Upload
others
View
35
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA MOTIVASI PADA LIRIK LAGU “ZONA
NYAMAN” KARYA FOURTWNTY
SKRIPSI
OLEH :
LARASATI NURINDAHSARI
G.331.14.0057
PROGRAM STUDI S1 – ILMU KOMUNIKASI
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS SEMARANG
2019
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
“Tetap semangat dan terus berjuang, Kau adalah bagian dari
doa seseorang.”
vii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, atas rahmat dam hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini penulis persembahkan
untuk:
Allah S.W.T dan junjungan nabi besar Muhammad SAW yang tidak
berhenti-berhentinya memberikan kemudahan dan rahmat-Nya kepada
penulis,
Untuk para dosen FTIK khususnya jurusan Ilmu Komunikasi tercinta yang
telah membimbing saya dan memberikan ilmu serta pengalamannya,
Untuk Alm Bapak, Ayah, Ibu, Uti, Mbak Ririn, Mbak Puput, Nindi, Mas
Adit, Madun yang selalu memberikan dukungan moril bagi saya,
Untuk teman-teman ilmu komunikasi angkatan 2014 baik kelas pagi
maupun kelas sore yang telah menemani dan menjadi teman seperjuangan
selama perkulihan,
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan sykur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat,
dan hidayah-Nya yang senantiasa dilimpahkan kepada penulis, sehingga
bisa menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Semiotika Makna
Motivasi Pada Lirik Lagu Zona Nyaman Karya Fourtwnty” sebagai
syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana
Fakultas Teknologi dan Informasi di jurusan Ilmu Komunikasi Universitas
Semarang.
Dalam menyusun skripsi ini banyak hambatan serta rintangan yang
penulis hadapi namun pada akhrinya dapat melaluinya karena adanya
bimbingan dan bantuan dari bebragai pihak baik secara moral maupun
spiritual. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terimakasih kepada :
1. Bapak Susanto, S.Kom.,M.Kom. selaku Dekan Fakultas Teknologi
Informasi dan Komunikasi Universitas Semarang.
2. Ibu Errika Dwi Setya Watie, S.Sos, M.I.Kom. selaku dosen
pembimbing utama dan Bapak Yuliyanto Budi Setiawan, S.Sos, M.Si.
selalu dosen pembimbing pendamping yang telah memberikan banyak
masukan, saran, dan telah mengeluarkan waktu untuk membantu
penulis menyelesaikan skripsi ini.
ix
3. Bapak/Ibu dosen pengajar serta staff (Pak Galih TU) di program studi
Ilmu Komunikasi atas bantuan yang sudah diberikan kepada penulis
selama menempuh pendidikan sarjana.
4. Alm. Bapak yang sangat saya sayangi dan rindukan atas doa dan kasih
sayang yang tulus yang telah diberikan sehingga penulis bersemangat
dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Keluarga tercinta, Ayah, Ibu, Uti, Mbak Puput, Nindi, dan Mas Adit
yang telah memerikan dukungan serta kasih sayang yang luar biasa
sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
6. Sahabat seperjuangan, Ilmu Komunikasi 2014 maupun Fakultas Lain
baik kelas pagi maupun kelas sore. Khususnya sahabatku Nirma Aulia,
(Madun, Niken, Intan, Senja, Mbak Mel, Bayu, Hans, Bait, Pipin,
Latip, WS, Luki) dan teman seangkatan Ilkom 2014 serta kakak dan
adik tingkat yang telah memberikan semangat dan menjadi sahabat
baik untuk bertukar pikiran selama di kampus.
7. Sahabat di rumah Ucek, Merry, Sule, Ci, Isyana, Tayo, Luluk, Ucup,
Koneng, Taya, Ical, Alim, Zoro, Eci, Imot, Inul, yang telah betahun-
tahun menjadi teman yang sangat baik.
8. Serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu
yang telah membantu kelancaran dalam menyusun skripsi ini.
x
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu semua kritik dan saran dari seluruh
pihak akan bermanfaat demi menyempurnakan kesempurnaan skripsi ini.
Dengan segala kerendahan hati, semoga skripsi yang telah disusun ini
dapat bermanfaat bagi penulis pribadi, para pembaca dan masyarakat
semuanya serta berguna pula bagi perkembangan dunia pendidikan dan
ilmu komunikasi khususnya bagi mahasiswa Universitas Semarang.
Semarang, 11 Februari 2019
Larasati Nurindahsari
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SKRIPSI ................................ iv
LEMBAR PERYATAAN ..................................................................... v
MOTTO ............................................................................................... vi
PESEMBAHAN ................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ...................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................ xi
ABSTRAK ........................................................................................ xiii
ABSTRACT ....................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah ...................................................................... 11
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 11
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 11
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Teori Semiotika Ferdinand De Saussure ....................................... 12
2.2 Lirik Lagu...................................................................................... 24
2.3 Makna ............................................................................................ 27
2.4 Motivasi ........................................................................................ 29
Kerangka Berfikir................................................................................ 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 31
3.2 Bentuk dan Strategi Penelitian ...................................................... 32
xii
3.3 Data dan Sumber Data .................................................................. 33
3.3.1 Data Primer ........................................................................... 33
3.3.2 Data Sekunder ..................................................................... 34
3.4 Teknik Sampling ........................................................................... 37
3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 37
3.5.1 Observasi Non Partisipan ..................................................... 37
3.5.2 Studi Pustaka ........................................................................ 37
3.6 Validitas Data ................................................................................ 38
3.7 Teknik Analisis Data ..................................................................... 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ............................................. 41
4.1.1 Lirik Lagu Zona Nyaman ................................................. 41
4.1.2 Sejarah Fourtwnty ............................................................. 43
4.2 Temuan penelitian ......................................................................... 45
4.2.1 Analisis Bait I “Zona Nyaman” ........................................ 46
4.2.2 Analisis Bait II “Zona Nyaman” ...................................... 48
4.2.3 Analisis Bait III “Zona Nyaman” ..................................... 52
4.2.4 Analisis Bait IV “Zona Nyaman” ..................................... 55
4.3 Pembahasan ................................................................................... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 64
5.2 Implikasi ........................................................................................ 64
5.3 Saran .............................................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Analisis Semiotika Makna Motivasi Pada
Lirik Lagu Zona Nyaman Karya Fourtwnty”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pesan motivasi yang ingin disampaikan lewat lirik lagu
tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penlitian
kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Sementara teknik
analisis yang digunakan adalah teknik analisis semiotika Ferdinand de
Saussure. Teori semiotika Ferdinand de Saussure fokus pada petanda dan
penanda serta hubungan sintagmatik dan paradigmatik.
Pada setiap lirik lagu ini menggunakan perumpaan sehingga bisa
dianalisis dengan teori semitika Ferdinand de Saussure. Penelitian ini
menemukan kesimpulan bahwa makna yang terkandung dalam lagu Zona
Nyaman ini adalah sebuah pesan motivasi untuk lebih berani keluar dari
zona nyaman demi kehidupan yang lebih baik.
xiv
ABSTRACT
This thesis is entitled "Semiotic Analysis of the Meaning of Motivation in
the Lyrics of Fourtwnty's Works of Comfortable Zone". This study aims to find out
the message of motivation to be conveyed through the lyrics of the song.
The research method used is a qualitative research method with a
qualitative descriptive approach. While the analysis technique used is the semiotic
analysis technique Ferdinand de Saussure. Ferdinand de Saussure's semiotic
theory focuses on markers and markers and syntagmatic and paradigmatic
relationships.
Each song lyrics uses illustrations so that it can be analyzed with the
semitic theory of Ferdinand de Saussure. This study found the conclusion that the
meaning contained in the song Comfortable Zone is a message of motivation to be
more courageous to get out of the comfort zone for a better life.
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Musik merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan komunikasi. Musik dapat berupa instrumental, vokal,
atau gabungan dari keduanya. Musik mengharmonisasikan olahan vokal,
harmoni melodi, ritme, dan tempo yang seringkali digunakan sebagai salah
satu sarana pengungkapan emosi seseorang. Lantunan musik biasanya
diciptakan untuk menggambarkan keadaan tertentu, baik itu susah,senang,
tentang alam atau kehidupan, sehingga jika kita bisa menikmati musik sesuai
yang kita senangi, maka dapat memberikan suatu ketenangan, inspirasi dan
juga sebagai motivasi (Djohan, 2005 : 9).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 602), musik adalah ilmu
atau seni menyusun nada atau suara diutarakan, kombinasi dan hubungan
temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai
keseimbangan dan kesatuan, nada atau suara yang disusun sedemikian rupa
sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan (terutama yang dapat
menghasilkan bunyi-bunyi itu). Musik termasuk salah satu media komunikasi
audio.
Musik merupakan salah satu cara dalam melakukan kegiatan komunikasi
melalui suara yang diharapkan mampu menyampaikan pesan dengan cara
yang berbeda. Musik adalah bagian dari sebuah karya seni. Seni adalah bagian
penting dalam sistem peradaban manusia yang terus bergerak sesuai dengan
2
perkembangan budaya, teknologi dan ilmu pengetahuan. Sebagai bagian dari
sebuah karya seni, musik mampu menjadi media bagi seseorang untuk
berkomunikasi dengan orang lain.
Salah satu tujuan dari musik adalah untuk media berkomunikasi. Tidak
banyak orang yang menyanyikan sebuah lagu hanya untuk menyenangkan diri
sendiri, kebanyakan orang menyanyikan sebuah lagu karena ingin didengar
oleh orang lain. Melalui musik musisi ingin menjelaskan, menghibur,
mengungkapkan pengalaman kepada orang lain. Musik adalah sarana bagi
para musisi, seperti kata-kata yang merupakan sarana bagi penulis lagu untuk
mengungkap apa yang diinginkan. Musik tercipta karena ada pesan yang
hendak disampaikan oleh pemusik.
Pemusik atau pencipta lagu mempunyai ide, gagasan, atau pengalaman
yang ingin disampaikan kepada orang lain. Selain itu musik juga sebagai alat
untuk mengekspresikan diri atau mengungkapkan pengalaman. Pengalaman
dapat berupa pengalaman fisik, maupun emosional. Maka dari itu tidak
mengherankan jika sangat banyak pemusik yang menggunakan tema-tema
yang beragam sesuai dengan realitas kehidupan yang sedang terjadi saat itu.
Musik juga sering digunakan sebagai sarana untuk mengajak bersimpati
tentang realitas yang sedang terjadi. Dengan demikian, musik juga dapat
menjadi inspirasi orang yang mendengarkannya, karena melalui musik yang
dialunkan memacu seseorang untuk bertindak, bersikap, bahkan dapat
mengubah pola hidupnya. Salah satu hal terpenting dalam sebuah musik
adalah keberadaan lirik lagunya, melalui lirik lagu pencipta lagu ingin
3
menyampaikan sebuah pesan yang merupakan pengekspresian dirinya. Lirik
lagu memiliki bentuk pesan berupa tulisan kata-kata dan kalimat yang dapat
digunakan untuk menciptakan suasana dan gambaran imajinasi tertentu
kepada pendengarnya sehingga dapat pula menciptakan makna-makna yang
beragam.
Melalui lirik yang ditulis oleh pencipta lagu pendengar juga diajak untuk
menginterpretasikan melalui otak yang menyimpan pengalaman dan
pengetahuan serta mengolahnya sebagai landasan dasar dalam mencerna lirik
lagu. Dalam pengertian lainnya sebuah lagu yang diciptakan secara cerdas bisa
membawa pendengar untuk menghayati dan meresapi makna positif dari
sebuah lirik, terlepas dari genre yang ada saat ini. Maka tidak heran bahwa
kebanyakan musisi tanah air menggunakan tema percintaan dalam pembuatan
musiknya. Karena dengan tema ini penyampaian maknanya mudah untuk
diterima masyarakat Indonesia.
Namun ditengah maraknya fenomena lagu dengan tema cinta, muncul
band indie asal Jakarta yaitu Fortwnty dengan lagu berjudul “Zona Nyaman”
yang mengandung unsur motivasi dan bisa merubah pola berpikir pada
umumnya. Fourtwnty ini sebenarnya bukanlah band pendatang baru, band ini
sudah lama terbentuk dari 20 April 2010. Band ini adalah bentukan dari Roby
Satria alias Roby Geisha yang sekaligus menjadi produser, musik director,
dan composer dari Fourtwnty. Robby merupakan gitaris dari band Geisha.
Disini terlihat bahwa Robby ingin memberikan warna baru dalam industri
musik dengan membentuk band indie Fourtwnty.
4
Fourtwnty ini memang bisa dikatakan berbeda dari band indie lainnya
karena mereka merupakan musisi multi-intstrumentalis yang mendedikasikan
dirinya untuk menyebarkan pesan toleransi, kedamaian, dan
pluralisme melalui musik dan konsep yang matang. Genre musiknya yaitu pop
acoustik folk. Musik folk adalah musik yang penuh dengan kesederhanaan dan
keseharian dalam lagunya. Selain Fourtwenty yang bergenre folk pop ada juga
band-band indie lainnya yaitu seperti Payung Teduh, Stars and Rabbit, Danila
Riyadi, Banda Neira, dan Silampukau.
Pada Desember 2014, Fourtwenty mengeluarkan mini album yang
berjudul “Setengah Dulu”. Album ini hanya awal dari upaya mereka untuk
menyebarkan pesan. Mereka telah memanjakan pendengar mereka dengan
nyaman dan lagu yang santai. Kemudian pada tanggal 17 Mei 2015 mereka
merilis album pertamanya yang berjudul “Lelaku”. Lelaku merupakan cara
seseorang dalam mendefinisikan perdamaian toleransi dan keragaman. Lelaku
dijadikan album pertama karena didefinisikan sebagai upaya seseorang untuk
menemukan pencerahan dalam menjalani hidup secara sederhana.
Pada tanggal 20 April 2017 lalu, tepat di hari jadi Fourtwnty ke 7 dirilis
lagu “Zona Nyaman”. Di mana lagu ini dipercaya untuk menjadi salah satu
soundtrack film Filosofi Kopi 2 : Ben & Jody. Lagu ini dirilis bersama dengan
mini album kedua yang berjudul “Jangan Minta Nambah”. Film Filosofi Kopi
2 ini merupakan season kedua. Dalam film ini menceritakan tentang apa yang
terjadi setelah mimpi mereka berdua (Ben & Jody ) difilm season pertama
terwujud yaitu berkeliling Indonesia untuk mencari “kopi terbaik”. Tapi
5
layaknya jalanan yang mereka lalui, mimpi tak selamanya lurus dan mulus.
Suatu hari di Bali, anggota pendiri Filosofi Kopi masing-masing memilih
untuk mengundurkan diri karena alasan mereka sendiri-sendiri. Yang tersisa
hanya Ben & Jody untuk menelusuri apakah mimpi mereka harus tetap begini,
atau berubah mengikuti situasi. Dengan hanya sisa mereka berdua, Ben &
Jody memutuskan untuk membuat sebuah mimpi baru—lebih tepatnya,
mencoba mewujudkan mimpi lama mereka dengan cara yang berbeda yaitu
kembali ke Jakarta dan membuat Filosofi Kopi kembali menjadi kopi nomor
satu di kota tempat mimpi mereka pertama tercipta.
Dengan latar belakang film itulah dipilih lagu “Zona Nyaman” untuk
mengisi soundstrack film ini karena sesuai dengan alur cerita yang
mengkisahkan untuk terus mencari ide dan memanfaatkan peluang yang ada,
jangan sampai hanya berada di zona nyaman. Tetapi keluarlah dan hadapi
masalah itu. Film Filosofi Kopi 2 ini pun bisa dikatakan cukup sukses karena
bisa mencapai 105.900 penonton. Walaupun tidak mencapai target 800.000
penonton, film filosofi kopi 2 ini bisa dikatakan salah satu film yang
membawa pesan yang sangat menarik, terutama untuk perihal persahabatan.
Melalui film tersebut Fourtwnty saat ini menjadi band yang familiar
dikalangan anak muda jaman sekarang. Hampir disetiap acara pensi (pentas
seni) menjadikan Fourtwnty sebagai guest starnya. Bahkan di Semarang
sendiri sering mengundang Fourtwnty untuk meramaikan sebuah acara pensi
baik itu acara kampus atau SMA. Viewers untuk lagu “Zona Nyaman” sendiri
di Youtube sudah mencapai hampir 77.089.800.000 penonton terhitung dari
6
tanggal 20 April 2017 sampai saat ini, untuk subscribernya pun sudah
mencapai 552.024.000 subscribers, untuk sosial media instagramnya sudah
mencapai 406.000 followers dan 665 postingan. Belum lagi tour-tour
manggung Fourtwnty diberbagai daerah di Indonesia. Ditambah dengan
prestasi yang diraih Fourtwenty diantaranya :
- Mendapatkan ICA (Indonesian Choice Award) dalam kategori
breakthrought artist of the year pada tahun 2018
Ini membuktikan bahwa Fourtwnty berhasil menjadi warna baru industri
musik di Indonesia. Dan melalui penghargaan ini Fourtwnty menjadi
pendongkrak band indie bergenre musik folk yang berkualitas sehingga
kehadirannya saat ini sangat di akui oleh masyarakat Indonesia khususnya
pada generasi muda saat ini.
Musik dan lagu sebagai sebuah pesan komunikasi dapat menyampaikan
pesan motivasi dalam konteks kehidupan untuk mendorong dan
menyemangati individu (dalam kasus lagu “Zona Nyaman” karya Fourtwnty
ini adalah para generasi muda khususnya) untuk tidak mau dimanjakan oleh
zona nyamannya demi tercapainya suatu tujuan yang lebih baik dan
mendapatkan kebahagiaan dalam hidup. Motivasi di sini dapat diartikan
sebagai tujuan jiwa yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-
aktivitas tertentu dan untuk tujuan tertentu terhadap situasi disekitarnya.
Adapun motivasi itu sendiri merupakan suatu kekuatan potensial dalam
diri seorang manusia, yang dapat dikembangkannya sendiri, atau oleh
7
sejumlah kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter,
dan imbalan non moneter, yang dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara
positif atau secara negatif. Sedangkan menurut Robbins (2003 : 208),
motivasi dapat didefinisikan sebagai satu proses yang menghasilkan suatu
intensitas, arah, dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai satu
tujuan. Intensitas menyangkut seberapa kerasnya orang berusaha di mana
intensitas yang tinggi tidak akan membawakan hasil yang diinginkan kecuali
kalau upaya itu diarahkan ke suatu tujuan yang menguntungkan
organisasi. Dari dua pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa makna
motivasi secara umum adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk
bertindak atau berperilaku tertentu dengan tujuan tertentu.
Motivasi dapat efektif (Armstrong, 1988 : 69) apabila:
1. Memahami proses motivasi, model kebutuhan, sasaran tindakan dan
pengaruh pengalaman dan harapan.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi, pola kebutuhan
yang mendorong ke arah sasaran dan keadaan dimana kebutuhan tersebut
ke arah sasaran dan keadaan dimana kebutuhan tersebut terpenuhi atau
tidak terpenuhi.
3. Mengetahui bahwa motivasi tidak dapat dicapai hanya dengan
menciptakan perasaan puas, karena banyak perasaan puas dapat
menimbulkan rasa cepat berpuas diri dan kelambanan.
4. Memahami bahwa di samping semua faktor di atas ada hubungan yang
kompleks antara motivasi dan prestasi kerja.
8
Diciptakannya lagu “Zona Nyaman” ini karena Fourtwnty ingin
lebih signifikan dalam mengartikan zona nyaman. Khususnya disini adalah
perihal pekerjaan (profesi). Zona nyaman itu sendiri adalah keadaan
dimana kita berada pada satu titik yang membuat kita seakan sudah
memiliki semuanya akan tetapi keadaan tersebutlah yang membuat kita
tidak berkembang. Apabila zona nyaman bisa diatur secara dinamis maka
akan banyak pengalaman baru yang didapatkan. Suatu pengalaman yang
mungkin tidak didapatkan kecuali keluar dari zona nyaman itu.
Lagu “Zona Nyaman” ini ditunjukan kepada orang-orang yang
terjebak dalam suatu pekerjaan yang membuatnya merasa seperti budak
sehingga dia tidak menjadi dirinya yang seutuhnya dan tidak bisa
mendapatkan kebahagiaan dalam hidup. Penggalan lirik lagu dari “Zona
Nyaman” :
Sembilu yang dulu biarlah berlalu
Bekerja bersama hati
Kita ini insan bukan seekor sapi
Sembilu yang dulu biarlah membiru
Berkarya bersama hati
Di dalam lirik tersebut mengandung makna motivasi bahwa kita
diciptakan sebagai manusia yang dikarunai pikiran dan akal sehat untuk
kita berpikir agar bisa menciptakan sesuatu yang kreatif dan bisa
memanfaatkan peluang yang ada, kita harus bekerja sesuai dengan passion
yang kita miliki. Jangan sampai kita hanya diperbudak oleh suatu
9
pekerjaan yang kita kerjakan selama hidup kita. Sehingga lagu ini dibuat
untuk memotivasi para generasi muda yang mempunyai banyak mimpi
jangan mau berada pada zona nyaman yang hanya memberikan kejenuhan
tetapi beranilah untuk keluar dari zona nyaman dan berkarya dengan hati.
Kenapa penulis lebih memilih lagu Zona Nyaman dibandingkan
lagu-lagu lain yang mengandung makna motivasi, karena pada lagu ini
pesan komunikasi dalam konteks kehidupan untuk mendorong dan
menyemangati individu cukup kuat (dalam kasus lagu zona nyaman)
dengan melihat realitas kehidupan sekarang ini. Untuk merasakan
kebahagian dalam hidup sesungguhnya kita harus berkerja dengan hati
sesuai apa yang kita inginkan jangan terbuai dengan zona nyaman yang
membuat kita menjadi seperti budak dan tidak berkembang. Dan jarang
sekali musisi di Indonesia mengambil inspirasi untuk lagunya dengan tema
zona nyaman ini. Lirik dalam lagu Zona Nyaman ini pun juga diharapkan
dapat memberikan inspirasi dan kepada khalayak, khususnya para
penggemar Fourtwnty.
Untuk menganalisis makna motivasi pada lirik lagu “Zona
Nyaman” karya Fourtwnty, penulis menggunakan teori Semiotika dari
Ferdinand de Saussure. Teori semiotika ini menganggap bahwa makna
tidak bisa dilihat secara atomistik atau secara individual. Saussure juga
menegaskan bahwa bahasa adalah fenomena sosial, bahasa itu bersifat
otonom: struktur bahasa bukan merupakan cerminan dari struktur pikiran
atau cerminan dari fakta-fakta. Dalam teori Saussure dijelaskan bahwa
10
tanda memiliki 3 unsur yang saling berhubungan yaitu penanda (signifier),
petanda (signified) dan signifikansi.
Dalam penelitian lirik lagu “Zona Nyaman” karya Fourtwnty
dapat dipisahkan menjadi bait-bait, kemudian tiap bait akan dianalisis
dengan teori semiotika dari Sausure, terdapat tiga unsur, yaitu penanda
(lirik zona nyaman), petanda (pemaknaan lirik zona nyaman) dan
signifikansi (makna motivasi). Proses ini menghubungkan antara lirik lagu
dengan realitas kehidupan yang sesungguhnya.
Adapun penelitian sejenis yang pernah dilakukan terdahulu
sehingga dapat menjadi bahan referensi penulis yaitu berjudul
“Pemaknaan Lirik Lagu „Hamil Duluan‟ (Studi Semiotika Pemaknaan
Lirik Lagu “Hamil Duluan”) dari Rr. Tika Lesiana mahasiwi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya Jawa Timur pada tahun
2012 dan “Analisis Semiotika Pada Lirik Lagu „Jangan Menyerah‟ Karya
Group Band D‟Masiv”. Dari Kadek Dyah Intansari Puteri Surahardja
mahasiswi Universitas Katolik Widya Mandira.
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, penulis
tertarik umtuk mengetahui pemaknaan lirik lagu “Zona Nyaman” karya
group band Fourtwnty, maka penulis melakukan penelitian dengan judul
Analisis Semiotika Makna Motivasi Pada Lirik Lagu “Zona Nyaman”
Karya Fourtwnty.
11
1.2 Perumusan Masalah
Melihat dari latar belakang diatas, dapat disimpulkan menjadi rumusan
masalah penelitian ini adalah “Bagaimana Makna Motivasi pada Lirik
Lagu “Zona Nyaman” Karya Fourtwnty?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Makna Motivasi pada
Lirik Lagu “Zona Nyaman” Karya Fourtwnty.
1.4 Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan
kontribusi dalam penelitian-penelitian selanjutnya sehingga penelitian
yang disajikan dapat dikembangkan berdasarkan perkembangan jaman.
Selain itu diharapkan memberikan kontribusi bagi disiplin Ilmu
Komunikasi dalam menelaah analisis semiotika pada lagu “Zona
Nyaman” karya Fourtwnty.
b. Manfaat Praktis, penelitian ini diharapkan dapat membeikan gambaran
kepada masyarakat khususnya penggemar mengenai makna yang
terkandung dalam analisis semiotika pada lirik lagu “Zona Nyaman”
karya Fourtwnty. Dan yang penelitian ini diharapkan dapat menjadi
bahan referensi dan bacaan bagi jurusan Ilmu Komunikasi di
Univesitas Semarang.
12
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Teori Semiotika Ferdinand De Saussure
Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang suatu tanda
(sign). Dalam ilmu komunikasi “tanda” merupakan sebuah interaksi
makna yang disampaikan kepada orang lain melalui tanda-tanda. Dalam
berkomunikasi tidak hanya dengan bahasa lisan saja namun dengan
tanda tersebut kita juga dapat berkomunikasi. Sebuah bendera, sebuah
lirik lagu, sebuah kata, suatu keheningan, gerakan syaraf, peristiwa
memerahnya wajah, rambut uban, lirikan mata, semua itu dianggap
suatu tanda. Supaya tanda dapat di pahami secara benar membutuhkan
konsep yang sama agar tidak terjadi salah pengertian. Namun sering
kali masyarakat mempunyai pemahaman sendiri- sendiri tentang makna
suatu tanda dengan berbagai alasan yang melatar belakanginya
Ferdinand de Saussure (1857-1913) memaparkan semiotika
didalam Course in General Lingustics sebagai “ilmu yang mengkaji
tentang peran tanda sebagai bagian dari kehidupan sosial”. Implisit dari
definisi tersebut adalah sebuah relasi, bahwa jika tanda merupakan
bagian kehidupan sosial yang berlaku. Ada sistem tanda (sign system)
dan ada sistem sosial (social system) yang keduanya saling berkaitan.
Dalam hal ini, Saussure berbicara mengenai konvesi sosial (social
konvenction) yang mengatur penggunaan tanda secara sosial, yaitu
pemilihan pengkombinasian dan penggunaan tanda-tanda dengan cara
13
tertentu sehingga ia mempunyai makna dan nilai sosial (Alex Sobur,
2016:7).
Pembahasan pokok pada teori Saussure yang terpenting
adalah prinsip yang mengatakan bahwa bahasa adalah suatu sistem
tanda, dan setiap tanda itu tersusun dari dua bagian, yaitu signifier
(penanda) dan signified (petanda). Tanda merupakan kesatuan dari
suatu bentuk penanda (signifer) dengan sebuah ide atau petanda
(signified). Dengan kata lain, penanda adalah “bunyi yang bermakna”
atau “coretan yang bermakna”. Jadi, penanda adalah aspek material dari
bahasa : apa yang dikatakan atau didengar dan apa yang ditulis atau
dibaca. Sedangkan petanda adalah gambaran mental, pikiran, atau
konsep (Bertens, 2001:180, dalam Sobur, 2013:46).
Dalam berkomunikasi, seseorang menggunakan tanda untuk
mengirim makna tentang objek dan orang lain akan
menginterpretasikan tanda tersebut. Tanda terdiri dari dua elemen tanda
(signifier, dan signified). Signifier (penanda) adalah elemen fisik dari
tanda dapat berupa tanda, kata, image, atau suara. Sedangkan signified
(petanda) adalah menunjukkan konsep mutlak yang mendekat pada
tanda fisik yang ada. Sementara proses signifikasi menunjukkan antara
tanda dengan realitas aksternal yang disebut referent. Saussure
memaknai “objek” sebagai referent dan menyebutkannya sebagai unsur
tambahan dalam proses penandaan. Contoh: ketika orang menyebut
14
kata “anjing” (signifier) dengan nada mengumpat maka hal tersebut
merupakan tanda kesialan (signified).
Bahasa di mata Saussure tak ubahnya sebuah karya musik.
Untuk memahami sebuah simponi, harus memperhatikan keutuhan
karya musik secara keseluruhan dan bukan kepada permainan
individual dari setiap pemain musik. Untuk memahami bahasa, harus
dilihat secara “sinkronis”, sebagai sebuah jaringan hubungan antara
bunyi dan makna. Kita tidak boleh melihatnya secara atomistik, secara
individual ( Sobur, 2016:44).
Menurut Saussure tanda-tanda kebahasaan, setidak-tidaknya
memiliki dua buah karakteristik primordial, yaitu bersifat linier dan
arbitrer (Budiman, 1999 : 38). Tanda dalam pendekatan Saussure
merupakan manifestasi konkret dari citra bunyi dan sering diidentifikasi
dengan citra bunyi sebagai penanda. Jadi penanda (signifier) dan
petanda (signified) merupakan unsur mentalistik. Dengan kata lain, di
dalam tanda terungkap citra bunyi ataupun konsep sebagai dua
komponen yang tak terpisahkan. Hubungan antara penanda dan petanda
bersifat bebas (arbiter), baik secara kebetulan maupun ditetapkan.
Arbiter dalam pengertian penanda tidak memiliki hubungan alamiah
dengan petanda.
Prinsip-prinsip linguistik Saussure dapat disederhanakan ke
dalam butir-butir pemahaman sebagai sebagai berikut :
1. Bahasa adalah sebuaha fakta sosial.
15
2. Sebagai fakta sosial, bahasa bersifat laten, bahasa bukanlah gejala-
gejala permukaan melainkan sebagai kaidah-kaidah yang
menentukan gejala-gejala permukaan, yang disebut sengai langue
. Langue tersebut termanifestasikan sebagai parole, yakni tindakan
berbahasa atau tuturan secara individual.
3. Bahasa adalah suatu sistem atau struktul tanda-tanda. Karena itu,
bahasa mempunyai satuan-satuan yang bertingkat-tingkat, mulai
dari fonem, morfem, klimat, hingga wacana.
4. Unsur-unsur dalam setiap tingkatan tersebut saling menjalin
melalui cara tertentu yang disebut dengan hubungan paradigmatik
dan sintagmatik.
5. Relasi atau hubungan-hubungan antara unsur dan tingkatan itulah
yang sesungguhnya membangun suatu bahasa. Relasi menentuka
nilai, makna, pengertian dari setiap unsur dalam bangunan bahasa
secara keseluruhan.
6. Untuk memperoleh pengetahuan tentang bahasa yang prinsip-
prinsipnya yang telah disebut diatas, bahasa dapat dikaji melalui
suatu pendekatan sikronik, yakni pengkajian bahasa yang
membatasi fenomena bahasa pada satu waktu tertentu, tidak
meninjau bahasa dalam perkembangan dari waktu ke waktu
(diakronis).
Dalam hal ini terdapat lima pandangan dari Saussure yang
kemudian menjadi peletak dasar dari strukturalisme Levi-Strauss,
16
yaitu pandangan tentang (1) signifier (penanda) dan signified
(petanda); (2) form (bentuk) dan content (isi); (3) languge (bahasa)
dan parole (tuturan/ajaran); (4) synchronic (sinkronik) dan
diachronic (diakronik); dan (5) syntagmatic (sintakmatik) dan
associative (paradigmatik).
Signifier dan signified, Yang cukup penting dalam upaya
menangkap hal pokok pada teori Saussure adalah prinsip yang
mengatakan bahwa bahasa itu adalah suatu sistem tanda, dan setiap
tanda itu tersusun dari dua bagian, yakni signifier (penanda) dan
signified (petanda).
Menurut Saussure, bahasa itu merupakan suatu sistem tanda
(sign). Suara-suara, baik suara manusia, binatang, atau bunyi-
bunyian, hana bisa dikatakan sebagai bahasa atau berfungsi sebagai
bahasa bilamana suara atau bunyi tersebut mengekspresikan,
menyatakan, atau menampaikan ide-ide, pengetian-pengertian
tertentu. Untuk itu, suara-suaa tersebut harus merupakan bagian
dari sebuah sistem konvensi, sistem kesepakatan dan merupakan
bagian dari sebuah sistem tanda.
Tanda adalah kesatuan dari suatu bentuk penanda (signifier)
dengan sebuah ide atau petanda (signified). Dengan kata lain
penanda adalah „bunyi-bunyi yang bermakna‟ atau „coretan yang
bermakna‟.jadi penanda adalah aspek material dari bahasa: apa
17
yang dikatakan atau didengar dan apa yang ditulis atau dibaca.
Petanda adalah gambaran mental, pikiran, atau konsep. Jadi
petanda adalah aspek mental dari bahasa (Bartens, 2001 : 180).
Yang harus diperhatikan adalah bahwa dalam tanda bahasa
yang selalu mempunyai dua segi; penanda atau petanda; signifier
atau signified; signifiant atau signifie. Suatu penanda tanpa petanda
tidak berarti apa-apa dan karena itu tidak merupakan tanda
sebaliknya, suatu petanda tidak mungkin disampaikan atau
ditangkap lepas dari penanda; petanda atau yang ditandakan itu
termasuk tanda sendiri dan dengan demikian merupakan suatu
faktor linguistis. “penanda dan petanda merupakan kesatuan seperti
dua sisi dari sehelai kertas,” kata Saussure.
Jadi, meskipun antara penanda dan petanda tampak sebagai
entitas yang terpisah-pisah namun keduanya hanya ada sebagai
komponen tanda. Tandalah yang merupakan fakta dasar dari
bahasa. Maka itu, setiap upaya untuk memaparkan teori Saussure
mengenai bahasa pertama-tama harus membicarakan pandangan
Saussure mengenai hakikat tanda tersebut.
Setiap tanda kebahasaan, menurut Saussure, pada dasarnya
menyatukan sebuah konsep (concept) dan suatu citra suara (sound
image), bukan menyatakan sesuatu dengan sebuah nama. Suara
yang muncul dari sebuah kata yang diucapkan merupakan penanda
18
(signifier), sedang konsepnya adalah petanda (signified). Duaunsur
ini tidak bisa dipisahkan sama sekali. Pemisahan hanya akan
menghancurkan „kata‟ tersebut. Ambil saja, misalnya, sebuah kata
apa saja, maka kata tersebut pasti menunjukan tidak hanya suatu
konsep yang berbeda (distinct concept), namun juga suara yang
berbeda (distinct sound).
Berlawanan dengan tradisi yang membesarkannya, Saussure
tidak menerima pendapat yang menyatakan bahwa ikatan mendasar
yang ada dalam bahasa adalah antara kata dan benda. Namun,
konsep Saussure tentang tanda menunjuk ke otonomi relatif bahasa
dalam kaitannya dengan realitas. Meski demikian, bahkan secara
lebih mendasar Saussure mengungkap suatu hal yang bagi
kebanyakan orang modern menjadi prinsip yang paling
berpengaruh dalam teori lingustknya: bahwa hubungan antara
penanda dan yang ditandakan (petanda) bersifat sebarang atau
berubah-ubah. Berdasarkan prinsip ini, struktur bahasa tidak lagi
dianggap muncul dalam etimologi dan filologi, tetapi bisa
ditangkap dengan sangat baik melalui cara bagaimana bahasa itu
mengutarakan (yaitu konfigurasi linguistik tertentu atau totalitas)
perubahan. Karena itu, pandangan “nomeklaturis” menjadi
landasan linguistik yang sama sekali tidak mencukupi.
Sebagai seorang ahli linguistik, Saussure amat tertarik pada
bahasa. Dia lebih memperhatikan cara tanda-tanda lain dan
19
bukannya cara tanda-tanda (atau dalam hal ini kata-kata) terkait
dengan tanda-tanda lain dan bukannya cara tanda-tanda terkait
dengan objeknya. Model dasar Saussure lebih fokus perhatiannya
langsung pada tanda itu sendiri. Bagi Saussure, tanda merupakan
objek fisik dengan sebuah makna; atau untuk menggunakann
istilahnya, sebuah tanda terdiri atas penanda dan pertanda. Penanda
adalah citra tanda; seperti yang kita persepsikan, tulisan diatas
kertas atau tulisan di udara; pertanda adalah konsep mental yang
diacukan pertanda. Konsep mental ini secara luas sama pada semua
anggota kebudayaan yang sama yang menggunakan bahasa yang
sama (John Fiske, 2007 : 65).
Form dan Content, dalam istilah form (bentuk dan content
(materi isi) ini oleh Gleason diistilahkan dengan expression dan
content, satu berwujud bunyi danyang lain berwujud idea. Jadi,
bahasa berisi sistem nilai, bukan koleksi unsur yang ditentukan
oleh materi, tetapi sistem itu ditentukan oleh perbedaanya.
Langue dan Parole, langue merupakan sistem tanda yang
berfungsi sebagai alat komunikasi verbal antara para anggota suatu
masyarakat bahasa, dan sifatnya abstrak, menurut Saussure langue
adalah totalitas dari sekumpulan fakta satu bahasa, yang
disimpulkan dari ingatan para pemakai bahasa dan merupakan
gudang kebahasaan yang ada dalam setiap individu. Langue ada
dalam otal, bukan hanya abstraksi- abstraksi saja dan merupakan
20
gejala sosial. dengan adanya langue itulah, maka terbentuklah
masyarakat ujar, yaitu masyarakat yang menyepakati aturan-aturan
gramatikal, kosakata, dan pengucapan.
Sedangkan yang dimaksud parole merupakan pemakaian atau
realisasi langue oleh masing-masing anggota bahasa; sifatnya
konkrit karena parole tidak lain daripada realitas fisis yang berbeda
dari orang yang satu dengan orang yang lain. Parole sifatnya
pribadi, dinamis, lincah, sosial terjadi pada waktu, tempat, dan
suasana tertentu. Dalam hal ini, yang menjadi objek telaah
linguistik adalah langue yang tentu saja dilakukan melalui parole,
karena parole itulah wujud bahasa yang konkret, yang dapat
diamati dan diteliti.
Synchronic dan diachronic, linguistik sinkronik merupakan
subdisiplin ilmu yang mempelajari atau mengkaji struktur suatu
bahasa atau bahasa-bahasa dalam kurun waktu tertentu/masa
tertentu dan kajiannya lebih difokuskan kepada struktur bahasanya
bukan perkembangannya. Studi sinkronik bersifat horizontal dan
mendatar, karena tidak ada perbandingan bahasa dari masa ke masa
serta bersifat deskriptif karena adanya penggambaran bahasa pada
masa tertentu. Linguistik sinkronik ini mengkaji bahasa pada masa
tertentu dengan menitikberatkan pengkajian bahasa pada
strukturnya. Tujuan adanya linguistik sinkronik ini untuk
mengetahui bentuk atau struktur bahasa pada masa tertentu.
21
Linguistik diakronik merupakan subdisiplin linguistik yang
menyelidiki perkembangan suatu bahasa dari masa ke masa,
mengkaji sejarh atau evolusi bahasa (historis) seiring berlalunya
waktu. Studi diakronik besifat vertikal dan historis serta
didalamnya terdapat konsep perbandingan. Linguistik diakronik ini
mengkaji bahasa dengan berlalunya masa yang menitikberatkan
pengkajian bahasa pada sejarahnya. Selain itu linguistik ini
memiliki ciri evolusi dan cakupan kajiannya lebih luas sehingga
dapat menelaah hubungan-hubungan dianara unsur-unsur yang
berurutan. Tujuan adanya linguistik diakronik ini untuk
mengetahui keterkaitan yang mencakup perkembangan suatu
bahasa (sejarah bahasa) dari masa ke masa.
Syntamatic dan Associative. Konsep semiologi Saussure
yang terakhir adalah konsep mengenai hubungan antar unsur yang
dibagi menjadi syntagmatic dan associative.
Syntagmatic menjelaskan hubungan antar unsur dalam konsep
linguistik yang bersifat teratur dan tersusun dengan beraturan.
Sedangkan, associativa menjelaskan hubungan antar unsur dalam
suatu tuturan yang tidak terdapat pada tuturan lain yang
bersangkutan, yang mana terlihat nampak dalam bahasa namun
tidak muncul dalam susunan kalimat.
Hubungan syntagmatic dan paradigmatic ini dapat terlihat
pada susunan bahasa di kalimat yang kita gunakan sehari-hari,
22
termasuk kalimat bahasa Indonesia. Jika kalimat tersebut memiliki
hubungan syntagmatic, maka terlihat adanya kesatuan makna dan
hubungan pada kalimat yang sama pada setiap kata di dalamnya.
Sedangkan hubungan paradigmatic memperlihatkan kesatuan
makna dan hubungan pada satu kalimat dengan kalimat lainnya,
yang mana hubungan tersebut belum terlihat jika melihat satu
kalimat saja. Kita tentu sudah sering mendapatkan pelajaran bahasa
Indonesia yang membahas unsur-unsur dalam kalimat berupa
subjek, predikat, objek, dan keterangan (SPOK); Kajian semiologi
menyatakan jika sebuah kalimat memiliki unsur SPOK yang
lengkap dan memiliki kesatuan arti dari gabungan unsur tersebut
sehingga tidak bisa digantikan dengan unsur lain karena dapat
merubah makna, maka kalimat tersebut memiliki
hubungan syntagmatig. Dan sebaliknya, jika sebuah kalimat tidak
memiliki susunan SPOK lengkap dan salah satu unsurnya dapat
diganti dengan kata lain tanpa merubah makna, maka kalimat
tersebut memiliki hubungan paradigmatic.
Dalam melakukan penelitian analisis semiotika makna
motivasi pada lirik lagu “Zona Nyaman” karya Fourtwnty, peneliti
akan menggunakan teori dari Saussure dari salah satu
pandangannya yaitu Signifier dan Signified. Yang cukup penting
dalam upaya menangkap hal pokok pada teori Saussure adalah
prinsip yang mengatakan bahwa bahasa itu adalah suatu sistem
23
tanda, dan setiap tanda itu tersusun dari dua bagian, yakni signifier
(penanda) dan signified (petanda).
Menurut Saussure, bahasa itu merupakan suatu sistem tanda
(sign). Suara-suara, baik suara manusia, binatang, atau bunyi-
bunyian, hana bisa dikatakan sebagai bahasa atau berfungsi sebagai
bahasa bilamana suara atau bunyi tersebut mengekspresikan,
menyatakan, atau menampaikan ide-ide, pengetian-pengertian
tertentu. Untuk itu, suara-suaa tersebut harus merupakan bagian
dari sebuah sistem konvensi, sistem kesepakatan dan merupakan
bagian dari sebuah sistem tanda.
Tanda adalah kesatuan dari suatu bentuk penanda (signifier)
dengan sebuah ide atau petanda (signified). Dengan kata lain
penanda adalah „bunyi-bunyi yang bermakna‟ atau „coretan yang
bermakna‟.jadi penanda adalah aspek material dari bahasa: apa
yang dikatakan atau didengar dan apa yang ditulis atau dibaca.
Petanda adalah gambaran mental, pikiran, atau konsep. Jadi
petanda adalah aspek mental dari bahasa (Bartens, 2001 : 180).
Yang harus diperhatikan adalah bahwa dalam tanda bahasa
yang selalu mempunyai dua segi; penanda atau petanda; signifier
atau signified; signifiant atau signifie. Suatu penanda tanpa petanda
tidak berarti apa-apa dan karena itu tidak merupakan tanda
sebaliknya, suatu petanda tidak mungkin disampaikan atau
24
ditangkap lepas dari penanda; petanda atau yang ditandakan itu
termasuk tanda sendiri dan dengan demikian merupakan suatu
faktor linguistis. “penanda dan petanda merupakan kesatuan seperti
dua sisi dari sehelai kertas,” kata Saussure.
Konsep Saussure tentang tanda menunjuk ke otonomi relatif
bahasa dalam kaitannya dengan realitas. Meski demikian, bahkan
secara lebih mendasar Saussure mengungkap suatu hal yang bagi
kebanyakan orang modern menjadi prinsip yang paling
berpengaruh dalam teori lingustknya: bahwa hubungan antara
penanda dan yang ditandakan (petanda) bersifat sebarang atau
berubah-ubah. Berdasarkan prinsip ini, struktur bahasa tidak lagi
dianggap muncul dalam etimologi dan filologi, tetapi bisa
ditangkap dengan sangat baik melalui cara bagaimana bahasa itu
mengutarakan (yaitu konfigurasi linguistik tertentu atau totalitas)
perubahan. Karena itu, pandangan “nomeklaturis” menjadi
landasan linguistik yang sama sekali tidak mencukupi.
2.2 Lirik Lagu
Lirik lagu merupakan ekspresi seseorang tentang suatu hal
yang sudah dilihat, didengar, maupun yang dialaminya. Dalam
mengekspresikan pengalamannya, penyair atau pencipta lagu
melakukan permainan kata-kata dan bahasa untuk menciptakan
daya tarik dan kekhasan terhadap lirik atau syairnya. Menurut Noor
(2004: 24) mengatakan bahwa “lirik adalah ungkapan perasaan
25
pengarang, lirik inilah yang sekarang dikenal sebagai puisi atau
sajak, yakni karya sastra yang berisi ekspresi (curahan) perasaan
pribadi yang lebih mengutamakan cara mengekspresikannya”.
Definisi lirik atau syair lagu dapat dianggap sebagai puisi
begitu pula sebaliknya. Hal serupa juga dikatakan oleh Jan van
Luxemburg (1989) yaitu definisi mengenai teks-teks puisi tidak
hanya mencakup jenis-jenis sastra melainkan juga ungkapan yang
bersifat pepatah, pesan iklan, semboyan-semboyan politik, syair-
syair lagu pop dan doa-doa. Dari definisi diatas, sebuah karya
sastra merupakan karya imajinatif yang menggunakan bahasa
sastra. Maksudnya bahasa yang digunakan harus dibedakan dengan
bahasa sehari-hari atau bahkan bahasa ilmiah, (Awe,2003:49).
Bahasa sastra merupakan bahasa yang penuh ambiguitas dan
memiliki segi ekspresif yang justru dihindari oleh ragam bahasa
ilmiah dan bahasa sehari-hari.
Lagu yang terbentuk dari hubungan antara unsur musik
dengan unsur lirik lagu merupakan salah satu bentuk komunikasi
massa. Pada kondisi ini, lagu sekaligus merupakan media
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dalam
jumlah yang besar melalui media massa.
Lirik lagu memiliki bentuk pesan berupa tulisan kata-kata
dan kalimat yang dapat digunakan untuk menciptakan suasana dan
26
gambaran imajinasi tertentu kepada pendengarnya sehingga dapat
pula menciptakan makna-makna yang beragam.
Dalam fungsinya sebagai media komunikasi, lagu juga sering
digunakan sebagai sarana untuk mengajak bersimpati tentang
realitas yang sedang terjadi maupun atas cerita-cerita imajinatif.
Dengan demikian melalui lagu juga dapat digunakan untuk bebagai
tujuan, misalnya menyatukan perbedaan, pengobar semangat
seperti pada masa perjuangan, bahkan lagu dapat digunakan untuk
memprovokasi atau sarana propaganda untuk mendapatkan
dukungan serta mempermainkan emosi dan perasaan seseorang
dengan tujuan menanamkan sikap atau nilai yang kemudian dapat
dirasakan orang sebagai hal yang wajar, benar dan tepat.
Oleh karena bahasa dalam hal ini kata-kata, khususnya yang
digunakan dalam lirik lagu tidak seperti bahasa sehari-hari dan
memiliki sifat yang ambigu dan penuh ekspresi ini menyebabkan
bahasa cenderung untuk mempengaruhi, membujuk dan pada
akhirnya mengubah sikap pembaca. Maka untuk menemukan
makna dari pesan yang ada pada lirik lagu, digunakanlah metode
semiotika yang notabene merupakan bidang ilmu yang
mempelajari tentang sistem tanda. Mulai dari bagaimana tanda itu
diartikan,dipengaruhi oleh persepsi dan budaya, serta bagaimana
tanda membantu manusia memaknai keadaan sekitarnya. Tanda
27
atau sign menurut Littlejohn adalah basisdari seluruh komunikasi,
(Kurniawan, 2001:53).
2.3 Makna
Upaya memahami makna, sesungguhnya merupakan salah
satu masalah filsafat yang tertua dalam umur manusia. Konsep
makna telah menarik perhatian disiplin komunikasi, psikologi,
sosiologi, antropologi, dan lingustik. Itu sebabnya, beberapa pakar
komunikasi sering menyebut kata makna ketika mereka
merumuskan definisi komunikasi.
Selama lebih dari 2000 tahun, kata Fisher (1986), konsep
makna telah memukau para filsuf dan sarjana-sarjana sosial.
“Makna,” ujar Spredly (1997), “Menyampaikan pengalaman
sebagian besar umat manusia disemua masyarakat”. Tetapi, “apa
makna dari makna-makna itu sendiri?” “Bagaimana kata-kata dan
tingkah laku serta objek-objek menjadi bermakna?” pertanyaan ini
merupakan salah satu problem besar dalam filsafat bahasa dan
semantik general.
Dalam penjelasan Umberto Eco (Budiman, 1999 : 7), makna
dari sebuah wahana tanda (sign-vechicle) adalah satuan kultural
yang diperagakan oleh wahana-wahana tanda yang lainnya serta,
dengan begitu, secara semantik mempertunjukan pula
ketidaktergantungannya pada wahana tanda yang sebelumnya.
28
Ada tiga hal yang coba dijelaskan oleh para filsuf dan linguis
sehubungan dengan usaha menjelaskan istilah makna. Ketiga hal
itu yakni :(1)menjelaskan makna kata secara
alamiah,(2)mendeskripsikan kalimat secara alamiah, dan
(3)menjelaskan makna dalam proses komunikasi (Kempson,
1977:11). Dalam kaitan ini Kempson berpendapat untuk
menjelaskan istilah makna harus dilihat dari segi : (1) kata; (2)
kalimat; dan (3) apa yang dibutuhkan pembicara untuk
berkomunikasi.
Brown mendefinisikan makna sebagai kecenderungan
(disposisi) total untuk menggunakan atau bereaksi terhadap suatu
bentuk bahasa. Terdapat banyak komponen dalam makna yang
dibangkitkan suatu makna atau kalimat. Dengan kata-kata Brown,
“seseorang mungkin menghabiskan tahun-tahunnya yang produktif
untuk menguraikan suatu kalimat tunggal dan akhirnya tidak
menyelesaikan tugas itu” (Mulyana, 2000: 256).
Tampaknya, perlu terlebih dahulu membedakan pemaknaan
secara lebih tajam tentang istilah-istilah yang nyaris berimpit
antara apa yang disebut (1) terjemah atau translation, (2) tafsir atau
interprestasi, (3) ekstrapolasi, dan (4) makna atau meaning.
29
2.4 Motivasi
Motivasi dapat diartikan sebagai suatu tujuan atau
pendorong, dengan tujuan sebenarnya tersebut yang menjadi
daya penggerak utama bagi seseorang dalam berupaya dalam
mendapatkan atau mencapai apa yang diinginkannya baik itu
secara positif ataupun negatif.
Adapun istilah dalam pengertian motivasi berasal dari
perkataan bahasa Inggris yakni motivation. Namun perkataan
asalnya adalah motive yang juga telah digunakan dalam bahasa
Melayu yakni kata motif yang berarti tujuan atau segala upaya
untuk mendorong seseorang dalam melakukan sesuatu. Secara
ringkas, pengertian motivasi merupakan suatu perubahan yang
terjadi pada diri seseorang yang muncul adanya gejala perasaan,
kejiwaan dan emosi sehingga mendorong individu untuk
melakukan atau bertindak sesuatu yang disebabkan karena
kebutuhan, keinginan dan tujuan.
Menurut Winardi (2002) motivasi merupakan suatu kekuatan
potensial dalam diri seorang manusia, yang dapat
dikembangkannya sendiri atau oleh sejumlah kekuatan luar yang
pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter, dan imbalan non
moneter, yang dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif
atau secara negatif. Sedangkan menurut menurut Robbins (2003 :
208), motivasi dapat didefinisikan sebagai satu proses yang
30
menghasilkan suatu intensitas, arah, dan ketekunan individual
dalam usaha untuk mencapai satu tujuan. Intensitas menyangkut
seberapa kerasnya orang berusaha dimana intensitas yang tinggi
tidak akan membawakan hasil yang diinginkan kecuali kalau upaya
itu diarahkan ke suatu tujuan yang menguntungkan organisasi.
31
Kerangka Berfikir
Pola pikir penelitian ini berawal dari lirik lagu “Zona Nyaman” karya
Fourtwnty yang akan dianalisis menggunakan teori Semiotika Ferdinand de
Saussure kemudian menghasilkan hubungan sintagmatik (kesatuan makna dan
hubungan pada satu kalimat yang sama pada setiap kata di dalamnya) dan
paradigmatik (kesatuan makna dan hubungan pada satu kalimat dengan kalimat
lainnya. Dimana petandanya adalah lirik lagu Zona Nyaman, dan penandannya
adalah pemaknaan dari lirik lagu Zona Nyaman. Sehingga setelah bagi perkata
antara hubungan sintagmatik dan paradigmatik akan membentuk makna motivasi
dalam lirik lagu “Zona Nyaman”.
Lirik Lagu
“Zona Nyaman”
Analisis
Semiotika
Saussure
Sintagmatik Paradigmatik
Makna Motivasi
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian yang telah dilakukan pada lirik lagu “Zona Nyaman”
yang dipopulerkan oleh Fourtwnty dan peneliti terlibat langsung dalam
penelitian untuk memaknainya dalam lirik lagu tersebut, karena
penelitian ini merupakan penelitian semiotika maka lokasi penelitian
tidak seperti yang dilakukan peneliti lapangan. Analisis semiotik
merupakan analisis tanda-tanda yang merupakan analisis tanda-tanda
yang terdapat dalam tanda tanya, sekaligus mencari tahu mengenai
hubungan sintagmatik dan paradigmatik dalam lirik tersebut, yang
mana penelitian ini dilakukan di Kota Semarang.
3.2 Bentuk dan Strategi Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk
penelitian deskriptif kualitatif. Metode penelitian kualitatif sering
disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan
pada kondisi yang alamiah. Penelitian kualitatif dilakukan pada objek
alamiah yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti
dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada
objek tersebut.
Sebagai bentuk dalam mempermudah penulis melaksanakan
penelitian maka diperlukan strategi penelitian yang akan difokuskan.
33
Fokus penelitian yang diambil oleh penulis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Untuk menganalisis makna motivasi pada lirik lagu Fourtwnty
dengan menggunakan teori semiotika Saussure yaitu penanda dan
petanda, dan juga hubungan sintagmatik dan paradigmatik. Fokus
dalam penelitian ini adalah lirik lagu yang dipopulerkan Fourtwnty.
Jadi, dalam penelitian ini yang menjadi penanda adalah lirik lagu,
petandanya adalah hasil dari pemaknaan lirik lagu tersebut.
3.3 Data dan Sumber Data
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan sumber
data primer dan sekunder. Adapun sumber data primer dan sekunder
sebagai berikut
3.3.1 Data Primer
Data Primer merupakan sumber data penelitian yang
diperoleh secara langsung dari sumber asli (Sangadji E.M
& Sopiah, 2010 : 171). Data dari penelitian ini bersumber
dari data utama, yaitu dengan memilih salah satu lirik lagu
yang dipopulerkan oleh Fourtwnty mulai tahun 2010
hingga 2019, sampai saat ini Fourtwnty telah memiliki 17
lagu, 1 mini album (Setengah Dulu), 2 album (Lelaku dan
Ego & Fungsi). Peneliti akan fokus melakukan pemaknaan
pada lirik lagu “Zona Nyaman” yang di populerkan oleh
Fourtwnty.
34
3.3.2 Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari
catatan-catatan dokumen dan juga suumber kepustakaan
(Sangadji. E. M & Sopiah, 2010 : 172). Peneliti akan
memilih referensi dari beberapa buku dan website sebagai
rujukan dan penguat data, melalui penelitian kepustakaan
dengan mengumpulkan berbagai literatur dan bacaan yang
relevan mendukung penelitian ini, serta referensi lain
terkait dengan penelitian.
3.4 Teknik Sampling
Teknik sampling adalah kumpulan obyek penelitian yang
dilakukan dengan cara mempelajari dan mengamati sebagian dari
kumpulan tersebut. Agar sampel yang diambil representatif, maka
diperlukan teknik pengambilan sampel. (Sugiyono, 2014: 62).
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling
jenuh. Teknik ini merupakan teknik dimana peneliti menentukan
sampel bila semua objek penelitian akan digunakan sebagai sampel.
Hal ini dilakukan karena penelitiannya yang relatif kecil atau sedikit
(Sugiyono, 2001:61). Berdasarkan hal tersebut populasi dalam
penelitian lirik lagu “Zona Nyaman”, sebagai berikut :
Pagi ke pagi ku terjebak di dalam ambisi
Seperti orang-orang berdasi yang gila materi
Rasa bosan membukakan jalan mencari peran, keluarlah dari zona nyaman.
35
Sembilu yang dulu biarlah berlalu
Bekerja bersama hati, kita ini insan bukan seekor sapi
Sembilu yang dulu biarlah membiru
Berkarya bersama hati.
Waktu ke waktu perlahan ku rakit egoku
Merangkul orang-orang yang mulai sejiwa denganku
Ke-BM-an membukakan jalan mencari teman
Bergeraklah dari zona nyaman.
Diam dan mati, milik dia yang tak bisa berdiri, berdiri
Diam dan mati, milik dia yang tak bisa berdiri, berdiri di kakinya sendiri.
Berdasarkan lirik lagu diatas pada bait yang diambil penulis dalam
teknik sampling adalah sebagai berikut :
Aspek Penanda Aspek Petanda
Pagi ke pagi ku terjebak di
dalam ambisi
Seperti orang-orang
berdasi yang gila materi
Rasa bosan membukakan
jalan mencari peran,
keluarlah dari zona
nyaman
Situasi yang sering terjadi di kota besar
khususnya dimana setiap pagi hari semua
orang sibuk bekerja dan terburu-buru agar
tidak terlambat datang ke kantor. Penulis juga
menyidir orang-orang yang selalu
mementingkan waktu sehingga bisa diartikan
lebih dalam kehilangan waktu sama saja
kehilangan uang. Ditambah dengan kalimat
“seperti orang-orang berdasi yang gila materi”
36
menunjukkan bahwa fenomena orang yang
mengalami rutinitas tersebut sama saja
berlebihan dalam mendapatkan uang atau
mendewakan uang. Dan keluarlah kalimat
“keluarlah dari zona nyaman” ini untuk
mengingatkan bahwa orang yang terbelenggu
dalam rutinitas tersebut agar keluar dan
membebaskan diri, hal ini ditunjukkan dalam
lirik bait pertama.
Berdasarkan tanda dari hubungan sintagmatik dan paradigmatik
pada judul “Zona Nyaman” mempunyai makna yaitu zona yang
digambarakan seperti situasi atau keadaan yang membuat seseorang
merasa nyaman karena kita telah terbiasa melakukan suatu aktifitas
pekerjaan secara berulang-ulang tanpa merasakan kesulitan. Namun dalam
perkembangannya pekerjaan itulah yang menimbulkan rasa bosan serta
merasa tidak berkembang sehingga termotivasi untuk berani keluar dari
pekerjaan itu dan mencari pekerjaan sesuai dengan apa yang diinginkan
dan bekerja dengan hati.
37
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data, teknik yang digunakan
penulis adalah sebagai berikut:
3.5.1 Observasi non partisipan
Merupakan suatu “proses pengamatan observer tanpa ikut
dalam kehidupan orang yang diobservasi dan secara terpisah
bekedudukan sebagai pengamat” (Margono, 2005 : 161-162).
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
observasi non participan karena peneliti tidak ikut berpartisipasi
didalam kehidupan penelitian, penulis hanya mengamati lirik
lagu yang telah dilihat oleh penulis.
3.5.2 Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan suatu pembahasan yang
berdasarkan pada buku referensi yang bertujuan untuk
memperkuat materi pembahasan maupun sebagai dasar untuk
menggunakan rumus-rumus tertentu dalam menganalisa dan
mendesain suatu struktur.
Sehubungan dengan tersebut, pengumpulan data dilakukan
peneliti dengan metode pengumpulan data yang diarahkan
kepada pencarian data dan informasi melalui dokumen-
dokumen, baik dokumen tertulis, foto-foto, gambar, tulisan,
maupun dokumen elektronik yang dapat mendukung dalam
38
proses penulisan. Pengumpulan data tersebut dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
a. Mengumpulkan seluruh single, album, dan cover song
yang dihasilkan oleh Fourtwnty,
b. Memilih lirik lagu yang akan dianalisis,
c. Melakukan analisis
3.6 Validitas Data
Berdasarkan penelitian ini penulis menggunakan
pengembangan validitas triangulasi data. Triangulasi merupakan
cara pemeriksaan keabsahan data yang paling umum digunakan.
Cara ini dilakukan dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar
data untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
Dalam kaitan ini Patton (dalam Sutopo, 2006 : 92) menjelaskan
teknik triangulasi yang dapat digunakan. Teknik triangulasi yang
dapat digunakan menurut Patton meliputi :
- Triangulasi Data
- Triangulasi Peneliti
- Triangulasi Metodologis
- Triangulasi Teoritis
Dalam penelitian ini, untuk mengecek hasil penelitian dan
menguatkannya, peneliti menggunakan Teknik Trianggulasi Data,
Teknik triangulasi data dapat disebut juga triangulasi sumber. Cara
ini mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, ia
39
berusaha mengumpulkan data, ia berusaha menggunakan berbagai
sumber yang ada (Sutopo, 2006 : 93), dengan sumber teks dan
dokumen literatur dari berbagai sumber perpustakaan yang
menguatkan tentang Analisis Semiotika Makna Motivasi dalam
Lirik Lagu “Zona Nyaman” Karya Fourtwnty.
3.7 Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini merujuk pada usaha
pencarian makna dalam tanda-tanda yang terkandung dalam lirik
lagu yang dipopulerkan Fourtwnty dengan menggunakan
pendekatan semiotika dari Saussure yang berguna untuk melihat
makna motivasi dari lirik tersebut.
Selanjutnya analisis data ini akan dilakukan dengan
membagi keseluruhan lirik lagu menjadi bebeapa bait. Dengan
menggunakan teori semiotika Saussure yang lebih memperhatikan
atau tefokus kepada cara tanda-tanda (dalam hal ini kata-kata)
berhubungan dengan objek penelitian. Model teori dari Saussure
lebih memfokuskan perhatian langsung kepada tanda itu sendiri.
Dalam penelitian terhadap lirik lagu yang dipopulerkan
oleh Fourtwnty ini, peneliti membuat interpretasi dengan
memnbagi keseluruhan lirik lagu menjadi beberapa bait dan
selanjutnya perbait akan dianalisis dengan menggunakan teori
semiotika dari Saussure, dimana terdapat unsur yaitu penanda
(signifier), petanda (signified). Unsur tersebut akan dipisahkan dan
40
mempermudah peneliti melakukan interpretasi terhadap lirik lagu
yang dipopulerkan oleh Fourtwnty yang dikaitkan dengan realitas
sosial pada saat sang pencipta menciptakan lagu tersebut. Serta
menguraikan analisis hubungan sintagmatik dan paradigmatik dan
memaknainya.
41
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab hasil dan pembahasan kali ini peneliti akan menguraikan
dari proses menganalisis data dan hasil dari penelitian yang dilakukan
tentang “Analisis Semiotika Makna Motivasi Pada Lirik Lagu “Zona
Nyaman” Karya Fourtwnty.
Hasil dari penelitian yang peneliti peroleh melalui proses analisis
tanda-tanda serta sintagmatik dan paradigmatik yang terdapat dalam lirik
lagu “Zona Nyaman” karya Fourtwnty dalam makna motivasi. Penelitian
ini menggunakan metode analisis semiotika Ferdinand de Saussure yang
merupakan bagian dari metode analisis data dalam penelitian kualitatif.
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian
4.1.1 Lirik Lagu “Zona Nyaman”
Peneliti memfokuskan penelitian ini pada tanda-tanda serta
sintagmatik dan paradigmatik yang dianalisis secara semiotik dari
Ferdinand de Saussure dalam teks lirik lagu “Zona Nyaman” karya
Fourtwnty. Untuk kemudian di analisis sesuai dengan yang peneliti
sajikan.
42
Berikut ini adalah lirik lagu “Zona Nyaman” karya Fourtwnty :
Pagi ke pagi ku terjebak di dalam ambisi
Seperti orang-orang berdasi yang gila materi
Rasa bosan membukakan jalan mencari peran, keluarlah dari zona
nyaman.
Sembilu yang dulu biarlah berlalu
Bekerja bersama hati, kita ini insan bukan seekor sapi
Sembilu yang dulu biarlah membiru
Berkarya bersama hati.
Waktu ke waktu perlahan ku rakit egoku
Merangkul orang-orang yang mulai sejiwa denganku
Ke-BM-an membukakan jalan mencari teman
Bergeraklah dari zona nyaman.
Diam dan mati, milik dia yang tak bisa berdiri, berdiri
Diam dan mati, milik dia yang tak bisa berdiri, berdiri di kakinya
sendiri
Dari sinilah peneliti akan memulai menguraikan
analisisnya dalam tabel analisis Semiotika Ferdinand de Saussure
dan membahasnya sesuai penafsiran peneliti dalam melakukan
analisis melalui tanda-tanda dan sintagmatik serta paradigmatik.
43
4.1.2 Sejarah Fourtwnty
Fourtwnty terbentuk sejak 20 April 2010, band yang berdomisili di
Jakarta ini merupakan sebuah band bentukan Roby Satria alias Roby
Geisha. Fourtwnty beranggotakan 3 personil :
1. Ari Lesmana sebagai vokalis
2. Nuwi sebagai gitaris
3. Roots
Namun sosok Roots selama ini menjadi personil misterius yang
tidak pernah tampil. Banyak pengguna dunia maya menyebut Roby Geisha
yang merupakan produser Fourtwnty ini adalah sosok dibalik nama Roots
namun Roby membantah dugaan itu.
Untuk genre, Fourtwnty tentu berbeda dengan Geisha, dan jauh
dengan unsur komersil. Untuk 4.20, Roby tidak membuat tema tentang
percintaan. Dia lebih senang dengan tema tentang toleransi yang menjadi
misi untuk ia sebarkan dalam musiknya.
Keinginan Fourtwnty dalam menciptakan kembali sudut pandang
positif di dunia musik telah membuat mereka menciptakan suatu karya
yang segar. Hal ini direalisasikan melalui mini album Fourtwnty yang
bertajuk “Setengah Dulu” ( 2014 ) yang dirilis secara independen pada
tanggal 5 desember 2014 dalam acara JakCloth Year End Sale.
Fourtwnty memilih "Puisi Alam" sebagai track perkenalan. Menurut
vokalis Ari Lesmana, "Puisi Alam" adalah lagu yang memuat pesan
tolerasi di dalamnya.
44
Kemudian Fourtwnty merilis album perdana "Lelaku"
(2015) yang dirilis secara independen pada 17 Mei
2015. Lelaku merupakan cara seseorang dalam mendefinisikan
perdamaian toleransi dan keragaman. Lelaku akan dijadikan album
pertama mereka yang didefinisikan sebagai upaya seseorang untuk
menemukan pencerahan dalam menjalani hidup secara
sederhana. Berdasarkan data dari manajemen Fourtwnty, penjualan rilis
fisik album "Lelaku" yang awalnya hanya dirilis sebanyak 500 keping
cakram, kini sudah mencapai 35 ribu di Indonesia.
Fourtwnty mengusung musik cerdas instrumennya mengalir tanpa
kebisingan dan lirik-liriknya menyuguhkan kebahasaan yang efektif dan
cerdas. Dan yang terpenting adalah mereka mampu mengugah
pendengarnya. Contoh yang melekat adalah pada lagu Zona Nyaman. Ini
jelas menampar keras bagi kita yang disibukan dengan segudang aktivitas
untuk mengejar dunia semata. Dan rutinitas itu melahirkan zona nyaman
yang sulit sekali diubah. Namun, lagu ini mampu memberikan satu arahan
yang jelas yakni keluarlah dari zona nyaman dengan menyinggung sisi
manusiawi yang terkandung dalam kata.
Kecerdasan bermusik memang sangat jarang dilakukan oleh musisi
Indonesia yang kebanyakan mengejar materi dan popularitas semata.
Kesahajaan Fourtwnty dalam bermusik jelas mengarah pada upaya
pendewasaan pendengarnya. Selain lagu Zona Nyaman, lagu berjudul Aku
Tenang juga mampu melenakan kuping dan hati saat mendengarkannya.
45
Lagu ini mengandung pesan, memiliki hati yang tenang adalah berkah
tersendiri. Tidak mengejar dunia namun memiliki mimpi-mimpi berbeda
tentu akan membuat seseorang benar-benar "hidup".
Foutwnty merupakan salah satu musisi yang telah banyak dikenal
oleh pendengarnya sebagai musisi yang selalu menciptakan lagu yang
berkonsep multi-instrumentalis serta selalu menciptakan lagu yang
berisikan tentang pesan kedamaian, pluralisme, dan toleransi.
Pada tanggal 20 April 2017 lalu, tepat di hari jadi Fourtwnty ke 7
dirilis lagu “Zona Nyaman”. Di mana lagu ini dipercaya untuk menjadi
salah satu soundtrack film Filosofi Kopi 2 : Ben & Jody. Lagu ini dirilis
bersama dengan mini album kedua yang berjudul “Jangan Minta
Nambah”.
4.2 Temuan Penelitian
Pada penelitian kali ini lagu yang akan diteliti adalah lirik lagu
yang berjudul “Zona Nyaman” yang dipopulerkan oleh Fourtwnty. Lagu
“Zona Nyaman” menjadi lagu pembuka untuk mini-album kedua mereka
yang berjudul “Jangan Minta Nambah”.
46
4.2.1 Analisis Bait I “Zona Nyaman”
Pagi ke pagi ku terjebak di dalam ambisi
Seperti orang-orang berdasi yang gila materi
Rasa bosan membukakan jalan mencari peran
Keluarlah dari zona nyaman.
Hubungan Sintagmatik dan Paradigmatik Bait I :
Sintagmatik
Pagi ke pagi ku terjebak di dalam ambisi
Pagi ke pagi = rutinitas yang dilakukan untuk mengawali hari
Terjebak = tidak bisa bergerak
Ambisi = keinginan yang kuat
Seperti orang-orang berdasi yang gila materi
Orang-orang berdasi = orang yang bekerja di kantor/ karyawan
Gila materi = gila harta (mengejar kekayaan)
Rasa bosan membukakan jalan mencari peran
Bosan = jenuh
Mencari peran = mencari suasana baru
47
Keluarlah dari zona nyaman
Zona nyaman = situasi yang membuat kita tidak berkembang
karena hanya berada dititik itu
Paradigmatik
Pagi ke pagi ku terjebak di dalam ambisi
Seperti orang-orang berdasi yang gila materi
Rasa bosan membukakan jalan mencari peran
Keluarlah dari zona nyaman.
Rutinitas seorang pekerja di pagi hari, yang terjebak dalam
keinginan kuat untuk mengejar kekayaan dan jabatan. Ada suatu
titik dimana kejenuhan akhirnya muncul sehingga timbul keinginan
untuk mencari suasana baru dan keuluar dari zona nyaman tersebut.
Berdasarkan hubungan sintagmatik dan paradigmatik pada
Bait I tersebut mempunyai makna yaitu :
Dalam pemaparaan bait I bisa dilihat bahwa dalam lagu
“Zona Nyaman” Fourtwnty ingin menanalogikan situasi yang
sering terjadi di kota besar khususnya, dimana setiap pagi hari
semua orang sibuk bekerja dan bekerja. Orang-orang tersebut
selalu mementingkan waktu sehingga bisa diartikan lebih
mendalam kehilangan waktu sama saja kehilangan uang. Ditambah
48
dengan kalimat “seperti orang-orang berdasi yang gila materi”
menunjukkan bahwa fenomena orang-orang pekerja yang
mengalami rutinitas tersebut berlebihan dalam mendapatkan uang.
Sampai menghalalkan segala cara, lupa bahwa materi bukanlah
segalanya. Ambisi seperti itu pada akhirnya menciptakan rasa
kejenuhan karena ternyata dunia kita hanya berputar-putar di situ
saja dan tidak berkembang. Ekspektasi yang berlebihan akan
sesuatu hanya akan menimbulkan rasa lelah karena kita tidak bisa
memenuhinya. Kemudian rasa jenuh itu membukakan pikiran
untuk mencari suasana baru atau lebih tepatnya pekerjaan yang
baru atau lebih dari itu. Dan keluarlah kalimat “keluarlah dari zona
nyaman” ini untuk mengingatkan bahwa orang yang terbelenggu
dalam rutinitas tersebut agar keluar dan membebaskan diri, hal ini
ditunjukkan dalam lirik bait pertama.
4.2.2 Analisis Bait II “Zona Nyaman”
Sembilu yang dulu biarlah berlalu
Berkerja bersama hati
Kita ini insan bukan seekor sapi
Sembilu yang dulu biarlah membiru
Berkarya bersama hati.
49
Hubungan Sintagmatik dan Paradigmatik Bait II :
Sintagmatik
Sembilu yang dulu biarlah berlalu
Sembilu = kulit buluh yang tajam seperti pisau (digambarkan
sebagai sebuah rasa kesakitan yang mendalam)
Biarlah berlalu = biarlah pergi menghilang
Berkerja bersama hati
Bersama hati = dengan ketulusan dan keikhlasan
Kita ini insan bukan seekor sapi
Insan = manusia berakal budi
Bukan seekor sapi = bukan seekor binatang (digambarkan
seekor sapi karena hanya dimanfaatkan tenaganya
seperti budak)
50
Paradigmatik
Sembilu yang dulu biarlah berlalu
Berkerja bersama hati
Kita ini insan bukan seekor sapi
Sembilu yang dulu biarlah membiru
Berkarya bersama hati.
Sebuah pengalaman yang sangat menyakitkan di masalalu
seperti sebuah kegagalan harus di lupakan dan biarlah menghilang
pergi. Hendaknya kita dalam bekerja dan berkarya menggunakan
ketulusan dari hati nurani serta ketulusan untuk mendapatkan
kenyamanan dalam pekerjaan itu. Karena pada dasarnya kita ini
adalah manusia yang memiliki akal budi, bukan seekor binatang
yang hanya dimanfaatkan tenaganya seperti budak.
Berdasarkan hubungan sintagmatik dan paradigmatik pada Bait
II tersebut mempunyai makna yaitu :
Dalam pemaparaan bait II bisa dilihat bahwa dalam lagu “Zona
Nyaman” Fourtwnty ingin menanalogikan bahwa sebuah
kegagalan atau pengalaman yang pahit dalam bekerja di masalalu
jangan dijadikan alasan untuk menyerah dengan keadaan. Jangan
pernah merasa takut untuk mencobanya kembali dan terus
51
melangkah kedepan dengan optimis. Setiap orang memiliki masa
lalu yang buruk dalam pekerjaannya, disini penulis ingin
menyampaikan bahwa pengalaman kegagalan itu pasti akan
menjadi kekuatan tersendiri untuk masa kedepannya.
Dalam melakukan kesalahan dalam suatu pekerjaan pasti akan
mendapatkan konsekuensi yang kadang sangat menyakitkan.
Misalnya diberikan surat peringatan (SP), pengurangan upah
bahkan pemecatan tergantung kepada kesalahan yang kita perbuat,
hal ini sangat menyakitkan namun kita sebagai pekerja hanya bisa
patuh dan mengikuti di tempat bekerja. Ditambah lagi kegiatan
kantor yang padat seperti meeting, dinas luar kota, lembur.
Sebagai pekerja hanya bisa menuruti semua itu, layaknya kita ini
diibaratkan seperti seekor sapi karena selalu menurut dengan
penggembalanya. Kadang kita lupa pada hakekatnya kita ini adalah
manusia yang memiliki akal budi. Sehingga jangan sampai
mengabdikan diri sebagai seorang pekerja yang bekerja hanya
untuk materi dan melupakan kodrat kita sebagai manusia untuk
menjadi manusia yang lebih bermanfaat. Kita harus bekerja dengan
sebuah ketulusan dan kita harus mencintai pekerjaan kita itu.
Bekerja dan berkaryalah sesuai dengan passion tanpa ada tekanan
dan yang terpenting kita merasa lebih dimanusiawikan.
52
4.2.3 Analisis Bait III “Zona Nyaman”
Waktu ke waktu perlahan kurakit egoku
Merangkul orang-orang yang mulai sejiwa denganku
Ke-BM-an membukakan jalan mencari teman
Bergeraklah dari zona nyaman
Hubungan Sintagmatik dan Paradigmatik Bait III :
Sintagmatik
Waktu ke waktu perlahan kurakit egoku
Waktu ke waktu = dengan berjalannya waktu
Kurakit egoku =kurakit (membuat/membentuk) egoku (rasa
individu)
Merangkul orang-orang yang mulai sejiwa denganku
Merangkul orang-orang = mengajak orang-orang
Sejiwa = senasib, sepemikiran
Ke-BM-an membukakan jalan mencari teman
Ke-BM-man = BM ( bad mood ), sebuah rasa kemalasan dan
kejenuhan dihati
Bergeraklah dari zona nyaman
53
Bergeraklah = melakukan pergerakan / melakukan sesuatu
Zona nyaman = situasi yang membuat kita tidak berkembang
karena hanya berada dititik itu
Paradigmatik
Waktu ke waktu perlahan kurakit egoku
Merangkul orang-orang yang mulai sejiwa denganku
Ke-BM-an membukakan jalan mencari teman
Bergeraklah dari zona nyaman.
Seiring dengan berjalannya waktu, perlahan membentuk rasa
individu untuk mencari kebahagiaan dalam diri sendiri. Dan mulai
mengajak orang-orang yang senasib untuk beranjak keluar dari zona
nyaman ini. Rasa kemalasan, kejenuhan, ketidakstabilan perasaan
dalam diri yang semakin terasa akhirnya membukakan peluang untuk
mencari teman dan melakukan suatu perubahan.
Berdasarkan hubungan sintagmatik dan paradigmatik pada Bait III
tersebut mempunyai makna yaitu :
Dalam pemaparaan bait III bisa dilihat dalam lagu “Zona Nyaman”
Fourtwnty ingin menanalogikan bahwa sikap individu juga perlu kita
bentuk, karena dengan kita memikikirkan diri sendiri terlebih untuk
suatu perubahan yang baik dalam diri kita nantinya tentu akan
54
membawa dampak positif untuk lingkungan di sekitar. Dari lirik ini
juga jika dikulik lebih dalam dapat kita simpulkan bahwa 'ego' disini
bukanlah sebuah hal yang keras kepala, tetapi lebih mengarah kepada
idealisme yang berprinsip dalam hidup kita. Bukankah lebih baik jika
membuka pintu pada orang-orang yang bisa menerima idealisme kita
tanpa harus mengintimidasi prinsip hidup yang kita pilih.
Tentu saja rasa egois itu bukan suatu hal yang merugikan orang
lain. Misalnya kita memaksakan seseorang untuk meninggalkan
pekerjaannya karena kita ingin berada pada posisi jabatan itu. Dalam
melakukan hal yang baru kita tidak bisa sendiri karena pada
hakekatnya manuasia makhluk sosial. Maka dari itu dalam lirik lagu
ini penulis ingin mengajak orang-orang yang bernasib sama untuk
berani melakukan perubahan dengan keluar dari belenggu zona
nyamannya.
Sedangkan ke-BM-an dalam kamus bahasa anak muda jaman
sekarang itu diartikan sebagai Bad Mood yang diartikan kondisi
seseorang yang sedang merasa jenuh, malas, dan labil. Disini dapat
simpulkan bahwa pesan dari pencipta lagu bahwa kita harus bergerak
dari zona nyaman yang membuat kita malas, dan mengajak kita untuk
berinteraksi dengan sesama manusia. Agar hidup lebih berarti.
55
4.2.4 Analisis Bait IV “Zona Nyaman”
Diam dan mati milik dia yang tak bisa berdiri berdiri
Diam dan mati milik dia yang tak bisa berdiri berdiri dikakinya
sendiri.
Hubungan Sintagmatik dan Paradigmatik Bait II :
Sintagmatik
Diam dan mati milik dia yang tak bisa berdiri berdiri
Diam dan mati = tidak bergerak dan tidak bernyawa
Tidak bisa berdiri = tidak bisa mandiri
Diam dan mati milik dia yang tak bisa berdiri berdiri dikakinya
sendiri.
Diam dan mati = terdiam dan tidak bergerak
Tak bisa berdiri dikakinya sendiri = tidak bisa mandiri
Paradigmatik
Diam dan mati milik dia yang tak bisa berdiri berdiri
Diam dan mati milik dia yang tak bisa berdiri berdiri dikakinya
sendiri.
56
Berdiam diri tidak melakukan apa-apa atau lebih tepatnya pasrah
dengan keadaan yang membuat kita tidak berkembanhg merupakan
gambaran sikap ketidakmandirian dalam diri. Suatu perbuatan yang
sia-sia.
Berdasarkan hubungan sintagmatik dan paradigmatik pada Bait IV
tersebut mempunyai makna yaitu :
Dalam pemaparaan bait IV bisa dilihat dalam lagu “Zona Nyaman”
Fourtwnty ingin menanalogikan bahwa kondisi diam dan mati
digambarkan seperti seseorang yang tak memiliki keinginan merubah
keadaan hidup dan tidak ada rasa ingin mandiri. Tetap bertahan
didalam rutinitas pekerjaan yang membosankan.
Sedangkan kata “berdiri dikakinya sendiri” diartikan sebagai
manusia harus mandiri bisa menentukan keputusan yang terbaik dalam
kehidupannya. Jangan lebih memilih pasrah dalam ketidakberdayaan
hidup. Kita sebagai manusia yang berakal budi pasti akan mencari
solusi atas setiap persoalan hidup. Manfaatkan waktu dengan sebaik-
baiknya jangan sampai merugikan diri sendiri.
4.3 Pembahasan
Dalam penelitian lirik lagu “Zona Nyaman” yang dipopulerkan
oleh Fourtwnty, penulis menafsirkan pesan dari lagu “Zona Nyaman”
menceritakan tentang realita kehidupan di masyarakat khususnya yang
tinggal di kota-kota besar. Lagu ini menggambarkan tentang situasi
57
atau keadaan seseorang yang kegiatan rutinitas kesehariannya adalah
menjadi seorang pekerja di kantor. Setiap pagi hari selalu berangkat
ke tempat kerja melakukan pekerjaan yang sama setiap harinya
bahkan tuntutannya pun semakin tinggi karena adanya persaingan
dengan pekerja lainnya. Dimana dilingkungan kerja itu sikap individu
juga sangat terasa, seakan merasa terjebak dengan orang-orang hanya
memikirkan kebutuhannya saja dan ingin mendapatkan sesuatu yang
lebih dan lebih (materi dan jabatan). Waktu adalah uang, sehingga
waktu yang kita miliki hanya untuk bekerja.
Namun di situasi seperti ini semakin lama membuat jenuh dan
bosan, sehingga termotivasi untuk mencari peluang pekerjaan baru
dengan cara keluar dari zona nyaman itu dan mencari peluang
pekerjaan sesuai dengan apa yang diinginkan dan lebih menantang.
Membuat kita merasa lebih di manusiakan tidak seperti budak yang
hanya bisa patuh dengan segala macam peraturan yang ada. Lagu ini
lebih menekankan untuk membuka pikiran seseorang yang berada
pada situasi tersebut untuk berani keluar dari zona nyaman itu dan
lebih bersikap mandiri dalam menentukan pilihan terbaik dalam
menjalani kehidupannya. Kita harus berani mencoba sesuatu jangan
hanya berdiam diri pasrah terhadap keadaan. Lirik lagu tersebut
memang menceritakan apa yang kita alami saat ini, dan mereka belom
sadar bahwa tidak dapat dipungkiri kalau kita terkadang juga berada
diantara orang orang tersebut yang hanya mementingkan diri sendiri.
58
Lagu zona nyaman merupakan satu-satunya lagu Fourtwnty yang
dikonsepkan secara sederhana namun sarat akan makna.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori dari Ferdinand de
Saussure. Pada teori Ferdinand de Saussure, Ferdinand de Saussure
memaparkan semiotika didalam Course in General Lingustics sebagai
“ilmu yang mengkaji tentang peran tanda sebagai bagian dari
kehidupan sosial”. Implisit dari definisi tersebut adalah sebuah relasi,
bahwa jika tanda-tanda tersebut merupakan bagian dari kehidupan
sosial yang berlaku. Ada sistem tanda (sign system) dan ada sistem
sosial (social system) yang keduanya saling berkaitan. Dalam hal ini,
Saussure berbicara mengenai konvesi sosial (social konvenction) yang
mengatur penggunaan tanda secara sosial, yaitu pemilihan
pengkombinasian dan penggunaan tanda-tanda dengan cara tertentu
sehingga mempunyai makna dan nilai sosial (Alex Sobur, 2016 : 7).
Dalam hal ini terdapat lima pandangan dari Saussure yang
dikemudian hari menjadi peletak dasar dari strukturalisme Levi-
Strauss, yaitu pandangan tentang (1) signifier (penanda) dan signified
(petanda); (2) form (bentuk) dan content (isi); (3) language (bahasa)
dan parole (tuturan/ajaran); (4) synchronic (sinkronik) dan diachronic
(diakronik); serta (5) syntagmatic (sintakmatik) dan associative
(paradigmatik). Dalam penelitian makna optimisme lirik lagu “Hal-hal
Ini Terjadi” penulis menggunakan penelitian deskriptif kualitatif
dengan menggunakan pendekatan semiotik. Penelitian ini tidak
59
menggunakan manusia sebagai objek melainkan menganalisis setiap
bait lirik lagu menggunakan pandangan dari Ferdinand de Saussure
yaitu hubungan sintagmatik dan paradigmatik.
Berikut ini penulis secara ringkas menjabarkan analisis dari IV bait
lagu “Zona Nyaman” yang dipopulerkan oleh Fourtwnty. Pada judul
lagu dari lirik tersebut pencipta lagu menggambarkan hehidupan
masyarakat sekarang yang selalu ragu-ragu untuk keluar dari zona
nyaman. Pada bait I penulis menceritakan tentang aktifitas pagi hari
dimana orang-orang khususnya di kota besar selalu berangkat ke
tempat kerja melakukan kegiatan pekerjaan yang sama setiap harinya
sehingga menimbulkan kebosanan dan kejenuhan.
Kemudian pada bait II pencipta lagu ingin menceritakan tentang
kegagalan di masalalu dalam urusan pekerjaan pasti setiap orang pasti
pernah mengalaminya, namun jangan menjadikan kegagalan itu alasan
kita untuk pasrah dengan keadaan. Dalam bekerja selain memerlukan
tenaga dan otak namun yang terpenting adalah menggunakan hati
yang tulus. Supaya kita bisa memberikan yang terbaik dalam
pekerjaan yang kita kerjakan. Jangan mau di perlakukan seperti budak
kita ini manusia harus bisa berkarya dengan hati.
Pada bait III, Pada bait ini pencipta menceritakan bahwa dalam
melakukan suatu perubahan besar dalam hidup kita membutuhkan
orang lain karena hakekatnya kita ini makhluk sosial. Maka dari itu
pencipta lagu disini mengajak orang-orang yang senasib untuk berani
60
keluar dari zona nyaman dan melakukan perubahan dalam hidupnya.
Pada bait IV ini meceritakan tentang sindiran halus terhadap para
pekerja yang masih bertahan dalam zona nyamannya sehingga
menjadi tidak berkembang dan tidak mau melakukan perubahan dalam
hidupnya sehingga melakukan rutinitas pekerjaan yang membosankan
setiap harinya. Dalam hal ini penulis menyamakan orang yang tidak
mau berubah dalam hidupnya adalah orang yang tidak mandiri dan
hanya menggantungkan dirinya pada penghasilan.
Pada penelitian ini peneliti mendapatkan hubungan sintagmatik
dan paradigmatik I, II, III, dan IV dengan teori semiotika dari
Ferdinand de Saussure, sehingga penulis dapat menemukan makna
motivasi dalam lirik lagu “Zona Nyaman” karya Fourtwnty. Makna
motivasi yang dimaksud adalah setiap orang pasti ingin mendapatkan
pekerjaan sesuai dengan keinginan, passion, dan berpenghasilan
banyak namun pada kenyataannya jika kita hanya terjebak dalam
suatu aktifitas pekerjaan yang membuat kita jenuh dan lelah akan
membuat hidup kita tidak berkembang. Kesakitan atau kegagalan di
masalalu jangan dijadikan alasan untuk seseorang menyerah pada
keadaan. Kegagalan itulah yang seharusnya menjadikan kita kekuatan
untuk bangkit dan memotivasi diri sendiri untuk melakukan perubahan
dalam hidup yaitu keluar dari zona nyaman tersebut. Kita harus
menyadari bahwa kita ini seorang insan memiliki akal budi dan hati
nurani, jangan mau diperbudak oleh waktu materi seperti seekor sapi
61
dengan gembalanya. Kita hanya bisa tunduk dan pasrah akan segala
aturan dan perintah atasan kita.
Tentunya dalam melakukan perubahan besar dalam hidup
membutuhkan orang lain, maka dari itu penulis melalui lirik lagu
“Zona Nyaman” memotivasi kita untuk berani mengajak orang-orang
yang sejiwa dengan kita untuk berani keluar dari zona nyaman kita
masing-masing. Disini sikap egoisme juga harus ditumbuhkan karena
untuk mendapatkan tujuan tertentu kita juga harus memikirkan yang
terbaik untuk diri kita sendiri dan arah tujuan hidup kita. Ke-BM-an di
artikan sebagai rasa yang membosankan dan menjenuhkan, kita harus
melawan rasa itu agar tidak menjadi pekerja yang pemalas dengan
cara bergerak keluar dari zona nyaman tersebut.
Pada bait terakhir juga terdapat makna motivasi yang kuat yaitu
penulis menyamakan orang yang tidak berani berdiri dikakinya sendiri
sama saja dengan sikap tindak mandiri. Di era seperti sekarang ini kita
harus mempunyai rasa percaya diri yang kuat, rasa ingin tahu akan
berbagai hal, rasa jangan cepat puas terhadap apa yang telah kita
capai. Penulis memotivasi kita agar jangan hanya diam dan mati
waktu yang kita punya kesempatan yang ada tidak akan pernah datang
berkali-kali kita harus bisa memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
Karena apabila kita berani keluar dari zona nyaman kita akan ada
banyak hal-hal baru yang akan kita dapatkan misalnya saja
62
pengalaman, relasi, peluang, dan kepuasan dalam diri sendiri karena
berhasil melawan ketakutan akan keluar dari zona nyaman.
Pada media komunikasi dalam penelitian ini adalah bait dalam
penyampaian infomasi lirik lagu “Zona Nyaman” karya Fourtwnty
terdapat suatu pesan tentang kehidupan masyarakat sekarang yang
dijabarkan melalui lirik lagu tersebut mempunyai pesan yang baik
terhadap setiap orang yang mendengarnya. Penulis lagu menunjukan
gambaran umum mengenai apa yang di alami pada kehidupan saat ini
yang hampir semua orang pasti pernah mengalami kedilemaan akan
zona nyamannya masing-masing karena banyak keraguan dan
konsekuensi yang diterima. Lagu “Zona Nyaman” merupakan salah
lagu Fourtwny yang dikonsepkan secara sederhana tetapi sarat akan
makna.
Dalam lagu ini makna motivasi ditujukan untuk masyarakat
modern (generasi millineal) saat ini melalui lirik lagu “Zona Nyaman”
yang di populerkan oleh Fourtwnty. Suatu pesan tentang kehidupan
masyarakat saat ini yang di sampaikan melalui media. Media
penyampaiannya beragam salah satunya melalui musik ini. Musik
merupakan perilaku sosial yang kompleks dan universal yang
didalamnya memuat sebuah ungkapan pikiran manusia, gagasan, dan
ide-ide dari otak yang mengandung sebuah sinyal pesan yang
signifikan. Pesan atau ide yang disampaikan melalui musik atau lagu
biasanya memiliki keterkaitan dengan konteks historis. Muatan lagu
63
tidak hanya sebuah gagasan untuk menghibur, tetapi memiliki pesan-
pesan moral atau idealisme dan sekaligus memiliki kekuatan
ekonomis. Karya seni musik adalah salah satu media paling ampuh
untuk menyampaikan sebuah pesan motivasi.
Dari penjelasan diatas bisa disimpulkan bahwa lagu “Zona
Nyaman” ini mengandung makna motivasi yang kuat. Melalui lirik-
lirik di lagunya, pesan motivasi untuk kita jangan pernah ragu dalam
menentukan perubahan besar dalam hidup kita. Jangan pernah
menghabiskan waktu untuk melakukan suatu kegiatan yang tidak kita
cintai, bergerak dan keluar dari zona nyaman itu berkarya dan bekerja
dengan hati tanpa meninggalkan hakekat kita sebagai makhluk sosial.
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Lirik lagu “Zona Nyaman” karya Fourtwnty merupakan sebuah lirik
yang didalamnya terdapat tanda hubungan petanda (signified) dan penanda
(signifier). Teks lirik lagu merupakan sebuah kesatuan isi antara kumpulan
kata-kata, antara kata yang satu dengan kata yang satu dengan kata yang lain
bekaitan dan tentunya akan memunculkan makna tersendiri bagi para
penafsiannya, interpretasi orang yang satu bisa jadi berbeda dengan
interpretasi orang lain.
Setelah melakukan penelitian dengan pembahasan skripsi mengenai
“ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA MOTIVASI PADA LIRIK LAGU
“ZONA NYAMAN” KARYA FOURTWNTY”, peneliti menemukan
tentang motivasi kehidupan dalam berkarya lirik tersebut. Berikut
kesimpulannya dalam tiap bait :
1. Dalam bait pertama makna yang terkandung setelah melalui
proses analisa semiotik Saussure adalah dalam bekerja tujuan
utama kita bukanlah hanya sekedar materi karena hanya akan
menimbulkan kejenuhan, dan keluarlah dari zona nyaman itu
agar kita bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik lagi.
2. Dalam bait kedua makna yang terkandung setelah melalui proses
analisa semiotik Saussure adalah jangan jadikan kegagalan di
65
masalalu sebagai alasan untuk kita pasrah dengan keadaan.
Karena kita ini manusia bukan budak jadi jangan mau bekerja
hanya bekerja saja dan menjadikan kita tidak berkembang.
3. Dalam bait ketiga makna yang terkandung setelah melalui proses
analisa semiotik Saussure adalah memiliki rasa ego demi
kebahagiaan perlu kita lakukan dan ajaklah teman-teman
disekitarmu untuk berani melakukan perubahan dalam hidupnya
karena pada dasarnya kita makhluk sosial yang tidak bisa hidup
sendiri.
4. Dalam bait keempat makna yang terkandung setelah melalui
proses analisa semiotik Saussure adalah bersikap diam dan
pasrah adalah cerminan orang yang tidak mandiri (pesimis), jadi
kita harus bearani mengambil keputusan yang terbaik untuk
hidup yang lebih baik.
5.2 Implikasi
5.2.1 Implikasi Teoritis
Hasil dari penelitian ini dapat berimplikasi pada pengembangan
pemikiran dalam kajian semiotika. Penelitian ini menggunakan teori
Semiotika dari Ferdinand de Saussure untuk memahami makna yang
terkandung dalam lirik lagu “Zona Nyaman” yang dipopulerkan oleh
group band Fourtwnty. Sebelumnya telah dijelaskan bahwa penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh makna motivasi dalam lirik lagu “Zona
Nyaman” yang dipopulerkan oleh Fourtwnty melalui kajian semiotika
66
dari Ferdinand de Saussure yaitu dengan mengaplikasikannya dalam
setiap bait dalam lagu tersebut, sehingga diperoleh penggambaran makna
motivasi dari lirik “Zona Nyaman” yang dipopulerkan oleh Fourtwnty.
Pada hasil penelitian digambarkan dalam lagu “Zona Nyaman”
yang dipopulerkan oleh Fourtwnty menghasilkan sebuah makna dari
konsep-konsep yang terdapat dalam pikiran manusia melalui bahasa.
5.2.2 Implikasi Metodologis
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan
menggunakan pendekatan semiotika dari Saussure. Metode penelitian ini
tidak menggunakan manusia sebagai objek penelitian. Analisis dari
pandangan Saussure yang dilakukan pada media tertentu dalam hal ini
teks dalam lirik lagu. Untuk kemudian tanda-tanda yang ada atau muncul
diolah dan dianalisis bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang
suatu pemaknaan dari lagu yang dalam penelitian ini adalah lirik lagu
dari Fourtwnty yang berjudul “Zona Nyaman”. Oleh karens itu penelitian
analisis teks dikhususkan menggunakan metode penelitian deskriptif
kualitatif dengan pendekatan semiotik.
Secara teoritis, hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya dapat
dijadikan media pembelajaran dalam memahami analisis semiotika dari
berbagai sudut pandang seperti lirik lagu, film, iklan, atau karya lainnya.
Serta hasil penelitian ini bermanfaat bagi penikmat musik dalam
membangun sikap mandiri dalam dirinya, bagi peneliti lirik lagu
khususnya diharapkan dapat menjadi pendorong untuk mengadakan
67
penelitian lirik lagu melalui semiotik secara mendalam. Dan juga dapat
menjadi referensi bagi peneliti yang pernah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya ataupun pada peneliti selanjutnya.
5.2.3 Implikasi Praktis
Hasil penelitian tentang pemaknaan lirik lagu “Zona Nyaman”
yang dipopulerkan oleh Fourtwnty. Memberikan beberapa implikasi
yaitu memberikan gambaran dan pemahaman tentang proses terjadinya
pengaplikasian konsep-konsep semiotika, alasan yang mendasari lagu
“Zona Nyaman” yang dipopulerkan oleh Fourtwnty diharapkan dapat
menyadarkan masyarakat bahwa musik bisa menjadi bentuk/wadah
dalam membangun motivasi dalam diri seseorang dalam menentukan
pilihan dihidupnya.
5.3 Saran
Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti telah
merumuskan beberapa hal yang dapat menjadi saran yang mudah-
mudahan dapat berguna. Berikut ini adalah saran yang telah peneliti
rangkum :
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur dalam penelitian
kualitatif program studi ilmu komunikasi Universitas Semarang,
khususnya analisis berupa lirik lagu serta dapat memberikan konstribusi
positif dalam penelitian-penelitian selanjutnya untuk mengembangkan
tentang bahasan ini lebih lanjut. Diharapkan peneliti yang akan melakukan
penelitian selanjutnya, dengan mengambil tema seperti ini disarankan
68
untuk mencari dan membaca referensi lain lebih banyak lagi sehingga
hasil penelitian selanjutnya akan semakin baik serta memperoleh ilmu
pengetahuan yang baru dengan metode teknik analisis yang lain.
2. Diharapkan Penelitian ini dapat berguna untuk membuka pikiran
masyarakat agar tidak berambisi dalam suatu pekerjaan karena dapat
merugikan kehidupan kita kedepanya . bukan hanya sebagai media
hiburan semata tetapi juga harus lebih cermat dalam mengartikan pesan
dalam sebuah lirik lagu.
\
DAFTAR PUSTAKA
Alex Sobur, 2006. Semiotika Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
.2013. Semiotika Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Awe, L. 2003. Lirik Lagu. Available http://www.daemoo.blogspot.com.
Deddy Mulyana, 2004.Metode Penelitian Komunikasi : Contoh-Contoh Penelitian
Kualitatif Dengan Pendekatan Praktis. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Etta Mamang Sangadji & Sopiah, 2010. Metodologi Penelitian : Pendekatan
Paktis dalam Penelitian. Yogyakarta : Andi Offset.
Gunawan Witjaksana, Pokok-pokok Pikiran Dalam Metodologi Penelitian
Komunikasi Kualitatif.
Halim Malik,2011. Penelitian Kualitatif. Available https://www.kompasiana.com.
H.B. Sutopo, 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Surakata : UNS Pess.
John Fiske, 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Rajagrafindo Persada
Kurniawan, 2001. Semiologi Roland Barthes. Magelang : Yayasan Indonesiatera
Little John, Stephen W. 2009. Teori Komunikasi Theories of Human
Communication. Jakarta : Salemba Humanika.
Margono, 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Jakata : Rineka Cipta.
Nawiroh Vera, 2014. Semiotika Dalam Riset Komunikasi. Bogor : Graha
Indonesia.
Pono Banoe, 2003. Kamus Musik. Yogyakarta : Kanisisus.
http://blog.isi-dps.ac.id/gustiangdiyusa/musik-sebagai-media-komunikasi.html, (6
Januari 2019)
http://daemoo.blogspot.co.id/2012/01/pengertian-lirik-lagu.html?m=1, (6 Januari
2019)
http://iblogmywa.blogspot.co.id/2013/03/teknik-penelitian.html?m=1, (10 Januari
2019)
http://Infodanpengertian.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-musik-menurut-para
ahli.html?m=1, (12 Januari 2019)
http://arifbudi.lecture.ub.ac.id/2014/03/semiotik-simbol-tanda-dan-konstruksi-
makna/, (12 Januari 2019)
https://www.hipwee.com/7-hal-ini-katanya-identik-dengan-generasi-muda-
sekarang-mitos-atau-nyata/, (13 Januari 2019)
https://lirik-lagu-dunia.blogspot.com/2017/06/lirik-lagu-zona-nyaman-fourtwenty-
ost.html?m=1, (13 Januari 2019)
http://noviyanto-noviyanto72.blogspot.com). (13 Januari 2019)
LAMPIRAN