1
kelayakan ( feasibilty studies) saat ini sudah dalam tahap penyelesaian. Dalam proyek ini, menurut Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Peker- jaan Umum Ahmad Ghani Gazali, Jasa Marga dan Pelindo III mendapat hak inisiatif kare- na mereka yang pertama meng- usulkan rancangan proyek. “Sesuai dengan Perpres (Per- aturan Presiden) No 13, Jasa Marga dan Pelindo jadi diberi hak inisiatif untuk right to match dan preferensi,” ujar Gazali. Dalam rancangan awal, jalan tol itu menghambat lalu lintas kapal laut karena memerlukan jembatan. Oleh karena itu, ke dua BUMN itu mengusulkan agar jalan tol beserta jembatannya dialihkan ke sisi pesisir dan melewati hutan bakau. Sementara itu, proyek reno- vasi bandara yang memerlukan dana Rp1,9 triliun akan diker- jakan PT Angkasa Pura I. Da- lam renovasi itu, ujar Mustafa, bandara akan dipugar secara radikal. Terminal yang saat ini dipa- kai untuk arus domestik akan diubah menjadi terminal in- ternasional. Sebaliknya, area terminal internasional diubah menjadi terminal domestik. “Jadi ketika bandara selesai, akses jalan ke kota dan bandara juga selesai. Nanti tamu-tamu negara kita dari berbagai ne- gara (saat APEC 2013) datang sudah lebih nyaman,” pung- kasnya. (AW/*/E-2) D ALAM tempo empat tahun ke depan, si- nergi negara-negara di Asia Tenggara yang tergabung dalam Associa- tion of Southeast Asian Nations (ASEAN) akan kian erat melalui ASEAN Economic Community (AEC) alias Masyarakat Ekono- mi ASEAN (MEA). MEA adalah sebuah revolusi ekonomi. Mewujudkan sebuah wilayah regional tanpa batas untuk melakukan pergerakan barang dan jasa, serta tenaga kerja, yang didukung modal, baik domestik maupun asing. Sinergi perekonomian itu seyogianya merupakan potensi bagi Indonesia. Dengan skala perekonomian terbesar di Asia Tenggara, Indonesia yang ta- hun ini menjadi Ketua ASEAN layak merajai kawasan. Namun, masalah daya saing masih men- jadi momok. Sebagai gambaran, World Economic Forum menempatkan Indonesia di bawah Singapura, Malaysia, Brunei, dan Thailand, Thailand bisa menguasai seluruh tali kolor di dunia, sarung tangan karet di seluruh rumah sakit dunia dikuasai Malaysia. Indonesia tidak punya spesifikasi.” Mustafa Abubakar Menteri BUMN 18 RABU, 12 JANUARI 2011 | MEDIA INDONESIA E KONOMI NASIONAL JELANG pelaksanaan 21st Asia Pacic Economic Cooperation (APEC) Summit di Bali pada pertengahan 2013, pemerin- tah mengebut pembangunan infrastruktur. Proyek pembangunan jalan tol Serangan-Tanjung Benoa dan proyek perluasan Bandara Ngurah Rai digeber berbareng- an dan ditargetkan rampung pada Mei 2013. “Untuk dua proyek ini (tol dan bandara), BUMN akan mengalokasikan dana sekitar Rp3,5 triliun. Mudah-mudahan ini bisa jadi kontribusi nyata BUMN kita untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di Tanah Air,” ujar menteri BUMN Mustafa Abubakar seusai ra- pat koordinasi di Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, kemarin. Lebih lanjut, Mustafa men- jelaskan, untuk pembangunan tol Serangan-Tanjung Benoa sepanjang 11,5 kilometer, peme- rintah telah memutuskan mem- bentuk konsorsium empat BUMN untuk mengerjakan pro- yek senilai Rp1,4 triliun-Rp1,6 triliun tersebut. Keempat BUMN yang ter- libat adalah PT Jasa Marga, Pelindo III, PT Angkasa Pura I, dan Bali Tourism Development Corporation (BTDC). “Jadi nantinya tidak diperlukan dana dari APBN, tapi dana dari hasil konsorsium ini,” ujarnya. Mustafa menambahkan, pro- yek pembangunan jalan tol ini sudah dapat mulai dikerjakan pada tahun ini. Tahap studi Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah sebuah revolusi ekonomi. Mewujudkan perekonomian regional tanpa batas. Asa Merajai Kawasan MASIH derasnya dana asing yang keluar dari perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) membuat indeks harga saham gabungan (IHSG) belum mampu bangkit dari keterpurukannya. Pada akhir perdagangan kema- rin, IHSG ditutup melemah 23,422 poin (0,68%) ke level 3.455,12. Pada sesi pagi perdagangan, IHSG sebetulnya sempat mence- tak kenaikan tipis 11,027 poin (0,31%) ke level 3.489,576. Na- mun, derasnya aksi jual bersih investor asing (foreign net sell), mencapai Rp1,344, triliun mem- buat indeks gagal rebound dan kembali ditutup di zona merah. Secara akumulatif, IHSG men- catat reli penurunan sebesar 328,59 poin (8,68%) sejak ter- koreksi pertama kali tahun ini pada Kamis (6/1), akibat tekanan jual asing yang total mencapai Rp4,74 triliun. Kepala Riset PT Samuel Seku- ritas Muhammad Al Fatih me- nilai penurunan itu sudah diper- kirakan. Sebab selain sentimen dalam dan luar negeri berupa inasi dan data pekerja AS, se- cara teknis IHSG sudah tiga kali gagal menembus level 3.800. Dengan pola itu, IHSG sulit kembali ke level 3.700 dalam waktu dekat. “Yang mungkin terjadi adalah penurunan lan- jutan hingga keluar dari level 3.400,” ujarnya di Jakarta, ke- marin. Kepala Riset PT eTrading Securities Betrand Raynaldi me- nilai, tekanan jual tidak hanya terjadi pada equity market, tapi juga pada pasar obligasi nega- ra yang membuat rupiah pun melemah. Kemarin, kurs rupiah terhadap dolar AS ditutup me- lemah ke posisi 9.065/dolar AS dari posisi Senin (10/1) 9.055/ dolar AS. Berbeda dengan IHSG, bebera- pa bursa di Asia mulai balik arah. Indeks komposit Shanghai naik 13,03 poin ke level 2.805,40, in- deks Hang Seng menguat 233,08 poin ke level 23.760,34, indeks Straits Times naik 12,22 poin ke level 3.241,49. (Atp/E-2) Indeks BEI Gagal Lakukan Rebound Infrastruktur Bali Dikebut Jelang APEC Pemerintah Ancam Alihkan Izin Impor Gula BELUM terealisasinya importasi gula kristal putih hingga kini oleh para importir terdaftar menda- patkan catatan tersendiri bagi pe- merintah. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memper- timbangkan untuk mengusulkan kepada Menteri Perdagangan agar mencabut izin impor dan mengalihkannya kepada BUMN lain yang lebih siap. Demikian disampaikan Men- teri BUMN Mustafa Abubakar seusai mengikuti rapat koordi- nasi di Kemenko Perekonomian, Jakarta, kemarin. MI/USMAN dalam Indeks Daya Saing Global 2010-2011. “Kita kan terbesar, dari PDB (produk domestik bruto) saja su- dah terlihat. Tapi, paling penting industri kita ini dibuat memiliki daya saing yang tinggi,” cetus Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Suryo Bambang Sulistyo seusai sosialisasi MEA oleh Menteri Luar Negeri dan Menteri Perda- gangan di Jakarta, kemarin. Menurutnya, dunia usaha butuh dukungan kebijakan me- ngenai suku bunga, skal, dan moneter untuk memacu daya saing tersebut. Di hadapan para pengusaha, kemarin, Menlu Marty Natalega- wa mengatakan, saat berlakunya MEA di 2015 nanti, Indonesia diharapkan dapat menjadi salah satu negara yang diperhitung- kan di tingkat regional. Dalam kesempatan serupa, Mendag Mari Elka Pangestu menjelaskan ada 12 sektor yang menjadi sektor integrasi prioritas pada AEC 2015. Antara lain, agroindustri, pe- nerbangan, otomotif, e-ASEAN, elektronik, perikanan, kesehatan, produk-produk berbasis karet, pertekstilan, pariwisata, produk- produk berbasis kayu, dan jasa logistik. Kebanjiran Dalam sosialisasi itu, Ketua Dewan Karet Indonesia (Deka- rindo) Azis Pane yang juga hadir meminta pemerintah tidak sekadar berwacana untuk me- ningkatkan daya saing. Ia mencontohkan, Indone- sia yang memiliki perkebunan karet terluas di dunia, mencapai 3,5 juta hektare, hanya menjadi produsen terbesar kedua du- nia. Peringkat pertama adalah Thailand, dan Malaysia ke- tiga. Yang ia sayangkan, produk karet Indonesia, tidak memiliki kekhususan. “Thailand bisa menguasai seluruh tali kolor di dunia. Se- dangkan sarung tangan karet di seluruh rumah sakit dunia itu di- kuasai Malaysia. Indonesia tidak punya spesikasi,” sesalnya. Senada, ekonom ECONIT Hendri Saparini berpendapat kendala Indonesia untuk meng- optimalkan komitmen AEC ada- lah pada strategi industri. Saat ini Indonesia belum punya strategi komprehensif pengembangan industri yang konkret dalam lima tahun ke depan. Meski kaya sumber daya alam primer, tanpa strategi terarah, Indonesia hanya akan kebanjiran produk-produk jadi dari negara ASEAN lainnya. “Misal dengan Malaysia. Kita eksportir cokelat terbesar, tapi juga akhirnya impor besar-be- saran produk jadi dari sana. Kita kehilangan banyak nilai tambah yang didapat Malaysia,” ujar Hendri. Di sisi lain, ekonom UGM Anggito Abimanyu berpenda- pat, dalam komitmen AEC, tidak ada istilah menang-kalah di antara negara peserta. Ada sektor tertentu yang menjadi keunggulan satu negara, dan kekurangan di negara lain. Pasca-AEC, jelas Anggito, secara bertahap, tidak ada lagi batas negara secara ekonomi di wilayah ASEAN, kecuali nilai tukar yang masih dibedakan. Artinya, selain tarif bea masuk, seluruh komponen ekonomi akan disatukan. ”Misalnya visa hanya perlu satu ke mana-mana karena zona terbang jadi satu. Sistem jasa transportasi, seperti pelabuh- an, juga diberlakukan tunggal. Pasar modal juga terintegrasi, jadi listing bisa di mana saja asal di ASEAN,” ujarnya. Sementara itu, Menteri Perin- dustrian MS Hidayat mengaku Indonesia perlu kerja keras un- tuk menjadi lokomotif MEA. Menurut dia, banyak hal yang harus dibenahi dan dise- suaikan supaya bisa menda- pat keuntungan maksimal dari MEA ini. Soal standar scoring sistem pengelolaan pelabuhan, umpa- manya. Pelaku usaha meminta standar scoring sistem pengelo- laan pelabuhan tidak berdasar pada satu standar, misalnya stan- dar Singapura. Itu tidak imbang mengingat pelabuhan Singapura satu, Indonesia 15. “Itu baru soal infrastruktur, be- lum masalah lain mulai dari tarif hingga standar mutu barang dan jasa. Ini harus bertahap sehingga MEA belum bisa langsung sama seperti Uni Eropa,” ujarnya. (AW/Jaz/E-3) [email protected] DWI TUPANI JALIN KERJA SAMA: Ketua Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) Winny Erwindia (kanan) bertukar nota kerja sama dengan ketua umum Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippi) Yani Motik, disaksikan Ketua Kadin Suryo Bambang Sulisto seusai penandatanganan kerja sama di Jakarta, kemarin. Kerja sama tersebut bertujuan membantu pembiayaan bagi pengusaha UKM di berbagai daerah. MI/USMAN ISKANDAR JE Pa (A pe ta in to da N an pa da m Rp in BU pe Ta M pa Ko Jak jel to se rin be BU ye tri lib Pe da Co na da ko ye su pa JA (A de (H se sa U BE gu pa pa m M ti m ke ag m lai te se na Ja ”Minggu ini semuanya akan saya evaluasi termasuk penu- gasan impor gula, evaluasi beras, dan revitalisasi industri gula,” ujar Mustafa. Kementerian Perdagangan sebelumnya telah mengeluarkan izin impor gula kristal putih (GKP) atau gula konsumsi ru- mah tangga sebanyak 450.000 ton. Izin impor ini diberikan kepada importir terdaftar se- banyak enam BUMN, yakni PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X, PTPN IX, PTPN XI, PT Ra- jawali Nusantara Indonesia, PT 8 September 2010 untuk periode impor 1 Januari 2011 sampai 15 April 2011. Adapun impor GKP untuk menutupi kekurangan pa- sokan domestik sebelum musim giling Januari-April 2011. Menurut Mustafa, pihaknya sementara ini melihat bahwa ke- terlambatan impor masih dalam batas toleransi. Pasalnya, batas terakhir adalah pada 15 April 2011, sebelum memasuki musim giling pada Maret. Ia melanjutkan, jika BUMN- BUMN yang ditugasi mengim- por tak sanggup karena alasan harga gula, pihaknya tak akan sungkan menugasi BUMN lain yang bisa merealisasikan impor gula. Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengaku belum bisa mereal- isasikan kontrak impor karena harga gula di pasar dunia masih tinggi, di atas US$750 per ton. Jika dipaksakan, importir ber- potensi menanggung kerugian, kecuali bila pemerintah bersedia menghapuskan bea masuk impor gula. Namun, pemerintah meno- lak usul tersebut. (AW/E-1) Perusahaan Perdagangan Indo- nesia, dan Perum Bulog. Izin impor dikeluarkan pada

Asa Merajai Kawasan - ftp.unpad.ac.id file3.400,” ujarnya di Jakarta, ke-marin. Kepala Riset PT eTrading Se curities Betrand Raynaldi me-nilai, tekanan jual tidak hanya terjadi pada

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Asa Merajai Kawasan - ftp.unpad.ac.id file3.400,” ujarnya di Jakarta, ke-marin. Kepala Riset PT eTrading Se curities Betrand Raynaldi me-nilai, tekanan jual tidak hanya terjadi pada

ke layakan (feasibilty studies) saat ini sudah dalam tahap penyelesaian.

Dalam proyek ini, menurut Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Peker-jaan Umum Ahmad Ghani Gazali, Jasa Marga dan Pelindo III mendapat hak inisiatif kare-na mereka yang pertama meng-usulkan rancangan proyek.

“Sesuai dengan Perpres (Per-aturan Presiden) No 13, Jasa Marga dan Pelindo jadi diberi hak inisiatif untuk right to match dan preferensi,” ujar Gazali.

Dalam rancangan awal, jalan tol itu menghambat lalu lintas kapal laut karena memerlukan jembatan.

Oleh karena itu, ke dua BUMN itu mengusulkan agar jalan tol beserta jembatannya dialihkan ke sisi pesisir dan melewati hutan bakau.

Sementara itu, proyek reno-vasi bandara yang memerlukan dana Rp1,9 triliun akan diker-jakan PT Angkasa Pura I. Da-lam renovasi itu, ujar Mustafa, bandara akan dipugar secara radikal.

Terminal yang saat ini dipa-kai untuk arus domestik akan diubah menjadi terminal in-ternasional. Sebaliknya, area terminal internasional diubah menjadi terminal domestik.

“Jadi ketika bandara selesai, akses jalan ke kota dan bandara juga selesai. Nanti tamu-tamu negara kita dari berbagai ne-gara (saat APEC 2013) datang sudah lebih nyaman,” pung-kasnya. (AW/*/E-2)

DALAM tempo empat tahun ke depan, si-nergi negara-negara di Asia Tenggara

yang tergabung dalam Associa-tion of Southeast Asian Nations (ASEAN) akan kian erat melalui ASEAN Economic Community (AEC) alias Masyarakat Ekono-mi ASEAN (MEA).

MEA adalah sebuah revolusi ekonomi. Mewujudkan sebuah wilayah regional tanpa batas untuk melakukan pergerakan barang dan jasa, serta tenaga kerja, yang didukung modal, baik domestik maupun asing.

Sinergi perekonomian itu seyogianya merupakan potensi bagi Indonesia. Dengan skala perekonomian terbesar di Asia Tenggara, Indonesia yang ta-hun ini menjadi Ketua ASEAN layak merajai kawasan. Namun, masalah daya saing masih men-jadi momok.

Sebagai gambaran, World Economic Forum me nempatkan Indonesia di bawah Singapura, Malaysia, Brunei, dan Thailand,

Thailand bisa menguasai seluruh

tali kolor di dunia, sarung tangan karet di seluruh rumah sakit dunia dikuasai Malaysia. Indonesia tidak punya spesifikasi.”

Mustafa AbubakarMenteri BUMN

18 RABU, 12 JANUARI 2011 | MEDIA INDONESIAEKONOMI NASIONAL

JELANG pelaksanaan 21st Asia Pacifi c Economic Cooperation (APEC) Summit di Bali pada pertengahan 2013, pemerin-tah mengebut pembangunan infrastruktur.

Proyek pembangunan jalan tol Serangan-Tanjung Benoa dan proyek perluasan Bandara Ngurah Rai digeber berbareng-an dan ditargetkan rampung pada Mei 2013.

“Untuk dua proyek ini (tol dan bandara), BUMN akan meng alokasikan dana sekitar Rp3,5 triliun. Mudah-mudahan ini bisa jadi kontribusi nyata BUMN kita untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di Tanah Air,” ujar menteri BUMN Mustafa Abubakar seusai ra-pat koordinasi di Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, kemarin.

Lebih lanjut, Mustafa men-jelaskan, untuk pembangunan tol Serangan-Tanjung Benoa se panjang 11,5 kilometer, peme-rintah telah memutuskan mem-bentuk konsorsium empat BUMN untuk mengerjakan pro-yek senilai Rp1,4 triliun-Rp1,6 triliun tersebut.

Keempat BUMN yang ter-libat adalah PT Jasa Marga, Pe lindo III, PT Angkasa Pura I, dan Bali Tourism Development Corporation (BTDC). “Jadi nantinya tidak diperlukan dana dari APBN, tapi dana dari hasil konsorsium ini,” ujarnya.

Mustafa menambahkan, pro-yek pembangunan jalan tol ini sudah dapat mulai dikerjakan pada tahun ini. Tahap studi

Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah sebuah revolusi ekonomi. Mewujudkan perekonomian regional tanpa batas.

Asa Merajai Kawasan

MASIH derasnya dana asing yang keluar dari perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) membuat indeks harga saham gabungan (IHSG) belum mampu bangkit dari keterpurukannya. Pada akhir perdagangan kema-rin, IHSG ditutup melemah 23,422 poin (0,68%) ke level 3.455,12.

Pada sesi pagi perdagangan, IHSG sebetulnya sempat mence-tak kenaikan tipis 11,027 poin (0,31%) ke level 3.489,576. Na-mun, derasnya aksi jual bersih

investor asing (foreign net sell), mencapai Rp1,344, triliun mem-buat indeks gagal rebound dan kembali ditutup di zona merah.

Secara akumulatif, IHSG men-catat reli penurunan sebesar 328,59 poin (8,68%) sejak ter-koreksi pertama kali tahun ini pada Kamis (6/1), akibat tekanan jual asing yang total mencapai Rp4,74 triliun.

Kepala Riset PT Samuel Seku-ritas Muhammad Al Fatih me-nilai penurunan itu sudah diper-kirakan. Sebab selain sentimen

dalam dan luar negeri berupa infl asi dan data pekerja AS, se-cara teknis IHSG sudah tiga kali gagal menembus level 3.800.

Dengan pola itu, IHSG sulit kembali ke level 3.700 dalam waktu dekat. “Yang mungkin terjadi adalah penurunan lan-jutan hingga keluar dari level 3.400,” ujarnya di Jakarta, ke-marin.

Kepala Riset PT eTrading Se curities Betrand Raynaldi me-nilai, tekanan jual tidak hanya terjadi pada equity market, tapi

juga pada pasar obligasi nega-ra yang membuat rupiah pun melemah. Kemarin, kurs rupiah terhadap dolar AS ditutup me-lemah ke posisi 9.065/dolar AS dari posisi Senin (10/1) 9.055/dolar AS.

Berbeda dengan IHSG, bebera-pa bursa di Asia mulai balik arah. Indeks komposit Shanghai naik 13,03 poin ke level 2.805,40, in-deks Hang Seng menguat 233,08 poin ke level 23.760,34, indeks Straits Times naik 12,22 poin ke level 3.241,49. (Atp/E-2)

Indeks BEI

Gagal LakukanRebound

Infrastruktur BaliDikebut Jelang APEC

Pemerintah Ancam Alihkan Izin Impor GulaBELUM terealisasinya importasi gula kristal putih hingga kini oleh para importir terdaftar menda-patkan catatan tersendiri bagi pe-merintah. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memper-timbangkan untuk mengusulkan kepada Menteri Perdagangan agar mencabut izin impor dan mengalihkannya kepada BUMN lain yang lebih siap.

Demikian disampaikan Men-teri BUMN Mustafa Abubakar seusai mengikuti rapat koordi-nasi di Kemenko Perekonomian, Jakarta, kemarin.

MI/USMAN

dalam Indeks Daya Saing Global 2010-2011.

“Kita kan terbesar, dari PDB (produk domestik bruto) saja su-dah terlihat. Tapi, paling penting industri kita ini dibuat memiliki daya saing yang tinggi,” cetus Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Suryo Bambang Sulistyo seusai sosialisasi MEA oleh Menteri Luar Negeri dan Menteri Perda-gangan di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, dunia usaha butuh dukungan kebijakan me-ngenai suku bunga, fi skal, dan moneter untuk memacu daya saing tersebut.

Di hadapan para pengusaha, kemarin, Menlu Marty Natalega-wa mengatakan, saat berlakunya MEA di 2015 nanti, Indonesia diharapkan dapat menjadi salah satu negara yang diperhitung-kan di tingkat regional.

Dalam kesempatan serupa, Mendag Mari Elka Pangestu menjelaskan ada 12 sektor yang menjadi sektor integrasi prioritas pada AEC 2015.

Antara lain, agroindustri, pe-nerbangan, otomotif, e-ASEAN,

elektronik, perikanan, kesehatan, produk-produk berbasis karet, pertekstilan, pariwisata, produk-produk berbasis kayu, dan jasa logistik.

KebanjiranDalam sosialisasi itu, Ketua

Dewan Karet Indonesia (Deka-rindo) Azis Pane yang juga hadir meminta pemerintah tidak sekadar berwacana untuk me-ningkatkan daya saing.

Ia mencontohkan, Indone-sia yang memiliki perkebunan karet terluas di dunia, mencapai 3,5 juta hektare, hanya menjadi produsen terbesar kedua du-nia. Peringkat pertama adalah Thailand, dan Malaysia ke-tiga. Yang ia sayangkan, produk karet Indonesia, tidak memiliki kekhususan.

“Thailand bisa menguasai seluruh tali kolor di dunia. Se-dangkan sarung tangan karet di

seluruh rumah sakit dunia itu di-kuasai Malaysia. Indonesia tidak punya spesifi kasi,” sesalnya.

Senada, ekonom ECONIT Hendri Saparini berpendapat kendala Indonesia untuk meng-optimalkan komitmen AEC ada-lah pada strategi industri.

Saat ini Indonesia belum punya strategi komprehensif pengembangan industri yang konkret dalam lima tahun ke depan.

Meski kaya sumber daya alam primer, tanpa strategi terarah, Indonesia hanya akan kebanjiran produk-produk jadi dari negara ASEAN lainnya.

“Misal dengan Malaysia. Kita eksportir cokelat terbesar, tapi juga akhirnya impor besar-be-saran produk jadi dari sana. Kita kehilangan banyak nilai tambah yang didapat Malaysia,” ujar Hendri.

Di sisi lain, ekonom UGM Anggito Abimanyu berpenda-pat, dalam komitmen AEC, tidak ada istilah menang-kalah di antara negara peserta. Ada sektor tertentu yang menjadi keunggulan satu negara, dan kekurangan di negara lain.

Pasca-AEC, jelas Anggito, secara bertahap, tidak ada lagi batas negara secara ekonomi di wilayah ASEAN, kecuali nilai tukar yang masih dibedakan.

Artinya, selain tarif bea masuk, seluruh komponen ekonomi akan disatukan.

”Misalnya visa hanya perlu satu ke mana-mana karena zona terbang jadi satu. Sistem jasa transportasi, seperti pelabuh-an, juga diberlakukan tunggal. Pasar modal juga terintegrasi, jadi listing bisa di mana saja asal di ASEAN,” ujarnya.

Sementara itu, Menteri Perin-dustrian MS Hidayat mengaku Indonesia perlu kerja keras un-tuk menjadi lokomotif MEA.

Menurut dia, banyak hal yang harus dibenahi dan dise-suaikan supaya bisa menda-pat keuntungan maksimal dari MEA ini.

Soal standar scoring sistem pengelolaan pelabuhan, umpa-manya. Pelaku usaha meminta standar scoring sistem pengelo-laan pelabuhan tidak berdasar pada satu standar, misalnya stan-dar Singapura. Itu tidak imbang mengingat pelabuhan Singapura satu, Indonesia 15.

“Itu baru soal infrastruktur, be-lum masalah lain mulai dari tarif hingga standar mutu barang dan jasa. Ini harus bertahap sehingga MEA belum bisa langsung sama seperti Uni Eropa,” ujarnya. (AW/Jaz/E-3)

[email protected]

DWI TUPANI

JALIN KERJA SAMA: Ketua Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) Winny Erwindia (kanan) bertukar nota kerja sama dengan ketua umum Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippi) Yani Motik, disaksikan Ketua Kadin Suryo Bambang Sulisto seusai penandatanganan kerja sama di Jakarta, kemarin. Kerja sama tersebut bertujuan membantu pembiayaan bagi pengusaha UKM di berbagai daerah.

MI/USMAN ISKANDAR

JEPa(Apetain

todaNanpa

damRpinBUpeTaMpaKoJak

jeltoserinbeBUyetri

libPedaConadako

yesupa

JA(Ade(HsesaU

BEgupapamMtimkeagmlai

tesenaJa

”Minggu ini semuanya akan saya evaluasi termasuk penu-gasan impor gula, evaluasi beras, dan revitalisasi industri gula,” ujar Mustafa.

Kementerian Perdagangan sebelumnya telah mengeluarkan izin impor gula kristal putih (GKP) atau gula konsumsi ru-mah tangga sebanyak 450.000 ton. Izin impor ini diberikan kepada importir terdaftar se-banyak enam BUMN, yakni PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X, PTPN IX, PTPN XI, PT Ra-jawali Nusantara Indonesia, PT

8 September 2010 untuk periode impor 1 Januari 2011 sampai 15 April 2011. Adapun impor GKP untuk menutupi kekurangan pa-sokan domestik sebelum musim giling Januari-April 2011.

Menurut Mustafa, pihaknya sementara ini melihat bahwa ke-terlambatan impor masih dalam batas toleransi. Pasalnya, batas terakhir adalah pada 15 April 2011, sebelum memasuki musim giling pada Maret.

Ia melanjutkan, jika BUMN-BUMN yang ditugasi mengim-por tak sanggup karena alasan

harga gula, pihaknya tak akan sungkan menugasi BUMN lain yang bisa merealisasikan impor gula.

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengaku belum bisa mereal-isasikan kontrak impor karena harga gula di pasar dunia masih tinggi, di atas US$750 per ton.

Jika dipaksakan, importir ber-potensi menanggung kerugian, kecuali bila pemerintah bersedia menghapuskan bea masuk impor gula. Namun, pemerintah meno-lak usul tersebut. (AW/E-1)

Perusahaan Perdagangan Indo-nesia, dan Perum Bulog.

Izin impor dikeluarkan pada