Click here to load reader
View
30
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Peta dan Globe
Citation preview
PETA, ATLAS, DAN GLOBE
MAKANAN POKOK IPS GEOGRAFI
Oleh :
Dra. Hj. Yurnalis Nurdin, M.Pd
Widyaiswara Madya
Balai Diklat Keagamaan Palembang
e-mail : [email protected]
Abstrak
Peta, Atlas, dan Globe merupakan makanan pokok bagi seorang guru IPS geografi dalam
Proses Belajar Mengajar (KBM), apalagi dengan telah diberlakukan Kurikulum tahun 2006
yang dikenal dengan KTSP. Seharusnya guru bisa membuat/membimbing peserta didiknya
untuk membuat peta daerah/ lingkungan dimana guru dan peserta didik itu berada, serta
bagaimana cara pengguanaan/ pemakaian media/alat peraga dari peta, Atlas, dan Globe itu
sendiri di depan kelas, karena merupakan sala satu tuntutan mata pelajaran IPS dari kurikulum
yang sedang diberlakukan sekarang di Indonesia (KTSP) (PERMEN NO:22 Tahun 2006).
Peta, Atlas dan Globe dalam proses belajar mengajar dapat menimbulkan peningkatan dan
pemahaman siswa dalam domain kognitif terutama berkenaan dengan pengetahuan,
pengertian, dan penerapan (Taksonomi Bloom).
Kata Kunci : Peta, Atlas, dan Globe dalam Kegiatan Proses Belajar Mengajar IPS
Geografi.
PENDAHULUAN
Informasi yang merupakan hasil suatu pengolahan data dapat dipresentasikan dalam
bentuk lisan, tulisan, dan visual. Peta yang banyak dikenal oleh masyarakat merupakan salah
satu bentuk perjanjian visual dari suatu informasi kebumian. Budaya peta pada masyarakat
Indonesia relatif ketinggalan dibandingkan Negara lain, walaupun peta sudah dikenal di
Indonesia sejak periode abad ke empat belas dan lima belas. Atlas yang merupakan
sekumpulan peta tersusun menjadi satu kesatuan dan memberikan infomasi kebumian,
keberadaannya di Indonesia sudah cukup lama.
Digunakannya peta, atlas, dan globe dalam proses belajar mengajar dapat menimbulkan
peningkatan dan pemahaman peserta didik dalam domain kognitif terutama berkenaan dengan
pengetahuan, pengertian, dan penerapan (taksonomi Bloom) antara lain :
1) Peta memudahkan indentifikasi tentang letak lokasi, penyebaran, dan orientasi.
2) Peta memudahkan pemahaman konsep-konsep yang bertalian dengan unsur-unsur
lingkungan, dan dapat memperbaiki, mengubah, dan memperkaya persepsi individual
tentang lingkungan keruangan.
Berdasarkan survey serta pengamatan terhadap peserta didik ternyata motivasi peserta
didik pada pendidikan dasar dan menengah untuk mempelajari peta, atlas, dan globe serta
memanfaatkan informasi kebumian yang bernilai tinggi dirasakan belum optimal. Kenyataan
tersebut disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :
Masih kurangnya perhatian peserta didik pada ilmu kebumian.
Penyajian peta pada Atlas yang kurang informative, interaktif dan komunikatif.
Desain dan isi Atlas yang ada relatif sama dengan produk 10-20 tahun yang lalu.
Masih dianggap sebagai suatu buku yang perlu dihafal dan belum dianggap sebagai
salah satu media komunikasi.
Kurangnya minat peserta didik untuk mendalami dan memahami peta, atlas, dan globe
mempunyai akibat secara tidak langsung dengan minat masyarakat untuk mengerti dan
mempelajari peta ,atlas dan globe sebagai sumber imformasi kebumian.
Berkaitan dengan hal diatas guru sebagai fasilitator pembelajaran di tuntut untuk
meningkatkan konpetensinya serta memiliki wawasan yang luas dan senantiasa
memperbaharui pengetahuan untuk memanfaatkan alternatif pilihan sumber-sumber belajar
yang berguna bagi proses pembelajaran peserta didik dengan tujuan agar guru dapat :
1) Memberikan dan meningkatkan kemampuan keterampilan/pemahaman dalam
menggunakan media serta alat peraga peta, atlas dan globe
2) Merangsang dan meningkatkan minat untuk menggunakan alat peraga peta, atlas dan
globe dalam kegiatan belajar mengajar
3) Meningkatkan kualitas hasil proses belajar mata pelajaran IPS terpadu di tingkat sekolah
MI, MTs, dan bidang ilmu geografi ditingkat sekolah MA.
Peta, atlas, dan globe merupakan konsep (round earth on the flat paper) dan hakekat
dasar pada IPS umumnya, dan IPS geografi khususnya. Oleh karena itu mengajarkan dan
mempelajari IPS geografi tanpa peta, tidak akan membentuk citra dan konsep yang baik
pada diri peserta didik yang mempelajarinya. Pembentukan citra dan konsep pada diri
peserta didik yang dapat meningkatkan kognitif, efektif, dan psokomotor mereka, haruslah
memanfaatkan peta. Perosesnya mulai dari pengenalan, pembacaan (map reading),
pemilihan, dan pembuatan peta, sesuai dengan jenjang pendidikan peserta didik dibimbing
mengenal, membaca, memilih, membuat , serta bagai mana cara mempergunakan peta,
atlas, dan globe tersebut.
A. PETA
1. PENGERTIAN PETA
Menurut ICA (Internasional Cartographic Assosiation) peta adalah suatu gambaran atau
representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi atau benda-
benda angkasa.
Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar-dengan skala tertentu melalui
suatu sistem proyeksi. Kapan peta mulai ada dan digunakan manusia? Jawabannya adalah peta
mulai ada dan di gunakan manusia, sejak manusia melakukan penjelajahan dan penelitian
walaupun masih dalam bentuk yang sangat sederhana yaitu dalam bentuk sketsa mengenai
lokasi suatu tempat.
Pada awal abad ke 2 (87M -150M), Claudius ptolomaeus mengemukakan mengenai
pentingnya peta. Kumpulan dari peta-peta karya Claudius ptolomaeus dibukukan dan diberi
nama “ Atlas ptolomaeus”. Ilmu yang membahas mengenai peta adalah kartografi.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan, peta adalah :
1. Gambaran permukaan bumi yang diperkecil dengan skala
2. Mengambarkan permukaan bumi yang diperkecil dengan skala diberi tulisan dan
simbol
3. Gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil seperti penampakan
yang terlihat dari atas. Penampakan tersebut digambarkan menggunakan symbol-
simbol sebagai pengganti penampakan yang ada dipermukaan bumi. Selain itu,
digunakan juga tulisan-tulisan sebagai keterangan tentang simbol-simbol tersebut.
2. PENGGOLONGAN PETA
1) Peta berdasarkan isinya
2) Peta berdasakan skalanya
3) Peta berdasarkan tujuannya
a. Peta Berdasarkan Isinya
1) Peta Umum
Peta umum adalah peta yang menggambarkan permukaan bumi secara umum.. Misalnya
sungai, gunung, laut, danau, dan lainnya. Kenamapakan sosial budaya misalnya jalan raya,
jalan kereta api, pemukiman, kota dan lainnya
Peta umum terdiri dari 2 jenis yaitu : peta topografi dan peta chorografi:
a) Peta Topografi; yaitu peta yang menggambarkan bentuk relief (tinggi rendahnya)
permukaan bumi.
b. Peta Chorografi; yaitu peta yang mengambarkan seluruh atau sebagian permukaan
bumi dengan skala yang kecil antara 1 : 250.000 samapai 1 : 1.000.000 atau lebih.
2) Peta Tematik
Peta tematik adalah peta yang terdiri dari satu atau beberapa tema dengan informasi yang
lebih dalam / detail. Contohnya peta penyebaran penduduk atau tingkat penghasilan menurut
Negara, provinsi atau kabupaten.
a. Jenis Peta berdasarkan Skala
Skala peta adalah perbandingan jarak antara dua titik di peta dengan jarak
sebenarnya dipermukaan bumi (lapangan).
Berdasarkan skalanya peta dapat digolongkan menjadi empat jenis, yaitu; (1) Peta
kadaster/teknik adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 100 sampai 1 : 5.000; (2) Peta
skala besar adalah peta yang mempunyai skala 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000; (3) Peta skala
sedang adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 250.000 samapai 1 : 500.00; (4) Peta
skala kecil adalah peta yang mepunyai skala 1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000 atau lebih.
b. Jenis Peta berdasarkan Tujuannya
(1) peta pendidikan ( educational Map), seperti peta lokasi sekolah SLTP/SMA; (2) peta Ilmu
Pengetahuan, seperti peta arah angin, peta penduduk; (3) peta informasi umum (General
Information Map), seperti peta pusat perbelanjaan; (4) peta Turis ( Tourism Map), seperti
peta museum, peta rute bus; (5) peta Navigasi, seperti peta penerbangan, peta pelayaran;
(6) peta Aplikasi (Technical application Map), seperti peta penggunaan tanah; (7) peta
curah hujan, dan (8) Peta Perencanaan (Palning Map), seperti peta jalur hijau, peta
perumahan, peta pertambangan.
3. FUNGSI PETA
Fungsi peta adalah; (1) Menunjukan posisi atau lokasi suatu tempat di permukaan bumi;
(2) Memperlihatkan ukuran (luas, jarak ) dan arah suatu tempat dipermukaan bumi; (3)
Mengambarkan bentuk-bentuk dipermukaan bumi, seperi benua, Negara, gunung, sungai, dan
bentuk bentuk lainya; dan (4) Membantu peneliti sebelum melakukan survey dengan
mengetahui kondisi daerah yang akan diteliti; (5) Menyajikan data tentang potensi suatu
wilayah; (6) Alat analisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan; (7) Alat untuk menjelaskan
rencana-rencana yang diajukan; (8) Alat untuk menpelajari hubungan timbal balik antara
fenomena-fenomena (gejala-gejala) geografi dipermukaan bumi.
4. KOMPONEN – KOMPONEN PETA
1) Judul Peta
Judul peta biasanya diletakkan dibagian tengah atas peta. Tetapi judul peta dapat juga
diletakkan di bagian lain dari peta, asalkan tidak mengganggu kenampakan dari
keseluruhan peta.
2) Skala Peta
Skala adalah perbandingan antara dua titik sembarang di peta dengan jarak sebenarnya
di permukaan bumi, dengan satuan ukuran yang sama.Pembilang ,yang terletak di
bagian atas pecahan merupakan satuan unit peta dan penyebut yang terteletak di
bagian bawah pecahan merupakan angka dalam unit yang sama yang menunjukkan
jarak yang sebenarnya dilapangan/bumi. Bila ingin menyajikan data yang rinci, maka
digunakan skala besar, misalnya 1 : 5000. Sebaliknya, apabila ingin ditunjukkan
hubungan kenampakan secara keseluruhan, digunakan skala kecil, misalnya skala 1 :
1000.000. Contonya skala 1 : 500.000 artinya 1 bagian dipeta sama dengan 500.000
jarak yang sebenarnya, apabila dipakai satuan cm maka artinya 1 cm jarak di peta
sama dengan 500.000 cm (5 Km) jarak sebenarnya di permukaan bumi.
3) Legenda Atau Keteragan.
Legenda adalah penjelasan simbol-simbol yang terdapat dalam peta. Gunanya agar
pembaca dapat dengan mudah memahami isi peta.
Contoh simbol legenda
+++++++
+.+.+.+.+
_._._._._
Batas Negara,
Provinsi,kabupaten
Jalan kereta api
Jalan raya
Sungai
gunung/gunung api
Ibu kota propinsi
ibu kota kabupaten
Bandar udara
Pelabuhan
Danau
Rawa
Contoh legenda/keterangan pada peta
4) Tanda Arah atau Tanda Orientasi
Tanda arah atau tanda orientasi penting artinya dalam suatu peta. Gunanya untuk
menujukkan arah utra, Timur dan barat. Tanda arah pada peta biasanya berbentuk
tanda panah yang menunjuk ke arah Utara. Petunjuk ini diletakkan di bagian mana saja
dari peta, asalkan tidak mengganggu kenampakan peta.
Berikut ini adalah gambar 16 arah.
S = Selatan
SBD = Selatan Barat Daya
BD = Barat Daya
BBD = Barat Barat Daya
B = Barat
BBL = Barat Barat Laut
Keterangan
U = Utara
UTL = Utara Timur Laut
TL = Timur Laut
TTL = Timut Timur Laut
T = Timur
TTG = Timur Timur Tenggara
TG = Timur Tenggara
STG = Selatan Tenggara
BBD = Barat Barat Daya
B = Barat
BL = Barat Laut
UBL = Utara Barat Laut
Arah Mata Angin.
Untuk mempercepat pengertian dan ingatnya 16 arah mata angin berikut ini
diciptakan lagu beserta iramanya
16 ARAH MATA ANGIN
( IRAMA JEJAK ROWO )
Ku coba-coba mengenal arah
Nama arah ada enam belas
Ku coba-coba menyebutkannya
Menyebutkannya satu persatu
Utara, Utara Timur laut
Timur Laut, Timur - Timur Laut
Timur, Timur-Timur Tenggara
Timur Tenggara, Selatan Tenggara
Selatan, Selatan Barat Daya
Barat Daya, Barat-barat Daya
Barat-Barat Barat Laut
Barat Laut, Utara Barat Laut.
5) SIMBOL DAN WARNA
Bentuk simbol dapat bermacam-macam seperti ; titik, garis, batang, lingkaran, dan pola.
Simbol titik biasanya dipergunakan untuk menunjukkan tanda misalnya letak sebuah
kota dan menyatakan kuantitas misalnya satu titik sama dengan 100 orang, dan
sebagainya. Simbol garis digunakan untuk menunjukkan tanda seperti jalan, sungai, rel
kereta api dan lainnya. Garis juga digunakan untuk menunjukkan perbedaan tingkat
kualitas, yang dikalangan pemetaan dikenal dengan isolines.
Contoh simbol – simbol umum yang dipergunakan dalam pembacaan peta
Ibukota
Negara/Propinsi
Gunung
Danau
Bendungan
Aspal
Gas Alam
Intan
Timah Putij
Sastra
Istana
Kayu
Lada
Transmigrasi
Lapangan terbang
Pelabuhan
Sungai
Pembangkit listrik
Candi
Emas
Biji Besi
Perikanan
Pariwisata
Batu bara
a. Simbol Peta
Gunanya agar informasi yang di sampaikan tidak membingungkan.Simbol-simbol dalam
peta harus memenuhi syarat ( sederhana, mudah dimengerti, dan bersifat umum)
sehingga dapat menginformasikan hal-hal yang di gambarkan dengan tepat
Macam –macam simbol peta :
1. Simbol peta berdasarkan bentuknya
Simbol titik, di gunakan untuk menyajikan tempat.
Simbol Garis , di gunakan untuk menyajikan data geografis.
Simbol luasan (Area), di gunakan untuk menujukkan ke nampakan area
Simbol aliran, di gunakan untuk menyatakan alur dan gerak
2. Simbol peta berdasarkan fungsinya
Simbol daratan, digunakan untuk simbol-simbol permukaan bumi di daratan.
Simbol perairan, digunakan utuk simbol-simbol bentuk perairan
Simbol budaya, digunakan untuk simbol-simbol, bentuk hasil budaya
b. Warna
Guna warna pada peta ditujukan untuk tiga hal, yaitu; untuk membedakan, untuk
menunjukan tingkatan kualitas maupun kuantitas (gradasi), dan untuk keindahan. Dalam
menyatakan perbedaan digunakan bermacam warna atau pola. Misalnya laut berwarna
biru, perkampungan warna hitam, sawah warna kuning dan sebagainya.
6) Sumber dan Tahun Pembuatan Peta
Sumber memberikan kepastian kepada pembaca peta , bahwa data dan informasi yang
disajikan dalam peta tersebut benar-benar absah (dipercaya/akurat), dan bukan data fiktif
atau hasil rekaan. Hal ini akan menentukan sejauh mana sipembaca peta dapat
mempercayai data/informasi tersebut. Selain sumber, tahun pembuatan peta juga perlu
diperhatikan. Pembaca peta dapat mengetahui bahwa peta itu masih cocok atau tidak untuk
digunakan pada masa sekarang.
7) Inset dan Indek Peta
Inset peta merupakan peta yang diperbesar dari bagian belah bumi. Sebagai contoh,
mau memetakan pulau Jawa, pulau Jawa merupakan bagian dari kepulauan Indonesia yang
diinzet.
8) Grind
Tujuan grid adalah untuk memudahkan penunjukkan lembar peta dan untuk memudahkan
penunjuk letak sebuah titik di atas lembar peta.
9) Nomor peta
Penomoran peta penting untuk lembar peta dengan jumlah besar dan seluruh lembar peta
terangkai dalam satu bagian muka bumi.
10) Sumber/Keterangan Riwayat peta
Sumber di tekankan pada pemberian indentitas peta, meliputi penyusun peta, percetakan,
sistem proyeksi peta, penyimpangan deklinasi magnetis, tanggal /tahun pengambilan data
dan tanggal pembuatan/percetakan peta, dan lain sebagainya.
11) Elevasi.
Elevasi yaitu ketinggian sebuah titik atas muka bumi dari permukaan laut
12) Koordinat
Sistem koordinat yang dipakai adalah koordinat geografis (gographicalcoordinate).
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak
lurus dengan garis katulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan ) yang
sejajar dengan garis katulistiwa. Garis bujur adalah garis khayal yang menghubungkan
kutup utara dan kutub selatan, mengukur seberapa jauh suatu tempat dari meridian.
Sedangkan garis lintang adalah garis khayal diatas permukaan bumi yang sejajar dengan
khatulistiwa, untuk mengukur seberapa jauh suatu tempat di utara/selatan hkatulistiwa.
5. SKALA PETA
a. Skala angka/Skala Pecahan (Numerical Scale).
Skala ini sering disebut skala numeric yaitu skala yang dinyatakan dalam bentuk
perbandingan angka.Contoh: Skala 1 : 100.000, Skala 1 ; 2.000.000. Untuk menentukan skala
peta ini dapat dipakai rumus ;
Skala peta = Jarak Di peta
Jarak sebenarnya
b. Skala verbal yaitu skala yang dinyatakan dengan kalimat dan kata-kata
c. Skala garis (Line Scale)/Skala Grafik (Graphical Scale) / Skala Batang (Bar Scale)/ Skala
Jalan (Road Scale)
6. PEMBUATAN PETA
Menurut Erwin Raisz untuk menjadi seorang ahli pemetaan harus memili persyaratan
yaitu;(1) Pengetahuan geografi, karena yang di petakan adalah bentang alam dan bentang
budaya yang ada di permukaan bumi;(2) Bakat dalam bidang seni, karena simbol, tulisan, dan
konposisi peta sebaiknya di buat indah dan menarik;(3) Pengetahuan lilmu pasti, karena
diperlukan dalam perhitungan;(4) Pengetahuan lain untuk menunjang profesinya.
Dalam pembuatan peta,ada beberapa prinsip pokok yang harus di perhatikan..
1. Langkah-langkah prinsip pokok dalam pembuatan peta adalah;(1) Menentukan daerah
yang akan di petakan; (2) Membuat peta dasar (base map) yaitu peta yang belum diberi
simbol; (3) Mencari dan mengklafikasikan data sesuai dengan kebutuhan; (4) Membuat
simbol-simbol yang mewakili data dan menempatkan simbol pada peta dasar; (5)
Membuat legenda (keterangan ) dan (6) Melengkapi peta dengan tulisan (lettering ) secara
baik dan benar.
2. Tata Cara Penulisan pada Peta
Untuk membuat tulisan (lettering ) pada peta ada kesepakatan di antara para ahli
(kartografer) yaitu;(1) Nama geografis ditulis dengan bahasa dan istilah yang digunakan
penduduk setempat.Contoh: Sungai ditulis Ci (Jawa Barat), kreung (Aceh), Air (Sumatera
Utara). Nama sungai ditulis searah dengan aliran sungai dan menggunakan huruf miring;(2)
Nama jalan ditulis searah dengan jalan dan ditulis dengan huruf cetak kecil; (3) Nama kota
ditulis dengan 4 cara yaitu, dibawah simbol kota, diatas simbol kota, di sebelah kanan simbol
kota, disebelah kiri simbol kota
3. Memperbesar dan Memperkecil Peta
Cara-cara untuk memperbesar atau memperkecil peta adalah :
1) Memperbesar grid (sistem kotak-kotak)
Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah : (1)Buat grid pada peta yang akan
diperbesar; (2) Buat gird yang lebih besar dari kertas yang akan digunakan untuk
mengambar peta baru, pembesarannya sesuai dengan rencana pembesaran;(3)
Memindahkan garis peta sesuai dengan peta dasar ke peta baru; dan (4)Mengubah skala,
sesuai dengan rencana pembesaran.
2) Menggunakan alat pantograph
Pantograph adalah alat untuk memperbesar dan memperkecil peta.
7. PROYEKSI PETA
Proyeksi peta adalah cara memindahkan sistem parallel (garis lintang) dan meridian (garis
bujur) berbentuk bola (Globe) ke bidang datar (peta).
MEMBACA PETA
Hal-hal yang perlu diketahui dalam membaca peta antara lain ; (1) Isi peta dan tempat
yang digambarkan, melaui judul; (2)Lokasi daerah, melalui letak garis lintang dan garis bujur;
(3) Arah, melalui petunjuk arah (orientasi) (4) Jarak atau luas suatu tempat di lapangan,
melalui skala peta; (5) Ketinggian tempat, melalui titik trianggulasi (ketinggian) atau melalui
garis kontur; (6) Kemiringan lereng, melalui garis dan jarak antara garis kontur yang
berdekatan, dan (7) Sumber daya alam, melalui keterangan (legenda).
Selanjutnya dapat ditafsirkan peta yang dibaca, antara lain; (1) Peta yang banyak
gunung/pegunungan dan lembah/sungai, menunjukan bahwa daerah itu berelief kasar; (2)
Alur-alur yang lurus, menunjukan bahwa daerah itu tinggi dan miring; dan (3) Pola (bentuk)
pemukiman penduduk yang memusat dan melingkar, mununjukan daerah itu kering (sulit air)
tetapi di tempat-tempat tertentu terdapat sumber air.
8. Perkembangan Pemetaan
Ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang pemetaan mengalami kemajuan yang baik.
Pengumpulan data-data geografis secara manual diperkuat dengan teknologi seperti foto
udara, foto satelit, radar dan sebagainya. Begitu juga dalam penyusunan peta, kartografi
manual kini banyak di bantu dengan konputerisasi sehingga banyak dijumpai peta-peta dijital.
Dalam usaha mengiformasikan peta, dari sekian banyak lembar peta kemudian disusun dalam
suatu sistem yang mampu menginformasikan peta yang banyak tadi dalam waktu cepat
melalui Sistem Informasi Geografi (SIG) yang tentunya dengan konputerisasi.
B. ATLAS
1. Pengertian Atlas
Atlas merupakan sebagai suatu kumpulan peta yang disusun sedemikian rupa untuk maksud
dan tujuan tertentu. Merupakan kumpulan peta-peta yang di rancang untuk di simpan dalam
bentuk jilid ataupun dalam keadaan lepas-lepas tetapi dikumpul menjadi satu.
2. Syarat-syarat atlas
Syarat-syarat Atlas seperti berikut: (1)Judul,misalnya, Atlas Dunia, (2) Kata pengantar
yang berisikan isi dan tujuan atlas; (3) Daftar isi, memuat susunan peta-peta yang disajikan;(4)
Legenda, berisi keterangan mengenai simbol dan macam-macam singkatan pada peta.(5) Isi,
berisi bermacam-macam peta yang disajikan sesuai dengan judul atlas; (6) Daftar indeks,
daftar nama geografi yang terdapat dalam atlas
3. Jenis Atlas
Jika ditinjau dari penggunaan,atlas dapat dibedakan atas:
1. Atlas anak-anak merupakan suatu bentuk awal pengenalan peta dan atlas kepada anak-
anak. Isi Atlas anak-anak lebih ke penyajian informasi kebumian dalam bentuk piktorial dan
foto, sehingga muda di terima dan dicerna oleh alam pikiran anak-anak. 2. Atlas Sekolah
merupakan salah satu buku peraga pada proses pembelajaran bidang Geografi pada
pendidikan dasar dan menengah.
3. Atlas Nasional merupakan suatu atlas yang dapat digunakan secara umum oleh para
pangguna data dan informasi kebumian,mulai dari mahasiswa, peneliti, masyarakat , sampai
dengan para pengambilan keputusan di instansi pemerintah dan swasta.
4. Penggunaan Atlas
Penggunaan atlas pada dasarnya adalah informasi geografi berkenaan dengan aspek alam,
sosial, ekonomi,dan budaya yang digambarkan dalam aneka jenis dan bentuk peta dari
gambaran menyeluruh sampai bagian bagian wilayah yang sempit dan rinci.
a. Daftar Isi
b. Simbol-Simbol
c. Daftar Singkatan
Bentuk singkatan, seperti; . S = sungai, P = pulau, LU = lintang utara, Khat = khatulistiwa, G
= gunung, Sel= selat, LS = lintang selatan, KU = kutub utara,
D = danau, Tel = teluk, BT = bujur timur, KS = kutub selatan, L = laut, Kep = kepulauan,
BB = bujur barat, dan ind = Indeks. Pada atlas dihalaman akhir selalu terdapat indeks.
Indeks adalah daftar nama tempat, kota, gunung, pulau, sungai, dan unsur-unsur geografi
lainnya yang disusun menurut urutan abjad. Tujuannya untuk memudahkan pengguna atlas
dalam mencari letak suatu tempat, kota, gunung, pulau, laut, dan unsur-unsur geografi lainnya.
Misalnya, Indeks pada atlas Indonesia.
1) Nama kota : Abang, 36, E2 ; Abeansemal, 36, D3 Bakauheni, 14, C3; dan seterusnya
sampai dengan Z.
2) Nama pulau : Anambas, 10, F7; bangka, 12, E2; Combol, 10, D3; Deli, 18, A3;
Enggano; 13, B4 dan seterusnya sampai dengan Z
3) Nama gunung : arjuna, 21, B2; Ei Cikuray, 18, C3; Dempo, 12, B4; Egong, 35, Ei
Faktaf, 39. C2; dan setrusnya sampai Z
4) Nama sungai : Asahan, 8, C3; Barito, 25, A2; Citarum, 18, C2; Daya, 36, B2; dan
seterusnya sampai dengan Z
5) Nama Danau : Batur,36, C2 waduk Toba, 8, B3 Saguling,18, C2; dan seterusnya sampai
dengan Z
6) Nama laut : Arafura, 5 E3 ; Banda,5, D3; Cina Selatan, 5, C3 dan seterusnya sampai Z
7) Nama Selat ; Alas, 32, B1; Sunda, 14, C3 Wetar, 31, C3; dan seterusnya sampai dengan
Z
8) Nama Tanjung : Awarawar, 21, Ai; bribes, 19, B1; Datuk, 10,D4; dan seterusnya
samapai dengan Z
Cara mencari adalah sebagai berikut:
Misal dicari letak kota Alabina dan Selat Sunda.Untuk mengetahui letak masing-masing
tempat di atas pada indeks peta wilayah Indonesia cari abjad A pada nama kota dan abjad S
pada nama selat. Pada indeks tertera, Alabino, 25, B2, artinya, angka 25 menunjukan nomor
urut halaman pada atlas, huruf B kolom antara dua garis bujur/meridian, angka 2 adalah lajur
2 antara dua garis lintang. Sunda, 14, C3, artinya, angka 14 Menunjukan Nomor urut halaman,
huruf C adalah kolom C antara garis-garis bujur/meridian, angka 3 adalah lajur 3 antara dua
garis lintang.
C. GLOBE
1. Pengertian Globe.
Globe adalah gambaran permukaan bumi pada sebuah tiruan bola bumi. Globe berbentuk
bulat seperti bentuk bumi sesungguhnya, karena mendekati bentuk bumi yang sesungguhnya,
globe memiliki skala yang benar dan konstan diseluruh bagian globe. Globe memberikan
gambaran nyata akan bentuk, ukuran tanah dan area air, dan menunjukan jarak dan arah yang
sebenarnya antara 2 tempat.
2. Fungsi Globe
a. Menunjukan Bentuk Bumi yang Sesungguhnya
b. Menirukan Rotasi Bumi
c. Menunjukan Garis Lintang dan Garis Bujur
d. Mencari Informasi Geografi pada Globe.
D. CARA PENGUNAAN / PEMAKAIAN PETA, ATLAS, DAN GLOBE DIDEPAN
KELAS.
PETA
1. Ambil peta
2. Buka kedua tali ikatan
3. Buka dari gulungannya
4. Pajangkan didepan kelas
5. Tidak boleh menutupi keseluruhan papan tulis
6. Tidak boleh dipajangkan didinding kiri dan kanan sewaktu proses KBM
7. Setelah peta terpajang koreksi apakah sudah benar dengan apa yang diinginkan beserta
syarat-syaratnya.
8. Siapkan alat menunjuk.(penggaris)
9. Tunjukkan sesuatu daerah dengan menunjukkan kesemua wilayah daerah itu, jangan
menunjuk satu titik saja, dan contohkan kepada siswa.
10. Tidak boleh mempergunakan peta buta
11. Selesai belajar peta digulung dan diikat
ATLAS
1. Buka Atlas
2. Cari judul pada halaman daftar isi , sebab daftar isi berisikan informasi, ataupun di
daftar indeks
3. Menunjuknya sama dengan peta
4. Jangan melipat peta yang ada didalam atlas
5. Penyimpanan Atlas: Atlas disampul dengan plastik atau dibuat peti atlas dari papan
kayu/ triplek
Globe
Kalau globenya ringan :
1. Pegang gagang dengan kuat dan mantap dengan tangan kiri
2. Diangkat diatas bahu kiri
3. Letakkan posisi globe yang benar (o derajat sampai dengan 180 derajad) belahan
bumi timur berada di sebelah kanan kita dan (180 derajat sampai dengan 0 derajad
) belahan bumi selatan berada dikiri kita berdiri.
4. Diputar dengan satu jari saja (telunjuk) berlawanan dengan arah jarum jam
5. Memutar dengan pelan-pelan. Jika globenya berat cukup diletakkan diatas meja
yang agak tinggi di depan kelas, untuk penggunaan sama dengan diatas.
6. Penyimpanannya : globe dimasukkan kedalam plastik yang tembus pandang
supaya globe bisa dilihat dan tidak debuan.
PENUTUP
Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan skala
tertentu. Peta dapat digolongkan berdasarkan isi (content), skala (scale) dan tujuannya
(purpose). Berdasarkan isinya peta dibedakan menjadi peta umum dan peta khusus.
Berdasarkan skalanya peta dibedakan menjadi peta kadaster/teknik, peta skala besar, peta
skala sedang, dan peta skala kecil. Dalam pembuatan peta ada beberapa prinsip pokok yang
harus diperhatikan yaitu: menentukan daerahnya, membuat peta dasar, mencari data, membuat
simbol-simbol, menempatkan simbol peta, membuat legenda, melengkapi dengan tulisan yang
baik dan benar. Dalam membaca peta orang harus memahami dengan baik semua simbol dan
informasi yang ada pada peta.
Atlas adalah suatu kumpulan peta yang disusun sedemikian rupa untuk maksud dan
tujuan tertentu. Persyaratan Atlas yang baik adalah memiliki Judul, Daftar isi, Legenda, Isi,
Daftar Indeks. Atlas berdasarkan pengguna dapat digolongan atas : Atlas Pendidikan yang
terbagi atas Atlas anak-anak, Atlas Sekolah, dan Atlas Nasional. Berdasarkan tema di
golongkan atas atlas tematik dan atlas umum.
Globe adalah sebuah benda berbentuk bola yang merupakan model/tiruan dari bumi
yang sebenarnya serta jarak dan luas pada sebagian dari permukaan bumi yang diperlukan
(ingin diketahui). Globe sebagai model bumi mempunyai poros yang miring sesuai dengan
kedudukan poros bumi yang sebenarnya terhadap matahari dan sebagai alat bantu untuk
memperjelas konsep geografis.
Tulisan tentang Peta, Atlas, dan Globe ini dapat dijadikan sebagai panduan dalam
peroses belajar mengajar IPS geografi di sekolah semoga bermanfaat, Amin . Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
_________________. 1995. Buku Petunjuk Penggunaan Globe Untuk Sekolah Dasar. Jakarta
: Dikdasmen
________________.2005 . Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional. (http//www.
Bakorstarnal.net.id)
________________ Drummond Dorothy W. , Robert R. Drummond. 1988. People on Earth,
A World
Geography, Illinois. Scott, Foresman and Company.
Hadwi, Soendjojo. 2001. Atlas Nasional Sebagai Salah Satu Media Informasi Data Kebumian
dan Pengambilan Keputusan pada Jurnal Surveying dan Geodesi, Vol.XI, No.1, Januari.
Bandung Departemen Teknik Geodesi, Institut Teknologi Bandung
Latif, Chalid dkk. 1997. Atlas Indonesia dan Dunia untuk Sekolah Lanjutan. Jakarta. PT
Pembina Peraga
Regariana, Cut Meurah. 2005. Peta dan Inderaja. Jakarta. Depdiknas (www. E- dukasi.net)
Romenah. 2005. Pengetahuan Peta. Jakarta. Depdiknas (www. E-dukasi.net)
Sandy, I Made, 1987. Esensi Kartografi, Jakarta : Jurusan Geografi FMIPA Ul,
Sumaatmadja, 2007, Konsep dasar IPS, penerbit Universitas terbuka (UT), Jakarta
Suharyono. Tanpa tahun. Sumber Belajar Geografi-Pelatihan Terintegrasi Berbasis
Kompetensi Guru Mata Pelajaran Geografi. Jakarta: Depdiknas
Sukanti, Dwi. 2004. Seri Pengetahuan Sosial, Manusia dan Unsur-unsur Fisik Geografi untuk
kelas 1 SMP, Jakarta: Ganeca Exact