article.php.pdf,pengembangan IKM.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/20/2019 article.php.pdf,pengembangan IKM.pdf

    1/10

     Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 6, Hal. 1131-1140 | 1131 

    IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI PEMERINTAH

    DALAM PENGEMBANGAN USAHA BATIK TULIS TENUN GEDOG

    (Studi di Dinas Perekonomian dan Pariwisata Kabupaten Tuban dan di Usaha Batik Tulis

    Tenun Gedog di Desa Kedungrejo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban)

    Ariem Tsuluts Saiful Mukmin, Agus Suryono, Abdullah Said 

    Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang E-mail :  [email protected]

    Abstract: Implementation of Strategic Plan In Business Development Batik Weaving Vilagge

    Gedog Kedungrejo Districct Kerek Tuban. The Purpose of this study is to understand about the

    implementation of strategic government plan Dinas Perekonomian dan Pariwisata Tuban Regencyin developing batik tulis tenun enterprise. This is caused by decreasing of revenue on small

    industry, especially batik tulis tenun gedog. In other in the realization of developing that is needed

    the seriousness in empowering to make society life and entrepreneur surrounding it prosper

    especially in Kedungrejo village, kerek subdistrict. The result of this study shows that the

    implementation of strategic plan based on developing program of batik tulis tenun gedog. All of

    the government attention toward developing program of batik tenun gedog is likely give a goodresult to entrepreneur and also craftsman, where is that program can make society economy

     getting better, but that things can be able to be handled with sustainability approach by Dinas

     Perekonomian dan Pariwisata Kabupaten Tuban. 

    Keywords: implementation, plan in business development batik weaving village gedog

    Abstrak: Implementasi Rencana Strategi Pemerintah Dalam Pengembangan Usaha Batik

    Tulis Tenun Gedog (Studi di Dinas Perekonomian dan Pariwisata Kabupaten Tuban dan di

    Usaha Batik Tulis Tenun Gedog di Desa Kedungrejo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban)

    Penelitian ini dilakukan atas dasar untuk mengetahui implementasi renstra pemerintah Dinas

    Perekonomian dan Pariwisata Kabupaten Tuban dalam mengembangkan usaha batik tulis tenungedog. Hal ini dikarenakan penurunan omset pada industri kecil khususnya batik tulis tenun gedog.

    Selain itu, produk industri kecil batik tulis tenun gedog merupakan produk unggulan dari

    Kabupaten Tuban yang harus dipertahankan. Sehingga dalam pelaksanaan pengembangan

    diperlukan sebuah keseriusan dalam pembinaan guna mensejahterahkan masyarakat sekitar dan

     pengusaha di desa Kedungrejo Kecamatan Kerek. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

    Implementasi Rencana Strategi berdasarkan program Pengembangan batik tulis tenun gedog berjalan dengan baik dengan hasil yang dikatakan baik pula, walaupun ada sisi kekurangan dari

    frekuensi pelatihan yang dilakukan. Segala bentuk perhatian pemerintah melalui kegiatan

     pengembangan usaha batik tulis tenun gedog nampaknya membuahkan hasil positif di mata para

     pengusaha dan pengrajin.

    Kata kunci: impelementasi, dalam pengembangan usaha batik tulis tenun gedog

    Pendahuluan

     Negara Indonesia yang kaya akansumber daya alam membuat kita untuk bisakreatif, inovatif dan mempunyai gagasan-gagasan baru guna mengelola sumber dayaalam tersebut.

    Di pihak lain, kekayaan sumber dayaalam Indonesia menunjukkan potensi yangmenggembirakan untuk meningatkan taraf

    hidup seluruh masyarakat Indonesia. Per-

    tama, jumlah penduduk yang besar meng-gambarkan kebutuhan masyarakat yang besar pula seperti kebutuhan sandang, pangan, papan, energi dan kesempatan kerja.Kedua, jumlah penduduk yang besar men-cerminkan potensi yang dapat dikerahkanuntuk mengolah sumber daya alam yang adauntuk kesejahteraan seluruh masyarakat.(http//www.ibid.Amir Santoso.com). 

    Kualitas sumber daya manusia adalah

    suatu benda ekonomi yang langka dan oleh

    mailto:[email protected]:[email protected]

  • 8/20/2019 article.php.pdf,pengembangan IKM.pdf

    2/10

     Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 6, Hal. 1131-1140 | 1132 

    karenanya diperlukan pengorbanan dan ke- beranian untuk memperoleh suatu usahayang cukup. Untuk mendapatkan kualitassumber daya manusia yang tinggi diperlukansuatu strategi pengembangan sumber daya

    manusia yang relevan dengan tingkat pem- bangunan. Pembangunan sumber dayaadalah proses peningkatan pengetahuan, danketrampilan.

    Oleh karena itu, agar potensi sumber

    daya manusia dapat berjalan sesuai denganapa yang diharapkan maka tidak ada

    salahnya apabila tenaga kerja mampu men-ciptakan lapangan kerja baru, maka usahakecil menengah sangatlah perlu men-dapatkan perhatian dan pembinaan secara

    lebih lanjut seperti pendidikan, pelatihan, penyuluhan, pendampingan serta perludilakukan berbagai penelitian.

    Karena selama ini kita mengetahui bahwa banyak permasalahan yang seringdihadapi dalam pengembangan usaha kecildan menengah Kabupaten Tuban yangterletak pada posisi yang cukup strategis

     pada ruas jalan pantura antara Jawa Timurdan Jawa Tengah. Tuban memiliki potensiunggulan dan fungsi diberbagai sektor yangdapat dimanfaatkan untuk meningkatkan ke-

    sejahteraan masyarakat, yaitu: sektor ke- pariwisataan, perdagangan dan jasa, industrikecil/kerajinan rumah tangga, pendidikandan pelayanan kesehatan.

    Dari beberapa sektor di atas, sektorindustri kecil maupun sentra-sentra batiktulis tenun gedog perlu mempengaruhi danmembantu promosi Kabupaten Tuban ke-tingkat nasional maupun internasional.

    Berdasarkan kunjungan peneliti dalam pra riset pada tanggal 2 Oktober 2012mendapat data dari Dinas Perekonomian dan

    Pariwisata Kabupaten Tuban tahun 2011nilai investasi sentra Industri Kecil

    Menengah (IKM) batik tulis tenun gedogadalah sebagai berikut: batik tulis tenun

    gedog desa Gaji Kecamatan Kerek sebesarRp.16.200.000,00, batik tulis tenun gedogdesa Jarorejo Kecamatan KerekRp.5.400.000,00, batik tulis tenun gedogMargorejo Kecamatan Kerek sebesar

    Rp.60.000.000,00, batik tulis tenun gedogdesa Karanglo Kecamatan Kerek sebesar

    Rp.15.000.000,00, batik tulis tenun gedogdesa Kedungrejo Kecamatan Kerek sebesar

    Rp.150.000.000,00. Maka peneliti tertarikuntuk ditentukan sebagai pengambilansampel selain dari Dinas Perekomian danPariwisata Kabupaten Tuban. Di sentralindustri, desa Kedungrejo Kecamatan Kerek

    mempunyai pekerja sebanyak 200 orangyang sebagian besar sebagai pekerjasambilan selain buruh tani yang merupakan pekerjaan pokok.

    Tinjauan Pustaka

    Perencanaan Pembangunan

    Perencanaan pembangunan merupakansuatu hal yang sangat penting karena pembangunan berkaitan dengan perubahanke arah yang lebih baik pada masa yang

    akan datang.Menurut Tjokroamidjojo (1987, h.12)

     perencanaan pembangunan adalah suatu pengarahan penggunaan sumber-sumber pembangunan (termasuk sumber-sumberekonomi) yang terbatas untuk mencapaitujuan yaitu keadaan sosial yang lebih baiksecara efisien dan efektif. Dalam suatu

     perencanaan pembangunan, yang merupakansuatu kegiatan yang berkelanjutan, ada be- berapa tahap yaitu dilakukan dalam pen-yusunan menurut Tjokroamidjojo (1987,

    h.57-60), yaitu:a.  Penyusun rencana.

    Perencanaan rencana terdiri dariunsur-unsur, yaitu:

    (a.1) Tinjauan keadaanTinjauan keadaan atau review ini dapat berupa tinjauan sebelum. Memulaisuatu rencana (review before take off)atau suatu tinjauan tentang pelaksananrencana sebelumnya (review of per-mormance). 

    (a.2) Perkiraan keadaan masa yang akan

    dilalui rencanaSering juga disebut sebagai forecasting.

    Dalam hal ini diperlukan data-datastatistik sebagai hasil penelitian dan

    teknik-teknik proyeksi mekanismeinformasi untuk mengetahui kecen-derungan masa depan.

    (a.3) Penetapan tujuan rencana ( planobjective) dan pemilihan cara-cara

     pencapaian tujuan tersebutDalam hal ini seringkali nilai-nilai

     politik sosial masyarakat memaikan peranan yang cukup penting.

  • 8/20/2019 article.php.pdf,pengembangan IKM.pdf

    3/10

     Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 6, Hal. 1131-1140 | 1133 

    (a.4) Indentifikasi kebijaksanaan dankegiatan usaha yang diperlu dilakukandalam rencanaSuatu kebijaksanaan atau  policymungkin perlu didukung oleh program-

     program pembangunan.(a.5) Tahap persetujuan rencana

    Proses pengambilan keputusan disinimungkin bertingkat-tingkat, dari putus-an di bidang teknis kemudian me-

    masuki wilayah proses politik. b.  Penyusunan program rencana

    Dalam tahap ini dilakukan perumus-an yang lebih terperinci mengenaitujuan atau sasaran dalam jangkawaktu tertentu, suatu perincian

     jadwal pekerjaan, jumlah dan jadwal pembiayaan serta penentuan lemba-ga atau kerjasama antar lembagamana yang akan melakukan pro-gram-program pembangunan.

    c.  Pelaksanaan rencanaDalam hal ini seringkali perludibedakan antara tahap eksplorasi,tahap konstruksi, tahap operasi. Halini perlu ditimbangkan karena sifatkegiatan usahanya berbeda. Dalam

    tahap pelaksanaan operasi perludipertimbangkan kegiatan-kegiatan pemeliharaan.

    Untuk itu diperlukan suatu sistemmonitoring dengan mengusahakan pelaporandan  feedback yang baik dari pelaksanaan

    rencana.

    d.  EvaluasiEvaluasi ini membantu kegiatan pengawasan, dalam hal ini dilakukan

    suatu evaluasi tentang situasi sebe-lum rencana dimulai dan evaluasi

    tentang pelaksanaan rencana se- belumnya.Dari hasil-hasil evaluasi inidapatdilakukan perbaikan terhadap peren-canaan selanjutnya atau penyesuain

    akan dilakukan (pelaksanaan) peren-canaan itu sendiri (Tjokroamidjoo,

    1987, h.57-60).Perencanaan Strategi

    Istilah perencanaan strategi (renstra)

     pada mulanya lebih banyak dikenal diling-

    kungan militer, yang berarti perencanaanoperasi ke arah lawan dengan memper-hitungkan berbagai kemungkinan, keun-tungan dan kelemahannya serta memper-timbangkan kondisi real yang dimiliki, serta

    kondisi lingkungan yang ada,bahkan dengan berupaya memperhitungkan kekuatan lawan,agar operasi militer dapat berhasil dengan baik. Menurut Riyadi-Bratakusumah (2004,h.227) Bruton dan Hildreth (2000)

    menyatakan:“the origins of strategic planning can

    be traced to military organizations.  In awar an army must determine its strengths and weaknesses. From this information it then determines its

    advantages over its and, thus at what   poin to attack that adversary.” Dengan adanya implementasi, maka

    suatu strategi tidak mempunyai arti apa-apa.Implementasi strategi merupakan satu prosestersendiri dan sering tidak dipandangsebagai bagian integral dari pengambilan ke- putusan.

    Implementasi adalah operasionalisasidari berbagai aktivitas guna mencapai suatusasaran tertentu.  Higgins (dalam, Salusu1996, h.409), menyatakan bahwa im-

     plementasi adalah rangkuman dari berbagaikegiatan yang didalamnya sumber dayamanusia menggunakan sumber daya lainuntuk mencapai sasaran dari strategi.

    Kegiatan tersebut menyetuh semua ja- jaran manajemen mulai manajemen puncaksampai pada karyawan lini paling bawah.Alexander (dalam, Salusa 1996, h.431)mengungkapkan, beberapa masalah yangsering dijumpai dalam melaksanakan suatustrategi:

    a.  Jangka waktu pelaksanaan.Jangka waktu pelaksanaan ternyata jauh lebih lama daripada yang diren-canakan karena timbulnya banyakmasalah baru yang tidak diantisipasi,tidak diprediksi sebelumnya.Sementara itu, selama kegiatanimplementasi berlangsung, koor-dinasi tidak berjalan secara efektif,apalagi banyak karyawan yang tidakme-miliki ketrampilan yangmemadai untuk melaksanakan

    kewajiaban.

  • 8/20/2019 article.php.pdf,pengembangan IKM.pdf

    4/10

     Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 6, Hal. 1131-1140 | 1134 

     b.  Pelaksanaan analisis SWOT.Saat analisis SWOT dilakukan,masalah yang berkaitan denganfaktor eksternal telah banyak di-

     bicarakan. Namun pada saat pelak-sanaannya, faktor-faktor itu banyaksekali dilupakan dan kurang ter-kontrol. Akibatnya adalah aktivitasorganisasi kadang-kadang terpeng-aruh oleh faktor-faktor eksternalyang tidak terkendali itu sehinggahasil yang diperoleh tidak sepertiyang diharapkan.

    c.  Kualitas kepemimpinan.Kualitas kepemimpinan yang kurangmemadai, pengarahan dari para

     pimpinan unit kerja yang sering kalikurang tepat juga, semuanya meru-

     pakan sumber rintangan dalammenysukses implementasi strategi.Instruksi-instruksi kepada karyawaneselon bawah sangat tidak men-cukupi dan bahkan pelatihan yangdisyaratkan jarang dilakukan.Ini melemahkan posisi karyawan

    terdepan karena ada interpretasi ter-hadap tugas yang harus diembansering berbeda dari yang sebenar-

    nya. Selain itu, monitoring atas pelaksanaan tugas sangat lemah.

    Dari keseluruhan penjelasan kom- ponen-komponen implementasi strategi diatas yang lebih penting adalah kemauan politik dari pimpinan puncak atau mana- jemen puncak dalam mengelola organisasi.Thompson dan Strickland (dalam, Salusu1996, h.436), mengungkapkan bahwa:

    ”Kunci sukses implementasi strategiadalah menyatukan organisasi secaratotal untuk mendukung strategi danmelihat apakah setiap tugasadministratif dan aktivitas dilakukan

    menurut cara yang memadukan secaratepat semua persyaratan sehingga

     pelaksanaan dari strategi itu dapatdinikmati”. 

    Pengembangan Industri

    Kata pengembangan yang termuat

    dalam kamus besar bahasa Indonesia

    diartikan sebagai “proses, cara, perbuatan,mengembangkan “(Tim penyusun KamusBesar Bahasa Indonesia, 1997, h.414).

    Kemudian Ndraha (1983, h.84)mengungkapkan bahwa istilah pengem-

     bangan berasal dari kata “kembang” yang berarti meningkatkan atau menambahkansesuatu yang sudah ada baik kualitatifmaupun kuantitatif, jadi ada seseatu yang bertambah. Menurut S. Pamuji (1985, h.7)

     juga mengemukakan bahwa pengembanganadalah:

    “Sebagai suatu pembangunan yaitumerubah sesuatu sehingga menjadi barudan dimiliki nilai yang lebih tinggi.Dengan demikian juga mengandung

    makna sebagai pembaharuan yaitumelakukan usaha-usaha dengankebutuhan, menjadi lebih baik ataumanfaat” 

    Dari beberapa definisi pengembangantersebut dapat disimpulkan bahwa yangdimaksud pengembangan merupakan segala

    usaha atau perbuatan untuk memajukan,memperbaiki, secara teratur dan bertahap,

    serta meningkatkan sesuatu yang sudah

    ada sesuai apa yang diharapkan. 

    “Harapannya bahwa pertumbuhanekonomi semakin pesat dari sektor industrimodern akan dapat menyelesaikan masalahkemiskinan dan penggangguran secaratuntas ternyata masih ada pada rentang per- jalanan yang panjang.

    Dalam pendirian suatu bidang usaha baik kecil maupun besar, tentunya didasarkan pada satu tujuan tertentu yangingin dicapai. Pencapain tersebut akan dapat berjalan dengan baik jika perusahaan mem-

     punyai kemampuan untuk dapat mengelolasecara optimal segala sumber yang dimiliki.

    Adapun yang dimaksud dengan sumber-sumber yang di kelola oleh perusahaandalam ilmu manajemen Soekarno (1986,

    h.46) ialah:a.   Man: tenaga kerja manusia.

     b.   Money : uang yang diperlukan.c.   Methods: cara atau sistem yang

    dipakaid.   Materials: bahan-bahan yang

    diperlukan.

  • 8/20/2019 article.php.pdf,pengembangan IKM.pdf

    5/10

     Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 6, Hal. 1131-1140 | 1135 

    e.   Machines : mesin-mesin yangdiperlukan.

    f.   Markets : pasar, untuk melemparhasil-hasil produksi.

    Sumber-sumber tersebut diatas selalu

    dapat diperlukan/dibutuhkan dalam duniausaha, baik usaha kecil maupun besar se- bagai faktor-faktor produksi. Faktor pro-duksi juga dibutuhkan dalam industri kecil.Dan keenam faktor tersebut merupakan

    suatu kesatuan yang saling mendukungantara satu dengan yang lain.

    Industri Kecil

    Sebelum menjabarkan tentang peng-ertian industri kecil, telebih dahulu akandisampaikan tentang pengertian industri.

    Istilah industri mempunyai dua arti. Per-tama, industri dapat diartikan himpunan perusahaan-perusahaan sejenis. Kedua,industri dapat pula merunjuk pada ke suatusektor ekonomi yang di dalamnya terdapatkegiatan produktif yang mengolah barangmentah menjadi barang jadi atau barangsetengah jadi. (Dumairy, 1996, h.227).

    Bahkan istilah yang dipakai pun bermacam-macam seperti industri formal,usaha kecil, industri rumah tangga, industri

    kecil atau usaha sub sistem. Namun padadasarnya mempunyai makna substansi yangsama. Oleh karena itu perlu batasan yangtegas tentang pengertian usaha kecil. Hal inidimaksudkan agar terdapat konsistensi pemahaman atas kedua konsep tersebut.

    Menurut Deperindag bersama denganBadan Pusat Statistik (2002) industri keciladalah:

    “Kegiatan ekonomi yang dilakukanoleh perseorangan atau rumah tanggamaupun suatu badan yang bertujuan

    untuk memproduksi barang maupunsuatu badan yang bertujuan untuk

    memproduksi barang atau jasa untukdiperniagakan secara komersial, yang

    mempunyai kekayaan bersih paling banyak 200 juta rupiah dan mempunyainilai penjualan sebesar 1 miliar rupiah

    atau kurang”. 

    Usaha Kecil Menengah (UKM)

    UKM adalah jenis usaha yang paling banyak jumlahnya di Indonesia, tetapisampai saat ini batasan mengenai usaha kecildi Indonesia masih beragam. Pengertiankecil di dalam usaha kecil bersifat relatif.

    Sehingga perlu adanya batasannya, yangdapat menimbulkan definisi-definisi usahakecil dari beberapa segi. Sedangkan Definisiusaha mencakup paling tidak dua aspek,yaitu aspek penyerapan tenaga kerja dan

    aspek pengelompokan usaha ditinjau dari jumlah tenaga kerja yang diserap dalam

    gugusan atau kelompok usaha tersebut(Partomo dan Soejoedono, 2004).

    Sedangkan INPRES No. 10 Tahun 1999mendefinisikan usaha menengah adalah unit

    kegiatan yang memiliki kekayaan bersihlebih besar dari 200 juta rupiah sampaimaksimal 10 milyar rupiah (tidak termasuktanah dan bangunan tempat usaha). Penger-tian UKM dilihat dari kriteria jumlah tenagakerja yang dimiliki berbeda antara negarayang satu dengan yang lain. Di Indonesia,Biro Statistik mempunyai kriteria usaha

    kecil jika karyawannya 5 sampai 19 orangdan jika kurang dari 5 orang digolongkanusaha rumah tangga, serta usaha menengahterdiri atas 20 sampai 99 orang.

    Menurut Gaedeke dan Tootelian(dalam, Partomo dan Soedjoedono (2002),UKM memiliki 4 karakteristik, yaitu: (1)kepemilikan, (2) operasinya terbatas padalingkungan atau kumpulan pemodal, (3)wilayah operasinya terbatas pada lingkungansekitarnya, meskipun pemasaran dapatmelampaui wilayah lokalnya, dan (4) ukurandari perusahaan dalam industri bersangkutanlebih kecil dibandingkan dengan perusahaanlainnya dalam bidang usaha yang sama.

    Partomo dan Soedjoedono (2002)

     berpendapat, pada kenyataannya UKM me-miliki kendala-kendala dalam mem-per-

    tahankan dan pengembangan usaha (bisnis),antara lain kurangnya pengetahuan penge-

    lolaan usaha, kurang modal, dan lemah di bidang pemasaran. Untuk mengatasinyaUKM harus memiliki strategi bisnis yangtepat yang perlu diambil, diantaranya adalah:

    (1)  Untuk dapat mengembangkan UKM

     perlu dipelajari terlebih dahulu ten-tang ciri-ciri kelemahan serta

     potensi-potensi yang tersedia serta perundang-undangan.

  • 8/20/2019 article.php.pdf,pengembangan IKM.pdf

    6/10

     Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 6, Hal. 1131-1140 | 1136 

    (2)  Diperlukan bantuan manajerial agartumbuh inovasi-inovasi mengelolaUKM berdampingan dengan usaha-usaha besar.

    (3)  Secara vertikal dalam sistem gugus

    usaha, UKM bisa menjadikan dirikomplemen-komplemen usaha bagiindustri perusahaan produsen utama.Maka diperlukan suatu strategiUKM menjalin kerja komplementer

    dengan usaha-usaha besar.Oleh karena itu, ada kerjasama yang

    terjalin bisa berbentuk koperasi dan secara bersama-sama beroperasi masuk dalamusaha tertentu.

    Perkembangan Usaha Batik di IndonesiaIndonesia adalah negara kepulauan

    yang paling luas di seluruh dunia. Terletakdi Asia Tenggara dan terdiri atas bermacam-macam pulau, serta jumlahnya lebih dari duaratus ribu. Luas tanahnya kira-kira lima kaliganda dari pada Jepang dan penduduknyalebih dari dua ratus juta orang.

    Mengenai teknik celup dan tenuntradisional, kata orang tekniknya juga men-capai sebanyak jumlah pulau atau suku.Motifnya atau warnanya berbeda berdasar-

    kan masing-masing desa.Oleh karena itu, Indonesia adalah

    negara jepang terkemuka dalam bidangcelup dan tenun tradisional. Kemudian, pem- batik terpilih kerajinan tangan yang halus bagi wanita dan perem-puan keluarga rajadan bangsawan kraton. Pembatik makinlama makin menjalar di dalam kraton. Akantetapi, orang awam tidak dapat membatikkarena bahan bakunya jarang ada dan terlalumahal.

    Beberapa pengrajin di desa Kedungrejo

    Kecamatan Kerek telah mendirikan orga-nisasi yang diharapkan dapat mewadahi

    aspirasi mereka dalam kegiatan membatik.Pada kurun waktu 1997 hingga sekarang,

    industri batik tulis gedog kesatrian telahmengalami perubahan dalam pola kegiatanindustrinya akibat peristiwa bom Bali.

    Metode Penelitian

    Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif

    dengan pendekatan kualitatif. Penelitiandeskriptif adalah suatu metode dalam

     penelitian status kelompok manusia, suatuobjek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiranataupun suatu kilas peristiwa pada masasekarang.

    Penelitian adalah kegiatan dalam

    rangka memberikan pemecahan atas suatu permasalahan, mengembangkan dan mengujikebenarannya suatu pengetahuan. Dalamsuatu penelitian selalu menggunakanmetode.

    Adapun fokus penelitian ini adalahsebagai berikut.

    1.  Implementasi Rencana Strategi DinasPerekonomian dan Pariwisata Ka- bupaten Tuban di antaranya:a.  Bidang Perdagangan.

    a) 

    Pembangunan pusat informasidan promosi berbasis teknologidan informasi (IT)

     b)  Pelatihan memulai usaha(kewirausahaan)

    c)  Pelatihan strategi pemasaran b.  Bidang Perindustrian

    a)  Kegiatan pembinaan sentra-

    sentra Industri b)  Pengembangan kampung batikc)  Kegiatan pelatihan ketrampilan

     bagi industri kecil

    d) 

    Pemberian pinjaman modal bagiindustri kecil

    2.  Pengembangan usaha batik tulis tenungedog di desa Kedungrejo KecamatanKerek di Kabupaten Tuban dapat dilihatdari:

    a)  Strategi pengembangan pasar b)  Strategi Pengembangan produksi

     pasar3.  Faktor-faktor pendukung dan peng-

    hambat dalam pengembangan usaha batik tulis tenun gedog di desa Ke-

    dungrejo Kecamatan Kerek:1). Faktor pendukung

    2). Faktor penghambat

    Pembahasan

    1.  Implementasi Rencana Strategi

    Dinas Perekonomian dan Pariwisata

    Kabupaten Tuban.

    a. 

    Bidang Perdagangan

    a)  Pembangunan pusat informasi dan promosi berbasis teknologi dan

    informasi (IT)

  • 8/20/2019 article.php.pdf,pengembangan IKM.pdf

    7/10

     Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 6, Hal. 1131-1140 | 1137 

    Dalam pembangunan pusat informasidan promosi bisnis berbasis teknologi daninformasi (IT) sebagai usaha mikro, kecil,dan menengah (UMKM) khususnya meru- pakan kelompok pelaku ekonomi ter-besar

    dalam perekonomian Indonesia dan terbuktimenjadi kunci penting dari pengaman pere-konomian nasional dalam masa krisis, sertamenjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi. Salah satu kunci ke-

     berhasilan usaha mikro, kecil dan menengahadalah adalah tersedianya pasar yang jelas

     bagi produk UMKM khususnya batik tulistenun gedog.

    Oleh karena itu, peran pemerintahsangat diperlukan dalam mendorong keber-

    hasilan UMKM untuk memperluas akses pasar melalui pemberian fasilitas teknologiinformasi berbasis Web  yang dapat di-gunakan sebagai media komunikasi bisnisglobal serta melalui pembentukan PusatKomunikasi Bisnis Berbasis Web  di setiapdaerah Kabupaten atau Kecamatan diIndonesia. Pelatihan memulai Usaha(kewirausahaan). Dalam mengupayakan pelatihan memulai usaha (kewirausahaan) batik tulis tenun gedog yang dilakukan oleh

    Dinas Perekonomian dan Pariwisata bidangPerindustrian dan Perdagangan KabupatenTuban terhadap masyarakat pengrajin batiktulis tenun gedog di desa KedungrejoKecamatan Kerek Tuban perlu melakukan berbagai macam intervensi pelatihanmemulai usaha yaitu dengan melakukan pelatihan berbentuk teknis yakni pelatihan peningkatan ketrampilan batik dan pelatihan pengetahuan pewarnaan.

    Dalam pelatihan ini para pengrajin

     batik didatangkan pelatih atau guru (desain)dari luar kota yang mana akan diberikan

    ilmu bagaimana cara-cara memadukanmotif-motif atau corak lainnya seperti

     perpaduan batik yang menarik, meskipun batik tulis tenun gedog mempunyai ciri khastersendiri.

    Di samping itu, kaum ibu-ibu dan pararemaja putri disini juga ada anak-anak

    Sekolah Dasar (SD) yang mau ikut belajarmembatik. Dalam pembelajaran untuk anak-anak Sekolah Dasar ini di lakukan kursus

    setiap hari sehabis pulang sekolah. Mereka

    dibina oleh salah seorang ibu yang sudahahli dalam membatik di desa tersebut,dengan semangat dan penuh ketekunanmereka (anak-anak) tersebut memperhatikandengan seksama pada guru (Ibu Uswatun)

    yang memberikan pelajaran pada mereka. b)  Pelatihan strategi pemasaran.Dalam melakukan strategi pemasaran

    dalam pengelolaan yang dimaksud adalahcara penanganan suatu usaha atau lembaga

    dalam suatu proses kegiatansecara rapimelalui kerjasama dengan orang lain agar

    tercapai keuntungan semaksimal mungkinuntuk melakukan berbagai pelatihan strategi pasar supaya pengrajin batik tulis tenungedog mengetahui lokasi strategi pemasaran.

    Selain itu juga terdapat show room yangdigunakan untuk memajang dan menjual batik untuk pengunjung yang pada akhirnyameningkatkan jumlah transaksi batik.Industri batik ini dalam memasarkan baranghasil produksinya melelui tiga sistem pe-masaran, yaitu: (1) Pemasaran SetempatPemasaran ini hanya di daerah Tuban sendiriyang meliputi tengkulak-tengkulak kecilyang masuk keluar barang dagangannyadengan pedagang batik yang ada dalam

     pasar, (2) Pemasaran luar daerah Pemasaranluar daerah ini sangat membawa keuntunganyang lebih banyak karena pemasaran lokal(luar daerah) meliputi daerah Surabaya,Jakarta, Bali dan sebagainya, (3) Pemasaranuntuk luar negeri Untuk pemasaran batiksudah dapat menembus pasaran luar negeriyaitu Jepang, Belanda, dan Australia.

    b.  Perindustrian.

    a)  Kegiatan pembinaan sentra-sentraindustri

    Usaha pemerintah Kabupaten Tubandalam menjalankan kegiatan pembinaan

    sentra-sentra industri batik tulis tunun gedogadalah untuk menjalankan program prog-

    ramnya yaitu menginginkan per-tumbuhanusahanya.

    Oleh karena itu, kewajiban untuk

    melestarikan warisan-warisan budaya nasi-onal dan kesadaran untuk ikut membangun

    kehidupan para pengrajin dilakukan se-rangkaian upaya pembinaan yang terpadudan berkelanjutan guna pengembangan po-

  • 8/20/2019 article.php.pdf,pengembangan IKM.pdf

    8/10

     Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 6, Hal. 1131-1140 | 1138 

    tensi usaha pengrajin batik tulis tenun gedogdi Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban.

     b)  Pengembangan kampung batikRencana penetapan sejumlah desa di

    Kecamatan Kerek sebagai kampung batik besar kemungkinan batal terealisasi. KepalaDinas Perekonomian dan PariwisataKabupaten Tuban, Ir. Farid Achmadi, M.MTmengatakan, pihaknya mengalihkan rencana

     pembangunan kampung batik tersebut kekawasan Desa Sumurgung, Kecamatan Kota

    Tuban dan sekitarnya.

    c)  Kegiatan pelatihan ketrampilan bagi industri kecil

    Upaya pemerintah Kabupaten Tuban

    Dinas Perekonomian dan PariwisataKabupaten Tuban bidang perindustriandalam menjalankan program-program pe-latihan ketrampilan bagi industri kecil batiktulis tenun gedog.

    Dalam pengembangan sumber dayamanusia adalah memberikan pelatihan yang berkaitan dengan ketrampilan kerja dandesain produk, pelatihan tersebut diadakanoleh Dinas Perekonomian dan Pariwisata

    Kabupaten Tuban bidang perindustrian bekerja sama dengan Paguyuban koperasi batik, Forum Pengembangan KampungBatik Tuban (FPKBT) serta Semen Gresik(SG).

    d)  Pemberian pinjaman modal

    Modal merupakan hal yang paling penting dalam suatu usaha. Tanpa adanyamodal, suatu usaha tidak akan berjalandengan baik. Begitu juga dengan industri batik tulis tenun gedog di Desa Kedungrejo

    Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban yangmembutuhan modal usaha dalam peng-

    embangannya. Masih banyak industri kecil batik tulis tenun gedog yang masihkekurangan modal dalam mengembangkanusahanya. Masih banyak industri kecil batiktulis tenun gedog yang masih kekurangan

    modal dalam mengembangkan usahanya.

    2.  Pengembangan usaha batik tulis

    tenun gedog di desa Kedungrejo

    Kecamatan Kerek, Kabupaten

    Tuban.

    a.  Strategi pengembangan pasarAlasan yang mendasar diterapkannya

    Strategi Pengembangaan Pasar ini

    dilaksanakan dengan berbagai alasan bahwadengan pengembangan pasar, maka perusahaan akan dapat mempertahankankelangsungan hidupnya dan untuk mengem- bangkan usahanya

     b.  Strategi pengembangan produksi

     pasarDalam proses pengembangan produk

     baru berawal dari pencarian ide. Ide produk baru dapat berasal dari sejumlah sumberyaitu para pengrajin batik tulis tenun gedog,

    dan para karyawan yang mempunyai peng-etahuan yang cukup luas dalam pembuatan batik. Para pengrajin batik tulis tenun gedogmempunyai sebuah ide karena para peng-rajin batik telah melakukan survey danmereka tahu kondisi pasar, ide itu bisalangsung disampaikan kepada para pekerjauntuk memperbaru produknya dengan de-sain yang baru yang diinginkan dari ide tadi.

    3.  Faktor Pendorong dan Penghambat

    dalam pengembangan usaha batik tulistenun gedog di desa Kedungrejo

    Kecamatan Kerek.

    a)  Faktor Pendorong.

    1.  Tenaga kerjaDi sekitar industri batik tulis tenun

    gedog cukup tersedia tenaga kerja yang

    diperlukan dengan tingkat keahlian yangcukup memadai serta biaya tenaga yangrelatif murah sampai relatif mahal. Hal inimerupakan suatu keuntungan bagi industri batik tulis tenun gedog dan dapat meng-

    urangi jumlah pengangguran yang ada dimasyarakat sekitar industri kecil pada

    khususnya dan masyarakat Tuban padaumumnya.

    2.  Kualitas pengembangan produkProses pengembangan produk-produk

     baru berawal dari pencarian ide. Ide produk-

     produk baru tersebut dapat berasal darisejumlah sumber yaitu para pengrajin batik

    tulis tenun gedog, dan para karyawan yangmempunyai pengetahuan yang cukup luasdalam pembuatan batik.

  • 8/20/2019 article.php.pdf,pengembangan IKM.pdf

    9/10

     Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 6, Hal. 1131-1140 | 1139 

    Para pengrajin batik mempunyai sebuahide karena para pengrajin batik telahmelakukan survey dan mereka tahu kondisi pasar, ide itu bisa langsung disampaikankepada para pekerja untuk memperbaruhi

     produknya dengan desain yang baru yangdiinginkan dari ide tadi.

    3.  Besarnya potensi batik tulis tenungedog

    Salah satu produk unggulan dapat digali dan besar permintaan pasar akan

     pakaian tradisional khas Tuban itu yangdihasilkan oleh pengusaha batik tulis tenungedog di Desa Kedungrejo KecamatanKerek.

    b) 

    Faktor Penghambat.

    a.  Lemahnya akses terhadap sumber-sumber permodalan.

    Kurangnya permodalan dalam industri batik tulis tenun gedog, karena padaumumnya industri kecil tersebut merupakanusaha perorangan atau perusahaan yangsifatnya tertutup, yang menghandalkan padamodal dari si pemilik yang jumlahnya sangatterbatas. Kurangnya permodalan yangdialami industri kecil batik tulis tenun gedog

    dikarenakan lemahnya akses.

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai ImplementasiRencana Strategi Pemerintah DalamPengembangan Usaha Batik Tulis Gedog

    studi pada Dinas Perekonomian danPariwisata Kabupaten Tuban dan di UsahaBatik Tulis Tenun Gedog di DesaKedungrejo Kecamatan Kerek, maka dapatditarik kesimpulan, yaitu:

    1. 

    Implementasi Rencana Strategis DinasPerekonomian dan Pariwisata

    Kabupaten Tuban.a.  Bidang Perdagangana)  Pengembangan Pusat Informasi

    dan Promosi Bisnis BerbasisTeknologi dan Informasi (IT)

    melalui website DinasPerekonomian dan Pariwisata

    Kabupaten Tuban khususnya batik tulis tenun gedog.

     b)  Pelatihan Melalui Usaha

    (kewirausahaan) yang dilakukan

    Dinas Perekonomian dan Pari-wisata Kabupaten Tuban dandisentra-sentra industri batik tulistenun gedog.

    c)  Pelatihan Straregi Pemasaran

    yang dilakukan Dinas Per-ekonomian dan PariwisataKabupaten Tuban di sentra-sentraindustri batik tulis gedog dalam pembuatan atau pengembangan

     produk-produk baru yang di-inginkan konsumen.

     b.  Bidang Perindustriana)  Kegiatan Pembinaan sentra-sentra

    industri yang dilakukan DinasPerekonomian dan Pariwisata

    Kabupaten Tuban dalam bidangusaha batik tulis tenun gedog.

     b)  Pengembangan kampung batikyang dilakukan Dinas Per-ekonomian dan PariwisataKabupaten Tuban selain di Ke-camatan Kerek yaitu di desa Ke-dungrejo, Gaji, Jarorejo, dan Mar-

    gomulyo Kabupaten Tuban jugakampung batik di desa Sumurgung,Sugiharjo kecamatan kota Tuban.

    c)  Kegiatan pelatihan keterampilan

     bagi industri kecil di sentra-sentraindustri kecil khususnya pengrajin- pengrajin batik tulis gedog.

    d)  Pemberian pinjaman modal lunak bagi industri kecil kepada peng-usaha batik tulis tenun gedog bagiyang membutuhkan.

    2.  Pengembangan batik tulis tenun gedogdi desa kedungrejo kecamatan kerekkabupaten tubana.  Strategi pengembangan pasarPelaksanaan strategi pengembangan

     pasar dilakukan untuk menjaga kelang-sungan hidup sentra pengrajin batik tulis

    tenun gedog di desa Kedungrejo KecamatanKerek Kabupaten Tuban dengan cara

    sebagai: 1) Survey daerah penjualan yangmemungkinkan untuk diamati dan dimasuki,2) Menerima pesanan dari pelanggan.

     b.  Strategi pengembangan produksi

     pasarPelaksanaan strategi pengembangan

     produk baru diterapkan oleh para pengrajin

     batik tulis tenun gedog memiliki alasan

  • 8/20/2019 article.php.pdf,pengembangan IKM.pdf

    10/10

     Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 6, Hal. 1131-1140 | 1140 

    yaitu: 1) Untuk menyesuaikan dengan selerakonsumen yang cenderung berubah-ubahserta melihat kondisi trend   terbaru zamansekarang yang diinginkan oleh konsumendalam mengembangkan produk-produk

     baru; 2) Pemasaran produk-produk batiktulis tenun gedog yang berkwalitasdibandingkan dengan dari daerah lainsupaya batik tulis tenun gedog dikenalmasyarakat kabupaten Tuban maupun luar

    kabupaten Tuban.

    3.  Faktor pendorong dan penghambatdalam pengembangan usaha batik tulistenun gedog di desa kedungrejokecamatan kerek kabupaten tuban. 

    a.  Faktor Pendorong1 Tenaga kerja yang memadai2 Kualitas pengembangan produk batik tulis tenun gedog sangat bagus3 Besarnya potensi batik tulis tenun

    gedog khususnya pada waktulebaran yaitu Idul Fitri dan IdulAdha

     b.  Faktor Penghambat1 Lemahnya akses terhadap sumber-

    sumber permodalan khususnya prosedur pengajuan pinjaman

    2 Lemahnya jaringan usaha yangdilakukan pengrajin dan pengusaha.

    Daftar Pustaka

    Bratakusumah, Deddy Supriady dan Solihin, Dadang. 2001. Otonomi  Penyelenggaraan Pemerintah

     Daerah. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

    Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia, Jakarta : Erlangga. 

    Partomo dan Soedjoedono. 2002. Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi. Ghalia Indonesia.

    Jakarta.

    Riyadi, dan Bratakusumah, Deddy Supriyadi. 2004.  Perencanaaan Pembangunan Daerah: Strategi

     Menggali Potensi Dalam Mewujudkan Otonomi Daerah. Jakarta : Pustaka Utama.

    Salusa, J. 1996.  Pengambilan Keputusan Stratejik Untuk Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit .

    Jakarta : PT. Gramedia Widisarana Indonesia.

    Soekarno. 1986. Dasar-dasar Manajemen, Jakarta : C.V. Miswar.Tjokroamidjodo, Bintaro. 1986. Perenanaan Pembangunan. Jakarta : PT Gunung Agung.