Upload
trinhque
View
229
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PEMBIAYAAN SEPEDA MOTOR PT.
FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE (F.I.F) SYARIAH DITINJAU DARI
PERSPEKTIF ISLAM
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh :
SITI SUSANTI
105046101572
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PEMBIAYAAN SEPEDA MOTOR PT.
FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE (F.I.F) SYARIAH DITINJAU DARI
PERSPEKTIF ISLAM
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh :
SITI SUSANTI
NIM: 105046101572
Di bawah Bimbingan
Pembimbing
Asep Saepuddin Jahar, MA., Ph. D NIP: 196912161996031001
K O N S E N T R A S I PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
J A K A R T A
1431 H/2010 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul “ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PEMBIAYAAN SEPEDA MOTOR DI PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE (F.I.F) SYARIAH DITINJAU DARI PERSEPKTIF ISLAM” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 14 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)
Jakarta, 14 Juni 2010 Dekan,
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH,MA, MM NIP. 195505051982031012
Panitia Ujian Munaqasyah Ketua : Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH,MA, MM (....................) NIP. 197107011998032002 Sekretaris : H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH (.....................) NIP. 197407252001121001 Pembimbing I : Asep Saepuddin Jahar, MA., Ph.D (.....................)
NIP. 196912161996031001 Penguji I : Drs. Burhanuddin Yusuf, MM (.....................)
NIP. 195406181981031005 Penguji II : Abdurrauf, MA (.................)
NIP. 197312152005011002
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber saya yang digunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, Mei 2010 M Jumadal Awal 1431 H
SITI SUSANTI
ABSTRAKSI
Siti Susanti. Analisis Strategi Pemasaran Pembiayaan Sepeda Motor PT.
Federal International Finance (FIF) Syariah ditinjau dari Prespektif Islam.
Skripsi, Program Studi Muamalat, Jurusan Perbankan Syariah. Fakultas
Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kebutuhan akan mobilitas meningkat seiring dengan kebutuhan terhadap sarana transportasi yang ekonomis dan dapat diandalkan. Federal International Finance (FIF) Syariah sebagai perubahan pembiayaan sepeda motor. Hal pokok yang membedakan antaar bisnis Islami dengan non Islami adalah pada kriteria halal dan haram. Bisnis Islami berpegang teguh pada nilai-nilai kemanusiaan yang akhirnya menjadi sebuah kekuatan yang membedakan dengan prilaku bisnis non Islami yang terjadi saat ini, karena baginya tujuan materi lebih penting dibanding nilai-nilai kemanusiaan, untuk itu perlu adanya strategi pemasaran, untuk mengetahui konsep mekanisme dan strategi apa yang diterapkan di PT. FIF Syariah serta strategi apa yang dilakukan PT. FIF Syariah dalam merebut persaingan pasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dengan lebih pasti konsep, bauran pemasaran, strategi dan mekanisme pemasaran PT. FIF Syariah. Serta untuk mengetahui dengan lebih pasti strategi pemasaran yang paling sesuai dengan keadaan perusahaan untuk dapat tumbuh dan berkembang dalam persaingan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yakni penelitian yang menghasilkan deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari fenomena yang ditulis dengan melakukan wawancara dan observasi di PT. FIF Syariah. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa produk yang dikeluarkan oleh PT. FIF Syariah yaitu masih satu group dengan PT. Astra Honda Motor (AHM). Dan merupakan lembaga pembiayaan resmi sepeda motor Honda. Promosinya yaitu dengan ATL dan BTL. Distribusi dari sabang sampai merauke. Harga yaitu dengan harga pantas dan terjangkau untuk semua kalangan serta kompetitif. Untuk STP (Segmentasi, Targeting, Positioning) membuka semua segmen. Strategi yang dilakukan PT. FIF Syariah dalam merebut persaingan pasar yaitu dengan service, Inovasi Menciptakan Program dan Teknologi dalam tingkat kemacetan sangat rendah.
Kata kunci: Strategi Pemasaran, Strategi Pemasaran dalam Islam, Bauran Pemasaran (Marketing Mix) dan STP (Segmentasi, Targeting, Positioning)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, Yang Maha
Kuasa, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sholawat serta salam semoga Allah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat dan pengikutnya
sampai akhir zaman.
Penulis bersyukur kepada Allah SWT karena atas rahmatnya penulis dapat
menyelesaikan tugas ini, walaupun hasilnya masih jauh dari memuaskan. Dalam
proses penulisan skripsi ini penulis telah banyak menerima bimbingan, dorongan, dan
bantuan baik secara moril maupun meteril.
Maka untuk itu dengan segala kerendahan hati dan melalui kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya, dan
penghargaan yang tulus ikhlas kepada :
1. Prof. DR. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM., selaku Dekan Fakultas
Syari’ah dan Hukum;
2. Dr. Euis Amalia, M. Ag dan H. Ah. Azharuddin Lathif, MH, Ketua dan
Sekretaris Program Studi Muamalat;
3. Asep Saepuddin Jahar, MA., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan arahan, bimbingan serta saran kepada penulis;
4. Para Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta yang telah mencurahkan
ilmunya;
5. Pimpinan Perpustakaan yang telah memberikan fasilitas bagi penulis untuk
mengadakan studi perpustakaan;
6. Kedua orang tua Penulis, Ayahanda Almarhum H. M. Sochib, selama 2 bulan
engkau melawan penyakit dan tak henti-hentinya engkau selalu menanyakan
kapan kamu wisuda Nak’?? Maafkan segala kesalahan anakmu ini, yang tak
bisa memberikan kebahagian menyelesaikan kuliah di saat detik-detik
terakhirmu (Allahummag Firlahu Warhamhu Wa A’fihi Wa’fu Anhu...Amin).
Dan Ibunda tercinta Hj. Siti Faridah dengan curahan kasih sayang yang tak
terbilang dan selalu mengiringi setiap langkah penulis dengan untaian do'a;
7. Kaka’ku Siti Aisyah dan adik’ku M. Susanto (Yang semangat yah Dek’ moga
bisa wisuda di tahun ini Amin…!!!). Sepupu’ku Putikha. Serta Edy Nurhadi
yang selalu memberikan Doa, semangat N motivasi serta bantuannya kepada
penulis;
8. PT. FIF Syariah, terutama Bapak Hary Dewandono yang telah meluangkan
waktu dan tenaganya untuk wawancara yang diperlukan untuk penyusunan
skripsi ini;
9. Thanks To sobat-sobatku jeng-jeng lebay, J’mawar, J’iffah, J’latifah, J’nisa,
J’riri. Serta teman-teman angkatan 2005 khususnya PS A yang engga’ Aq bisa
sebutkan satu persatu;
10. Thanks To sobat-sobatku alumni mantingan 2004 (Genbi azli bro..!!) Liyanah
sholihin, Wima mulyati (mpe ketiduran di KA he..he..kenangan paling konyol
wim), Farhanah thanks atas dorongan motivasi N selalu ngingetin kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, serta teman-teman di Al-Azhar
University Cairo Mesir thanks atas doa N motivasinya;
11. Kepada semua pihak yang turut membantu dalam kelancaran penyusunan
skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, baik yang secara
langsung maupun tidak langsung. Semoga segala kebaikan dan sumbangsihnya
diterima dan mendapatkan ganjaran yang setimpal oleh Allah SWT.
Semoga budi baik tersebut tercatat di sisi Allah sebagai amal saleh yang
dilimpahi balasan kebajikan. Amin ya robbal’alamin.
Akhirnya penulis berharap, Skripsi ini banyak manfaat bagi penulis
khususnya dan bagi para pembaca.
Jakarta, Mei 2010 M Jumadal Awal 1431 H
SITI SUSANTI
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahaan Pembimbing ........................................................................ ii
Lembar Pengesahan Penguji .................................................................................. iii
Lembar Pernyataan................................................................................................. iv
Abstrak .................................................................................................................. v
Kata Pengantar ....................................................................................................... vi
Daftar Isi ................................................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah............................................ 7
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ..................................................... 8
D. Metode Penelitian .......................................................................... 9
E. Review Studi Terdahulu................................................................. 11
F. Kerangka Teoritis........................................................................... 13
G. Sistematika Penelitian…………………………………………... . 14
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pemasaran .................................................................... 16
1. Pengertian dan Konsep Pemasaran ......................................... 16
2. Pengertian Strategi Pemasaran................................................. 18
3. Tujuan Strategi Pemasaran....................................................... 19
4. Jenis-Jenis Strategi Pemasaran................................................. 19
5. Elemen-Elemen Strategi Pemasaran ........................................ 20
6. Perumusan Strategi Pemasaran ................................................ 21
B. Pemasaran Dalam Islam................................................................. 23
1. Pemasaran Dalam Islam........................................................... 23
2. Karakteristik Pemasaran Islam................................................ 24
3. Fungsi dan Tujuan Pemasaran Islam........................................ 27
4. Prinsip-prinsip Pemasaran Islam……………………………... 37
C. Bauran Pemasaran (MarketingMix)............................................... 39
1. Produk (Product) ...................................................................... 40
2. Harga (Price) ............................................................................ 42
3. Distribusi (Place)...................................................................... 43
4. Promosi (Promotion)................................................................ 45
D. Marketing yang Digunakan oleh Rosullah SAW........................... 50
BAB III TINJAUAN UMUM TERHADAP PT. FIF SYARIAH DAN
LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
A. Sejarah Berdiri PT. FIF Syariah..................................................... 52
B. Visi dan Misi PT. FIF Syariah ...................................................... 53
C. Struktur Organisasi ........................................................................ 55
D. Produk-Produk ............................................................................... 56
E. Pengertian Lembaga Keuangan Syariah........................................ 58
F. Landasan Hukum Islam Terhadap FIF Syariah ............................. 63
BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PEMBIAYAAN
SEPEDA MOTOR PT. FIF SYARIAH DITINJAU DARI
PERSPEKTIF ISLAM
A. Konsep dan Mekanisme Pemasaran di FIF Syariah....................... 65
B. Strategi Pemasaran PT. FIF Syariah .............................................. 67
1. Strategi Produk......................................................................... 68
2. Strategi Promosi ....................................................................... 69
3. Strategi Distribusi .................................................................... 69
4. Strategi Harga ......................................................................... 70
C. Strategi Pemasaran PT. FIF Syariah ditinjau dari Persepktif Islam 71
D. Analisis Strategi Pemasaran PT. FIF Syariah dalam Merebut
Persaingan Pasar ............................................................................ 79
1. Segmentasi, Penentuan Pasar (Targeting) dan Positioning PT.
FIF Syariah............................................................................... 80
2. Strategi Pemasaran PT. FIF Syariah dalam Merebut
Persaingan Pasar ...................................................................... 81
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 83
B. Saran............................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 86
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini kendaraan bermotor bagi sebagian masyarakat Indonesia, sudah
bukan merupakan barang mewah. Ia menjadi barang ‘kebutuhan pokok’.
Bahkan, ada yang menggunakan ikon kendaraan untuk “prestise”. Hal ini
terbukti dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor di Indonesia
belakangan ini. Ini menunjukkan betapa besar minat masyarakat untuk memiliki
kendaraan bermotor. Tapi, mereka terkendala oleh dana. Perbankan dan lembaga
keuangan non bank menawarkan kepemilikan kendaraan bermotor dengan
fasilitas yang sangat menggiurkan. Namun tidak sedikit masyarakat yang
mengiginkan fasilitas pembiayaan secara Syariah.
Kebutuhan akan sebuah lembaga keuangan yang dapat memberikan solusi
yang cepat dan tepat sangat dibutuhkan belakangan ini. Tidak hanya menjadi
sebuah way out yang tepat akan tetapi haruslah juga terjamin akan ke-
syari’ahannya baik itu dari segi konsep; mekanisme; hingga operasional di
tempat transaksinya.
Masyarakat kita sekarang ini semakin kritis dan selektif dalam menentukan
dan mengelola hajat hidupnya. Baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka
panjang. Berdasarkan hal itulah maka keberadaan suatu lembaga pembiayaan
yang memberikan solusi yang cepat, tepat dan aman sangat dibutuhkan oleh
masyarakat luas saat ini.
1
2
Karena itulah Perbankan Syariah dan Lembaga Keuangan Syariah
menggulirkan skim pembiayaan untuk kepemilikan kendaraan bermotor. Skim
ini bernama ‘murabahah’. Murabahah adalah akad jual beli antara penjual dan
pembeli dimana penjual mengutarakan dengan jelas kepada pembeli berapa
harga jual dan berapa margin objek jual beli sehingga menjadi transparasi.
Apabila terjadi saling menyetujui (antaradin), maka dengan syarat dan rukun
yang telah dipenuhi, barulah dapat terjadi jual beli. Selain mudah diaplikasikan
skim ini tergolong aman dan lebih mudah dalam melakukan analisa persetujuan
pembiayaan. Bank Syariah/LKS hanya tinggal menganalisa factor 5C (Capital,
Character, Collateral, Condition of economy, Competence ).1
Lembaga Pembiayaan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun
1988 tentang Lembaga Pembiayaan terdiri dari 6 (enam) hal, yaitu: Sewa Guna
Usaha, Anjak Piutang, Modal Ventura, Pembiayaan Konsumen, Perdagangan
Surat Berharga, dan Kartu Kredit. Namun dalam perkembangannya, yakni
melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 tentang
Perusahaan Pembiayaan, bahwa termasuk dalam pengertian perusahaan
pembiayaan meliputi empat bidang, yakni leasing, factoring, consumer finance,
dan credit card.2
1 “Usaha Pembiayaan Syariah Bakal Lebih Marak”, artikel diakses pada tanggal 12 November 2009 dari www.cybersabili.com. 2 Esei Khotib Umam, “Aspek Hukum Lembaga Keuangan & Lembaga Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Syariah di Indonesia”, artikel diakses pada tanggal 17 November 2009 dari www.sharialearn.wikidot.com.
3
Lembaga pembiayaan konsumen (consumers finance) adalah suatu
lembaga yang dalam melakukan pembiayaan pengadaan barang untuk kebutuhan
konsumen dilakukan dengan system pembayaran secara angsuran atau berkala.3
Anak perusahaan Astra International yang bergerak dibidang pembiayaan
motor. FIF merupakan pelopor pembiayaan syariah sepeda motor di Indonesia.
Unit Usaha Syariah FIF sudah dibuka sejak tahun 2003, namun
perkembangannya mulai terlihat pada tahun 2005. Hingga saat ini kerjasama
pendanaan syariah FIF telah terjalin dengan beberapa bank syariah nasional yaitu
Unit Usaha Syariah Bank Permata, Bank Mega, Bank Mandiri, BNI dan Bank
Niaga.
Sampai akhir Juli 2009, unit syariah FIF sudah menyalurkan pembiayaan
bagi pembelian 51.600 unit kendaraan bermotor. Jika satu unit kendaraan
diasumsikan memiliki harga Rp 12 juta, maka unit syariah FIF sudah
menyalurkan kredit Rp 619,2 miliar. "Sampai akhir tahun, target pembiayaan
syariah sebanyak Rp 1,2 triliun atau setara dengan pembiayaan 96.000 unit
kendaraan," unit syariah FIF sudah mencapai 53% dari target ditahun ini. Target
pembiayaan untuk seluruh FIF adalah 800.000 unit kendaraan. “Pangsa pasar
3 Putra, “Lembaga Keuangan & Lembaga Pembiayaan”, artikel diakses pada tanggal 15 juni 2010 dari http://putracenter.net/2009/02/08/lembaga-lembaga-pembiayaan-selain-bank/.
4
syariah memiliki peluang bagus dengan skema pembiayaan murabahah memiliki
prospek bagus dan mengincar konsumen yang syariah loyally,"
FIF --lembaga pembiayaan (leasing/finance) kredit kendaraan bermotor
roda dua (sepeda motor) merek Honda -- telah membentuk divisi usaha syariah.
Dan daerah pertama yang menjadi awal berdirinya FIF Syariah adalah Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), tepatnya Banda Aceh.4
Perkembangan industri perbankan dan keuangan syariah dalam satu
dasawarsa belakangan ini mengalami kemajuan yang sangat pesat, seperti
perbankan syariah, asuransi syariah, pasar modal syariah, reksadana syariah,
obligasi syariah, pegadaian syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT). Demikian
pula disektor riil, seperti Hotel Syariah, Multi Level Marketing Syariah, dsb.
Lembaga asuransi syariah, perkembangannya di Indonesia merupakan yang
paling cepat di dunia. Hanya Indonesia satu-satunya negara yang memiliki 34
lembaga asuransi syariah, sedangkan Malaysia cuma ada 4 lembaga asuransi
syariah. Dan hanya Indonesia yang memiliki 3 lembaga reasuransi syariah. Di
negara manapun biasanya hanya ada satu lembaga reasuransi syariah. Jumlah
BMT juga telah melebihi dari 3.800 buah yang tersebar diseluruh Indonesia.
Asuransi konvensional mendasarkan pada prinsip pengalihan risiko (risk
transfering). Hal ini yang membuatnya tidak sesuai dengan prinsip syariah,
dimana didalamnya kita jumpai unsur yang dilarang dalam Islam yakni unsur
4 “FIF Buka Layanan Syariah di Seluruh Cabang”, artikel diakses pada tanggal 25 November 2009 dari www.fifsyariah.com.
5
spekulatif (maisyir). Sementara asuransi berdasarkan prinsip syariah
menghendaki adanya unsur tolong-menolong (ta’awun antar sesama) dan
menghindari unsur spekulatif yang dimaksud. Keistimewaan khusus yang
dimiliki oleh Asuransi syari’ah adalah diterapkannya konsep risk Sharing,
dimana setiap surplus yang diterima oleh perusahaan sepenuhnya milik peserta
dan pada prakteknya surplus ini dibagi dengan perusahaan asuransi syari’ah.5
Akad yang dilakukan di asuransi syariah antara peserta dengan perusahaan
terdiri atas akad tijarah yang dimaksud adalah mudharabah, sedangkan akad
tabarru’ adalah hibah. Kedudukan para pihak dalam akad tijarah & tabarru’,
yaitu:
1. Dalam akad tijarah (mudharabah) perusahaan bertindak sebagai mudharib
(pengelola) dan peserta bertindak sebagai shahibul maal (pemegang polis)
2. Dalam akad tabarrru’ (hibah), peserta memberikan hibah yang akan
digunakan untuk menolong peserta lain yang terkena musibah, sedangkan
perusahaan bertindak sebagai pengelola dana hibah.6
Dari pemaparan diatas jelaslah, lembaga keuangan non bank yang paling
maju di Indonesia adalah Asuransi Syariah, untuk itu suatu pembelajaran yang
sangat berharga untuk FIF Syariah dalam memajukan pembiayaannya di
lembaga pembiayaan motor. Karena usaha pembiayaan Syariah bakal lebih
5 Agustianto, “Karakteristik dan Keistimewaan Asuransi Islam”, artikel diakses pada tanggal 25 November 2009 dari www.agustianto.niriah.com. 6 Esei Khotibul Umam, “Aspek Hukum Lembaga Keuangan & Lembaga Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Syariah di Indonesia”, artikel diakses pada tanggal 25 November 2009 dari www.sharialearn.wikidot.com.
6
marak ditahun 2010, ini merupakan tantangan bagi FIF Syariah dalam
mempromosikan produknya. Strategi pemasaran apa yang harus dilakukan agar
bisa bersaing dipangsa pasar dan menjadi lembaga pembiayaan motor terdepan
dan No. 1 di Indonesia.
Sehubungan dengan semakin berkembangnya dunia pemasaran yang
menimbulkan semakin tingginya tingkat persaingan antara perusahaan-
perusahaan di Indonesia, maka perusahaan-perusahaan tersebut semakin
berusaha untuk memperkuat strategi pemasarannya. Untuk dapat bertahan dalam
dunia bisnis yang kondisi persaingannya terus meningkat maka suatu perusahaan
harus dituntut dapat menguasai pasar dengan menggunakan produk yang telah
dihasilkannya.
Proses pemasaran dapat diterapkan tidak hanya produk atau jasa saja, tetapi
juga pada segala sesuatu yang dapat dipasarkan seperti ide, kejadian, organisasi,
tempat dan kepribadian. Namun penting untuk ditekankan bentuk pemasaran
tidak dimulai dengan suatu produk atau penawaran, tetapi dengan pencarian
peluang pasar.7 Perencanaan pemasaran strategis memiliki ruang lingkup yang
terdiri dari visi, misi dan tujuan dari perusahaan yang menjadi pegangan
semangat yang harus dipertahankan.8 Oleh karena itu pemasaran adalah proses
perencanaan dan pelaksanaan konsep, pemberian harga, promosi dan
7 Hendra. Teguh dan Ronny. A Rusli, Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol, (Jakarta : PT. Prenhallindo, 1997), Jilid 1, h. 18. 8 C. M. Lingga Purnama, Strategic Marketing Plan : Panduan Lengkap dan Praktis Menyusun Rencana Pemasaran yang Strategis dan Efektif, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama), 2002, h. 2.
7
pendistribusian ide, barang atau jasa untuk menciptakan pertukaran yang
memuaskan individu dan tujuan organisasi.
Dari latar belakang diatas, maka penulis merasa tertarik untuk
melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul “ANALISIS
STRATEGI PEMASARAN PEMBIAYAAN SEPEDA MOTOR PT.
FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE (F.I.F) SYARIAH DITINJAU
DARI PERSPEKTIF ISLAM”.
B. Pembatas dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berbicara mengenai pemasaran akan berorientasi kepada suatu perusahaan,
dimana pemasaran sangat memegang peranan penting dalam kemajuan dari
perusahaan, namun hal ini juga harus diikuti dengan etika dalam memasarkan
suatu produk ke pasaran. Oleh karena itu penulis membatasi permasalahan yang
diuraikan. Dalam hal ini penulis ingin membatasi hanya pada strategi pemasaran
pembiayaan sepeda motor PT. FIF Syariah dan PT. FIF konvesional hanya
sebagai pembandingnya.
2. Perumusan Masalah
Sebagai bahan penelitian ada beberapa hal yang difokuskan antara lain adalah :
a. Bagaimana konsep strategi pemasaran dalam Islam?
b. Bagaimana Strategi dan mekanisme Pemasaran PT. FIF Syariah?
c. Analisis strategi pemasaran FIF syariah dalam merebut persaingan pasar?
8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah memberikan informasi dan
pengetahuan pada masyarakat umum serta para akademisi untuk lebih mengenal
FIF Syariah, lebih khusus lagi penelitian ini bertujuan :
a. Untuk mengetahui dengan lebih pasti konsep dan bauran pemasaran di PT.
FIF Syariah.
b. Untuk mengetahui bagaimana strategi dan mekanisme pemasaran PT. FIF
Syariah.
c. Untuk mengetahui dengan lebih pasti strategi pemasaran yang paling
sesuai dengan keadaan perusahaan untuk dapat tumbuh dan berkembang
dalam persaingan.
2. Manfaat Penelitian
Sedangkan manfaat penelitian yang dilakukan diharapkan mampu
memberikan kontribusi bagi pihak-pihak terkait, diantaranya :
a. Penulis
Bertambahnya wawasan dan pengetahuan dalam khazanah ekonomi Islam
khususnya bauran pemasaran di FIF Syariah.
b. Fakultas
Memberikan sumbangan pemikir dan menambah literatur perpustakaan
mengenai bauran pemasaran di FIF Syariah.
9
c. Perusahaan
Memberikan sumbangan pemikir kepada PT. FIF Syariah sebagai acuan
dalam melaksanakan prinsip-prinsip perekonomian yang sesuai dengan
aturan syariat islam.
d. Masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai bauran pemasaran di
FIF Syariah.
D. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan
1. Lokasi Penelitian
Adapun penelitian ini akan dilakukan pada PT. Federal International Finance
(F.I.F) Syariah dengan alamat : Gedung AMDI –B. Jalan Gaya Motor Raya No.8
Sunter II, Jakarta Utara 14330 Telp. 6530 0708.
2. Jenis Penelitian
Penelitian awal yang penulis lakukan adalah Penelitian Kepustakaan (Library
Reseach), yaitu penulis mengkaji data yang diperoleh dari berbagai buku, bahan-
bahan referensi dan bahan lainnya yang relevan dengan pembahasan skripsi ini.
Selain itu penulis juga melakukan Penelitian Lapangan (Field Reseach),
karena penulis melakukan penelitian langsung ke objek penelitian yaitu di PT
(Federal International Finance) FIF Syariah.
Penelitian ini bersifat deskriptif analisis, yakni penelitian yang
menggambarkan suatu gejala, data-data dan informasi berdasarkan fakta yang
diperoleh dari lapangan. Metode ini metode kualitatif yakni penelitian yang
10
menghasilkan deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari fenomena yang
ditulis.
3. Jenis dan Sumber Data
a. Data Primer
Data primer yang penulis peroleh adalah data langsung dari pihak PT. FIF
Syariah. Penelitian menggunakan wawancara dengan pengelola divisi Syariah
PT. FIF Syariah. Serta menggunakan dokumen-dokumen lainnya.
b. Data Sekunder
Penulis menggunakan data sekunder yang di peroleh dari :
(1). Buku-buku tentang Strategi Pemasaran Syariah
(2). Buku-buku Ekonomi Syariah, Perbankan Syariah dan Ekonomi;
(3). Majalah, Jurnal, Koran yang memuat artikel-artikel tentang Pemasaran
Syariah;
(4). Sumber-sumber lainnya yang berkenaan dengan materi skripsi ini.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah
sebagai berikut:
a. Wawancara
Untuk pengumpulan data primer, digunakan teknik wawancara yang
dilakukan terhadap pengelola divisi syariah PT. FIF Syariah.
b. Observasi
11
Observasi dilakukan dengan melihat secara langsung pelaksanaan strategi
pemasaran produk pembiayaan murabahah di PT. FIF Syariah.
c. Studi kepustakaan
Yaitu dengan membaca buku literatur yang relevan dengan topik masalah
dalam penelitian ini. Pengumpulan data juga dilakukan pada media informasi
yang terkait dengan penelitian ini, baik yang berasal dari perusahaan maupun
diluar perusahaan.
5. Teknik Analisa Data
Analisis dilakukan setelah data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini
terkumpul. Proses analisa dimulai dari membaca, mempelajari, dan menelaah
data yang didapat mengenai pelaksanaan strategi pemasaran PT. FIF Syariah
secara seksama. Selanjutnya dari proses analisa tersebut, penulis mengambil
kesimpulan dari masalah yang bersifat umum kepada masalah yang bersifat
khusus (deduktif), dengan menggunakan Fiqih Muamalah sebagai alat analisis.
Karena pembiayaan sepeda motor PT. FIF Syariah menggunakan akad
Murabahah, dan Murabahah ini termasuk dalam Fiqih Muamalah.
6. Teknik Penulisan Skripsi
Untuk teknik penulisan dalam skripsi ini, penulis merujuk pada buku
“Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2007."
E. Review Study Terdahulu
12
Penelitian ini secara tinjauan pustaka memiliki persamaan dengan skripsi yang
berjudul “Strategi PT. FIF – Divisi Syariah Dalam Pembiayaan Kendaraan Bermotor”,
yang ditulis oleh Slamet Sugiarto tahun 2007. Sekilas memiliki kesamaan dengan
penelitian peneliti, yaitu berkaitan dengan masalah strategi. Pada skripsi tersebut
dijelaskan mengenai deskripsi umum mengenai bagaimana Analisa SWOT yang ada
di PT. FIF. Analisa SWOT adalah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat
deskriptif. Analisa ini merupakan situasi dan kondisi sebagai faktor masukan, yang
kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing.
Namun skripsi tersebut memiliki perbedaan dengan penelitian peneliti.
Perbedaannya terletak pada judul yaitu Analisis Strategi Pemasaran Pembiayaan
Sepeda Motor di PT. Federal International Finance (F.I.F) Syariah ditinjau dari
Persepktif Islam dalam penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan pada pembahasan
strategi pemasaran yang terdapat di PT. FIF Syariah, meliputi; pemasaran di PT. FIF
Syariah apakah sesuai dengan pemasaran dalam Islam serta bauran pemasaran
(marketing mix) yang terdapat di PT. FIF Syariah.
Maka peneliti berpendapat bahwa penelitian ini berbeda dengan penelitian atau
skripsi di atas. Namun peneliti berpendapat bahwa penelitian ini sangat penting
bukan hanya bagi masyarakat, kalangan akademis, tetapi bagi peneliti khususnya.
F. Kerangka Teoritis
13
Istilah strategi bersal dari kata yunani Strategeta (stratus = militer dan ag =
memimpin), artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang Jendral. Konsep ini
relevan dengan situasi pada zaman dahulu yang sering diwarnai perang. Strategi juga
bisa diartikan suatu rencana untuk pembagi dan pengguna kekuatan militer dan
material pada daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.9
Pemasaran berasal dari kata pasar, yang dalam konteks tradisional diartikan
dengan “tempat orang jual beli”. Akan tetapi, pengertian pasar yang dimaksud di sini
bukan dalam pengertian konkrit, melainkan lebih ditujukan pada pengertian abstrak.
Menurut Kotler dan Amstrong, pemasaran adalah sebuah proses sosial dan
manajerial, dimana individu-individu dan kelompok-kelompok memperoleh apa
yang mereka butuhkan dan mereka inginkan, melalui penciptaan dan pertukaran
produk serta nilai dengan pihak lain.10 Strategi Pemasaran Menurut Kotler dan
Amstrong yaitu logika pemasaran yang dengannya unit usaha berharap dapat
mencapai tujuan pemasarannya.11
Pemasaran syariah menurut M Syakir Sula yaitu sebagai sebuah disiplin bisnis
strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan value,
dari satu inisiator kepada stake-holders-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya
sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah dalam islam.12
9 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta : Andi Press, 2004), Cet. Ke-5, h. 3. 10 Philip Kotler dan Gary Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran. Penerjemah Alexander Sindoro, (Jakarta : PT Indeks, 2004), Edisi ke-9, Jilid 1, h. 7. 11 Kotler dan Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, (Jakarta : Erlangga, 1997), Edisi ke-3, Jilid 1, h. 53. 12 Hermawan Kartajaya dan M. Syakir Sula, Syariah Marketing , (Bandung : Mizan, 2006), Cet. Ke-3, h. 27.
14
Konsep Pemasaran ada lima yang dilakukan organisasi dalam menjalankan
kegiatan-kegiatan pemasaran, yaitu konsep produksi, konsep produk, konsep
penjualan, konsep pemasaran dan konsep pemasaran kemasyarakatan.13
G. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pemahaman urairan dan gambaran dalam skripsi
ini, penulis membaginya menjadi lima bab, dalam bab terdiri dari beberapa sub
bab. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini memuat latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dana manfaat penelitian, review study
terdahulu, metode penelitian, kerangka konsep, dan sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada Bab ini terdiri dari empat sub, sub pertama menjelaskan tentang
pengertian konsep pemasaran, pengertian strategi pemasaran, tujuan
strategi pemasaran, jenis-jenis strategi pemasaran, elemen-elemen
strategi pemasaran dan perumusan strategi pemasaran. Sub kedua
menjelaskan tentang pengertian Pemasaran dalam Islam, konsep
dasar pemasaran Islam, fungsi dan tujuan strategi pemasaran Islami,
prinsip-prinsip pemasaran Islam. Sub ketiga menjelaskan tentang
13 Philip Kotler dan Gary Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, (Jakarta : Erlangga, 1997), Edisi ke-3, Jilid 1, h. 3.
15
Bauran pemasaran (marketing mix) dari produk, harga, distribusi dan
promosi. Sub empat menjelaskan tentang marketing yang digunakan
oleh Rasullah SAW.
BAB III TINJAUAN UMUM TERHADAP PT. FIF SYARIAH
Berisi segala hal yang berkaitan dengan PT. FIF Syariah mulai dari
sejarah berdiri, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, serta produk-
produk.
BAB 1V ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PEMBIAYAAN SEPEDA
MOTOR PT. FIF SYARIAH DI TINJAU DARI PERSEPKTIF
ISLAM
Pada bab ini memuat tentang konsep dan mekanisme pemasaran PT.
FIF Syariah, strategi pemasaran PT. FIF Syariah dari segi produk,
harga, distribusi dan promosi, perhitungan margin keuntungan,
analisis strategi pemasaran PT. FIF Syariah dalam merebut
persaingan pasar, Segmentasi, Penentuan Pasar (Targeting) dan
Positioning PT. FIF Syariah serta Strategi pemasaran PT. FIF Syariah
dalam merebut persaingan pasar.
BAB V PENUTUP
Memuat kesimpulan dan saran - saran dari penulis.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pemasaran
1. Pengertian dan Konsep Pemasaran
Pemasaran berasal dari kata pasar, yang dalam konteks tradisional diartikan
dengan “tempat orang jual beli”. Akan tetapi, pengertian pasar yang dimaksud
disini bukan dalam pengertian konkrit, melainkan lebih ditujukan pada
pengertian abstrak. Menurut Kotler dan Amstrong, pemasaran adalah sebuah
proses sosial dan manajerial, dimana individu-individu dan kelompok-kelompok
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan, melalui
penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain.1
Sedangkan menurut Wiliam J. Stanton yang dikutip oleh Basu Swastha.
Dikatakan bahwa pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan
bisnis yang ditujukan untuk perencanaan, menentukan harga, mempromosikan
dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan, baik
pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial.2
Ada lima konsep alternative yang dilakukan organisasi dalam menjalankan
kegiatan-kegiatan pemasaran,3 yaitu:
1 Philip Kotler dan Gary Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran. Penerjemah Alexander Sindoro, (Jakarta : PT Indeks, 2004), Edisi ke-9, Jilid 1, h. 7. 2 Basu Swastha DH. Azas-Azas Marketing, (Yogyakarta: Liberty, 1983), h. 5. 3Ibid., h. 8
16
17
a. Konsep Produksi
Konsep produksi menyatakan bahwa konsumen akan menyukai
produk-produk yang tersedia dan selaras dengan kemampuan (Highly
Affordable) dan bahwa manejemen sebaiknya memusatkan perhatian pada
peningkatan efisien produksi dan distribusi. Konsep ini merupakan salah
satu dari falsafah tertua yang menentukan para penjual.
b. Konsep Produk
Gagasan bahwa konsumen akan menyukai produk-produk yang
menawarkan mutu, kinerja, dan penampilan terbaik dan bahwa sesuatu
organisasi sebaiknya mencurahkan tenaganya untuk melakukan perbaikan
produk secara berkesinambungan. Produk yang ditawarkan adalah produk
yang halal dan tidak boleh menghasilkan serta memperjualbelikan yang
secara tegas dilarang oleh hukum syara.
c. Konsep Penjualan
Gagasan bahwa konsumen tidak akan membeli cukup produk
perusahaan kecuali jika perusahaan tersebut melakukan upaya-upaya
penjualan dan promosi yang gencar.
d. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran menyatakan bahwa pencapaian tujuan-tujuan
organisasional bergantung pada penempatan kebutuhan dan keinginan
secara efektif ketimbang yang dilakukan para pesaing.
18
e. Konsep Pemasaran Kemasyarakatan (Berwawasan Sosial)
Yaitu konsep pemasaran yang mampu memelihara atau
meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.
2. Pengertian Strategi Pemasaran
Beberapa ahli telah mengemukakan definisi tentang strategi pemasaran
yang berbeda meskipun sebenarnya sama. Para ahli tersebut diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Menurut Kotler dan Amstrong, strategi pemasaran adalah logika
pemasaran yang dengannya unit usaha berharap dapat mencapai tujuan
pemasarannya.4
b. Menurut Bygrave, mendefinisikan strategi pemasaran sebagai kumpulan
petunjuk dan kebijakan yang digunakan secara efektif untuk mencocokkan
program pemasaran dengan peluang pasar sasaran guna mencapai sasaran
usaha. Dalam bahasa yang lebih sederhana, suatu strategi pemasaran pada
dasarnya menunjukkan bagaimana sasaran pemasaran dapat di capai.5
c. Menurut Bennet, strategi pemasaran merupakan pernyataan (baik secara
implisit maupun eksplisit) mengenai bagaimana suatu merek atau lini
produk mencapai tujuannya.
d. Menurut Tull dan Kahle, mendefinisikan strategi pemasaran sebagai alat
fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan
4 Kotler dan Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, (Jakarta : Erlangga, 1997), Edisi ke-3, Jilid 1, h. 53. 5 Ismail Yusanto. M Karebet Widyakusuma, Menggagas Bisnis Islam, (Jakarta: GIP, 2002), h.169.
19
dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan
melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan
untuk mencapai pasar sasaran tersebut.6
3. Tujuan Strategi Pemasaran
a. Menetapkan arah kegiatan perusahaan
b. Memberikan informasi kepada manejemen puncak dalam meneruskan
tujuan.
c. Sasaran untuk mengatisipasi berbagai permasalahan dan keadaan yang
berubah dimasa mendatang.
4. Jenis-Jenis Strategi Pemasaran
a. Strategi Pemimpin Pasar (Market Leader)
Pemimpin pasar adalah perusahaan yang diakui oleh industri yang
bersangkutan sebagai pemimpin. Perusahaan yang dominan selalu ingin
tetap nomor satu. Sikap ini mendorongnya untuk mengambil tindakan ke
3 arah, yaitu: mengembangkan pasar keseluruhan, melindungi pangsa
pasar, dan memperluas pangsa pasar.
b. Strategi Penantang Pasar (Market Challenger)
Penantang pasar adalah perusahaan “runner up” yang secara konstan
mencoba mempersebar pangsa pasar mereka. Yang dalam usaha tersebut
mereka berhadapan secara terbuka dan langsung dengan pemimpin
6 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta : Andi Press, 2004), Cet. Ke-5, h. 6.
20
pasar. Strategi yang dilakukannya adalah dengan menentukan lawan dan
sasaran strategi serta memilih strategi penyerangannya.
c. Strategi Pengikut Pasar
Pengikut pasar adalah perusahaan yang mengambil sikap tidak
mengusik pemimpin pasar dan hanya puas dengan cara menyesuaikan
diri terhadap kondisi-kondisi pasar. Strategi umum yang biasa
dimanfaatkan, yaitu: Cloner, imitator, dan adapter.7
d. Strategi Pengarap Ceruk Pasar (Market Nicher)
Penggarap ceruk pasar adalah perusahaan yang mengkhususkan diri
melayani sebagian pasar yang diabaikan perusahaan besar, dan
menghindari bentrok dengan perusahaan besar. Strategi yang dilakukan
adalah spesialisasi dalam hal pasar, konsumen, produk, dan sebagainya
juga menerapkan multiple niching (melayani lebih dari satu ceruk pasar).
5. Elemen-Elemen Strategi Pemasaran
Dalam merencanakan pemasaran yang akan datang, manejer pemasaran
sering dihadapkan pada strategi pemasaran apa yang akan ditempuh oleh
perusahaan. Hal ini mengingat strategi pemasaran setiap perusahaan
merupakan suatu rencana keseluruhan untuk mencapai tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan. Namun demikian penentuan strategi ini dapat
dilakukan untuk manajemen pemasaran dengan membuat tiga keputusan,
yaitu: 7 Ismail Yusanto. M Karebet Widyakusuma, Menggagas Bisnis Islam, h. 319.
21
a. Konsumen yang akan dituju
b. Kepuasan yang diinginkan oleh setiap konsumen
c. Marketing mix (bauran pemasaran) seperti apakah yang dipakai untuk
diberikan kepada konsumen.
Adapun elemen-elemen strategi pemasaran beserta hubungan dengan
masing-masing lemen dapat dilihat dalam gambar berikut ini:
Pruduk Harga
distribusi Promosi
Memilih konsumen yang dituju
Mengidentifikasikan keinginan mereka
Menentukan marketing mix
Organisasi
Pasar Riset pemasaran
Faktor-faktor lingkungan
Gambar 2. 1 Elemen-Elemen Strategi Pemasaran. 8
6. Perumusan Strategi Pemasaran
a. Strategi Pasar yang dituju
1) Segmen Pasar adalah kelompok individu atau perusahaan yang
memiliki satu atau lebih karakteristik yang sama.9
8 Basu Swastha DH. Azas-Azas Marketing, h. 70. 9 Charles W Lamb, Jr, et al., Pemasaran, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), Edisi ke-1, Jilid 1, h. 54.
22
Setiap pasar mempunyai segmen, tetapi tidak semua cara dalam
segmentasi pasar memiliki manfaat yang sama. Strategi pasar yang
dituju mengindentifikasikan segmen-segmen pasar yang akan dilayani.
Proses ini dimulai dengan analisis peluang pasar.
2) Penentuan Pasar Sasaran adalah proses untuk mengevaluasi setiap
daya tarik segmen pasar dan memilih satu atau lebih segmen yang
akan dimasuki.
3) Penentuan Posisi Pasar (Positioning) adalah mengatur sebuah produk
untuk menempati tempat yang jelas. Inti pemasaran strategi modern
terdiri atas tiga langkah pokok yaitu: segmentasi, penentuan pasar
sasaran, dan positioning atau sering disebut STP (Segmentasi,
Targeting, Positioning).
SegmentasiPasar Penentuan Pasar Sasaran Positioning
Gambar 2. 2 Segmentasi, Penentuan Pasar Sasaran, dan Positioning. 10
1. Mengidentifikasi kan variable segmentasi dan segmentasi pasar
2. Mengembangkan bentuk segmen yang menguntungkan
5.Mengidentifikasi konsep positioning yang memungkinkan bagi masing-masing segmen pasar
6. Memilih, mengembangkan, dan mengkomunikasikan konsep positioning yang dipilih
3. Mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen
4. Memilih segmen-segmen pasar
10 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, h. 69.
23
Secara umum ada tiga strategi yang dapat digunakan dalam memilih pasar
yang dituju. Pasar yang dituju dapat diseleksi dengan membandingkan pasar
tersebut dengan seluruh pasar berdasarkan salah satu bauran pemasaran. Dengan
memusatkan perhatian pada satu segmen, atau membandingkan dengan beberapa
segmen pasar dengan menggunakan beberapa elemen bauran pemasaran.
b. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Istilah bauran pemasaran mengacu pada paduan strategi produk, distribusi,
promosi, dan penentuan harga yang bersifat unik yang dirancang untuk
menghasilkan pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yang
dituju. 11
B. Pemasaran Dalam Islam
1. Pemasaran Dalam Islam
Berbicara masalah pemasaran (marketing) ditinjau dari syariah Islam
sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pemasaran pada umumnya yang telah
dikemukakan para ahli ekonomi konvesional, namun yang menjadi titik
perbedaan adalah bahwa pemasaran dalam Islam dilandasi dengan moral dan
etika Islam, serta tidak terlepas dari rule-rule yang ditetapkan Al-Qur’an dan
As-sunnah.
M Syakir Sula mendefinisikan pemasaran syariah yaitu sebagai sebuah
disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan
perubahan value, dari satu inisiator kepada stake-holders-nya, yang dalam 11Charles W Lamb, Jr, et al., Pemasaran, h. 55.
24
keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah dalam
Islam.12
Syakir mengungkapkan definisi itu dengan merujuk pada definisi yang
disepakati para marketing dunia. Kemudian mendasarkan pada kaidah fiqih dalam
Islam, yaitu almuslimuna’alaa syuruthihim illa syarthan harrama halaalan aw
ahallaharamaan (kaum muslimin terikat dengan kesepakatan-kesepakatan bisnis
(syarat-syarat) yang mereka buat, kecuali kesepakatan (syarat) yang
mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram). Juga kaidah fikih
yang paling basic dalam konsep muamalah, yaitu al-ashlu fi muamalati al ibahah
illa an yadulla daliilun ‘alaa tahrimihaa (pada dasarnya semua bentuk muamalah
boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya).
Sehingga menurut Syakir, kata kunci dalam definisi pemasaran syariah
adalah bahwa dalam seluruh proses penawaran maupun proses perubahan nilai
(value), tidak boleh ada hal-hal yang bertentangan dengan akad dan prinsip-
prinsip muamalah dalam Islam. Sepanjang hal itu dapat dijamin, dan
penyimpangan prinsip-prinsip muamalah tidak akan terjadi, maka bentuk
transaksi apapun dalam bisnis dibolehkan dalam syariat Islam.13
2. Karakteristik Pemasaran Islam
Pemasaran syariah memiliki beberapa karakteristik yang tidak dimiliki
oleh pemasaran konvesional. Dalam hal ini menurut M. Syakir Sula,
12 Hermawan Kartajaya dan M. Syakir Sula, Syariah Marketing, (Bandung : Mizan, 2006), Cet. Ke-3, h. 27. 13 Hermawan Kartajaya dan M. Syakir Sula, Syariah Marketing, h. 6.
25
pemasaran syariah mengacu dan bertumpu pada empat prinsip dasar
(karakteristik), yaitu sebagai berikut:
a. Teistis (Rabbaniyah)
Salah satu ciri khas pemasaran syariah yang tidak dimiliki dalam
pemasaran konvesional adalah sifatnya yang religius. Kondisi ini tercipta
dari kesadaran akan nilai-nilai religius yang dipandang penting sehingga
senantiasa mewarnai segala aktivitas dalam pemasaran.
Seorang pemasar syariah akan selalu mematuhi hukum-hukum syariah,
dalam aktivitas pemasaran mulai dari segmenting, targeting dan
positioning. Begitu juga dengan marketing mix-nya, dimana melakukan
kegiatan tersebut senantiasa dijiwai oleh nilai-nilai religius dan
menempatkan kebesaran Allah di atas segalanya. Selain itu, pemasaran
syariah haruslah memiliki nilai (value) yang lebih tinggi dan lebih baik.
Karena bisnis syariah adalah bisnis kepercayaan, bisnis berkeadilan dan
bisnis yang tidak mengandung tipu muslihat di dalamnya.14
b. Etis (Akhlaqiyyah)
Karakterisik selanjutnya dari pemasaran syariah adalah sifatnya yang
sangat mengedepankan akhlak (moral dan etika) dalam seluruh aspek
kegiatan pemasaran dan menjadi pedoman dalam bisnis. Oleh karena itu
dalam pemasaran syariah, tidak dibenarkan untuk menghalalkan segala
cara demi mendapat keuntungan finansial sebesar mungkin. 14 Ibid.,h. 3.
26
Nilai-nilai moral dan etika adalah nilai yang bersifat universal, yang
diajarkan oleh semua agama di dunia. Karena itu, sudah sepatutnya akhlak
dapat menjadi panduan bagi seorang syariah marketer untuk selalu
memelihara nilai-nilai moral dan etika dalam setiap tutur kata, perilaku,
dan keputusan-keputusannya.
c. Realistis (al-Waqi’iyyah)
Syariah marketing bukanlah konsep yang eksklusif, fanatic, anti-
modernitas, dan kaku. Akan tetapi, syariah marketing adalah konsep
pemasaran yang fleksibel, sebagaimana keluasan dan keluwesan syariah
Islam yang melandasinya. 15
Fleksibel berarti tidak kaku dan eksklusif dalam bersikap,
berpenampilan, dan bergaul. Namun tetap harus bekerja dengan profesional
serta mengedepankan nilai-nilai religius, kesalehan, aspek moral, dan
kejujuran dalam segala aktivitas. Fleksibilitas atau kelonggaran (al’afw)
sengaja diberikan oleh Allah SWT agar penerapan syariah senantiasa
realistis dan dapat mengikuti perkembangan zaman.
d. Humanistis (al-Insaniyyah)
Salah satu keistimewan dari pemasaran syariah adalah sifatnya yang
humanistis universal. Pengertian humanistis adalah bahwa syariah
diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat, sifat kemanusiaannya
15 Hermawan Kartajaya dan M. Syakir Sula, Syariah Marketing, h. 35.
27
terjaga dan terpelihara, serta sifat-sifat kemewahaannya dapat terkekang
dengan panduan syariah.
Syariah Islam adalah syariah yang bersifat humanistis (insaniyyah),
yang diciptakan untuk manusia sesuai dengan kapasitasnya tanpa
membedakan ras, warna kulit, kebangsaan maupun status. Dengan
memiliki nilai-nilai humanistis, manusia dapat terkontrol dan seimbang.
Bukan menjadi manusia yang serekah, yang menghalalkan segala cara
untuk meraih keuntungan sebesar mungkin, bukan pula menjadi manusia
yang bahagia di atas penderitaan orang lain.
3. Fungsi dan Tujuan Pemasaran Islam
a. Fungsi Pemasaran yang Islami
Kita mengenal dalam suatu perusahaan terdapat banyak fungsi dalam
rangka menjalankan kegiatan usaha. Fungsi-fungsi terebut saling mendukung
antara satu sama lainnya dan tidak berjalan sendiri-sendiri. Paling tidak secara
garis besar ada empat fungsi yang paling berperan dan paling dominan dalam
suatu organisasai atau perusahaan. Masing-masing fungsi tersebut adalah
pemasaraan, keuangan, sumber daya manusia (kepegawaian) dan produksi. 16
adapun fungsi pokok dari pemasaran adalah sebagai berikut. 17 (1) penjualan,
(2) pembelian, (3) pengangkutan, (4) penyimpanan, (5) pembelanjaaan, (6)
16Kasmir. SE. MM. Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2004), Cet. Ke-1. h. 89. 17DR. Bashu Swasta DH, SE. MBA. Dan Ibnu Sakoijo W, SE. Pengantar Bisnis Modern. (Liberty Yogyakarta), Edisi. Ke-3. h. 182.
28
penanggunggan resiko, (7) standarisasi dan grading, (8) pengumpulan
informasi pasar.
(1) Penjualan
Penjualan ini merupakan fungsi yang paling penting dalam pemasaran
karena menjadi tulang pungung kegiatan untuk mencapai kegiatan yang dituju.
Fungsi penjualan juga merupakan sumber pendapatan yang diperlukan untuk
menutup ongkos dengan harapan bisa mendapatkan laba. Jika barang-barang
itu diproduksi atau dibeli untuk dijual, maka harus diusahakan sejauh mungkin
agar barang tersebut dapat terjual. Tetapi di dalam penjualan Islam telah
memberikan rambu, diantaranya adalah tidak boleh bersumpah dengan sumpah
palsu.
(2) Pembelian
Fungsi pembelian bertujuan memilih barang-barang yang dibeli untuk
dijual atau untuk digunakan dalam perusahaan dengan harga, pelayanan dari
penjual dan kualitas produk tertentu. Fungsi pembelian ini sangat berat
tugasnya terutama pada perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-
barang tertentu. Adapun syarat yang mesti dipenuhi berkenaan dengan objek
(barang) yang akan dibeli diantaranya adalah sebagai berikut:
• Barang yang dibeli mesti bersih materinya.
Ketentuan ini didasarkan pada Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 157:
29
Artinya:
“…Menghalalkan bagi mereka yang baik-baik dan mengharamkan atas
mereka yang buruk-buruk (kotor)”.
Dan dalam hadist Rasullah SAW bersabda yang artinya:
“Sesungguhnya Allah Dan Rasulnya telah mengharamkan khamar,
bangkai, daging babi, dan berhala. Kemudian dikatakan kepada nabi :
“Bagaimana pendapatmu tentang lemak bangkai yang dapat dijadikan
penambal perahu, pewarna kulit dan dijadikan minyak lampu?”Nabi
menjawab: “ Tidak; hukumnya tetap haram. Sesungguhnya Allah telah
mengharamkan kepada orang yahudi lemak bangkai diolah, lemak
tersebut, kemudian dijualnya dan dimakannya harganya”. (HR. Jabir bin
Abdullah) 18
• Barang yang dibeli adalah sesuatu yang bermanfaat.
• Yang menjadi dasar dari persyaratan manfaat ini adalah hadis nabi yang
melarang memperjual belikan patung, karena dalam pandangan Islam
patung itu merupakan sesuatu yang tidak berguna.
18 Prof. Dr. Amir Syarifudin, Garis-Garis Besar Fiqih, Jakarta: Prenada Media, 2003, Edisi, Ke-3, h. 196.
30
Barang yang diperjual belikan harus suci (halal dan baik) Hal tersebut
berdasarkan hadits riwayat jabir bahwa ia mendengar Rasulullah saw
bersabda:
Artinya: “sesungguhnya Allah mengharmkan jual beli khamar, bangkai,
babi, dan patung-patung” (HR. Jabir bim Abdullah)19
(3) Pengangkutan
Pengangkutan merupakan fungsi pemindahan barang dari tempat
barang dihasilkan ke tempat barang dikomsumsikan. Pengangkutan yang baik
memungkinkan perluasan pasar dan memungkinkan pula spesialisasi dalam
industri yang akan mengakibatkan produksi secara besar-besaran. Kemajuan
dalam pengangkutan telah meningkatkan macam ragam barang yang tersedia
untuk konsumsi, distribusi barang, dan mempercepat distribusi barang.
Dalam Islam pengangkutan boleh-boleh saja dilakukan, karena
dengan begitu dapat terjalin suatu kerjasama antara produsen dan pengecer
barang, dimana Islam sangat menganjurkan akan adanya kerjasama dalam
suatu usaha. Sebagaimana doa’ Nabi Musa kepada Allah SWT dalam surat
Thaha ayat 30-33, yang berbunyi:
19Prof.Dr.Abdullah al-Mushlih & Prof.Dr.Shalah ash-Shawi, “Larangan Memperdagangkan Barang Haram”, artikel diakses pada tanggal 15 juni 2010 dari http://www.alsofwah.or.id/cetakekonomi.php?id=69&idjudul=67.
31
⌧
Artinya:
“…(yaitu) Harun. Saudaraku, teguhkanlah dengan dia kekuatanku, dan
jadikanlah dia sekutu bagi urusanku”. (Thaha/20: 30-33)
Dengan adanya kerjasama, barang dapat tersalurkan kepada
masyarakat yang membutuhkan, sehingga tidak akan terjadi penumpukan
barang di perusahaan. Mengenai jadwal pengiriman barang sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan menurut Islam adalah baik dan benar. Karena
Islam menyuruh umatnya menepati janji baik kepada pembeli dan sesama
pedagang maupun Allah. 20
(4) Penyimpanan
Penyimpanan merupakan fungsi menyimpan barang-barang selesai
diproduksi sampai pada saat barang dikomsumsikan. Penyimpanan disepanjang
saluran distribusi dan dijalankan baik oleh produsen, penyalur, maupun oleh
konsumen atau pembeli akhir. Adapun alasan-alasan untuk mengadakan
penyimpanan tersebut adalah sebagai berikut:
• Produksi bersifat musiman, sedangkan konsumen terus-menerus.
20 Izzudin KhatibAt Tamimi. Bisnis Islam. Terjemahan. Azwir Buton dan Anwar Faisal, Jakarta: PT. Fikahan Aveska. 1992, h. 103.
32
• Konsumsi bersifat musiman, sedangkan produksi terus-menerus sepanjang
tahun.
• Spekulasi, yaitu dengan membeli dan menimbun barang-barang untuk
dijual pada waktu harga naik.
• Menyetabilkan harga, yaitu dengan jalan membeli dan menimbun barang-
barang pada waktu barang berlimpah-limpah, sehingga harganya rendah.
Kemudian menjualnya pada waktu kekurangan barang.
• Penyimpanan memungkinkan pembelian dalam jumlah besar dan
pembelian dalam jumlah besar memungkinkan untuk memperoleh
potongan harga, biaya angkut perunit rendah, mengatasi kemungkinan
kelambatan penyerahan barang, dan untuk pengawetan atau pematangan.
(5) Pembelanjaan
Pembelanjaan adalah fungsi mendapatkan modal dari sumber ekstern
guna menyelenggarakan kegiatan pemasaran. Sumber ekstern itu dapat berupa
kredit dagang dari penjual dan pinjaman dari bank yang biasanya berupa
pinjaman jangka pendek.
Memberikan sejumlah modal atau uang dengan maksud memperoleh
keuntungan atau kebijakan yang berbeda adalah masuk dalam kategori suap
(riswah) praktik seperti ini dilarang dalam Islam. Karena praktik seperti ini
merupakan salah satu faktor yang bisa menghancurkan sebuah bangsa. Sabda
33
Nabi SAW, yang artinya “ Allah melaknat penyuap dan yang menerima suap
dalam hukum” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Hibban ) 21
Dalam Islam model usaha tersebut harus benar-benar didapatkan dari
jalan yang halal dan benar, karena apabila modal tersebut didapatkan dari jalan
yang tidak benar maka nilai keberkahan dari suatu usaha itu akan hilang.
(6) Penanggunggan Resiko
Penanggungan resiko adalah fungsi menghindari dan mengurangi
resiko yang berkaitan dengan pemasaran barang. Tiap-tiap perusahaan
menghadapi macam-macam resiko, antara lain:
• Resiko yang ditimbulkan oleh alam, seperti gempa bumi dan banjir
• Resiko yang ditimbulkan oleh manusia, seperti: kebakaran, pencurian,
tidak dibayarnya utang oleh pembeli.
• Resiko yang ditimbulkan oleh pasar, seperti: merosotnya harga penjualan.
Sedangkan merosotnya harga jual dapat disebabkan oleh situasi pasar
seperti: perubahan kesukaan konsumen, adanya penemuan baru,
persaingan, kondisi perdagangan pada umumnya dan pengaruh musim.
Dalam berbisnis atau berdagang untung dan rugi merupakan hal yang
biasa, oleh karena itu, setiap pelaku bisnis harus mempunyai sikap saling
mengasihi dan tolong menolong antar sesama rekan bisnisnya, karena dengan
adanya sikap seperti ini maka persatuan umat akan terjalin dan akan semakin
21 Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah, Dasar dan Strategi Pemasaran Syariah, h. 41.
34
meningkatkan tali persaudaraan (ukhuwah) antar pelaku bisnis, hal seperti ini
dianjurkan dalam Islam.22
(7) Standarisasi dan Grading
Standarisasi dan grading ini merupakan dua istilah yang agak berbeda
meskipun ada juga persamaaannya. Kedua istilah tersebut akan dibahas lebih
lanjut berikut ini:
Standarisasi adalah penetuan batas-batas dasar dalam bentuk
spesifikasi barang-barang hasil manufaktur, kadang-kadang juga disebut
normalisasi. Adapun dasar penentuan standard untuk barang-barang hasil
manufaktur adalah:
• Ukuran jumlah (Rim untuk kertas)
• Ukuran kapasitas (1 liter untuk oli)
• Ukuran fisik (4 R untuk ukuran sepeda motor)
• Ukuran kekuatan (tenaga kuda untuk mesin dan motor)
Grading adalah usaha menggolong-golongkan barang ke dalam
golongan standard kualitas yang telah mendapat pengakuan dunia
perdagangan. Adapun cara penggolongan yang dapat dilakukan adalah:
• Memeriksa dan menyortir dengan panca indra
• Memeriksa dan menyortir dengan alat
• Memeriksa dan menyortir dengan contoh barang
22 Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah, Dasar dan Strategi Pemasaran Syariah, h. 34.
35
Bagi barang-barang hasil manufaktur, grading tidaklah begitu
penting, oleh karena barang-barang semacam itu dapat dihasilkan sesuai
dengan spesialisasi standard. Tetapi bagi barang-barang hasil pertanian,
perkebunan, dan pertambangan, grading sangat penting sebab barang-barang
semacam itu sangat tergantung dari alam.
Dengan adanya fungsi ini maka aktifitas pemasaran akan berlangsung
dengan transparan tanpa ada pihak yang merasa dibohongi, sehingga akan
terhindar dari adanya transaksi tadlis yaitu perdagangan dengan penipuan.
(8) Pengumpulan Informasi Pasar
Dalam fungsi ini termasuk pula pengumpulan dan penafsiran
keterangan-keterangan tentang macam barang yang beredar dipasar,
jumlahnya, macam barang yang dibutuhkan konsumen, harganya, dan
sebagainya. Disamping itu dikumpulkan pula data tentang jumlah konsumen
dan tempat tinggal mereka, daya beli konsumen dan kesukaan mereka.
Keterangan-keterangan ini semuanya diperlukan oleh pengusaha untuk
menentukan tindakan-tindakan guna mencapai keuntungan maksimal.
Dalam uasaha pencapaian itu, ajaran Islam mendorong umatnya
untuk berprilaku dengan akhlak yang Islami. Tentu dalam berbagai bidang
kehidupan, tak terkecuali dunia marketing dan lebih sempit lagi pada ranah
pengumpulan informasi pasar.
b. Tujuan Pemasaran yang Islami
36
Tujuan pemasaran adalah untuk mencapai apa yang kita ingin capai, adapun
tujuan-tujuan dari pemasaran adalah sebagai berikut:
(1) Menetapkan arah dan tujuan dari kegiatan perusahaan.
(2) Memberi kemudahan perusahaan dalam mengevaluasi dan mengontrol
kegiatan pemasaran.
(3) Sarana untuk mengatisipasi berbagai permasalahan dan keadaan yang
berubah dimasa mendatang.
(4) Membantu perusahaan dalam mencapai peningkatan volume penjualan.
(5) Untuk membentuk dan menyempurnakan usaha dan produk perusahaan
sehingga memenuhi tujuan laba dan pertumbuhan.
Adapun tujuan pemasaran Islam adalah sebagai berikut:23
(1) Membentuk marketer yang Islami
(2) Membantu perusahaan dalam mencapai laba optimum
(3) Membentuk jalinan kerjasama antar perusahaan dalam rangka tanggung
menanggung resiko apabila terjadi kerugian
(4) Menentukan jenis-jenis produk yang bermanfaat bagi masyarakat
(5) Membantu pemerataan pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat sekitar
perusahaan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, tujuan dari pemasaran
yang Islami adalah untuk menetapkan arah dan tujuan dari perusahaan, dalam
23Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah, Dasar dan Strategi Pemasaran Syariah, h. 34.
37
rangka memperoleh laba optimum bagi perusahaan dan semua pihak yang
terlibat di dalamnya berdasarkan syariat Islam.
4. Prinsip-Prinsip Pemasaran Islami
1) Cintailah Pelanggan anda dan hormatilah kompetitor anda (Love You
Costumer, Respect Your Competitor). Prinsip ini didasarkan pada ayat
berikut:
⌧
☺ ☺
Artinya: Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum,
mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu
lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Maidah : 8)
Pada dasarnya kompetitor akan memperbesar pasar, sebab tanpa kompetitor
industri tidak akan berkembang, kemudian kompetitor sebenarnya perlu di
bench mark, di mana kompetitor yang bagus akan ditiru.
2) Jadilah pemasaran yang sensitif terhadap perubahan dan jadilah pemasaran
yang siap terhadap perubahan (Be Sensitive to Change and Be Ready to
Transform)
38
Dunia tidak selamanya akan seperti ini, lanskap bisnis akan terus berubah,
kompetisi yang semakin sengit tidak dapat dihindari lagi, globalisasi dan
teknologi akan membuat pelanggan semakin pintar, kalau kita tidak
sensitive dan tidak cepat-cepat mengubah diri, maka kita akan habis, prinsip
ini didasarkan pada ayat berikut:
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka merobah keadaan (QS. Ar-Ra’du : 11)
3) Selalu menawarkan barang yang baik dengan harga yang sesuai (Always
Offer Good Package At a Fair Price)
Dalam prinsip ini, kita tidak boleh menjual barang jelek dengan harga yang
tinggi, dikarenakan marketing yang benar adalah marketing yang fair,
dimana harga dan produk harus sesuai.
4) Mendapatkan pelanggan, menjaga dan mengembangkan pelanggan (Get
Your Costumer Keep and Grow Them)
Pada prinsip ini marketer yang mendapatkan pelanggan, haruslah
memelihara hubungan yang baik dengan mereka, dan harus dipastikan
bahwa pelanggan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan, sehingga
pelanggan menjadi lebih loyal. Ini yang namanya keep the costumer, namun
keep the costumer saja tidaklah cukup, karena hal tersebut harus dilengkapi
39
dengan grow the costumer, dimana value yang diberikan kepada pelanggan
harus ditingkatkan, sehingga pelanggan akan lebih berkembang, jikalau
pelanggan berkembang maka value yang di berikan kepada marketer juga
akan semakin berkembang pula.
5) Selalu menyempurnakan proses bisnis dalam hal kualitas, harga dan
pelayanan (Always Refine Your Business Process In Term Of Quality, Cost
and Delivery)
Tugas sebagai marketer adalah untuk selalu meningkatkan QCD = Quality,
Cost and Delivery. Di dalam Islam dilarang melakukan tadlis yaitu
penipuan. Dalam bisnis penipuan itu banyak macamnya, baik yang
menyangkut kualitas, kuantitas dan waktu penyerahan serta harga.24 Seperti
dalam surat di bawah ini:
⌧
Artinya: Dan penuhilah janji; Sesungguhnya janji itu pasti diminta
pertanggungan jawabnya. (QS Al-Israa :34)
C. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat tetap hidup,
berkembang, dan mampu bersaing. Dalam rangka inilah, maka setiap
perusahaan selalu menetapkan dan menerapkan strategi dan cara pelaksanaan
24 KH. Abdullah Gymnastiar dan Hermawan Kertajaya, Berbisnin Dengan Hati, (Jakarta: Markplus & CO, 2004), h. 46.
40
kegiatan pemasarannya. Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu
adalah strategi acuan/bauran pemasaran (marketing mix), yang merupakan
strategi yang dijalankan perusahaan, yang berkaitan dengan penentuan
bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada segment (sasaran)
pasar tertentu.
Marketing mix adalah kombinasi variable atau kegiatan yang
merupakan inti dari sistem pemasaran, tentang variable mana yang dapat
dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau
konsumen. 25 marketing mix ini memiliki empat komponen atau variable
pemasaran untuk mencapai sasaran pasar yang dituju dan sekaligus mencapai
tujuan dan sasaran perusahaan. Keempat unsur atau variable acuan/bauran
pemasaran tersebut yaitu produk, harga, distribusi, dan promosi. Keempat
bauran tersebut saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya,
sehingga semuanya penting sebagai satu kesatuan strategi, yaitu strategi
acuan/bauran.
a. Produk (Product)
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen
untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi
pasar sebagai pemenuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. produk
yang ditawarkan meliputi barang fisik seperti: sepeda motor, computer,
25 Sofyan Assauri, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 1999), Cet Ke-6, h. 180.
41
televise, buku dan lain-lain; jasa seperti restoran, penginapan, transportasi;
oarng atau pribadi seperti; Madona, Michael Jordan; tempat seperti; pantai
kuta, Danau Toba; organisasi seperti; Ikatan Akutansi Indonesia,
Pramuka, PBB; dan ide seperti; Keluarga Bencana. Jadi produk bisa
berupa manfaat tangible maupun intangible yang dapat memuaskan
pelanggan. 26
Dalam strategi marketing mix, strategi produk merupakan unsur
terpenting, karena dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Pemilihan
jenis produk yang akan dihasilkan dan dipasarkan akan menentukan kegiatan
promosi yang dibutuhkan, serta penentuan harga dan cara penyalurannya.
Strategi produk yang dapat dilakukan mencakup keputusan tentang
acuan/bauran produk (produk mix), merek dagang (brand), cara
pembungkusan/kemasan dari produk (product packaging), tingkat
mutu/kualitas dari produk dan pelayanan (services) yang diberikan.27
Tujuan utama dari strategi produk adalah untuk dapat mencapai
sasaran pasar yang dituju dengan meningkatkan kemampuan bersaing atau
mengatasi persaingan.
Disebutkan dalam sebuah hadis, dari Abu Huraiarah bahwa Rosulullah
SAW melewati setumpukan barang makanan. Maka beliau memasukkan
tangannya (kedalam onggokan makanan) dan tangan beliau menyentuh yang
26 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, h. 95. 27 Sofyan Assauri, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi, h. 182.
42
basah. Maka, beliau bersabda, “Apa ini?” Pedagang itu menjawab, “Basah
karena hujan ya Rasulullah! Bersabda Rasulullah, “Kenapa engkau tidak
tempatkan yang basah diluar (di atas), supaya pembeli dapat melihatnya?
Barang siapa menipu bukan umatku.” (HR. Muslim).28
b. Harga (Price)
Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang
memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga
unsur lainnya (produk, distribusi, dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya
(pengeluaran). Selain itu harga merupakan unsur bauran pemasaran yang
bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat. Berbeda halnya dengan
karakterisik produk atau komitmen terhadap saluran distribusi. Keduanya
tidak dapat diubah atau disesuaikan dengan mudah dan cepat karena biasanya
menyangkut kebutuhan jangka panjang.29
Dalam konsep ekonomi Islam, penentuan harga dilakukan oleh
kekuatan pasar yaitu kekuatan permintaan dan kekuatan penawaran.
Penentuan harga dengan adanya pertemuan antara permintaan dan penawaran
itu terjadi ketika pasar homogen, tetapi lain halnya jika pasar heterogen,
28 Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah, Dasar dan Strategi Pemasaran Syariah, h. 24. 29 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, h. 182.
43
penentuan harga dapat dilakukan melalui intervensi pemerintah terhadap
pasar.30
Dalam penerimaaan harga perlu diperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Faktor yang
mempengaruhi secara langsung adalah harga bahan baku, biaya produksi,
biaya pemasaran, adanya peraturan pemerintah, dan faktor lainnya. Faktor
yang tidak langsung, namun erat hubungannya dalam penerapan harga adalah
harga produk sejenis yang dijual oleh pesaing, pengaruh harga terhadap
hubungan antara produk subsitusi dan produk komplementer, serta potongan
(discount) untuk para penyalur dan konsumen. 31 Oleh karena pengaruh
tersebut, seoarang produsen harus memperhatikan dan memperhitungkan
faktor-faktor tesebut dalam penentuan kebijakan harga produk yang akan
dipasarkan.
Dalam konsep Islam, penentuan harga ditentukan oleh mekanisme
pasar, yakni bergantung pada kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran.
Dan pertemuan antara permintaan dan penawaran itu harus berlangsung secara
sukarela (antaradhiin). Ini bermakna tidak ada yang menganiaya dan
dizalimi.32
c. Distribusi (Place)
30 Adiwarman Karim, Islamic Microeconomics, (Jakarta: Muamalat Institute, 2001), Edisi. Ke-1, h. 144. 31 Sofyan Assauri, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi, hal. 203. 32 Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah, Dasar dan Strategi Pemasaran Syariah, hal. 24.
44
Pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang
berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari
produsen kepada konsumen sehingga penggunaannya sesuai dengan yang
diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan). Dengan kata
lain, proses distribusi merupakan aktivitas pemasaran yang mampu:
1. Menciptakan nilai tambah produk
2. Memperlancar arus saluran pemasaran (marketing channel flow) secara
fisik dan non fisik.33
Oleh karena itu, kebijakan penyaluran merupakan salah satu kebijakan
terpadu, yang mencakup penentuan saluran pemasaran (marketing channels)
dan distribusi fisik (pnysical distribution). Kedua faktor ini mempunyai
hubungan yang erat dalam keberhasilan penyaluran dan sekaligus pemasaran
produk perusahaaan. Efektivitas penggunaan saluran distribusi diperlukan
untuk menjamin tersedianya produk disetiap mata rantai saluran tersebut. 34
Tujuan dari distribusi adalah untuk memastikan bahwa produk tiba
dalam kondisi layak pakai pada tempat yang ditunjuk pada saat diperlukan.
Dalam menetapkan sebuah strategi distribusi, perusahaan harus membuat
langkah-langkah mudah (easy step) untuk memperoleh produk yang akan
ditawarkan (convenience channel).
33 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, h. 185. 34 Sofyan Assauri, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi, h. 212.
45
Penempatan barang adalah faktor vital dalam dunia usaha. Berkaitan
erat dengan posisi ini adalah sarana transportasi dan pengangkutan. Nabi
dengan tegas melarang pemotongan jalur distribusi dengan maksud untuk
menaikkan harga. Nabi bersabda yang artinya: “ janganlah membeli barang
dari kafilah yang belum tiba dipasar, dan jangan membeli barang yang belum
ada”. (Muttafaq Alaihi).35
Ini bisa dimaknai bahwa jangan pernah membeli dari penjual yang
belum mengetahui harga pasar. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi
penjual dari penipuan mengenai harga yang sebenarnya.
d. Promosi (Promotion)
Promosi adalah suatu cara langsung atau tidak langsung untuk
mempengaruhi konsumen agar lebih suka membeli suatu merek tertentu.
Mencerminkan kegiatan-kegiatan yang mengkomunikasikan keunggulan
produk dan membujuk konsumen membelinya. Promosi terdiri dari penjualan
perseorangan (personal selling), iklan, promosi, penjualan, dan publikasi.
Promosi sangat berhubungan erat dengan komunikasi.
Dalam promosi secara umum memiliki bentuk-bentuk promosi yang
mempunyai fungsi yang sama, tetapi terdapat tugas-tugas khusus yang
berbeda yang sering disebut bauran promosi (promotion mix). 36
35 Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah, Dasar dan Strategi Pemasaran Syariah, h. 26. 36 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, h. 222.
46
a. Personal selling, yaitu komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual
dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon
pelanggan dan membentuk pemahaman terhadap produk sehingga mereka
kemudian akan mencoba dan membelinya.
b. Mass selling, merupakan pendekatan yang menggunakan metode
komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam
satu waktu.
Ada dua bentuk utama mass selling, yaitu periklanan dan publisitas.
1. Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung, yang didasari pada
informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang di
susun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan
yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian.
2. Publisitas adalah bentuk penyajian dan penyebaran ide, barang dan jasa
secara non personal yang mana orang atau organisasi yang diuntungkan
tidak membayar untuk itu. Publisitas merupakan pemanfaatan nilai-
nilai berita yang terkandung dalam suatu produk untuk membentuk
citra produk yang bersangkutan. Publisitas dimasukkan dalam berita
atau artikel Koran, tabloid, majalah, radio, televise. Namun demikian
karena tidak ada hubungan perjanjian antara pihak yang diuntungkan
dan pihak penyaji dan publisitas tidak mungkin diulang-ulang seperti
iklan. Oleh karena itu, kini publisitas biasanya merupakan bagian dari
department human perusahaan.
47
c. Promosi Penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan
berbagai insetif yang dapat diatur untuk merangsang pembeli produk
dengan segera dan atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli
pelanggan.
d. Public realition merupakan upaya komunikasi menyeluruh dan suatu
perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap
berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut.
e. Direct marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang
memanfaatkan satu atau dua media iklan untuk menimbulkan respon yang
terukur dan atau transaksi di sembarang tempat. Dalam direct marketing,
komunikasi promosi ditujukan langsung pada konsumen individual, dengan
tujuan agar pesan-pesan tersebut ditanggapi konsumen yang bersangkutan,
baik melalui telepon, pos atau dengan datang langsung ketempat pemesan.
Implementasi syariat dalam variable-variabel bauran pemasaran dapat
dilihat, misalnya pada produk, barang dan jasa yang ditawarkan adalah
yang berkualitas atau sesuai dengan yang dijanjikan. Pada variable harga,
terhadap pelanggan akan disajikan harga yang kompetitif. Pada saluran
distribusi, pebisnis muslim sekali-kali tidak akan pernah melakukan tindak
kezaliman terhadap pesaing lain. Pada promosi, pebisnis muslim juga akan
menghindari iklan porno, bohong, promosi yang menghalalkan segala cara.
48
Masing-masing elemen-elemen dalam bauran pemasaran dapat dilihat
pada gambar berikut:
Berkualitas sesuai dengan Kompetitif
yang di janjikan
Tidak Zalim terhadap pesaing Cara Islami: hindari promosi
PRODUK
- Tampilan
- Keanekaragaman
- Kualitas
- Kemasan
HARGA
- Daftar harga
- Jangka waktu kredit
- Potongan harga
- Pilihan dan diskontonya
DISTRIBUSI
- Jenis saluran/peraturan
- Lokasi toko/distributor
- Gudang
- Transportasi dan l i i
PROMOSI
- Bauran promosi: iklan, media, waktu, personal selling, mess selling; pelatihan, motivasi, alokasi, promosi penjualan, publikasi
49
Lain dan tidak machiavelis porno, bohong, dan machiavelis
Gambar 2. 3 Syariah dalam variable bauran pemasaran. 37
bet Widjayakusuma, Menggagas Bisnis Isla 37 Ismail Yusanto, M Kare mi, ha. 169.
Kekuatan dan kelemahan perusahaan
- Lini produk
- Basis pelanggan
- Teknologi
- Sumber daya financial
- Sourching System
Analisa Pasar
- Skema Segmentasi
- Makna produk
Prilaku Pembelian
- Unit pengambilan keputusan
- Kebutuhan akan informasi
- Kebutuhan akan jaminan
- Kebutuhan akan pelayanan
- Tempat pembelian
- Factor lain
- Ukuran pasar
Kecenderungan Pasar
- Tingkat pertumbuhan
- Tehnikal
- Pertimbangan aspek hukum
- Posisi pasar bersaing
Faktor Perdagangan
- Analisa biaya reseller
- Dukungan yang diperlukan
Analisa Ekonomi
- Level komitmen yang diperlukan
- Tingkat BEP
- Pengaruhnya terhadap laba
Penilaian resiko/laba
- Kemungkinan kanibalisasi
- Kemungkinan kehilangan pelanggan
- Factor kontinjensi
Laba Potensial
- Profitabilitas
- Pangsa pasar
- Peluang pasar baru
Sasaran dan tujuan, laba, pangsa pasar dan lain-lain
Formula Strategi
- Pemilihan pasar, produk, harga, saluran distribusi
- Periklanan
- Promosi
- Personal selling
Faktor Lain:
- Pelayanan produk
h i
50
Gambar 2. 4 Model Perumusan Strategi Pemasaran.
D. Marketing yang Digunakan Oleh Rasulullah SAW
Muhammad Rasulullah, Nabi kita tercinta, adalah seorang saudagar ternama
pada zamannya. Bahkan sejak usia muda, beliau dipandang sebagai saudagar sukses.
Disadari atau tidak sukses tersebut tidak lepas dari aktivitas marketing yang
diterapkannya yang tak cuma ampuh tapi juga sesuai syariah dan, tentu saja, penuh
ridho dari Allah SWT.
1. Jujur adalah Brand
Saat berdagang Nabi Muhammad SAW muda dikenal dengan julukan Al-Amin
(yang terpercaya). Sikap ini tercermin saat dia berhubungan dengan customer
maupun pemasoknya.
Nabi Muhammad SAW mengambil stok barang dari Khadijah, konglomerat kaya
yang akhirnya menjadi istrinya. Dia sangat jujur terhadap Khadijah. Dia pun jujur
kepada pelanggan. Saat memasarkan barangnya dia menjelaskan semua
keunggulan dan kelemahan barang yang dijualnya. Bagi Rasulullah kejujuran
adalah brand-nya.
51
2. Mencintai Customer
Dalam berdagang Rasulullah sangat mencintai customer seperti dia mencintai
dirinya sendiri. Itu sebabnya dia melayani pelanggan dengan sepenuh hati.
Bahkan, dia tak rela pelanggan tertipu saat membeli.
3. Penuhi Janji
Nabi sejak dulu selalu berusaha memenuhi janji-janjinya. Firman Allah, "Wahai
orang-orang yang beriman penuhi janjimu." (QS Al Maidah 3).
Dalam dunia pemasaran, ini berarti Rasulullah selalu memberikan value
produknya seperti yang diiklankan atau dijanjikan. Dan untuk itu butuh upaya
yang tidak kecil. Pernah suatu ketika Rasulullah marah saat ada pedagang
mengurangi timbangan. Inilah kiat Nabi menjamin customer satisfaction
(kepuasan pelanggan).
4. Segmentasi ala Nabi
Nabi pernah marah saat melihat pedagang menyembunyikan jagung basah di sela-
sela jagung kering. Hal itu dengan Nabi, saat menjual barang dia selalu
menunjukkan bahwa barang ini bagus karena ini, dan barang ini kurang bagus,
tapi harganya murah.
Pelajaran dari kisah itu adalah bahwa Nabi selalu mengajarkan agar kita
memberikan good value untuk barang yang dijual. Sekaligus Rasulullah
52
mengajarkan segmentasi: barang bagus dijual dengan harga bagus dan barang
dengan kualitas lebih rendah dijual dengan harga yang lebih rendah.38
38BHS, Marketing ala Nabi, artikel diakses pada tanggal 20 desember 2009 dari http://agustianto.niriah.com/.
BAB III
TINJAUAN UMUM TERHADAP PT. FEDERAL INTERNATIONAL
FINANCE (FIF) SYARIAH
A. Sejarah Berdiri PT. Federal International Finance (FIF) Syariah
PT Federal International Finance (FIF) didirikan dengan nama PT
Mitrapusaka Artha Finance pada bulan Mei 1989. Berdasarkan ijin usaha yang
diperolehnya, maka Perseroan bergerak dalam bidang Sewa Guna Usaha, Anjak
Piutang dan Pembiayaan Konsumen.
Pada tahun 1991, Perseroan merubah nama menjadi PT Federal International
Finance Namun seiring dengan perkembangan waktu dan guna memenuhi
permintaan pasar, Perseroan mulai memfokuskan diri pada bidang pembiayaan
konsumen secara retail pada tahun 1996. Ketika badai krisis moneter mulai
menerpa pada tahun 1997, saat itu pula merupakan titik balik bagi Perseroan
untuk melakukan konsolidasi internal dalam rangka persiapan menuju ke suatu
system komputerisasi yang tersentralisasi dan terintegrasi. Walaupun krisis
moneter tersebut di luar dugaan berkembang menjadi krisis multidimensi, namun
berkat kerja keras jajaran Direksi beserta seluruh karyawan Perseroan tetap dapat
berjalan.
Pada tahun 2005 PT. Federal International Finance (FIF) membuka unit
syariah, mekanisme yang digunakan untuk penyaluran kredit kepemilikan
berskema syariah itu adalah chanelling dengan sejumlah bank syariah yang
52
53
menjadi mitra perseroan. Bank tersebut adalah Bank Mandiri Syariah, Bank
Syariah Mega Indonesia dan Bank Permata Syariah. Untuk chanelling,
pembiayaan berskema syariah di perseroan hanya menjadi perpanjangan tangan
dari bank-bank syariah yang bersangkutan.
Namun perkembangan FIF Syariah mulai terlihat pada tahun 2006. Hingga
saat ini kerjasama pendanaan syariah FIF telah terjalin dengan beberapa bank
syariah nasional yaitu Unit Usaha Syariah Bank Permata, Bank Mega, Bank
Mandiri, BNI dan Bank Niaga. Hingga kini sudah 80 cabang FIF yang
menjalankan sistem Pembiayan Syariah dari total 94 cabang yang beroperasi
diseluruh Indonesia. Pembiayaan Syariah semenjak peluncurannya mengalami
peningkatan yang hingga kini memiliki 39.000 account di seluruh Indonesia.
Adapun 5 (lima) cabang dengan account terbesar adalah Nangoroe Aceh
Darussalam, Bandung 1, Bandung 2, Tasikmalaya dan Bandarjaya.
Visi dan Misi PT. Federal International Finance (FIF) Syariah
VISI
Lembaga pembiayaan No: 1 di Indonesia
Maksudnya yaitu Dengan skema pembiayaan yang mudah dan terjangkau bagi
semua kalangan (kalangan atas, menegah dan bawah) tapi mampu memberikan
keuntungan yang maksimal dan nyaman bagi jutaan pemilik sepeda motor. Dan
terus memberikan fasilitas atau pelayanan untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan, FIF Syariah telah memantapkan posisinya sebagai yang terdepan
dengan menjadi rekanan bagi jutaan pemilik sepeda motor diseluruh negeri.
54
1serta menjadi lembaga pembiayaan yang ternama, dan terpercaya bagi
masyarakat umum Indonesia.
MISI
Tentram
• Tentram adalah hati yang bebas dari rasa takut, serta tenang
• Tentram adalah hati yang terhibur dari duka cita, sehingga merasa bebas dari
kegusaran dan kesedihan hati.
• Tentram adalah hati yang hidup bahagia, diridhai oleh Tuhan, dan ia pun ridha
pada Tuhannya.
• Tentram adalah hati yang terbebas dari rasa bimbang dan terlepas dari rasa
ragu; hati yang teduh, kokoh dan tak terguncang.
Barakah
• Barakah itu adalah sesuatu kebaikan yang datang dari Allah s.w.t. dan
diberikanNya kepada sesuatu atau kepada siapa yang dikasihi dan disukaiNya
• Barakah itu ada/wujud dan harus diyakini kewujudannya, sekalipun tidak
dapat dilihat dengan mata;
• Barakah itu semata-mata datangnya dari Allah s.w.t., dan bukan selainNya.
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwasannya misi dari FIF
Syariah yaitu:
1 FIF buka layanan syariah diseluruh cabang. artkel ini diakses pada tanggal 25 November 2009 dari www.fif.com
55
1. Tentram bagi seluruh jutaan pemilik sepeda motor di Indonesia tidak merasa
dirugikan ataupun bimbang dalam memiliki sepeda motor yang melalui
pembiayaan FIF Syariah. Karena berdasarkan ketetapan syariah dan bebas
dari unsur bunga.
2. Barakah bagi seluruh jutaan pemilik sepeda motor di Indonesia, dalam artian
hidupnya akan barakah karena tidak salah memilih dalam pembiayaan sepeda
motor.
B. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI FIF SYARIAH – HO (HEAD OFFICE)
DEWAN PENGAWAS SYARIAH
DIREKTUR
PRESIDENT
DIVISI OTHERS
ELEKTRONIC UMC (Used Motorcycle)
CABANG
KANWIL DIVISI
56
President : Erwin Mardjani
Ketua DPS : Dr. Endy Estiwara
Anggota DPS : Drs. H. Aminuddin Yaqub MA
: K.H. Hafizh Utsman
Direktur : Darwan Tirtayasa
Divisi : Efrinal Sinaga
Dept Head : Ferryanto Porimin
STRUKTUR ORGANISASI FIF SYARIAH KANTOR CABANG
MFM (Market Field Manager)
Dept. A/R Dept. Credit
KACAB
Dept. Remedial
A/O Syariah Account Officer
Note : Jika tidak ada A/O Syariah di cabang maka bisa dirangkap dengan A/O yang
lain (NMC UMC Elektronik).
C. Produk-Produk PT. FIF Syariah
Produk-produk atau pembiayaan yang dilakukan pada FIF Syariah adalah:
• Pembiayaan Motor Baru (New Motor Cycle)
• Pembiayaan Motor Bekas (Used Motor Cycle)
57
• Pembiayaan Barang-barang Elektronik
Untuk pembiayaan barang-barang elektronik merupakan produk pembiayaan
baru dari FIF Syariah sebagai bentuk mengikuti trend yang sedang berkembang
pada masyarakat dan untuk menambah daya saing serta meningkatkan jumlah
pembiayaan, karena barang-barang elektronik juga merupakan kebutuhan pokok
masyarakat.
Sedangkan untuk pembiayaan Motor Baru (NMC) dan Motor Bekas (UMC)
FIF Syariah mengkhususkan diri pada motor merk Honda. Dan merupakan
lembaga pembiayaan resmi sepeda motor Honda.
Pembiayaan Syariah
Prinsip-Prinsip Pembiayaan Syariah:
• Prinsip Jual Beli Syariah
Menempatkan nilai-nilai religi saat menjalankan idealisme usaha dalam
bingkai semangat yang dilandasi nilai-nilai universal untuk kemaslahatan
umat dalam mewujudkan transaksi yang adil dan mencegah kerugian atau
beban yang memberatkan di kemudian hari.
• Universal
Tidak membeda-bedakan latar belakang suku, agama, ras dan golongan dalam
memberikan pelayanan.
• Jelas
58
Prinsip ini tercemin dan penyampaian informasi dalam kontrak mengenai
tanggung jawab dari kondisi pembiayaan yang disepakati bersama.
• Bersih
Hanya menggunakan tata cara pembiayaan Syariah untuk menjamin semua
transaksi dilakukan dengan cara yang sesuai dengan syariah.
• Terbuka
Penawaran harga disampaikan secara detail dan transparan mengenai harga
pokok produk dan margin keuntungan yang diinginkan oleh FIF sebagai total
biaya yang harus ditanggung oleh pembeli sesuai dengan kesepakatan
bersama.
• Adil
Melalui pembiayaan Syariah, FIF menempatkan nasabah pengguna dana
dalam hak, kewajiban, keuntungan dan resiko yang berimbang.
• Jujur
Jujur dalam menyampaikan informasi yang ada dalam semua proses transaksi.
D. Pengertian Lembaga Keuangan Syariah
Lembaga keuangan syariah adalah lembaga keuangan yang mengeluarkan
produk keuangann syariah dan yang mendapatkan izin operasional sebagai
lembaga keuangan syariah. 2 LKS terdiri dari:
1. Lembaga Keuangan Bank (LKB 2 “Pengertian Lembaga Keuangan Syariah”, artikel diakses pada tanggal 15 juni 2010 dari http://ocw.gunadarma.ac.id/course/economics/management-s1/ekonomi-syariah/sejarah-bank-syariah
59
2. Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) :
a. Pegadaian Syariah
b. Asuransi Syariah
c. Reksadana Syariah
d. Pembiayaan Syariah
e. Baitul Mal wa Tanwil (BMT)
LKB berwenang menghimpun dana serta menyalurkannya kepada
masyarakat, seperti bank umum syariah dan bank per-kreditan rakyat (BPR)
syariah. Sebaliknya, LKBB tidak boleh menghimpun dana dan hanya boleh
menyalurkan dana. Contoh, asuransi syariah, pasar modal syariah, reksa dana
syariah (Islamic mutual fund), dana pensiun syariah, dan pegadaian syariah
(Islamic pawnshop). Karena itu, regulatornya juga berbeda. Peraturan LKB
dikeluarkan Bank Indonesia (BI), sedangkan regulasi LKBB dirilis Departemen
Keuangan (Depkeu). Dengan begitu, kalau pasar (market) syariah ingin tumbuh
lebih besar, seluruh lembaga keuangan syariah harus bekerja sama.3
Dalam bab ini akan dibahas mengenai LKS non Bank yaitu Pembiayaan
Syariah. Dalam operasionalnya, pembiayaan keuangan syariah berada dala
koridor-koridor prinsip umum transaksi : 4
1) Keadilan, yakni berbagi keuntungan atas dasar penjualan riil sesuai kontribusi
dan resiko masing-masing pihak; 3 Lembaga Keuangan Syariah, artikel diakses pada tanggal 25 November 2009 dari www.InfoBankNews.com 4 Heri S. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah , (Jakarta : Ekonesia, Februari 2002), h. 72.
60
2) Kemitraan, yang berarti posisi nasabah investor (penyimpan dana), dan
pengguna dana, serta lembaga keuangan itu sendiri, sejajar sebagai mitra
usaha yang salng bersinergi untuk memperoleh keuntungan;
3) Transparasi, lembaga keuangan syariah akan memberikan laporan keuangan
secara terbuka dan berkesinambungan agar nasabah investor dapat
mengetahui kondisi dananya;
4) Universal, yang artinya tidak membedakan suku, agama, ras dan golongan
dalam masyarakat sesuai dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil’alamin.
Keuntungan total pada modal akan dibagi di antara kedua belah pihak
secara adil, cirri-ciri sebuah pembiayaan syariah dapat dilihat dari hal-hal
sebagai berikut : 5
1) Dalam menerima titipan dan investasi, pembiayaan syariah harus sesuai
dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah;
2) Hubungan antara investor (penyimpan dana), pengguna dana, dan lembaga
keuangan syariah (pembiayaan syariah) sebagai intermediary institution,
berdasarkan kemitraan, bukan hubungan debitur-kreditur;
3) Bisnis pembiayaan syariah bukan hanya berdasarkan profit oriented, yakni
kemakmuran di dunia dan kebahagian di akhirat, berdasarkan prinsip
kemitraan bagi hasil, jual beli atau sewa menyewa guna transaksi komersial
dan pinjam-meminjam (qardh/kredit) guna transaksi sosial.
5 Afzalul Rahman . Doktrin Ekonomi Islam. Terjemahan Amdyar Amir. (Yogyakarta: Dhani Bhakti Wakaf. 1996), h. 71.
61
4) Pembiayaan syariah hanya melakukan investasi yang halal dan tidak
menimbulkan kemudharatan serta tidak merugikan syiar Islam.
Pembiayaan syariah mempunyai struktur organisasi baru yaitu Dewan
Pengawas Syariah (DPS). Adapun pengertian, fungsi dan struktur DPS dalam
Lembaga Keuangan Syariah (LKS) adalah sebagai berikut:
a. Pengertian DPS 6 (Dewan Pengawas Syariah)
Dewan Pengawas Syariah adalah badan yang ada di lembaga keuangan
syariah dan bertugas mengawasi pelaksanaan keputusan Dewan Syariah
Nasional di lembaga keuangan syariah tersebut. Dewan Pengawas
Syariah diangkat dan diberhentikan di Lembaga Keuangan Syariah Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) setelah mendapat rekomendasi dari
DSN (Dewan Syariah Nasional).
b. Fungsi DPS (Dewan Pengawas Syariah)
1. Dewan Pengawas Syariah melakukan pengawasan secara periodik
pada lembaga keuangan syariah yang berada di bawah
pengawasannya.
6Didin Hafidhuddin & Rikza Maulan Lc MA, “Fungsi & Peran DPS dalam Lembaga Keuangan Syariah”, artikel diakses pada tanggal 15 juni 2010 dari http://takaful.com/index.php/publisher/articleview/action/view/frmArticleID/68
62
2. Dewan Pengawas Syariah berkewajiban mengajukan usul-usul
pengembangan lembaga keuangan syraiah kepada pimpinan lembaga
yang bersangkutan dan kepada Dewan Syariah Nasional.
3. Dewan Pengawas Syariah melaporkan perkembangan produk dan
operasional lembaga keuangan syariah yang diawasinya kepada
Dewan Syariah Nasional sekurang-kurangnya dua kali dalam satu
tahun anggaran.
4. Dewan Pengawas Syariah merumuskan permasalahan-permasalahan
yang memerlukan pembahasan Dewan Syariah Nasional.
c. Struktur DPS (Dewana Pengawas Syariah)
1. DPS dalam struktur perusahaan berada setingkat dengan fungsi
komisaris sebagai pengawas Direksi.
2. Jika fungsi komisaris adalah pengawas dalam kaitan dengan kinerja
manejemen, maka DPS melakuakan pengawasan kepada manejemen
dalam kaitan dengan implementasi system dan produk-produk agar
tetap sesuai dengan syariah Islam.
3. Bertanggung jawab atas pembinaan akhlak seluruh karyawan
berdasarkan sistem pembinaan keislaman yang telah diprogramkan
setiap tahunnya. Ikut mengawasi agar tidak terjadi pelanggaran nilai-
nilai Islam di lingkungan perusahaan tersebut.
4. Bertanggung jawab atas seleksi syariah karyawan baru yang
dilaksanakan oleh Biro Syariah.
63
E. Landasan Hukum Islam Terhadap FIF Syariah
Murabahah adalah akad jual beli antara penjual dan pembeli dimana
penjual mengutarakan dengan jelas kepada pembeli berapa harga jual dan berapa
margin objek juala beli sehingga menjadi transparasi. Apabila terjadi saling
menyetujui (antaradin), maka dengan syarat dan rukun yang telah dipenuhi,
barulah dapat terjadi jual beli.
Dalam transakasi murabahah harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Penjual memberi tahu biaya modal kepada pembeli
b. Transaksi harus halal bebas dari maghrib
c. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang telah ditetapkan
d. Kontrak harus bebas dari riba
e. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli jika terjadi cacat barang setelah
pembelian
f. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian,
sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surat An-Nissa ayat 29:
64
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan bathil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah
kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah SWT adalah Maha
Penyayang kepadamu”. (QS. An-Nisaa: 29)
Regulasi FIF Syariah
Saat ini regulasi yang menjadi acuan terbentuknya FIF Syariah adalah:
1. Hukum positif UU No.7 tahun 1992 tentang perbankan pasal 6 menyediakan
pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai ketentuan yang
diterapkan dalam peraturan pemerintah.
2. PP No. 10 tahun 1990 tentang perbankan
3. KMK No: 448/KMK.017/2000 pasal 7 ayat 1(dalam menjalankan kegiatan
usahanya, perusahaan pembiayaan dapat melakukan pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah)
4. Fatwa DSN MUI No. 04/ DSN – MUI / IV/ 2000 tentang Murabahah
5. Surat keputusan MUI tanggal 4 Desember 2003. No: V-208/DSN-
MUI/X11/2003.
BAB IV
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PT. FIF SYARIAH DITINJAU
DARI PERSPEKTIF ISLAM
A. Konsep dan Mekanisme Pemasaran di FIF Syariah
Konsep pemasaran di FIF Syariah
Konsep yang digunakan FIF Syariah yaitu dengan konsep office channeling
dengan dukungan infrastruktur TI, menggunakan orang-orang TI yang sama,
namun, pembukuan berbeda dan sistem kalkulasi akuntingnya juga berbeda.
Sehingga, dalam layanannya, kita memiliki layanan pembiayaan konvesional dan
syariah, yang secara esensial berbeda dan terpisah. Tersedianya layanan syariah
disetiap dealer-dealer Honda yang tersedia diseluruh daerah dari sabang sampai
merauke dengan 124 cabang FIF Syariah dan 300 cabang pembantu di Indonesia.
Mekanisme Operasional FIF Syariah
Dalam hal pelaksanaan persyaratan untuk mengajukan permohonan
pembiayaan sepeda motor FIF Syariah tidak beda jauh dengan FIF konvesional
yaitu:
1. Kelengkapan Dokumen
Dokumen Utama :
a. KTP Pemohon
b. KTP Pasangan (bila berkeluarga)
c. Kartu Keluarg
65
66
Dokumen Tambahan :
a. Slip gaji (untuk karyawan)
b. PBB. Rekening Telepon. Rekening Listrik. Rekening Air
c. Rekening Tabungan
d. Akte Sewa Rumah (bila rumah bukan milik sendiri)
e. Akte jual beli rumah (bila rumah belum balik nama)
2. Urutan Proses Operasional
a. Pelanggan datang ke Dealer
b. Koordinator Dealer / Costumer Service / Surveyor : order ke FIF
(Koordinator Surveyor)
c. Koordinator Surveyor : Proses Distribusi Order ke surveyor 1.
Survey bisa dilakukan :
1) Interview langsung
2) Cek lingkungan tempat tinggal
3) Cek tempat usaha / kerja
d. Apabila disetujui akan diadakan akad pembiayaan murabahah berdasarkan
kesepakatan. Setelah itu baru dapat ditentukan besar uang muka angsuran
perbulan serta waktu jangka kredit.
67
Prosedur Operasional FIF Syariah
1. Bila persyaratan sudah lengkap, maka akan diberikan formulir permohonan
serta mengambil persyaratan untuk pengajuan pembiayaan motor.
2. Bila disetujui maka akan terjadi akad pembiayaan murabahah serta
pembayaran DP dan Biaya Administrasi, setelah itu baru ditentukan angsuran
perbulan serta jangka waktu kredit.
3. Setelah DP dan biaya administrasi dibayarkan maka motor akan diantar ke
rumah nasabah. Setelah itu proses STNK sdan plat nomor akan diurus selama
14 hari kerja, dan diantar ke rumah nasabah.
4. Bulan berikutnya barulah nasabah mulai mencicilnya.
5. Setelah lunas maka BPKB dapat diambil dikantor cabang kami yang terdekat
di seluruh daerah.
B. Strategi Pemasaran PT. FIF Syariah
Seperti yang telah kita ketahui, kebutuhan akan mobilitas meningkat seiring
dengan kebutuhan terhadap sarana transportasi yang ekonomis dan dapat
diandalkan. Federal International Finance (FIF) sebagai perusahan pembiayaan
sepeda motor terdepan, menanggapi kebutuhan tersebut dengan memperkenalkan
skema pembiayaan yang mudah dan terjangkau tapi mampu memberikan
keuntungan yang maksimal dan nyaman bagi jutaan pemilik sepeda motor di
seluruh negeri. Melalui tiap-tiap perkembangan nilai sosial dan ekonomi, FIF
mampu menggabungkan kekuatan sumber daya manusia dan teknologi inovatif
untuk menciptakan solusi pembiayaan yang mampu mengimbangi peningkatan
68
kebutuhan pengguna sepeda motor saat ini. Dengan terus memberikan fasilitas
dan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, FIF telah memantapkan
posisinya sebagai yang terdepan dengan menjadi rekanan bagi jutaan pemilik
sepeda motor di seluruh negeri.
Lembaga pembiayaan seperti FIF Syariah membutuhkan suatu strategi
pemasaran yang baik agar dapat menguasai pasar. Dalam hal ini perusahaan
PT.FIF Syariah dalam menetapkan bauran pemasaran menerapkan beberapa
strategi.
1. Produk
Produk adalah suatu sifat yang komplek baik dapat diraba maupun
tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan
pengecer, pelayanan perusahan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli
untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya.1
Produk yang dikeluarkan oleh PT. FIF Syariah yaitu masih satu group
dengan PT. Astra Honda Motor (AHM). FIF Syariah mengkhususkan diri
pada motor merk Honda, dan merupakan lembaga pembiayaan resmi sepeda
motor Honda. Dan produk yang dominan lebih banyak diminati oleh
konsumen yaitu Motor Baru (New Motorcycle). Agar FIF Syariah dapat
merebut persaingan pasar, maka ia harus menciptakan produk menjadi
produk yang baru, yaitu dengan mengadakan perubahan bentuk fisik seperti:
1 Basu Swastha DH. Azas-Azas Marketing, h. 94.
69
desain, model, warna, ukuran, bungkus dan sebagainya sehingga masyarakat
tidak bosan dengan produk yang ditawarkan oleh FIF Syariah.2
2. Promosi
Promosi yang dilakukan oleh FIF Syariah untuk mensosialisasikan
produknya sama dengan perusahaan pembiyaan pada umumnya yaitu dengan
cara:
a. ATL alias Above The Line. Promosi yang menggunakan medium
berprofil tinggi seperti media massa termasuk televisi. Biasanya
menggunakan jasa agency periklanan. Mampu menjangkau khalayak
sasaran dalam jumlah massif.
b. BTL alias Below The Line. Promosi dengan medium berprofil rendah.
Dapat dikerjakan sendiri. Daya jangkau khalayak sebatas jumlah yang
dibuat dan tidak seluas ATL.3 Seperti melalui spanduk dan Koran.
3. Distribusi
Distribusi merupakan kegiatan yang dilakukan setiap perusahaan
untuk membuata produk yang diciptakan dapat diperoleh dan tersedia bagi
pelanggan sasaran, dimana yang dapat dilakukan dalam kegiatan ini adalah
memperluas jaringan pemasaran, PT. FIF Syariah selalu lebih mementingkan
dan mengutamakan pelayanan dan kepuasan nasabahnya dengan menetapkan
2 Hary Dewandono, Bisnis Deplopment PT. FIF Syariah, Wawancara Pribadi, Sunter Jakarta utara, 12 Januari 2010. 3 Bayu, Promosi Efektif (1) artikel diakses pada tanggal 12 Februari 2010 dari http://lifeschool.wordpress.com/2008/11/03/promosi-efektif-i/.
70
strategi distribusinya untuk memasarkan produknya dengan cara membuka
kantor cabang dari sabang sampai merauke, setiap Dealer Honda yang
tersebar di seluruh pelosok Indonesia terdapat pembiayaan FIF Syariah.
Bahkan di kota Timika dan Merauke belum ada Dealer Honda, tetapi sudah
terdapat pembiayaan FIF Syariah.4
4. Harga
Harga suatu barang atau jasa merupakan penentu bagi permintaan
pasarnya, harga dapat mempengaruhi posisi persaingan perusahaan dan juga
mempengaruhi market share-nya. Bagi perusahaan, harga tersebut akan
memberikan hasil dengan menciptakan sejumlah pendapatan dan keuntungan
bersih. Harga suatu barang juga dapat mempengaruhi program pemasaran
perusahaan.5
Produk yang dihasilkan oleh PT. FIF Syariah terkait pula dengan
harga yang harus dibayar oleh para nasabah. Dan harga tersebut harus
terjangkau dan pantas di pasaran.
Dalam perusahaan pembiayaan, kualitas, kemudahan, kenyamanan dan
pelayanan adalah hal yang terpenting untuk meningkatkan pangsa pasar.
Kemudahan yang diberikan oleh perusahaan PT. FIF Syariah untuk para
nasabahnya yaitu:
4 Hary Dewandono, Bisnis Deplopment PT. FIF Syariah, Wawancara Pribadi, Sunter Jakarta utara, 12 Januari 2010. 5 Basu Swastha DH. Azas-Azas Marketing, h. 147.
71
a. Asuransi kompetitif
b. Pelunasan di muka jatuh tempo, maka asuransi di cover
c. Pelunasan di muka jatuh tempo, maka tidak di kenakan administrasi.
d. Memiliki jaringan showroom di 30 propinsi sebanyak lebih dari 1500
dealer
e. Produk awet dengan suku cadang terjamin melalui AHASS.6
C. Strategi Pemasaran PT. FIF Syariah ditinjau dari Persepktif Islam
Setiap perusahaaan mempunyai konsep strategi pemasaran yang berbeda-
beda dalam menghadapi para kompetitornya. Sehingga pada pembahasan ini
akan dibahas bagaimana strategi pemasaran jika diimplementasikan kedalam
kaidah hukum Islam, khususnya mengenai konsep “marketing mix” serta
mencari batasan-batasan yang harus diperhatikan oleh setiap perusahaan agar
dalam menerapkan strategi pemasarannya tidak menghalalkan segala cara, serta
tidak bertentangan dengan kaidah hukum Islam.
1. Produk
Dalam prespektif syariah produk merupakan sesuatu yang penting. Al-
Qur’an menggunakan konsep produksi barang dalam arti yang sangat luas.
Tekanan Al-Qur’an diarahkan pada manfaat dari barang yang diproduksi.
Memproduksi suatu barang harus mempunyai hubungan dengan kebutuhan
manusia. Selain itu juga memperhatikan kualitas produk, barang yang dijual
6 Hary Dewandono, Bisnis Deplopment PT. FIF Syariah, Wawancara Pribadi, Sunter Jakarta utara, 12 Januari 2010.
72
harus terang dan jelas kualitasnya. Sehingga pembeli dapat dengan mudah
memberi penilaian, Tidak boleh menipu kualitas dengan jalan
memperlihatkan yang baik bagian luarnya, dan menyembunyikan yang jelek
pada bagian dalam. Hal ini sesuai dengan hadis Nabi SAW yang artinya:
“Dari Abi Hurairah ra, Sesungguhnya Nabi SAW melarang jual beli dengan
lemparan batu dan jual beli gharar”. (HR. Muslim) 7
Apabila produk/barang mengalami kerusakan atau cacat, maka FIF Syariah
bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kerusakan yang terjadi, masa waktu
untuk menggantikan barangnya yaitu tergantung kerusakan yang terjadi, bila
barang tersebut ada stoknya di perusahaan, maka hari itu juga diantar ke
nasabah sebagai pengganti dari barangnya yang rusak. Jika barangnya
mengalami kerusakan yang parah, maka di tunggu selama beberapa hari
untuk memperbaikinya atau mengganti dengan barang yang lainnya. FIF
Syariah selalu memberikan kenyamanan dan kemudahan dalam pelayanan
bagi nasabahnya.8
Produk yang dikeluarkan oleh PT. FIF Syariah yaitu Motor dengan
mengkhususkan merk Honda. Akad yang di gunakan yaitu dengan akad
murabahah seperti di bawah ini:
7Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah, Dasar dan Strategi Pemasaran Syariah, (Jakarta: Renaisan, 2005), Cet. Pertama, h. 23. 8Hary Dewandono, Bisnis Deplopment PT. FIF Syariah, Wawancara Pribadi, Sunter Jakarta utara, 12 Januari 2010.
73
SISTEM AKAD PEMBIAYAAN PADA FIF SYARIAH
Bank Syariah Mega Indonesia FIF SYARIAH NASABAH
DEALER HONDA
Dana yang diperoleh FIF adalah hasil kerjasama anatara FIF dengan
Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI) berdasarkan akad murabahah, sama
dengan pembiayaan antara FIF Syariah dengan nasabah. Secara sistematis
pembiayaan yang dilakukan oleh FIF Syariah adalah sebagai berikut:
PRINSIP PEMBIAYAAN FIF SYARIAH
Akad / Perjanjian Akad pembiayaan Murabahah berdasarkan
“kesepakatan” (suka rela)
Hukum Kerangka Hukum yang digunakan mengacu pada
hukum positif dan syariah
Keuntungan Menjadi milik perusahaan sepenuhnya yang disebut
margin
Sumber Pembiayaan Harus dari Bank Syariah – BSMI porsi 100 : 0
Operasional 1. Pinalty Customer ada 2. Yaitu untuk dana sosial
dan ganti rugi.
2.Tidak ada biaya administrasi jika terjadi pelunasan
3.Stimulasi dibuat secara rinci
74
4.Apabila customer tidak pernah klaim maka akan
ada bonus / hadiah jika Surplus
DPS Tugasnya sebagai pengawas produk harus sesuai
dengan syariah
Perbedaaan Pembiayaaan FIF Syariah dengan FIF Konvesional adalah:9
PEMBIAYAAN FIF SYARIAH PEMBIAYAAN FIF KONVESIONAL
1. Margin keuntungan yaitu harga jual + margin yang dinginkan. Itu pun setelah adanya kesepakatan (suka rela) antara kedua belah pihak.
1. Margin keuntungan dari awal telah ditetapkan oleh FIF Konvesional.
2. Keterlambatan bayar perhari hanya dikenakan infaq perharinya untuk fakir miskin atau kegiatan sosial lainnya, untuk nominalnya ditentukan oleh FIF Syariah.
2. Keterlambatan bayar perhari dikenakan bunga sebesar 0,3 % - 0,5 %.
3. Nasabah akan mendapat nisbah dari premi asuransi bila tidak pernah melakukan klaim asuransi pelunasan angsuran motor. Pembagiannya yaitu antara asuransi & nasabah adalah 50% : 50%.
3. Tidak terdapat nisbah premi asuransi.
4. Sistem pembiayaan FIF Syariah telah dirancang oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia
4. Tidak ada.
9Hary Dewandono, Bisnis Deplopment PT. FIF Syariah, Wawancara Pribadi, Sunter Jakarta utara, 12 Januari 2010.
75
Maka bila ditinjau dari sudut pandang Islam maka produk di PT. FIF
Syariah sesuai karena tidak ada unsur bunga atau riba, karena Islam
mengharamkan bunga atau riba.
2. Promosi
Dalam melakukan strategi promosi maka setiap perusahaan harus
menghindari iklan porno, bohong, dan promosi yang menghalalkan segala
cara. Pada prinsipnya, dalam Islam mempromosikan suatu barang
diperbolehkan. 10 hanya saja dalam berpromosi tersebut mengedepankan
factor kejujuran dan menjauhi penipuan. Di samping itu, metode yang
dipakai dalam promosi tidak bertentangan dengan syariat Islam.
Promosi dalam Islam harus didasari dengan tidak ada niatan atau
itikad jelek yang lain. Tidak boleh berpromosi merendahkan produk orang
lain dan memaparkan secara detail mengenai produk yang dipromosikan,
tidak adanya informasi yang bersangkutan mengenai produk yang
disembunyikan.
Promosi yang dilakukan di PT. FIF Syariah yaitu dengan menonjolkan
image sebagai motor paling hemat dikelasnya. Sehingga pembiayaan sepeda
motor PT. FIF Syariah diminati oleh semua masyarakat Indonesia hingga
masuk pasar domestik. Dengan promosi yang telah dilakukan oleh PT. FIF
Syariah maka telah sesuai dengan ketentuan syariah karena tidak ada unsur
10 Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah, Dasar dan Strategi Pemasaran Syariah, h. 27.
76
bohong, mengobral janji atau berpromosi secara berlebihan yang cenderung
mengada-ngada dan promosi yang menghalalkan segala cara.11
3. Distribusi
Kemudahan dan kenyamanan merupakan faktor kunci yang
mempengaruhi nasabah untuk memilih pembiayaan motornya. Sehingga
salah satu strategi yang harus diterapkan oleh perusahaan dalam
mendistribusikan produknya yaitu memberikan kemudahan dan kenyamanan
dalam pelayanannya kepada para nasabahnya. Sesuai dengan hadis Nabi
SAW yang artinya:
“Dari Jabir bin Abdillah ra sesungguhnya Rasullah SAW bersabda: “Allah
merahmati seseorang yang berlaku ramah tamah jika ia menjual, jika ia
membeli dan jika ia membayar”. (HR. Bukhari)12
Selain itu juga perusahaan menerapkan strategi lain dalam
mendistribusikan produknya yaitu dengan bersosialisasi ke seluruh kantor
cabang PT. FIF dengan 1500 dealer yang tersebar dari sabang sampai
merauke, memberikan pemahaman kepada para karyawan tentang
pembiayaan syariah, serta akad yang digunakan. Contohnya, dealer Honda
yang terdapat di setiap daerah terdapat dua layanan pembiayaan, yang
pertama dengan layanan pembiayaan konvesional dan yang kedua layanan
10 Hary Dewandono, Bisnis Deplopment PT. FIF Syariah, Wawancara Pribadi, Sunter Jakarta utara, 12 Januari 2010. 12 Abi al-Thayyib shidiiq Hasan Ali Al-Husaini Al-Qunuuji al-Bukhari, A’unu al-Ba’ari lihalli adillati al-Bukhari, (Suria: Daaru ar-Rasyid, 1984), Jilid 3, h. 23.
77
pembiayaan syariah atau murabahah, jadi para nasabah bebas memilih dalam
melakukan pembiayaan tidak ada unsur pemaksaan, dan harus berdasarkan
suka sama suka di antara kedua belah pihak.13 Seperti dijelaskan dalam
firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:
⌧ ☺
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu
membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
(QS. An-Nisa ayat: 29).
Hal ini sengaja dilakukan agar para nasabah mudah dalam melalukan
transaksi pembiayaan motor secara syariah, dan dalam pelaksanannya
dibedakan, baik dari segi pembukuan dan sistem kalkulasi akuntingnya
berbeda. Sehingga ada batasan-batasan yang harus dilakukan agar tidak
menyimpang dari kaidah hukum Islam.
13Hary Dewandono, Bisnis Deplopment PT. FIF Syariah, Wawancara Pribadi, Sunter Jakarta utara, 12 Januari 2010.
78
4. Harga
Harga dalam Islam merujuk pada pertemuan permintaan dengan
penawaran yang terjadi rela sama rela, tidak ada pihak yang merasa terpaksa
untuk melakukan transaksi pada tingkat harga tersebut. Harga jual yang
ditawarkan tiap perusahaan pembiayaan pasti berbeda-beda. Hal ini
disesuaikan dengan strategi pemasaran perusahaan masing-masing dalam
upayanya meraih pangsa pasar. Atas dasar ini, maka strategi ini harus dapat
memberikan keputusan harga yang tepat terhadap pelanggan dan harga yang
dijanjikan harus kompetitif. Akan tetapi dalam syariat Islam, tidak
diperkenakan membanting harga dengan tujuan menjatuhkan pesaing. Hal ini
sesuai dengan hadis Nabi SAW yang artinya:
“Dari Nafi’ dari Ibnu Umar, Rasullah SAW berkata: “ Juallah ini dengan
harga yang semestinya, dan yang ini dengan harga yang semestinya. Barang
siapa yang menipu kami ia bukanlah golongan kami”. (HR. Ahmad).14
Perusahaan PT. FIF Syariah menetapkan harga sesuai dengan kualitas
barang yang diproduksikan, yaitu dengan harga yang kompetitif dan harga
yang pantas serta terjangkau untuk semua kalangan. Dan dalam Islam
melarang tindakan ghaban faa hissy yaitu menjual diatas harga pasar karena
menyebabkan ketidak-adilan.
14 Ismail Yustanto, M. Karebet Widjaya Kusuma, Manajemen Strategis Prespektif Syariah, h. 80.
79
D. Analisis Strategi Pemasaran PT. FIF Syariah dalam Merebut Persaingan Pasar
Strategi pemasaran yang diterapkan FIF Syariah yaitu syariah marketing
strategy untuk memenangkan mind-share dilakukan untuk pemetaan pasar berdasarkan
ukuran pasar, pertumbuhan pasar, keunggulan kompetitif, dan situasi persaingan.
Setelah itu menyusun strategi, melakukan syariah marketing tactic dalam memenangkan
market-share, jika positioning sudah ada dibenak pelanggan maka perlu melakukan
diferensiasi yang mencakup apa yang ditawarkan, bagaimana menawarkan, dan apa
infrastruktur dalam proses menawarkannya, yaitu dengan menggunakan marketing mix
4P (Price, Product, Place and Promotion). Peningkatan value yaitu dengan membangun
merk yang kuat, mampu menjalankan proses yang sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan pelanggan, memberikan servis yang membuat pelanggan loyal dengan sikap
yang simpatik, lembut, sopan dan penuh kasih sayang, serta mencerminkan tingkat
kualitas, harga, dan pengiriman dari produk atau jasa yang ditawarkan. Dilandasi nilai-
nilai syariah, pasar rasional akan dapat lebih mudah dibawah ke wilayah pasar spiritual,
sehingga tantangan dalam meningkatkan pertumbuhan pangsa pasar syariah perlahan
dapat diatasi.15
Setiap perusahaan mempunyai strategi pemasaran yang berbeda-beda dalam
merebut persaingan pasar, untuk itu perusahaan PT. FIF Syariah mempunyai perumusan
strategi yang dapat dijadikan sebagai cikal bakal kesuksesan PT. FIF Syariah dalam
memasarkan produknya.
15 Hermawan Kartajaya dan Muhamad Syakir Sula, Syariah Marketing,, (Bandung: PT. Mizan Pustaka 2006), h. Xxxi.
80
1. Segmentasi, Penentuan Pasar (Targeting) dan Positioning PT. FIF Syariah
Segmentasi pasar merupakan suatu proses membagi-bagi suatu pasar yang
heterogen ke dalam kelompok-kelompok pembeli atau konsumen yang memiliki
ciri-ciri/sifat yang homogen dan dapat berarti bagi perusahaan. Dengan
segmentasi pasar, perusahaan akan dapat menentukan dan membandingkan
kesempatan pasar yang ada, serta akan dapat melakukan penyesuaian pada
produk ataupun program usaha pemasaran dan penentuan anggaran usaha
pemasaran sesuai dengan sifat pasar tersebut. 16
Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi perusahaan pada saat mengevaluasi dan
menentukan segmen mana yang mau ditarget:17
1. Memastikan bahwa segmen pasar yang dipilih itu cukup besar dan akan cukup
menguntungkan bagi perusahaan.
2. Strategi targeting itu harus didasarkan pada keunggulan daya saing
perusahaan. Keunggulan daya saing merupakan cara untuk mengukur apakah
perusahaan itu memiliki kekuatan atau keahlian yang memadai untuk
mendominasi segmen pasar yang dipilih.
3. Melihat situasi persaingan yang terjadi. Semakin tinggi tingkat persaingan,
perusahaan perlu mengoptimalkan segala usaha yang ada secara efektif dan
16Sofyan Assauri, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi, h. 145. 17Hermawan Kartajaya dan Muhamad Syakir Sula, Syariah Marketing, h. 171.
81
efisien sehingga targeting yang dilakukan akan sesuai dengan keadaan yang
ada di pasar.
Perusahaan PT. FIF Syariah dalam STP (Segmentasi, Targeting,
Positioning) membuka semua segmen, tergantung dalam kondisi apa yang
terjadi, mengikuti trend masa kini dan potensi yang bagus, misalkan hari guru,
maka segmen guru “Untukmu Guru Bangsa”. Hari kemerdekaan maka segmen
pemuda “Untukmu Patriot Bangsa”.
4. Strategi Pemasaran PT. FIF Syariah dalam Merebut Persaingan Pasar
Suatu bisnis, sekalipun bergerak dalam bisnis yang berhubungan dengan
agama, jika tidak mampu memberikan kebahagiaan kepada semua pihak, berarti
belum melaksanakan spiritual marketing. Spiritual marketing adalah tingkatan
“pemasaran langit”, yang karena didalam keseluruhan prosesnya tidak ada yang
bertentangan dengan prinsip-prinsip muamalah, ia mengandung nilai-nilai ibadah,
yang menjadikannya berada pada puncak tertinggi dalam pemasaran atau
muamalah. Allah Swt sangat menekankan kejujuran dan keadilan dalam bisnis
syariah, dalam spiritual marketing, pesaing sebagai mitra bukan musuh yang harus
dipukul, mencari kelemahan, lalu mengangkat kelemahan tersebut untuk
menyerangnya. Justru menjunjung tinggi nilai-nilai moral, dan selalu memelihara
hubungan baik dengan pesaing. Persaingan, dalam paradigm spiritual marketing
82
adalah hal yang baik, karena persaingan turut membesarkan pasar. Jika sukses,
berarti permintaan pasar terhadap penawaran juga akan membesar.18
Strategi yang dilakukan PT. FIF Syariah dalam merebut persaingan pasar
yaitu dengan:
a. Service
Memberikan pelayanan yang semaksimal mungkin dengan adanya bengkel-
bengkel dari AHASS sehingga konsumen tidak merasa kuatir atau kecewa,
bila motor yang dibeli mengalami kerusakan, karena mendapat jaminan
produk awet dengan suku cadang melalui AHASS. Dan AHASS merupakan
andalan AHM dalam memuaskan konsumen, Perawatan dan image Honda
selalu diatas pasaran
b. Inovasi Menciptakan Program
Menjadi pencentus/pelopor program baru, Produk memiliki fitur canggih dan
bervariatif untuk pasar lokal, Menonjolkan image sebagai motor paling hemat
dikelasnya.
c. Teknologi dalam tingkat kemacetan sangat rendah
Setiap pemesanan motor Honda di daerah terpencil/pelosok, konsumen tidak
perlu menunggu berhari-hari, karena dengan adanya teknologi yang canggih,
pesanan yang diinginkan dalam waktu dekat langsung diantar. Itu semua
18 Hermawan Kartajaya dan Muhamad Syakir Sula, Syariah Marketing, h. 17-18.
83
merupakan pelayanan cepat yang diberikan oleh perusahaan agar konsumen
tidak menunggu begitu lama.19
19 Hary Dewandono, Bisnis Deplopment PT. FIF Syariah, Wawancara Pribadi, Sunter Jakarta utara, 12 Januari 2010.
BAB V
PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir dari rangkaian penulisan skripsi ini. Pada bab ini
akan dicoba untuk menarik kesimpulan dari apa yang telah diuraikan pada bab-bab
sebelumnya. Sehubungan dengan itu pula akan dikemukakan saran-saran yang
berkaitan dengan permasalahan yang tengah dihadapi oleh PT. FEDERAL
INTERNATIONAL FINANCE (F.I.F) Syariah, dengan harapan saran-saran tersebut
dapat membantu perusahaan ini dalam mengambil keputusan guna perkembangan
untuk di masa yang akan datang.
A. Kesimpulan
1. Konsep strategi pemasaran di PT. FIF Syariah yaitu dengan konsep office
channeling. Dan tersedianya layanan syariah di setiap dealer-dealer Honda
yang tersedia diseluruh daerah dari sabang sampai merauke dengan 124
cabang FIF Syariah dan 300 cabang pembantu di Indonesia.
2. Strategi pemasaran di PT. FIF Syariah yaitu dengan mengacu kepada
Marketing Mix, yaitu produk, harga, distribusi dan promosi. Produk yang
dikeluarkan oleh PT. FIF Syariah yaitu masih satu group dengan PT. Astra Honda
Motor (AHM). Dan merupakan lembaga pembiayaan resmi sepeda motor Honda.
Promosinya yaitu dengan ATL dan BTL. Distribusinya yaitu memasarkan produknya
dengan cara membuka kantor cabang dari sabang sampai merauke. Harganya yaitu
dengan harga pantas dan terjangkau untuk semua kalangan serta kompetitif.
83
84
3. Sedangkan untuk mekanisme di PT. FIF Syariah tidaklah jauh beda dengan
mekanisme dan prosedur permohonan pembiayaan sepeda motor di PT. FIF
Konvesional.
4. Untuk STP (Segmentasi, Targeting, Positioning) di PT. FIF Syariah yaitu membuka
semua segmen mengikuti trend masa kini.
5. Strategi yang dilakukan PT. FIF Syariah dalam merebut persaingan pasar yaitu
dengan Service, Inovasi Menciptakan Program dan Teknologi dalam tingkat
kemacetan sangat rendah.
6. Lembaga Keuangan Syariah adalah lembaga keuangan yang mengeluarkan
produk keuangan syariah dan yang mendapat izin operasional sebagai
lembaga keuangan syariah.
7. Penulis berkesimpulan bahwa strategi pemasaran yang diterapkan dan
dijalankan oleh PT. FIF Syariah tidaklah melanggar dari ketentuan-ketentuan
etika perdagangan dalam Islam.
B. Saran-saran
Saran-saran yang ingin penulis berikan kepada PT. FIF Syariah:
1. Masukan penulis terkait dengan produk yang ditawarkan PT. FIF Syariah,
hendaknya PT. FIF Syariah agar lebih memberikan perhatian pada kualitas
produknya, karena dalam mengeluarkan produknya sering di anggap Produk
outdated, jadul dan terlalu sering berganti baju dan minim fitur baru.
85
2. Sebaiknya produk AHM harus memiliki fitur yang lebih canggih dan
bervariatif untuk pasar lokal, karena seluruh produk AHM kebanyakan
merupakan produk kuda beban .
3. Promosi yang selama ini dilakukan dengan promosi ALT dan BLT, meskipun
efektif, namun sebaiknya ditambah dengan kampanye iklan yang lebih marak
lagi dengan cara menawarkan dari rumah ke rumah, terutama di pelosok desa
yang jauh dari perkotaan.
4. PT. FIF Syariah harus mengoptimalkan kebijakan promosi, proses pengiriman
dan harga yang kompetitif terutama di daerah pedesaan. Sehingga diharapkan
masyarakat pedesaan dapat merasakan kemudahan dan kenyamanan
pelayanan yang diberikan PT. FIF Syariah.
C. Penutup
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang
dengan kekuasaan dan karunia-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini, walaupun penulis sangat menyadari keterbatasan
kemampuan baik dalam segi penulisan maupun dalam pengungkapan isi materi
dalam penulisan ini.. Akan tetapi besar harapan penulis untuk kritik dan sarannya
agar penulis dapat memperbaiki segala kekurangan dalam penyusunan skripsi ini.
86
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofyan Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi, Cet Ke-6,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 1999.
Agustianto, Karekteristik dan Keistimewaan Asuransi Islam, artikel ini diakses pada
tanggal 25 November 2009 dari www.agustianto.niriah.com
Bayu, Promosi Efektif (1) artikel ini diaksses pada tanggal 12 Februari 2010 dari
Http://lifeschool.wordpress.com/2008/11/03/promosi-efektif-i/.
Didin Hafidhuddin & Rikza Maulan Lc MA, “Fungsi & Peran DPS dalam Lembaga
Keuangan Syariah”, artikel diakses pada tanggal 15 juni 2010 dari
http://takaful.com/index.php/publisher/articleview/action/view/frmArticleID/68
Esei Khotibul Umam, “Aspek Hukum Lembaga Keuangan & Lembaga Pembiayaan
Berdasarkan Prinsip Syariah di Indonesia”, artikel ini diakses pada tanggal 17
November 2009 dari www.sharialearn.wikidot.com
Edukasi Profesional Syariah, Briefcase Book, Dasar dan Strategi Pemasaran
Syariah, Cet. Pertama Jakarta: Renaisan, 2005.
FIF buka layanan syariah diseluruh cabang, artikel ini diakses pada tanggal 25
November 2009 dari Http://www.fifsyariah.com
Gymnastiar, KH. Abdullah dan Kertajaya Hermawan, Berbisnin Dengan Hati,
Jakarta: Markplus & CO, 2004.
Kasmir, Pemasaran Bank, Cet. Ke-1. Jakarta: Kencana, 2004.
Karim, Adiwarman, Ekonomi Islam. Cet ke-1. Jakarta : Gema Insani Press, 2001.
87
Karim, Adiwarman. Islamic Microeconomics, Edisi. Ke-1, Jakarta: Muamalat
Institute, 2001.
Khatibat Tamimi, Izzudin. Bisnis Islam. Terjemahan. Azwir Buton dan Anwar Faisal,
Jakarta: PT. Fikahan Aveska. 1992.
Kotler, Philip dan Amstrong, Gary, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi ke-3 Jakarta :
Erlangga, 1997.
Kotler, Philip dan Amstrong, Gary, Dasar-Dasar Pemasaran. Penerjemah Alexander
Sindoro, Edisi ke-9Jakarta : PT Indeks, 2004.
KartaJaya, Hermawan dan Sula, M. Syakir Syariah Marketing. Cet ke-3. Bandung :
Mizan, 2006.
Lamb, Charles W, Jr, et al., Pemasaran, Edisi ke-1, Jakarta: Salemba Empat, 2001.
Purnama, Lingga C. M. Strategic Marketing Plan : Panduan Lengkap dan Praktis
Menyusun Rencana Pemasaran yang Strategis dan Efektif, Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama, 2002.
Penyusun Tim, Pedoman Penulisan Skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2007.
“Pengertian Lembaga Keuangan Syariah”, artikel diakses pada tanggal 15 juni 2010
dari http://ocw.gunadarma.ac.id/course/economics/management-s1/ekonomi-
syariah/sejarah-bank-syariah
Prof.Dr.Abdullah al-Mushlih & Prof.Dr.Shalah ash-Shawi, “Larangan
Memperdagangkan Barang Haram”, artikel diakses pada tanggal 15 juni 2010
dari http://www.alsofwah.or.id/cetakekonomi.php?id=69&idjudul=67.
88
Swastha, Basu, dan Sakoijo Ibnu , Pengantar Bisnis Modern. Yogyakarta: Liberty Edisi. Ke-
3.
Swastha, Basu Azas-Azas Marketing, Yogyakarta: Liberty, 1983.
Sugiarto, Slamet “Strategi PT. FIF – Divisi Syariah Dalam Pembiayaan Kendaraan
Bermotor” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Perbankan Syariah
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.
Syarifudin, Amir, Garis-Garis Besar Fiqih, Edisi, Ke-3, Jakarta: Prenada Media,
2003.
Tjiptono, Fandy, Strategi Pemasaran, Yogyakarta : Andi Press, 2004, Cet. Ke-5.
Teguh, Hendra, dan A Rusli, Ronny, Manajemen Pemasaran : Analisis,
Perencanaan, Implementasi dan Kontrol, Jakarta : PT. Prenhallindo, 1997.
Usaha pembiayaan syariah bakal lebih marak, artikel ini diakses pada tanggal 12
November 2009 dari www.cybersabili.com
Wawancara Pribadi dengan Hary Dewandono. Bisnis Deplopment. Sunter Jakarta
Utara. 12 Januari 2010.
Yustanto, M Ismail dan Widjaya Kusuma, Karebet, Manajemen Strategis Prespektif
Syariah, Jakarta: Khairul Bayan, 2003.
Daftar pertanyaan wawancara:
1. Strategi apa yang diterapkan FIF Syariah dalam memasarkan produk dan mencari
nasabah baru?
Jawab: Bersosialisasi ke cabang-cabang yang terdapat di seluruh desa, memberikan
pemahaman terhadap para karyawannya tentang mengenai pembiayaan syariah, baik
dari segi akad, produk, transaksinya dan lain-lain. Dan karyawannya pun akan
menjelaskan kepada para nasabah, terdapat dua pelayanan baik melalui pelayanan
pembiyaaan syariah maupun konvesional. Dan keputusan berada di tangan nasabah,
nasabah lah yang berhak memilih, karena tidak ada unsur pemaksaan.
2. bagaimana konsep dan mekanisme operasional di FIF Syariah?
Jawab: Konsep yang di gunakan FIF Syariah yaitu dengan konsep office channeling dengan
dukungan infrastruktur TI, menggunakan orang-orang TI yang sama Tetapi, pembukuan
berbeda dan sistem kalkulasi akuntingnya juga berbeda. Sehingga, dalam layanannya, kita
memiliki layanan pembiayaan konvesional dan syariah, yang secara esensial berbeda dan
terpisah. Dan untuk mekanisme operasional tidak berbeda jauh dengan pembiayaan
konvesional, nanti akan diberikan contohnya.
3. Produk apa yang yang paling diminati oleh nasabah dan apa alasannya?
Jawab: Secara profesional nasabah lebih cenderung memilih produk motor baru,
Produk yang dominan lebih banyak diminati oleh konsumen yaitu Motor Baru (New
Motorcycle).
4. Apakah ada kriteria tertentu bagi calon nasabah?
Jawab: Tidak ada kriteria tertentu untuk para calon nasabah, karena untuk semua
golongan, tidak membedakan agama, suku, ras dan lain-lain.
5. Dalam hal strategi pemasaran bagaimana dengan 4P (produk, harga, promosi,
distribusi) yang difokuskan?
Jawab:
Produk : Produk yang dikeluarkan oleh PT. FIF Syariah yaitu masih satu group
dengan PT. Astra Honda Motor (AHM). FIF Syariah mengkhususkan diri pada motor
merk Honda, dan merupakan lembaga pembiayaan resmi sepeda motor Honda.
Harga : Dalam perusahaan pembiayaan, kualitas, kemudahan, kenyamanan dan
pelayanan adalah hal yang terpenting untuk meningkatkan pangsa pasar. Serta dengan
harga yang kompetitif, pantas dan terjangkau oleh semua kalangan.
Promosi : Promosi yang dilakukan oleh FIF Syariah untuk mensosialisasikan
produknya sama dengan perusahaan pembiyaan pada umumnya yaitu dengan cara:
a. ATL alias Above The Line. Promosi yang menggunakan medium berprofil tinggi
seperti media massa termasuk televisi. Biasanya menggunakan jasa agency
periklanan. Mampu menjangkau khalayak sasaran dalam jumlah massif.
a. BTL alias Below The Line. Promosi dengan medium berprofil rendah. Dapat
dikerjakan sendiri. Daya jangkau khalayak sebatas jumlah yang dibuat dan tidak
seluas ATL. Seperti melalui spanduk dan Koran.
Distribusi : PT. FIF Syariah selalu lebih mementingkan dan mengutamakan
pelayanan dan kepuasan nasabahnya dengan menetapkan strategi distribusinya untuk
memasarkan produknya dengan cara membuka kantor cabang dari sabang sampai
merauke, setiap Dealer Honda yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia terdapat
pembiayaan FIF Syariah. Bahkan di kota Timika dan Merauke belum ada Dealer
Honda, tetapi sudah terdapat pembiayaan FIF Syariah.
6. Bagaimana segmentasi, targeting dan positioning di PT. FIF Syariah?
Jawab : Perusahaan PT. FIF Syariah dalam STP (Segmentasi, Targeting, Positioning)
membuka semua segmen, tergantung dalam kondisi apa yang terjadi, mengikuti trend
masa kini dan potensi yang bagus, misalkan hari guru, maka segmen guru “Untukmu
Guru Bangsa”. Hari kemerdekaan maka segmen pemuda “Untukmu Patriot Bangsa”.
7. Bonus apa saja yang terdapat di FIF Syariah?
Jawab : Bonus yang diberikan oleh perusahaan PT. FIF Syariah untuk para
nasabahnya yaitu:
a. Pelunasan di muka jatuh tempo, maka asuransi di cover
b. Pelunasan di muka jatuh tempo, maka tidak di kenakan administrasi.
c. Produk awet dengan suku cadang terjamin melalui AHASS
8. Strategi apa yang dilakukan FIF Syariah dalam merebut persaingan pangsa pasar?
Jawab : Strategi yang dilakukan PT. FIF Syariah dalam merebut persaingan pasar
yaitu dengan:
a. Service
Memberikan pelayanan yang semaksimal mungkin dengan adanya bengkel-
bengkel dari AHASS. Dan AHASS merupakan andalan AHM dalam memuaskan
konsumen, Perawatan dan image Honda selalu di atas pasaran
b. Inovasi Menciptakan Program
Menjadi pencentus/pelopor program baru, Produk memiliki fitur canggih dan
bervariatif untuk pasar lokal, Menonjolkan image sebagai motor paling hemat
dikelasnya.
c. Teknologi dalam tingkat kemacetan sangat rendah
Setiap pemesanan motor Honda di daerah terpencil/pelosok, konsumen tidak perlu
menunggu berhari-hari. Itu semua merupakan pelayanan cepat yang diberikan oleh
perusahaan agar konsumen tidak menunggu begitu lama.
9. Apa perbedaan pembiayaan FIF Syariah dengan FIF Konvesional?
Jawab:
a. Akad kredit jelas dan sesuai syariah
b. Semua DP mengurangi harga cash motor, sehingga cicilan lebih murah
c. Margin keuntungan yang terdapat di FIF Syariah yaitu harga jual + margin yang
diinginkan. Itu pun setelah adanya kesepakatan (suka rela) antara kedua belah
pihak.
d. Tidak ada bunga telat bayar perhari (bila dikonvesional dikenakan bunga 0,3% -
0,5% perhari), sedangkan di FIF Syariah hanya dikenakan infaq perharinya untuk
fakir miskin atau kegiatan sosial lainnya. Hal tersebut ditegakkan untuk
kedisplinan nasabah.
e. Nasabah akan mendapat nisbah dari premi asurans bila tidak pernah melakukan
klaim asuransi sampai pelunasan angsuran motor. Pembagian nisbah premi antara
pihak asuransi dengan nasabah adalah 50%:50%.
f. Jika nasabah dapat melunaskan keseluruhan angsuran lebih cepat, maka FIF
Syariah tidak mengenakan biaya tambahan dari sisa pokok pelunasan yaitu sebesar
5%-7% dari outstanding pokok.
g. Bila nasabah tidak kuat bayar selama 2 bulan maka motor ditarik dengan cara
kekeluargaan dan motor tersebut dilelang , yang bilamana ada sisanya akan
dikembalikan uangnya kepada nasabah setelah dipotong sisa hutang.
h. Cara FIF Syariah kekeluargaan sehingga nasabah dapat tidur nyenyak, nyaman,
dan tentram serta berlimpah keberkahan dan nasabah tidak dibayang-bayangi
didatangi oleh “algojo-algojo seram” bila nasabah telat bayar cicilan.
i. Sistem pembiayaan FIF Syariah telah dirancang oleh Dewan Pengawas Syariah
Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia.
10. Tanggapan apa yang dilakukan FIF Syariah ketika produk yang sudah diterima
nasabah mengalami kerusakan atau cacat?
Jawab: Apabila produk/barang mengalami kerusakan atau cacat, maka FIF Syariah
bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kerusakan yang terjadi, masa waktu
untukmenggantikan barangnya yaitu tergantung kerusakan yang terjadi, bila
barang tersebut ada stoknya di perusahaan, maka hari itu juga diantar ke
nasabah sebagai pengganti dari barangnya yang rusak. Jika barangnya
mengalami kerusakan yang parah, maka di tunggu selama beberapa hari
untuk memperbaikinya atau mengganti dengan barang yang lainnya.