1
10 | Humaniora SELASA, 21 SEPTEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Tiga Perahu Kuno Ditemukan di Jatim TIGA perahu yang diduga kuno ditemukan di Bengawan Solo, Bojonegoro, Jatim, dengan posisi terpendam dasar sungai di Desa Panjunan, Kecamatan Kalitidu, dan Kecamatan Malo. ‘’Kami be- lum bisa mengangkat tiga perahu yang kami perkirakan kuno di dasar Bengawan Solo itu karena terbentur dana,’’ kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bojonegoro Djindan Muhdin di Jatim, kemarin. Satu perahu yang terpendam itu ditemukan Dewan Purbakala Bojonegoro pada musim kemarau ini. Semen- tara itu, dua lainnya ditemukan penambang pasir di Kecamatan Malo. Menurut Djindan, tiga perahu itu diperkirakan berusia ratusan tahun, jika dilihat dari identikasi awal, yakni panjangnya mencapai 30 meter dan lebar 4 meter. ‘’Panjang perahu ini lebih panjang daripada temuan perahu kuno pada 2006 di Desa Padang, Malo, asal Thailand buatan tahun 1312.’’ (Ant/H-3) Pelatihan IT di Universitas Al Azhar SEBAGAI salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat, program studi Teknik Informatika Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) terus menggelar sejumlah pelatihan kepada siswa-siswa sekolah menengah dan mahasiswa. Terakhir kali, program studi tersebut bekerja sama dengan Media Indonesia menggelar pesan- tren kilat teknologi informasi yang diberi nama Ramadhan IT Camp pada 27-29 Agustus lalu, di Korea-Indonesia ICT Training Center, Kompleks Jababeka, Cikarang. Dalam siaran pers yang diterima Media Indonesia kemarin, selama 3 hari 2 malam para peserta dibekali materi seputar teknologi informasi dan materi keagamaan. Materi itu dipadukan dengan simulasi dan berbagai permainan agar terjadi interaksi dinamis antara peserta dan tutor. Para peserta mengaku senang mengikuti acara itu dan berharap kegiatan serupa digelar lagi tahun depan. (RO/H-3) SEKILAS K EBIJAKAN Kemen- terian Pendidikan Nasional (Ke- mendiknas) yang mensyaratkan beban mengajar 24 jam per pekan bagi guru te- sertikasi perlu direvisi. Guru tidak bisa bekerja profesional sebagai tenaga pendidik karena orientasinya hanya untuk men- capai syarat tersebut. Ketua Persatuan Guru Re- publik Indonesia Daerah Is- timewa Yogyakarta Achmad Zainal Fanani menyatakan syarat itu menjadi salah satu kendala yang menyebabkan guru sulit menerima tunjangan sertikasi profesi karena tidak bisa memenuhi kewajiban itu. Saat ini jumlah guru tercatat 2.607.311 per September 2009. “Syarat itu menyulitkan guru karena jumlah mata pelajaran yang diajarkan dengan jumlah guru tidak sebanding. Saat ini tidak semua mata pelajaran bisa diajarkan setiap hari, pada- hal jumlah guru semakin lama semakin bertambah,” ujarnya di Yogyakarta, kemarin. Banyak guru tesertifikasi yang merasa terbebani de- ngan syarat beban mengajar 24 jam per pekan. Kebijakan Ke- mendiknas yang membolehkan guru mengajar di lintas daerah untuk mencari jam tambahan mengajar juga tidak efektif. Selain itu, patokan angka ini sangat sulit dilakukan guru mata pelajaran kecuali guru kelas (guru SD). Karena, jumlah jam pada setiap mata pelajaran justru dikurangi dalam kuriku- lum tingkat satuan pelajaran, sehingga guru harus mencari sekolah lain untuk menambah jumlah 24 jam mengajar per minggu. Dengan demikian, kondisi ini akan mengancam guru swasta dengan masuknya guru PNS ke sekolah swasta. Misalnya, seorang guru agama, karena hanya dua jam tatap muka per minggu, ha- rus mengajar di 12 kelas atau meng ajar kurang lebih 480 siswa apabila jumlah siswa rata-rata 40 orang per kelas. Tolak direvisi Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Te naga Kependidikan (PMPTK) Baed- howi mengatakan pemerintah tidak akan melakukan revisi atas PP No 74/2008 tentang Guru yang antara lain mengatur soal persyaratan sertikasi guru. Syarat kewajiban mengajar 24 jam itu sudah didiskusikan lama oleh semua guru dan sudah menjadi hal wajar. “Ini tidak memberatkan, dengan tambahan satu kali gaji pokok (tunjangan profesi), 24 jam itu sudah memadai. Itu arti- nya ekuivalen dengan 18 jam (@60 menit), karena satu jam mengajar maksudnya sama de- ngan 45 menit mengajar,” kata Baedhowi seusai pembukaan program pelatihan guru inter- nasional negara-negara E-9, di Jakarta, kemarin. Adapun di daerah-daerah terpencil, pemerintah mem- beri guru dispensasi untuk mengajar kurang dari 24 jam sebagai syarat sertikasi guru. ‘’Soalnya, di daerah terpencil, muridnya sedikit. Beda dengan kota besar, muridnya banyak. Jadi, 24 jam itu syarat wajib.” Menurut Baedhowi, 24 jam juga sudah ideal bagi guru. Bandingkan dengan pegawai negeri yang bekerja selama 37,5 jam per minggu. “Artinya, seli- sih yang ada itu mestinya bisa digunakan untuk melakukan perencanaan, evaluasi, dan pengayaan bahan ajar.” Hal terpenting bagi seorang guru adalah dedikasi. Termasuk dalam hal penelitian, mestinya guru juga bisa melakukannya di saat hari-hari libur sekolah yang lebih banyak ketimbang hari-hari libur pegawai ne- geri sipil lainnya. “Jadi, yang terpenting dedikasi dan peng- abdiannya sebagai guru,” kata Baedhowi. (Ant/B-1) sidikpr @mediaindonesia.com KARENA terbukti sebagai pengguna anggaran terbesar ke luar negeri (LN) pada 2010 setelah institusi kepresidenan dan DPR RI, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meng- klaim hal itu sebagai sesuatu yang wajar. “Anggaran ke luar negeri kami cukup besar. Namun, kami tidak boros. Sekitar 80% dana keluar negeri dipakai un- tuk masalah haji,” imbuh Ke- pala Pusat Komunikasi Publik Kemenkes Tritarayati, kemarin, di Jakarta. Dari total Rp146,943 mi- liar alokasi pagu anggaran kegiatan Kemenkes ke luar negeri, sebanyak Rp116 mi- liar (80%) diperuntukkan bagi petugas kesehatan haji Kemen- kes. Sisa 20%, untuk berbagai kegiatan seperti short course di mancanegara, pertemuan in- ternasional, dan beasiswa bagi tenaga Kemenkes untuk belajar di luar negeri. Untuk kegiatan short course dan pelatihan, rata- rata tiap unit mendapatkan dana Rp2 miliar. Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Wan Alkadri men- jelakan, pada 2010 Kemenkes mengirimkan 1.530 orang ke Arab Saudi untuk mengawasi 489 kloter jemaah haji Indone- sia 2010. Untuk setiap kloter diawasi 5 petugas, dan Ke- menkes mengirim 3 petugas yang terdiri dari 1 dokter dan 2 perawat. Sementara itu, 2 sisanya berasal dari Kemente- rian Agama. Di samping pengawas kloter, Kemenkes juga mengerahkan kurang lebih 318 orang petugas nonkloter yang tergabung di Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), serta 24 orang yang bermukim di Arab Sau- di yang difungsikan sebagai tenaga penghubung. Dengan demikian, total ada kurang le- bih 1.944 orang dari Kemenkes yang bertugas pada penyeleng- garaan haji tahun ini. Uang lunsum sebanyak US$70 per hari, aslinya lebih kecil jika dibandingkan dengan Peraturan Menteri Keuangan yang mengalokasikan dana US$90 per hari. “Pengurangan ini merupakan komitmen kami untuk esiensi.” (Tlc/B-1) BULAN Ramadan telah ber- lalu. Kini memasuki Syawal, Idul Fitri dirayakan dengan bermaafan dalam halalbihalal. Setelah usai berpuasa, kaum muslimin lahir seperti bayi suci yang mengiringi aktivitas kehi- dupan baru dengan kejujuran, keikhlasan, kebersihan hati, dan kedermawanan. “Dengan kejujuran dan keikhlasan, kehidupan kita akan lebih baik dalam aktivitas kehidupan di dunia dan peker- jaan kita sehari-hari,” kata KH Agus Dermawan Iskandar saat menyampaikan tausiah pada acara Halalbihalal Media Group, di Lobi Grand Studio Metro TV, Jakarta, kemarin. Acara itu dihadiri karyawan dan jajaran pimpinan Media Group, antara lain Djafar H Assegaff, Wisnu Hadi, Rerie L Moerdijat, Suryopratomo, Saur Hutabarat, dan Toeti Adhitama. Menurut KH Agus Der- mawan yang akrab dipang- gil KH, selain kejujuran dan keikhlasan, pasca-Ramadan melahirkan hati bersih se- hingga membuat damai orang di sekelilingnya. “Ia akan ikhlas meminta maaf dan memaafkan kesalahan satu sama lain.” Pengisi acara Inspirasi Rama- dhan di Metro TV ini menam- bahkan ketiga sifat baik ter- sebut akan sempurna diiringi dengan kedermawanan. Djafar H Assegaff dalam sambutannya mewakili Surya Paloh yang berhalangan hadir karena sedang bertugas ke luar negeri berpesan, Media Group, khususnya Metro TV dan Media Indonesia, berperan memba- ngun media yang memberikan pencerahan dengan semangat pluralisme. Ia mencontohkan karyawan Media Group terdiri dari berbagai suku bangsa mu- lai Nanggroe Aceh Darussalam hingga Papua. (Bay/B-1) Program sertifikasi guru yang digulirkan sejak 2006 ternyata memberatkan guru. Jam Mengajar Membebani Empat Pesan Pasca-Ramadan 80% Dana LN Kemenkes untuk Petugas Haji Yang terpenting dedikasi dan pengabdiannya sebagai guru.” Baedhowi Direktur Jenderal PMPTK KUALITAS PENDIDIKAN: Pejalan kaki melintas di depan mural bertemakan Guru di Jakarta, beberapa waktu lalu. Pemerintah berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan antara lain dengan program sertifikasi guru. Sayangnya, syarat 24 jam mengajar per minggu sebagai syarat sertifikasi guru masih memberatkan guru. HALALBIHALAL: KH Agus Dermawan memberi tausiah Idul Fitri kepada karyawan Media Group di Lobby Grand Metro TV, Jakarta, kemarin. MI/ROMMY PUJIANTO ANTARA/PUSPA PERWITASARI Sidik Pramono

ANTARA/PUSPA PERWITASARI KUALITAS PENDIDIKAN: … filemencapai 30 meter dan lebar 4 meter. ... peserta dibekali materi seputar teknologi informasi dan materi ... kelas (guru SD). Karena,

  • Upload
    dinhanh

  • View
    216

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

10 | Humaniora SELASA, 21 SEPTEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA

Tiga Perahu Kuno Ditemukan di Jatim

TIGA perahu yang diduga kuno ditemukan di Bengawan Solo, Bojonegoro, Jatim, dengan posisi terpendam dasar sungai di Desa Panjunan, Kecamatan Kalitidu, dan Kecamatan Malo. ‘’Kami be-lum bisa mengangkat tiga perahu yang kami perkirakan kuno di dasar Bengawan Solo itu karena terbentur dana,’’ kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bojonegoro Djindan Muhdin di Jatim, kemarin. Satu perahu yang terpendam itu ditemukan Dewan Purbakala Bojonegoro pada musim kemarau ini. Semen-tara itu, dua lainnya ditemukan penambang pasir di Kecamatan Malo. Menurut Djindan, tiga perahu itu diperkirakan berusia ratusan tahun, jika dilihat dari identifi kasi awal, yakni panjangnya mencapai 30 meter dan lebar 4 meter. ‘’Panjang perahu ini lebih panjang daripada temuan perahu kuno pada 2006 di Desa Padang, Malo, asal Thailand buatan tahun 1312.’’ (Ant/H-3)

Pelatihan IT di Universitas Al Azhar

SEBAGAI salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat, program studi Teknik Informatika Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) terus menggelar sejumlah pelatihan kepada siswa-siswa sekolah menengah dan mahasiswa. Terakhir kali, program studi tersebut bekerja sama dengan Media Indonesia menggelar pesan-tren kilat teknologi informasi yang diberi nama Ramadhan IT Camp pada 27-29 Agustus lalu, di Korea-Indonesia ICT Training Center, Kompleks Jababeka, Cikarang. Dalam siaran pers yang diterima Media Indonesia kemarin, selama 3 hari 2 malam para peserta dibekali materi seputar teknologi informasi dan materi keagamaan. Materi itu dipadukan dengan simulasi dan berbagai permainan agar terjadi interaksi dinamis antara peserta dan tutor. Para peserta mengaku senang mengikuti acara itu dan berharap kegiatan serupa digelar lagi tahun depan. (RO/H-3)

SEKILAS

KEBIJAKAN Kemen-terian Pendidikan N a s i o n a l ( K e -mendiknas) yang

mensyaratkan beban mengajar 24 jam per pekan bagi guru te-sertifi kasi perlu direvisi. Guru tidak bisa bekerja profesional sebagai tenaga pendidik karena orientasinya hanya untuk men-capai syarat tersebut.

Ketua Persatuan Guru Re-publik Indonesia Daerah Is-timewa Yogyakarta Achmad Zainal Fanani menyatakan syarat itu menjadi salah satu kendala yang menyebabkan guru sulit menerima tunjangan sertifi kasi profesi karena tidak bisa memenuhi kewajiban itu. Saat ini jumlah guru tercatat 2.607.311 per September 2009.

“Syarat itu menyulitkan guru karena jumlah mata pelajaran

yang diajarkan dengan jumlah guru tidak sebanding. Saat ini tidak semua mata pelajaran bisa diajarkan setiap hari, pada-hal jumlah guru semakin lama semakin bertambah,” ujarnya di Yogyakarta, kemarin.

Banyak guru tesertifikasi yang merasa terbebani de-ngan syarat beban mengajar 24 jam per pekan. Kebijakan Ke-mendiknas yang memboleh kan guru mengajar di lintas daerah untuk mencari jam tambahan mengajar juga tidak efektif.

Selain itu, patokan angka ini sangat sulit dilakukan guru mata pelajaran kecuali guru kelas (guru SD). Karena, jumlah jam pada setiap mata pelajaran justru dikurangi dalam kuriku-lum tingkat satuan pelajaran, sehingga guru harus mencari sekolah lain untuk menambah jumlah 24 jam mengajar per minggu. Dengan demikian, kondisi ini akan mengancam

guru swasta dengan masuknya guru PNS ke sekolah swasta.

Misalnya, seorang guru agama, karena hanya dua jam tatap muka per minggu, ha-

rus mengajar di 12 kelas atau meng ajar kurang lebih 480 siswa apabila jumlah siswa rata-rata 40 orang per kelas.

Tolak direvisiDirektur Jenderal Peningkatan

Mutu Pendidik dan Te naga

Kependidikan (PMPTK) Baed-howi mengatakan pemerintah tidak akan melakukan revisi atas PP No 74/2008 tentang Guru yang antara lain mengatur soal persyaratan sertifi kasi guru.

Syarat kewajiban mengajar 24 jam itu sudah didiskusikan lama oleh semua guru dan sudah menjadi hal wajar. “Ini tidak memberatkan, dengan tambahan satu kali gaji pokok (tunjangan profesi), 24 jam itu sudah memadai. Itu arti-nya ekuivalen dengan 18 jam (@60 menit), karena satu jam mengajar maksudnya sama de-ngan 45 menit mengajar,” kata Baedhowi seusai pembukaan program pelatihan guru inter-nasional negara-negara E-9, di Jakarta, kemarin.

Adapun di daerah-daerah terpencil, pemerintah mem-beri guru dispensasi untuk mengajar kurang dari 24 jam sebagai syarat sertifi kasi guru.

‘’Soalnya, di daerah terpencil, muridnya sedikit. Beda dengan kota besar, muridnya banyak. Jadi, 24 jam itu syarat wajib.”

Menurut Baedhowi, 24 jam juga sudah ideal bagi guru. Bandingkan dengan pegawai negeri yang bekerja selama 37,5 jam per minggu. “Artinya, seli-sih yang ada itu mestinya bisa digunakan untuk melakukan perencanaan, evaluasi, dan pengayaan bahan ajar.”

Hal terpenting bagi seorang guru adalah dedikasi. Termasuk dalam hal penelitian, mestinya guru juga bisa melakukannya di saat hari-hari libur sekolah yang lebih banyak ketimbang hari-hari libur pegawai ne-geri sipil lainnya. “Jadi, yang terpenting dedikasi dan peng-abdiannya sebagai guru,” kata Baedhowi. (Ant/B-1)

[email protected]

KARENA terbukti sebagai pengguna anggaran terbesar ke luar negeri (LN) pada 2010 setelah institusi kepresidenan dan DPR RI, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meng-klaim hal itu sebagai sesuatu yang wajar.

“Anggaran ke luar negeri kami cukup besar. Namun, kami tidak boros. Sekitar 80% dana keluar negeri dipakai un-tuk masalah haji,” imbuh Ke-

pala Pusat Komunikasi Publik Kemenkes Tritarayati, kemarin, di Jakarta.

Dari total Rp146,943 mi-liar alokasi pagu anggaran kegiatan Kemenkes ke luar negeri, sebanyak Rp116 mi-liar (80%) diperuntukkan bagi petugas kesehatan haji Kemen-kes. Sisa 20%, untuk berbagai kegiatan seperti short course di mancanegara, pertemuan in-ternasional, dan beasiswa bagi

tenaga Kemenkes untuk belajar di luar negeri. Untuk kegiatan short course dan pelatihan, rata-rata tiap unit mendapatkan dana Rp2 miliar.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Wan Alkadri men-jelakan, pada 2010 Kemenkes mengirimkan 1.530 orang ke Arab Saudi untuk mengawasi 489 kloter jemaah haji Indone-sia 2010. Untuk setiap kloter diawasi 5 petugas, dan Ke-

menkes mengirim 3 petugas yang terdiri dari 1 dokter dan 2 perawat. Sementara itu, 2 sisanya berasal dari Kemente-rian Agama.

Di samping pengawas kloter, Kemenkes juga mengerahkan kurang lebih 318 orang petugas nonkloter yang tergabung di Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), serta 24 orang yang bermukim di Arab Sau-di yang difungsikan sebagai

tenaga penghubung. Dengan demikian, total ada kurang le-bih 1.944 orang dari Kemenkes yang bertugas pada penyeleng-garaan haji tahun ini.

Uang lunsum sebanyak US$70 per hari, aslinya lebih kecil jika dibandingkan dengan Peraturan Menteri Keuangan yang mengalokasikan dana US$90 per hari. “Pengurangan ini merupakan komitmen kami untuk efi siensi.” (Tlc/B-1)

BULAN Ramadan telah ber-lalu. Kini memasuki Syawal, Idul Fitri dirayakan dengan bermaafan dalam halalbihalal. Setelah usai berpuasa, kaum muslimin lahir seperti bayi suci yang mengiringi aktivitas kehi-dupan baru dengan kejujuran, keikhlasan, kebersihan hati, dan kedermawanan.

“Dengan kejujuran dan keikhlasan, kehidupan kita akan lebih baik dalam aktivitas kehidupan di dunia dan peker-jaan kita sehari-hari,” kata KH Agus Dermawan Iskandar saat menyampaikan tausiah pada acara Halalbihalal Media Group, di Lobi Grand Studio Metro TV, Jakarta, kemarin.

Acara itu dihadiri karyawan dan jajaran pimpinan Media Group, antara lain Djafar H Assegaff, Wisnu Hadi, Rerie L Moerdijat, Suryopratomo, Saur Hutabarat, dan Toeti Adhitama.

Menurut KH Agus Der-

mawan yang akrab dipang-gil KH, selain kejujuran dan keikhlasan, pasca-Ramadan melahirkan hati bersih se-hingga membuat damai orang di sekelilingnya. “Ia akan ikhlas meminta maaf dan memaafkan kesalahan satu sama lain.”

Pengisi acara Inspirasi Rama-dhan di Metro TV ini menam-bahkan ketiga sifat baik ter-sebut akan sempurna diiringi dengan kedermawanan.

Djafar H Assegaff dalam sambutannya mewakili Surya Paloh yang berhalangan hadir karena sedang bertugas ke luar negeri berpesan, Media Group, khususnya Metro TV dan Media Indonesia, berperan memba-ngun media yang memberikan pencerahan dengan semangat pluralisme. Ia mencontohkan karyawan Media Group terdiri dari berbagai suku bangsa mu-lai Nanggroe Aceh Darussalam hingga Papua. (Bay/B-1)

Program sertifikasi guru yang digulirkan sejak 2006 ternyata memberatkan guru.

Jam Mengajar Membebani

Empat PesanPasca-Ramadan

80% Dana LN Kemenkes untuk Petugas Haji

Yang terpenting dedikasi dan pengabdiannya sebagai guru.”

BaedhowiDirektur Jenderal PMPTK

KUALITAS PENDIDIKAN: Pejalan kaki melintas di depan mural bertemakan Guru di Jakarta, beberapa waktu lalu. Pemerintah berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan antara lain dengan program sertifikasi guru. Sayangnya, syarat 24 jam mengajar per minggu sebagai syarat sertifikasi guru masih memberatkan guru.

HALALBIHALAL: KH Agus Dermawan memberi tausiah Idul Fitri kepada karyawan Media Group di Lobby Grand Metro TV, Jakarta, kemarin.

MI/ROMMY PUJIANTO

ANTARA/PUSPA PERWITASARI

Sidik Pramono