If you can't read please download the document
Upload
rini-syah-cetiya
View
80
Download
22
Embed Size (px)
Citation preview
BAB III
LAPORAN PRAKTEK KLINIK KEBIDANAN III
DI PUSKESMAS KARANGANYAR 2 DEMAK
Laporan Praktek Klinik Kebidanan III (Puskesmas)
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas praktek semester V
Oleh :
MAETIYA AYU WARDHANA
NIM : 11.066
AKADEMI KEBIDANAN
PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS
2014
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan prakek klinik kebidanan III telah disahkan pada hari tanggal , dan telah diperbaiki sesuai dengan masukan para pembimbing.
Kudus, 2014
Pembimbing I
Dian Rini Handayani, SSiT, MPH
NIP. 197220229 199203 2 007
Pembimbing II
Magdalena Dyah P, SsiT, M.Kes
NIP.140304555
Mengetahui
Kepala Puskesmas
dr. Indah Susanti
NIP. 19800420 200604 2 011
Direktur Akbid Pemkab Kudus
H.Trisno Suwandi, Spd.MM
NIP.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB IPENDAHULUAN
Latar Belakang Tujuan Ruang Lingkup Manfaat Sistematika Penulisan
BAB IITINJAUAN TEORI
Keluarga Definisi Ciri Ciri Keluarga Faktor Faktor Resiko Tinggi Dalam Keluarga Tipologi Masalah Ancaman Kesehatan Kurang Atau Tidak SehatSituasi Kritis ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)DefinisiKlasifikasi DiagnosisTanda dan Gejala EtiologiPenatalaksanaan
BAB IIITINJAUAN KASUS
STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGABiodata Susunan Anggota Keluarga Genogram Struktur Keluarga Nilai dan NormaKebiasaan HidupFAKTOR SOSIAL, BUDAYA, EKONOMI DAN SPIRITUAL Faktor Sosial Faktor dan Budaya dan DisiplinFaktor EkonomiFAKTOR LINGKUNGAN PerumahanSumber AirPenanganan SampahKamar MandiFasilitas Kesehatan STATUS KESEHATAN KELUARGA Riwayat Kesehatan Keluarga Nilai Yang Diberikan Terhadap Pencegahan PenyakitRiwayat Kehamilan Persalinan Dan Nifas Yang LaluPENGKAJIAN DATA DAN SARAN Data Subyektif Data Obyektif Analisa Data Perumusan Masalah Prioritas Masalah Intervensi Prioritas Masalah Implementasi Evaluasi
BAB IVPEMBAHASAN
BAB VPENUTUP
Kesimpulan Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional yang termakhtub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Salah satu tujuan yang berbunyi memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan bangsa diterangkan dalam GBHN dinyatakan mengenai pembangunan kesehatan. Perhatian khusus diberikan pada golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah, daerah kumuh perkotaan, daerah pedesaan, daerah terpencil dan kelompok masyarakat yang hidupnya masih terasing, daerah transmigrasi, serta daerah pemukiman baru.
Dalam hubungan dengan pembangunan kesehatan, GBHN juga mengamanatkan bahwa upaya perbaikan kesehatan masyarakat terus ditingkatkan antara lain melalui pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, penyehatan lingkungan permukiman, perbaikan gizi, penyediaan air bersih, penyuluhan kesehatan, serta pelayanan ksehatan ibu dan anak.
Pelaksanaan Program Pemberantasan Penyakit Menular Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Program P2 ISPA) adalah bagian dari pembangunan kesehatan dan merupakan supaya yang mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia serta merupakan bagian dari upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
Upaya pembinaan kesehatan anak mencakup pemenuhan kebutuhan primer anak sejak di dalam kandungan sampai remaja dengan mengkaji pertumbuhan dan perkembangan anak. Pemberian makanan bergizi pada anak, penyuluhan kesehatan diberikan mulai bayi sampai remaja.
Disamping itu bidan harus mampu mengkaji masalah kebidanan yang timbul, memprioritaskan kemudian membuat alternatif pemecahan masalah dalam tingkat perorangan, keluarga dan masyarakat. Sehingga penulis tertarik untuk mengangkat masalah-masalah balita dalam satu keluarga untuk kami kupas secara lebih dalam. Penulis ingin mengetahui faktor-faktor penyebab / pendorong munculnya masalah tersebut, kemudian berusaha / mencoba mencari segi tehnis maupun klinis.
TUJUAN
Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dan pemberian asuhan kebidanan pada balita ISPA menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.
Tujuan Khusus
Setelah belajar teori maupun praktek, mampu :
Mengidentifikasi data yang relevan pada keluargaMenentukan diagnosa kebidanan berdasarkan data yang relevanMenentukan diagnosa potensial pada balita ISPAMelaksanakan tindakan segera berdasarkan diagnosa potensialMenuliskan perencanaan yang akan dilakukan pada balita (sasaran)Melaksanakan asuhan kebidanan kepada balita ISPAMelaksanakan evaluasi dan tindakan yang telah diberikanMendokumentasikan langkah-langkah berdasarkan metodologi manajemen kebidanan menurut tujuh langkah Hellen Varney
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah termasuk dalam kompetensi bidan ke 7 yaitu memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi dan balita sehat dan kompetensi ke 8 yaitu bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan konprehensif pada keluarga,kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat. Sasaran dari asuhan kebidanan ini adalah balita dengan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) yang dilaksanakan pada bulan November 2013.
MANFAAT
Manfaat Bagi Penulis
Mampu mengembangkan pola pikir dan kreatifitas dalam berfikir serta menganalisa masalah dan mengembangkan wawasan, ilmu pengetahuan dan ketrampilan penulis dalam mengkaji serta memahami masalah yang dihadapi oleh keluarga resiko tinggi dengan balita ISPA.
Manfaat Bagi Institusi / Pendidikan (Akbid Pemkab Kudus)
Dapat dipertimbangkan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan sistem pembelajaran dan aplikasi dari pembelajaran teori tentang ISPA.
Manfaat Bagi Kesehatan
Dapat digunakan untuk menambah wawasan, kajian dan literatur petugas kesehatan setempat dalam memberikan dan meningkatkan pelayanan yang bermutu bagi masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan masyarakat dan untuk memberikan penyuluhan.
Manfaat Bagi Masyarakat
Sebagai sumber informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan serta memperluas pola pikir dan sudut pandang masyarakat khususnya tentang perawatan pada keluarga resiko tinggi dengan balita ISPA.
SISTEMATIKA PENULISAN
BABIPENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang, tujuan, ruang lingkup, manfaat dan sistematikan penulisan
BABIITINJAUAN PUSTAKA
Terdiri dari teori-teori tanda, bahaya ISPA,penatalaksanaan
BABIIITINJAUAN KASUS
Tediri dari langkah-langkah asuhan kebidanan pada keluarga resiko tinggi
BABIVPEMBAHASAN
Berisi tentang tujuan yang dicapai dalam penulisan dan permasalahan yang ada dalam penulisan (lahan dan teori)
BAB VPENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran
BAB II
TINJAUAN TEORI
KELUARGA
DEFINISI
Keluarga adalah unit terkecil masyarakat yang terdiri dari suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dn anaknya (UU No. 10 1992).
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan anaknya (BKKBN, 1992).
Keluarga adalah unsur terkecil dalam masyarakat yang memberikan pada individu (anggota keluarga) mengenai norma dari nilai nilai yang mengatur kehidupan masyarakat sebagai tatanan sosial (menurut ilmu sosial ).
Keluarga adalah kelompok dua orang atau lebih yang berhubungan karena kelahiran dari perkawinan, adopsi atau tinggal bersama dalam suatu rumah tangga (National of Centre Health Statistic, 1990).
Keluarga adalah kumpulan dua orang / lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu memiliki peranan masing-masing (Friedman, 1998).
Keluarga resiko tinggi adalah suatu keadaan dimana dalam keluarga tersebut ada salah satu atau lebih faktor resiko khususnya dalam bidang kesehatan.
Balita adalah anak umur satu tahun sampai dengan lima tahun (Soetjiningsih, 1995).
CIRI CIRI KELUARGA
Meliputi :
Mempunyai ikatan erat antar anggota keluargaHubungan antar angotanya secara langsung dan tatap mukaMasing masing anggota merasakan, menilai tanggung jawab (hak dan kewajiban) demi kelangsungan hidup keluarga. (Hanafi, 2003).
FAKTOR FAKTOR RESIKO TINGGI DALAM KELUARGA
Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah :Tingkat sosial ekonomi keluarga rendahKeluarga kurang atau tidak mampu mengatasi kesehatan sendiriKeluarga dengan keturunan yang kurang baik atau keluarga dengan penyakitKeluarga dengan ibu resiko tinggi kebidanan waktu hamilUmur ibu hamil kurang dari 16 tahun atau lebih dari 35 tahunMenderita kurang gizi atau anemiaJarak kehamilan kuang dari 2 tahun atau terlalu dekatRiwayat persalinan dengan komplikasiRiwayat dimana anak menjadi resiko tinggiLahir prematur atau BBLRBerat badan sukar naikLahir dengan cacat bawaanASI kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayiIbu menderita penyakit menular yang mengancam bayiKeluarga mempunyai masalah dalam hubungan antar anggota keluargaAnak yang tidak dikehendakiTidak ada kesesuaian antar anggota atau sering cekcokAda anggota yang sering sakitSalah satu orang tua (ayah atau ibu) meninggal, cerai atau lari meninggalkan keluarga (Hanafi, 2005).
TIPOLOGI MASALAH
ANCAMAN KESEHATAN
Ancaman kesehatan adalah keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya penyakit, kecelakaan dan kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan.
Beberapa hal yang bias menjadi ancaman kesehatan, diantaranya :
Penyakit keturunan atau metabolisme Keluarga / anggota keluarga menderita penyakit menular Jumlah keluarga terlalu besar tidak sesuai dengan sumber daya manusia Resiko tingi kecelakaan dalam keluarga Kekurangan atau kelebihan gizi dari masing-masing anggota keluarga Keadaan keadaan yang menimbulkan stress, antara lain : Hubungan keluarga yang kurang harmonis Hubungan orang tua dan anak tegang Orang tua yang tidak dewasa Sanitasi lingkungan buruk (ventilasi, pembuangan sampah, samijaga, polusi)Kebiasaan kebiasaan yang merugikan kesehatanSifat kepribadian yang melekat Riwayat persalinan sulit Memainkan peranan yang tidak sesuai Imunisasi anak tidak lengkap
KURANG ATAU TIDAK SEHAT
Kurang atau tidak sehat adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan. Yang termasuk di dalamnya adalah :
Keadaan sakit, apakah sesudah atau sebelum diagnosa Kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak sesuai dengan pertumbuhan normal.
SITUASI KRISIS
Situasi krisis adalah saat saat yang banyak menuntut individu atau keluarga dalam menyesuaikan diri termasuk juga dalam hal sumber daya keluarga. Yang termasuk situasi krisis :
Perkawinan Kehamilan Persalinan Menjadi orang tua Penambahan anggota keluarga Abortus Anak masuk sekolah Anak remaja Kehilangan pekerjaan Kematian anggota keluarga Pindah rumah
(Depkes, 1993)
ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT)
DEFINISI
Istilah ISPA atau infeksi saluran pernafasan akut mengandung tiga unsur, yaitu infeksi, saluran pernafasan dan akut. Batasan masing-masing unsur adalah seperti berikut :
Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.Saluran pernafasan adalah organ yang mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura.Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari ini diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari
KLASIFIKASI
Klasifikasi Pnemonia
Kriteria untuk menentukan pola tatalaksana penderita ISPA adalah balita dengan gejala batuk dan atau kesukaran bernafas. Pola tatalaksana penderita ini terdiri dari 4 bagian, yaitu :
PemeriksaanPenentuan ada tidaknya tanda bahayaPenentuan klasifikasi penyakitPengobatan
Dalam penentuan klasifikasi penyakit dibedakan atas dua kelompok, yaitu kelompok untuk umur 2 bulan - < 5 tahun dan kelompok untuk umur < 2 bulan.
Kalsifikasi Bukan Pnemonia
Mencakup kelompok penderita balita dengan batuk yang tidak menunjukkan gejala peningkatan frekuensi nafas dan tidak menunjukkan adanya penarikkan dinding dada bagian bawah ke dalam. Dengan demikian klasifikasi Bukan pnemonia mencakup penyakit-penyakit ISPA lain di luar Pnemonia seperti : batuk pilek biasa (common cold), pharyngitis, tonsilitis.
DIAGNOSIS
Diagnosis pnemonia pada balita didasarkan pada adanya bauk dan atau kesukaran bernafas disertai peningkatan frekuensi nafas (nafas cepat) sesuai umur. Adanya nafas cepat (fast breathing) ini ditentukan dengan cara menghitung frekuensi pernafasan. Batas nafas cepat adalah frekuensi pernafasan sebanyak 50 kali per menit atau lebih pada anak usia 2 bulan - < 1 tahun dan 40 kali per menit atau lebih pada anak usia 1 tahun - < 5 tahun. Pada anak usia < 2 bulan tidak dikenal diagnosis pnenomia.
Diagnosis penemonia berat didasarkan pada adanya batuj dan atau kesukaran bernafas disertai nafas sesak atau penarikan dinding dada sebelah bawah ke dalam (severe chest indrawing) pada anak usia 2-< 5 tahun. Untuk kelompok umur < 2 bulan diagnosis pnemonia berat ditandi dengan adanya nafas cepat, yaitu frekuensi pernafasan sebanya 60 kali per menit atau lebih, atau adanya penarikkan yang kuat pada dinding dada sebelah bawah ke dalam (severe chest indrawing). Diagnosis sangat berat yaitu gejala batuk atau kesukaran bernafas yang disertai adanya gejala sianosis sentral dan tidak dapat minum.
TANDA DAN GEJALA
Gejala infeksi akut yaitu demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, nafsu makan hilang dan hidung tersumbat.Tenggorokan tampak hiperemia.Dalam rongga hidung tampak konka dengan sembab dan hiperemia.Sekret daoat berupa atau bersifat serus, seromukus atau mukopurules bila ada infeksi sekunder.
ETIOLOGI
Etiologi ISPA terdiri dari lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah dari genus Streptokokus, Stafilokokus, Pnemokokus, Hemokokus Bordetella dan Korinebakterium.
Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus, Adenovirus, Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus dan lain-lain.
PENATALAKSANAAN
Anjurkan istirahat dan banyak minum sangat penting pada Influenza ini. Pengobatan simtomatis dieprlukan untuk menghilangkan gejala yang terasa berat.Parasetamol 3x500 mg atau asetosal 3x500 ng baik untuk menghilangkan nyeri dan demam.
Untuk anak dasar parasetamol adalah :
Usia < 1 tahun : 60 mg/kali.
Usia 1-3 tahun : 60-120 mg/kali.
Usia 3-6 tahun:120-170 mg/kali.
Usia 6-12 tahun:170-300 mg/kali.
Efedrin 3X10 mg, Pseudoefedrin 3X30 mg, atau fenilpropanolamin 15-25 mg/kali diperlukan bila terdapat udem dan ingus yang berlebihan. Dosis efedrin pada anak 0,5 mg/kgBB/kali dan pseudoefedrin 1 mg/kgBB/Kali.Dekstrometorfan 3x10 -15 mg atau kodein 3 x 8 mg hanya diebrikan kalau batuk kering sangat mengganggu.Antibiotik hanya diberikan bila terjadi infeksi. sekunder. Yang terpilih adalah eritromisin atau amoksilin.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA INTENSIF
DENGAN BALITA ISPA (INFEKSI SALURAN NAFAS AKUT)
DI PUSKESMAS KARANGANYAR 2 DEMAK
PENGKAJIAN
Dilaksanakan pada hari senin tanggal 25 November 2013
STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA
Biodata
Nama : Tn. A
Umur: 40 tahun
Agama: Islam
Pendidikan: Tamat SD
Pekerjaan: Wiraswasta
Suku/Bangsa:Jawa / Indonesia
Alamat: Kedungwaru, Karanganyar Demak
Susunan Anggota Keluarga
No
Nama
JK
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Ket
1
2
3
4
5
Tn. A
Ny. S
An. I
An. Y
An. H
L
P
P
L
P
40
38
15
7
3
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Tamat SD
Tamat SD
SLTP
SD
-
Swasta
Tani
Pelajar
Pelajar
-
KK
Istri
Anak
Anak
Anak
Keterangan :
Ayah
Ibu
Anak Laki-laki
Anak Sasaran
Garis Perkawinan
Garis Keturunan
Genogram
Sasaran
Struktur Keluarga
PeranAyahKepala keluarga.Pencari nafkah bagi keluarga.Sebagai tempat pemberi pengaruh yang kuat kepada anak dalam tahap perkembangan.Sebagai tempat pengambilan keputusan terakhir dari seluruh permasalahan dalam keluarga.IbuBertangung jawab ata urusan kesehatan dan pendidikan anak.Pencari nafakah bagi anggota keluarga.Mengatur keuangan keluarga.AnakAnak masih menjadi pelajar.Komunikasi Komunikasi dalam keluarga dan masyarakat baik.Bahasa yang digunakan adalah bahasa jawa.
Nilai dan Norma
Kekerabatan baik.Keluarga masih menganut adat istiadat dalam masyarakat.Setiap anggota melaksanakan perannya.
Kebiasaan Hidup
Kebiasaan tidurAyah: 6 Jam/hari.Ibu: 7 Jam/hari.Anak I: 8 Jam/hari.Anak II: 8 Jam/hari.Anak III: 10 Jam/hari.Kebiasaan makanAyah:3x sehari, porsi satu piring habis.
Jenis:Nasi, lauk sayur, buah jarang.
Minum:7-8 gelas/hari.
Ibu: 3x sehari, porsi satu piring habis.
Jenis:Nasi, lauk sayur, buah jarang.
Minum:6-7 gelas/hari
c.Anak I:3x sehari, porsi satu piring habis.
Jenis:Nasi, lauk sayur, buah jarang.
Minum:4-5 gelas/hari.
d.Anak II:3x sehari, porsi piring habis
Jenis:Nasi, lauk sayur, buah jarang.
Minum:4-5 gelas/hari
e.Anak III:3x sehari, porsi tidak tentu
Jenis:Nasi, lauk sayur, buah jarang.
Minum:2-3 gelas/hari
Pola eliminasiAyah:BAB 1 x/hari, konsistensi lembek
BAK 5-6 x/hari, warna kuning, bau khas
Ibu: BAB 1 x/hari, konsistensi lembek
BAK 4-6 x/hari, warna kuning, bau khas
Anak I: BAB 1 x/hari, konsistensi lembek
BAK 5-6 x/hari, warna kuning, bau khas
Anak II: BAB 1 x/hari, konsistensi lembek
BAK 5-6 x/hari, warna kuning, bau khas
Anak III:BAB 1 x/hari, konsistensi lembek
BAK 6-7 x/hari, warna kuning, bau khas
FAKTOR SOSIAL, BUDAYA, EKONOMI DAN SPIRITUAL
Faktor Sosial
Hubungan keluarga dengan masyarakat sekitar baik.Ibu sedang mengikuti kegiatan yang ada disekitarnya, misalnya : pengajian, PKK dan lain-lain.
Faktor Budaya dan Disiplin
Ibu, Ayah dan Anak melaksanakan ibadah sholat 5 waktu dan anak-anak mengikuti.Keluarga masih mempercayai adat istiadat dan kebiasaan di desanya.
Faktor ekonomi
Pencari nafkah bagi keluarga adalah ayah dan ibu.Keduanya bekerja sebagai buruh.
FAKTOR LINGKUNGAN
Perumahan
Jenis rumah: Permanen.Lantai: KeramikVentilasi: Cukup.Penerapan siang hari: Cukup terang.Keadaan rumah: 1 ruang tamu, 3 kamar tidur, dapur, ruang tangah, kamar mandi.Status: Milik sendiri.
Sumber Air
Asal: Sumur gali.Keadaan air: Bersih.Air berbau: Tidak berbau.Rasa air: Asin.
Penanganan Sampah
Cara menghilangkan: Dibakar.
Kamar Mandi / WC
Kebiasaan mandi: Dikamar mandi.Kebiasaan BAB: di WC (Jumbleng).Status: Milik sendiri.
Fasilitas Kesehatan
Jarak rumah dengan posyandu 0,5 Km.Jarak rumah dengan puskesmas < 3 Km.Di desa sudah ada bidan desa.Keadaan jalan di rumahnya sudah di aspal.
STATUS KESEHATAN KELUARGA
Riwayat kesehatan keluarga
Dari keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit kesehatan menular.Dari keluarga tidak ada yang menderita penyakit serius, misalnya dm, Asma dan lain-lain.Dari keluarga tidak ada yang menderita penyakit serius, hanya sakit ringan biasa misalnya pusing-pusing tetapi setelah berobat ketenaga kesehatan dalam 2-3 hari sudah sembuh.
Nilai yang diberikan terhadap pencegahan penyakit
Anak III (balita) sudah diberikan obat yaitu dibelikan obat dari warung tapi belum sembuh.Ibu kalau hamil periksa dan bidan desa.
Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas lalu
No
Umur
Kehamilan
Persalinan
Penolong
Nifas
Ket
1
2
3
15 tahun
7 tahun
3 tahun
Aterm
Aterm
Aterm
Spontan
Spontan
Spontan
Dukun + Bidan
Dukun + Bidan
Bidan
Normal
Normal
Normal
Hidup
Hidup
Hidup
PENGKAJIAN DATA SASARAN
DATA SUBYEKTIF
Biodata
Nama : An. H.
Umur :3 tahun.
Jenis Persalianan : Spontan Normal.
Tangal Lahir :
Keluhan utama
Dalam keluarga terdaapat balita yang sakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut).
Riwayat antenatalANC 4 x dibidan.Suntik TT 2 x di bidan.T I pusing biasa.T II tidak ada keluhan.T III tidak ada keluhan.Riwayat neonatal
Persalinan : Spontan.
BB : 3100 gram.
Panjang badan : 49 cm.
Tidak ada kelainan neonatal.
Riwayat penyakit
Selma kehamilan tidak pernah menderita penyakit yang berbahya. keluarga tidak ada riwayat penyakit kronis, keturunan atau menahun.
Tumbuh kembang
Mengangkat kepala : 2 bulan.
Telungkup : 3 bulan.
Merangkak : 4 bulan.
berjalan sambil berpegangan tangan : 9 bulan.
Berjalan sendiri : 11 bulan.
Ngompol : masih ngompol.
DATA OBYEKTIF
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik.
kesadaran : Coposmentis.
BB : 12 kg.
Tinggi badan : 96 cm.
Pemeriksaan Fisik
Rambut: Bersih, tidak mudah rontok..
Mata: Conjungtiva tidak anemis (-), sklera ikterik (-).
Kepala: Bentuk mesocephal.
Hidung: Tidak ada sekret.
Telinga: Tidak ada serumen.
Lidah: Bersih.
Gigi: Caries dentis (-).
Leher: Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.
Dada: Simetris.
Abdomen: Tidak ada pembesaran hati dan lien.
Ekstremitas: Tidak ada kelainan.
Imunisasi : Lengkap
ANALISA DATA
Masalah kesehatan, terutama kesehatan anak yang dialami oleh keluarga Tn. A disebabkan oleh faktor ketidak tahuan. Hal ini disebabkan karena kurang informasinya tentang kesehatan anak. Faktor Ketidak tahuan tersebut, menimbulkan masalah-masalah kesehatan yang timbul dalam keluarga dianggap suatu yang wajar oleh keluarga ini. Disamping itu perhatian orang tua terhadap anaknya juga kurang sehingga anak kurang kasih sayang dan pertumbuhannya tidak tepantau karena sibuk bekerja. Hal ini dapat dilihat saat datang ke puskesmas ibu tidak mengantar anaknya untuk berobat.
PERUMUSAN MASALAH
No
Data
Masalah
1
Ibu tidak tahu tentang penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) untuk anak balita.
Ketidak tahuan keluarga dalam mengenai masalah kesehatan keluarga karena kuranganya pengetahuan tentang penyakit
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut).
2
Ibu tahu dari tetangganya sakit yang diderita anaknya adalah sakit biasa batuk, pilek dan panas
Ketidak mampuan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat untuk kesehatan keluarganya, itu di karenakan kesalahan informasi yang diterima.
3
Ibu mengatkan kalau anak sakit cukup dibelikan obat di warung atau toko terdekat.
Ketidak tahuan keluarga tentang usaha pengobatan penyakit.
4
Kedua orang tua anak balita ini bekerja swasta dan tani kesulitan untuk memantau kesehatan anaknya.
Ketidak tahuan keluarga tentang fasilitas yang ada.
PRIORITAS MASALAH
Ketidak tahuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan keluarga karena kurangnya pengetahuan tentang penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut).
No
Kriteria
Perhitungan
Skor
Pembenaran
1
Sifat masalah
2/3 X 1
2/3
Ancaman kesehatan keluarga yang tidak tahu tentang penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) menyebabkan anak sakit.
2
Kemungkinan maslah dapat diubah
X 2
1
Kemungkinan masalah dapat di ubah hanya sebagaian karena sikap dan pandangan hidup yang sulit diubah.
3
Potensi masalah untuk dapat diubah
2.3 X 1
2/3
Ketidak tahuan keluarga dapat diatasi melalui pemberian penjelasan yang mudah diterima oleh keluarga.
4
Menonjolnya masalah
2/2 X 1
3 1/3
Untuk merubah sikap dan pandangan hidup mengenai kesehatan terutama anak (Penyakit ISPA) pada keluarga
Total Skor
3 1/2
Ketidak mampuan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat untuk kesehatan keluarganya. itu dikarenakan kesalahan informasi yang diterima.
No
Kriteria
Perhitungan
Skor
Pembenaran
1
Sifat masalah
1/3 X 1
1/3
Situasi krisi, kesalahan informasi menyebabkan pikiran negatif terhadap penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) dan ketidak percayaan pada tenaga kesehatan.
2
Kemungkinan maslah dapat diubah
X 2
1
Kemungkinan masalah dapat di ubah hanya sebagaian karena sikap dan pandangan hidup yang sulit diubah.
3
Potensi masalah untuk dapat diubah
2.3 X 1
2/3
Ketidak tahuan keluarga tentang kesehatan keluarga dapat diatasi dengan memberi penjelasan yang mudah dimengerti dan diterima oleh keluarga.
4
Menonjolnya masalah
2/2 X 1
1
Untuk merubah sikap dan pandangan hidup mengenai keshetan terutama anak (Penyakit ISPA) pada keluarga.
Total Skor
3 1/3
Ketidak tahuan keluarga tentang usaha pengobatan penyakit
No
Kriteria
Perhitungan
Skor
Pembenaran
1
Sifat masalah
1/3 X 1
2/3
Ancaman kesehatan, ketidak tahuan keluarga cara mengobati penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut).
2
Kemungkinan maslah dapat diubah
X 2
1
Kemungkinan masalah dapat diubah hanya sebagaian, karena keluarga harus melaksanakan pengobtan ditenaga kesehatan.
3
Potensi masalah untuk dapat diubah
2.3 X 1
1/3
Kesehatan tubuh untuk menangkal penyakit kemungkinan kecil dapat dilakukan.
4
Menonjolnya masalah
0/2 X 1
0
Keluarga tidak merasakan adanya masalah.
Total skor
1 2/3
Ketidak tahuan keluarga tentang fasilitas kesehatan yang disebabkan juga karena kesibukan orang tua.
No
Kriteria
Perhitungan
Skor
Pembenaran
1
Sifat masalah
1/3 X 1
1/3
Situasi krisi, kedua orang yang sibuk bekerja menuntut individu atau keluarga untuk menyesuaikan diri.
2
Kemungkinan maslah dapat diubah
X 2
1
Kemungkinan maslah dapat di ubah hanya sebagaian karenaorang tua (ibu) harus bisa mengurangi kesibukannya.
3
Potensi masalah untuk dapat diubah
1/3 X 1
1/3
Ibu harus berhenti bekerja untuk sementara waktu rasanya sulit dilakukan karena ibubekerja untuk menunjng perekonomian keluarga.
4
Menonjolnya masalah
1/2 X 1
1
Keluarga menyadari adanya masalah tapi tidak terus segera diatasi.
Total Skor
2 1/3
Berdasarkan pembobotan masalah diatas maka urutan prioritas masalah kesehatan dan keperawatan pada keluarga Tn. A dapat disusun sebagai berikut :
Prioritas I : Ketidak sanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat disebabkan karena kesalahan informasi tentang penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) pada anak.Prioritas II:Ketidak sanggupan keluarga mengenai masalah penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut).Periorita III:Ketidak tahuan keluarga tentang orang fasilitas kesehatan yang ada disebabkan kesibukan orang tua.Prioritas IV:Ketidak tahuan keluarga tentang usaha pengobatan penyakit.
INTERVENSI PRIORITAS MASALAH
Prioritas I :Beri Penjelasan yang tepat dan mudah diterima mengenai penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut).Meluruskan persepsi yang salah tentang penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut).Anjurkan pada keluarha agar tidak mudah terpengaruh informasi yang tidak pasti dari orang lain dalam menyelesaikan setiap masalah.Prioritas II :Beri penjelasan mengenai pengobatan pada anaknya.Beri penjelasan bagaimana mendapatkan pengobatan pada anaknya.Prioritas III :Anjurkan pada keluarga terutama ibu untuk mengurangi sedikit aktifitasnya sebagai pekerja tani untuk memeriksakan anaknya kepuskesmas atau ketenaga kesehatan.Anjurkan pada ibu untuk lebih mencurahkan kasih sayang dan perhatian terhadap perkembangan.pertumbuhan dan masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga (anak) terutama kalau sakit diperiksakan ke puskesmas atau ketenaga kesehatan.Prioritas IV :
Beri informasi dananjurkan pada keluarga untuk merubah pandangan tentang kesehatan yaitu orang sakit diberikan pengobatan.
IMPLEMENTASI
Prioritas I :Memberikan penjelasan yang tepat dan mudah diterima mengenaii penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut).Meluruskan persepsi yang salah tentang penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut).Menganjurkan pada keluarga agar tidak mudah terpengaruh informasi yang pasti dan orang lain dalam menjelaskan setiap masalah.Prioritas II :Memberikan penjelasan mengenai pengobatan pada anaknya.Memberikan penjelasan bagaimana menadapatkan pengobatan pada anaknya.Prioritas III :Menganjurkan pada keluarga terutama ibu untuk mengurangi sedikit aktifitasnya sebagai pekerja tani untuk memeriksakan anaknya kepuskesmas atau tenaga kesehatan.Menganjurkan pada ibu untuk lebih mencurahkan kasih sayangnya dan perharian terhadap perkembangan, pertumbuhan dan masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga (anak) terutama yang balita dengan selalu membawanya keposyandu atau kalau sakit diperiksakan kepuskesmas atau ketenaga kesahatan.Prioritas IV :
Memberikan informasi dan menganjurkan pada keluarga untuk merubah pandangan hidup tentang kesehatan yaitu orang sakit diberikan pengobatan.
EVALUASI
Setelah diberikan penjelasan-penjelasan, pada setiap prioritas baik prioritas II, prioritas III sikap keluarga.
Bisa menerima penjelasan yang diberikan.Mengerti dan mendukung setiap penjelasan.Menyadari kesalahan selama ini.Berusaha melaksanakan setiap anjuran yang diberikan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam penanganan keluarga resiko tinggi dengan balita ISPA pada keluarga Tn.A dilaksanakan dengan sesuai dengan prioritas masalah. Pada prioritas masalah I yaitu ketidaktahuan keluarga tentang penyakit ISPA maka keluarga diberikan penjelasan tentang penyakit ISPA dan menyarankan keluarga untuk meningkatkan pengetahuannya tentang ISPA. Pada prioritas masalah II yaitu ketidakmampuan keluarga untuk mengambil tindakan karena kesalahan informasi yang diterima maka keluarga diberikan penjelasan yang benar mengenai penyakit ISPA dan meminta keluarga untuk tidak mudah menerima informasi yang tidak pasti dalam menyelesaikan setiap masalah. Pada prioritas masalah III yaitu ketidak mampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan karena kesibukkan orang tua maka keluarga dan ibu disarankan untuk mengurangi aktivitas bekerjanya dan lebih meningkatkan perhatian serta kasih sayangnya untuk keluarga. Pada prioritas IV yaitu ketidak mampuan keluarga dalam usaha pengobatan, maka keluarga diberikan penjelasan untuk mengubah pandangan hidup bahwa sakit harus diobati jangan dibiarkan saja.
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
ISPA adalah suatu infeksi yang menyerang saluran pernafasan baik saluran bawah, tengah maupun atas yang berlangsung selama 10 hari atau lebih Pada keluarga resiko tinggi Tn. A yang menderita penyakit ISPA adalah anak ke pertama yang bernama An. H yang masih berusia 3 tahun. Dari pengkajian data yang ada maka ditemukan masalah-masalah yang timbul dalam keluarga ini. Dari masalah yang muncul maka dilakukan asuhan kebidanan yang sesuai dengan prioritas masalahnya.
SARAN
Bagi Penulis
Dari hasil asuhan yang dilakukan diharapkan dalam diri penulis sendiri mampu mengembangkan pola pikir dan kreatifitas dalam berfikir serta menganalisa masalah dan mengembangkan wawasan, ilmu pengetahuan dan ketrampilan penulis dalam mengkaji serta memahami masalah yang dihadapi oleh keluarga resiko tinggi dengan balita ISPA.
Bagi Institusi / Pendidikan (Akbid Pemkab Kudus)
Dari asuhan kebidanan yang telah dilakukan institusi pendidikan sebaiknya dapat mempertimbangkan laporan ini sebagai bahan masukan untuk meningkatkan sistem pembelajaran dan aplikasi dari pembelajaran teori tentang keluarga resiko tinggi dengan balita ISPA.
Bagi Kesehatan
Hasil asuhan yang telah dilakukan diharapakan dapat digunakan sebagai penambah wawasan, kajian dan literatur petugas kesehatan setempat untuk dapat memberikan dan meningkatkan pelayanan yang bermutu bagi masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan masyarakat dan untuk memberikan penyuluhan.
Bagi Masyarakat
Hasil asuhan kebidanan ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan serta memperluas pola pikir dan sudut pandang masyarakat khususnya asuhan pada keluarga resti dengan balita ISPA...