Upload
arifin-forza-internazionale
View
22
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
CEMENT
Citation preview
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
II. DEFINISI SEMEN
III. SEJARAH SINGKAT TENTANG SEMEN
IV. PROSES PRODUKSI SEMEN
V. TYPE-TYPE SEMEN
VI. PENGGUNAAN SEMEN DALAM SUATU KONSTRUKSI
VII. TANTANGAN TEKNOLOGI PENGGUNAAN SEMEN
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Tulisan tentang semen Page 1
I. PENDAHULUAN
Semen ini sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Kita mengenal semen sebagai bahan
campuran untuk membuat beton, adukan, acian, spesi keramik dll. Dalam dunia
konstruksi, semen merupakan salah satu bahan utama. Mengingat penggunaan semen
tersebut sebagai bahan perekat antar agregat, baik itu dalam bidang pekerjaan struktur
(beton) maupun dalam pekerjaan arsitektur (mortar, acian, spesi dll).
Yang menjadi pertanyaan sejak kapan penggunaan semen tersebut diperkenalkan
mengingat pada zaman dahulu belum terdapat pabrik semen. Pertanyaan tersebut
selalu terlontar ketika kita melihat candi-candi yang berdiri sejak lama.
Pertanyaan tersebut telah dapat dipecahkan setelah kita mengetahui bahan utama
pembuat semen. Semen terbuat dari campuran batuan kapur dengan abu vulkanik.
II. DEFINISI
Semen adalah suatu bahan perekat antar agregat atau mortar yang mana bahan
utamanya terdiri dari batuan kapur,silica,alumina dan Fe2O3.
III. SEJARAH SINGKAT SEMEN
Semen berasl dari bahasa Latin yaitu caementum yang berarti memotong menjadi
bagian-bagian kecil tak beraturan.
Penggunaan material ini sudah dilakukan sejak zaman dahulu. Orang mesir kno
menggunakan gips yang mengandung kalsium yang ditambahkan air, pasir, split untuk
membuat campuran beton. Orang Roma dan Yunani menggunakan batu kapur yang
mengandung kalsium yang berfungsi sebagai bahan perekat. Tetapi kareana batuan
kapur tersebut tidak akan mengeras jika terendam air, maka untuk mengecor bangunan-
bangunan yang terendam air, mereka menggunakan debu vulkanis yang mengandung
silica aktif dan alumina yang menyatu dengan kapur yang dinamakan “Pozzolanic
Cement”
Pada tahun 1756, John Smeaton menemukan bahwa “mortar” (campuran semen +
air) yang baik diperoleh jika pozzolanic cement dicampur dengan batuan kapur
(Limestone) yang banyak mengandung material-material tanah liat.
Pada tahun 1824, Joseph Aspdin menemukan pembuatan Portland semen dengan
jalan memanaskan campuran butir-butir halus tanah liat dengan batuan kapur dalam
tungku sampai CO2 hasil pembakaran tersebut keluar dari campuran.
Tulisan tentang semen Page 2
Pada tahun 1845 Issac Johnson memperbaiki cara Joseph Aspdin dengan jalan
membakar campuran tanah liat dengan kapur sampai mengklinker sehingga reaksi yang
diperlukan untuk membentuk ikatan material semen terjadi.
Diindonesia sendiri telah banyak berdiri produsen semen, diantaranya : Semen
gresik, semen padang, semen tonasa, semen tiga roda. Penyebaran produk semen-
semen tersebut beragam pula. Sepengetahuan saya, untuk daerah Indonesia timur dan
Kalimantan semen tonasa lebih mudah didapatkan dibandingkan produk semen yang
lain.
IV. PROSES PRODUKSI SEMEN
Secara garis besar, proses pembuatan semen terdiri dari :
- Penghalusan (grinding) bahan baku
- Pencampuran bahan baku yang sudah halus dengan proporsi tertentu dan
membakarnya dalam silinder yang berputar (rotary kiln) pada temperature kira-kira
1400o Csampai bahan tersebut membentuk gumpalan-gumpalan seperti bola yang
disebut klinker
- Klinker didinginkan dan dihaluskan menjadi bubu, gyps ditambahkan sehingga
terbentuklah semen.
Pencampuran dan penghalusan bahan baku dapat dilakukan baik dalam air (wet process)
ataupun didalam udara biasa ( dry process).
V. TYPE SEMEN
Type – type semen ini dibedakan berdasarkan kondisi (darat atau air) suatu kontruksi.
Diantara beberapa type semen yang beredar diantaranya :
Semen Type I , semen yang biasa dipakai untuk suatu konstruksi yang tidak
bersentujan dengan air terlebih lagi air yang mengandung garam
Semen Type II, semen yang tahan terhadap air garam/ sulfat yang tinggi
Semen Type III, semen yang dipakai untuk menghasilkan kekuatan tekan beton
atau adukan diawal
Semen Type IV, type semen ini menginginkan asanya panas yang rendah untuk
memperlambat pengerasan. Type semen ini dipakai karena perubahan / kondisi
cuaca yang ekstreem
Semen Type V, semen yang tahan terhadap air garam/sulfat yang tinggi
Tulisan tentang semen Page 3
VI. PENGGUNAAN SEMEN
Semen banyak digunakan sebagai bahan perekat campuran dalam suatu konstruksi,
diantaranya :
Beton
Beton adalah campuran antara agregat kasar, agregat halus, semen dan air.
Mortar
Mortar adalah campuran antara pasir, semen dan air.
Acian
Acian adalah campuran antara semen dengan air.
Pengisi celah keramik (spesi)
Biasanya, semen yang dipakai untuk spesi ini semen putih atau mengikuti dari
warna keramik. Spesi keramik ini, campuran dari semen + air
VII. TANTANGAN TERHADAP PENGGUNAAN SEMEN
Dalam sebuah Konferensi Bumi yang diselenggarakan di Rio De Janeiro – Brazil pada
tahun 1992 dan di Kyoto – Jepang pada tahun 1997 dinyatakan bahwa emisi gas rumah
kaca ke atmosfer yang tak terkendali tidak bias lagi diterima dari sudut pandang
kepentingan social dan kelestarian lingkungan dalam rangka pembangunan yang
berkelanjutan. Gas rumah kaca yang menjadi sorotan utama adalah gas karbon dioksida
karena karena jumlahnya yang jauh lebih besar dari gas lainnya seperti oksida nitrat dan
mektan.
Dalam memproduksi semen, proses tersebut mengeluarkan gas Karbon dioksida
yang dilepaskan ke atmosfer. Perbandingan antara proses produksi dengan pengeluaran
gas Karbon dioksida adalah 1 : 1. Tampaknya proporsi perbandingan ini akan tetap
bertahan atau bahkan cenderung meningkat mengingat penggunaan beton dalam dunia
konstruksi masih menjadi pilihan utama.
Pada tahun 1995, produksi semen Portland didunia tercatat 1,5 milliar ton. Menurut
International Energy Authority : Word Energy Outlook, jumlah karbon dioksida yang
dihasilkan pada tahun 1995 sebesar 23,8 milliar ton. Angka tersebut menunjukan
produksi Portland menyumbang 7% dari keseluruhan
Tulisan tentang semen Page 4
Merujuk pada proses produksi dan penggunaan semen sebagai bahan campuran
dalam suatu konstruksi, sepertinya teknologi dalam proses pembuatan semen tidak
terlalu bisa diharapkan dapat menekan produksi karbon dioksida secara signifikan.
Penggantian komposisi campuran dalam pembuatan beton yang mengkobinasi antara
agregat kasar, agregat halus, abu terbang, semen dan air sepertinya dapat mereduksi
pemakaian semen dalam pembuatan beton.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
1. Gunawan T, Margaret S, Konstruksi Beton I jilid 1, Delta Teknik Group Jakarta
2. Alizar, PPBA UMB Teknologi Bahan Konstruksi
3. Wikipesia Bahasa Indonesia
4. Solusi Pencemaran Semen, Warta Warga .htm
Tulisan tentang semen Page 5