67
Gunawan Sudiarto 1 ANEURYSMAL SUBARACNOID HAEMORHAGE (ANEURISMA) Gunawan Sudiarto

Aneurysmal Sub Aracnoid Haemorhage (Aneurisma)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Aneurysmal Sub Aracnoid Haemorhage (Aneurisma)

Citation preview

  • Gunawan Sudiarto1

    ANEURYSMAL SUBARACNOID HAEMORHAGE(ANEURISMA)

    Gunawan Sudiarto

  • Tujuan Pembelajaran

    Gunawan Sudiarto2

    Menjelaskan pengertian Aneurysma Menyebutkan faktor resiko Aneurisma Dapat membedakan tipe tipe aneurisma cerebral Menyebutkan pemeriksaan diagnostik pada Aneurisma Mendiskusikan pengobatan pada SAH Menyebutkan komplikasi SAH Garis besar managemen keparawatan dan medis pada SAH Mendiskusikan peranTriple H (therapi SAH)

  • Pendahuluan

    Gunawan Sudiarto3

    vAneurisma adalah kelainan pembuluh darah yang melebarseperti balon pada dinding pembuluh darah

    vKelemahan dinding arteri

  • Gunawan Sudiarto4

  • Epidemiologi SAH

    Gunawan Sudiarto5

    5% dari semua kasus stroke < 1% Dengan keluhan sakit kepala 50% kematian tidak terdiagnosis

  • Insiden kejadian

    Gunawan Sudiarto6

    5% dari populasi 20 % Multiple Aneurisma 85% Tidak terdiagnosis

    sampai terjadinya ruptur 35-60 tahun Wanita>laki laki

  • Faktor Resiko Utama PembentukanAneurisma

    Gunawan Sudiarto7

    Merokok Riwayat keluarga dgn aneurisma Riwayat aneurisma sebelumnya Hipertensi Wanita Penyakit ginjal (Polikistik)

  • Pathofisiologi

    Gunawan Sudiarto8

  • KlasifikasiTipe Aneurisma

    Gunawan Sudiarto9

    Sacular Fusiform Giant Traumatik False or Pseudo

  • Aneurisma Saccular

    Gunawan Sudiarto10

    Merupakan tipe yang Sering terjadi Biasa juga disebut Berry

    aneurisma Menonjol dari satu sisi

    arteri dan membentukseperti leher

  • Aneurisma Fusiform

    Gunawan Sudiarto11

    Menonjol disemua arah dan tidak membentuk leher

  • Aneurisma Otak

    Gunawan Sudiarto12

  • Gunawan Sudiarto13

  • Tipe Lain Aneurisma

    Gunawan Sudiarto14

    Traumatik: Disebabkan oleh trauma kepala tertutup atautrauma tembus ke otak Mycotik atau infeksius Anneurisma: sangat jarang,

    merupakan aneurisma sakular dari arteri yang dindingnyamengalami infeksi, biasanya berasal dari tempat lain Ex: jantung (dan menyebar ke pembuluh darah otak melaluialiran darah penyebaran hematogen A False atau Pseudo, aneurisma otak adalah ekspansi dari

    dinding pembuluh darah.

  • Klasifikasi Aneurisma BerdasarkanUkuran

    Gunawan Sudiarto15

    Kecil 10mm Besar 11 15mm Hampir membesar (near giant) 20 24 mm Giant 25 mm 95% aneurisma kurang dari 25mm

  • Giant Aneurisma

    Gunawan Sudiarto16

  • Lokasi Aneurisma yang sering

    Gunawan Sudiarto17

    Arteri Karotis Internal : 36 % Arteri Cerebri Media : 33% Arteri Cerebri anterior : 15 % Arteri basilar : 6 % Vertebra basiler : 4 % Arteri Komunikan Posterior : 4 % Arteri Karotis Kavernosus : 2 %

    Bifurkasi pembuluh darah

  • DIAGNOSIS

    Gunawan Sudiarto18

    Riwayat dan hasil pemeriksaan neurologi CT scan tanpa kontras Bila CT scan tak terdeteksi, gunakan Lumbal Punctie. CTA ( Spiral Computed Tomography Angiography ), mulai

    banyak digunakan, lebih baru drpd MRA(Magnetic Resonance Angiogram) 3 dimensi, di banding denganAngiography konvensional, punya sensitivity 95%, specificity 83%

  • Next,..

    Gunawan Sudiarto19

    MRI tidak sensitif dalam 24 48 jam pertama, terutama padaperdarahan yang tipis, akan memuaskan pada 4 7 hari. Cerebral Angiography, tetap menjadi gold standard untuk

    mengevaluasi Aneurysma Cerebral.

  • Mengapa Angiography

    Gunawan Sudiarto20

    Karakter Aneurysma, bentuk, ukuran, ataupun anakaneurysma. Adanya kelainan yang lain dari pembuluh darah cerebral,

    yang dapat dipergunakan sebagai pertimbangan dalammemberikan therapi. Ada atau tidak vasospasme, untuk menentukan apakahTriple

    H harus dilakukan.

  • KAJI ULANG !!!!

    Gunawan Sudiarto21

    Konfirmasi diagnosis, pemeriksaan pertama belum terlihatkrn kecil. Biasanya diulang setelah 10 14 hari dari pemeriksaan

    pertama. Identifikasi vasospasme yang tadinya belum tampak. Deteksi dan treatment vasospasme bila terjadi kemunduran

    kondisi, kesadaran.

  • Assessment

    Gunawan Sudiarto22

    Sakit kepala Nyeri , nyeri leher, nyeri di bawah dan belakang mata. Pupil, diameter, reaksi dan simetrisitas. Ketajaman pandangan mata, diplopia. Motorik , hemiplegi, hemiparese Sensori, paraesthesia kaki atau tangan Perubahan kesadaran

  • Next,.

    Gunawan Sudiarto23

    Perubahan bicara, apasia Nausea, vomitus Meningeal sign kaku kuduk, nyeri pada punggung atas,

    Kernigs sign, Brudzinskis sign. Vital sign, hipertensi Therapi antikoagulan yang mungkin sedang di konsumsi. Seizure Wanita , kapan mesntruasi terakhir.

  • PENATALAKSANAAN

    Gunawan Sudiarto24

    Initial Management Acute Management Medical Management Nursing Management Discharge Planning

  • Initial management

    Gunawan Sudiarto25

    Pertimbangan dalam menentukan treatment bergantung padabanyak faktor. Usia Kondisi neurologi ( grade Hunt-Hess) Fisher grade Ukuran aneurysma Lokasi aneurysma

    menentukan outcome

  • Perhatian dlm initial mx

    Gunawan Sudiarto26

    Rebleeding 14 hari pertama 15 20 % 6 bulan pertama 50 %

    Hidrochepalus akut Vasospasme yang menyebabkan iskemia Hiponatremi dengan hipovolemik DVT Seizure Menentukan / memastikan sumber perdarahan CTA atau

    Angiography 4 pembuluh darah

  • Tujuan initial mx

    Gunawan Sudiarto27

    Menambah Cerebral Blood Flow ( CBF ) dg : Meningkatkan Cerebral Perfusion Pressure Menjaga ICP normal Menjaga kondisi euvolemia ( mayoritas pasien mengalami

    hipovolemia pada 24 jam pertama ) Improving blood rheology

    Neuroprotection

    Siapa yang harus NICU ?

  • Rawat NICU

    Gunawan Sudiarto28

    Hemodinamik tak stabil, coma Arterial Line Coma atau tidak bisa mempertahankan jalan nafas intubasi. Hunt-Hess grade 3 atau lebih, SIADH, hemodinamik tidak stabil

    PAC Cardiac arithmia monitor jantung Terpasang Intraventrikuler Chateter pada pasien Hidrochepalus.

  • Peran perawat

    Gunawan Sudiarto29

    Vital sign dan monitor status neurologi tiap jam. Monitoring O2 saturasi Pertahankan posisi bed rest Head Up 30 Batasi stimulasi eksternal, batasi pengunjung Awasi ketat Balance cairan Cegah DVT Pasang Chateter urine

  • Acute management

    Gunawan Sudiarto30

    Stabilisasi hemodinamik Kontrol tekanan darah EVD ( External Ventricel Drainage ) Airway Control ICP 5 15 mmHg

  • Medical management

    Gunawan Sudiarto31

    Cegah rebleeding dengan tindakan operatif atau endovaskulertreatment ( Coiling, Stenting, Clipping ) Sebelum tindakan definitife di atas, cegah rebleeding dengan

    mengontrol fluktuasi tekanan darah. Pain management dengan analgetik. Antiemetik Laxantia Lingkungan tenang

  • Next,..

    Gunawan Sudiarto32

    Mempertahankan Circulating Blood Volume dan Systemic Blood Pressure tetap adekuat ( Triple H, Nimotop, Papaverine ) Cegah hipovolemik dan Hiponatremi , cairan setidaknya 3

    L/hari. Cegah dan obati vasospasme ( Triple H dan calsium channel

    blocker / Nimotop )

  • Triple H

    Gunawan Sudiarto33

    Diberikan setelah tindakan definitive ( Clipping atau tindakanendovaskuler ) Bertujuan untuk meningkatkan cardiac output dan

    meningkatkan tekanan darah dengan pemberian cairan danobat vasoactive, sampai hari ke 21. Meliputi : Hipertensive ( max 160 mmHg bila tidak clipping, max 240

    mmHg bila sudah dilakukan clipping ) Hipervolemic ( CVP 8 12 cmH2O ) Hemodilution ( tetap perhatikan hematocrit di jaga di atas 33%)

  • Nursing management

    Gunawan Sudiarto34

    Pengkajian sistemik dan neurologi secara terus menerus. Support psikologi Strategi pencegahan komplikasi Implementasi Pengelolaan peningkatan ICP

  • problem

    Gunawan Sudiarto35

    Nyeri ( kepla , leher, punggung ) berhubungan dengan iritasimeningeal kaji tipe, lokasi dan katrakter nyeri. Kaji tanda iritasi meningeal yang lain selain nyeri. Posisikan pasien dengan hati2, hindari pergerakan leher dan

    kepala yang tidak penting. Berikan analgetik sesuai order. Berikan ruangan yang redup. Berikan kompres dingin pad kepala untuk menjaga kenyamanan.

  • Next,..

    Gunawan Sudiarto36

    Perubahan sensori , visual berhubungan dengan iritasimeningeal. catat adanya rasa ketidaknyamanan saat pengkajian pupil

    dengan cahaya. Jaga ruangan dalam kondissi redup, krangi cahaya yang

    dapat neyilaukan.

    Resiko berhubungan tinggi injuri berhubungan denganseizure, iritasi cerebral lakukan pencegahan untuk terjadinya seizure Monitor pasien dari setiap gejala seizure yang terjadi. Berikan antikonvulsan sesuai order.

  • Next,.

    Gunawan Sudiarto37

    Ansietas berhubungan dengan keadaan sakitnya. Kaji data subyektif dan obyektif dari ansietas. Bila ansietas muncul , coba kaji penyebab spesifiknya. Tergantung dengan kesadaran pasien, gunakan teknik distraksi,

    teknik relaksasi, ataupun metode yang lain untuk mengontrolansietas. Berikan sedative sesuai order

  • Next,..

    Gunawan Sudiarto38

    Resiko tinggi terjasi secondary injuri berhubungan denganrebleeding atau vasospasme Kaji status neurologi dan kemunduran kondisi

  • Next,..

    Gunawan Sudiarto39

    Segera kolaborasi medik bila terjadi perubahan kondisi yang significan Perhatikan kapan puncak resiko bisa terjadinya vasospasme dan

    rebleeding. Bila terjadi penurunan kondisi, berikan implementasi protokol

    dan standing order (bila ada ) untuk mencegah iskemia serebral.

  • Tingkat keparahan menurut Hunt & Hess (1968

    Gunawan Sudiarto40

    Grade Tanda dan Gejala Survival

    1 Asimtomatik/ sakit kepala ringan dan sedikitkaku leher

    70%

    2 Sakit kepala sedang-berat, kaku leher, tidak adadefisit neurologi kelumpuhan sarafcranial

    60%

    3 Somnolent ; defisit neurologi minimal 50 %

    4 Stupor; hemiparese sedang-berat; mungkindecerebrate rigidity awal dan vegetatif

    20%

    5 Koma dalam, decerebrate rigidity; hampirmati

    10 %

  • Fisher Grade

    Gunawan Sudiarto41

    Grade Tampilan perdarahan1 Tidak ada2 Kurang dari 1 mm, kental3 Lebih dari 1 mm, kental4 Sangat kental dengan perdarahan

    intravena atau meluas keparenkim/jaringan

  • KLASIFIKASI WORLD FEDERATION of NEUROSURGEON

    Gunawan Sudiarto42

    GRADE

    GCS DEFISITNEUROLOGIK

    FOCAL1 15 Tidak ada2 13 14 Tidak ada3 13 14 Ada4 7 12 Ada / tidak ada5 < 7 Ada / tidak ada

  • Tanda & Gejala SAH

    Gunawan Sudiarto43

    Nyeri kepala hebat (seperti dipukul-pukul dg kuat) Sakit kepala (petunjuk terjadi kebocoran) Hipertensi Penurunan tingkat kesadaran (Level of Consciousness) Muntah Kejang Tanda2 iritasi meningeal (kernigs dan Brudzinski)

  • PENATALAKSANAAN (SEGERA) SAH

    Gunawan Sudiarto44

    Stabilisasi hemodinamik Pengendalian tekanan darah External Ventricle Drainage (EVD) Penatalaksanaan Jalan napas Pengendalian tekanan intrakranial (TIK)

  • PENATALAKSANAAN (SEGERA) SAH

    Gunawan Sudiarto45

    Pembedahan yang dapat dilakukan : Endovascular coiling (mengisi aneurisma dengan Guglielmi

    Detachable Coils/GDCs) Coiling dan stenting

  • PENATALAKSANAAN (SEGERA) SAH

    Gunawan Sudiarto46

    Clipping : pasien dilakukan craniotomi lalu titanium clip ditempatkan dg menjepit leher aneurisma, sehingga aliran darahtidak mengalir ke dalam aneurisma Bypass : aneurisma diblok, sebelumnya kedua ujung aneurisma

    dipasang clip, lalu dibypass. Biasanya dg arteri superfisial temporal.

  • Clipping Aneurisma

    Gunawan Sudiarto47

  • Endovascular Coiling

    Gunawan Sudiarto48

  • Pre dan Post Coiling

    Gunawan Sudiarto49

  • KOMPLIKASI SAH

    Gunawan Sudiarto50

    VASOSPASME REBLEEDING HIDROSEFALUS LAIN2 : Diabetes Insipidus, ketidakseimbangan elektrolit,

    masalah di miokardium, kejang)

  • Vasospasme

    Gunawan Sudiarto51

    Mengarah ke penyebab angka kematian (mortalitas) danangka kesakitan (morbiditas) pada SAH Penyebab defisit neurologi menetap/ permanen atau

    kematian kira2 sebanyak 12% dari vasospasme berat. Secara klinis dapat dideteksi dalam 25-40% antara 72 jam

    12 hari dengan : baloon angioplasty, diberikan vasodilator injeksi intra-arteri, mis : MgSO4, papaverine, ca channel blocker (Nimodipine)

  • Penjelasan Nimotop dan Vasospasme

    Gunawan Sudiarto52

    Aneurisma ditemukan atau bila ruptur vasospasme berivasodilator & neuroprotektor efek (nimotop) , efeknyahipotensi dan dpt mengakibatkan suplai darah ke otak kurang perlu diberi obat menaikkan tekanan darah, spt golongannorepinefrin/noradrenalin,dll

    Cara pemberian : Nimotop diberikan secara drip bersamaandengan selang infus dari larutan isotonis lain. Dosis : Nimotop injeksi 7 hari, dilanjutkan per oral selama 21 hari(5-6x1 tab/hari)

  • Rebleeding

    Gunawan Sudiarto53

    Insidens tergantung lokasi aneurisma, adanya klot, derajatvasospasme, usia,& jenis kelamin 16-25% kejadian pada 2 mgg pertama dengan angka kematian

    40% Frekuensi tertinggi dalam 48 jam pertama Insidens hanya 4% dalam 6 bulan pertama utk 20% pasien yg

    tidak ditemukan SAH. Rebleeding jarang terjadi pada SAH ygdisebabkan AVM diikuti terbentuknya aneurisma

  • Sirkulasi otak

    Gunawan Sudiarto54

  • Gunawan Sudiarto55

  • Kapan anurisma otak dapat terjadirebleeding

    Gunawan Sudiarto56

    Tanpa memperhatikan ukuran, tingginya kejadian perdarahanulang 24 jam sesudah perdarahan pertama 4-10% mengalami perdarahan terus menerus Kejadian perdarahan berulang rata-rata perhari 1-2 % untuk

    minggu 1&2 Pada umumnya, 20-25 % berubah dari perdarahan terus

    menerus dalam 2 minggu setelah perdarahan awal 4 dari 10 kasus rebleeding tidak mengalami perbaikan

  • CLIPPING OF ANEURYSM

    Gunawan Sudiarto57

  • Terapi triple H

    Gunawan Sudiarto58

    Hypertensi (MenaikkanTekanan Darah)

    Hipervolemi ( MenambahVolume Cairan )

    Hemodilusi ( Pengenceran CairanTubuh )

  • Terapi triple H

    Gunawan Sudiarto59

    Digunakan sesudah terapi utama anurisma Bertujuan u/ meingkatkan Cardiac Out put & meningkatkan

    tekanan darah dengan menggunakan terapi cairan dan diikutiobat2 vasoaktif Pertahankan CVP 8-12mmHg, PCWP 12-16 mmHg Gunakan cairan intravena untuk mencapai hemodilusi

  • Terapi triple H

    Gunawan Sudiarto60

    Data dari kasus2 tidak terkontrol/nyata > 70% ada laporan perbaikan Kemungkinan Tujuan khusus : Meningkatkan Sistole smp 220 mmHg Agent : phenylephrine, dopamin, norephinephrin, dobutamin,

    milrinone Prophilaktik menggunakan terapi H3 : tidak menguntungkan

  • Komplikasi terapi 3H

    Gunawan Sudiarto61

    Overload Arithmia Miocard injury Pulmunary Odema Elektrolit inbalance

  • Transcranial Doppler (TCD)

    Gunawan Sudiarto62

    Mengkaji adanya stenosis intrakranial, circulasi kolateral, vasokonstriksi cerebral (khususnya sesudah perdarahan sub arachnoid) Normal MFV (Mean Flow Vericity) dalam MCA (Middle Cerebral

    arteri) 30-80cm/s PenggunaanTCD u/ mendiagnosis vasospasme tergantung pada : MFV MCA > 120 cm/s Peningkatan relative 50 cm/s Index hemispherik / ratio Indegaard > 3

  • Transcranial Doppler

    Gunawan Sudiarto63

    MFV > 120 cm/s dihubungkan denganringan/sedang/moderate vasospasme angiografi MFV > 200 cm /s mengesankan vasospasme berat

    (>50% diameter menyempit)

  • Penyembuhan

    Gunawan Sudiarto64

    Pasien dgn aneurisma tidak pecah proses penyembuhan darioperasi/ terapi indovaskular lebih cepat dibanding denganpasien SAH Resiko bleding ulang meningkat smp dg 35 % dlm 14 hr

    pertama Defisit dalam waktu singkat dan lama

  • ARTERIAL OCCLUSION AND BYPASS

    aneurisma diblok, sebelumnya kedua ujung aneurismadipasang clip, lalu dibypass. Biasanya dg arterisuperfisial temporal.

    Gunawan Sudiarto65

  • KESIMPULAN

    Gunawan Sudiarto66

    SAH adalah kegawatan neurologi Mengontrol dan memonitor tekanan darah penting dalam SAH Peningkatan tekanan darah yang extrim dapat menghambat

    penyembuhan SAH Vasospasme adalah penyebab utama kecacatan Terapi vasospasme membutuhkan usaha segera termasuk terapi

    H3 dan endovascular terapi. SAH membutuhkan perhatian khusus dalam mendiagnosa Tingkatkan screening pada pasien dengan SAH

  • Referensi

    Gunawan Sudiarto67

    Barker,E. (2007 ) Neuroscience Nursing. St Louis : MosbyHickey, V. J ( 2008 ) The Clinical

    Practice of Neurological nursing. Philadelphia : Lippincott. Brunner & Suddarths Textbook of

    Medical-Surgical Nursing 10th edition

    ANEURYSMAL SUBARACNOID HAEMORHAGE (ANEURISMA)Tujuan PembelajaranPendahuluanSlide Number 4Epidemiologi SAHInsiden kejadianFaktor Resiko Utama Pembentukan AneurismaPathofisiologiKlasifikasiTipe AneurismaAneurisma SaccularAneurisma FusiformAneurisma OtakSlide Number 13Tipe Lain AneurismaKlasifikasi Aneurisma Berdasarkan UkuranGiant Aneurisma Lokasi Aneurisma yang seringDIAGNOSISNext,..Mengapa AngiographyKAJI ULANG !!!!Assessment Next,.PENATALAKSANAANInitial managementPerhatian dlm initial mxTujuan initial mxRawat NICUPeran perawatAcute managementMedical managementNext,..Triple H Nursing managementproblemNext,..Next,.Next,..Next,..Tingkat keparahan menurut Hunt & Hess (1968Fisher GradeKLASIFIKASI WORLD FEDERATION of NEUROSURGEONTanda & Gejala SAHPENATALAKSANAAN (SEGERA) SAHPENATALAKSANAAN (SEGERA) SAHPENATALAKSANAAN (SEGERA) SAHClipping AneurismaEndovascular CoilingPre dan Post CoilingKOMPLIKASI SAHVasospasme Penjelasan Nimotop dan Vasospasme Rebleeding Sirkulasi otakSlide Number 55Kapan anurisma otak dapat terjadi rebleedingCLIPPING OF ANEURYSMTerapi triple HTerapi triple HTerapi triple HKomplikasi terapi 3HTranscranial Doppler (TCD)Transcranial DopplerPenyembuhanARTERIAL OCCLUSION AND BYPASSKESIMPULANReferensi