89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEMUNGKINAN SUATU PERUSAHAAN MENGALAMI KONDISI FINANCIAL DISTRESS (Studi Empirik pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003-2009) Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh: INDAH SAFITRI F0206071 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

  • Upload
    hathuan

  • View
    224

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN

UNTUK MEMPREDIKSI KEMUNGKINAN

SUATU PERUSAHAAN MENGALAMI

KONDISI FINANCIAL DISTRESS

(Studi Empirik pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2003-2009)

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh:

INDAH SAFITRI

F0206071

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010

Page 2: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skipsi dengan judul:

ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN UNTUK

MEMPREDIKSI KEMUNGKINAN SUATU PERUSAHAAN

MENGALAMI KONDISI FINANCIAL DISTRESS

(Studi Empirik pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2003-2009)

Surakarta, Oktober 2010

Disetujui dan diterima oleh

Pembimbing,

( Drs. Harmadi, MM )

19580513 198403 1 001

Page 3: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima baik oleh tim Penguji Skripsi Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi

syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen.

Surakarta, November 2010

Tim Penguji Skripsi

1. Drs. Atmadji, MM sebagai Ketua ( )

NIP. 19590531 198503 1 004

2. Drs. Harmadi, MM sebagai Pembimbing ( )

NIP. 19580513 198403 1 001

3. Muh. Juan Suamtoro, SE, M.Si sebagai Anggota ( )

NIP. 19760613 200812 1 001

Page 4: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah Karya kecil ini kupersembahkan untuk,.

Sumber inspirasiku Bapak dan Ibu tercinta,.

Mba’ Wik & Mba’ Win plus compret-compret kecil

Mas Nug yang slama ini menemaniku.

Sahabat dan orang-orang disekelilingku yang kusayangi,.

Page 5: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

· ”Orang yang selalu mendekatkan diri pada Tuhan, tidak akan merasa

hidupnya tertekan”. (Aa Gym)

· ”Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan, oleh

karenanya, ketika niatnya benar, maka perbuatan itu benar, dan jika

niatnya buruk, maka perbuatan itu buruk”. (Imam An Namawi)

· ”Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang

adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka

keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran

hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak”. (Harun Yahya)

· ”Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba,

karena didalam mencoba itulah kita menemukan ndan belajar membangun

kesempatan untuk berhasil”. (Mario Teguh)

· ”Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu.

Orang-orang yang terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan ”.

(Mario Teguh)

Page 6: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahi Rabbil’alamin, segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

SWT, karena hanya dengan Ridho dan kemudahanNya, penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam tak lupa penulis selalu curahkan

kepada Rasulullah SAW, teladan bagi semua umat di muka bumi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini yang berjudul ”ANALISIS PENGGUNAAN

RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEMUNGKINAN SUATU

PERUSAHAAN MENGALAMI KONDISI FINANCIAL DISTRESS (Studi

Empirik pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2003-2009)” ini dapat terselesaikan juga atas dukungan dan doa yang

selalu tercurah dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Bapak Prof. DR. Bambang Sutopo, M. Com. Ak, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Dra. Endang Suhari, Msi, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Reza Rahardian, SE, Msi, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 7: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Bapak Drs. Harmadi, MM, selaku dosen pembimbing skripsi dan

Pembimbing Akademik, yang telah memberikan bimbingan, arahan dan

motivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak dan ibu dosen pengajar dan seluruh karyawan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta dan juga selaku dosen pembimbing

Kuliah Kerja Manajerial atas bantuannya selama ini.

6. Seluruh keluarga besar, atas dukungan dan doanya sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik.

7. Teman-teman mahasiswa jurusan manajemen 2006.

8. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu, untuk

segala dukungan dan doanya.

Walaupun tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan, harapan penulis semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Oktober 2010

Penulis

Page 8: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.............................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................. iv

HALAMAN MOTTO............................................................................. v

KATA PENGANTAR........................................................................... vi

DAFTAR ISI.......................................................................................... viii

DAFTAR TABEL.................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR.............................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xii

ABSTRAKSI.......................................................................................... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1

B. Perumusan Masalah................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian........................................................................ 10

D. Manfaat Penelitian...................................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori........................................................................... 14

B. Penelitian Terdahulu................................................................... 26

C. Rerangka Penelitian.................................................................... 28

Page 9: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Hipotesis Penelitian................................................................... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian......................................................... 31

B. Populasi dan Sampel.................................................................. 31

C. Definisi Operasional................................................................... 33

D. Metode Analisis Data................................................................. 37

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Statistik...................................................................... 40

B. Pengujian Data........................................................................... 48

C. Pembahasan................................................................................ 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan............................................................................... 72

B. Implikasi.................................................................................... 73

C. Keterbatasan Penelitian.............................................................. 74

D. Saran........................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL II.1 RANGKUMAN PENELITIAN TERDAHULU............... 26

TABEL IV.1 DAFTAR SAMPEL PENELITIAN.................................. 41

TABEL IV.2 STATISTIK DESKRIPTIF............................................... 44

TABEL IV.3 UJI MULTIKOLINEARITAS SEBELUM VARIABEL

DIKELUARKAN............................................................. 49

TABEL IV.4 UJI MULTIKOLINEARITAS SETELAH VARIABEL

DIKELUARKAN............................................................. 50

TABEL IV.5 CHI SQUARE HOSMER AND LEMESHOW................. 51

TABEL IV.6 -2 LOG LIKELIHOOD..................................................... 52

TABEL IV.7 ANALISIS REGRESI LOGISTIK................................... 53

TABEL IV.8 OMNIBUS TESTS........................................................... 64

TABEL IV.9 COX&SNELL AND NAGELKERKE…………………. 65

Page 11: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman

GAMBAR II. RERANGKA PEMIKIRAN........................................... 29

Page 12: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rasio Keuangan

Lampiran 2 : Statistik Deskriptif

Lampiran 3 : Uji Multikolinearitas sebelum Variabel Dikeluarkan

Lampiran 4 : Uji Multikolinearitas (minus current ratio)

Lampiran 5 : Uji Multikolinearitas (minus current ratio dan quick ratio)

Lampiran 6 : Uji Multikolinearitas (minus current ratio, quick ratio, dan

CLTA)

Lampiran 7 : Uji Multikolinearitas (minus current ratio, quick ratio, dan debt

ratio)

Lampiran 8 : Uji Multikolinearitas (minus minus current ratio, quick ratio,

debt ratio, dan SCA)

Lampiran 9 : Regresi Logistik

Page 13: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAKSI

INDAH SAFITRI NIM. F0206071

ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEMUNGKINAN SUATU PERUSAHAAN MENGALAMI KONDISI FINANCIAL DISTRESS (Studi Empirik pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003-2009)

Financial distress yang dialami oleh perusahaan apabila tidak segera diatasi akan mengarah ke keadaan yang lebih parah yakni kebangkrutan. Adanya sinyal-sinyal terjadinya financial distress dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengambil kebijakan yang tepat sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi perusahaan. Berkaitan dengan uraian diatas, masalah yang akan diteliti adalah analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi kemungkinan suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress.

Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2009. Sampel yang diambil adalah sebanyak 66 perusahaan, 13 diantaranya merupakan sampel peusahaan dalam kondisi financial distress, dan 53 lainnya merupakan sampel perusahaan sehat. Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah dengan purposive sampling. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah regresi logistik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio profit margin yang diukur dengan NIS dan rasio likuiditas yang diwakili oleh NFATA secara statistik signifikan negatif terhadap kemungkinan suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress. Rasio profit margin, profitabilitas, leverage, likuiditas, cash position, growth, dan operating efficiency secara simultan berpengaruh terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, perusahaan diharapkan meningkatkan rasio NIS dengan cara melakukan efisiensi biaya operasional, misalnya dengan melakukan efisiensi biaya tenaga kerja dan efisiensi biaya bahan baku. Selain itu, meningkatkan rasio NFATA dengan cara menambah fixed assets produktif yang menunjang operasional perusahaan misalnya dengan membangun pabrik baru, gudang baru, dan membeli peralatan baru, yang nantinya dapat dijual atau dijadikan jaminan apabila perusahaan menunjukkan sinyal-sinyal terjadinya kondisi financial distress.

Kata kunci: rasio keuangan, financial distress, regresi logistik

Page 14: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ABSTRACT INDAH SAFITRI NIM. F0206071

USE OF FINANCIAL RATIO ANALYSIS FOR PREDICTING THE

POSSIBILITY OF A COMPANY EXPERIENCE financial distress (Empirical Study on the Manufacturing Companies Listed on Stock Exchange of Indonesia

Year 2003-2009)

The financial distress experienced by the company, if not addressed will lead to a more severe condition that is bankruptcy. The existence of the signals of financial distress can be used by companies to take a correct policy in an effort to improve the condition of the company. In connection with the above description, the problem to be investigated is the use of financial ratio analysis to predict the likelihood of a company experiencing financial distress.

The population of this research is the manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2003-2009. The samples taken are as many as 66 companies, 13 of which are samples of Vendor in financial distress, and 53 others is a sample of healthy companies. The technique used for sampling is purposive sampling. The data analysis technique in this research is logistic regression. The results showed that the ratio of profit margin as measured by the NIS and liquidity ratios are represented by NFATA statistically significant negative effect on the possibility of a company experiencing financial distress. The ratio of profit margins, profitability, leverage, liquidity, cash position, growth, and operating efficiency simultaneously affect the probability of companies experiencing financial distress

Based on these findings, the company is expected to increase the ratio of NIS by means of operational cost efficiency, for example by making the labor cost efficiency and cost-efficiency of raw materials. In addition, increasing the ratio fixed by adding NFATA productive assets that support the company's operations for example by building new factories, new warehouse, and buy new equipment, which can later be sold or used as collateral if the company is showing signs of financial distress. Keywords: financial ratios, financial distress, logistic regression

Page 15: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebangkrutan yang dialami oleh perusahaan pasti diawali dengan

adanya kondisi financial distress pada perusahaan tersebut. Namun

sebaliknya, ketika perusahaan mengalami kondisi financial distress, belum

tentu kondisi tersebut akan diakhiri dengan terjadinya kebangkrutan. Hal ini

tergantung pada kemampuan perusahaan untuk mencegah kondisi financial

distress mengarah pada suatu kebangkrutan.

Menurut Brigham dan Daves, 2003 (dalam Fachrudin, 2008) kondisi

financial distress dimulai ketika perusahaan tidak dapat memenuhi jadwal

pembayaran atau ketika proyeksi arus kas mengindikasikan bahwa perusahaan

tersebut akan segera tidak dapat memenuhi kewajibannya.

Pihak internal perusahaan maupun pihak eksternal perusahaan,

semuanya bereaksi terhadap adanya sinyal financial distress. Adanya sinyal

suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress, digunakan pihak

internal perusahaan untuk segera mengambil tindakan prefentif dalam upaya

mencegah kondisi financial distress mengarah pada kebangkrutan suatu

perusahaan. Sinyal financial distress digunakan pihak eksternal sebagai acuan

dalam pengambilan keputusan yang tepat. Misalnya saja bagi pihak investor,

ketika investor mulai merasakan bahwa suatu perusahaan memberikan sinyal

terjadinya kondisi financial distress maka investor yang berorientasi pada

1

Page 16: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

return atau biasa disebut dengan risk averter akan mengambil keputusan

untuk menjual investasi tersebut. Oleh karena itu, prediksi mengenai kondisi

financial distress sangat diperlukan, baik bagi pihak internal perusahaan

maupun bagi pihak ekstenal perusahaan.

Fenomena mengenai financial distress dan bagaimana cara

mnemprediksinya mulai intensif dijadikan sebagai obyek penelitian. Area

terkait yang sering digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan

informasi laporan keuangan utamanya rasio-rasio keuangan dalam

memprediksi kemungkinan terjadinya kondisi financial distress pada suatu

perusahaan.

Analisis laporan keuangan dapat menjadi salah satu alat untuk

memprediksi terjadinya kondisi financial distress. Laporan keuangan yang

diterbitkan oleh suatu perusahaan merupakan sumber informasi perihal

kondisi keuangan perusahaan, baik kondisi keuangan tahun berjalan maupun

tahun-tahun sebelumnya. Laporan keuangan dapat dijadikan dasar untuk

mengukur kesehatan suatu perusahaan melalui rasio-rasio keuangan yang ada.

Kesehatan suatu perusahaan akan mencerminkan kinerja perusahaan,

distribusi aktivanya, keefektifan penggunaan aktivanya, pendapatan yang telah

diperoleh, beban tetap yang harus dibayar, serta potensi mengalami kondisi

financial distress yang akan dialami. Oleh karena itu rasio-rasio keuangan

bermanfaat dalam memprediksi potensi suatu perusahaan mengalami kondisi

financial distress (Etty M. Naser dan Titik Aryati, 2000 dalam Brahmana,

2006).

Page 17: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Rasio-rasio keuangan yang sering digunakan untuk memprediksi kondisi

financial distress antara lain rasio profit margin, rasio profitabilitas, rasio

leverage, rasio likuiditas, rasio cash position, rasio growth, dan rasio

operating efficiency.

Rasio profit margin menunjukkan tingkat kembalian keuntungan bersih

terhadap penjualan bersihnya sekaligus menunjukkan efisiensi biaya yang

dikeluarkan oleh perusahaan. Rasio ini memiliki pengaruh negatif terhadap

kondisi financial distress (Almilia dan Kristijadi, 2003). Hal ini berarti

semakin tinggi rasio profit margin semakin kecil risiko perusahaan mengalami

kondisi financial distress.

Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh

laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal

sendiri. Semakin tinggi rasio ini semakin efisien perusahaan tersebut dalam

memanfaatkan fasilitas perusahaan sehingga mengakibatkan naiknya kinerja

perusahaan. Rasio profitabilitas memiliki pengaruh negatif terhadap kondisi

financial distress (Platt and Platt, 2006)

Rasio leverage menunjukkan proporsi penggunaan hutang untuk

membiayai investasinya. Semakin sedikit nilai rasio leverage berarti kinerja

perusahaan semakin bagus yang berarti bahwa perusahaan dapat terhindar dari

risiko mengalami kondisi financial distress, sehingga rasio ini memiliki

pengaruh positif terhadap kondisi financial distress (Almilia dan Kristijadi,

2003).

Page 18: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar

kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya, likuiditas perusahaan

ditunjukan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah diubah

menjadi kas. Semakin besar nilai rasio likuiditas maka semakin baik kinerja

keuangan perusahaan yang pada akhirnya akan memperkecil risiko suatu

perusahaan mengalami kondisi financial distress. Rasio likuiditas memiliki

pengaruh negatif terhadap kondisi financial distress (Almilia dan Kristijadi,

2003).

Rasio cash position merupakan rasio yang mengukur seberapa besar

uang kas yang tersedia untuk membayar kewajiban lancar perusahaan.

Menurut Platt and Platt (2006), rasio cash position ini diharapkan memiliki

pengaruh negatif terhadap kondisi financial distress.

Rasio growth merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan

mempertahankan posisi ekonominya ditengah pertumbuhan ekonomi dan

industrri. Rasio ini memiliki pengaruh negatif terhadap kondisi financial

distress (Almilia dan Kristijadi, 2003).

Rasio operating efficiency digunakan untuk mengukur seberapa efisien

perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk menggeneralisasikan

penjualannya. Menurut Platt and Platt (2006), rasio ini diharapkan memiliki

pengaruh negatif terhadap kondisi financial distress.

Penelitian mengenai prediksi kondisi financial distress dilakukan oleh

Almilia dan Kristijadi (2003). Kriteria penetapan suatu perusahaan mengalami

kondisi financial distress pada penelitian ini adalah beberapa tahun

Page 19: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

mengalami net income negatif, dan lebih dari satu tahun tidak membayarkan

dividen. Dalam penelitian ini dibentuk 12 persamaan regresi logit, dimana

masing-masing persamaan memiliki kombinasi variable independent yang

berbeda yang terdiri dari: net income/sales (NI/S), current assets/current

liabilities (CA/CL), working capital/total assets (WC/TA), current

assets/total assets (CA/TA), net fixed assets/total assets (NFA/TA), sales/total

assets (S/TA), sales/current assets (S/CA), sales/working capital (S/WC), net

income/total assets (NI/TA), net income/equity (NI/EQ), total liabilities/total

assets (TL/TA), current liabilities/total assets (CL/TA), notes payable/total

assets (NP/TA), notes payable/total liabilities (NP/TL), equity/total assets

(EQ/TA), cash/current liabilities (C/CL), cash/total assets (C/TA),

pertumbuhan sales (GROWTH S), dan pertumbuhan net income/total assets

(GROWTH NI/TA). Hasil dari persamaan logit pertama adalah rasio CA/CL

berpengaruh negatif terhadap financial distress. Persamaan kedua

menghasilkan rasio CL/TA dan WC/TA berpengaruh negatif, serta rasio

pertumbuhan GROWTH NI/TA berpengaruh positif terhadap financial

distress. Persamaan regresi logit ketiga menghasilkan rasio CA/TA

berpengaruh negatif terhadap financial distress. Persamaan logit keempat,

kelima, dan keenam hasilnya adalah rasio NI/S berpengaruh negatif, dan

NFA/TA berpengaruh positif terhadap kondisi financial distress. Hasil

persamaan logit ketujuh adalah CL/TA, NFA/TA dan GROWTH NI/TA

berpengaruh positif terhadap kondisi financial distress. Persamaan logit

kedelapan dan kesembilan hasilnya NI/S berpengaruh negatif, dan NFA/TA

Page 20: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

berpengaruh positif terhadap kondisi financial distress. Persamaan kesepuluh,

kesebelas dan keduabelas hasilnya adalah NI/S, Cl/TA, dan CA/CL

berpengaruh negatif, serta GROWTH NI/TA berpengaruh positif terhadap

kondisi financial distress.

Brahmana (2006) meneliti mengenai prediksi kondisi financial distress

perusahaan manufaktur di Indonesia. Kriteria yang digunakan untuk

menetapkan suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress adalah

perusahaan yang delisted dan perusahaan non-financial distress diwakili oleh

perusahaan manufaktur yang masih listing. Dalam penelitian ini

dikembangkan empat model regresi logit. Model pertama berdasarkan rasio

keuangan yang tidak disesuaikan terdiri dari: sales/total assets (SETA),

RETA, total debt/total assets (TDTA), NITA, fixed assets/total assets

(FATA), income/sales (IS), dan LN ASSETS. Hasil dari model pertama

adalah rasio LN ASSET signifikan positif. Model kedua berdasarkan rasio

keuangan yang disesuaikan dengan industri, terdiri dari: relatif industri_SETA

(RI_SETA), RI_RETA, RI_TDTA, RI_NITA, RIFA_TA, dan RI_IS. Hasil

dari persamaan logit kedua adalah rasio RI_TDTA signifikan negatif. Model

ketiga merupakan kombinasi dari model pertama ditambah dengan reputasi

auditor (RA). Persamaan ketiga menghasilkan rasio LN ASSET signifikan

positif. Sedangkan untuk model keempat merupakan kombinasi dari model

kedua ditambah dengan RA. Hasilnya adalah rasio RI_TDTA signifikan

negatif dan rasio LN ASSET signifikan positif.

Page 21: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Almilia (2006), melakukan penelitian yang berusaha untuk

mengeksplorasi lebih jauh tentang manfaat rasio keuangan yang berasal dari

informasi laporan arus kas, selain juga menggunakan rasio-rasio keuangan

yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi untuk memprediksi kondisi

financial distress suatu perusahaan. Pada penelitian ini kondisi financial

distress suatu perusahaan diwakili oleh dua kelompok perusahaan, yaitu

kelompok pertama diwakili oleh perusahaan yang mengalami net income

negatif selama 2 tahun berturut-turut; dan kelompok kedua diwakili oleh

perusahaan yang mengalami net income negatif dan nilai buku ekuitas negatif

selama 2 tahun berturut-turut. Satu kelompok perusahaan non-financial

distress sebagai perusahaan kontrol yang diwakili oleh perusahaan yang masih

tetap aktif serta tidak mengalami net income negatif dan nilai buku ekuitas

negatif selama 2 tahun berturut-turut. Dalam penelitian ini, digunakan tiga

model multinominal logit sebagai alat analisis. Model pertama didasarkan

pada rasio keuangan yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi. Model

kedua menggunakan rasio dari laporan arus kas. Model ketiga menggunakan

rasio dari neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas. Hasil dari model

pertama adalah rasio TL/TA signifikan negatif terhadap probabilitas

perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 2 dan 3. Rasio TL/TA juga

signifikan negatif terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada

kelompok 3. Untuk model kedua, hasilnya adalah rasio arus kas bersih dari

aktivitas operasi/hutang lancar (CFFOCL) signifikan positif, dan rasio arus

kas bersih dari aktivitas operasi/ total aktiva (CFFOTA) signifikan negatif

Page 22: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 2 dan 3.

Rasio CFFOCL juga signifikan positif terhadap probabilitas perusahaan

diklasifikasikan pada kelompok 3. Sedangkan untuk model ketiga, hasilnya

adalah rasio arus kas bersih dari aktivitas operasi/total hutang (CFFOTL) dan

TLTA signifikan negatif, CATA signifikan positif, serta rasio arus kas bersih

dari aktivitas operasi/total sumber dana (CFFOTS) yang signifikan positif

terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 2 dan 3.

Rasio TLTA juga signifikan negatif, CFFOTL signifikan negatif, CATA

signifikan positif, serta CFFOCL dan NFATA yang signifikan positif terhadap

probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 3.

Platt&Platt (2006), meneliti mengenai prediksi kondisi financial distress

dengan menggunakan logit regresi. Kriteria yang digunakan untuk

menetapkan suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress adalah

selama dua tahun mengalami earning before interest and tax plus depreciation

and amortization (EBITDA) negatif, dua tahun mengalami EBIT negatif, dan

dua tahun mengalami net income negatif. Hasil yang didapatkan dari

penelitian ini adalah rasio Cash Flow/Sales, EBITDA/TA, Time Interest

Earned berpengaruh negatif pada risiko suatu perusahaan mengalami kondisi

financial distress. Sedangkan rasio Current Debt/TA, dan Quick Ratio

memiliki pengaruh positif.

Andreica, Mugurel, dan Marin (2009) meneliti mengenai prediksi

kondisi financial distress dengan kriteria penetapan kondisi financial distress

adalah net income selama dua tahun berturut-turut negatif dan perusahaan

Page 23: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

yang tidak mampu membayar tax atau utang selama 2 tahun berturut-turut.

Hasil dari penelitian ini adalah rasio Profit Margin signifikan negatif dan rasio

Debt on Equity signifikan positif terhadap suatu perusahaan mengalami

kondisi financial distress.

Penelitian ini nantinya akan fokus dalam upaya memprediksi kondisi

financial distress yang dialami perusahaan dengan menggunakan rasio

keuangan yang terkandung dalam neraca dan laporan laba rugi. Prediksi

kondisi financial distress memberikan manfaat yang besar bagi banyak pihak

yang terkait dengan perusahaan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul ”ANALISIS PENGGUNAAN RASIO

KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEMUNGKINAN SUATU

PERUSAHAAN MENGALAMI KONDISI FINANCIAL DISTRESS

(Studi Empirik pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Tahun 2003-2009)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan diatas maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah rasio profit margin yang diukur dengan NIS berpengaruh terhadap

prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan?

2. Apakah rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA dan EBITTA

berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu

perusahaan?

Page 24: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

3. Apakah rasio leverage yang diukur dengan DEBT RATIO, CLTA, dan

CLTL berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu

perusahaan?

4. Apakah rasio likuiditas yang diukur dengan CURRENT RATIO, QUICK

RATIO, WCTA, CATA, dan NFATA berpengaruh terhadap prediksi

kondisi financial distress suatu perusahaan?

5. Apakah rasio cash position yang diukur dengan CCL dan CTA

berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu

perusahaan?

6. Apakah rasio growth yang diukur dengan S GROWTH dan ROA

GROWTH berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu

perusahaan?

7. Apakah rasio operating efficiency yang diukur dengan STA, SWC, SINV,

dan SCA berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu

perusahaan?

8. Apakah rasio profit margin, profitabilitas, leverage, likuiditas, cash

position, growth, dan operating efficiency secara simultan berpengaruh

terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang disusun maka tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah:

Page 25: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

1. Mengetahui pengaruh rasio profit margin yang diukur dengan NIS

terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.

2. Mengetahui pengaruh rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA dan

EBITTA terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.

3. Mengetahui pengaruh rasio leverage yang diukur dengan DEBT RATIO,

CLTA, dan CLTL terhadap prediksi kondisi financial distress suatu

perusahaan.

4. Mengetahui pengaruh rasio likuiditas yang diukur dengan CURRENT

RATIO, QUICK RATIO, WCTA, CATA, dan NFATA terhadap prediksi

kondisi financial distress suatu perusahaan.

5. Mengetahui pengaruh rasio cash position yang diukur dengan CCL dan

CTA terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.

6. Mengetahui pengaruh rasio growth yang diukur dengan S GROWTH dan

ROA GROWTH terhadap prediksi kondisi financial distress suatu

perusahaan.

7. Mengetahui pengaruh rasio operating efficiency yang diukur dengan STA,

SWC, SINV, dan SCA terhadap prediksi kondisi financial distress suatu

perusahaan.

8. Mengetahui pengaruh rasio profit margin, profitabilitas, leverage,

likuiditas, cash position, growth, dan operating efficiency secara simultan

terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan?

Page 26: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

pihak-pihak yang membutuhkan, antara lain:

1. Bagi emiten

Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan informasi bagi

emiten tentang rasio keuangan apa saja yang dapat digunakan untuk

memprediksi kondisi financial distress suatu perusahaan, sehingga

bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan yang

tepat dalam upaya mencegah kondisi financial distress mengarah ke

kebangkrutan.

2. Bagi investor dan calon investor

Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan informasi bagi

investor dan calon investor tentang rasio keuangan apa saja yang dapat

digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress suatu perusahaan,

sehingga bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam membuat

keputusan investasi bagi calon investor maupun bagi investor itu sendiri.

3. Bagi kalangan akademis

Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai

bahan acuan untuk mengembangkan kriteria pengambilan sampel dan

rasio-rasio keuangan yang dapat digunakan dalam penelitian-penelitian

berikutnya.

Page 27: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

4. Bagi penulis

Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang

berupa pengetahuan praktis dan empiris mengenai rasio keuangan apa saja

yang berpengaruh terhadap prediksi kemungkinan kondisi financial

distress suatu perusahaan.

Page 28: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan

salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan,

kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan, yang sangat berguna

untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat.

Pengertian laporan keuangan menurut Weston dan Copeland (1987)

adalah laporan yang berisi informasi tentang prestasi perusahaan di masa

lampau dan dapat memberi petunjuk untuk penetapan kebijakan di masa

yang akan datang.

Dalam SAK tahun 2009 menjelaskan bahwa laporan keuangan

merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan

yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan

perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara

misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan

laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari

laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi

tambahan yang terkait dengan laporan tersebut, misalnya, informasi

keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh

perubahan harga.

14

Page 29: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Laporan keuangan menurut Erich A. Helfert (dalam tim studi

analisis laporan keuangan secara elektronik, Bapepam, 2005) adalah

seperangkat laporan yang biasanya terdiri dari neraca untuk periode

tertentu, laporan operasi untuk periode tertentu, dan laporan arus dana

untuk periode yang sama, ditambah dengan laporan khusus yang

menjelaskan perubahan ekuitas kepemilikan pada neraca.

Laporan keuangan menurut peraturan Bapepam No. VIII.G.7

tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan (dalam tim studi analisis

laporan keuangan secara elektronik, Bapepam, 2005) terdiri dari:

a. Neraca yang menggambarkan posisi keuangan yang menunjukkan

aktiva, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal

tertentu.

b. Laporan Laba Rugi yang merupakan ringkasan aktivitas usaha

perusahaan untuk periode tertentu yang melaporkan hasil usaha bersih

atau kerugian yang timbul dari kegiatan usaha dan aktivitas lainnya.

c. Laporan Perubahan Ekuitas yaitu laporan yang menunjukkan

perubahan ekuitas perusahaan yang menggambarkan peningkatan atau

penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode pelaporan.

d. Laporan Arus Kas yang menunjukkan penerimaan dan pengeluaran

kas dalam aktivitas perusahaan selama periode tertentudengan

diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Page 30: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

e. Catatan Atas Laporan Keuangan yang memberikan penjelasan

mengenai gambaran umum perusahaan, ikhtisar kebijakan akuntansi,

penjelasan pos-pos laporan keuangan dan informasi penting lainnya.

Tujuan laporan keuangan sebagaimana tertuang dalam surat edaran

ketua Bapepam No. SE-02/PM/2002 (dalam tim studi analisis laporan

keuangan secara elektronik, Bapepam, 2005) adalah untuk memberikan

informasi tentang posisi keuangan, kinerja, perubahan ekuitas, dan arus

kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan

keuangan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta

menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas

penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini diharapkan dapat

memenuhi kebutuhan besama sebagian besar pengguna.

Para pengguna laporan keuangan menggunakan laporan keuangan

untuk memenuhi beberapa informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan

tersebut meliputi:

a. Investor. Penanaman modal berisiko dan penasehat mereka

berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan

dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi

untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau

menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada

informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemaampuan

perusahaan untuk membayar dividen.

Page 31: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

b. Karyawan. Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka

tertarik pada informasi yang mengenai stabilitas dan profitabilitas

perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang

memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

memberikan balas jasa, imbalan pasca kerja, dan kesempatan kerja.

c. Pemberi pinjaman. Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi

keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah

pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

d. Pemasok. Kreditor usaha lain tertarik dengan informasi keuangan

yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang

terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha

berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih

pendek dari pada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan

utama mereka bergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.

e. Pelanggan. Para pelanggan berkepentingan dengan informasi

mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka

terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau bergantung pada

perusahaan.

f. Pemerintah. Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah

kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena

itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga

membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan,

Page 32: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun

statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

g. Masyarakat. Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam

berbagai cara. Misalnya perusahaan dapat memberikan kontribusi

berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang

dipekerjakan dan perlindungan pada penanam modal domestik.

Laporan keuangan dapat mebantu masyarakat dengan menyediakan

informasi kecenderunganatau tren dari perkembangan terakhir

kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

2. Rasio Keuangan

a. Rasio Profit Margin

Rasio Profit Margin menunjukkan tingkat kembalian

keuntungan bersih terhadap penjualan bersihnya sekaligus

menunjukkan efisiensi biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.

b. Rasio Profitabilitas

Rasio Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan

memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva

maupun modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini semakin efisien

perusahaan tersebut dalam memanfaatkan fasilitas perusahaan

sehingga mengakibatkan naiknya kinerja perusahaan.

c. Rasio Leverage

Rasio Leverage menunjukkan proporsi penggunaan hutang

untuk membiayai investasinya, semakin sedikit nilai rasio Leverage

Page 33: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

berarti kinerja perusahaan semakin bagus yang berarti bahwa

perusahaan dapat terhindar dari risiko mengalami kondisi financial

distress.

d. Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya,

likuiditas perusahaan ditunjukan oleh besar kecilnya aktiva lancar

yaitu aktiva yang mudah diubah menjadi kas. Semakin besar nilai

rasio Likuiditas maka semakin baik kinerja keuangan perusahaan yang

pada akhirnya akan memperkecil risiko suatu perusahaan mengalami

kondisi financial distress.

e. Rasio Cash Position

Rasio cash position merupakan rasio yang mengukur seberapa

besar uang kas yang tersedia untuk membayar kewajiban lancar

perusahaan.

f. Rasio Growth

Rasio growth merupakan rasio yang mengukur kemampuan

perusahaan mempertahankan posisi ekonominya ditengah

pertumbuhan ekonomi dan industrri.

g. Rasio Operating Efficiency

Rasio operating efficiency digunakan untuk mengukur seberapa

efisien perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk

menggeneralisasikan penjualannya.

Page 34: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

3. Financial Distress

Kesulitan keuangan (financial distress) pada perusahaan terjadi

ketika perusahaan tidak dapat memenuhi jadwal pembayaran atau ketika

proyeksi arus kas mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut akan

segera tidak dapat memenuhi kewajibannya (Brigham dan Daves, 2003

dalam Fachrudin, 2008).

Ada beberapa definisi financial distress menurut Brigham dan

Gapenski, 1997 (dalam Fachrudin, 2008), sesuai tipenya, yaitu:

a. Economic Failure

Economic failure atau kegagalan ekonomi adalah keadaan

dimana pendapatan perusahaan tidak dapat menutupi total biaya,

termasuk cost of capitalnya. Bisnis ini dapat melanjutkan operasinya

sepanjang kreditur mau menyediakan modal dan pemiliknya mau

menerima tingkat pengembalian (rate of return) di bawah pasar.

Meskipun tidak ada suntikan modal baru saat aset tua sudah harus

diganti, perusahaan dapat juga menjadi sehat secara ekonomi.

b. Business Failure

Kegagalan bisnis didefinisikan sebagai bisnis yang

menghentikan operasi dengan akibat kerugian kepada kreditur.

c. Technical Insolvency

Sebuah perusahaan dikatakan dalam keadaan technical

insolvency jika tidak dapat memenuhi kewajiban lancar ketika jatuh

tempo. Ketidakmampuan membayar hutang secara teknis

Page 35: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

menunjukkan kekurangan likuiditas yang sifatnya sementara, yang

jika diberi waktu, perusahaan mungkin dapat membayar hutangnya

dan survive, dengan kata lain ketidakmampuan perusahaan yang

mengalami technical insolvency disebabkan masalah arus kas secara

temporer. Biasanya masalah ini diselesaikan dengan restrukturisasi

hutang oleh para kreditur Di sisi lain, jika technical insolvency adalah

gejala awal kegagalan ekonomi, ini mungkin menjadi perhentian

pertama menuju bencana keuangan (financial disaster). Technical

insolvency dalam Brigham dan Gapenski di atas sama dengan equity

insolvency menurut Altman (1983). Equity insolvency tergambar jika

perusahaan tidak dapat membayar hutangnya ketika jatuh tempo

dalam kegiatan bisnis yang biasa.

d. Insolvency in Bankruptcy

Sebuah perusahaan dikatakan dalam keadaan Insolvent in

bankruptcy jika nilai buku hutang melebihi nilai pasar aset. Kondisi

ini lebih serius daripada technical insolvency karena pada insolvency

in bankruptcy, masalahnya bersifat permanen dan umumnya, ini

adalah tanda economic failure, dan bahkan mengarah kepada likuidasi

bisnis. Perusahaan yang dalam keadaan insolvent in bankruptcy tidak

perlu terlibat dalam tuntutan kebangkrutan secara hukum. Insolvency

in bankruptcy dalam Brigham dan Gapenski sama dengan bankruptcy

insolvency menurut Altman (1983), dapat dilakukan dengan uji neraca,

jika total asset perusahaan lebih kecil dari jumlah kewajiban.

Page 36: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

e. Legal Bankruptcy

Perusahaan dikatakan bangkrut secara hukum jika telah diajukan

tuntutan secara resmi dengan undang-undang. Brigham dan Gapenski

memasukkan legal bankruptcy sebagai salah satu tipe kesulitan

keuangan. Namun literatur lain membedakannya. Misalnya Scott

(1981) yang mengatakan bahwa perusahaan yang kesulitan memenuhi

komitmen keuangannya tidak selalu mengarah kepada kebangkrutan

(Low et al., 2001).

Lizal, 2002 (dalam Fachrudin, 2008) mengelompokkan penyebab-

penyebab kesulitan dan menyebutnya dengan Model Dasar Kebangkrutan

atau Trinitas Penyebab Kesulitan Keuangan. Menurut Lizal, ada tiga

alasan yang mungkin mengapa perusahaan menjadi bangkrut, yaitu:

a. Neoclassical Model

Pada kasus ini kebangkrutan terjadi jika alokasi sumber daya

tidak tepat. Kasus restrukturisasi ini terjadi ketika kebangkrutan

mempunyai campuran aset yang salah. Mengestimasi kesulitan

dilakukan dengan data neraca dan laporan laba rugi. Misalnya

Profit/Assets (untuk mengukur profitabilitas), dan Liabilities/Assets.

b. Financial Model

Pada model ini, campuran aset benar tapi struktur keuangan

salah dengan liquidity constraints (batasan likuiditas). Hal ini berarti

bahwa walaupun perusahaan dapat bertahan hidup dalam jangka

panjang tapi ia harus bangkrut juga dalam jangka pendek. Hubungan

Page 37: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

dengan pasar modal yang tidak sempurna dan struktur modal yang

inherited menjadi pemicu utama kasus ini. Tidak dapat secara terang

ditentukan apakah dalam kasus ini kebangkrutan baik atau buruk

untuk direstrukturisasi. Model ini mengestimasi kesulitan dengan

indikator keuangan atau indikator kinerja seperti Turnover/Total

Assets, Revenues/Turnover, ROA, ROE, Profit Margin, Stock

Turnover, Receivables Turnover, Cash Flow/Total Equity, Debt Ratio,

Cash Flow/(Liabilities-Reserves), Current Ratio, Acid Test Ratio,

Current Liquidity, Short Term Assets/Daily Operating Expenses,

Gearing Ratio, Turnover per Employee, Coverage of Fixed Assets,

Working Capital, Total Equity per Share, EPS Ratio, dan sebagainya.

c. Corporate Governance Model

Pada model ini, kebangkrutan terjadi jika mempunyai campuran

aset dan struktur keuangan yang benar tapi dikelola dengan buruk.

Ketidakefisienan ini mendorong perusahaan menjadi out of the market

sebagai konsekuensi dari masalah dalam tata kelola perusahaan yang

tak terpecahkan. Model ini mengestimasi kesulitan dengan informasi

kepemilikan. Kepemilikan berhubungan dengan struktur tata kelola

perusahaan dan goodwill perusahaan.

Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan agar perusahaan

kesulitan keuangan dapat bangkit kembali dan meraih survive menurut

Fachrudin (2008), antara lain:

Page 38: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

a. Mencetak laba.

Laba dapat ditingkatkan dengan menghemat biaya, misalnya

dengan memangkas divisi atau unit bisnis yang merugi, dan

memangkas biaya yang tidak realisatis. Pada kasus kesulitan keuangan

yang tidak terlalu parah, perbaikan kondisi keuangan dapat dilakukan

dengan meningkatkan pendapatan melalui penjualan yang didukung

oleh usaha-usaha pemasaran. Analisa pasar perlu dilakukan untuk

memenangkan persaingan. Perusahaan juga perlu menemukan

keunggulan komparatif.

b. Mengubah cash flow menjadi positif.

Misalnya dengan restrukturisasi hutang dan penghematan.

Restrukturisasi hutang dapat dilakukan dengan negosiasi ulang dan

penjadwalan kembali hutang. Jika kreditur memilih kebangkrutan

perusahaan, maka uang mereka tidak akan kembali, tetapi jika

membantu perusahaan, maka perusahaan dapat melakukan perubahan

manajemen dan perbaikan perusahaan secara total sehingga uang

mereka akan kembali. Gilson (1990) dalam Parker et al. (2002)

membuktikan semasa kesulitan keuangan, kontrol manajerial dan

klaim terhadap nilai residual perusahaan ditransfer ke kreditur,

biasanya bank. Pada saat itu, kreditur meningkat kanrepresentasinya

dalam dewan dan kontrol tidak langsungnya melalui kepemilikan

saham. Kreditur mungkin ingin memaksimalkan pembayaran penuh

jika setelah restrukturisasi perusahaan dapat survive, atau likuidasi. Di

Page 39: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

satu sisi mareka ingin klaim, bukan kepemilikan. Karena itu, mereka

tidak selalu bertindak untuk kepentingan terbaik perusahaan. Tapi di

sisi lain, orang dapat berargumen bahwa kontrol kreditur dapat

dihubungkan dengan meningkatnya kemungkinan survive perusahaan.

Sebagai contoh, restrukturisasi hutang sering mencakup modifikasi

perjanjian hutang sebagai upaya agar perusahaan tetap berjalan

sehingga akhirnya dapat membayar kewajibannya (Parker et al.,

2002).

c. Memperbaiki kinerja dengan melakukan perbaikan ke arah yang

positif.

Misalnya dengan merespon keinginan pelanggan. Tindakan ini

juga berguna untuk mengembalikan kepercayaan pelanggan.

d. Membangun budaya positif.

Membangun budaya baru dapat dilakukan dengan regenerasi

pimpinan yang memiliki highly motivated.

e. Mendapatkan pinjaman berbiaya rendah.

f. Membangun kepercayaan - antara lain kepercayaan karyawan,

pemegang saham, pelanggan, dan masyarakat umum.

g. Menyusun kekuatan.

Mengumpulkan orang-orang terbaik dan mengurangi orang yang

tidak tepat akan menghasilkan kekuatan inti yang akan memodifikasi

atau membuat perubahan radikal (Sembel, 2003).

Page 40: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

B. Penelitian Terdahulu

Tabel II.1 dibawah ini menunjukkan rangkuman penelitian terdahulu

mengenai prediksi kondisi financial distress.

TABEL II.1

RANGKUMAN PENELITIAN TERDAHULU

PENELITI/

TAHUN

KRITERIA SAMPEL

FINANCIAL DISTRESS

RASIO KEUANGAN

ALAT

ANALISIS

HASIL PENELITIAN

Almilia dan Kristijadi (2003)

Beberapa tahun mengalami net income negatif, dan lebih dari satu tahun tidak membayarkan dividen

- Profit Margin: NI/S - Likuiditas: CA/CL,

WC,TA, CA/TA, NFA/TA

- Efisiensi Operasi: S/TA, S/CA, S/WC

- Profitabilitas: ROA, NI/EQ

- Financial Leverage:TL/TA, CL/TA, NP/TA, NP/TL, EQ/TA

- Posisi Kas: C/CL, C/TA

- Growth: S GROWTH, ROA GROWTH

Regresi Logistik (terdapat 12 persamaan)

1. CA/CL negatif (10%) 2. CL/TA negatif (10%), ROA

GROWTH positif (10%), WC/TA negatif (5%)

3. CA/TA negatif (5%) 4. NI/S negatif (10%), NFA/TA

positif (10%) 5. NI/S negatif (10%), NFA/TA

positif (5%) 6. NI/S negatif (10%), NFA/TA

positif (10%) 7. CL/TA positif (10%), NFA/TA

positif (5%), ROA GROWTH positif (10%)

8. NI/S negatif (10%), NFA/TA positif (5%)

9. NI/S negatif (10%), NFA/TA positif (5%)

10. NI/S negatif (5%), CL/TA negatif (10%), CA/CL negatif (5%), ROA GROWTH positif (5%)

11. NI/S negatif (5%), CL/TA negatif (5%), CA/CL negatif (5%), ROA GROWTH positif (5%)

12. NI/S negatif (5%), CL/TA negatif (10%), CA/CL negatif (5%), ROA GROWTH positif (5%)

Purwanti (2005)

Z-Score <= 1,81 NI/S, ROA, NI/EQ, TL/TA, CL/TA, CL/TL, NP/TA, NP/TL, LTD/TA, EQ/TA, LTD/EQ, CURRENT RATIO, QUICK RATIO, CA/TA, NFA/TA, C/CL, C/TA, S GROWTH, ROA GROWTH, EBIT/IE, LTD/S, IE/S, AP/S, COGS/INV, S/AR, AR/TA, S/WC, S/CA, AR/INV, (AR+INV)/TA, COGS/S, SGAE/S, (COGS+SGAE)/S

Regresi Logistik

Tidak ada yang signifikan

Page 41: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Tabel II.1 (lanjutan)

PENELITI/

TAHUN

KRITERIA SAMPEL

FINANCIAL DISTRESS

RASIO KEUANGAN

ALAT

ANALISIS

HASIL PENELITIAN

Brahmana (2006)

Delisted - Rasio keuangan yang tidak disesuaikan: SETA, RETA, TDTA, NITA, FATA, IS, LNASSET

- Rasio keuangan relatif industri: RI_SETA, RI_RETA, RI_TDTA, RI_NITA, RI_FATA, RI_IS

Regresi Logistik (terdapat 4 persamaan)

1. LN ASSET positif (10%)

2. RI_TDTA negatif (5%) 3. LN ASSET positif (5%) 4. RI_TDTA negatif (5%),

LNASSET positif (10%)

Almilia (2006)

Kelompok pertama: perusahaan yang selama 2 tahun berturut-turut mengalami net income negatif Kelompok kedua: perusahaan yang mengalami net income negatif dan nilai buku ekuitas negatif selama 2 tahun berturut-turut

1. Rasio keuangan dari neraca dan laba rugi:

- Profit Margin: NI/S - Likuiditas: CA/CL,

WC/TA, CA/TA, NFA/TA - Efisiensi Operasi: S/TA,

S/CA, S/WC - Profitabilitas: ROA,

NI/EQ - Financial

Leverage:TL/TA, CL/TA, NP/TA, NP/TL, EQ/TA

- Posisi Kas: C/CL, C/TA - Growth: S GROWTH,

ROA GROWTH 2. Rasio keuangan dari

arus kas: - Aktivitas operasi meliputi:

CFFO/CL, CFFO/TL, CFFO/TS, CFFO/TA, CFFO/EQ, CFFO/S, CFFO/I

- Aktivitas investasi meliputi: IPPE/PPE, IPPE/TU, CHWC/TU, RPPE/TS

- Aktivitas pendanaan meliputi: DI/TS, NETDEBT/TS

Multinominal Logistik (terdapat 3 persamaan)

1. TL/TA negatif pada (5%) terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 2 dan 3, TL/TA negatif (5%) terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 3

2. CFFO/CL positif pada tingkt (5%), CFFO/TA negatif (5%) terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 2 dan 3, CFFO/CL positif (5%) terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 3

3. CFFO/TL dan TL/TA negatif, CA/TA positif (5%), serta CFFO/TS positif (10%) terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 2 dan 3, TL/TA negatif (5%), CFFO/TL negatif (10%), CA/TA positif (5%), serta CFFO/CL dan NFA/TA positif (10%) terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 3

Platt&Platt (2006)

Selama dua tahun mengalami EBITDA negatif, dua tahun mengalami EBIT negatif, dan dua tahun mengalami net income negatif

- Profit Margin: EBITDA/S, NI/S, CF/S

- Profitability: EBITDA/TA, ROA, EBIT/TA, CF/TA, NI/EQ

- Financial Leverage:TL/TA, CL/TA, CL/TL, NP/TA, NP/TL, LTD/TA,Current LTD/TA, EQ/TA, LTD/EQ

- Liquidity: Current Ratio, Quick Ratio, WC/TA, CA/TA, NFA/TA

- Cash Position: C/CL, C/DA, C/TA

- Growth: S GROWTH, ROA GROWTH, CF GROWTH

- Miscellaneous: EBIT/INT, INT/S, LTD/S, CF/INT, CF/TL

Regresi Logistik

- Cash Flow/Sales (10%), EBITDA/TA (5%), Time Interest Earned (10%) berpengaruh negatif

- Current Debt/TA (10%), dan Quick Ratio (5%) berpengaruh positif

Page 42: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Tabel II.1 (lanjutan)

PENELITI/

TAHUN

KRITERIA SAMPEL

FINANCIAL DISTRESS

RASIO KEUANGAN

ALAT

ANALISIS

HASIL PENELITIAN

- Operating Efficiency: COGS/INV, S/AR, S/TA, AR/TA, S/WC, S/INV, AR/INV, (AR+INV)/TA, SGA/S, (COGS+SGA)/S, DA/S, DA/EBIT, S/CA

Andreica, Mugurel, dan Marin (2009)

Net income selama dua tahun berturut-turut negatif dan perusahaan yang tidak mampu membayar tax atau utang selama 2 tahun berturut-turut

- Profit Margin - ROA - ROE - Profit per Employe - Operating Revenue

per Employee - Current Ratio - Debt on Equity - Debt on Total Assets - Working Capital per

Employee - Total Assets per

Employee - Growth Rate on Net

Profit - Growth Rate on Total

Assets - Turnover Growth - Company Size

Regresi Logistik

- Profit Margin signifikan negatif (5%)

- Debt on Equity signifikan positif (10%)

C. Rerangka Penelitian

Untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai hipotesis apa saja yang akan

diuji dalam penelitian ini, maka disusun sebuah rerangkan penelitian untuk

mempermudah mengenai hal tersebut. Rerangka penelitian tersebut dapat

dilihat pada gambar II.1.

Page 43: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

GAMBAR II.1

RERANGKA PENELITIAN

D. Hipotesis Penelitian

H1: Rasio profit margin yang diukur dengan NIS berpengaruh terhadap

prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.

H2: Rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA dan EBITTA

berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu

perusahaan.

Rasio Profit Margin

Rasio Profitabilitas

Rasio Leverage

Rasio Likuiditas

Rasio Cash Position

Rasio Growth

Rasio Operating Efficiency

Kondisi Perusahaan   Perusahaan mengalami kondisi

financial distress   perusahaan tidak mengalami

kondisi financial distress

Page 44: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

H3: Rasio leverage yang diukur dengan DEBT RATIO, CLTA, dan CLTL

berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu

perusahaan.

H4: Rasio likuiditas yang diukur dengan CURRENT RATIO, QUICK

RATIO, WCTA, CATA, dan NFATA berpengaruh terhadap prediksi

kondisi financial distress suatu perusahaan.

H5: Rasio cash position yang diukur dengan CCL dan CTA berpengaruh

terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.

H6: Rasio growth yang diukur dengan S GROWTH dan ROA GROWTH

berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu

perusahaan.

H7: Rasio operating efficiency yang diukur dengan STA, SWC, SINV, dan

SCA berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu

perusahaan.

H8: Rasio profit margin, profitabilitas, leverage, likuiditas, cash position,

growth, dan operating efficiency secara simultan berpengaruh terhadap

prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.

Page 45: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam tipe explanatory research yang

memfokuskan pada hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji

hipotesis yang telah dirumuskan. Penelitian ini merupakan studi kasus pada

Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan library reseach method

untuk mencari landasan teori pendukung penelitian. Metode yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, data

sekunder diolah, dianalisis, dan diproses lebih lanjut dengan dasar-dasar teori

yang telah dipelajari. Analisa juga dilakukan melalui pendekatan kuantitatif

melalui pendekatan kuantitatif dengan metode statistik untuk menguji

hipotesis.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2003-2009. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang memenuhi

kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel

dimana sampel dipilih berdasarkan pada kesesuaian karakteristik dengan

31

Page 46: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

kriteria sampel yang ditentukan agar diperoleh sampel yang representatif.

Kriteria-kriteria untuk menetapkan sampel perusahaan yang termasuk dalam

kondisi financial distress tersebut antara lain:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

periode 2003-2009.

2. Perusahaan tersebut termasuk dalam kategori mengalami financial distress

jika delisted pada periode 2003-2009.

3. Perusahaan-perusahaan tersebut telah menyampaikan laporan keuangan

tahunan untuk tahun t-1 dan t-2 dimana tahun t merupakan tahun

perusahaan delisted dan mempunyai data keuangan yang lengkap sesuai

dengan yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Pengambilan sampel untuk perusahaan sehat dilakukan dengan kriteria:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

periode 2003-2009.

2. Tidak pernah mengalami delisted pada periode 2003-2009.

3. Memiliki total assets yang hampir sama dengan perusahaan yang

mengalami kondisi financial distress.

Page 47: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

C. Definisi Operasional

1. Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kondisi financial distress perusahaa yang merupakan variabel kategori, 0

untuk perusahaan sehat dan 1 untuk perusahaan yang mengalami kondisi

financial distress, dimana financial distress diwakili dengan perusahaan

delisted.

2. Variabel Independen

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

rasio keuangan yang terdiri dari rasio profit margin, rasio profitabilitas,

rasio leverage, rasio likuiditas, rasio cash position, rasio growth, dan rasio

operating efficiency.

a. Rasio Profit Margin

Rasio Profit Margin menunjukkan tingkat kembalian

keuntungan bersih terhadap penjualan bersihnya sekaligus

menunjukkan efisiensi biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Rasio

ini yang diwakili oleh:

Ø Net income/sales (NIS) =salesincomenet

b. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan

memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva

maupun modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini semakin efisien

perusahaan tersebut dalam memanfaatkan fasilitas perusahaan

Page 48: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

sehingga mengakibatkan naiknya kinerja perusahaan. Rasio ini

diwakili oleh:

Ø ROA =assetstotal

incomenet

Ø EBIT/total assets (EBITTA) =assetstotal

EBIT

c. Rasio Leverage

Rasio leverage menunjukan proporsi penggunaan hutang untuk

membiayai investasinya, semakin sedikit nilai rasio leverage berarti

kinerja perusahaan semakin bagus yang berarti bahwa perusahaan

dapat terhindar dari risiko mengalami kondisi financial distress. Rasio

leverage diwakili oleh:

Ø Debt ratio =assetstotal

sliabilitietotal

Ø Current liabilities/total assets (CLTA) =assetstotal

sliabilitiecurrent

Ø Current liabilities/total liabilities (CLTL)

=sliabilitietotal

sliabilitiecurrent

d. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas menunjukan kemampuan perusahaan untuk

membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya,

likuiditas perusahaan ditunjukan oleh besar kecilnya aktiva lancar

yaitu aktiva yang mudah diubah menjadi kas. Semakin besar nilai

rasio likuiditas maka semakin baik kinerja keuangan perusahaan yang

Page 49: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

pada akhirnya akan memperkecil risiko suatu perusahaan mengalami

kondisi financial distress. Rasio ini diwakili oleh:

Ø Current ratio =sliabilitiecurrent

assetscurrent

Ø Quick ratio= sliabilitiecurrent

sinventorieassetscurrent )( -

Ø Working capital/total assets (WCTA) =assetstotal

capitalworking

Dimana Working capital = current assets – current

liabilities.

Ø Current assets/total assets (CATA) =assetstotal

assetscurrent

Ø Net fixed assets/total assets (NFATA) =assetstotal

assetsfixednet

e. Rasio Cash Position

Rasio cash position merupakan rasio yang mengukur seberapa

besar uang kas yang tersedia untuk membayar kewajiban lancar

perusahaan. Rasio ini diwakili oleh:

Ø Cash/current liabilities (CCL) =sliabilitiecurrent

cash

Ø Cash/total assets (CTA) =assetstotal

cash

Page 50: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

f. Rasio Growth

Rasio growth merupakan rasio yang mengukur kemampuan

perusahaan mempertahankan posisi ekonominya ditengah

pertumbuhan ekonomi dan industrri. Rasio ini diwakili oleh:

Ø Persentase pertumbuhan sales (S growth) =1

1

-

--

t

tt

salessalessales

Ø Persentase pertumbuhan ROA (ROA growth)

=1

1

-

--

t

tt

ROA

ROAROA

g. Rasio Operating Efficiency

Rasio operating efficiency digunakan untuk mengukur seberapa

efisien perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk

menggeneralisasikan penjualannya. Rasio ini diwakili oleh:

Ø Sales/total asets (STA) =assetstotal

sales

Ø Sales/working capital (SWC) =capitalworking

sales

Ø Sales/inventories (SINV) =sinventorie

sales

Ø Sales/current asets (SCA) =assetscurrent

sales

Page 51: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

D. Metode Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah keadaan dimana antara dua variabel

independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang

sempurna atau mendekati sempurna. Model regresi yang baik

mensyaratkan tidak adanya masalah multikolinearitas.

Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai variance inflation factor tidak lebih 10 dan tolerance

tidak kurang dari 0,1 maka dikatakan terbebas dari

multikolinearitas.

2) Jika nilai koefisien korelasi masing-masing variabel independen

lebih besar 0,7 maka model terbebas dari multikolinearitas.

3) Jika nilai koefisien determinan baik dilihat dari 2R maupun R-

square diatas 0,6 namun tidak ada variabel independen yang

berpengaruh terhadap variabel dependen maka model tersebut

terkena multikolinearitas.

2. Uji Hipotesis

Hipotesis dianalisis dengan menggunakan analisis regresi logistik.

Regresi logistik adalah regresi yang digunakan untuk mencari persamaan

regresi jika variabel dependen yang digunakan merupakan variabel yang

berbentuk skala ordinal atau variabel yang bersifat kualitatif (Purbayu,

2005). Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Page 52: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

SCABSINVBSWCB

STABROAGROWTHBSGROWTHBCTABCCLBNFATAB

CATABWCTABQUICKRATIOBIOCURRENTRATBCLTLB

CLTABDEBTRATIOBEBITTABROABNISBBZP

PL i

i

ii

191817

161514131211

109876

5432101ln

+++++++++

+++++

+++++==÷÷ø

öççè

æ-

=

Dimana:

÷÷ø

öççè

æ-

=i

ii P

PL

1ln = log peluang perusahaan mengalami kondisi financial

distress

B0 = konstanta

Bi = koefisien regresi variabel rasio keuangan

NIS = net income/sales

ROA = net income/total assets

EBITTA = EBIT/total assets

DEBTRATIO = total liabilities/total assets

CLTA = current liabilities/total assets

CLTL = current liabilities/total liabilities

CURRENTRATIO = current assets/current liabilities

QUICKRATIO = (current assets-inv)/current liabilities

WCTA = working capital/total assets

CATA = current assets/total assets

NFATA = net fixed assets/total assets

CCL = cash/current liabilities

CTA = cash/total assets

S GROWTH = pertumbuhan sales

Page 53: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

ROA GROWTH = pertumbuhan ROA

STA = sales/total assets

SWC = sales/working capital

SINV = sales/inventories

SCA = sales/current assets

Kriteria pengujian hipotesis yaitu:

1) H0 diterima bila probabilitas > 0,05

2) H0 ditolak bila probabilitas < 0,05

Page 54: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Statistik

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2003-2009. Data penelitian

diperoleh dari data sekunder yaitu laporan keuangan perusahaan yang

diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel

dimana sampel dipilih berdasarkan pada kesesuaian karakteristik dengan

kriteria sampel yang ditentukan agar diperoleh sampel yang representatif.

Kriteria-kriteria untuk menetapkan sampel perusahaan yang termasuk dalam

kondisi financial distress tersebut antara lain:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

periode 2003-2009.

2. Perusahaan tersebut termasuk dalam kategori mengalami financial distress

jika delisted pada periode 2003-2009.

3. Perusahaan-perusahaan tersebut telah menyampaikan laporan keuangan

tahunan untuk tahun t-1 dan t-2 dimana tahun t merupakan tahun

perusahaan delisted dan mempunyai data keuangan yang lengkap sesuai

dengan yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

40

Page 55: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Pengambilan sampel untuk perusahaan sehat dilakukan dengan kriteria:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

periode 2003-2009.

2. Tidak pernah mengalami delisted pada periode 2003-2009.

3. Memiliki total assets yang hampir sama dengan perusahaan yang

mengalami kondisi financial distress.

Sesuai dengan kriteria diatas, dari tahun 2003 sampai 2009, terdapat 13

perusahaan manufaktur yang delisted yang merupakan sampel untuk

perusahaan yang mengalami kondisi financial distress, dan 53 perusahaan

sehat yang digunakan sebagai perusahaan kontrol dalam penelitian ini.

Berikut daftar perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini:

TABEL IV.1

DAFTAR SAMPEL PENELITIAN

NO TAHUN STATUS EMITEN

1 2003 Sehat PT Pioneerindo Gourmet International Tbk

2 Sehat PT Sekar Laut Tbk

3 Sehat PT Sarasa Nugraha Tbk

4 Sehat PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk

5 Sehat PT Intanwijaya Internasional tbk

6 Sehat PT Summitplast Interbenua Tbk

7 Sehat PT Jaya Pari Steel Tbk

Page 56: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Tabel IV.1 (lanjutan)

NO TAHUN STATUS EMITEN

8 Sehat PT Pan Brothers Tex Tbk

9 Sehat PT Multi Agro Persada Tbk

10 Sehat PT Andhi Candra Automotive products Tbk

11 Sehat PT Multi Prima Sejahtera Tbk

12 Sehat PT Bristol-Myers Squibb indonesia Tbk

13 Financial Distress PT Procter & Gamble Indonesia Tbk

14 2004 Sehat PT Davomas Abadi Tbk

15 Sehat PT Sunson Textile Manufactures Tbk

16 Sehat PT Apac Citra Centertex Tbk

17 Sehat PT Fajar Surya Wisesa Tbk

18 Financial Distress PT Wahana Jaya Perkasa Tbk

19 Financial Distress PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk

20 Financial Distress PT Texmaco Perkasa Engineering Tbk

21 Sehat PT Branta Mulia Tbk

22 Sehat PT Tunas Ridean Tbk

23 2005 Sehat PT Suba Indah Tbk

24 Sehat PT Suparma Tbk

25 Financial Distress PT Dankos Laboratories Tbk

26 2006 Sehat PT Panasia Indosyntec Tbk

27 Sehat PT Budi Acid Jaya Tbk

28 Financial Distress PT Komatsu Indonesia Tbk

29 2007 Sehat PT Ades Waters Indonesia Tbk

30 Sehat PT Ultra Jaya Milk Tbk

31 Sehat PT Intanwijaya Internasional Tbk

32 Sehat PT Resource Alam Indonesia Tbk

33 Financial Distress PT Summitplast Tbk

34 Sehat PT Alumindo Light Metal Industry Tbk

35 Sehat PT Jaya Pari Steel Tbk

36 Sehat PT Lion Metal Works Tbk

37 Sehat PT Nipress Tbk

38 Sehat PT Bristol-Myers Squibb indonesia Tbk

39 Financial Distress PT Sari Husada Tbk

40 Sehat PT Kimia Farma Tbk

41 2008 Sehat PT Century Textile Industry Tbk

42 Financial Distress PT Texmaco Jaya Tbk

43 Sehat PT Eterindo Wahanatama Tbk

44 Sehat PT Berlina Tbk

45 Sehat PT Kabelindo Murni Tbk

46 2009 Sehat PT Akasha Wira International Tbk

47 Sehat PT Prasidha Aneka Niaga Tbk

48 Financial Distress PT Sekar Bumi Tbk

49 Sehat PT Sekar Laut Tbk

50 Sehat PT Eratex Djaja Tbk

Page 57: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Tabel IV.1 (lanjutan)

NO TAHUN STATUS EMITEN

51 Sehat PT Unitex Tbk

52 Sehat PT Karwell Indonesia Tbk

53 Financial Distress PT Daya Sakti Unggul Corporindo Tbk

54 Sehat PT Colorpak Indonesia Tbk

55 Sehat PT Intanwijaya Internasional tbk

37 Sehat PT Nipress Tbk

38 Sehat PT Bristol-Myers Squibb indonesia Tbk

39 Financial Distress PT Sari Husada Tbk

40 Sehat PT Kimia Farma Tbk

41 2008 Sehat PT Century Textile Industry Tbk

42 Financial Distress PT Texmaco Jaya Tbk

43 Sehat PT Eterindo Wahanatama Tbk

44 Sehat PT Berlina Tbk

45 Sehat PT Kabelindo Murni Tbk

46 2009 Sehat PT Akasha Wira International Tbk

47 Sehat PT Prasidha Aneka Niaga Tbk

48 Financial Distress PT Sekar Bumi Tbk

49 Sehat PT Sekar Laut Tbk

50 Sehat PT Eratex Djaja Tbk

51 Sehat PT Unitex Tbk

52 Sehat PT Karwell Indonesia Tbk

53 Financial Distress PT Daya Sakti Unggul Corporindo Tbk

54 Sehat PT Colorpak Indonesia Tbk

55 Sehat PT Intanwijaya Internasional tbk

56 Sehat PT Resource Alam Indonesia Tbk

57 Sehat PT Asiaplast Industries Tbk

58 Sehat PT Kageo Igar Jaya Tbk

59 Financial Distress PT Tunas Alfin Tbk

60 Sehat PT Yanaprima Hastapersada Tbk

61 Sehat PT Lion Metal Works Tbk

62 Sehat PT Tira Austenite Tbk

63 Sehat PT Multi Prima Sejahtera Tbk

64 Sehat PT Bristol-Myers Squibb indonesia Tbk

65 Sehat PT Schering-Plough Indonesia Tbk

66 Financial Distress PT Sara Lee Body Care Indonesia Tbk

Sumber: ICMD

Page 58: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan tentang ringkasan

variabel-variabel penelitian tanpa menghubungkan atau membandingkan

dengan variabel lain, jadi menceritakan karakteristik statistik suatu variabel

secara mandiri. Nilai statistik deskriptif dari masing-masing variabel

penelitian ini adalah sebagai berikut:

TABEL IV.2

STATISTIK DESKRIPTIF

Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS 16.0

Berdasarkan statistik deskriptif variabel penelitian yang disajikan dalam

tabel IV.2 maka dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

Page 59: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

1. Variabel NIS memiliki nilai minimum sebesar -1.130 pada PT Keramika

Indonesia Assosiasi Tbk. dan nilai maksimum sebesar 0.579 pada PT

Multi Prima Sejahtera Tbk. Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata

sebesar -0.01872 dan standar deviasi sebesar 0.259290.

2. Variabel ROA memiliki nilai minimum sebesar -0.552 pada PT Ades

Waters Indonesia Tbk. dan nilai maksimum sebesar 0.439 pada PT Unitex

Tbk. Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata sebesar 0.02234 dan

standar deviasi sebesar 0.163803.

3. Variabel EBITTA memiliki nilai minimum sebesar -0.547 pada PT Ades

Waters Indonesia Tbk. dan nilai maksimum sebesar 0.455 pada PT

Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk. Secara keseluruhan diperoleh nilai

rata-rata sebesar 0.05465 dan standar deviasi sebesar 0.150825.

4. Variabel DEBT RATIO memiliki nilai minimum sebesar 0.055 pada PT

Jaya Pari Steel Tbk. dan nilai maksimum sebesar 5.195 pada PT Texmaco

Jaya Tbk. Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata sebesar 0.72357 dan

standar deviasi sebesar 0.850684.

5. Variabel CLTA memiliki nilai minimum sebesar 0.000 pada PT Davomas

Abadi Tbk. dan nilai maksimum sebesar 2.731 pada PT Texmaco Jaya

Tbk. Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata sebesar 0.49887 dan

standar deviasi sebesar 0.576067.

6. Variabel CLTL memiliki nilai minimum sebesar 0.001 pada PT Davomas

Abadi Tbk. dan nilai maksimum sebesar 1.244 pada PT Apac Citra

Page 60: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Centertex Tbk. Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata sebesar

0.70659 dan standar deviasi sebesar 0.271817.

7. Variabel CURRENT RATIO memiliki nilai minimum sebesar 0.034 pada

PT Texmaco Jaya Tbk. dan nilai maksimum sebesar 497.929 pada PT

Davomas Abadi Tbk. Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata sebesar

1.02918E1 dan standar deviasi sebesar 61.122557.

8. Variabel QUICK RATIO memiliki nilai minimum sebesar 0.016 pada PT

Texmaco Jaya Tbk. dan nilai maksimum sebesar 298.536 pada PT

Davomas Abadi Tbk. Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata sebesar

6.51925 dan standar deviasi sebesar 36.670954.

9. Variabel WCTA memiliki nilai minimum sebesar -2.638 pada PT

Texmaco Jaya Tbk. dan nilai maksimum sebesar 0.856 pada PT Jaya Pari

Steel Tbk. Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata sebesar 0.00845

dan standar deviasi sebesar 0.691070.

10. Variabel CATA memiliki nilai minimum sebesar 0.043 pada PT Wahana

Jaya Perkasa Tbk. dan nilai maksimum sebesar 0.915 pada PT Sara Lee

Body Care Indonesia Tbk. Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata

sebesar 0.50733 dan standar deviasi sebesar 0.237062.

11. Variabel NFATA memiliki nilai minimum sebesar 0.001 pada PT Wahana

Jaya Perkasa Tbk. dan nilai maksimum sebesar 0.864 pada PT Fajar Surya

Wisesa Tbk. Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata sebesar 0.34609

dan standar deviasi sebesar 0.238239.

Page 61: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

12. Variabel CCL memiliki nilai minimum sebesar 0.001 pada PT Ades

Waters Indonesia Tbk. dan nilai maksimum sebesar 118.398 pada PT

Davomas Abadi Tbk. Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata sebesar

2.22302 dan standar deviasi sebesar 14.534062.

13. Variabel CTA memiliki nilai minimum sebesar 0.001 pada PT Wahana

Jaya Perkasa Tbk. dan nilai maksimum sebesar 0.413 pada PT Sari

Husada Tbk. Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata sebesar 0.08172

dan standar deviasi sebesar 0.093002.

14. Variabel S GROWTH memiliki nilai minimum sebesar -0.747 pada PT

Texmaco Perkasa Engineering Tbk. dan nilai maksimum sebesar 5.123

pada PT Resource Alam Indonesia Tbk. Secara keseluruhan diperoleh

nilai rata-rata sebesar 0.19365 dan standar deviasi sebesar 0.760244.

15. Variabel ROA GROWTH memiliki nilai minimum sebesar -20.909 pada

PT Karwell Indonesia Tbk. dan nilai maksimum sebesar 48.254 pada PT

Eratex Djaja Tbk. Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata sebesar

0.30674 dan standar deviasi sebesar 6.878228.

16. Variabel STA memiliki nilai minimum sebesar 0.010 pada PT Texmaco

Perkasa Engineering Tbk. dan nilai maksimum sebesar 3.103 pada PT

Procter & Gamble Indonesia Tbk. Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-

rata sebesar 1.12802 dan standar deviasi sebesar 0.653545.

17. Variabel SWC memiliki nilai minimum sebesar -125.179 pada PT

Summitplast Tbk. dan nilai maksimum sebesar 647.018 pada PT Panasia

Page 62: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Indosyntec Tbk. Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata sebesar

1.38342E1 dan standar deviasi sebesar 84.584633.

18. Variabel SINV memiliki nilai minimum sebesar 0.285 pada PT Texmaco

Perkasa Engineering Tbk. dan nilai maksimum sebesar 70.395 pada PT

Procter & Gamble Indonesia Tbk. Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-

rata sebesar 9.70404 dan standar deviasi sebesar 10.999690.

19. Variabel SCA memiliki nilai minimum sebesar 0.203 pada PT Texmaco

Perkasa Engineering Tbk. dan nilai maksimum sebesar 7.322 pada PT

Procter & Gamble Indonesia Tbk. Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-

rata sebesar 2.50555 dan standar deviasi sebesar 1.469632.

B. Pengujian Data

1. Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui adanya

hubungan linear antara variabel independen dalam model regresi.

Metode untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat

dari Variance Inflation Factor (VIF) atau Tolerance Value. Apabila

nilai tolerance value lebih tinggi daripada 0,10 atau VIF lebih kecil

daripada 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.

Besarnya VIF dan Tolerance Value dari hasil analisis dapat dilihat

pada Tabel IV.3.

Page 63: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

TABEL IV.3 UJI MULTIKOLINEARITAS SEBELUM VARIABEL DIKELUARKAN

Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS 16.0

Dari hasil output SPSS di atas dapat diketahui bahwa terdapat

beberapa variabel yang mengalami multikolinearitas, yaitu Debt

Ratio,CLTA, Current Ratio, Quick Ratio, CCL, dan SCA karena

memiliki nilai VIF lebih dari 10 dan Tolerance value kurang dari 0,10.

Salah satu cara untuk mengobati gejala terjadinya

multikolinearitas adalah dengan mengeluarkan satu atau lebih variabel

independen yang mempunyai nilai korelasi tinggi dari model regresi

(Imam Ghozali, 2006). Dari sini bisa diketahui bahwa untuk

Page 64: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

mengobati multikolinearitas, tidak harus semua variabel yang

mengalami multikolinearitas dikeluarkan dari model.

Variabel yang dikeluarkan dalam model ini adalah debt ratio,

Current Ratio, Quick Ratio dan SCA. Hasil uji multikolinearitas

setelah beberapa variabel dikeluarkan dari model, dapat dilihat pada

Tabel IV.4 di bawah ini:

TABEL IV.4 UJI MULTIKOLINEARITAS SETELAH VARIABEL DIKELUARKAN

Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS 16.0

Setelah beberapa dari variabel dikeluarkan diperoleh model yang

terbebas dari multikolinearitas.

Page 65: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

2. Uji Hipotesis

a. Pengujian Kelayakan Model

Untuk menilai kelayakan model regresi logistik dalam

memprediksi kondisi perusahaan mengalami financial distress

digunakan uji Chi Square Hosmer and Lemeshow.

TABEL IV.5

CHI SQUARE HOSMER AND LEMESHOW

Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS 16.0

Dari output di atas terlihat bahwa nilai Chi Square adalah

sebesar 12,049 dengan nilai Sig sebesar 0,099. Dari hasil tersebut

terlihat bahwa nilai Sig lebih besar daripada 0,05 sehingga berarti

bahwa tidak ada perbedaan antara klasifikasi yang diprediksi dengan

klasifikasi yang diamati. Sehingga dapat disimpulkan model regresi

logistik dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.

Penilaian keseluruhan model regresi logistik menggunakan nilai

-2 Log Likelihood dimana jika terjadi penurunan dalam nilai -2 Log

Likelihood pada blok kedua dibandingkan dengan blok pertama, maka

dapat disimpulkan bahwa model kedua dari regresi logistik menjadi

lebih baik. Hasilnya dapat dilihat pada tabel IV.6.

Page 66: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

TABEL IV.6

-2 LOG LIKELIHOOD

Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS 16.0

Dari output diatas, terlihat bahwa nilai -2 Log Likelihood pada

blok pertama adalah sebesar 65,495, dan pada blok kedua adalah

43,910. dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi

Page 67: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

logistik kedua lebih baik dalam memprediksi kemungkinan suatu

perusahaan mengalami kondisi financial distress.

b. Hasil Regresi Logistik

Untuk mengetahui koefisien regresi logistik masing-masing

variabel dapat dilihat pada tabel IV.8.

TABEL IV.7

ANALISIS REGRESI LOGISTIK

Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS 16.0

Berdasarkan hasil pengolahan regresi logistik di atas maka

model analisis regresi logistik dapat ditransformasikan dalam model

persamaan berikut:

)(799,4)(498,6443,2

1ln

NFATANIS

PP

Li

ii

---=

÷÷ø

öççè

æ-

=

Page 68: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Dari tabel IV.7, masing-masing variabel independen dapat

diinterpretasikan pengaruhnya terhadap kondisi financial distress

sebagai berikut:

1) Konstanta sebesar -2,443; artinya jika nilai koefisien regresi

logistik variabel lainnya nol (0) maka log peluang suatu

perusahaan mengalami kondisi financial distress akan turun

sebesar 2,443. Lebih jelasnya adalah jika nilai koefisien regresi

logistik variabel lainnya nol (0) maka peluang bahwa Y sama

dengan satu (1) akan turun sebesar 2,443.

2) Koefisien regresi logistik variabel NIS sebesar -6,498; artinya jika

variabel NIS naik sebesar 1 satuan, maka log peluang suatu

perusahaan mengalami kondisi financial distress akan turun

sebesar 6,498. Lebih jelasnya adalah jika variabel NIS naik

sebesar 1 satuan maka peluang bahwa Y sama dengan satu (1)

akan turun sebesar 6,498.

3) Koefisien regresi logistik variabel ROA sebesar 2,986; artinya jika

variabel ROA naik sebesar 1 satuan, maka log peluang suatu

perusahaan mengalami kondisi financial distress akan naik sebesar

2,986. Lebih jelasnya adalah jika variabel ROA naik sebesar 1

satuan maka peluang bahwa Y sama dengan satu (1) akan naik

sebesar 2,986.

4) Koefisien regresi logistik variabel EBITTA sebesar 4,080; artinya

jika variabel EBITTA naik sebesar 1 satuan, maka log peluang

Page 69: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress akan naik

sebesar 4,080. Lebih jelasnya adalah jika variabel EBITTA naik

sebesar 1 satuan maka peluang bahwa Y sama dengan satu (1)

akan naik sebesar 4,080.

5) Koefisien regresi logistik variabel CLTA sebesar -4,294; artinya

jika variabel CLTA naik sebesar 1 satuan, maka log peluang suatu

perusahaan mengalami kondisi financial distress akan turun

sebesar 4,294. Lebih jelasnya adalah jika variabel CLTA naik

sebesar 1 satuan maka peluang bahwa Y sama dengan satu (1)

akan turun sebesar 4,294.

6) Koefisien regresi logistik variabel CLTL sebesar 3,034; artinya

jika variabel CLTL naik sebesar 1 satuan, maka log peluang suatu

perusahaan mengalami kondisi financial distress akan naik sebesar

3,034. Lebih jelasnya adalah jika variabel CLTL naik sebesar 1

satuan maka peluang bahwa Y sama dengan satu (1) akan naik

sebesar 3,034.

7) Koefisien regresi logistik variabel WCTA sebesar -5,005; artinya

jika variabel WCTA naik sebesar 1 satuan, maka log peluang

suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress akan turun

sebesar 5,005. Lebih jelasnya adalah jika variabel WCTA naik

sebesar 1 satuan maka peluang bahwa Y sama dengan satu (1)

akan turun sebesar 5,005.

Page 70: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

8) Koefisien regresi logistik variabel NFATA sebesar -4,799; artinya

jika variabel NFATA naik sebesar 1 satuan, maka log peluang

suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress akan turun

sebesar 4,799. Lebih jelasnya adalah jika variabel NFATA naik

sebesar 1 satuan maka peluang bahwa Y sama dengan satu (1)

akan turun sebesar 4,799.

9) Koefisien regresi logistik variabel CCL sebesar -0,742; artinya

jika variabel CCL naik sebesar 1 satuan, maka log peluang suatu

perusahaan mengalami kondisi financial distress akan turun

sebesar 0,742. Lebih jelasnya adalah jika variabel CCL naik

sebesar 1 satuan maka peluang bahwa Y sama dengan satu (1)

akan turun sebesar 0,742.

10) Koefisien regresi logistik variabel CTA sebesar 13,499; artinya

jika variabel CTA naik sebesar 1 satuan, maka log peluang suatu

perusahaan mengalami kondisi financial distress akan naik sebesar

13,499. Lebih jelasnya adalah jika variabel CTA naik sebesar 1

satuan maka peluang bahwa Y sama dengan satu (1) akan naik

sebesar 13,499.

11) Koefisien regresi logistik variabel S GROWTH sebesar -0,022;

artinya jika variabel S GROWTH naik sebesar 1 satuan, maka log

peluang suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress

akan turun sebesar 0,022. Lebih jelasnya adalah jika variabel S

Page 71: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

GROWTH naik sebesar 1 satuan maka peluang bahwa Y sama

dengan satu (1) akan turun sebesar 0,022.

12) Koefisien regresi logistik variabel ROA GROWTH sebesar 0,011;

artinya jika variabel ROA GROWTH naik sebesar 1 satuan, maka

log peluang suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress

akan naik sebesar 0,011. Lebih jelasnya adalah jika variabel ROA

GROWTH naik sebesar 1 satuan maka peluang bahwa Y sama

dengan satu (1) akan naik sebesar 0,011.

13) Koefisien regresi logistik variabel STA sebesar 0,457; artinya jika

variabel STA naik sebesar 1 satuan, maka log peluang suatu

perusahaan mengalami kondisi financial distress akan naik sebesar

0,457. Lebih jelasnya adalah jika variabel STA naik sebesar 1

satuan maka peluang bahwa Y sama dengan satu (1) akan naik

sebesar 0,457.

14) Koefisien regresi logistik variabel SWC sebesar -0,011; artinya

jika variabel SWC naik sebesar 1 satuan, maka log peluang suatu

perusahaan mengalami kondisi financial distress akan turun

sebesar 0,011. Lebih jelasnya adalah jika variabel SWC naik

sebesar 1 satuan maka peluang bahwa Y sama dengan satu (1)

akan turun sebesar 0,011.

15) Koefisien regresi logistik variabel SINV sebesar 0,036; artinya

jika variabel SINV naik sebesar 1 satuan, maka log peluang suatu

perusahaan mengalami kondisi financial distress akan naik sebesar

Page 72: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

0,036. Lebih jelasnya adalah jika variabel SINV naik sebesar 1

satuan maka peluang bahwa Y sama dengan satu (1) akan naik

sebesar 0,036.

c. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini bertujuan untuk

menguji pengaruh variabel independen yang digunakan dalam

penelitian ini, yaitu rasio profit margin, profitabilitas, leverage,

likuiditas, cash position, growth, dan operating efficiency terhadap

prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.

1) Rasio profit margin terhadap prediksi kondisi financial distress

suatu perusahaan.

· Variabel NIS

Dari Tabel IV.7 di atas dapat dilihat pengaruh variabel NIS

terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial

distress diperoleh nilai Sig sebesar 0,034 < 0,05 sehingga

signifikan pada level 5%.

H1 yang menyatakan bahwa rasio profit margin berpengaruh

terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial

distress dinyatakan diterima.

Page 73: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

2) Rasio profitabilitas terhadap prediksi kondisi financial distress

suatu perusahaan.

· Variabel ROA

Dari tabel IV.7 dapat dilihat pengaruh variabel ROA terhadap

probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress

diperoleh nilai Sig sebesar 0,527 > 0,05 sehingga tidak

signifikan.

· Variabel EBITTA

Dari tabel IV.7 dapat dilihat pengaruh variabel EBITTA

terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial

distress diperoleh nilai Sig sebesar 0,385 > 0,05 sehingga tidak

signifikan.

H2 yang menyatakan bahwa rasio profitabilitas berpengaruh

terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial

distress dinyatakan ditolak.

3) Rasio leverage terhadap prediksi kondisi financial distress suatu

perusahaan.

· Variabel CLTA

Dari tabel IV.7 dapat dilihat pengaruh variabel CLTA terhadap

probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress

Page 74: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

diperoleh nilai Sig sebesar 0,235 > 0,05 sehingga tidak

signifikan.

· Variabel CLTL

Dari tabel IV.7 dapat dilihat pengaruh variabel CLTL terhadap

probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress

diperoleh nilai Sig sebesar 0,227 > 0,05 sehingga tidak

signifikan.

H3 yang menyatakan bahwa rasio leverage berpengaruh terhadap

probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress

dinyatakan ditolak.

4) Rasio likuiditas terhadap prediksi kondisi financial distress suatu

perusahaan.

· Variabel WCTA

Dari tabel IV.7 dapat dilihat pengaruh variabel WCTA

terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial

distress diperoleh nilai Sig sebesar 0,123 > 0,05 sehingga tidak

signifikan.

· Variabel NFATA

Dari tabel IV.7 dapat dilihat pengaruh variabel NFATA

terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial

distress diperoleh nilai Sig sebesar 0,052 < 0,1 sehingga

signifikan pada level 10%.

Page 75: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

H4 yang menyatakan bahwa rasio likuiditas berpengaruh terhadap

probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress

dinyatakan partially suported oleh rasio NFATA..

5) Rasio cash position terhadap prediksi kondisi financial distress

suatu perusahaan.

· Variabel CCL

Dari tabel IV.7 dapat dilihat pengaruh variabel CCL terhadap

probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress

diperoleh nilai Sig sebesar 0,681 > 0,05 sehingga tidak

signifikan.

· Variabel CTA

Dari tabel IV.7 dapat dilihat pengaruh variabel CTA terhadap

probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress

diperoleh nilai Sig sebesar 0,222 > 0,05 sehingga tidak

signifikan.

H5 yang menyatakan bahwa rasio cash position berpengaruh

terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial

distress dinyatakan ditolak.

Page 76: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

6) Rasio growth terhadap prediksi kondisi financial distress suatu

perusahaan.

· Variabel S GROWTH

Dari tabel IV.7 dapat dilihat pengaruh variabel S GROWTH

terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial

distress diperoleh nilai Sig sebesar 0,972 > 0,05 sehingga tidak

signifikan.

· Variabel ROA GROWTH

Dari tabel IV.7 dapat dilihat pengaruh variabel ROA

GROWTH terhadap probabilitas perusahaan mengalami

kondisi financial distress diperoleh nilai Sig sebesar 0,814 >

0,05 sehingga tidak signifikan.

H6 yang menyatakan bahwa rasio growth berpengaruh terhadap

probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress

dinyatakan ditolak.

7) Rasio operating efficiency terhadap prediksi kondisi financial

distress suatu perusahaan.

· Variabel STA

Dari tabel IV.7 dapat dilihat pengaruh variabel STA terhadap

probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress

diperoleh nilai Sig sebesar 0,596 > 0,05 sehingga tidak

signifikan.

Page 77: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

· Variabel SWC

Dari tabel IV.7 dapat dilihat pengaruh variabel SWC terhadap

probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress

diperoleh nilai Sig sebesar 0,456 > 0,05 sehingga tidak

signifikan.

· Variabel SINV

Dari tabel IV.7 dapat dilihat pengaruh variabel SINV terhadap

probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress

diperoleh nilai Sig sebesar 0,392 > 0,05 sehingga tidak

signifikan.

H7 yang menyatakan bahwa rasio operating efficiency

berpengaruh terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi

financial distress dinyatakan ditolak.

8) Rasio profit margin, profitabilitas, leverage, likuiditas, cash

position, growth, dan operating efficiency secara simultan

terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.

Untuk mengetahui pengaruh simultan semua variabel

independen terhadap variabel dependen dapat dilihat dari selisih

nilai -2 loglikelihood pada block 0 dan block 1.

Besarnya nilai -2 Log Likelihood pada block 0 adalah

65,495. Setelah semua variabel independen dimasukkan ke dalam

model, nilai -2 Log Likelihood menjadi 43,910. selisih antara block

0 dan block 1 merupakan model Chi Square yang dipakai untuk

Page 78: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

menguji signifikansi secara simultan. Dalam penelitian ini model

Chi Square yang diperoleh adalah 65,495 – 43,910 = 21,585. nilai

tersebut sama dengan output SPSS 16.0 dibawah ini:

TABEL IV.8

OMNIBUS TESTS

Dari tabel IV.8 dapat dilihat pengaruh rasio profit margin,

profitabilitas, leverage, likuiditas, cash position, growth, dan

operating efficiency secara simultan terhadap probabilitas

perusahaan mengalami kondisi financial distress diperoleh nilai

Sig sebesar 0,088 < 0,1 sehingga signifikan pada level 10%.

H8 yang menyatakan bahwa rasio profit margin,

profitabilitas, leverage, likuiditas, cash position, growth, dan

operating efficiency secara simultan berpengaruh terhadap

probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress

dinyatakan diterima.

Page 79: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

d. Pengujian Koefisien Determinasi

Cox&Snell R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru

ukuran 2R pada multiple regression yang didasarkan pada teknik

estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari satu (1)

sehingga sulit diinterpretasikan. Nagelkerke R Square merupakan

modifikasi dari koefisien Cox&Snell R Square untuk memastikan

bahwa nilainya berfariasi dari nol (0) sampai satu (1). Hal ini

dilakukan dengan cara membagi nilai Cox&Snell R Square dengan

nilai 2R pada multiple regression.

TABEL IV.9

COX&SNELL AND NAGELKERKE

Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS 16.0

Dari output diatas nilai Cox&Snell R Square adalah sebesar

0,279 dan nilai Nagelkerke R Square adalah sebesar 0,443 yang berarti

bahwa variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh

variabilitas variabel independen adalah sebesar 44,3%.

Page 80: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

C. Pembahasan

Setelah analisis dilakukan, maka hasil dari analisis menunjukkan bahwa

rasio profit margin yang diukur dengan NIS dan rasio likuiditas yang diwakili

oleh NFATA berpengaruh terhadap probabilitas perusahaan mengalami

kondisi financial distress. Selain itu, semua variabel independen yang

digunakan dalam penelitian ini, yaitu rasio profit margin, profitabilitas,

leverage, likuiditas, cash position, growth, dan operating efficiency secara

simultan berpengaruh terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi

financial distress. Maka dibawah ini pembahasan hasil perhitungan statistik

yang telah dilakukan.

1. Rasio profit margin terhadap prediksi kondisi financial distress suatu

perusahaan.

a. Variabel NIS

Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel NIS

signifikan pada level 5% terhadap prediksi suatu perusahaan

mengalami kondisi financial distress. Variabel NIS memiliki pengaruh

negatif pada prediksi suatu perusahaan mengalami kondisi financial

distress. Hasil penelitian yang menyatakan bahwa variabel NIS

memiliki pengaruh negatif pada prediksi suatu perusahaan mengalami

kondisi financial distress, mendukung hasil penelitian yang dilakukan

oleh Almilia dan Kristijadi (2003) pada persamaan regresi logistik

kesepuluh, sebelas, dan duabelas.

Page 81: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

2. Rasio profitabilitas terhadap prediksi kondisi financial distress suatu

perusahaan.

a. Variabel ROA

Pada penelitian ini variabel ROA tidak berpengaruh terhadap

prediksi suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress. Hal

ini mendukung peneltian dari Almilia dan Kristijadi (2003).

b. Variabel EBITTA

Untuk hasil dari variabel EBITTA yang tidak berpengaruh

terhadap prediksi suatu perusahaan mengalami kondisi financial

distress mendukung penelitian sebelumnya dari Platt and Platt (2006).

3. Rasio leverage terhadap prediksi kondisi financial distress suatu

perusahaan.

a. Variabel CLTA

Hasil penelitian menunjukkan variabel CLTA tidak berpengaruh

terhadap prediksi suatu perusahaan mengalami kondisi financial

distress tidak mendukung penelitian sebelumnya dari Almilia dan

Kristijadi (2003) pada persamaan regresi logistik kedua, sepuluh,

sebelas, dan duabelas yang menyatakan bahwa variabel CLTA

signifikan negatif terhadap prediksi suatu perusahaan mengalami

kondisi financial distress.

Page 82: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

b. Variabel CLTL

Variabel CLTL tidak berpengaruh terhadap prediksi suatu

perusahaan mengalami kondisi financial distress mendukung

penelitian sebelumnya dari Platt and Platt (2006).

4. Rasio likuiditas terhadap prediksi kondisi financial distress suatu

perusahaan.

a. Variabel WCTA

Variabel WCTA tidak berpengaruh terhadap suatu perusahaan

mengalami kondisi financial distress tidak mendukung penelitian

sebelumnya dari Almilia dan Kristijadi (2003) pada persamaan regresi

logistik kedua yang menyatakan bahwa variabel WCTA signifikan

negatif terhadap prediksi suatu perusahaan mengalami kondisi

financial distress.

b. Variabel NFATA

Pada tingkat signifikansi 5%, variabel NFATA tidak

berpengaruh terhadap prediksi suatu perusahaan mengalami kondisi

financial distress. Namun pada level signifikansi 10%, variabel

NFATA berpengaruh terhadap prediksi suatu perusahaan mengalami

kondisi financial distress. Variabel NFATA memiliki pengaruh

negatif pada prediksi suatu perusahaan mengalami kondisi financial

distress. Hasil ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Page 83: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Almilia (2006), dimana dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa

variabel NFATA signifikan positif pada level 10% terhadap prediksi

suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress.

5. Rasio cash position terhadap prediksi kondisi financial distress suatu

perusahaan.

a. Variabel CCL

Variabel CCL tidak berpengaruh terhadap prediksi suatu

perusahaan mengalami kondisi financial distress dan mendukung

penelitian sebelumnya dari Almilia dan Kristijadi (2003).

b. Variabel CTA

Variabel CTA tidak berpengaruh terhadap prediksi suatu

perusahaan mengalami kondisi financial distress dan mendukung

penelitian sebelumnya dari Almilia dan Kristijadi (2003).

6. Rasio growth terhadap prediksi kondisi financial distress suatu

perusahaan.

a. Variabel S GROWTH

Variabel S GROWTH tidak berpengaruh terhadap prediksi suatu

perusahaan mengalami kondisi financial distress dan mendukung

penelitian sebelumnya dari Almilia dan Kristijadi (2003).

b. Variabel ROA GROWTH

Variabel ROA GROWTH tidak berpengaruh terhadap prediksi

suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress dan tidak

Page 84: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

mendukung penelitian sebelumnya dari Almilia dan Kristijadi (2003)

pada persamaan regresi logistik kedua, tujuh, sepuluh, sebelas, dan

duabelas yang menyatakan bahwa variabel ROA GROWTH signifikan

positif terhadap prediksi suatu perusahaan mengalami kondisi

financial distress.

7. Rasio operating efficiency terhadap prediksi kondisi financial distress

suatu perusahaan.

a. Variabel STA

Variabel STA tidak berpengaruh terhadap prediksi suatu

perusahaan mengalami kondisi financial distress dan mendukung

penelitian sebelumnya dari Almilia dan Kristijadi (2003).

b. Variabel SWC

Variabel SWC tidak berpengaruh terhadap prediksi suatu

perusahaan mengalami kondisi financial distress dan mendukung

penelitian sebelumnya dari Almilia dan Kristijadi (2003).

c. Variabel SINV

Variabel SINV tidak berpengaruh terhadap prediksi suatu

perusahaan mengalami kondisi financial distress dan mendukung

penelitian sebelumnya dari Platt and Platt (2006).

Page 85: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

8. Rasio profit margin, profitabilitas, leverage, likuiditas, cash position,

growth, dan operating efficiency secara simultan terhadap prediksi kondisi

financial distress suatu perusahaan.

Rasio profit margin, profitabilitas, leverage, likuiditas, cash

position, growth, dan operating efficiency secara simultan berpengaruh

terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress

pada level 10%.

Page 86: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab IV telah dilakukan analisis data dan pembahasan terhadap

hipotesis yang diajukan. Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada bab IV

dapat dirumuskan kesimpulan, implikasi, keterbatasan penelitian, dan saran yang

akan disajikan pada bab ini.

A. Kesimpulan

Dari analisis data yang telah dilakukan maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Rasio profit margin yang diukur dengan NIS berpengaruh negatif terhadap

prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.

2. Rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA dan EBITTA tidak

berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.

3. Rasio leverage yang diukur dengan CLTA dan CLTL tidak berpengaruh

terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.

4. Rasio likuiditas yang diukur dengan WCTA tidak berpengaruh terhadap

prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.

5. Rasio likuiditas yang diukur dengan NFATA berpengaruh negatif terhadap

prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.

6. Rasio cash position yang diukur dengan CCL dan CTA tidak berpengaruh

terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.

7. Rasio growth yang diukur dengan S GROWTH dan ROA GROWTH tidak

berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.

72

Page 87: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

8. Rasio operating efficiency yang diukur dengan STA, SWC dan SINV tidak

berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan

9. Rasio profit margin, profitabilitas, leverage, likuiditas, cash position,

growth, dan operating efficiency secara simultan berpengaruh terhadap

prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.

B. Implikasi

1. Bagi Emiten

Berdasarkan hasil penelitian rasio NIS memiliki pengaruh negatif yang

kuat terhadap kondisi financial distress, sehingga perusahaan harus

mampu meningkatkan rasio NIS dengan cara melakukan efisiensi biaya

operasional, misalnya dengan melakukan efisiensi biaya tenaga kerja dan

efisiensi biaya bahan baku. Selain itu, rasio NFATA memiliki pengaruh

negatif yang lemah terhadap kondisi financial distress, sehingga

perusahaan harus mampu meningkatkan rasio NFATA dengan cara

menambah fixed assets produktif yang menunjang operasional perusahaan

misalnya dengan membangun pabrik baru, gudang baru, dan membeli

peralatan baru, yang nantinya dapat dijual atau dijadikan jaminan apabila

perusahaan menunjukkan sinyal-sinyal terjadinya kondisi financial

distress.

2. Bagi Investor dan calon investor

Dalam melakukan investasi pada perusahaan manufaktur, investor maupun

calon investor harus memperhatikan nilai dari rasio NIS dan NFATA, serta

Page 88: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

menggunakannya dalam analisis investasi. Perusahaan yang memiliki rasio

NIS dan NFATA yang baik memiliki risiko financial distress yang lebih

kecil sehingga investor dapat mempertahankan investasinya dan calon

investor dapat memilih untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut.

3. Bagi kalangan akademis

Bagi penelitian selanjutnya dapat mengembangkan kriteria penetapan

sampel financial distress, menambah jumlah sampel perusahaan dan rasio

keuangan lainnya sehingga dapat memperbanyak sampel penelitian dan

menambah faktor-faktor lain yang diduga mempunyai pengaruh terhadap

kemungkinan suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress.

C. Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini hanya menggunakan populasi perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini mengakibatkan kemungkinan

hasil penelitian ini tidak bisa digeneralisasikan untuk semua jenis

perusahaan.

2. Penetapan sampel perusahaan yang mengalami kondisi financial distress

diwakili oleh perusahaan manufaktur yang delisted.

3. Penelitian ini belum memasukkan rasio keuangan yang berasal dari

laporan arus kas.

Page 89: analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

D. Saran

1. Penelitian selanjutnya harus mengembangkan sampel, tidak hanya pada

perusahaan manufaktur saja tetapi dapat menggunakan perusahaan selain

perusahaan manufaktur.

2. Kriteria penetapan sampel perusahaan financial distress harus

dikembangkan, tidak hanya berdasarkan pada kriteria delisted saja.

3. Rasio-rasio keuangan yang terdapat pada laporan arus kas dapat digunakan

untuk penelitian berikutnya.