Upload
dhinnymei
View
47
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
etika bisnis
Citation preview
UJIAN AKHIR SEMESTER
MATA KULIAH ETIKA BISNIS
Dosen pengampu : Prof. Dr. Rahmawati M.Si, Ak.
Dimensions and Types of Ethical Climate within Public Sector Human Resource
Management
Disusun Oleh:
Dini Meiyanti
NIM: S431308020
PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2014
Telaah Kritis ArtikelUjian Akhir Semester
Mata Kuliah Etika Bisnis
Judul : Dimensions and Types of Ethical Climate within Public Sector Human Resource Management
Penulis : Arthur Shacklock, Mark Manning and Linda HortSumber : Journal of New Business Ideas & Trends, 2011, 9 (1), pp.51-66Oleh : Dini MeiyantiUntuk : Prof. DR. Rahmawati M.Si, Ak.
A. DESKRIPSI ARTIKEL
1. Pendahuluan
Beberapa tahun belakangan ini, penekanan masalah perilaku etis dalam sektor publik meningkat.
Satu pendekatan untuk mendeskripsikan karakteristik etika pada lingkungan kerja disebut juga iklim
etika. Yang menjadi field teori dalam mengkonseptualisasi sifat dasar (nature) dari lingkungan kerja
adalah penelitian dari Lewin (1975). Penelitian Shacklock, Mark Manning dan Linda Hort ini
menggunakan questioner iklim etika (Ethical Climate Questionare/ECQ)nya Victor dan Cullen (1987)
dengan cara mengidentifikasi dimensi iklim etika praktisi HR di 255 organisasi sektor publik,
kemudian mengidentifikasi berbagai macam jenis lingkungan etika dimana praktisi HR ini bekerja.
2. Latar Belakang dan Tujuan Penelitian
Latar belakang penelitian ini dibuat adalah:
1. Adanya berbagai macam dimensi iklim akan relevant di berbagai macam jenis industri
dan tipe organisasi.
2. Adanya berbagai issue yang membingungkan dari literatur berbagai lingkungan etika
tentang konsep : a. Dimensi iklim etika; b. Tipe lingkungan etika
3. Beberapa peneliti secara eksplisit mengemukakan, atau secara implisit berasumsi,
bahwa lingkungan etika merupakan suatu moral kontinuum dari ‘tidak etis’ jadi ‘etis’.
Tujuan Penelitian adalah:
1. Menguji dimensi iklim etika didalam HR sektor publik dan dimensi yang kontras yang
ditemukan didalamnya dengan dimensi iklim sektor privat.
2. Mengidentifikasi berbagai tipe lingkungan iklim etika dalam sampel yang digunakan.
Dengan menggunakan analisa data statistik yang benar, penelitian ini ingin
menanggapi issu yang membingungkan dari literatur berbagai lingkungan etika
tentang konsep dimensi iklim etika dan tipe lingkungan etika.
3. Menginvestigasi beberapa tipe iklim etika dalam penelitian dan menentukan ditingkat
mana tipe iklim akan dilihat untuk mewakili satu kesatuan moral yang dari berbagai
dimensi (unidimensional moral continuum).
3. Literature Review
Dalam field theory, Lewin (1975) mengemukakan bahwa perilaku individu dapat digunakan
dalam bidang psikologi didasarkan oleh pengalaman mereka. Dari field theory tersebut, tidak
diperlukan pengertian dan investigasi dari kejadian masa lalu yang dibarengkan dengan
pengukuran dalam bidang psikologis yang mana hal tersebut diperlukan. Dalam tempat kerja,
operasionalisasi bidang psikologis terdiri dari identifikasi berbagai macam bentuk lingkungan
sosial yang mempengaruhi perilaku dan pengambilan keputusan karyawan. Yang sering kita sebut
dengan “Iklim Organisasi”.
Iklim Organisasi
Moran dan Volkwein (1992) mendeskripsikan bahwa Iklim Organisasi sebagai sebuah
bentuk/feature abadi yang mewujudkan faktor-faktor dari persepsi karyawan termasuk inovasi,
otonomi, support, kekohesivan, kepercayaan, pengakuan dan keadilan. Mereka menggambarkan
bahwasannya iklim organisasi dihasilkan dari interaksi yang terjadi antar karyawan, pengaruh dan
pembentukan perilaku, sehingga terbentuk norma, nilai dan perilaku didalam organisasi.
Mengukur Iklim Etika dan Dimensi-dimensinya
Domain dari investigasi penelitian ini adalah iklim organisasi yang sangat berhubungan dengan
pengambilan keputusan etis yang sering kita sebut ethical climate atau Iklim Etika. Pendekatan
yang dipakai dalam penelitian Victor dan Cullen (1987; 1988) tentang iklim organisasi sama
dengan yang dilakukan Jones and James (1979) dalam penelitiannya. Jones and James (1979)
menggambarkan bahwa iklim organisasi sebagai bentuk multidimensi yang direpresentasikan dari
keseluruhan persepsi individu dalam suatu organisasi. Victor dan Cullen mengemukakan sembilan
teori a priori jenis iklim etika yang kemudian dipakai sebagai landasan kuesioner (ECQ) yang
ditujukan kepada pelajar dan karyawan.
Berangkat dari ECQ, dapat diambil 5 ekstraksi komponen dari iklim etika. Yang mana 5
komponen tersebut berasal dari 2 kategori dimensi dasar yang disusun oleh Victor dan Cullen,
yaitu, yang pertama ‘tipe kriteria’ yang merajuk kepada filosofi moral yang dipakai dalam
pengambilan keputusan etis dalam organisasi atau kepentingan suatu kelompok. Dalam kategori ini
ada 3 level dimensi, yaitu egoisme, kebajikan dan prinsip. Kategori dimensi dasar yang kedua
adalah ‘titik analisa’,yang merajuk kepada kemana perhatian individu dalam pengambilan
keputusan etisnya, apakah kepada kepentingan pribadi (individual), kepentingan perusahaan (local)
atau kepentingan society (cosmopolitan). Dengan menggunakan kemungkinan-kemungkinan
kombinasi kedua kategori tersebut, terciptalah sembilan tipe teori iklim.
Namun ternyata teori-teori tersebut gagal mengkonfirmasi struktur a priori yang diusulkan, dan
menghasilkan 5 komponen. Namun sayangnya penulis tidak menjelaskan kriteria yang digunakan
untuk menentukan komponen-komponen tersebut. Victor dan Cullen mendeskripsikan 5 komponen
tersebut sebagai: Caring, Law and Code, Rules, Instrumental, Independence.
Penelitian dari Victor dan Cullen di replikasi oleh Wimbush et.al (1997). Penelitiannya
mendukung beberapa dari penelitian Victor dan Cullen. Tiga komponen yang didukung adalah
Law and Rules,yang di representasikan campuran dua komponen di penelitian sebelumnya dan
satu komponen baru yaitu service.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh peterson (2002) yang menguji model tandingan baru
namun dimasukkan pula penelitian Victor dan Cullen. Walaupun hasil penelitian tidak
menunjukkan adanya goodness of fit kriteria dalam analisisnya, mereka menyimpulkan bahwa hasil
menunjukkan bahwa model sembilan dimensi Victor dan Cullen masih lebih baik daripada model
empiris (Peterson,2002,p.323).
Types of Ethical Climate
Prinsip-prinsip analisis komponen yang digunakan oleh Victor dan Cullen (1988) adalah
serangkaian tehnik yang digunakan untuk mengidentifikasi dimensi ortogonal (tidak berkorelasi).
Namun menurut Wimbush et al (1997) beranggapan bahwa Victor dan Cullen telah salah
menjelaskan arti dari Tipe-tipe Iklim. Dan ini menimbulkan kerancuan dalam literatur. Sebagai
contoh, Flannery dan May (2000) kemudian mengklaim bahwa ECQ mengkategorikan iklim etika
kedalam beberapa tipe dan jenis (p.647).
Moral Continuum?
Menurut Cohen (1995), organisasi ditempatkan pada unidimensional ‘moral continuum’. Lebih
lanjut, dia menjelaskan bahwa iklim moral dimasukkan dalam satu kesatuan, yang mana nantinya
semua yang terlibat dalam organisasi berperilaku menurut nilai dan norma yang berlaku
diorganisasi tersebut. Disisi lain, iklim moral negative atau iklim tidak etis, tidak akan kondusif
dilingkungan organisasi itu.
4. Metode Penelitian
Participant
Target penelitian adalah agen-agen pada sektor publik di wilayah bagian Barat Australia dan
Queensland dan dari Australian Federal Government (Pemerintah pusat Australia). 276 questioner
dari 152 agen-agen diterima, dan 255 diantaranya merupakan satu set respon lengkap dari
questioner tersebut. 45% responden adalah laki-laki, 55% adalah perempuan. 71% responden
berumur 31-50. Semuanya berkedudukan sebagai senior staff di HR, 52% sudah 10 tahun bekerja
di HR, dan 78% lebih dari 5 tahun bekerja di HR.
Material
Instrumen yang digunakan untuk mengukur iklim etika adalah ECQ yang dikembangkan oleh
Victor and Cullen (1987). Menggunakan skala Lickert dengan point 6 (mulai dari ‘false’ sampai
‘completely true’) untuk mengukur keakuratan item-item yang dideskripsikan dalam iklim kerja
secara umum. Karena biasanya ECQ digunakan pada penelitian untuk perusahaan besar sektor
privat, maka ada modifikasi dalam instrumennya.
Procedure
Penelitian ini difasilitasi melalui bantuan dari pegawai pusat masing-masing wilayah hukum
pemerintah, seperti: The Public Sector Management Office dan/atau kantor Public Sector Standards
Commissioner di Australia Barat, kantor Public Service di Queensland, dan Public Service and Merit
Protection Commission di Canberra. Kuesioner dikirim via pos bersama amplop pengembalian
lengkap dengan alamat universitas peneliti. Dan semua respon bersifat rahasia.
5. Hasil Penelitian
- Tes sampel penelitian menggunakan Keyser-Meyer-Olkin Measure atau KMO, hasilnya
KMO= 0.818, lebih besar daripada 0,6 mengindikasikan bahwa jumlah sampel sudah memadai
untuk variabel-variabel yang dianalisa. Tes Bartlett untuk sphericity hasilnya adalah signifikan
(2448.9, p < .000005), mengindikasikan bahwa terdapat struktur dalam matriks korelasi
yang diteliti dan PCA dapat digunakan. Menggunakan kriteria Eigenvalues yang lebih besar
dari kesatuan, 6 komponen di sarikan secara akuntansi menjadi 60,2% dari total varian.
- Dari tabel 1 dapat dilihat komponen muatan kuesioner dari masing-masing 6 komponen. Dan
komponen etika apriori dari Victor dan Cullen dimasukkan kedalam komponen ke enam.
Kelima komponen lainnya adalah Law and Rules (22,8% dari varian), Caring ( 11,9%),
Independence (9,0%), Instrumental (6,7%),Efficiency (5,6%). Hubungan komponen yang
disarikan ini dari kedua penelitian Victor and Cullen (1988) dan Wimbush et al (1997) ada di
tabel ke 2.
- Untuk menguji Skala Konstruksi dan uji validitas. Dengan menggunakan hasil dari PCA, 5
skala dibangun untuk merepresentasikan 5 dimensi yang dimaksud iklim etika yang sudah
diidentifikasi melalui PCA. Interkorelasi antar skala iklim etika disajikan dalam tabel 4.
Walaupun 8 dari 10 korelasi adalah signifikan menurut statistik, overlap terbesar antara 2 skala
(Law and Rules dan Efficiency) adalah 9,73% (r=0.312, r2= 0.09 73). Koefisien alpha dihitung
untuk menyajikan indeks reliabilitas masing-masing skala (tabel 3). Nilai alpha dari 0.638
untuk skala instrumental sampai 0.835 untuk skala Caring. Semua pengukuran dilakukan untuk
memenuhi reliabilitas yang memuaskan.
- Dalam upaya untuk mengevaluasi apakah jenis iklim etika yang berbeda ada dalam sampel,
analisis klaster hirarki menggunakan teknik Ward dilakukan dengan menggunakan respon
peserta untuk 5 skala iklim etika. Tabel 4 menggambarkan pola maksud (cluster centroids)
untuk 5 skala etika untuk ke 5 cluster.
- Sebuah MANOVA dilakukan dengan pengelompokan klaster sebagai variabel independen dan
skala lima iklim etika sebagai variabel dependen. Menggunakan kriteria Wilks ', SEBUAH
perbedaan yang signifikan yang ditemukan antara lima kelompok tipe iklim etika (F(20,816.84)
= 40.25, p <0,0005). Perbandingan univariat kemudian dibuat untuk membandingkan lima
kelompok untuk masing-masing dari lima variabel dependen. Tabel 5 menunjukkan bahwa
masing-masing langkah iklim etika berbeda secara signifikan di lima kelompok tipe iklim
etika.
6. Kesimpulan
1. Tidak mungkin membuat perbandingan antara proporsi variance yang dijelaskan dari 5
komponen yang disarikan dari PCA dan komponen dalam penelitian Victor and Cullen (1988)
atau yang dijelaskan oleh Wimbush et al (1997) dan tidak juga penelitian sebelumnya yang
melaporkan proporsi variance dijelaskan dari faktor-faktornya.
2. Komponen Law and Proffessional code dan Rules akan muncul dalam berbagai tipe organisasi
dan aspek ini merupakan dimensi yang berbeda, dimana yang lain menggunakan dimensi yang
biasa.
3. Dimensi Service dan Efficiency yang ditambahkan tidak mendukung penelitian ini, karena
Wimbush et al (1997) menggunakan dimensi itu untuk perusahaan retail yang membutuhkan
interaksi pelanggan, dan tidak ditemukan di sektor publik.
4. Victor and Cullen (1988) menyatakan bahwa penelitiannya menemukan kesamaan diantara
perusahaan dalam hal iklim Caring dan lebih lanjut disebutkan bahwa hal tersebut berimplikasi
bahwa norma-norma sosial mengharuskan organisasi mengembangkan setidaknya iklim Caring
ini. Dalam penelitian perbandingan ini, tidak ditemukan indikasi variasi yang lebih kecil dari
dimensi Caring ketika dibandingkan dengan dimensi iklim etika yang lain. Sehingga sudah
jelas tidak ada bukti dari penelitian ini yang mendukung observasi mereka.
5. Perlu adanya kehati-hatian dalam rekomendasi menggunakan ECQ tanpa aplikasi spesifik dari
PCA untuk sampel investigasi penelitian. Sampel penelitian terdahulu adalah sektor privat di
kota kecil.
6. Dengan menggunakan PCA untuk mengidentifikasi dimensi yang diteliti dari iklim etika, kita
dapat mengidentifikasi dimensi iklim etika dari berbagai macam jenis organisasi. Prosedur dan
sejenisnya bagaimanapun tidak dapat menjelaskan deskripsi berbagai macam tipe iklim etika.
7. Pola iklim etika yang ditemukan dalam penelitian ini tidak mendukung pernyataan bahwa iklim
etika merepresentasikan kesatuan diberbagai organisasi seperti yang dikatakan Cohen (1995).
Implikasi dan Batasan
1. Penelitian ini memberikan gambaran untuk penelitian selanjutnya untuk menginvestigasi
perubahan iklim etika di industri lain.
2. Dengan adanya intervensi dari pemerintah dalam pendekatan etis, berbagai pertanyaan
muncul dengan adanya perubahan didalam organisasi apakah akan dikategorikan dengan: a.
Adanya perubahan direksi dalam setiap dimensi iklim etika, b. Perubahan selektif pada
bagian dimensi, c. Perubahan dalam frekuensi organisasi jatuh kedalam 5 dimensi iklim
etika yang dijelaskan disini.
B. TELAAH KRITIS
1. Fokus Penelitian
Fokus penelitian dijelaskan secara singkat dan jelas baik dalam abstrak maupun di
pendahuluan.
2. Gaya dan Sistematika Penulisan
- Sistematika penulisan sudah tersusun dengan baik dan jelas mulai dari judul penelitian,
nama penulis, abstrak (konteks, tujuan penelitian, desain dan metode penelitian, hasil,
kesimpulan, dan kata kunci), pendahuluan dan metode, hasil, pembahasan dan kesimpulan.
- Penelitian ini merupakan replikasi dan perbandingan dengan studi sebelumnya.
- Tata bahasa yang digunakan dalam penulisan artikel ini cukup mudah dipahami.
3. Penulis
Penulis dalam penelitian ini berasal dari. Dengan melihat latar belakang akademik, penulis
tersebut mempunyai kualifikasi yang cukup di bidang yang diteliti.
4. Judul Penelitian
Judul penelitian ini cukup jelas, akurat, tidak ambigu dan menggambarkan apa yang akan
diteliti.
5. Abstrak
- Abstrak sudah mengambarkan secara jelas dan informatif mengenai masalah penelitian,
tujuan penelitian, metodologi dan hasil yang didapatkan.
- Sudah memenuhi IMRAD (Introduction, Method, Result, Analize, Discussion)
6. Masalah dan Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian sudah sesuai dengan maksud yang akan dicapai dari masalah tersebut.
7. Literatur review
Penyusunan literatur menggunakan sistem Harvard dan terorganisir dengan logis.
8. Hipotesis Penelitian
Sudah jelas hipotesis yang dinyatakan dalam artikel tersebut.
9. Sampel
Disebutkan dengan jelas jumlah sampel, namun tidak dengan populasinya.
10. Definisi operasional
Beberapa definisi operasional masing-masing telah dijelaskan secara jelas dalam artikel ini.
11. Metodologi Penelitian
Artikel ini bersifat statistis deskriptif.
12. Hasil Penelitian
Hasil penelitian tidak dijelaskan secara ringkas dan jelas karena tidak ada hipotesis yang
dinyatakan.
13. Kesimpulan dan saran
Kesimpulan dipaparkan cukup jelas dan singkat sesuai konteks judul penelitian yang telah
disebutkan.