Upload
inadhanty
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/17/2019 anmal ina blok 17 a.docx
1/19
6. Pemeriksaan laboratorium:
Hb: 12.3 g/dL
Ht: 36 vol%
Leukosit: 15800/mm3
rombosit: 22!000/mm3
L"#: !6 mm/$am
ilirubin total: 20.2! mg/dL
ilirubin dire&t: 1!.'( mg/dL
ilirubin indire&t: 0.55 mg/dL
)*+: 3! u/l
)*P: (' u/l
,os-atase alkali: 82( u/l
a. agaimana interretasi
)kenario atas ormal nterretasi
Hemoglobin 12.3 g/dL Wanita: 12 - 16 g/dL ormal
Hemato&rit 36 vol%Wanita : 35% - 45%
ormal
Leukosit 15.800/mm 3 3.20010.000/mm3 Meningkat
rombosit 220.000/mm3 1'0.000380.000/mm3 ormalLED !6 mm / $am
Wanita
8/17/2019 anmal ina blok 17 a.docx
2/19
#isebabkan ole in-lamasi ada kantung emedu 7ang biasan7a disebabkan ole adan7a
sumbatan ada duktus sistikus 7ang men7ebabkan stasis &airan emedu.
L"# meruakan indikator en7akit in-eksi dan tingkat in-lamasi eradangan9 7ang tidak
sesi-ik. olesistitis eningkatan L"#
Bilirubin total dan direct meningkat
;dan7a obstruksi ada du&tus sistikus bilirubin terkon$ugasi tidak daat masuk ke
duodenum menumuk di ati regurgitasi &airan&airan emedu ke sistemik dalam al
ini termasuk bilirubin terkon$ugasi eningkatan bilirubin kon$ugasi dan bilirubin total di
dalam lasma
SGOT dan SGPT meningkat
)*+ dan )*P adala suatu en
8/17/2019 anmal ina blok 17 a.docx
3/19
• Mukokel kandung empedu
• Ulkus gaster
• Gastritis akut
• Pielonefritis akut
b. agaimana &ara enegakkan diagnosis
Hasil Anamnesis Subjective!
eluan:
olesistitis akut:
a. #emam
8/17/2019 anmal ina blok 17 a.docx
4/19
b. olik erut di sebela kanan atas atau eigastrium dan teralikan ke ba=a angulus
s&aula de>ter bau kanan atau 7ang ke sisi kiri kadang meniru n7eri angina e&toris
berlangsung 3060 menit tana eredaan berbeda dengan sasme 7ang &uma berlangsung
singkat ada kolik bilier.
&. )erangan mun&ul setela konsumsi makanan besar atau makanan berlemak di malam
ari malam.
d. ,latulens dan mual
olesistitis kronik :
a. *angguan en&ernaan menaun
b. )erangan berulang namun tidak men&olok.
&. ?ual munta dan tidak taan makanan berlemak
d. 7eri erut 7ang tidak $elas samarsamar9 disertai dengan senda=a.
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penun"ang Seder#ana (Objective)
Pemeriksaan ,isik
a. kterik bila en7ebab adan7a batu di saluran emedu ekstraeatik
b. eraba massa kandung emedu
&. 7eri tekan disertai tandatanda eritonitis lokal tanda mur7 ositi-
Pemeriksaan Penun$ang
Leukositosis
Penegakan Diagnosis Assessment !
#iagnosis linis
#iagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis emeriksaan -isik dan emeriksaan
laboratorium.
&. ;a diagnosis ker$a
olesistitis akut
8/17/2019 anmal ina blok 17 a.docx
5/19
d. ;a etiologi dan atogenesis
Faktor yang mempengaruhi timbulnya serangan kolesistitis akut adalah stasis
cairan empedu, infeksi kuman dan iskemia dinding kandung empedu.
Penyebab utama kolesistitis akut adalah batu kandung empedu !"#$
sedangkan sebagian kecil kasus %"#$ timbul tanpa adanya batu empedu
kolesistitis akut akalkulus$.
&atu biasanya menyumbat duktus sistikus yang menyebabkan stasis cairan
empedu dan ter'adi distensi kandung empedu. (istensi kandung empedu
menyebabkan aliran darah dan limfe men'adi terganggu sehingga ter'adi
iskemia dan nekrosis dinding kandung empedu. Meskipun begitu, mekanisme
pasti bagaimana stasis di duktus sistikus dapat menyebabkan kolesistitis akut,
sampai saat ini masih belum 'elas. (iperkirakan banyak faktor yang dapatmencetuskan respon peradangan pada kolesistitis, seperti kepekatan cairan
empedu, kolesterol, lisolesitin dan prostaglandin yang merusak lapisan mukosa
dinding kandung empedu yang diikuti oleh reaksi in)amasi dan supurasi.
Peradangan yang disebabkan oleh bakteri mungkin berperan pada *" sampai
+* persen pasien kolesistitis akut. rganisme yang paling sering dibiak dari
kandung empedu para pasien ini adalah E. Coli, spesies Klebsiella,
Streptococcus grup (, spesies Staphylococcus dan spesies Clostridium.
-ndotoin yang dihasilkan oleh organisme / organisme tersebut dapat
menyebabkan hilangnya lapisan mukosa, perdarahan, perlekatan 0brin, yang
akhirnya menyebabkan iskemia dan selan'utnya nekrosis dinding kandung
empedu.
8/17/2019 anmal ina blok 17 a.docx
6/19
8/17/2019 anmal ina blok 17 a.docx
7/19
untuk mengosongkan kantong empedu, sehingga ter'adi statis dari cairan
empedu. 1it
8/17/2019 anmal ina blok 17 a.docx
8/19
paralitik, tetapi tanda rangsangan peritoneum generalisata dan rigiditas
abdomen biasanya tidak ditemukan, asalkan tidak ada perforasi. Ikterus
di'umpai pada 4"# kasus, umumnya dera'at ringan bilirubin B 5," mgCdl$.
Apabila konsentrasi bilirubin tinggi, perlu dipikirkan adanya batu di saluran
empedu ekstra hepatik. Pada pasien / pasien yang sudah tua dan dengan
diabetes mellitus, tanda dan ge'ala yang ada tidak terlalu spesi0k dan kadang
hanya berupa mual sa'a.
Dalaupun manifestasi klinis kolesistitis akalkulus tidak dapat dibedakan
dengan kolesistitis kalkulus, biasanya kolesistitis akalkulus ter'adi pada pasien
dengan keadaan in)amasi kandung empedu akut yang sudah parah 3alaupun
sebelumnya tidak terdapat tanda / tanda kolik kandung empedu. &iasanya
pasien sudah 'atuh ke dalam kondisi sepsis tanpa terdapat tanda / tandakolesistitis akut yang 'elas sebelumnya.
. agaimana tatalaksanan7a
Penatalaksanaan
Pasien yang telah terdiagnosis kolesistitis dirujuk ke fasilitas kesehatan
sekunder yang memiliki dokter spesialis penyakit dalam. Penanganan di
layanan primer, yaitu:
a. Tirah baring
b. Puasa
c. Pasang infus
d. Pemberian antibiotik:
o Golongan penisilin: ampisilin injeksi 500mg/6jam dan amoksilin
500mg/8jam IV, atau
o Sefalosporin: Cefriaxon 1 gram/ 12 jam, cefotaxime 1 gram/8jam, atau
o Metronidazol 500mg/8jamPenatalaksanaan kolesistitis bergantung pada keparahan penyakitnya dan ada
tidaknya komplikasi. Kolesistitis tanpa komplikasi seringkali dapat diterapi
ra3at 'alan, sedangkan pada pasien dengan komplikasi membutuhkan
tatalaksana pembedahan. Antibiotik dapat diberikan untuk mengendalikan
infeksi. Untuk kolesistitis akut, terapi a3al yang diberikan meliputi
mengistirahatkan usus, diet rendah lemak, pemberian hidrasi secara
intra8ena, koreksi abnormalitas elektrolit, pemberian analgesik, dan antibiotik
intra8ena. Untuk kolesistitis akut yang ringan, cukup diberikan terapi antibiotik
tunggal spektrum luas. Pilihan terapi yang dapat diberikan2
8/17/2019 anmal ina blok 17 a.docx
9/19
• Eekomendasi dari Sanford guide2 piperasilin, ampisilin, meropenem. Pada
kasus berat yang mengancam nya3a direkomendasikan imipenemCcilastatin.
• Eegimen alternatif termasuk sefalosporin generasi ketiga ditambah dengan
metronida
8/17/2019 anmal ina blok 17 a.docx
10/19
• Antiemetik, seperti prometa
8/17/2019 anmal ina blok 17 a.docx
11/19
i$ Bagaimana %encega#ann'a&
$. agaimana emeriksaan enun$angn7a
(iagnosis kolesistitis akut biasanya dibuat beradasarkan ri3ayat yang khas
dan pemeriksaan 0sis. Trias yang terdiri dari nyeri akut kuadran kanan atas,
demam dan leukositosis sangat sugestif. &iasanya ter'adi leukositosis yang
berkisar antara %".""" sampai dengan %*.""" sel per mikroliter dengan
pergeseran ke kiri pada hitung 'enis. &ilirubin serum sedikit meningkat kurang
dari +*,* HmolC *mgCdl$J pada 5* # pasien, sementara 4* # pasien
mengalami peningkatan aminotransferase serum biasanya kurang dari lima
kali lipat$. Pemeriksaan alkali phospatase biasanya meningkat pada 4* #
pasien dengan kolesistitis. Pemeriksaan en
8/17/2019 anmal ina blok 17 a.docx
12/19
Gambar 3 : Foto polos abdomen, tampak batu – batu empedu
berukuran kecil
sumber2 http2CCemedicine.medscape.comCarticleC6>*>!+o8er8ie3$
Sensitiftas dan spesifsitas pemeriksaan T scan abdomen dan !"#
dilaporkan lebih besar dari !*# Gambar $$. Pada kolesistitis akut dapat
ditemukan cairan perikolestik, penebalan dinding kandung empedu lebih dari 5
mm, edema subserosa tanpa adanya ascites, gas intramural dan lapisan
mukosa yang terlepas. Pemeriksaan dengan ;@ / scan dapat memperlihatkan
adanya abses perikolesistik yang masih kecil yang mungkin tidak terlihat pada
pemeriksaan U1G.
8/17/2019 anmal ina blok 17 a.docx
13/19
Gambar $ : T – scan abdomen, tampak batu – batu empedu dan
penebalan dinding kandung empedu%
sumber2 http2CCemedicine.medscape.comCarticleC6>*>!+o8er8ie3$
Skintigraf saluran empedu mempergunakan &at radioakti' #* atau
+n Tc #minodiacetic acid mempun-ai nilai sedikit lebi. renda. dari
USG tapi teknik ini tidak muda. Gambar /$. ormalnya gambaran
kandung empedu, duktus biliaris komunis dan duodenum terlihat dalam 6"5*
menit setelah penyuntikan
8/17/2019 anmal ina blok 17 a.docx
14/19
Gambar / : 0iri: 1ormal scintigraf, #* mengisi kandung empedu
setela. $/ menit% 0anan: #* tidak mengisi kandung empedu
setela. 2 am 34 menit
sumber2 http2CCemedicine.medscape.comCarticleC6>*>!+o8er8ie3$
Endoscopic Retrogard Cholangiopancreatography (5"P) dapat
digunakan untuk melihat struktur anatomi bila terdapat kecurigaan terdapat
batu empedu di duktus biliaris komunis pada pasien yang beresiko tinggi
men'alani laparaskopi kolesistektomi.
Pada pemeriksaan histologi, terdapat edema dan tanda / tanda kongesti pada
'aringan. Gambaran kolesistitis akut biasanya serupa dengan gambaran
kolesistitis kronik dimana terdapat 0brosis, pendataran mukosa dan sel / sel
in)amasi seperti neutro0l. @erdapat gambaran herniasi dari lapisan mukosa
yang disebut dengan sinus EokitanskyAscho. Pada kasus / kasus lan'ut dapat
ditemukan gangren dan perforasi Kumar =, et al, 4""!$.
k%
l. ;a )#
3B. Gawat darurat
Lulusan dokte mam!u mem"uat diagnosis klinik dan mem"eikan tea!i !enda#uluan !ada
keadaan ga$at dauat demi menelamatkan na$a atau men&ega# ke!aa#an dan/atau
ke&a&atan !ada !asien. Lulusan dokte mam!u menentukan ujukan ang !aling te!at "agi
!enanganan !asien selanjutna. Lulusan dokte juga mam!u menindaklanjuti sesuda# kem"ali dai
ujukan.
m. agaimana rognosisn7a
8/17/2019 anmal ina blok 17 a.docx
15/19
Pada kasus kolesistitis akut tanpa komplikasi, perbaikan ge'ala dapat terlihat
dalam % / 5 hari bila dalam penanganan yang tepat. Penyembuhan spontan
didapatkan pada +*# kasus, sekalipun kadang kandung empedu men'adi
tebal, 0brotik, penuh dengan batu dan tidak berfungsi lagi. @idak 'arang pula,
men'adi kolesistitis rekuren. Kadang / kadang kolesistitis akut berkembang
secara cepat men'adi gangren, empiema dan perforasi kandung empedu,
0stel, abses hati atau peritonitis umum pada %" / %*# kasus. &ila hal ini
ter'adi, angka kematian dapat mencapai *" / >"#. :al ini dapat dicegah
dengan pemberian antibiotik yang adekuat pada a3al serangan. Pasien
dengan kolesistitis akut akalkulus memiliki angka mortalitas sebesar %" / *"#.
@indakan bedah pada pasien tua L?* tahun$ mempunyai prognosis yang 'elek
di samping kemungkinan banyak timbul komplikasi pasca bedah.
n. ;a sa$a komlikasin7a
5mpiema dan .idrops
-mpiema kandung empedu biasanya ter'adi akibat perkembangan kolesistitis
akut dengan sumbatan duktus sistikus persisten men'adi superinfeksi empedu
yang tersumbat tersebut disertai kuman / kuman pembentuk pus. &iasanya
ter'adi pada pasien laki laki dengan kolesistitis akut akalkulus dan 'uga
menderita diabetes mellitus. Gambaran klinis mirip kolangitis dengan demam
tinggi, nyeri kuadran kanan atas yang hebat, leukositosis berat dan sering
keadaan umum lemah. -mpiema kandung empedu memiliki resiko tinggi
men'adi sepsis gram negatif danCatau perforasi. (iperlukan inter8ensi bedah
darurat disertai perlindungan antibiotik yang memadai segera setelah
diagnosis dicurigai.
:idrops atau mukokel kandung empedu 'uga ter'adi akibat sumbatan
berkepan'angan duktus sistikus biasanya oleh sebuah kalkulus besar. (alam
keadaan ini, lumen kandung empedu yang tersumbat secara progresif
mengalami peregangan oleh mukus mukokel$ atau cairan transudat 'ernih
hidrops$ yang dihasilkan oleh sel / sel epitel mukosa. Pada pemeriksaan 0sis
sering teraba massa tidak nyeri yang mudah dilihat dan diraba menon'ol dari
kuadran kanan atas menu'u fossa iliaka kanan. Pasien hidrops kandung
8/17/2019 anmal ina blok 17 a.docx
16/19
empedu sering tetap asimtomatik, 3alaupun nyeri kuadran kanan atas kronik
'uga dapat ter'adi. Kolesistektomi diindikasikan, karena dapat timbul
komplikasi empiema, perforasi atau gangren.
Gangren dan per'orasi
Gangren kandung empedu menimbulkan iskemia dinding dan nekrosis 'aringan
bebercak atau total. Kelainan yang mendasari antara lain adalah distensi
berlebihan kandung empedu, 8askulitis, diabetes mellitus, empiema atau torsi
yang menyebabkan oklusi arteri. Gangren biasanya merupakan predisposisi
perforasi kandung empedu, tetapi perforasi 'uga dapat ter'adi pada kolesistitis
kronik tanpa ge'ala atau peringatan sebelumnya abses.
Perforasi lokal biasanya tertahan dalam omentum atau oleh adhesi yangditimbulkan oleh peradangan berulang kandung empedu. 1uperinfeksi bakteri
pada isi kandung empedu yang terlokalisasi tersebut menimbulkan abses.
1ebagian besar pasien sebaiknya diterapi dengan kolesistektomi, tetapi pasien
yang sakit berat mungkin memerlukan kolesistektomi dan drainase abses.
Perforasi bebas lebih 'arang ter'adi tetapi menyebabkan angka kematian
sekitar 6"#, Pasien ini mungkin memperlihatkan hilangnya secara transien
nyeri kuadran kanan atas karena kandung empedu yang teregang mengalami
dekompresi, tetapi kemudian timbul tanda peritonitis generalisata.
Pembentukan fstula dan ileus batu empedu
Fistulisasi dalam organ yang berdekatan melekat pada dinding kandung
empedu mungkin diakibatkan dari in)amasi dan pembentukan perlekatan.
Fistula dalam duodenum sering disertai oleh 0stula yang melibatkan )eksura
hepatika kolon, lambung atau duodenum, dinding abdomen dan pel8is gin'al.
Fistula enterik biliaris bisuCtenangN yang secara klinis ter'adi sebagai
komplikasi kolesistitis kronik pernah ditemukan pada * # pasien yang
men'alani kolesistektomi.
Fistula kolesistoenterik asimtomatik mungkin kadang didiagnosis dengan
temuan gas dalam percabangan biliaris pada foto polos abdomen.
Pemeriksaan kontras barium atau endoskopi saluran makanan bagian atas
8/17/2019 anmal ina blok 17 a.docx
17/19
atau kolon mungkin memperlihatkan 0stula, tetapi kolesistogra0 oral akan
hampir tidak pernah menyebabkan opasi0kasi baik kandung empedu atau
saluran 0stula. @erapi pada pasien simtomatik biasanya terdiri dari
kolesistektomi, eksplorasi duktus koledokus dan penutupan saluran 0stula.
Ileus batu empedu menun'uk pada obstruksi intestinal mekanik yang
diakibatkan oleh lintasan batu empedu yang besar ke dalam lumen usus. &atu
tersebut biasanya memasuki duodenum melalui 0stula kolesistoenterik pada
tingkat tersebut. @empat obstruksi oleh batu empedu yang ter'epit biasanya
pada katup ileosekal, asalkan usus kecil yang lebih proksimal berkaliber
normal. 1ebagian besar pasien tidak memberikan ri3ayat baik ge'ala traktus
biliaris sebelumnya maupun keluhan kolesistitis akut yang sugestif atau
0stulisasi.
&atu yang berdiameter lebih besar dari 4,* cm dipikirkan memberi
kecenderungan pembentukan 0stula oleh erosi bertahap melalui fundus
kandung empedu. Pemastian diagnostik ada kalanya mungkin ditemukan foto
polos abdomen misalnya obstruksi ususkecil dengan gas dalam percabangan
biliaris dan batu empedu ektopik berkalsi0kasi$ atau menyertai rangkaian
gastrointestinal atas 0stula kolesistoduodenum dengan obstruksi usus kecil
pada katup ileosekal$. aparotomi dini diindikasikan dengan enterolitotomi dan
palpasi usus kecil yang lebih proksimal dan kandung empedu yang teliti untuk
menyingkirkan batu lainnya.
5mpedu limau (susu kalsium) dan kandung empedu porselin%
Garam kalsium mungkin disekresi ke dalam lumen kandung empedu dalam
konsentrasi yang cukup untuk menyebabkan pengendapan kalsium dan
opasi0kasi empedu yang difus dan tidak 'elas atau efek pelapis padarontgenogra0 polos abdomen. Apa yang disebut empedu limau atau susu
empedu secara klinis biasanya tidak berbahaya, tetapi kolesistektomi
dian'urkan karena empedu limau sering timbul pada kandung empedu yang
hidropik. 1edangkan kandung empedu porselin ter'adi karena deposit garam
kalsium dalam dinding kandung empedu yang mengalami radang secara
8/17/2019 anmal ina blok 17 a.docx
18/19
kronik, mungkin dideteksi pada foto polos abdomen. Kolesistektomi dian'urkan
pada semua pasien dengan kandung empedu porselin karena pada kasus
presentase tinggi temuan ini tampak terkait dengan perkembangan karsinoma
kandung empedu.
0omplikasi pascakolesistektomi
0omplikasi dini
Komplikasi dini setelah kolesistektomi adalah atelektasis dan gangguan paru
lainnya, pembentukan abses sering subfrenik$, perdarahan eksterna dan
interna, 0stula biliarisenterik dan kebocoran empedu. Ikterus mungkin
mengisyaratkan absorpsi empedu dari suatu sumber intraabdomen akibat
kebocoran empedu atau sumbatan mekanis duktus koledokus oleh batu,bekuan darah intraduktus atau tekanan ekstrinsik. Untuk mengurangi insidensi
komplikasi dini tersebut secara rutin dilakukan kolangiogra0 intraoperatif
se3aktu kolesistektomi.
1ecara keseluruhan, kolesistektomi merupakan operasi yang sangat berhasil
yang menghasilkan kesembuhan lengkap atau hampir lengkap atas ge'ala
pada ?* sampai !" persen pasien. Penyebab paling sering pada ge'ala
pascakolesistektomi yang menetap adalah adanya gangguan ekstrabiliaris
yang tidak diketahui misalnya esofagitis re)uks, ulkus peptikum, sindrom
pascagastrektomi, pankreatitis atau sindroma usus iritabel$. amun, pada
sebagian kecil pasien terdapat gangguan duktus kandung empedu
ekstrahepatik yang menyebabkan ge'ala persisten. Apa yang disebut sebagai
sindroma pascakolesistektomi mungkin disebabkan oleh %$ striktura biliaris,
4$ batu empedu yang tertahan 6$ sindroma tunggal stump$ duktus sistikus
5$ stenosis atau diskinesia s0ngster ddi atau *$ gastritis atau diare akibat
garam empedu.
Sindroma tunggal duktus sistikus
@anpa batu yang tampak secara kolangiogra0k, ge'ala kelainan mirip kolik
biliaris atau kolestitis pada pasien pascakolesistektomi ini sering diperkirakan
disebabkan oleh gangguan pada sisa duktus sistikus yang pan'ang L% cm$
8/17/2019 anmal ina blok 17 a.docx
19/19
sindroma tunggal duktus sistikus$. amun, penelitian yang cermat
memperlihatkan bah3a keluhan pascakolesistektomi pada hampir semua
pasien yang kompleks ge'alanya semula diduga timbul akibat adanya tunggal
duktus sistikus yang pan'ang 'uga dapat disebabkan oleh sebab lain. (engan
demikian, perlu dilakukan pemeriksaan cermat mengenai faktor lain yang
menyebabkan ge'ala pascakolesistektomi sebelum menyatakannya sebagai
sindroma tunggal duktus sistikus.
0atarsis dan gastritis akibat garam empedu
Pasien pascakolesistektomi mungkin mempunyai ge'ala dan tanda gastritis,
yang dihubungkan dengan re)uks empedu duodenogastrik. amun, data kuat
yang menghubungkan peningkatan insidensi gastritis empedu dengan
pembedahan penyingkiran kandung empedu tidak cukup. (emikian pula,
ke'adian diare responsif / kolestiramin pada se'umlah kecil pasien yang
menyertai kolesistektomi dihubungkan dengan perubahan sirkulasi kandung
empedu enterohepatik .
@. Hiotesis
7. @ (( taun9 diduga mengalami kolesistitis akut et &ausa obstruksi saluran emedu.