Annual Report 2010 98Annual Report 2010 97

Jembatan Ampera di Palembang mengalami kebakaran selama sekitar satu jam pada hari Minggu malam tanggal 10 Oktober 2010. Setelah kebakaran perlu diketahui kondisi kekuatan struktur jembatan sehingga dapat ditentukan tindakan yang perlu dilakukan.

Bekerja sama dengan Balitbangda Propinsi Sumsel, BPPT melakukan kegiatan kajian untuk tujuan tersebut di atas. Kegiatan kajian mencakup inspeksi visual, pengujian beton, pengujian baja, dan pengukuran lendutan.

Kesimpulan hasil kajian adalah sebagai berikut:

! Kerusakan struktur Jembatan Ampera akibat kebakaran terjadi pada material beton permukaan dan tidak ada kerusakan dengan material baja

! Kualitas beton permukaan pada lokasi sangat buruk (Kecepatan pulsa ultrasonik = 1,14 – 1,74 km/det)

! Kuat tekan beton bagian dalam pier/kolom jembatan yang mengalami kebakaran tidak terpengaruh oleh kebakaran. Kuat tekan beton bagian dalam pada pier jembatan sekitar 267 s.d. 274 kg/cm2

! Kuat tekan beton pada beam/balok dan pelat yang mengalami kebakaran langsung sekitar 173 dan 159 kg/cm2, setara dengan 66% dari kuat tekan beton beam/balok dan pelat sebelum kebakaran

! Material baja pada perletakan memiliki kuat tarik berkisar 430 – 705 MPa

! Material baja tulangan masih memenuhi syarat sebagai baja tulangan, tegangan leleh = 259 dan 226 MPa

! Lendutan jembatan pada bentangan yang mengalami kebakaran sebesar 61,4 mm

Related to these assessment results, BPPT recommended the followings:! Peel off the concrete of the surface at the location of

fire (on the pier, beam, and plate) until reaching the good concrete. Then, spray with concrete/shotcrete/gunite

! After the completion of concrete repair, should be coated or painted the surface to protect it from corrosion risk

! Bridge deflection measurement should be performed thoroughly and repeated periodically to determine any trends

! Pulsation of the bridge structure should be measured

! It is necessary to conduct total assessment on the strength of the bridge. For this purpose, it requires the availability of as-built drawings of the bridge structure and more complete existing data collection

After the measurement data and overall assessment are obtained, further necessary actions can be determined, including load restrictions towards passing vehicles.

Ampera Bridge which is located in Palembang was on fire for about an hour on 10 October 2010. After the fire, the strength of the bridge structure needs to be assessed.

Working closely with the Regional Research and Development Agency (Balitbangda) of South Sumatera Province, BPPT conducted assessment to attain the above objective. The assessment activities comprised visual inspection, concrete testing, steel testing, and deflection measurement.

Conclusions of the assessment results are as follows: ! The damage of the bridge structures due to the fire

occurred on the surface of the concrete material and no associated damage to the steel material

! The quality of the concrete surface at the location was very poor (ultrasonic pulse velocity = 1.14 to 1.74 km/sec)

! The strength of the burnt concrete inside the pier/bridge columns was not affected by the fire. It was between 267 and 274 kg/cm2

! The strength of the burnt concrete on the beams and plates was around 173 and 159 kg/cm2, which was equivalent to 66% of the strength of concrete beams and plates before the fire

! The tensile strength of the steel material of the deck ranged from 430 to 705 MPa

! The reinforced steel material still met the standard of reinforced steel, yield stress = 259 and 226 MPa

! Deflection on the bridge caught on fire was 61.4 mm

Jembatan Ampera pasca kebakaran dan kegiatan kajian yang dilakukan oleh BPPT

Ampera Bridge structure after fire and assessment activity

by BPPT personnels.

KebijakanTeknologi

Kepala Program/Program Director:Ir. Raymond Amir, M.S.Aero

UPT-B2TKS, Puspiptek, Serpong Tlp. (021) 7560930

Terkait hasil audit tersebut direkomendasikan hal-hal berikut:

! Beton permukaan pada lokasi kebakaran (pada pier, beam, dan pelat) dikupas sampai mencapai beton yang masih bagus. Kemudian dilakukan perbaikan dengan sprayed concrete / shotcrete / gunite

! Selesai perbaikan beton, permukaan diberi coating/cat untuk perlindungan dari resiko korosi

! Perlu dilakukan pengukuran lendutan jembatan secara menyeluruh dan diulang secara berkala untuk mengetahui kecenderungan yang terjadi

! Perlu dilakukan pengukuran getaran struktur jembatan

! Perlu dilakukan asesmen secara total terhadap kekuatan jembatan. Untuk hal ini diperlukan ketersediaan as built drawing struktur jembatan dan pengumpulan data existing yang lebih lengkap

Setelah data hasil pengukuran dan asesmen secara menyeluruh diperoleh, maka dapat ditentukan tindakan lebih lanjut yang diperlukan termasuk dalam hal pembatasan beban terhadap kendaraan yang lewat.

AUDIT STRUKTUR JEMBATAN AMPERA PALEMBANG PASCA KEBAKARAN

STRUCTURAL ASSESMENT OF AMPERA BRIDGEPALEMBANG AFTER FIRE

Technology Policy

AR_BPPT2010_AR16/09/02/2011/MD

AR_BPPT2010_AR16/09/02/2011/MD

Kegiatan Audit Jembatan Ampera pasca kebakaran Assesment of Ampera Bridge Palembang after fire

Annual Report 2010 100 Annual Report 2010 99

KebijakanTeknologi

Technology Policy

AR_BPPT2010_AR16/09/02/2011/MD

AR_BPPT2010_AR16/09/02/2011/MD

AUDIT TEKNOLOGI: PERLINDUNGAN PUBLIK DAN PENINGKATAN DAYA SAING

Dalam melaksanakan audit teknologi (auditek) di tahun 2010, BPPT telah bekerjasama dengan beberapa mitra kerja dalam bentuk-bentuk usaha perlindungan publik dan peningkatan daya saing. Beberapa hasil audit teknologi PAT, BPPT pada tahun 2010, adalah sebagai berikut:

AUDIT TABUNG GAS LPG 3 KGSeiring dengan terjadinya banyak kasus ledakan

tabung gas LPG di beberapa wilayah yang menjadi target konversi minyak tanah ke gas LPG yang dilakukan oleh Pertamina, BPPT bekerjasama dengan mitra PT Aditec Cakrawijaya telah melakukan revisi pada disain katup dan karet seal pada katup dengan hasil uji kebocoran mampu menurunkan kebocoran dari 22% menjadi 0%. Penyempurnaan sistem tabung gas LPG 3 Kg telah menghasilkan beberapa solusi antara lain: Pertama, mengamandemen seluruh SNI sistem tabung gas LPG. Seluruh katup yang sudah beredar ditarik untuk diperbaiki menggunakan konstruksi karet seal yang baru. Waktu pengerjaan ± 1 tahun untuk sekitar 60 juta katup. Pengadaan katup berikutnya harus sudah menggunakan karet seal yang baru tanpa ada perubahan harga katup yang saat ini berlaku. Kedua, meningkatkan pengawasan dalam proses produksi dan pengujian. Ketiga, meningkatkan pengawasan dalam distribusi melalui penggunaan RFID (Radio Frequency Identification) tagging. Tujuan kegiatan adalah memberikan rekomendasi kebijakan berupa Usulan Penyempurnaan SNI Tabung Gas LPG 3 Kg kepada Badan Standardisasi Nasional (BSN)

AUDIT TEKNOLOGI INVESTIGASI KERUSAKAN PLTG MERAH MATA BORANG-SUMSEL

Sehubungan dengan terjadinya ledakan pada turbin gas dan kompressor di PLTG Merah Mata Borang Sumsel, maka dilakukan auditek investigasi bekerjasama dengan mitra kerja PLN untuk mencari faktor penyebab kejadian tersebut. Hasil investigasi telah disampaikan kepada PT. PLN. Tujuannya adalah mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya ledakan pada turbin gas dan kompressor di PLTG Merah Mata Borang Sumsel.

AUDIT TEKNOLOGI KAPASITAS INDUSTRI GULA RAFINASIUntuk mengetahui angka kebutuhan raw sugar per

tahun dan kapasitas produksi PG rafinasi, BPPT bermitra

TECHNOLOGY AUDIT: PUBLIC PROTECTION AND COMPETITIVENESS IMPROVEMENT

the investigation have already been submitted to PT. PLN. The goal was to find out the factors causing the gas turbine and compressor explosions at PLTG Merah Mata Borang South Sumatera.

TECHNOLOGY AUDIT ON THE CAPACITY OF REFINED SUGAR INDUSTRIES

To identify the annual needs for raw sugar and the production capacity of refined sugar industries, BPPT, in partnership with the Directorate General of Agro Industry of the Ministry of Industry, established an audit team to conduct technology audit in 8 (eight) refined sugar factories. The team consisted of BPPT, the auditors of the Development and Finance Surveillance Agency (BPKP), and experts from Indonesian Sugar Experts Association ( IKAGI). The audit results and recommendation were submitted to the Directorate General of Agro Industry of the Ministry of Industry.

TECHNOLOGY AUDIT ON OPERATIONS PERFORMANCE OF ELECTRIC DIESEL LOCOMOTIVE

In the improvement of locomotive operations performance, BPPT established cooperation with PT. KAI to identify the existing performance based on certain criteria. By using the sources from PT. KAI, BPPT conducted technology audit to Locomotive Depot in Yogyakarta and Semarang as well as locomotive repair facility in Yogyakarta. The audit included the capacity calculation of locomotive operations performance and maintenance (availability, reliability, time utilization, total output utilization, productivity, and HSD [High-Speed Dozer] consumption). The results were to PT. KAI. The audit aimed to calculate the locomotive operations performance and capacity of locomotive maintenance facility owned by PT. KAI.

TECHNOLOGY AUDIT ON RELIABIL ITY AND PERFORMANCE OF COAL-FIRED STEAM POWER PLANT

The increasing electricity demand in Indonesia and particularly in Java requires reliable operations of the power plants. BPPT and PT. PLN performed technology audit on the reliability of coal-fired steam power plant at PLTU Tanjung Jati B and PLTU Paiton. The analysis comprised Service Factor (SF), Equivalent Availability Factor (EAF), Equivalent Forced Outage Factor (EFOR), Net Capacity Factor (NCF), Net Output Factor (NOF), Heat Rate and other types of disturbances. This activity aimed to identify technology applied in the power plants, analyze the level of reliability, and find out the level of performance of the coal-fired steam power plant.

Kepala Program/Program Director:Arya Rezavidi, MEE, Ph.D. Gedung II BPPT, Lantai 12

Jl. M.H. Thamrin No. 8, Jakarta Telp. (021) 3169404/9404 Fax: (021) 3192238

Email: rezavidi@ceo.bppt.go.id; a_rezavidi@yahoo.com

In performing the technology audit in 2010, BPPT collaborated with several partners in the forms of public protection and improvement of competitiveness. Some of the technology audit results conducted by the Center for Technology Audit (PAT) BPPT in 2010 are as follows:

AUDIT ON 3-KG LPG CANISTERConsidering the frequent explosions of gas stove

with the 3-kg LPG canisters in areas which has become the target of the kerosene-to-gas conversion program conducted by Pertamina, BPPT, in cooperation with PT Aditec Cakrawijaya, modified the designs of valves and rubber seal. The leakage test results showed that the modified designs could decrease the leakage from 22% to 0%. The improvement of the 3-kg LPG canister system resulted in several solutions. First, the amendment of all Indonesian National Standard (SNI) for LPG canister system. All valves circulated in the market were withdrawn and replaced with the new rubber seal construction. The lead time is +/- 1 year for about 60 millions of seals. The next procurement of valve should use the new rubber seal system without any price change. Second, the improvement of control over production process and testing. Third, the improvement of control over distribution through RFID (Radio Frequency Identification) tagging. The purpose of the activities was to provide policy recommendations in the form of Proposal for Improvement of SNI for 3-kg LPG canister to the National Standardization Agency (BSN).

TECHNOLOGY AUDIT ON DAMAGE INVESTIGATION IN PLTG MERAH MATA BORANG-SOUTH SUMATERA

Responding to the gas turbines and compressors explosion at PTLG Merah Mata Borang South Sumatera, BPPT conducted an investigation in cooperation with PT. PLN to seek factors causing the incident. The results of

dengan Ditjen Industri Agro Kemperin membentuk tim audit untuk melakukan audit teknologi di delapan pabrik gula rafinasi. Tim terdiri dari BPPT, auditor BPKP, dan ahli dari Ikatan Ahli Gula Indonesia (IKAGI). Hasil audit dan rekomendasi telah disampaikan kepada Dirjen Industri Agro Kemperin.

AUDIT TEKNOLOGI KINERJA OPERASI LOKOMOTIF DIESEL ELEKTRIK

BPPT bekerjasama dengan PT. KAI dalam meningkatkan kinerja operasi lokomotif untuk mengetahui kinerja eksisting berdasarkan kriteria tertentu. BPPT dengan narasumber dari PT. KAI melakukan auditek ke Dipo Lokomotif di Yogyakarta dan Semarang serta Balai Yasa Lokomotif Yogyakarta. Audit meliputi perhitungan kapasitas pemeliharaan dan kinerja operasi lokomotif (ketersediaan, reliabilitas, time utilization, distance utilization, total output utilization, produktivitas, konsumsi HSD). Hasil disampaikan kepada PT. KAI. Tujuan kegiatan adalah menghitung kinerja operasi lokomotif dan kemampuan fasilitas pemeliharaan lokomotif PT.KAI.

AUDIT TEKNOLOGI KEHANDALAN DAN KINERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) BATUBARA

Dengan makin meningkatnya kebutuhan listrik di Indonesia dan di Jawa khususnya, maka PLTU harus dapat beroperasi secara handal. BPPT bekerjasama dengan mitra PT. PLN melakukan auditek kehandalan PLTU ke PLTU TanjungJati B dan PLTU Paiton. Analisa mencakup: Service Factor (SF), Equivalent Availability Factor (EAF), Equivalent Forced Outage Factor (EFOR), Net Capacity Factor (NCF), Net Output Factor (NOF), Heat Rate dan jenis-Jenis Gangguan. Tujuan kegiatan adalah mengetahui Teknologi yang digunakan pada PLTU, mengetahui tingkat Kehandalan PLTU, mengetahui Tingkat Kinerja PLTU.

PLTG APUNG 1

Audit Industri gula/Audit of Sugar industry

Annual Report 2010 102 Annual Report 2010 101

conservation as mentioned in the company mission, PT. Semen Tonasa has implemented several energy management programs, some of them come from BPPT energy audit result recommendations among others, the Implementation of Power Management System Project, the Application of New Standard Operating Procedure in Silo Raw Mill Project, and the Improvement of Standard Operating Procedure of Maintenance Project. The result of the projects is the reduction in energy intensity (kWh/ton cement) of 14.27 % and 1.88 % in 2007 and 2008 respectively, which is equivalent to US $ 2,759,114.80 and US $ 368,423.50. These projects not only saved the energy but also increased the productivity up to 7.23 % in 2007 and 8.11 % in 2008.

Actual Cement Production, Power Consumption and Energy Intensity

Dengan visi PT. Semen Tonasa menjadi industri semen utama di Asia dengan efisiensi tinggi termasuk di dalamnya energi efisiensi dan misi menerapkan konservasi energy, PT. Semen Tonasa telah melakukan beberapa program manajemen energi yang merupakan rekomendasi audit energy BPPT, diantaranya Implementasi Sistem Manajemen Energi, aplikasi Standard Prosedur Operasi baru di bagian Silo Raw Mill, dan Perbaikan Standard Prosedur Operasi untuk Pemeliharaan. Hasil dari kegiatan ini menghasilkan reduksi intensitas energi (kWh/ton semen) sebesar 14,27 % dan 1,88 % pada tahun 2007 dan 2008, hal ini sama dengan US$ 2.759.114,80 dan US$ 368.423,50. Selain itu, program ini tidak hanya menghemat energi tapi juga dapat meningkatkan produktifitas perusahaan sebesar 7,23 % pada tahun 2007 dan 8,11 % pada tahun 2008.

Produksi Semen Aktual, Konsumsi Energi dan Intensitas Energi

Kepala Program/Program Director:Arya Rezavidi, MEE, Ph.D. Gedung II BPPT, Lantai 12

Jl. M.H. Thamrin No. 8, Jakarta Telp. (021) 3169404/9404 Fax: (021) 3192238

BPPT dan PT. Semen Tonasa telah bekerja sama dari tahun 2006 sampai 2010 di bidang Energi. Karena listrik adalah sumber energi utama di industri semen dan persentase dari harga listrik di tingkat perusahaan tinggi, maka arti audit energi menjadi sangat penting dan merupakan sebuah perangkat utama untuk memulai usaha-usaha konservasi energi di industri semen. BPPT dengan kompetensinya dalam bidang audit energi selama ini telah menjadi partner industri untuk meningkatkan kinerja manajemen efisiensi energi internalnya.

Dalam acara Temu Mitra dan Workshop BPPT dengan tema Strategi Penurunan Elastisitas Energi pada tanggal 10 Desember 2010, Direktur Penelitian dan Pengembangan dan Operasi PT. Semen Tonasa, Gatot Kustyadji, telah menyinggung dalam talkshow di acara tersebut bahwa PT. Semen Tonasa sebagai bagian dari PT. Semen Gresik (Persero) adalah salah satu industri semen yang telah mengimplementasikan hasil audit BPPT dengan baik dan telah mendapat First Runner Up ASEAN ENERGY AWARD 2009 pada kategori Power Management dan pemenang pertama dalam kategori Energy Management Industry pada tahun 2010.

BPPT and PT. Semen Tonasa have worked together since 2006 until present in Energy Sector. Since electricity is the main energy resources for cement industry, and the percentage of electricity cost is high in the company level, energy audit becomes an important and a prime tool to start energy conservation measures in cement industries. BPPT that has a competency in energy audit has been a partner for industries since a long time ago to perform a better in-house energy efficiency management.

In the event of BPPT business gathering and workshop with the topic of The Strategy of Energy Elasticity Reduction on December 10, 2010, Mr. Gatot Kustyadji, the Director of Research and Development and Operation of PT. Semen Tonasa, mentioned that PT. Semen Tonasa as a subsidiary of state owned PT. Semen Gresik (Persero) is one of the industries that has benefit out of BPPT energy audit results and has received the First Runner Up ASEAN ENERGY AWARD 2009 in the category of Power Management and the First Prize in Energy Management Industry category in 2010.

PT. Semen Tonasa has a vision to be the leading cement industry in Asia with high efficiency level including energy efficiency. In relation to energy

AUDIT ENERGI DI PT. SEMEN TONASA ENERGY AUDIT AT PT. SEMEN TONASA

AR_BPPT2010_AR16/09/02/2011/MD

AR_BPPT2010_AR16/09/02/2011/MD

(Target)

PT. Semen Tonasa

KebijakanTeknologi

Technology Policy

Annual Report 2010 104 Annual Report 2010 103

Kepala Program/Program Director:Dr. Bambang Slamet Pujantiyo

Balai Inkubator TeknologiGedung 410 PUSPIPTEK, Serpong

Telp: (021) 7560101 Fax: (021) 7560101

INKUBATOR TEKNOLOGI

KebijakanTeknologi

Technology Policy

AR_BPPT2010_AR16/09/02/2011/MD

AR_BPPT2010_AR16/09/02/2011/MD

BPPT bermitra dengan Balitbangda Sumatera Selatan melakukan alih teknologi inkubasi melalui pembentukan kelembagaan inkubator yang ditandai dengan penanda tanganan perjanjian kerjasama antara BPPT dengan Balitbangda Sumatera Selatan pada tanggal 14 Oktober 2010 di Palembang.

Di samping itu, berdasarkan hasil evaluasi perkembangan usaha tenant selama tahun 2010, BPPT telah memberikan sertifikat graduate kepada tiga tenant, yaitu:

PT. Medixe Sekawan Utama Perusahaan yang memproduksi Mesin Inkubator Bayi. Dengan keunggulan harga yang kompetitif dan mampu menyesuaikan tubuh bayi, produk mesin inkubator bayi ini mampu terjual bagi Rumah Sakit dalam negeri, dan saat ini telah menjangkau pasar internasional.

PT. Imsatech EngineeringMemproduksi mesin penjernih air berbasis membran. Produknya saat ini telah terjual ke beberapa konsumen seperti Pemda Minahasa, Pemda Rembang, BRR Aceh, beberapa rumah sakit dan rumah tangga. Saat ini, mesin pengolah air sistem membran produksi PT. Imsatech menjadi acuan SNI untuk produk sejenis.

CV. Bukit OrganikMerupakan usaha di bidang agribisnis, terutama memproduksi produk-produk organik. Produk dari perusahaan ini telah dijual di beberapa tempat, baik di Bandung maupun di Jakarta. Dalam menjalankan bisnisnya perusahaan ini menerapkan pola pertanian terpadu.

Having built a partnership with Balitbangda of South Sumatera, BPPT has done technology transfer of incubation through incubation institutional establishment marked by the signing of MOU between, BPPT and Balitbangda on October 14, 2010 in Palembang, South Sumatera.

In addition, BPPT has also incubate several technology based firms by providing tenant space in Puspiptek-Serpong. Based on the evaluation on the development of the incubated tenants in 2010, BPPT has issued the graduate certificate to three tenants as follows:

PT. Medixe Sekawan UtamaThis firm produces the Infant Incubator Machine. This machine is able to accommodate various baby's size and its price is so competitive. The firm is able to sell this machine to domestic hospitals and is currently expanding to the global market.

PT. Imsatech EngineeringThe firm produces the membrane based water purification machine. This product has been sold to several institutions, such as Regional Government of Minahasa, Rembang, BRR Aceh, several hospitals dan several residential consumers. Currently, the machine produced by PT. Imsatech is used as the reference in SNI for the membrane based water purification machine product.

CV. Bukit OrganikThis is an agro business based firm that produces organic agro products. The firm has supplied its products to supermarkets in Bandung and Jakarta. CV. Bukit Organic adopts an integrated agriculture practices.

Mesin inkubator bayi/Baby incubator

Mesin penjernih air berbasis membran

Membrane based water purification machine

Sayuran organik/Organic Vegetables

TECHNOLOGY INCUBATOR

Annual Report 2010 106 Annual Report 2010 105

Kepala Program :Dr. Ir. Tatang Akhmad Taufik

Kedeputian Bidang Pengkajian Kebijakan TeknologiGedung BPPT II, lantai 13, Jl. MH Thamrin No. 8, Jakarta

Telp: (021) 316-9441 Fax: (021) 31924127

/Program Director Kepala Program/Program Director:Dr. Socia Prihawantoro

Gedung BPPT II, Lantai 13 Jl. MH Thamrin No. 8, Jakarta

Telp: (021) 3169385 Fax: (021) 3169378

Grafik Pertumbuhan Ekonomi dan TFP Indonesia 2001-2008 (%)The Economic Growth and TFP in Indonesia during 2001-2008 (%)

REKOMENDASI KEBIJAKAN INOVASI INNOVATION POLICY RECOMMENDATIONS

PERKEMBANGAN PRODUKTIVITAS DEVELOPMENT OF PRODUCTIVITY

KebijakanTeknologi

Technology Policy

AR_BPPT2010_AR16/09/02/2011/MD

AR_BPPT2010_AR16/09/02/2011/MD

Sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan wewenang BPPT, salah satu wewenang BPPT adalah melakukan Perumusan Kebijakan di bidangnya (teknologi) untuk mendukung pembangunan secara makro. Sebagai salah satu cara untuk menghasilkan sebuah Rekomendasi Kebijakan yang lebih implementatif dan ditindaklanjuti oleh para pemangku kepentingan. Pada tahun 2010, BPPT telah melibatkan para pejabat setingkat Eselon I dari kementerian/lembaga antara lain Kementerian Keuangan, Kementerian KUKM, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, BUMN, Kementerian Diknas, Bank Indonesia, Asosiasi Perusahaan Modal Ventura, Pelaku Bisnis UKM berbasis Teknologi, Inkubator Teknologi/Bisnis, Perguruan Tinggi yang relevan dengan tema rekomendasi kebijakan yang dibuat.

Pada tahun 2010 terdapat tujuh kegiatan yang melibatkan 12 kementerian/lembaga dan badan usaha yang dibentuk untuk memberikan tema-tema rekomendasi kebijakan sebagai berikut:! Kebijakan Pengembangan Pembiayaan Berisiko

untuk Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT)! Kebijakan Pengembangan Technopreneurship! Kebijakan Pengembangan PI-UMKM! Kebijakan Audit Teknologi! Kebijakan Penguatan Sistem Inovasi Daerah! Kebijakan Pengembangan UMKUM Industri Kreatif! Kebijakan Pengembangan UMKM Industri Komponen

Permesinan

In accordance with BPPT's main tasks, functions, and authority, BPPT is mandated to conduct the formulation of technology policy to support the development at the macro level. As one of the ways to produce more implemented policy recommendations by its stakeholders, BPPT has involved high level officers from various ministries and related institutions in the process of formulating the policy recommendations.

In 2010, BPPT has initiated seven innovation policy recommendations with the following themes:! The policy recommendation on the development of

venture capital for technology based start-up companies

! The policy recommendation on the development of technopreneurship

! The policy recommendation on the development of PI-UMKM (Innovation Center for Micro, Small, dan Medium Enterprises)

! The policy recommendation on the technology audit,! The policy recommendation on the strengthening of

local innovation systems! The policy recommendation on the development of

creative industry based UMKM (micro, small, and medium enterprises)

! The policy recommendation on the development of machinery component industry based UMKM

Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin tahunan, bertujuan untuk menghitung peranan teknologi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan menggunakan pendekatan total factor productivity (TFP). Pada tahun 2010 dihitung besarnya pertumbuhan TFP tahun 2008. Hasil perhitungan Pertumbuhan FP 2008 dan tahun-tahun sebelumnya (2001-2007) dapat dilihat dalam Grafik di bawah. Terlihat bahwa naik turunnya pertumbuhan TFP memiliki kecenderungan yang menyerupai naik turunnya pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini menunjukkan korelasi yang kuat antara pertumbuhan teknologi dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

This activity is a routine annual activity, aimed to calculate the role of technology toward Indonesia's economic growth, using total factor productivity (TFP) approach. In 2010, the calculation is for TFP growth in 2008. The growth of TFP between 2001-2008 in Indonesia is depicted in below figure. It shows that the trend of TFP growth tends to have similarity to the fluctuation of the national economic growth. This fact indicates a strong correlation between the technology growth and the economic growth in Indonesia.

Rapat tim nasional tentang kebijakan pengembangan industri kreatif

National committe meeting on the creative industry development recomendation

Rapat tim nasional kebijakan skema pembiayaan perusahaan pemula berbasis teknologi

National committe meeting on the equity financing for technology based start-up companies recomendation

BPPT Annual Report 2010 108BPPT Annual Report 2010 107

Kepala Program/Program Director:Ir. Aunur Rofiq Hadi,M.Sc.

Ged. BPPT II, lantai 11, Jl. MH.Thamrin No. 8, Jakarta Telp. (021) 316.9366; Fax: (021) 316.9378

PENGEMBANGAN PUSAT INOVASI-UMKM DALAM KERANGKA SISTEM INOVASI

DEVELOPMENT OF INNOVATION CENTER FOR SMES

KebijakanTeknologi

Technology Policy

AR_BPPT2010_AR16/09/02/2011/MD

AR_BPPT2010_AR16/09/02/2011/MD

Berdasarkan SK Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian Nomor: KEP-47/M.EKON/07/2008 tentang Pusat Inovasi-UMKM, BPPT ditetapkan sebagai Ketua Pelaksana. Adapun tugas utamanya adalah melaksanakan pengembangan organisasi atau unit organisasi non profit (Lembaga Intermediasi) dalam bidang Agroindustri, Manufaktur dan Industri Kreatif di daerah yang bersedia bekerjasama dengan BPPT untuk melaksanakan perannya sebagai Pusat Inovasi UMKM (PI-UMKM).

Adapun peran dan fungsi PI-UMKM di Lembaga Intermediasi adalah sebagai simpul, hub atau gateway dari jaringan kemitraan terkait (Pemda, Litbangyasa, Perguruan Tinggi dan lembaga terkait lainnya) dalam memberikan jasa layanan terpadu untuk menumbuh kembangkan UMKM inovatif. Empat Fungsi Layanan pokok PI-UMKM tersebut adalah: Pelayanan Teknologi Bagi UMKM Inovatif; Pengembangan SDM UMKM Inovatif; Fasilitasi akses Pembiayaan bagi UMKM Inovatif; Pengembangan Jaringan Bisnis bagi UMKM Inovatif.

Beberapa capaian strategis pengembangan peran PI-UMKM di Lembaga Intermediasi sampai dengan tahun 2010 adalah sebagai berikut:

TERBANGUNNYA PORTAL PI-UMKM Sebagai sarana interaksi secara online antara

instansi terkait seperti UMKM, Lembaga Intermediasi, Litbangyasa, para Pemerintahan dan stakeholder lainnya dengan alamat portal http://www.pi-umkm.net/. Dengan adanya portal ini diharapkan dapat membantu menumbuhkan kembangkan Lembaga Intermediasi di daerah-daerah yang ditunjuk sebagai PI-UMKM dalam melaksanakan fungsi dan perannya tersebut.

Berbagai fasilitas fitur seperti komentar berita/artikel, forum diskusi online, komunitas dan fungsi layanan telah diimplementasikan. Dengan portal ini diharapkan Lembaga Intermediasi sebagai PI-UMKM dapat menjalankan keempat perannya dengan maksimal.

TERLAKSANANYA PENGANUGERAHAN PI-UMKM AWARD

Bertujuan untuk memberikan penghargaan dan mengembangkan budaya inovasi kepada para pelaku bisnis UMKM, Lembaga Intermediasi di daerah yang berhasil memberikan bantuan teknis dan pendampingan kepada UMKM, maupun Pemerintah Daerah yang dinilai berprestasi dalam mendorong tumbuh-kembangnya pusat-pusat ekonomi daerah.

Puncak Pelaksanaan Penganugerahan PI-UMKM AWARD 2010 dilaksanakan pada Gelar Inovasi UMKM 2010, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan 10 November 2010.

Penerima Penganugerahan PI-UMKM Award adalah ! 9 (sembilan) Pemenang UMKM: kategori Agroindustri,

Manufaktur dan Industri Kreatif, yaitu PD. PUSAKA TANI (Cianjur); CV. ASRY AGRO ENGINEERING (Bandung); CV. JAMAL HANDYCRAFT (Tasikmalaya), CANDI P. JAYA (Jakarta), CV.YOGA MANDIRI (Surakarta), STARCO HANDICRAFT (Pekalongan), ANANTA BALI AROMATIC (Denpasar).

! 3 (tiga) Pemenang Lembaga Intermediasi: Pemenang 1: PPKWU UNS dari Solo; Pemenang 2: I=CELL ATMI dari Solo, dan Pemenang 3: Dit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UII dari Yogyakarta.

! 3 (tiga) Pemenang Pemerintah Daerah: Pemenang 1: Pemerintah Kota Surakarta, pemenang 2: Pemerintah Kabupaten Sleman, dan pemenang 3: Pemerintah Kabupaten Bandung.

NOTA KESEPAHAMAN BERSAMA / MOU MoU antara BPPT dengan 6 PI-UMKM (Lembaga

Intermediasi) guna pengembangan peran PI-UMKM untuk 5 tahun ke depan dalam kerangka SID.

Based on the Decree of the Coordinating Minister for

Economic Affairs Number KEP-47/M.EKON/07/2008 concerning Innovation Center for Micro, Small and Medium Enterprises (SMEs), BPPT was designated as the Organizing Institution. Its primary task is to conduct the development of organizations or non-profit organizations (Intermediary Institutions) in the field of Agro Industry, Manufacturing and Creative Industries in the area who are eager to cooperate with BPPT to perform its role as an SME Innovation Center (PI-UMKM)

The role and function of PI-UMKM in Intermediation Institutions are to act as a node, hub or gateway for the related partnerships (Government, Litbangyasa (research, development, and engineering), Universities and other institutions) in providing integrated services to develop innovative SMEs. The four primary functions of PI-UMKM are: Technology Services for Innovative SMEs, HR Development for Innovative SMEs, Financing Access Facilitation for Innovative SMEs, and Development of Business Network for Innovative SMEs.

By the end of 2010 here are some of strategic achievements of role development of PI-UMKM in Intermediary Institutions:

THE ESTABLISHMENT OF PORTAL FOR PI-UMKM Which is an online interaction tool between related

agencies such as SMEs, Intermediation Institutions, Litbangyasa, the Government and other stakeholders. The portal address is http://www.pi-umkm.net/. The portal is expected to assist the development the Intermediary Institutions in areas designated as PI-UMKM in carrying out its functions and roles

Various features such as column of comments for news/articles, online discussion forum, community, and service functions are implemented. Through this portal, Intermediary Institution such as PI-UMKM is able to perform its four primary roles with maximum efforts.

THE CONFERMENT OF PI-UMKM AWARD Is aimed to reward and develop a culture of innovation to

the business of SMEs, the regional Intermediary Institutions that

manages to provide technical advisory assistance to SMEs, and regional governments succeeding in motivating the growth of regional economic centers.

The PI-UMKM Award 2010 was held during the SME Innovation Exhibition that coincided with the commemoration of Heroes Day on 10 November 2010. The PI-UMKM Award 2010 went to: ! 9 (nine) winners of SMEs: in the category of Agro-

industry, Manufacturing and Creative Industries, namely PD. PUSAKA TANI (Cianjur), CV. ASRY AGRO ENGINEERING (Bandung), CV. Jamal HANDYCRAFT (Tasikmalaya), CANDI P. JAYA (Jakarta), CV. YOGA MANDIRI (Surakarta), STARCO HANDICRAFT (Pekalongan), and ANANTA BALI AROMATIC (Denpasar).

! 1st Winner: PPKWU UNS (Solo); 2nd

Winner: I = CELL ATMI (Solo), and 3rd Winner: Directorate of Research and Community Service UII (Yogyakarta)

! 3 (three) winners under the category of the Regional Government: 1st Winner: Surakarta City, 2nd Winner: Sleman Regency, and 3rd Winner: Bandung Regency.

MEMORANDUM OF UNDERSTANDING (MOU) MoU between BPPT with 6 PI-UMKM (Intermediary

Institutions) concerning the development of PI-UMKM roles for the next 5 years in the framework of Regional Innovation System (SID).

3 (three) winners under the category of Intermediary Institutions:

Annual Report 2010 110 Annual Report 2010 109

Pendampingan Pengembangan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Blitar

Kepala Program/Program Director:Drs. Dharmawan, MS

Gedung BPPT II, lantai 11, Jl. MH Thamrin No. 8 JakartaTelp: (021) 3169367 Fax: (021) 3169378

PENGEMBANGAN SISTEM INOVASI DAERAH

DEVELOPMENT AND STRENGTHENING OF THE REGIONAL INNOVATION SYSTEMSKebijakan

TeknologiTechnology Policy

AR_BPPT2010_AR16/09/02/2011/MD

AR_BPPT2010_AR16/09/02/2011/MD

Assistance to the development of regional innovation system in Blitar Regency

Peningkatan daya saing dan memperkuat kohesi

sosial penguatan sistem inovasi merupakan suatu keniscayaan. Hal ini sejalan dengan semangat pembangunan dan sistem pemerintahan Indonesia yang otonomi. Daya saing daerah adalah pilar daya saing nasional. Untuk itu sangat penting untuk mendorong daerah-daerah agar bisa meningkatkan daya saingnya melalui Sistem Inovasi Daerah (SID).

Dalam pengembangan SID, BPPT bekerjasama dengan pemerintah daerah masing-masing dengan harapan agar program tersebut tidak hanya dianggap sebagai program pusat, tetapi menjadi program nasional yang harus dilakukan baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Strategi yang digunakan dalam pengembangan SID untuk tahap sekarang adalah dengan mengajak daerah agar menjadi daerah percontohan dan memprakarsai proses ini sebanyak mungkin. Strategi ini dilaksanakan sambil mendorong program SID menjadi sebuah gerakan nasional agar semua daerah mau melaksanakan penguatan sistem inovasi daerah masing-masing sesuai dengan potensi terbaik setempat.

Tahun 2010 telah dilakukan pendampingan pembangunan daerah melalui pendekatan SID, yaitu pada Kabupaten Blitar, Kendal, Pekalongan dan Surakarta. Di samping itu telah dilakukan penandatanganan Kesepakatan Bersama untuk melaksanakan pendampingan SID di beberapa daerah, yakni: Kabupaten Bangli, Kota Cimahi, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kapuas Hulu dan Kota Pekalongan.

The increase in competitiveness and strengthening

of social cohesion within the framework of the innovation systems is very essential nowadays. This perspective is in line with the autonomous principle of the regional development and governance in Indonesia. The regional competitiveness is the pillar of the national competitiveness. It is very important to support the regional governments in their efforts to increase their regions competitiveness using the framework of the Regional Innovation Systems.

In developing and strengthening the regional Innovation Systems, BPPT works closely side by side with the regional government counterparts to ensure that this program is not perceived merely as a program from the central government, but it is a national program that should be supported both by regional governments and central government simultaneously.

The initial strategy in developing the regional Innovation Systems as of now is to encourage as many as the regional governments possible to participate as pioneers to conduct the regional Innovation Systems pilot project in their regions. As this number grows, BPPT pushes forward the adoption of the regional Innovation Systems approach as a national action throughout Indonesia such that all regional governments at all levels implement the strengthening of the regional Innovation Systems based on their locally best potentials.

In 2010, BPPT has conducted technical assistance to support regional development with the regional Innovation Systems approach to the Regencies of Blitar (East Java), Kendal, Pekalongan and Surakarta (Cental Java). In addition, BPPT has signed the Memorandum of Understanding (MoU) to provide assistance in developing/strengthening the Regional Innovation Systems with the Regencies of Bangli (Bali), Trenggalek (East Java), Gunung Kidul, Bantul (Yogyakarta), Kapuas Hulu (Kalimantan), and the Cities of Cimahi (West Java) and Pekalongan (Central Java).