Arti Dan Ruang Lingkup Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan

Embed Size (px)

Citation preview

Dalam pengelolaan sarana dan prasarana sekolah, terdapat prinsipprinsipyang perlu diperhatikan agar tujuan dapat tercapai denganmaksimal. Prinsip-prinsip tersebut menurut Bafadal (2003) adalah :a. Prinsip mencapai tujuan, yaitu sarana prasarana pendidikandisekolah harus selalu dalam kondisi siap pakai apabila akandidayagunakan dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaransekolah. b. Prinsip efesiensi, yaitu pengadaan sarana dan prasarana pendidikandisekolah harus dilakukan melalui perencanaan yang seksama,sehingga dapat diadakan sarana dan prasarana yang baik denganpemakaiannya harus hati-hati agar tidak terjadi pemborosan.c. Prinsip administratif, yaitu manajemen sarana dan prasaranapedidikan disekolah harus selalu memperhatikan peraturan,intruksi, dan petunjuk teknis yang dilakukan oleh pihak yangberwenang.d. Prinsip kejelasan tanggung jawab, yaitu mamanjemen sarana danprasarana pendidikan disekolah harus didelegasikan kepada yangmampu tanggung jawab.e. Prinsip kekohesifan, yaitu bahwa manajemen sarana prasaranapendidikan disekolah harus direalisasikan dalam bentuk proseskerja sekolah

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2259464-prinsip-prinsip-sarana-dan-prasarana/#ixzz2IsZHV9bIArti dan Ruang Lingkup Pengelolaan Sarana dan PrasaranaPendidikan

Posted on Agustus 5, 2010 by dian75Standar2.1 Arti dan Ruang lingkup Pengelolaan Sarana dan Prasarana PendidikanSalah satu aspek yang seyogyanya mendapat perhatian utama dari setiap administrator pendidikan adalah mengenai sarana dan prasarana pendidikan. Sarana pendidikan umumnya mencakup semua peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang dalam proses pendidikan, seperti: gedung, ruang belajar/kelas, alat-alat/media pendidikan, meja, kursi dan sebagaianya. Sedangkan yang dimaksud dengan prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan, seperti : halaman, kebun/taman sekolah, jalan menuju ke sekolah.

Sarana dan prasarana pendidikan pada dasarnya dapat dikelompokan dalam empat kelompok, yaitu tanah, bangunan, perlengkapan, dan perabot sekolah (site, building, equipment, and furniture). Agar semua fasilitas tersebut memberikan kontribusi yang berarti pada jalannya proses pendidikan, hendaknya dikelola dengan dengan baik. Pengelolaan yang dimaksud meliputi: (1) perencanaan, (2) Pengadaan, (3) Inventarisasi, (4) Penyimpanan, (5) Penataan, (6) Penggunaan, (7) Pemeliharaan dan, (8) Penghapusan

2.2 Prinsip-prinsip Dasar Pengelolaan Sarana dan Prasarana PendidikanSarana dan Prasarana pendidikan, khususnya lahan, bangunan dan perlengkapan sekolah seyogyanya menggambarkan program pendidikan atau kurikulum sekolah itu. Karena bangunan dan perlengkapan sekolah tersebut diadakan dengan berlandaskan pada kurikulum atau program pendidikan yang berlaku, sehingga dengan adanya kesesuaian itu memungkinkan fasilitas yang ada benar-benar menunjang jalannya proses pendidikan. Pengelolaan lahan bangunan, dan perlengkapan sekolah merupakan tanggung jawab kepala sekolah. Untuk kepentingan itu, ia perlu memahami beberapa prinsip dasar dalam melakukan pengelolaan fasilitas tersebut. Menurut Hunt Pierce. Prinsip dasar dalam melakukan pengelolaan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Lahan bangunan, dan perlengkapan perabot sekolah harus menggambarkan cita-cita dan citra masyarakat seperti halnya yang dinyatakan dalam filsafat dan tujuan pendidikan.

2) Perencanaan dan lahan bangunann, dan perlengkapan-perelngkapan perabot sekolah hendaknya merupakan pancaran keinginann bersama dan dengan pertimbangan suatu team ahli yang cukup cakap yang ada di masyarakat itu.

3) Lahan bangunan dan perabot-perabot sekolah hendaknya disesuaikan dan memadai bagi kepentingan anak-anak didik, demi terbentuknya karakter mereka dan dapat melayani serta menjamin mereka di waktu belajar, bekerja dan bermain sesuai dengan bakat masing-masing.

4) Lahan bangunan dan perabot-perabot sekolah serta alat-alatnya hendaknya disesuaikan dengan kepentingan pendidikan yang bersumber dari kepentingan serta kegunaan atau manfaat bagi anak-anak didik dan guru-guru.

5) Sebagai pertanggungjawaban harus dapat membantu program sekolah secara efektif, melatih para petugas untuk memilih alatnya dan cara menggunakannya agar mereka dapat menyesuaikan diri serta melaksanakan tugasnya sesuai dengan dengan fungsi dan profesinya.

6) Seorang penanggungjawab sekolah harus mempunyai kecakapan untuk mengenal, baik kualitatif maupun kuantitatif serta menggunkannya dengan tepat fungsi bangunan dan perlengkapannya.

7) Sebagai penanggung jawab harus mampu memelihara serta menggunakan bangunan dan tanah sekitarnya sehingga ia dapat membantu terwujudnya kesehatan, keamanan, kebahagiaan, dan keindahan serta kemajuan dari sekolah dan masyarakat.

8) Sebagai penanggungjawab sekolah bukan hanya mengetahui kekayaan sekolah yang dipercayakan kepadanya, tetapi harus memperhatikan seluruh keperluan alat-alat pendidikan oleh anak didiknya.

2.3 Perencanaan Kebutuhan, Pengadaan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Pendidikan.Perencanaan sarana dan prasarana pendididkan merupakan pekerjaan yang komplek, karena harus terintegrasi dengan rencana pembangunan baik nasional, regional maupun local, prencanaan ini merupakan system perencanaan terpadu dengan perencanaan pembangunan tersebut. perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan tergantung pada jenis program pendidikan dan tujuan yang ditetapkan.

Program pendidikan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan tenaga kerja akan berbeda dengan program pendidikan yang berorientasi pada pemerataan kesempatan belajar, dalam hal sarana dan prasarananya, karena itu dalam perencanaan kebutuhan tersebut tersebut perlu dikaji system internal pendidikan dan aspek eksternalnya seperti masalah demographi, ekonomi kebijakan-kebijakan yang ada. Kegagalan dalam tahap perencanaan ini akan merupakan pemborosan. Prinsip prinsip umum dalam perencanaan seperti komprehensif, obyektif, fleksibel dan interdisiplin perlu diperhatikan.

1. Perencanaan pengadaan tanah untuk gedung/bangunan sekolah.

Sekolah tidak bisa dibangun disembarang tempat. Menurut Frabk W.Banghart sekolah hendaknya dibangun pada tempat atau lokasi yang baik yang dapat memberikan pengaruh positif pada perkembangan siswa. Selain itu Soerjani (1988:135) mengemukakan:Dalam mensirikan gedung sekolah, perlu diperhatikan tentang letak sekolah dan lingkungannya. Letak dan lingkungan sekolah adalah salah satu komponen yang dapat menunjang atau menghambat usaha meningkatkan ketahanan sekolah.

Dengan memperhatikan pendapat diatas maka tempat atau letak tanah untuk bangunan sekolah harus benar-benar memperhatikan, dan mempertimabang kan keadaan lingkungan sekolah, kebutuhan murid-murid sekolah, serta kurikulum sekolah itu sendiri.

Syarat-syarat yang harus diperhatikan menurut J.Mamusung antara lain:

a) Mudah dicapai dengan berjalan kaki ataupun berkendaraan;

b) Terletak disuatu lingkungan yang banyak hubungan dengan kepentingan pendidikan (sekolah);

c) Cukup luas, bentuk maupun tofogafinya akan memenuhi kebutuhan;

d) Mudah menjadi kering jika digenangi air, bebas dari pembusukan dan tidak merupakan tanah yang konstruksinya adalah hasil buatan/timbangan/urugan.

e) Tanahnya yang subur, sehingga mudah ditanami dan indah pemandangan alam sekitarnya;

f) Cukup air ataupun mudah dan tidak tinggi biayanya jika harus menggali sumur ataupun memasang pipa-pipa perairan;

g) Terdapat air yang bersih dan berkualitas;

h) Memperoleh sinar matahari yang cukup selama waktu sekolah berlangsung, sehingga kelancaran dan kesehatan terjamin;

i) Tidak terletak di tepi jalan/persimpangan jalan yang ramai dan berbahaya dan tidak berdekatan dengan rumah sakit, kuburan, pabrik-pabrik yang membisingkan, pasar dan tempat-tempat lain yang dapat memberikan pengaruh-pengaruh negative.

j) Harganya tidak terlalu mahal (murah).

Dengan memperhatikan syarat-syarat diatas tidak semua tanah dapat dijadikan untuk tempat pendidikan. Untuk sebelum tanah itu dibeli perlu terlebih dahulu adanya perencanaan. Dalam pengadaan tanah yang meliputi:

a) Membuat rencana pengdaan tanah, luas dan lokasi sesuai dengan kebutuhan.

b) Melakukan survey. Dilakukan untuk menentukan lokasi tujuan dan perencanaan tata kota

c) Melakukan survey untuk melihat kondisi fisik lainnya, misalnya: jalan, listrik, transportasi, air dan sebagianya.

d) Harga tanah. Ini dilakukan untuk bahan pengajuan rencana anggaran.

2. Perencanaan Pengadaan Bangunan Gedung Sekolah.

Sekolah merupakan lembaga tempat mendidik anak agar menjadi warga Negara yang kreatif dan produktif. Untuk itu menunut adanya gedung yang memadai sehingga pada tiap murid ada perasaan bangga dan bersekolah selama dididik dalam gedung tersebut. selain itu untuk menumbuhkan penghormatan murid terhadap lembaga tempat ia dididik, seyogyanya sekolah didirikan dalam lingkungan yang cukup terhormat.

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh suatu bangunan yang ideal, J.Mumusung (1981:16) mengemukakan sebagia berikut:

a) Memenuhi kebutuhan dan syarat pedagogis

b) Ukuran dan bentuk ruangan disesuaikan dengan kebutuhan.

c) Datangnya dan Masuknya sinar matahri harus diperhatikan, yaitu dari arah sebelah kiri.

d) Tinggi rendahnya tembok, letak jendela dan kusen disesuaikan dengan kondisi anak-anak.

e) Pengunaan warna yang cocok

f) Aman, artinya material dan kontruksi bangunannya benar-benar dapat dipertanggungjawabkan baik kekuatan/kekokohan bangunan itu sendiri, maupun pengaruh erosi, angin, getaran, petir dan pohon yang berbahaya.

g) Menurut syarat kesehatan, sinar matahari cukup bagi setiap ruanganmemungkinkan adanya pergantian udara yang segar selalu.

h) Menyenangkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan pendidikan dan tak saling mengganggu.

i) Dapat memungkinkan untuk memperluas tanpa memakan biaya lagi yang besar.

j) Fleksibel, artinya melihat kebutuhan hari depannya dan dapat pula dirubah-rubah setiap saat diperlukan.

k) Memenuhi syarat keindahan .

l) Ekonomis

Agar syarat-syarat diatas dapat terpenuhi maka hendaknya sebelum gedung itu dibangun perlu dibuat perencanaan terlebih dahulu, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Mengadakan survey untuk mengetahui kesesuaian antara gedung yang akan dibangun dengan kebutuhan sekolah, baik tingkat maupun jenisnya, serta ukurannya.

b) Menentukan ruang dan perlengkapan dalam arti kualitas bahan, jumlah ruangan, luas ruangan, banyaknya perabot, kualitas dan ukurannya.

c) Mengadakan survey untuk menentukan lokasi

d) Menyusun anggaran biaya yang disesuaikan dengan harga standar yang berlaku di daerah bersangkutan.

3. Perencanaan Pembangunan Bangunan Sekolah

Seperti halnya sarana lainnya, pembangunan gedung sekolah harus direncanakan terlebih dahulu. Sesuai dengan fungsinya gedung sekolah tersebut merupakan tempat anak-anak belajar, sudah sepantasnya gedung sekolah yang dibangun harus cukup cahaya masuk agar ruangan menjadi terang, cukup ventilasi, gedung tersebut mempunyai kualitas yang baik, bagi dari segi konstruksi maupun dari segi keindahannya dan juga memperhatikan segi kesehatan.

Sebagai sarana atau tempat yang akan dibangun untuk kegiatan belajar mengajar, gedung sekolah yang akan dibangun selain harus memperhatikan segi kualitas juga memeperhatikan kurikulum pendidikan sekolah, untuk itu maka dalam membangun gedung sekolah menuntut adanya suatu perencanaan dengan prosedur sebagai berikut:

a) Melakukan survey berkenaan dengan bangunan sekolah yang akan dibangun, yang meliputi :

Fungsi bangunan

Jumlah pemakai, baik pegawai, guru dan murid

Program pendidikan atau kurikulum sekolah

Jenis dan jumlah alat-alat atau perabot yang akan ditempatkan pada gedung sekolah tersebut.

b) Mengadakan perhitungan luas bangunan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan disusun berdasarkan hasil survey tersebut.

c) Menyusun anggaran biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan gedung tersebut. yang disusun dengan harga standar yang berlaku pada daerah tempat tersebut akan dibangun.

Dalam perencanaan pembangunan gedung sekolah ini juga harus drencanakan mengenai keadaan gedung sekolah itu sendiri, untuk itu maka perlu dibuat gambar kerja dengan maksud sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembangunan gedung. Dalam penyusunannya, hendaknya berpedoman pada standar yang ditentukan pada buku pedoman departemen yang telah ditetapkan oleh departemen.

4. Perencanaan Pengadaan Perabot dan Perlengkapan Pendidikan

Dengan perabot dan perlengkapan yang asal saja, sudah barang tentu proses pendidikan berjalan kurang efektif yang pada gilirannya lulusannya yang dihasilkan mempunyai atau kecakapan yang tidak sesuai dengan harapan.

Kegiatan pendidikan merupakan usaha yang terencana dan mempunyai tujuan yang jelas, kerana itu hendaknya perabot pendidikan direncanakan sesuai dengan dengan kebutuhan anak yang beraneka ragam sifat dan keperluannya, baik secara individual ataupun kelompok dan kurikulum atau program pendidikan yang akan dilakukan oleh sekolah. Ini berati adanya keharusan untuk memilih dan memiliki perabot dan perlengkapan yang sesuai dengan umur, minat serta tarap perkembangan fisik maupun phsyshis dari setiap murid dan kurikulum sekolah yang bersangkutan.

Dilandasi pemikiran diatas maka perabot dan perlengkapan yang dibuat harus memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Syarat perabot sekolah

1. Ukuran fisik pemakai/murid agar pemakaiannya fungsional dan efektif.

2. Bentuk dasar yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. i. Sesuai dengan aktivitas murid dalam PBM

2. ii. Kuat, mudah memeliharanya, dan mudah dibersihkan

3. iii. Mempunyai pola dasar yang sederhana

4. iv. Mudah dan ringan untuk disusun/disimpan

5. v. Flexible sehingga mudah diguakan dan dapat pula berdiri sendiri

6. Konstruksi hendaknya:

1. Kuat dan tahan lama

2. Mudah dikerjakan secara masal

3. Tidak tergantung keamanan pemakainya

4. Bahan yang mudah didapat dipasaran dan disesuaikan dengan keadaan setempat

2. Syarat-syarat untuk perlengkapan sekolah

Agar perlengkapan yang digunakan itu benar-benar tepat guna, maka baik jenis, bentuk, serta warna hendaknya benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan kegiatan anak didik/siswa.

Ini berarti adanya keharusan untuk memilih dan memiliki alat-alat yang sesuai dan disesuaikan dengan umur, minat, serta taraf perkembangan fisik maupun psikhis anak didik. Untuk itu diperlukan:

a) Keadaan baku/material harus kuat, tetapi ringan, tidak membahayakan keselematan anak didik.

b) Konstruksi harus sedemikian rupa, sehingga sesuai dengan kondisi peserta didik.

c) Dipilih dan direncanakan dengan teliti dan baik serta benar-benar disesuaikan usia, minat, tarap perkembangan anak didik

d) Pengadaan pengaturan harus sedemikian rupa sehingga benar-benar berfungsi bagi penanaman, pemupukan, serta pembinan hal-hal yang berguna bagi perkembangan anak.

Dalam perencanaan perlengkapan dan perabot sekolah. Depdiknas mengelompokannya menjadi barang-barang yang habis dipakai barang-barang yang tak habis dipakai. Untuk perencanaannya adalah sebagai berikut (Depdiknas,1980): a. Barang yang habis dipakai, direncanakan dengan urutan sebagai berikut:

1) Menyusun daftar perlengkapan yang disesuaikan dengan kebutuhan dari rencana kegiatan sekolah tiap bulan

2) Menyusun perkiraan biaya yang diperlukan untuk pengadaan barang tersebut tiap bulan

3) Menyusun rencana pengadaan barang tersebut menjadi rencana triwulan dan kemudian menjadi rencana tahunan

b. Barang tak habis pakai, direncanakan dengan urutan sebagai berikut:

1) Menganalisis dan menyusun keperluan perlengkapan sesuai dengan rencana kegiatan sekolah serta memperhatikan perlengkapan yang direncanakan dengan memperhatikan perlengkapan yang masih ada dan masih dapat dipakai.

2) Memperkirakan biaya perlengkapan yang direncanakan dengan memperhatikan standar yang telah dilakuakan

3) Menetapkan skala prioritas menurut dan yang tersedia, urgensi kebutuhan dan menyusun rencana pengadaan tahunan.

5. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Untuk pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya untuk pengadaan tanah bisa dilakuakn dengan cara membeli, menerima hibah, menerima hak pakai, menukar dan sebgainya. Dalam pengadaan gedung/bangunan dapat dilakukan dengan cara membangun baru, memebeli, menyewa, menerima hibah, atau menukar bangunan. Untuk pengadaan perlengkapan atau perabot sekolah dapat dilkukan dengan jalan membeli. Perabot yang akan dibeli dapat berbentuk yang sudah jadi, atau yang belum jadi. Dalam pengadaan perlengkapan ini juga dapat dilakukan dengan jalan membuat sendiri atau menerima bantuan dari instansi pemerintah dari luar Departemen Pendidikan Nasional, badan-badan swasta, masyarakat, perorangan dan sebagainya.

Dalam pengadaan sarana diatas selain perlu diperhatikan segi kualitas dan kuantitas, juga diperhatikan prosedur atau dasr hukum yang berlaku, sehingga sarana yang sudah ada tidak menimbulkan masalah dikemudian hari. Misalnya dalam pembelian tanah perlu jelas surat-surat tanah yang akan dibeli, demikian juga dengan akte jual belinya, demikian juga kalau menerima hibah dari pihak lain supaya ada dasr hukumnya, sebaiknya dalam pelaksanaanya dilakukan dengan Akte Notaris Pejabat pembuat akte tanah setempat. Sedangkan untuk yang sifatnya hak pakai, seperti lahan hendaknya disertai dokumen serah terima dari pihak yang memberikan hak pakai. Untuk sarana yang diperoleh melalui siswa perlu juga dibuat surat perjanjian (kontrak) antar pihak penyewa dan pihak yang menyewakan dan sebagainya.

Pada setiap sekolah seyogyanya ada petugas khusus yang melaksanakan tugas berkaitan dengan urusan perlengkapan. Kegiatannya meliputi, menerima, menyimpan dan mengeluarkan barang dari tempat penyimpanan barang/gudang. Barang atau sarana pendidikan yang ada pada setiap sekolah banyak macamnya. Dalam menyimpan barang-barang tersebut hendaknya diperhatikan sifat-sifat barang tersebut.

Dalam penyimpanan barang-barang juga perlu diperhatikan tempat penyimpanan barang tersebut. gudang hendaknya ditempatkan pada lokasi yang mudah dijangkau, fasilitas pendukungnya, seperti : listrik, air, dan sebagainya. Gudang tersebut kondisnya harus baik. Untuk terjaminnya pelaksanaaan peyimpanan barang atau sarana pendidikan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Syarat-syarat pergudangan yang berlaku

2) Sifat barang yang disimpan

3) Jangka waktu penyimpanan

4) Alat-alat atau sarana lain yang diperlukan untuk penyimpanan

5) Dana atau biaya untuk pemeliharaan

6) Prosedur kerja penyimpanan yang jelas dan disesuaikan dengan sifat barang yang disimpan.

6. Inventarisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan

Semua srana dan prasaran sekolah hendaknya diinventarisir, melalui inventarisasi memungkinkan dapat dikethui jumlah, jenis barang, kualitas, tahun pembuatan, merek.ukuran, haraga dan sebagainya. Khususnya untuk sarana dan prasarana pendidikan yang berasal dari pemerintah (milik Negara) wajib diadakan inventarisasi secara cermat, dengan menggunakan format-format yang telah ditetapkan. Atau mencatat inventarisasinya di dalam buku Induk Barang Inventaris dan Buku Golongan Inventaris. Buku inventaris ini mencatat semua barang barang inventaris milik menurut urutan tunggal. Sedangkan buku golonganbarang inventaris mencatat barang inventaris menurut golongan barang yang telah ditentukan.

7. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sarana dan prasarana merupakan penunjang untuk keaktifan proses belajar mengajar. Barang-barang tersebut kondisinya tidak akan tetap, tetapi lama kelamaan akan mengarah pada kerusakan, kehancuran bahkan kepunahan. Namun agar saran dan prasarana tersebut tidak cepat rusak atau hancur diperlukan usaha pemeliharaan yang baik dari pihak pemakainya. Pemeliharaan atau maintenanace merupakan suatu kegiatan yang kontinu untuk mengusahakan agar sarana dan prasarana pendidikan yang ada tetap dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.

Menurut J.Mamusung (1991:80), pemeliharaan adalah suatu kegiatan dengan pengadaan biaya yang termasuk dalam keseluruhan anggaran persekolahan dan diperuntukan bagi kelangsungan building, equipment, serta furniture, termasuk penyediaan biaya bagi kepentingan perbaikan dan pemugaran, serta penggantian. Perlunya pemeliharaan yang baik terhadap bangunan, perabot dan perlengkapan sekolah dikarenakan kerusakan sebenarnya telah dimulai semenjak hari pertama gedung, perabot dan perlengkapan itu diterima dari pihak pemborong, penjual atau pembeli sarana tersebut, kemudian disusul oleh proses kepunahan, meskipun pemeliharaan yang baik telah dilakukan terhadapa sarana tersebut selama dipergunakan.

J.Mamusung telah mengelompokan, ada 5 faktor yang mengakibatkan kerusakan pada bangunan, perabot dan perlengkapan sekolah, yaitu:

1) Kerusakan dikarenakan pemakaian dan pengrusakan, baik disengaja maupun yang tidak oleh pemakai.

2) Kerusakan dikeranakan pengaruh udara, cuaca, musim, maupun keadaan lingkungan.

3) Keusangan (out of date) disebabkan moderenisasi di bidang pendidikan serta perkembangannya

4) Kerusakan karena kecelakaan atau bencana disebabkan kecerobohan dalam perencanaan, pemeliharaan, pelaksanaan, maupun penggunaan yang salah

5) Kerusakan karena timbulnya bencana alam seperti banjir gempa dan lain2

Menurut waktunya kegiatan pemeliharaan terhadap bangunan dan perlengkapan serta perabot sekolah dapat dibedakan menjadi pemeliharaan yang dilakukan setiap hari dan pemeliharaan yang dilakukan secara berkala.

8. Penggunaan Saran dan Prasarana Pendidikan

Penggunaan/pemakaian sarana dan prasarana pendidikan disekolah merupakan tanggungjawab kepala sekolah pada setiap jenjang pendidikan. Untuk kelancaran kegiatan tersebut, bagi kepala sekolah yang mempunyai wakil bidang sarana dan prasarana atau petugas yang berhubungan dengan penanganan saran dan prasarana sekolah diberi tanggung jawab untuk menyusun jadwal tersebut. yang perlu diperhatikan dalam penggunaan saran dan prasarana adalah:

1. Penyusunan jadwal harus dihindari benturan dengan kelompok lainnya

2. Hendaklah kegiatan-kegiatan pokok sekolah merupkan prioritas utama

3. Waktu/jadwal penggunaan hendaknya diajukan pada awal tahun pelajaran

4. Penugasan / penunjukan personil sesuai dengan dengan keahlian pada bidangnya

5. Penjadwalan dalam penggunaan sarana dan prasarana sekolah, antar kegiatan intrakulikuler dengan ekstrakulikuler harus jelas

9.Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Barang-barang yang sudah ada di sekolah, terutama yang berasal dari pemerintah (khusus sekolah negri) tidak akan selamanya bisa digunakana/dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan, hal ini dikarenakan rusak berat sehingga tidak bisa dipergunkan lagi, barang tersebut sudah tidak sesuai dengan kebutuhan dan keadaan, biaya pemeliharaan yang tinggi, jumlah barang tersebut berlebihan sehingga tidak bisa dimanfaatkan, dan nilai guna barang tersebut tidak perlu dimanfaatkan.

Dengan keadaan seperti diatas maka barang-barang tersebut harus segera dihapus, artinya, menghapus barang-barang inventaris itu (milik Negara) dari daftar inventaris sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Dengan adanya penghapusan ini maka barang tersebut dibebaskan dari biaya perbaikan/pemeliharaan, selain itu dengan adanya penghapusan ini akan meringankan beban kerja inventaris dan membebaskan tanggung jawab sekolah terhadap barang tesebut.

2.4 Penataan Sarana dan Prasarana PendidikanSarana dan prasarana merupakan sumber utama yang memerlukan penataan sehingga fungsional, aman dan atrktif unutk keperluan proses-proses belajar di sekolah. Secara fisik sarana dan prasarana harus menjamin adanya kondisi yang higienik dan secara psikologis dapat menimbulkan minat belajar, hampir dari separuh waktunya siswa-siswa bekerja, belajar dan bermain di sekolah, karena itu lingkungan sekolah (sarana dan prasarana) harus aman, sehat, dan menimbulkan presefsi positif bagi siswa-siswanya.

Lingkungan yang demikian dapat menimbulkan rasa bangga dan rasa memiliki siswa terhadap sekolahnya. Hal ini memungkinkan apabila sarana dan prasarana itu fungsional bagi kepentingan pendidikan. Dalam hal ini guru sangat berkepentingan untuk memperlihatkan unjuk kerjanya dan menjadikan lingkungan sekolah sebgai asset dalam proses belajar mengajar.

Beberapa teknis yang berkenaan dengan bagaimana menata sarana dan prasarana pendidikan:

1. Tata Ruang dan Bangunan Sekolah

Dalam mengatur ruang yang dibangun bagi suatu lembaga pendidikan/sekolah, hendaknya dipertimbangkan hubungan antara satu ruang dengan ruang yang lainnya. Hubungan antara ruang-ruang yang dibutuhkan dengan pengaturan letaknya tergantung kepada kurikulum yang berlaku dan tentu saja ini akan memberikan pengaruh terhadap penyusunan jadwal pelajaran.

1. Penataan Perabot Sekolah

Tata perabot sekolah mencakup pengaturan barang-barang yang dipergunakan oleh sekolah, sehingga menimbulkan kesan kontribusi yang baik pada kegiatan pendidikan. Dalam mengatur perabot sekolah hendaknya diperhatikan macam dan bentuk perabot itu sendiri. Apakah perabot tunggal atau ganda, individual atau klasikal, hal yang harus diperhatikan dalam pengaturan perabot sekolah antara lain:

1. Perbandingan antara luas lantai dan ukuran perabot yang akan dipakai dalam ruangan tersebut

2. Kelonggaran jarak dan dinding kiri-kanan

3. Jarak satu perabot dengan perabot lainnya

4. Jarak deret perabot (meja-kursi) terdepan dengan papan tulis

5. Jarak deret perabot (meja-kursi) paling belakang dengan tembok batas

6. Arah menghadapnya perabot

7. Kesesuaian dan keseimbangan

8. Penataan perlengkapan Sekolah

Penataan perlengkapan sekolah mencakup perlengkapan di ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang guru, dan kelas, ruang BP, ruang perpustakaan dan sebagainya. Ruang-ruang tersebut perlengkapannya perlu ditata sedemekian rupa sehingga menimbulkan kesan yang baik kepada penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan di sekolah dan menimbulkan perasaan dan betah pada guru yang mengajar dan siswa yang sedang belajar.

sumber : lupa buku apaan,, yang pasti buku pengelolaan pendidikan Tujuan dan Fungsi Humas

Jumat, 25 Januari 2008

Tujuan yang ingin dicapai dalam pekerjaan kehumasan tergolong dua golongan besar yaitu:A. Komunikasi Internal (personil/anggota institusi) Memberikan informasi sebanyak dan sejelas mungkin mengenai institusi. Menciptakan kesadaran personil mengenai peran institusi dalam masyarakat. Menyediakan sarana untuk memperoleh umpan balik dari anggotanya.

B. Komunikasi Eksternal (masyarakat) Informasi yang benar dan wajar mengenai institusi. Kesadaran mengenai peran institusi dalam tata kehidupan umumnya dan pendidikan khususnya. Motivasi untuk menyampaikan umpan balik.Maksud dan tujuan yang terpenting dari PR adalah mencapai saling pengertian sebagai obyektif utama. Pujian citra yang baik dan opini yang mendukung bukan kita yang menentukan tetapi feed back yang kita harapkan. Obyektif atau tujuan PR yaitu "Pengertian". "The object of PR is not the achievement of a favourable image, a favourable climate of opinion, or favourable by the media". PR is about achieving an UNDERSTANDING.

Tujuan utama penciptaan pengertian adalah mengubah hal negatif yang diproyeksikan masyarakat menjadi hal yang positif. Biasanya dari hal-hal yang negatif terpancar: hostility, prejudice, apathy, ignorance. Sedangkan melalui pengertian kita berusaha merubahnya menjadi: sympathy, acceptance, interest dan knowledge.

Penelitian yang diadakan oleh International Public Relations Association (IPRA) pada tahun 1981 menyimpulkan bahwa pada umumnya fungsi PR/humas masa kini meliputi 15 pokok yaitu: Memberi konseling yang didasari pemahaman masalah prilaku manusia. Membuat analisis "trend" masa depan dan ramalan akan akibat-akibatnya bagi institusi. Melakukan riset pendapat, sikap dan harapan masyarakat terhadap institusi serta memberi saran tindakan-tindakan yang diperlukan institusi untuk mengatasinya. Menciptakan dan membina komunikasi dua-arah berlandaskan kebenaran dan informasi yang utuh. Mencegah konflik dan salah pengertian. Meningkatkan rasa saling hormat dan rasa tanggung jawab sosial. Melakukan penyerasian kepentingan institusi terhadap kepentingan umum. Meningkatkan itikat baik institusi terhadap anggota, pemasok dan konsumen. Memperbaiki hubungan industrial. Menarik calon tenaga yang baik agar menjadi anggota serta mengurangi keinginan anggota untuk keluar dari institusi. Memasyarakatkan produk atau layanan. Mengusahakan perolehan laba yang maksimal. Menciptakan jadi diri institusi. Memupuk minat mengenai masalah-masalah nasional maupun internasional. Meningkatkan pengertian mengenai demokrasi.

Dalam mengemban fungsi tersebut maka jenis-jenis pekerjaan PR adalah sebagai berkut : Menulis (artikel, pamflet, press release) Produksi Cetakan/distribusi/promosi (stiker, buletin, poster) Produksi film atau audiovisual Produksi display/ perkenalan Iklan Hubungan komunikasi dengan media, radio, TV Konfrensi dan Pertemuan Publik Hubungan Parlementer Hubungan dengan pemerintah Hubungan dengan kelompok interest tertentu Hubungan dengan industri dan komersial Hubungan komunitas Hubungan internasional Hubungan dengan pekerja Hubungan dengan donatur Survey atau penelitian ummat Komunikasi dari publik ke kinerja organisasi Merencanakan, menganggar and mengatur program kerja PR Formulasi kebijakan PR Yang paling modern yaitu Teknologi Informasi seperti internet, intranet, e-mail, homepage (berandawarta), FTP, IRC, DLL. [nit]

TUJUAN DAN FUNGSI HUMAS

1. Tujuan utama humasTujuan utama Public Relation sendiri adalah menciptakan, mempertahankan dan melindungi reputasi organisasi/ perusahaan, memperluas prestis, menampilkan citra-citra yang mendukung. Riset menunjukkan bahwa konsumen/pelanggan lebih sering melakukan buying decicision atau keputusan pembelian berdasarkan citra perusahaan.

Dengan bahasa paling sederhana dan singkat, tujuan utama Public Relation dapat diringkas, sesuai tujuan utama yang diatas sebagai berikut:

Mengevaluasi sikap dan opini publik

Formulasi dan implementasi prosedur dan policy organisasi atas komunikasi organisasi/perusahaan dengan publik

Mengkoordinasikan program-program komunikasi

Mengembangkan hubungan dan good-will lewat proses komunikasi dua arah

Mengembangkan hubungan positif antar organisasi dan public

Maksud dan tujuan yang terpenting dari PR adalah mencapai saling pengertian sebagai obyektif utama. Pujian citra yang baik dan opini yang mendukung bukan kita yang menentukan tetapi feed back yang kita harapkan.Tujuan utama penciptaan pengertian adalah mengubah hal negatif yang diproyeksikan masyarakat menjadi hal yang positif. Biasanya dari hal-hal yang negatif terpancar: hostility, prejudice, apathy, ignorance. Sedangkan melalui pengertian kita berusaha merubahnya menjadi: sympathy, acceptance, interest dan knowledge.2. Tujuan humas dalam komunikasi dua arahTujuan yang ingin dicapai dalam pekerjaan kehumasan dalam proses komunikasi dua arah tergolong dua golongan besar yaitu:

A. Komunikasi Internal (personil/anggota institusi)

Memberikan informasi sebanyak dan sejelas mungkin mengenai institusi.

Menciptakan kesadaran personil mengenai peran institusi dalam masyarakat Menyediakan sarana untuk memperoleh umpan balik dari anggotanyaB. Komunikasi Eksternal (masyarakat/ Public) Informasi yang benar dan wajar mengenai institusi. Kesadaran mengenai peran institusi dalam tata kehidupan umumnya dan pendidikan khususnya. Motivasi untuk menyampaikan umpan balik.3. Tujuan sebuah humas perusahaanRuang lingkup tujuan humas itu sendiri ternyata demikian luas. Namun dari semua tujuan humas tersebut kita bisa mengambil beberapa yang bisa dijadikan prioritas. Dari sekian banyak hal yang bisa dijadikannya prioritas kegiatan humas sebuah perusahaan, berapa diantaranya yang pokok adalah sebagai berikut:

Untuk mengubah citra umum di mata khalayak sehubungan dengan adanya kegiatan- kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan. Sebagai contoh, suatu perusahaan yang semula hanya menangani transportasi truk tapi kemudian mulai menjual mesin pemanas ruangan. Guna menyesuaikan diri atas adanya kegiatan yang baru tersebut, maka perusahaan harus mengubah citranya supaya kegiatan dan produk-produk barunya itu mendapat sambutan positif dari khalayaknya.

Untuk meningkatkan bobot kualitas para calon pegawai

Untuk menyebarluaskan suatu cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan kepada masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan.

Untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas, serta membuka pasar-pasar baru.

Untuk mempersiapkan dan mengkondisikan masyarakat bursa saham atas rencana perusahaan untuk menerbitkan saham baru atau saham tambahan.

Untuk memperbaiki hubungan antara perusahaan itu dengan khalayaknya, sehubungan dengan telah tejadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan kecaman, kesangsian, atau salah paham dikalangan khalayak terhadap niat baik perusahaan.

Untuk mendidik para pengguna atau konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan.

Untuk meyakinkan khalayak bahwasanya perusahaan mampu bertahan atau bangkit kembali setelah terjadinya suatu krisis.

Untuk meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam menghadapi resiko pengambilalihan (take-over) oleh pihak-pihak lain.

Untuk menciptakan identitas perusahaan yang baru

Untuk menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dan partisipasi para pemimpin perusahaan organisasi kehidupan social sehari-hari.

Untuk mendukung keterlibatan suatu perusahaan sebagai sponsor dari suatu acara.

Untuk memastikan bahwasanya para politisi benar-benar memahami kegiatan-kegiatan atau produk perusahaan yang positif, agar perusahaan yang bersangkutan terhindar dari peraturan, undang-undang, dan kebijakan pemarintah yang merugikan.

Untuk menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan perusahan, agar masyarakat luas mengetahui betapa perusahaan itu mengutamakan kualitas dalam berbagai hal.

Mengingat jenis dan karakter organisasi itu bermacam-macam, maka tentu saja tujuan bidang humas mereka berbeda-beda/ bervarisi dan tidak terdaftar hanya pada diatas saja. Satu hal yang harus disadari, setiap tujuan dari berbagai organisasi, baik itu komersial maupun non-komersial, sama-sama memerlukan suatu program tindakan yang terencana. Setiap tujuan organisasi dalam pengertian luas akan jauh lebih mudah dijangkau apabila usaha pencapaiannya juga disertai dengan kegiatan-kegiatan humas, baik itu yang dilakukan oleh unit departemen humas internal maupun oleh lembaga konsultasi humas eksternal.

Fungsi-fungsi humasDibawah ini terdapat beberapa fungsi-fungsi humas 1. Fungsi utama humas Fungsi-fungsi utama yang dilakukan oleh seorang humas dalam organisasinya meliputi berbagai bidang dan segi, dibawah ini terdapat beberapa fungsi humas yang paling utama, yaitu:

Menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga/organisasi engan publiknya, baik publik intern maupun extern dalam rangka menanamkan pengertian

Menilai dan menentukan pendapat umum yang berkaitan dengan organisasinya

Memberi saran kepada pemimpin tentang cara-cara mengendalikan pendapat umum sebagaimana mestinya

Menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam rangka menciptakan iklim pendapat publik yangmenguntungkan organisasi/lembaga

Menggunakan komunikasi untuk mempengaruhi pendapt umum

2. Fungsi humas menurut IPRA Penelitian yang diadakan oleh International Public Relations Association (IPRA) pada tahun 1981 menyimpulkan bahwa pada umumnya fungsi PR/humas masa kini meliputi 15 pokok yaitu: Memberi konseling yang didasari pemahaman masalah prilaku manusia. Membuat analisis "trend" masa depan dan ramalan akan akibat-akibatnya bagi institusi. Melakukan riset pendapat, sikap dan harapan masyarakat terhadap institusi serta memberi saran tindakan-tindakan yang diperlukan institusi untuk mengatasinya. Menciptakan dan membina komunikasi dua-arah berlandaskan kebenaran dan informasi yang utuh Mencegah konflik dan salah pengertian Meningkatkan rasa saling hormat dan rasa tanggung jawab sosial. Meningkatkan rasa saling hormat dan rasa tanggung jawab sosial. Meningkatkan itikat baik institusi terhadap anggota, pemasok dan konsumen Memperbaiki hubungan industrial Melakukan penyerasian kepentingan institusi terhadap kepentingan umum Menarik calon tenaga yang baik agar menjadi anggota serta mengurangi keinginan anggota untuk keluar dari institusi. Memasyarakatkan produk atau layanan Mengusahakan perolehan laba yang maksimal Menciptakan jadi diri institusi Memupuk minat mengenai masalah-masalah nasional maupun ternasional Meningkatkan pengertian mengenai demokrasi

3. Fungsi Humas menurut Canfield Bertrand R. Canfield dalam bukunya Public Relations, Principles and Problems mengemukakan tiga fungsi humas , yaitu:

Mengabdi kepada kepentingan umum (it should serve the publics interest)

Memelihara komunikasi yang baik ( Maintain good communication)

Menitik beratkan ,oral dan tingkah laku yang baik( And stress good morals and manners)

4. Fungsi humas menurut Edward L. BernausMengenai fungi humas Edward L. Bernaus seorang pelopor humas di Amerika Serikat dalam bukunya Public Relations (1952) terdapat tiga fungsi humas, yaitu:

Memberikan informasi kepada masyarakat

Mengajak masyarakat untuk mengubah sikap dan perilaku mereka

Melakukan usaha-usaha untuk menyatukan sikap dan tindakan suatu lembaga atau organisasinya dengan publiknya atau sebaliknya.

5. Fungsi Humas sebagai fungsi Manajemen Fungsi Intern (ke luar) PR harus mampu mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran/citra masyarakat yang positif terhadap segala tindakan atau kebijaksanaan organisasi/lembaga. Oleh karena itu, setiap anggota organisasi harus mampu memberikan image positif yang mewakili organisasinya. Penghubung antara menejemen dan publiknya

Fungsi Ekstern (ke dalam) PR harus mampu mengenali/mengidentifikasikan hal-hal yang dapat menimbulkan sikap/gambaran yang negatif dalam masyarakat sebelum sesuatu tindakan/kebijakan dijalankan

Memberi nasehat pada menejemen mengenai semua perkembangan luar atau dalam, yang menyangkut pengeruh hubungan perusahaan dengan publiknya.

Membuat penelitian dan penafsiran bagi kepentingan menejemen mengenai sikap-sikap yang ada sekarang atau diperkirakan sebelumnya pada public utama atas urusan perusahaan

Bertindak untuk kepentingan menejemen dalam merencanakan dan meleksanakan fungsi-fungsi umum

6. Fungsi humas menurut Philip Kesly Fungsi humas menurut Philip Kesly seorang petugas humas terkemuka dalam tulisannya Managing the human Climate, bahwa setiap bidang atau kegiatan humas mempunyai kaitan dengan bidang lainnya dan petugas humas itu harus mengetahui bidang atau kegiatan mana yang sesuai dengan program organisasinya.

Berdasarkan bidang-bidang yang dicakup kegiatan humas diatas Philip Kesly menyimpulkan ungsi humas, sebagai berikut:

Humas adalah fungsi menejemen yang dibentuk untuk mencapai tujuan organisasi

Membantu pelaksanaan program organisasi

Memberi nasehat, petunjuk dan konsultasi dalam pelaksanakan kegiatan organisasi

Melaksanakan hal-hal yang berhubungan dengan keuangan dan kepegawaian

Menumbuhkan kesadaran akan perlunya komunikasi dalam menejemen

Memberikan informasi secara terbuka dan akurat, untuk menghilangkan keraguan terhadap sesuatu hal

Menyampaikan informasi secara jujur tanpa menambah atau mengurangi hakekat yang sesunggunya

Berusaha untuk menarik perhatian publik Terhadap organisasi maupun terhadap keluarnya.

Tujuan-tujuan suatu lembaga kehumasan tidak terbatas hanya pada yang diterakan diatas, kadangkala suatu organisasi baik pemerintahan maupun swasta telah memiliki suatu tujuan yang telah ditentukan dan disepakati oleh semua orang yang ada dalam suatu organisasi. Setiap tujuan humas selalu menginginkan tanggapan yang positif dari publik sehingga tanggapan yang dihasilkan oleh publik bisa disesuaikan oleh suatu organisasi umumnya dan bagi aktifis humas. Semua tujuan humas selalu dilandaskan pada kode etik yang disepakati bersama.

KEPUSTAKAANAdnan, hamdan dan Hafied Cangara.1996.Prinsip-prinsip Hubungan Masyarakat.Surabaya,Usaha Nasional.

Coulsan,Colin dan Thomas.2002.Public Relations Pedoman Praktis untuk PR.Jakarta.Sinar Grafika Offset.

Jefkins, frank.1992.Public Relations.Jakarta. Erlangga.

Oexley,Harold.1993.Public Relations,Persiapan dan Pengembangannya.PT. BPK Gunung Mulia

Rumanti,Sr.Maria Assumpta.2002.Public Relations Teori dan Praktek.Jakarta.PT.Gramedia Widiasarana.

Soemirat,soleddanElvinaroArdianto.2004.Dasar-dasar Public Relations.Bandung. Remaja Rosdakarya.

Uchjana effendy, onong.1993.Human Relations dan Public Relations.Bandung. Mandar Maju.

PENGELOLAAN MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH YANG EFEKTIF

PENGELOLAAN MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH YANG EFEKTIF Oleh : Ero Koswara

A. Pengertian Manajemen Keuangan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia manajemen artinya penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien. Manajemen keuangan adalah sumber daya yang diterima yang akan dipergunakan untuk penyelenggaraan pendidikan. Manajemen keuangan dimaksudkan sebagai suatu manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan.Menurut Jones (1985), manajemen keuangan meliputi:1. Perencanaan financial, yaitu kegiatan mengkoordinir semua sumber daya yang tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematik tanpa efek samping yang merugikan.2. Pelaksanaan (implenmentation involves accounting), yaitu kegiatan berdasarkan rencana yang telah dibuat.3. Evaluasi, yaitu proses penilaian terhadap pencapaian tujuan.

B. Tugas Manajer KeuanganDalam pelaksanaannya, manajemen keuangan menganut asas pemisahan tugas antara fungsi Otorisator, Ordonator, dan Bendaharawan. Otorisator adalah pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran anggaran. Ordonator adalah pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan berdasarkan otorisasi yang telah ditetapkan. Bendaharawan adalah pejabat yang berwenang melakukan penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang serta diwajibkan membuat perhitungan dan pertanggungjawaban.Kepala Sekolah, sebagai manajer, berfungsi sebagai Otorisator dan dilimpahi fungsi Ordonator untuk memerintahkan pembayaran. Namun, tidak dibenarkan melaksanakan fungsi Bendaharawan karena berkewajiban melakukan pengawasan ke dalam. Sedangkan Bendaharawan, di samping mempunyai fungsi-fungsi Bendaharawan, juga dilimpahi fungsi ordonator untuk menguji hak atas pembayaran.Manajer keuangan sekolah berkewajiban untuk menentukan keuangan sekolah, cara mendapatkan dana untuk infrastruktur sekolah serta penggunaan dana tersebut untuk membiayai kebutuhan sekolah.Tugas manajer keuangan antara lain:1. Manajemen untuk perencanaan perkiraan2. Manajemen memusatkan perhatian pada keputusan investasi dan embiayaannya3. Manajemen kerjasama dengan pihak lain4. Penggunaan keuangan dan mencari sumber dananya Seorang manajer keuangan harus mempunyai pikiran yang kreatif dan dinamis. Hal ini penting karena pengelolaan yang dilakukan oleh seorang manajer keuangan berhubungan dengan masalah keuangan yang sangat penting dalam penyelenggaraan kegiatan sekolah. Adapun yang harus dimiliki oleh seorang manajer keuangan yaitu strategi keuangan. Strategi tersebut antara lain:1. Strategic PlanningBerpedoman keterkaitan antara tekanan internal dan kebutuhan ekternal yang datang dari luar. Terkandung unsur analisis kebutuhan, proyeksi, peramalan, ekonomin dan financial.2. Strategic ManagementUpaya mengelolah proses perubahan, seperti: perencanaan, strategis, struktur organisasi, kontrol, strategis dan kebutuhan primer.3. Strategic ThinkingSebagai kerangka dasar untuk merumuskan tujuan dan hasil secara berkesinambungan

C. Proses Pengelolaan Keuangan di SekolahKomponen keuangan sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan belajar-mengajar bersama komponen-komponen lain. Dengan kata lain, setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya. Dalam tataran pengelolaan Vincen P Costa (2000 : 175) memperlihatkan cara mengatur lalu lintas uang yang diterima dan dibelanjakan mulai dari kegiatan perencanaan, pengorganisasian,pelaksanaan, pengawasan sampai dengan penyampaian umpan balik.Kegiatan perencanaan menentukan untuk apa, dimana, kapan dan beberapa lama akan dilaksanakan, dan bagaimana cara melaksanakannya. Kegiatan pengorganisasian menentukan bagaimana aturan dan tata kerjanya. Kegiatan pelaksanaan menentukan siapa yang terlibat, apa yang dikerjakan, dan masing-masing bertanggung jawab dalam hal apa. Kegiatan pengawasan dan pemeriksaan mengatur kriterianya, bagaimana cara melakukannya, dan akan dilakukan oleh siapa. Kegiatan umpan balik merumuskan kesimpulan dan saran-saran untuk kesinambungan terselenggarakannya ManajemenOperasional Sekolah. Muchdarsyah Sinungan menekankan pada penyusunan rencana(planning) di dalam setiap penggunaan anggaran. Langkah pertama dalam penentuan rencana pengeluaran keuangan adalah menganalisa berbagai aspek yang berhubungan erat dengan pola perencanaan anggaran, yang didasarkan pertimbangan kondisi keuangan, line of business, keadaan para nasabah/konsumen, organisasi pengelola, dan skill para pejabat pengelola.Proses pengelolaan keuangan di sekolah meliputi:1. Perencanaan anggaran2. Strategi mencari sumber dana sekolah3. Penggunaan keuangan sekolah4. Pengawasan dan evaluasi anggaran5. PertanggungjawabanMenurut Lipham (1985), ada empat fase penyusunan anggaran antara lain:1. Merencanakan anggaran2. Mempersiapkan anggaran3. Mengelola pelaksanaan anggaran4. Menilai pelaksanaan anggaranAnggaran mempunyai fungsi:1. Sebagai alat penaksir2. Sebagai alat otorisasi3. Sebagai alat efisiensiPemasukan dan pengeluaran keuangan sekolah diatur dalamRancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS). Ada beberapa hal yang berhubungan dengan penyusunan RAPBS, antara lain:1. Penerimaan2. Penggunaan3. Pertanggungjawaban

D. Sumber-Sumber Keuangan Sekolah1. Dana dari PemerintahDana dari pemerintah disediakan melalui jalur Anggaran Rutin dalam Daftar Isian Kegiatan (DIK) yang dialokasikan kepada semua sekolah untuk setiap tahun ajaran. Dana ini lazim disebut dana rutin. Besarnya dana yang dialokasikan di dalam DIK biasanya ditentukan berdasarkan jumlah siswa kelas I, II dan III. Mata anggaran dan besarnyadana untuk masing-masing jenis pengeluaran sudah ditentukan Pemerintah di dalam DIK. Pengeluaran dan pertanggungjawaban atas pemanfaatan dana rutin (DIK) harus benar-benar sesuai dengan mata anggaran tersebut.Selain DIK, pemerintah sekarang juga memberikan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Dana ini diberikan secara berkala yang digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan operasional sekolah.2. Dana dari Orang Tua SiswaPendanaan dari masyarakat ini dikenal dengan istilah iuran Komite. Besarnya sumbangan dana yang harus dibayar oleh orang tua siswa ditentukan oleh rapat Komite sekolah. Pada umumnya dana Komite terdiri atas :a. Dana tetap bulan sebagai uang kontribusi yang harus dibayar oleh orang tua setiap bulan selama anaknya menjadi siswa di sekolahb. Dana insidental yang dibebankan kepada siswa baru yang biasanya hanya satu kali selama tiga tahun menjadi siswa (pembayarannya dapat diangsur).c. Dana sukarela yang biasanya ditawarkan kepada orang tua siswa terterntu yang dermawan dan bersedia memberikan sumbangannya secara sukarela tanpa suatu ikatan apapun.3. Dana dari MasyrakatDana ini biasanya merupakan sumbangan sukarela yang tidak mengikat dari anggota-anggota masyarakat sekolah yang menaruh perhatian terhadap kegiatan pendidikan di suatu sekolah. Sumbangan sukarela yang diberikan tersebut merupakan wujud dari kepeduliannya karena merasa terpanggil untuk turut membantu kemajuan pendidikan. Dana ini ada yang diterima dari perorangan, dari suatu organisasi, dari yayasan ataupun dari badan usaha baik milik pemerintah maupun milik swasta.4. Dana dari AlumniBantuan dari para Alumni untuk membantu peningkatan mutu sekolah tidak selalu dalam bentuk uang (misalnya buku-buku, alat dan perlengkapan belajar). Namun dana yang dihimpun oleh sekolah dari para alumni merupakan sumbangan sukarela yang tidak mengikat dari mereka yang merasa terpanggil untuk turut mendukung kelancaran kegiatan-kegiatan demi kemajuan dan pengembangan sekolah. Dana ini ada yang diterima langsung dari alumni, tetapi ada juga yang dihimpun melalui acara reuni atau lustrum sekolah.5. Dana dari Peserta KegiatanDana ini dipungut dari siswa sendiri atau anggota masyarakat yang menikmati pelayanan kegiatan pendidikan tambahan atau ekstrakurikuler, seperti pelatihan komputer, kursus bahasa Inggris atau keterampilan lainnya.6. Dana dari Kegaitan Wirausaha SekolahAda beberapa sekolah yang mengadakan kegiatan usaha untuk mendapatkan dana. Dana ini merupakan kumpulan hasil berbagai kegiatan wirausaha sekolah yang pengelolaannya dapatj dilakukan oleh staf sekolah atau para siswa misalnya koperasi, kantin sekolah, bazaar tahunan, wartel, usaha fotokopi, dll.E. Penyusunan RAPBSRencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) harus berdasarkan pada rencana pengembangan sekolah dan merupakan bagian dari rencana operasional tahunan. RAPBS meliputi penganggaran untuk kegiatan pengajaran, materi kelas, pengembangan profesi guru, renovasi bangunan sekolah, pemeliharaan, buku, meja dan kursi. Penyusunan RAPBS tersebut harus melibatkan kepala sekolah, guru, komite sekolah, staf TU dan komunitas sekolah. RAPBS perlu disusun pada setiap tahun ajaran sekolah dengan memastikan bahwa alokasi anggaran bisa memenuhi kebutuhan sekolah secara optimal.Prinsip Penyusunan RAPBS, antara lain: RAPBS harus benar-benar difokuskan pada peningkatan pembelajaran murid secara jujur, bertanggung jawab, dan transparan. RAPBS harus ditulis dalam bahasa yang sederhana dan jelas, dan dipajang di tempatterbuka di sekolah. Dalam menyusun RAPBS, sekolah sebaiknya secara saksama memprioritaskan pembelanjaan dana sejalan dengan rencana pengembangan sekolah.Proses Penyusunan RAPBS meliputi: menggunakan tujuan jangka menengah dan tujuan jangka pendek yang ditetapkan dalam rencana pengembangan sekolah, menghimpun, merangkum, dan mengelompokkan isu-isu dan masalah utama ke dalam berbagai bidang yang luas cakupannya, menyelesaikan analisis kebutuhan, memprioritaskan kebutuhan, mengonsultasikan rencana aksi yang ditunjukkan/dipaparkan dalam rencana pengembangan sekolah, mengidentifikasi dan memperhitungkan seluruh sumber pemasukan, menggambarkan rincian (waktu, biaya, orang yang bertanggung jawab,pelaporan, dsb.), mengawasi serta memantau kegiatan dari tahap perencanaan menuju tahap penerapanhingga evaluasi.F. Pengelolaan Keuangan Sekolah yang EfektifPengelolaan akan dianggap efektif apabila merujuk pada Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) untuk satu tahun pelajaran, para kepala sekolah bersama smua pemegang peran di sekolah pada umumnya menempuh langkah-langkah sebagai berikut :a. Merancang suatu program sekolah yang ideal untuk mencapai tujuan yang diinginkanpada tahun pelajaran yang bersangkutan.b. Melakukan inventarisasi semua kegiatan dan menghitung perkiraan kebutuhan dana penunjang.c. Melakukan peninjauan ulang atas program awal berdasarkan kemungkinan tersedianyadana pendukung yang dapat dihimpun.d. Menetapkan prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun pelajaran yang bersangkutan.e. Melakukan perhitungan rinci pemanfaatan dana yang tersedia untuk masing-masing kegiatan (Depdiknas, 2000 : 178 179)f. Menuangkan perhitungan-perhitungan rinci tersebut ke dalam suatu format yang telahdisepakati untuk digunakan oleh setiap sekolah.g. Pengesahan dokumen RAPBS oleh instansi yang berwenang Dengan tersedianya dokumen tertulis mengenai RAPBS tersebutKepala Sekolah dapatmengkomunikasikannya secara terbuka kepada semua pihak yang memerlukan. Sumber dana yang tersedia di dalam RAPBS di manfaatkan untuk membiayai berbagai kegiatan manajemen operasional sekolah pada tahun pelajaran yang bersangkutan. Pada umumnya pengeluarandana yang dihimpun oleh sekolah mencakup 5 kategori pembiayaan sebagaiberikut :a. Pemeliharaan, rehabilitasi dan pengadaan sarana/prasarana pendidikan.b. Peningkatan kegiatan dan proses belajar mengajar.c. Peningkatan kegiatan pembinaan kesehatand. Dukungan biaya kegiatan sekolah dan peningkatan personile. Kegiatan rumah tangga sekolah dan BP3Dana yang tersedia di dalam RAPBS dapat sekaligus mencakup kegiatan untuk pengembangan sekolah. Namun demikian dana untuk keperluan pengembangan sekolah dapat disediakan secara khusus, sebagai tambahan dari RAPBS yang telah disusun. Untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah diprogramkan sekolah dalam satu tahun pelajaran,diperlukan tersedianya sejumlah dana tertentu pula. Berapa besarnya danayang diperlukan oleh sekolah agar tujuan itu dapat dicapai telah dihitung secara cermat oleh setiap sekolah melalui penyusunan RAPBS. Apabila jumlah dana yang diperlukan pada satu tahun pelajaran dibagi dengan jumlah semua siswa kelas I, II dan III di sekolah itu, maka akan ditemukan Satuan Harga Per Siswa (SHPS). Jumlah dana yang diperlukan oleh setiap sekolah sangat beragam. Jumlah siswa pada setiap sekolah pun berbeda-beda. Oleh karena itu SHPS pada masing-masing sekolah dengan sendirinya akan berbeda pula. Meskipun demikian sebenarnya harus ada suatu patokan SHPS minimal agar suatu mutu pendidikan tertentu dapat dicapai secara nasional.

G. Pengelolaan Anggaran SekolahPengelola anggaran sekolah biasanya adalah kepala sekolah, tetapi bisa juga guru berpengalaman (senior) atau anggota komite sekolah. Di sekolah-sekolah yang lebih besar, mungkin ada pihak lain yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sebagian anggaran. Secara khusus, pengendalian anggaran terdiri dari serangkaian kegiatan pemeriksaan dan persetujuan untuk memastikan bahwa: dana dibelanjakan sesuai rencana, ada kelonggaran dalam penganggaran untuk pembayaran pajak, pembelanjaan dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia, dan dana tidak dihabiskan untuk kegiatan-kegiatan yang tidak disetujui atau diberikan kepada pihak penerima tanpa persetujuan. Hasil analisis kebutuhan secara logis diklasifikasikan ke dalam kelompok staf, materi kurikulum, barang, jasa, pemeliharaan bangunan, dsb.Pengelola anggaran sekolah diharapkan membelanjakan uang sesuai alokasi dana yang direncanakan. Setiap perubahan anggaran harus disetujui olehkomite sekolah bila memang harus ada perubahan dalam tahun berjalan.H. Pertanggungjawaban Keuangan SekolahKepala sekolah wajib menyampaikan laporan di bidang keuangan terutama mengenai penerimaan dan pengeluaran keuangan sekolah. Pengevaluasian dilakukan setiap triwulan atau per semester. Dana yang digunakan akan dipertanggungjawabkan kepada sumber dana. Jika dana tersebut diperoleh dari orang tua siswa, maka dana tersebut akan dipertanggungjawabkan oleh kepala sekolah kepada orang tua siswa. Begitu pula jika dana tersebut bersumber dari pemerintah maka akan dipertanggungjawabkan kepada pemerintah.

A. KesimpulanPada dasarnya setiap sekolah sudah menyelenggarakan sistem pengelolaan yang baik, tetapi sistem yang efektif kurang dilaksanakan. Ketidak disiplinan dalam penggunaan anggaran, serta pemimpin yang boros selalu menjadi fenomena tersendiri. Untuk itu diperlukan kepemimpinan dan manajemen pengelolaan yang efektif menuju eseimbangan antara sistem yang ada dalam mendistribusikan sumbersumber dana pendidikan di Indonesia.B. SaranMasalah keuangan harus dipecahkan secara bersama jika kita ingin mendapatkan peluang yang maksimal bagi semua sekolah agar dapat berkembang. Usaha dan pendanaan mandiri merupakan cara pemecahan yang sangat hakiki bagi sekolah yang benar-benar ingin berkembang. Jika berkaitan dengan masalah keuangan, maka sebaiknya digunakansistem manajemen terbuka. Dengan manajemen terbuka, maka semua keadaan sekolah baik atau buruk bisa diketahui oleh siapa saja.