Upload
aprilfitria
View
109
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Anjuran berobat
Dari Usāmah berkata, orang-orang dusun pernah bertanya, ya Rasulullah, apakah kita (perlu) berobat? Nabi menjawab:Ya, wahai hamba-hamba Allah, berobatlah, karena Allah tidak menurunkan suatu penyakit kecuali (juga) menurunkan obatnya, kecuali satu penyakit. Mereka bertanya: Penyakit apa itu? Nabi menjawab: Tua/pikun” (HR. al-Turmudzi, Ibnu Mājah, Ahmad, al-Hākim, dan Ibnu Hibbān dari Usāmah bin Syarīk).
Batasan halal bahan obat
Proses pembuatan tidak haram
Tidak mengandung darah, babi, hewan yang ketika disembelih tidak menyebut nama Allah, dan daging yang diharamkan menurut syari’at .
Tidak mengandung bahan yang membahayakan
Tidak mengandung bahan yang haram secara syar'i
Tidak dikembangbiakkan dalam darah hewan apa pun, babi, dan dalam makhluk hidup yang diharamkan menurut Islam.
Tujuan dan akibat yang ditimbulkannya (maslahah dan mafsadah)
Tujuan
Dilihat dari akibat yang ditimbulkannya:
a. Untuk pemeliharaan sistem imun tubuh atau kekebalan tubuh manusia.
b. Menghindari dan mencegah penyakit dan kecacatan yang diakibatkan penyakit dharar (bahaya), tidak menjadi sumber penyebaran virus
HUKUM n BATASAN BEROBAT
Pengobatan yang dihalalkan, meliputi:
1. Medis, secara ilmiyah dapat dipertanggung-jawabkan .
2. Pengobatan nabawi, secara jelas teksnya disebutkan dalam al-Qur'an maupun hadits (madu, habah sauda’, air zamzam, ruqyah, dll.)
3. Pengobatan tradisional (jamu, refleksi, dll.).
Hukum Berobat
Hukum asal berobat = sunnah, mubah
Hukum berobat ditentukan berdasarkan illat, situasi, dan kondisi tertentu dapat menjadi:
Wajib
Jika dengan meninggalkan akan mengancam keselamatan jiwanya atau dapat melumpuhkan salah satu anggota badanya atau penyakit yang dideritanya itu dapat menular kepada orang lain.
Sunnah Jika dengan meninggalkannya akan melemahkan badan dan tidak menimbulkan efek seperti tersebut pada kondisi yang pertama tadi.
Mubah (boleh)Jika dengan meninggalkannya tidak menimbulkan efek seperti yang tersebut pada dua kondisi di atas tadi.
Makruh (ditingalkan berpahala dan dikerjakan tidak berdosa)Apabila dengan berobat tersebut justru menimbulkan efek samping yang lebih berbahaya daripada penyakit yang akan diobati.
Misalnya: Jika dipastikan tidak ada harapan sembuh dan hanya menyusahkan berbagai pihak yang terkait, tidak seorang pun yang mengatakan sunnah apalagi wajib.Jika diobati dengan berbagai metode dan obat-obatan dalam waktu yang lama tetapi tidak ada perkembangannya maka melanjutkannya tidak wajib dan tidak pula sunnah, bahkan mungkin kebalikannya (tidak mengobatinya) adalah wajib atau sunnah
Menurut hadits rasullah saw:
Janganlah sekali-kali salah seorang di antara kalian mengharapkan kematian dikarenakan penderitaan, namun jikalau harus, maka berdoalah: “ya Allah hidupkan aku sekiranya hidup baik untukku dan matikan aku sekiranya mati adalah baik bagiku” (Muttafaq ‘Alaih)