Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS POLA SEBARAN PERMUKIMAN DI
KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI
TAHUN 2008 DAN TAHUN 2018
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Jurusan Geografi Fakultas Geografi
Oleh:
ENNI INTAN PERTIWI
E100150151
PROGRAM STUDI GEOGRAFI
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
i
ii
iii
1
ANALISIS POLA SEBARAN PERMUKIMAN
DI KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI
TAHUN 2008 DAN TAHUN 2018
Abstrak
Permukiman merupakan suatu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Dari deretan lima kebutuhan hidup manusia sandang
(pakaian), pangan (makanan), papan (permukiman), pendidikan dan kesehatan,
nampak bahwa permukiman menempati posisi yang sentral, dengan demikian
peningkatan permukiman akan meningkatkan pula kualitas hidup. Saat ini
manusia bermukim bukan sekedar sebagai tempat berteduh, namun lebih dari itu
mencakup rumah dan segala fasilitasnya seperti persediaan air minum,
penerangan, transportasi, pendidikan, kesehatan dan lainnya. Penelitian ini
bertujuan untuk : (1) Mengetahui pola permukiman di Kecamatan Wonogiri
Tahun 2008 dan Tahun 2018; (2) Mengetahui perkembangan dan perubahan pola
permukiman di Kecamatan Wonogiri Tahun 2008 dan Tahun 2018; (3)
Menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan perubahan dan perkembangan pola
permukiman di Kecamatan Wonogiri Tahun 2008 dan Tahun 2018. Metode
penelitian yang digunakan untuk mengetahui pola persebaran permukiman yaitu
dengan menggunkan Nearest Neighbour Analysis. Sedangkan untuk mengetahui
faktor perkembangan dan perubahan pola Tahun 2008 dan Tahun 2018
menggunakan Overlay. Hasil dari penelitian ini menunjukan (1) Pola permukiman
Kecamatan Wonogiri pada tahun 2008 didominasi oleh pola mengelompok
dimana dari 15 desa jumlah desa berpola mengelompok ada 8, menyebar 6 Desa
dan seragam 1 Desa. Sedangkan pola permukiman pada tahun 2018 didominasi
oleh pola menyebar dengan perbandingan jumlah desa mengelompok ada 6,
menyebar 6 Desa dan seragam 3 Desa; (2) Pola permukiman tiap desa di
Kecamatan Wonogiri dari Tahun 2008 sampai Tahun 2018 mengalami
perkembangan pola, sedangkan perubahan pola permukiman terdapat 4 desa, yaitu
Desa Pokoh Kidul dan Desa Bulusulur yang semula mengelompok jadi menyebar,
sedangkan Desa Giripurwo dan Desa Wonokarto mengalami perubahan dari pola
menyebar menjadi seragam (tersebar merata); (3) Faktor yang mempengaruhi
perkembangan dan perubahan pola di Kecamatan Wonogiri yaitu kemiringan
lereng, ketinggian tempat, kepadatan penduduk, keterjangkauan, dan tingkat
sebaran fasilitas umum.
Kata Kunciq: pola, permukiman, perkembangan, perkembangan, dan faktor.
Abstract
Settlement is basic needs that very important in human life. Out of 5 human
needs clothing (clothes), food (food), place (settlement), education, and health, it
appears that settlements occupy a central position, therefore an increase in
settlements also improve the quality of life. Now humans live not just as a shelter
but more that includes houses and all facilities like stock of drinking water,
2
lighting, transportation, education, health etc. The aims of this research (1) To
describe the settlement patterns of districts Wonogiri in 2008 and 2018. (2) To
describe developments and changes in settlement patterns of districts Wonogiri in
2008 and 2018. (3) To analyze the factors that cause changes and developments in
settlement patterns of districts Wonogiri in 2008 and 2018. Reseach method used
know settlement distribution patterns that is used Nearest Neighbour Analysis.
While to know factors of development and pattern change in 2008 and 2018 used
overlay. Result of the research (1) Settlement patterns in Wonogiri Subdistrict in
2008 were dominated by cluster patterns in which of the 15 villages there were 8
clustered patterns, random patterns 6 villages and dispersed patterns 1 Village.
While the settlement pattern in 2018 is dominated by a random pattern with a ratio
of the number of villages clustered there are 6, spread 6 villages and dispersed
pattern 3 villages; (2) The settlement pattern of each village in Wonogiri District
from 2008 to 2018 has experienced a developmental pattern, while the settlement
patterns change there are 4 villages, namely Pokoh Kidul Village and Bulusulur
Village which were originally clustered (random pattern), whereas Giripurwo
Village and Wonokarto Village experienced a change from a random pattern to a
uniform pattern (dispersed pattern); (3) Factors that influence the development
and change of patterns in Wonogiri Subdistrict are slope slope, altitude,
population density, affordability, and level of distribution of public facilities.
Keyword : pattern, settlement, development, change and factor.
1. PENDAHULUAN
Permukiman adalah bagian permukaan bumi yang dihuni manusia meliputi segala
sarana dan prasarana yang menunjang kehidupannya yang menjadi satu kesatuan
dengan tempat tinggal yang bersangkutan. (Sumaatmadja, 1988). Nursid
Sumaatmadja (1981) mengemukakan bahwa “penyebaran gejala dan fakta tidak
merata tersebar dari satu wilayah ke wilayah lain”. Fenomena sebaran yang terjadi
akan membentuk berbagai pola penyebaran. Pola penyebaran itu dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu pola bergerombol (cluster pattern), tersebar tidak
merata (random pattern), dan tersebar merata (dispersed pattern)”. Untuk
menganalisa berbagai pola penyebaran, salah satu konsep yaitu analisis tetangga
terdekat. Analisa tetangga terdekat ini memerlukan data tentang jarak antara satu
pemukiman dengan pemukiman paling dekat yaitu pemukiman tetangganya yang
terdekat. (Peter Hagget dalam Bintarto dan Surastopo 1979). Pola permukiman
menurut Singh dalam Ritohardoyo (1989: 54), membedakan permukiman menjadi
tiga kelompok antara lain: (1). Pola permukiman mengelompok biasanya
3
dipengaruhi oleh faktor-faktor permukaan lahan yang datar, lahan subur, curah
hujan relatif kurang, kebutuhan akan kerja sama, ikatan sosial, ekonomi, agama,
kurangnya keamanan waktu lampau, tipe pertanian, lokasi industri dan mineral,
(2). Pola permukiman seragam yaitu pola suatu permukiman dapat dipengaruhi
pula oleh lingkungan fisikal seperti relief, sumber air, jalur drainase, kondisi
lahan, serta kondisi sosial ekonomi, tata guna lahan, rotasi tanaman, prasarana
transportasi, komunikasi serta kepadatan penduduk. (3). Pola permukiman
tersebar biasanya dipengaruhi oleh topografi yang kasar, keanekaragaman
kesuburan lahan, curah hujan, air permukaan yang melimpah, keamanan waktu
lampau dan suasana kota. Berdasarkan uraian permasalahan di atas maka penulis
tertarik untuk melakukan kajian pola permukiman dengan judul : “Analisis Pola
Sebaran Permukiman Di Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri Tahun 2008
Dan Tahun 2018”
2. METODE
Penelitian ini terbagi dalam beberapa tahapan kegiatan dimana tahap pertama
yaitu persiapan data primer dan sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
Selanjutnya, tahap kedua dilakukan pengklasifikasian atau digitasi menggunakan
sistem informasi geografis (SIG) guna mengetahui sebaran permukiman di tahun
2008 dan 2018. Tahap ketiga berupa pengolahan data menggunakan analisis
spasial tetangga terdekat atau ncarest-neighbour yang mana dilakukan
penghitungan untuk mengetahui tipe pola permukiman di Kecamatan Wonogiri
serta melakukan analisis perkembangan atau rubahan pola permukiman yang
terjadi di Kecamatan Wonogiri dan faktor dominan yang mempengaruhi adanya
perkembangan dan rubahan tersebut.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pola Permukiman
3.1.1 Pola Permukiman Kecamatan Wonogiri Tahun 2008
Pola permukiman Kecamatan Wonogiri Tahun 2008 merupakan dasar dari
pengindikasian perkembangan dan perubahan pola tahun 2018, pada dasarnya
4
pengindikasian perkembangan dan perubahan pola ini untuk melihat seberapa
besar tingkat perkembangan dan perubahan pola dalam jangka waktu 10 tahun
yang nantinya dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian selanjutnya.
Berdasarkan penelitian ada 1 desa yang memiliki pola permukiman seragam
(tersebar merata) yaitu desa Giritirto, hal ini dikarenakan luas wilayahnya sempit
jika dibandingan dengan desa lain sedangkan jumlah bangunan yang ada
didalamnya tinggi (1864). Jumlah pola permukiman menyebar (tersebar tidak
merata) sebanyak 6 desa yaitu Wonoboyo, Giripurwo, Wonokarto, Sonoharjo,
Wonokerto dan Wonoharjo sedangkan sebagian besar lainnya (8 desa) termasuk
dalam kategori pola permukiman mengelompok. Jika dilihat dari jumlah desa
yang masuk kedalam kategori terbanyak maka menunjukkan bahwa Kecamatan
Wonogiri pada tahun 2008 didominasi oleh permukiman mengelompok, hal
tersebut jika hanya dilihat dari sudut pandang luas wilayah dan jumah penduduk
maka menunjukan di daerah tersebut memiliki tingkat kepadatan penduduk yang
rendah.
3.1.2 Pola Permukiman Kecamatan Wonogiri Tahun 2018
Pola permukiman Kecamatan Wonogiri Tahun 2018 merupakan bentukan pola
permukiman yang ada di daerah tersebut. Seperti yang sudah dijelaskan pada sub
bab sebelumnya bawasannya pola permukiman tahun 2008 merupakan dasar
pembanding untuk pola permukiman tahun 2018, maka berdasarkan hasil yang
telah dibuat pola permukiman Kecamatan Wonogiri menunjukan bahwa ada 3
desa yang memiliki pola permukiman seragam (tersebar merata) yaitu desa
Giripurwo, Giritirto dan Wonokarto hal ini dikarenakan luas wilayahnya sempit
jika dibandingan dengan desa lain sedangkan jumlah bangunan yang ada
didalamnya tinggi. Jumlah pola permukiman menyebar (tersebar tidak merata)
sebanyak 6 desa yaitu Pokoh Kidul, Bulusulur, Wonoboyo, Sonoharjo,
Wonokerto dan Wonoharjo sedangkan 6 desa lainnya seperti Sendang, Wuryorejo,
Purworejo, Giriwono, Purwosari dan Manjung termasuk dalam kategori pola
permukiman mengelompok. Jika dilihat dari jumlah desa yang masuk kedalam
kategori terbanyak maka menunjukkan bahwa Kecamatan Wonogiri pada tahun
2018 didominasi oleh permukiman menyebar (tersebar tidak merata), hal tersebut
5
jika hanya dilihat dari sudut pandang luas wilayah dan jumah penduduk maka
menunjukan di daerah tersebut sedang mengalami masa transisi dari pola
mengelompok menjadi pola seragam, hal tersebut diperkuat dengan adanya
penambahan jumlah pada pola seragam dan pengurangan pada pola
mengelompok.
3.2 Perkembangan dan Perubahan Pola Permukiman
Perkembangan dan perubahan merupakan suatu tindakan dinamis yang tidak
dapat dihindari seiring berjalannya waktu, baik perubahan yang berdampak positif
seperti memajukan taraf perekonomian maupun perubahan yang dampak negatif
seperti kemacatan dan lain sebagainya. Pola permukiman pada suatu wilayah
dapat diamati dan dibandingkan dalam jangka waktu tertentu, disini penulis
memilih rentang waktu 10 tahun sebagai pembanding pola, dimana nantinya
mendapatkan hasil daerah daerah mana saja yang mengalami perkembangan dan
perubahan, seperti pada tabel 4.3 Perkembangan dan Perubahan Pola Permukiman
Kecamatan Wonogiri Tahun 2008 dan Tahun 2018.
Pola permukiman Kecamatan Wonogiri dari tahun 2008 ke tahun 2018
terus mengalami perkembangan, perkembangan pola tersebut dilihat adanya
penambahan jumlah bangunan permukiman di semua desa sehingga semua desa
di Kecamatan Wonogiri dapat dikatakan mengalami perkembangan.
Perkembangan jumlah bangunan mempengaruhi pola yang tercipta dalam suatu
desa, perkembangan permukiman yang hanya mengikuti area-area yang
sebelumnya sudah ada pada permukiman sebelumnya akan menghasilkan pola
yang sama antara tahun 2008 dan 2018, seperti pada 11 desa di Kecamatan
Wonogiri yaitu Sendang, Wuryorejo, Purworejo, Wonoboyo, Giritirto, Giriwono,
Purwosari, Manjung, Sonoharjo, Wonokerto dan Wonoharjo, sedangkan
perkembangan yang menyebabkan perubahan pola terdapat 4 desa yaitu Desa
Pokoh Kidul dan Desa Bulusulur yang semula mengelompok jadi menyebar,
sedangkan Desa Giripurwo dan Desa Wonokarto mengalami perubahan dari pola
menyebar menjadi seragam (tersebar merata)
6
Tabel 1 Perkembangan dan Perubahan Pola Permukiman Kecamatan Wonogiri Tahun 2008 dan Tahun 2018
No Nama Desa
Luas
Wilayah
(Km2)
Tahun 2008 Tahun 2018
Keterangan Jumlah
Bangunan NNRatio
Pola
Permukiman
Jumlah
Bangunan NNRatio
Pola
Permukiman
1 Sendang 8,46 1102 0.46895 Mengelompok 1245 0.473448 Mengelompok Berkembang
2 Wuryorejo 11,38 832 0.330821 Mengelompok 1118 0.377504 Mengelompok Berkembang
3 Pokoh Kidul 9,71 1231 0.465395 Mengelompok 1599 0.75796 Menyebar Berkembang
dan Berubah
4 Purworejo 3,96 1097 0.667709 Mengelompok 1642 0.681238 Mengelompok Berkembang
5 Bulusulur 4,79 1188 0.63409 Mengelompok 1940 0.732083 Menyebar Berkembang
dan Berubah
6 Wonoboyo 2,70 1981 0.815379 Menyebar 2322 1.079902 Menyebar Berkembang
7 Giripurwo 1,02 2182 1.260058 Menyebar 2401 1.492915 Seragam Berkembang
dan Berubah
8 Giritirto 0,65 1864 1.483108 Seragam 1964 1.526993 Seragam Berkembang
9 Giriwono 10,91 1172 0.408849 Mengelompok 1808 0.459788 Mengelompok Berkembang
10 Wonokarto 1,16 1493 1.121978 Menyebar 1835 1.481743 Seragam Berkembang
dan Berubah
11 Purwosari 5,97 1125 0.653953 Mengelompok 1510 0.662238 Mengelompok Berkembang
12 Manjung 4,99 726 0.570272 Mengelompok 882 0.583446 Mengelompok Berkembang
13 Sonoharjo 5,71 968 0.763199 Menyebar 1383 0.776084 Menyebar Berkembang
14 Wonokerto 5,95 1114 0.731803 Menyebar 1259 0.751891 Menyebar Berkembang
15 Wonoharjo 5,55 995 0.78742 Menyebar 1134 0.791292 Menyebar Berkembang
Sumber : Penulis, 2019
7
Berdasarkan Tabel 1 Perkembangan dan Perubahan Pola Permukiman
Kecamatan Wonogiri Tahun 2008 dan Tahun 2018, pola permukiman Kecamatan
Wonogiri dari tahun 2008 ke tahun 2018 terdapat 4 desa yang mengalami
perubahan pola, yaitu Desa Pokoh Kidul dan Desa Bulusulur yang semula
mengelompok jadi menyebar, sedangkan Desa Giripurwo dan Desa Wonokarto
mengalami perubahan dari pola menyebar menjadi seragam (tersebar merata).
Selain hal tersebut perkembangan pola permukiman di 11 desa lainnya dapat
dikatakan progresif yang mana semua desa trus mengalami pertumbuhan jumlah
bangunan.
Perkembangan dan perubahan pola permukiman ini pada dasarnya adalah
inti dari topik permasalahan yang diamati pada penelitian ini, dilihat dari
perbandingan jumlah desa yang mengalami perubahan pola maka menunjukan
bahwa ditahun 2008 hanya terdapat 1 desa yang berpola seragam sedangkan
ditahun 2018 terdapat 3 desa yang berpola seragam artinya ada peningkatan
jumlah bangunan yang menyebar di daerah tersebut hingga hampir memenuhi luas
wilayah desanya. Beralih pada perbandingan jumlah pola permukiman menyebar
(tersebar tidak merata) pada tahun 2008 dan 2018 jumlah desa yang berpola
menyebar menunjukkan jumlah yang sama yaitu sejumlah 6 desa, namun jika
dilihat dari nama desanya keenam desa yang memiliki pola menyebar di tahun
2008 dan 2018 berbeda hal tersebut artinya ada peningkatan jumlah banguan yang
mulai menyebar namun belum sepenuhnya merata. Perbandingan pola
permukiman mengelompok pada tahun 2008 dengan 2018 menunjukan bahwa
adanya pengurangan jumlah desa yang termasuk kedalam pola mengelompok
dimana ditahun 2008 jumlah desa yang berpola mengelompok sejumlah 8
sedangkan ditahun 2018 hanya terdapat 6 desa yang berpola mengelompok.
Berikut adalah peta pola permukiman tahun 2018 di Kecamatan Wonogiri
8
Gambar 1. Peta Pola Permukiman Kecamatan Wonogiri Tahun 2018
9
3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Permukiman
Hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi pola permukiman dengan pola
persebaran permukiman penduduk di Kecamatan Wonogiri baik faktor fisik
maupun sosial ekonomi dalam penelitian ini hanya memilih beberapa faktor saja
yang pengaruhnya signifikan dan bukan kebetulan belaka. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pola permukiman adalah kemiringan lereng, ketinggian tempat,
sember air, kepadatan penduduk, keterjangkauan, dan tingkat sebaran fasilitas
umum.
Tabel 2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Permukiman
No Nama Desa
Pola
Faktor-Faktor
Kemiringan
Lereng
Ketinggian
tempat
(mdpal)
Tingkat
Kepadatan
Jarak
Relatif
Fasilitas
Umum
1 Sendang Berkembang II-IV 249-775 Sangat Rendah Jauh Sedang
2 Wuryorejo Berkembang I-IV 73-425 Sangat Rendah Dekat Sedang
3 Pokoh
Kidul
Berkembang
dan Berubah I-II 73-249
Sangat Rendah Sedang Sedang
4 Purworejo Berkembang I 73-249 Rendah Dekat Rendah
5 Bulusulur Berkembang
dan Berubah I-II
73-249
Rendah Sedang Sedang
6 Wonoboyo Berkembang I-II 73-249 Sedang Dekat Tinggi
7 Giripurwo Berkembang
dan Berubah I-III 73-249
Padat Sangat
Dekat Tinggi
8 Giritirto Berkembang I-IV 73-600 Sangat Padat Dekat Tinggi
9 Giriwono Berkembang I-IV 73-425 Sangat Rendah Dekat Sedang
10 Wonokarto Berkembang
dan Berubah I 73-249
Padat Sedang Tinggi
11 Purwosari Berkembang I-II 73-249 Rendah Jauh Sedang
12 Manjung Berkembang I-II 73-249 Sangat Rendah Jauh Sedang
13 Sonoharjo Berkembang
I-II 73-425
Rendah Sangat
Jauh Sedang
14 Wonokerto Berkembang I-II 73-249
Sangat Rendah Sangat
Jauh Sedang
15 Wonoharjo Berkembang I-II 73-249
Sangat Rendah Sangat
Jauh Sedang
Sumber : Penulis, 2019
Perkembangan dan perubahan pola permukiman tiap desa sangatlah
berbeda-beda, pembahasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan pola permukiman secara garis besar dipengaruhi oleh kemiringan
lereng, ketinggian tempat, tingkat kepadatan, keterjangkauan atau jarak relatif dan
fasilitas umum namun faktor yang mempengaruhi perubahan pola permukiman di
Kecamatan Wonogiri lebih spesifik tiap desannya. Dalam penelitian pola
10
permukiman tahun 2008 dan tahun 2018 terdapat 4 (empat) desa yang memiliki
perubahan pola yaitu Desa Pokoh Kidul dan Desa Bulusulur yang semula
mengelompok jadi menyebar, sedangkan Desa Giripurwo dan Desa Wonokarto
mengalami perubahan dari pola menyebar menjadi seragam (tersebar merata).
Faktor pendukung dominan perubahan pola permukiman mengelompok
menjadi pola menyebar di Desa Pokoh Kidul yaitu kemiringan lerengnya datar
(kelas 0-15%) dan tingkat kepadatannya yang rendah sehingga dapat diasumsikan
di desa Pokoh Kidul pertumbuhan bangunan permukimannya tersebar atau
membentuk komples permukiman di area yang sebelumnya bukan area
permukiman. Faktor pendukung dominan perubahan pola permukiman
mengelompok menjadi pola menyebar di Desa Bulusulur yaitu kemiringan
lerengnya datar (kelas 0-15%) dan tingkat kepadatannya yang rendah sehingga
dapat diasumsikan di desa Pokoh Kidul pertumbuhan bangunan permukimannya
tersebar atau membentuk komples permukiman di area yang sebelumnya bukan
area permukiman karena jika diamati perubahannya dari tahun 2008 ke 2018
terlihat jelas bahwa di tahun 2008 permukiman di desa wonogiri mengelompok
mengikuti jalan raya. Faktor pendukung dominan perubahan pola permukiman
menyebar menjadi seragam (tersebar merata) di Desa Giripurwo yaitu tingkat
kepadatan penduduk tinggi, fasilitas umumnya banyak dan jarak
keterjangkauannya dekat sehingga adanya perubahan penduduk yang awalnya
menyebar menjadi seragam (tersebar merata) karena pertumbuhan jumlah
banguannya berada dan tersebar di seluruh area desa Giripurwo. Faktor
pendukung dominan perubahan pola permukiman menyebar menjadi seragam
(tersebar merata) di Desa Wonokarto yaitu tingkat kepadatan penduduk tinggi,
fasilitas umumnya banyak dan jarak keterjangkauannya dekat sehingga adanya
perubahan penduduk yang awalnya menyebar menjadi seragam (tersebar merata)
karena pertumbuhan jumlah banguannya berada dan tersebar di seluruh area desa
Wonokarto.
11
4. PENUTUP
Berdasarkan tujuan penelitian, maka penulis dalam penelitian ini dapat
menyimpulkan sebagai berikut :
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil dan analisis pembahasan penelitian Analisis Pola Sebaran
Permukiman Di Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri Tahun 2008 Dan
Tahun 2018 menunjukan bahwa :
1) Pola permukiman Kecamatan Wonogiri pada tahun 2008 didominasi oleh
pola mengelompok dimana dari 15 desa jumlah desa berpola mengelompok
ada 8, menyebar 6 Desa dan seragam 1 Desa. Sedangkan pola permukiman
pada tahun 2018 didominasi oleh pola menyebar dengan perbandingan
jumlah desa mengelompok ada 6, menyebar 6 Desa dan seragam 3 Desa.
2) Pola permukiman Kecamatan Wonogiri dari tahun 2008 ke tahun 2018
terdapat 4 desa yang mengalami perubahan pola, yaitu Desa Pokoh Kidul dan
Desa Bulusulur yang semula mengelompok jadi menyebar, sedangkan Desa
Giripurwo dan Desa Wonokarto mengalami perubahan dari pola menyebar
menjadi seragam (tersebar merata). Sedangkan 11 Desa lainnya mengalami
perkembangan pola permukiman.
3) Faktor yang mempengaruhi perkembangan dan perubahan pola di Kecamatan
Wonogiri yaitu kemiringan lereng, ketinggian tempat, kepadatan penduduk,
keterjangkauan, dan tingkat sebaran fasilitas umum. Namun faktor yang
dominan berpengaruh (sagnifikan) terhadap perkembangan pola permukiman
tiap desa di Kecamatan Wonogiri adalah keminngan lereng dan ketinggian
tempat. Sedangkan faktor yang sangat mendukung untuk perubahan pola
permukiman yaitu aksesibilitas dan fasilitas umum yang tinggi pada Desa
Pokoh Kidul, Bulusulur, Giripurwo dan Wonokarto.
4.2 Saran
1) Diharapkan dengan diketahui pola permukiman dan faktor-fakter yang
mempengaruhi maka dapat dijadikan pertimbangan pemerintah yang
berwenang dan berkompeten dalam pengembangan daerah pedesaan baik
12
dalam menyusun rencana pengembangan maupun dalam pertimbangan untuk
pelaksanaan pengembangan permukiman.
2) Diharapkan dengan adanya agihan pola permukiman yang disajikan ke dalam
bentuk peta, dapat disusun suatu arahan permukiman mana saja didalam suatu
wilayah yang memerlukan prioritas pengembangan. Hai ini penting dalam
rangka pemerataan dan peningkatan taraf hidup serta kesejahteraan penduduk
tiap desa di Kecamatan Wonogiri, dalam kaitannya dengan pengadaan sarana
dan prasarana pelayanan permukiman
DAFTAR PUSTAKA
Nursid Sumaatmadja. 1981. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa
Keruangan. Bandung: alumni. 1988. Geografi Pembangunan. Jurnal.
Jakarta. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
Ritohardoyo, Su. 1989. Beberapa Dasar Klasifikasi dan Pola Permukiman.
Yogyakarta: Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada.