Upload
dinhkiet
View
266
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS SISTEM PEMASARAN PRODUK LEBAH MADU PT MADU PRAMUKA CIBUBUR
JAKARTA TIMUR
SKRIPSI
FARIDA HANUM
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007
RINGKASAN
FARIDA HANUM. D34102074. 2007. Analisis Sistem Pemasaran Produk Lebah Madu PT Madu Pramuka Cibubur Jakarta Timur. Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembimbing Utama : Ir. Asi H. Napitupulu, MSc. Pembimbing Anggota : Ir. Hotnida C.H. Siregar, MSi.
Madu dibutuhkan untuk memenuhi konsumsi tiap individu dalam menjaga kesehatan, pengobatan, industri farmasi dan pangan. Kebutuhan madu adalah peluang pasar bagi PT Madu Pramuka yang memproduksi berbagai jenis produk lebah madu. Peluang pasar dapat dimanfaatkan dengan baik jika didukung pemasaran yang tepat, sehingga harapan perusahaan untuk memenuhi keinginan konsumen agar tercipta kepuasan dapat terwujud.
Penelitian ini bertujuan 1) mengetahui saluran pemasaran, 2) mengetahui mekanisme fungsi pemasaran, struktur pasar, perilaku pasar, dan keragaan pasar PT Madu Pramuka dan lembaga pemasaran yang terlibat, 3) menganalisis marjin pemasaran dan producer’s share yang diterima PT Madu Pramuka, dan 4) menganalisis efisiensi pemasaran PT Madu Pramuka berdasarkan biaya pemasaran, producer’s share dan marjin pemasaran.
Penelitian berlangsung bulan September sampai November 2006 di PT Madu Pramuka Cibubur, Jakarta Timur dan lembaga pemasaran wilayah DKI Jakarta. Lembaga pemasaran yang terlibat adalah pengecer dengan sampel 30 orang/lembaga yang dipilih secara sengaja. Penelitian didisain sebagai penelitian survei dengan data primer dan sekunder baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Pola saluran pemasaran produk lebah madu untuk madu botol, bee pollen dan royal jelly terdiri dari dua saluran sedangkan madu curah satu saluran. Fungsi pemasaran yang dilakukan produsen dan pengecer adalah: 1) fungsi pertukaran yaitu fungsi pembelian, penjualan, penetapan harga, 2) fungsi fisik yaitu transportasi, standardisasi dan grading, penyimpanan, penanganan (pengecer hanya melakukan fungsi penyimpanan dan penanganan) 3) fungsi fasilitas yaitu penanggungan resiko dan pembiayaan (pengecer hanya melakukan fungsi pembiayaan). Struktur pasar yang dihadapi produsen adalah persaingan monopolistik. Struktur pasar yang dihadapi pengecer mendekati pasar persaingan sempurna. Saluran pemasaran yang paling efisien berdasarkan biaya pemasaran, marjin pemasaran dan producer’s share untuk madu botol adalah saluran I karena pada saluran I biaya pemasaran dan marjin pemasaran rendah serta producer’s share yang tinggi per satu satuan output. Jika dilihat dari total seluruh produk yang dipasarkan maka saluran yang paling efisien adalah saluran I karena total volume penjualan lebih tinggi. Analisis tingkat keterpaduan pasar menunjukkan bahwa transfer harga dari pengecer ke produsen tidak berlangsung dengan baik. Apabila harga di tingkat pengecer naik maka kenaikan harga di tingkat pengecer sedikit ditransfer pada harga di tingkat produsen, walaupun nilainya semakin kecil kalau madu botol itu semakin spesifik.
Kata-kata kunci : Produk lebah madu, saluran pemasaran, fungsi pemasaran, marjin pemasaran, efisiensi pemasaran
ABSTRACT
Analysis The Marketing System of Honey Bee Products in PT Madu Pramuka Cibubur East Jakarta
Hanum F., A.H. Napitupulu, and H.C.H. Siregar
The Madu Pramuka Company (PT Madu Pramuka) is one of the company which produce various honey bee products i.e. bottled honey, unbottled honey, bee pollen and royal jelly. The aims of this research were: 1) to know the marketing channel of PT Madu Pramuka, 2) to know the marketing function’s mechanism, market structure, conduct, and performance of PT Madu Pramuka and marketing institutes which involved in honey bee products sales, 3) to analyze the marketing margin and producer’s share which received by PT Madu Pramuka, and 4) to analyze marketing efficiency of PT Madu Pramuka based on marketing cost, producer’s share and marketing margin. This research was conducted from September until November 2006 in PT Madu Pramuka, Cibubur; East Jakarta and marketing institutes in Jakarta area. Marketing institutes which involved in honey bee product marketing were retailers. The retailer samples were 30 persons/institutes which were chosen by purposive sampling method. The data in this research consisted of primary and secondary data which were analyzed qualitatively and quantitatively. The unbottled honey has one marketing channel while the bottled honey, bee pollen and royal jelly has two marketing channel. The marketing functions between PT Madu Pramuka and retailers were: 1) exchange, 2) physical (transportation, handling, storage and standardization), and 3) facilitating function. The market structure at producer level was monopolistic competition and retailers were perfect competition. The most efficient of marketing channel in each honey bee product was the first channel that is producer to consumer because the producer’s share was the highest. The degree of the integration between retailer market and the producer’s market for all of honey in general and honey in specific were inelastic or least integrated. But honey in general were more elastic compare to honey in specific.
Keywords : honey bee products, marketing channel, marketing function, marketing margin, marketing efficiency
ANALISIS SISTEM PEMASARAN PRODUK LEBAH MADU PT MADU PRAMUKA CIBUBUR
JAKARTA TIMUR
FARIDA HANUM
D34102074
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada
Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007
ANALISIS SISTEM PEMASARAN PRODUK LEBAH MADU PT MADU PRAMUKA CIBUBUR
JAKARTA TIMUR
Oleh
FARIDA HANUM
D34102074
Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 5 Februari 2007
Pembimbing Utama Pembimbing Anggota Ir. Asi H. Napitupulu, MSc Ir. Hotnida C.H. Siregar, MSi NIP. 130 256 389 NIP. 131 881 141
Dekan Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Ronny Rachman Noor, MRur. Sc. NIP. 131 624 188
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 30 Oktober 1984. Penulis adalah
anak kedua dari tiga bersaudara yaitu Lina Nurmalawati dan Fida Rizki Khairunnisa
dari pasangan Bapak H. D. Isyanto, S.H. dan Ibu Hikmah Lis Setyawati.
Riwayat pendidikan Penulis berawal dari TK Islam Hubaya (1989-1990)
kemudian pendidikan dasar di MI YPKP Ciracas (1990-1996). Penulis melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri 147 Cibubur (1996-1999) dan pendidikan lanjutan
menengah atas di SMU Negeri 39 Cijantung (1999-2002).
Penulis meneruskan pendidikannya di Bogor sebagai mahasiswa Program
Studi Sosial Ekonomi Industri Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Bogor. Minat studi yang dipilih adalah Manajemen Agribisnis Peternakan yang
diperoleh melalui jalur SPMB pada tahun 2002.
Selama mengikuti pendidikan, Penulis aktif dalam berbagai kegiatan
diantaranya sebagai panitia SEIP Project tahun 2003 dan panitia Lomba Cepat Tepat
SEIP tahun 2004. Selain itu, Penulis juga pernah membantu dosen dalam praktikum
mata kuliah Manajemen Usaha Peternakan tahun ajaran 2005-2006.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirabillalamin, segala puji dan syukur Penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Analisis Sistem Pemasaran
Produk Lebah Madu PT Madu Pramuka Cibubur Jakarta Timur”. Shalawat serta
salam Penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Madu dibutuhkan untuk memenuhi konsumsi tiap individu dalam menjaga
kesehatan, pengobatan, serta diperlukan juga bagi industri farmasi dan pangan.
Kebutuhan madu tersebut adalah peluang pasar yang dapat dimanfaatkan dengan
baik jika didukung pemasaran yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
saluran pemasaran, mekanisme fungsi pemasaran, struktur pasar, perilaku pasar, dan
keragaan pasar perusahaan dan lembaga pemasarannya, marjin pemasaran dan
producer’s share yang diterima perusahaan, serta efisiensi pemasaran berdasarkan
biaya pemasaran, producer’s share dan marjin pemasaran.
Skripsi ini ditulis dengan semua kekurangan dan kelebihan karena Penulis
meyakini bahwa semua kebenaran dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Amin
yaa robbal `aalamin.
Bogor, Februari 2007
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN .................................................................................................... i
ABSTRACT ....................................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi
PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
Latar Belakang ..................................................................................... 1 Perumusan Masalah ............................................................................. 2 Tujuan Penelitian .................................................................................. 3
Kegunaan Penelitian ............................................................................ 3
KERANGKA PEMIKIRAN .............................................................................. 4
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 6 Lebah Madu ........................................................................................ 6
Produk-produk Lebah Madu ............................................................... 7 Madu ...................................................................................... 7 Malam Lebah (Lilin Lebah, Wax) ........................................... 7 Royal Jelly ............................................................................... 8 Bee Pollen ................................................................................. 8
Pemasaran ........................................................................................... 9 Sistem Pemasaran ............................................................................... 10
Biaya dan Marjin Pemasaran .............................................................. 11 Lembaga dan Saluran Pemasaran ....................................................... 13
Efisiensi Pemasaran ............................................................................ 13
METODE PENELITIAN .................................................................................. 16
Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 16 Populasi dan Sampel ........................................................................... 16 Desain Penelitian ................................................................................ 18
Data dan Instrumentasi ....................................................................... 18 Pengumpulan Data .............................................................................. 18
Analisis Data ....................................................................................... 19 Analisis Saluran dan Fungsi Pemasaran ................................. 19 Analisis Struktur, Perilaku, dan Keragaan Pasar .................... 19
Definisi Istilah .................................................................................... 21
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN .............................................................. 22
Lokasi Perusahaan .............................................................................. 22 Sejarah Perusahaan ............................................................................. 22 Misi, Landasan dan Semboyan Kerja Perusahaan .............................. 23
Struktur Organisasi Perusahaan .......................................................... 23 Tenaga Kerja ....................................................................................... 24
Lingkup Usaha Perusahaan ................................................................. 24
HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 26
Karakteristik Lembaga Perusahaan .................................................... 26 Madu Botol ............................................................................ 27 Madu Curah ............................................................................ 28 Bee Pollen ............................................................................... 28 Royal Jelly ............................................................................... 29
Analisis Saluran Pemasaran ................................................................ 29 Madu Botol ............................................................................ 29 Madu Curah ............................................................................ 30 Bee Pollen ............................................................................... 30 Royal Jelly ............................................................................... 31
Fungsi-fungsi Pemasaran di Tingkat Produsen dan Pengecer ............. 31 Produsen/PT Madu Pramuka .................................................. 32 Pedagang Pengecer ................................................................. 34
Analisis Struktur Pasar, Perilaku Pasar dan Keragaan Pasar ............... 35 Struktur Pasar .......................................................................... 35 Perilaku Pasar ......................................................................... 37 Keragaan Pasar ....................................................................... 38
Analisis Marjin Pemasaran Madu Botol ............................................. 39 Tingkat Keterpaduan pasar ................................................................. 41
KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 43
Kesimpulan ....................................................................................... 43
Saran ................................................................................................... 43
UCAPAN TERIMAKASIH .............................................................................. 45
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 46
LAMPIRAN ........................................................................................................ 47
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Jumlah Populasi dan Sampel untuk Setiap Kota di DKI Jakarta dan Jenis Pengecer Produk Lebah Madu PT Madu Pramuka ................ 17
2. Jenis Produk Lebah Madu yang Dijual pada Setiap Pengecer Selama Bulan Juli 2006 .......................................................................... 26
3. Karakteristik Lembaga Pemasaran yang Terlibat dalam Sistem Pemasaran Madu Botol PT Madu Pramuka di Wilayah Jakarta ............ 27
4. Penjualan Madu Curah Selama Bulan Juli 2006 .................................... 28
5. Persentase Pembelian Bahan Baku Produk Lebah Madu PT Madu Pramuka pada Tahun 2005 ................................................... 33
6. Struktur Biaya, Besar Biaya dan Marjin Pemasaran Madu Botol pada PT Madu Pramuka dan Lembaga Pemasaran di Wilayah Jakarta Selama bulan Juli 2006 ............................................................ 40
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Kerangka Pemikiran Sistem Pemasaran Produk Lebah Madu PT Madu Pramuka Cibubur, Jakarta Timur ........................................ 5
2. Hubungan antara Fungsi-fungsi Pertama dan Turunan terhadap Marjin Pemasaran dan Nilai Marjin Pemasaran ................................. 12
3. Saluran Pemasaran Madu Botol Selama Bulan Juli 2006 ................... 30
4. Saluran Pemasaran Madu Curah Selama Bulan Juli 2006 ................... 30
5. Saluran Pemasaran Bee Pollen Selama Bulan Juli 2006 .................... 31
6. Saluran Pemasaran Royal Jelly Selama Bulan Juli 2006 ..................... 32
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Kuesioner untuk PT Madu Pramuka .................................................... 48
2. Kuesioner untuk Pengecer ................................................................... 51
3. Volume Penjualan Produk Lebah Madu PT Madu Pramuka Selama Bulan Juli 2006 ....................................................................... 54
4. Persamaan Harga Jual di Tingkat Produsen dan Pengecer Serta Elastisitas Transfer yang Dihitung untuk Semua Jenis Madu dan Setiap Jenis Madu Botol ....................................................................... 54
5. Gambar Produk Lebah Madu PT Madu Pramuka ................................ 55
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia memiliki kondisi alam yang sangat mendukung perkembangan
budidaya lebah madu. Kondisi tanah yang cukup subur memungkinkan pertumbuhan
berbagai jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan lebah. Iklim
tropis dan keanekaragaman jenis tumbuhan sangat memungkinkan ketersediaan
bunga untuk pakan lebah sepanjang tahun. Produk yang dihasilkan lebah madu
dibutuhkan untuk memenuhi konsumsi tiap individu dalam menjaga kesehatan,
pengobatan, serta diperlukan juga bagi industri farmasi dan pangan.
Peluang pasar produk lebah madu dapat dimanfaatkan dengan baik jika
didukung pemasaran yang efisien. Pemasaran yang efisien ditandai dengan adanya
peningkatan pendapatan produsen, peningkatan keuntungan lembaga pemasaran, dan
peningkatan kepuasan konsumen. Pemasaran merupakan indikator keberhasilan dari
produk yang dihasilkan sehingga pemasaran tidak dapat dipisahkan dengan produksi.
Produksi lebah madu selalu mengalami fluktuasi karena tergantung dengan musim
bunga dari tanaman sumber pakan lebah. Bagian produksi dapat mengatasi
ketidakstabilan produksi tersebut dengan melakukan koordinasi pada bagian
pemasaran untuk menentukan sasaran pasar. Perusahaan selalu berusaha untuk dapat
mencapai tujuan dan sasaran melalui produk yang dihasilkannya. Upaya dari
perusahaan yaitu menghasilkan produk yang diminati oleh konsumen akhir dengan
tingkat harga yang memberikan keuntungan bagi perusahaan dalam jangka panjang.
Harapan perusahaan pada umumnya yaitu memenuhi keinginan konsumen agar
tercipta kepuasan sehingga dapat menjamin keberlangsungan usaha dan dapat
mengembangkan usaha ke arah yang lebih baik.
Perseroan Terbatas (PT) Madu Pramuka merupakan salah satu perusahaan
yang menangani perlebahan. Perusahaan ini didirikan oleh Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka dengan maksud dan tujuan melakukan kegiatan budi daya lebah modern
guna mendorong gerakan Pramuka pada khususnya dan masyarakat pada umumnya
untuk beternak lebah serta menjaga kelestarian hutan di Indonesia. Perusahaan PT
Madu Pramuka memiliki kantor pusat di Cibubur, Jakarta Timur yang melakukan
kegiatan pengolahan dan pemasaran. Kegiatan pengolahan menggunakan bahan
dasar yang diperoleh dari peternakan milik PT Madu Pramuka dan peternak binaan.
Perusahaan PT Madu Pramuka memproduksi berbagai jenis produk lebah madu,
diantaranya adalah madu botol, madu curah, bee pollen, dan royal jelly.
Pengembangan terhadap produk-produk yang dihasilkan dilakukan oleh PT Madu
Pramuka agar dapat memenuhi kebutuhan pasar. Usaha pemasaran yang menunjang
keberhasilan perusahaan didasarkan pada konsep pemasaran yang tepat untuk dapat
mengarah kepada sasaran pasar yang dituju. Perencanaan kegiatan pemasaran produk
dilakukan sebelum produk madu dihasilkan sampai produk tersebut dapat
dikonsumsi oleh konsumen akhir.
Perumusan Masalah
Pengembangan produk lebah madu di Indonesia masih menghadapi beberapa
masalah dalam hal pemasaran antara lain kurangnya promosi produk lebah madu dan
usaha lebah madu. Hal tersebut menyebabkan produk lebah madu yang dihasilkan di
Indonesia kurang memasyarakat.
Selain masalah penyebaran produk, dalam pemasaran sering terjadi
pertentangan kepentingan dari tiga pihak yaitu produsen yang menghendaki hasil dan
penghasilan yang baik, konsumen akhir yang menghendaki harga barang yang relatif
murah dengan kualitas baik dan unit pemasaran yang menginginkan keuntungan
yang tinggi. Salah satu cara untuk mengatasi penyebaran produk lebah madu adalah
memperbaiki sistem pemasaran yang selama ini dijalankan agar dapat mencapai
pemasaran yang efektif dan efisien.
Melihat kondisi ini, permasalahan yang ingin diangkat adalah :
1. Bagaimana saluran pemasaran produk lebah madu PT Madu Pramuka Cibubur?
2. Bagaimana mekanisme fungsi pemasaran, struktur pasar, perilaku pasar, dan
keragaan pasar PT Madu Pramuka Cibubur dan lembaga pemasaran yang terlibat
dalam memasarkan produk lebah madu?
3. Berapa besar marjin pemasaran dan producer’s share yang diterima oleh PT
Madu Pramuka Cibubur?
4. Bagaimana tingkat efisiensi pemasaran produk lebah madu yang dihasilkan oleh
PT Madu Pramuka Cibubur?
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui saluran pemasaran produk lebah madu PT Madu Pramuka Cibubur
2. Mengetahui mekanisme fungsi pemasaran, struktur pasar, perilaku pasar, dan
keragaan pasar PT Madu Pramuka Cibubur dan lembaga pemasaran yang terlibat
dalam memasarkan produk lebah madu
3. Menganalisis besarnya marjin pemasaran dan producer’s share yang diterima
oleh PT Madu Pramuka Cibubur
4. Menganalisis efisiensi pemasaran produk lebah madu PT Madu Pramuka Cibubur
berdasarkan biaya pemasaran , producer’s share dan marjin pemasaran
Kegunaan Penelitian
1. Bagi PT Madu Pramuka sebagai bahan masukan dan informasi tentang sistem
pemasaran produk lebah madu
2. Bagi penulis dan peneliti selanjutnya sebagai bahan informasi mengenai sistem
pemasaran produk lebah madu untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
sistem pemasaran produk lebah madu
KERANGKA PEMIKIRAN
Sistem pemasaran merupakan suatu urutan lembaga pemasaran yang
melakukan fungsi pemasaran untuk memperlancar aliran produk dari produsen ke
tangan konsumen akhir dan memperlancar aliran uang yang tercipta oleh kegiatan
produktif yang dilakukan oleh lembaga pemasaran dari tangan konsumen akhir ke
tangan produsen dalam suatu sistem komoditas. Perusahaan PT Madu Pramuka
merupakan produsen yang mengolah produk lebah madu dari hasil panen peternakan
PT Madu Pramuka dan peternak binaan PT Madu Pramuka. Kantor pusat PT Madu
Pramuka berada di Cibubur, Jakarta Timur.
Proses penyampaian produk madu melalui berbagai saluran pemasaran dan
fungsi-fungsi pemasaran yaitu: 1) fungsi pertukaran (pembelian, penjualan,
penetapan harga), 2) fungsi fisik (transportasi dan penanganan, penyimpanan,
pengolahan dan pengepakan, grading dan standardisasi),dan 3) fungsi fasilitasi
(pembiayaan dan penanggungan resiko, informasi pasar, pengembangan pasar,
penelitian pasar). Analisis sistem pemasaran dapat dikaji melalui struktur pasar
(market structure), perilaku pasar (market conduct) dan keragaan pasar (market
performance). Struktur pasar terdiri dari konsentrasi pembeli, batas-batas masuk
pasar, dan diferensiasi produk. Perilaku pasar mencerminkan tingkah laku dan
kegiatan program dari perusahaan pada kondisi struktur pasar yang ada. Analisis
terhadap perilaku pasar dapat dilakukan melalui sistem penentuan harga, sistem
pembayaran, dan kerjasama antar lembaga pemasaran. Keragaan pasar merupakan
keadaan sebagai akibat dari struktur pasar dan perilaku pasar dalam kenyataannya
yang ditunjukkan dengan biaya dan volume produksi yang pada akhirnya akan
memberikan penilaian baik atau tidaknya suatu sistem pemasaran. Keragaan pasar
dikaji melalui dua cara yaitu efisiensi operasional (teknis) dan efisiensi harga.
Efisiensi operasional (teknis) memperlihatkan pencapaian biaya minimum dalam
pelaksanaan fungsi pemasaran yang dihitung dari marjin pemasaran. Efisiensi harga
memperlihatkan kemampuan harga dan tanda-tanda harga untuk penjual. Efisiensi
harga dihitung melalui indeks keterpaduan pasar antara produsen dan pasar pengecer
dengan melakukan perbandingan harga di tingkat pengecer dengan harga di tingkat
produsen.
Kerangka pemikiran sistem pemasaran produk lebah madu PT Madu
Pramuka Cibubur dapat dilihat pada Gambar 1.
Keterangan: Ruang lingkup penelitian Aliran madu curah Aliran madu botol, bee pollen, dan royal jelly
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Sistem Pemasaran Produk Lebah Madu PT Madu Pramuka Cibubur, Jakarta Timur
Peternakan Apiari Pramuka
Peternak binaan Apiari Pramuka
PT Madu Pramuka Cibubur Jakarta Timur
Lembaga Pemasaran
Konsumen Akhir
Fungsi Pemasaran: (a) Fungsi Pertukaran (b) Fungsi Fisik (c) Fungsi Fasilitas
Struktur Pasar: (a) Konsentrasi Pembeli (b) Batas-Batas Masuk Pasar (c) Diferensiasi Produk
Perilaku Pasar: (a) Sistem Penentuan Harga (b) Sistem Pembayaran (c) Kerjasama Lembaga Pemasaran
Keragaan Pasar: (a) Efisiensi Operasional/ Teknis (Marjin Pemasaran) (b) Efisiensi Harga (Indeks Keterpaduan Pasar)
Sistem Pemasaran yang Ideal/ Efisiensi Pemasaran
Saluran Pemasaran
Konsumen Lembaga
TINJAUAN PUSTAKA
Lebah Madu
Lebah madu adalah insekta sosial yang selalu hidup dalam suatu keluarga
besar, yang disebut koloni lebah. Setiap sarang dihuni oleh satu koloni. Dalam satu
koloni terdapat hanya satu ratu (queen), beberapa ratus lebah jantan (droves),
beberapa puluh ribu lebah pekerja (worker bees), ditambah penghuni dalam bentuk
telur, larva dan pupa. Bahan makanan pokok lebah madu adalah polen (tepung sari
bunga), nektar dan air. Nektar merupakan sumber energi yang dibutuhkan lebah
madu sedangkan polen sebagai sumber protein dan lemak. Lebah madu yang mencari
nektar, polen dan air adalah lebah pekerja (Sihombing, 1997). Lebah harus
mengumpulkan 120.000-150.000 tetes nektar atau 3-4 kg nektar untuk menghasilkan
satu kg madu dengan menempuh jarak 360.000-450.000 km. Setiap satu kg madu
yang dihasilkan, lebah harus mengadakan perjalanan 90.000-180.000 kali dan harus
mengunjungi banyak bunga sebelum pulang ke sarang (Sarwono, 2003).
Lebah madu yang telah dibudidayakan yaitu dari jenis Apis mellifera dan A.
cerana. Lebah madu yang belum dapat dibudidayakan diantaranya dari jenis A.
dorsata, A. koschevn ikovi, A. andreniformis, A. florea, dan A. laboriosa. Setiap jenis
lebah menghasilkan madu berbeda-beda. Ada jenis lebah yang produksi madunya
sedikit, ada pula yang potensial dikembangkan karena produksinya banyak (PT
Madu Pramuka, 2004). Lebah madu yang diimpor pada tahun 1971 dan
dikembangkan oleh Apiari adalah A. mellifera. Jenis lebah ini dipilih karena
mempunyai produktivitas yang tinggi, yaitu mampu menghasilkan madu sekitar 45
kg per koloni per tahun (Sarwono, 2003).
Salah satu kendala utama usaha lebah madu yaitu berkurangnya areal pakan
untuk lebah madu karena adanya konversi lahan menjadi pemukiman, belum
tersedianya sarana dan prasarana produksi yang memadai, kurangnya publikasi
mengenai usaha lebah madu, keterbatasan teknologi dalam pengolahan madu,
keterbatasan SDM peternak madu, pemasaran yang kurang, dan pengemasan madu
yang kurang menarik (Liani, 2003).
Produk-produk Lebah Madu
Madu
Madu adalah bahan makanan sumber energi yang mengandung gula-gula
sederhana sehingga dapat segera dimanfaatkan oleh tubuh. Bahan yang dikumpulkan
sewaktu lebah pekerja mengumpulkan nektar dari bunga, masih mengandung air
tinggi (80%) dan juga gula sukrosa tinggi. Lebah mengubah nektar menjadi madu
dengan kandungan air rendah dan mengubah sukrosa menjadi fruktosa (gula buah;
levulosa) dan glukosa (dekstrosa). Lebah pekerja meminum madu dan
memuntahkannya kembali sambil menambah enzim yang disebut enzim invertase.
Enzim ini akan mengubah sukrosa menjadi dekstrosa dan levulosa. Madu yang
telah masak mengandung rendah air (17%) dan tinggi gula buah fruktosa
(Sihombing, 1997). Ciri-ciri madu rasa, aroma dan warna tergantung daripada
tanaman asal, daerah asal dan perkembangan teknologi. Kualitas madu biasanya juga
ditentukan oleh warna, rasa, dan aromanya. warna dan rasa adalah yang paling
penting dalam pemasaran madu. Warna dan rasa dapat rusak selama pengolahan
madu sehingga perlakuannya harus tepat agar tidak merusak madu (Sumoprastowo
dan Suprapto, 1980). Banyak sedikitnya hasil panen madu sangat tergantung dari
pengelolaan dan jumlah tumbuhan yang bunganya banyak mengandung madu di
sekitar pusat peternakan lebah. Peternakan lebah di daerah yang memiliki tumbuh-
tumbuhan yang berbunga secara bergiliran, sangat potensial sebagai daerah penghasil
madu yang berlangsung terus-menerus sepanjang tahun (Sarwono, 2003).
Sihombing (1997) menyatakan bahwa selain dari madu, ada beberapa hasil
lebah madu yang lain yang dapat menjadi penambah hasil perlebahan yakni malam
atau lilin lebah, susu madu atau royal jelly, dan bee pollen.
Malam Lebah (Lilin Lebah, Wax)
Lilin yang dikenal di alam berasal dari hewan, tumbuhan dan petroleum atau
mineral. Lilin asal hewan yakni malam (beeswax) adalah lilin paling baik yang
kimianya stabil dan terkenal sepanjang sejarah perdagangan dunia (Sihombing,
1997). Lilin lebah dihasilkan oleh lebah pekerja umur 12 hari atau lebih, saat kelenjar
lilin lebah pekerja yang terletak di antara segmen keempat dan ketujuh pada
permukaan bawah abdomen berkembang. Lilin lebah mengandung senyawa organik
hidrokarbon jenuh dan tak jenuh, asam lemak jenuh dan tak jenuh, ester-ester dan
alkohol monoester, kolesterol, dan mineral tertentu dalam jumlah sedikit. Manfaat
lilin lebah adalah untuk bahan membatik, lilin penerang, industri kosmetik, dan
industri farmasi (Sarwono, 2003).
Royal Jelly
Royal jelly (susu ratu) adalah cairan putih seperti susu, agak masam, dan
berbau agak tajam. Royal jelly dihasilkan oleh lebah pekerja muda umur 4-7 hari.
Royal jelly adalah pakan sehari-hari lebah ratu dan juga diberikan kepada lebah yang
baru lahir selama satu hari pertama. Kandungan gizi royal jelly berupa protein 45%,
lemak 13%, gula 20%, garam mineral, aneka vitamin (B-kompleks, H, dan E). Setiap
orang cukup menggunakan satu gram royal jelly setiap hari. Khasiatnya untuk
menjaga kesehatan badan, menjaga agar pertumbuhan badan normal, menambah
tenaga berpikir, menghilangkan sakit pada tulang, menggiatkan fungsi bagian tubuh
yang tidak bekerja lagi dan membunuh bakteri (Sarwono, 2003).
Bee Pollen
Polen adalah alat reproduksi jantan pada tumbuhan, yang berprotein tinggi
dan bagi lebah merupakan bahan pembentuk, pertumbuhan dan pengganti sel-sel
usang. Lebah madu mempunyai alat dan cara khas untuk mengumpulkan polen yakni
dengan menggunakan mulut, lidah, dan hampir semua bagian luar tubuh. Polen
dibawa dalam bentuk pelet ke sarang dengan menggunakan sebuah keranjang khusus
yang disebut corbicula atau pollen basket, di kaki belakang. Kandungan protein
tergantung dari jenis tumbuhan sumber polen. Polen digunakan untuk berbagai
tujuan antara lain untuk diberi kembali kepada lebah saat polen langka di lapangan
dan kemungkinan pasar terbesar di masa akan datang adalah untuk makanan
berprotein tinggi (Sihombing, 1997).
Peri (2004) melakukan penelitian mengenai Peramalan Penjualan dan
Keuntungan Kotor Produk Olahan Lebah Madu PT Madu Pramuka. Komoditi yang
terpilih yaitu madu, madu super, madu sarang, madu parsel, bee pollen, dan royal
jelly. Komoditi yang diteliti merupakan komoditi yang pada tahun 2003 memiliki
prospek penjualan yang bagus dari sisi harga (marjin), profit dan kuantitas. Penjualan
madu dan keuntungan kotor pada 6 komoditi terus meningkat pada awal sampai
pertengahan tahun menunjukkan bahwa komoditi diminati oleh konsumen.
Penurunan penjualan cukup besar pada akhir tahun yaitu bulan November-Desember
yang banyak terdapat perayaan hari besar keagamaan serta perayaan tahun baru
sehingga konsumen cenderung mengkonsumsi dan menyediakan segala sesuatu yang
berhubungan dengan perayaan hari raya.
Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang
bernilai dengan pihak lain. Pemasaran diartikan juga sebagai proses perencanaan dan
pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang
dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu atau
organisasi (Kotler, 1997).
Pemasaran merupakan kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi
dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran (Assauri, 2002).
Menurut Napitupulu (1989) pemasaran merupakan suatu konsep sistem pertukaran
yang mengkoordinasikan apa yang diproduksi dengan apa yang diminta di tingkat
konsumen. Dharmmesta dan Handoko (2000) menjelaskan bahwa pemasaran
merupakan suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan
untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan
barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada
maupun pembeli potensial.
Kotler (1997) mendefinisikan pemasaran sesuai dengan konsep inti yaitu
kebutuhan, keinginan, dan permintaan; produk; nilai, biaya, dan kepuasan;
pertukaran dan transaksi; hubungan dan jaringan; pasar; serta pemasar dan calon
pembeli. Hal yang pertama dilakukan para pemasar dalam melaksanakan proses
pemasaran adalah mengidentifikasikan produk apa yang dibutuhkan oleh pasar/
konsumen kemudian mengembangkan penawaran pasar dengan menyediakan produk
yang dibutuhkan. Selanjutnya pemasar mengkoordinasikan semua sumberdaya yang
dimilikinya untuk menyediakan kepuasan bagi para pelanggannya, sehingga sasaran
organisasi pemasaran dapat terwujud.
Pendekatan dalam studi dan analisis pemasaran digunakan sebagai sarana
pengambilan keputusan oleh pelaku yang terkait dengan proses pemasaran.
Pendekatan tersebut antara lain adalah pendekatan fungsional, kelembagaan, sistem,
produk dan manajerial. Pendekatan fungsional digunakan untuk menganalisis
kegiatan fungsional yang akan dilakukan oleh setiap pelaku pemasaran. Pendekatan
lembaga digunakan untuk menjawab mengenai siapa yang akan melakukan fungsi
pemasaran dalam proses pemasaran suatu produk secara efektif dan efisien.
Pendekatan sistem melibatkan perubahan pada lingkungan sistem pemasaran yang
mungkin terjadi sehingga dapat memprediksi adanya perubahan fungsi atau lembaga
yang terlibat pada proses pemasaran dalam jangka panjang. Pendekatan produk
memfokuskan bagaimana produk menjadi mudah dan murah untuk diterima dan
digunakan oleh konsumen. Pendekatan manajerial memfokuskan pada kerangka
analisis berdasarkan fungsi-fungsi manajemen yakni perencanaan, pelaksanaan,
pengorganisasian, pengawasan dan evaluasi (Said dan Intan, 2001).
Sistem Pemasaran
Sistem pemasaran merupakan suatu kesatuan urutan lembaga-lembaga
pemasaran yang melakukan fungsi-fungsi pemasaran untuk memperlancar aliran
produk dari produsen awal ke tangan konsumen akhir dan memperlancar aliran uang
(nilai produk) yang tercipta oleh kegiatan produktif yang dilakukan oleh lembaga-
lembaga pemasaran dari tangan konsumen akhir ke tangan produsen awal dalam
suatu sistem komoditas. Sistem pemasaran memiliki peranan yang penting dalam
upaya memaksimumkan tingkat konsumsi, pilihan konsumen, kepuasan konsumen
dan mutu hidup masyarakat (Said dan Intan, 2001). Menurut Radiosunu (1982)
sistem pemasaran ialah kumpulan lembaga-lembaga yang secara langsung atau tidak
langsung terlibat didalam kegiatan pemasaran barang dan jasa, yang saling
mempengaruhi dengan tujuan mengalokasikan sumber daya langka secara efisien
guna memenuhi kebutuhan manusia sebanyak-banyaknya. Dharmmesta dan Irawan
(1997) menjelaskan bahwa faktor dalam sistem pemasaran yang saling tergantung
dan saling berinteraksi satu sama lain terdiri dari:
1. Organisasi yang melakukan tugas-tugas pemasaran
2. Sesuatu (barang, jasa, ide) yang sedang dipasarkan
3. Pasar yang dituju
4. Para perantara yang membantu dalam pertukaran (arus) antara organisasi
pemasaran dan pasarnya
5. Faktor-faktor lingkungan, seperti faktor demografi, kondisi perekonomian,
teknologi dan persaingan.
Tingkat produktivitas sistem pemasaran ditentukan oleh kinerja seluruh
kegiatan fungsional sistem. Fungsi-fungsi kegiatan pemasaran perlu diketahui untuk
mempelajari sistem pemasaran suatu komoditi. Menurut Napitupulu (1989) fungsi
pemasaran meliputi (1) fungsi pertukaran (penjualan, pembelian dan penetapan
harga); (2) fungsi fisik (transportasi dan penanganan, penyimpanan, pengolahan dan
pengepakan, grading dan standardisasi); dan (3) fungsi fasilitas (pembiayaan dan
penanggungan resiko, informasi pasar, pengembangan pasar dan penelitian pasar).
Assauri (2002) menyatakan bahwa fungsi pertukaran adalah aliran atau rangkaian
kegiatan transaksi mulai dari produsen sampai konsumen akhir. Fungsi fisik adalah
kegiatan yang berhubungan dengan mengalirnya produk dari produsen sampai ke
konsumen. Fungsi fasilitas adalah kegiatan yang bertujuan untuk membantu
kelancaran arus kegiatan transaksi dan arus barang.
Biaya dan Marjin Pemasaran
Biaya pemasaran adalah pengeluaran-pengeluaran yang diperlukan untuk
menyalurkan komoditi dari daerah produsen ke daerah konsumen. Secara umum
pengeluaran yang merupakan biaya pemasaran adalah pengangkutan, penyimpanan,
tenaga kerja, standardisasi, pengepakan, pengolahan, resiko, kredit, informasi pasar
dan pajak. Sedangkan berdasarkan proses pemasaran maka biaya pemasaran terdiri
dari biaya pemindahan dari produsen ke konsumen, biaya pengumpulan dan biaya
penyebaran di daerah konsumen. Besar kecilnya biaya pemasaran tergantung kepada
besar kecilnya kegiatan lembaga pemasaran dan jumlah fasilitas yang diperlukan
dalam proses penyaluran barang tersebut (Atmakusuma, 1984). Irwan (1999)
melakukan penelitian dengan judul Analisis Biaya Pengusahaan Lebah Madu di
Pusat PT Madu Pramuka Cibubur. PT Madu Pramuka bertindak sebagai penetap
harga (price maker) yang menentukan harga jual madu berdasarkan harga pokok
ditambah tingkat keuntungan yang ingin dicapai. Biaya pemasaran terdiri dari biaya
sewa kedai, transportasi dan survei ke kedai-kedai sebelum madu didrop, transportasi
antar madu dan biaya promosi.
Marjin pemasaran adalah perbedaan antara harga yang dibayarkan oleh
konsumen dengan harga yang diterima oleh produsen. Marjin pemasaran juga
diartikan sebagai nilai harga yang diterima oleh jasa-jasa pelaksanaan pasar untuk
menjembatani adanya permintaan dan penawaran. Marjin pemasaran pada setiap
tingkat lembaga pemasaran merupakan penjumlahan biaya pemasaran dengan laba.
Marjin pemasaran diturunkan dari permintaan pertama pada tingkat volume yang
sama. Permintaan pertama diartikan sebagai permintaan bersama dari semua input
yang digunakan untuk menghasilkan produk akhir tersebut. Besar kecilnya marjin
pemasaran sering digunakan sebagai kriteria untuk penilaian efisiensi pasar. Nilai
marjin pemasaran adalah selisih harga di tingkat produsen dengan harga di tingkat
pengecer dikali dengan jumlah keseimbangan di tingkat produsen dan pengecer
(Napitupulu, 1989). Gambaran mengenai marjin dan nilai pemasaran dapat dilihat
pada Gambar 2.
Harga/unit Penawaran turunan
Pr Penawaran pertama
Pr - Pp Marjin pemasaran
Pp Permintaan pertama
Permintaan turunan
Q r,p Jumlah/unit waktu
Keterangan: Pr : Harga di tingkat pengecer Pp : Harga di tingkat produsen Pr - Pp : Marjin tataniaga suatu komoditi per satuan atau per unit Q r,p : Jumlah keseimbangan di tingkat produsen dan pengecer
Gambar 2. Hubungan antara Fungsi-fungsi Pertama dan Turunan terhadap Marjin Pemasaran dan Nilai Marjin Pemasaran
Fungsi penting lain dalam pemasaran ialah sistem harga dan mekanisme
pembentukan harga yang banyak ditentukan oleh faktor waktu, tempat, dan pasar
yang mempengaruhi keadaan penawaran dan permintaan. Pembentukan harga pada
suatu komoditas pada setiap tingkat pasar tergantung pada struktur pasar.
Producer’s share adalah persentase harga di tingkat produsen terhadap harga
ditingkat konsumen. Producer’s share dapat dirumuskan sebagai berikut.
%100PcPpPS ×=
Keterangan : PS : Producer’s share Pp : Harga di tingkat produsen Pc : Harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir
Lembaga dan Saluran Pemasaran
Produsen bekerjasama dengan lembaga pemasaran untuk membawa produk
mereka kepasar (Kotler, 1997). Saluran distribusi merupakan suatu jalur yang dilalui
oleh arus barang-barang dari produsen keperantara dan akhirnya sampai pada
pemakai. Saluran distribusi juga merupakan suatu struktur unit organisasi dalam
perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri atas agen, dealer, pedagang besar dan
pengecer melalui mana sebuah komoditi, produk, atau jasa dipasarkan. Saluran
melibatkan sekelompok pedagang dan agen perusahaan yang mengkombinasikan
antara pemindahan fisik dan nama suatu produk untuk menciptakan kegunaan bagi
pasar tertentu. Tujuan dari saluran pemasaran adalah untuk mencapai pasar-pasar
tertentu (Dharmmesta dan Irawan, 1997).
Pemasaran produk lebah madu PT Madu Pramuka dilakukan melalui dua
cara. Cara pertama dengan menyediakan kedai dan cara kedua pemasaran dilakukan
melalui agen-agen resmi. Pada penyaluran melalui agen, harga ditingkat agen
ditentukan oleh PT Madu Pramuka, sedangkan harga ditingkat konsumen ditentukan
oleh agen (Irwan, 1999).
Efisiensi Pemasaran
Pemasaran yang efisien merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai dalam
sistem pemasaran. Efisiensi sistem pemasaran adalah mekanisme koordinasi antara
produksi dan permintaan konsumen (Napitupulu, 1989). Selanjutnya menurut
Napitupulu (1988), untuk melihat efisiensi pemasaran dapat dilakukan melalui dua
pendekatan yaitu:
1. Pendekatan input-output ratio dari seluruh pemakaian kelembagaan, fungsi dan
fasilitas dari sistem pemasaran tersebut. Konsep ini dimaksudkan untuk
memaksimumkan input-output ratio. Input mencakup seluruh penggunaan faktor-
faktor produksi seperti manusia, motivasi, metoda teknologi dan materi. Output
yaitu nilai tambah berupa guna seperti kepuasan, selera dan lainnya. Untuk
mengukur “kepuasan” akan selera atau pandangan dari lingkungan produk/ jasa
tersebut, maka efisiensi pemasaran dapat dibagi dalam efisiensi operasional
(teknis) dan efisiensi harga (ekonomis). Efisiensi teknis merupakan usaha-usaha
peningkatan teknologi yang dibutuhkan. Efisiensi operasional terjadi apabila
sistem pemasaran dapat memberikan variasi bentuk pelaksanaan teknologi pada
setiap tingkatan aktivitas kemudian memadukannya kedalam sistem pemasaran
secara totalitas. Efisiensi harga merupakan suatu konsep yang saling
berhubungan dengan konsep efisiensi teknis. Efisiensi harga harus dievaluasi
dalam konteks sistem pemasaran secara keseluruhan.
2. Pendekatan model: S (Struktur), C (Conduct), P (Performance)
Konsep ini pada dasarnya merupakan hubungan proyeksi dari semua komponen
dalam model. Analisis sistem pemasaran dapat dikaji melalui struktur pasar
(market structure), tingkah laku pasar (market conduct) dan pelaksanaan pasar
(market performance). Struktur pasar terdiri dari konsentrasi pembeli, batas-batas
masuk pasar, dan tingkat diferensiasi produk. Perilaku pasar mencerminkan
tingkah laku dan kegiatan program dari perusahaan pada kondisi struktur pasar
yang ada. Analisis terhadap perilaku pasar dapat dilakukan melalui kebijaksanaan
harga, persaingan yang tidak didasarkan oleh harga, pengeluaran untuk
advertensi, dan kegiatan yang mengarah pada usaha untuk memperbesar
pengaruh di pasar. Pelaksanaan pasar merupakan keadaan sebagai akibat dari
struktur pasar dan perilaku pasar dalam kenyataannya yang ditunjukan dengan
biaya dan volume produksi yang pada akhirnya akan memberikan penilaian baik
atau tidaknya suatu sistem pemasaran. Pelaksanaan pasar dapat dianalisis melalui
tingkat harga, bentuk-bentuk harga, persaingan, profit marjin, investasi dan
menginvestasikan kembali keuntungan yang telah diperoleh, penelitian dan
diferensiasi produk.
Qurniati (2002) menghitung keragaan pasar menggunakan marjin pemasaran
serta indeks keterpaduan pasar yaitu koefisien korelasi harga dan elastisitas transmisi
harga. Analisis efisiensi pemasaran untuk keempat komoditi yang tidak tersedia data
sekundernya, dilakukan melalui analisis saluran pemasaran dan marjin pemasaran.
Penelitian Rosalyn (2005) mengenai Evaluasi Usaha Perlebahan di Pusat PT
Madu Pramuka Cibubur Jakarta Timur mengatakan bahwa Apiari telah melakukan
usaha diversifikasi produk, pengadaan pameran, pengadaan promosi air madu gratis
bagi pengunjung pada hari sabtu, dan pembukaan outlet di Bandung dan Yogyakarta
yang hasilnya memuaskan. Produk yang dihasilkan PT Madu Pramuka yaitu buku-
buku tentang perlebahan, bibit lebah, peralatan ternak lebah, pengobatan sengat
lebah, madu berbagai rasa, madu polen (madu+tepung sari bunga), royal jelly, madu
parcel, selai polen, madu dalam sarang, dan propolis. Apiari mendapatkan madu dari
peternakan sendiri dan dari peternak binaan. Pembelian madu yang berasal dari
peternak binaan masih dalam bentuk curah. Peternak binaan PT Madu Pramuka
berasal dari beberapa daerah yang dekat dengan tempat pengangonan lebah madu.
Apabila produksi madu yang dihasilkan oleh PT Madu Pramuka sudah mencukupi
maka pembelian madu dari peternak binaan akan dikurangi. Data panen madu tahun
2005 menunjukkan bahwa 1,75% madu yang didapat berasal dari peternakan milik
PT Madu Pramuka, sedangkan 98,25% madu yang didapat adalah pembelian dari
peternak binaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara PT Madu
Pramuka dengan peternak binaannya terjalin erat. Keadaan ini juga menunjukkan
bahwa PT Madu Pramuka berhasil mencapai tujuannya yaitu menyebarkan ilmu
peternakan lebah modern dikalangan generasi muda dan masyarakat peminat,
menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat di pedesaan, serta meningkatkan
gizi dan pendapatan petani.
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT Madu Pramuka Cibubur Jakarta Timur dan
lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran produk tersebut sampai ke tangan
konsumen akhir. Ruang lingkup penelitian meliputi pemasaran wilayah DKI Jakarta
dan kedai PT Madu Pramuka Cibubur Jakarta Timur. Lokasi penelitian dipilih secara
sengaja (purposive) karena PT Madu Pramuka Cibubur merupakan salah satu usaha
yang bergerak dalam agribisnis produk lebah madu yang masih eksis dan terus
berkembang sampai saat ini. Penelitian dilakukan pada awal September 2006 sampai
akhir November 2006.
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah keseluruhan individu/lembaga pemasaran yang
terlibat dalam sistem pemasaran produk lebah madu PT Madu Pramuka yaitu
sebanyak 340 pengecer terdiri dari empat kelompok pengecer yaitu 1) apotek/toko
jamu/toko obat, 2) koperasi, 3) minimarket/swalayan/toko kelontong/warung, dan
4) individu. Pengecer terdapat di DKI Jakarta yang terdiri dari lima kota yaitu Jakarta
Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Penarikan
sampel dilakukan dengan metode purposive (secara sengaja) yang berimbang
terhadap setiap jenis pengecer dan kota di DKI Jakarta dengan jumlah sampel
seluruhnya 30 orang/lembaga yang menjual madu ukuran 350 ml dan bersedia
menjadi responden.
Pengambilan sampel sebanyak 30 berdasarkan Walpole (1995), yang
mengatakan bila ukuran contoh lebih besar dari 30 maka teori penarikan contoh
menjamin akan diperoleh kesimpulan yang memuaskan dan derajat kepercayaan bagi
selang tersebut akan akurat. Jumlah populasi dan sampel untuk setiap kota di DKI
Jakarta dan jenis pengecer dapat dilihat pada Tabel 1
Tabel 1. Jumlah Populasi dan Sampel untuk Setiap Kota di DKI Jakarta dan Jenis Pengecer Produk Lebah Madu PT Madu Pramuka
Jenis Pengecer Populasi *) Sampel (Unit) (Unit)
1 Jakarta Timur Apotek/Toko Jamu/Toko Obat 62 6 Koperasi 46 4 Minimarket/Swalayan/ Toko/Warung 34 3 Individu 34 3 Total (1) 176 16 2 Jakarta Selatan Apotek/Toko Jamu/Toko Obat 30 3 Koperasi 42 4 Minimarket/Swalayan/ Toko/Warung 23 2 Individu 14 1 Total (2) 109 10 3 Jakarta Pusat Apotek/Toko Jamu/Toko Obat 3 0 Koperasi 9 1 Minimarket/Swalayan/ Toko/Warung 1 0 Individu 13 1 Total (3) 26 2 4 Jakarta Barat Apotek/Toko Jamu/Toko Obat 3 0 Koperasi 6 1 Individu 5 0 Total (4) 14 1 5 Jakarta Utara Apotek/Toko Jamu/Toko Obat 1 0 Koperasi 10 1 Individu 4 0 Total (5) 15 1 Total (1)+(2)+(3)+(4)+(5) 340 30
*) Sumber : Bagian Pemasaran PT Madu Pramuka, 2006
Tabel 1 menunjukkan bahwa populasi paling banyak terdapat di Jakarta
Timur (176 unit) karena lokasi PT Madu Pramuka terletak di wilayah Jakarta Timur
sedangkan populasi paling sedikit (14 unit) adalah Jakarta Barat karena lokasinya
yang jauh dengan PT Madu Pramuka. Jenis pengecer yang paling banyak menjual
madu didominasi oleh apotik dan koperasi karena citra madu di masyarakat adalah
sebagai obat, bukan minuman sehat.
Desain Penelitian
Penelitian didesain sebagai suatu penelitian survei yang bersifat deskriptif
kuantitatif. Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan keadaan perusahaan serta
bagaimana PT Madu Pramuka Cibubur menjalankan sistem pemasarannya. Sistem
pemasaran produk lebah madu secara kuantitatif dianalisis dengan menggunakan
marjin pemasaran, producer’s share dan indeks keterpaduan pasar.
Data dan Instrumentasi
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan melalui survei
lapangan. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara
dengan kepala seksi pemasaran dan sampel lembaga pemasaran yang terlibat dengan
menggunakan kuesioner yang dipersiapkan sebelumnya sesuai dengan masalah dan
tujuan penelitian ini. Data primer antara lain meliputi harga beli dan harga jual
selama bulan September sampai November di lembaga pemasaran yang terlibat,
struktur dan besarnya biaya pemasaran serta fungsi-fungsi pemasaran pada lembaga
pemasaran yang terlibat.
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul
data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Data sekunder diperoleh
dari data yang dimiliki perusahaan dan studi kepustakaan yang berhubungan dengan
penelitian ini. Data sekunder pada perusahaan meliputi biaya pemasaran PT Madu
Pramuka Juli 2006 serta volume penjualan produk lebah madu PT Madu Pramuka
Juli 2006.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan selama tiga bulan di PT Madu Pramuka Cibubur
sebagai produsen dan pada pengecer yang terlibat dalam mendistribusikan produk
lebah madu PT Madu Pramuka Cibubur. Data penunjang menggunakan data bulan
Juli 2006 karena harga madu relatif konstan dan tidak berubah sehingga pada bulan
tersebut seluruh informasi untuk mengamati sistem pemasaran produk lebah madu
PT Madu Pramuka sudah mencukupi.
Analisis Data
Analisis data menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis
kualitatif meliputi saluran dan fungsi-fungsi pemasaran, perilaku pasar, struktur pasar
dan keragaan pasar. Data kualitatif dianalisis secara deskriptif. Analisis kuantitatif
yaitu menghitung producer’s share, marjin pemasaran dan tingkat keterpaduan pasar.
Tingkat keterpaduan pasar dihitung dengan menggunakan SPSS 11.5 for Windows.
Analisis Saluran dan Fungsi Pemasaran
Saluran dan fungsi pemasaran dalam penelitian ini akan dianalisis dengan:
1. Analisis saluran pemasaran dilakukan dengan mengamati jalur yang dilalui
produk lebah madu dari produsen sampai ke konsumen.
2. Analisis fungsi pemasaran dilakukan dengan melihat fungsi pertukaran
(pembelian, penjualan, penetapan harga), fungsi fisik (transportasi dan
penanganan, penyimpanan, pengolahan dan pengepakan, grading dan
standardisasi) dan fungsi fasilitas (pembiayaan dan penanggungan resiko,
informasi pasar, pengembangan pasar, penelitian pasar) dari lembaga pemasaran
yang terlibat.
Analisis Struktur, Perilaku dan Keragaan Pasar
Struktur, perilaku, dan keragaan pasar dalam penelitian ini dianalisis dengan:
1. Analisis struktur pasar dilakukan berdasarkan konsentrasi pasar yang dapat
dilihat dari jumlah lembaga pemasaran yang menjual produk PT Madu Pramuka,
hambatan keluar masuk pasar dan diferensiasi produk.
2. Analisis perilaku pasar dilakukan dengan mengamati praktek penjualan dan
pembelian, sistem penentuan harga, sistem pembayaran dan kerjasama antar
lembaga pemasaran.
3. Analisis keragaan pasar dilakukan dengan melihat bagian harga yang diterima
produsen, marjin pemasaran dan tingkat keterpaduan pasar. Marjin pemasaran
yaitu selisih antara harga jual dan harga beli. Ada dua komponen dalam marjin
pemasaran yaitu komponen biaya dan komponen keuntungan sehingga rumusnya
sebagai berikut:
Mm = π + C Ps − Pb = π + C πi = Ps − Pb − C
Keterangan: Mm : Marjin pemasaran (Rp/satuan) Ps : Harga jual (Rp/satuan) Pb : Harga beli (Rp/satuan) π : Keuntungan (Rp/satuan) C : Biaya pemasaran (Rp/satuan)
Producer’s share adalah bagian yang diterima produsen dari harga yang
dibayarkan konsumen akhir. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:
PS = PcPp x 100%
Keterangan : PS : Producer’s share (persen) Pp : Harga yang diterima produsen (Rupiah) Pc : Harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir (Rupiah)
Tingkat keterpaduan pasar dapat dihitung dengan analisis regresi linier
dan elastisitas transfer . Fungsi tersebut dapat ditulis secara matematis yaitu:
a) Analisis Regresi Linier
Pp = f (Pr) Pp = a + b Pr
( )( )( )∑ ∑
∑ ∑∑−
= 22 PrPrn
PpPr-PrPpnb
a = Pp – b Pr
b) Analisis Elastisitas Transfer
PpPr
PrPpEt ×=
dd
Keterangan: Et : Elastisitas transfer Pp : Harga jual rata-rata di tingkat produsen (Rp/satuan) Pr : Harga jual rata-rata di tingkat pengecer (Rp/satuan) dPr : Perubahan harga jual di tingkat pengecer dPp : Perubahan harga jual di tingkat produsen
a : Konstanta
b = PrPp
dd : Kemiringan/ slope
n : Jumlah responden pengecer per jenis madu yang di jual (orang)
Elastisitas transfer yaitu rasio perubahan harga di tingkat pengecer dengan
perubahan harga di tingkat produsen.
Definisi Istilah
1. Pemasaran adalah pemasaran produk lebah madu dari PT Madu Pramuka
Cibubur sampai ke konsumen akhir.
2. Pemasaran outdoor adalah pemasaran di luar kedai yang dilakukan oleh PT
Madu Pramuka dengan cara pegawai pemasaran outdoor PT Madu Pramuka
mengantarkan madu ke tujuan.
3. Pemasaran indoor adalah pemasaran yang dilakukan di kedai PT Madu
Pramuka dengan cara pegawai pemasaran indoor melayani pembeli yang datang.
4. Produsen adalah PT Madu Pramuka Cibubur, Jakarta Timur.
5. Madu botol adalah madu berukuran 350 ml berbagai jenis yang dijual oleh 30
sampel pedagang pengecer.
6. Madu curah adalah madu yang disimpan dalam drum ukuran 25 kg/drum.
7. Bee pollen adalah produk lebah madu yang berasal dari alat jantan reproduktif
tumbuhan berbentuk butiran/granular yang dikemas dalam ples 150 gr dan bubuk
yang dikemas dalam ples 100 gr.
8. Royal jelly adalah produk lebah madu yang merupakan makanan ratu lebah,
berbentuk jelly dan berwarna kuning yang dihasilkan oleh kelenjar hipofarink
lebah pekerja berumur 3-13 hari yang dikemas dalam ples berukuran 25 gr.
9. Lembaga pemasaran adalah orang/perusahaan/lembaga yang terlibat dalam
penyaluran produk madu dari PT Madu Pramuka Cibubur sampai ke konsumen
akhir.
10. Pengecer adalah lembaga pemasaran yang tercatat pada data yang dimiliki PT
Madu Pramuka sebagai penjual produk lebah madu PT Madu Pramuka sampai ke
tangan konsumen akhir.
11. Konsumen akhir adalah orang/lembaga yang membeli produk lebah madu untuk
dikonsumsi sendiri.
12. Saluran pemasaran adalah jalur-jalur yang dilalui sehingga produk lebah madu
sampai ke tangan konsumen akhir.
13. Efisiensi pemasaran adalah sistem pemasaran yang mampu menyampaikan
hasil-hasil dari produsen dengan biaya minimum dan kualitas produk yang baik
serta mampu mengadakan pembagian yang adil dalam keseluruhan harga yang
dibayarkan konsumen akhir kepada semua pihak yang terlibat.
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
Lokasi Perusahaan
Kantor pusat PT Madu Pramuka beralamat di Komplek Wiladatika Cibubur
RT 001 RW 005 Kelurahan Pondok Rangon Kecamatan Cipayung Jakarta Timur.
Batas wilayah sebelah Barat yaitu Jalan Tol Jagorawi, sebelah Timur dengan
kawasan Bumi Perkemahan Wiladatika Cibubur, sebelah Selatan dengan pintu
masuk Bumi Perkemahan Wiladatika Cibubur dan sebelah Utara dengan pintu keluar
Bumi Perkemahan Wiladatika Cibubur.
Sejarah Perusahaan
Pusat Perlebahan Apiari Pramuka didirikan atas gagasan dari Sekjen Kwartir
Nasional (Kwarnas) yang ingin menerapkan kegiatan peternakan lebah secara
modern di Indonesia pada tahun 1970. Gagasan tersebut diungkapkan dalam
workshop peternakan lebah di Jakarta yang diselenggarakan pada tanggal 28 Mei
1970. Salah satu hasil dari workshop tersebut ialah pembentukan suatu badan untuk
menampung segala aktivitas peternakan lebah di lingkungan Gerakan Pramuka.
Sehingga, terbentuklah unit usaha Pramuka yang disebut Pusat Perlebahan Apiari
Pramuka.
Pada awal tahun 2004, Kepala Unit Pusat Perlebahan Apiari Pramuka
mengusulkan kepada Ketua Kwarnas untuk mengubah status unit usahanya menjadi
perusahaan. Usulan tersebut bertujuan untuk mempermudah kontrak kerjasama,
karena perusahaan lain yang ingin melakukan kontrak kerjasama akan lebih percaya
pada manajemen dan produk yang dihasilkan jika suatu unit usaha sudah dalam
bentuk perusahaan. Akhirnya, pada tanggal 5 Januari 2005 Pusat Perlebahan Apiari
Pramuka resmi menjadi perusahaan dengan nama PT Madu Pramuka. Perubahan
status tersebut dicatat pada akte pendirian perusahaan nomor 6. Setelah resmi
menjadi perusahaan, PT Madu Pramuka membuat Surat Izin Usaha Perdagangan
(SIUP)-Kecil dengan nomor SIUP 01966/13-1.824.51 yang dikeluarkan tanggal 15
Agustus 2005. Dalam SIUP tersebut yang menjadi penanggung jawab perusahaan
adalah Kepala Unit Pusat Perlebahan Apiari pramuka sebagai Direktur PT Madu
Pramuka.
Perluasan usaha PT Madu Pramuka pernah dilakukan dengan membuka kedai
sebagai cabang usaha di Bali, Serang, Bandung Timur, Tangerang, Sukabumi dan
Yogyakarta. Kedai yang sampai saat ini masih tetap ada yaitu kedai Tangerang dan
Sukabumi. Kedai Bali, Serang, Bandung Timur, dan Yogyakarta sudah tutup karena
daya beli masyarakat sekitar terhadap produk lebah madu masih rendah sehingga
operasional kedai tidak mencapai keuntungan yang ditargetkan.
Misi, Landasan dan Semboyan Kerja Perusahaan
Perusahaan PT Madu Pramuka memiliki misi kerja yaitu 1) bekerja untuk
Kwarnas (membantu dana gerakan Pramuka), 2) bekerja untuk kantor
(membangun kantor), 3) bekerja untuk karyawan (mensejahterakan karyawan) dan
4) bekerja untuk kemasyarakatan (membantu masyarakat)
Landasan kerja yang digunakan PT Madu Pramuka adalah selalu berdoa
kepada Allah SWT (memohon perlindunganNya) dan menjaga silaturahmi (internal
dan eksternal). Semboyan kerja yang dipegang PT Madu Pramuka adalah kerja keras,
kerja cerdas dan kerja ikhlas serta tulus, serius dan terus menerus.
Struktur Organisasi Perusahaan
Perusahaan PT Madu Pramuka dipimpin oleh seorang Direktur yang
bertanggung jawab terhadap kwarnas selaku Komisaris. Direktur dalam
melaksanakan tugasnya dibantu oleh Staf Ahli dan Sekretaris.
Direktur sebagai pimpinan perusahaan membawahi lima bagian dalam
perusahaan yaitu Bagian Produksi yang terdiri dari Seksi Produksi dan Seksi
Gudang; Bagian Marketing yang terdiri dari Seksi Pemasaran Indoor, Seksi
Pemasaran Outdoor dan Seksi Aphiterapy (Sengatan); Bagian Pelatihan yang terdiri
dari Seksi Pelatihan dan Seksi Research and Development (R&D); Bagian
Keuangan/Accounting yang terdiri dari Seksi Keuangan dan Seksi Accounting; serta
Bagian Umum/Personalia yang terdiri dari Seksi umum, Seksi Personalia dan Seksi
Keamanan. Bagian Keuangan/Accounting dalam mengurus pajak dibantu oleh Bapak
Suhardiman Akbar sebagai Konsultan Pajak.
Seksi Pemasaran Bagian outdoor terdiri dari Pemasaran Wilayah Jakarta,
Pemasaran Wilayah Jawa Barat dan Pemasaran Wilayah Banten. Seksi Pemasaran
Indoor terdiri dari Pemasaran Kedai.
Tenaga Kerja
Perusahaan PT Madu Pramuka mempunyai 78 orang karyawan yang
ditempatkan dikantor pusat dan cabang perusahaan. Penempatan karyawan terdiri
dari 50 karyawan berada di kantor pusat PT Madu Pramuka, 25 karyawan di Kantor
Cabang Grinsing, dua karyawan di outlet Cabang Sukabumi dan seorang karyawan
di outlet Tangerang.
Kantor Pusat PT Madu Pramuka menempatkan karyawan dalam lima bagian
yaitu Bagian Produksi yang memiliki seorang kasi dan enam staf, Bagian Marketing
yang memiliki lima kasi dan 19 staf, Bagian Pelatihan yang memiliki seorang kasi
dan seorang staf, Bagian Keuangan/Accounting yang memiliki dua kasi, dua staf dan
seorang Konsultan Pajak serta Bagian Umum/Personalia yang memiliki tiga kasi dan
10 staf.
Hari kerja PT Madu Pramuka yaitu hari Senin sampai dengan Sabtu. Jam
kerja pada hari Senin sampai dengan Jumat pukul 08.00-16.00 WIB, sedangkan hari
Sabtu pukul 08.00-13.00 WIB. Hari Minggu kantor PT Madu Pramuka tutup tetapi
staf pemasaran indoor tetap masuk menjaga kedai/cafe untuk melayani konsumen.
Jam kerja staf pemasaran indoor terdiri dari 2 shift. Shift pertama hari Senin sampai
Jumat dan Minggu/libur pukul 07.00-15.00 WIB serta hari Sabtu pukul 07.00-13.00
WIB. Shift kedua hari Senin sampai Jumat dan Minggu/libur pukul 12.00-20.00 WIB
serta hari Sabtu pukul 13.00-20.00 WIB. Pergantian shift dilakukan secara bergiliran
dan dapat ditukar menurut kesepakatan staf pemasaran indoor yang lain.
Lingkup Usaha Perusahaan
Produk yang dijual PT Madu Pramuka berupa barang dan jasa yang
berhubungan dengan perlebahan. Produk yang berupa barang yaitu 1) madu murni
yang dihasilkan dari berbagai sumber nektar, diantaranya madu kapuk randu, madu
karet, madu bunga kopi, madu bunga klengkeng, madu sonokeling, madu bunga
durian, madu bunga rambutan, madu bunga apel, madu bunga mangga, madu bunga
kaliandra, madu multiflora, madu hutan, madu bunga mahoni dan madu jambu mete,
2) madu pollen (madu + tepung sari bunga/ bee pollen), 3) madu royal jelly
(madu + royal jelly), 4) madu super (madu + tepung sari + royal jelly), 5) bee pollen
(tepung sari bunga), 6) royal jelly, 7) madu parcel, 8) madu dalam sarang,
9) propolis, 10) koloni lebah, 11) buku-buku beternak lebah, diantaranya Petunjuk
Beternak Lebah, Cara Beternak dan Pemanfaatannya, 12) peralatan lebah,
diantaranya stup, ekstraktor, topi dan masker, smoker, pollen trap, alat grifting,
sarung tangan.
Produk PT Madu Pramuka yang berupa jasa yaitu pengobatan dengan
sengatan lebah dan pelatihan budidaya lebah madu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Lembaga Pemasaran Lembaga pemasaran yang terlibat yaitu apotek/toko jamu/toko obat, koperasi,
minimarket/swalayan/toko kelontong dan individu. Apotek/toko jamu/toko obat
adalah kedai berupa bangunan permanen tempat menjual obat-obatan, vitamin, jamu
dan madu dengan target konsumen spesifik, yaitu orang yang membutuhkan
kesehatan. Koperasi adalah perserikatan yang bertujuan memenuhi kebutuhan
termasuk madu dengan target konsumen spesifik, yaitu orang yang berada dalam
ruang lingkup suatu badan/kegiatan/organisasi. Minimarket/swalayan/toko kelontong
adalah kedai berupa bangunan permanen tempat menjual berbagai kebutuhan sehari-
hari termasuk madu dengan target konsumen luas, yaitu siapa saja yang berkunjung
ke lokasi penjualan. Individu adalah perorangan yang menjual madu dengan target
konsumen orang terdekat yaitu tetangga, kerabat, dan langganan yang sudah terbiasa
membeli madu pada penjual perorangan tersebut. Jenis produk lebah madu yang
dijual pada setiap pengecer selama bulan Juli 2006 dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Jenis Produk Lebah Madu yang Dijual pada Setiap Pengecer Selama Bulan Juli 2006
Jenis Produk Lebah Madu
Jenis Pengecer Apotek/
Toko Jamu/ Toko Obat
Koperasi Minimarket/Swalayan/
Toko Kelontong/ Warung
Individu
Madu Super √ √ √ √ Madu Rambutan √ √ √ √ Madu Kapuk √ √ √ √ Madu Multiflora √ √ √ √ Madu Karet √ √ √ √ Madu Polen √ √ √ √ Madu Royal Jelly √ √ √ * Madu Apel * * * √ Madu Kopi * √ * √ Madu Mahoni √ * * * Madu Klengkeng √ * * √ Bee Pollen Bubuk √ * * √ Royal Jelly * * * √
Keterangan: √ : Ada * : Tidak Ada
Tabel 2 menunjukkan bahwa madu yang umumnya dijual oleh empat jenis
pengecer adalah madu super, rambutan, kapuk, multiflora, karet dan madu polen.
Madu jenis tersebut banyak diminati oleh konsumen dan persediaan di gudang
mencukupi untuk permintaan konsumen.
Madu Botol
Lembaga Pemasaran yang terlibat dalam pemasaran madu botol PT Madu
Pramuka wilayah Jakarta adalah sebanyak 30 responden. Karakteristik lembaga
pemasaran berdasarkan pada jenis kelamin, usia dan pengalaman usaha dapat dilihat
pada Tabel 3.
Tabel 3. Karakteristik Lembaga Pemasaran yang Terlibat dalam Sistem Pemasaran Madu Botol PT Madu Pramuka di Wilayah Jakarta
No Karakteristik Lembaga Pemasaran Jumlah Responden (orang) (%)
1 Jenis Kelamin (a) Pria 9 30,00 (b) Wanita 21 70,00 Total (1) 30 100,00 2 Usia (a) 21 - 32 Tahun 10 33,33 (b) 33 - 39 Tahun 11 36,67 (c) 40 - 55 Tahun 9 30,00 Total (2) 30 100,00 3 Pengalaman Usaha (a) 1 - 2 Tahun 9 30,00 (b) 3 - 4 Tahun 12 40,00 (c) 5 - 6 Tahun 9 30,00 Total (3) 30 100,00
Sumber : Data Primer (diolah), 2006
Tabel 3. menunjukkan jenis kelamin responden 70% adalah wanita dan
sisanya (30%) adalah pria. Usia responden (100%) digolongkan pada usia produktif
(26-55 tahun), rata-rata usia responden adalah 35,97±3,8 tahun. Responden 40%
memiliki pengalaman usaha 3-4 tahun, 30% memiliki pengalaman usaha 1-2 tahun
dan sisanya (30%) memiliki pengalaman usaha 5-6 tahun.
Madu Curah
Perusahaan menjual produk madu curah secara langsung kepada konsumen,
sehingga tidak ada lembaga pemasaran yang terlibat. Tabel 4 menunjukkan penjualan
madu curah selama bulan Juli 2006 seluruhnya (100%) ditujukan untuk konsumen
lembaga yaitu perusahaan. Penjualan madu curah selama bulan Juli dapat dilihat
pada Tabel 4.
Tabel 4. Penjualan Madu Curah Selama Bulan Juli 2006
Tujuan Penjualan Jumlah Penjualan (Kg) (%)
PT Mecosin Jakarta 1300 78,79 PT Khong Guan Jakarta 350 21,21 Total 1650 100,00
Sumber : Data sekunder, 2006
Tabel 4 menunjukkan bahwa perusahaan yang membeli madu curah pada
PT Madu Pramuka adalah PT Mecosin Jakarta yaitu perusahaan obat-obatan dan
PT Khong Guan Jakarta yaitu perusahaan kue. Madu curah pada perusahaan
digunakan sebagai bahan tambahan produk perusahaan. Perusahaan PT Mecosin
Jakarta menggunakan sebagai bahan tambahan untuk obat batuk dan PT Khong Guan
menggunakan madu sebagai bahan tambahan untuk kue kering.
Bee Pollen
Responden 30 pengecer yang dijadikan sampel oleh peneliti tidak ada yang
menjual bee pollen. Bee pollen lebih banyak dijual oleh indoor. Dilihat dari data
penjualan selama bulan Juli terdapat dua individu yang masing-masing membeli 12
dan satu ples bee pollen serta satu apotek dengan pembelian satu ples bee pollen
dengan memesan melalui outdoor. Individu yang melakukan pembelian bee pollen
walaupun dalam jumlah sedikit adalah pengecer. Hal tersebut dapat dipastikan
karena pihak yang dapat melakukan pemesanan melalui outdoor dengan jumlah
sedikit adalah pengecer yang sudah berlangganan dan sering melakukan pembelian
pada PT Madu Pramuka. Menurut hasil wawancara dengan kasie pemasaran, tujuan
individu yang membeli bee pollen tersebut untuk dikonsumsi pribadi karena
frekuensi pembelian bee pollen melalui pemasaran outdoor jarang sekali dan volume
pembeliannya pun sedikit. Bee pollen bubuk hanya dijual oleh pengecer apotek/toko
jamu/toko obat dan individu karena persepsi bahwa bee pollen bermanfaat sebagai
obat sehingga hanya sedikit konsumen yang sehat yang membeli bee pollen.
Royal Jelly
Responden 30 pengecer yang dijadikan sampel oleh peneliti tidak ada yang
menjual royal jelly. Dilihat dari data penjualan bulan Juli terdapat dua individu yang
masing-masing membeli dua ples dan satu ples royal jelly. Royal jelly hanya dijual
oleh pengecer individu karena cara penyimpanan royal jelly sangat khusus dan
pengetahuan masyarakat akan manfaat royal jelly masih kurang. Royal jelly harus
disimpan di freezer karena mengandung protein tinggi yang merupakan sumber
pakan bakteri. Bakteri akan non aktif jika ada dalam suhu freezer yaitu 4-15 ˚C. Jika
disimpan dalam suhu diatas 15 ˚C maka royal jelly akan mudah busuk oleh bakteri.
Analisis Saluran Pemasaran
Pola saluran pemasaran yang diteliti adalah madu botol ukuran 350 ml, madu
curah, bee pollen, dan royal jelly. Saluran pemasaran disajikan secara terpisah pada
masing-masing produk. Persentase tiap saluran pemasaran diperoleh dengan
menghitung volume penjualan bulan Juli 2006 pada masing-masing produk.
Madu Botol
Gambar 3 menunjukkan bahwa saluran pemasaran yang digunakan oleh PT
Madu Pramuka hanya menggunakan lembaga pemasaran pengecer. Saluran I yaitu
PT Madu Pramuka ke Konsumen Akhir sebanyak 85% atau 10753 botol adalah
pemasaran langsung PT Madu Pramuka ke konsumen akhir. Pemasaran langsung
madu botol PT madu Pramuka dilakukan oleh pemasaran indoor yang membuka
kedai/toko dilingkungan perusahaan. Konsumen datang langsung ke kedai
perusahaan untuk membeli produk. Saluran II yaitu PT Madu Pramuka ke Pengecer
lalu ke konsumen akhir sebanyak 15% atau 1939 botol dilakukan dengan
menggunakan satu lembaga pemasaran yaitu pengecer. Pemasaran dengan
menggunakan pengecer dilakukan oleh pemasaran outdoor PT Madu pramuka.
Pengecer dibedakan oleh peneliti menjadi emapt jenis yaitu (1) apotek, toko jamu,
toko obat, (2) koperasi, (3) minimarket, swalayan, toko, warung, (4) individu.
Saluran pemasaran madu botol dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Saluran Pemasaran Madu Botol Selama Bulan Juli 2006
Volume penjualan pada pemasaran langsung jauh lebih tinggi dari pada
melalau pengecer, tetapi PT Madu Pramuka tetap membutuhkan pengecer.
Perusahaan PT Madu Pramuka menggunakan lembaga pemasaran untuk menjangkau
konsumen yang berada di luar jangkauan pemasaran mereka selain itu pengecer juga
sebagai salah satu media promosi untuk menjelaskan produk madu yang dihasilkan
PT Madu Pramuka.
Madu Curah
Gambar 4 menunjukkan bahwa madu curah hanya menggunakan satu saluran
pemasaran yaitu pemasaran langsung. Pemasaran langsung madu curah dilakukan
oleh pemasaran outdoor. Sebanyak 100% atau 1650 kg madu curah dibeli oleh
konsumen lembaga yaitu perusahaan. Saluran pemasaran madu curah dapat dilihat
pada Gambar 4.
Gambar 4. Saluran Pemasaran Madu Curah Selama Bulan Juli 2006
Seluruh penjualan madu curah ditujukan untuk konsumen lembaga karena
konsumen akhir lebih memilih madu yang telah dibotolkan karena lebih praktis.
Bee Pollen
Gambar 5 menunjukkan bahwa saluran I sebanyak 80% atau 55 ples
menggunakan saluran pemasaran langsung yaitu pemasaran yang dilakukan oleh
pemasaran indoor di kedai PT Madu Pramuka. Saluran II sebanyak 20% atau 14 ples
melalui lembaga pemasaran yaitu pengecer. Pengecer produk lebah madu umumnya
hanya menjual madu botol bermacam-macam jenis dan ukuran. Sedangkan bee
PT Madu Pramuka
Pengecer
Konsumen Akhir (I) 85%
(II) 15% 15%
PT Madu Pramuka Konsumen Lembaga 100%
pollen hanya apabila ada pesanan dari konsumen akhir. Pengenalan terhadap produk
lebah madu selain madu perlu dilakukan untuk meningkatkan penjualan. Kurangnya
konsumen yang membeli produk bee pollen juga salah satunya dikarenakan
kurangnya pengetahuan konsumen akan manfaat produk lebah madu lain selain
madu. Konsumen yang membeli bee pollen di kedai PT Madu Pramuka umumnya
adalah konsumen yang sudah berlangganan dan mengetahui manfaat bee pollen.
Saluran pemasaran bee pollen dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Saluran Pemasaran Bee Pollen Selama Bulan Juli 2006
Perusahaan PT Madu Pramuka menggunakan lembaga pemasaran untuk
menjangkau konsumen yang berada di luar jangkauan pemasaran mereka selain itu
pengecer juga sebagai salah satu media promosi untuk menjelaskan produk lebah
madu yang dihasilkan PT Madu Pramuka. Walaupun dengan pemasaran langsung
volume penjualannya tinggi, tetapi PT Madu Pramuka tetap membutuhkan pengecer.
Pengecer yang melakukan pembelian bee pollen walaupun dalam jumlah
sedikit adalah pengecer individu. Hal tersebut dapat dipastikan karena pihak yang
dapat melakukan pemesanan melalui outdoor dengan jumlah sedikit adalah pengecer
yang sudah berlangganan dan sering melakukan pembelian pada PT Madu Pramuka.
Bee pollen bubuk hanya dijual oleh pengecer apotek/toko jamu/toko obat dan
individu karena persepsi bahwa bee pollen bermanfaat sebagai obat sehingga hanya
sedikit konsumen yang sehat yang membeli bee pollen.
Royal Jelly
Gambar 6 menunjukkan saluran I sebanyak 99% atau 336 ples royal jelly
mengunakan saluran pemasaran indoor yaitu saluran pemasaran langsung ke
konsumen akhir dengan cara membuka kedai dilingkungan sekitar PT Madu
Pramuka. Saluran II sebanyak 1% atau tiga ples royal jelly melalui pengecer. Royal
PT Madu Pramuka
Pengecer
Konsumen Akhir (I) 80%
(II) 20% 20%
jelly harus disimpan di freezer. Penjualan royal jelly melalui pengecer jarang sekali
terjadi hanya jika ada pesanan dari konsumen maka PT Madu Pramuka akan
mengantar ke pengecer. Saluran pemasaran royal jelly dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Saluran Pemasaran Royal Jelly Selama Bulan Juli 2006
Gambar 6. menunjukkan bahwa pengecer yang menjual royal jelly hanya satu
persen dari total penjualan royal jelly pada bulan Juli. Royal jelly jarang di jual di
luar, karena cara penyimpanan royal jelly sangat khusus dan pengetahuan masyarakat
akan manfaat royal jelly masih kurang.
Fungsi-Fungsi Pemasaran di Tingkat Produsen dan Pengecer
Fungsi pemasaran pada sistem pemasaran produk lebah madu PT Madu
Pramuka dilakukan oleh produsen yaitu PT Madu Pramuka dan pengecer sebagai
lembaga pemasaran yang menjadi penyalur produk lebah madu untuk sampai ke
konsumen. Fungsi pemasaran yang dilakukan meliputi fungsi pertukaran, fungsi
fisik, dan fungsi fasilitas.
Produsen/ PT Madu Pramuka
Fungsi Pertukaran. Pengiriman madu dilakukan PT Madu Pramuka yang berada di
Grinsing. Madu yang didapat dari peternak binaan dan peternakan sendiri milik
Apiari Pramuka ditampung dalam gudang di Grinsing. Pembelian madu dilakukan
Apiari Pramuka dari peternak yang sudah memiliki stup-stup siap panen. Peternak
yang sudah memiliki stup siap panen membawa madunya ke peternakan Apiari
Pramuka lalu menjualnya dengan harga pasaran. Harga yang ditetapkan adalah harga
pasaran melalui tawar-menawar. Apabila panen banyak dilakukan oleh peternak
madu binaan maka harga yang ditetapkan adalah harga standar, sedangkan apabila
panen madu hanya sedikit maka harga madu bisa lebih mahal dari harga standar.
Apabila volume pembelian dari peternak banyak maka PT Madu Pramuka membayar
PT Madu Pramuka
Pengecer
Konsumen Akhir (I) 99%
(II) 1% 1%
secara kredit (diangsur) sedangkan apabila volumenya sedikit maka pembayaran
dilakukan secara tunai. Persentase pembelian bahan baku produk lebah madu
PT Madu Pramuka dapat dilihat pada Tabel 5.
Penjualan produk lebah madu dilakukan secara langsung dan melalui
lembaga pemasaran yaitu pengecer. Tidak ada syarat bagi pengecer yang ingin
menjual produk lebah madu PT Madu Pramuka. Jangka waktu pengecer membeli
madu botol setiap kali pesan rata-rata tiga bulan. Hal tersebut sudah sesuai dengan
tanggal jatuh tempo pembayaran sistem konsinyasi yang dilakukan oleh PT Madu
Pramuka pada setiap pengecer.
Tabel 5. Persentase Pembelian Bahan Baku Produk Lebah Madu PT Madu Pramuka pada Tahun 2005
Sumber Perolehan Madu Pollen Royal Jelly (Kg) (%) (Kg) (%) (Kg) (%)
Pembelian 90.670 93,19 2.264 96,26 225 100,00Hasil Sendiri 6.630 6,81 88 3,74 0 0,00Total 97.300 100,00 2.352 100,00 225 100,00Sumber : Data Sekunder, 2005
Fungsi Fisik. Pengiriman madu dari Grinsing ke PT Madu Pramuka Cibubur
dilakukan dengan menggunakan truk sewaan dengan kapasitas muat berat lima ton
(± 35 drum berkapasitas 143 kg). Setiap satu drum dapat diisi dengan madu sekitar
160-210 kg atau bee pollen sekitar 79 kg. Pengiriman madu dilakukan setiap 3-4 kali
per bulan. Pengemasan dilakukan setiap hari yang dilakukan oleh enam orang staf
gudang. Pembotolan dikerjakan secara manual dan peralatan yang digunakan masih
sederhana. Alat-alat yang digunakan yaitu kain saring, corong, gayung, timbangan,
staples dan alat segel, sedangkan bahan-bahan yang digunakan yaitu botol dalam
berbagai ukuran, stiker, plastik segel, tutup botol, plastik pembungkus dan kardus.
Fungsi Fasilitasi. Resiko yang biasa dialami oleh PT Madu Pramuka adalah resiko
pecah madu yang diakibatkan karena proses pengemasan kurang baik. Pembiayaan
yang dilakukan oleh PT Madu Pramuka yaitu pembiayaan untuk pengadaan,
pengemasan, penyimpanan, dan pemasaran. Promosi dilakukan oleh PT Madu
Pramuka dengan memberikan brosur dan menawarkan ke perusahaan yang
menggunakan bahan baku maupun bahan tambahan madu dengan membawa sampel
100 ml madu. Perusahaan PT Madu Pramuka sebaiknya memberikan fasilitas berupa
cooler dan freezer sehingga kemungkinan madu untuk terrfermentasi dan
menyebabkan botol pecah dapat di tekan.
Pedagang Pengecer
Fungsi Pertukaran. Fungsi pertukaran yang dilakukan oleh pedagang pengecer
adalah fungsi pembelian, fungsi penjualan dan fungsi penetapan harga. Pedagang
pengecer membeli madu Pramuka dengan cara dikirim dari PT Madu Pramuka.
Apabila stock madu sudah habis dan PT Madu Pramuka belum mengirim maka
pedagang pengecer menghubungi bagian pemasaran untuk segera mengirimkan
madu yang stock nya sudah habis. Umumnya pembelian dilakukan dengan sistem
pembayaran konsinyasi dengan cara tukar faktur. Jika madu yang dibeli sudah laku
terjual maka pembayaran baru dapat dilakukan dengan menambah kembali stock
madu yang sudah habis. Faktur berwarna merah diberikan kepada pengecer yang
belum membayar. Apabila waktu pembayaran sudah jatuh tempo maka bagian
pemasaran outdoor PT Madu Pramuka akan melakukan penagihan dan mengganti
faktur merah dengan faktur putih apabila sudah laku terjual. Penjualan dilakukan
pengecer jenis apotek, swalayan dan koperasi dengan membuka kedai/toko yang
tidak hanya menjual madu tetapi juga menjual berbagai jenis barang. Berbeda
dengan pengecer individu yang menjual madu hanya dengan promosi dari mulut ke
mulut bahwa orang tersebut menjual madu tanpa membuka kedai/toko. Fungsi
penetapan harga dilakukan oleh pengecer dengan menetapkan harga beli dengan
ditambah untung yang ingin didapat. Pihak PT Madu Pramuka memberi informasi
harga jual di kedai PT Madu Pramuka dan memberi saran untuk menjual sesuai
dengan harga yang tertera. Namun ada beberapa penjual yang menetapkan harga
melebihi harga jual di kedai untuk mendapatkan lebih banyak keuntungan.
Fungsi Fisik. Pedagang pengecer melakukan fungsi fisik berupa penanganan dan
penyimpanan. Fungsi penanganan yang dilakukan oleh pengecer yaitu membersihkan
madu yang terkena debu akibat terlalu lama penyimpanan dan memajang madu
ditempat yang mudah terlihat oleh konsumen. Fungsi penyimpanan yang dilakukan
yaitu menyimpan madu sampai madu tersebut terjual dan sampai ke tangan
konsumen. Pengecer tidak melakukan fungsi transportasi/pengangkutan karena
transportasi dilakukan oleh PT Madu Pramuka yang mengantarkan madu sampai ke
pengecer dan konsumen datang sendiri ke tempat pengecer menjual madu pramuka.
Fungsi Fasilitasi. Fungsi fasilitas yang dilakukan oleh pengecer adalah fungsi
pembiayaan yaitu biaya sewa kios dan biaya tenaga kerja. Pengecer tidak melakukan
fungsi penanggungan resiko karena semua resiko ditanggung oleh PT Madu Pramuka
sebagai pengecer. Fungsi informasi pasar, pengembangan pasar, dan penelitian pasar
tidak dilakukan oleh pengecer karena pengecer hanya bertindak sebagai penjual dan
hanya menunggu konsumen datang untuk membeli madu pramuka. karena pihak
PT Madu Pramuka selama ini tidak bertanya mengenai keluhan konsumen melalui
pengecer. Pihak PT Madu Pramuka dapat melakukan umpan balik dengan
menyebarkan angket pada pengecer mengenai semua keluhan konsumen sebagai
informasi pasar untuk PT Madu Pramuka. Tujuannya agar semua keluhan konsumen
dapat sampai ke PT Madu Pramuka sehingga PT Madu Pramuka dapat meningkatkan
kualitas produk dan pelayanannya.
Analisis Struktur Pasar, Perilaku Pasar dan Keragaan Pasar
Analisis sistem pemasaran yang dilakukan menggunakan pendekatan model
S(struktur), C(conduct), P(performance).
Struktur Pasar
Struktur pasar pada PT Madu Pramuka dianalisis dengan mengamati
(1) jumlah lembaga pemasaran yang menjual produk PT Madu Pramuka,
(2) diferensiasi produk, dan (3) hambatan keluar masuk pasar.
Jumlah Lembaga Pemasaran. Struktur pasar yang dihadapai produsen adalah
persaingan monopolistik yang menurut Sudiyono (2002) memiliki ciri yaitu produk
yang dihasilkan berbeda corak, jumlah penjual relatif banyak dan adanya persaingan
non harga. Persaingan non harga ini terlihat ketika harga madu yang diproduksi oleh
PT Madu Pramuka naik, tidak mempengaruhi terhadap keinginan konsumen untuk
membeli walaupun sebenarnya ada madu dari perusahaan lain yang harganya lebih
murah dengan volume produk lebih banyak. Konsumen mempunyai keyakinan
bahwa madu yang dihasilkan perusahaan satu berbeda dengan perusahaan lainnya
walaupun pada kenyataannya madu yang dihasilkan tersebut sama. Konsumen mau
membeli madu yang dihasilkan perusahaan satu dan madu yang dihasilkan
perusahaan lainnya dengan harga yang berbeda. Konsumen percaya pada produk
PT Madu Pramuka karena PT Madu Pramuka sudah lama dikenal di masyarakat
karena sudah bergerak dibidang perlebahan mulai tahun 1970-an. Pada tingkat
pengecer, struktur pasar yang terjadi cenderung mendekati pasar persaingan
sempurna dengan jumlah pengecer dan konsumen cukup banyak dalam suatu pasar.
Diferensiasi Produk. Keadaan produk yang diperjualbelikan bersifat heterogen.
Perusahaan lain yang memproduksi madu sudah banyak bermunculan tetapi
PT Madu Pramuka menawarkan jenis dan ukuran yang bervariasi serta kelengkapan
produk yang berhubungan dengan perlebahan. Produk yang diperjualbelikan
dibedakan berdasarkan beberapa kriteria. Madu botol dibedakan berdasarkan jenis
madu yaitu madu kapuk, karet, klengkeng, rambutan, kopi, kaliandra, multiflora,
hutan, jambu mete, cengkeh, apel, mahoni, pollen, royal jelly dan super. Selain itu
dibedakan juga berdasarkan ukuran (volume) yaitu ukuran 100 ml, 350 ml, 600 ml,
650 ml, dan tiga kg. Madu curah dibedakan berdasarkan jenisnya. Jenis madu curah
sama dengan jenis madu botol hanya bedanya madu botol sudah mengalami proses
pengemasan dan pelabelan. Madu curah hanya disimpan dalam jirigen dengan
kapasitas 25 kg. Bee pollen dibedakan berdasarkan tekstur dan ukuran kemasannya.
Bee pollen yang masih berbentuk butiran /granular dan bee pollen yang sudah
mengalami penggilingan sehingga berbentuk bubuk dan di kemas dalam ukuran yaitu
100 gr, 150 gr dan satu kg. Royal jelly dibedakan berdasarkan ukuran yaitu 25 gr, 75
gr, 250 gr dan satu kg. Gambar masing-masing produk dapat dilihat pada
Lampiran 5.
Hambatan Keluar Masuk Pasar. Hambatan yang dialami oleh PT Madu Pramuka
adalah mencari pasar yang dapat dimasuki untuk menjadi pengecer madu Pramuka.
Pihak PT Madu Pramuka menetapkan seseorang/organisasi/usaha bisa menjadi
pengecer hanya dari penampakan luarnya saja. Apabila suatu usaha terlihat ramai
dan cocok untuk dijadikan pengecer maka pihak PT Madu Pramuka akan
menawarkan kesediaan untuk dijadikan pengecer. Tidak ada standar yang kuat untuk
mengikat seseorang/organisasi/usaha untuk menjadi pengecer. Pengecer mudah
untuk keluar masuk pasar karena tidak ada persyaratan khusus ataupun modal yang
besar untuk menjadi pengecer madu Pramuka. Jika ingin menjadi pengecer
seseorang/organisasi/usaha bisa menawarkan diri untuk menjadi pelanggan yang
secara rutin memesan produk lebah madu. Perusahaan sebenarnya jangan hanya
mencari pengecer baru tetapi juga perlu mempertahankan pengecer yang sudah ada
dengan cara lebih memperhatikan keinginan dan kebutuhan pengecer. Kebutuhan
pengecer berhubungan dengan fasilitas pendukung penjualan produk lebah madu
seperti alat pendingin (cooler) atau freezer. Hal tersebut dapat mengikat kerjasama
antara produsen dengan pengecer.
Perilaku Pasar
Perilaku pasar dilakukan dengan mengamati praktek penjualan dan pembelian
yang sudah dijelaskan pada fungsi pemasaran, sistem penentuan harga, sistem
pembayaran dan kerjasama antar lembaga pemasaran.
Sistem Penentuan Harga. Penentuan harga oleh PT Madu Pramuka berdasarkan
besarnya biaya produksi yang dikeluarkan. Produsen akan meningkatkan harga
apabila biaya produksi untuk menghasilkan produk lebah madu dan pengemasan
produk mengalami kenaikan. Pembelian dengan volume besar dan kontinu
(terus-menerus) akan mendapatkan diskon sekitar 10-20% untuk madu botol dan
25% untuk madu curah. Pengecer mengikuti harga yang sudah ditetapkan PT Madu
Pramuka. Beberapa pengecer menambahkan harga diatas harga yang sudah
ditetapkan PT Madu Pramuka sesuai dengan keuntungan yang ingin dicapai oleh
pengecer tersebut. Penambahan harga yang diamati dari hasil wawancara dengan
responden yaitu sekitar Rp 2500 – Rp 6000. Hal ini berani lakukan karena dalam
pasar produk lebah madu terjadi persaingan non harga yaitu kepercayaan akan merek
madu pramuka.
Sistem Pembayaran. Sistem pembayaran yang dilakukan pada tingkat produsen
umumnya adalah konsinyasi. Berdasarkan informasi pasar madu, sistem pembayaran
yang dilakukan oleh para produsen madu kebanyakan adalah konsinyasi.
Pertimbangan tersebut dilakukan untuk mengurangi resiko yang didapat pengecer
dari menjual madu. Apabila jenis produk yang dijual tidak laku maka dapat diganti
dengan jenis produk yang banyak permintaan dari konsumen. Mengingat jangka
waktu menjual madu periodenya lama maka PT Madu Pramuka memberikan tempo
pembayaran pada produk yang sudah dikirimnya sekitar tiga bulan. Apabila sudah
jatuh tempo pembayaran tidak dilakukan yang berarti madu belum laku terjual PT
Madu Pramuka tidak menarik madu tetapi menambah tempo pembayaran. Hanya
saja dikemudian hari PT Madu Pramuka akan mengurangi volume pengiriman
barang. Apabila setelah dikurangi volume pengiriman produk yang dikirim masih
tetap lama terjualnya maka pengiriman akan diberhentikan oleh PT Madu Pramuka
sehingga tidak mengecerkan madu Pramuka lagi. Sistem pembayaran pengecer
kepada konsumen untuk jenis pengecer apotek adalah tunai, swalayan tunai, individu
tunai, sedangkan koperasi banyak dengan sistem kredit kepada anggotanya
dibayarkan dengan cara potong gaji.
Kerjasama Diantara Lembaga Pemasaran. Kerjasama antara PT Madu Pramuka
dan pengecer adalah kerjasama yang tidak mengikat dan tidak ada peraturan yang
mendasarinya. Hal ini dilakukan karena pengecer dengan mudah keluar dan masuk
pasar. Persaingan yang terjadi antar sesama pengecer tidak merugikan pengecer lain
karena pengecer menganggap persaingan tersebut hanyalah persaingan biasa.
Keragaan Pasar
Analisa keragaan pasar dapat dilakukan dengan melihat bagian harga yang
diterima produsen dari bagian yang dibayarkan konsumen (producer’s share),
besarnya marjin pemasaran di setiap tingkat lembaga pemasaran dan indeks
keterpaduan pasar. Bagian yang diterima produsen untuk produk madu botol pada
saluran I yaitu sebesar 100%, artinya produsen menerima seluruh bagian harga yang
dibayarkan konsumen. Bagian yang diterima produsen pada saluran II yaitu sebesar
79%, artinya bagian yang diterima produsen dari harga yang dibayarkan konsumen
adalah sebesar 79% dan sisanya (21%) dinikmati oleh lembaga pemasaran.
Producer’s share yang rendah dikarenakan lembaga pemasaran yaitu pengecer
mengeluarkan biaya pemasaran yang tinggi dan tingkat perputaran penjualan madu
botol per bulannya rendah sehingga untuk menutupi biaya operasional per produknya
lembaga pemasaran mengambil untung yang besar. Producer’s share pada madu
curah yaitu sebesar 100%, artinya produsen menerima seluruh bagian harga yang
dibayarkan konsumen. Producer’s share pada bee pollen untuk saluran I yaitu
sebesar 100%, artinya produsen menerima seluruh bagian harga yang dibayarkan
konsumen. Producer’s share pada saluran II yaitu sebesar 85%, artinya bagian yang
diterima produsen dari harga yang dibayarkan konsumen adalah sebesar 85% dan
sisanya (15%) dinikmati oleh lembaga pemasaran. Producer’s share pada royal jelly
untuk saluran I yaitu sebesar 100%, artinya produsen menerima seluruh bagian harga
yang dibayarkan konsumen. Producer’s share pada saluran II yaitu sebesar 85%,
artinya bagian yang diterima produsen dari harga yang dibayarkan konsumen adalah
sebesar 85% dan sisanya (15%) dinikmati oleh lembaga pemasaran. Market share
yang diterima oleh lembaga pemasaran bee pollen dan royal jelly sama yaitu 15%
karena keuntungan yang didapat oleh lembaga pemasaran hanya senilai 15% dari
harga produk yang diberikan oleh PT Madu Pramuka.
Marjin pemasaran yang dihitung adalah marjin pemasaran madu botol.
Produk madu curah tidak dihitung marjin pemasarannya karena madu curah hanya
menggunakan saluran pemasaran langsung. Bee pollen dan royal jelly tidak dihitung
karena peneliti tidak dapat menelusuri biaya pemasaran pada pedagang pengecer.
Analisis Marjin Pemasaran Madu Botol
Struktur biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran produk madu botol
adalah biaya tenaga kerja, sewa kios dan plastik pembungkus. Tabel 6 menunjukkan
biaya transportasi dan operasional kendaraan serta biaya bonus target penjualan
outdoor tidak dibebankan pada saluran I karena biaya tersebut dikeluarkan dalam
proses penjualan barang melalui pengecer yaitu pada saluran II.
Komponen biaya pemasaran terbesar yang dikeluarkan oleh PT Madu
Pramuka untuk saluran I adalah biaya tenaga kerja tetap yaitu sebesar Rp 868,29/btl
350 ml atau 64,43% dari total biaya pemasaran yang dikeluarkan pada saluran I
karena saluran I adalah saluran pemasaran langsung ke konsumen akhir sehingga
membutuhkan karyawan tetap lebih banyak. Untuk mencapai efisiensi teknis pada
saluran I, maka biaya pemasaran untuk karyawan tetap sebaiknya diminimalkan.
Karyawan yang dapat dijadikan karyawan tetap adalah karyawan yang masa kerjanya
sudah lama (berpengalaman).
Untuk saluran II adalah biaya pembuatan brosur, kartu nama, dan faktur yaitu
sebesar Rp 430,36/btl 350 ml atau 24,94% dari total biaya pemasaran yang
dikeluarkan pada saluran II. Biaya pemasaran terbesar kedua yang dikeluarkan PT
Madu Pramuka pada saluran I yaitu biaya pembuatan brosur, kartu nama, dan faktur
sebesar 430,36/btl 350 ml atau 31,94% dari total biaya pemasaran yang dikeluarkan
pada saluran I. Untuk saluran II adalah biaya tenaga kerja karyawan kontrak sebesar
Rp 408,71/btl 350 ml atau 23,69% dari total biaya pemasaran yang dikeluarkan pada
saluran II. Pada saluran II biaya tenaga kerja lebih banyak dikeluarkan untuk
karyawan kontrak karena karyawan yang bertugas mengantar barang untuk sampai
ke konsumen adalah karyawan muda yang statusnya masih kontrak. Efisiensi teknis
pada saluran II dapat dicapai dengan meminimalkan biaya transportasi dan tenaga
kerja karyawan kontrak yaitu dengan memaksimalkan fungsi tenaga kerja karyawan
tetap pada saluran II.
Tabel 6. Struktur Biaya, Besar Biaya dan Marjin Pemasaran Madu Botol pada PT Madu Pramuka dan Lembaga Pemasaran di Wilayah Jakarta Selama Bulan Juli 2006
Saluran Pemasaran Saluran I Saluran II
(Rp/btl 350 ml) (%)
(Rp/btl 350 ml) (%)
Produsen (PT Madu Pramuka)
1. Harga Pokok Penjualan (HPP) 15.301,49 55,64 15.301,49 50,99
2. Biaya pemasaran a) Biaya transportasi dan
operasional kendaraan 335,98 1,12b) Biaya bonus target
penjualan outdoor 119,18 0,40c) Biaya promosi 14,88 0,05 105,70 0,35d) Biaya pembuatan brosur,
kartu nama, dan faktur 430,36 1,56 430,36 1,43e) Biaya tenaga kerja kontrak 34,06 0,12 408,71 1,36f) Biaya tenaga kerja tetap 868,29 3,16 325,61 1,09
Total biaya 1347,59 4,90 1.725,54 5,753. Marjin keuntungan 10.850,90 39,46 6.699,46 22,334. Marjin pemasaran 12.198,50 44,36 8425,00 28,085. Harga jual 27.500,00 100,00 23.726,49 79,07Pedagang Pengecer 1. Harga beli 23.726,49 79,072. Biaya pemasaran a) Biaya tenaga kerja 1812,01 6,04 b) Biaya sewa kios 302,00 1,01 c) Biaya pembungkus 75,00 0,25 Total biaya pemasaran 2.189,01 7,293. Marjin keuntungan 4.091,50 13,644. Marjin Pemasaran 6.280,51 20,935. Harga Jual 30.007,00 100,00
Komponen biaya terbesar pada pengecer adalah biaya tenaga kerja yaitu
sebesar Rp 1812,01 atau 82,78% dari total biaya pemasaran yang dikeluarkan pada
saluran II. Biaya tenaga kerja per satuan output lebih tinggi karena di tingkat
pengecer volume produk lebah madu yang dijual sedikit. Untuk mencapai efisiensi
teknis pada pedagang pengecer, maka sebaiknya lebih meningkatkan penjualan.
Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan terdiri dari biaya gaji termasuk makan dan
transport untuk penjaga kios. Jika pengecer tidak menggunakan tenaga kerja untuk
penjaga kios maka nilai kerja pengecer diasumsikan sebagai nilai tenaga kerja.
Komponen biaya pemasaran terbesar kedua yaitu biaya sewa kios yang diasumsikan
sebagai nilai sewa yang berlaku di wilayah tersebut. Marjin pemasaran produk madu
botol pada saluran I dan II sebesar Rp 12.198,50/ botol 350 ml (44,36%) dan Rp
14.705,51/ botol 350 ml (49,01%). Saluran II merupakan saluran yang memiliki total
marjin pemasaran paling tinggi (49,01%) dan biaya pemasaran yang dikeluarkan juga
paling tinggi (13,04%). Berdasarkan marjin pemasaran dapat dikatakan bahwa
saluran I adalah saluran yang paling efisien karena memiliki total marjin pemasaran
(44,36%) dan total biaya pemasaran yang paling rendah (4,9%) serta volume
penjualan yang tinggi. Volume penjualan produk lebah madu dapat dilihat pada
Lampiran 3.
Tingkat Keterpaduan Pasar
Tingkat keterpaduan pasar dihitung untuk mengetahui sejauh mana
pembentukan harga di tingkat produsen (Y) dipengaruhi oleh harga di tingkat
pengecer (X). Data harga yang dapat dianalisis adalah harga madu botol. Data yang
digunakan adalah harga jual madu di tingkat produsen (Y) dan harga jual madu di
tingkat pengecer (X) diambil dari 30 responden yang dapat dilihat pada Lampiran 6.
Data harga madu curah, bee pollen, royal jelly tidak dapat dianalisis karena peneliti
tidak mendapatkan data harga jual pada setiap responden pengecer.
Persamaan untuk semua jenis madu botol dan persamaan untuk setiap jenis
madu botol dapat dilihat pada Lampiran 4. Elastisitas transfer untuk semua jenis
madu botol adalah 0,783 artinya jika harga di tingkat pengecer dari madu tersebut
naik sebesar 10% maka harga di tingkat produsen akan naik sebesar 7,83% atau
sebaliknya, harga di tingkat pengecer dari madu tersebut turun sebesar 10% maka
harga di tingkat produsen akan turun sebesar 7,83%
Elastisitas transfer untuk setiap jenis dari enam madu botol yang dianalisis
berkisar antara 0,162 sampai 0,343 artinya jika harga di tingkat pengecer naik
sebesar 10% maka harga di tingkat produsen akan naik antara 1,62 sampai 3,43%
atau sebaliknya. Elastisitas transfer untuk setiap jenis madu botol yang lebih spesifik
semakin tidak peka sehingga harga di tingkat pengecer tidak sensitif untuk ditransfer
pada harga jual di tingkat produsen. Hal tersebut menjelaskan bahwa transfer harga
dari pengecer ke produsen tidak berlangsung dengan baik. Berbeda dengan komoditi
madu botol untuk semua jenis (umum), elastisitas transfernya lebih besar (0,783)
walaupun elastisitas ini masih tidak elastis.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka penelitian ini dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Pola saluran pemasaran produk lebah madu untuk madu botol, bee pollen dan
royal jelly terdiri dari dua saluran sedangkan madu curah terdiri dari satu saluran.
2. Fungsi pemasaran yang dilakukan oleh PT Madu Pramuka dan pengecer pada
fungsi pertukaran adalah pembelian, penjualan, penetapan harga; pada fungsi
fisik PT Madu Pramuka melakukan fungsi transportasi, standardisasi, grading,
penyimpanan dan penanganan sedangkan pengecer melakukan fungsi
penanggungan resiko dan pembiayaan; pada fungsi fasilitas PT Madu Pramuka
melakukan fungsi penanggungan resiko dan pembiayaan sedangkan pengecer
melakukan fungsi pembiayaan.
3. Struktur pasar yang dihadapi oleh produsen adalah persaingan monopolistik dan
struktur pasar yang dihadapi oleh pengecer mendekati pasar persaingan
sempurna.
4. Saluran pemasaran yang paling efisien berdasarkan biaya pemasaran, marjin
pemasaran dan producer’s share untuk masing-masing produk adalah saluran
pemasaran I karena pada saluran pemasaran I biaya pemasaran dan marjin
pemasaran rendah serta producer’s share yang tinggi.
5. Analisis tingkat keterpaduan pasar menunjukkan bahwa transfer harga dari
pengecer ke produsen tidak berlangsung dengan baik. Apabila harga di tingkat
pengecer naik/turun maka kenaikan/penurunan harga belum ditransfer secara
sempurna pada harga di tingkat produsen, kemampuan transfer itu semakin kecil
kalau madu botol itu semakin spesifik.
6. Belum terjalin kerjasama yang erat antar produsen dan pengecer dalam
pemasaran produk lebah madu PT Madu Pramuka.
Saran
Perusahaan PT Madu Pramuka dapat membuka kedai sendiri untuk
menjangkau konsumen pada masing-masing wilayah di DKI Jakarta. Resiko jika
kedai sepi dapat diatasi dengan menggunakan lahan sewa sehingga kedai dapat
ditutup jika lokasi tidak menguntungkan. Sistem pemasaran produk lebah madu
PT Madu Pramuka masih harus diperbaiki lagi karena antara produsen dan pengecer
belum terjalin kerjasama yang erat. Pengecer perlu diberikan angket/kuesioner untuk
mengetahui sejauh mana keinginan pengecer mendukung usaha sehingga apabila
produsen memperhatikan keinginan pengecer maka kerjasama akan terjalin lebih
erat. Kerjasama antara pengecer dapat ditingkatkan juga dengan cara memberikan
fasilitas pendukung seperti alat pendingin (cooler) atau freezer. Biaya pemasaran
pada produsen dapat ditekan dengan cara memberikan fasilitas pendukung secara
kredit yang dapat dipotong dari hasil penjualan produk lebah madu. PT Madu
Pramuka sebaiknya menambah promosi melalui media (televisi dan koran). Hal
tersebut bertujuan agar konsumen lebih mengenal produk PT Madu Pramuka. Perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai sistem pemasaran produk lebah madu
komoditi PT MP di wilayah lain seperti di wilayah Jawa Barat dan Banten, sehingga
sistem pemasaran ketiga wilayah tersebut dapat dibandingkan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia dan rahmat-
Nya yang tak terhingga sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima
kasih kepada Ir. Asi H. Napitupulu, MSc. dan Ir. Hotnida C. H. Siregar, MSi sebagai
dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing, mengarahkan serta membantu
dalam penulisan skripsi ini. Kepada Ir. Ujang Sehabudin sebagai dosen pembahas
seminar. Kepada Ir. Juniar Atmakusuma, MS. dan Dr. Ir. Asnath M. Fuah, MS.
sebagai penguji sidang yang telah memberikan saran dan masukan yang berharga
untuk perbaikan skripsi Penulis. Terima kasih kepada Ir. Lucia Cyrilla ENSD, MSi.
selaku panitia seminar dan sidang yang telah memberikan nasehat dan dukungan.
Terima kasih juga Penulis ucapkan kepada PT Madu Pramuka dan segenap karyawan
yang telah membantu Penulis dalam penyelesaian tugas akhir Penulis.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada papa H.D.Isyanto, SH. dan mama
Hikmah Lis Setyawati, Amd. yang telah memberi dukungan berupa doa, materi dan
kasih sayang. Penulis mengucapkan terima kasih juga kepada kakakku Lina
Nurmalawati, S.Sos, kakak iparku Feryanto, ST., adikku tersayang Fida Rizki
Khairunnisa serta Wahyu Hidayat S.Pt (semangat hidup Penulis) yang telah
memberikan doa, materi, motivasi dan kasih sayang sehingga Penulis dapat
menyelesaikan pendidikan. Kepada Ugie..tetap semangat ya, Tina, Elis, Erni, Obi
dan Toni Eka Putra atas motivasi dan persahabatan yang indah. Kepada teman-teman
Shafa (Sumi, Teti, Ie, Didi), Pondok Rizqi dan Wisma Tanjung Bawah (Eni, M’Lisa,
Dina, Nisa, Tio, Dian, Ami, Dewi). Kepada teman sepenelitian Vida, Hendrik dan
Achien. Kepada sahabat seperjuangan Ketut dan Nita atas semangat dan bantuannya.
Kepada Benjo, Feri, Roels, Tompel, Nia, Moci, Heru, Botax, Pipin, Rusdi, Panji.
Kepada Poetri yang bersedia menjadi moderator seminar. Kepada teman-teman
SEIP’38, ‘39 dan ’40 yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih atas kerja
sama yang diberikan selama perkuliahan. Kepada Pak Dodi, Pak Kamto, Pak Trisno,
Pak Nana, Pak Tibyan, Bu Cicih dan Umi Nyai atas bantuan dan doanya. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya.
Bogor, Februari 2007
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, S. 2002. Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi. Edisi I. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Atmakusuma, J. 1984. Bahan Kuliah Tataniaga Peternakan. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Dharmmesta, B.S. dan Irawan. 1997. Menejemen Pemasaran Modern. Edisi Kedua. Liberty, Yogyakarta.
Dharmmesta, B.S. dan Handoko. 2000. Manajemen Pemasaran: Analisa Perilaku Konsumen. BPFE, Yogyakarta.
Irwan, M. 1999. Analisis biaya pengusahaan lebah madu di Pusat PT Madu Pramuka Cibubur. Skripsi. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran: Analisa, Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol. Jilid I. Edisi Revisi. Prenhallindo, Jakarta.
Liani, M. 2003. Strategi pengembangan usaha lebah madu di Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat. Skripsi. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Napitupulu, A.H. 1988. Pengantar Agribisnis: Suatu Telaahan Awal. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Napitupulu, A.H. 1989. Tataniaga Peternakan: Suatu Pengantar Sistem, Koordinasi dan Pasar Berjangka. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Peri. 2004. Peramalan penjualan dan keuntungan kotor produk olahan lebah madu PT Madu Pramuka. Skripsi. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor.
PT Madu Pramuka. 2004. Lebah Madu: Cara Beternak dan Pemanfaatan. Penebar Swadaya, Jakarta.
Qurniati, R. 2002. Pemasaran buah-buahan hasil agroforestri di Propinsi Lampung. Tesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Radiosunu. 1982. Konsep, Sistem dan Fungsi Manajemen Pemasaran. Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yoyakarta.
Rosalyn, H.E. 2005. Evaluasi usaha perlebahan di Pusat PT Madu Pramuka Cibubur Jakarta Timur. Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Said, G. dan H. Intan. 2001. Manajemen Agribisnis. Ghalia Indonesia, Bogor.
Sarwono, B. 2003. Lebah Madu. AgroMedia Pustaka, Jakarta.
Sihombing, D.T.H. 1997. Ilmu Ternak Lebah Madu. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Sumoprastowo, R. dan Suprapto. 1980. Beternak Lebah Madu Modern. Bharatara, Jakarta.
Walpole, R.E. 1995. Pengantar Statistika. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner untuk PT Madu Pramuka Cibubur
Analisis Sistem Pemasaran Produk lebah Madu PT Madu Pramuka Cibubur Jakarta Timur
A. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
1. Dahulu, nama PT Madu Pramuka adalah Pusat Perlebahan Apiari Pramuka. Apa sebab perubahan nama dan status dari Pusat Perlebahan Apiari Pramuka menjadi PT Madu Pramuka:............................................................................... ..........................................................................................................................................................................................................................................................
2. Didaerah mana saja, PT Madu Pramuka pernah mendirikan cabang usahanya :........................................................................................................................................................................................................................................................
3. Cabang usaha yang sampai sekarang masih tetap ada dan terus berkembang berada di daerah:................................................................................................. .............................................................................................................................
4. Cabang usaha yang sekarang sudah tidak dibuka alasannya karena:................. .............................................................................................................................
5. Jumlah pegawai PT Madu Pramuka: - Pegawai tetap……....……...……orang
- Pegawai tidak tetap......................orang 6. Jumlah pegawai PT Madu Pramuka bagian pemasaran:
- Indoor…………….......................orang - Outdoor……………....................orang
B. FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN
Fungsi Pertukaran
7. Apa peranan PT Madu Pramuka dalam membantu peternak binaan untuk memulai usaha atau dalam mendapatkan modal awal beternak:........................ .............................................................................................................................
8. PT Madu Pramuka membeli madu curah dari peternak binaan dengan harga yang ditentukan oleh: a. Pihak PT Madu Pramuka b. Peternak binaan c. Kesepakatan berdasarkan kualitas dan jenis madu yang dihasilkan peternak
9. Bagaimana sistem pembayaran dan transaksi pembelian yang dilakukan oleh PT Madu Pramuka dalam membeli madu curah……………….……………… …………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………….
10. Bagaimana cara PT Madu Pramuka mencari pasar yang dapat dimasuki untuk memasarkan produk lebah madu PT Madu Pramuka :………………………... …………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………….
11. Syarat apa saja yang harus dipenuhi oleh agen untuk dapat menjual produk lebah madu PT Madu Pramuka:……………………………………………….. ………………………………………………………………………………….
Fungsi Fisik
12. Alat transportasi yang digunakan PT Madu Pramuka untuk memasarkan produk lebah madu yaitu: - Mobil……………………unit
- Motor……………………unit - Truk……………………..unit
13. Pengiriman produk lebah madu ke agen dilakukan secara: a. Apabila ada pesanan b.Rutin dilakukan dengan jumlah yang sama per periode kirim, jadi walaupun stock di agen belum habis tetap dikirim
c. Lainnya, yaitu apabila..................................................................................... .........................................................................................................................
14. Bagaimana perlakuan terhadap madu yang akan dikirim dari Jawa Tengah ke Cibubur agar madu yang dikirim kualitasnya tidak berubah.............................. ….....……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
Fungsi Fasilitas
15. Bagaimana cara PT Madu Pramuka mempromosikan produk lebah madu kepada konsumen................................................................................................ ..........................................................................................................................................................................................................................................................
16. Adakah resiko usaha yang dapat ditanggung oleh PT Madu Pramuka dalam rangka pemenuhan terhadap kepuasan konsumen? a. Ya b. Tidak (Lanjut ke pertanyaan No.17)
17. Jelaskan resiko tersebut!….............................………………………………… ………………………………………………………………………………… .............................................................................................................................
C. STRUKTUR PASAR
18. Apakah pemerintah ikut berpartisipasi dalam bidang usaha yang dilakukan PT Madu Pramuka?
a. Ya b. Tidak (Lanjut ke pertanyaan No.19) 19. Jelaskan bentuk partisipasi pemerintah tersebut!………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
D. PERILAKU PASAR
20. Hambatan seperti apa yang dialami oleh PT Madu Pramuka dalam memasarkan dan mempromosikan produk lebah madunya?.............................. …………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………….
Lampiran 2. Kuesioner untuk Pengecer
Saya Farida Hanum (D 34102074) mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yang sedang melakukan penelitian mengenai Analisis Sistem Pemasaran Produk Lebah Madu PT Madu Pramuka Cibubur Jakarta Timur. Untuk itu saya membutuhkan bantuan Bapak/ Ibu untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan. Atas bantuan Bapak/ Ibu saya ucapkan terima kasih.
Analisis Sistem Pemasaran Produk lebah Madu PT Madu Pramuka Cibubur Jakarta Timur
Mohon diisi dengan cara: a. Beri tanda silang (x) untuk jawaban yang menurut Anda paling tepat untuk pertanyaan yang bersifat
pilihan b. Memberikan uraian singkat untuk pertanyaan isian dan tabel
A. Identitas Responden
1. No. Kuesioner…………..Tanggal pengumpulan data………………………… 2. Alamat…………………………………………………………………………. 3. Pemilik usaha/ penanggung jawab usaha……………………………………… 4. Umur pemilik usaha/ penanggung jawab usaha………………………….tahun 5. Nama Responden……………………………………………………………… 6. Umur responden……………………………………………………….…tahun 7. Jenis kelamin……………….………………………………………………….. 8. Pengalaman usaha menjual produk lebah madu………............................tahun
B. Pemasaran
1. Bagaimana awalnya Anda bisa menjadi agen madu PT Madu Pramuka? ......... .............................................................................................................................
2. Apakah ada cabang usaha yang merupakan perluasan dari usaha Anda ini? a. Tidak ada b. Ada, yaitu .......................alamat di.........................................
3. Setiap periode berapa bulan biasanya Anda menambah stok madu Pramuka? a. 1 bulan b. 2 bulan c. 3 bulan d. 4 bulan
4. Berapa biasanya jumlah penambahan stok madu Pramuka? Super…………………………….buah/ lusin Rambutan………………………..buah/ lusin Kapuk……………………………buah/ lusin Multiflora………………………..buah/ lusin
5. Bagaimana proses pemesanan madu Pramuka jika sudah habis? a. Pihak Anda yang menelpon ke PT Madu Pramuka b. Pihak PT Madu pramuka yang selalu mengecek dan menanyakan stocknya c. Tidak tentu, kadang-kadang Anda yang menelpon atau PT Madu Pramuka
yang melakukan pengecekan 6. Jelaskan bagaimana proses pembayaran produk madu Pramuka yang Anda
beli?..................................................................................................................... 7. Apakah Anda mendapatkan potongan harga dari pembelian Madu Pramuka?
a. Tidak dapat b. Dapat, yaitu...........................
8. Apakah potongan harga yang diberikan dari awal Anda membeli madu Pramuka besarnya sama dengan sekarang? a. Sama b. Tidak sama, dahulu......................%
9. Bagaimana konsumen menyikapi, jika terjadi kenaikan harga madu Pramuka? a. Biasa aja, rata-rata konsumen tidak mempermasalahkan harga madu b. Konsumen mencari madu merk lain yang harganya lebih murah
c. Jawaban lain.................................................................................................... 10. Bagaimana Anda menjual produk lebah madu PT Madu Pramuka?
a. Mengantar ke tempat pembeli (terima pesan antar) b. Pembeli datang sendiri ke tempat Anda menjual produk lebah madu
11. Apakah Anda membutuhkan alat transportasi untuk menjual madu Pramuka? a. Tidak b. Ya, yaitu……………………………….
12. Berapa tenaga kerja yang Anda gunakan dalam usaha Anda ini? a. 1 orang b. 2 orang c. 3 orang d. ..................orang 13. Hambatan apa yang Anda hadapi dalam menjual produk lebah madu?
a)………………………………………………………………………………. b)……………………………………………………………………………….
14. Silangilah jawaban apa saja perlengkapan untuk menjual produk madu yang diberikan secara gratis dari madu Pramuka?(Jawaban bisa lebih dari satu) a. Plank nama b. Spanduk c. Display d. kantong plastik e. Lain-lain……......
15. Apakah keluhan Anda terhadap produk, pelayanan, proses pengiriman atau keluhan lain terhadap PT Madu Pramuka?......................................................... …………………………………………………………………………………
16. Apakah ada konsumen yang beli produk madu Pramuka dari Anda untuk dijual lagi? a. Ada b. Tidak ada c. Dulu ada, sekarang sudah tidak pernah ada lagi
Pertanyaan dibawah ini penting untuk dijawab karena menyangkut tujuan penelitian, untuk itu diharapkan kesediaan responden untuk memberikan data yang ditanyakan.
17. Berapa penghasilan usaha Anda selama bulan Juli 2006?...................................................................................................................
18. Jelaskan jenis produk, satuan, volume pembelian, harga beli/satuan, harga jual/satuan, total nilai pembelian, sistem pembayaran dan nama perusahaan produk lebah madu yang Anda beli dalam periode pembelian terakhir?
Jenis Produk
Satuan Volume pembelian (satuan)
Harga Beli/
Satuan (Rp/
satuan)
Harga Jual/
Satuan (Rp/
Satuan)
Sistem Pembaya
ran*
Nama Perusahaan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
* Sistem pembayaran dapat dilakukan dengan cara: 1. Tunai 2. Bayar dimuka 3. Konsinyasi
19. Apa saja produk lebah madu yang laku terjual pada bulan Juli 2006?
Jenis Produk Satuan Jumlah produk yang laku a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
20. Jelaskan Biaya-biaya yang Anda keluarkan untuk Menjual Produk Lebah Madu PT Madu Pramuka Selama bulan Juli 2006
Rincian Biaya Biaya (Rp/ satuan) a. Biaya beli plastik pembungkus b. Biaya tenaga kerja c. Biaya sewa tempat/ toko d. Biaya listrik e. Biaya pajak/ retribusi f. Biaya untuk keamanan/ pungutan g. Lainnya, sebutkan…………………………. h. Lainnya, sebutkan………………………… i. Lainnya, sebutkan………………………… j. Lainnya, sebutkan…………………………
Rp…… Awet untuk..… bulan Rp……………/ orang Rp……………/ tahun Rp……………/ bulan Rp……………/ bulan Rp Rp Rp Rp Rp
Lampiran 3. Volume Penjualan Produk Lebah Madu PT MP Selama Bulan Juli 2006
Produk Lebah Madu Saluran I Saluran II
(Unit) (%) (Unit) (%) Madu Botol 10753 85 1939 15 Madu Curah 1650 100 Bee Pollen 55 80 14 20 Royal Jelly 336 99 3 1
Lampiran 4. Persamaan Harga Jual di Tingkat Produsen dan Pengecer Serta Elastisitas Transfer yang Dihitung untuk Semua Jenis Madu dan Setiap Jenis Madu Botol
Keterangan Persamaan Elastisitas Transfer
Semua jenis madu Ppall = 5,158 + 0,620 Prall 0,783
(1,124) (0,037) 1,124 = Standar error (Sa ß0) 0,037 = Standar error (Sa ß1)
R2 = 0,720 Madu super Ppms = 21,677 + 0,179 Prms 0,222
(2,511) (0,073) 2,511 = Standar error (Sa ß0) 0,073 = Standar error (Sa ß1)
R2 = 0,189 Madu rambutan Ppmr = 18,453 + 0,170 Prmr 0,217
(2,192) (0,072) 2,192 = Standar error (Sa ß0) 0,072 = Standar error (Sa ß1)
R2 = 0,224 Madu kapuk Ppmkp = 17,727 + 0,136 Prmkp 0,174
(1,300) (0,047) 1,300 = Standar error (Sa ß0) 0,047 = Standar error (Sa ß1)
R2 = 0,228 Madu multiflora Ppmm = 17,804 + 0,128 Prmm 0,162
(1,716) (0,064) 1,716 = Standar error (Sa ß0) 0,064 = Standar error (Sa ß1)
R2 = 0,193 Madu karet Ppmkr = 14,375 + 0,278 Prmkr 0,343
(1,881) (0,069) 1,881 = Standar error (Sa ß0) 0,069 = Standar error (Sa ß1)
R2 = 0,889 Madu royal jelly Ppmr j = 17,571 + 0,257 Prmrj 0,319
(3,547) (0,111) 3,547 = Standar error (Sa ß0) 0,111 = Standar error (Sa ß1)
R2 = 0,643
E. BIAYA PEMASARAN
Tabel 1. Biaya Pemasaran selama satu bulan terakhir (Rp/ bulan)
Rincian Biaya Madu Curah Madu botol 350 ml Bee Pollen 150 gr butiran
Royal jelly 25 gr
Total Biaya
a. Biaya pengangkutan b. Biaya penyimpanan c. Biaya tenaga kerja d. Biaya standardisasi e. Biaya resiko f. Biaya pajak g. Biaya informasi pasar h. Lainnya, sebutkan………………………….i. Lainnya, sebutkan………………………… j. Lainnya, sebutkan………………………… k. Lainnya, sebutkan………………………….