Upload
dhodo-bocah-datebayo
View
440
Download
12
Embed Size (px)
Citation preview
7/22/2019 askep anencephaly (niken)
http://slidepdf.com/reader/full/askep-anencephaly-niken 1/34
askep anencephaly
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tiap tahunnya 4.130 bayi di Amerika lahir dengan cacat tabung saraf dan hampir 1.200-nya
meninggal. Setelah fortifikasi, terjadi penurunan tiap tahunnya, menjadi 3.000 bayi, dengan
840 kematian. Demikian hasil penelitian dari Pusat Pencegahan dan Pengawasan Penyakit
Amerika (CDC). Kasus spina bifida sendiri turun menjadi 31 persen, dan anensefalus turun
menjadi 16 persen.
Anensefalus ialah otak yang tidak berkembang sempurna disebabkan karena kegagalan dari
tabung saraf untuk menutup pada bagian ujung atasnya yang dapat mengakibatkankeguguran, janin mati dalam kandungan atau bayi yang mati setelah dilahirkan.
Untuk pencegahannya diberikan asam folat 400 mikrogram sehari pada wanita usia subur
atau selambat-lambatnya pada wanita yang sedang hamil pada awal trimester pertama (3
bulan pertama) dimana merupakan saat-saat terpenting pembentukan tabung saraf. Pemberian
dapat berupa suplemen atau asam folat yang dapat ditemukan dalam makanan dan minuman
seperti susu, sereal dan lain-lain.
Penurunan kasus ini akan lebih besar lagi bila lebih banyak wanita usia subur yang
mengkonsumsi asam folat sedini mungkin sebelum pembuahan terjadi. Karena pembentukan
tabung saraf dimulai pada awal trimester pertama maka banyak di antara ibu-ibu yang tidak menyadari bila mereka telah hamil dan harus segera mendapat asupan asam folat. Saat ini di
Amerika baru sekitar 30 – 35 persen wanita usia subur subur yang mengkonsumsi asam folat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.KONSEP TEORI
A. DEFINISI
Anensefalus adalah suatu keadaan dimana sebagian besar tulang tengkorak dan otak tidak
terbentuk. Anensefalus adalah suatu kelainan tabung saraf (suatu kelainan yang terjadi pada
awal perkembangan janin yang menyebabkan kerusakan pada jaringan pembentuk otak dan
korda spinalis).
Anencephaly adalah cacat perkembangan serius dari sistem saraf pusat di mana otak dan
tengkorak kubah yang terlalu cacat. Cerebrum dan cerebellum berkurang atau tidak ada,
namun otak belakang hadir. Anencephaly adalah bagian dari spektrum defek tabung saraf
(NTD). Cacat ini terjadi jika tabung saraf gagal menutup selama minggu keempat ketiga
untuk pembangunan, yang menyebabkan hilangnya janin, lahir mati, atau kematian neonatus.
Anencephaly, seperti bentuk lain dari NTDs, umumnya mengikuti pola transmisi
multifaktorial, dengan interaksi beberapa gen serta faktor lingkungan, meskipun baik gen
7/22/2019 askep anencephaly (niken)
http://slidepdf.com/reader/full/askep-anencephaly-niken 2/34
maupun faktor lingkungan yang baik ditandai. Dalam beberapa kasus, anencephaly mungkin
disebabkan oleh kelainan kromosom, atau mungkin menjadi bagian dari proses yang lebih
kompleks yang melibatkan gen tunggal cacat atau gangguan pada membran ketuban.
Anencephaly dapat dideteksi sebelum lahir dengan ultrasonografi dan pertama mungkin
dicurigai sebagai hasil dari tes peningkatan serum ibu alfa-fetoprotein (MSAFP) penyaringan.
Asam folat telah terbukti menjadi agen pencegahan mujarab yang mengurangi potensi risiko
anencephaly dan NTDs lain dengan sekitar dua pertiga.
B. ETIOLOGI
Anensefalus terjadi jika tabung saraf sebelah atas gagal menutup, tetapi penyebabnya yang
pasti tidak diketahui. Penelitian menunjukkan kemungkinan anensefalus berhubungan dengan
racun di lingkungan juga kadar asam folat yang rendah dalam darah. Anensefalus ditemukan
pada 3,6-4,6 dari 10.000 bayi baru lahir. Faktor resiko terjadinya anensefalus adalah:
- Riwayat anensefalus pada kehamilan sebelumnya
- Kadar asam folat yang rendah.
Resiko terjadinya anensefalus bisa dikurangi dengan cara meningkatkan asupan asam folat
minimal 3 bulan sebelum hamil dan selama kehamilan bulan pertama.
C. GEJALA
Ibu : polihidramnion (cairan ketuban di dalam rahim terlalu banyak)
Pada Bayi :
- Bayi tidak memiliki tulang tengkorak
-Bayi tidak memiliki otak (hemisfer serebri dan serebelum)
- Bayi kelainan pada gambaran wajah
- Bayi kelainan jantung.
D.
Asam Folat Rendah
Genetik
PATOFISIOLOGI
Kerusakan pada Jaringan Pembentuk Otak dan Korda Spinalis
7/22/2019 askep anencephaly (niken)
http://slidepdf.com/reader/full/askep-anencephaly-niken 3/34
Anenchepalitis
Tidak Ada Otak/ Tempurung Otak
Kelainan Jantung
Gangguan Perfusi Jaringan
Resiko Terjadinya Infeksi
Gangguan penurunan curah jantung
Kematian
7/22/2019 askep anencephaly (niken)
http://slidepdf.com/reader/full/askep-anencephaly-niken 4/34
Dalam embrio manusia normal, lempeng saraf muncul sekitar 18 hari setelah pembuahan.
Selama minggu keempat pembangunan, lempeng saraf invaginates sepanjang garis tengah
embrio untuk membentuk alur saraf. Tabung saraf dibentuk sebagai penutupan alur saraf
berlangsung dari tengah ke ujung di kedua arah, dengan penyelesaian antara hari 24 untuk akhir hari tengkorak dan 26 untuk akhir caudal. Gangguan dari proses penutupan yang
normal menimbulkan NTDs. Anencephaly hasil dari kegagalan penutupan tabung saraf pada
akhir tengkorak embrio berkembang. Tidak adanya otak dan calvaria mungkin parsial atau
lengkap.
Kebanyakan kasus anencephaly mengikuti pola pewarisan multifaktorial, dengan interaksi
beberapa gen serta faktor lingkungan. Gen-gen tertentu yang paling penting dalam NTDs
belum diidentifikasi, meskipun gen yang terlibat dalam metabolisme folat diyakini penting.
Satu gen tersebut, methylenetetrahydrofolate reduktase (MTHFR), telah terbukti
berhubungan dengan risiko NTDs. Pada tahun 2007, suatu gen kedua, membran terkait protein signaling kompleks yang disebut VANGL1, juga terbukti berhubungan dengan risiko
cacat tabung saraf.
Berbagai faktor lingkungan tampaknya berpengaruh dalam penutupan tabung saraf. Paling
menonjol, asam folat dan folates alami lainnya memiliki efek pencegahan yang kuat.
Antimetabolites Folat, diabetes ibu, obesitas ibu, mikotoksin dalam makanan jagung yang
terkontaminasi, arsen, dan hipertermia dalam pengembangan awal telah diidentifikasi sebagai
stresor yang meningkatkan risiko NTDs, termasuk anencephaly.
E. MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinis sangat bervariasi, tergantung malformasi serebral yang terjadi, termasuk
hidrosefalus dan banyaknya jaringan otak yang mengalami displasia dan masuk ke dalam
kantung encephalocele. Jika hanya mengandung meningen saja, prognosisnya lebih baik dan
dapat berkembang normal. Gejala-gejala sehubungan dengan malformasi otak adalah mental
retardasi, ataxia spastik, kejang, buta dan gangguan gerakan bola mata. Sebenarnya diagnosis
perinatal dapat ditegakkan dengan pemeriksaan USG, alfa feto protein cairan amnion dan
serum ibu.
Hampir semua encephalocele memerlukan intervensi bedah saraf, kecuali massanya terlalu
besar dan dijumpai mikrosefali yang jelas. Bila mungkin, tindalan bedah sedini mungkin
untuk menghindari infeksi, apalagi bila ditemui kulit yang tidak utuh dan perlukaan di kepala.
7/22/2019 askep anencephaly (niken)
http://slidepdf.com/reader/full/askep-anencephaly-niken 5/34
Pada neonatus apabila dijumpai ulkus pada encephalocele atau tidak terjadi kebocoran cairan
serebrospinal, operasi segera dilakukan. Pada encephalocele yang ditutupi kulit kepala yang
baik, operasi dapat ditunda sampai keadaan anak stabil. Tujuan operasi adalah menutup defek
(watertight dural closure), eksisi masa otak yang herniai serta memelihara fungsi otak.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah:
Kadar asam lemak dalam serum ibu hamil
Amniosentesis (untuk mengetahui adanya peningkatan kadar alfa-fetoprotein)
Kadar alfa-fetoprotein meningkat (menunjukkan adanya kelainan tabung saraf)
Kadar estriol pada air kemih ibu
USG.
Bayi yang menderita anensefalus tidak akan bertahan, mereka lahir dalam keadaan
meninggal.
G. PENCEGAHAN
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah cacat bawaan. Inilah beberapa di
antaranya:
a. Wanita yang mempunyai keluarga dengan riwayat kelainan cacat bawaan hendaknya
lebih waspada karena bisa diturunkan secara genetik. “Lakukan konseling genetik sebelum
hamil”.
b. Usahakan untuk tidak hamil jika usia ibu sudah mencapai 40 tahun.
c. Lakukan pemeriksaan kehamilan atau antenatal care yang rutin, dan usahakan untuk
melakukan USG minimal tiap trimester.
d. Jalani pola hidup sehat. Hentikan kebiasaan merokok dan hindari asap rokok, selain
juga alkohol dan narkoba karena dapat menghambat pertumbuhan janin serta memperbesar
peluang terjadinya kelainan kongenital dan keguguran. Kelainan kongenital adalah penyebab
keguguran yang paling besar, misalnya jika paru-paru janin tidak dapat berkembang
sempurna.
e. Penuhi kebutuhan akan asam folat. Dalam pemeriksaan, dokter akan memberi
suplemen asam folat ini.
f. Hindari asupan vitamin A berdosis tinggi. Vitamin A termasuk jenis vitamin yang tak
larut dalam air, tapi larut dalam lemak. Jadi, bila kelebihan akan tertimbun dalam tubuh.
Dampaknya antara lain janin mengalami urogenital abnomali (terdapat gangguan sistem
kencing dalam kelamin), mikrosefali (ukuran kepala kecil), terdapat gangguan kelenjar
adrenal.
g. Jangan minum sembarang obat, baik yang belum ataupun sudah diketahui memberi efek
buruk terhadap janin.
7/22/2019 askep anencephaly (niken)
http://slidepdf.com/reader/full/askep-anencephaly-niken 6/34
h. Pilih makanan dan masakan yang sehat. Salah satunya, hindari daging yang dimasak
setengah matang (steak atau sate). Dikhawatirkan, daging itu masih membawa kuman
penyakit yang membahayakan janin dan ibunya.
i. Kalau ada infeksi, obatilah segera : terutama infeksi TORCH (TOksoplasma, Rubela,
Citomegalo, dan Herpes). Paling baik, lakukan tes TORCH pada saat kehamilan masihdirencanakan, bukan setelah terjadinya pembuahan. Jika ibu diketahui sedang terinfeksi,
pengobatan bisa langsung dilakukan.
H. ANJURAN
Dianjurkan setiap wanita usia subur yang telah menikah untuk mengkonsumsi
multivitamin yang mengandung 400 mcg asam folat setiap harinya. Sedang wanita yang
pernah melahirkan anak dengan cacat tabung saraf sebelumnya, dianjurkan untuk
mengkonsumsi asam folat yang lebih tinggi yaitu 4 mg saat sebelum hamil dan selama
kehamilannya.
Tidak mengkonsumsi alkohol samasekali selama kehamilannya. Alkohol dapat menimbulkan
fetal alcohol syndrome (FAS), yaitu suatu kondisi dimana anak mengalami gangguan
perkembangan, paras wajah yang tidak normal dan gangguan dari sistem saraf pusat.
Saat kehamilan, dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium yang disebut dengan Alpha Feto-
Protein (AFP) untuk melihat adanya kelainan janin, seperti spina bifida dan anensefalus.
Selain itu, tindakan lebih lanjut dapat digunakan dengan mengambil sampel villi korealis dari
janin dan cairan ketuban (amniosentesis), bagi wanita hamil yang telah berusia di atas 35
tahun, atau pada wanita yang berisiko tinggi melahirkan bayi cacat.
Yang tidak kalah pentingnya adalah melakukan asuhan antenatal secara teratur. Konsultasikandengan dokter mengenai penyakit yang Anda derita seperti diabetes, epilepsi (ayan) dan
lainnya, juga obat-obat yang pernah Anda konsumsi selama kehamilan.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Data biografi
b. Riwayat Kesehatan
1) Penyakit yang pernah diderita (terutama penyakit infeksi)
2) Riwayat imunisasi.
3) Riwayat tumbuh kembang
Tahap pertumbuhan dan perkembangan untuk anak usia 12 sampai 18 bulan menurut
Soetjiningsih (1995) :
(1) Tahap pertumbuhan :
a) Perkiraan berat badan ideal untuk usia 1 tahun dengan menggunakan rumus “umur
(tahun) x 2 + 8” = 10 kg.
b) Perkiraan tinggi badan untuk umur 1 tahun = 75 cm.
7/22/2019 askep anencephaly (niken)
http://slidepdf.com/reader/full/askep-anencephaly-niken 7/34
c) Perkiraan jumlah pertumbuhan gigi untuk anak usia 1 tahun yaitu sebanyak 6 – 8 gigi.
d) Lingkar lengan atas ideal untuk anak usia 1 tahun = 16 cm.
(2) Tahap perkembangan :
a) Berjalan dan mengeksplorasikan rumah serta sekeliling rumah.
b) Menyusun 2 – 3 kotak.
c) Dapat mengucapkan 5 – 10 kata.
d) Memperlihat rasa cemburu dan rasa bersaing.
(3) Penilaian perkembangan berdasarkan Test Denver.
a) Motorik kasar : berdiri sendiri, berjalan dengan baik, membungkuk dan berdiri, berjalan
mundur.
b) Motorik halus : mencorat – coret, menaruh kubus di cangkir
c) Bahasa : mengucapkan 3 kata.
d) Sosial : bermain bola, menirukan gerakan, minum dari cangkir, menggunakan sendok /
garpu.
4) Riwayat pemberian makan.
5) Riwayat kesehatan lingkungan : kebersihan lingkungan tempat tinggal, sumber air bersih,
ventilasi.
c. Pemeriksaan fisik
a) Perubahan pada gambaran wajah
b) Tidak terbentuknya tempurung otak atau otak
c) CRT > 3 detik
d) Takikardia
e) TD
2. DIAGNOSA
1) Resiko terjadinya infeksi b/d tidak adanya tempurung otak
2) Penurunan curah jantung b/d adanya defek struktur jantung
3) Perubahan perfusi jaringan perifer b/d berkurangnya aliran darah ke seluruh jaringan
3. PERENCANAAN
1) DX 1: Resiko terjadinya infeksi b/d tidak adanya tempurung otak
Tujuan : Infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil : - Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi seperti : suhu tubuhmeningkat, leukosit meningkat
7/22/2019 askep anencephaly (niken)
http://slidepdf.com/reader/full/askep-anencephaly-niken 8/34
Intervensi :
a) Berikan istirahat yang cukup
R/ Dengan istirahat yang cukup dapat meningkatkan kondisi fisik sehingga diharapkan daya
tahan tubuh lebih baik
b) Kaji tanda-tanda infeksi (adanya peningkatan suhu tubuh, leukosit meningkat)
R/ Dengan mengetahui tanda-tanda infeksi secara dini, infeksi dapat segera ditangani
c) Berikan nutrisi yang seimbang
R/ Nutrisi yang seimbang dapat meningkatkan daya tahan tubuh pasien
d) Hindari kontak langsung dengan pasien yang mengalami infeksi
R/ Dapat meningkatkan resiko anak terkena infeksi nasokomal
2) DX 2: Penurunan curah jantung b/d adanya defek struktur jantung
Tujuan : Perbaikan curah jantung
Kriteria hasil : - Tekanan darah, nadi dalam batas normal
- Tidak terjadi perubahan perfusi jaringan perifer
Intervensi :
a) Monitor nadi dan tekanan darah
R/ Nadi yang meningkat dan tekanan darah yang menurun dapat menunjukkan adanya
penurunan curah jantung
b) Kaji adanya perubahan perfusi jaringan perifer
R/ Untuk mengetahui apakah pasien mengalami sianosis
c) Cegah peningkatan suhu
R/ Suhu yang meningkat menyebabkan kebutuhan akan O2 juga meningkat
d) Delegatif dalam pemberian terapi Linoxin
R/ Terapi Linoxin dapat membantu memperbaiki curah hujan3) DX 3: Perubahan perfusi jaringan perifer b/d berkurangnya aliran darah ke seluruh
jaringan
Tujuan : Perfusi jaringan kembali normal
Kriteria hasil : - Pasien tidak mengalami sianosis
- Kulit pasien tidak pucat
- Kapiler refill kembali < 3 detik
Intervensi :
7/22/2019 askep anencephaly (niken)
http://slidepdf.com/reader/full/askep-anencephaly-niken 9/34
a) Kaji adanya sianosis
R/ Mengetahui adanya sianosis atau tidak pada pasien sehingga dapat dilakukan tindakan
yang tepat
b) Batasi aktivitas pasien
R/ Aktivitas pasien dapat meningkatkan kebutuhan oksigen
c) Berikan terapi O2 pada pasien
R/ Apabila kebutuhan O2 terpenuhi maka sianosis dapat diatasi
d) Kaji kapiler refill pada pasien
R/ Menunjukkan adanya kecukupan O2 pada tingkat jaringan
4. IMPLEMENTASI
Implementasi keperawatan adalah tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencanatindakan keperawatan.
Implementasi adalah tahap ketiga dari proses keperawatan dimana rencana keperwatan
dilaksanakan, melaksanakan / aktivitas yang lebih ditentukan.
5. EVALUASI
Evaluasi keperawatan dibuat berdasarkan dari rencana tujuan.
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Anensefalus adalah suatu kelainan tabung saraf (suatu kelainan yang terjadi pada awal
perkembangan janin yang menyebabkan kerusakan pada jaringan pembentuk otak dan korda
spinalis). Resiko terjadinya anensefalus bisa dikurangi dengan cara meningkatkan asupan
asam folat minimal 3 bulan sebelum hamil dan selama kehamilan bulan pertama.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba , Candranita Manuaba, dan Fajar Manuaba. 2008. Pengantar Kuliah Obstetri. EGC :
Jakarta.
Ilmu Kesehatan Anak, Edisi 5 Vol. 13 Nelson
Patofisiologi Untuk Keperawatan dr. Jan Tambayang
Diagnosa Keperawatan, edisi 8 Lynda Juall Carpenito
7/22/2019 askep anencephaly (niken)
http://slidepdf.com/reader/full/askep-anencephaly-niken 10/34
Dunia Kebidanan
SELASA, 07 MEI 2013
Makalah dan Contoh Askeb BBL dengan Anencephalus
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anensefalus ialah otak yang tidak berkembang sempurna disebabkan karena
kegagalan dari tabung saraf untuk menutup pada bagian ujung atasnya yang dapat
mengakibatkan keguguran, janin mati dalam kandungan atau bayi yang mati setelah
dilahirkan.
Untuk pencegahannya diberikan asam folat 400 mikrogram sehari pada wanita usia
subur atau selambat-lambatnya pada wanita yang sedang hamil pada awal trimester pertama
(3 bulan pertama) dimana merupakan saat-saat terpenting pembentukan tabung saraf.
Pemberian dapat berupa suplemen atau asam folat yang dapat ditemukan dalam makanan dan
minuman seperti susu, sereal dan lain-lain.
Penurunan kasus ini akan lebih besar lagi bila lebih banyak wanita usia subur yang
mengkonsumsi asam folat sedini mungkin sebelum pembuahan terjadi. Karena pembentukan
tabung saraf dimulai pada awal trimester pertama maka banyak di antara ibu-ibu yang tidak
menyadari bila mereka telah hamil dan harus segera mendapat asupan asam folat.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Anencephalus ?
2. Apakah Penyebab Anencephalus ?
3. Bagaimana tanda dan gejala Anencephalus ?
4. Bagaimana cara pencegahan bayi Anencephalus ?
5. Bagaimana penatalaksanaan bayi dengan Anencephalus ?
C. Tujuan
7/22/2019 askep anencephaly (niken)
http://slidepdf.com/reader/full/askep-anencephaly-niken 11/34
1. Untuk Mengetahui peengertian Anencephalus
2. Untuk mengetahui penyebab Anencephalus
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala Anencephalus
4. Untuk mengetahui cara pencegahan Anencephalus
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan Anencephalus
7/22/2019 askep anencephaly (niken)
http://slidepdf.com/reader/full/askep-anencephaly-niken 12/34
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Anencephalus
Beberapa pengertian anencephalus menurut beberapa sumber :
1. Annencephalus adalah suatu keadaan dimana sebagian besar tulang tengkorak dan
otak tidak terbentuk. Ancephalus adalah suatu kelainan tabung saraf (suatu kelainan yang
terjadi pada awal perkembangan janin yang menyebabkan kerusakan pada jaringan
pembentuk otak dan korda spinalis).
2. Anensefalus terjadi jika tabung saraf sebelah atas gagal menutup, tetapi penyebabnya
yang pasti tidak diketahui. penelitian menunjukkan kemungkinan anensefalus berhubungan
dengan racun di lingkungan juga kadar asam folat yang rendah dalam darah.
3. Anencephalus adalah kerusakan jaringan saraf pada janin sehingga pembentukan
tulang pelindung otak terganggu. Anencephaly biasanya terjadi 23 dan 26 hari usia
kehamilan.
4. Anencephalus adalah kerusakan jaringan saraf pada janin sehingga pembentukan
tulang pelindung otak terganggu.
5. Anencephaly adalah suatu keadaan dimana sebagian besar tulang tengkorak dan otak
bayi tidak terbentuk. Sisa jaringan otak - biasanya bagian dari batang otak - terlindung oleh
selaput yang tipis saja.
B. Etiologi
Kebanyakan bayi yang lahir dengan kelainan bawaan memiliki orang tua yang jelas-
jelas tidak memiliki gangguan kesehatan maupun factor resiko. Sebanyak 60% kasus kelainan
bawaan penyebabnya tidak diketahui, sisanya disebabkan oleh factor lingkungan atau genetic
atau kombinasi dari keduanya. Kelainan struktur atau kelainan metabolisme terjadi akibat :
hilangnya bagian tubuh tertentu, kelainan pembentukan bagian tubuh tertentu, serta kelainan
bawaan pada kimia tubuh. Kelainan metabolisme biasanya berupa hilangnya enzim atau tidak
7/22/2019 askep anencephaly (niken)
http://slidepdf.com/reader/full/askep-anencephaly-niken 13/34
sempurnanya pembentukan enzim. Penyebab lain dari kelainan bawaan adalah pemakaian
alcohol oleh ibu hamil. Pemakaian alcohol oleh ibu hamil bisa menyebabkan sindroma
alcohol pada janin dan obat-obat tertentu yang diminum oleh ibu hamil juga bisa
menyebabkan kelainan bawaan. Penyakit Rh, terjadi jika ibu dan bayi memiliki factor Rh
yang berbeda juga dapat meningkatkan kejadian kelainan bawaan pada bayi baru lahir.
Anensefalus terjadi jika tabung saraf sebelah atas gagal menutup, tetapi penyebabnya
yang pasti tidak diketahui. Penelitian menunjukkan kemungkinan anensefalus berhubungan
dengan racun di lingkungan, juga kadar asam folat yang rendah dalam darah. Anensefalus
ditemukan pada 3,6-4,6 dari 10.000 bayi baru lahir. Resiko terjadinya anensefalus bisa
dikurangi dengan cara meningkatkan asupan asam folat minimal 3 bulan sebelum hamil dan
selama kehamilan bulan pertama.
Beberapa factor yang dapat menyebabkan meningkatnya resiko kelainan bawaan:
1. Faktor teratogenik
Teratogen adalah setiap factor atau bahan yang bisa menyebabkan atau meningkatkan
resiko suatu kelainan bawaan. Radiasi, obat tertentu dan racun merupakan teratogen. Infeksi
pada ibu hamil juga bisa merupakan teratogen. Beberapa infeksi selama kehamilan yang
dapat menyebabkan sejumlah kelainan bawaan sindroma rubella congenital, infeksi
toksoplasmosis pada ibu hamil, infeksi virus herpes genitalis pada ibu hamil, serta sindroma
varicella congenital
2. Faktor gizi
Salah satu zat yang penting untuk pertumbuhan janin adalah asam folat. Kekurangan
asam folat bisa meningkatkan resiko terjadinya spina bifida atau kelainan tabung saraf lainnya. Karena spina bifida bisa terjadi sebelum wanita menyadari bahwa dia hamil, maka
setiap wanita subur sebaiknya mengkonsumsi asam folat minimal sebanyak 400
mikrogram/hari.
3. Faktor fisik pada rahim
Di dalam rahim, bayi terendam oleh cairan ketuban yang juga merupakan pelindung
terhadap cedera. Jumlah cairan ketuban yang abnormal, yang bisa menyebabkan atau
menunjukkan kelainan bawaan. Cairan ketuban yang terlalu sedikit bisa memperngaruhi
pertumbuhan paru-paru dan anggota gerak tubuh atau bisa menunjukkan adanya kelainan
ginjal yang memperlambat proses pembentukan air kemih. Penimbunan cairan ketubanterjadi jika janin mengalami gangguan menelan, yang bisa disebabkan oleh kelainan otak
yang berat misalnya anensefalus atau atresia esophagus.
4. Faktor genetic dan kromosom
Beberapa kelainan bawaan merupakan penyakit keturunan yang diwariskan melalui
gen yang abnormal dari salah satu atau kedua orang tua. Gen adalah pembawa sifat individu
yang terdapat di dalam kromosom setiap sel di dalam tubuh manusia. Jika satu gen hilang
atau cacat, bisa terjadi kelainan bawaan. Kelainan pada jumlah ataupun susunan kromosom
juga bisa menyebabkan kelainan bawaan. Suatu kesalahan yang terjadi selama pembentukan
sel telur atau sperma bisa menyebabkan bayi terlahir dengan kromosom yang terlalu banyak atau sedikit, atau bayi terlahir dengan kromosom yang telah mengalami kerusakan. Semakin
7/22/2019 askep anencephaly (niken)
http://slidepdf.com/reader/full/askep-anencephaly-niken 14/34
tua seorang wanita ketika hamil terutama diatas 35 tahun maka semakin besar kemungkinan
terjadinya kelainan kromosom pada janin yang dikandungnya. Kelainan bawaan yang lainnya
disebabkan oleh mutasi genetic (perubahan pada gen yang bersifat spontan dan tidak dapat
dijelaskan).
C. Patofisiologi
Anencephaly tergolong rumpun cacat bumbung saraf atau neural tube defect (NTD).
Cacat bumbung saraf ini merupakan cacat bawaan pada pembentukan yang terjadi antara 20
sampai 28 hari setelah pembuahaan sel telur (Sadler 1998). Sel-sel plat saraf (neural plate)
membentuk sistim saraf pada janin. Pada pertumbuhan yang normal, sel-sel tersebut saling
melipat satu sama lainnya untuk membentuk yang dinamakan bumbung atau tabung saraf
(neural tube), yang selanjutnya membentuk menjadi tulang punggung dan urat sarafnya.
Setelah beberapa transformasi (perubahan bentuk), kutup utama (superior pole) akhirnyaterbentuk menjadi otak. Pada kasus NTD, bumbung saraf ini gagal menutup secara sempurna.
Anencephaly terjadi bila ujung tabung saraf ini gagal menutup. Janin dengan penyakit
ini terlahir tanpa kulit kepala atau cerebellum. Juga tanpameninges, kedua belah hemisphere
otak dan tempurung kepala (vault of cranium), akan tetapi bagian dari batang otak biasanya
tetap ada. Sisa jaringan otak terlindung oleh selaput yang tipis saja. Kemungkinan bayinya
buta dan tidak ada pergerakan reflek atau hanya beberapa saja yang berfungsi. Kira-kira ¼
bayi anencephaly meninggal pada saat dia dilahirkan, sedangkan yang selamat pada saat
dilahirkan dapat bertahan hidup selama beberapa jam atau beberapa hari (Jaquier 2006).
7/22/2019 askep anencephaly (niken)
http://slidepdf.com/reader/full/askep-anencephaly-niken 15/34
D. Faktor Resiko
1. Faktor ibu usia resiko tinggi
2. Riwayat anencephalus pada kehamilan sebelumnya
3. Hamil dengan kadar asam folat rendah
4. Fenilketonuria pada ibu yang tidak terkontrol
5. Kekurangan gizi (malnutrisi)
6. Mengonsumsi alkohol selama masa kehamilan.
E. Tanda dan Gejala
1. Ibu
Polihidramnion (cairan ketuban di dalam rahim terlalu banyak)
2. Bayi
a. Tidak memiliki tulang tengkorak
b. tidak memiliki otak (hemisfer serebri dan serebelum)
c. kelainan pada gambaran wajah
d. kelainan jantung
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Kadar asam lemak dalam serum ibu hamil
2. Amniosentesis (untuk mengetahui adanya peningkatan kadar alfa-fetoprotein)
3. Kadar alfa-fetoprotein meningkat (menunjukkan adanya kelainan tabung saraf)
4. Kadar estriol pada air kemih ibu
5. USG
7/22/2019 askep anencephaly (niken)
http://slidepdf.com/reader/full/askep-anencephaly-niken 16/34
6. Pemeriksaan anak dengan Ancephalus terkait – x akibat stenosis akueduktus. Riwayat
prematuritas masa lalu dengan perdarahan intrakranial, meningitis/ensefalitis adalah penting
untuk pemastian. Bintik cafe-au-lait multipel dan tanda klinis neutrofil bromatosis lain
mengarah pada stenosis akueduktus sebagai penyebab Ancephalus. Pemeriksaan meliputi
infeksi yang cermat, palpasi dan auskulatasi kepala dan spina. Terapi, terapi untuk
Ancephalus tergantung pada penyebabnya.
G. Diagnosa
Pada palpasi tidak dapat ditentukan dimana letaknya kepala, kedua ujung badan
lunak, tekanan pada tengkorak waktu toucher menyebabkan gerakan yang tak beraturan dan
bunyi jantung menjadi lambat.
1. Diagnosis antenatal
Diagnosa antenatal umumnya bila ibu hamil dengan faktor resiko kelainan kongenital.
2. Diagnosa postnatal
Diagnosis postnatal bila kelainan kongenital sudah positif ditemukan.
Seorang spesialis dengan alat USG yang resolusinya tinggi, dapat
mendeteksi anencephaly pada umur kehamilan 10 minggu. Dalam keadaan kurang
menguntungkan, anencephaly baru dapat diketahui atau diduga pada umur kehamilan 16
minggu. Tingkat AFP dapat diukur melalui maternal serum screening (tes darah ibu). Kalau
tingkat AFPnya tinggi, maka ada kemungkinan janin menderita kelainan NTD. Pemeriksaan
lebih lanjut perlu dilakukan (USG atau amniocentesis) untuk memastikan adanya masalah.
Scan mesti dilakukan diantara kehamilan 15 sampai 20 minggu, paling tepat pada
minggu ke-16. Anencephaly adalah kelainan yang dapat dilihat dengan alat USG dengan
sangat mudah. Jika seorang dokter yang ahli melakukan scan pada umur kehamilan 16
minggu dan ternyata hasil diagnosenya anencephaly, maka kemungkinan salah diagnose
sangat kecil.
Sementara tes darah ibu yang hasil tingkat AFPnya tinggi hanya menunjukkan bahwa
ada risiko lebih tinggi bahwa bayinya memiliki Trisomy 21 atau 18, atau NTD. Kebanyakan
hasil tes darah ibu yang tingkat AFPnya tinggi, ternyata tetap melahirkan bayi yang sehat. Ini
menunjukkan bahwa tes darah saja tidak cukup bukti, sebaiknya melakukan tes-tes lebihlanjut untuk memastikan apakah bayi Anda menderita salah satu kelainan tersebut diatas.
7/22/2019 askep anencephaly (niken)
http://slidepdf.com/reader/full/askep-anencephaly-niken 17/34
Kehamilan dengan bayi anencephaly tidak ada pengaruh apa-apa. Akan tetapi, pada
sekitar 25% wanita yang mengandung anak anencephaly, mengalami polyhydramnios atau
kelebihan air ketuban. Hal ini terjadi, karena reflek untuk menelan pada si bayi, kadang-
kadang tidak berfungsi, sehingga dia tidak dapat menelan air ketuban seperti halnya
dilakukan bayi biasa. Kalau volume air ketuban sangat kelebihan, akan mengakibatkan
perasaan tidak nyaman bagi sang ibu. Ada kemungkinan bayinya lahir premature atau air
ketuban pecah. Untuk mengurangi kelebihan air ketuban, seorang dokter dapat
melakukan amniocentesis. Air ketuban di sedot dengan syringe, sehingga sang ibu merasa
lebih lega.
Tubuh sang bayi sama sekali tidak terpengaruh. Akan tetapi tempurung
kepalanya (vault of cranium) tidak ada mulai dari alis mata ke atas. Separuh dari bagian
belakang kepala biasanya tertutup kulit dan rambut. Jaringan saraf berwarna merah tua hanya
tertutup oleh selaput yang tipis muncul pada bagian atas kepala yang dalam keadaan terbuka.
Besarnya „lobang“ ini berbeda-beda dari satu bayi ke bayi lainnya. Ada kemungkinan bola
mata bayi agak menonjol keluar, diakibatkan oleh karena kelainan bentuk tengkorak bagianmata, sehingga ucap kali bayi anencephaly dapat julukan mirip “kodok”.
H. Bayi Anencephal
Dokter akan mengatakan bahwa anencephaly tidak dapat melihat, mendengar,
merasakan rasa sakit, bahwa ia sekedar hidup saja. Akan tetapi, pernyataan ini sering tidak
sesuai dengan pengalaman keluarga yang pernah mengurus bayi anencephaly. Bagian otak
yang terpengaruh kecacatannya itu berbeda-beda dari satu bayi ke bayi yang lainnya.
Jaringan otak dapat berkembang pada tahap berbeda-beda. Ada bayi yang bisa menelan,
minum, menangis, mendengar, merasakan vibrasi (suara yang keras) dan ada reaksinya kalau
disentuh dan bahkan berreaksi pada sinar. Tetapi yang paling penting, mereka memberi
tanggapan terhadap kasih sayang. Seseorang tidak memerlukan sebuah otak yang lengkap
untuk dapat merasakan kasih sayang – yang diperlukan hanya sebuah hati.
Pada kehamilan yang pada umumnya, kelenjar di bawah otak(pituitary
gland) dan suprarenals atau kelenjar ginjal sang bayi yang membantu merangsang proses
persalinan. Pada bayi anencephaly kelenjar di bawah otak dan kelenjar ginjal ini tidak ada,
atau terhambat pertumbuhannya, sehingga gejala-gejala akan melahirkan sering tidak muncul
dengan sendirinya. Hal ini bisa mengakibatkan ibunya meminta perangsang persalinan pada
masa kehamilannya sudah genap. Berhubung bayi tidak memiliki tempurung kepala, padasaat melahirkan penting agar air ketuban tidak pecah selama memungkinkan, sehingga leher
rahim bisa membuka dengan tekanan air ketuban. Kalau air ketuban tidak pecah, proses
melahirkan seorang bayi anencephaly hampir sama dan sama lamanya dengan halnya
kelahiran bayi normal. Hasil pengalaman menunjukkan, bahwa kalau air ketuban sengaja
dipecahkan, maka kemungkinan bayinya lahir dalam keadaan hidup menurun drastis (Jaquier
2006).
7/22/2019 askep anencephaly (niken)
http://slidepdf.com/reader/full/askep-anencephaly-niken 18/34
I. Pencegahan
1. Wanita yang mempunyai keluarga dengan riwayat kelainan cacat
2. Usahakan untuk tidak hamil jika usia ibu sudah mencapai 40 tahun.
3. Lakukan pemeriksaan kehamilan atau antenatal care yang rutin dan usahakan untuk
melakukan USG minimal tiap trimester.
4. Jalani pola hidup sehat. Hentikan kebiasaan merokok dan hindari asap rokok, alkohol
dan narkoba karena dapat menghambat pertumbuhan janin serta memperbesar peluang
terjadinya kelainan kongenital dan keguguran.
5. Penuhi kebutuhan akan asam folat.
6. Hindari asupan vitamin A berdosis tinggi. Vitamin A termasuk jenis vitamin yang tak larut dalam air tapi larut dalam lemak. Jadi, bila kelebihan akan tertimbun dalam tubuh.
Dampaknya antara lain janin mengalami urogenital abnomali (terdapat gangguan sistem
kencing dalam kelamin), mikrosefali (ukuran kepala kecil), terdapat gangguan kelenjar
adrenal.
7. Jangan minum sembarang obat baik yang belum ataupun sudah diketahui memberi
efek buruk terhadap janin.
8. Pilih makanan dan masakan yang sehat. Salah satunya hindari daging yang dimasak
setengah matang (steak atau sate). Dikhawatirkan daging itu masih membawa kuman
penyakit yang membahayakan janin dan ibunya.
9. Kalau ada infeksi obatilah segera : terutama infeksi TORCH (TOksoplasma, Rubela,
Citomegalo, dan Herpes). Paling baik lakukan tes TORCH pada saat kehamilan masih
direncanakan bukan setelah terjadinya pembuahan. Jika ibu diketahui sedang terinfeksi
pengobatan bisa langsung dilakukan.
J. Penatalaksanaan pada kehamilan
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah cacat bawaan. Inilah beberapa di
antaranya:
7/22/2019 askep anencephaly (niken)
http://slidepdf.com/reader/full/askep-anencephaly-niken 19/34
1. Wanita yang mempunyai keluarga dengan riwayat kelainan cacat bawaan hendaknya
lebih waspada karena bisa diturunkan secara genetik. “Lakukan konseling genetik sebelum
hamil”.
2. Usahakan untuk tidak hamil jika usia ibu sudah mencapai 40 tahun.
3. Lakukan pemeriksaan kehamilan atau antenatal care yang rutin, dan usahakan untuk
melakukan USG minimal tiap trimester.
4. Jalani pola hidup sehat. Hentikan kebiasaan merokok dan hindari asap rokok, selain
juga alkohol dan narkoba karena dapat menghambat pertumbuhan janin serta memperbesar
peluang terjadinya kelainan kongenital dan keguguran. Kelainan kongenital adalah penyebab
keguguran yang paling besar, misalnya jika paru-paru janin tidak dapat berkembang
sempurna.
5. Penuhi kebutuhan akan asam folat. Dalam pemeriksaan, dokter akan memberi
suplemen asam folat ini.
6. Hindari asupan vitamin A berdosis tinggi. Vitamin A termasuk jenis vitamin yang tak
larut dalam air, tapi larut dalam lemak. Jadi, bila kelebihan akan tertimbun dalam tubuh.
Dampaknya antara lain janin mengalami urogenital abnomali (terdapat gangguan sistem
kencing dalam kelamin), mikrosefali (ukuran kepala kecil), terdapat gangguan kelenjar
adrenal.
7. Jangan minum sembarang obat, baik yang belum ataupun sudah diketahui memberi
efek buruk terhadap janin.
8. Pilih makanan dan masakan yang sehat. Salah satunya, hindari daging yang dimasak
setengah matang (steak atau sate). Dikhawatirkan, daging itu masih membawa kuman penyakit yang membahayakan janin dan ibunya.
9. Kalau ada infeksi, obatilah segera : terutama infeksi TORCH (TOksoplasma, Rubela,
Citomegalo, dan Herpes). Paling baik, lakukan tes TORCH pada saat kehamilan masih
direncanakan, bukan setelah terjadinya pembuahan. Jika ibu diketahui sedang terinfeksi,
pengobatan bisa langsung dilakukan.
10. Dianjurkan setiap wanita usia subur yang telah menikah untuk mengkonsumsi
multivitamin yang mengandung 400 mcg asam folat setiap harinya. Sedang wanita yang
pernah melahirkan anak dengan cacat tabung saraf sebelumnya, dianjurkan untuk
mengkonsumsi asam folat yang lebih tinggi yaitu 4 mg saat sebelum hamil dan selamakehamilannya.
11. Tidak mengkonsumsi alkohol samasekali selama kehamilannya. Alkohol dapat
menimbulkan fetal alcohol syndrome (FAS), yaitu suatu kondisi dimana anak mengalami
gangguan perkembangan, paras wajah yang tidak normal dan gangguan dari sistem saraf
pusat.
12. Saat kehamilan, dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium yang disebut dengan Alpha
Feto-Protein (AFP) untuk melihat adanya kelainan janin, seperti spina bifida dan anensefalus.
Selain itu, tindakan lebih lanjut dapat digunakan dengan mengambil sampel villi korealis dari
janin dan cairan ketuban (amniosentesis), bagi wanita hamil yang telah berusia di atas 35
tahun, atau pada wanita yang berisiko tinggi melahirkan bayi cacat.
7/22/2019 askep anencephaly (niken)
http://slidepdf.com/reader/full/askep-anencephaly-niken 20/34
13. Yang tidak kalah pentingnya adalah melakukan asuhan antenatal secara teratur.
Konsultasikan dengan dokter mengenai penyakit yang Anda derita seperti diabetes, epilepsi
(ayan) dan lainnya, juga obat-obat yang pernah Anda konsumsi selama kehamilan.
K. Pengaruh Anencephalus pada Persalinan
1. Sering menimbulkan kehamilan serotinus.
2. Biasanya disertai hidramnion.
3. Anak sering lahir dengan letak muka.
4. Badan anak kadang-kadang besar dan menimbulkan kesukaran waktu baru lahir.
7/22/2019 askep anencephaly (niken)
http://slidepdf.com/reader/full/askep-anencephaly-niken 21/34
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN
ASUHAN KEBIDANAN
PADA Ny “R” UMUR 23 TAHUN G1 P0 A0 AH0 UK 39+5 MINGGU
DALAM PERSALINAN KALA I FASE AKTIF
DI BPM RINI, Amd. Keb GENTING, TIRTOMULYO, KRETEK, BANTUL
No Register : 052765
Masuk BPM Tanggal/Jam : 30-03-2013/ Jam 07.00 WIB
Dirawat di Ruang : Persalinan
I. PENGKAJIAN DATA Tanggal 03-06-2011, Jam 07.00 WIB
A. Identitas
IBU SUAMI
Nama : Ny. R Tn. A
Umur : 23 tahun 26 tahun
Agama : Islam Islam
Suku /Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Pegawai swasta
Alamat : jln.Cemara indah RT 12/RW 06 Purworejo
No Telpon : 085738045860 081236778890
B. Data Subyektif
1. Alasan kunjungan
Ibu mengatakan mulas-mulas sejak jam 02.00 WIB tanggal 03-10-2011
2. Keluhan utama
7/22/2019 askep anencephaly (niken)
http://slidepdf.com/reader/full/askep-anencephaly-niken 22/34
- Ibu mengeluh mulas-mulas dan nyeri di bagian pinggul bawah
- Ibu mengatakan ingin meneran dan ingin BAB
3. Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun Siklus : 28 hari
Lama : 5-7 hari Teratur : Teratur
Sifat darah : cair Keluhan : Tidak ada
4. Riwayat Perkawinan
Status pernikahan : syah Menikah ke : 1
Lama : 1tahun Usia menikah pertama kali : 22 tahun
5. Riwayat obstetrik : GI P0 A0 Ah0
6. Riwayat kontrasepsi yang digunakan
7 Riwayat Kehamilan sekarang
a. HPHT : 25 Juni 2012
NoHamil
Ke
Persalinan Anak Nifas
Tahun TempatUmur
kehamilanJenis penolong JK BB B Keadaan
1 Hamilini
NoJenis
kontrasepsi
Pasang Lepas
Tgl Oleh Tempat Keluhan Tgl Oleh Tempat Alasan
1 Belum pernah
menggunakanalat
kontrasepsi
apapun
- - - - - - - -
7/22/2019 askep anencephaly (niken)
http://slidepdf.com/reader/full/askep-anencephaly-niken 23/34
HPL : 1 April 2013
b. ANC pertama kali umur kehamilan : 5 minggu
c. Kunjungan ANC
Trimester I
Frekuensi : 1x, Tempat : BPM Oleh : Bidan
Keluhan : Mual, Nyeri didaerah punggung
Terapi : Asam folat , kalsium
Trimester II
Frekuensi : 2x, Tempat : BPM Oleh : Bidan
Keluhan : Odem pada kaki, Nyeri didaerah punggung
Terapi : kalsium, Fe, Vit.C
Trimester III
Frekuensi : 2x, Tempat : BPM Oleh : Bidan
Keluhan : Sering kencing, susah tidur
Terapi : Fe, Vit.C
d. Imunisasi TT : 3 kali
TT 1 : April 2012
TT 2 : 30 Juli 2012
TT3 : 30 Agustus 2012
TT4 : 3 Maret 2013
TT5 : Belum dilakukan
e. Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)
Ibu mengatakan ada gerakan janin lebih dari 20 kali dalam 24 jam
8. Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang pernah / sedang diderita (menular, menurun, menahun)
Ibu mengatakan tidak pernah / tidak sedang menderita penyakit menular seperti
(PMS,TBC,Hepatitis,HIV/AIDS), penyakit menurun seperti (DM,ASMA,Hipertensi),
Penyakit menahun seperti ( Jantung).
7/22/2019 askep anencephaly (niken)
http://slidepdf.com/reader/full/askep-anencephaly-niken 24/34
b. Penyakit yang pernah / sedang diderita keluarga (menahun, menurun, menahun)
Ibu mengatakan dari pihak keluarga ibu maupun keluarga suami tidak sedang / tidak
pernah menderita penyakit menular seperti (PMS, TBS, HIV/AIDS, Hepatitis), Penyakit
menurun ( DM, ASMA, Hipertensi), penyakit menahun seperti (Jantung).
c. Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan dari pihak keluarga ibu maupun keluarga suami tidak mempunyai riwayat
keturunan kembar.
d. Riwayat Operasi
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat operasi apapun.
e. Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak mempunyai alergi obat.
9. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Makan sebelum hamil Makan selama hamil
Frekuensi : + 3x /hari Frekuensi : + 5x /hari
Porsi : 1 piring penuh Porsi : 1/2 piring
Jenis : nasi, sayur, lauk Jenis : nasi,sayur,lauk
Keluhan : tidak ada Keluhan : tidak ada
Pantangan : tidak ada Pantangan : tidak ada
b. Minum sebelum hamil Minum selama hamil
Frekuensi : + 7x/hari Frekuensi :+ 9x/hari
Porsi : 1 gelas Porsi : 1 gelas
Jenis : Air putih, teh Jenis : Air putih, susu
Keluhan : tidak ada Keluhan : tidak ada
Pantangan : tidak ada. Pantangan : tidak ada
c. Pola eliminasi
BAB sebelum hamil BAB selama hamil
Frekuensi : 1-2x/hari Frekuensi :1x/hari Konsistensi : lembek Konsistensi : lembek
7/22/2019 askep anencephaly (niken)
http://slidepdf.com/reader/full/askep-anencephaly-niken 25/34
Warna : kecoklatan Warna : kecoklatan
Keluhan : tidak ada Keluhan : tidak ada
BAK sebelum hamil BAK selama hamil
Frekuensi : + 5x/hari Frekuensi : + 8x/hari
Konsistensi : cair Konsistensi : cair
Warna : kuning jernih Warna : kuning jernih
Keluhan : tidak ada Keluhan : tidak ada
d. Pola istirahat
Tidur siang sebelum hamil Tidur siang selama hamil
Lama : tidak ada Lama : 1-2jam/hari
Keluhan : tidak ada Keluhan : tidak ada
Tidur malam sebelum hamil Tidur malam selama hamil
Lama : + 7 jam/hari Lama : +5-6jam/hari
Keluhan : tidak ada Keluhan : tidak ada
e. Personal hygine
Mandi : 2x/hari Ganti pakaian : 2x/hari
Gosok gigi : 2x/hari Keramas : 3x/minggu
f. Pola seksualitas
Frekuensi : 1x/minggu Keluhan : tidak ada
g. Pola aktivitas
Ibu mengatakan aktivitas ibu sehari-sehari hari mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti:
mencuci, menyapu dan memasak.
10. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan ( merokok, minum jamu, minuman beralkohol)
7/22/2019 askep anencephaly (niken)
http://slidepdf.com/reader/full/askep-anencephaly-niken 26/34
Ibu mengatakan tidak mempunyai kebiasaan yang menggangu kesehatan yaitu seperti (
merokok, minum jamu, minuman beralkohol).
11. Psikososiospiritual dan ekonomi (penerimaan ibu/suami/keluarga, perencanaan
persalinan, pemberian ASI, perawatan bayi, kegiatan ibadah, Kegiatan social, dan persiapan
keuangan ibu dan keluarga)
- Ibu mengatakan suami maupun keluarga sangat senang atas kehamilan ini.
- Ibu mengatakan ingin merawat kandungannya dengan baik.
- Ibu mengatakan taat dalam beribadah.
- Ibu mengatakan pernah mengikuti kegiatan social dikampungnya.
- Ibu mengatakan penopang perekonomian keluarga adalah suami dan ibu mertua.
12.Pengetahuan ibu ( tentang kehamilan, persalinan dan laktasi)
- Ibu mengatakan sudah mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan.
- Ibu mengatakan sudah mengetahui gizi ibu hamil
- Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang perubahan fisiologis ibu hami trimester 1.
13.Lingkungan yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan)
- Ibu mengatakan daerah sekitar rumah bersih jauh dari polusi udara, limbah pabrik dan
jauh dari kandang hewan)
- Ibu menagatakan mempunyai hewan peliharaan yaitu seperti: kucing dan burung.
C. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Composmetis
Status emosional : Stabil
Tanda vital sign
Tekanan darah : 110/70 Nadi : 82x/menit
Pernafasan : 20x/menit Suhu : 36,5 oC
Berat badan : 59 kg Tinggi badan : 156 cm
Berat badan sebelum hamil : 50 kg
7/22/2019 askep anencephaly (niken)
http://slidepdf.com/reader/full/askep-anencephaly-niken 27/34
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Mesocepal, tidak ada nyeri tekan,tidak ada massa
Rambut : panjang, lurus, hitam, tidak ada massa
Muka : oval, tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada bekas luka, tidak oedem
Mata : simetris, tidak ada tanda – tanda infeksi, konjung tiva merah muda, sclera
tidak ikterik dan penglihatan baik.
Telinga :simetris, bersih, terdapat gendang dan lubang telinga, pendengaran baik.
Hidung :simetris, tidak ada polip, tidak secret, tidak ada pernafasan cuping
hidung.
Mulut : simetris, tidak ada karies pada gigi, tidak ada gusi berdarah, lidah bersih.
Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar parotis, tyroid, limfe dan tidak ada pembesaran kelenjar vena jugularis.
Dada : Simetris, tidak ada bunyi wezzing, tidak ada retraksi dinding dada.
Payudara : simetris, putting susu menonjol, hiperpigmentasi pada areola mamae, dan
tidak ada nyeri tekan, colustrom keluar
Abdomen : tidak ada bekas luka operasi, ada strie albican dan linea nigra
Palpasi Loepold
Leopold I : TFU = 2 jari dibawah px, bagian fundus teraba lunak, bulat dan tidak
melenting (bokong)
Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba keras, memanjang, ada tahanan (punggung),
bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil-kecil janin (ekstremitas)
Leopold III : Bagian terendah janin teraba lunak, bergelombang, dan berdenyut (kepala)
Leopold IV : Bagian terendah janin sudah masuk panggul bagian (divergen)
Palpasi supra pubic : 3/5 bagianOsborn test : tidak dilakukan
TFU menurut Mc. Donal : 34 cm,
TBJ : (34-11) x 155 = 3565 gram
Auskultasi Djj : 134 x/ Menit, teratur, tempat punctum maksimum kanan bawah umbilical
ibu
His : 4x/10’menit /40 detik”
7/22/2019 askep anencephaly (niken)
http://slidepdf.com/reader/full/askep-anencephaly-niken 28/34
Estremitas Atas :Simetris, tidak ada oedem, jumlah jari lengkap,gerakan aktif, tidak
sianosis
Ekstermitas Bawah : Simetris,tidak ada oedem, tidak ada varises, reflek patella kaki kanan
dan kiri positif
Genetalia Luar : Tidak ada pembesaran kelenjar batolini, tidak ada varises, tidak ada
odema
Genitalia Dalam : Bersih ,tidak ada pembesaran kelenjar bartoloni
Anus : Tidak ada hemoroid
Pemeriksan Panggul ( Bila perlu): tidak diakukan
Pemeriksaan Dalam: ke I Tanggal: 30- 03-2013, pkl: 07.00 Wib
Indikasi :Ibu mengatakan keluar lendir bercampur darah dan pengen meneran
Tujuan : untuk mengetahui apakah ibu sudah memasuki proses persalinan
Hasil :Vagina uretra tenang, dinding vagina licin, porsio tipis, pembukaan 7 cm, selaput
ketuban utuh, presentasi belakang kepala, kepala teraba lunak, bergelombang, dan serasa
berdenyut, STLD +, AK -
3. Pemeriksaan Penunjang
Tidak Ada
4. Data Hasil Pemeriksaan
- Hb : 11,5 gr%
- Protein Urine : Negatif
- Glukosa Urine : Negatif
II. INTERPRETASI DATA
A. Diangnosa kebidanan
Seorang ibu Ny “R” umur 23 tahun G1 P0 A0 Ah0 umur kehamilan 39+5minggu janin
tunggal, hidup intra uterin, preskep dalam persalinan kala I fase aktif dengan anencephalus
Data dasar
Data subyektif :
- Ibu mengatakan umur 23 tahun
7/22/2019 askep anencephaly (niken)
http://slidepdf.com/reader/full/askep-anencephaly-niken 29/34
- Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan pertama dan belum pernah keguguran
- Ibu mengatakan hari terahir haid tanggal 25-juni-2012
Data Obyektif :
KU : baik, Kesadaran : Composmetis
TTV : TD: 110/70 R : 23/menit
N :82/menit S : 36,5oC
Djj : 134/menit
Palpasi Leopold :
Leopold I : bokong
Leopold II : puka
Leopold III : preskep, teraba lunak, bergelombang, dan berdenyut (kepala)
Leopold IV : divergen
Data Hasil Pemeriksaan
- Hb : 11,5 gr%
- Protein Urine : Negatif
- Glukosa Urine : Negatif
B.Masalah
Ibu merasa cemas menghadapi persalianan
Data Dasar :
DS: Ibu mengatakan merasa kwatir dengan keadaanya dan janinya
DO: Ibu terliat cemas dan gelisah
III. IDENTIFIKASI DAN ANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIAL
Hidramnion, Fetal Distress
IV. TINDAKAN SEGERA
7/22/2019 askep anencephaly (niken)
http://slidepdf.com/reader/full/askep-anencephaly-niken 30/34
a. Mandiri
- Berikan ibu dukungan dalam menghadapi persalinan
- Berikan oksigen kanul nasal 3 mL/menit
- Memasang infus
b. Kolaborasi
- Berkolaborasi dengan dokter SPOG
c. Merujuk
- Merujuk kefasilitas pelayanaan kesehatan yang memadai dan mempunyai perawatan
neonatus
V. PERENCANAAN Tanggal, 30-03-2013, Jam 07.30 WIB
1. Beritahu pada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
2. Beritahu pada ibu dan keluarga inform consent dan inform choicebahwa ibu akan di
rujuk
3. Observasi keadaan ibu setiap 15 menit
4. Pasang oksigen dan infus
5. Ajarkan ibu teknik relaksasi dan miring ke kiri
6. Berikan ibu makan dan minum
7. Berikan ibu dukungan
8. Dampingi ibu saat merujuk
9. Dokumentasikan tindakan yang dilakukan
7/22/2019 askep anencephaly (niken)
http://slidepdf.com/reader/full/askep-anencephaly-niken 31/34
VI. PELAKSANAAN Tanggal, 30-03-2013, Jam 08.00 WIB
1. Memberitahu pada ibu dan keluarga hasil pemerikasaan yaitu TD = 110/70 mmHg, S
= 36,50C, N = 82x/menit, R = 23 x/menit, pembukaan 7cm, DJJ = 134 x/menit, presentasi
kepala tetapi terdapat kelainan pada kepala bayi, kepala bayi teraba lunak, berdenyut, dan
bergelombang. Keadaan ibu dalam keadaan lemah.
2. Memberitahu pada ibu dan keluarga inform consent dan inform choicebahwa ibu akan
di rujuk ke fasilitas yang lebih memadai untuk dilakukan persalinan oleh dokter obgin.
Memberikan pilihan fasilitas kesehatan pada keluarga ingin memilih rumah sakit yang
diinginkan.
3. Mengobservasi keadaan ibu setiap 15 menit seperti tekanan darah, nadi, pernafasan,
DJJ, dan His untuk memastikan keadaan ibu baik saat akan dilakukan rujukan
4. Memasang oksigen pada ibu, jika ibu mengalami kesulitan bernafas untuk memenuhi
kebutuhan oksigen ibu dan janin, dan memasang infus dengan jarum berukuran besar untuk intake cairan dan mengantisipasi jika terjadi kegawatdaruratan ibu dan janin.
5. Mengajarkan ibu teknik relaksasi yaitu tarik nafas dalam dan keluarkan dari mulut
secara berlahan- lahan. bila terasa mules dan menganjurkan ibu untuk tidak mengedan
terlebih dahulu supaya vaginanya tidak bengkak.dan menganjurkan ibu untuk miring ke kiri
6. Berikan ibu makan dan minum untuk menambah kekuatan ibu, dan agar ibu tidak
lemas
7. Memberikan dukungan dan semangat pada ibu agar ibu lebih sabar dan menerima
kelahiran bayinya, dan menganjurkan keluarga untuk mendampingi ibu8. Mendampingi ibu saat merujuk ke fasilitas kesehatan.
9. Mendokumentasikan tindakan yang dilakukan
VII. EVALUASI Tanggal, 30-03-2013, Jam 08.30 WIB
1. Ibu mengerti hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, ditandai dengan ibu mampu
mengulang kembali penjelasan yang telah diberikan.
2. Ibu dan keluarga sudah mengerti keadaan ibu, ibu dan keluarga bersedia untuk dirujuk
ke fasilitas kesehatan dan keluarga sudah menentukan rumah sakit yang diinginkan.
3. Observasi sudah dilakukan. TD = 100/70 mmHg, N = 84 x/menit, R = 24 x/menit, DJJ
= 136 x/menit, His = 4x/10’/40”
4. Ibu sudah dipasang oksigen nasal 3L/menit dan sudah dipasang infus.
5. Ibu sudah mengerti teknik relaksasi, ditandai dengan ibu dapat melakukan teknik
relaksasi
6. Ibu sudah makan habis ½ porsi dan minum 1 gelas
7/22/2019 askep anencephaly (niken)
http://slidepdf.com/reader/full/askep-anencephaly-niken 32/34
7. Ibu tampak lebih tenang setelah diberi dukungan
8. Mendampingi ibu sampai tempat rujukan, ibu dirujuk tanggal 30 Maret 2013, pukul
08.30 WIB dengan alasan merujuk Ibu hamil pertama dan kemungkinan janin anencephalus
karena pada VT presentasi kepala tetapi kepala teraba lunak, bergelombang, berdenyut dan
kemungkinan hidramnion.
9. Dokumentasi sudah dilakukan
7/22/2019 askep anencephaly (niken)
http://slidepdf.com/reader/full/askep-anencephaly-niken 33/34
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anencepalus merupakan cacat bawaan yang merupakan sebab penting dari kelahiran
mati. Kelainan cacat bawaan dipengaruhi oleh umur, paritas, bangsa ibu, dan juga oleh jenis
kelamin janin. Pencegahan dini sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya kematian
bayi akibat Anencephalus seperti pemeriksaan antenatal yang rutin dan teratur, pemberian
dan pemakaian konsumsi vitamin dan suplemen selama hamil, factor nutrisi dengan gizi
seimbang, serta gaya hidup dan lingkungan sekitar tempat tinggal ibu sangat mempengaruhi
janin menderita Anencephalus
B. Saran
Kepada mahasisiwi kebidanan agar lebih dapat memahami jenis kelainan yang menyertai
kehamilan dan persalinan khususnya anencephalus.
Bagi petugas kesehatan khususnya bidan dapat mengetahui tindak lanjut penanganan
anencephalus yang menyertai kehamilan dan persalinan, dan bidan dapat mengenali tanda
dan gejala terjadinya anencephalus dalam kehamilan dan persalinan.
7/22/2019 askep anencephaly (niken)
http://slidepdf.com/reader/full/askep-anencephaly-niken 34/34
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.
1984. Obstetri Patologi. Bandung : Elstar Offset
Sastrawinata,Sulaiman. 2003. Ilmu Kesehatan Reproduksi : Obstetri Patologi, E/2. Jakarta :
EGC
http://www.planetkimia.com/2012/08/anencephaly-a-baby-without-brain/ diunduh pada
tanggal 30 maret 2013