134
ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia oleh: Yuliana Ina T.B.M 151224038 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

  • Upload
    others

  • View
    64

  • Download
    7

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR,

DAN TEMA) ROMAN LARASATI KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh:

Yuliana Ina T.B.M

151224038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

i

ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR,

DAN TEMA) ROMAN LARASATI KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh:

Yuliana Ina T.B.M

151224038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Tuhan Yang Maha Esa

2. Ayah saya, alm. Wilhem Kaliwasa yang sudah memfasilitasi saya selama

sisa hidupnya.

3. Ibu saya, Emiliana Martina yang selalu memberikan dukungan,

bimbingan, serta doa.

4. Abang pertama saya Januarius Chytede Making yang tidak pernah lupa

untuk mengingatkan saya untuk mengerjakan skripsi.

5. Abang kedua saya Stefanus Tupen Kraeng Making yang memberikan

teguran berupa tidak mau berbicara dengan saya selama 6 bulan supaya

saya sadar untuk mengerjakan skripsi.

6. Teman-teman PBSI angkatan 2015 yaitu Dyah, Desma, Siska, Ephy,

Sensi, Aisin, dan Dara yang sekali-kali mengingatkan saya untuk

mengerjakan skripsi.

7. Teman-teman kos putri Eyang Sastro yang memberikan lingkungan yang

nyaman untuk saya mengerjakan skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

v

MOTO

“Perdamaian dimulai dengan sebuah senyuman”.

(Mother Teresa)

“Ini bukan berapa banyak yang kita berikan, tapi berapa banyak cinta yang kita

masukkan ke dalam sebuah pemberian.”

(Mother Teresa)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

viii

ABSTRAK

Making, Yuliana Ina Tuto Banyu. 2020. “Analisis Unsur Intrinsik (Tokoh,

Penokohan, Alur, Latar dan Tema) Roman Larasati Karya Pramoedya

Ananta Toer”. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini berisi kajian unsur intrinsik roman Larasati karya Pramoedya

Ananta Toer dan rancangan pembelajarannya di kelas XII SMA. Tujuan penelitian

ini adalah mendeskripsikan hasil analisis struktur yang terdapat dalam roman

Larasati yang terdiri dari tokoh, penokohan, alur, latar, tema, dan mendeskripsikan

rancangan pembelajarannya dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP). Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik baca dan

teknik tulis. Data dalam penelitian ini berupa kutipan-kutipan kalimat atau paragraf

dalam roman Larasati karya Pramoedya Ananta Toer.

Hasil analisis menunjukkan terdapat tokoh utama yaitu tokoh Larasati,

sedangkan tokoh tambahan ialah Mardjohan, Lasmidjah (ibu Larasati), Martabat,

Jusman, Chaidir, dan Kapten Oding. Teknik penggambaran tokoh atau penokohan

yang digunakan ialah teknik ekspositori dan teknik dramatik. Teknik dramatik yang

dipakai pengarang adalah teknik cakapan, teknik pikiran, teknik tingkah laku, dan

teknik perasaan. Alur yang digambarkan dalam roman Larasati karya Pramoedya

Ananta Toer ialah alur maju. Terdapat lima tahap yang menggambarkan alur yaitu

1) tahap penyituasian (situation), 2) tahap pemunculan konflik (generating

circumstances), 3) tahap peningkatan konflik (rising action), 4) klimaks (climax),

dan 5) tahap penyelesaian (denouement). Latar dalam roman Larasati karya

Pramoedya Ananta Toer ialah latar tempat, latar waktu, dan latar sosial-budaya.

Tema yang ditampilkan dalam roman Larasati karya Pramoedya Ananta Toer ialah

perjuangan revolusi, khususnya perjuangan Larasati dan kaum revolusioner

melawan kolonialisme. Kehadiran tema tersebut berdampingan dengan unsur lain

seperti unsur tokoh (dan penokohan), plot atau alur, dan latar.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa roman Larasati

karya Pramoedya Ananta Toer dapat dianalisis unsur intrinsiknya. Unsur intrinsik

yang terdapat dalam roman Larasati diantaranya tokoh, penokohan, alur, latar, dan

tema.

Kata kunci: Unsur Intrinsik Roman dan Pendekatan Struktural

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

ix

ABSTRACT

Making, Yuliana Ina Tuto Banyu. 2020. "The Intrinsic Element Analysis (Figure,

Character, Characteristics, Background and Theme) of Roman Larasati

Pramoedya Ananta Toer's work". Thesis. Yogyakarta: PBSI, FKIP, Sanata

Dharma University.

This study contained a review of the intrinsic elements of the Larasati

romance by Pramoedya Ananta Toer and the learning design in class XII of high

school. The purpose of this study was to describe the results of the structural

analysis contained in the Larasati novel consisting of figures, characterizations,

plot, setting, themes, and the learning design in the form of a Learning

Implementation Plan (RPP). This research employed qualitative research. Data

collection techniques used in this study were reading and writing techniques. The

data in this study were in the form of sentence excerpts or paragraphs in the novel

Larasati by Pramoedya Ananta Toer.

The analysis showed that there was a main character, Larasati, while

additional figures were Mardjohan, Lasmidjah (Larasati's mother), Dignity,

Jusman, Chaidir, and Captain Oding. The technique of depicting figures or

characterizations used is ekspository and dramatic technique. Dramatic techniques

used by the author are conversational, techniques, mind techniques, behavior

techniques, and feeling techniques. The plot described in Pramoedya Ananta Toer's

novel Larasati was the flow forward. There were five elements that described the

flow, such as 1) situation, 2) generating circumstances, 3) rising action, 4) clima,

dan 5) denouement. The setting in the Prasedya Ananta Toer's Larasati romance

was the setting of the place, time, and the socio-cultural setting. The theme featured

in Pramoedya Ananta Toer's novel Larasati was the struggle for revolution,

especially the struggle of Larasati and the revolutionaries against colonialism. The

presence of these themes coexiste with other elements such as character elements

(and characterizations), plot, and setting.

Based on the results of the study, it can be concluded that the novel Larasati

by Pramoedya Ananta Toer can be analyzed intrinsic element’s contained in the

Larasati romance include characters, characterizations, plot, setting, and theme.

Keywords: Roman Intrinsic Elements and Structural Approach.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………….……i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………ii

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….....iii

HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………..iv

MOTO…………………………………………………………………………....v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………..................vi

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

KEPERLUAN AKADEMIS…….…………………………………………….vii

ABSTRAK…………………………………………………………………......viii

ABSTRACT………………………………………………………………………ix

KATA PENGANTAR…………………………………………………………...x

DAFTAR ISI……………………………………………………………………xii

BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………….1

1.1 Latar Belakang……………………………………………………….1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………4

1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………….4

1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………………...4

1.5 Batasan Istilah………………………………………………………..5

1.6 Sistematika Penulisan………………………………………………..7

BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………………...8

2.1 Penelitian yang Relevan……………………………………………...8

2.2 Landasan Teori……………………………………………………...11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

xiii

2.2.1 Hakikat Roman……..…………………………….…………12

2.2.2 Unsur Intrinsik Roman………...………….………………....13

a. Tokoh…………………………………………………...14

b. Penokohan……………………………………………....15

c. Alur…………………………………………………......18

d. Latar…………………………………………….……....22

e. Tema…………………………………………………....23

2.3 Kerangka Berpikir…………………………………………………..24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………….....26

3.1 Jenis Penelitian……………………………………………………...26

3.2 Data Penelitian dan Sumber Data…………………………………...27

3.3 Instrumen Penelitian…………………………………………….......27

3.4 Teknik Pengumpulan Data………………………………………….28

3.5 Teknik Analisis Data…………………………………………..……28

3.6 Triangulasi…………………………………………………...……...29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………………...30

4.1 Deskripsi Data……………………………………………………….30

4.2 Sinopsis Roman Larasati Karya Pramoedya Ananta Toer…….……31

4.3 Analisis Unsur Intrinsik Roman Larasati Karya Pramoedya Ananta

Toer………………………………………………………….............33

4.3.1 Tokoh………………………………………………………34

4.3.2 Penokohan………………………………………………….42

4.3.3 Alur………………………………………………………...55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

xiv

4.3.4 Latar………………………………………………………..61

4.3.5 Tema……………………………………………….............65

BAB V PENUTUP………………………………………………………………68

5.1 Simpulan…………………………………………………………......68

5.2 Saran….……………………………………………………………...70

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...72

LAMPIRAN…………………………………………………………………......74

BIOGRAFI PENULIS………………………………………………………...125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini mengkaji enam subbab, yaitu latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Latar

belakang berisi uraian dari informasi-informasi yang melatarbelakangi penelitian.

Rumusan masalah sejalan dengan tujuan penelitian. Manfaat penelitian meliputi

manfaat teoretis dan manfaat praktis. Batasan istilah berfungsi untuk membatasi

masalah-masalah yang akan diteliti. Sistematika penyajian berisi urutan penyajian

penelitian yang meliputi bab 1, bab II, bab III, bab IV, dan bab V. Berikut rincian

enam subbab pada bagian pendahuluan.

1.1 Latar Belakang

Karya sastra adalah refleksi pengarang tentang hidup dan kehidupan

yang dipadu dengan daya imajinasi dan kreasi yang didukung oleh pengalaman

maupun pengamatannya atas kehidupan tersebut (Djojosuroto, 2006:17).

Dengan begitu, melalui karya sastra pembaca dapat menikmati imajinasi

pengarang yang dikemas menggunakan unsur-unsur yang membangun sebuah

karya sastra.

Semi (dalam Djojosuroto, 2006:17) mengatakan bahwa hakikat

kesusastraan/karya sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif

yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

bahasa sebagai mediumnya. Sastra harus pula mampu menjadi wadah

penyampaian ide-ide yang dipikirkan dan dirasakan oleh sastrawan tentang

kehidupan manusia. Hal ini menunjukkan bahwa karya sastra memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

2

gambaran sosial yang terjadi di dalam masyarakat, baik yang terungkap dalam

realita ataupun yang tidak terungkap dalam realita. Melalui karya sastra,

pembaca secara tidak langsung akan mendapatkan suatu kesempatan untuk

belajar memahami dan menghayati berbagai persoalan kehidupan manusia

yang diungkapkan oleh pengarang.

Roman sebagai salah satu bentuk karya sastra yang menceritakan tentang

kehidupan manusia, dibangun dengan berbagai unsur intrinsik seperti tema,

alur, tokoh, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat. Unsur pembangun

ini menyebabkan karya sastra menjadi nyata dan hidup ketika dinikmati oleh

pembaca. Pembaca seolah dihadapkan pada suatu persoalan hidup dalam

rangkaian cerita. Oleh karena itu, karya sastra yang berbentuk prosa ini harus

dianalisis unsur intrinsiknya. Unsur intrinsik sangat penting untuk diteliti

karena hasil dari penelitian ini akan mempermudah pembaca untuk memahami

secara menyeluruh unsur-unsur pembangun dari sebuah karya sastra.

Dalam penelitian ini, peneliti menitikberatkan pada analisis roman.

Roman memiliki karakter cerita panjang yang mengandung rangkaian cerita

kehidupan seseorang dengan orang yang berada di sekelilingnya dan

menonjolkan watak (karakter) dan sifat setiap pelaku. Van Leeuwen ( dalam

Nurgyantoro, 2015: 18) mengatakan bahwa roman berarti cerita prosa yang

melukiskan pengalaman-pengalaman batin dari beberapa orang yang

berhubungan satu dengan yang lain dalam suatu keadaan. Maka dari itu roman

dapat diartikan sebagai cerita prosa yang mengandung pengalaman hidup

orang lain maupun pengarang itu sendiri. Sebagian besar roman diciptakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

3

dari romansa abad pertengahan Wellek & Warren ( dalam Nurgyantoro,

2015:18).

Karya sastra yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebuah roman yang

berjudul Larasati karya Promoedya Ananta Toer. Roman Larasati ini memiliki

banyak kekhasan sehingga menarik untuk diteliti. Kekhasan dari roman ini

yaitu pengarang menghadirkan tema yang menggambarkan kehidupan pada

masa revolusi, alur yang dapat mengaduk emosi pembaca karena menyajikan

alur maju (progresif), tokoh-tokoh yang memiliki sifat sederhana dan

mengesankan seperti pemberani, pembela negara, pantang menyerah, dan latar

yang menceritakan Yogyakarta, Cikampek, Bekasi, dan Jakarta.

Roman Larasati ini menceritakan segelintir rakyat Indonesia, yang

mengabdikan dirinya pada revolusi. Pramoedya sebagai seorang yang

mendukung revolusioner menggunakan kalimat-kalimat yang memberikan

semangat untuk kaum muda Indonesia pada saat itu, semangat untuk berubah,

berubah cara pandang dan tingkah laku.

Pramoedya Ananta Toer memilih tokoh Larasati sebagai tokoh utama

bertujuan untuk menggugah rasa nasionalisme. Ia ingin menunjukkan bahwa

perjuangan tidak hanya menggunakan fisik namun bisa juga melalui profesi.

Itu sebabnya, ia tidak memilih tokoh militer, namun seorang seniwati.

Meskipun berlatar tahun 1950-an roman ini memiliki pesan yang relevan untuk

generasi muda zaman sekarang yaitu perjuangan belum selesai. Semangat

juang dan pantang menyerah harus dimiliki oleh generasi muda supaya bisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

4

merdeka dari kebodohan, merdeka dari ketertindasan, merdeka dari korupsi,

dan merdeka dari kemalasan.

Nurgyantoro (2015) mengatakan bahwa unsur intrinsik sebuah karya

sastra terdiri dari tujuh yaitu, tokoh, penokohan, alur, latar, tema, gaya bahasa,

dan amanat. Namun, dalam penelitian ini, peneliti hanya menganalisis lima

unsur intrinsik karena lima unsur intrinsik tersebut diharapkan dapat

mengungkapkan makna roman secara keseluruhan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumusan masalah penelitian

sebagai berikut.

Bagaimanakah unsur intrinsik yang terdapat dalam roman Larasati karya

Pramoedya Ananta Toer ditinjau dari tokoh, penokohan, alur, latar, dan tema?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah-masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka

tujuan yang akan dicapai adalah sebagai berikut.

Mendeskripsikan hasil analisis struktur yang terdapat dalam roman Larasati

karya Pramoedya Ananta Toer ditinjau dari tokoh, penokohan, alur, latar, dan

tema.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat baik yang bersifat teoretis

maupun praktis sebagai berikut.

a. Manfaat Teoretis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

5

Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh

pembaca atau mahasiswa sebagai literatur dalam memahami analisis

unsur intrinsik khususnya tokoh, penokohan, alur, latar, dan tema dalam

roman, serta menambah referensi penelitian sastra Indonesia.

b. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan wawasan yang luas

mengenai sastra, serta dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam

pembelajaran bahasa Indonesia terutama dalam pembelajaran

kesusastraan. Penelitian ini bermanfaat juga bagi guru, guru dapat

memberikan pilihan alternatif mengenai media yang digunakan dalam

mengajar sehingga proses belajar mengajar jadi menyenangkan. Bagi

peserta didik, penelitian ini dapat memberikan kemudahan dalam

memahami materi mengenai unsur intrinsik roman.

1.5 Batasan Istilah

Berikut batasan istilah penelitian ini.

a. Roman

Dalam pengertian modern, seperti yang dikemukakan Nurgiyantoro (dalam

Jassin, 1961: 70) roman merupakan cerita prosa yang melukiskan

pengalaman-pengalaman batin dari beberapa orang yang berhubungan satu

dengan yang lain dalam suatu keadaan.

b. Tokoh

Baldic (dalam Nurgyantoro, 2015:247) menjelaskan bahwa tokoh adalah

orang yang menjadi pelaku dalam cerita fiksi atau drama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

6

c. Penokohan

Jones (dalam Nurgyantoro, 2015:247) mengatakan bahwa penokohan

adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan

dalam sebuah cerita.

d. Alur

Abrams (dalam Nurgyantoro, 2015:167) mengemukakan bahwa plot

sebuah teks fiksi merupakan struktur peristiwa-peristiwa, yaitu

sebagaimana yang terlihat dalam pengurutan dan penyajian berbagai

peristiwa tersebut untuk mencapai efek artistik dan emosional tertentu.

e. Latar

Abrams (dalam Nurgyantoro, 2015:302) menyatakan bahwa latar atau

setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menunjuk pada

pengertian tempat, hubungan waktu sejarah, dan lingkungan sosial tempat

terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.

f. Tema

Tema merupakan gagasan (makna) dasar umum yang menopang sebuah

karya sastra sebagai struktur semantis dan bersifat abstrak yang secara

berulang-ulang dimunculkan lewat motif-motif dan biasanya dilakukan

secara implisit (Nurgyantoro, 2015:115).

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, peneliti membagi ke dalam lima bagian.

Bagian pertama pendahuluan. Dalam pendahuluan diuraikan latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian, batasan istilah, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

7

sistematika penulisan. Bagian kedua tinjauan pustaka. Dalam tinjauan pustaka

diuraikan penelitian yang relevan, landasan teori, dan kerangka berpikir.

Bagian ketiga metodologi penelitian. Dalam metodologi penelitian diuraikan

jenis penelitian, data dan sumber data, instrumen penelitian, teknik

pengumpulan data, teknik analisis data dan triangulasi. Bagian keempat hasil

penelitian dan pembahasan. Bagian kelima penutup. Dalam penutup diuraikan

kesimpulan dan saran-saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

8

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini mengkaji dua subbab yaitu, penelitian terdahulu yang relevan dan

landasan teori. Penelitian yang relevan berisi penelitian terdahulu yang relevan

dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Subab landasan teori berisi teori-

teori ahli yang digunakan oleh peneliti sebagai dasar untuk melakukan penelitian.

Berikut ini uraian berisi subbab tersebut.

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Peneliti mencantumkan tiga penelitian terdahulu yang relevan dengan

penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian tersebut antara lain, pertama

“Analisis Unsur Intrinsik Novel Midah Si Manis Bergigi Emas Karya

Pramoedya Ananta Toer” diteliti oleh Elli Agustina mahasiswa PBSI,

Universitas Sanata Dharma (2011). Kedua, “Analisis Alur, Latar, Tema, dan

Tokoh Cerpen Milana Karya Bernard Batubara” diteliti oleh Ryan Pamula Sari

mahasiswa PBSI, Universitas Sanata Dharma (2018). Ketiga, “Unsur-unsur

Intrinsik Novel Memoar Seorang Geisha Karya Arthur Golden serta

Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA” diteliti oleh Yustina Dwi

Oktama Dian H mahasiswa PBSI, Universitas Sanata Dharma (2006).

Penelitian pertama dilakukan oleh Elli Agustina (2011) yang berjudul

“Analisis Unsur Intrinsik Novel Midah Si Manis Bergigi Emas Karya

Pramoedya Ananta Toer”. Peneliti mengkaji unsur intrinsik dalam novel Midah

Si Manis Bergigi Emas karya Pramoedya Ananta Toer. Tujuan dari penelitian

tersebut adalah untuk mendeskripsikan tokoh, penokohan, alur, latar, dan tema

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

9

dalam novel Midah karya Pramoedya Ananta Toer. Pendekatan yang digunakan

adalah pendekatan struktural yang menitikberatkan pada unsur intrinsik karya

sastra yang terdiri dari tokoh, penokohan, alur, latar, dan tema. Metode induktif

digunakan untuk menganalisis data dan menarik kesimpulan. Metode deskripsi

digunakan untuk melaporkan hasil analisis data.

Secara garis besar, hasil penelitian tersebut meliputi unsur tokoh, alur,

latar, dan tema. Tokoh dalam novel Midah Si Manis Bergigi Emas adalah

Midah, Haji Abdul, nyonya Abdul, Ahmad, Riah, Ros, Mimin kurus, Nini,

Nyonya rumah. Tokoh-tokoh sentral dalam novel Midah Simanis Bergigi Emas

yaitu Midah sebagai tokoh utama (protagonis), Haji Abdul sebagai tokoh

antagonis, Nyonya Abdul/Emak, sebagai wirawati, Riah, adapun tokoh lain

yang merupakan tokoh bawahan adalah Rois, Nini, Mimin kurus, nyonya

rumah. Alur dalam novel Midah Si Manis Bergigi Emas adalah alur maju atau

kronologis yang tersusun dari paparan, rangsangan, gawatan, tikaian, klimaks,

dan selesaian. Novel ini mempunyai latar waktu, latar tempat, latar sosial dan

latar spiritual. Tema novel Midah Si Manis Bergigi Emas adalah perjuangan

seorang perempuan dalam menghadapi tantangan hidup.

Penelitian kedua dilakukan oleh Ryan Pamula Sari (2018) dengan judul

penelitian Analisis Alur, Latar, Tema, dan Tokoh Cerpen Milana Karya

Bernard Batubara. Tujuan penelitian tersebut adalah mendeskripsikan

penokohan, latar, alur, dan tema cerpen Milana karya Bernard Batubara.

Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Sumber data yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

10

digunakan adalah cerpen yang berjudul Milana karya Bernard Batuara. Teknik

pengumpulan data adalah teknik simak dan catat.

Secara garis besar, hasil dari analisis penelitian tersebut meliputi alur,

latar, tema, dan tokoh. Alur dalam cerpen ini adalah alur campuran

(menceritakan masa lalu dan masa depan) yang terdiri atas paparan, rangsangan,

gawatan, tikaian, rumitan, klimaks, leraian, dan selesaian. Latar yang digunakan

dalam cerpen meliputi tiga unsur, latar tempat, latar waktu, dan latar sosial.

Tema yang terkandung dalam cerpen adalah tema jasmaniah (tema percintaan).

Tokoh utama dalam cerpen tersebut adalah Milana dan tokoh tambahan adalah

saya dan Areno Adamar.

Penelitian ketiga dilakukan oleh Yustina Dwi Oktama Dian H (2006),

dengan judul Unsur-unsur Inrinsik Novel Memoar Seorang Geisha karya

Arthur Golden serta Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA.

Penelitian tersebut mendeskripsikan setiap unsur intrinsiknya dan bagaimana

implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA. Metode yang digunakan

adalah metode kualitatif, dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data

adalah teknik pustaka. Penelitian ini termasuk jenis penelitian studi pustaka

karena penelitian ini mengkaji objek kajian berupa bahan-bahan tertulis yaitu

unsur intrinsik dan metode pembelajaran sastra. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa novel Memoar seorang Geisha mempunyai tema pokok

perjuangan seorang geisha dan tema tambahan diskriminasi gender, novel ini

menampilkan lima tokoh yaitu Sayuti, Mameha, Hatsumomo, Nobu, dan Ketua.

Alur dalam novel ini meliputi tujuh tahapan yaitu eksposisi, rangsangan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

11

konflik, rumitan, klimaks, leraian, dan selesaian. Latarnya meliputi latar waktu,

latar tempat, dan latar sosial. Latar waktu novel Memoar seorang Geisha antara

tahun 1929 sampai 1940-an. Latar tempat di Okiya, rumah-rumah minum teh,

dan Gion. Latar sosialnya, masyarakat Jepang pada masa sebelum Perang Dunia

II khusunya para geisha yang pernah berjaya di Jepang.

Terdapat relevansi berupa persamaan dan perbedaan antara ketiga

penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.

Persamaan penelitian pertama dan kedua terletak pada analisis unsur intrinsik,

sedangkan perbedaannya terletak pada objek yang dikaji. Selanjutnya,

persamaan dari penelitian ketiga terletak pada analisis unsur intrinsik,

sedangkan perbedaannya terletak pada objek yang dikaji dan implementasi

berupa rancangan pembelajaran.

Dari persamaan dan perbedaan yang sudah dipaparkan, penelitian ini

memiliki kebaruan sehingga layak untuk dijadikan sebagai tugas akhir.

Kebaruan tersebut meliputi 1) analisis unsur intrinsik sebuah roman yang

berjudul Larasati yang belum pernah diteliti sebelumnya dan 2) data yang

diperoleh dari analisis roman Larasati memiliki data yang autentik, karena

peneliti menganalisis secara langsung unsur intrinsik roman Larasati karya

Pramoedya Ananta Toer.

2.2 Landasan Teori

Landasan teori yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu landasan

mengenai pengertian roman dan unsur intrinsik roman. Uraian tentang

pengertian roman akan diambil dari pendapat para ahli yang kemudian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

12

diinterpretasikan oleh peneliti. Unsur intrinsik roman yang akan digunakan

sebagai landasan teori dalam penelitian ini adalah tokoh, penokohan, alur, latar,

dan tema. Berikut ini uraian tentang landasan teori tersebut.

2.2.1 Hakikat Roman

Frye (dalam Nurgyantoro, 2015:18) mengemukakan bahwa sebenarnya

kemunculan istilah roman lebih tua daripada novel. Roman kata Frye, tidak

berusaha menggambarkan tokoh secara nyata, tidak lebih realistis. Ia lebih

merupakan gambaran angan, dengan tokoh yang lebih bersifat introver, dan

subjektif. Di pihak lain novel lebih mecerminkan gambaran tokoh nyata, tokoh

yang berangkat dari realitas sosial. Jadi ia merupakan tokoh yang lebih

memiliki derajat lifelike, di samping merupakan tokoh yang bersifat ekstrover.

Di sisi lain Van Leeuwen (dalam Nurgyantoro, 2015:18) mengatakan bahwa

roman berarti cerita prosa yang melukiskan pengalaman-pengalaman batin dari

beberapa orang yang berhubungan satu dengan yang lain dalam suatu keadaan.

Sebagian besar roman diciptakan dari romansa abad pertengahan Wellek &

Warren (dalam Nurgyantoro, 2015:18).

Istilah roman, novel, cerpen, dan fiksi memang bukan asli Indoneisa

sehingga tidak ada pengertian yang khas Indonesia. Untuk mempermudah

persoalan tersebut, kesastraan Inggris dan Amerika (sumber utama literatur

kesastraan Indonesia), cenderung menyamakan istilah roman dan novel, dalam

penulisan ini roman pun dianggap sama dengan novel. Secara teoretis kita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

13

dapat saja mencari-cari perbedaan di antara keduanya. Dengan begitu roman,

novel, dan cerpen secara bersama, sederhana, dan mudah disebut sebagai fiksi.

Istilah roman sama dengan istilah novel. Roman dianggap sama dengan

novel. Roman memiliki karkter cerita panjang yang mengandung rangkaian

cerita kehidupan seseorang dengan orang yang berada di sekelilingnya dan

menonjolkan watak (karakter) dan sifat setiap pelaku. Pengarang biasanya

berusaha melukiskan kisah hidup seseorang yang tidak jauh dari gambaran

hidup masyarakat di sekitarnya.

Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa roman adalah

sebagai cerita prosa yang mengandung pengalaman hidup orang lain maupun

pengarang itu sendiri. roman adalah cerita fiksi yang mengandung pengalaman

hidup seseorang baik dari kecil hingga dewasa dan berupa perjalanan hidup

seseorang dalam kurun waktu tertentu.

2.2.2 Unsur Intrinsik Roman

Roman sebagai salah satu bentuk karya sastra merupakan bangunan

yang berstruktur. Struktur roman merupakan susunan yang bersistem dan

antara susunan tersebut terjadi hubungan timbal balik dan saling menentukan

yang biasa disebut dengan istilah unsur intrinsik (Nurgyantoro, 2015:113).

Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri.

Unsur-unsur inilah yang menyebabkan suatu teks hadir sebagai teks sastra,

unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya

sastra (Nurgyantoro, 2015:113). Unsur intrinsik sebuah roman adalah unsur-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

14

unsur yang secara langsung turut serta membangun cerita. Unsur intrinsik

meliputi tokoh, penokohan, alur, latar, tema, amanat, gaya bahasa, dan sudut

pandang. Dalam penelitian ini hanya akan berfokus pada analisis unsur

intrinsik tokoh, penokohan, alur, latar, dan tema yang terdapat dalam roman

Larasati karya Pramoedya Ananta Toer. Analisis unsur intrinsik tersebut

mempermudah pembaca untuk memahami roman secara keseluruhan. Berikut

uraian satu persatu secara urut unsur intrinsik roman.

a. Tokoh

Menurut Abrams (dalam Nurgyantoro, 2015: 247) tokoh cerita

(character) adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif,

atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan

kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang

dilakukan dalam tindakan. Tidak berbeda dengan Abrams, Baldic (dalam

Nurgyantoro, 2015:247) menjelaskan bahwa tokoh adalah orang yang menjadi

pelaku dalam cerita fiksi atau drama.

Dari pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tokoh

(character) adalah pelaku dan seorang pemain dalam cerita. Tokoh merupakan

seorang yang memiliki peran penting dalam cerita. Kehadiran seorang tokoh

sangat menentukan bagaimana berjalannya sebuah cerita agar bisa menarik

perhatian pembaca. Oleh karena itu, kemampuan pengarang dalam

mengisahkan tokoh cerita dengan menarik sangat dibutuhkan agar pembaca

tidak bosan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

15

Jenis tokoh menurut peranannya terdapat tokoh utama dan tokoh

tambahan. Nurgyantoro (2015:259) mengatakan bahwa tokoh utama (central

character) adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang

bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan. Baik

sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian, sedangkan tokoh

tambahan (peripheral character) adalah tokoh yang dimunculkan sekali atau

beberapa kali dalam cerita, dan itupun dalam porsi penceritaan yang relatif

pendek.

Tokoh utama adalah tokoh yang paling banyak diceritakan dalam

sebuah cerita. Sebagian besar tokoh utama terlibat dalam alur cerita. Baik alur

yang menceritakan tentang paparan, tikaian, hingga selesaian, sedangkan

tokoh tambahan adalah tokoh yang tidak terlibat dalam keseluruhan alur cerita.

Meskipun sering muncul secara bersamaan dengan tokoh utama, namun asal-

usul tokoh tambahan tidak diceritakan secara mendalam dan detail. Tokoh ini

hanya sebagai pelengkap. Peran yang dimiliki oleh tokoh tambahan sangat

terbatas. Tokoh tambahan sering berkonflik dengan tokoh utama. Namun,

selain berkonflik biasanya tokoh tambahan memiliki peran sebagai orang baik

(membantu tokoh utama) atau tokoh yang bersifat netral (penengah).

b. Penokohan

Penokohan (characterization) adalah penghadiran tokoh dalam cerita

fiksi atau drama dengan cara langsung atau tidak langsung dan mengundang

pembaca untuk menafsirkan kualitas dirinya lewat kata dan tindakannya. Di

sisi lain, Jones (dalam Nurgyantoro, 2015:247) mengatakan bahwa penokohan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

16

adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan

dalam sebuah cerita. Penokohan adalah pemberian karakter atau watak

terhadap seorang tokoh dalam karya naratif. Sama halnya dengan unsur plot

dan pemplotan, tokoh dan penokohan merupakan unsur yang penting dalam

karya naratif. Dalam sebuah fiksi sering digunakan istilah seperti tokoh dan

penokohan, watak dan perwatakan, atau karakter dan karakterisasi secara

bergantian dengan menunjuk pengertian yang sama.

Dari pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa istilah penokohan

(characterization) adalah perwatakan atau pemberian karakter oleh pengarang

kepada seorang tokoh. Perwatakan, watak, atau karakter yang dimiliki seorang

tokoh biasanya diperankan sesuai dengan lakon dalam cerita.

Menurut Nuryantoro (2015:279) teknik penggambaran tokoh dibagi

menjadi dua yaitu teknik ekspositori atau secara langsung dan teknik dramatik

atau secara tidak langsung. Teknik ekspositori adalah pelukisan tokoh cerita

dilakukan dengan memberikan deskripsi, uraian atau penjelasan secara

langsung. Tokoh cerita hadir dan dihadirkan oleh pengarang kehadapan

pembaca dengan cara tidak berbelit-belit, melainkan begitu saja dan langsung

disertai deskripsi kediriannya, yang mungkin berupa sikap, sifat, watak,

tingkah laku, atau bahkan juga ciri fisiknya.

Teknik dramatik adalah pengarang tidak mendeskripsikan secara

eksplisit sifat dan sikap serta tingkah laku para tokoh. Ada beberapa wujud

penggambaran teknik dramatik yang sering dipakai oleh pengarang,

diantaranya: 1) teknik cakapan, 2) teknik tingkah laku, 3) teknik pikiran dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

17

perasaan, 4) teknik arus kesadaran, 5) teknik reaksi tokoh, 6) teknik reaksi

tokoh lain, 7) teknik pelukisan latar, 8) teknik pelukisan fisik. Berikut adalah

penjelasan tentang teknik-teknik tersebut.

1) Teknik Cakapan

Teknik cakapan merupakan pengambaran sifat-sifat tokoh dilihat dari

tingkah laku verbal yang berwujud kata-kata atau dialog para tokoh.

Melalui percakapan para tokoh dapat terlihat sifat dan watak dari tokoh

tersebut misalnya jahat, baik, rendah hati, dan sombong.

2) Teknik Tingkah Laku

Jika teknik cakapan dimaksudkan untuk menunjukkan tingkah laku verbal

yang berwujud kata-kata, teknik tingkah laku menunjuk pada tindakan

nonverbal, fisik. Dalam hal ini reaksi, tanggapan, sifat, dan sikap dapat

mencerminkan perwatakan tokoh.

3) Teknik Pikiran dan Perasaan

Teknik pelukisan pikiran menekankan pada pikiran-pikiran tokoh,

sedangkan teknik perasaan menekankan pada penggambaran perasaan

tokoh yang tidak termasuk pengalaman bawah sadar.

4) Teknik Arus Sadar

Teknik ini merupakan cara penceritaan untuk menangkap dan melukiskan

warna-warni perkembangan karakter, yakni ketika persepsi bercampur

kesadaran atau setengah kesadaran, dengan kenangan dan perasaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

18

5) Teknik Reaksi Tokoh

Teknik reaksi tokoh dimaksudkan sebagai reaksi tokoh terhadap suatu

kejadian, masalah, keadaan, kata, dan sikap tingkah laku orang lain, dan

sebagainya yang berupa “rangsang” dari luar diri tokoh yang bersangkutan.

6) Teknik Reaksi Tokoh Lain

Teknik ini dimaksudkan sebagai reaksi yang diberikan oleh tokoh lain

terhadap tokoh utama, atau tokoh yang dipelajari kehadirannya, yang

berupa pandangan, pendapat, sikap, komentar, dan lain-lain.

7) Teknik Pelukisan Latar

Teknik pelukisan latar sering juga untuk menggambarkan tokoh karena

latar sering pula dapat menunjukkan tokoh dan karena latar merupakan

lingkungan yang hakikatnya dapat dilihat sebagai peluasan diri tokoh.

8) Teknik Pelukisan Fisik

Pada teknik ini, pengarang dapat menyatakan secara langsung wujud fisik

tokoh-tokohnya. Dan dapat pula melalui mata dan pandangan tokoh

lainnya.

c. Alur

Menurut Stanton (dalam Nurgyantoro, 2015:167) alur atau plot adalah

cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan

secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan

terjadinya peristiwa yang lain. Di sisi lain, Kenny (dalam Nurgyantoro,

2015:167) mengemukakan bahwa plot sebagai peristiwa-peristiwa yang

ditampilkan dalam cerita yang tidak bersifat sederhana karena pengarang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

19

menyusun peristiwa-peristiwa itu berdasarkan kaitan sebab akibat. Tidak jauh

berbeda dari pendapat kedua ahli di atas, Waluyo (2011:9) mengemukakan

bahwa alur atau plot disebut sebagai kerangka cerita, yaitu jalinan cerita yang

disusun dalam urutan waktu yang menunjukkan hubungan sebab akibat dan

memiliki kemungkinan agar pembaca menebak-nebak peristiwa yang akan

datang.

Dari ketiga pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa alur atau plot

adalah rangkaian peristiwa yang terdapat dalam sebuah karya sastra. Alur

merupakan urutan peristiwa atau kejadian yang dihubungkan dengan

hubungan sebab akibat, dalam arti lain peristiwa yang satu disebabkan atau

menyebabkan peristiwa lainnya terjadinya. Alur dapat diartikan juga sebagai

peristiwa dalam karya sastra yang memiliki penekanan pada hubungan

kausalitas.

Secara umum struktur alur terbagi menjadi tiga bagian yaitu awal,

tengah, dan akhir. Namun, dalam proses urutan peristiwa dalam karya naratif,

pengarang memiliki preferensi tertentu dalam menyusun ceritanya, pembagian

tersebut dapat dispesifikasikan lagi. Struktur alur dapat dirinci lagi ke dalam

bagian-bagian kecil lainnya. Di sini, penulis mengambil struktur alur menurut

Burhan Nurgiyantoro karena pembagiannya sangat rinci dan bisa digunakan

untuk menganalisis alur pada roman Larasati karya Pramoedya Ananta Toer.

Menurut Nurgiyantoro (2015:169-170) struktur alur terdiri dari lima tahap

yaitu 1) tahap penyituasian (situation), 2) tahap pemunculan konflik

(generating circumstances), 3) tahap peningkatan konflik (rising action), 4)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

20

klimaks (climax), dan 5) tahap penyelesaian (denouement). Berikut penjelasan

mengenai struktur alur.

1) Tahap Penyituasian (situation)

Tahap penyituasian adalah tahap yang berisi pelukisan dan pengenalan

situasi latar dan tokoh-tokoh cerita. Tahap ini merupakan tahap pembukaan

cerita, pemberian informasi awal, dan lain-lain yang berfungsi untuk

melandasi cerita yang dikisahkan pada tahap berikutnya (Nurgiyantoro,

2015:169).

2) Tahap Pemunculan Konflik (Generating Circumstance)

Tahap pemunculan konflik adalah masalah-masalah dan peristiwa-

peristiwa yang menyulut terjadinya munculnya konflik, dan konflik itu

sendiri akan berkembang dan atau dikembangkan menjadi konflik-konflik

pada tahap berikutnya (Nurgiyantoro, 2015:169)

3) Tahap Peningkatan Konflik (Rising Action)

Konflik yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin

berkembang dan dikembangkan intensitasnya. Peristiwa-peristiwa

dramatik yang menjadi inti cerita semakin mencengkam menegangkan.

Konflik-konflik yang terjadi, internal, eksternal, ataupun keduanya,

pertentangan-pertentangan, benturan-benturan antarkepentingan, masalah,

dan tokoh yang mengarah ke klimaks semakin dapat dihindari

(Nurgiyantoro, 2015: 169-170).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

21

4) Klimaks (Climax)

Konflik atau pertentangan-pertentangan yang terjadi, yang diakui dan atau

ditimpakan kepada para tokoh cerita mencapai titik intensitas puncak.

Klimaks sebuah cerita akan dialami oleh tokoh utama yang berperan

sebagai pelaku dan penderita terjadinya konflik utama. Sebuah fiksi yang

panjang mungkin saja memiliki lebih dari satu klimaks, atau paling tidak

dapat ditafsirkan demikian (Nurgiyantoro, 2015:170).

5) Penyelesaian (Denouement)

Tahap penyelesaian (denouement), konflik yang telah mencapai klimaks

diberi jalan keluar dan cerita diakhiri. Penyelesaian adalah bagian akhir

atau penutup cerita. Selesaian boleh jadi mengandung penyelesaian

masalah yang melegakan (happy ending). Boleh juga mengandung

penyelesaian masalah yang menyedihkan; misalnya si tokoh bunuh diri.

Ada juga pokok masalah tetap menggantung tanpa pemecahan. Jadi, cerita

sampai pada selesaian tanpa menyelesaikan masalah, keadaan yang penuh

ketidakpastian dan ketidakjelasan (Nurgiyantoro, 2015:170)

Pada prinsipnya ada tiga jenis alur, yaitu pertama alur garis lurus atau alur

progresif atau alur konvensional adalah urutan peristiwa yang berurutan dari

awal hingga akhir. Pengarang memilih peristiwa-peristiwa penting yang

menurut pertimbangan pengarang harus dimasukkan dalam karyanya karena

mendukung proses penceritaan. Kedua, alur flashback atau sorot balik atau alur

regresif adalah alur yang terjadi karena pengarang mendahulukan akhir cerita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

22

dan setelah itu kembali ke awal cerita. Ketiga, alur campuran yaitu pemakaian

alur garis lurus dan flashback sekaligus di dalam cerita fiksi.

d. Latar

Abrams (dalam Nurgyantoro, 2015:302) mengemukakan bahwa

latar atau setting disebut juga sebagai landas tumpu, menunjuk pada pengertian

tempat, hubungan waktu sejarah, dan lingkungan sosial tempat terjadinya

peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Hal ini menunjukan bahwa latar

memiliki pengaruh terhadap kehidupan tokoh dalam cerita. Dalam sebuah

kehidupan nyata biasanya ada tokoh di dalamnya. Untuk mendukung

perjalanan hidup seorang tokoh tidak terlepas dari latar. Bahkan, sifat dan

perilaku tokoh dipengaruhi oleh latar dan situasi. Dengan kata lain, seperti

halnya dikehidupan nyata, fiksi sebagai sebuah dunia, selain membutuhkan

tokoh, cerita, dan alur juga membutuhkan latar.

Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa latar adalah unsur

yang tidak kalah penting dalam sebuah cerita. Latar berfungsi memberikan

penanda yang mendukung berjalannya sebuah cerita. Jika tidak ada latar maka

keberadaan para tokoh tidak dapat diketahui dan diterima maknanya oleh

pembaca.

Burhan Nurgyantoro (2015:314) mengatakan bahwa unsur latar dapat

dibedakan dalam tiga unsur pokok, sebagai berikut.

1) Latar Tempat

Latar tempat menunjuk pada lokasi terjadinya peristiwa yang

diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

23

mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, mungkin

lokasi tertentu tanpa nama jelas. Latar tempat yang tanpa nama jelas biasanya

hanya berupa penyebutan jelas dan sifat umum tempat-tempat tertentu,

misalnya desa, sungai, jala, hutan, kota kecamatan, dan sebagainya.

2) Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya

peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah

“kapan” tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang

ada kaitannya dengan peristiwa sejarah.

3) Latar Sosial-Budaya

Latar sosial-budaya menunjuk pada hal-hal yang berhubungan

dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan

dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai

masalah dalam lingkup yang cukup kompleks. Ia dapat berupa kebiasaan

hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan

bersikap, dan yang tergolong latar spiritual. Di samping itu, latar sosial-

budaya juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan,

misalnya rendah, menengah, atau atas.

e. Tema

Tema yang terkandung dalam sebuah karya sastra merupakan gagasan

pokok sebuah cerita. Untuk menemukan makna dalam sebuah cerita kita harus

mengetahui terlebih dahulu makna pokok atau tema itu sendiri. Menurut

Stanton dan Kenny (dalam Nurgyantoro, 2015:114) tema adalah makna yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

24

dikandung dan ditawarkan oleh sebuah cerita, sedangkan menurut

(Nurgyantoro, 2015:115) Tema adalah gagasan (makna) dasar umum yang

menopang sebuah karya sastra sebagai struktur semantik dan bersifat abstrak

yang secara berulang-ulang dimunculkan lewat motif-motif dan biasanya

dilakukan secara implisit.

Tema akan menjadi makna cerita jika memiliki keterkaitan dengan

unsur-unsur cerita lainnya. Sebaliknya, unsur tokoh, plot, dan latar akan

menjadi padu dan bermakna jika diikat oleh sebuah tema. Tema sebuah cerita

tidak disampaikan secara langsung melainkan disampaikan secara implisit

melalui unsur cerita lainnya yakni tokoh, plot, dan latar.

Berdasarkan pendapat Nurgyantoro di atas, dapat disimpulkan bahwa

tema adalah makna yang dikandung dan ditawarkan oleh sebuah cerita yang

berfungsi untuk menopang sebuah karya sastra. Makna tersebut dapat kita

temukan dalam sebuah cerita dengan membaca secara keseluruhan, setelah itu

baru menyimpulkan tema cerita.

2.3 Kerangka Berpikir

Fenomena karya sastra berupa roman Larasati. Peneliti memilih roman

Larasati karya Pramoedya Ananta Toer untuk dianalisis. Roman ini layak

untuk diteliti karena menguraikan isi roman yang kaya akan pengalaman-

pengalaman batin. Dalam penelitian ini, hal pertama yang dilakukan oleh

peneliti adalah mencari roman yang akan dianalisis unsur intrinsiknya.

Peneliti menggunakan teori Nurgiyantoro untuk menganalisis roman

Larasati. Hasil penelitian ini terdapat unsur pembangun dalam roman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

25

Larasati karya Pramoedya Ananta Toer. Unsur tersebut ialah unsur intrinsik

yang meliputi tokoh, penokohan, alur, latar, dan tema.

Skema 1 Kerangka Berpikir

Roman Larasati karya

Pramoedya Ananta Toer, roman

ini layak untuk diteliti karena

menguraikan isi roman yang

kaya akan pengalaman-

pengalaman batin.

Dianalisis

menggunakan teori

Nurgiyantoro.

Fenomena karya sastra

berupa roman.

Hasil penelitian ini terdapat unsur

pembangun dalam roman Larasati

karya Pramoedya Ananta Toer. Unsur

tersebut ialah unsur intrinsik yang

meliputi tokoh, penokohan, alur, latar,

dan tema.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

adalah jenis penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan. Pada bab ini terdiri dari enam subbab yaitu jenis penelitian, data dan

sumber data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data,

dan triangulasi. Berikut akan dijelaskan rincian enam subbab pada bagian

metodologi penelitian.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian dengan judul Analisis Unsur Intrinsik (Tokoh, penokohan, alur,

latar, dan tema) dalam Roman Larasati karya Pramoedya Ananta Toer. Dalam

penelitian ini, peneliti akan menganalisis sebuah wacana. Data utama yang

digunakan adalah kutipan-kutipan yang mengandung unsur intrinsik berupa

tokoh, penokohan, alur, latar, dan tema dari roman Larasati. Oleh karena itu,

penelitian kualitatif sangat cocok digunakan dalam penelitian ini. Penelitian

kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan produk analisis yang tidak

menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kualifikasi lainnya (Moleong,

2006:6). Dari pendapat Moleong, dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif

adalah penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata dan tidak

menggunaan prosedur analisis statistik dalam datanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

27

3.2 Data Penelitian dan Sumber Data

Data yang digunakan adalah kutipan-kutipan yang mengandung unsur

intrinsik berupa tokoh, penokohan, alur, latar, dan tema dari roman Larasati.

Identitas sumber data yang digunakan sebagai berikut.

judul roman : Larasati

halaman : 178

pengarang : Pramoedya Ananta Toer

penerbit : Lentera Dipantara

tahun terbit : 2017

kota : Jakarta.

3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah, hasilnya lebih baik,

cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah (Arikunto,

2006:163). Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah teks roman

Larasati karya Pramoedya Ananta Toer. Dalam penelitian ini, peneliti memiliki

peran utama sebagai alat pegumpul data. Selain itu, peneliti juga layak disebut

sebagai instrumen penelitian. Peneliti layak disebut sebagai instrumen

penelitian karena sebelum melakukan penelitian, peneliti sudah memiliki modal

ilmu pengetahuan mengenai analisis unsur intrinsik roman dan merancang

rencana pembelajaran yang didapatkan selama proses perkuliahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

28

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik baca dan teknik

tulis. Teknik baca dilakukan oleh peneliti dengan membaca keseluruhan isi

roman Larasati karya Pramoedya Ananta Toer, sedangkan teknik tulis

dilakukan oleh peneliti setelah membaca roman tersebut. Dalam teknik ini

peneliti menulis hal-hal penting yang berkaitan dengan unsur intrinsik berupa

tokoh, penokohan, alur, latar, dan tema yang terdapat dalam roman Larasati.

Kedua teknik ini dilakukan karena penelitian ini berupa analisis wacana.

3.5 Teknik Analisis Data

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

struktural. Pendekatan struktural merupakan sebuah pendekatan terhadap teks-

teks sastra yang menekankan keseluruhan relasi antara berbagai unsur teks.

Teori struktural adalah paham mengenai unsur-unsur teks sastra. Unsur yang

terdapat dalam teks sastra berarti struktur itu sendiri. Dalam sebuah karya

sastra memiliki beberapa unsur yaitu tema, alur, tokoh, penokohan, latar, gaya

bahaya, sudut pandang, dan amanat.

Analisis data yang dilakukan untuk mengolah hasil dari penelitian ini

dibagi menjadi dalam beberapa langkah sebagai berikut.

a. Peneliti harus membaca keseluruhan roman Larasati karya Pramoedya

Ananta Toer dan membuat sinopsis.

b. Peneliti menganalisis dan menulis informasi penting berupa unsur intrinsik

seperti tokoh, penokohan, alur, latar, dan tema yang terdapat dalam roman

Larasati karya Pramoedya Ananta Toer.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

29

c. Setelah menganalisis, peneliti menyusun hasil analisis tersebut dalam

bentuk tabel triangulasi.

3.6 Triangulasi

Penelitian ini menggunakan triangulasi untuk memeriksa keabsahan

data yang telah diperoleh dari hasil penelitian. Triangulasi dalam pengujian

kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan

berbagai cara, dan berbagai waktu (Sugiyono, 2010:273). Triangulasi adalah

penggunaan dua atau lebih sumber untuk mendapatkan gambaran yang

menyeluruh tentang suatu fenomena yang akan diteliti (Herdiansyah,

2012:201). Triangulasi dilakukan untuk memperkuat data, triangulasi tersebut

dapat dilakukan secara terus menerus sampai peneliti puas dengan datanya,

sampai yakin dengan datanya valid (Herdiansyah, 2012:168). Dalam penelitian

ini, peneliti membuat triangulasi dengan tujuan untuk melakukan pengecekan

terhadap validitas dan keterpercayaan hasil penelitian. Triangulasi dalam

penelitian ini menggunakan teknik pemeriksaan yang memanfaatkan keahlian

peneliti lain untuk membantu mengurangi ketidakcermatan dalam analisis data.

Peneliti lain yang melakukan pengecekan dalam triangulasi penelitian ini adalah

pakar yang ahli dalam bidang sastra yakni, Diani Febriasari, M.Pd.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti memaparkan deskripsi data, sinopsis roman Larasati,

dan hasil analisis unsur intrinsik roman Larasati. Analisis unsur intrinsik berupa

tokoh, penokohan, alur, latar, dan tema. Berikut rincian subbab pada bagian hasil

penelitian dan pembahasan.

4.1 Deskrips Data

Pada bab ini akan dikemukakan data yang ditemukan dalam penelitian

analisis unsur intrinsik roman Larasati karya Pramoedya Ananta Toer. Roman yang

digunakan untuk dianalisis terdiri dari 178 halaman. Data yang ditemukan adalah

kalimat atau paragraf yang terdapat dalam roman Larasati.

Adapun unsur intrinsik yang dianalisis berfokus pada tokoh,

penokohan, alur, latar, dan tema dalam roman Larasati. Secara umum tokoh dibagi

menjadi dua, yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan. Pada bagian penokohan,

terdapat dua teknik penggambaran tokoh yaitu teknik ekspositori atau secara

langsung dan teknik dramatik atau secara tidak langsung. Ada beberapa wujud

penggambaran teknik dramatik yang sering dipakai oleh pengarang, diantaranya: a)

teknik cakapan, b) teknik tingkah laku, c) teknik pikiran dan perasaan, d) teknik

arus kesadaran, e) teknik reaksi tokoh, f)teknik reaksi tokoh lain, g) teknik pelukisan

latar, h) teknik pelukisan fisik.

Selanjutnya peneliti akan menganalisis unsur intrinsik alur. Struktur

alur terdiri dari lima bagian yaitu 1) tahap penyituasian (situation), 2) tahap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

31

pemunculan konflik (generating circumstances), 3) tahap peningkatan konflik

(rising action), 4) klimaks (climax), dan 5) tahap penyelesaian (denouement).

Peneliti juga akan menganalisis unsur intrinsik latar yang terbagi menjadi tiga unsur

pokok yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial-budaya. Bagian terakhir dari

analisis unsur intrinsik adalah tema. Peneliti akan menganalisis makna yang

ditawarkan dalam roman Larasati.

4.2 Sinopsis Roman Larasati Karya Pramoedya Ananta Toer

Roman Larasati merupakan salah satu karya sastra yang di dalamnya

mengandung semangat perjuangan bangsa Indonesia. Roman ini ditulis oleh

Pramoedya Ananta Toer dengan mengambil latar belakang sejarah pasca

proklamasi Indonesia.

Cerita dimulai ketika seorang tokoh perempuan berparas cantik

bernama Larasati melakukan perjalanan dari daerah pedalaman (Yogyakarta)

menuju daerah pendudukan (Jakarta). Bagian awal cerita, Larasati diantar oleh

Kapten Oding hingga stasiun Yogya. Kapten Oding adalah seorang opsir yang

bertugas di Yogyakarta. Larasati dikenal sebagai seorang bintang film terkenal dan

tak heran jika banyak orang yang mengenal dan menyapanya di sepanjang

perjalanan.

Lahir sebagai seorang pribumi, Larasati hadir dengan mengemban jiwa

nasionalisme yang menolak berkompromi dengan kolonialisme. Sebagai seorang

bintang film, Larasati berharap kedatangannya di Jakarta akan membuatnya

semakin terkenal dengan bermain film. Larasati juga berkeinginan untuk menemui

ibunya yang telah lama berpisah dengannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

32

Namun sesampainya di Bekasi, Larasati justru direndahkan dan diolok

oleh Mardjohan dan teman-temannya. Mardjohan adalah teman lama Larasati yang

licik dan tunduk pada kekuasaan kolonial. Ketika bertemu Larasati di Bekasi,

Mardjohan merayu Larasati untuk ikut dengannya bermain film untuk kolonial.

Namun Larasati menolak dan berjanji tidak akan bermain untuk bangsa kolonial.

Larasati menghindar dari Mardjohan dan menghampiri ibunya,

Lasmidjah. Lasmidjah adalah sosok perempuan tangguh yang hidup di salah satu

kampung di pinggir kota Jakarta. Lasmidjah bekerja di salah satu rumah keluarga

Arab. Ketika Larasati menghampirinya di rumah keluarga Arab, salah satu pemuda

Arab melihat Larasati dan menaruh hati padanya.

Lasmidjah bercerita bahwa di kampungnya sering terjadi pertempuran.

Pemuda-pemuda yang berjuang tak jarang terluka dan akhirnya dirawat oleh warga

kampung. Sikap Larasati yang kukuh terhadap perjuangan revolusi, membawanya

terlibat dalam pertempuran bersama kelompok pemuda revolusioner melawan

tentara patroli di sekitar kampung ibunya.

Usai pertempuran itu, Lasmidjah memohon kepada Larasati untuk pergi

dari kampung tersebut. Namun, tidak lama setelah itu seorang pemuda Arab

bernama Jusman menahan dan memanfaatkan Lasmidjah untuk mendapatkan

Larasati. Lasmidjah tak pernah pulang kembali ke rumahnya meski Larasati

menunggunya.

Perjuangan Larasati dan kaum revolusioner di daerah pendudukan dan

pedalaman perlahan mampu diredam oleh kolonial. Jalanan mulai dihias oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

33

bendera merah putih biru. Pada saat ini, Jusman menghampiri Larasati yang

kelaparan dan tergopoh-gopoh berjalan. Jusman memaksa Larasati menjadi istri.

Berbulan-bulan Larasati dikurung di rumah keluarga Arab. Ia dan

ibunya tak mampu berbuat apa-apa selain hanya mendengar kabar perjuangan dari

rumah tersebut, sedangkan Jusman selalu pergi keluar rumah tanpa Larasati ketahui

apa yang dikerjakan oleh lelaki itu.

Seiring berjalannya waktu, bangsa kolonial mendapat perlawanan dari

pejuang revolusi. Pemberontakan terjadi dari Jawa perlahan menuju Jakarta.

Akhirnya perjanjian dalam Konferensi Meja Bundar ditandatangani dan Republik

mendapatkan kekuasaannya kembali. Larasati dan orang-orang membanjiri jalan

Merdeka Utara dan merayakan kemenangannya.

Di akhir cerita, Larasati kembali bertemu Kapten Oding. Larasati

terharu bisa bertemu kembali dengan lelaki tersebut. Kini Kapten Oding telah hidup

berkecukupan dan akhirnya mengajak Larasati untuk hidup bersamanya.

4.3 Analisis Unsur Intrinsik Roman Larasati Karya Pramoedya Ananta

Toer

Analisis unsur intrinsik dalam penelitian ini menggunakan roman

Larasati karya Pramoedya Ananta Toer. Analisis ini bertujuan untuk memperoleh

gambaran tentang isi cerita roman Larasati secara menyeluruh. Analisis ini

difokuskan pada unsur intrinsik roman Larasati, meliputi tokoh, penokohan, alur,

latar, dan tema. Berikut hasil analisis unsur intrinsik roman Larasati karya

Pramoedya Ananta Toer.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

34

4.3.1 Tokoh

Ada dua jenis tokoh menurut peranannya yaitu, tokoh utama dan tokoh

tambahan. Nurgyantoro (2015:259) mengatakan bahwa tokoh utama (central

character) adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang

bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik

sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian dan selalu berhubungan

dengan tokoh-tokoh lain, sedangkan tokoh tambahan (peripheral character)

adalah tokoh yang dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam cerita, dan

itupun dalam porsi penceritaan yang relatif pendek. Dalam roman Larasati

terdapat berbagai macam tokoh, antara lain Larasati (Ara), Mardjohan,

Lasmidjah (ibu Larasati), Martabat, Jusman, Chaidir, dan Kapten Oding.

Selanjutnya, peneliti akan menganalisis tokoh menurut peranan.

a. Tokoh Utama

Nurgyantoro (2015:259) mengatakan bahwa tokoh utama (central

character) adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang

bersangkutan. Dalam roman Larasati karya Pramoedya Ananta Toer, tokoh

utama atau tokoh sentralnya adalah seorang perempuan bernama Larasati.

Dilihat dari intensitas keterlibatan tokoh dalam peristiwa-peristiwa yang

membangun cerita, tokoh Larasati merupakan tokoh yang diutamakan dalam

cerita dan paling banyak hadir dalam setiap peristiwa. Tokoh Larasati

diceritakan sebagai seorang perempuan bintang film yang setia berjuang demi

revolusi bangsanya. Di tengah masa kependudukan Belanda di tanah

Indonesia, perempuan pribumi ini berulang kali mengalami konflik sepanjang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

35

hidupnya yang berkaitan dengan perjuangan revolusi tanah airnya. Larasati

merupakan tokoh yang diutamakan ceritanya dalam roman Larasati, hal

tersebut dapat dibuktikan dalam peristiwa-peristiwa berikut ini.

(1) “Sayang sekali. Aku pun ingin lihat kau main di sini. Tapi aku tahu

itu tidak mungkin mengapa pulang ke Jakarta?”

“Keluargaku tinggal seorang. Ibuku. Tidak baik kuserahkan dia

pada nasibnya sendiri. Begitu lama sudah—lebih setahun.” (Toer,

2017:24)

(2) Dan segera ia menjerit untuk kedua kalinya.

“Aku juga berjuang dengan caraku sendiri.” (Toer, 2017:25)

(3) Orang berlari-larian mendekatinya. Dan jendelanya kini seperti

sebutir gula dalam rubungan semut hijau. Juga orang-orang preman

ikut merubung—hanya saja dari suatu jarak. (Toer, 2017:28)

(4) Larasati mencoba bangun dari bangku panjang kayu jati tebal itu.

Tetapi kakinya terasa lemas. Ia mencoba ingat apa yang terjadi.

Mula-mula ia teringat pada darah lempengan hitam merah,

kemudian pada sebuah wajah. Akhirnya teringatlah ia pada si sakit:

Ketut Suratna. (Toer, 2017:63)

(5) “Tidur? Hhh. Tidur, katanya. Di sini tak ada orang tidur, Ara. Kau

dengar derap sepatu tadi? Sebentar lagi mereka tinggalkan kampung

kita. Jam tiga malam datang lagi. Jam lima pergi lagi. Kau dengar

pertempuran tadi. Sebentar lagi lebih hebat. Dekat-dekat jam tiga

pagi puncaknya. Di sini orang tidak tidur. Mereka bilang jangan

tidur!… (Toer, 2017:86)

(6) Mau rasanya Ara mengucurkan airmata untuk ke sekian kalinya

dalam sehari ini. Api yang juga harus menanggung kelaparan! Api

Revolusi ini. Ara menggeleng. Dan baru sekarang Ara mulai bicara,

“Apa guna makan hari ini? Yogya jatuh!” (Toer, 2017:137)

(7) Dan waktu ia memandangi ibunya lagi, orangtua itu sudah ada di

hadapannya. Jusman menariknya hati-hati duduk di kursi Panjang,

duduk di sampingnya. Dengan bibir menghampiri pipinya berbisik:

“Sejak kini kau tinggal di sini. Kau cintai ibumu, bukan?” (Toer,

2017:141)

(8) Orang berduyun-duyun membanjiri Merdeka Utara, menyambut

Presiden Soekarno dari Yogyakarta, menggantikan Gubernur

Jenderal Hindia Belanda sebagai Presiden Sementara Negara

Kesatuan Republik Indonesia Serikat? Orang tidak peduli Serikat

atau Kesatuan. Pokoknya penjajahan Belanda telah diakhiri.

Ara adalah seorang di antara sekian ratus ribu hadirin. (Toer,

2017:174:175)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

36

Pada kutipan (1) bagian awal, tokoh Larasati diceritakan sedang

melakukan perjalanan dari pedalaman Yogyakarta ke Jakarta untuk

melanjutkan karir film dan menemui ibunya, Lasmidjah. Kutipan (2), seorang

perwira piket di Cikampek berpesan pada Larasati bahwa Revolusi akan

menang dan mereka akan bertemu di Jakarta sebagai dua orang seniman.

Larasati meyakinkan perwira piket tersebut bahwa ia juga akan ikut berjuang

dengan caranya sendiri sebagai seniman. Kutipan (3), di perjalanan menuju

Jakarta, Larasati berulang kali mendapat sorak-sorai dari pemuda-pemuda

pejuang revolusi yang melihatnya melintas dengan kereta. Larasati

digambarkan sebagai seorang bintang film yang selalu dipuja-puja oleh banyak

orang, termasuk para pemuda pejuang revolusi.

Kutipan (4), setelah Larasati menjalani pemeriksaan di sebuah kemah,

Larasati dengan paksa mengunjungi penjara. Peristiwa saat di dalam penjara

ini, Larasati bertemu dengan salah satu tawanan yang sakit hingga

membuatnya pingsan. Kutipan (5), kehidupan Larasati bersama ibunya di

sebuah kampung di Jakarta membuatnya menyadari bahwa orang-orang di sana

tidak pernah sungguh-sungguh tidur. Peperangan antara pejuang revolusi

melawan kolonial selalu terjadi setiap tengah malam hingga subuh.

Kutipan (6), ketika Lasmidjah meninggalkan Larasati dan tidak pernah

pulang lagi, Larasati hidup sendiri, kelaparan, dan merasa sedih mendengar

perjuangan revolusi mulai padam di Yogyakarta. Di saat itulah Larasati

bertemu dengan Chaidir dan merasa kehilangan harapan. Kutipan (7), hidup

Larasati pun penuh rintangan. Suatu kali, ibunya, Lasmidjah, ditahan oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

37

keluarga Arab oleh karena pemuda Arab bernama Jusman ingin memiliki

Larasati. Larasati akhirnya terpaksa menuruti kemauan tersebut saat kondisi

kehidupannya sedang susah dan tak menentu. Kutipan (8), pada bagian akhir

roman ini, diceritakan bahwa Republik telah berhasil menang dan

mendapatkan penuh kemerdekaan dan kekuasaannya. Sebagai seorang pejuang

revolusi, Larasati, ikut merayakan kemenangan dengan memenuhi jalan

Merdeka Utara.

Kehadiran tokoh Larasati pada peristiwa-peristiwa di atas selalu

berhubungan dengan tokoh-tokoh tambahan. Peristiwa-peristiwa yang

dihadirkan dominan menceritakan kisah Larasati dalam menghadapi konflik

seperti yang telah disebutkan di atas. Hal itu membuktikan bahwa keterlibatan

tokoh Larasati disetiap peristiwa-peristiwa lebih banyak dibandingkan tokoh

lainnya. Oleh karena itu, tokoh Larasati dapat dinyatakan sebagai tokoh sentral

atau tokoh utama.

b. Tokoh Tambahan

Tokoh tambahan adalah tokoh yang tidak terlibat dalam keseluruhan

alur cerita. Meskipun sering muncul secara bersamaan dengan tokoh utama,

namun asal-usul tokoh tambahan tidak diceritakan secara mendalam dan detail.

Tokoh ini hanya sebagai pelengkap dalam peristiwa-peristiwa tertentu.

Nurgyantoro (2015:259) mengatakan bahwa tokoh tambahan (peripheral

character) adalah tokoh yang dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam

cerita, dan itupun dalam porsi penceritaan yang relatif pendek.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

38

Selain tokoh utama atau tokoh sentral, roman Larasati karya

Pramoedya Ananta Toer memiliki tokoh tambahan antara lain adalah

Mardjohan, Lasmidjah (ibu Larasati), Martabat, Jusman, Chaidir, dan Kapten

Oding. Beberapa tokoh yang disebutkan di atas merupakan tokoh tambahan

yang muncul bersamaan dengan tokoh utama dalam peristiwa-peritiwa

tertentu.

Tokoh tambahan bernama Mardjohan adalah tokoh yang mencoba

menghasut Larasati untuk bermain dalam film propaganda Belanda. Tawaran

tersebut justru berlawanan dengan kehendak hati Larasati yaitu tetap setia

kepada perjuangan Revolusi. Kehadiran Mardjohan terlihat dalam kutipan

berikut.

(9) Seseorang berpakaian preman berlari-larian dari kantor. Stasiun

menghampirinya. Dan sebelum ia menyadari ini, terdengar orang

berseru-seru girang: “Ara! Ara!”

Larasati menyeka mukanya dengan selendang tengik itu.

menajamkan pandang pada pendatang. Tapi ia pura-pura tak peduli.

Dia juga pengkhianat, bisik hatinya. Ia kenal dia: Mardjohan—di

jaman Jepang seorang announcer. Sebentar lagi bakal banjir

propaganda dari mulutnya yang jorok itu, ia memperingatkan dirinya

sendiri. (Toer, 2017:34)

(10) “Lebih baik kau pikirkan keselamatanmu.” Mardjhoan mulai

mengancam. “Lihat semua orang mengawasi kau.” (Toer, 2017:35)

(11) “Tak ada guna dibicarakan terus, Ara.” Mardjohan memutuskan. Ia

geserkan duduknya. Mendekat. Kian mendekat. Berapatan. “Kita bisa

jadi sekutu yang baik! Kau dan aku.” (Toer, 2017:43)

(12) “Mengapa kau?” Mardjohan bertanya. “Kau datang kemari karena

kecewa di pedalaman, bukan? Kau pergi ke daerah pendudukan buat

cari duit. Tak patut kau bersikap bergitu garang.” (Toer, 2017:49)

(13) Mardjohan Nampak berdiri di pojok kantor sambil kadang-kadang

menghapus keringat dengan setangan indah. Pada bibirnya selalu

nampak senyum, yang sengaja dikirimkannya pada Larasati. (Toer,

2017:63)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

39

Pada kutipan (9), (10), (11), (12), (13), tokoh Mardjohan diceritakan.

Tokoh Mardjohan diceritakan dari halaman 34 hingga halaman 66.

Keterlibatan tokoh Mardjohan dalam cerita relatif sedikit. Seperti yang telah

dijelaskan di atas bahwa tokoh tambahan diceritakan lebih sedikit dari tokoh

utama. Hal ini membuktikan bahwa tokoh Mardjohan adalah tokoh tambahan.

Tokoh tambahan Lasmidjah hadir ketika Larasati telah berhasil

sampai disalah satu kampung di Jakarta. Lasmidjah merupakan ibu dari

Larasati yang bekerja di salah satu rumah keluarga Arab. Lasmidjah

diceritakan telah menanti-nanti kabar dan kedatangan anaknya. Berikut kutipan

yang membuktikan.

(14) Orang tua itu terburu-buru membuka pintu depan, menuruni

jenjang rumah dan menubruk Ara. “Ara kebangetan kau. tidak ada

kabar tidak ada cerita.” (Toer, 2017:81)

(15) “Rumahku tak layak buatmu, Ara.” (Toer, 2017:82)

(16) “Dia anakku. Anakku Larasati!” Tiba-tiba terdengar jawaban dari

dalam rumah dan segera kemudian muncul Lasmidjah dengan

rambut kusut masai dan terhenti di ambang pintu. (Toer, 2017:90)

Pada kutipan (14), (15), (16), tokoh Lasmidjah diceritakan. Tokoh

Lasmidjah diceritakan dari halaman 81 hingga 93, kemudian muncul lagi pada

halaman 108 hingga 115, dan muncul lagi dibagian akhir cerita. Tokoh

Lasmidjah beberapa kali terlibat dalam percakapan dengan tokoh utama,

Larasati. Intensitas keterlibatan tokoh Lasmidjah dalam peristiwa-peristiwa

yang membangun cerita lebih sedikit. Hal ini membuktikan bahwa tokoh

Lasmidjah adalah tokoh tambahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

40

Martabat merupakan tokoh tambahan. Martabat diceritakan sebagai

seorang sopir NICA yang membawa Larasati ke penjara dan juga kampung ibu

Larasati. Martabat memiliki cita-cita yang sama dengan Larasati yaitu

kemerdekaan bagi Republik. Tokoh Martabat hadir dalam peristiwa bersama

Larasati seperti pada kutipan berikut.

(17) “Nona curiga karena pakaianku, karena pekerjaanku. Aku baru

seminggu turun dari Papua, dari Sorong. Tidak tahu tentang

semua ini.”

“Pergilah sendiri ke seberang.”

“Seberang mana, nona.”

“Seberang kali Bekasi. Kau akan tahu sendiri.”

“Itulah nona, aku mencari hubungan. Aku yakin nona bisa

menghubungkan. Kalau tidak sia-sia saja bakalnya. Aku mau

melarikan mobil itu, dan beberapa kawan ikut serta nanti.” (Toer,

2017:69)

(18) “Tentu kau tau, nona, kini tak bisa tinggal lama. Berilah alamat

itu.” (Toer, 2017:87)

Pada kutipan (17) dan (18), tokoh Martabat diceritakan. Tokoh

Martabat muncul pertama kali pada halaman 69, kemudian muncul lagi pada

halaman 87 hingga halaman 109. Tokoh Martabat beberapa kali terlibat dalam

percakapan dengan tokoh utama, Larasati. Intensitas keterlibatan tokoh

Martabat dalam peristiwa-peristiwa yang membangun cerita lebih sedikit. Hal

ini membuktikan bahwa tokoh Martabat adalah tokoh tambahan.

Jusman adalah seorang pemuda dari keluarga Arab. Kehadiran tokoh

Jusman dalam peristiwa bersama Larasati kerap menahan keinginan dari tokoh

utama, yaitu keinginan Larasati untuk berjuang mencapai kemerdekaan.

Berikut kutipan yang membuktikan.

(19) “Bukan saja Yogya yang jatuh. Juga aku,” bisiknya pada diri

sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

41

“Apa lagi mau kau lawan?” pemuda Arab itu mengejek. Ara diam

saja.

“Sekarang tak ada lagi permusuhan,” Jusman meneruskan. “Yang

ada sekarang cuma satu: kepatuhan. Barangsiapa tak sanggup

patuh.

Dia dihancurkan.” (Toer, 2017:144)

(20) “Kau sudah mulai bicara denganku sekarang, Ara!” Jusman

berseri-seri berbahagia. Ia tangkap tangan Ara, ia tarik dan

dipeluknya erat-erat. (Toer, 2017:147)

Pada kutipan (19) dan (20), tokoh Jusman diceritakan. Tokoh Jusman

muncul pada halaman 118, kemudian muncul lagi pada halaman 129 hingga

halaman 149, dan muncul lagi pada halaman 162 hingga 173. Tokoh Jusman

beberapa kali terlibat dalam percakapan dengan tokoh utama, Larasati.

Intensitas keterlibatan tokoh Jusman dalam peristiwa-peristiwa yang

membangun cerita lebih sedikit. Hal ini membuktikan bahwa tokoh Jusman

adalah tokoh tambahan.

Chaidir merupakan tokoh tambahan dalam roman Larasati.

Meskipun Chaidir hadir dan bertemu Larasati ketika Larasati mengalami fase

kesunyian perjuangan di Jakarta, ia tetap memberi semangat perjuangan

terhadap Larasati.

(21) “Dalam keadaan bagaimanapun setiap orang membutuhkan

segala-galanya. Berikan apa yang mereka butuhkan. Tapi jangan

padamkan api Revolusi. Berikan minyak pada api itu.” (Toer,

2017:137)

(22) “… Apa gunanya ngomong lagi? Revolusi ada dalam diri kita.

Kitalah Revolusi itu sendiri. Keadaan kita keadaan Revolusi.

Hidup kita hidup Revolusi. Mari cari makan Ara.” (Toer,

2017:138)

Pada kutipan (21) dan (22), tokoh Chaidir diceritakan. Tokoh Chaidir

muncul pertama kali pada halaman 136 hingga halaman 139. Jika dilihat dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

42

keterlibatan tokoh Chaidir dalam peristiwa-peristiwa pembangun cerita

sangatlah sedikit. Hal ini membuktikan bahwa tokoh Chaidir adalah tokoh

tambahan.

Di bagian awal dan akhir dalam roman Larasati, tokoh tambahan

bernama Kapten Oding hadir menemani tokoh utama, Larasati. Kapten Oding

diceritakan sebagai seorang opsir di Yogyakarta. Kapten Oding berusaha

membantu Larasati agar bisa aman sampai di Jakarta.

(23) Kalau surat dari Kapten Oding itu beres, pikirnya, nanti sore aku

sudah di Cikampek, besok di Jakarta, Jakarta! (Toer, 2017:9)

(24) “Sekarang kita hidup bersama-sama lagi. Kau tentu tidak ada

keberatan apa-apa. Sudah bertemu dengan ibumu?” (Toer,

2017:176)

Pada kutipan (23) dan (24), tokoh Kapten Oding diceritakan. Tokoh

Kapten Oding pertama kali muncul pada halaman 9. Kemudian muncul lagi

pada halaman 176 hingga halaman 178. Keterlibatan tokoh Kapten Oding

dalam peristiwa-peristiwa pembangun cerita sangat sedikit. Hal ini

membuktikan bahwa tokoh Kapten oding adalah tokoh tambahan.

4.3.2 Penokohan

Penokohan adalah pemberian karakter atau watak terhadap seorang

tokoh dalam karya naratif. Sama halnya dengan unsur plot dan pemplotan,

tokoh dan penokohan merupakan unsur yang penting dalam karya naratif.

Dalam sebuah fiksi sering digunakan istilah seperti tokoh dan penokohan,

watak dan perwatakan, atau karakter dan karakterisasi secara bergantian

dengan menunjuk pengertian yang sama (Nurgyantoro, 2015:247). Pada roman

Larasati karya Pramoedya Ananta Toer, pengarang menggambarkan setiap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

43

karakter tokoh menggunakan teknik ekspositori dan teknik dramatik. Hal ini

dapat dilihat dari penggalan kalimat berupa kutipan-kutipan dari roman

Larasati yang peneliti tulis sebagai bukti dari analisis penggambaran karakter

tokoh.

Teknik ekspositori adalah penggambaran tokoh yang disampaikan

secara langsung, sedangkan teknik dramatik adalah pengarang tidak

menggambarkan secara eksplisit sifat dan sikap serta tingkah laku para tokoh

(Nurgyantoro, 2015:285). Teknik dramatik terdiri dari teknik cakapan, teknik

pemberian nama, teknik tingkah laku, teknik pikiran dan perasaan, teknik arus

kesadaran, teknik perbuatan tokoh, teknik sikap tokoh, teknik pelukis latar, dan

teknik pelukisan fisik. Berikut adalah kutipan penokohan dari tokoh-tokoh

dalam roman Larasati karya Pramoedya Ananta Toer.

a. Larasati

Larasati digambarkan sebagai seorang perempuan pantang menyerah.

Meskipun memiliki latar belakang yang buruk, dia tetap setia pada Revolusi.

Selain itu, dia juga bekerja sebagai bintang film. Banyak orang yang tergila-

gila akan kecantikan yang dimilikinya. Tokoh ini digambarkan dengan

menggunakan teknik ekspositori dan teknik dramatik, yaitu teknik cakapan,

teknik pikiran, teknik tingkah laku, dan teknik perasaan. Hal ini dapat

dibuktikan dalam kutipan berikut.

(25) Malah dialah yang bertanya kagum, “Apanya Lasmidjah sih?

Anaknya?”

“Benar, nek.”

“Benar juga kalau begitu Lasmidjah, ya? Kok anaknya begini

cakap?”

“Kan ibuku juga cakap, nek?” (Toer, 2017:72-73)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

44

Pada kutiapan (25), membuktikan bahwa Larasati digambarkan sebagai

seorang perempuan yang memiliki wajah yang cantik. Kecantikan Larasati

ditampilkan dalam teknik dramatik cakapan ketika ia bertemu dengan seorang

nenek di kampung ibunya.

Larasati merupakan tokoh yang setia pada revolusi dan berulang kali

menolak bermain film untuk propaganda Belanda. Watak ini digambarkan

dengan teknik dramatik yaitu teknik pikiran, seperti dalam kutipan berikut.

(26) Tapi biar bagaimana pun, aku tidak akan berkhianat. Aku juga

punya tanah air. Jelek-jelek tanah airku sendiri, bumi dan manusia

yang menghidupi aku selama ini. Cuma binatang ikut Belanda.

(Toer, 2017:13)

Ketika singgah di Cikampek dan bertemu dengan seorang perwira piket,

tokoh Larasati digambarkan sebagai seorang dermawan atau orang yang suka

berderma. Perwatakan ini diungkapkan dengan teknik dramatik tingkah laku,

yaitu diwujudkan dengan membelikan nasi rames dan memberikan uang ke

dalam saku perwira piket, seperti dalam kutipan berikut.

(27) Pergaulan Larasati yang luas sekaligus memberinya pengertian:

opsir piket yang sedang dinas itu, dan yang kini sedang menguasai

seluruh kota militer Cikampek, sedang bapét—tidak punya!

Dengan cekatan ia panggil pelayan. Dari balik pintu ia

memerintahkan membelikan nasi rames untuk dua orang. (Toer,

2017:20-21)

(28) Dengan cekatan dan baik hatinya, seperti biasa, ia selipkan uang

lembaran limaratus ke dalam saku tamunya, tanpa yang akhir ini

mengetahuinya. Tidak, aku bukan menyogok. (Toer, 2017:23)

Ketika Larasati melanjutkan perjalanan dari Cikampek menuju Jakarta,

Larasati melihat para pemuda bersorak-sorai kepadanya. Larasati merasa sedih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

45

dan kemudian menangis ketika memikirkan para pemuda yang rela berjuang

demi Revolusi esok hari akan bertemu maut. Peristiwa ini menujukkan sifat

sentimental Larasati dalam wujud menangis yang diungkapkan dengan teknik

ekspositori, seperti dalam kutipan berikut.

(29) Untuk pertama kali ini Ara menangis begitu lama, seorang diri. Ia

menangisi jiwa-jiwa muda yang begitu rela, yang begitu tanpa

dosa. Dan, katanya dalam hati, aku adalah penjelmaan dari dosa

sendiri. (Toer, 2017:29)

Ketika Larasati sampai di sebuah penjara bersama Mardjohan, Larasati

digambarkan memiliki sifat simpati di dalam penjara ketika melihat seorang

tawanan yang sakit. Kemudian dengan simpati Larasati menghampiri tawanan

tersebut. Hal itu diungkapkan dengan teknik dramatik tingkah laku oleh

pengarang, seperti dalam kutipan berikut.

(30) Dan sersan itu menghilang. Bintang film itu menghampiri

tawanan itu. meraba kakinya: panas di atas 41 derajat. Orang ini

akan segera mati, pikir Larasati. Mati, berhadapan dengan

pembunuhnya sendiri. (Toer, 2017:59)

Sesaat ketika pemain gambus bernama Achmad datang menghampiri

Larasati di rumah keluarga Arab, Achmad bercerita bahwa Jusman telah

tertembak oleh seorang pemuda. Mendengar kata pemuda membuat Larasati

memiliki keyakinan bahwa Revolusi belum menghilang. Seketika Larasati

menjadi terharu mengingat perjuangan para pemuda. Watak ini ditampilkan

dalam teknik dramatik perasaan, seperti dalam kutipan berikut.

(31) Debaran jantung sekali ini terasa sedemikian tebal darahnya. Ia

terharu. Matanya berkaca-kaca. Indahnya dunia ini bila pemuda

masih tahu perjuangan! (Toer, 2017:160)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

46

Tokoh Larasati juga digambarkan sebagai seorang perempuan

pemberani. Keberanian tersebut diungkapkan melalui teknik dramatik cakapan.

Ketika Larasati baru sampai di Bekasi dan masuk ke dalam kemah

pemeriksaan, Larasati tidak merasakan takut berhadapan dengan sersan

inlander, seperti dalam kutipan berikut.

(32) Orang-orang di luar kemah menjadi gempar. Baik serdadu yang

berdinas maupun para penumpang dari pedalaman—semua

mengarahkan pandang pada kemah. Terdengar sekali lagi

Larasati meradang garang, “Ayoh, sentuh kalau berani. Aku

garuk mukamu yang jelek sampai dadal!” (Toer, 2017:34)

b. Mardjohan

Mardjohan adalah tokoh tambahan yang hadir ketika Larasati baru saja

keluar dari kemah pemeriksaan. Mardjohan merupakan teman lama Larasati

yang bekerja sebagai produser dan sutradara film. Berulang kali Mardjohan

menghasut Larasati untuk bersekutu dengannya dan bermain dalam film

propaganda Belanda. Namun, Larasati selalu menolaknya. Watak Mardjohan

yang suka menghasut diceritakan sepanjang halaman 42 hingga 55 dengan

teknik dramatik cakapan dan ekspositori. Salah satunya terdapat pada kutipan

berikut.

(33) Mardjohan memutuskan. Ia geserkan duduknya. Mendekat. Kian

mendekat. Berapatan. “Kita bisa jadi sekutu yang baik! Kau dan

aku.”

“Sekutu apa?”

“Segala-galanya.” (Toer, 2017:43)

Penokohan tokoh Mardjohan digambarkan secara ekspositori atau

secara langsung yaitu memiliki sifat yang licik. Sifat licik itu terwujud ketika

ia berkhianat akan cintanya terhadap seorang perempuan bernama Maria

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

47

Magdalena, dan lebih memilih bergabung dengan NICA, seperti dalam kutipan

berikut.

(34) Tiba-tiba hati berkisar begitu sentimental, meneruskan kata-

katanya: Waktu Revolusi pecah segera mayor besar Surjo

Sentono dibebaskan oleh Sekutu dari kamp Jepang,

menggabungkan diri dengan Nica. Maria Magdalena Sentono

lari, menggabungkan diri dengan korps mahasiswa—melakukan

perlawanan terhadap Nica. Dua manusia dari satu darah kedua-

duanya menjadi harapannya pecah-belah, berhadap-hadapan

sebagai musuh. Ayah dan anak. Sang ibu tinggal menangis.

“Aku lepaskan cintaku pada Maria. Aku berpihak pada ayahnya.”

(Toer, 2017:55)

c. Lasmidjah

Tokoh Lasmidjah adalah ibu dari Larasati dan tergolong dalam tokoh

tambahan dalam roman Larasati. Lasmidjah tinggal di sebuah kampung di

daerah pendudukan NICA di Jakarta. Sehari-hari, Lasmidjah bekerja sebagai

babu di rumah keluarga Arab. Tokoh ini digambarkan dengan menggunakan

teknik dramatik, yaitu teknik ekspositori, teknik cakapan, dan teknik tingkah

laku.

Sebagai seorang ibu, Lasmidjah merupakan seorang ibu yang sangat

mengasihi anaknya, Larasati. Watak yang penuh kasih sayang ibu terhadap

anaknya diungkapkan dalam teknik ekspositori seperti dalam kutipan berikut.

(35) Kasih sayang ibunya yang tidak pernah putus ini menyebabkan

Larasati terus merasa tersiksa bila jauh darinya—biar hanya buat

sehari pun! (Toer, 2017:81)

Sifat sebagai seorang ibu yang mengasihi anaknya juga ditampilkan

Lasmidjah dalam bentuk nasihat kepada Larasati. Saat kondisi di lingkungan

rumah Lasmidjah semakin genting, Lasmidjah memberi nasihat kepada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

48

Larasati untuk kembali ke pedalaman dan hidup dengan benar, seperti yang

diungkapkan dengan teknik dramatik cakapan dalam kutipan berikut.

(36) “Aku tak pernah suruh kau, Ara. Aku tak pernah larang kau, juga

tak pernah meminta sesuatu pun darimu. Cuma sekali ini aku

minta, kembalilah kau ke pedalaman. Kau tak boleh macam yang

sudah-sudah. Kau mesti hidup yang benar, yang sungguh-

sungguh. Jadilah wanita biasa seperti ibumu sendiri dulu, yang

punya suami benar, punya anak yang benar. Cuma itu pintaku,

Ara.” (Toer, 2017:115)

Tokoh Lasmidjah juga hadir sebagai seorang ibu yang bertanggung-

jawab. Watak tanggung-jawab tersebut dihadirkan Lasmidjah ketika ia

mencarikan beras agar anaknya dapat makan dan tidak kelaparan. Watak ini

hadir dengan teknik dramatik tingkah laku, seperti dalam kutipan berikut

(37) Ibunya tak ada. Cari beras! Itu Ara tahu. Ia telah melarangnya.

Tapi orang tua itu tak sampai hati melihat anaknya lapar.

Bagaimana pun Larasati tak dapat mencegah orang tua itu hendak

membebaskan diri dari perasaan wajib terhadap dirinya. (Toer,

2017:83)

Tokoh Lasmidjah juga diceritakan sebagai seorang ibu yang rela

berkorban. Watak rela berkorban tersebut dihardirkan Lasmidjah ketika ia tidak

memberontak dan memilih untuk tetap tinggal di rumah keluarga Arab agar

Larasati aman dari gangguan Jusman. Sebelum Lasmidjah diculik dia

menyuruh anaknya (Larasati) pergi dari kampung untuk kembali ke

Yogyakarta karena tempat itu tidak aman untuk anaknya. Watak ini hadir

dengan teknik dramatik tingkah laku dan cakapan, seperti pada kutipan berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

49

(38) Lasmidjah terdiam. Ia uraikan rangkulannya dan dengan tubuh

merengkul dan lemas ia tinggalkan rumah. Sebelum menuruni

jenjang got ia berpesan. “Kalau lapar mintalah pada tetangga.

Mungkin ada.” (Toer, 2017:115)

d. Martabat

Martabat adalah tokoh tambahan yang berperan sebagai seorang pejuang

revolusi yang menyamar dan bekerja menjadi sopir NICA. Tokoh Martabat

hadir ketika mengantarkan Larasati ke penjara hingga ke perkampungan

tempat ibu dari Larasati tinggal. Penggambaran watak tokoh tambahan ini

hanya sedikit, karena keterlibatannya dalam peristiwa-peritiwa pembangun

cerita relatif sedikit. Tokoh ini digambarkan dengan teknik dramatik, yaitu

teknik pikiran dan teknik cakapan.

Tokoh Martabat memiliki tampilan fisik dengan tubuh yang masih muda

dan hidung yang pesek di wajah, seperti yang diungkapkan dengan teknik

dramatik pikiran dalam kutipan berikut.

(39) Larasati menatap wajah sersan NICA di hadapannya itu. dia

masih muda. Hidung pesek bertengger di wajahnya. Ia tak

mengerti maksud si sopir. Ia tetap menatapnya. (Toer, 2017:68-

69)

Martabat memiliki watak baik dan sopan. Dalam perjalanan mengantar

Larasati ke kampung ibunya, ia mengajak Larasati berhenti sejenak untuk

mengisi perut. Mereka berhenti di rumah makan Tionghoa. Martabat adalah

seorang laki-laki yang baru seminggu turun dari Papua Sorong. Dia belum

begitu mengenal daerah dan keadaan yang sekarang sedang ia hadapi. Watak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

50

tersebut digambarkan pengarang dengan teknik dramatik cakapan, seperti

dalam kutipan berikut.

(40) “Kita makan dulu, nona.” (Toer, 2017:68)

(41) “Nona curiga karena pakaianku, karena pekerjaanku. Aku baru

seminggu turun dari Papua, dari Sorong. Tidak tau tentang semua

ini.” (Toer, 2017:69)

Martabat memiliki watak seorang pemberani. Sebagai seorang yang

menyamar, Martabat ingin sepenuhnya menjadi pejuang di pedalaman. Dengan

wataknya yang pemberani, Martabat juga membawa lari mobil, senjata, dan

kawan-kawannya. Keberanian itu diungkapkan dengan teknik dramatik

cakapan, seperti dalam kutipan berikut.

(42) Ia menggeser. Menatap Ara dengan tiada sabarnya. Kemudian

menerangkan, “Aku mau masuk ke sana dengan bukti perjuangan.

Aku mau larikan mobil, beberapa pucuksenjata, ban-ban mobil

dan lima atau enam kawan.” (Toer, 2017:87)

e. Jusman

Tokoh Jusman merupakan tokoh tambahan dalam roman Larasati.

Ketika pertama kali bertemu Larasati, Jusman telah menaruh hati dan berusaha

keras untuk mendapatkan Larasati. Jusman diceritakan sebagai seorang

pemuda Arab yang memiliki tubuh tinggi, kurus, berkulit hitam, dan mata

kekuning-kuningan. Hal ini diungkapkan sepanjang halaman 129 dengan

teknik dramatik pikiran, salah satunya dalam kutipan berikut ini.

(43) Dan giginya yang putih gemerlapan waktu membuka mulut.

Kuliltnya yang hitam mengkilat mengingatkan ia pada iblis yang

tak pernah dilihatnya, tetapi yang pernah dimainkan oleh Oom

Didong di atas panggung. (Toer, 2017:129)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

51

Jusman digambarkan memiliki sifat yang licik. Hal itu diungkapkan

dengan teknik dramatik cakapan yaitu menahan Lasmidjah lalu mengancam

Larasati agar mau hidup bersamanya, seperti dalam kutipan berikut.

(44) Pemuda Arab itu terkejut. Mengawasi Larasati dengan mata tiba-

tiba menyala-nyala.

“Tapi nona, ibu nona juga ada di sana. Bagaimana pikir nona?”

“Kau boleh ambil ibuku kalau kau suka. Dia boleh tidak pulang

untuk selama-lamanya.”

Pemuda Arab itu kini menatap nenek tapi tak berkata apa-apa.

Akhirnya ia bangkit berdiri, bersiap hendak pulang, tetapi

berhenti dan berpaling ke belakang, “Tapi ibu nona dalam

bahaya.” (Toer, 2017:132)

Tokoh Jusman memiliki sikap yang kasar terhadap Larasati ketika

amarahnya memuncak akibat cemburu. Sikap kasar tersebut diungkapkan

dengan teknik dramatik tingkah laku, seperti dalam kutipan berikut.

(45) Tapi Jusman kini dengan ganas menariknya lebih dekat pada

tubuhnya. Dan cengkaman kakaktua pergelangan tangan itu

kembali menyakiti dagingnya. (Toer, 2017:165)

Tokoh Jusman juga diceritakan sebagai seseorang yang berwatak egois

atau mementingkan diri sendiri. Watak egois itu hadir ketika Jusman

sebenarnya tak memiliki perasaan terhadap Larasati dan itu semua hanya untuk

kepentingannya sendiri. Hal tersebut diungkapkan dengan teknik ekspositori,

seperti dalam kutipan berikut.

(46) Sudah sejak semula Ara dapat rasakan, pemuda itu tidak

mempunyai sesuatu perasaan apapun, bila tidak mengenai

kepentingan dirinya sendiri. (Toer, 2017:146)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

52

Jusman juga digambarkan sebagai seseorang yang sayang dengan Ara.

Dia akan menuruti apapun yang diminta Ara demi mendapakan cintanya. Pada

suatu hari Ara berbicara dengan manis kepada Jusman supaya dibelikan semua

surat kabar yang terbit kemarin dan sekarang. Hal tersebut diungkapan

pengarang dengan teknik dramatik tingkah laku dan teknik ekspasitori, seperti

dalam kutipan berikut.

(47) “Kau sudah mulai bicara denganku sekarang, Ara!” Jusman

berseri-seri berbahagia. Ia tangkap tangan Ara, ia tarik dan

dipeluknya erat-erat. (Toer, 2017:147)

(48) Ara menatap Jusman. Jusman menggeleng lemah dan membalas

pandang Ara dengan pandangan yang lembut penuh kasih sayang.

(Toer, 2017:173)

f. Chaidir

Chaidir merupakan tokoh tambahan yang berprofesi sebagai penyair di

Yogyakarta. Keterlibatkan Chaidir dalam peristiwa-peristiwa pembangun

cerita relatif sedikit. Ia diceritakan dari halaman 136 hingga halaman 139.

Chaidir muncul dalam roman Larasati ketika ia bertemu dengan Larasati di

sebuah taman di Jakarta. Chaidir digambarkan memiliki mata yang merah,

tubuh dekil, dan krempeng. Hal ini diungkapkan dengan teknik dramatik

pikiran seperti dalam kutipan berikut ini.

(49) Dan karena kata-katanya ini, sandiwara berkembang cepat

laksana api di tengah-tengah padang rumput kering. Begitu

bersimpati ia kepada pemuda kerempeng ini. Tapi mengapa

sekarang matanya semerah itu? mengapa tubuhnya sedekil itu?

(Toer, 2017:137)

Meskipun kehadiran tokoh Chaidir digambarkan dengan mata yang

merah, tubuh dekil, dan badan yang krempeng, namun Chaidir memiliki cara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

53

berpikir yang kritis. Chaidir berwatak kritis ketika melihat situasi Revolusi

yang semakin hari semakin mereda. Watak ini ditampilkan dengan teknik

dramatik cakapan dalam kutipan berikut.

(50) “Apa guna perkembangan edan semacam itu. Dia paksa aku

menjadi edan keparat juga semacam ini. Siapa yang suka edan

kalau tidak terpaksa? Begitu banyak aku coba beri nasehat

mereka! Dasar kepalanya cuma berisi kerikil! Bukan begitu

caranya memimpin Revolusi. Apa kemudian? Masa semangat

Revolusi bisa dipreteli seperti ayam panggang! Kota demi kota

jatuh.” (Toer, 2017:138)

Tokoh Chaidir memiliki watak seorang yang rela berkorban meskipun

dalam keadaan susah. Ketika bertemu dengan Larasati, keduanya menahan

lapar dan tak memiliki uang untuk membeli makan. Akhirnya Chaidir membeli

makan untuk Larasati dan dirinya dengan mengorbankan kemejanya. Watak

tersebut diungkapkan dengan teknik dramatik tingkah laku, seperti dalam

kutipan berikut.

(51) “Ayoh berangkat.”

“Kau belum bayar belanjamu!”

Chaidir melemparkan kemejanya pada tukang kue pancong.

(Toer, 2017:139)

Chaidir digambarkan sebagai seseorang yang hendak bangkit dari

keterpurukkan. Hal ini tergambar ketika ia mengajak Ara untuk bersatu.

Namun, Ara menolaknya karena mereka sudah mempunyai jalan masing-

masing. Hal ini digambarkan pengarang dengan teknik dramatik yaitu teknik

reaksi tokoh, seperti dalam kutipan berikut.

(52) “Orang-orang semacam kita semestinya bersatu, Ara.”

“Di kuburan persatuan lebih kekal, Chaidir. Kita sedang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

54

memperjuangkan hidup, bukan mati. Jalanlah kau. Biar aku

tempuh

hidupku sendiri. Kau penyair, kau pasti tau maksudku.”

(Toer, 2017:139)

g. Kapten Oding

Kapten Oding merupakan tokoh tambahan yang berinteraksi dengan

tokoh utama pada bagian awal dan akhir cerita dalam roman Larasati. Kapten

Oding merupakan seorang opsir yang bertugas di Yogyakarta. Kapten Oding

memiliki sikap dermawan terhadap Larasati ketika Larasati hendak berangkat

menuju Jakarta. Hal ini diungkapkan dengan teknik dramatik cakapan, seperti

dalam kutipan berikut.

(53) Wajah opsir itu berseri-seri. Dikeluarkannya sebuah sampul

kuning dari saku kemejanya dan diserahkannya pada Larasati,

“Ini akan berguna sampai di perbatasan. Mungkin juga sampai di

Jakarta. Kalau kau sudah di sana, ingat-ingat, Ara, jangan lupa

pada Yogya lagi, kirimlah surat dulu,” dan tanpa menunggu

jawaban ia menerobos para penumpang yang mendesak-desak,

siksa-menyiksa satu sama lain, untuk kemudian menongol di

bawah jendela. (Toer, 2017:8)

Setelah sekian lama tidak bertemu Larasati, Kapten Oding dan Larasati

akhirnya bertemu kembali di Jakarta ketika republik kembali berkuasa. Kapten

Oding menunjukkan watak penyayangnya terhadap Larasati dengan

menghibur Larasati yang sedih. Hal ini diungkapkan dengan teknik dramatik

tingkah laku dan cakapan seperti dalam kutipan berikut.

(54) Ara menggelengkan kepala. Dan waktu ia menunduk dilihatnya

beberapa titik airmata membasahai kainnya. Oding menghampiri,

mengeluarkan setangan mililter hijau dan menyeka matanya.

“Kita sudah mennagkan Revolusi ini,” Oding meneruskan.

“Airmata tak kita butuhkan lagi. Kita akan niokmati hasil

kemenangan ini. (Toer, 2017:176-177)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

55

Kapten Oding adalah sebagai seorang yang memiliki sifat perhatian

terhadap Ara dan ibunya. Hal ini digambarkan pengarang menggunakan teknik

dramatik cakapan, seperti dalam kutipan berikut.

(55) “Ranjang seperti ini kita tak pernah punya. Hanya kemenangan

Revolusi, kemenangan kita yang mempu memberikan ranjang

semacam ini. Bukan, Ara?” Dan malam ini, semua ini mulai kita

nikmati bersama-sama. Juga dengan Ibu. Bagaimana pendapatmu,

Ara?

Dari analisis penggambaran tokoh di atas, ada beberapa teknik

penggambaran yang digunakan oleh pengarang diantaranya teknik ekspositori

atau teknik penggambaran tokoh secara langsung dan teknik dramatik atau

teknik penggambaran tokoh secara tidak langsung. Namun, teknik yang

paling banyak digunakan oleh pengarang adalah teknik dramatik yaitu teknik

cakapan, teknik pikiran, teknik tingkah laku, dan teknik perasaan. Dari

keempat teknik dramatik tersebut, pengarang paling banyak menggunakan

teknik dramatik cakapan.

4.3.3 Alur

Menurut Stanton (dalam Nurgyantoro, 2015:167) alur atau plot

adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya

dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau

menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Dalam unsur intrinsik alur

terdapat tiga jenis alur yaitu pertama, alur garis lurus atau alur konvensional,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

56

alur flashback atau sorot balik, dan alur campuran yaitu pemakaian alur garis

lurus dan flashback sekaligus di dalam cerita fiksi.

Dalam roman Larasati, alur yang digunakan adalah alur lurus atau

konvensional. Peristiwa-peristiwa dihadirkan secara kronologis dari awal

hingga akhir sesuai dengan runtutan waktu dalam cerita. Cerita dimulai dari

stasiun di Yogyakarta menuju Jakarta hingga kisah hidup Larasati di rumah

ibunya di daerah pendudukan. Adapun rangkaian peristiwa-peristiwa yang

menjalin plot meliputi yaitu tahap penyituasian (situation), tahap pemunculan

konflik (generating circumstances), tahap peningkatan konflik (rising

action), klimaks (climax), dan tahap penyelesaian (denouement)) diuraikan

sebagai berikut.

a. Tahap Penyituasian (Situation)

Tahap penyituasian adalah tahap yang berisi pelukisan dan pengenalan situasi

latar dan tokoh-tokoh cerita. Tahap ini merupakan tahap pembukaan cerita,

pemberian informasi awal, dan lain-lain yang berfungsi untuk melandasi

cerita yang dikisahkan pada tahap berikutnya (Nurgiyantoro, 2015:169).

Dalam roman Larasati bagian eksposisi bercerita tentang pengenalan tokoh

Larasati, tempat kejadian, dan latar belakang tokoh Larasati dalam peristiwa,

seperti pada kutipan berikut.

(56) Larasati membuang pandang keluar jendela wagon. Orang masih

berdesak-desak hendak masuk ke dalam dan menguasai tempat

yang enak di tengah-tengah kepadatan aneka ragam manusia itu.

keringat menetes setelah mengguris bedak pada pelipisnya.

Sepagi itu! (Toer, 2017:7)

(57) Tapi dalam bayangannya terbentang hari depan yang gilang-

gemilang di daerah pendudukan Nica. Ia akan terjun kembali di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

57

gelanggang film. Dan seluruh rakyat, dari Sabang sampai

Merauke, akan bertempik-sorak untuknya. (Toer, 2017:8)

Pada kutipan (56) dan (57), menceritakan tentang keberangkatan

Larasati dari stasiun Yogya menuju Jakarta. Bagian ini memperkenalkan

tokoh Larasati sebagai bintang film yang hendak meneruskan pekerjaannya

di dunia film di pendudukan Nica di tengah kepadatan rombongan di dalam

kereta.

b. Tahap Pemunculan Konflik (Generating Circumstance)

Tahap pemunculan konflik adalah masalah-masalah dan peristiwa-

peristiwa yang menyulut terjadinya munculnya konflik, dan konflik itu

sendiri akan berkembang dan atau dikembangkan menjadi konflik-konflik

pada tahap berikutnya (Nurgiyantoro, 2015:169). Permulaan konflik dimulai

dari pertemuan Larasati dengan Madjohan. Mardjohan mengajak Larasati

untuk bergabung dengan kolonial sebagai pemain film. Hal ini dapat

dibuktikan dalam kutipan berikut.

(58) “Kapan kau hancurkan aku, Djohan? Aku toh tak berarti apa-apa?

Biar besok atau lusa kau jadi orang penting. Tapi bersekutu

denganmu, sayang sekali, Djohan, tidak mungkin.” (Toer,

2017:47)

(59) Mardjohan membutuhkan seorang partner—partner yang terkenal

di antara artis film, yang bakal dapat meningkatkan namanya

menjulang di dunia film. Dan siapa yang lebih terkenal dari Ara!

Ara mengerti ini. Ia tidak sudi membawanya ke tingkat yang lebih

tinggi. Dan Mardjohan hanya berdiri sendiri. (Toer, 2017:51)

Pada kutipan (58) dan (59), tokoh Larasati terlibat konflik dengan

Mardjohan yaitu ketika Larasati dengan pendiriannya yang berjuang bersama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

58

kaum revolusioner, menolak tawaran untuk bersekutu bersama dan gabung

dalam film yang dibuat oleh Mardjohan dan kolonial.

c. Tahap Peningkatan Konflik (Rising Action)

Konflik yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin

berkembang dan dikembangkan intensitasnya. Peristiwa-peristiwa dramatik

yang menjadi inti cerita semakin mencengkam menegangkan. Konflik-

konflik yang terjadi, internal, eksternal, ataupun keduanya, pertentangan-

pertentangan, benturan-benturan antarkepentingan, masalah, dan tokoh yang

mengarah ke klimaks semakin dapat dihindari (Nurgiyantoro, 2015: 169-

170). Seperti pada kutipan berikut.

(60) Pasukan pemuda itu diam-diam mengawasi kedua orang itu, tak

tahu apa yang mesti diperbuat. Melihat itu Ara segera menyerbu

untuk menguasai suasana: “Malam ini kami ikut bertempur.

Mengapa diam semua?” (Toer, 2017:93)

(61) Larasati berdebar-debar. Pemimpin itu menaruhnya berjajar

dengan Martabat dan ia sendiri mengiringkan dari belakang,

dengan revolver di tangan kiri. (Toer, 2017:95)

(62) “Ini kamarmu. Kau tinggal dan tidur di sini. Mengapa tak bicara

juga? Ini kamarmu. Kau dengar Ara?”

Dan Ara mengangguk. “Dan juga kamarku. Kau dengar Ara?”

Sekali lagi Ara mengangguk. (Toer, 2017:141)

(63) Telah sebulan Ara tinggal dalam genggaman kekuasaan pemuda

Arab itu. Ia tak dapat merasakan lagi dirinya mati atau hidup.

Hanya masih ada satu keinginan tinggal: ia ingin mendapatkan

hubungan dengan dunia luar. (Toer, 2017:145)

Pada kutipan (60), tokoh Larasati telah bertemu kembali dengan ibunya,

Lasmidjah. Kedatangan Larasati di tengah kampung membawa kecurigaan

warga sekitar. Para kaum revolusioner akhirnya mencurigai Sersan Martabat

yang berkunjung ke rumah Larasati di tengah malam. Pada kutipan (61),

keadaan konflik meningkat ketika Larasati meyakinkan diri untuk ikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

59

berperang bersama Sersan Martabat dan pemimpin revolusioner malam itu

juga untuk melawan tentara patrol. Pada kutipan (62) dan (63), Jusman

seseorang dari keluarga Arab menahan Lasmidjah agar Jusman dapat

menikahi Larasati. Dalam keadaan terpaksa, akhirnya Larasati menuruti

keinginan Jusman dan tinggal di rumah keluarga Arab bersama ibunya.

d. Klimaks (Climax)

Konflik atau pertentangan-pertentangan yang terjadi, yang diakui dan

atau ditimpakan kepada para tokoh cerita mencapai titik intensitas puncak.

Klimaks sebuah cerita akan dialami oleh tokoh utama yang berperan sebagai

pelaku dan penderita terjadinya konflik utama (Nurgiyantoro, 2015:170). Hal

tersebut dapat terlihat saat berita yang menyebar begitu cepat di radio tentang

kekuatan pemuda Indonesia yang sedang dikoyak-koyak oleh kekuatan

kolonial hingga Yogya jatuh.

(64) Chaidir mati. Chaidir? Yogya telah jatuh. Para penguasa dan

pembesar sudah kibarkan bendera kain kafan, menyerahkan diri

dalam perlindungan Sri Ratu. Sekarang Chaidir pula. Dia

meninggal! dia—Revolusi itu sendiri! Dan aku—aku sendiri telah

patah dua di sini. (Toer, 2017:147)

(65) Sudah sejak sepagi ia pasang radio, tapi lanjutan berita tentang

Chaidir ternyata tak ada. Revolusi yang mati di atas bumi

tanahair, dan bumi tanahair yang sedang dikepal musuh.

Nasibnya seperti aku. Tapi aku belum lagi mati. (Toer, 2017:148)

Pada kutipan (64) dan (65), setelah mendengar berita di radio. Saat itulah

Larasati merasa begitu sedih ketika mendengar jatuhnya Yogya dan kabar

kematian Chaidir, seorang penyair sekaligus temannya semasa di Yogya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

60

e. Tahap Penyelesaian (Denouement)

Tahap penyelesaian (denouement), konflik yang telah mencapai klimaks

diberi jalan keluar dan cerita diakhiri. Penyelesaian adalah bagian akhir atau

penutup cerita, yaitu ketika Jusman gagal membujuk Larasati untuk menikah

dengannya, Jusman pergi entah kemana. Larasati dan ibunya, Lasmidjah pun

keluar dari rumah keluarga Arab dan hidup kembali dalam pondoknya yang

dulu. Dan suatu hari, Larasati mendengar kabar Tentara Nasional Indonesia

akan masuk ke Jakarta. Larasati menghadiri upacara menyambut Presiden

Soekarno dari Yogyakarta di Merdeka Utara, ia bertemu kembali dengan

Kapten Oding. Larasati begitu bahagia ketika Kapten Oding mengajaknya

untuk menikah. Larasati, Kapten Oding, dan Lasmidjah akhirnya hidup

bahagia di gedung bekas tempat tinggal Belanda Hal itu memiliki arti bahwa

Revolusi telah menang. Hal ini dapat dibuktikan dalam kutipan berikut.

(66) Tiba-tiba orang lupa pada selisih-selisih dan pertentangan-

pertentangan pendapat. Revolusi menang! Belanda bakal angkat

pantat pulang ke negeri leluhur! Dimana-mana timbul suasana

pesta. Seperti disulap, kewaspadaan dan kekuatiran, ketakutan

dan kekecutan hilang dari tiap dada. Merdeka! Merdeka! (Toer,

2017:174)

(67) Sekarang tak lagi terdengar lagu Wilhelmus yang manis

membelai-belai syahdu itu, tetapi Indonesia Raya yang menderu,

menggelegak, dan menggapai-gapai. (Toer, 2017:175)

(68) Ara mengangguk. “Di mana kalian tinggal?”

Ara hanya menjawab dengan pandang matanya.

“Baik-baik, nanti malam kuambil. Kalian tinggal di sini bersama-

sama denganku. Kita kawin Ara!” (Toer, 2017:176)

(69) Ara terharu. Ia tak dapat bicara apa-apa. Ia hanya pandangi Oding.

Dan Oding menciumnya.

“Indahnya dunia ini kalau kita menang. Bukan, Ara?”

Ara mengangguk.

Dan malam itu keluarga Ara pindah ke gedung ini. (Toer,

2017:178)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

61

Pada kutipan (66) dan (67), menceritakan tentang kemenangan revolusi.

Semua orang berpesta dan merayakan kemerdekaan. Tidak ada lagi

perselisihan dan pertentangan pendapat. Lagu Indonesia Raya terdengar

menderu-deru. Pada kutipan (68) dan (69), menceritakan tentang akhir dari

roman Larasati. Larasati bertemu kembali dengan Kapten Oding. Kemudian

Kapten Oding mengajak Larasati untuk menikah. Kebahagian terpancar di

wajah Larasati dan akhirnya Larasati, Kapten Oding, dan Lasmidjah hidup

bahagia.

4.3.4 Latar

Latar merupakan salah satu unsur yang penting untuk dianalisis.

Unsur latar umumnya merujuk pada pengertian tempat, hubungan waktu

sejarah, dan lingkungan sosial dalam sebuah cerita. Latar juga mampu

mempengaruhi sifat dan perilaku tokoh. Burhan Nurgyantoro (2015:314)

mengatakan bahwa unsur latar dapat dibedakan dalam tiga unsur pokok, yaitu

latar tempat, latar waktu, dan latar sosial-budaya. Bab ini akan menganalisis

tiga unsur pokok latar dalam roman Larasati, yaitu latar tempat, latar waktu,

dan latar sosial-budaya yang akan dijelaskan sebagai berikut.

a. Latar Tempat

Latar tempat menunjuk pada lokasi terjadinya peristiwa yang

diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Terdapat beberapa latar tempat di

antaranya stasiun Yogyakarta, Cikampek, Bekasi, kemah pemeriksaan,

penjara, dan kampung di Jakarta. Latar tempat paling awal berada di stasiun

Yogyakarta. Ketika itu Larasati hendak berangkat menuju Jakarta untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

62

kembali bermain film. Latar tempat stasiun Yogyakarta diungkapkan dalam

kutipan berikut.

(70) Peluit kondektur ikut menyambut. Lambat-lambat kereta mulai

meninggalkan stasiun Yogya. Beberapa lampu jalanan yang

belum dipadamkan, Nampak muram kelap-kelip seperti harapan

yang tidak menentu. (Toer, 2017:9)

Sebelum Larasati sampai di Jakarta, kereta terlebih dahulu berhenti sejenak

di Cikampek. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut.

(71) Kereta berhenti. Matari telah rendah di barat Cikampek. Pemuda

itu menolongnya menurunkan kopor-kopor kecil dari karton.

Sebentar terdengar beberapa kali letusan kerabin. (Toer, 2017:14-

15)

Setelah dari Cikampek, kereta yang ditumpangi Larasati melanjutkan

perjalanan melewati kali Bekasi dan berhenti di stasiun, seperti dalam

kutipan berikut.

(72) Akhirnya kereta lebih perlahan lagi. Setelah menyeberangi kali

Bekasi, kemudian berhenti di stasiun. Di bawah jembatan kali

nampak beberapa orang serdadu NICA inlander mencuci pakaian

dalam keadaan setengah telanjang. (Toer, 2017:30)

Setelah sampai di Bekasi, Larasati dan penumpang lainnya masuk ke dalam

sebuah kemah tempat pemeriksaan, seperti dalam kutipan berikut.

(73) Tanpa disadarinya barisan wanita itu maju setapak demi serapak

membawa bawaan masing-masing yang telah digeledah dan

diobrak-abrik—menuju ke dalam kemah hijau tiada berjendela.

Nampaknya kemah itu dibangunkan khusus untuk pemeriksaan.

(Toer, 2017:33)

Ketika berbicara dengan Larasati, Kolonel Surjo Sentono memaksa

Mardjohan untuk mengantar Larasati dengan paksa melihat penjara, seperti

dalam kutipan berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

63

(74) Dan mobil telah berhenti persis di depan pintu kayu berat sebuah

penjara. Seorang kopral Knil membuka pintu berat itu, memberi

salut, membuka pintu mobil dan menyilakan para penumpangnya

masuk. (Toer, 2017:55-56)

Setelah meninggalkan penjara, seorang sopir mengantarkan Larasati menuju

rumah ibunya, Lasmidjah. Rumah tersebut berada di sebuah perkampungan

di Jakarta, seperti dalam kutipan berikut.

(75) Akhirnya tak dapat lagi menahan hati bertanya, “Memang begini

buruk kampung, nona!”

“Rata-rata kampung di Jakarta memang begini.”

“Di Kemayoran agak bersih.”

“Tentu di sana tinggal pejabat-pejabat Nica.”

Ia terdiam. (Toer, 2017:70)

(76) Dan malam ini keluarga Ara pindah ke gedung ini. (Toer,

2017:178)

Pada kutipan (70) menceritakan latar tempat paing awal yaitu di

stasiun Yogyakarta. Kutipan (71) kereta berhenti sejenak di Cikampek.

Kutipan (72) kereta yang ditumpangi Larasati berhenti di stasiun kali Bekasi.

Kutipan (73) selanjutnya Larasati dan penumpang lainnya masuk ke dalam

kemah tempat pemeriksaan. Kutipan (74) Mardjohan membawa Larasati

melihat penjara. Kutipan (75) Larasati sampai di rumah Lasmidjah (ibunya) di

perkampungan Jakarta. Pada kutipan (76) Kapten Oding, Larasati, dan

Lasmidjah hidup bahagia di rumah bekas peninggalan Belanda.

b. Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya

peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Latar waktu

dalam roman Larasati tidak ditulis secara rinci tanggal maupun tahun.

Namun, latar waktu dalam peristiwa-peristiwa yang dihadirkan memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

64

hubungan dengan waktu faktual dalam peristiwa sejarah yaitu masa

pendudukan oleh pemerintahan sipil Belanda yang disebut NICA

(Nederlands-Indies Civil Administration) hingga penyerahan kedaulatan

Indonesia sepenuhnya dalam Konferensi Meja Bundar (KMB). Peristiwa

tersebut dibuktikan melalui data pada subbab analisis alur bagian eksposisi

dalam kutipan berikut.

(77) Mereka hanya rakyat biasa, yang merdeka berpendapat, tapi tak

merdeka mengatur diri. Dan dengan demikian KMB

ditandatangani. Dan dengan demikian, kekuasaan Republik

dipulihkan…. (Toer, 2017:174)

Pada kutipan (77), menceritakan Konferensi Meja Bundar yang

ditandatangani, dan kekuasaan Republik yang dipulihkan. Hal ini

membuktikan bahwa waktu terjadinya peristiwa-peristiwa dalam roman ini

adalah pada saat peristiwa sejarah yaitu masa pemerintahan sipil Belanda

yang disebut NICA.

c. Latar Sosial-Budaya

Latar sosial-budaya menunjuk pada hal-hal yang berhubungan

dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang

diceritakan dalam karya fiksi. Sesuai dengan latar waktu yaitu masa

pendudukan NICA hingga dipulihkannya kekuasaan Republik. Hal tersebut

dapat dilihat dalam kutipan berikut.

(78) Tak terkirakan kecut dan kecil hati Larasati. Rupa-rupanya di

bumi jajahan ini setiap orang hidup atas dasar hancur-

menghancurkan. (Toer, 2017:42)

(79) Dan seperti selamanya dalam perjuangan, mereka bersiap-siap

terus, selalu bersiap-siap. Bersiap untuk menyerang dan diserang,

bersiap untuk merdeka seratus prosen. (Toer, 2017:93)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

65

(80) Di mana-mana terjadi bentrokan antara patroli Belanda dengan

pemuda. (Toer, 2017:133)

Pada kutipan (78), (79), (80), menceritakan tentang peristiwa hancur-

menghancurkan, serang menyerang, dan bentrokan antara patroli Belanda

dengan pemuda revolusioner. Peristiwa-peristiwa tersebut banyak melibatkan

Larasati. Oleh karena itu, latar sosial-budaya dalam roman Larasati adalah

kehidupan sosial seorang perempuan revolusioner yang terlibat dalam

perjuangan Revolusi di daerah pendudukan kolonial. Larasati hidup dalam

perilaku kehidupan yang saling menghancurkan dan saling berperang.

4.3.5 Tema

Tema yang terkandung dalam sebuah karya sastra merupakan

gagasan pokok sebuah cerita. Untuk menemukan makna dalam sebuah cerita

kita harus mengetahui terlebih dahulu makna pokok atau tema itu sendiri.

Menurut Stanton dan Kenny (dalam Nurgyantoro, 2015:114) tema adalah

makna yang dikandung dan ditawarkan oleh sebuah cerita, sedangkan

menurut (Nurgyantoro, 2015:115) tema adalah gagasan (makna) dasar umum

yang menopang sebuah karya sastra sebagai struktur semantik dan bersifat

abstrak yang secara berulang-ulang dimunculkan lewat motif-motif dan

biasanya dilakukan secara implisit.

Dalam roman Larasati tema yang ditampilkan adalah perjuangan

revolusi, khususnya perjuangan Larasati dan kaum revolusioner melawan

kolonialisme. Kehadiran tema tersebut berdampingan dengan unsur lain

seperti unsur tokoh (dan penokohan), plot atau alur, dan latar. Tokoh utama

yaitu Larasati “bertugas atau ditugasi” menyampaikan tema yang terdapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

66

dalam roman Larasati. Kehadiran Larasati dalam menyampaikan tema secara

implisit hadir dengan unsur alur dan latar dalam cerita, seperti dalam kutipan

berikut.

(81) Waktu kereta telah berangkat itulah ia berpikir orang seperti aku,

bagaimana pun buruk namanya, dia tidak mungkin bakal

berkhianat. Berkhianat pada Revolusi ini berarti juga berkhianat

pada diri sendiri, pada publik yang membayarnya. (Toer,

2017:25-26)

(82) Dan untuk pertama kali dalam hidupnya ia menyesali

kelahirannya sendiri sebagai wanita. Kalau aku lelaki—aku bisa

berbuat banyak. Daerah ini bisa kalah berkali-kali. Tapi Revolusi

tak bakal menyerah! Pada waktunya, mulut-mulut besar ini akan

dibabat oleh Revolusi. Semua! (Toer, 2017:32)

(83) Larasati menahan amarahnya. Ia teringat pada kanak-kanak yang

berjuang mempertahankan kemerdekaan tanah airnya sebentar

tadi. Dan di bawah kakinya sekarang: daerah pendudukan

Belanda, diduduki sesudah membunuh anak-anak tanpa dosa itu.

(Toer, 2017:32)

(84) Sekutu—Belanda, Inggris, setiap hari mendapat kemenangan

selangkah demi selangkah. Tapi pemuda tetap melawan. Mereka

bertempur. Mereka tukarkan bambu runcingnya dengan senjata

api di pertempuran-pertempuran. (Toer, 2017:85)

(85) Larasati terduduk kejang di ambin. Airmata meleleh sejadi-

jadinya. Tidak, tidak mungkin Revolusi kalah, dengan pemuda-

pemuda semacam itu, pemuda sekeras itu. Kalau Revolusi kalah,

bukan karena mereka kurang berjuang. Kalau Revolusi kalah

pasti karena para penguasanya yang berkhianat! (Toer, 2017:108)

(86) Mereka berjabat tangan, seperti gunung berjabatan dengan

samudera. Mereka hanya dua gumpal daging kecil, tetapi jiwanya

lebih besar daripada gunung, lebih luas dari laut, karena mereka

ikut melahirkan sesuatu yang nenek-moyangnya dan bangsa-

bangsa lain tidak atau belum melahirkannya: kemerdekaan. (Toer,

2017:127)

Pada kutipan (81), menceritakan latar belakang yang buruk tidak

membuat Larasati berkhianat pada Revolusi dan Republik. Kutipan (82),

menceritakan bahwa Larasati menyesal karena dilahirkan sebagai seorang

wanita. Jika ia dilahirkan sebagai laki-laki, ia bisa berbuat banyak hal untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

67

Revolusi. Kutipan (83), menceritakan bahwa dendam Larasati terhadap

Belanda selalu mengingatkannya dengan kaum muda revolusioner yang gugur

di medan perang. Kutipan (84), menceritakan tentang perjuangan kaun muda

yang tidak mengenal kata kalah. Kutipan (85), Larasati menangis mendengar

kabar bahwa Revolusi kalah. Ia yakin bahwa Revolusi kalah bukan karena

kurang berjuang, akan tetapi karena para penguasanya berkhianat. Kutipan

(86), menceritakan semangat Revolusi dalam diri Larasati dan pemuda

revolusioner terpancar dalam diri mereka. Dari kutipan peristiwa-peristiwa di

atas, membuktikan bahwa tema yang ditampilkan dalam roman Larasati adalah

perjuangan revolusi, khususnya perjuangan Larasati dan kaum revolusioner

melawan kolonialisme. Selain itu, kutipan peristiwa-peristiwa di atas

menggambarkan dan merefleksikan unsur-unsur lain seperti tokoh,

penokohan, alur, dan latar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

68

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini berisi mengenai simpulan dan saran. Pada subbab simpulan

merupakan hasil simpulan penelitian dari analisis yang sudah dilakukan oleh

peneliti dan pada subbab saran akan dipaparkan anjuran kepada guru Bahasa

Indonesia dan peneliti lainnya.

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang sudah peneliti lakukan, diperoleh simpulan

bahwa terdapat unsur pembangun dalam roman Larasati karya Pramoedya Ananta

Toer. Unsur tersebut ialah unsur intrinsik. Unsur yang terdapat dalam roman

Larasati karya Pramoedya Ananta Toer meliputi tokoh, penokohan, alur, latar, dan

tema. Berikut paparan mengenai simpulan tersebut.

Dalam roman Larasati karya Pramoedya Ananta Toer, tokoh dibagi

berdasarkan peran pentingnya tokoh yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh

utama pada roman ini ialah Larasati, sedangkan tokoh tambahan ialah Mardjohan,

Lasmidjah (ibu Larasati), Martabat, Jusman, Chaidir, dan Kapten Oding.Penokohan

dalam roman Larasati karya Pramoedya Ananta Toer yaitu tokoh Larasati

digambarkan sebagai seorang perempuan pantang menyerah, cantik, setia pada

Revolusi, dermawan, sentimental, dan simpati. Tokoh Mardjohan digambarkan

sebagai seorang yang licik dan suka menghasut. Tokoh Lasmidjah (ibu Larasati)

digambarkan sebagai seorang ibu yang penuh kasih sayang kepada anaknya,

bertanggung jawab, dan rela berkorban. Penokohan dalam roman Larasati karya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

69

Pramoedya Ananta Toer yaitu tokoh Larasati digambarkan sebagai seorang

perempuan pantang menyerah, cantik, setia pada Revolusi, dermawan, sentimental,

dan simpati. Tokoh Mardjohan digambarkan sebagai seorang yang licik dan suka

menghasut. Tokoh Lasmidjah (ibu Larasati) digambarkan sebagai seorang ibu yang

penuh kasih sayang kepada anaknya, bertanggung jawab, dan rela berkorban.

Tokoh Martabat memiliki fisik dengan tubuh yang masih muda dan hidung

pesek. Ia digambarkan sebagai seorang yang baik, sopan, dan pemberani. Tokoh

Jusman diceritakan sebagai seorang pemuda Arab yang memiliki tubuh tinggi,

kurus, berkulit hitam, dan mata kekuning-kuningan. Ia digambarkan sebagai

seorang yang licik, kasar, egois, dan sayang terhadap Larasati. Tokoh Chaidir

diceritakan memiliki mata yang merah, tubuh dekil, dan krempeng. Ia digambarkan

sebagai seorang yang berpikir kritis, rela berkorban, dan seorang yang ingin bangkit

dari keterpurukan. Tokoh Kapten Oding digambarkan sebagai seorang yang

dermawan, penyayang, dan perhatian.

Alur yang digunakan dalam roman Larasati karya Pramoedya Ananta Toer

ialah alur maju. Peneliti menggunakan teori Nurgiyantoro dalam menganalisis alur.

Terdapat lima unsur yang menggambarkan alur yaitu 1) tahap penyituasian

(situation), 2) tahap pemunculan konflik (generating circumstances), 3) tahap

peningkatan konflik (rising action), 4) klimaks (climax), dan 5) tahap penyelesaian

(denouement).

Latar dalam roman Larasati karya Pramoedya Ananta Toer meliputi latar

tempat yaitu, stasiun Yogyakarta, Cikampek, Bekasi, kemah pemeriksaan, penjara,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

70

dan kampung di Jakarta. Latar waktu dalam roman Larasati tidak ditulis secara rinci

tanggal maupun tahun. Namun, latar waktu dalam peristiwa-peristiwa yang

dihadirkan memiliki hubungan dengan waktu faktual dalam peristiwa sejarah yaitu

masa pendudukan oleh pemerintahan sipil Belanda yang disebut NICA

(Nederlands-Indies Civil Administration) hingga penyerahan kedaulatan Indonesia

sepenuhnya dalam Konferensi Meja Bundar (KMB). Latar sosial-budaya dalam

roman Larasati adalah kehidupan sosial seorang perempuan revolusioner yang

terlibat dalam perjuangan Revolusi di daerah pendudukan kolonial. Larasati hidup

dalam perilaku kehidupan yang saling menghancurkan dan saling berperang. Selain

itu, tema yang ditampilkan dalam roman Larasati ialah perjuangan revolusi,

khususnya perjuangan Larasati dan kaum revolusioner melawan kolonialisme.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan beberapa permasalahan yang belum

terpecahkan, sehingga peneliti mengajukan beberapa saran. Saran tersebut antara

lain sebagai berikut.

a. Bagi guru

Peneliti menyarankan bagi guru bahasa Indonesia dalam proses

pembelajaran agar tidak membosankan. Hendaknya guru menyusun dan

mempersiapkan RPP yang lebih kreatif dan menarik, agar peserta didik

lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Selain itu, gunakan media

belajar yang tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi siswa, agar proses

belajar mengajar lebih efektif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

71

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti lain dapat meneliti maupun mengembangkan

penelitian sejenis dengan menggunakan objek yang lebih baru, karena

peneliti hanya meneliti unsur intrinsiknya saja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

72

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Elli. 2011. Analisis Unsur Intrinsik Novel Midah Si Manis Bergigi Emas

Karya Pramoedya Ananta Toer. Skripsi. Yogyakarta:PBSI,JPBS, FKIP,

Universitas Sanata Dharma.

Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Djojosuroto, Kinayati. 2006. Analisis Teks Sastra dan Pengajarannya.

Yogyakarta:Pustaka.

Harjanti, Yustina Dwi Oktama Dian. 2006. “Unsur-unsur Inrinsik Novel Memoar

Seorang Geisha karya Arthur Golden serta Implementasinya dalam

Pembelajaran Sastra di SMA”. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP,

Universitas Sanata Dharma.

Herdiansyah, Haris. 2012. Metodologi Pendekatan Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu

Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kuaitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Nurgyanto, Burhan. 2015. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada

University.

Pradopo, Rachmat Djoko. 2014. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: UGM Press.

Rafiek. 2012. Teori Sastra: Kajian Teori dan Praktik. Bamdung: PT Refika

Aditama

Sari, Ryan Pamula. 2018. Analisis Alur, Latar, Tema, dan Tokoh Cerpen Milana

Karya Bernard Batubara. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP,

Universitas Sanata Dharma.

Sayuti, Suminto A. 2000. Berkenalan Dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gama

Media.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

73

Sudjiman, Panuti. 1988. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya.

Sugyono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif,

Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Tarigan, Henry Guntur. 2012. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

Toer, Pramoedya Ananta. 2017. Larasati. Jakarta: Lentera Dipantara.

Waluyo, Herman J. 2011. Pengkajian dan Apresiasi Prosa Fiksi. Surakarta: UNS

Press.

Wijaya Tri. 2019. Panduan Praktis Menyusun Silabus, RPP, Dan Penilaian.

Yogyakarta: Noktah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

74

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

75

Triangulasi Data

Berikut ini adalah hasil dari penelitian menganalisis unsur intrinsik roman Larasati karya Pramoedya Ananta Toer yang perlu

divalidasi oleh ahli/pakar. Berilah tanda ( √ ) pada kolom “setuju” atau “tidak setuju” yang menggambarkan penilaian Anda terhadap

hasil analisis unsur intrinsik roman Larasati karya Pramoedya Ananta Toer, serta berilah keterangan yang dapat membuat kebenaran

hasil analisis tersebut.

1. Tokoh

No. Unsur Hasil Analisis Keterangan Hasil Analisis Setuju Tidak

Setuju

Keterangan

1.

Tokoh

Utama

Tokoh

Larasati

Tokoh Larasati disebut sebagai tokoh

utama dalam roman Larasati karya

Pramoedya Ananta Toer. Larasati juga

diceritakan sebagai seorang perempuan

bintang film yang setia berjuang demi

revolusi bangsanya. Larasati

merupakan tokoh yang diutamakan

ceritanya dalam roman Larasati, hal

tersebut dapat dibuktikan dalam

peristiwa-peristiwa berikut ini.

Dalam roman Larasati tokoh

Larasati diceritakan sebagai

seorang perempuan bintang

film yang setia berjuang

demi revolusi bangsanya. Di

tengah masa kependudukan

Belanda di tanah Indonesia,

perempuan pribumi ini

berulang kali mengalami

konflik sepanjang hidupnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

76

(1) “Sayang sekali. Aku pun ingin

lihat kau main di sini. Tapi aku

tahu itu tidak mungkin mengapa

pulang ke Jakarta?”

“Keluargaku tinggal seorang.

Ibuku. Tidak baik kuserahkan dia

pada nasibnya sendiri. Begitu

lama sudah—lebih setahun.”

(Toer, 2010:24)

(2) Dan segera ia menjerit untuk

kedua kalinya.

“Aku juga berjuang dengan

caraku sendiri.” (Toer, 2010:25)

yang berkaitan dengan

perjuangan revolusi tanah

airnya.

Pada kutipan (1),

membuktikan bahwa awal

mula perjalanan Larasati dari

pedalaman Yogyakarta ke

Jakarta untuk melanjutkan

karir film dan menemui

ibunya, Lasmidjah. Banyak

peristiwa yang dialami

Larasati dalam perjalanan

menuju Jakarta hingga ia

terlibat dalam perjuangan

revolusi.

Pada kutipan (2), seorang

perwira piket di Cikampek

berpesan pada Larasati

bahwa Revolusi akan

menang dan mereka akan

bertemu di Jakarta sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

77

(3) Orang berlari-larian

mendekatinya. Dan jendelanya

kini seperti sebutir gula dalam

rubungan semut hijau. Juga

orang-orang preman ikut

merubung—hanya saja dari

suatu jarak. (Toer, 2010:28)

(4) Larasati mencoba bangun dari

bangku panjang kayu jati tebal

itu. Tetapi kakinya terasa lemas.

dua orang seniman. Larasati

meyakinkan perwira piket

tersebut bahwa ia juga akan

ikut berjuang dengan

caranya sendiri sebagai

seniman.

Pada kutipan (3), di

perjalanan menuju Jakarta,

Larasati berulang kali

mendapat sorak-sorai dari

pemuda-pemuda pejuang

revolusi yang melihatnya

melintas dengan kereta.

Larasati digambarkan

sebagai seorang bintang film

yang selalu dipuja-puja oleh

banyak orang, termasuk para

pemuda pejuang revolusi.

Pada kutipan (4), setelah

Larasati menjalani

pemeriksaan di sebuah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

78

Ia mencoba ingat apa yang

terjadi. Mula-mula ia teringat

pada darah lempengan hitam

merah, kemudian pada sebuah

wajah. Akhirnya teringatlah ia

pada si sakit: Ketut Suratna.

(Toer, 2010:63)

(5) “Tidur? Hhh. Tidur, katanya. Di

sini tak ada orang tidur, Ara. Kau

dengar derap sepatu tadi?

Sebentar lagi mereka tinggalkan

kampung kita. Jam tiga malam

datang lagi. Jam lima pergi lagi.

Kau dengar pertempuran tadi.

Sebentar lagi lebih hebat. Dekat-

kemah, Mardjohan mengajak

Larasati untuk bertemu

dengan kolonel Surjo

Sentono. Kolonel Surjo

Sentono merasa tersinggung

dengan ucapan Larasati dan

memerintahkannya dengan

paksa untuk mengunjungi

penjara. Peristiwa saat di

dalam penjara ini, Larasati

bertemu dengan salah satu

tawanan yang sakit hingga

membuatnya pingsan.

Pada kutipan (5), kehidupan

Larasati bersama ibunya di

sebuah kampung di Jakarta

membuatnya menyadari

bahwa orang-orang di sana

tidak pernah sungguh-

sungguh tidur. Peperangan

antara pejuang revolusi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

79

dekat jam tiga pagi puncaknya.

Di sini orang tidak tidur. Mereka

bilang jangan tidur! … (Toer,

2010:86)

(6) Mau rasanya Ara mengucurkan

air mata untuk ke sekian kalinya

dalam sehari ini. Api yang juga

harus menanggung kelaparan!

Api Revolusi ini. Ara

menggeleng. Dan baru sekarang

Ara mulai bicara, “Apa guna

makan hari ini? Yogya jatuh!”

(Toer, 2010:137)

(7) Dan waktu ia memandangi

ibunya lagi, orangtua itu sudah

ada di hadapannya. Jusman

menariknya hati-hati duduk di

kursi Panjang, duduk di

sampingnya. Dengan bibir

melawan kolonial selalu

terjadi setiap tengah malam

hingga subuh.

Pada kutipan (6), ketika

Lasmidjah meninggalkan

Larasati dan tidak pernah

pulang lagi, Larasati hidup

sendiri, kelaparan, dan

merasa sedih mendengar

perjuangan revolusi mulai

padam di Yogyakarta. Di

saat itulah Larasati bertemu

dengan Chaidir dan merasa

kehilangan harapan.

Pada kutipan (7), hidup

Larasati pun penuh

rintangan. Suatu kali, ibunya,

Lasmidjah, ditahan oleh

keluarga Arab oleh karena

pemuda Arab bernama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

80

menghampiri pipinya berbisik:

“Sejak kini kau tinggal di sini.

Kau cintai ibumu, bukan?”

(Toer, 2010:141)

(8) Orang berduyun-duyun

membanjiri Merdeka Utara,

menyambut Presiden Soekarno

dari Yogyakarta, menggantikan

Gubernur Jenderal Hindia

Belanda sebagai Presiden

Sementara Negara Kesatuan

Republik Indonesia Serikat?

Orang tidak peduli Serikat atau

Kesatuan. Pokoknya penjajahan

Belanda telah diakhiri. Ara

adalah seorang di antara sekian

ratus ribu hadirin. (Toer,

2010:174:175)

Jusman ingin memiliki

Larasati. Larasati akhirnya

terpaksa menuruti kemauan

tersebut saat kondisi

kehidupannya sedang susah

dan tak menentu

Pada kutipan (8), bagian

akhir roman ini diceritakan

bahwa Republik telah

berhasil menang dan

mendapatkan penuh

kemerdekaan dan

kekuasaannya. Sebagai

seorang pejuang revolusi,

Larasati, ikut merayakan

kemenangan dengan

memenuhi jalan Merdeka

Utara. Dari beberapa

keterangan hasil analisis di

atas, membuktikan bahwa

keterlibatan tokoh Larasati

disetiap peristiwa lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

81

2.

Tokoh

Tambaha

n

Tokoh

Mardjohan

(9) Seseorang berpakaian preman

berlari-larian dari kantor. Stasiun

menghampirinya. Dan sebelum

ia menyadari ini, terdengar orang

berseru-seru girang: “Ara! Ara!”

Larasati menyeka mukanya

dengan selendang tengik itu.

menajamkan pandang pada

pendatang. Tapi ia pura-pura tak

peduli. Dia juga pengkhianat,

bisik hatinya. Ia kenal dia:

Mardjohan—di jaman Jepang

seorang announcer. Sebentar

lagi bakal banjir propaganda dari

mulutnya yang jorok itu, ia

memperingatkan dirinya sendiri.

(Toer, 2010:34)

banyak dibandingkan tokoh

lainnya. Oleh karena itu

tokoh Larasati dapat

dinyatakan sebagai tokoh

utama.

Pada kutipan (9), tokoh

tambahan bernama

Mardjohan adalah tokoh

mencoba menghasut Larasati

untuk bermain dalam film

propaganda Belanda.

Tawaran tersebut justru

berlawanan dengan

kehendak hati Larasati yaitu

tetap setia kepada perjuangan

Revolusi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

82

Tokoh

Lasmidjah

Tokoh

Martabat

(10) Orang tua itu terburu-buru

membuka pintu depan, menuruni

jenjang rumah dan menubruk

Ara. “Ara kebangetan kau. tidak

ada kabar tidak ada cerita.”

(Toer, 2010:81)

(11) “Nona curiga karena

pakaianku, karena pekerjaanku.

Aku baru seminggu turun dari

Papua, dari Sorong. Tidak tahu

tentang semua ini.”

“Pergilah sendiri ke seberang.”

“Seberang mana, nona.”

Pada kutipan (10), tokoh

tambahan Lasmidjah hadir

ketika Larasati telah berhasil

sampai di salah satu

kampung di Jakarta.

Lasmidjah merupakan ibu

dari Larasati yang bekerja di

salah satu rumah keluarga

Arab. Lasmidjah diceritakan

telah menanti-nanti kabar

dan kedatangan anaknya.

Pada kutipan (11), Martabat

merupakan tokoh tambahan

dalam roman ini. Martabat

diceritakan sebagai seorang

sopir NICA yang membawa

Larasati ke penjara dan juga

kampung rumah dari ibu

Larasati. Martabat memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

83

Tokoh

Jusman

“Seberang kali Bekasi. Kau akan

tahu sendiri.”

“Itulah nona, aku mencari

hubungan. Aku yakin nona bisa

menghubungkan. Kalau tidak

sia-sia saja bakalnya. Aku mau

melarikan mobil itu, dan

beberapa kawan ikut serta nanti.”

(Toer, 2010:69)

(12) “Bukan saja Yogya yang jatuh.

Juga aku,” bisiknya pada diri

sendiri.

“Apa lagi mau kau lawan?”

pemuda Arab itu mengejek. Ara

diam saja.

“Sekarang tak ada lagi

permusuhan,” Jusman

meneruskan. “Yang ada sekarang

cuma satu: kepatuhan.

Barangsiapa tak sanggup patuh.

cita-cita yang sama dengan

Larasati yaitu kemerdekaan

bagi Republik. Tokoh

Martabat hadir dalam

peristiwa bersama Larasati.

Pada kutipan (12), Jusman

adalah seorang pemuda dari

keluarga Arab. Jusman

termasuk dalam tokoh

tambahan. Kehadiran tokoh

Jusman dalam peristiwa

bersama Larasati kerap

menahan keinginan dari

tokoh utama, yaitu keinginan

Larasati untuk berjuang

mencapai kemerdekaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

84

k

Tokoh

Chaidir

Tokoh

Kapten

Oding

Dia dihancurkan.” (Toer,

2017:144)

(13) “… Apa gunanya ngomong

lagi? Revolusi ada dalam diri

kita. Kitalah Revolusi itu sendiri.

Keadaan kita keadaan Revolusi.

Hidup kita hidup Revolusi. Mari

cari makan Ara.” (Toer,

2017:138)

(14) Kalau surat dari Kapten Oding

itu beres, pikirnya, nanti sore aku

sudah di Cikampek, besok di

Jakarta, Jakarta! (Toer, 2017:9)

Pada kutipan (13), Chaidir

merupakan tokoh tambahan

dalam roman Larasati.

Meskipun Chaidir hadir dan

bertemu Larasati ketika

Larasati mengalami fase

kesunyian perjuangan di

Jakarta, ia tetap memberi

semangat perjuangan

terhadap Larasati.

Pada kutipan (14), di bagian

awal dan akhir dalam roman

Larasati, tokoh tambahan

bernama Kapten Oding hadir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

85

menemani tokoh utama,

Larasati. Kapten Oding

diceritakan sebagai seorang

opsir di Yogyakarta. Kapten

Oding berusaha membantu

Larasati agar bisa aman

sampai di Jakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

86

2. Penokohan

No. Tokoh Penokohan Hasil Analisis Keterangan Hasil Analisis Setuju Tidak

Setuju

Keterangan

1.

Tokoh Larasati

Cantik, setia

pada bangsa,

dermawan,

sentimental,si

mpati, mudah

terharu, dan

pemberani

Tokoh Larasati ialah tokoh

perempuan yang cantik, setia pada

bangsa, dermawan/ suka berderma,

sentimental, simpati, mudah

terharu, dan pemberani. Hal

tersebut dapat dibuktikan dalam

peristiwa-peristiwa berikut ini.

(15) Malah dialah yang

bertanya kagum, “Apanya

Lasmidjah sih? Anaknya?”

“Benar, nek.”

“Benar juga kalau begitu

Lasmidjah, ya? Kok

anaknya begini cakap?”

“Kan ibuku juga cakap,

nek?” (Toer, 2017:72-73)

Pada kutipan (15),

membuktikan bahwa

Larasati digambarkan

sebagai seorang perempuan

yang memiliki wajah yang

cantik. Kecantikan Larasati

ditampilkan dalam teknik

dramatik cakapan ketika ia

bertemu dengan seorang

nenek di kampung ibunya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

87

(16) Tapi biar bagaimana pun,

aku tidak akan berkhianat.

Aku juga punya tanah air.

Jelek-jelek tanah airku

sendiri, bumi dan manusia

yang menghidupi aku

selama ini. Cuma binatang

ikut Belanda. (Toer,

2017:13)

(17) Pergaulan Larasati yang

luas sekaligus memberinya

pengertian: opsir piket yang

sedang dinas itu, dan yang

kini sedang menguasai

seluruh kota militer

Cikampek, sedang bapét—

tidak punya! Dengan

cekatan ia panggil pelayan.

Dari balik pintu ia

memerintahkan membelikan

Pada kutipan (16),

membuktikan bahwa

Larasati merupakan tokoh

yang setia pada revolusi dan

berulang kali menolak

bermain film untuk

propaganda Belanda. Watak

ini digambarkan dengan

teknik dramatik yaitu teknik

pikiran.

Pada kutipan (17) dan (18),

ketika singgah di Cikampek

dan bertemu dengan seorang

perwira piket, tokoh Larasati

digambarkan sebagai

seorang dermawan atau

orang yang suka berderma.

Perwatakan ini diungkapkan

dengan teknik dramatik

tingkah laku, yaitu

diwujudkan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

88

nasi rames untuk dua orang.

(Toer, 2017:20-21)

(18) Dengan cekatan dan baik

hatinya, seperti biasa, ia

selipkan uang lembaran

limaratus ke dalam saku

tamunya, tanpa yang akhir

ini mengetahuinya. Tidak,

aku bukan menyogok. (Toer,

2017:23).

(19) Untuk pertama kali ini Ara

menangis begitu lama,

seorang diri. Ia menangisi

jiwa-jiwa muda yang begitu

rela, yang begitu tanpa dosa.

Dan, katanya dalam hati,

aku adalah penjelmaan dari

dosa sendiri. (Toer,

2017:29).

membelikan nasi rames dan

memberikan uang ke dalam

saku perwira piket.

Pada kutipan (19), ketika

Larasati melanjutkan

perjalanan dari Cikampek

menuju Jakarta, Larasati

melihat para pemuda

bersorak-sorai kepadanya.

Larasati merasa sedih dan

kemudian menangis ketika

memikirkan para pemuda

yang rela berjuang demi

Revolusi esok hari akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

89

(20) Dan sersan itu menghilang.

Bintang film itu

menghampiri tawanan itu

dan meraba kakinya: panas

di atas 41 derajat. Orang ini

akan segera mati, pikir

Larasati. Mati, berhadapan

dengan pembunuhnya

sendiri. (Toer, 2017:59)

bertemu maut. Peristiwa ini

menujukkan sifat

sentimental Larasati dalam

wujud menangis yang

diungkapkan dengan teknik

ekspositori.

Pada kutipan (20), ketika

Larasati sampai di sebuah

penjara bersama Mardjohan,

Larasati digambarkan

memiliki sifat simpati di

dalam penjara ketika melihat

seorang tawanan yang sakit.

Kemudian dengan simpati

Larasati menghampiri

tawanan tersebut. Hal itu

diungkapkan dengan teknik

dramatik.

tingkah laku oleh

pengarang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

90

(21) Debaran jantung sekali ini

terasa sedemikian tebal

darahnya. Ia terharu.

Matanya berkaca-kaca.

Indahnya dunia ini bila

pemuda masih tahu

perjuangan! (Toer,

2017:160)

(22) Orang-orang di luar kemah

menjadi gempar. Baik

serdadu yang berdinas

maupun para penumpang

dari pedalaman—semua

Pada kutipan (21), sesaat

ketika pemain gambus

bernama Achmad datang

menghampiri Larasati di

rumah keluarga Arab,

Achmad bercerita bahwa

Jusman telah tertembak oleh

seorang pemuda. Mendengar

kata pemuda membuat

Larasati memiliki keyakinan

bahwa Revolusi belum

menghilang. Seketika

Larasati menjadi terharu

mengingat perjuangan para

pemuda. Watak ini

ditampilkan dalam teknik

dramatik perasaan.

Pada kutipan (22), tokoh

Larasati juga digambarkan

sebagai seorang perempuan

pemberani. Keberanian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

91

mengarahkan pandang pada

kemah. Terdengar sekali

lagi Larasati meradang

garang, “Ayoh, sentuh kalau

berani. Aku garuk mukamu

yang jelek sampai dadal!”

(Toer, 2017:34)

tersebut diungkapkan

melalui teknik dramatik

cakapan. Ketika Larasati

baru sampai di Bekasi dan

masuk ke dalam kemah

pemeriksaan, Larasati tidak

merasakan takut berhadapan

dengan sersan inlander.

2. Tokoh

Mardjohan

Penghasut, dan

licik

Mardjohan adalah tokoh tambahan

yang hadir ketika Larasati baru

saja keluar dari kemah

pemeriksaan. Mardjohan

merupakan teman lama Larasati

yang bekerja sebagai produser dan

sutradara film. Dia memiliki sifat

suka menghasut dan licik. Hal

√ Pada kolom

penokohan, setelah

kata “penghasut”

tidak perlu diberi

tanda (,) koma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

92

tersebut dapat dibuktikan dalam

peristiwa-peristiwa berikut ini.

(23) Mardjohan memutuskan.

Ia geserkan duduknya.

Mendekat. Kian mendekat.

Berapatan. “Kita bisa jadi

sekutu yang baik! Kau dan

aku.”

“Sekutu apa?”

“Segala-galanya.”

(Toer, 2017:43)

(24) Tiba-tiba hati berkisar

begitu sentimental,

meneruskan kata-katanya:

Waktu Revolusi pecah

segera mayor besar Surjo

Sentono dibebaskan oleh

Pada kutipan (23), berulang

kali Mardjohan menghasut

Larasati untuk bersekutu

dengannya dan bermain

dalam film propaganda

Belanda. Namun, Larasati

selalu menolaknya. Watak

Mardjohan yang suka

menghasut diceritakan

sepanjang halaman 42

hingga 55 dengan teknik

dramatik.

Pada kutipan (24),

penokohan tokoh Mardjohan

digambarkan secara

ekspositori atau secara

langsung yaitu memiliki sifat

yang licik. Sifat licik itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

93

Sekutu dari kamp Jepang,

menggabungkan diri dengan

Nica. Maria Magdalena

Sentono lari,

menggabungkan diri dengan

korps mahasiswa—

melakukan perlawanan

terhadap Nica. Dua manusia

dari satu darah kedua-

duanya menjadi harapannya

pecah-belah, berhadap-

hadapan sebagai musuh.

Ayah dan anak. Sang ibu

tinggal menangis.

“Aku lepaskan cintaku pada

Maria. Aku berpihak pada

ayahnya.” (Toer, 2017:55)

terwujud ketika ia berkhianat

akan cintanya terhadap

seorang perempuan bernama

Maria Magdalena, dan lebih

memilih bergabung dengan

NICA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

94

3.

Tokoh

Lasmidjah

Penuh kasih

sayang

terhadap

anaknya.

Tokoh Lasmidjah adalah ibu dari

Larasati dan tergolong dalam

tokoh tambahan dalam roman

Larasati. Lasmidjah tinggal di

sebuah kampung di daerah

pendudukan NICA di Jakarta.

Sehari-hari, Lasmidjah bekerja

sebagai babu di rumah keluarga

Arab. Dia memiliki watak yang

penuh kasih saying. Hal ini dapat

dibuktikan dalam perisriwa-

peristiwa berikut.

(25) Kasih sayang ibunya yang

tidak pernah putus ini

menyebabkan Larasati terus

merasa tersiksa bila jauh

darinya—biar hanya buat

sehari pun! (Toer, 2017:81)

Pada kutipan (25), sebagai

seorang ibu, Lasmidjah

merupakan seorang ibu yang

sangat mengasihi anaknya,

Larasati. Watak yang penuh

kasih sayang ibu terhadap

anaknya diungkapkan dalam

teknik ekspositori.

√ Ada beberepa kata

yang salah ketik,

“saying” dan

“perisriwa”.

4. Tokoh

Martabat

Pemberani,

memiliki fisik

Martabat adalah tokoh tambahan

yang berperan sebagai seorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

95

masih muda,

dan hidung

yang pesek.

pejuang revolusi yang menyamar

dan bekerja menjadi sopir NICA.

Tokoh Martabat hadir ketika

mengantarkan Larasati ke penjara

hingga ke perkampungan tempat

ibu dari Larasati tinggal. Dia

memiliki watak pemberani. Hal ini

dapapt dibuktikan dalam

peristiwa-peristiwa berikut.

(26) Larasati menatap wajah

sersan NICA di hadapannya

itu. dia masih muda. Hidung

pesek bertengger di

wajahnya. Ia tak mengerti

maksud si sopir. Ia tetap

menatapnya. (Toer,

2017:68-69)

(27) Ia menggeser. Menatap Ara

dengan tiada sabarnya.

Kemudian menerangkan,

“Aku mau masuk ke sana

dengan bukti perjuangan.

Aku mau larikan mobil,

beberapa pucuksenjata, ban-

ban mobil dan lima atau

Pada kutipan (26), tokoh

Martabat memiliki tampilan

fisik dengan tubuh yang

masih muda dan hidung

yang pesek di wajah, seperti

yang diungkapkan dengan

teknik dramtik.

Pada kutipan (27), Martabat

memiliki watak seorang

pemberani. Sebagai seorang

yang menyamar, Martabat

ingin sepenuhnya menjadi

pejuang di pedalaman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

96

enam kawan.” (Toer,

2017:87)

Dengan wataknya yang

pemberani, Martabat juga

membawa lari mobil,

senjata, dan kawan-

kawannya. Keberanian itu

diungkapkan dengan teknik

dramatik cakapan.

5. Tokoh Jusman Licik, kasar,

dan egois

Tokoh Jusman merupakan tokoh

tambahan dalam roman Larasati.

Ketika pertama kali bertemu

Larasati, Jusman telah menaruh

hati dan berusaha keras untuk

mendapatkan Larasati. Dia

memiliki sifat yang licik, kasar,

dan egois. Hal ini dapat dibuktikan

dalam peristiwa-peristiwa berikut.

(28) Dan giginya yang putih

gemerlapan waktu membuka

mulut. Kuliltnya yang hitam

mengkilat mengingatkan ia

pada iblis yang tak pernah

Pada kutipan (28), Jusman

diceritakan sebagai seorang

pemuda Arab yang memiliki

tubuh tinggi, kurus, berkulit

hitam, dan mata kekuning-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

97

dilihatnya, tetapi yang pernah

dimainkan oleh Oom Didong

di atas panggung. (Toer,

2017:129)

(29) Pemuda Arab itu terkejut.

Mengawasi Larasati dengan

mata tiba-tiba menyala-nyala.

“Tapi nona, ibu nona juga ada

di sana. Bagaimana pikir

nona?”

“Kau boleh ambil ibuku kalau

kau suka. Dia boleh tidak

pulang untuk selama-

lamanya.”

Pemuda Arab itu kini menatap

nenek tapi tak berkata apa-

apa. Akhirnya ia bangkit

berdiri, bersiap hendak

pulang, tetapi berhenti dan

berpaling ke belakang, “Tapi

kuningan. Hal ini

diungkapkan sepanjang

halaman 129 dengan teknik

dramatik pikiran.

Pada kutipan (29), Jusman

digambarkan memiliki sifat

yang licik. Hal itu

diungkapkan dengan teknik

dramatik cakapan yaitu

menahan Lasmidjah lalu

mengancam Larasati agar

mau hidup bersamanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

98

ibu nona dalam bahaya.”

(Toer, 2017:132)

(30) Tapi Jusman kini dengan

ganas menariknya lebih dekat

pada tubuhnya. Dan

cengkaman kakaktua

pergelangan tangan itu

kembali menyakiti

dagingnya. (Toer, 2017:165)

(31) Sudah sejak semula Ara

dapat rasakan, pemuda itu

tidak mempunyai sesuatu

perasaan apapun, bila tidak

mengenai kepentingan dirinya

sendiri. (Toer, 2017:146)

Pada kutipan (30), tokoh

Jusman memiliki sikap yang

kasar terhadap Larasati

ketika amarahnya memuncak

akibat cemburu. Sikap kasar

tersebut diungkapkan dengan

teknik dramatik tingkah laku.

Pada kutitpan (31), tokoh

Jusman juga diceritakan

sebagai seseorang yang

berwatak egois atau

mementingkan diri sendiri.

Watak egois itu hadir ketika

Jusman sebenarnya tak

memiliki perasaan terhadap

Larasati dan itu semua hanya

untuk kepentingannya

sendiri. Hal tersebut

diungkapkan dengan teknik

ekspositori

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

99

6. Tokoh Chaidir Rela berkorban Chaidir merupakan tokoh

tambahan yang berprofesi sebagai

penyair di Yogyakarta. Chaidir

muncul dalam roman Larasati

ketika ia bertemu dengan Larasati

di sebuah taman di Jakarta. Dia

memiliki watak yang rela

berkorban. Hal ini dapat

dibuktikan dalam peristiwa-

peristiwa berikut.

(32) Dan karena kata-katanya ini,

sandiwara berkembang

cepat laksana api di tengah-

tengah padang rumput

kering. Begitu bersimpati ia

kepada pemuda kerempeng

ini. Tapi mengapa sekarang

matanya semerah itu?

mengapa tubuhnya sedekil

itu? (Toer, 2017:137)

(33) “Ayoh berangkat.”

Pada kutipan (32), Chaidir

digambarkan memiliki mata

yang merah, tubuh dekil, dan

krempeng. Hal ini

diungkapkan dengan teknik

dramatik pikiran.

Pada kutipan (33), tokoh

Chaidir memiliki watak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

100

“Kau belum bayar

belanjamu!”

Chaidir melemparkan

kemejanya pada tukang kue

pancong. (Toer, 2017:139)

seorang yang rela berkorban

meskipun dalam keadaan

susah. Ketika bertemu

dengan Larasati, keduanya

menahan lapar dan tak

memiliki uang untuk

membeli makan. Akhirnya

Chaidir membeli makan

untuk Larasati dan dirinya

dengan mengorbankan

kemejanya. Watak tersebut

diungkapkan dengan teknik

dramatik tingkah laku.

7. Tokoh Kapten

Oding

Dermawan,

dan

penyayang.

Kapten Oding merupakan tokoh

tambahan yang berinteraksi

dengan tokoh utama pada bagian

awal dan akhir cerita dalam roman

Larasati. Kapten Oding

merupakan seorang opsir yang

bertugas di Yogyakarta. Dia

memiliki watak yang dermawan,

dan penyayang. Hal ini dapat

√ Ada beberapa kata

yang salah ketik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

101

dibuktikan dalam peristiwa-

peristiwa berikut.

(34) Wajah opsir itu berseri-seri.

Dikeluarkannya sebuah

sampul kuning dari saku

kemejanya dan

diserahkannya pada

Larasati, “Ini akan berguna

sampai di perbatasan.

Mungkin juga sampai di

Jakarta. Kalau kau sudah di

sana, ingat-ingat, Ara,

jangan lupa pada Yogya

lagi, kirimlah surat dulu,”

dan tanpa menunggu

jawaban ia menerobos para

penumpang yang mendesak-

desak, siksa-menyiksa satu

sama lain, untuk kemudian

menongol di bawah jendela.

(Toer, 2017:8)

Pada kutipan (34), Kapten

Oding memiliki sikap

dermawan terhadap Larasati

ketika Larasati hendak

berangkat menuju Jakarta.

Hal ini diungkapkan dengan

teknik dramatik cakepan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

102

(35) Ara menggelengkan kepala.

Dan waktu ia menunduk

dilihatnya beberapa titik

airmata membasahai

kainnya. Oding

menghampiri,

mengeluarkan setangan

mililter hijau dan menyeka

matanya.

“Kita sudah mennagkan

Revolusi ini,” Oding

meneruskan. “Airmata tak

kita butuhkan lagi. Kita akan

niokmati hasil kemenangan

ini. (Toer, 2017:176-177)

Pada kutipan (35), Setelah

sekian lama tidak bertemu

Larasati, Kapten Oding dan

Larasati akhirnya bertemu

kembali di Jakarta ketika

republik kembali berkuasa.

Kapten Oding menunjukkan

watak penyayangnya

terhadap Larasati dengan

menghibur Larasati yang

sedih. Hal ini diungkapkan

dengan teknik dramtik

tingkah laku dan cakapan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

103

3. Alur

No Unsur Hasil Analisis Keterangan Analisis Setuju Tidak

Setuju

Keterangan

. 1. Alur Alur maju Dalam roman Larasati, alur yang

digunakan adalah alur lurus atau

konvensional. Peristiwa-

peristiwa dihadirkan secara

kronologis dari awal hingga

akhir sesuai dengan runtutan

waktu dalam cerita. Cerita

dimulai dari stasiun di

Yogyakarta menuju Jakarta

hingga kisah hidup Larasati di

rumah ibunya di daerah

pendudukan.

√ Diberi penjelasan di

kolom keterangan

analisis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

104

2.

Eksposisi

Bagian eksposisi berisi paparan

awal roman Larasati. Hal ini

dapat dibuktikan dalam

peristiwa-peristiwa berikut.

(36) Larasati membuang

pandang keluar jendela

wagon. Orang masih

berdesak-desak hendak

masuk ke dalam dan

menguasai tempat yang

enak di tengah-tengah

kepadatan aneka ragam

manusia itu. keringat

menetes setelah mengguris

bedak pada pelipisnya.

Sepagi itu! (Toer, 2017:7)

(37) Tapi dalam bayangannya

terbentang hari depan yang

gilang-gemilang di daerah

pendudukan Nica. Ia akan

terjun kembali di

Pada kutipan (36) dan (37),

yang bercerita tentang

keberangkatan Larasati dari

stasiun Yogya menuju

Jakarta. Bagian ini

memperkenalkan tokoh

Larasati sebagai bintang film

yang hendak meneruskan

pekerjaannya di dunia film di

pendudukan Nica di tengah

kepadatan rombongan di

dalam kereta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

105

gelanggang film. Dan

seluruh rakyat, dari Sabang

sampai Merauke, akan

bertempik-sorak untuknya.

(Toer, 2017:8)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

106

3.

Inciting

Momen

Bagian inciting moment atau

permulaan konflik dalam cerita.

Hal ini dapat dibuktikan dalam

peristiwa-peristiwa berikut.

(38) Kapan kau hancurkan aku,

Djohan? Aku toh tak berarti

apa-apa? Biar besok atau lusa

kau jadi orang penting. Tapi

bersekutu denganmu, sayang

sekali, Djohan, tidak

mungkin.” (Toer, 2017:47)

(39) Mardjohan membutuhkan

seorang partner—partner

yang terkenal di antara artis

film, yang bakal dapat

meningkatkan namanya

menjulang di dunia film. Dan

siapa yang lebih terkenal dari

Ara! Ara mengerti ini. Ia tidak

sudi membawanya ke tingkat

yang lebih tinggi. Dan

Pada kutipan (38) dan (39),

merupakan permulaan

konflik ketika Larasati

dengan pendiriannya yang

berjuang bersama kaum

revolusioner, menolak

tawaran untuk bersekutu

bersama dan bergabung

dalam film yang dibuat oleh

Mardjohan dan kolonial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

107

4.

Rising Action

Mardjohan hanya berdiri

sendiri. (Toer, 2017:51)

Bagian rising action atau

meningkatnya konflik cerita. Hal

ini dapat dibuktikan dalam

peristiwa-peristiwa berikut.

(40) Pasukan pemuda itu diam-

diam mengawasi kedua

orang itu, tak tahu apa yang

mesti diperbuat. Melihat itu

Ara segera menyerbu untuk

menguasai suasana: “Malam

ini kami ikut bertempur.

Mengapa diam semua?”

(Toer, 2017:93)

(41) Larasati berdebar-debar.

Pemimpin itu menaruhnya

berjajar dengan Martabat

dan ia sendiri mengiringkan

dari belakang, dengan

revolver di tangan kiri.

(Toer, 2017:95)

Pada kutipan (40) dan (41),

meningkatnya konflik cerita

dimulai ketika Larasati telah

bertemu kembali dengan

ibunya, Lasmidjah.

Kedatangan Larasati di

tengah kampung membawa

kecurigaan warga sekitar.

Para kaum revolusioner

akhirnya mencurigai Sersan

Martabat yang berkunjung

ke rumah Larasati di tengah

malam. Keadaan konflik

meningkat ketika Larasati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

108

meyakinkan diri untuk ikut

berperang bersama Sersan

Martabat dan pemimpin

revolusioner malam itu juga

melawan tentara patroli.

5. Complication

Bagian complication dalam roman

Larasati menunjukkan keadaan

yang semakin ruwet. Hal ini dapat

dibuktikan dalam peristiwa-

peristiwa berikut.

(42) “Ini kamarmu. Kau

tinggal dan tidur di sini.

Mengapa tak bicara juga?

Ini kamarmu. Kau dengar

Ara?”

Dan Ara mengangguk.

“Dan juga kamarku. Kau

dengar Ara?”

Sekali lagi Ara

mengangguk. (Toer,

2017:141)

Pada kutipan (42) dan (43),

keadaan yang semakin ruwet

setelah Larasati dengan

Sersan Martabat dan pemuda

revolusioner terlibat dalam

pertempuran melawan

tentara patroli. Jusman,

seseorang dari keluarga

Arab, menahan Lasmidjah

agar Jusman dapat menikahi

Larasati. Dalam keadaan

terpaksa, akhirnya Larasati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

109

(43) Telah sebulan Ara tinggal

dalam genggaman

kekuasaan pemuda Arab

itu. Ia tak dapat

merasakan lagi dirinya

mati atau hidup. Hanya

masih ada satu keinginan

tinggal: ia ingin

mendapatkan hubungan

dengan dunia luar. (Toer,

2017:145)

menuruti keinginan Jusman

dan tinggal di rumah

keluarga Arab bersama

ibunya.

6 Climax

Bagian climax atau puncak cerita

atau puncak penggawatan, yaitu

puncak dari kejadian-kejadian dan

merupakan jawaban dari semua

problem atau konflik yang tidak

mungkin dapat meningkat atau

dapat lebih riwet lagi. Hal ini

dapat dibuktikan dalam peristiwa-

peristiwa berikut.

(44) Chaidir mati. Chaidir?

Yogya telah jatuh. Para

Pada kutipan (44) dan (45),

puncak konflik terjadi saat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

110

penguasa dan pembesar

sudah kibarkan bendera

kain kafan, menyerahkan

diri dalam perlindungan

Sri Ratu. Sekarang Chaidir

pula. Dia meninggal! dia—

Revolusi itu sendiri! Dan

aku—aku sendiri telah

patah dua di sini. (Toer,

2017:147)

(45) Sudah sejak sepagi ia

pasang radio, tapi lanjutan

berita tentang Chaidir

ternyata tak ada. Revolusi

yang mati di atas bumi

tanahair, dan bumi tanahair

yang sedang dikepal musuh.

Nasibnya seperti aku. Tapi

aku belum lagi mati. (Toer,

2017:148)

Larasati mendengar berita di

radio tentang kekuatan

pemuda Indonesia yang

sedang dikoyak-koyak oleh

kekuatan kolonial hingga

Yogya jatuh kekuasaan. Saat

itulah Larasati merasa begitu

sedih ketika mendengar

jatuhnya Yogya dan kabar

kematian Chaidir, seorang

penyair sekaligus temannya

semasa di Yogya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

111

7 Falling

Action

Pada bagian falling action mulai

menunjukkan perkembangan

peristiwa ke arah selesaian. Dalam

tahap ini sudah dapat terlihat

adanya penyelesaian masalah

menuju selesaian. Di sini, konflik

akan semakin menuju perubahan

dengan adanya selesaian. Hal ini

dapat dibuktikan dalam peristiwa-

peristiwa berikut.

(46) Tiba-tiba orang lupa pada

selisih-selisih dan

pertentangan-pertentangan

pendapat. Revolusi menang!

Belanda bakal angkat pantat

pulang ke negeri leluhur!

Dimana-mana timbul

suasana pesta. Seperti

disulap, kewaspadaan dan

kekuatiran, ketakutan dan

kekecutan hilang dari tiap

Pada kutipan (46) dan (47),

menunjukkan adanya

penyelesaian masalah

menuju selesaian. Setelah

Jusman gagal membujuk

Larasati untuk menikah

dengannya, Jusman pergi

entah kemana. Larasati dan

ibunya, Lasmidjah, pun

keluar dari rumah keluarga

Arab dan hidup kembali

dalam pondoknya yang dulu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

112

dada. Merdeka! Merdeka!

(Toer, 2017:174)

(47) Sekarang tak lagi terdengar

lagu Wilhelmus yang manis

membelai-belai syahdu itu,

tetapi Indonesia Raya yang

menderu, menggelegak, dan

menggapai-gapai. (Toer,

2017:175)

Dan suatu hari, Larasati

mendengar kabar Tentara

Nasional Indonesia akan

masuk ke Jakarta. Hal itu

memiliki arti bahwa

Revolusi telah menang.

8 Denouement Pada bagian denouement atau

penyelesaian, konflik dalam cerita

telah mencapai klimaks. Hal ini

dapat dibuktikan dalam peristiwa-

peristiwa berikut.

(48) Ara mengangguk. “Di mana

kalian tinggal?”

Ara hanya menjawab

dengan pandang matanya.

Pada kutipan (48) dan (49),

setelah Larasati menghadiri

upacara menyambut

Presiden Soekarno dari

√ Siapa “Ara”?

Di tokoh dan

penokohan belum

dijelaskan tokoh

Ara

(Sebaiknya

dipenokohan

dijelaskan Larasati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

113

“Baik-baik, nanti malam

kuambil. Kalian tinggal di

sini bersama-sama

denganku. Kita kawin Ara!”

(Toer, 2017:176)

(49) Ara terharu. Ia tak dapat

bicara apa-apa. Ia hanya

pandangi Oding. Dan Oding

menciumnya.

“Indahnya dunia ini kalau

kita menang. Bukan, Ara?”

Ara mengangguk.

Dan malam itu keluarga Ara

pindah ke gedung ini. (Toer,

2017:178

Yogyakarta di Merdeka

Utara, ia bertemu kembali

dengan Kapten Oding.

Larasati begitu bahagia

ketika Kapten Oding

mengajaknya untuk

menikah. Larasati, Kapten

Oding, dan Lasmidjah

akhirnya hidup bahagia di

gedung bekas tempat tinggal

Belanda.

atau biasa disebut

dengan Ara)

4. Latar

No Unsur Hasil Analisis Keterangan Analisis Setuju Tidak

Setuju

Keterangan

1. Latar Tempat stasiun

Yogyakarta,

Cikampek,

Bekasi,

Latar tempat dalam roman ini

meliputi berbagai tempat sesuai

dengan perkembangan plot dalam

cerita. Hal ini dapat dibuktikan

dalam peristiwa-peristiwa berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

114

kemah

pemeriksaan,

penjara, dan

kampung di

Jakarta

(50) Peluit kondektur ikut

menyambut. Lambat-lambat

kereta mulai meninggalkan

stasiun Yogya. Beberapa

lampu jalanan yang belum

dipadamkan, Nampak muram

kelap-kelip seperti harapan

yang tidak menentu. (Toer,

2017:9)

(51) Kereta berhenti. Matari telah

rendah di barat Cikampek.

Pemuda itu menolongnya

menurunkan kopor-kopor

kecil dari karton. Sebentar

terdengar beberapa kali

letusan kerabin. (Toer,

2017:14-15)

(52) Akhirnya kereta lebih

perlahan lagi. Setelah

menyeberangi kali Bekasi,

kemudian berhenti di stasiun.

Di bawah jembatan kali

nampak beberapa orang

serdadu NICA inlander

mencuci pakaian dalam

keadaan setengah telanjang.

(Toer, 2017:30)

Pada kutipan (50),

menunjukkan bahwa latar

tempat paling awal berada di

stasiun Yogyakarta. Ketika

itu Larasati hendak

berangkat menuju Jakarta

untuk kembali bermain film.

Pada kutipan (51),

menunjukkan bahwa

sebelum Larasati sampai di

Jakarta, kereta terlebih

dahulu berhenti sejenak di

Cikampek.

Pada kutipan (52),

menunjukkan bahwa setelah

dari Cikampek, kereta yang

ditumpangi Larasati

melanjutkan perjalanan

melewati kali Bekasi dan

berhenti di stasiun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

115

(53) Tanpa disadarinya barisan

wanita itu maju setapak demi

serapak membawa bawaan

masing-masing yang telah

digeledah dan diobrak-

abrik—menuju ke dalam

kemah hijau tiada berjendela.

Nampaknya kemah itu

dibangunkan khusus untuk

pemeriksaan. (Toer, 2017:33)

(54) Dan mobil telah berhenti

persis di depan pintu kayu

berat sebuah penjara. Seorang

kopral Knil membuka pintu

berat itu, memberi salut,

membuka pintu mobil dan

menyilakan para

penumpangnya masuk. (Toer,

2017:55-56)

(55) Matahari telah melewati

sedikit dari titik puncaknya.

Kerikil perkarangan depan

penjara berderai-derai. (Toer,

2017:56)

Pada kutipan (53),

menunjukkan bahwa setelah

sampai di Bekasi, Larasati

dan penumpang lainnya

masuk ke dalam sebuah

kemah tempat pemeriksaan.

Pada kutipan (54) dan (55),

menujukkan bahwa Larasati

dibawa ke dalam penjara

untuk melihat penderitaan

tahanan yang ada di dalam

penjara tersebut. Hal ini

dilakukan oleh Kolonen

Surjo Sentono untuk

mengancam Larasari.

Kolonel Surjo Sentono

memaksa Mardjohan untuk

mengantar Larasati dengan

paksa melihat penjara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

116

(56) Akhirnya tak dapat lagi

menahan hati bertanya,

“Memang begini buruk

kampung, nona!”

“Rata-rata kampung di

Jakarta memang begini.”

“Di Kemayoran agak

bersih.”

“Tentu di sana tinggal

pejabat-pejabat Nica.”

Ia terdiam. (Toer, 2017:70)

Pada kutipan (56), setelah

meninggalkan penjara,

seorang sopir mengantarkan

Larasati menuju rumah

ibunya, Lasmidjah. Rumah

tersebut berada di sebuah

perkampungan di Jakarta.

2. Latar Waktu Latar waktu dalam roman

Larasati tidak ditulis secara rinci

tanggal maupun tahun. Namun

latar waktu dalam peristiwa-

peristiwa yang dihadirkan

memiliki hubungan dengan

waktu faktual dalam peristiwa

sejarah yaitu masa pendudukan

oleh pemerintahan sipil Belanda

yang disebut NICA (Nederlands-

Indies Civil Administration)

hingga penyerahan kedaulatan

Indonesia sepenuhnya dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

117

Konferensi Meja Bundar

(KMB). Peristiwa tersebut

dibuktikan melalui data pada

subbab analisis alur bagian

eksposisi dan dalam kutipan

berikut.

(57) Mereka hanya rakyat biasa,

yang merdeka berpendapat,

tapi tak merdeka mengatur

diri. Dan dengan demikian

KMB ditandatangani. Dan

dengan demikian, kekuasaan

Republik dipulihkan….

(Toer, 2017:174)

Pada kutipan (57),

menunjukkan bahwa latar

waktu dalam peristiwa-

peristiwa yang dihadirkan

dalam roman Larasati

memiliki hubungan dengan

waktu faktual dalam

peristiwa sejarah yaitu masa

pendudukan oleh

pemerintahan sipil Belanda

yang disebut NICA

(Nederlands-Indies Civil

Administration) hingga

penyerahan kedaulatan

Indonesia sepenuhnya dalam

Konferensi Meja Bundar

(KMB).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

118

3. Latar Sosial-

Budaya

Sesuai dengan latar waktu yaitu

masa pendudukan NICA hingga

dipulihkannya kekuasaan

Republik maka latar sosial-budaya

dalam roman Larasati adalah

kehidupan sosial seorang

perempuan revolusioner yang

terlibat dalam perjuangan Revolusi

di daerah pendudukan kolonial.

Hal tersebut dapat dilihat dalam

kutipan berikut.

(58) Tak terkirakan kecut dan

kecil hati Larasatai. Rupa-

rupanya di bumi jajahan ini

setiap orang hidup atas dasar

hancur-menghancurkan.

(Toer, 2017:42)

(59) Dan seperti selamanya

dalam perjuangan, mereka

bersiap-siap terus, selalu

bersiap-siap. Bersiap untuk

menyerang dan diserang,

bersiap untuk merdeka

seratus persen. (Toer,

2017:93)

(60) Di mana-mana terjadi

bentrokkan antara patroli

Pada kutipan (58), (59), (60),

membuktikan bahwa latar

sosial-budaya dalam roman

Larasati adalah kehidupan

sosial seorang perempuan

revolusioner yang terlibat

dalam perjuangan Revolusi

di daerah pendudukan

kolonial. Larasati hidup

dalam perilaku kehidupan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

119

Belanda dengan pemuda.

(Toer, 2017:133)

yang saling menghancurkan

dan saling berperang.

5. Tema

No Unsur Hasil Analisis Keterangan

1. Tema utama

adalah

perjuangan

revolusi.

Dalam roman Larasati tema yang

ditampilkan adalah perjuangan

revolusi. Hal ini dapat dibuktikan

dalam peristiwa-peristiwa berikut.

(61) Waktu kereta telah

berangkat itulah ia berpikir

orang seperti aku,

bagaimana pun buruk

namanya, dia tidak mungkin

bakal berkhianat.

Berkhianat pada Revolusi

ini berarti juga berkhianat

pada diri sendiri, pada

publik yang membayarnya.

(Toer, 2017:25-26)

(62) Dan untuk pertama kali

dalam hidupnya ia

menyesali kelahirannya

sendiri sebagai wanita.

Kalau aku lelaki—aku bisa

berbuat banyak. Daerah ini

bisa kalah berkali-kali. Tapi

Revolusi tak bakal

Pada kutipan (61), (62), (63),

(64), (65), dan (66),

menceritakan tentang

perjuangan revolusi,

khususnya perjuangan

Larasati dan kaum

revolusioner melawan

kolonialisme. Tema tersebut

termasuk dalam golongan

tema tradisional yang

berkaitan dengan kebenaran

dan kejahatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

120

menyerah! Pada waktunya,

mulut-mulut besar ini akan

dibabat oleh Revolusi.

Semua! (Toer, 2017:32)

(63) Larasati menahan

amarahnya. Ia teringat pada

kanak-kanak yang berjuang

mempertahankan

kemerdekaan tanah airnya

sebentar tadi. Dan di bawah

kakinya sekarang: daerah

pendudukan Belanda,

diduduki sesudah

membunuh anak-anak tanpa

dosa itu. (Toer, 2017:32)

(64) Sekutu—Belanda, Inggris,

setiap hari mendapat

kemenangan selangkah

demi selangkah. Tapi

pemuda tetap melawan.

Mereka bertempur. Mereka

tukarkan bambu runcingnya

dengan senjata api di

pertempuran-pertempuran.

(Toer, 2017:85)

(65) Larasati terduduk kejang di

ambin. Airmata meleleh

sejadi-jadinya. Tidak, tidak

mungkin Revolusi kalah,

dengan pemuda-pemuda

semacam itu, pemuda

sekeras itu. Kalau Revolusi

kalah, bukan karena mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

121

kurang berjuang. Kalau

Revolusi kalah pasti karena

para penguasanya yang

berkhianat! (Toer,

2017:108)

(66) Mereka berjabat tangan,

seperti gunung berjabatan

dengan samudera. Mereka

hanya dua gumpal daging

kecil, tetapi jiwanya lebih

besar daripada gunung,

lebih luas dari laut, karena

mereka ikut melahirkan

sesuatu yang nenek-

moyangnya dan bangsa-

bangsa lain tidak atau belum

melahirkannya:

kemerdekaan. (Toer,

2017:127)

2. Tema tingkat

sosial

Roman Larasati termasuk dalam

tingkatan tema ketiga yaitu tema

tingkat sosial. Permasalahan sosial

yang hadir antara lain masalah

ekonomi, politik, perjuangan, cinta

kasih, propaganda, dan masalah

sosial lainnya yang berisi kritik

sosial. Hal tersebut dipaparkan

dalam kutipan berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

122

(67) Kadang-kadang memang

terasa olehnya bahwa

heroisme dan patriotisme

wanita di jaman Revolusi ini

terletak pada kepalang-

merahan saja! Tapi ia takkan

meninggalkan kejuruannya.

Ia cintai kejuruannya. Dan ia

yakin, melalui kejuruaannya

ia pun dapat berbakti pada

Revolusi. Ia merasa dirinya

pejuang, berjuang dengan

caranya sendiri. (Toer,

2017:26)

(68) “Dram!” Larasati

membentak marah. “Tahu

apa kau tentang perjuangan

bintang film? Sedang para

pemimpin bisa hargai

perjuanganku, mengapa kau

tidak? Apa kau lebih besar

dari mereka? Lepaskan

ikatan dia. Kalau hanya

bertempur, ayoh. Aku juga

bisa bertempur di bawah

komando yang baik. Kapan

kau mau bertempur?

Sekarang?” (Toer, 2017:93)

Pada kutipan (67), dan (68),

menggambarkan bahwa

kehadiran tokoh Larasati

bukan berprofesi sebagai

seorang tentara maupun

geriliyawan yang berjuang

di medan perang untuk

mencapai kemerdekaan,

namun hadir sebagai seorang

seniman bintang film yang

berjuang melawan

kolonialisme dengan

jalannya sendiri.

3. Tema tambahan

adalah kasih

sayang seorang

ibu kepada

anaknya.

Selain tema utama, roman Larasati

memiliki tema tambahan atau tema

minor yaitu kasih sayang seorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

123

ibu terhadap anak. Hal ini dapat

dibuktikan dalam peristiwa-

peristiwa berikut.

(69) Ibunya tak ada. Cari beras!

Itu Ara tahu. Ia telah

melarangnya. Tapi orang tua

itu tak sampai hati melihat

anaknya lapar. Bagaimana

pun Larasati tak dapat

mencegah orang tua itu

hendak membebaskan diri

dari perasaan wajib terhadap

dirinya. (Toer, 2017:83)

(70) “Aku tak pernah suruh kau,

Ara. Aku tak pernah larang

kau, juga tak pernah

meminta sesuatu pun

darimu. Cuma sekali ini aku

minta, kembalilah kau ke

pedalaman. Kau tak boleh

macam yang sudah-sudah.

Kau mesti hidup yang benar,

yang sungguh-sungguh.

Jadilah wanita biasa seperti

ibumu sendiri dulu, yang

punya suami benar, punya

anak yang benar. Cuma itu

pintaku, Ara.” (Toer,

2017:115)

Pada kutipan (69), kasih

seorang ibu yang dimaksud

adalah Lasmidjah kepada

anaknya, Larasati. Kasih

sayang Lasmidjah kepada

Larasati terlihat ketika

hendak mencari beras untuk

memberi makan anaknya.

Pada kutipan (70), sebagai

seorang ibu, kasih sayang

Lasmidjah juga ditampilkan

dalam roman Larasati ketika

kondisi di lingkungan rumah

Lasmidjah semakin genting

dan Lasmidjah berpesan

kepada Larasati untuk

kembali ke pedalaman dan

hidup dengan benar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

124

Triangulasi Data

ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, dan TEMA)

ROMAN LARASATI KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER

Oleh:

Yuliana Ina T.B.M.

NIM: 151224038

Telah disetujui oleh

Yogyakarta, 15 Juni 2020

Triangulator

Diani Febriasari, M.Pd.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, …repository.usd.ac.id/37871/2/151224038_full.pdf · ANALISIS UNSUR INTRINSIK (TOKOH, PENOKOHAN, ALUR, LATAR, DAN TEMA) ROMAN LARASATI

125

BIODATA PENULIS

Yuliana Ina T.B.M, lahir di Desa Mahawa, Kecamatan

Tumbang Titi, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat pada 9

Juli 1996. Pada tahun 2003 melanjutkan pendidikan di SD

Negeri 05 Mahawa hingga kelas 2 SD. Kemudian, pada tahun

2005 melanjutkan pendidikan di SD Negeri 03 Tumbang Titi

hingga lulus. Pada tahun 2009 melanjutkan pendidikan di SMP

Yayasan Pangudi Luhur Santo Alquino Kecamatan Tumbang Titi dan lulus pada tahun

2012. Kemudian, melanjutkan pendidikan di SMA Yayasan Pangudi Luhur Santo

Yohanes Kabupaten Ketapang dan lulus pada tahun 2015. Penulis tercatat sebagai

mahasiswa aktif di Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta sejak tahun

2015. Masa kuliah di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Analisis Unsur Intrinsik (Tokoh, Penokohan, Alur, Latar, dan

Tema) Roman Larasati Karya Pramoedya Ananta Toer”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI