Upload
hardiana
View
225
Download
23
Embed Size (px)
DESCRIPTION
arsitektur rumah mbaru niang
Citation preview
KELOMPOK 8
MUHAMMAD ARIEF PRABOWOTSANNY M. A. D. PUTUHENAAGNES MARTHEN LUTHER
PERKEMBANGAN ARSITEKTUR
LOKASI DAN AKSES
Sumber : http://tanahair.kompas.com/read/2011/07/04/1119101/Kampung.Waereb..
Nusa Tenggara Timur
Lokasi : kampung Wae Rebo, desa Satar Lenda, Kec. Satarmase Barat, Kab. Manggarai, Prov. Nusa
Tenggara Timur
Sumber : Site Review Report : Preservation of the Mbaru Niang (Lad, 2013).
• berada pada ketinggian 1.100 mdpal• memiliki hawa yang dingin• diapit oleh pegunungan dan hutan tropis lebat• jauh dari kampung-kampung tetangga
Dapat ditempuh selama 4 jam dalam perjalanan darat.Ruteng –desa Dintor – Sebu – Denge –Sungai Wae Lomba –
desa Wae Rebo
Sumber : Site Review Report : Preservation of the Mbaru Niang (Lad, 2013).
FILOSOFI
Bukan hanya sebagai tempat berlindung, tetapi juga merupakan wujud keselarasan manusia dengan alam
Photograph by swimupgood on Flickr
Tujuan para leluhur membangun Mbaru Niang :
Agar sosialisasi antarsuku semakin erat dan terus terjalin hubungan antarkeluarga.
Agar dapat berlindung dari hewan buas.
Agar dapat berlindung dari bahaya gempa.
Lingkaran berpusat menjadi ciri khas Wae Rebo. Yang menjadi pusatnya adalah para leluhur mereka.
Wae Rebo tidak pernah melupakan tanah leluhurnya, terkandung dalam ungkapan “neka hemong kuni agu kalo”
yang artinya “jangan lupakan tanah kelahiran”.
Sumber : Site Review Report : Preservation of the Mbaru Niang (Lad, 2013).
Bangunan rumah adat yang berbentuk bulat memiliki makna filosofis yakni kesatuan pola hidup manusia yang utuh dan
menyatu tanpa konflik, penuh ketulusan, kebulatan hati, serta keadilan.
Ditopang oleh sembilan tiang utama, bermakna kehidupan janin menjadi bayi selama sembilan bulan.
Photograph by swimupgood on Flickr
TATA LETAK RUMAH ADAT MBARU NIANG
Berdiri di atas tanah seluas ¾ luas lapangan
sepak bola.Membentuk formasi setengah lingkaran.
Tata letak rumah-rumah menggambarkan mereka
tidak pernah terlibat peperangan dengan
piihak manapun.
PROSES PENDIRIAN MBARU NIANG
STRUKTUR KONSTRUKSI DAN MATERIAL
Dibagi menjadi lima lantai dengan fungsi yang berbeda-beda :
Diameter lt.1 = 11 mTinggi = 15 mKedalaman pondasi = 2 m
Sumber : http://www.kidnesia.com/Kidnesia2014/Indonesiaku/Teropong-Daerah/Nusa-Tenggara-Timur/Seni-Budaya/Mbaru-Niang-Rumah-Adat-di-Wae-Rebo
Niang Gena Mandok
Niang Gena Jekong
Niang Gena Ndorom
Niang Gendang
Maro
Niang Gena Pirong Niang
Gena Jintam
Niang Gena Maro
Photograph by swimupgood on Flickr
Compang
Sumber : Site Review Report : Preservation of the Mbaru Niang (Lad, 2013).
Photograph by swimupgood on Flickr
PONDASI
Sumber : http://www.hdesignideas.com/2013/10/mbaru-niang-rumah-adat-di-pulau-flores.html
Pondasi dari Mbaru Niang terdiri dari beberapa bilang batang kayu yang ditanam ke
tanah sedalam 2 meter.Dilapisi dengan ijuk dan plastik.
LANTAI PERTAMA
Berdiameter 11 m, berlandaskan balok-balok dan hamparan papan kayu dan dikelilingi glondongan rotan besar
sebagai dudukan utama atap.
Sumber : https://bandanaku.wordpress.com/2014/02/07/membangun-mbaru-niang-rumah-tadisional-wae-rebo/
Glondongan rotan
BONGKOK (TIANG UTAMA)
Bongkok akan menjadi penyangga dari keseluruhan aktifitas pembangunan rumah, sehingga harus sangat diyakinkan ikatan pada pasaknya benar-benar kuat.
Sumber : https://bandanaku.wordpress.com/2014/02/07/membangun-mbaru-niang-rumah-tadisional-wae-rebo/
Bongkok (Tiang Utama)
PENYANGGA DINDING DAN DINDING (ATAP)
Sumber : https://bandanaku.wordpress.com/2014/02/07/membangun-mbaru-niang-rumah-tadisional-wae-rebo/
Penyangga dinding yang sekaligus berfungsi sebagai atap ini adalah kumpulan rotan dalam satu ikatan, ukurannya sangat besar, dan panjangnya disesuaikan dengan keliling lingkaran. Yang paling panjang adalah pada lantai satu, sepanjang 34,54 m (keliling lingkarang = 2 phi r) dan semakin ke atas semakin pendek.
NILAI-NILAI SOSIAL
1. Warga saling berinteraksi dan menjalin keakraban antara sesamanya.
2. Kokohnya nilai persatuan.3. Tidak adanya pagar yang membatasi masing-masing Mbaru
Niang menunjukkan kuatnya semangat kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan.
4. Setiap orang luar yang datang ke daerah Wae Rebo selalu dianggap anak, saudara, dan keluarga.
5. Pemisahan lantai dasar (nolang untuk zona privat, lutur untuk zona tamu) menunjukkan adanya nilai saling menghormati antara tamu dan keluarga. Meskipun demikian, para tamu dan keluarga yang tinggal masih pada tingkat/lantai yang sama menunjukkan persamaan derajat antara tamu dan keluarga.
6. Pintu-pintu kamar menghadap ke tiang bongkok yang melambangkan hak setiap penghuni rumah yang sama rata.
7. Jika ada rejeki berlebih, tak jarang penghuni Mbaru Niang berbagi makanan dengan penghuni lainnya.
8. Hak untuk menghuni rumah adat diperoleh melalui penunjukan oleh tetua masing-masing pewaris keturunan. Biasanya, hak diberikan kepada anak laki-laki tertua dalam keluarga.
SEKIAN DAN TERIMA KASIHWassalamualaikum Wr. Wb.