Upload
nguyennguyet
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
“Pengembangan Profesionalime Penyuluh Pertanian Melalui Penguasaan Teknologi Informasi (TI)” Oleh : Khasril Atrisiandy, SP.,
1
PENGEMBANGAN PROFESIONALISME PENYULUH PERTANIAN MELALUI
PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI (TI)
Oleh :
Khasril Atrisiandy, SP NIP : 19750323 200901 1 005
Penyuluh Pertama
KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA UTARA
2015
“Pengembangan Profesionalime Penyuluh Pertanian Melalui Penguasaan Teknologi Informasi (TI)” Oleh : Khasril Atrisiandy, SP.,
2
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN…………………………………………………………….. 3 A. Latar Belakang…………………………………………………………… 3
a) Pengembangan SDM Penyuluh Pertanian……………………. 4 b) Pengertian-pengertian Teknologi Informasi…………………… 7
B. Tujuan……………………………………………………………………. 10 II. PENGEMBANGAN PROFESIONALISME PENYULUH PERTANIAN
MELALUI PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI…………………. 11 A. Kompetensi Penyuluh Pertanian……………………………………… 11 B. Pengembangan Kompetensi Penyuluh Pertanian………………….. 13 C. Fungsi – fungsi Penyuluhan Pertanian……………………………… 16 D. Teknologi Infomasi Dalam Penyuluhan Pertanian…………………. 17
a) Peranan TI Dalam Penyuluhan Pertanian……………………. 17 b) TI sebagai Sarana Media Penyuluhan Pertanian…………… 20 c) Manfaat TI Bagi Petani sebagai Pelaku Utama……………… 22 d) Manfaat TI bagi Petani sebagai Pelaku Utama dan
Pelaku Usaha…………………………………………………… 23 e) Peranan TI Dalam Mendukung Pembangunan Pertanian
Yang Berkelanjutan……………………………………………. 25 f) Pentingnya Penguasaan Teknologi Informasi Bagi
Penyuluh Pertanian……………………………………………. 27
III. KESIMPULAN……………………………………………………………. 30 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 31
“Pengembangan Profesionalime Penyuluh Pertanian Melalui Penguasaan Teknologi Informasi (TI)” Oleh : Khasril Atrisiandy, SP.,
3
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perubahan global, dimana sector pertanian mengalami dinamika
yang luar biasa. Tantangan kegiatan penyuluhan di lapangan semakin berat,
sehingga jika penyuluhan pertanian sebagai penyedia public goods tidak bisa
berperan dengan baik akan semakin ditinggalkan oleh penguna tradisionalnya.
Pada saat ini penyuluh lapangan swasta yang juga merupakan pelayan teknis
perusahaan sarana produksi nasional dan multinasional juga telah merambah ke
desa-desa. Dalam era baru pertanian, penyuluh lapangan dituntut memiliki
fungsi paling tidak dalam tiga hal yaitu transfer teknologi (technology transfer),
fasilitasi (facilitation) dan penasehat (advisory work). Untuk mendukung fungsi-
fungsi tersebut, penyuluh pertanian lapangan mestinya juga menguasai dan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Kondisi kemiskinan di masyarakat yang mayoritas adalah penduduk perdesaan
yang mata pencahariannya di sector pertanian masih dijadikan sebagai indicator
keberhasilan penyuluh dalam melaksanakan tugas. Belum lagi rendahnya
produktivitas padi di tingkat petani yang hanya rata-rata 5,5 ton/ha, sedangkan
hasil penelitian menunjukan 7-8 ton/ha. Banyak permasakahan dilapangan yang
semuannya seakan menjadi tanggung jawab penyuluh sebagai ujung tombak
pembangunan pertanian.
Permasalahan lain seperti perubahan iklim, diversifikasi pangan, kemandirian
petani juga tidak terlepas dari peran seorang penyuluh di lapangan. Peran ini
semakin jelas setelah komitmen pemerintah melalui Kementerian Pertanian
menetapkan kesepakatan kinerja dengan menetapkan empat Kunci Sukses,
yaitu: (1) swasembada dan swasembada berkelanjutan, (2) diversifikasi pangan,
(3) nilai tambah, daya saing dan ekspor dan (4) kesejahteraan petani. Empat
tujuan pembanguanan pertanian ini merupakan output yang harus dicapai oleh
berbagai kegiatan penyuluhan di lingkup Kementerian Pertanian.
Penyuluhan pertanian mempunyai peranan sangat strategis dalam
pembangunan pertanian, khususnya dalam mengembangkan kopentensi pelaku
“Pengembangan Profesionalime Penyuluh Pertanian Melalui Penguasaan Teknologi Informasi (TI)” Oleh : Khasril Atrisiandy, SP.,
4
utama dan pelaku usaha di bidang pertanian. Melalui peran penyuluh
diharapkan masyarakat pertanian sebagai pelaku utama dan pelaku usaha agar
mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
mengakses informasi, teknologi, dan sumber daya yang dimiliki sebagai upaya
untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan
kesejahteraan. Fungsi kegiatan penyuluhan pertanian salah satunya adalah
membantu pelaku utama dan pelaku usaha di bidang pertanian dalam
menganalisis dan memecahkan masalah serta merespon peluang dan
tantangan yang dihadapinya dalam mengelola sumber daya yang ada. Untuk itu
dalam mewujudkan tujuan pembangunan pertanian yang semakin berat
diperlukan penyuluh yang handal dan professional (Kartono, 2012)
a) Pengembangan SDM Penyuluh Pertanian
Model Penyuluhan Pertanian ke depan harus berorientasi kepada
Pengembangan SDM, sebagai faktor penentu dan terselenggaranya
kegiatan pembangunan. Penyuluhan Pertanian selama ini menunjukkan
hasil yang belum maksimal, karena sering mengabaikan aspek manusia,
sebagai pelaku utama dan penggerak bergulirnya roda pembangunan.
Menurut Gilley (1992) pengembangan manusia (Human Development)
adalah pemantapan keterampilan dan kompetensi, dan peningkatan
tingkah laku manusia dalam organisasi untuk kegunaan personal dan
professional (individual development), komitmen terhadap pemantapan
profesi dalam organisasi (career development), dan peningkatan
performansi agar kelembagaan bisa lebih menguntungkan, lebif efisien,
lebih efektif, dan memperbesar keuntungan (organizational development).
Menurut Rao (1996) Pengembangan Sumber Daya Manusia merupakan
salah satu kunci pembangunan melalui peningkatan produktivitas, dengan
pengembangan aktivitas (perencanaan, kebijakan, program, penataan
struktur dan mekanisme)
Pengembangan Sumber Daya Manusia adalah bagaimana upaya
mengembangkan manusia di dalam organisasi. Lebih lanjut dia
“Pengembangan Profesionalime Penyuluh Pertanian Melalui Penguasaan Teknologi Informasi (TI)” Oleh : Khasril Atrisiandy, SP.,
5
mendefinisikan bahwa Pengembangan Sumber Daya Manusia adalah
pengorganisasian kegiatan belajar yang diatur dalam suatu organisasi
sebagai upaya peningkatan performansi dan pertumbuhan kepribadian
dengan tujuan meningkatkan kualitas pekerjaan, individu dan organisasi.
(Gilley, 1992). Senada denagan itu Lagan (1989) mendefinisikan
Pengembangan Sumber Daya Manusia sebagai integrasi penggunaan
pelatihan dan pengembangan, pengembangan organisasi, dan
pengembangan karir sebagai upaya peningkatan efektifitas individu,
kelompok, dan organisasi.
Pengembangan manusia (Human Development) adalah pemantapan
keterampilan dan kompetensi, dan peningkatan tingkah laku manusia
dalam organisasi untuk kegunaan personal dan professional (individual
development), komitmen terhadap pemantapan profesi dalam organisasi
(career development), dan peningkatan performansi agar organisasi bisa
lebih menguntungkan, lebif efisien, lebih efektif, dan memperbesar
keuntungan (organizational development). (Gilley,1992)
Konsepsi Sumberdaya Manusia meliputi: (a) Human Resource Utilization:
adalah bagaimana penempatan dan penggunaan SDM dalam organisasi,
(b) Human Resource Planning and Forecasting: adalah bagaimana
peramalan (fore casting) SDM masa yang akan datang dan perencanaan
dalam recruitment, seleksi, pelatihan, dan penyempurnaan karir, (c)
Human Resource Development: persiapan melalui kegiatan pembelajaran
pada pekerjaan sekarang (training) dan tugas pekerjaan yang akan datang
(development) sebagaimana juga peningkatan kemampuan individu
(education).
Misi Pengembangan Sumber Daya Manusia adalah : (a) Menyediakan
pengembangan individu yang terfokus pada peningkatan performansi
sehubungan dengan tugas sekarang; (b) Menyediakan pengembangan
karir yang terfokus pada peningkatan performansi yang berhubungan
dengan tugas yang akan datang; dan (c) pengembangan organisasi yang
akan mengoptimalkan pengunaan potensi manusia dan peningkatan
“Pengembangan Profesionalime Penyuluh Pertanian Melalui Penguasaan Teknologi Informasi (TI)” Oleh : Khasril Atrisiandy, SP.,
6
performansi manusia yang diukur melalui peningkatan kompetensi
organisasi dan keuntungan.
Menurut Lync dalam Jatnodiprodjo (1996) Pengembangan Sumber Daya
Manusia sebagai tenaga kerja (manpower development) dilakukan dengan
menyediakan peluang (opportunity) bagi tenaga kerja untuk memotivasi
mereka memiliki kemampuan sehingga berhasil menang dalam merebut
peluang. Rosenswig dalam Stolovitch (1992) menyatakan bahwa di negara
berkembang pemberdayaan dan pembangunan kapasitas lokal sebagai
tujuan akan meningkatkan performansi manusia. Keberhasilan
pemberdayaan tersebut dicerminkan oleh prinsip dasar (basic principles),
kemampuan konsultasi (consulting skills), perubahan organisasi
(organizational change) dan interfensi performansi (performance
intervention)
Gilley (1992) menjelakan bahwa ada 7 hal yang harus diramu dalam
pengelolaan Pengembangan Sumber Daya Manusia yaitu : (a) Mengetahui
program, materi, keterampilan, kebenaran dari apa yang mau diajarkan, (b)
Seorang partisipan harus hadir dengan perhatian tehadap program, materi,
subjek yang akan diikuti, (c) Bahasa yang digunakan sebagai media adalah
bahasa yang dimengerti oleh kedua belah pihak, (d) Informasi, kebenaran,
atau kemampuan menjadi ahli harus dijelaskan secara jelas sehingga
artinya dapat dimengerti, (e) Proses pengajaran (teaching process) harus
dikembangkan dengan menggunakan fikiran partisipan untuk menangkap
makna, (f) Proses pembelajaran (learning process) harus diturunkan dari
pengertian sendiri dari suatu ide baru atau kebenaran menjadi suatu
kebiasaan yang diperagakan menjadi kebiasaan baru, dan (g)
Pengembangan yang terjadi harus direfleksikan melalui pengulangan
kembali, berfikir kembali, reproduksi, dan mengaplikasikan materi,
informasi, kebenaran, atau keterampilan yang telah dikomunikasikan
Pengembangan Sumber Daya Manusia adalah suatu proses
pengembangan kompetensi manusia dan menciptakan kondisi tertentu
untuk menolong orang mengaplikasikan kompetensinya bagi keuntungan
dirinya dan bagi orang lain (Rao, 1996). Pengermbangan yang dimaksud
“Pengembangan Profesionalime Penyuluh Pertanian Melalui Penguasaan Teknologi Informasi (TI)” Oleh : Khasril Atrisiandy, SP.,
7
meliputi pengembangan fisik, intelektual, emosi, sosial, moral, politik,
spiritual dan lainnya. Pengembang ini berlangsung secara terus menerus
dan mengikuti perkembangan kebutuhan dan tantangan yang ada.
b) Pengertian-pengertian Teknologi Informasi
Teknologi Informasi (TI), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan
istilah Information technology (IT) adalah istilah umum untuk teknologi apa
pun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan,
mengomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi. TI menyatukan
komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan
video. Contoh dari Teknologi Informasi bukan hanya berupa komputer
pribadi, tetapi juga telepon, TV, peralatan rumah tangga elektronik, dan
peranti genggam modern (misalnya ponsel).[1]
Dalam konteks bisnis, Information Technology Association of America
menjelaskan: pengolahan, penyimpanan dan penyebaran vokal, informasi
bergambar, teks dan numerik oleh mikroelektronika berbasis kombinasi
komputasi dan telekomunikasi. Istilah dalam pengertian modern pertama
kali muncul dalam sebuah artikel 1958 yang diterbitkan dalam Harvard
Business Review, di mana penulis Leavitt dan Whisler berkomentar bahwa
"teknologi baru belum memiliki nama tunggal yang didirikan. Kita akan
menyebutnya teknologi informasi (TI). ". Beberapa bidang modern dan
muncul teknologi informasi adalah generasi berikutnya teknologi web,
bioinformatika, ''Cloud Computing'', sistem informasi global, Skala besar
basis pengetahuan dan lain-lain.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_informasi)
Teknologi Informasi dilihat dari kata penyusunnya adalah teknologi dan
informasi. Secara mudahnya teknologi informasi adalah hasil rekayasa
manusia terhadap proses penyampaian informasi dari pengirim ke
penerima sehingga: lebih cepat; lebih luas sebarannya; lebih lama
penyimpanannya. (http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_informasi)
Sering disingkat dengan TI (teknologi informasi), IT (information
technology), atau infotech. Dalam bahasa Indonesia disebut dengan
“Pengembangan Profesionalime Penyuluh Pertanian Melalui Penguasaan Teknologi Informasi (TI)” Oleh : Khasril Atrisiandy, SP.,
8
Teknologi Informasi atau dikenal juga dengan istilah Telematika.
(http://www.total.or.id/info.php?kk="teknologi_informasi")
Cukup banyak defenisi dari istilah ini, diantaranya adalah seperti yang
disampaikan oleh Williams dan Sawyer (2003). Teknologi Informasi adalah
teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur
komunikasi yang membawa data, suara ataupun video.
Teknologi informasi ini merupakan subsistem dari sistem informasi
(information system). Terutama dalam tinjauan dari sudut pandang
teknologinya.
Salah satu ciri khusus dari bidang ilmu Teknologi Informasi adalah fokus
perhatian bidang ilmu tersebut yang lebih bersifat aplikatif. Bidang ilmu
teknologi informasi lebih mengarah pada pengelolaan data dan informasi
dalam sebuah enterprise (perusahaan atau organisasi kerja lainnya),
dengan pemanfaatan teknologi komputer dan komunikasi data serta lebih
menekankan pada teknik pemanfaatan perangkat-perangkat yang ada
untuk meningkatkan produktifitas kerja. Dalam perkembangannya sejalan
dengan paradigma ekonomi baru, maka teknologi informasi menjadi
senjata yang handal dalam meningkatkan komunikasi dan interaksi
enterprise dengan stake holdernya.
(http://www.trisakti.ac.id/myPageDet.asp?DataID=51)
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk
mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun,
menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan
informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat
waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan
dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.
Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data,
sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer
yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi
digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global.
(http://www.informatika.lipi.go.id/perkembangan-teknologi-informasi-di-
indonesia)
“Pengembangan Profesionalime Penyuluh Pertanian Melalui Penguasaan Teknologi Informasi (TI)” Oleh : Khasril Atrisiandy, SP.,
9
yang dimaksud dengan teknologi informasi adalah electronic based
information technology• yang dalam ujudnya hari ini dikenal sebagai
komputer, internet, telepon rumah, telepon genggam, televisi, radio dan
lain-lain. (http://www.lppm.itb.ac.id/bp/august/2001/suplement.htm)
teknologi informasi adalah bagian dari budaya barat yang acapkali
berbenturan dengan kultur ketimuran. Masuknya akses informasi tanpa
batas dari luar akan merubah perilaku baik secara positif maupun negatif.
Dalam hal ini diperlukan filter sosial dan teknologi yang kuat untuk
menahan nilai negatif yang dibawa oleh budaya asing tersebut
(http://www.indonusa.ac.id/home/index.php?option=com_content&task=vie
w&id=850&Itemid=56)
Dalam sejarah perkembangan pendidikan, teknologi informasi adalah
bagian dari media yang digunakan untuk menyampaikan pesan ilmu pada
orang banyak, mulai dari teknologi percetakan beberapa abad yang lalu,
seperti buku yang dicetak, hingga media telekomunikasi seperti, suara
yang direkam pada kaset, video, televisi, dan CD. Perkembangan teknologi
informasi saat ini, Internet, mengarahkan sejarah teknologi pendidikan
pada alur yang baru. Layanan online dalam pendidikan baik bergelar
maupun tidak bergelar pada dasarnya adalah memberikan pelayanan
pendidikan bagi pengguna (mahasiswa) dengan menggunakan internet
sebagai media. Layanan online ini dapat terdiri dari berbagai tahapan dari
proses program pendidikan seperti: pendaftaran, test masuk, pembayaran,
perkuliahan, penugasan kasus, pembahasan kasus, ujian, penilaian,
diskusi, pengumuman, dll. Pendidikan jarak jauh dapat memanfaatkan
teknologi internet secara maksimal, dapat memberikan efektifitas dalam hal
waktu, tempat dan bahkan meningkatkan kualitas pendidikan
(http://workshopteub.brawijaya.ac.id/artikel/peran.html)
Teknologi informasi adalah bidang yang bersentuhan erat dengan
kehidupan manusia sehari-hari. Oleh karena itu penerapannya dalam
rangka penyelesaian masalah (problem solving) sering kali bersifat
komprehensif, melibatkan berbagai aspek teknologis. Bahkan dalam dunia
nyata, penerapan teknologi informasi sering kali bersentuhan dengan
“Pengembangan Profesionalime Penyuluh Pertanian Melalui Penguasaan Teknologi Informasi (TI)” Oleh : Khasril Atrisiandy, SP.,
10
aspek-aspek non-teknologi, seperti sosial, psikologis, atau organisasional.
Situasi ini mensyaratkan para profesional teknologi informasi untuk
memiliki pengetahuan yang solid dan wawasan yang komprehensif.
Kemampuan ini hanya dapat diperoleh melalui pendidikan yang
memberikan pengetahuan tentang fondasi konseptual yang kuat dan
sekaligus kemampuan untuk berpikir secara integral
(http://www.gadjahmada.edu/new/?type=main&submenu=about&main_id=4
)
B. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan karya tulis ini adalah : Sebagai sumbang pikiran /
gagasan, ide pendapat tentang pentingnya pengembangan profesionalisme bagi
Penyuluh Pertanian dalam hal Menguasai Teknologi Informasi yang kaitannya
TUPOKSI Penyuluh dalam menjawab tantangan di era informasi dan komunikasi
saat ini.
“Pengembangan Profesionalime Penyuluh Pertanian Melalui Penguasaan Teknologi Informasi (TI)” Oleh : Khasril Atrisiandy, SP.,
11
II. PENGEMBANGAN PROFESIONALISME PENYULUH PERTANIAN MELALUI
PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI
A. Kompetensi Penyuluh Pertanian
Penyuluh pertanian, sebagai mitra kerja petani, bekerja dengan menganut
azas demokrasi, manfaat, kesetaraan, keterpaduan, keseimbangan,
keterbukaan, kerjasama, partisipatif, kemitraan, berkelanjutan, berkeadilan,
pemerataan, dan bertanggung gugat (SP3K, 2006). Menurut Mardikanto
(2009) peran/tugas penyuluh adalah edfikasi, yang merupakan akronim dari:
edukasi, diseminasi informasi/ inovasi, fasilitasi, konsultasi, supervisi,
pemantauan dan evaluasi
Singletary et all (2004) mengemukakan bahwa penyuluh pertanian
memerlukan kemampuan untuk mempraktekkan pendidikan masyarakat,
dengan mengunakan seperangkat kompetensi dasar. Shim (2006)
mengintroduksikan Model Kompetensi Penyuluh Texas, yang menjelaskan
ada 6 kompetensi utama yaitu : (a) Efektivitas Pribadi (Personal
Effctiveness), (b) Ahli Materi (Subject Matter Expertise), (c) Efektifitas
Kelembagaan (Organizational Effectiveness), (d) Mengembangkan dan
melibatkan orang lain, (f) Komunikator, dan (g) Orientasi Kegiatan.
Sebelumnya Cooper dan Graham (2001) mengidentifikasi 7 area kompetensi
penyuluh di Arkansas yaitu: (a) perencanaan, implementsi dan evaluasi
program, (b) hubungan masyarakat, (c) pengembangan personil dan
profesional, (d) hubungan staff, (e) kemampuan pribadi, (f) tanggung jawab
profesional, dan (f) budaya kerja.
Hoffmann (1999) dalam Mulder (2007) menekankan bahwa kompetensi : (a)
lebih menekankan dengan apa yang dilakukan dibanding hanya sebuah
konteks, (b) merupakan hasil dari apa yang dilakukan seseorang, bukan
gambaran proses belajar seseorang, (c) mengukur kemampuan nyata
seseorang dalam melakukan sesuatu, berdasarkan standar kinerja yang
dapat diukur dan terpercaya, dan (d) mengukur apa yang dpat dilakukan
seseorang pada titik dan waktu tertentu.
“Pengembangan Profesionalime Penyuluh Pertanian Melalui Penguasaan Teknologi Informasi (TI)” Oleh : Khasril Atrisiandy, SP.,
12
Kompetensi merupakan kemampuan kunci atau generik yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan suatu tugas pekerjaan. Kompetensi kunci tersebut
terkandung pada setiap unit kompetensi. Tujuh kompetensi kunci adalah :
(a) Mengkomunikasikan ide dan informasi, (b) Mengumpulkan, menganalisis
dan mengorganisasai informasi, (c) Merencanakan dan mengatur kegiatan,
(d) Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok, (e) Menggunakan ide dan
teknik matematika, (f) Memecahkan persoalan/ masalah, dan (g)
Menggunakan teknologi.
Hasil kajian Nuryanto (2008) menjelaskan bahwa untuk peningkatan
kompetensi penyuluh layak dilakukan melalui (a) peningkatan efektifitas
pelatihan melalui perencanaan sesuai kebutuhan dan didukung oleh
widyaiswara yang profesional dan berkomitmen, (b) pengembangan diri
penyuluh melalui peningkatan kemandirian belajar, (c) menumbuhkan dan
mengembangkan motivasi dengan memberikan dorongan untk bekerja lebih
berprestasi, memperjelas karir, sistem penghargaan sesuai dengan prestasi.
Dalam merespon tantangan ke depan maka menurut Slamet (2001), seorang
penyuluh pertanian memerlukan kompetensi dalam beberapa hal yaitu: (a)
Menyiapkan, menyediakan dan menyajikan informasi, (b) Memenuhi
kebutuhan sasaran penyuluhan setempat, (c) Berorientasi agribisnis, (d)
Membina dan mengembangkan kelompok tani yang dinamis, (e)
Mendekatkan diri dan menghayati kebutuhan petani, (f) Komunikasi,
psikologi dan stratifikasi sosial (humanistik egaliter), (g) Profesionalisme;
tepat dan benar secara teknis, sosial, budaya dan politik, (h) Akuntabilitas;
mempertimbangkan biaya sesuai dengan hasil dan dampak, dan (i)
Memenuhi kebutuhan dan harapan petani.
Menurut Menpan (2006) Kompetensi adalah spesifikasi pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang dimiliki seseorang dalam melaksanakan tugas
dan pekerjaaannya sesuai dengan persyaratan dunia kerja. Kompetensi
tersebut mencakup keterampilan melaksanakan pekerjaan rutin/ task skills,
mengelola pekerjaaan/ task management skills, mengelola kemungkinan
kejadian dalam pekerjaan/ contingency management skills, mengelola
lingkungan bekerja yang berbeda /job role environment skills
“Pengembangan Profesionalime Penyuluh Pertanian Melalui Penguasaan Teknologi Informasi (TI)” Oleh : Khasril Atrisiandy, SP.,
13
Lebih lanjut dijelaskan perlu kompetensi kunci yang merupakan kemampuan
kunci atau generik yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kompetensi suatu
tugas pekerjaan. Kompetensi kunci tersebut terkandung pada setiap unit
kompetensi. Tujuh kompetensi kunci adalah : (a) Mengkomunikasikan ide
dan informasi, (b) Mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasai
informasi, (c) Merencanakan dan mengatur kegiatan, (d) Bekerjasama
dengan orang lain dan kelompok, (e) Menggunakan ide dan teknik
matematika, (f) Memecahkan persoalan/ masalah, dan (g) Menggunakan
teknologi
B. Pengembangan Kompetensi Penyuluh Pertanian
Pengembangan kinerja yang terus menerus dalam satu kelembagaan selalu
menjadi isu menarik untuk diteliti, karena sangat strategis dalam
menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Bagaimana pengembangkan dan
mempertahankan keuntungan yang dimiliki dalam era persaingan yang ketat
dan kondisi yang selalu berubah, membawa konsekwensi langsung terhadap
perhatian kompetensi. Kompetensi yang dimiliki penyuluh pertanian akan
sangat berpengaruh dalam memberikan warna perubahan pada pelayanan
terhadap petani dan pembangunan pertanian di masa mendatang, karena
kompetensi akan menentukan bagaimana proses seseorang mendapatkan
pengetahuan dan teori dan perbaikan kinerja pada setap tingkatan.
Miller (1990) menjelaskan ada tiga kompetensi penting yang saling berkaitan
yaitu : (a) Kompetensi teknis (pengetahuan dan keterampilan yang
diajarkan), (b) Kompetensi profesional (pengetahuan dalam perencanaan,
penyajian dan evaluasi), dan (c) Kompetensi personal (karakteristik personal
dan perilaku yang berpengaruh terhadap proses)
Ellstrom (1997) dalam Mulder (2007) mengidentifikasi lima arti dari
kompetensi sebagai atribut individu atau kapisitas potensi untuk
menyukseskan penanganan pada situasi nyata yaitu : (a) kompetensi
sebagai kualifikasi penerimaan pegawai untuk pekerjaan tertentu, (b)
kompetensi yang digunakan bagi individu dalam menampilkan pekerjaannya,
(c) kompetensi sebagai adaptasi atau (identifikasi kompetensi melalui kinerja
untuk tugas tertentu yang tidak dapat mereka ganti atau tingkatkan),
“Pengembangan Profesionalime Penyuluh Pertanian Melalui Penguasaan Teknologi Informasi (TI)” Oleh : Khasril Atrisiandy, SP.,
14
(d)kompetensi sebagai pengembangan (kompetensi sebagai kapaitas untuk
merefleksikan dan berbuat), dan (e) perubahan orientasi kapasitas manusia
(kompetensi sebagai pengetahuan rasional atau berdasarkan intuitif
kontekstual).
Dalam merespon tantangan ke depan maka menurut Slamet (2001), seorang
penyuluh memerlukan kompetensi dalam beberapa hal yaitu: (a)
Menyiapkan, menyediakan dan menyajikan informasi, (b) Memenuhi
kebutuhan sasaran penyuluhan setempat, (c) Berorientasi agribisnis, (d)
Membina dan mengembangkan kelompok tani yang dinamis, (e)
Mendekatkan diri dan menghayati kebutuhan petani, (f) Komunikasi,
psikologi dan stratifikasi sosial (humanistik egaliter), (g) Profesinalisme; tepat
dan benar secara teknis, sosial, budaya dan politik, (h) Akuntabilitas;
mempertimbangkan biaya sesuai dengan hasil dan dampak, dan (i)
Memenuhi kebutuhan dan harapan petani.
Mulder (2001) menjelaskan unsur unsur utama dalam pengembangan
kompetensi adalah: pendidikan dan pelatihan (diklat), penilaian kinerja,
pendiikan yang terus menerus baik di dalam maupun di luar pekerjaan,
pengembangan pribadi, pengelolaan pengetahuan, dan kepuasan
konsumen. Lebih lanjut Mulder mengidentifikasi delapan fungsi yang
berkaitan dengan strategi kompetensi yaitu : (a) strategic, dengan proses lain
seperti personal atau diklat dan kebijakan pembelajaran, (b) komunikatif,
untuk mebuat tujuan dan harapan nyata, (c)penjajaran vertikal, meluruskan
strategi organisasi dengan proses lainnya, (d) penjajaran horizontal,
sinkronisasi dari instrumen personal, (e) dynamism, konsentrasi dalam
pengembangan personil melalui profil kompetensi untuk membawa
keberlanjutan pembelajaran, (f) pengembangan, penggunaan konsep
kompetensi untuk membawa pengembangan personal pada berbagai tingkat
organisasi, (g) employability, profil kompetensi dan arahan umum dalam
proyek pembelajaran dan cara kemampuan lapangan kerja, dan (h)
peningkatan kinerja, memfasilitasi pengembangan perilaku sejalan dengan
hasrat kinerja.
“Pengembangan Profesionalime Penyuluh Pertanian Melalui Penguasaan Teknologi Informasi (TI)” Oleh : Khasril Atrisiandy, SP.,
15
Dalam upaya mencapai kompetensi tersebut maka seorang penyuluh
profesional tidak hanya dituntut mampu menyampaikan materi penyuluhan,
tapi harus mempunyai kecakapan dalam penyiapan materi dan
penyampaiannya, sehingga sangat diperlukan kemampuan dalam
memahami peserta. Pemahaman tersebut sangat ditentukan oleh berbagai
hal, sebagai upaya mencapai hasil yang sesuai dengan harapan sasaran.
Lebih lanjut Gilley (1990) menyebutkan ada 7 hukum yang perlu diperhatikan
berkaitan dengan Pengembangan Individu (The Seven Laws of Individual
Development) yaitu (a) Berkenaan dengan Penyampai Materi (The law of
Learning Specialist), (b) Berkenaan dengan Peserta (The law of Learner), (c)
Berkenaan dengan Bahasa (The Law of Language), (d) Berkenaan dengan
Materi (The Law of the Lesson), (e) Berkenaan dengan Proses Pengajaran
(The law of Teaching Process), (f) Berkenaan dengan Proses Pembelajaran
(The Law of Learning Process), dan (g) Berkenaan dengan Pengulangan dan
Aplikasi (The Law of Review and Application).
Badan SDM Deptan (2007) menyatakan bahwa penyuluh pertanian harus
memiliki empat kompetensi, yaitu : kompetensi kepribadian, kompetensi
metodologi, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial
1) Kompetensi Kepribadian; merupakan kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, menjadi teladan bagi sasaran penyuluhan dan berakhlak mulia.
2) Kompetensi Metodologi; meliputi pemahaman terhadap sasaran
penyuluhan, perencanaan, dan pelaksananan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan sasaran untuk mengaktualisasikan berbagai
kompetensi yang dimiliki.
3) Kompetensi Profesional; merupakan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum
penyuluhan dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta
penguasaan struktur dan metodologi keilmuannya.
4) Kompetensi Sosial; merupakan kemampuan penyuluh untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sasaran, sesama
penyuluh, peneliti, dan pemangku kebijakan.
“Pengembangan Profesionalime Penyuluh Pertanian Melalui Penguasaan Teknologi Informasi (TI)” Oleh : Khasril Atrisiandy, SP.,
16
Pada tahun 1988 the International Board of Standards for Training
Performance and Instructon mempublikasikasikan ada 14 kompetensi yang
perlu dimiliki yaitu:
1) Menganalisa informasi tentang materi pembelajaran
2) Menyiapkan kebutuhan pembelajaran
3) MenyIapkan dan mengatur kepercayaan penyampaian materi
4) Mengelola lingkungan pembelajaran
5) Meragakan kemampuan komunikasi yang efektif
6) Meragakan kemampuan presentasi yang efektif
7) Meragakan kemampuan dan teknik bertanya yang efektif
8) Menanggapi dengan apresiasi terhadap kebutuhan peserta untuk
mengklarifikasi umpan balik
9) Menggerakkan dan memberikan memotivasi
10) Menggunakan metoda yang tepat
11) Menggunakan media dengan efektif
12) Mengevaluasi performansi peserta
13) Mengevaluasi proses pembelajaran
14) Melaporkan informasi evaluasi
C. Fungsi – fungsi Penyuluhan Pertanian
1) Penyuluhan berfungsi memberikan jalan kepada petani untuk
mendapatkan kebutuhan informasi tentang cara bertani atau teknologi
baru untuk meningkatkan produksi, pendapatan dan kesejahteraannya.
Dengan demikian fungsi penyuluh adalah menimbulkankesadaran
kepada petani agar dengan kemauan sendiri dapat memenuhi
kebutuhan tersebut.
2) Penyuluhan berfungsi menjembatani kesenjangan antara praktek yang
harus atau biasa dijalankan oleh petani dengan pengetahuan dan
teknologi yang selalu berkembang yang menjadi kebutuhan petani
tersebut. Penyuluh pertanian akan membimbing petani dengan
“Pengembangan Profesionalime Penyuluh Pertanian Melalui Penguasaan Teknologi Informasi (TI)” Oleh : Khasril Atrisiandy, SP.,
17
pengetahuan dan teknologi yang sedang berkembang untuk diterapkan
kepada petani dalam usaha taninya. Sebaliknya jika petani mempunyai
masalah yang memerlukan pemecahan para ahli, seperti kegagalan
panen akibat serangan hama/keadaan tanahnya dapat disampaikan
kepada para ahli. Hubungan antara petani dan para ahli dapat
dijembatani oleh penyuluh yang secara langsung dapat menemukan
dan menginvertarisasi serta membawa masalah tersebut sehingga
pemecahannya dapat dilakukan oleh para ahli.
3) Penyuluhan berfungsi sebagai penyampai, pengusaha dan penyesuai
program nasional agar dapat diikuti dan dilaksanakan oleh petani dan
sebaliknya pemerintah dapat memperhatikan keinginan petani seperti
peningkatan produksi. Sehingga pemerintah dapat membantu program
tersebut dengan pengadaan saprodi dll.
4) Penyuluhan berfungsi memberikan pendidikan dan bimbingan yang
kontinyu kepada petani, berarti penyuluhan tidak akan berhenti karena
yang diinginkan adalah pertanianyang baik, maju serta tangguh sesuai
dengan perkembangan zaman.
D. Teknologi Informasi Dalam Penyuluhan Pertanian
a) Peranan TI Dalam Penyuluhan Pertanian
Pertanian merupakan sebuah sektor yang memilki peranan cukup penting
dalam kehidupan manusia. Karena inilah yang menjadi dasar dalam
penyediaan sandang, pangan, dan papan dalam
menjalankan kehidupan. Selain itu di Indonesia sendiri sektor
pertanianlah yang menjadi sektor andalan dan menjadi tumpuan
kehidupan masyarakat pada umumnya, karena Indonesia merupakan
negara agraris, akibatnya banyak masyarakat Indonesia yang berprofesi
sebagai petani.
Akan tetapi pengelolaan usaha tani di Indonesia itu masih bersifat
tradisional, dan belum menggunakan teknologi yang tinggi. Akibatnya hal
itu berdampak pada rendahnya produktivitas usaha tani yang dihasilkan.
apalagi seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, otomatis
“Pengembangan Profesionalime Penyuluh Pertanian Melalui Penguasaan Teknologi Informasi (TI)” Oleh : Khasril Atrisiandy, SP.,
18
kebutuhan terhadap sektor pertanian dan tuntutan terhadap kebutuhan
sandang, pangan, papan pun semakin meningkat, terlebih lagi kebutuhan
akan pangan, karena jika tidak ada pangan, masyarakat tidak akan dapat
hidup dan bagus tidaknya ketahanan pangan suatu negara itu dapat
menjadi indikator keberhasilan suatu negara.
Memasuki era perdagangan bebas dan tren desentralisasi, pembangunan
pertanian menghadapi berbagai tantangan, yaitu pemenuhan kecukupan
pangan, peningkatan kesejahteraan petani, serta penyediaan lapangan
kerja melalui pengembangan usaha dan sistem agribisnis berdaya
saing. Untuk memenuhi tuntutan yang semakin besar terhadap sektor
pertanian khusunya pangan, maka diperlukan adanya upaya
pengembangan di berbagai sisi, termasuk pengembangan teknologi,
sistem manajemen usaha tani, dan lain-lain.
Pengembangan teknologi sangat berpengaruh sekali untuk menghasilkan
efek-efek yang sinergis dalam menumbuhkan pertanian. Misalnya untuk
membantu para petani indonesia yang mengolah lahannya dengan cara-
cara tradisional dan belum menggunakan teknologi yang tinggi, para
peneliti ini harus mencari cara apa dan teknologi informasi komunikasi
apa yang cocok diterapkan dalam pertanian di masyarakat indonesia ini,
sehingga nantinya akan meningkatkan produktivitas dan daya saing
mereka.intinya para peneliti maupun yang bergelut dalam bidang
pertanian dapat menciptakan suatu teknlogi informasi dan komunikasi
untuk bidang pertanian (informatika pertanian), yang dapat digunakan
secara bersama meningkatkan kompetensi dan kemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi bagi pengembangan bidang pertanian dalam
arti luas di Indonesia.
( http://pertanianbutuhkomunikasi.blogspot.com/2011/06/peran-teknologi-
informasi-dan.html )
Dengan demikian, untuk mengelola usaha taninya dengan baik, petani
memerlukan berbagai sumber informasi, antara lain : kebijakan
pemerintah; hasil penelitian dari berbagai disiplin ilmu; pengalaman
petani lain; dan informasi terkini mengenai prospek pasar yang berkaitan
“Pengembangan Profesionalime Penyuluh Pertanian Melalui Penguasaan Teknologi Informasi (TI)” Oleh : Khasril Atrisiandy, SP.,
19
dengan sarana produksi dan produk pertanian. Sistem pengetahuan dan
informasi pertanian tersebut dapat berperan dalam membantu petani
dengan melibatkannya secara langsung terhadap sejumlah besar
kesempatan, sehingga mampu memilih kesempatan yang sesuai dengan
situasi dan kondisi faktual di lapangan. Perkembangan jejaring pertukaran
informasi di antara pelaku yang terkait merupakan aspek penting untuk
mewujudkan sistem pengetahuan dan informasi pertanian.
Dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi serta peran aktif
berbagai institusi pemerintahan maupun nonpemerintahan (swasta dan
LSM) dan masyarakat jaringan informasi bidang pertanian di tingkat
petani diharapkan dapat diwujudkan. Akan tetapi para petani di indonesia
sering sekali untuk mengakses teknologi yang ada yang telah
dikembangkan oleh berbagai peneliti. Oleh karena itu disini diperlukan
adanya peran penyuluh pertanian yang dapat mensoailisasikan tentang
penggunaan teknologi yang dapat membatu dalam pengelolaan usaha
tani mereka sehingga nantinya akan menciptakan suatu usaha tani yang
lebih produktif dan efisien.
Oleh karena itu diperlukan tenaga penyuluh yang benar-benat kompeten
untuk membantu menerpakan dan mengaplikasikan penggunaan
teknologi ke para petani. Dengan berkembangnya teknologi informasi dan
multimedia yang begitu cepat maka akan berdampak pada peningkatan
terhadap kualitas sumber daya tenaga penyuluh. Penyuluh pertanian
dituntut untuk memahami teknologi informasi dan komunikasi selain dari
ilmu-ilmu mengenai pertanian. Oleh sebab itu para penyuluh juga harus
mampu mengaplikasikan teknologi informasi sebelum mereka melakukan
penyuluhan-penyuluhan.
(http://pertanianbutuhkomunikasi.blogspot.com/2011/06/peran-teknologi-
informasi-dan.html)
Sehingga pada akhirnya Penyuluhan berfungsi untuk menjembatani
kesenjangan antara praktek yang harus atau biasa dijalankan oleh petani
dengan pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang yang
menjadi kebutuhan petani tersebut. Penyuluh pertanian akan
“Pengembangan Profesionalime Penyuluh Pertanian Melalui Penguasaan Teknologi Informasi (TI)” Oleh : Khasril Atrisiandy, SP.,
20
membimbing petani dengan pengetahuan dan teknologi yang sedang
berkembang untuk diterapkan kepada petani dalam usaha taninya.
Sebaliknya jika petani mempunyai masalah yang memerlukan
pemecahan para ahli, seperti kegagalan panen akibat serangan hama/
keadaan tanahnya dapat disampaikan kepada para ahli melalui penyuluh.
Jadi, hubungan antara petani dan para ahli dapat dijembatani oleh
penyuluh yang secara langsung dapat menemukan dan menginvertarisasi
serta membawa masalah tersebut sehingga pemecahannya dapat
dilakukan oleh para ahli. Jadi, peran penyuluh pertanian disini sangat
penting bagi petani dalam mengembangkan usaha taninya.selain
membawa teknologi informasi kepada para petani yang dapat digunakan
untuk meningkatkan kulaitas usaha taninya, juga dapat dijadikan sebagai
media komunikasi antara pemerintah dan petani
(http://pertanianbutuhkomunikasi.blogspot.com/2011/06/peran-teknologi-
informasi-dan.html)
Teknologi informasi sangat penting peranannya dalam penyuluhan, yaitu :
1) Penggunaan teknologi informasi (TI) dalam dunia penyuluhan
pertanian adalah untuk menyampaikan informasi secara langsung dan
pengetahuan yang disesuaikan dengan kebutuhan untuk
meningkatkan kemampuan petani dalam membuat keputusan
sehingga dengan menggunakan teknogi informasi yang ada seperti
saaat ini para petani mudah untuk menerima informasi-informasi yang
diberikan oleh para penyuluh.
2) Dengan menggunakan teknologi informasi dalam penyuluhan dapat
membantu menyelaraskan antara hasil pertanian dan kebutuhan
pasar, serta menuju tercapainya perbaikan kualitas, produktifitas, dan
meningkatkan pendeteksian harga.
(http://devy-kurniawaty.blogspot.com/2009/01/peran-teknologi-informsi-
dalam.html)
b) TI Sebagai Sarana Media Penyuluhan Pertanian
“Pengembangan Profesionalime Penyuluh Pertanian Melalui Penguasaan Teknologi Informasi (TI)” Oleh : Khasril Atrisiandy, SP.,
21
Teknologi informasi akan semakin penting peranannya dalam
mendukung pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Meskipun
biaya yang dibutuhkan untuk membangun infrastuktur Nasional TIK
besar, tetapi kerugian bila tidak melakukannya akan jauh lebih besar
lagi.
Selain memberikan informasi, teknologi informasi juga dapat
membantu jalannya penyuluhan pertanian. Karena pada zaman
sekarang tidak ada kegiatan yang tidak menggunakan teknologi
walaupun teknologi hanya sekedar mencari informasi untuk diri sendiri
ataupun mencari informasi yang akan disampaikan kepada
masyarakat.
Sejak menggunakan teknologi sebagai media informasi bagi petani,
aktivitas penyuluhan pertanian menjadi berubah. Selain dari informasi
yang disampaikan menarik yang dapat menumbuhkan motivasi juga
kegiatan banyak dilakukan langsung oleh petani itu sendiri sehingga
menimbulkan kedisiplinan terhadap diri petani itu sendiri.
Kita perlu menentukan prioritas penerapan tekologi informasi di bidang
pertanian agar memberikan hasil yang maksimal. Kita juga perlu
membangun kemampuan untuk mengadaptasi, memelihara,
melakukan penyesuaian dan mengkonfigurasi ulang solusi TIK yang
ada agar menjawab kebutuhan di bidang pertanian.
Seiring dengan peningkatan kualitas sumber daya petani dan pelaku
pertanian serta kemajuan teknologi informasi dan komunikasi serta
pertimbangan efektivitas dan efisiensi penyeberluasan informasi, salah
satu solusi ditawarkan dalam rangka mengatasi persoalan transfer
teknologi dan pengetahuan pertanian adalah pemanfaatan information
and communication technologies (ICTs) yang untuk penyuluhan
pertanian dikenal dengan sebutan “cyber extension” yang merupakan
penggunaan jaringan on-line, computer dan digital interactive
multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian. Model
ini dipandang sangat strategis karena mampu meningkatkan akses
“Pengembangan Profesionalime Penyuluh Pertanian Melalui Penguasaan Teknologi Informasi (TI)” Oleh : Khasril Atrisiandy, SP.,
22
informasi bagi petani, petugas penyuluh, peneliti baik di lembaga
penelitian maupun maupun di universitas serta para manajer
penyuluhan. Selain menggunakan “cyber extension” penyuluhan
pertanian saat ini juga menggunakan multiple information system bagi
masyarakat pedesaan untuk mendukung usaha dan bisnis pertanian
serta perbaikan ekonomi rumahtangga pedesaan.
Dengan adanya teknologi yang digunakan dalam penyuluhan pertanian
diharapkan dapat meningkatkan layanan penyuluhan pada aktivitas
petani dalam menyediakan inovasi pertanian yang semakin advance
dan membantu petugas penyuluhan pertanian dengan memainkan
peran yang mengkoordinasi unsur pertanian di daerah agar dapat
menjalin kerjasama dengan pihak-pihak atau otoritas terkait.
c) Manfaat TI bagi Petani sebagai Pelaku Utama
Betapa berpengaruhnya teknologi informasi dan komunikasi yang
dikembangkan didalam bidang pertanian khususnya supaya
mepermudah proses berjalannya pertanian dan meningkatkan hasil
yang bekualitas. Petani kini tidak lagi terpuruk kedalam
keterbelakangan dalam pembangunan pertanian dunia, tetapi petani
bisa menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk
mewujudkan pembangunan pertanian yang berkualitas dan modern.
Begitu banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi dari berbagai aspek. Dalam dunia
pertanian, teknologi informasi memberikan banyak manfaat yang
sangat membantu dalam terbantuknya proses pembangunan
pertanian. Harapan masyarakat luas dalam memenuhi kebutuhan
pangan dapat terbantu dengan adanya teknologi informasi dan
komunikasi dalam pertanian.
Dengan ini salah satu tujuan Negara Indonesia yaitu “Memajukan
kesejahteraan umum” akan terealisasikan dengan masyarakat yang
adil dan makmur. Kebutuhan pangan dapat terpenuhi dan
“Pengembangan Profesionalime Penyuluh Pertanian Melalui Penguasaan Teknologi Informasi (TI)” Oleh : Khasril Atrisiandy, SP.,
23
berkembangnya sektor pertanian di Indonesia. Indonesia sebagai
Negara agrari bisa menjadi panutan bagi Negara – Negara lain.
Harapannya teknologi informasi dan komunikasi ini dapat digunakan
oleh sebanyak mungkin petani Indonesia atau bahkan para petani di
dunia agar produktivitas tani mereka meningkat, dan dijadikan sebagai
alat pengembangan pertanian, demikian pula untuk kesejahteraan
hidupnya.
d) Manfaat TI Bagi Petani Sebagai Pelaku Utama dan Pelaku Usaha
Dalam dunia pertanian komunikasi sangatlah penting dalam
membentuk jaringan antar petani maupun antar instansi yang
mendukung pembangunan pertanian.Masalah produksi komoditas
pertanian yang sama antar daerah yang menjadikan mutu harga dari
komoditas hasil pertanian tersebut kini tidak lagi menjadi masalah
karena adanya komunikasi yang terjalin antar petani di daerah lain.
Sehingga petani dapat mengambil keputusan yang terbaik dalam
pengelolaan lahan pertaniannya. Begitu pun juga dengan masalah-
masalah lain yang dapat di atasi dengan berkomunikasi antar satu
dengan yang lainnya.Maka dari itu, untuk mengelola usaha taninya,
para petani memerlukan berbagai informasi di bidang pertanian,
seperti: kebijakan pemerintah, hasil penelitian dari berbagai disiplin
ilmu, pengalaman petani lain, serta informasi terkini mengenai prospek
pasar yang berkaitan dengan sarana produksi dan produk pertanian.
Sumber-sumber informasi tersebut bisa mereka dapatkan salah
satunya dengan mengakses internet.
Dengan mengakses internet,para petani bisa mendapatkan berbagai
informasi mengenai pertanian. Tidak hanya itu, mereka juga dapat
mengetahui informasi terkini mengenai prospek pasar internasional
yang berhubungan dengan sarana produksi dan produk pertanian.
Namun, pemerintah wajib pula unutk memberikan penyuluhan kepada
para petani dalam mewujudkan produksi serta produk-produk
pertanian yang berkualitas.
“Pengembangan Profesionalime Penyuluh Pertanian Melalui Penguasaan Teknologi Informasi (TI)” Oleh : Khasril Atrisiandy, SP.,
24
Di dalam internet terdapat banyak sekali informasi-informasi yang
tersedia. Baik dari berita, artikel, dan masih banyak lagi. Informasi
yang tersedia berasal dari banyak sumber yang berbeda-beda. Begitu
juga informasi tentang pertanian. Banyak informasi-informasi yang
sudah tersedia di dunia maya ini. Internet memberikan infomasi
kepada petani tentang cara penanaman, pemupukan, pemeliharaan
tanaman dan hewan, ramalan iklim, irigasi dan harga pasaran. Internet
juga membantu petani dalam kooperasi.
Internet memberi informasi kepada para petani dalam pemeliharaan
tanaman dan hewan, pemberian pupuk, irigasi, ramalan cuaca dan
harga pasaran. Manfaat internet menguntungkan para petani dalam hal
kegiatan advokasi dan kooperasi.
Internet juga bermanfaat untuk mengkoordinasikan penanaman agar
selalu ada persediaan di pasar, lebih teratur dan harga jual normal.
Jika para petani memerlukan informasi khusus yang tidak dapat segera
dilayani para petugas penyuluhan pertanian, maka mereka bisa
mendapatkan informasi tersebut dari internet.
Teknologi Informasi juga berperan terhadap pemasaran hasil
pertanian, berbagai macam bisnis saai ini sudah semakin adaptif
terhadap kemajuan teknologi informasi. Pola bisnis konvensional
sudah tidak terlalu sering dilakukan dan cenderung bergerak ke arah
bisnis dengan memasarkan produknya ke dunia maya seperti
pemasaran melalui media web, transaksi online, bahkan pemasaran
melalui jejaring sosial. Pemasaran produk pertanian melalui internet
tentunya lebih ekonomis daripada secara konvensional. Para petani
dapat dengan mudah mengetahui kebutuhan pasar. Petani dapat
mengkoordinasikan penanaman sehingga ketersediaan di pasar selalu
ada dan stabil serta harga jual normal. Dengan berkomunikasi secara
cepat, petani dapat menjual hasil pertaniannya secara cepat pula.
“Pengembangan Profesionalime Penyuluh Pertanian Melalui Penguasaan Teknologi Informasi (TI)” Oleh : Khasril Atrisiandy, SP.,
25
Permintaan terhadap produk-produk pertanian tidak akan pernah
berhenti selagi manusia masih membutuhkan pangan, dan akan
semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk yang
semakin meningkat pula.Di negara-negara maju seperti Amerika
Serikat, Jepang, dan Korea sudah banyak petani-petani yang
memasdarkan hasil pertaniannya melalui internet. Mereka dapat
memantau pemasaran melalui website yang khusus dibuat untuk
proses jual beli. Mereka dengan mudah memasarkan hasil
pertaniannya ke seluruh dunia dan biasa melakukan transaksi dengan
cara transfer, maka sangat canggih, praktis, dan tentunya lebih
ekonomis, serta efisien. Tak hanya untuk produksi. Ponsel, tanpa
dukungan koneksi internet sekalipun, juga bisa digunakan untuk
memudahkan petani memasarkan hasil pertanian.
e) Peranan TI dalam Mendukung Pembangunan Pertanian Indonesia
yang Berkelanjutan
Indonesia merupakan Negara agraris dengan sumber daya alam yang
tinggi, sehingga potensi pertanian di Indonesia sangat mendukung.
Indonesia juga terbentang pada garis khatulistiwa yang memiliki iklim
tropis, kelimpahan sinar matahari yang cukup, tingkat kelembaban
udara yang ideal, serta budaya masyarakat yang mencintai
keanekaragaman hayati. Indonesia pun menjadi lirikan bagi negara-
negara asing terutama pada sektor pertanian.
Pertanian merupakan sebuah sektor yang memiliki peranan penting
dalam kehidupan manusia. Karena inilah yang menjadi dasar penyedia
sandang, pangan, dan papan dalam menjalankan kehidupan. Selain itu
di Indonesia, sektor pertanian menjadi tumpuan kehidupan masyarakat
pada umumnya, karena Indonesia merupakan negara agraris.
Akibatnya banyak warga negara Indonesia yang berprofesi sebagai
petani.
“Pengembangan Profesionalime Penyuluh Pertanian Melalui Penguasaan Teknologi Informasi (TI)” Oleh : Khasril Atrisiandy, SP.,
26
Dalam sektor pertanian ini, peran teknologi sangat diperlukan untuk
keberhasilan produktivitas usaha tani yang dihasilkan. Apalagi seiring
bertambahnya jumlah penduduk, ototmatis kebutuhan akan sandang,
pangan, dan papan akan semakin meningkat. Terlebih kebutuhan akan
pangan. Sebab tanpa pangan, masyarakat tidak akan dapat hidup.
Serta bagus tidaknya ketahanan pangan suatu negara itu dapat
menjadi indikator keberhasilan suatu negara. Hal ini membuat dunia
pertanian harus bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan
pangan dunia tersebut. Tahap demi tahap dilakukan supaya produksi
yang dihasilkan dapat memuaskan.
Pada saat ini penguasaan terhadap teknologi informasi semakin
menguat. Kini teknologi informasi merupakan hal mutlak yang tidak
bisa ditawar lagi. teknologi informasi diyakini sebagai alat pengubah
untuk memperoleh kemudahan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari
dan selanjutnya memperoleh manfaat yang sangat banyak dari
teknologi informasi. Teknologi informasi dan komunikasi memiliki
peranan penting dalam mewujudkan pertanian yang modern secara
tepat waktu.
Teknologi informasi mempunyai peranan yang vital dalam segala
bidang, salah satunya pada bidang pertanian. Maka dengan
memanfaatkan teknologi informasi dengan baik maka pertanian di
Indonesia akan lebih maju.
Dunia pertanian pada zaman sekarang bergantung pada teknologi
informasi baik dalam bentuk apapun. Petani Indonesia membutuhkan
informasi yang berkaitan dengan dunia pertanian. Informasi-informasi
tersebut dapat di peroleh dengan mudahnya pada era informasi ini
melalui media-media yang sudah tersebar di masyarakat luas.
Informasi-informasi hasil penelitian dan inovasi dalam bidang pertanian
membantu upaya peningkatan produksi komoditas pertanian, sehingga
tercapailah pembangunan pertanian yang diharapkan. Informasi dan
“Pengembangan Profesionalime Penyuluh Pertanian Melalui Penguasaan Teknologi Informasi (TI)” Oleh : Khasril Atrisiandy, SP.,
27
pengetahuan tentang pertanian akan menjadi pemicu dalam
menciptakan peluang untuk pembangunan pertanian dan ekonomi
sehingga terjadi pengurangan angka kemiskinan. Teknologi informasi
dan komunikasi membantu memberikan informasi yang relevan dan
tepat waktu sehingga memudahkan petani untuk mengambil keputusan
dalam sebuah peluang dan menghasilkan produk yang maksimal.
Sekarang kita berada pada era informasi dimana semua informasi
apapun dapat kita peroleh dengan mudah melalui media-media
pendukung informasi seperti internet, televisi, media cetak, dan lain-
lain. Dalam hal ini dunia pertanian pun menggunakan teknologi
informasi untuk mendukung kegiatan pembangunan pertanian
berkelanjutan.
f) Pentingnya Penguasaan TI bagi Penyuluh Pertanian
Penyuluh pertanian sebagai ujung tombak pembangunan pertanian
seyogyanya mampu menjembatani antara layanan informasi melalui
media on-line yang dikembangkan oleh kementrian pertanian dengan
petani sebagai pengguna teknologi, dengan demikian kehadiran
Cybex.go.id (Cyber extension), http://katam.litbang.pertanian.go.id/ (
Informasi tentang kalender tanam terpadu ) ,
http://webapps.irri.org/id/lkp/ (informasi tentang PHSL / Pemupukan
Hara Spesifik Lokasi Padi Sawah) , semestinya disikapi sebagai
tantangan baru bagi penyuluh pertanian untuk menguasai keterampilan
computer dan memanfaatkan internet. Sangat ironis apabila sampai
terjadi pelaku utama dan pelaku usaha sebagai sasaran penyuluhan
sudah memanfaatkan dan bahkan mengelola layanan on-line,
sedangkan penyuluh pertaniannya masih asing dengan dunia internet.
Mengacu pada PERMENPAN NOMOR: PER/02/MENPAN/2/2008,
Pasal 8, penyuluhan pertanian melalui website, merupakan salah satu
tugas penyuluh pertanian terutama bagi penyuluh pertanian yang telah
menyandang jabatan fungsional sebagai Penyuluh Pertanian Ahli. Jadi
“Pengembangan Profesionalime Penyuluh Pertanian Melalui Penguasaan Teknologi Informasi (TI)” Oleh : Khasril Atrisiandy, SP.,
28
dalam hal pemanfaatan media on-line tugas penyuluh adalah
mengelola informasi melalui media on line bukan hanya sekedar
memanfaatkan informasi dari media on line.
Selain keterampilan dasar computer, pengelolaan informasi melalui
media on-line membutuhkan keterampilan yang memadai diantaranya
pengetahuan tentang peralatan koneksi internet, cara membuat
website/blog, cara posting, editing, cara mempercantik tampilan
website/bog dan keterampilan-keterampilan lain yang berdasar pada
preferensi pembuat dan terutama preferensi pemanfaat layanan.
Sepintas keterampilan yang diperlukan seperti sulit dipelajari,
kenyataanya semua dapat dipelajari sendiri. Namun proses pelatihan
untuk mumpuni dalam menguasai teknologi ini juga perlu diikuti
(http://tatangkostaman.blogspot.com/2011/03/cyber-extension-
tantangan-baru-penyuluh.html)
Teknologi Informasi adalah suatu hal yang berhubungan dengan
pengetahuan yang didapat manusia untuk memahami dan memberikan
informasi dengan menggunakan teknologi yang ada sehingga
prosesnya menjadi lebih cepat, luas, dll. Selain itu teknologi Informasi
merupakan suatu teknologi yang berhubungan dengan pengolahan
data menjadi informasi dan proses penyaluran data/informasi tersebut
dalam batas – batas ruang dan waktu.
Pentingnya penguasaan Teknologi Informasi bagi Penyuluh Pertanian,
karena selain memberikan informasi, teknologi informasi juga sangat
membantu jalannya penyuluhan pertanian. Karena pada zaman
sekarang tidak ada kegiatan yang tidak menggunakan teknologi
walaupun hanya sekedar mencari informasi untuk diri sendiri ataupun
mencari informasi yang akan disampaikan kepada masyarakat.
Sejak menggunakan teknologi sebagai media informasi bagi petani,
aktivitas penyuluhan pertanian menajdi berubah. Selain dari informasi
yang disampaikan menarik yang dapat menumbuhkan motivasi juga
kegiatan banyak dilakukan langsung oleh petani itu sendiri sehingga
menimbulkan kedisiplinan terhadap diri petani itu sendiri.
“Pengembangan Profesionalime Penyuluh Pertanian Melalui Penguasaan Teknologi Informasi (TI)” Oleh : Khasril Atrisiandy, SP.,
29
Seiring dengan peningkatan kualitas sumber daya petani dan pelaku
pertanian serta kemajuan tekonologi informasi dan komunikasi serta
pertimbangan efektivitas dan efisiensi penyebarluasan informasi, salah
satu solusi yang ditawarkan dalam rangka mengatasi persoalan
transfer teknologi dan pengetahuan pertanian adalah pemanfaatan
information and communication technologies (ICTs) yang untuk
penyuluhan pertanian dikenal dengan sebutan “cyber extension” yang
merupakan penggunaan jaringan on-line, computer dan digital
interactive multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi
pertanian.
Model ini dipandang sangat strategis karena mampu meningkatkan
akses informasi bagi petani, petugas penyuluh, peneliti baik di lembaga
penelitian maupun di universitas serta para manajer penyuluhan.
Selain menggunakan “cyber extension” penyuluhan pertanian saat ini
juga menggunakan multiple information system bagi masyarakat
pedesaan untuk mendukung usaha dan bisnis pertanian serta
perbaikan ekonomi rumah tangga masyarakat pedesaan. yan
digunakan seperti Multiple communication systemtelephone, wireless
information system, off-talk communication, FAX, CATV, personal
computer communication, video tex, satellite communication system,
internet (EI-net), television telephone system.
Pentingnya penguasaan Teknologi Informas bagi seorang penyuluh,
karena TI merupakan salah satu sarana yang pemanfaatannya dalam
penyuluhan pertanian diharapkan dapat meningkatkan layanan
penyuluhan pada aktivitas petani dalam menyediakan inovasi
pertanian yang semakin advance dan membantu petugas penyuluhan
pertanian dalam memainkan peran yang mengkoordinasi unsur
pertanian di daerah agar dapat menjalin kerjasama denganpihak-pihak
atau otoritas terkait.
Satu hal vital terkait dengan penyuluhan yang juga perlu mendapatkan
fokus perhatian dari pemerintah baik pusat maupun daerah dalam
memberikan layanan penyuluhan adalah menumbuhkan dan
“Pengembangan Profesionalime Penyuluh Pertanian Melalui Penguasaan Teknologi Informasi (TI)” Oleh : Khasril Atrisiandy, SP.,
30
membangun kolaborasi antara lembaga pemerintah (penyuluhan dan
penelitian), pihak swasta dan universitas agar penyuluhan pertanian di
Indonesia dapat berkembang dengan baik dan petani dapat
merasakan manfaat dari kegiatan penyuluhan pertanian.
(http://rahmi-rossanti.blogspot.com/2009/01/peran-teknologi-informasi-
dalam.html)
“Pengembangan Profesionalime Penyuluh Pertanian Melalui Penguasaan Teknologi Informasi (TI)” Oleh : Khasril Atrisiandy, SP.,
31
III. KESIMPULAN
Seorang penyuluh profesional tidak hanya dituntut mampu menyampaikan materi
penyuluhan, tapi harus mempunyai kecakapan dalam penyiapan materi dan
penyampaiannya.
Untuk mengelola usaha taninya dengan baik, petani memerlukan berbagai
sumber informasi, antara lain : kebijakan pemerintah; hasil penelitian dari
berbagai disiplin ilmu; pengalaman petani lain; dan informasi terkini mengenai
prospek pasar yang berkaitan dengan sarana produksi dan produk pertanian
yang kesemuanya itu akan terakomodir apabila ada penguasaan IPTEK dan
Teknologi Informasi.
Penyuluh Pertanian sebagai agen perubahan harus bisa berfungsi juga sebagai
fasilitator dalam perubahan Sikap petani sebagai pelaku utama dan sekaligus
pelaku usaha dalam hal menyampaikan informasi apapun yang berkaitan dengan
pertanian melalui Teknologi informasi, untuk itu terlebih dahulu seorang Penyuluh
sebelumnya harus bisa dan mampu menguasai Teknologi informasi.
Begitu cepatnya arus perubahan dan tingginya teknologi saat ini, sumber
informasi yang didapatkan tidak hanya dari media cetak ataupun audio visual,
peranan teknologi informasi melalui internet adalah saalah satu media sarana
informasi dan pembelajaran bagi petani dan penyuluh untuk lebih meningkatkan
kapasitas dan kapabilitasnya agar pembangunan pertanian dapat seperti apa
yang diharapkan.
Perlunya Penyuluh secara kontinyu dan berkelanjutan mengikuti pelatihan
ataupun diklat yang berkaitan dengan Teknologi Informasi, yang bukan hanya
sekedar menambah wawasan tetapi diharapkan juga seorang penyuluh harus
mampu menguasai informasi teknologi yang aplikatif, mudah diterapkan dan
tentunya dapat dengan mudah diakses oleh end user dalam hal ini petani
sebagai seorang pelaku utama dan pelaku usaha.
Teknologi Informasi harus dikuasai oleh seorang penyuluh, sebagai salah satu
bentuk pengembangan diri penyuluh dalam menghadapi tantangan di era
globalisasi dan era informasi komunikasi saat ini untuk menjadi Penyuluh yang
Kompeten dan professional dalam menjawab tantangan pembangunan pertanian
yang berkelanjutan.
“Pengembangan Profesionalime Penyuluh Pertanian Melalui Penguasaan Teknologi Informasi (TI)” Oleh : Khasril Atrisiandy, SP.,
32
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengembangan SDM Pertanian, Deptan. 2007. Model Pengembangan
Program Diklat CBT (Curriculum Base Training). Badan Pengembangan
SDM Deptan. Jakarta.
Gilley Jerry W. and Steven A. Eggland. 1992. Principles of Human Resource
Development. Addison-Esley Publishing Company Inc. Massachuset
http://rahmi-rossanti.blogspot.com/2009/01/peran-teknologi-informasi-dalam.html
http://devy-kurniawaty.blogspot.com/2009/01/peran-teknologi-informsi-
dalam.html
http://pertanianbutuhkomunikasi.blogspot.com/2011/06/peran-teknologi-
informasi dan.html
http://pertanianbutuhkomunikasi.blogspot.com/2011/06/peran-teknologi-informasi-
dan.html
http://pertanianbutuhkomunikasi.blogspot.com/2011/06/peran-teknologi-informasi-
dan.html
http://tatangkostaman.blogspot.com/2011/03/cyber-extension-tantangan-baru-
penyuluh.html
http://www.gadjahmada.edu/new/?type=main&submenu=about&main_id=4
http://workshopteub.brawijaya.ac.id/artikel/peran.html
http://www.indonusa.ac.id/home/index.php?option=com_content&task=view&id=850
&Itemid=56
http://www.lppm.itb.ac.id/bp/august/2001/suplement.htm
http://www.informatika.lipi.go.id/perkembangan-teknologi-informasi-di-indonesia
http://www.trisakti.ac.id/myPageDet.asp?DataID=51
http://www.total.or.id/info.php?kk="teknologi_informasi"
http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_informasi
Kartono, . 2012, Makalah disampaikan pada Seminar Nasional “Membangun Penyuluhan Masa Depan yang Berkeadilan dan Menyejahterakan”, IPB Bogor, 22 Februari 2012
“Pengembangan Profesionalime Penyuluh Pertanian Melalui Penguasaan Teknologi Informasi (TI)” Oleh : Khasril Atrisiandy, SP.,
33
Mardikanto, Totok 2010. Metoda Penelitian dan Evaluasi Pemberdayaan
Masyarakat. Untuk Akademisi, Praktisi, dan peminat Pemberdayaan
Masyarakat. Program Studi Penyuluhan Pembangunan/ Pemberdayaan
Masyarakat. Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret. Surakarta
Mulder, Martin. 2007. Competence Development in Organisation: Its Use in
Practice. Paper Presented in the Annual Meeting of the AERA, Chicago.