naskah A - 2400
2 Setting B A 1440
3 Print film C B 120
4 Layout D C 20
5 Pengeplatan E D 20
6 Pencucian plate F E 2 7 Mesin Web G E 90
8 Mesin sheet H F 60
9 Penjilidan I G 720
10 Pemotongan J H, I 480
11 Pengepakan K J 240
Sumber: Departemen Produksi CV. Adinugraha Palur
Berdasarkan data tersebut maka dapat disusun diagram
Network sebagai berikut:
A
F H
B C D E G I
J
K
Gambar III.3
Diagram Jaringan Kerja
d. Pengukuran waktu
Berdasarkan data yang diperoleh selama melakukan
observasi pada CV. Adinugraha peneliti akan mencoba
membahas waktu standar produksi yang paling efisien dalam
proses produksi. Analisis PERT menggunakan tiga estimasi
waktu yaitu waktu optimis, waktu pesimis, dan waktu realistis.
1
7
2 3 4 5 6 8
9
10
11
Adapun analisis dari hasil observasi untuk proses
produksi Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah sebagai berikut:
Tabel III.4
Waktu penyelesaian proses produksi 46.000 LKS pada CV. Adinugraha Palur (dalam satuan menit)
Kegiatan Waktu Optimis
(a) Waktu Realistis
(m) Waktu
pesimis (b) Pembuatan naskah 960 2400 3360
Setting 960 1440 1920 Print film 95 120 145 Layout 15 20 30 Pengeplatan 18 20 25 Pencucian plate 1.25 2 2.75 Mesin Web 60 90 120
Mesin sheet 45 60 75 Penjilidan 360 720 1080 Pemotongan 240 480 720 Pengepakan 180 240 300
Sumber: Departemen Produksi CV. Adinugraha Palur
Waktu yang diharapkan (ET) dapat dicari dengan rumus
sebagai berikut:
ET = 6
)(4 bma ++
Keterangan:
ET = waktu kegiatan yang diharapkan atau waktu
penyelesain yang diharapkan dari suatu pekerjaan
a = waktu optimistik, waktu kegiatan bila semuanya
berjalan baik tanpa ada hambatan atau penundaan
m = waktu realistik, waktu kegiatan yang akan terjadi bila
suatu kegiatan dilaksanakan dalam kondisi normal
dengan penundaan tertentu yang masih dapat diterima.
b = waktu pesimistik, waktu kegiatan bila terjadi hambatan
atau penundaan lebih dari semestinya.
Gitosudarmo (2002:298)
Adapun perhitungan waktu yang diharapkan (ET)
masing- masing kegiatan adalah:
Kegiatan A, ET = 6
3360)2400(4960 ++
= 6
13920
= 2320
Kegiatan B, ET = 6
1920)1440(4960 ++
= 6
8640
= 1440
Kegiatan C, ET = 6
145)120(495 ++
= 6
720
= 120
Kegiatan D, ET = 6
30)20(415 ++
= 6
125
= 20.83
Kegiatan E, ET = 6
25)20(418 ++
= 6
123
= 20.5
Kegiatan F, ET = 6
75.2)2(425.1 ++
= 6
12
= 2
Kegiatan G, ET = 6
120)90(460 ++
= 6
540
= 90
Kegiatan H, ET = 6
75)60(445 ++
= 6
360
= 60
Kegiatan I, ET = 6
1080)720(4360 ++
= 6
4320
= 720
Kegiatan J, ET = 6
720)480(4240 ++
= 6
2880
= 480
Kegiatan K, ET = 6
300)240(4180 ++
= 6
1440
= 240
Dari perhitungan diatas dapat dibuat tabel sebagai berikut:
Tabel III.5
Waktu penyelesaian proses produksi 46.000 LKS yang diharapkan pada CV. Adinugraha Palur
No Kegiatan Simbol Waktu
Optimis (a)
Waktu Realistis
(m)
Waktu pesimis
(b)
ET (menit)
1 Pembuatan naskah
A 960 2400 3360 2320
2 Setting B 960 1440 1920 1440 3 Print film C 95 120 145 120 4 Layout D 15 20 30 20.83 5 Pengeplatan E 18 20 25 20.5 6 Pencucian plate F 1.25 2 2.75 2 7 Mesin Web G 60 90 120 90 8 Mesin sheet H 45 60 75 60 9 Penjilidan I 360 720 1080 720 10 Pemotongan J 240 480 720 480 11 Pengepakan K 180 240 300 240 Sumber: Data yang diolah
3. Menentukan jalur kritis penyelesaian pekerjaan
Setelah estimasi waktu penyelesaian pekerjaan, lama
penyelesaian pembuatan Lembar Kerja Siswa serta untuk
pekerjaan dalam proyek diketahui maka dapat dibuat diagram
network yang dilakukan secara normal.
Adapun diagram penyelesaian network yang dilakukan secara
normal dapat dilihat dalam gambar sebagai berikut:
2320 A F 60
1440 1 20 20.83 20.5 2 H
90 I 720
B C D E G J 480
K 240
Gambar III.4
Diagram network proses produksi LKS Pada CV. Adinugraha Palur
Pada diagram network diatas terdapat dua jalur network, yaitu:
a. A-B-C-D-E-F-H-J-K
b. A-B-C-D-E-G-I-J-K
7 2 3 4 5 6
8
9
10
11
1
Dalam diagram tersebut dapat ditemukan jalur kritis.
Jalur kritis yaitu jalur terpanjang pada network dan waktunya
merupakan aktu penyelesaian minimum yang diharapkan untuk
masing-masing kegiatan. Jalur kritis dapat diidentifikasi melalui
peristiwa-peristiwa yang dihubungkan oleh kegiatan-kegiatan
dengan waktu longgar nol (slack), dimana EF = LS. Untuk
mengetahui waktu paling akhir dalam memulai atau mengakhiri
maka LS = LF dan masing-masing aktivitas tanpa menunda
penyelesaian proyek secara keseluruhan diperlukan
perhitungan mundur.
Dengan menggunakan aturan dibawah ini peristiwa atau
pekerjaan boleh terjadi:
ES = Earliest Start, merupakan waktu paling awal dari suatu
pekerjaan, tanpa menimbulkan gangguan pada
pekerjaan lain.
EF = Earliest Finish, merupakan waktu dimana pekerjaan
tersebut dapat diselesaikan secepat-cepatnya.
LS = Latest Start, merupakan waktu paling akhir untuk memulai
pekerjaan tanpa menimbulkan gangguan atau
diundurnya pekerjaan secara keseluruhan.
LF = Latest Finish, merupakan waktu paling akhir untuk
menyelesaikan pekerjaan tanpa menimbulkan gangguan
atau ditundanya pekerjaan lain
1. Kegiatan A estimasi waktunya = 2320; maka ES = 0
dan EF = 0+2320 = 2320
2. Kegiatan B estimasi waktunya = 1440; maka ES =
2320 dan EF = 2320+1440 = 3760
3. Kegiatan C estimasi waktunya = 120; maka ES =
3760 dan EF = 3760+120 = 3880
4. Kegiatan D estimasi waktunya = 20.83; maka ES =
3880 dan EF = 3880+20.83 = 3900.83
5. Kegiatan E estimasi waktunya = 20.5; maka ES =
3900.83 dan EF = 3900.83+20.5 = 3921.33
6. Kegiatan F estimasi waktunya = 2; maka ES =
3921.33 dan EF = 3921.33+2 = 3923.33
7. Kegiatan G estimasi waktunya = 90; maka ES =
3921.33 dan EF = 3921.33+90 = 4011.33
8. Kegiatan H estimasi waktunya = 60; maka ES =
3923.33 dan EF = 3923.33+60 = 3983.33
9. Kegiatan I estimasi waktunya = 720; maka ES =
4011.33 dan EF = 4011.33+720 = 4731.33
10. Kegiatan J estimasi waktunya = 480; maka ES =
4731.33 dan EF = 4731.33+480 = 5211.33
11. Kegiatan K estimasi waktunya = 240; maka ES =
5211.33 dan EF = 5211.33+240 = 5451.33
Sedangkan untuk perhitungan LS dan LF dapt kita hitung
dengan menggunakan:
1. Kegiatan A estimasi waktunya = 2320; maka LF = 2320 dan
LS = 2320-2320 = 0
2. Kegiatan B estimasi waktunya = 1440; maka LF = 3760 dan
LS = 3760-1440 = 2320
3. Kegiatan C estimasi waktunya = 120; maka LF = 3880 dan
LS = 3880-120 = 376
4. Kegiatan D estimasi waktunya = 20.83; maka LF = 3900.83
dan LS = 3900.83-20.83 = 3880
5. Kegiatan E estimasi waktunya = 20.5; maka LF = 3921.30
dan LS = 3921.33-20.5 = 390.83
6. Kegiatan F estimasi waktunya = 2; maka LF = 4761.33 dan
LS = 4761.33-2 = 4669.33
7. Kegiatan G estimasi waktunya = 90; maka LF = 4011.33 dan
LS = 4011.33-90 = 3921.33
8. Kegiatan H estimasi waktunya = 60; maka LF = 4731.33 dan
LS = 4731.33-60 = 4671.33
9. Kegiatan I estimasi waktunya = 720; maka LF = 4731.33 dan
LS = 4731.33-720 = 4011.33
10. Kegiatan J estimasi waktunya = 480; maka LF = 5211.33
dan LS = 5211.33-480 = 4731.33
11. Kegiatan K estimasi waktunya = 240; maka LF = 5451.33
dan LS = 5451.33-240 = 5211.33
Tabel III.6
IDENTIFIKASI AKTIVITAS KRITIS / BUKAN KRITIS
Node Kegiatan Waktu (menit)
ES EF LS LF Slack Pada jalur kritis
1-2 Pembuatan naskah
2320 0 2320 0 2320 0 Kritis
2-3 Setting 1440 2320 3760 2320 3760 0 Kritis 3-4 Print film 120 3760 3880 3760 3880 0 Kritis 4-5 Layout 20.83 3880 3900.33 3880 3900.33 0 Kritis 5-6 Pengeplatan 20.5 3900.83 3921.33 3900.83 3921.33 0 Kritis 6-7 Pencucian plate 2 3921.33 3923.33 4669.33 4671.33 748 Tidak
kritis 6-8 Mesin Web 90 3921.33 4011.33 3921.33 4011.33 0 Kritis 7-9 Msin Sheet 60 3923.33 3983.33 4671.33 4731.33 748 Tidak
kritis 8-9 Penjilidan 720 4011.33 4731.33 4011.33 4731.33 0 Kritis 9-10 Pemotongan 480 4731.33 5211.33 4731.33 5211.33 0 Kritis
10-11 Pengepakan 240 5211.33 5451.33 5211.33 5451.33 0 Kritis
Sumber: Data yang diolah
Dari hasil analisis data dengan metode CPM, maka dapat
diketahui jalur kritisnya yaitu: A-B-C-D-E-G-I-J-K dengan waktu
5451.33 menit.
2320 A F 60
1440 1 20 20.83 20.5 2 H
90 I 720
B C D E G J 480
K 240
Gambar III.5
Diagram jalur kritis proses produksi LKS Pada CV. Adinugraha Palur
7
2 3 4 5 6
8
9
10
11
1
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah penulis mengadakan penelitian, pengamatan dan
pembahasan terhadap data dan informasi yang diperoleh, maka dapat
ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut :
A. KESIMPULAN
1. Urutan kerja proses produksi LKS yaitu: Pembuatan naskah (A),
Setting (B), Print film (C), Layout (D), Pengeplatan (E),
Pencucian plate (F), Mesin Web (G), Mesin Sheet (H),
Penjilidan (I), Pemotongan (J), Pengepakan (K).
2. Jaringan kerja (network) dalam perencanaan proses produksi
LKS yaitu:
A
F H
B C D E G I
J
K
1
7
2 3 4 5 6 8
9
10
11
3. Jalur kritis dari urutan pekerjaan dalam proses produksi LKS
yaitu: Pembuatan naskah (A), Setting (B), Print film (C), Layout
(D) , Pengeplatan (E), Mesin Web (G), Penjilidan (I),
Pemotongan (J), Pengepakan (K) dengan waktu penyelesaian
5451.33 menit sedangkan waktu yang dijadwalkan perusahaan
adalah sebesar 5513.33 menit yang diambil dari total waktu
normal pengerjaan tiap-tiap kegiatan produksi.
B. SARAN
CV. Adinugraha sebaiknya menggunakan metode yang lebih pasti.
Salah satunya dengan menggunakan analisis Network dengan
metode PERT dan CPM dalam penyusunan waktu pengerjaan
produksi Lembar Kerja Siswa (LKS), karena dengan metode PERT
perusahaan dapat menghemat waktu sebesar 62 menit dari waktu
yang dijadwalkan perusahaan yaitu 5513.33 menit menjadi 5451.33
menit dalam menyelesaikan proses produksi LKS sehingga
perusahaan dapat mencapai efisiensi waktu produksi dan jumlah
produksinya pun ikut meningkat sedangkan dengan menggunakan
metode CPM perusahaan hendaknya lebih mengkonsentrasikan
pada jalur kritis proses produksinya, yaitu Pembuatan naskah (A),
Setting (B), Print film (C), Layout (D) , Pengeplatan (E), Mesin Web
(G), Penjilidan (I), Pemotongan (J), Pengepakan (K) dan jangan
ada penundaan pada setiap alur proses produksinya. Dengan
demikian menggunakan analisis Network metode PERT dan CPM,
sistem perencanaan dan pengawasan perusahaan lebih optimal.
Untuk mencapai waktu 5451.33 menit perusahaan hendaknya juga
menambah waktu pemeriksaan dan pemeliharaan mesin dan
peralatan produksi,mengingat sering terjadinya gangguan proses
produksi yang dikarenakan rusaknya mesin dan peralatan.
DAFTAR PUSTAKA
Gitosudarmo, Indriyo. 2002. Manajemen Operasi. Edisi Kedua.
Yogyakarta:BPFE Nasution, Arman Hakim.2003. Perencanaan dan Pengandalian
Produksi.Edisi Pertama. Surabaya: Guna Widya Reksohadiprodjo, Sukanto dan Indriyo Gitosudarmo.2000. Manajemen Bisnis
Logistik.Yogyakarta: BPFE Render, Barry dan Jay Heizer. 2005. Prinsip-prinsip Manajemen
Operasi.Edisi Ketuju. Jakarta: Salemba Empat
Render, Barry dan Jay Heizer. 2001. Prinsip-prinsip Manajemen Operasi.Edisi Ketuju. Jakarta: Salemba Empat
Render, Barry dan Jay Heizer. 2004. Prinsip-prinsip Manajemen Operasi.Edisi Ketuju. Jakarta: Salemba Empat
Santosa, Budi. 2003. Manajemen Proyek. Surabaya: Guna Widya Subagyo, Marwan Handoko. 2000. Operation Riset. Yogyakarta: BPFE