Upload
ngonhu
View
225
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS SURVEI KUANTITATIF
Pengetahuan – Sikap – Perilaku Masyarakat Di Sekitar Kompleks Hutan Rawa Gambut Sungai Putri
Disiapkan oleh:
AdeYuliani Communication & Outreach Coordinator Yayasan Titian ([email protected]/[email protected])
A. Landasan
1. Hutan rawa gambut mempunyai nilai ekologi, sosial dan ekonomi yang sangat penting di
Indonesia.
2. Hutan rawa gambut merupakan habitat penting orangutan (Pongo pygmaeus), pemijahan
ikan, reservoir air yang ditumbuhi oleh vegetasi hutan hujan selalu hijau (evergreen),
sumber mata pencaharian penduduk sekitar, sumber bahan makanan dan bahan bangunan.
3. Secara global lahan gambut menyimpan sekitar 329 - 525 giga ton (Gt) karbon atau 15-35 %
dari total karbon terestris.Tingginya kapasitas karbon yang mampu disimpan kawasan
gambut merupakan investasi bagi pemerintah dan masyarakat sekitar kawasan untuk
memperoleh insentif melalui mekanisme pembiayaan “karbon kredit” .
4. Kawasan hutan Sungai Pawan – Sungai Tolak yang secara administratif terletak di wilayah
Kecamatan Muara Pawan, Matan Hilir Utara dan Nanga Tayap, seluas + 70.000 hektar
memiliki gambut sangat dalam mencapai 8 – 11 meter dengan kandungan karbon mencapai
4127 ton c/ hektar.
5. Masyarakat di sekitar kompleks hutan Sungai Pawan – Sungai Tolak sangat bergantung
terhadap keberadaan hutan tersebut terutama terhadap kayu untuk mendapatkan uang
tunai, bahan bangunan dan alat-alat rumah tangga, cadangan air dan untuk mencegah
intrusi air laut.
6. Ancaman utama terhadap hutan Sungai Putri adalah pemanfaatan kayu tanpa ijin dan
pembukaan lahan untuk pertanian.
7. Kampanye bangga merupakan salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi
ancaman di Sungai Putri.
8. Guna merancang strategi kampanye yang efektif diperlukan pengumpulan data kawasan,
sosial dan ekonomi. Pengumpulan data ini dilakukan dengan metode workshop stakeholder,
wawancara tokoh kunci dan survey kuantitatif.
9. Survey kuantatif terutama dilakukan untuk validasi data hasil wawancara/ survey kualitatif
yang sudah dilakukan sebelumnya
B. Tujuan
Survey kuantitatif ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui sumber informasi yang dipercaya kelompok target dan saluran komunikasi
yang efektif untuk menyampaikan pesan
2. Mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman kelompok target terhadap isu konservasi
hutan rawa gambut Sungai Putri
3. Mengetahui tahapan perilaku kelompok target
4. Mengetahui respon kelompok target terhadap strategi penyingkir halangan yang akan
dikembangkan.
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Survey
Survey dilakukan di 4 desa target yaitu Tempurukan, Sungai Putri, Tanjung Baik Budi dan Kuala
Tolak Kec. Muara Pawan Kab Ketapang. Sedang sebagai pembanding juga dilakukan survey di
desa Kuala Satong Kec. Matan Hilir Utara Kab. Ketapang. Survey berlangsung selama 1 minggu
sejak 18 – 25 April 2009.
Survey dilakukan oleh 11 enumerator yang berasal dari daerah setempat. Sebelum survey
sebenarnya dimulai, enumerator dibekali dengan pengetahuan mengenai teknik wawancara
selama 1 hari. Kuisioner juga diujicobakan bersama enumerator untuk mengetahui jika ada hal-
hal yang perlu diperbaiki dalam kuisioner.
D. Alat dan Responden Survey
Peralatan yang digunakan dalam survey ini adalah:
1. Kuisioner sebagai alat pengumpul data
2. Alat tulis
3. Software Survey Pro untuk merancang dan menganalisis survey
Pemilihan responden dilakukan secara acak dengan menggunakan metode simple random
sampling. Jumlah responden yang diwawancarai 339 untuk desa target dan 226 untuk desa
pembanding. Responden merupakan kepala keluarga yang tinggal pada rumah dengan interval
5. Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan bantuan surveysampel.com. Distribusi sampel di
tiap desa target ditentukan berdasarkan persentase jumlah kepala keluarga.
Setiap rumah tangga kelima akan dikunjungi untuk diwawancarai kepala keluarganya. Jika
Kepala keluarga tidak berada di tempat, maka enumerator akan mengunjungi kembali rumah
tersebut di lain waktu. Sedang jika kepala keluarga tidak bersedia diwawancarai, enumerator
akan melewati rumah tersebut dan mencacah rumah tangga kelima berikutnya sampai kuota
terpenuhi.
Distribusi responden secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Distribusi Responden Secara Geografis
Kecamatan Desa Jumlah KK1
Persentase
Distribusi (%)
Jumlah
Sampel Enumerator
Muara Pawan Tempurukan 448 17.00 58 Syamsumin, Asri
Sungai Putri 605 21.00 71 Ruslan, Hamdan
Tanjung Baik Budi 814 28.30 96 Sauni, Sabran
Kuala Tolak 970 33.70 114 Roli Marjoko, Edi
TOTAL 100.00 556
Sementara untuk control, akan dilakukan di desa Kuala Satong Kec. Matan Hilir Utara Kab.
Ketapang. Jumlah sampel kontrol 226, yaitu 2/3 dari jumlah responden di desa target. Sehingga
total sampel yang diambil dalam survey ini adalah 556 KK.
E. Hasil Survey
1. Karakteristik Responden
Responden yang diwawancara sebagian besar bekerja sebagai petani (78,4%). Pada
umumnya petani di desa sekitar Hutan Rawa Gambut Sungai Putri juga memiliki pekerjaan
sampingan yang beragam. Diantaranya pekerja kayu, tukang bangunan dan nelayan.
Aktivitas sampingan ini dilakukan guna menambah pendapatan dari hasil pertanian.
1 Badan Pusat Statistik Kab Ketapang dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kab Ketapang. Kecamatan
Muara Pawan dalam Angka 2008. Ketapang. 2008.
Tabel 2. Pekerjaan Utama & Sampingan Responden
Jenis Pekerjaan Jumlah Persen Persen
0 100
Petani 265 78.4%
Kerja kayu 35 10.4%
Pedagang 26 7.7%
Nelayan 19 5.6%
Tukang 12 3.6%
Swasta 10 3.0%
Pegawai negeri/ TNI 9 2.7%
Tidak tentu 8 2.4%
Rumah tangga 6 1.8%
Pegawai BUMN 1 0.3%
Penganggur 1 0.3%
Staff honorer kecamatan 1 0.3%
Lain-lain 2 0.6%
Total 338 n/a
Mean --
Sumber: Analisis Data Primer, 2009
Masyarakat petani sebagian besar memiliki lahan sendiri (86,6% dari n=284). Luas lahan
bervariasi, namun rata-rata tiap KK memiliki 0,5 – 1 hektar lahan. Lahan tersebut
diupayakan menjadi ladang atau sawah. Selain itu, petani juga memiliki kebun buah-buahan
(termasuk kelapa), karet dan kebun campuran. Kebun-kebun ini biasanya merupakan
peninggalan orangtua dan telah dimiliki secara turun temurun.
Dari 339 responden yang diwawancarai, 320 responden berjenis kelamin laki-laki dan 19
responden perempuan (Tabel 3).
Sumber: Analisis Data Primer, 2009
Dalam kampanye ini, khalayak target yang akan dijangkau adalah petani karena berdasarkan
hasil survey kualitatif, petani merupakan kelompok yang melakukan ancaman langsung
terhadap Hutan Rawa Gambut Sungai Putri. Untuk memenuhi kebutuhan sekunder dan
tersiernya, setelah musim panen dan musim tanam petani pergi ke hutan untuk kerja kayu.
Petani yang mengalami gagal panen karena sawah ladangnya terkena air asin, juga
memanfaatkan kayu secara illegal di dalam kawasan.
Petani memanfaatkan kayu secara illegal di Hutan Sungai Putri secara berkelompok dengan
modal mandiri, atau bekerja dengan dimodali oleh cukong (timber boss).
2. Pilihan Media Petani
Tabulasi silang mengenai pilihan media informasi berdasarkan pekerjaan (petani) (n=265)
menunjukkan bahwa media yang paling banyak memberikan informasi selama 2 bulan
terakhir adalah televisi (93,6%) dan radio (25,7%). Secara lengkap mengenai media
informasi yang dipilih petani di tiap desa target disajikan dalam tabel 4.
Tabel 3. Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Jumlah Persen Persen
0 100
Laki-laki 320 94.4%
Perempuan 19 5.6%
Total 339 100.0%
Mean --
Tabel 4. Media yang Paling Banyak Memberikan Informasi pada Petani
Petani
Daerah Enumerasi
Desa Kuala Tolak
79
29.8%
Desa Tanjung Baik Budi
78
29.4%
Desa Sei Putri
57
21.5%
Desa Tempurukan
51
19.2%
Dalam 2 bulan terakhir,
media apa yang paling
sering memberikan
anda informasi?
(jawaban boleh lebih
dari 1)
Radio
33
41.8%
27
34.6%
7
12.3%
1
2.0%
Televisi 76
96.2%
66
84.6%
56
98.2%
50
98.0%
Koran 14
17.7%
8
10.3%
5
8.8%
2
3.9%
Papan informasi 1
1.3%
4
5.1%
0
0.0%
0
0.0%
Komunikasi
interpersonal
1
1.3%
0
0.0%
0
0.0%
1
2.0%
Tidak ada 1
1.3%
0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
Lain-lain 0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
Total *; * *; * *; * *; *
Freq Error* 4.3% 8.2% 3.5% 3.9%
Sumber: Analisis Data Primer, 2009
Radio Siaran Pemerintah Daerah Kab. Ketapang merupakan radio yang paling banyak
didengar oleh petani (Tabel 5). Di Kuala Tolak 29,8% petani mendengarkan RSPDK, 29,4% di
desa Tanjung Baik Budi, 21,5% di Desa Sei Putri dan 19,2% di desa Tempurukan.
Tabel 5. Radio yang Paling Banyak di Dengar Petani
Petani
Daerah Enumerasi
Desa Kuala Tolak
79
29.8%
Desa Tanjung Baik Budi
78
29.4%
Desa Sei Putri
57
21.5%
Desa Tempurukan
51
19.2%
Sebutkan 2 radio
yang paling sering
anda dengar:
RSPDK Ketapang
30
88.2%
30
96.8%
7
100.0%
0
0.0%
RRI Pontianak 3
8.8%
4
12.9%
0
0.0%
1
100.0%
Vinka FM 1
2.9%
3
9.7%
1
14.3%
0
0.0%
Delta FM 1
2.9%
4
12.9%
0
0.0%
0
0.0%
Radio TPI 4
11.8%
0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
RRI Jakarta 2
5.9%
0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
Lain-lain 0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
Total *; * *; * *; * *; *
Freq Error* 11.1% 6.3% 0.0% 0.0%
Sumber: Analisis Data Primer, 2009
Waktu petani mendengarkan radio bervariasi di tiap desa. Di desa Kuala Tolak 80% petani
(n=35) mendengarkan radio pada jam 15.01 – 18.00 Wib, di Tanjung Baik Budi 32,1% (n=28)
pada jam 09.01 – 12.00 Wib, di Sungai Putri dan Tempurukan pada jam 06.00 – 09.00 Wib
masing-masing sebanyak 57,1% (n=7) dan 100% (n=1)(Tabel 6).
Tabel 6. Waktu Petani Mendengarkan Radio
Petani
Daerah Enumerasi
Desa Kuala Tolak
79
29.8%
Desa Tanjung Baik Budi
78
29.4%
Desa Sei Putri
57
21.5%
Desa Tempurukan
51
19.2%
Biasanya pada jam
berapa anda
mendengarkan
radio?
06.00 - 09.00
1
2.9%
4
14.3%
4
57.1%
1
100.0%
09.01 - 12.00 2
5.7%
9
32.1%
0
0.0%
0
0.0%
12.01 - 15.00 2
5.7%
12
42.9%
1
14.3%
0
0.0%
15.01 - 18.00 28
80.0%
1
3.6%
2
28.6%
0
0.0%
18.01 - 21.00 0
0.0%
1
3.6%
0
0.0%
0
0.0%
21.01 - 05.59 2
5.7%
1
3.6%
0
0.0%
0
0.0%
Total 35
100.0%
28
100.0%
7
100.0%
1
100.0%
Freq Error* 13.5% 18.7% 37.4% 0.0%
ChiSq Significance Yes at 99.0%* Yes at 99.0%* Yes at 99.0%* Yes at 99.0%*
Sumber: Analisis Data Primer, 2009
Program radio yang disukai petani adalah berita, musik dan dialog. Program berita
didengarkan oleh 80,6% petani di Kuala Tolak, 80% di Tanjung Baik Budi dan 57,1% di Sungai
Putri. Sementara program musik juga didengarkan sebanyak 57,1% petani di Sungai Putri.
Sebanyak 100% petani mendengarkan program dialog di desa Tempurukan (Tabel 7).
Tabel 7. Program Radio yang Disukai Petani
Petani
Daerah Enumerasi
Desa Kuala Tolak
79
29.8%
Desa Tanjung Baik Budi
78
29.4%
Desa Sei Putri
57
21.5%
Desa Tempurukan
51
19.2%
Program apa yang
disukai?
Musik
5
13.9%
4
13.3%
4
57.1%
0
0.0%
Berita 29
80.6%
24
80.0%
4
57.1%
0
0.0%
Dialog 2
5.6%
5
16.7%
0
0.0%
1
100.0%
Ceramah agama 1
2.8%
0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
Lain-lain 0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
Total *; * *; * *; * *; *
Freq Error* 13.2% 14.6% 37.4% 0.0%
ChiSq Significance Yes at 50.0%* Yes at 50.0%* Yes at 50.0%* Yes at 50.0%*
Sumber: Analisis Data Primer, 2009
Media komunikasi di tingkat desa yang memungkinkan petani saling bertukar informasi juga
bervariasi. Di Kuala Tolak dan Sungai Putri media komunikasi yang dipilih petani adalah
pengajian mingguan, masing-masing sebanyak 63,6% dan 29,8%. Sementara di Tanjung Baik
Budi dan Tempurukan, media yang dipilih adalah musyarawah desa yaitu masing-masing
sebanyak 60,3% dan 76,5%.
3. Sumber yang Dipercaya
Di desa Kuala Tolak sebanyak 68,4% petani mempercayai Ketua RT sebagai sumber
informasi. Di Tanjung Baik Budi sebanyak 76,1% petani lebih mempercayai sesama anggota
masyarakat sebagai sumber informasi. DI Sei Putri 100% petani mempercayai ketua RT,
tokoh masyarakat, ulama, dukun kampung dan tetua adat sebagai sumber informasinya.
Sementara di Tempurukan 100% petani mempercayai kepala dusun, ketua RT dan ulama
sebagai sumber informasi. Secara lengkap disajikan dalam tabel 8.
Tabel 8. Sumber yang Dipercaya Petani
Petani
Daerah Enumerasi
Desa Kuala Tolak
79
29.8%
Desa Tanjung Baik Budi
78
29.4%
Desa Sei Putri
57
21.5%
Desa Tempurukan
51
19.2%
(A) Kepala Desa-
Tingkat Kepercayaan
Percaya
44
55.7%
53
70.7%
54
94.7%
34
68.0%
Tidak Tahu 8
10.1%
16
21.3%
2
3.5%
13
26.0%
Agak Percaya 25
31.6%
3
4.0%
1
1.8%
3
6.0%
Tidak Percaya 2
2.5%
3
4.0%
0
0.0
0
0.0%
Total 79
100.0%
75
100.0%
57
100.0%;
50
100.0%
Freq Error* 11.20% 10.50% 5.90% 13.20%
ChiSq Significance Yes at 99.0%* Yes at 99.0%* Yes at 99.0%* Yes at 99.0%*
(B) BPD-Tingkat
Kepercayaan
Percaya 10.30% 63.40% 95.70% 96.30%
Agak Percaya 44.90% 5.60% 0.00% 0.00%
Tidak Percaya 25.60% 4.20% 0.00% 3.70%
Tidak Tahu 19.20% 26.80% 4.30% 0.00%
Total 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
Mean - - - -
(C) Kepala Dusun-
Tingkat Kepercayaan
Percaya 48.10% 67.60% 95.60% 100.00%
Agak Percaya 38.00% 5.60% 0.00% 0.00%
Tidak Percaya 2.50% 5.60% 0.00% 0.00%
Tidak Tahu 11.40% 21.10% 4.40% 0.00%
Total 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
Mean - - - -
(D) Ketua RT-Tingkat
Kepercayaan
Percaya 68.40% 66.70% 100.00% 100.00%
Agak Percaya 21.50% 5.60% 0.00% 0.00%
Tidak Percaya 2.50% 2.80% 0.00% 0.00%
Tidak Tahu 7.60% 25.00% 0.00% 0.00%
Totals 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
Mean - - - -
(E) Tokoh Masyarakat-
Tingkat Kepercayaan
Percaya 38.70% 66.70% 100.00% 96.30%
Agak Percaya 42.70% 12.50% 0.00% 3.70%
Tidak Percaya 6.70% 0.00% 0.00% 0.00%
Tidak Tahu 12.00% 20.80% 0.00% 0.00%
Totals 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
Mean - - - -
(F) Ulama-Tingkat
Kepercayaan
Percaya 14.70% 58.20% 100.00% 100.00%
Agak Percaya 8.80% 1.50% 0.00% 0.00%
Tidak Percaya 44.10% 3.00% 0.00% 0.00%
Tidak Tahu 32.40% 37.30% 0.00% 0.00%
Totals 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
Mean - - - -
(G) Dukun kampung-
Tingkat Kepercayaan
Percaya 20.50% 35.80% 100.00% 96.30%
Agak Percaya 19.20% 6.00% 0.00% 0.00%
Tidak Percaya 17.90% 9.00% 0.00% 3.70%
Tidak Tahu 42.30% 49.30% 0.00% 0.00%
Totals 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
Mean - - - -
(H) Tetua Adat-Tingkat
Kepercayaan
Percaya 11.40% 27.60% 100.00% 96.30%
Agak Percaya 8.60% 5.20% 0.00% 3.70%
Tidak Percaya 25.70% 8.60% 0.00% 0.00%
Tidak Tahu 54.30% 58.60% 0.00% 0.00%
Totals 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
Mean - - - -
(I) Anggota
masyarakat lainnya-
Tingkat Kepercayaan
Percaya 14.30% 76.10% 97.20% 92.60%
Agak Percaya 39.00% 8.50% 2.80% 3.70%
Tidak Percaya 13.00% 0.00% 0.00% 3.70%
Tidak Tahu 33.80% 15.50% 0.00% 0.00%
Totals 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
Mean - - - -
Sumber: Analisis Data Primer, 2009
4. Pengetahuan dan Sikap terhadap Isu Kunci
Pengetahuan petani terhadap hutan rawa gambut sudah cukup baik. Sebagian besar petani
di seluruh desa target mengetahui bahwa tanggung jawab menjaga hutan merupakan
tanggung jawab bersama (Tabel 9).
Tabel 9. Pengetahuan Petani terhadap Tanggung Jawab Menjaga
Hutan Rawa Gambut Sungai Putri
Petani
Daerah Enumerasi
Desa Kuala Tolak
79
29.8%
Desa Tanjung Baik Budi
78
29.4%
Desa Sei Putri
57
21.5%
Desa Tempurukan
51
19.2%
(24) Bagi anda
menjaga hutan
merupakan:
Tanggung jawab
bersama
63
79.7%
71
92.2%
53
93.0%
50
98.0%
Tanggung jawab
petugas kehutanan
11
13.9%
3
3.9%
1
1.8%
0
0.0%
Bukan tanggung jawab
saya
4
5.1%
2
2.6%
3
5.3%
1
2.0%
Lain-lain 1
1.3%
1
1.3%
0
0.0%
0
0.0%
Total 79
100.0%
77
100.0%
57
100.0%
51
100.0%
Freq Error* 9.0% 6.1% 6.8% 3.9%
ChiSq Significance Yes at 75.0%* Yes at 75.0%* Yes at 75.0%* Yes at 75.0%*
Sumber: Analisis Data Primer, 2009
Petani menyebutkan fungsi hutan rawa gambut sebagai tempat hidup orangutan dan satwa
lainnya, penyimpan air dan sumber kayu (Tabel 10). Hanya sedikit yang mengetahui fungsi
hutan rawa gambut sebagai penyimpan karbon. Ini berarti penyampaian informasi mengenai
hutan sebagai penyimpan karbon perlu diperkuat guna memperoleh dukungan masyarakat
untuk proyek perdagangan karbon yang akan dikembangkan di Sungai Putri.
Tabel 10. Pengetahuan Petani terhadap Fungsi Hutan Rawa Gambut
Petani
Daerah Enumerasi
Desa Kuala Tolak
79
29.8%
Desa Tanjung Baik
Budi 78
29.4%
Desa Sei Putri
57
21.5%
Desa Tempurukan
51
19.2%
(25) Apa yang anda
ketahui mengenai
fungsi hutan rawa
gambut? (Jawaban
bisa lebih dari 1)
Tempat hidup
orangutan dan
satwa lainnya
55
69.6%
50
64.1%
38
66.7%
26
51.0%
Penyimpan air 50
63.3%
48
61.5%
48
84.2%
15
29.4%
Sumber kayu 36
45.6%
19
24.4%;
12
21.1%
0
0.0%
Penahan air asin 19
24.1%
15
19.2%
1
1.8%
2
3.9%
Penyimpan karbon 4
5.1%
19
24.4%
8
14.0%
2
3.9%
Tidak tahu 4
5.1%
0
0.0%
1
1.8%
9
17.6%
Sumber uang tunai 2
2.5%
1
1.3%
2
3.5%
0
0.0%
Lain-lain 1
1.3%
0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
Total *; * *; * *; * *; *
Freq Error* 10.3% 10.9% 9.7% 14.0%
ChiSq Significance Yes at 99.0%* Yes at 99.0%* Yes at 99.0%* Yes at 99.0%*
Sumber: Analisis Data Primer, 2009
Mengenai dampak penebangan di hutan rawa gambut, petani menyebutkan punahnya
satwa, kekeringan dan intrusi air laut. Pengetahuan ini merata dimiliki oleh petani di semua
desa target (Tabel 11).
Tabel 11. Pengetahuan Petani terhadap Dampak Penebangan
di Hutan Rawa Gambut Sungai Putri
Petani
Daerah Enumerasi
Desa Kuala Tolak
79
29.8%
Desa Tanjung Baik Budi
78
29.4%
Desa Sei Putri
57
21.5%
Desa Tempurukan
51
19.2%
(27) Apa akibat
pemanfaatan kayu
di hutan rawa
gambut (Jawaban
boleh lebih dari
1)?
Punahnya satwa
48
61.5%
34
44.2%
44
77.2%
14
27.5%
Kekeringan 7
9.0%
17
22.1%;
40
70.2%
9
17.6%
Masuknya air laut 32
41.0%
20
26.0%;
3
5.3%
7
13.7%
Tidak tahu 4
5.1%
2
2.6%
3
5.3%
18
35.3%
Kebutuhan kayu
masyarakat
terjamin
2
2.6%
6
7.8%
3
5.3%
1
2.0%
Tidak ada 0
0.0%
5
6.5%
0
0.0%
2
3.9%
Lain-lain 2
2.6%
0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
Total *; * *; * *; * *; *
Freq Error* 11.0% 11.3% 11.1% 13.4%
ChiSq Significance Yes at 99.0%* Yes at 99.0%* Yes at 99.0%* Yes at 99.0%*
Sumber: Analisis Data Primer, 2009
Mengenai strategi yang akan dikembangkan, ternyata sebagian besar petani sudah
mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai Credit Union (Tabel 12). Mereka
menyatakan bahwa Credit Union merupakan wadah simpan pinjam yang dapat memberikan
anggotanya kemudahan dalam menyimpan dan meminjam uang. Melalui CU modal untuk
usaha dapat diakses dan pada akhirnya usaha yang dikembangkan dapat meningkatkan
kesejahteraan. Dasar pengetahuan ini perlu ditingkatkan sehingga petani juga menyadari
bahwa keberhasilan CU tidak terlepas dari dukungan dan peran serta mereka.
Tabel 12. Pengetahuan Petani terhadap Credit Union
Petani
Daerah Enumerasi
Desa Kuala Tolak
79
29.8%
Desa Tanjung Baik Budi
78
29.4%
Desa Sei Putri
57
21.5%
Desa Tempurukan
51
19.2%
(33) Apa yang anda
ketahui tentang Credit
Union?
Wadah untuk simpan
pinjam
6
50.0%
14
87.5%
7
50.0%
2
66.7%
Belum begitu paham 4
33.3%
0
0.0%
3
21.4%
0
0.0%
Usaha bersama untuk
simpan pinjam
1
8.3%
0
0.0%
2
14.3%
0
0.0%
Dapat meningkatkan
kesejahteraan
0
0.0%
1
6.3%
0
0.0%
1
33.3%
Koperasi simpan pinjam 0
0.0%
0
0.0%
2
14.3%
0
0.0%
Lain-lain 1
8.3%
1
6.3%
0
0.0%
0
0.0%
Totals *; * *; * *; * *; *
Freq Error* 28.9% 16.5% 26.7% 54.4%
ChiSq Significance Yes at 50.0%* Yes at 50.0%* Yes at 50.0%* Yes at 50.0%*
Sumber: Analisis Data Primer, 2009
Hampir semua petani menyetujui kalau hutan rawa gambut perlu dilestarikan (Tabel 13).
Namun tidak demikian dengan hubungan antara penebangan dan intrusi air laut. Di Tanjung
Baik Budi 60,3% petani menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pernyataan ini. Mengenai
pembukaan lahan pertanian baru yang akan berdampak terhadap ekosistem hutan rawa
gambut, petani di Kuala Tolak, Tanjung Baik Budi dan Sei Putri menyetujuinya. Sedang di
Tempurukan sebanyak 52,9% menyatakan tidak tahu mengenai hal ini. Namun demikian,
hampir semua petani menyatakan persetujuan terhadap upaya penegakan hukum untuk
pemberantasan illegal logging di hutan Sungai Putri.
Khusus untuk Credit Union, di Kuala Tolak dan Sungai Putri banyak petani yang menyatakan
tidak tahu apakah Credit Union perlu dikembangkan bersama sebagai wadah penciptaan
modal. Sebanyak 58,2% petani di Kuala Tolak dan 66,7% di Sungai Putri menyatakan hal ini
padahal mereka sudah memiliki pengetahuan dasar mengenai Credit Union.
Tabel 13. Tingkat Persetujuan Petani terhadap Isu Pokok
Petani
Daerah Enumerasi
Desa Kuala Tolak
79
29.8%
Desa Tanjung Baik Budi
78
29.4%
Desa Sei Putri
57
21.5%
Desa Tempurukan
51
19.2%
Hutan rawa gambut
perlu dilestarikan-
Tingkat persetujuan
Sangat setuju
22
27.8%
42
53.8%
41
71.9%
22
43.1%
Setuju 43
54.4%
36
46.2%
10
17.5%
26
51.0%
Tidak tahu 7
8.9%
0
0.0%
5
8.8%
3
5.9%
Tidak setuju 7
8.9%
0
0.0%
1
1.8%
0
0.0%
Total 79
100.0%
78
100.0%
57
100.0%
51
100.0%
Freq Error* 11.2% 11.3% 11.9% 14.0%
ChiSq Significance Yes at 99.0%* Yes at 99.0%* Yes at 99.0%* Yes at 99.0%*
Penebangan di hutan
rawa gambut dapat
menyebabkan air asin
masuk ke lahan
pertanian
masyarakat-Tingkat
persetujuan
Sangat setuju
16.5%
6.4%
38.6%
19.6%
Setuju 41.8% 23.1% 12.3% 45.1%
Tidak setuju 22.8% 60.3% 17.5% 19.6%
Tidak tahu 19.0% 10.3% 31.6% 15.7%
Total 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Pembukaan lahan
pertanian baru
merupakan masalah
bagi hutan rawa
gambut-Tingkat
persetujuan
Sangat setuju
1.3%
12.8%
35.1%
2.0%
Setuju 48.1% 43.6% 19.3% 31.4%
Tidak setuju 26.6% 19.2% 12.3% 13.7%
Tidak tahu 24.1% 24.4% 33.3% 52.9%
Total 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Penegakan hukum
perlu dilakukan untuk
mengurangi
penebangan di hutan
rawa gambut-Tingkat
persetujuan
Sangat setuju
20.3%
24.4%
50.9%
33.3%
Setuju 48.1% 65.4% 22.8% 35.3%
Tidak setuju 11.4% 1.3% 8.8% 2.0%
Tidak tahu 20.3% 9.0% 17.5% 29.4%
Total 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Bersama-sama perlu
mengembangkan CU
sebagai wadah untuk
menyimpan uang dan
menciptakan modal
bersama-Tingkat
persetujuan
Sangat setuju
11.4%
22.1%
26.3%
43.1%
Setuju 26.6% 63.6% 3.5% 41.2%
Tidak setuju 3.8% 3.9% 3.5% 2.0%
Tidak tahu 58.2% 10.4% 66.7% 13.7%
Total 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Sumber: Analisis Data Primer, 2009
Terkait dengan dukungan terhadap isu pokok, sebagian besar khalayak menyatakan sulit,
tidak tahu/ tidak yakin atau netral (Tabel 14). Hanya sebagian kecil petani yang menyatakan
tidak membuka hutan rawa gambut merupakan hal yang mudah. Di Kuala Tolak hanya 2,5%
petani yang menyatakan mudah, di Tanjung Baik Budi 16%, Sei Putri 7% dan Tempurukan
5%. Sulit menahan diri sendiri untuk tidak membuka hutan rawa gambut juga menyebabkan
petani sulit mencegah orang lain yang akan membuka hutan.
Memberitahu orang lain tentang manfaat hutan rawa gambut Sungai Putri dinyatakan oleh
65,8% petani di Kuala Tolak sebagai hal yang sulit. Sementara di Tanjung Baik Budi ada
52,5% petani yang menyatakan sulit dan tidak tahu/ tidak yakin. Sama halnya dengan di Sei
Putri, 57,1% petani menyatakan hal serupa. Di Tempurukan, sebanyak 88% petani
menyatakan sulit dan tidak tahu/ tidak yakin dapat memberitahu orang lain tentang
manfaat hutan rawa gambut.
Sementara untuk pengembangan Credit Union, hampir sebagian besar petani menyatakan
tidak tahu/ tidak yakin. Di Kuala Tolak 65,7% petani menyatakan tidak tahu/ tidak yakin,
demikian juga dengan 59,6% khalayak di Sei Putri dan 40% khalayak di Tempurukan. Sedang
di Tanjung Baik Budi, 39,7% khalayak menyatakan netral terhadap pernyataan ini.
Tabel 14. Dukungan Petani terhadap Isu Pokok
Petani
Daerah Enumerasi
Desa Kuala Tolak
79
29.8%
Desa Tanjung Baik Budi
78
29.4%
Desa Sei Putri
57
21.5%
Desa Tempurukan
51
19.2%
(A) Tidak
melakukan
pembukaan
hutan rawa
gambut
Netral
42
53.2%
26
33.3%
15
26.3%
16
32.0%
Sulit 27
34.2%
27
34.6%
28
49.1%
12
24.0%
Tidak tahu/tidak
yakin
8
10.1%
9
11.5%
10
17.5%
17
34.0%
Mudah 2
2.5%
16
20.5%
4
7.0%
5
10.0%
Total 79
100.0%
78
100.0%
57
100.0%
50
100.0%
Freq Error* 11.2% 10.8% 13.2% 13.4%
ChiSq
Significance
Yes at 99.0% Yes at 99.0% Yes at 99.0% Yes at 99.0%
(B)
Memberitahu
orang lain
mengenai
manfaat hutan
rawa gambut
Mudah
15.2%
47.4%
42.1%
8.0%
Netral 12.7% 19.2% 5.3% 4.0%
Sulit 65.8% 26.9% 43.9% 62.0%
Tidak tahu/tidak
yakin
6.3% 6.4% 8.8% 26.0%
Total 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
(C) Mencegah
orang lain untuk
tidak membuka
hutan rawa
gambut
Mudah
1.3%
5.1%
3.5%
0.0%
Netral 10.1% 11.5% 1.8% 0.0%
Sulit 83.5% 78.2% 82.5% 70.0%
Tidak tahu/tidak
yakin
5.1% 5.1% 12.3% 30.0%
Total 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
(D) Bersepakat
mengembangkan
Credit Union
Mudah
1.3%
26.9%
15.8%
34.0%
Netral 12.7% 39.7% 15.8% 20.0%
Sulit 20.3% 15.4% 8.8% 6.0%
Tidak tahu/tidak
yakin
65.8% 17.9% 59.6% 40.0%
Total 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Sumber: Analisis Data Primer, 2009
5. Perilaku
Dari 79 petani yang disurvei di Kuala Tolak, hanya 27,9% yang akan melaporkan aktvitivas
penebangan liar pada aparat penegak hukum atau aparat desa. Di Sei Putri, hanya 12,3%
dari 57 petani yang bersedia melapor. Sementara di Tempurukan 23,5% petani bersedia
melapor jika melihat penebangan liar di hutan rawa gambut Sungai Putri. Berbeda halnya
dengan petani di Tanjung Baik Budi, 70% akan melapor pada aparat desa dan penegak
hukum baik dari dari kepolisian maupun Dinas Kehutanan (Tabel 15).
Berdasarkan hasil survey kualitatif, keengganan petani melaporkan penebangan liar
dikarenakan ketidakpercayaan terhadap performa aparat penegak hukum, khususnya dari
kepolisian. Oknum kepolisian seringkali meminta pungutan liar pada truk-truk pengangkut
kayu illegal dari hutan Sungai Putri. Setiap 1 rit angkutan, biasanya mereka meminta
pungutan minimal sebesar Rp 50.000.
Tabel 15. Perilaku Petani Jika Melihat Aktivitas Penebangan
Petani
Daerah Enumerasi
Desa Kuala Tolak
79
29.8%
Desa Tanjung Baik Budi
78
29.4%
Desa Sei Putri
57
21.5%
Desa Tempurukan
51
19.2%
(43) Apa yang anda
lakukan ketika
melihat kegiatan
pemanfaatan kayu di
hutan rawa gambut?
Diam saja
52
65.8%
22
28.2%
50
87.7%
34
66.7%
Menegur pelaku 12
15.2%
46
59.0%
6
10.5%
2
3.9%
Melapor pada aparat
desa
9
11.4%
8
10.3%
1
1.8%
10
19.6%
Tidak tahu 5
6.3%
1
1.3%
0
0.0%
5
9.8%
Melapor pada polisi
setempat
0
0.0%
1
1.3%
0
0.0%
0
0.0%
Melapor kepada yang
berwenang
menangani masalah
kehutanan
1
1.3%
0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
Berdiskusi dengan
pelaku
0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
Biasa-biasa saja 0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
Memberitahukan
manfaat hutan untuk
masa depan
0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
Lain-lain 0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
Total 79
100.0%
78
100.0%
57
100.0%
51
100.0%
Freq Error* 10.7% 11.1% 8.7% 13.2%
ChiSq Significance Yes at 95.0%* Yes at 95.0%* Yes at 95.0%* Yes at 95.0%*
Sumber: Analisis Data Primer, 2009
Lebih dari 70% petani dari 4 desa (n=265) juga belum pernah mendiskusikan tentang hutan
rawa gambut Sungai Putri maupun aktivitas pemanfaatan kayu disana dengan orang-orang
di sekitar mereka (Tabel 16 dan 17).
Tabel 16. Komunikasi Interpersonal Petani tentang
Hutan Rawa Gambut Sungai Putri
Petani
265
(39) Dalam sebulan terakhir, pernahkan anda
membicarakan dengan orang lain mengenai
hutan rawa gambut? (Jika Tidak, langsung ke
nomer berikutnya)
Ya
54
20.5%
Tidak 210
79.5%
Total 100.0%
Freq Error* 5.0%
ChiSq Significance NA
Sumber: Analisis Data Primer, 2009
Tabel 17. Komunikasi Interpersonal Petani tentang Pemanfaatan Kayu
di Hutan Rawa Gambut Sungai Putri
.
Petani
265
(40) Dalam sebulan terakhir, pernahkan anda
membicarakan tentang pemanfaatan kayu di
dalam hutan rawa gambut Tempurukan - Kuala
Tolak?
Ya
59
22.6%
Tidak 202
77.4%
Totals 261
100.0%
Freq Error* 5.2%
ChiSq Significance NA
Sumber: Analisis Data Primer, 2009
Meskipun demikian, petani sudah mempertimbangkan untuk melindungi hutan rawa
gambut Sungai Putri dan mengajak orang di sekitarnya untuk berpartisipasi (Tabel 18).
Tabel 18. Perilaku Petani Jika Mengetahui Manfaat Hutan Rawa Gambut
Petani
Daerah Enumerasi
Desa Kuala Tolak
79
29.8%
Desa Tanjung Baik Budi
78
29.4%
Desa Sei Putri
57
21.5%
Desa Tempurukan
51
19.2%
(44) Apa yang akan
anda lakukan ketika
mengetahui manfaat
hutan rawa gambut?
Tertarik untuk ikut
melindunginya
20
25.3%
19
24.4%
38
66.7%
34
66.7%
Mengajak orang
sekitar saya untuk
melindunginya
21
26.6%
42
53.8%
3
5.3%
8
15.7%
Tidak tahu manfaat
hutan rawa gambut
24
30.4%
6
7.7%
4
7.0%
6
11.8%
Berani menegur
orang yang merusak
hutan rawa gambut
3
3.8%
9
11.5%
0
0.0%
2
3.9%
Tidak peduli 3
3.8%
1
1.3%
7
12.3%
0
0.0%
Tidak tahu 3
3.8%
1
1.3%
5
8.8%
1
2.0%
Biasa-biasa saja 3
3.8%
0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
Tidak ada 1
1.3%
0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
Mengolah lahan
gambut
0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
Saat ini tidak
mengetahui manfaat
hutan rawa gambut
0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
Lain-lain 1
1.3%
0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
Total 100.0%; 79 100.0%; 78 100.0%; 57 100.0%; 51
Freq Error* 10.3% 11.3% 12.5% 13.2%
ChiSq Significance Yes at 99.0%* Yes at 99.0%* Yes at 99.0%* Yes at 99.0%*
Sumber: Analisis Data Primer, 2009
Sementara mengenai Credit Union 95,8% petani dari 4 desa (n=265) belum pernah
mendiskusikannya dengan orang di sekitar mereka (Tabel 19).
Tabel 19. Komunikasi Interpersonal Petani tentang Credit Union
Petani
265
(41) Dalam sebulan terakhir, pernahkah anda
membicarakan tentang Credit Union dengan
orang lain? (Jika Tidak, langsung ke nomor
selanjutnya)
Ya
11
4.2%
Tidak 253
95.8%
Total 264
100.0%
Freq Error* 2.5%
ChiSq Significance NA
Sumber: Analisis Data Primer, 2009
6. Hambatan dalam Mengubah Perilaku
Ketika ditanyakan hambatan pelestarian hutan rawa gambut Sungai Putri, 23% petani
menyatakan tidak tahu. Tujuh belas koma tujuh persen (17,7%) menyatakan kebakaran
yang terjadi setiap musim kemarau-lah yang menjadi hambatan. Hambatan lainnya adalah
kurangnya kesadaran masyarakat (16,6%) (Tabel 20). Alasan yang dberikan oleh petani
cenderung untuk melindungi akses mereka terhadap hutan rawa gambut Sungai Putri.
Tabel 20. Hambatan Pelestarian Hutan Rawa Gambut Sungai Putri
Petani
265
(47) Sebutkan 2 hal menurut anda yang menjadi
hambatan pelestarian hutan rawa gambut
Tempurukan - Kuala Tolak?
Tidak tahu
61
23.0%
Kebakaran setiap musim kemarau 47
17.7%
Kurangnya kesadaran masyarakat 44
16.6%
Tidak ada biaya 40
15.1%
Desakan ekonomi 35
13.2%
Aktivitas penebangan liar 24
9.1%
Tidak ada alternatif pekerjaan 24
9.1%
Kebutuhan masyarakat akan kayu 18
6.8%
Semangat kerja sama masyarakat kurang 12
4.5%
Tidak ada irigasi 10
3.8%
Kurangnya informasi 9
3.4%
Tidak ada modal usaha 8
3.0%
Penegakan hukum lemah 7
2.6%
Belum ada yang menggerakkan 6
2.3%
Hutan tergenang air 5
1.9%
Lahan terlalu luas 5
1.9%
Perhatian pemerintah daaerah terhadap
kawasan kurang
3
1.1%
Tidak ada bibit 3
1.1%
Ketiadaan bibit 2
0.8%
Pembukaan lahan untuk kebun 2
0.8%
Petugas kehutanan/kepolisian kurang bekerja
sama dengan masyarakat
2
0.8%
Tidak punya skill 2
0.8%
Lain-lain 11
4.2%
Total *; *
Freq Error* 5.2%
ChiSq Significance NA
Sumber: Analisis Data Primer, 2009
Ada 2 hal yang menurut petani menjadi hambatan dalam mengembangkan Credit Union,
yaitu keterbatasan pengetahuan mengenai Credit Union (32,6%) dan menumbuhkan
kepercayaan masyarakat (8%) (Tabel 21). Ini dikarenakan sosialisasi mengenai Credit Union
selama ini baru sekali dilakukan.
Masalah kepercayaan juga menjadi poin penting. Dari survey kualitatif diketahui jika
sebelumnya di desa target sudah pernah ada wadah penciptaan modal dalam bentuk
koperasi. Akan tetapi tidak berjalan dengan baik karena modal yang tersimpan
diselewengkan oleh oknum pengurus. Pernah juga terjadi, pengurus koperasi yang dipilih
hanya karena pertalian saudara sehingga akhirnya koperasi menjadi eksklusif untuk
kelompok tertentu.
Tabel 21. Hambatan Pengembangan Credit Union
Petani
265
(49) Sebutkan 2 hal yang menurut anda menjadi
hambatan untuk mengembangkan Credit Union
di desa
Tidak tahu
154
59.0%
Keterbatasan pengetahuan mengenai CU 85
32.6%
Menumbuhkan kepercayaan masyarakat 21
8.0%
Taraf hidup masyarakat rendah 12
4.6%
CU belum berdiri 5
1.9%
Kerja sama masyarakat kurang 5
1.9%
Keterbatasan skill 3
1.1%
CU identik dengan umat nasrani 2
0.8%
Pola pikir masyarakat yang sulit berubah 2
0.8%
Syarat keanggotaan terlalu berat 2
0.8%
Lain-lain 3
1.1%
Total *; *
Freq Error* 6.1%
ChiSq Significance NA
Sumber: Analisis Data Primer, 2009
7. Rangkaian Kesatuan Perubahan Perilaku
Hasil survey ini menunjukkan bahwa terkait dengan hutan rawa gambut Sungai Putri,
perilaku petani sudah pada tahapan aksi (tindakan). Sedang terkait dengan Credit Union,
perilaku petani baru pada tahapan pra perenungan (Tabel 22).
Tabel 22. Tahapan Perilaku Petani Terkait
Hutan Rawa Gambut Sungai Putri
22a. Aktivitas Pemanfaatan Kayu
Petani
265
(18) Saya akan membacakan 6 pernyataan
mengenai pemanfaatan kayu di hutan rawa
gambut. Pilihlah 1 pernyataan yang paling sesuai
dengan anda:
Sebulan terakhir, saya tidak pernah lagi
memanfaatkan kayu di hutan rawa gambut.
64
35.8%
Selama sebulan terakhir, saya telah memikirkan
untuk berhenti memanfaatkan kayu di hutan
rawa gambut dan bermaksud melakukannya di
masa depan
37
20.7%
Selama sebulan terakhir, saya pernah
memikirkan untuk berhenti memanfaatkan kayu
di hutan rawa gambut, tapi belum melakukannya
26
14.5%
Selama sebulan terakhir, saya belum pernah
memikirkan untuk berhenti memanfaatkan kayu
di hutan rawa gambut
20
11.2%
Sebulan terakhir, saya telah mengurangi
kegiatan pemanfaatan kayu di hutan rawa
gambut .
18
10.1%
Sebulan terakhir, saya telah memikirkan untuk
berhenti memanfaatkan kayu di hutan rawa
gambut dan bermaksud melakukannya di masa
depan. Saya juga sudah membicarakan
mengenai hal ini dengan orang lain.
14
7.8%
Total 179
100.0%
Freq Error* 7.2%
ChiSq Significance NA
Sumber: Analisis Data Primer, 2009
22b. Pembukaan Lahan Baru
Petani
265
(22) Saya akan membacakan 6 pernyataan
mengenai pembukaan lahan pertanian/
perkebunan di hutan rawa gambut. Pilihlah 1
pernyataan yang paling sesuai dengan anda.
Setahun terakhir, saya tidak pernah lagi
membuka lahan di hutan rawa gambut.
82
41.2%
Selama setahun terakhir, saya telah menimbang
untuk tidak membuka lahan pertanian di hutan
rawa gambut dan bermaksud melakukannya di
masa depan.
36
18.1%
Selama setahun terakhir, saya pernah
menimbang untuk tidak membuka lahan
pertanian di hutan rawa gambut tapi belum
melakukannya.
31
15.6%
Selama setahun terakhir, saya belum pernah
memikirkan untuk tidak membuka lahan
pertanian di hutan rawa gambut.
22
11.1%
Setahun terakhir, saya telah menimbang tidak
membuka lahan pertanian di hutan rawa gambut
dan bermaksud melakukannya di masa depan.
Saya juga sudah membicarakan mengenai hal ini
pada orang lain
18
9.0%
Setahun terakhir, saya sudah mengurangi
pembukaan lahan baru di hutan rawa gambut.
10
5.0%
Total 199
100.0%
Freq Error* 7.0%
ChiSq Significance NA
Sumber: Analisis Data Primer, 2009
Tabel 23. Tahapan Perilaku Terkait Credit Union
Petani
265
(23) Saya akan membacakan 6 pernyataan
mengenai pengembangan wadah untuk
menyimpan uang dan menciptakan modal
bersama. Pilihlah 1 yang paling sesuai dengan
anda. Selama sebulan terakhir, saya belum
pernah memikirkan untuk mengembangkan
wadah untuk menyimpan uang dan menciptakan
modal bersama.
135
51.1%
Sebulan terakhir saya sudah memikirkan untuk
mengembangkan wadah untuk menyimpan uang
dan menciptakan modal bersama, tapi belum
melakukannya.
60
22.7%
Sebulan terakhir saya sudah memikirkan untuk
mengembangkan wadah untuk menyimpan uang
& menciptakan modal bersama & bermaksud
melakukannya di masa depan. Saya juga sudah
membicarakannya dgn orang lain
37
14.0%
Sebulan terakhir saya sudah memikirkan untuk
mengembangkan wadah untuk menyimpan uang
dan menciptakan modal bersama dan bermaksud
melakukannya di masa depan.
27
10.2%
Sebulan terakhir saya sudah membuat wadah
untuk menyimpan uang dan menciptakan modal
bersama.
3
1.1%
Sebulan terakhir saya sudah mulai
mengembangkan wadah untuk menyimpan uang
dan menciptakan modal bersama.
2
0.8%
Total 264
100.0%
Freq Error* 6.2%
ChiSq Significance NA
Sumber: Analisis Data Primer, 2009
a. Manfaat
Petani menyatakan jika hutan rawa gambut terjaga, maka satwa juga akan lestari
(41,3%) dan dapat mencegah banjir (26,5%). Sementara 69,1% petani menyatakan
belum tahu manfaat Credit Union. Hanya 17,2% yang menyatakan melalui CU mereka
akan mendapatkan kemudahan memperoleh modal usaha.
b. Flagship Species
Orangutan telah diidentifikasi petani sebagai mascot hutan rawa gambut Sungai Putri
(62,4%)(Diagram 1).
Diagram 1. Flagship Species Hutan Rawa Gambut Sungai Putri
Sumber: Analisis Data Primer, 2009
F. Memahami Khalayak
Khalayak Primer - Petani
Hal yang diketahui
mengenai khalayak
primer
Petani pada umumnya memiliki sawah/ ladang dengan luas rata-rata 0,5 -1 hektar.
Selain itu, petani juga memiliki kebun (buah, kelapa atau karet) dengan luasan
antara 0,25 – 1 hektar. Kebun-kebun ini umumnya merupakan warisan orang tua
dan sudah dimiliki secara turun temurun. Tingkatan umur petani mulai dari 20 –
60 tahun. Rata-rata petani mengenyam pendidikan sampai Sekolah Dasar. Setiap
musim tanam dan panen mereka bekerja di sawah/ ladang mereka. Biasanya
mereka mulai bekerja dari pukul 08.00 hingga 11.00. Sebelum dzuhur mereka
kembali ke rumah untuk beristirahat. Baru kemudian pada pukul 14.00
melanjutkan bekerja hingga pukul 5 sore. Di luar musim tanam dan musim panen,
petani melakukan usaha lain untuk menambah pendapatan mereka. Terlebih lagi
jika ladang/ sawah mereka mangalami puso karena masuknya air laut. Usaha yang
dilakukan petani bermacam-macam. Ada yang mencari ikan di laut, menjadi buruh
perkebunan besar, tukang dan masuk hutan rawa gambut Sungai Putri untuk kerja
kayu. Sebenarnya banyak petani berkeinginan mengembangkan usaha pertanian,
namun mereka mempunyai kendala modal. Petani tidak bisa mengakses modal
dari bank karena dianggap pekerjaannya sangat tergantung dengan alam dan
beresiko tinggi.
Pengetahuan petani mengenai hutan rawa gambut Sungai Putri sudah cukup
memadai. Menurut mereka hutan rawa gambut berfungsi sebagai tempat hidup
orangutan dan satwa lainnya. Selain itu juga sebagai penyimpan air dan sumber
kayu. Petani menyadari bahwa menjaga hutan rawa gambut Sungai Putri juga
merupakan bagian dari tanggung jawab mereka.
Kecuali petani di Tanjung Baik Budi yang masih pada tahap persiapan, petani di 3
desa lainnya sudah berada pada tahap aksi dalam hal perubahan perilaku yang
diperlukan untuk mengurangi ancaman penebangan di hutan Sungai Putri.
Meskipun demikian, petani belum bisa mencegah pihak lain yang merambah
hutan. Sebagian besar memang petani sudah tidak lagi memanfaatkan kayu di
hutan Sungai Putri, namun mereka memilih diam ketika melihat aktivitas
penebangan illegal di sana.
Dalam hal perilaku untuk mengurangi pembukaan lahan untuk tujuan budidaya,
hanya petani di Kuala Tolak dan Tempurukan yang sudah pada tahapan aksi.
Petani di Tanjung Baik Budi pada tahap persiapan, sedang petani di Sungai Putri
baru pada tahap perenungan.
Pengetahuan Pengetahuan petani mengenai fungsi hutan rawa gambut sudah cukup merata.
Petani menyatakan hutan rawa gambut merupakan habitat satwa dan sebagai
penahan air. Mereka juga tahu, rusaknya hutan Sungai Putri akan berakibat
punahnya satwa, kekeringan dan intrusi air laut.
Petani juga mengetahui Credit Union sebagai wadah untuk mereka menyimpan
dan meminjam modal. Dasar pengetahuan ini belum cukup untuk membuat
petani memahami manfaat CU. Selain itu perlu dimunculkan kesadaran mereka
bahwa CU tidak akan berhasil tanpa dukungan dan peran serta aktif petani sebagai
anggota.
Jika dapat mengakses modal dari Credit Union, petani di Sei Putri dan Tanjung Baik
Budi akan memanfaatkannya untuk mengembangkan usaha pertanian. Sementara
petani di Kuala Tolak dan Tempurukan masih belum tahu modal tersebut akan
dimanfaatkan untuk apa. Namun meskipun mengetahui manfaat Credit Union,
petani masih menyatakan kurangnya pengetahuan dan keraguan mereka terhadap
CU akan menjadi hambatan pengembangan CU.
Sikap Bagi petani, melestarikan hutan rawa gambut Sungai Putri akan menjamin
ketersediaan air dan mencegah masuknya air asin. Petani sepakat bahwa hutan
rawa gambut Sungai Putri perlu dilestarikan. Petani di Kuala Tolak, Sei Putri dan
Tempurukan menyadari jika penebangan dapat menyebabkan intrusi air laut.
Namun tidak demikian dengan petani di Tanjung Baik Budi. Enam puluh koma tiga
persen (60,3%) petani tidak menyetujui hal ini. Mengenai pembukaan lahan yang
akan berdampak terhadap ekosistem hutan Sungai Putri, hanya petani di
Tempurukan yang tidak menyetujui hal tersebut (52,9%).
Petani di Kuala Tolak, Tanjung Baik Budi dan Sei Putri menyatakan sulit untuk tidak
membuka lahan di hutan Sungai Putri. Sementara petani di Tempurukan
menyatakan tidak tahu/ tidak yakin dapat melakukan hal ini (34%). Demikian juga
halnya dengan mencegah orang lain untuk tidak merambah hutan, petani
mengganggap hal tersebut sulit dilakukan. Petani cenderung memperluas lahan
pertanian untuk meningkatkan produksi ketimbang melakukan intensifikasi
pertanian.
Namun secara umum, petani menyetujui penegakan hukum perlu dilakukan untuk
mengurangi ancaman penebangan di hutan Sungai Putri.
Praktik Hanya petani di Tanjung Baik Budi yang mau melapor ke aparat desa atau penegak
hukum jika melihat aktivitas pembalakan liar di hutan Sungai Putri. Petani di 3
desa lainnya memilih untuk diam saja. Namun mereka sudah mempunyai
keinginan untuk ikut melindungi hutan dan mengajak orang lain berpartisipasi.
Sumber terpercaya Secara umum, perangkat desa (kepala desa, kepala dusun, ketua RT) adalah
sumber yang dipercayai oleh petani. Namun yang unik, di Tanjung Baik Budi petani
lebih mempercayai sesama anggota masyarakat. Sebagai tambahan, di Sei Putri
petani juga percaya pada tokoh masyarakat, ulama, dukun kampung dan tetua
adat. Di Tempurukan, petani menyatakan ulama-lah sumber yang dipercayai.
Sumber media Televisi merupakan media yang paling sering memberikan informasi pada petani.
Selain itu ada juga Radio Siaran Pemerintah Daerah Ketapang dan Radio Republik
Indonesia Pontianak. Petani mendengarkan radio dari pukul 06.00 – 12.00 dan
15.00 – 18.00 wib. Berita dan music merupakan program yang sangat disukai.
G. Strategi Kampanye
1. Tangga Manfaat
Perilaku yang diharapkan dari petani: Petani mendukung Credit Union (CU) yang ditunjukkan dengan menjadi
anggota. Petani memanfaatkan CU untuk meminjam modal usaha dan menggunakannya untuk
mengembangkan usaha pertanian atau peternakan, sehingga ketergantungan petani terhadap hutan berkurang
dan hutan rawa gambut Sungai Putri terjaga.
• “Saya petani cerdas yang mampu mengembangkan
usaha pertanian/ peternakan secara mandiri”
• “Saya kepala keluarga yang bertanggung jawab yang
mampu mengelola keuangan keluarga”
• Meminjam modal untuk usaha
• Mendapatkan asuransi kesehatan dan santunan
kematian
• Ada simpanan untuk hari tua
• Patuh pada hukum
• Terhindar dari jerat hukum karena melakukan illegal
logging
• Melindungi hutan rawa gambut Sungai Putri sebagai
sumber air
• Petani menjadi anggota CU aktif
• Petani mengelola keuangan keluarga
• Petani memanfaatkan CU untuk meminjam modal
• Petani mengembangkan usaha mandiri dan pelan-pelan
mengurangi ketergantungannya terhadap hutan rawa
gambut sungai putri, terutama untuk kebutuhan lahan
dan kayu.
•
• “Saya turut berkontribusi dalam upaya perlindungan
hutan rawa gambut Sungai Putri”
Atribut
perilaku
Manfaat
secara fungsi
Manfaat
Emosional
Tema: Petani Cerdas yang Bertanggung Jawab pada Keluarga & Lingkungan
2. Sasaran SMART
Teori Perubahan
K+ A+ IC+ BR BC TR CR
Petani
memahami:
• Fungsi hutan
rawa gambut
untuk
mencegah
intrusi air
laut dan
mendukung
usaha
pertanian
• Fungsi hutan
rawa gambut
sebagai
penyimpan
karbon
(carbon
seques-
tration)
• Manfaat
Credit Union
Petani
menyetujui
tentang:
• Hutan rawa
gambut yang
terjaga dapat
menahan
masuknya air
laut dan
mencegah
gagal panen
• Hutan rawa
gambut perlu
dilestarikan
• CU dapat
menguatkan
modal usaha
masyarakat
Diskusi tentang:
• Hutan rawa
gambut Sungai
Putri perlu
dilestarikan
• Manfaat Credit
Union
• Memperkenal-
kan dan
memfasilitasi
terbentuknya
Credit Union
untuk
memudahkan
masyarakat
mengakses
modal usaha
• Carbon credit
(jangka
panjang)
• Masyarakat
mendukung
CU yang
ditunjukkan
dengan
kesediaan
menjadi
anggota
• Masyarakat
memanfaatkan
CU untuk
memperoleh
modal usaha
• Masyarakat
mengembang-
kan usaha
(atau memulai
usaha baru)
dan pelan-
pelan
meninggalkan
aktivitas illegal
logging dan
perambahan
hutan
Penebangan di
S.Putri
berkurang
Mempertahan
kan hutan
rawa gambut
Sungai Putri
sebagai habitat
orangutan
Kalimantan
(P.p. wurmbii)
Objektif:
• Pengetahuan
petani
mengenai
fungsi hutan
rawa gambut
untuk
mencegah
intrusi air
laut
meningkat
dari 14%
menjadi 54%
pada Juni
2010
• Pengetahuan
petani
mengenai
fungsi hutan
rawa gambut
sebagai
penyimpan
karbon
meningkat
dari 12,5%
menjadi
52,5% pada
• Petani
menyetujui
hubungan
antara
penebangan
dan intrusi air
laut, meningkat
dari 18,9%
menjadi 58,9%
• Petani
menyetujui
hutan rawa
gambut Sungai
Putri perlu
dilestarikan
meningkat dari
47,9% menjadi
87,9% pada
Juni 2010.
• Petani akan
menyetujui
untuk
bersama-sama
mengembang-
kan CU sebagai
untuk
• Meningkatkan
intensitas
komunikasi petani
tentang perlunya
pelestarian hutan
rawa gambut dari
27% menjadi 67%
pada Juni 2010.
• Meningkatkan
intensitas
komunikasi petani
tentang manfaat
CU meningkat dari
14,3% menjadi
54,3% pada Juni
2010.
Sebanyak 200
petani menjadi
anggota CU pada
Juni 2010
• 200 anggota
CU aktif
meminjam
simpanan
capital,
menyimpan
uang dan
melakukan
pinjaman
untuk usaha
produktif
pada Juni
2010
• 20 orang
(10%) anggota
CU meminjam
modal untuk
usaha
produktif
pada Juni
2010
10% anggota CU
mulai
mengembang-
kan usaha
mandiri pada
Juni 2010 dan
berhenti
merambah
KHRG Sungai
Putri
KHRG Sungai
Putri terjaga
Juni 2010
• Pengetahuan
petani
mengenai
manfaat CU
sebagai
usaha
bersama
untuk
simpan
pinjam
meningkat
dari 6,7%
menjadi
46,7% pada
Juni 2010
menyimpan
uang dan
menciptakan
modal bersama
untuk
keperluan
usaha dan
kesejahteraan,
meningkat dari
23,9% menjadi
63,9% pada
Juni 2010.
3. Bauran Pemasaran
Produk
Produk dari kampanye ini adalah Credit Union. Petani digugah untuk mendukung CU,
menjadi anggota aktif dan memanfaatkan CU untuk mengakses modal usaha. Dengan
mengakses modal untuk berusaha dari CU, petani diharapkan dapat memperbaiki taraf
hidupnya. Asumsinya, jika taraf hidup petani sudah meningkat maka mereka tidak akan mau
lagi bersusah payah masuk hutan untuk kerja kayu, dan setiap kali harus khawatir karena
melakukan aktivitas yang melanggar hukum.
Dengan menjadi anggota CU, petani juga menjamin masa depan keluarganya. Petani dapat
mengelola keuangan keluarga dengan sebaik-baiknya, sehingga keluarganya sudah memiliki
tabungan untuk berbagai keperluan di kemudian hari.
Kampanye ini juga menekankan bahwa dengan menjadi anggota CU aktif dan
mengembangkan usaha mandiri yang tidak bergantung pada hutan, petani berarti sudah
mendukung pelestarian KHRG Sungai Putri. Menjaga KHRG Sungai Putri sama halnya dengan
mencegah intrusi air asin dan mendukung usaha pertanian mereka. Hal ini juga
menunjukkan petani mematuhi UU 41/1999 tentang Kehutanan.
Ke depan, dengan menjaga KHRG Sungai Putri petani akan mendapatkan keuntungan dari
mekanisme pembiayaan karbon.
Harga
Meskipun tahu bahwa CU merupakan wadah simpan pinjam yang bisa dimanfaatkan petani
untuk meminjam modal dengan bunga rendah, namun petani masih belum yakin dengan
CU. Ketidakyakinan ini muncul karena pengalaman di masa lalu dengan koperasi yang tidak
berjalan dengan baik. Untuk mengatasi hambatan ini, akan dilakukan kunjungan ke CU
terdekat yang sudah memiliki cerita keberhasilan. Perwakilan petani tersebut kemudian
dapat menceritakan pengalamannya pada petani yang lain, sehingga makin banyak petani
yang mendukung dan bersedia menjadi anggota pertama sekaligus pendiri CU.
Prinsip dasar CU sebenarnya adalah membangun manusia. CU dapat berkembang dan
bermanfaat bagi anggotanya bukan hanya membutuhkan uang. CU membutuhkan modal
sosial yang diwariskan oleh nenek moyang kita, yaitu budaya gotong royong, swadaya dan
setia kawan. CU diharapkan dapat terbangun dari kebersamaan petani: dari petani untuk
petani. Petani diharapkan secara mandiri mengumpulkan sumbangan baik berupa uang
tunai maupun hasil panen untuk menyelenggarakan tahapan persiapan pembentukan CU
(magang dan perencanaan strategis).
Untuk memastikan CU dapat berjalan dengan baik, petani bersama-sama melakukan
perencanaan stategis dan meletakkan dasar dari CU yang akan dibentuk. Yayasan Titian dan
mitra hanya akan memfasilitasi jalannya proses. Tim manajemen dan pelaksana harian CU
yang akan terbentuk nantinya, semuanya adalah petani. Kapasitas mereka akan dibangun
lewat proses magang dan pelatihan-pelatihan yang relevan dengan tugas mereka untuk
menjalankan CU. Anggota juga akan ditingkatkan kapasitasnya lewat pendidikan dasar.
Melalui pendidikan dasar, selain menyampaikan informasi mengenai CU itu sendiri juga
akan disisipkan materi konservasi.
Tempat
Kelompok yang disasar untuk memasarkan CU adalah petani di 4 desa sekitar Sungai Putri.
Promosi
Promosi CU akan dilakukan lewat Radio Siaran Pemerintah Kab. Ketapang. Karena petani
senang mendengarkan music dan berita, maka akan diproduksi jingle; newsflash atau fact
sheet yang bisa dibacakan di sela-sela program music. Talkshow dengan narasumber yang
relevan juga mungkin dilakukan. Promosi lewat radio akan dilakukan pada waktu pagi (06.00
– 12.00 wib) dan sore (15.00 – 18.00 wib).
CU akan dikenalkan di tiap desa menggunakan kesempatan musyawarah desa, pengajian
mingguan, diskusi kelompok atau pemutaran film (mobile cinema).
4. Pesan Kampanye
a. Strategi Pembuatan Pesan untuk Petani
Jika saya menjadi anggota CU dan memanfaatkan CU untuk meminjam modal usaha dan
mengembangkannya menjadi usaha mandiri, maka saya akan merasa menjadi petani
cerdas yang bertanggung jawab pada keluarga dan lingkungan karena:
• Saya mampu mengembangkan usaha secara mandiri
• Sebagai kepala keluarga saya mampu mengelola keuangan keluarga
• Saya berkontribusi dalam upaya pelestarian hutan rawa gambut Sungai Putri
b. Pesan Inti
Pesan inti akan dibangun berdasarkan strategi pesan. Melalui pesan akan dimasukkan
slogan-slogan potensial yang akan membantu meringkas pesan inti dalam frase yang
mudah diingat. Lebih banyak slogan akan dikembangkan selama fase pengembangan
kreatif dan diuji dengan sasaran utama sebelum memilih slogan akhir.
c. Kotak Pengembangan Pesan
Pesan Pembuka
• Kompleks hutan rawa gambut (KHRG) Sungai Putri merupakan habitat penting
orangutan Kalimantan
• KHRG Sungai Putri memegang peranan penting dalam mengatur tata air dan
mencegah intrusi air laut
• Penebangan dan perambahan hutan akan berdampak terhadap kemampuan hutan
Sungai Putri mengatur air dan mencegah intrusi
• Intrusi air laut akan mempengaruhi produktivitas pertanian dan akan menghambat
pengembangan usaha pertanian
• Credit Union merupakan alat untuk membantu petani meningkatkan taraf hidup
mereka
Pesan Solusi
• Dengan menjaga KHRG Sungai Putri, petani menyelamatkan hasil panen mereka dari
kegagalan karena intrusi air laut.
• Dengan menjaga KHRG Sungai Putri, petani (dan masyarakat secara umum) akan
mendapat manfaat dari mekanisme pembayaran karbon.
• Credit Union sudah banyak dibentuk di Kalbar dan sudah banyak cerita
keberhasilannya.
Pesan Aksi
• Dukung upaya pelestarian KHRG Sungai Putri
• Jadilah anggota aktif CU
Pesan Penguat
• Cerita keberhasilan proyek REDD di Indonesia dan CU di Kalbar
• CU Muare Pesisir merupakan bukti bahwa CU bukan program milik masyarakat
Dayak/ non muslim
• Menebang dan merambah hutan tanpa izin melanggar UU no 41/1999 tentang
Kehutanan
Pesan inti untuk petani:
Jadilah petani cerdas yang bertanggung jawab pada keluarga dan lingkungan. Jadilah anggota
CU, sekaligus mendukung pelestarian hutan rawa gambut Sungai Putri. Dengan menjadi
anggota aktif CU, anda akan menjamin masa depan keluarga anda, sekaligus dapat
mengembangkan usaha pertanian anda. CU akan membantu anda memperbaiki taraf hidup
anda.
d. Rencana Pemantauan
PETANI
Tingkat Tujuan SMART Bagaimana Ukuran Target Kapan Siapa Dimana
Pengetahuan
Pengetahuan
petani mengenai
fungsi hutan
rawa gambut
untuk mencegah
intrusi air laut
meningkat dari
14% menjadi 44%
pada Juni 2010
Pra/pasca
survei KAP
Pengetahuan
Positif
terbentuk
40%
(meningkat
dari 14%)
April 2009
& Juni
2010
Enumerator
Desa
Tempurukan,
Sei Putri,
Tanjung Baik
Budi, Kuala
Tolak
Pengetahuan
petani mengenai
fungsi hutan
rawa gambut
sebagai
penyimpan
karbon
meningkat dari
12,5% menjadi
52,5% pada Juni
2010
Pra/pasca
survei KAP
Pengetahuan
Positif
terbentuk
40%
(meningkat
dari 12,5%)
April 2009
& Juni
2010
Enumerator
Desa
Tempurukan,
Sei Putri,
Tanjung Baik
Budi, Kuala
Tolak
Pengetahuan
petani mengenai
manfaat CU
sebagai usaha
bersama untuk
simpan pinjam
meningkat dari
6,7% menjadi
46,7% pada Juni
2010
Pra/pasca
survei KAP
Pengetahuan
Positif
terbentuk
40%
(meningkat
dari 6,7%)
April 2009
& Juni
2010
Enumerator
Desa
Tempurukan,
Sei Putri,
Tanjung Baik
Budi, Kuala
Tolak
Sikap & Komunikasi
Pribadi
Petani
menyetujui
hubungan antara
penebangan dan
intrusi air laut,
meningkat dari
18,9% menjadi
58,9%
Pra/pasca
survei KAP
Sikap Positif
terbentuk
40%
(meningkat
dari 18,9%)
April 2009
& Juni
2010
Enumerator
Desa
Tempurukan,
Sei Putri,
Tanjung Baik
Budi, Kuala
Tolak
Petani
menyetujui hutan
rawa gambut
Sungai Putri perlu
dilestarikan
meningkat dari
47,9% menjadi
87,9% pada Juni
2010
Pra/pasca
survei KAP
Sikap Positif
terbentuk
40%
(meningkat
dari 47,9%)
April 2009
& Juni
2010
Enumerator
Desa
Tempurukan,
Sei Putri,
Tanjung Baik
Budi, Kuala
Tolak
Petani akan
menyetujui untuk Pra/ pasca Sikap Positif
40%
(meningkat
April 2009
& Juni Enumerator
Desa
Tempurukan,
PETANI
Tingkat Tujuan SMART Bagaimana Ukuran Target Kapan Siapa Dimana
bersama-sama
mengembang-
kan CU sebagai
untuk
menyimpan uang
dan menciptakan
modal bersama
untuk keperluan
usaha dan
kesejahteraan,
meningkat dari
23,9% menjadi
63,9% pada Juni
2010.
survei KAP terbentuk dari 23,9%) 2010 Sei Putri,
Tanjung Baik
Budi, Kuala
Tolak
Meningkatkan
intensitas
komunikasi
petani tentang
perlunya
pelestarian hutan
rawa gambut dari
27% menjadi 67%
pada Juni 2010
Pra/ pasca
survei KAP
Sikap Positif
terbentuk
40%
(meningkat
dari 27%)
April 2009
& Juni
2010
Enumerator
Desa
Tempurukan,
Sei Putri,
Tanjung Baik
Budi, Kuala
Tolak
Meningkatkan
intensitas
komunikasi
petani tentang
manfaat CU
meningkat dari
14,3% menjadi
54,3% pada Juni
2010
Pra/ pasca
survei KAP
Sikap Positif
terbentuk
40%
(meningkat
dari 14,3%)
April 2009
& Juni
2010
Enumerator
Desa
Tempurukan,
Sei Putri,
Tanjung Baik
Budi, Kuala
Tolak
Perubahan perilaku
200 orang
Anggota CU aktif
meminjam
simpanan capital,
menyimpan uang
dan melakukan
pinjaman untuk
usaha produktif
pada Juni 2010
Analisis data
sekunder
Jumlah anggota
CU 200 orang Juni 2010 MK
Kantor CU
yang
terbentuk
20 orang anggota
CU mulai
mengembangkan
usaha mandiri
pada Juni 2010
Observasi
dan diskusi
langsung;
analisis data
sekunder
Jumlah anggota
CU yang
meminjam
modal usaha
produktif
20 orang
(10% dari
jumlah
anggota)
Juni 2010 MK
Kantor CU
yang
terbentuk, 4
Desa sekitar
KHRG Sungai
Putri