Aplikasi Metode Potensiometri Pada Penentuan Kandungan Karbon Organik Total Tanah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Aplikasi potensiometri

Citation preview

  • 5/28/2018 Aplikasi Metode Potensiometri Pada Penentuan Kandungan Karbon Organik Total Tanah

    1/18

    JMS Vol. 5 No. 1, hal. 23 - 40 April 2000

    Studi Aplikasi Metode Potensiometri Pada Penentuan Kandungan

    Karbon Organik Total Tanah

    Abdul Haris Watoni1)

    dan Buchari2)

    1)Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Haluoleo

    2)Jurusan Kimia, FMIPA ITB

    Diterima tanggal 3 Maret 2000, disetujui untuk dipublikasikan 25 Juni 2000

    Abstrak

    Metode potensiometri merupakan salah satu metode yang banyak digunakan untuk

    menentukan kandungan ion-ion tertentu di dalam suatu larutan, namun belum banyakditerapkan untuk analisa sampel tanah. Dalam penelitian ini telah diteliti penerapan

    metode potensiometri pada penentuan kandungan karbon organik total tanah

    menggunakan elektroda selektif CO2 sebagai elektroda penunjuk. Prinsip penentuan

    kandungan karbon organik total tanah adalah mengubah karbon organik total menjadi

    CO2yang selanjutnya CO2 yang dihasilkan diukur konsentrasinya berdasarkan perubahan

    potensial elektroda yang ditunjukkan oleh elektroda selektif CO2. Konsentrasi CO2yang

    didapatkan sebanding dengan konsentrasi karbon organik total tanah. Sebelum digunakan

    untuk pengukuran tanah, terlebih dahulu dilakukan karakterisasi terhadap elektroda

    selektif CO2. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa elektroda selektif CO2 mempunyai

    waktu respon 2,5 menit dengan tenggang waktu stabil 40 detik, daerah konsentrasi

    pengukuran 9,09 x 10-4M hingga 3,83 x 10 -1M dengan faktor Nernst 53 mV/dekade dan

    limit deteksi 4,5 x 10-4

    M, pH optimum 4,8. Adanya CH3COO- atau H2PO4

    -dengan

    konsentrasi 10-2

    M mengganggu pengukuran potensial CO2dengan koefisien selektifitas

    (Kij) masing-masing 0,36 dan 0,133. Untuk mengoreksi kelayakan hasil pengukuran

    karbon organik total tanah dengan metode potensiometri, maka digunakan metode

    titrimetri sebagai pembandingnya. Hasil pengukuran dari kedua metode tersebut

    menunjukkan bahwa metode potensiometri dapat digunakan untuk menentukan kandungan

    karbon organik total tanah dengan hasil yang diperkirakan lebih akurat dibandingkan

    dengan metode titrimetri biasa.

    Abstract

    In recent years, ion selective electrodes have become more useful for the

    determination of certain ion in solutions rather than in soil system. The applications of

    potentiometric for the determination of the total soil organic carbon has been investigated

    with CO2 selective electrode as indicator electrode. The principle of the determination is

    base on the conversion of total soil organic carbon in the sample to CO2 and than the CO2

    produced was measured potentiometrically by CO2selective electrode. The concentration

    of CO2 was proportional with the total soil organic carbon in the samples. Before

    application for the measurement, the CO2selective electrode must be characterized. The

    investigation showed that the respon time of the electrode was 2,5 minutes and it was

    stable for 40 seconds because the lost of CO2 to the air. The range of concentration for themeasurement was between 9.09 x 10

    -4M to 3.83 x 10

    -1M of CO2with the Nernst factor

    was 53 mV per decade and the limit of detection was 4.5 x 10-4

    M of CO2and the optimum

  • 5/28/2018 Aplikasi Metode Potensiometri Pada Penentuan Kandungan Karbon Organik Total Tanah

    2/18

    24 JMS Vol. 5 No. 1, April 2000

    pH of the solution was 4.8. The present of CH3COO- and H2PO4

    - over 10

    -2 M in

    concentrations interfered the measurement of CO2with their potentiometric coefficient of

    selectivity was 0.36 and 0.133 respectively. The validity of potentiometric method for thedetermination of the total soil organic carbon was compared with the titrimetric method

    for the same samples. This investigation showed that the potentiometric method was

    applicable to the determination of the total soil organic carbon and it was more accurate

    than the titrimetric method.

    1. Pendahuluan

    Kandungan bahan organik di dalam tanah sangat berpengaruh terhadap sifat fisik,

    kimia dan biologi tanah yang selanjutnya berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah.

    Salah satu komponen utama penyusun bahan organik adalah unsur karbon, sehingga

    pengetahuan akan kandungan karbon di dalam tanah dapat memberikan informasi akan

    tingkat kesuburan tanah1,2).

    Unsur karbon di dalam tanah berada dalam 4 wujud, yaitu wujud mineral karbonat,

    unsur padat seperti arang, grafit dan batubara, wujud humus sebagai sisa-sisa tanaman dan

    hewan serta mikroorganisma yang telah mengalami perubahan, namum relatif tahan

    terhadap pelapukan dan wujud yang terakhir berupa sisa-sisa tanaman dan hewan yang

    telah mengalami dekomposisi di dalam tanah2,3).

    Berkaitan dengan wujud-wujud unsur karbon tersebut di dalam tanah, maka

    penentuan kandungan karbon tanah dilakukan berdasarkan kandungan karbon organik

    totalnya. Beberapa peneliti telah melakukan pengukuran kandungan karbon organik total

    tanah dengan metode konvensional, yaitu metode titrimetri biasa. Metode ini merupakan

    metode baku yang telah lama digunakan dalam analisa tanah karena relatif sederhana,

    cepat dan murah. Terlepas dari kelebihan-kelebihan tersebut, metode titrimetri mempunyai

    kelemahan yang sangat mendasar terutama balam penentuan titik akhir titrasi. Kelemahan

    ini sering terjadi dalam suatu pengerjaan analisis yang mengakibatkan biasnya hasil

    pengukuran yang didapatkan, di samping kelemahan-kelemahan akibat kesalahan-

    kesalahan yang terjadi pada tahap-tahap pengerjaannya4). Berdasarkan alasan-alasan

    tersebut, maka perlu ada metode alternatif yang dapat diterapkan dalam penentuan

    kandungan karbon organik total tanah. Dalam penelitian ini telah dicoba penentuan

    kandungan karbon organik total tanah dengan metode potensiometri menggunakan

  • 5/28/2018 Aplikasi Metode Potensiometri Pada Penentuan Kandungan Karbon Organik Total Tanah

    3/18

    JMS Vol. 5 No. 1, April 2000 25

    elektroda selektif CO2. Sebagai pembanding telah dilakukan pula penentuan kandungan

    karbon organik total tanah dengan metode titrimetri biasa.

    Prinsip penentuan kandungan karbon organik total tanah dengan metode

    potensiometri adalah mengubah senyawa-senyawa karbon menjadi CO2. Selanjutnya CO2

    yang dihasilkan diukur konsentrasinya secara potensiometri dengan elektroda selektif CO2

    sebagai elektroda penunjuk. Elektroda selektif CO2 tersusun atas membran luar yang

    permeabel terhadap gas CO2, elektroda pH internal, elektroda pembanding dan larutan

    elektrolit yang berada di antara membran dan elektroda pH internal. Ketika badan elektoda

    selektif CO2dicelupkan ke dalam larutan analit, CO

    2dari larutan analit berdifusi melewati

    membran menuju ke larutan elektrolit internal. Di dalam larutan elektrolit internal CO2

    mengalami reaksi hidrolisa menghasilkan ion H3O+ yang potensialnya direspon oleh

    elektroda pH internal. Respon potensial ini sebanding dengan aktivitas atau konsentrasi

    CO2di dalam larutan analit5,6).

    Respon potensial elektroda selektif CO2ditentukan berdasarkan persamaan Nernst

    sebagai berikut :

    E = E + S log (1)+OH3a

    dengan E adalah potensial elektroda selektif CO2 yang terukur relatif terhadap elektroda

    referensi, E adalah tetapan yang tergantung pada struktur dan geomteri elektroda,

    adalah keaktifan ion hidronium serta S merupakan faktor Nernst dengan ungkapan S = 2,3

    RT/F dimana R adalah tetapan gas ideal (8,314 Joule. mol

    +OH3a

    -1.K-1), T adalah temperatur

    absolut (K) dan F adalah tetapan Faraday (96489 C. ekivalen). Karena keaktifan ion H 3O+

    sebanding dengan keaktifan CO2 di dalam larutan analit, maka persamaan di atas dapat

    dinyatakan dengan :

    E = E + S log (2)+OH3

    a

    dengan E merupakan tetapan.

    Apabila larutan yang diukur mengandung spesi-spesi lain dengan konsentrasi

    tertentu, maka elektroda selektif CO2 juga merespon spesi-spesi tersebut, sehingga

    potensial yang dihasilkan merupakan potensial simultan. Persamaan Nernst untuk CO2

    dengan adanya spesi X menjadi :

  • 5/28/2018 Aplikasi Metode Potensiometri Pada Penentuan Kandungan Karbon Organik Total Tanah

    4/18

    26 JMS Vol. 5 No. 1, April 2000

    )a.Kalog(SkE m/1XX/COCOCOX/CO m2222

    ++= (3)

    kCO2 adalah tetapaan Nernst untuk elektroda selektif CO2, dan a2CO

    a X masing-masing

    merupakan aktifitas CO2 dan spesi X, serta adalah koefisien selektivitas COX/CO2K 2

    terhadap X.

    Agar elektroda selektif CO2dapat digunakan dengan baik, maka terhadap elektroda

    tersebut perlu dilakukan karakterisasi sebelum digunakan untuk penentuan CO2 dari

    larutan analit7,8). Studi karakterisasi yang telah dilakukan dalam penelitian ini adalah

    penentuan waktu respon, penentuan daerah (trayek) konsentrasi pengukuran, faktor Nernst

    dan limit deteksi, penentuan pH optimum dan penentuan koefisien selektivitas elektroda

    CO2terhadap ion CH3COO- dan ion H2PO4

    -.

    2. Metodologi Penelitian

    2.1.Bahan Bahan

    Bahan penelitian yang digunakan meliputi KMnO4 0,1 M, NaHCO3 0,5 M, HCl

    pekat, CH3COONa, NaH2PO40,1 M, asam oksalat 0,1 M, H2SO4 0,1 M dan sampel tanah

    dari jenis latosol (A), metisol (B), alfisol (C) dan aridisol (D).

    2.2 Peralatan

    Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini di samping alat gelas yang lazim

    digunakan di laboratorium kimia, juga alat-alat ukur lainnya seperti pH-meter beserta

    perangkat alat yang berkaitan dengan penelitian potensiometri. Pengukuran pH dan

    potensial elektroda dilakukan dengan pH/mV-meter buatan Metrohm tipe 692, sedangkan

    pengukuran potensial CO2 dilakukan dengan menggunakan elektroda selektif CO2 yang

    dibandingkan terhadap elektroda AgAgCl sebagai referensi. Dalam penelitian ini

    pengukuran potensial elektroda dilakukan pada suhu kamar (25 + 1 )OC.

  • 5/28/2018 Aplikasi Metode Potensiometri Pada Penentuan Kandungan Karbon Organik Total Tanah

    5/18

    JMS Vol. 5 No. 1, April 2000 27

    2.3. Prosedur Kerja

    2.3.1. Penentuan waktu respon

    Membuat larutan yang mengandung CO2 dengan konsentrasi 9,09 x 10-7M hingga

    2,83 x 10-1M dari pengerjaan titrasi larutan NaHCO3dengan HCl pekat, sambil dilakukan

    pengadukan dengan pengaduk magnetik dan sekaligus pengukuran potensial CO2

    menggunakan elektroda selektif CO2 pada setiap saat (menit). Waktu respon ditentukan

    berdasarkan saat elektroda menunjukkan respon potensial yang maksimum dan stabil.

    2.3.2 Penentuan daerah konsentrasi, faktor Nernst dan limit deteksiDari data yang diperoleh pada percobaan 2.3.1, selanjutnya dibuat grafik potensial

    (mV) terhadap log[CO2]. Dari grafik ini diperoleh bagian garis yang linier sebagai daerah

    konsentrasi (kurva kalibrasi). Faktor Nernst diperoleh dari harga kemiringan garis linier

    tersebut, sedangkan limit deteksi ditentukan dengan cara membuat garis ekstrapolasi dari

    kurva linier dengan garis horisontal pada grafik tersebut, sehingga didapatkan harga pCO2

    pada titik perpotongan kedua garis tersebut sebagai limit deteksi.

    2.3.3 Penentuan pH optimumMembuat larutan yang mengandung CO2 dengan konsentrasi 8,2 x 10

    -4M hingga

    8,2 x 10-2M pada kondisi pH 2; 3; 4; 4,5; 4;8; 5; dan 6 dari hasil titrasi larutan NaHCO 3

    dengan HCl pekat sambil melakukan pengadukan dan sekaligus mengukur respon

    potensialnya menggunakan elektroda selektif CO2. Selanjutnya membuat grafik dengan

    mengalurkan potensial (mV) terhadap log[CO2] untuk menentukan faktor Nernst danlinieritasnya. PH optimum dipilih dari grafik yang memberikan fungsi paling linier dengan

    faktor Nernst yang paling mendekati nilai teori.

    2.3.4 Penentuan pengaruh ion CH3COO-dan H2PO4

    -terhadap respon potensial CO2

    Membuat larutan yang mengandung CO2 dengan konsentrasi yang sama dengan

    percobaan 2.3.3, tetapi setiap larutan mengandung ion CH3COO-10-2M maupun H2PO4

    -

    10-2

    M dan sambil melakukan pengadukan, diamati respon potensialnya. Hal yang sama

    dilakukan terhadap larutan CO2 yang mengandung CH3COO- maupun H2PO4

    - dengan

  • 5/28/2018 Aplikasi Metode Potensiometri Pada Penentuan Kandungan Karbon Organik Total Tanah

    6/18

    28 JMS Vol. 5 No. 1, April 2000

    konsentrasi 10-3M dan 10-4 M. Selanjutnya dibuat grafik potensial (mV) terhadap

    -log[CO2] untuk menentukan koefisien selektivitasnya (K

    ij) dari ekstrapolasi garis

    horisontal dan vertikal pada grafik tersebut.

    2.3.5 Kurva Kalibrasi

    Kurva kalibrasi sebagai kurva pembanding untuk penentuan karbon organik total

    tanah dibuat dari reaksi redoks antara campuran larutan asam oksalat 0,1 M dan H2SO40,1

    M dengan KMnO40,1 M, sehingga didapatkan CO2dengan konsentrasi 5 x 10-4M, 10-3M,

    5 x 10-3M, 10-2M, 5 x 10-2M dan 0,1 M sambil mengukur respon potensialnya bersamaan

    dengan dilakukannya pengadukan. Selanjutnya membuat grafik potensial (mV) terhadap

    log[CO2] sebagai kurva kalibrasi.

    2.3.6Pengukuran karbon organik total tanahPengukuran respon potensial CO2 hasil oksidasi C-organik total tanah dengan

    larutan KMnO4 dalam suasana asam dilakukan berdasarkan 3 (tiga) parameter, yaitu pada

    berat sampel tanah maupun volume H2SO4 tetap (parameter 1), pada berat sampel

    bervariasi dan volume H2SO4 tetap (parameter 2), dan pada berat sampel tetap namun

    volume H2SO4bervariasi (parameter 3). Dari hasil pengukuran ini diperoleh kondisi yang

    tepat untuk pengukuran konsentrasi karbon organik total tanah, baik dengan metode

    potensiometri maupun titrimetri. Untuk penentuan dengan metode potensiometri, 2 gram

    sampel tanah kering dimasukkan ke dalam gelas beker yang berisi 25 ml. H2SO40,1 M,

    kemudian dititrasi dengan KMnO4 0,1 M secara berlebih sambil diaduk dan diukur

    potensialnya, sampai diperoleh CO2 yang potensialnya terbesar saat diukur dengan

    elektroda selektif CO2. Harga potensial ini selanjutnya dimasukkan ke dalam persamaan

    garis regresi dari kurva kalibrasi yang telah dibuat. Untuk pengukuran dengan metode

    titrimetri, sampel yang telah diukur potensialnya selanjutnya disaring dan filtrat yang

    didapatkan dititrasi balik dengan asam oksalat 0,1 M sampai titik ekivalen tercapai.

    Kandungan karbon organik total tanah ditentukan berdasarkan jumlah KMnO4 yang

    diperlukan untuk mengoksidasi C-organik total menjadi CO2.

  • 5/28/2018 Aplikasi Metode Potensiometri Pada Penentuan Kandungan Karbon Organik Total Tanah

    7/18

    JMS Vol. 5 No. 1, April 2000 29

    3. Hasil Penelitian dan Pembahasan

    3.1. Karakterisasi Elektroda Selektif CO2

    3.1.1 Waktu respon elektroda selektif CO2

    Hasil pengamatan menunjukkan respon potensial elektroda selektif CO2mencapai

    nilai maksimum mulai menit ke 2,5 dengan tenggang waktu stabil selama 40 detik, seiring

    dengan mulai terbentuk CO2, setelah itu respon potensial perlahan-lahan turun kembali

    karena CO2 mulai terlepas ke udara akibat pengadukan yang terus-menerus. Harga

    potensial maksimum dan waktu respon potensial CO2dapat dilihat pada Tabel 1.

    Tabel 1. Waktu respon elektroda selektif CO2 dalam berbagai konsentrasi CO2

    [CO2] (M) Potensial

    (mV)

    Waktu

    (menit)

    [CO2] (M) Potensial

    (mV)

    Waktu

    (menit)

    4,74 x 10-1 93,2 2,5 9,09 x 10-4 -43,3 2,5

    2,83 x 10-1 86,7 2,5 4,76 x 10-4 -50,7 2,5

    9,09 x 10-2 59,4 2,5 9,09 x 10-5 -59,3 2,5

    4,76 x 10-2 42,0 2,5 4,76 x 10-5 -61,5 2,5

    9,90 x 10-3 4,8 2,5 9,09 x 10-6 -67,6 2,5

    4,76 x 10-3 -13,8 2,5 4,76 x 10-6 -71,4 2,5

    3.1.2 Daerah konsentrasi pengukuran, faktor Nernst dan limit deteksiDari data yang tercantum dalam Tabel 1, bila dibuat grafik yang menghubungkan

    nilai potensial (mV) terhadap log[CO2] diperoleh grafik berbentuk sigmoid dengan bagian

    kurva linier pada rentang konsentrasi 9,09 x 10-4M hingga 3,83 x 10-1M sebagai daerah

    konsentrasi (trayek) pengukuran (Gambar 1 dan 2). Dengan demikian elektroda selektif

    CO2hanya layak untuk pengukuran CO2pada rentang konsentrasi tersebut. Faktor Nernst

    (kemiringan garis) dari kurva linier tersebut adalah 53 mV/dekade, sedangkan limit

    deteksinya adalah 4,5 x 10-4M, sehingga untuk CO2dengan konsentrasi lebih kecil dari

    nilai tersebut tidak dapat diukur potensialnya secara signifikan.

  • 5/28/2018 Aplikasi Metode Potensiometri Pada Penentuan Kandungan Karbon Organik Total Tanah

    8/18

    30 JMS Vol. 5 No. 1, April 2000

    3.1.3 Respon potensial elektroda pada pH 2 hingga 6

    Kondisi pH larutan sangat berpengaruh pada kestabilan CO2di dalam larutan analit

    yang selanjutnya berpengaruh pada respon potensialnya, sebagaimana yang tercantum pada

    Tabel 2 atau diperlihatkan oleh Gambar 3a sampai dengan Gambar 3g. Grafik potensial

    (mV) terhadap log [CO2] dari data pada Tabel tersebut menghasilkan kurva linier pada

    pH 4 hingga 6 dengan faktor Nernst antara 51,47 sampai dengan 51,69 mV/dekade.

    Kondisi yang paling optimum didapatkan pada pH 4,8 dengan faktor Nernst 51,69

    mV/dekade. Keadaan ini berkaitan dengan kestabilan CO2di dalam larutan. Pada kondisi

    asam CO2 berada dalam bentuk H2CO3, sedangkan pada kondisi basa akan berubah

    menjadi HCO3-.

    Gambar 1. Grafik potensial terhadap log[CO2] pada konsentrasi 9,09.10-7M-4,74.10-1M

    Gambar 2. Kurva daerah konsentrasi CO2yang mendekati persamaan Nernst (9,09.10-7

    Mhingga 3,83.10-1M)

  • 5/28/2018 Aplikasi Metode Potensiometri Pada Penentuan Kandungan Karbon Organik Total Tanah

    9/18

    JMS Vol. 5 No. 1, April 2000 31

    Tabel 2. Potensial elektroda selektif CO2dalam berbagai konsentrasi CO2pada pH

    2 hingga 6

    Potensial, E(mV)[CO2] (M) pCO2

    pH 2 pH 3 pH 4 PH 4,5 pH 4,8 PH 5 pH 6

    8,2x10-2 1,087 83,2 58,0 57,0 53,9 56,7 63,0 59,2

    4,3 x 10-2 1,367 54,7 40,8 48,3 39,5 39,9 44,5 42,6

    8,2 x 10-3 2,087 29,2 4,3 3,6 -0,3 1,3 5,5 4,5

    4,3 x 10-3 2,368 20,9 -11,7 -10,2 -15,4 -13,1 -10,7 -9,6

    8,2 x10-4 3,087 7,9 -32,5 -42,0 -46,7 -46,5 -39,2 -43,9

    Fak.Nernst 35,82 46,12 51,47 51,07 51,69 51,48 51,53

    Intersept 110,7 103,9 114,2 108,3 111,0 115,6 113,6

    Linieritas 0,999 0,990 0,995 0,998 0,999 0,996 0,999

    3.1.4 Pengaruh ion CH3COO-dan H2PO4-terhadap respon potensial CO2Berdasarkan hasil pengamatan sebagaimana yang terlihat pada Tabel.3, potensial

    elektroda CO2 yang mengandung ion CH3COO- dan H2PO4

    -, tampak bahwa respon

    potensial CO2 dipengaruhi oleh adanya kedua ion tersebut. Gambar 3a hingga 3g serta

    Gambar 4a hingga 4g memperlihatkan alur antara potensial elektroda CO2 terhadap log

    (CO2) dengan adanya ion CH3COO- dan H2PO4

    - dalam larutan. Dari harga koefisien

    selektivitas (Kij) CO2terhadap ion CH3COO- dan H2PO4

    -dengan konsentrasi 10-2M akan

    mengganggu pengukuran potensial elektroda CO2 dengan Kij masing-masing 0,365 dan

    0,133. Adanya kedua ion tersebut dengan konsentrasi di bawah 10-2M tidak mengganggu

    pengukuran, karena koefisien selektivitasnya relatif kecil yang praktis mendekati nol.

  • 5/28/2018 Aplikasi Metode Potensiometri Pada Penentuan Kandungan Karbon Organik Total Tanah

    10/18

    32 JMS Vol. 5 No. 1, April 2000

    Tabel 3. Potensial CO2 dengan adanya CH3COO-

    dan H2PO4-

    E(mV)[CO2]

    (M) pCO2 (CH3COO-) (H2PO4

    -)

    10-2M 10-3M 10-4M 10-2M 10-3M 10-4M

    0,208 0,683 71,2 79,2 76,8 84,5 80,5 59,7

    8,2.10-2 1,087 55,4 54,6 57,0 77,0 57,6 38,8

    4,2.10-2 1,368 39,1 39,1 41,4 67,9 43,9 25,3

    8,2.10

    -3

    2,087 -0,8 2,8 3,0 43,8 16,0 -6,34,2.10-3 2,368 -1,5 -14,8 -13,4 32,4 3,9 -20,9

    8,2.10-4 3,087 -12,4 -44,7 -44,1 6,8 -18,5 -46,0

    3.1.5 Kurva kalibrasi

    Kurva kalibrasi diperoleh dari grafik potensial (mV) terhadap log [CO2] dari data

    yang terlihat pada Tabel 4 yang menghasilkan persamaan garis Y = - 59,27 X + 180.19.

    dan linieritas garis 0,996. Dalam hal ini Y = potensial CO2dan X = - log [CO2]. Kurva ini

    digunakan untuk penentuan karbon organik total dengan metode potensiometri.

    Tabel 4. Respon Potensial CO2untuk Kurva Kalibrasi

    [CO2] (M) pCO2 E(mV)

    0,1 1 118,3

    5.10-2 1,303 99,6

    5.10-2 2 66,9

    5.10-3 2,303 49,8

    5.10-3 3 3,0

    5.10-4 3,301 -21,2

    Persamaan regresi linear :

    E = 180,19 + 59,27 log (CO2) dengan R = 0,9960

  • 5/28/2018 Aplikasi Metode Potensiometri Pada Penentuan Kandungan Karbon Organik Total Tanah

    11/18

    JMS Vol. 5 No. 1, April 2000 33

    )a )e

    )b )f

    )c)g

    )g

    Gambar 3. a) s/d g) Respon potensial elektroda CO2terhadap kosentrasi CO2pada Ph2

    sampai dengan pH6.

  • 5/28/2018 Aplikasi Metode Potensiometri Pada Penentuan Kandungan Karbon Organik Total Tanah

    12/18

    34 JMS Vol. 5 No. 1, April 2000

    a)

    b)

    c)

    Gambar 4a s/d 4c : Respon potensial elektroda CO2 terhadap konsentrasi CO2 dengan

    adanya ion CH3COO-

    , a). 10-2

    M, b). 10-3

    M, dan c). 10-4

    M.

  • 5/28/2018 Aplikasi Metode Potensiometri Pada Penentuan Kandungan Karbon Organik Total Tanah

    13/18

    JMS Vol. 5 No. 1, April 2000 35

    a)

    b)

    c)

    Gambar 5a s/d 5c : Respon potensial elektroda CO2 terhadap konsentrasi CO2 dengan

    adanya ion H2PO4-a). 10-2M, b). 10-3M, dan c). 10-4M.

  • 5/28/2018 Aplikasi Metode Potensiometri Pada Penentuan Kandungan Karbon Organik Total Tanah

    14/18

    36 JMS Vol. 5 No. 1, April 2000

    3.1.6 Parameter Pengukuran karbon organik total tanah

    Hasil pengukuran kondisi optimum sampel tanah dengan parameter 1, 2 dan 3 yang

    tertera pada Tabel 5,6,7, memperlihatkan bahwa untuk proses degradasi karbon organik

    total tanah menjadi CO2mutlak diperlukan KMnO4, sedangkan semakin banyak jumlah

    sampel tanah yang didegradasi semakin banyak pula KMnO4 yang diperlukan, sehingga

    semakin besar konsentrasi CO2 yang dihasilkan. Jumlah H2SO4 yang paling baik untuk

    berlangsungnya degradasi dari 2 gram sampel tanah dengan KMnO4adalah 30 mL. Pada

    kondisi ini nilai potensial CO2-nya mencapai nilai terbesar yang berarti proses reaksi

    redoks berlangsung paling efektif.

    Tabel 5. Pengaruh jumlah KMnO4 terhadap potensial dan waktu respon elektroda

    selektif CO2

    (Parameter 1)

    Berat

    Cuplikan

    (gram)

    Volume

    H2SO4),1M

    (ml)

    Volume

    KMnO40,1M

    (ml)

    E(mV)

    Waktu

    Respon

    (menit)

    2 20 0,7 26,6 15

    2 20 0,7 26,5 15

    2 20 0,6 26,5 16

    2 20 0,9 26,8 15

    2 20 - -6,1 15

    2 20* - -45,55** -

    Tabel 6. Pengaruh berat cuplikan dan jumlah KMnO4terhadap potensial dan waktu

    respon elektroda selektif CO2

    (Parameter 2)

    Berat

    Cuplikan

    (gram)

    Volume

    H2SO4),1M

    (ml)

    Volume

    KMnO40,1M

    (ml)

    E(mV)

    Waktu

    Respon

    (menit)

    20 0,5 8,8 19

    20 0,7 26,5 10

    20 0,9 39,8 6

    20 1,0 39,7 6

    1

    2

    3

    4

    5 20 1,4 46,5 6

  • 5/28/2018 Aplikasi Metode Potensiometri Pada Penentuan Kandungan Karbon Organik Total Tanah

    15/18

    JMS Vol. 5 No. 1, April 2000 37

    Tabel 7. Pengaruh jumlah H2SO4 dan jumlah KMnO4terhadap potensial dan waktu

    respon elektroda selektif CO2

    Berat

    Cuplikan

    (gram)

    Volume

    H2SO4),1M

    (ml)

    Volume

    KMnO40,1M

    (ml)

    E(mV)

    Waktu

    Respon

    (menit)

    2 15 0,5 26,5 7

    2 20 0,9 26,5 10

    2 25 1,5 29,4 13

    2 30 1,7 29,4 15

    2 35 2,0 25,5 20

    2 40 2,2 23,5 22

    3.1.7 Kandungan karbon organik total tanah

    Dengan memasukkan nilai potensial yang tercantum pada Tabel 8 ke dalam

    persamaan Y = -59,27 X + 160,19 (periksa Gambar 3), diperoleh konsentrasi CO2dan

    sekaligus konsentrasi karbon organik total tanah orde A, B, C dan D dengan metode

    potensiometri berturut-turut adalah 2,86 x 10-3 M, 3,72 x 10-3M, 3,43 x 10-3 M dan 6,68 x

    10-4M atau 0,045 %, 0,06 %, 0,056 % dan 0,01 % (Tabel 5), sedangkan hasil pengukuran

    dengan metode titrimetri adalah 0,097 %, 0,147 %, 0,120 % dan 0,071 % (Tabel 9 dan 10).

    Perbedaan hasil ini menunjukkan bahwa penentuan karbon organik total tanah dengan

    metode potensiometri lebih rendah dibandingkan dengan metode titrimetri biasa. Diduga

    bahwa K MnO4yang ditambahkan tidak hanya bereaksi dengan senyawa organik namun

    bereaksi pula dengan reduktor anorganik yang ada dalam tanah, antara lain senyawa besi

    (II). Dari titik pandang ini metode penentuan karbon organik total dalam tanah lebih akurat

    dibandingkan dengan cara titrimetri.

  • 5/28/2018 Aplikasi Metode Potensiometri Pada Penentuan Kandungan Karbon Organik Total Tanah

    16/18

    38 JMS Vol. 5 No. 1, April 2000

    Tabel 8. Potensial elektroda selektif CO2dari 2 gram sampel tanah pada kondisi optimum

    Orde tanah Vol. H2SO40,1M(mL)

    Vol. KMnO40,1M

    (mL)

    E (mV) E (mV)

    rata-rata

    A1 25 1,5 29,4

    A2 25 1,5 29,4 29,4 + 0,2

    A3 25 1,6 29,3

    B1 25 2,5 36,2

    B2 25 2,4 36,3 36,2 + 0,2

    B3 25 2,4 36,2C1 25 2,0 34,1

    C2 25 2,0 34.0 34,1 + 0,2

    C3 25 2,0 34,1

    D1 25 1,0 -8,0

    D2 25 1,1 -8,0 -8,0 + 0,2

    D3 25 1,1 -8,1

    Tabel 9. Data hasil penentuan karbon organik total tanah dengan metode titrimetri

    Vol. H2C2O4

    0,1 M (mV)

    Vol. KMnO40,1 M (mL)

    Vol. KMnO4

    0,1 M rata-

    rata (mL)

    Vol.

    H2C2O40,1

    M (mV)

    Vol. H2C2O4

    0,1M rata-

    rata(mV)

    A1 1,5 0,6

    A2 1,5 1,53 0,7 0,6 + 0,2

    A3 1,6 0,6

    B1 2,5 1,0

    B2 2,4 2,43 1,2 1,1 + 0,2

    B3 2,4 1,1

    C1 2,0 1.0

    C2 2,0 2,0 1,0 1,0 + 0,0

    C3 2,0 1,1

    D1 1,0 0,4

    D2 1,1 1,1 0,5 0,4 + 0,2

    D3 1,1 0,4

  • 5/28/2018 Aplikasi Metode Potensiometri Pada Penentuan Kandungan Karbon Organik Total Tanah

    17/18

    JMS Vol. 5 No. 1, April 2000 39

    Tabel 10. Kandungan karbon organik total tanah dalam 2 gram sampel tanah

    Potensiometri TitrimetriOrde tanah

    Konsentrasi (M) % berat Konsentrasi (M) % berat

    Selisih

    A 2,86 x 10-3 0,045 1,935 x 10-3 0,097 0,052

    B 3,72 x 10-3 0,060 2,985 x 10-3 0,149 0,089

    C 3,43 x 10-3 0,056 2,40 x 10-3 0,120 0,064

    D 6,68 x 10-4 0,010 1,41 x 10-3 0,071 0,061

    4. Kesimpulan

    Elektroda selektif CO2dapat digunakan untuk menentukan CO2dalam suatu larutan

    analit pada daerah konsentrasi 9,09 x 10-4M hingga 3,8 x 10-1M dengan faktor Nernst

    pada suhu 25oC sebesar 53 mV/dekade dan limit deteksi 4,5 x 10-4M, sedangkan kondisi

    pengukuran potensial CO2yang paling baik dilakukan pada pH 4,8.

    Adanya ion CH3COO- dan H2PO4

    -dengan konsentrasi 10-2M atau lebih di dalam

    larutan analit dapat mengganggu pengukuran respon potensial CO2.

    Metode potensiometri dapat digunakan sebagai metode alternatif yang lebih akurat

    daripada metode titrimetri untuk penentuan kandungan karbon organik total tanah.

    Daftar Pustaka

    1. Herned, H.S., and Raymond. Jr., D.,J. Am. Chem. Soc., 65, 2030- 2037 (1943).

    2. Cottenie, A., Soil and Management of Soil in The Tropics, John Wiley & Sons, New

    York, 1976.

    3. Buckman, H.O., dan Brady, N.C., Ilmu Tanah (terjemahan), Bhratara Karya Aksara,

    Jakarta, 1982.

    4. Maryanto, J., Penentuan Kandungan Karbon Organik Total Tanah dengan Metode

    Spektrofotometri, Potensiometri dan Titrimetri,Tesis,Program Magister Kimia, Institut

    Teknologi Bandung, 1993.

    5. Garry, C.D., Analytical Chemistry,fifth Edition, John Wiley & Sons, New York,1994.

  • 5/28/2018 Aplikasi Metode Potensiometri Pada Penentuan Kandungan Karbon Organik Total Tanah

    18/18

    40 JMS Vol. 5 No. 1, April 2000

    6. Howard, A.S. and William, H.R., Chemical Instrumentation : A Systemic Approach,

    Third Edition, John Wiley & Sons, New York, 1989.

    7. Jensen M.A. and Revhnitz G.A., Response Time Characteristics of The pCO2

    Elektrode,Anal. Chem., 51, [12], 1972, (1979).

    8. Evi, A., Studi Pendahuluan tentang Penggunaan Elektroda Selektif CO2 pada

    Penentuan Kadar CO2 dalam Air, Skripsi, Jurusan Kimia, FMIPA, Institut Teknologi

    Bandung, 1993.