Tugas Ibu niken

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Patologi kebidanan adalah salah satu masalah dalam pelayanan kesehatan dan harus dikenali gejalanya sejak dini. Pada bab ini kita sebagai bidan harus bisa mengidentifikasi gangguan psikologi post partum diantaranya depresi post parum, post partum blues, dan post partum psikosa. Postpartum atau masa nifas adalah masa 2 jam setelah lahirnya placenta sampai enam minggu berikutnya. Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Seorang ibu yang berada pada periode pascapartum mengalami banyak perubahan baik perubahan fisik maupun psikologi.Perubahan tersebut merupakan perubahan psikologi yang normal terjadi pada seorang ibu yang baru melahirkan.Namun, kadang-kadang terjadi perubahan psikologi yang abnormal.Gangguan psikologi pascapartum salah satunya yaitu postpartum blues, depresi postpartum dan postpartum psikosa. B. Tujuan a) Tujuan Umum Untuk memenuhi tugas mata kuliah ASKEB IV.

b) Tujuan Khusus Agar mahasiswi dapat lebih mengerti dan memahami tentang gangguan psikologis post partum yaitu post partum blues, depresi postpartum dan post partum psikosa.

1

BAB II URAIAN MATERI

A. Depresi Pasca Kelahiran (Post Partum Blues)1. Pengertian Post Partum Blues Post partum blues (PPB) atau sering juga disebut maternity blues atau baby blues dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan efek ringan yang sering tampak dalam minggu pertama selesai persalinan, dan ditandai dengan gejala-gejala seperti :reaksi

depresi/sedih/disforia,menangis,mudah

tersinggung(iritabilitas),

cemas, labilitas perasaan, cenderung menyalahkan diri sendiri, gangguan tidur dan gamgguan nafsu makan. Gejala-gejala ini mulai muncul setelah persalinan dan pada umumnya akan menghilang dalam waktu antara beberapa jam sampai beberapa hari. Namun padea beberapa minggu atau bulan kemudian, bahkan dapat berkembang menjadi keadaan yang lebih berat. Post partum blues ini dikatagorikan sebagai sindroma gannguan mental yang ringan oleh sebab itu sering tidak dipedulikan sehingga tidak terdiagnosis dan tidak ditatalaksanai sebagaimana seharusnya, akhirnya dapat menjadi masalah yang menyulitkan, tidak

menyenangkan, dan dapat membuat perasaan-perasaan yang tidak nyaman bagi wanita yang mengalaminya, dan bahkan kadang-kadang gangguan ini dapat berkembang menjadi keadaan yang lebih berat yaitu depresi dan psikosis pasca salin, yang mempunyai dampak yang lebih buruk, terutama dalam masalah hubungan perkawinan dengan suami dan perkembangan anaknya. 2. Penyebab Post Partum Blues Beberapa penyebab postpartum blues diantaranya : a. Perubahan hormone b. Stress

2

c. ASI tidak keluar d. Frustasi karena bayi tidak mau tidur, nangis dan gumoh e. Kelelahan pasca melahirkan, dan sakitnya akibat operasi f. Suami yang tidak membantu, tidak mau mengerti perasaan istri maupun persoalan lainya dengan suami. g. Problem dengan orang tua dan mertua. h. Sendirian mengurus bayi, tidak ada yang membantu i. Takut kehilangan bayi j. Takut untuk memulai hubungan suami istri, anak akan tergangggu. k. Bayi sakit (kuning),dll. l. Rasa bosan ibu. m. Problem dengan si sulung 3. Gejala Post Partum Blues Gejala-gejala yang terjadi: reaksi depresi/sedih/disforia, menagis, mudah tersinggun atau iritabilitas, cemas, labil perasaan, cendrung menyalahkan diri sendiri,gangguan tidur dan gangguan nafsu makan. Beberapa gejala yang timbul pada klien yang mengalami postpartum blues diantaranya : a. Cemas tanpa sebab b. Menangis tanpa sebab c. Tidak sabar d. Tidak percaya diri e. Sensitive f. Mudah tersinggung g. Merasa kurang menyangi bayinya Jika postpartum blues ini dianggap enteng, keadaan ini bisa serius dan bisa bertahan 2 minggu sampai 1 tahun dan akan berlanjut menjadi postpartum syndrome.

3

4. Masalah Pada PostPartum Blues Beberapa masalah yang timbul padsa klien yang mengalami postpartum diantaranya : a. Menangis dan ditambah ketakutan tidak bisa member asi b. Frustasi karena anak tidak mau tidur c. Ibu merasa lelah, migraine dan cenderung sensitive d. Merasa sebal terhadap suami e. Masalah dalam menghadapi omongan ibu mertua f. Menangis dan takut apabila bayinya meninggal g. Menahan rasa rindu dan merasa jauh dari suami h. Menghabiskan waktu bersama bayi yang terus menerus menangis sehingga membuat ibu frustasi i. Perilaku anak semakin nakal sehingga ibu menjadi stress j. Adanya masalah dengan ibu k. Terganggunya tidur ibu pada malam hari karena bayinya menangis l. Adanya persoalan dengan suami m. Stress bila bayinya kuning n. Jika ibu mengalami luka operasi, yang rasa sakitnya menambah masalah bagi ibu o. Setiap kegiatan ibu menjadi terbatas karena hadirnya seorang bayi p. Takut melakukan hubungan suami istri karena takut mengganggu bayinya q. Kebanyakan para ibu ingin pulang kerumah orang tuanya dan berada di dekat ibunya 5. Penanganan PostPartum Blues Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan,ibu akan mengalami fase-fase sbb : a. Fase taking in yaitu periode ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu focus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri. Pengalaman

4

selama proses persalinan sering berulang diceritakanya. Hal ini membuat ibu menjadi pasif terhadap lingkunganya. b. Fase taking hold yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Fase ini ibu merasa khawatir akan

ketidakmampuanya dan rasa tanggung jawabnya dalm merawat bayi. Pada fase ini ibu memerlukan dukungan karena saat ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga timbul percaya diri. c. Fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sydah menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya sudah menigkat. Cara mengatasi gangguan psikologi pada nifas dengan postpartum blues yaitu : a. Dengan cara pendekatan terapeutik Tujuan dari komunikasi terapeutik adalah mencitakan hubungan baik antara bidan dengan pasien dalam rangka kesembuhanya dengan cara : 1) Mendorong pasien untuk meredakan segala ketegangan emosi 2) Dapat memahami dirinya 3) Dapat mendukung tindakan konstruktif b. Dengan cara peningkatan support mental Beberapa cara peningkatan support mental yang dapat dilakukan keluarga diantaranya: 1) Sekali-kali ibu meminta suami untuk membantu dalm mengerjakan pekerjaan rumah seperti : membantu mengurus bayinya, memasak, menyiapakan susu dll.

5

2) Memanggil orang tua ibu bayi agar bisa menemani ibu dalam menghadapi kesibukan merawat bayi. 3) Suami seharusnya tau permasalahan yang dihadapi istrinya dan lebih perhatian terhadap istrinya. 4) Menyiapakn mental dalam menghadapi anak pertama yang akan lahir. 5) Memperbanyak dukungan dari suami. 6) Suami menggantikan peran istri ketika istri kelelahan. 7) Ibu dianjurkan sering sharing dengan teman-temanya yang baru saja melahirkan. 8) Bayi menggunakan pempers untuk meringankan kerja ibu. 9) Mengganti suasana, dengan bersosialisasi . 10) Suami sering menemani istri dalam mengurus bayinya. Selain hal diatas, penanganan pada klien postpartum blues dapat dilakukan pada diri klien sendiri, diantaranya dengan cara : a. Belajar tenang dengan menarik napas panjang dan meditasi b. Tidurlah ketika bayi tidur. c. Berolaraga ringan. d. Ikhlas dan tulus dengan peran baru sebagai ibu. e. Tidak perfeksionis dalam hal mengurus bayi. f. Bicarakan rasa cemas dan komunikasikan. g. Bersifat fleksibel h. Kesempatam merawat bayi hanya dating satu kali. i. Bergabung dengan kelompok ibu.

6. Pencegahan PostPartum Blues Berikut ini beberapa kiat yang mungkin dapat mengurangi resiko postpartum blues yaitu :

6

a. Pelajari diri sendiri Pelajari dan mencari informasi mengenai postpartum blues, sehingga anda sadar terhadap kondisi ini. Apabila terjadi, maka anda akan segera mendapatkan bantuan secepatnya. b. Tidur dan makan yang cukup Diet nutrisi cukup penting untuk kesehatan, lakukan usaha yang terbaik dengan makan dan tidur yang cukup.Keduanya penting selama periode postpartum dan kehamilan. c. Olahraga Olahraga adalah kunci untuk mengurangi

postpartum.Dilakukan perengangan selama 15 menit dengan berjalan setiap hari, sehingga membuat anda merasa lebih baik dan menguasai emosi berlebihan dalm diri anda. d. Menghindari perubahan hidup sebelum atau setelah melahirkan Jika kemungkinan, hindari membuat keputusan besar seperti membeli rumah atau pindah kerja, sebelum atu setelah melahirkan. Tetaplah hidup secara sederhana dan menghindari stress sehingga dapat segera lebih mudah menyumbuhkan postpartum yang diderita. e. Beritahukan perasaan Jangan takut untuk berbicara dan mengekspresikan

perasaan yang anda inginkan dan butuhkan demi kenyamanan anda sendiri .jika memiliki masalah dan merasa tidak nyaman terhadap sesuatu, segera beritahukan pada pasangan atau orang terdekat. f. Dukungan keluarga dan orang lain diperlukan Dukungan dari keluarga atau orang yang anda cintai selama melahirkan, sangat diperlukan.Ceritakan pada pasangan atau

7

orang tua anda, atau siapa saja yang bersedia menjadi pendengar yang baik. Yakinkan diri anda bahwa mereka akan selalu berada disisi anda setiap mengalami kesulitan. g. Persiapkan diri dengan baik Persiapan sebelum melahirkan sangat diperlukan. h. Senam hamil Kelas senam hamil akan sangat membantu anda dalam mengetahui berbagai informasi yang diperlukan, sehingga nantinya anda tidak akan terkejut setelah keluar dari kamar bersalin. Jika anda tahu apa yang diinginkan, pengalaman traumatis saat melahirkan akan dapat dihindari. i. Lakukan pekerjaan rumah tangga Pekerjaan rumah tangga sedikitnya dapat membantu anda melupakan golakan perasaan yang terjadi selama periode post partum. Kondisi anda yang belum stabil bisa anda curahkan dengan memasak atau membersihkan rumah.Mintalah

dukungan dari keluarga dan lingkungan anda, meski pembantu rumah tangga anda telah melakukan segalanya. j. Dukungan emosional Dukungan emosi dari lingkungan dan juga keluarga, akan membantu anda dalam mengatasi rasa frustasi yang menjalar. Ceritakan pada mereka bagaimana perasaan serta perubahan kehidupan anda, hingga anda merasa lebih baik setelahnya. k. Dukungan kelompok post partum blues Dukungan terbaik dating dari orang-orang yang ikut mengalami dan merasakan hal yang sama dengan anda. Carilah informasi mengenai adanya kelompok post partum blues yang bisa anda ikuti, sehingga anda tidak merasa sendirian menghadapi persoalan ini.

8

7. Asuhan yang diberikan pada post partum blues Konseling yang dapat diberikan sebagai asuhan kebidanan terhadap klien dengan post partum blues diantaranya : a. Memberitahukan pada klien untuk menyadari bahwa dirinya bukanlah ibu yang buruk. Bukan salah klien memiliki pemikiran atau perasaan yang berlebihan pada post partum. b. Memberitahu klien untuk memperlakukan dirinya dengan baik dengan cara : 1) Makan makanan bergizi (hindari alcohol dan kafein) 2) Banyak istirahat dan tidur 3) Pergi keluar untuk mendapat cahaya matahari 4) Berlatih secara rutin ( berjalan selama 20 menit atau lebih) 5) Menyediakan waktu untuk diri sendiri (untuk sejenak menghindari tugas-tugas dan urusan bayi) 6) Melewatkan waktu bersama keluarga dan teman-teman c. Anjurkan klien untuk memberitahu teman yang terpercaya mengenai perasaan yang dirasakan, khususnya bila muncul kekhawatiran akan menyakiti diri sendiri atau bayi anda. d. Bila perlu, anjurkan klien untuk berkonsultasi dengan dokter tentang terapi dan kelompok pendukung yang dapat menolong. Bahkan lebih baik lagi untuk menemui dokter spesialis kesehatan mental untuk meminta resep obat atau psikolog untuk

berkonsultasi. 8. Gambaran Klinik Banyak factor yang dianggap mendukung pada sindroma ini: a. Faktor hormonal yang terlalu rendah b. Faktor demografik yaitu umur dan parietas c. Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan d. Latar belakan psikososial yang bersangkutan

9

B. Depresi Post Partum 1. Pengertian Depresi Post Partum Depresi post partum adalah depresi berat yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan berlangsung selama 30 hari, dapat terjadi kapanpun bahkan sampai 1 tahun kedepan. Pitt tahun 1988 dalam Pitt(regina dkk,2001) depresi post parum adalah depresi yang bervariasi dari hari ke hari dengan menunjukkan kelelahan, mudah marah, gangguan nafsu makan dan kehilangan libido(kehilangan selera untuk berhubungan intim dengan suami). Llewelly-jones (1994) menyatakan wanita yang didiagnosa mengalami depresi 3 bulan pertama setelah melahirkan.Wanita tersebut secara social dan emosional meras terasingkan atau mudah tegang dalam setiap kejadian hidupnya. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa depresi post partum adalah gangguan emosional pasca persalinan yang bervariasi, terjadi pada 10 hari pertama masa setelah melahirkan dan berlangsung terus-menerus sampai 6 bulan atau bahkan sampai satu tahun. 2. Penyebab Depresi Post Partum Disebabkan karena gangguan hormonal. Hormon yang terkait dengan terjadinya depresi post partum adalah prolaktin, steroid dan progesterone. Pitt(regina dkk,2001) mengemukakan 4 faktor penyebab depresi post partum: a. Factor konstitusional b. Factor fisik yang etrjadi karena ketidakseimbangan hormonal c. Factor psikologi d. Factor social dan karateristik ibu 3. Gejala Depresi Post Partum Gejala yang menonjol dalam depresi post partum adalah trias depresi yaitu:

10

a. Berkurangnya energy b. Penurunan efek c. Hilang minat (anhedonia) Ling dan Duff(2001) mengatakan bahwa gejala depresi post partum yang dialami 60% wanita mempunyai karateristik dan spesifik antara lain: a. Trauma terhadap intervensi medis yang terjadi b. Kelelahan dan perubahan mood c. Gangguan nafsu makan dan gangguan tidur d. Tidak mau berhubungan dengan orang lain e. Tidak mencintai bayinya dan ingin menyakiti bayinya atau dirinya sendiri. 4. Gambaran Klinik, Pencegahan dan Penatalaksanaan Monks dkk (1988) mengatakan depresi post partum merupakan problem psikis sesudah melahirkan seperti labilitas efek, kecemasan dan depresi pada ibu yang dapat berlangsung berbulan-bulan. Faktor resiko: a. Keadaan hormonal b. Dukungan sosial c. Emotional relationship d. Komunikasi dan kedekatan e. Struktur keluarga f. Antropologi g. Perkawinan h. Demografi i. Stressor psikososial dan lingkungan Hormon yang terkait dengan terjadinya depresi post partum adalah prolaktin, steroid, progesteron dan estrogen. Untuk mencegah terjadinya depresi post partum sebagai anggota keluarga harus memberikan dukungan emosional kepada ibu dan

11

jangan mengabaikan ibu bila terlihat sedang sedih, dan sarankan pada ibu untuk: a. Beristirahat dengan baik b. Berolahraga yang ringan c. Berbagi cerita dengan orang lain d. Bersikap fleksible e. Bergabung dengan orang-oarang baru f. Sarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis 5. Perawatan depresi Ada dua macam perawatan depresi : a. Terapi bicara Adalah sesi bicara dengan terapi, psikologi atau pekerja sosial untuk mengubah apa yang difikir, rasa dan lakukan oleh penderita akibat menderita depresi. b. Obat medis Obat anti depresi yang diresepkan oleh dokter, sebelum mengkonsumsi obat anti depresi, sebaiknya didiskusikan benar obat mana yang tepat dan aman bagi bayi untuk dikonsumsi oleh ibu hamil atau ibu menyusui. 6. Efek bila depresi tidak dirawat Depresi pasca melahirkan mempengaruhi kemampuan seseorang untuk merawat bayinya. Dan akan mempengaruhi kemampuan bayi dalam kedekatan emosionalnya dengan orang lain, dalam masalah bersikap, tingkat aktifitas yang lemah, masalah tidur dan distress. 7. Penatalaksanaan a. Dapat riwayat kesehatan selama priode antepartum untuk mengidentifikasi resiko potensial terjadi depresi postpartum b. Atur konseling selama periode antepartum pada klien yang beresiko

12

c. Bantuan klien untuk mengatur mekanisme dukungan yang baik selama periode antepartum jika dia ditanyakan beresiko terhadap depresi post partum d. Dapatkan riwayat kesehatan post partum yang akurat termasuk demografi, informasi mengenai dukungan dan bantuan dirumah e. Kaji proses hubungan ibu dan anak f. Tawarkan dukungan, dorongan dan bantuan kepada klien untuk memahami bahwa perasaan depresi dalam beberapa hari setelah melahirkan adalah normal g. Peningkatan klien bahwa jika depresinya berlanjut lebih dari beberapa hari dia harus berkonsultasi h. Atur konseling selanjutnya jika klien yang memperlihatkan tanda depresi berlanjut. C. Post Partum Psikosa 1. Pengertian Post Partum Psikosa Adalah depresi yang terjadi pada minggu pertama dalam 6 minggu setelah melahirkan. 2. Penyebab Post Partum Psikosa Disebabkan karena wanita menderita bipolar disorder atau masalah psikiatrik lainnya yang disebut schizoaffektif disorder. Wanita tersebut mempunyai resiko tinggi untuk terkena post partum psikosa. Adapun penyebab lain yaitu : a. Tidak jelas b. Resiko factor : 1) Perubahan hormone wanita 2) Kurangnya dukungan social dan emosional 3) Minder karena penampilan post partum waita 4) Perasaan tidak memadai sebagai seorang ibu 5) Perasaan terisolasi dan sendirian 6) Mengalami masalah keuangan

13

7) Mengalami perubahan besar dalam hidup seperti pindahan atau mulai pekerjaan baru. Factor resiko : a. Riwayat psikosis, gangguan bipolar atau skizofrenia b. Riwayat keluarga psikosis, gangguan bipolat atau skizofrenia c. Berulang pada 20-50% kasus d. Gangguan bipolar merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodic dan di tandai dengan gejala manic, hipomanik, depresi dan campuran, biasanya rekuren serta dapat berlangsung seumur hidup. e. Skizofrenia : gelaja-gejala psikosik yang khas dan pleh

kemunduran fungsi social, fungsi kerja dan perawatan diri. f. Skizofrenia tipe 1 di tandai dengan menonjolnya gejala-gejala positif seperti halusinasi, delusi dan asosiasi longgar. g. Skizofrenia tipe II ditemkan gejala-gejala negative seperti penarikan diri, apatis dan perawatan diri yang buru. 3. Pengobatan : a. Idem dengan depresi b. Jika diperkirakan menimbulkan ancaman bagi diri sendiri atau orang lain atau di rawat di rumah sakit c. Obat-obat antispsikotik, antidepresan dan antiansietas 4. Gejala Post Partum Psikosa Gejala yang sering terjadi adalah: a. Delusi b. Halusinasi c. Gangguan saat tidur atau insomnia d. Obsesi mengenai bayi e. Pikiran yang tidak logis f. Menolak untuk makan g. Perasaan cemas yang berlebihan h. Delirium atau mania ingin bunuh diri

14

5. Gambaran Klinik, Pencegahan dan Penatalaksanaan Pada wanita yang menderita penyakit ini dapat terkena perubahan mood secara drastis, dari depresi ke kegusaran dan berganti menjadi euforia dalam waktu singkat. Penderita kehilangan semangat dan kenyamanan dalam beraktifitas,sering menjauhkan diri dari teman atau keluarga, sering mengeluh sakit kepala dan nyeri dada, jantung berdebar-berdebar serta nafas terasa cepat. Untuk mengurangi jumlah penderita ini sebagai anggota keluarga hendaknya harus lebih memperhatikan kondisi dan keadaan ibu serta memberikan dukungan psikis agar tidak merasa kehilangan perhatian. Saran kepada penderita untuk: a. Beristirahat cukup b. Mengkonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang c. Bergabung dengan orang-orang yang baru d. Bersikap fleksible e. Berbagi cerita dengan orang terdekat f. Sarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis

15

BAB III TINJAUAN KASUSASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN POST PARTUM BLUES, TERHADAP Ny. P di RSU Kabupaten Sorong

I. PENGUMPULAN DATA DASAR A. Identitas/Biodata Nama Ibu Umur Agama Suku : Ny. P : 26 tahun : Islam : Jawa Nama Suami : Tn. A Umur Agama Suku Pendidikan Pekerjaan Alamat : 28 tahun : Islam : Jawa : SLTA : Wiraswasta : Jln. KPR Exim

Pendidikan : SLTA Pekerjaan Alamat B. Anamnesa Anamnesa tanggal 08 Agustus 2010 1. Keluhan utama : IRT : Jln. KPR Exim

Ibu dengan P2A0 post partum 4 hari yang lalu mengatakan sulit tidur, cemas, tidak nafsu makan, perasaan tidak berdaya, tidak senang melihat bayinya, tidak perduli dengan bayinya dan tidak perduli dengan penampilan dan kebersihan dirinya. 2. Riwayat Persalinan saat ini Anak lahir spontan pada hari senin tanggal 08 Agustus 2010 pukul 18.30 WIT a. Kala I : Lamanya 4 jam 15 menit, jumlah perdarahan blood slym dan berlangsung normal.

16

b. Kala II

: Pukul 15.30, persalinan spontan pervaginam, jenis kelamin perempuan, BB 3000 gram, PB 48 cm, Agar score 8/10, rupture perineum tidak ada,perdarahan 50 cc,lamanya 15 menit.

c. Kala III

: Placenta lahir pada pukul 15.45. WIT dengan melakukan manajemen aktif kala III, berat placenta 500 gr, panjang tali pusat 30 cm, dengan jumlah

perdarahan250 cc, lamanya 15 menit. d. Kala IV : Berlangsung normal, keadaan umum baik, kesadaran composmentis, kontraksi uterus baik, tidak ada nyeri tekan. TD : 110/70 mmHg, RR : 20 x/mnt, Suhu 36,70C, Pols 80 x/mnt, Perdarahan 100 cc lamanya 2 jam. 3. Pola hidup sehari-hari a. Nutrisi Sebelum melahirkan : Sebelum perut ibu terasa mulas, ibu makan 3 x sehari dan minum 7-8 gelas/hari. Tapi setelah timbul rasa mulas nfasfu makan ibu berkurang, tetapi ibu banyak minum air putih. Setelah melahirkan : Ibu makan 2 x sehari, dengan porsi makan piring nasi, mangkuk sayur bening, 2 potong tempe, ibu tidak suka minum susu, nafsu makan berkurang, minum 6-8 gelas per hari. b. Eliminasi Sebelum melahirkan : Ibu biasanya BAB 1 x sehari, yaitu pada pagi hari, dan ibu mengatakan sering BAK.

17

Setelah melahirkan

: Ibu mengatakan setelah melahirkan baru BAB 1 x, BAK 3-4 kali sehari, volumenya banyak dan warnanya jernih.

c. Istirahat Sebelum melahirkan : Sebelum perut ibu terasa mulas ibu bisa tidur 6-7 jam/hari dan tidur siang 1 jam dalam sehari. Setelah melahirkan : Ibu mengatakan sulit tidur dan tidak pernah tidur siang, ibu hanya tidur 3-4 jam/hari. d. Aktifitas Sebelum melahirkan : Ibu masih sanggup melakukan

aktifitasnya termasuk mengurus segala keperluan rumah tangga, masak. Setelah melahirkan : Saat ini ibu merasa masih perlu bantuan dalam melakukan aktifitasnya. e. Personal hygiene Sebelum melahirkan : Ibu mengatakan mandi 2 x sehari, ganti pakaian 2 x sehari dan cuci rambut 1 x sehari. Setelah melahirkan : Ibu mengatakan mandi 1 x sehari, ganti pakaian 1 x sehari dan cuci rambut 1 x seminggu. f. Ekstermitas Simetris kanan dan kiri, tidak cacat, jari-jari lengkap, tidak ada varices dan oedem, kuku jari terlihat agak panjang dan kotor. contohnya

18

II.

19

III. Interprestasi Data Dasar A. Diagnosa Ibu post partum 4 hari yang lalu dengan post partum blues Dasar : 1. Ibu post partum tanggal 08 Agustus 2010 pukul 18.30 WIT 2. Ibu mengatakan sulit tidur, cemas, tidak nafsu makan, perasaan tidak berdaya, tidak senang melihat bayinya, tidak perhatian pada bayinya, dan tidak ada perhatian dengan penampilan dan kebersihan dirinya. B. Masalah 1. Gangguan pemenuhan nutrisi Dasar : a. Ibu post partum tanggal 08 Agustus 2010 pukul 18.30 WIT b. Ibu tidak nafsu makan c. Ibu makan 2 x sehari dengan porsi piring nasi, mangkuk sayur bening, 2 potong tempe, ibu tidak suka minum susu, dan nafsu makannya berkurang. 2. Gangguan pola istirahat Dasar : a. Ibu post partum tanggal 08 Agustus 2010 pukul 18.30 WIT b. Ibu mengatakan sulit tidur dan tidak pernah tidur siang c. Ibu hanya dapat tidur 3-4 jam/hari 3. Gangguan personal hygine ibu setelah post partum Dasar : a. Ibu tidak ada perhatian dengan penampilan dan kebersihan dirinya b. Ibu tidak memperhatikan keadaan dan kebersihan bayinya c. Ibu mandi 1 x sehari d. Ibu tidak mampu merawat dirinya dan bayinya

20

e. Ibu tidak menjaga kebersihan dirinya akibatnya payudaranya membengkak selain karena tidak disusukan. 4. Riwayat kesehatan sekarang Keluhan ibu sekarang adalah sulit tidur, cemas, tidak nafsu makan, perasaan tidak berdaya, tidak senang melihat bayinya, tidak ada perhatian pada bayinya, dan tidak ada perhatian dengan penampilan dan kebersihan dirinya. 5. Keadaan psikologis a. Ibu cemas dengan kelainan bayinya karena ibu ingin memiliki bayi/anak laki-laki. b. Ibu cemas dan takut bila suami dan keluarga tidak

memperhatikannya c. Ibu khawatir bila suami dan keluarga tidak menyukainya. C. Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan umum Kesadaran 2. Tanda-tanda vital TD : 110/70 mmHg RR : 20 x/mnt Temp : 36,70C Pols : 80 x/mnt : Ibu tampak cemas dan gelisah : Composmentis

3. Pemeriksaan inspeksi, paplasi, auskultasi dan perkusi a. Rambut b. Wajah : : Hitam, pendek, kusam, terlihat kering dan kotor Tidak ada oedema, terlihat agak kusam dan tidak ada cloasma gravidarum. c. Mata : Konjungtiva agak pucat, sclera putih, tidak ada pembengkakan pada kelopak mata dan

pengelihatan normal.

21

d. Hidung

:

Fungsi penciuman baik, kebersihan baik, tidak ada polip, tidak ada peradangan dan mukosa berwarna merah muda.

e. Mulut f. Telinga

: :

Fungsi pengecapan baik, tidak ada stomatis, tidak ada caries, bibir pecah-pecah dan terlihat kering. Simetris kanan dan kiri, fungsi pendengaran baik, kebersihannya kurang, tidak ada pengeluaran serum, daun telinga ada.

g. Leher h. Dada

: :

Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis, terlihat agak kotor. Buah dada simetris kanan dan kiri, putting susu menonjol, terjadi pembesaran, tidak ada benjolan pada payudara, konstitensi keras, keadaannya kurang bersih, hyperpigmentasi areola mammae.

i.

Abdomen :

TFU sudah tidak teraba, tidak ada nyeri tekan, tidak ada oedema dan varises pada restal, tidak ada haemoroid.

j.

Ekstermitas : Ekstermitas atas : Simetris kanan dan kiri, tidak ada cacat, bebas digerakkan, lengkap dan keadaannya kurang bersih Ekstermitas bawah: Simetris kanan dan kiri, tidak ada cacat, bebas digerakkan, lengkap dan keadaannya kurang bersih

IV. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Dasar 1. Potensial terjadi depresi post partum Dasar : a. Ibu sulit tidur b. Ibu cemas dan gelisah c. Ibu tidak perhatian terhadap bayinya d. Ibu tidak ada perhatian pada penampilan dirinya

22

2. Potensial gangguan pengeluaran ASI Dasar : a. Ibu tidak ada nafsu makan b. Ibu makan 2 x sehari, porsi makan piring nasi, mangkuk sayur bening, 2 potong tempe, ibu tidak suka minum susu c. Payudara ibu yang membengkak d. Ibu tidak pernah menyusui bayinya. V. Kebutuhan Kolaborasi dengan dokter/psikiater untuk mendapat therapy VI. Rencana Asuhan 1. Jelaskan kondisi ibu saat ini a. Memberitahu pada ibu dan keluarga, sehingga ibu dan keluarga mengetahui bagaimana kesehatan ibu saat ini. b. Menganjurkan kepada ibu dan keluarga untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi. c. Memberitahu pada ibu dan keluarga tentang pada istirahat yang baik untuk ibu post partum. d. Memberitahu ibu untuk merawat dirinya dan bayinya. e. Observsi keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital. 2. Anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya a. Memberitahu ibu bahwa ibu post partum perlu mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap harinya, makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup, minum sedikitnya 8 liter air setiap hari. b. Gizi untuk ibu harus terpenuhi dengan baik, ibu memerlukannya 2 x lebih banyak dari wanita lain, karena ibu membutuhkan apabila gizinya tidak terpenuhi ibu bisa menderita anemia.

23

3. Jelaskan pada ibu tentang pentingnya personal hygiene a. Anjurkan kepada ibu dan keluarga untuk mendukung dan merawat bayinya. b. Anjurkan kepada untuk selalu merawat dirinya dan juga bayinya c. Anjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan dirinya juga bayinya 4. Anjurkan ibu untuk beristirahat a. Anjurkan pada ibu tentang istirahat yang baik untuk ibu post partum. b. Menganjurkan pada ibu untuk istirahat cukup. 5. Jelaskan pada ibu tentang faktor-faktor yang memperberat depresi. 6. Kolaborasi dengan dokter/psikiater. VII. Implementasi / Pelaksanaan

1. Menjelaskan bahwa ibu berada dalam masa nifas dengan depresi, yang ditandai dengan gejala sulit tidur, tidak nafsu makan, cemas, perasaan tidak berdaya tidak senang melihat bayinya, tidak ada perhatian pada bayinya, tidak ada perhatian dengan penampilan, kebersihan dirinya dan bayinya. Hal ini dapat dicegah dengan ibu merawat diri, makan dengan menu seimbang olah raga, istirahat untuk mencegah dan mengurangi perubahan perasaan. Mintalah bantuan keluarga, teman, tetangga untuk menjaga bayi sementara saat tidur, rekreasi dan rencanakan acara keluar bersama bayi dan bersama suami dan jika dilakukan sejak dini depresi ibu dapat dicegah. Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu : TD : 100/80 mmHg RR : 24 x/mnt 2. Membantu ibu Suhu : 36,90C Nadi dalam : 90 x/mnt pemenuhan kebutuhan sehari-hari dengan

melibatkan keluarganya seperti pemenuhan nutrisi, personal hygiene dan kebutuhan yang lain. 3. Menganjurkan tentang perawatan bayi sehari-hari seperti

menggendongnya bila bayi menangis, menyusuinya, mengganti popoknya bila basah, menjaga bayinya tetap kering, bersih dan hangat, agar ibu

24

merasa lebih dekat dengan bayinya, menyukainya dan mulai tumbuh kasi sayangnya pada bayinya. Menganjurkan keluarga dan teman untuk mendukung karena ibu membutuhkan pengertian emosional, konseling, serta tenggang waktu untuk lepas sejenak dari kegiatan merawat bayi, bantuan dari keluarga dan teman sangat berpengaruh dalam proses penyelesaian masalah. Menganjurkan kepada ibu untuk selalu merawat dirinya dan juga bayinya. 4. Menganjurkan pada ibu untuk beristirahat cukup 8 jam sehari dan usahakanlah kalau siang istirahat 1-2 jam waktu bayinya tidur. Menganjurkan pada keluarga selalu memantau pola istirahat ibu. 5. Menjelaskan faktor-faktor yang dapat memperberat depresi seperti kurangnya dukungan keluarga dirumah, peruahan hormonal, lingkungan melahirkan, jumlah anak dan hubungan seksual yang kurang

menyenangkan setelah melahirkan. 6. Melakukan kolaborasi dengan dokter/psikiater untuk mendapatkan terapi yaitu psikoterapi dan pengobatan seperti penenangan. VIII. Evaluasi 1. Ibu mengerti tentang kondisinya saat ini 2. Keadaan umur ibu cemas, kesadaran composmentis 3. Tanda-tanda vital TD : 100/80 mmHg RR : 24 x/mnt Nadi : 90 x/mnt Suhu : 36,90C

4. Ibu mengerti hal-hal yang dijelaskan dan mau melakukan anjuran 5. Ibu sudah mau mandi sore, tapi belum mau cuci rambut. 6. Ibu masih belum mau makan.

25

CATATAN PERKEMBANGAN Hari Ke-4 tanggal 11 Agustus 2010 S : a. Ibu mengatakan masih sulit tidur b. Ibu belum ada nafsu makan O : Ibu dengan post partum blues a. Keadaan umum ibu masih cemas b. Tanda-tanda vital TD : 100/80 mmHg RR : 22 x/mnt c. Ibu belum mau makan d. Ibu menangis tanpa sebab e. Ibu sangat sensitif dan mudah tersinggung f. Ibu tidak memperhatikan penampilan dirinya g. Ibu kurang menjaga kebersihan dirinya h. Ibu merasa kurang menyayangi bayinya i. TFU 3 jari di atas simpisis j. Pengeluaran pervaginam lochea rubra k. Ibu mengatakan payudaranya bengkak Nadi : 86 x/mnt Suhu : 36,80C

l. Pengeluaran ASI terhambat, karena tidak disusukan pada bayinya. m. Eliminasi BAK : 3-4 x/hari, BAB : 1 x/hari A : a. Post partum blues b. Penyuluhan tentang pentingnya istirahat c. Penyuluhan tentang nutrisi ibu menyusui d. Penyuluhan tentang personal hygiene P : a. Jelaskan pada ibu bahwa personal hygiene itu penting b. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup c. Anjurkan ibu untuk selalu menyusui bayinya

26

CATATAN PERKEMBANGAN Hari ke-9 tanggal 16 Agustus 2010 S : a. Ibu mengatakan sudah bisa tidur b. Ibu mengatakan sudah mau makan c. Ibu mulai menyenangi bayinya dan mau merawat bayinya. d. Ibu mengatakan sudah mulai memperhatikan penampilan dan kebersihan dirinya juga bayinya. O : Ibu dengan post partum blues a. Keadaan umum ibu membaik b. Tanda-tanda vital TD : 110/70 mmHg RR : 24 x/mnt Nadi : 24 x/mnt Suhu : 36,70C

c. Makanan yang diberikan selalu dihabiskan d. Pengeluaran pervaginam lochea serosa e. Ibu tampak terlihat bersih dan rapi f. TFU sudah tidak teraba g. Pengeluaran ASI sudah mulai lancar karena ibu sudah mau menyusui bayinya h. Eliminasi BAB BAK A : 1 x/hari : 3-4 x/hari

: a. Post partum blues pada ibu sudah berkurang b. Penyuluhan tentang ASI eksklusif c. Penyuluhan tentang kontraksi

P

: a. Lanjutkan intervensi b. Anjurkan ibu untuk selalu menyusui bayinya c. Jelaskan pada ibu bahwa ASI eksklusif itu penting d. Jelaskan pada ibu dan suami tentang jenis-jensi perkembangan e. Jelaskan keuntungan dan kerugian serta efek samping

27

f. Anjurkan ibu untuk mendiskusikan dengan suami alat kontrasepsi yang akan dipakai CATATAN PERKEMBANGAN Hari ke-13 tanggal 20 Agustus 2010 S : Ibu mengatakan ingin menggunakan alat kontrasepsi yang menjarangka kehamilan O : a. Keadaan umum ibu baik b. Tanda-tanda vital TD : 110/80 mmHg RR : 22 x/mnt Nadi : 80 x/mnt Suhu : 36,70C

c. pengeluaran pervaginam lochea alba d. TFU tidak teraba e. Pengeluaran ASI sudah lancar A P : Penyuluhan tentang hubungan seksual setelah persalinan : a. Persiapan pemberian alat kontrasepsi yang dipilih ibu b. Pemberian alat kontrasepsi yang dipilih c. Jelaskan pada ibu dan suami, apakah ibu dapat memasukkan satu/dua jari kedalam vagina tanpa rasa nyeri berarti secara fisik ibu aman jadi, tidak perlu cemas.

28

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Gangguan psikologi post partum diantaranya depresi post parum, post partum blues, dan post partum psikosa. Post Partum Blues (PBB) sering juga disebut sebagai maternity blues atau baby blues dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan efek ringan yang sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan. Depresi post partum adalah depresi berat yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan berlangsung selama 30 hari, dapat terjadi kapanpun bahkan sampai 1 tahun kedepan. Post partum psikosa dalah depresi yang terjadi pada minggu pertama dalam 6 minggu setelah melahirkan.

B. Saran a. Bagi Mahasiswa Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan pelayanan kebidanan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. b. Bagi Petugas petugas Kesehatan Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang kebidanan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk memberikan health education dalam perawatan luka perineum untuk mencegah infeksi.

29

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. Tiran, Denise. 2005. Kamus Saku Bidan. Jakarta : EGC. Asmara Kartika, Psokosis PostPartum. di poskan 08.32. rabu 30 maret 2011. http://en.wikipedia.org/wiki. diakses tanggal 21 Desember 2009 Anggraini, Yetti. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihama. Depresi PostPartum.Diposkan oleh Derry Nuary. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas DenganDepresi Post Partum.2011. Diposkan oleh MaPhia BlacK. Pillitteri, 2002, Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak, EGC, Jakarta. http://www.indocina.net/viewtopic.php?f=28&t=744 http://www.mitrakeluarga.com/kemayoran/kesehatan005.html http://www.dunia-ibu.org/html/baby_blues.html http://pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=2208&tbl=cakrawala http://www.korantempo.com/news/2003/3/2/Keluarga/17.html

30