Upload
jennifer-sandoval
View
98
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
antioksidan
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
Radikal bebas diyakini memainkan peran sentral dalam proses penuaan dan
perkembangan penyakit. Antioksidan adalah baris pertama pertahanan terhadap
radikal bebas, kerusakan, dan sangat penting untuk menjaga kesehatan optimal dan
kesejahteraan. Kebutuhan antioksidan menjadi lebih kritis dengan peningkatan
paparan radikal bebas. Polusi, asap rokok, obat, sakit, stres, dan bahkan olahraga
dapat meningkatkan radikal bebas eksposur. Karena begitu banyak faktor dapat
berkontribusi oksidatif stres, penilaian kerentanan individu menjadi penting.
Antioksidan adalah zat yang dapat menunda, memperlambat dan mencegah
terjadinya proses oksidasi. Komponen antioksidan dalam makanan memainkan peran
penting sebagai faktor pelindung tubuh. Sumber primer atau antioksidan alami
terdapat pada gandum, buah-buahan, dan sayur-sayuran. Tumbuhan sumber penghasil
antioksidan seperti vitamin C, vitamin E, karoten, asam fenolik, phytate acid, dan
fitoestrogen telah dikenal memiliki potensi menurunkan resiko terjadinya penyakit.1,2
Dalam produk pangan, antioksidan dapat digunakan untuk mencegah
terjadinya proses oksidasi yang dapat menyebabkan kerusakan, seperti ketengikan,
perubahan warna dan aroma, serta kerusakan fisik lainnya.1
Banyak ahli percaya bahwa Recommended Dietary Allowance (RDA) untuk
antioksidan tertentu mungkin tidak memadai dan, dalam beberapa contoh, kebutuhan
mungkin beberapa kali RDA. Sebagai bagian dari gaya hidup sehat dan seimbang,
diet antioksidan, sehat suplementasi sekarang sedang diakui sebagai sarana penting
meningkatkan perlindungan terhadap radikal bebas.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Antioksidan
Dalam sistem biologis, antioksidan dapat didefinisikan sebagai substansi yang
bila dalam kadar rendah dibanding bahan yang dapat dioksidasi, sangat
memperlambat atau menghambat oksidasi bahan tersebut. Antioksidan merupakan
senyawa pemberi elektron (elektron donor) atau reduktan. Senyawa ini memiliki berat
molekul kecil, tetapi mampu menginaktivasi berkembangnya reaksi oksidasi, dengan
cara mencegah terbentuknya radikal atau dengan mengikat radikal bebas dan molekul
yang sangat reaktif. 3
2.2. Jenis – jenis antioksidan
Terdapat 2 jenis antioksidan, yaitu antioksidan eksogen dan antioksidan endogen.
Yang termasuk antioksidan eksogen (dietary antioxidant) yaitu: 4
Sejenis polifenol
Polifenol merupakan senyawa turunan fenol yang mempunyai aktivitas
sebagai antioksidan. Antioksidan fenolik biasanya digunakan untuk mencegah
kerusakan akibat reaksi oksidasi pada makanan, kosmetik, farmasi, dan
plastik. Fungsi polifenol sebagai penangkap dan pengikat radikal bebas dari
rusaknya ion-ion logam. Senyawa polifenol banyak ditemukan pada buah,
sayuran, kacang-kacangan, teh dan anggur.
Bioflavanoid (flavon, flavonol, flavanon, katekin, antosianidan, isoflavon)
Kelompok ini terdiri dari kumpulan senyawa polifenol dengan aktivitas
antioksidan cukup tinggi. Senyawa flavanoid mempunyai ikatan gula yang
disebut sebagai glikosida. Senyawa induk atau senyawa utamanya disebut
aglikon yang berikatan dengan berbagai gula dan sangat mudah terhidrolisis
atau mudah terlepas dari gugus gulanya. Di samping itu senyawa ini
mempunyai sifat antibakteri dan antiviral.
3
Vitamin C
Vitamin C mempunyai efek multifungsi, tergantung pada kondisinya. Vitamin
C ini dapat berfungsi sebagai antioksidan, proantioksidan, pengikat logam,
pereduksi dan penangkap oksigen. Dalam bentuk larutan yang mengandung
logam vitamin C bersifat sebagai proantioksidan dengan mereduksi logam
yang menjadi katalis aktif untuk oksidasi dalam tingkat keadaan rendah. Bila
tidak ada logam, vitamin C sangat efektif sebagai antioksidan pada
konsentrasi tinggi. Tubuh sangat memerlukan vitamin C, karena kekurangan
vitamin C dalam darah dapat menyebabkan beberapa penyakit seperti: asma,
kanker, diabetes, dan penyakit hati. Selain daripada itu vitamin C dapat
memperkecil terbentuknya penyakit katarak dan penyakit mata.
Vitamin E
Vitamin E merupakan antioksidan yang cukup kuat dan memproteksi sel-sel
membran serta LDL (Low Density Lipoprotein) kolesterol dari kerusakan
radikal bebas. Vitamin E dapat juga membantu memperlambat proses penuaan
pada arteri dan melindungi tubuh dari kerusakan sel-sel yang akan
menyebabkan penyakit kanker, penyakit hati dan katarak. Vitamin E dapat
bekerja sama dengan antioksidan lain seperti vitamin C untuk mencegah
penyakit-penyakit kronik lainnya, namun dalam mengkonsumsi vitamin ini
dianjurkan jangan terlalu berlebihan karena akan menekan vitamin A yang
masuk ke dalam tubuh.
Karotenoid
Beta karotein adalah salah satu dari kelompok senyawa yang disebut
karotenoid. Dalam tubuh senyawa ini akan dikonversi menjadi vitamin A.
Kekurangan beta-karotein dapat menyebabkan tubuh terserang kanker servik.
Kanker ini banyak menyerang kaum wanita yang mempunyai kadar beta-
karotein, vitamin E dan vitamin C rendah dalam darah. Untuk kaum laki-laki
vitamin E sangat efektif mencegah penyakit kanker prostat. Golongan
senyawa karotenoid antara lain: alfa karotein, zeaxanthin, lutin dan likopen.
4
Katekin
Katekin termasuk dalam senyawa golongan polifenol dari gugusan flavanoid
yang banyak terdapat pada teh hijau. Dalam ekstrak the terkandung 30-40%
katekin. Epigallokatekin merupakan katekin yang sangat penting dari teh hijau
karena mempunyai daya antioksidan yang cukup tinggi, serta berperan dalam
pencegahan penyakit jantung dan kanker. Dalam daun kering, teh hijau
terdapat sekitar 30-50 mg flavanoid.
Tubuh manusia mengandalkan beberapa mekanisme pertahanan endogen untuk
melawan radikal bebas penginduksi kerusakan sel. Enzim antioksidan seperti
glutathione peroxidase, catalase, and superoxid dismutase (SOD) memetabolisme
produk intermediate toksik oksidatif dan membutuhkan kofaktor mikronutrien seperti
selenium, besi, copper, zink, mangan untuk aktivitas katalisis yang optimum.
Yang termasuk antioksidan endogen adalah:
• Bilirubin
• Thiols, seperti glutathione, lipoic acid, N-acetyl cysteine
• NADPH and NADH
• Ubiquinone (coenzyme Q10)
• Uric acid
• Enzim:
– Copper/zinc and manganese-dependent superoxide dismutase (SOD)
– Iron-dependent catalase
– Selenium-dependent glutathione peroxidase
2.3. Mekanisme kerja antioksidan6
1. Karakteristik
5
Antioksidan utama saat ini digunakan dalam makanan adalah monohydroxy
atau polihidroksi senyawa fenol dengan substitusi cincin bervariasi. Senyawa ini
memiliki aktivasi energi rendah untuk menyumbangkan hidrogen. Antioksidan
radikal bebas yang dihasilkan tidak membentuk radikal bebas lagi karena adanya
stabilisasi delokalisasi radikal elektron.
Antioksidan radikal bebas yang dihasilkan tidak beroksidasi cepat karena
kestabilannya. Antioksidan radikal bebas juga dapat bereaksi dengan radikal bebas
lipid untuk membentuk kompleks senyawa yang stabil.
2. Mekanisme Antioxidants
- Donasi hydrogen pada radikal bebas oleh antioksidan
- Pembentukan kompleks radikal lemak dan antioksidan radical(free radical acceptor)
2.4. Sumber-sumber antioksidan
Berdasarkan sumber perolehannya ada 2 macam antioksidan, yaitu
antioksidan alami yang merupakan antioksidan hasil ekstraksi bahan alami dan
antioksidan buatan (sintetik) yang merupakan antioksidan yang diperoleh dari hasil
sintesa reaksi kimia. Tetapi saat ini penggunaan antioksidan sintetik mulai dibatasi
karena ternyata dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa antioksidan sintetik
seperti BHT (Butylated Hydroxy Toluena) ternyata dapat meracuni binatang
percobaan dan bersifat karsinogenik. Oleh karena itu industri makanan dan obat-
obatan beralih mengembangkan antioksidan alami dan mencari sumber-sumber
antioksidan alami baru. 7
Ada banyak bahan pangan yang dapat menjadi sumber antioksidan alami,
misalnya rempah rempah, teh, coklat, dedaunan, biji-biji serelia, sayur sayuran, enzim
dan protein. Kebanyakan sumber antioksidan alami adalah tumbuhan dan umumnya
merupakan senyawa fenolik yang tersebar di seluruh bagian tumbuhan baik di kayu,
biji, daun, buah, akar, bunga maupun serbuk sari. Senyawa fenolik atau polifenolik
antara lain dapat berupa golongan flavonoid. Kemampuan flavonoid sebagai
6
antioksidan telah banyak diteliti belakangan tahun ini, dimana flavonoid memiliki
kemampuan untuk mengubah atau mereduksi radikal bebas dan juga sebagai anti
radikal bebas. 7
Tanaman yang berkhasiat sebagai bahan pengawet dan antioksidan menurut
Hernani dan Mono Raharjo (2002) dikelompokkan atas 4 golongan yaitu: 4
Kelompok tanaman sayuran
Brokoli, kubis, lobak, wortel, tomat, bayam, cabai, buncis, pare, mentimun, dan
sebagainya.
Kelompok tanaman buah
Anggur, alpukat, jeruk, semangka, markisah, apel, belimbing, pepaya, kelapa, dll.
Kelompok tanaman rempah
Jahe, temulawak, kunyit, lengkuas, temu putih, kencur, kapulaga, temu ireng,
lada, cengkeh, pala, asam jawa.
Kelompok tanaman lain
Teh, ubi jalar, kedelai, kentang, labu kuning, pete cina, dll.
Aktivitas antioksidan yang berasal dari makanan di dalam tubuh, sangat tergantung pada ketersediaan hayatinya. Di bawah ini terdapat
beberapa macam bahan pangan yang merupakan sumber antioksidan zat gizi. 8
Jenis Antioksidan Contoh Bahan Pangan
Vitamin A dan Karotenoid Mentega, margarin, buah-buahan berwarna
kuning, sayur-sayuran hijau
Vitamin E Biji bunga matahari, biji-bijian yang
mengandung kadar minyak tinggi, kacang-
kacangan, susu dan hasil olahannya
Vitamin C (Asam Askorbat) Buah-buahan (jeruk, kiwi, dan lain-lain),
sayur-sayuran (sebagian rusak selama
pemasakan), kentang
Vitamin B2 (Riboflavin) Susu, produk hasil olahan susu, daging, ikan,
7
telur, serealia utuh, kacang-kacangan
Seng (Zn) Bahan pangan hewani : daging, udang, ikan,
susu dan hasil olahannya
Tembaga (Cu) Hati, udang, biji-bijian, serealia (kadar dalam
makanan tergantung pada konsentrasi Cu
dalam tanah)
Selenium (Se) Serealia, daging, ikan (kadar dalam makanan
tergantung pada konsentrasi Se dalam tanah)
Protein Ovalbumin dalam telur, gliadin dalam gandum
Bahan pangan mengandung senyawa-senyawa yang tidak dikategorikan
sebagai zat gizi, tetapi mempunyai aktivitas antioksidan. Di bawah ini terdapat
beberapa contoh senyawa antioksidan non-gizi yang terdapat dalam bahan pangan
sebagai berikut : 8
Jenis Antioksidan Contoh Bahan Pangan
Biogenik amin Antioksidan berdasarkan fungsi amin dan
fenol, contohnya dalam keju
Senyawa Fenol :
- Tirosol, hidroksitirosol Minyak olive
- Vanilin, asam vanilat Panili
- Timol Minyak atsiri dari thyme
- Karpakrol Minyak thyme
- Gingerol Minyak jahe
- Zingeron Jahe
Senyawa Polifenol :
- Flavonoid Efektivitas sebagai antioksidan tergantung
pada jumlah dan posisi OH, senyawa
8
polifenol banyak terdapat dalam sayur-
sayuran daun
- Flavon, flavonol
- Heterosida flavonoat
- Kalkon auron
- Biflavonoid
Tanin :
- Asam galat, asam Elagat Banyak terdapat dalam teh, sayuran dan
buah-buahan
- Proatosianidol
Komponen tetrapirolik :
- Klorofil Antioksidan sinar, banyak terdapat dalam
sayur-sayuran (hijau) dan ganggang
- Virofeofitin
2.5. Manfaat antioksidan
Oksigen merupakan atom yang bersifat sangat reaktif yang mampu merusak
molekul biasa disebut "radikal bebas." Radikal bebas mampu menyerang sel-sel sehat
tubuh, menyebabkan mereka kehilangan struktur dan fungsi. Kerusakan sel yang
disebabkan oleh radikal bebas tampaknya menjadi kontributor utama penuaan dan
penyakit degeneratif dari penuaan seperti kanker, penyakit jantung, katarak,
penurunan sistem kekebalan tubuh, dan disfungsi otak. Secara keseluruhan, radikal
bebas telah terlibat dalam setidaknya patogenesis 50 penyakit. Untungnya,
pembentukan radikal bebas dikendalikan secara alami oleh senyawa menguntungkan
yang dikenal sebagai antioksidan. Ketika ketersediaan antioksidan terbatas, kerusakan
ini dapat menjadi kumulatif dan melemahkan.5
Molekul radikal bebas bermuatan listrik dan memiliki pasanganan elektron,
yang menyebabkan molekul ini mencari dan menangkap elektron dari zat lain untuk
9
menetralisir.Meskipun serangan awal menyebabkan radikal bebas menjadi
dinetralkan, radikal bebas lain yang terbentuk dalam proses, menyebabkan reaksi
berantai terjadi. Dan sampai radikal bebas berikutnya adalah dinonaktifkan, ribuan
reaksi radikal bebas dapat terjadi dalam detik dari reaksi awal. Antioksidan mampu
menstabilkan, atau menonaktifkan, radikal bebas sebelum mereka menyerang sel.
Antioksidan benar-benar penting untuk menjaga optimal seluler dan sistemik
kesehatan dan kesejahteraan.5
Sebuah badan penelitian pertumbuhan hewan dan studi epidemiologi serta uji
intervensi klinis menunjukkan bahwa antioksidan dapat memainkan peran penting
dalam mencegah atau memperlambat perkembangan penyakit jantung dan beberapa
bentuk kanker. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa radikal bebas mungkin terlibat
dalam perkembangan gangguan paru seperti asma. Telah dikemukakan bahwa
peningkatan asupan antioksidan dapat membantu mengurangi stres oksidan dan
membantu untuk mencegah atau meminimalkan timbulnya gejala asma. Keadaan
patologis lainnya yang mungkin melibatkan radikal bebas meliputi gangguan saraf
dan katarak. Beberapa bukti menunjukkan bahwa perkembangan katarak mungkin
diperlambat dengan konsumsi rutin suplemen antioksidan.5
BAB III
PENUTUP
Antioksidan sangat bermanfaat bagi kesehatan dan berperan penting untuk
mempertahankan mutu produk pangan. Terdapat 2 jenis antioksidan, yaitu
10
antioksidan eksogen dan antioksidan endogen. Antioksidan eksogen didapat dari
bahan-bahan makanan, sementara antioksidan endogen berasal dari tubuh sendiri.
Berdasarkan sumber perolehannya ada 2 macam antioksidan, yaitu antioksidan alami
dan antioksidan buatan (sintetik). Antioksidan alami dapat diperoleh dari sayur-
sayuran, buah-buahan, rempah-rempah dan tanaman lain.
Manfaat antioksidan bagi kesehatan dan kecantikan, misalnya untuk
mencegah penyakit kanker dan tumor, penyempitan pembuluh darah, penuaan dini,
dan lain-lain. Antioksidan memiliki kemampuan untuk menangkap radikal bebas.
Radikal bebas yang sangat reaktif dan golongan oksigen terbentuk akibat proses yang
kompleks. Radikal-radikal bebas tersebut dapat mengoksidasi asam nukleat, protein,
lemak, atau DNA dan dapat memulai terjadinya penyakit degeneratif.
DAFTAR PUSTAKA
1. Tamat, S R, Thamrin Wikanata, dan Lina S Maulana. 2007. Aktivitas
Antioksidan dan Toksisitas Senyawa Bioaktif dari Ekstrak Rumput Laut Hijau
11
Ulva reticulata Forsskal. Diunduh dari:
http://jifi.ffup.org/wp-content/uploads/2012/03/5.-lina-31-36.pdf [Diakses 5
Februari 2013]
2. Prakash, A, et al. Antioxidant Activity. Diunduh dari:
http://www.medlabs.com/downloads/antiox_acti_.pdf [Diakses 5 Februari 2013]
3. Wanasundara, dan F Shahidi. 2005. Antioxidants: Science, Technology, and
Applications. Diunduh dari: http://uqu.edu.sa/files2/
tiny_mce/plugins/filemanager/files/4281709/84607_11.pdf [Diakses 5 Februari
2013]
4. Barus, P. 2009. Pemanfaatan Bahan Pengawet dan Antioksidan Alami Pada
Industri Bahan Makanan. Diunduh dari:
http://www.usu.ac.id/id/files/pidato/pina.pdf [Diakses 5 Februari 2013
5. Percival, M. 1998. Antioxidants. Diunduh dari:
http://acudoc.com/Antioxidants.PDF. [Diakses 5 Februari 2013]
6. Anonim. Antioxidant. Diunduh dari: http://class.fst.ohio-state.edu/
fst821/Lect/AA.pdf. Diakses [Diakses 5 Februari 2013]
7. Zuhra C. T. 2008. Aktivitas Antioksidan Senyawa Flavonoid dari Daun Katuk.
Jurnal Biologi Sumatera. p:7 – 10.
8. Mindasari, R. 2010. Studi Aktivitas Antioksidan Pada Pembuatan Tempe dari
Kedelai, jagung dan Dedak Padi. Diunduh dari:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19017/4/Chapter%20II.pdf
[Diakses 5 Februari 2013]