22
ANALISIS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR OLEH PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA KEPRI NASKAH PUBLIKASI Oleh: BOBBI S. INDRA NIM. 120563201139 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2017

ANALISIS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR OLEH … · melaksanakan pengelolaan sumber daya air, hal ini dikarenakan pengelolaan sumber daya air di Kota Tanjungpinang dibebankan kepada

  • Upload
    ledat

  • View
    224

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR OLEH … · melaksanakan pengelolaan sumber daya air, hal ini dikarenakan pengelolaan sumber daya air di Kota Tanjungpinang dibebankan kepada

ANALISIS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

OLEH PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA KEPRI

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:

BOBBI S. INDRA

NIM. 120563201139

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2017

Page 2: ANALISIS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR OLEH … · melaksanakan pengelolaan sumber daya air, hal ini dikarenakan pengelolaan sumber daya air di Kota Tanjungpinang dibebankan kepada
Page 3: ANALISIS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR OLEH … · melaksanakan pengelolaan sumber daya air, hal ini dikarenakan pengelolaan sumber daya air di Kota Tanjungpinang dibebankan kepada

ABSTRAK

Air merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus terpenuhi setiap harinya. Hal ini

mengakibatkan penyediaan akan air harus terus dilakukan walaupun ketersediaan air baku

terbatas. Terbatasnya ketersediaan air baku disebabakan oleh berkurangnya daerah resapan

air akibat alih fungsi lahan, lingkungan waduk yang belum dilestarikan secara optimal, serta

waduk sebagai tempat penampungan air baku yang jumlahnya belum memadai, padahal air

baku yang ada di Kota Tanjungpinang berasal dari curah hujan, sehingga perlu untuk

dilakukan pembangunan waduk baru. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui pengelolaan sumber daya oleh PDAM Tirta Kepri. Hal ini dikarenakan PDAM

Tirta Kepri sebagai perusahaan yang bergerak dibidang pengelolaan, penyediaan, dan

pendistribusian air kepada masyarakat, sehingga memiliki tanggung jawab untuk melakukan

pengelolaan sumber daya air.

Penelitian ini dibuat dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif. Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari hasil observasi keadaan

di lapangan, wawancara dengan enam orang informan dari pegawai PDAM Tirta Kepri, dan

melalui dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian ini. Langkah-langkah dalam

penelitian ini berdasarkan model Miles dan Huberman, terdiri dari reduksi data, penyajian

data, dan penarikan kesimpulan. Fokus penelitian ini pada pelaksanaan konservasi sumber

daya air, pendayagunaan sumber daya air, pengendalian daya rusak air, pengelolaan sistem

informasi sumber daya air, serta pemberdayaan dan peran masyarakat dalam pengelolaan

sumber daya air. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah PDAM Tirta Kepri telah

melakukan penanaman pohon, pengecekan kualitas air, dan terus berupaya menyediakan air

untuk masyarakat. Namun, PDAM Tirta Kepri belum secara optimal melakukan pengelolaan

sumber daya air karena PDAM Tirta Kepri tidak memiliki hak yang leluasa dalam

melaksanakan pengelolaan sumber daya air, hal ini dikarenakan pengelolaan sumber daya air

di Kota Tanjungpinang dibebankan kepada beberapa pihak, seperti Dinas Pekerjaan Umum,

Dinas Kehutanan, dan BWSS IV Batam.

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini bahwa PDAM Tirta Kepri belum

optimal melakukan pengelolaan sumber daya air, tidak semua masalah dalam aspek

pengelolaan sumber daya air dikelola dengan baik, dapat dilihat dari belum terjaganya daerah

resapan air, belum terealisasainya pembangunan penampungan air baku, dan ketersediaan air

baku yang masih terbatas. Oleh karena itu, peneliti menyarankan kepada PDAM Tirta Kepri

untuk dapat melakukan pengelolaan sumber daya air secara optimal pada setiap aspek

pengelolaan sumber daya air, sehingga keberlangsungan sumber daya air akan tetap terjaga.

Kata Kunci: Ketersediaan Air Baku, Daerah Resapan Air, Waduk, Pengelolaan Sumber Daya

Air

Page 4: ANALISIS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR OLEH … · melaksanakan pengelolaan sumber daya air, hal ini dikarenakan pengelolaan sumber daya air di Kota Tanjungpinang dibebankan kepada

ABSTRACT

Water is a basic human need that must be fulfilled every day. This resulted supply of

water should continue to be done although the availability of raw water is limited. Limited

availability of raw water caused by reduced water catchment area due to land conversion, a

reservoir environment that has not been optimally preserved, as well as reservoir as raw

water reservoir that amount is not enough, whereas the raw water in Tanjungpinang City

comes from rainfall, so it is necessary to do the construction of new reservoir. This research

was conducted with the aim to know management of water resources by PDAM Tirta Kepri.

This matter because PDAM Tirta Kepri as a company engaged in the management, provison,

and distribution of water to the public, so it has responsibility for do managing water

resources.

This research was made using descriptive method with qualitative approach. The data

obtained in this research comes from the observation of the situation in the field, interview

with six informants from staff of PDAM Tirta Kepri, and through documents relating to this

research. The steps in this research based on Miles and Huberman model’s consists of data

reduction. Data display, and conclusion drawing. The focus of this research on

implementation of the conservation of water resources, utilization of water resources, control

of water demaged power, management of water resources information system, and

empowerment and the role of society in water resources management. The results obtained

from this research are PDAM Tirta Kepri has been planting trees, water quality checking,

and continuously strives to provide water to the society. However, PDAM Tirta Kepri not

optimally manage water resources because PDAM Tirta Kepri has not a free right in

implementing water resources management, this is because management of water resources

in Tanjungpinang city charged to several parties, such as Department of Public work,

Department of Forestry, and BWSS IV Batam.

Conclusions can be drawn from this research from that PDAM Tirta Kepri not yet

thoroughly managing water resources, not all problems in water resources management are

well managed, can be seen from the lack of water catchment area, not yet realized the

construction of raw water reservoir, and the availability of raw water is still limited.

Therefore, researcher suggest to PDAM Tirta Kepri can optimally manage water resources

in every aspect of water resources management, so that the sustainability of water resources

will be maintained.

Keywords: Availability of raw water, Water catchment area, Reservoir, Management of

water resources

Page 5: ANALISIS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR OLEH … · melaksanakan pengelolaan sumber daya air, hal ini dikarenakan pengelolaan sumber daya air di Kota Tanjungpinang dibebankan kepada

1

A. Pendahuluan

Air merupakan salah satu kebutuhan

pokok masyarakat yang setiap saat harus

selalu terpenuhi. Setiap harinya masyarakat

membutuhkan air untuk dikonsumsi

ataupun dipergunakan dalam melaksanakan

aktifitasnya. Masyarakat memanfaatkan air

untuk berbagai hal seperti: minum,

memasak, mencuci dan lain sebagainya.

Namun, krisis air menjadi salah satu

masalah yang kerap terjadi di beberapa

daerah di Indonesia, salah satunya adalah di

Kota Tanjungpinang.

Tanjungpinang merupakan Ibukota

dari Provinsi Kepulauan Riau. Maka

Pemerintah Tanjungpinang harus giat

berbenah diri, karena masih banyak

masalah serta polemik yang terjadi di

Tanjungpinang, salah satunya adalah

masalah krisis air yang setiap tahunnya

terjadi. Masalah air di Tanjungpinang sulit

ditangani dikarenakan beberapa hal, seperti

masalah rusaknya daerah resapan air, alih

fungsi lahan, serta masalah peningkatan

jumlah penduduk di Kota Tanjungpinang

setiap tahunnya yang mengakibatkan

semakin bertambahnya permintaan akan

air.

Untuk memenuhi kebutuhan air

masyarakat Kota Tanjungpinang, air baku

diperoleh dari Waduk Sei Pulai dan Waduk

Sei Gesek. Kapasitas penampungan air di

Waduk Sei Pulai dan Waduk Sei Gesek

belum mampu mencukupi kebutuhan

masyarakat Tanjungpinang. Waduk Sei

Gesek luasnya mencapai 20 Ha dengan

kapasitas air maksimal yang bisa

diproduksi adalah 100 liter/detik.

Sedangkan Luas Waduk Sei Pulai secara

keseluruhan mencapai 60 Ha, dengan

kapasitas air yang bisa diproduksi

maksimal 175 liter/detik (PDAM Tirta

Kepri, 2017).

Berdasarkan Undang-Undang Dasar

1945 Pasal 33 Ayat 3, “Bumi, air dan

kekayaan alam yang terkandung di

Page 6: ANALISIS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR OLEH … · melaksanakan pengelolaan sumber daya air, hal ini dikarenakan pengelolaan sumber daya air di Kota Tanjungpinang dibebankan kepada

2

dalamnya dikuasi oleh Negara dan

dipergunakan untuk sebesar- besar

kemakmuran rakyat”. Hal ini menjelaskan

bawah hak masyarakat akan pemenuhan air

bersih telah dijamin di dalam Undang-

Undang Dasar 1945, Pemerintah sebagai

penggerak roda Pemerintahan harus

menjalankan kewajibannya untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat akan air

bersih. Apabila krisis air ini tidak dapat

teratasi, nantinya akan muncul pihak-pihak

yang dapat memonopoli harga air. Selain

itu, belum tentu kualitas atas air yang

diperjual belikan dapat terjamin mutunya,

apabila kualitas air yang diperjual belikan

tidak sesuai dengan standar mutu air bersih,

maka nantinya masyarakat akan menjadi

pihak yang sangat dirugikan.

Di Tanjungpinang, pengelolaan sumber

daya air dilakukan oleh Perusahaan Daerah

Air Minum Tirta Kepri yang seterusnya

disingkat dengan PDAM Tirta Kepri.

PDAM Tirta Kepri merupakan Badan

Usaha Milik Daerah yang bergerak pada

usaha pengelolaan dan penyedia air di Kota

Tanjungpinang. Air yang diolah merupakan

air yang berasal dari waduk-waduk yang

ada.

Berdasarkan pengamatan mendalam

yang telah dilakukan, maka diperoleh

gejala-gejala masalah yang menjadi

landasan timbulnya masalah penelitian ini,

antara lain :

1. Meningkatnya kebutuhan air bersih

masyarakat Kota Tanjungpinang setiap

tahunnya.

2. Berkurangnya daerah resapan air baku

di sekitaran waduk yang

mengakibatkan berkurangnya debit air.

3. Sering terjadinya keluhan dari

masyarakat terkait kualitas air yang

kurang layak untuk dikonsumsi.

4. Seringnya terjadi gangguan aliran air

yang membuat masyarakat sulit untuk

memperoleh air bersih.

Page 7: ANALISIS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR OLEH … · melaksanakan pengelolaan sumber daya air, hal ini dikarenakan pengelolaan sumber daya air di Kota Tanjungpinang dibebankan kepada

3

Berdasarkan pentingnya pengelolaan

sumber daya air bagi keberlangsungan air

dan sumber air untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat serta karena adanya gejala-

gejala masalah yang terlihat seperti yang

telah dijelaskan, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian terkait masalah

tersebut dengan mengangkat judul, yaitu :

“ANALISIS PENGELOLAAN SUMBER

DAYA AIR OLEH PERUSAHAAN

DAERAH AIR MINUM TIRTA KEPRI”.

B. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah

penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Menurut Zuriah (2009:47),

“Penelitian deskriptif adalah penelitian

yang diarahkan untuk memberikan gejala-

gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian

secara sistematis dan akurat, mengenai

sifat-sifat populasi atau daerah tertentu”.

Dalam penelitian deskriptif, penelitian

hanya diarahkan untuk memberikan gejala,

fakta, atau kejadian secara akurat tanpa

perlu merumuskan hipotesis dalam

penelitiannya. Pendekatan kualitatif adalah

suatu pendekatan penelitian yang

mengungkap situasi sosial tertentu dengan

mendeskripsikan kenyataan secara benar,

dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik

pengumpulan dan analisis data yang

relevan yang diperoleh dari situasi yang

alamiah (Satori dan Komariah, 2012:25).

C. Landasan Teori

1. Pengelolaan

Nugroho (2003:119)

mengemukakan bahwa, “Pengelolaan

merupakan istilah yang dipakai dalam

ilmu manajemen. Secara etimologi

istilah pengelolaan berasal dari kata

kelolah (to manage) dan biasanya

merujuk pada proses mengurus atau

menangani sesuatu untuk mencapai

tujuan tertentu”.

Menurut Marry Parker Follet (Sule

dan Saefullah, 2009:6) mendefinisikan

bahwa,

Page 8: ANALISIS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR OLEH … · melaksanakan pengelolaan sumber daya air, hal ini dikarenakan pengelolaan sumber daya air di Kota Tanjungpinang dibebankan kepada

4

“Pengelolaan adalah seni atau

proses dalam menyelesaikan

sesuatu yang terkait dengan

pencapaian tujuan. Dalam

penyelesaian akan sesuatu

tersebut, terdapat tiga faktor yang

terlibat, yaitu: (1) Adanya

penggunaan sumber daya

organisasi, baik sumber daya

manusia maupun faktor-faktor

produksi lainnya; (2) Proses yang

bertahap mulai dari perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan

pengimplementasian, hingga

pengendalian dan pengawasan;

dan (3) Adanya seni dalam

penyelesaian pekerjaan”.

2. Sumber Daya Air

Menurut Purwanto dan Susanto

(2015:1), “Sumber daya air merupakan

salah satu sumber daya alam yang vital

baik untuk kehidupan flora, fauna, dan

manusia di muka bumi maupun untuk

kebutuhan manusia dalam memenuhi

kebutuhan sehari-hari di berbagai

sektor kehidupan”.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 42 Tahun

2008 Pasal 1 Ayat 1 tentang

Pengelolaan Sumber Daya Air, “

Sumber daya air adalah air, sumber air,

dan daya air yang terkandung

didalamnya”.

Menurut Kodoatie dan Sjahrief

(2005:69), “Komponen alami dari

sumber daya air dapat disebutkan

antara lain: sungai, muara, rawa,

danau, daerah retensi, pantai, air tanah,

mata air, dll. Masing-masing

komponen terbentuk secara alami

akibat dari sifat air yang mengalir dari

hulu ke hilir dengan sistem gravitasi”.

Menurut GWP (Kodoatie dan

Sjahrief, 2005:191-192), secara

menyeluruh sumber daya air

tergantung dari banyak hal yang

memerlukan perpaduan baik dalam

sistem alam maupun dalam sistem

kehidupan. Perpaduan itu antara lain:

1. Perpaduan dalam sistem alam:

antara pemakaian tanah dan air,

antara permukaan air dan air

tanah, antara jumlah dan kualitas

air, antara hulu dan hilir, antara air

tawar dan air asin, antara

penyebab dan penerima dampak.

2. Perpaduan pengelolaan untuk

pencapaian keseimbangan ideal

Page 9: ANALISIS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR OLEH … · melaksanakan pengelolaan sumber daya air, hal ini dikarenakan pengelolaan sumber daya air di Kota Tanjungpinang dibebankan kepada

5

dalam sistem alam dan dalam

sistem kehidupan (sistem manusia)

langkah-langkah: pengutamaan air

dalam sistem ekonomi,

pengutamaan air dalam sistem

sosial, pengutamaan air dalam

sistem lingkungan, kepastian

koordinasi antar sektor-sektor,

kepastian adanya kerjasama antara

pengelolaan sektor umum dan

pribadi, pengikut sertaan semua

stakeholders karena: water is

every one’s business!

3. Pengelolaan Sumber Daya Air

Menurut Purwanto dan Susanto

(2015), “Pengelolaan sumber daya air

merupakan suatu proses yang

mendorong keterpaduan antar

pembangunan dan pengelolaan air,

tanah, dan sumber daya lainnya, denga

tujuan untuk memaksimalkan

kesejahteraan sosial ekonomi dan

memperhatikan keberlanjutan

ekosistem”.

Pada umumnya pengelolaan

sumber daya air hanya memandang

pada satu sisi saja yakni bagaimana

mamanfaatkan dan mendapat

keuntungan dari adanya air. Namun

tidak bisa dipungkiri bahwa jika ada

keuntungan pasti ada kerugian. Aspek-

aspek dalam pengelolaan sumber daya

air yang tidak boleh dilupakan, yaitu :

a. Aspek utama yaitu konservasi

sumber daya air, pendayagunaan

sumber daya air, dan pengendalian

daya rusak air.

b. Aspek pendukung terdiri dari

sistem informasi serta

pemberdayaan dan peran

masyarakat (Kodoatie dan Sjarief,

2010:380).

Berdasarkan Peraturan Presiden

Republik Indonesia Nomor 10 Tahun

2017 Pasal 1 Ayat 3 tentang Dewan

Sumber Daya Air Nasional

menjelaskan bahwa, “Pengelolaan

sumber daya air adalah upaya

merencanakan, melaksanakan,

memantau, dan mengevaluasi

penyelenggaraan konservasi sumber

Page 10: ANALISIS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR OLEH … · melaksanakan pengelolaan sumber daya air, hal ini dikarenakan pengelolaan sumber daya air di Kota Tanjungpinang dibebankan kepada

6

daya air, pendayagunaan sumber daya

air, dan pengendalian daya rusak air”.

a. Konservasi Sumber Daya Air

Berdasarkan Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum

Republik Indonesia Nomor 2

Tahun 2013 Pasal 1 Ayat 12

tentang Pedoman Penyusunan

Rencana Pengelolaan Sumber

Daya Air menjelaskan bahwa,

“Konservasi sumber daya air

adalah upaya memelihara

keberadaan serta keberlanjutan

keadaan, sifat, dan fungsi sumber

daya air agar senantiasa tersedia

dalam kuantitas dan kualitas yang

memadai untuk memenuhi

kebutuhan makhluk hidup, baik

pada waktu sekarang maupun yang

akan datang”.

b. Pendayagunaan Sumber Daya Air

Berdasarkan Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum

Republik Indonesia Nomor 2

Tahun 2013 Pasal 1 Ayat 13

tentang Pedoman Penyusunan

Rencana Pengelolaan Sumber

Daya Air menjelaskan bahwa,

“Pendayagunaan sumber daya air

adalah upaya penatagunaan,

penyediaan, penggunaan,

pengembangan, dan pengusahaan

sumber daya air secara optimal

agar berhasil guna dan berdaya

guna”.

c. Pengendalian Sumber Daya Air

Berdasarkan Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum

Republik Indonesia Nomor 2

Tahun 2013 Pasal 1 Ayat 14

tentang Pedoman Penyusunan

Rencana Pengelolaan Sumber

Daya Air menjelaskan bahwa,

“Pengendalian daya rusak air

adalah upaya untuk mencegah,

menanggulangi, dan memulihkan

Page 11: ANALISIS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR OLEH … · melaksanakan pengelolaan sumber daya air, hal ini dikarenakan pengelolaan sumber daya air di Kota Tanjungpinang dibebankan kepada

7

kerusakan kualitas lingkungan

yang disebabkan oleh daya rusak

air”.

d. Sistem Informasi Sumber Daya Air

Sistem informasi sumber daya

air merupakan jaringan informasi

sumber daya air yang tersebar dan

dikelola oleh berbagai institusi.

Informasi sumber daya air

meliputi informasi mengenai

kondisi hidrologis,

hidrometeorologi, hidrogeologis,

kebijakan sumber daya air,

prasarana sumber daya air,

teknologi sumber daya air,

lingkungan pada sumber daya air

dan sekitarnya, serta kegiatan

sosial ekonomi budaya masyarakat

yang terkait dengan sumber daya

air (Kodoatie dan Sjarief,

2005:294).

e. Pemberdayaan dan Peran

Masyarakat

Menurut Kodoatie dan Sjarief

(2010:398), mengatakan bahwa :

“Kegiatan pemberdayaan, antara

lain: perencanaan, pelaksanaan

konstruksi, pengawasan, operasi

dan pemeliharaan sumber daya air

dengan melibatkan peran

masyarakat. Penyelenggaraan

pemberdayaan dilaksanakan secara

terencana dan sistematis untuk

meningkatkan kinerja pengelolaan

sumber daya air. Pemberdayaan

dilaksanakan oleh Pemerintah,

Pemerintah Daerah, instansi-

instansi yang berkaitan dengan

sumber daya air dan masyarakat”.

Semakin berkembangnya populasi

penduduk akan juga berkembang

jumlah maupun jenis pemanfaatan

akan sumber daya air untuk mencukupi

pola kehidupan yang akan makin maju

mengikuti kemajuan peradaban. Ini

akan membuat makin kompleksnya

Page 12: ANALISIS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR OLEH … · melaksanakan pengelolaan sumber daya air, hal ini dikarenakan pengelolaan sumber daya air di Kota Tanjungpinang dibebankan kepada

8

persoalan yang menyangkut

penyediaan sumber daya air, maka

perlu dilakukan pengelolaan sumber

daya air dengan alasan (Mulyanto,

2007:1), yaitu:

1. Terbatasnya ketersediaan air. Di

beberapa daerah di bumi ini tidak

tersedia sumber daya air (SDA)

yang melimpah.

2. Dengan pergantian musim, akan

juga berubah/bervariasi intensitas

curah hujan yang menjadi sumber

ketersediaan air.

3. Makin mengecilnya kemampuan

alam untuk menyimpan kelebihan

air pada saat pasokan alam

melimpah pada musim hujan

karena desakan ruang hidup yang

akan memperkecil kapasitas

simpan SDA.

4. Makin banyaknya jenis aktivitas

hidup dan aktivitas ekonomi yang

juga akan meningkatkan industri

disegala bidang, akan makin

banyak juga limbah yang akan

diproduksi sebagai hasil samping

atau byproduct kemajuan

peradaban ini yang akan

mencemari lingkungan hidup

khususnya SDA.

D. Hasil Penelitian

1. Konservasi Sumber Daya Air

Menurut Kodoatie dan Sjarief

(2005:287), Kegiatan konservasi

sumber daya air mengacu pada pola

pengelolaan sumber daya air yang

ditetapkan pada setiap wilayah sungai

dan menjadi acuan dalam perencanaan

tata ruang meliputi: perlindungan dan

pelestarian sumber air, pengawetan air,

pengelolaan kualitas air dan

pengendalian pencemaran air.

Dalam melakukan konservasi

sumber daya air, PDAM Tirta Kepri

telah berupaya menjaga kelestarian

sumber air dengan melakukan kerja

sama dengan pihak-pihak terkait,

dalam hal ini Dinas Kehutanan, Dinas

Pekerjaan Umum, BWSS IV Batam,

beserta masyarakat untuk melakukan

konservasi sumber daya air. Kerja

sama ini dilakukan karena pada

dasarnya PDAM Tirta Kepri tidak

memiliki hak dan wewenang yang

leluasa dalam melakukan konservasi

sumber daya air, dikarenakan

pengelolaan sumber daya air di Kota

Tanjungpinang dibebankan kepada

Page 13: ANALISIS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR OLEH … · melaksanakan pengelolaan sumber daya air, hal ini dikarenakan pengelolaan sumber daya air di Kota Tanjungpinang dibebankan kepada

9

beberapa pihak. Sedangkan, upaya

yang memang dilakukan sendiri oleh

PDAM Tirta Kepri adalah selalu

menjaga dan mengolah air sisa

pengolahan sebelum dikembalikan ke

alam, agar lingkungan pada sumber air

selalu terjaga. PDAM Tirta Kepri telah

melakukan pengawetan air dengan cara

melakukan pengawasan melalui patroli

langsung ke lapangan untuk mengatasi

kebocoran air yang mengakibatkan

terbuangnya air secara sia-sia serta

PDAM Tirta Kepri melakukan

penindakan pemutusan aliran air

kepada masyarakat Kota

Tanjungpinang yang terbukti

melakukan pencurian air. PDAM Tirta

Kepri melakukan pengelolaan kualitas

air dengan cara melakukan pengecekan

kualitas air secara internal dan

ekternal. Secara internal PDAM Tirta

Kepri melakukan pengecekan dan

pengawasan kualitas air per 2 jam

melalui Seksi Laboratorium,

sedangkan secara eksternal PDAM

Tirta Kepri melakukan pengecekan

kualitas air di Balai Teknik Kesehatan

Lingkungan Dan Pengendalian

Penyakit (BTKLPP) Kelas 1 Batam

yang dilakukan per 3 bulan sekali.

2. Pendayagunaan Sumber Daya Air

Menurut Kodoatie dan Sjarief

(2005:281), Pendayagunaan sumber

daya air dilakukan melalui kegiatan

penatagunaan, penyediaan,

penggunaan, pengembangan, dan

pengusahaan sumber daya air dengan

mengacu pada pola pengelolaan

sumber daya air yang dtetapkan pada

setiap wilayah sungai. Ditujukan untuk

memanfaatkan sumber daya air secara

berkelanjutan dengan mengutamakan

pemenuhan kebutuhan pokok

kehidupan masyarakat secara adil.

Dalam melaksanakan

pendayagunaan sumber daya air,

Page 14: ANALISIS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR OLEH … · melaksanakan pengelolaan sumber daya air, hal ini dikarenakan pengelolaan sumber daya air di Kota Tanjungpinang dibebankan kepada

10

PDAM Tirta Kepri telah melakukan

penyediaan air kepada masyarakat

dengan cara tetap melakukan

pendistribusian air kepada masyarakat

di tengah kondisi minimnya

ketersediaan air di sumber air.

Pendistribusian ini tetap dilakukan

dengan menggunakan sistem

penjadwalan. Pengembangan sumber

air menjadi tanggung jawab BWSS dan

Dinas PU. PDAM Tirta Kepri tidak

memiliki hak yang leluasa dalam

melakukan pengembangan sumber air,

sehingga upaya PDAM Tirta Kepri

dalam pengembangan sumber air

dengan melakukan pengajuan dan

pengalokasian dana survei, kegiatan ini

dilakukan untuk menemukan titik-titik

aliran air yang berpotensi untuk

dijadikan waduk serta PDAM Tirta

Kepri menyampaikan masukan kepada

Pemerintah terkait kebutuhan PDAM

dalam penyediaan air.

3. Pengendalian Daya Rusak Air

Menurut Kodoatie dan Sjarief

(2005:292), Pengendalian daya rusak

air dilakukan secara menyeluruh yang

mencakup upaya pencegahan,

penanggulangan, dan pemulihan. Yang

dimaksud dengan daya rusak air adalah

daya air yang menimbulkan kerusakan

dan/atau bencana, yang antara lain

berupa: banjir; erosi dan sedimentasi;

tanah longsor; banjir lahar dingin;

tanah ambles; perubahan sifat dan

kandungan kimiawi, biologi, dan fisika

air; terancam punahnya jenis tumbuhan

dan/atau satwa; wabah penyakit;

intrusi; dan perembesan.

Pengendalian daya rusak air

dilakukan oleh BWSS IV Batam,

sehingga PDAM Tirta Kepri tidak

memiliki tanggung jawab yang lebih

pada pengendalian daya rusak air.

PDAM Tirta Kepri hanya

menyampaikan usulan kepada BWSS

Page 15: ANALISIS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR OLEH … · melaksanakan pengelolaan sumber daya air, hal ini dikarenakan pengelolaan sumber daya air di Kota Tanjungpinang dibebankan kepada

11

IV Batam untuk membuat saluran

endapan air sebagai upaya

menghambat proses sedimentasi yang

terjadi di waduk.

4. Sistem Informasi Sumber Daya Air

Menurut Kodoatie dan Sjarief

(2005:294), Sistem informasi sumber

daya air merupakan jaringan informasi

sumber daya air yang tersebar dan

dikelola oleh berbagai institusi.

Informasi sumber daya air meliputi

informasi mengenai kondisi hidrologis,

hidrometeorologi, hidrogeologis,

kebijakan sumber daya air, prasarana

sumber daya air, teknologi sumber

daya air, lingkungan pada sumber daya

air dan sekitarnya, serta kegiatan sosial

ekonomi budaya masyarakat yang

terkait dengan sumber daya air.

PDAM Tirta Kepri belum

melakukan pengelolaan sistem

informasi sumber daya air secara

optimal, PDAM Tirta Kepri hanya

melakukan pengukuran curah hujan,

panas, dengan menggunakan alat

hidrologi yang mereka punya. Hal ini

dikarenakan Pengelolaan sistem

informasi sumber daya air dilakukan

oleh BWSS, untuk memperoleh

informasi sumber daya air PDAM Tirta

Kepri bekerjasama dengan pihak

BWSS IV Batam.

5. Pemberdayaan dan Peran

Masyarakat

Menurut Kodoatie dan Sjarief

(2010:398), Kegiatan pemberdayaan,

antara lain: perencanaan, pelaksanaan

konstruksi, pengawasan, operasi dan

pemeliharaan sumber daya air dengan

melibatkan peran masyarakat.

Penyelenggaraan pemberdayaan

dilaksanakan secara terencana dan

sistematis untuk meningkatkan kinerja

pengelolaan sumber daya air.

Pemberdayaan dilaksanakan oleh

Pemerintah, Pemerintah Daerah,

Page 16: ANALISIS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR OLEH … · melaksanakan pengelolaan sumber daya air, hal ini dikarenakan pengelolaan sumber daya air di Kota Tanjungpinang dibebankan kepada

12

instansi-instansi yang berkaitan dengan

sumber daya air dan masyarakat.

PDAM Tirta Kepri telah

melibatkan masyarakat secara

langsung dalam kegiatan penghijauan,

pelestarian, dan penanaman pohon di

daerah resapan air, serta memberikan

pemahaman kepada masyarakat

tentang pentingnya upaya menjaga

kelestraian lingkungan, terutama

lingkungan waduk dan daerah resapan

air demi keberlangsungan sumber daya

air. Selanjutnya PDAM juga

melibatkan masyarakat untuk

mengawasi kebocoran air yang terjadi

dan melaporkan apabila terjadi kasus

pencurian air. Namun, dalam kegiatan

ini belum terlihat adanya usaha PDAM

Tirta Kepri dalam melakukan

pemberdayaan masyarakat dalam

pengelolaan sumber daya air.

6. Faktor Penghambat Pengelolaan

Sumber Daya Air

Perusahaan Daerah Air Minum

Tirta Kepri sebagai Perusahaan yang

bergerak di bidang penyediaan,

pengelolaan, dan pendistribusian air

kepada masyarakat telah berupaya

untuk melakukan pengelolaan terhadap

sumber daya air yang ada di Kota

Tanjungpinang. Namun, faktanya

dilapangan pelaksanaan pengelolaan

sumber daya air belum terlaksana

secara baik, hal ini disebabkan oleh

beberapa hal yang menghambat

pelaksanaan pengelolaan sumber daya

air oleh PDAM Tirta Kepri, antara

lain:

a. Ketersediaan air baku

b. Kepemilikan lahan

c. Perizinan

E. Penutup

1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah

dibahas pada Bab IV mengenai

Analisis Pengelolaan Sumber Daya Air

Page 17: ANALISIS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR OLEH … · melaksanakan pengelolaan sumber daya air, hal ini dikarenakan pengelolaan sumber daya air di Kota Tanjungpinang dibebankan kepada

13

oleh Perusahaan Daerah Air Minum

Tirta Kepri, maka dapat diambil

kesimpulan diantaranya :

a. Aspek Konservasi Sumber Daya

Air. PDAM Tirta Kepri telah

berupaya menjaga kelestarian

sumber air dengan cara mengolah

kembali air sisa pengolahan

sebelum dikembalikan ke alam,

agar lingkungan pada sumber air

selalu terjaga. Untuk menjaga

kualitas air yang dikelola, PDAM

Tirta Kepri melakukan pengecekan

kualitas air baik secara internal

maupun secara ekternal. Di dalam

melaksakana pengawetan air,

PDAM Tirta Kepri berupaya

dengan melakukan penghematan

air dengan cara patroli langsung ke

lapangan.

b. Aspek Pendayagunaan Sumber

Daya Air. PDAM Tirta Kepri tetap

memenuhi kebutuhan masyarakat

akan air bersih dengan cara

melakukan pendistribusian air

kepada masyarakat di tengah

kondisi minimnya ketersediaan air

di sumber air. Di dalam

pelaksanaan pengembangan

sumber air hal ini menjadi

tanggung jawab BWSS IV Batam

dan Dinas Pekerjaan Umum,

PDAM Tirta Kepri belum

sepenuhnya melakukan

pengembangan sumber air,

dikarenakan PDAM Tirta Kepri

tidak memiliki hak yang leluasa

dalam melakukan pengembangan

sumber air.

c. Aspek Pengendalian Daya Rusak

Air. Berdasarkan analisis yang

telah dilakukan dapat disimpulkan,

bahwa pengendalian daya rusak air

menjadi tanggung jawab BWSS

IV Batam. PDAM Tirta Kepri

menyampaikan usulan kepada

Page 18: ANALISIS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR OLEH … · melaksanakan pengelolaan sumber daya air, hal ini dikarenakan pengelolaan sumber daya air di Kota Tanjungpinang dibebankan kepada

14

BWSS IV Batam untuk membuat

saluran endapan air sebagai upaya

menghambat proses sedimentasi

yang terjadi di waduk.

d. Aspek Sistem Informasi Sumber

Daya Air. Berdasarkan analisis

yang telah dilakukan dapat ditarik

kesimpulan, bahwa pengelolaan

sistem informasi sumber daya air

merupakan tugas dari BWSS IV

Batam. Untuk memperoleh

informasi sumber daya air PDAM

Tirta Kepri bekerjasama dengan

pihak BWSS IV Batam.

e. Aspek Pemberdayaan dan Peran

Masyarakat. Berdasarkan analisis

yang telah dilakukan dapat ditarik

kesimpulan, bahwa PDAM Tirta

Kepri telah melibatkan masyarakat

secara langsung dalam kegiatan

penghijauan, pelestarian, dan

penanaman pohon di daerah

resapan air, serta memberikan

pemahaman kepada masyarakat

tentang pentingnya upaya menjaga

kelestraian lingkungan, terutama

lingkungan waduk dan daerah

resapan air demi keberlangsungan

sumber daya air. Namun, dalam

kegiatan ini belum terlihat upaya

PDAM Tirta Kepri dalam

melakukan pemberdayaan

masyarakat dalam pengelolaan

sumber daya air.

f. Beberapa faktor yang menghambat

pelaksanaan pengelolaan sumber

daya air oleh PDAM Tirta Kepri,

antara lain :

1) Ketersediaan Air Baku.

Ketersediaan air baku

membuat pengelolaan sumber

daya air tidak dapat berjalan

dengan baik, dengan jumlah

air baku yang minim

sedangkan kebutuhan

masyarakat akan air

Page 19: ANALISIS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR OLEH … · melaksanakan pengelolaan sumber daya air, hal ini dikarenakan pengelolaan sumber daya air di Kota Tanjungpinang dibebankan kepada

15

meningkat, maka pemenuhan

akan kebutuhan akan air tidak

dapat dilakukan dengan

maksimal, apabila hal ini terus

dipaksakan tidak menutup

kemungkinan bahwa jumlah

pasokan air baku di Kota

Tanjungpinang tidak dapat

lagi memenuhi kebutuhan

masyarakat.

2) Kepemilikan Lahan. Masalah

lahan disekitar waduk dan

daerah resapan air yang

merupakan lahan milik warga

menjadi faktor penghambat

pengelolaan sumber daya air,

PDAM Tirta Kepri melakukan

pelestarian dan penghijauan

dengan ikut berpartisipasi

dalam kegiatan yang

dilakukan oleh dinas terkait,

namun dikarenakan lahan

tersebut merupakan milik

warga maka kegiatan yang

dilakukan belum mencapai

hasil yang diinginkan.

3) Perizinan. Pihak PDAM tidak

memiliki hak dan wewenang

yang leluasa dalam melakukan

pengelolaan sumber daya air,

hal ini dikarenakan

pengelolaan sumber daya air

di Kota Tanjungpinang

dibebankan kepada beberapa

dinas, sehingga PDAM Tirta

Kepri sebagai perusahaan

yang bergerak di bidang

penyediaan, pengelolaan, dan

pendistribusian air kepada

masyarakat tidak dapat

bertindak lebih dalam

melaksanakan pengelolaan

sumber daya air.

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan serta kesimpulan diatas,

Page 20: ANALISIS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR OLEH … · melaksanakan pengelolaan sumber daya air, hal ini dikarenakan pengelolaan sumber daya air di Kota Tanjungpinang dibebankan kepada

16

maka penulis memberikan saran-saran

sebagai berikut :

a. Aspek Konservasi Sumber Daya

Air. Sebagai pihak yang

menyediakan, mengelola, dan

mendistribusikan air bersih, maka

PDAM Tirta Kepri harus

melakukan konservasi sumber

daya air, melakukan pelestarian

waduk dan daerah resapan air

untuk meningkatkan jumlah air

baku, melakukan pengecekan rutin

terhadap kualitas air yang

didistribusikan kepada masyarakat,

dan segera mengatasi masalah

kehilangan, agar air yang hilang

nantinya dapat dimanfaatkan

dengan lebih baik.

b. Aspek Pendayagunaan Sumber

Daya Air. Melihat semakin

minimnya ketersediaan sumber

daya air, maka PDAM Tirta Kepri

harus melakukan pengembangan

terhadap sumber daya air, dengan

melakukan kerja sama dengan

pemerintah untuk terus mencari

aliran air yang potensial dan

membuat tempat penampungan air

baku yang baru.

c. Aspek Pengendalian Daya Rusak

Air. PDAM Tirta Kepri perlu

melakukan pelatihan tentang

pengelolaan daya rusak air,

sehingga PDAM Tirta Kepri

mempunyai kemampuan untuk

mengatasi bencana yang terjadi di

wilayah waduk akibat daya rusak

air, seperti penanggulangan

sedimentasi.

d. Aspek Sistem Informasi Sumber

Daya Air. Sebagai pihak yang

bergerak di bidang penyediaan,

pengolahan, dan pendistribusian

air maka PDAM Tirta Kepri perlu

melakukan pengelolaan sistem

informasi sumber daya air, karena

Page 21: ANALISIS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR OLEH … · melaksanakan pengelolaan sumber daya air, hal ini dikarenakan pengelolaan sumber daya air di Kota Tanjungpinang dibebankan kepada

17

sistem ini sangat bermanfaat. Di

dalam sistem ini terdapat

informasi terkait kondisi

hidrologis, hidrometeorologi,

hidrogeologis, kebijakan sumber

daya air, prasarana sumber daya

air, teknologi sumber daya air,

lingkungan pada sumber daya air

dan sekitarnya, serta kegiatan

sosial ekonomi budaya masyarakat

yang terkait dengan sumber daya

air.

e. Aspek Pemberdayaan dan Peran

Masyarakat. Selain melibatkan

peran masyarakat di dalam

kegiatan pengelolaan sumber daya

air, PDAM Tirta Kepri juga harus

melaksanakan pemberdayaan

masyarakat, agar masyarakat

mampu secara langsung menjaga

dan melestarikan lingkungan, agar

sumber daya air tetap terjaga

keberlangsungannya.

f. Untuk mengatasi faktor

penghambat dalam pengelolaan

sumber daya air, maka saran yang

peneliti berikan, antara lain:

1) Ketersediaan Air Baku.

PDAM Tirta Kepri dan pihak-

pihak terkait seharusnya

segera mencari lokasi baru

untuk penampungan air baku,

dikarenakan ketersediaan air

baku di Kota Tanjungpinang

mulai berkurang.

2) Kepemilikan Lahan. Perlu

untuk melakukan pembebasan

lahan yang berada di daerah

resapan air, agar proses

pengelolaan sumber daya air

tidak terhambat oleh

perubahan tata guna lahan

oleh masyarakat.

3) Perizinan. Perlu diberikan

wewenang yang lebih kepada

PDAM Tirta Kepri agar

Page 22: ANALISIS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR OLEH … · melaksanakan pengelolaan sumber daya air, hal ini dikarenakan pengelolaan sumber daya air di Kota Tanjungpinang dibebankan kepada

18

mampu memberikan

kontribusi dalam pengelolaan

sumber daya air.

Daftar Pustaka

Kodoatie, Robert J. dan Roestam Sjarief.

2005. Pengelolaan Sumber Daya Air

Terpadu. Yogyakarta: Andi.

Kodoatie, Robert J. dan Roestam Sjarief.

2010. Tata Ruang Air. Yogyakarta:

Andi.

Mulyanto, H. R. 2007. Pengembangan

Sumber Daya Air Terpadu.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nugroho. 2003. Good Governance.

Bandung: Mandar Maju.

Purwanto, M. Yanuar J. dan Agus Susanto.

2015. Pengelolaan Sumber Daya Air.

Tangerang Selatan: Universitas

Terbuka.

Satori, Djam’an dan Aan Komariah. 2012.

Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:

ALFABETA.

Sule, Erni Tisnawati dan Kurniawan

Saefullah. 2009. Pengantar

Manajemen. Jakarta: Kencana Perdana

Media Group.

Zuriah, Nurul. 2009. Metodologi Penelitian

Sosial dan Pendidikan Teori Aplikasi.

Jakarta: Bumi Aksara.

Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 Ayat

3.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 42 Tahun 2008 tentang

Pengelolaan Sumber Daya Air.

Peraturan Presiden Republik Indonesia

Nomor 10 Tahun 2017 tentang Dewan

Sumber Daya Air Nasional.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

Republik Indonesia Nomor 2 Tahun

2013 tentang Pedoman Penyusunan

Rencana Pengelolaan Sumber Daya

Air.