30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Apendisitis merupakan penyakit yang sangat sering sekali dijumpai di RS di mana pun. Di Indonesia angka yang menderita apendisitis dan apendektomi sangat besar sekali dibandingkan dengan jumlah yang menderita penyakit yang lainnya. Dari itulah penulis ingim membahas seputar apendisitis dan asuhan keperawatan pada klien dengan pre dan post apendektomi. B. Tujuan Penyusunan 1. Tujuan umum: Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar penyusun makalah ini mengetahui dan mengerti tantang konsep dasar penyakit dan asuhan keperawatan pre dan post apendektomi pada klien apendisitis. Arrayyan(Stikes Aisyah) | Askep Apendiksitis 1

Askep Apendic

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Askep Apendic

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Apendisitis merupakan penyakit yang sangat sering sekali dijumpai di RS

di mana pun. Di Indonesia angka yang menderita apendisitis dan apendektomi

sangat besar sekali dibandingkan dengan jumlah yang menderita penyakit yang

lainnya. Dari itulah penulis ingim membahas seputar apendisitis dan asuhan

keperawatan pada klien dengan pre dan post apendektomi.

B. Tujuan Penyusunan

1. Tujuan umum:

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar penyusun makalah ini

mengetahui dan mengerti tantang konsep dasar penyakit dan asuhan keperawatan

pre dan post apendektomi pada klien apendisitis.

2. Tujuan khusus:

Tujuan khusus dari pembuatan makalah ini adalah agar penyusun mampu:

a. Medeskripsikan konsep dasar penyakit apendisitis.

b. Mendeskripsikan analisa data pada asuhan keperawatan klien dengan pre dan

post apendektomi

c. Mendeskripsikan diagnosa keperawatan yang muncul pada asuhan keperawatan

klien dengan pre dan post apendektomi.

Arrayyan(Stikes Aisyah) | Askep Apendiksitis 1

Page 2: Askep Apendic

d. Mendeskripsikan rencana keperawatan yang dibuat pada asuhan keperawatan

klien dengan pre dan post apendektomi.

e. Mendeskripsikan tindakan-tindakan yang telah dilakukan pada asuhan

keperawatan klien dengan predan post apendektomi.

f. Mendeskripsikan evaluasi dari tindakan-tindakan yang telah dilakukan pada

asuhan keperawatan klien dengan pre dan post apendektomi

Arrayyan(Stikes Aisyah) | Askep Apendiksitis 2

Page 3: Askep Apendic

BAB II

MATERI

A. Pengertian

Apendiks adalah ujung seperti jari yang kecil panjangnya kira-kira 10 cm

(4 inci), melekat pada sekum tepat di bawah katup leosekal. Apediks berisi

makanan dan mengosongkan diri secara teratur ke dalam sekum. Karena

pengosongan tidak efektif, dan lumennya kecil, apendiks cendrung menjadi

tersumbat dan terutama rentan terhadap infeksi (apendisitis). (brunner & suddarth,

1997).

Apendisitis adalah obstruksi dari usus buntu yang menyebabkan

peradangan, ulserasi dan nekrosis. Jika nekrosis menyebabkan usus buntu rupture,

maka isis usus akan mengalir keruangan peritoneal, selanjutnya menyebabkan

peritonitis. Penyakit usus buntu sering ditemukan pada pasien berusia antara 10-

30 tahun bila terjadi pada usia lebih tua dari itu, maka kemungkinannya bias

sangat serius. (Charlene J. Reeves dkk. 2001)

Apendisitis merupakan penyakit bedah mayor yang paling sering terjadi.

Walaupun apendisitis dapat terjadi pada setiap usia namun paling sering terjadi

pada remaja dan dewsa muda. Angka mortalitas penyakit ini tinggi sebelum era

antibiotic. Apendisitis adalah peradangan apendiks yang mengenai semua lapisan

dinding organ tersebut, fatogenesis utamanya diduga karena adanya obstruksi

lumen (feces keras yang terutama oleh serat). Penyumbatan pengeluaran secret

Arrayyan(Stikes Aisyah) | Askep Apendiksitis 3

Page 4: Askep Apendic

mucus menyebabkan terjadinya pembengkakan, infeksi dan ulserasi. (Sylvia A.

Price & Lorraine M. Wilson, 2005)

Apendisitis adalah peradangan yang terjadi pada apendiks vermiformis,

dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. Apendiks disebut

juga umbai cacing. Istilah usus buntu yang selama ini dikenal dan digunakan di

masyarakat kurang tepat, karena yang merupakan usus buntu sebenarnya adalah

sekum. Sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa fungsi apendiks

sebenarnya. Namun demikian, organ ini sering sekali menimbulkan masalah

kesehatan. (http://www.medication.com//apendicities)

Dari pengertian diatas dapat simpulkan bahwa apendiks adalah termasuk

ke dalam salah satu organ sistem pencernaan yang terletak tepat dibawah dan

melekat pada sekum yang berfungsi sebagai imun. Apendiks berisi makanan yang

akan mengosongkan diri secara teratur ke dalam sekum, karena pengosongannya

tidak efektif apendiks sering mengalami gangguan dan mudah terinflamasi atau

biasa dikenal dengan nama apendisitis. Apendisistis merupakan inflamasi akut

pada apendiks yang disebabkan oleh fekalit (massa keras dari feces), tumor atau

benda asing di dalam tubuh, namun ulserasi mukosa oleh parasit E. Histolytica

juga dapat menyebabkan apendisitis. Gaya hidup individu pun dapat

menyebabkan terjadinya apendisitis, kebiasaan individu mengkonsumsi makanan

rendah serat dapat menyebabkan konstipasi. Kemudian konstipasi akan

menyebabkan meningkatnya tekanan intraluminal yang berakibat timbulnya

sumbatan fungsional apendiks dan meningkatnya pertumbuhan kuman flora kolon

biasa dan terjadilah apendisitis.

Arrayyan(Stikes Aisyah) | Askep Apendiksitis 4

Page 5: Askep Apendic

B. Etiologi

Apendisitis umumnya terjadi karena infeksi bakteri. Berbagai hal berperan

sebagai faktor pencetusnya. Diantaranya adalah obstruksi yang terjadi pada lumen

apendiks. Obstruksi ini biasanya disebabkan karena adanya timbunan tinja yang

keras (fekalit), hiperplasia jaringan limfoid, tumor apendiks, striktur, benda asing

dalam tubuh, dan cacing askaris dapat pula menyebabkan terjadinya sumbatan.

Namun, diantara penyebab obstruksi lumen yang telah disebutkan di atas, fekalit

dan hiperplasia jaringan limfoid merupakan penyebab obstruksi yang paling

sering terjadi. Penyebab lain yang diduga menimbulkan apendisitis adalah ulserasi

mukosa apendiks oleh parasit E. histolytica.

Penelitian epidemiologi menunjukkan peranan kebiasaan mengkonsumsi

makanan rendah serat dan pengaruh konstipasi terhadap timbulnya penyakit

apendisitis. Tinja yang keras dapat menyebabkan terjadinya konstipasi. Kemudian

konstipasi akan menyebabkan meningkatnya tekanan intrasekal yang berakibat

timbulnya sumbatan fungsional apendiks dan meningkatnya pertumbuhan kuman

flora kolon biasa. Semua ini akan mempermudah timbulnya apendisitis.

C. Patofisiologi

Menurut Mansjoer, 2000:

Apendiksitis biasa disebabkan oleh adanya penyumbatan lumen apendiks

oleh hyperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena fibrosis

akibat peradangan sebelumnya, atau neoplasma. Feses yang terperangkap dalam

lumen apendiks akan menyebabkan obstruksi dan akan mengalami penyerapan air

Arrayyan(Stikes Aisyah) | Askep Apendiksitis 5

Page 6: Askep Apendic

dan terbentuklah fekolit yang akhirnya sebagai kausa sumbatan. Obstruksi yang

terjadi tersebut menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa mengalami

bendungan. Semakin lama mukus semakin banyak, namun elastisitas dinding

apendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan peningkatan tekanan

intralumen.

Tekanan tersebut akan menghambat aliran limfe yang mengakibatkan

edema, diapedesis bakteri, dan ulserasi mukus. Pada saat ini terjadi apendisitis

akut fokal yang ditandai oleh nyeri epigastrium. Sumbatan menyebabkan nyeri

sekitar umbilicus dan epigastrium, nausea, muntah. invasi kuman E Coli dan

spesibakteroides dari lumen ke lapisan mukosa, submukosa, lapisan muskularisa,

dan akhirnya ke peritoneum parietalis terjadilah peritonitis lokal kanan

bawah.Suhu tubuh mulai naik.Bila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan

terus meningkat. Hal tersebut akan menyebabkan obstruksi vena, edema

bertambah, dan bakteri akan menembus dinding. Peradangan yang timbul meluas

dan mengenai peritoneum setempat sehingga menimbulkan nyeri di area kanan

bawah. Keadaan ini yang kemudian disebut dengan apendisitis supuratif akut.

Bila kemudian aliran arteri terganggu akan terjadi infark diding apendiks

yang diikuti dengan gangren. Stadium ini disebut dengan apendisitis gangrenosa.

Bila dinding yang telah rapuh pecah, akan menyebabkan apendisitis perforasi.

Bila proses tersebut berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan

akan bergerak ke arah apendiks hingga timbul suatu massa lokal yang disebut

infiltrate apendikularis. Peradangan apendiks tersebut akan menyebabkan abses

atau bahkan menghilang.

Arrayyan(Stikes Aisyah) | Askep Apendiksitis 6

Page 7: Askep Apendic

Pada anak-anak karena omentum lebih pendek dan apendiks lebih panjang,

dinding apendiks lebih tipis. Keadaan demikian ditambah dengan daya tahan

tubuh yang masih kurang memudahkan terjadinya perforasi. Sedangkan pada

orang tua perforasi mudah terjadi karena telah ada gangguan pembuluh darah.

Tahapan Peradangan Apendisitis

1. Apendisitis akuta (sederhana, tanpa perforasi)

2. Apendisitis akuta perforate ( termasuk apendisitis gangrenosa, karena dinding

apendiks sebenarnya sudah terjadi mikroperforasi)

C. Manifestasi Klinik

Gejala awal yang khas, yang merupakan gejala klasik apendisitis adalah

nyeri samar (nyeri tumpul) di daerah epigastrium di sekitar umbilikus atau

periumbilikus. Keluhan ini biasanya disertai dengan rasa mual, bahkan terkadang

muntah, dan pada umumnya nafsu makan menurun. Kemudian dalam beberapa

jam, nyeri akan beralih ke kuadran kanan bawah, ke titik Mc Burney. Di titik ini

nyeri terasa lebih tajam dan jelas letaknya, sehingga merupakan nyeri somatik

setempat.

Namun terkadang, tidak dirasakan adanya nyeri di daerah epigastrium,

tetapi terdapat konstipasi sehingga penderita merasa memerlukan obat pencahar.

Tindakan ini dianggap berbahaya karena bisa mempermudah terjadinya perforasi.

Arrayyan(Stikes Aisyah) | Askep Apendiksitis 7

Page 8: Askep Apendic

Terkadang apendisitis juga disertai dengan demam derajat rendah sekitar 37,5 -

38,5 derajat celcius.

Selain gejala klasik, ada beberapa gejala lain yang dapat timbul sebagai

akibat dari apendisitis. Timbulnya gejala ini bergantung pada letak apendiks

ketika meradang.

Berikut gejala yang timbul tersebut :

1). Bila letak apendiks retrosekal retroperitoneal, yaitu di belakang sekum

(terlindung oleh sekum), tanda nyeri perut kanan bawah tidak begitu jelas dan

tidak ada tanda rangsangan peritoneal. Rasa nyeri lebih kearah perut kanan atau

nyeri timbul pada saat melakukan gerakan seperti berjalan, bernafas dalam, batuk,

dan mengedan. Nyeri ini timbul karena adanya kontraksi m.psoas mayor yang

menegang dari dorsal.

2). Bila apendiks terletak di rongga pelvis

• Bila apendiks terletak di dekat atau menempel pada rektum, akan timbul gejala

dan rangsangan sigmoid atau rektum, sehingga peristalsis meningkat,

pengosongan rektum akan menjadi lebih cepat dan berulang-ulang (diare).

• Bila apendiks terletak di dekat atau menempel pada kandung kemih, dapat

terjadi peningkatan frekuensi kemih, karena rangsangannya dindingnya.

Gejala apendisitis terkadang tidak jelas dan tidak khas, sehingga sulit

dilakukan diagnosis, dan akibatnya apendisitis tidak ditangani tepat pada

waktunya, sehingga biasanya baru diketahui setelah terjadi perforasi. Berikut

beberapa keadaan dimana gejala apendisitis tidak jelas dan tidak khas.

Arrayyan(Stikes Aisyah) | Askep Apendiksitis 8

Page 9: Askep Apendic

1. Pada anak-anak

Gejala awalnya sering hanya menangis dan tidak mau makan. Seringkali

anak tidak bisa menjelaskan rasa nyerinya. Dan beberapa jam kemudian akan

terjadi muntah- muntah dan anak menjadi lemah dan letargik. Karena

ketidakjelasan gejala ini, sering apendisitis diketahui setelah perforasi. Begitupun

pada bayi, 80-90 % apendisitis baru diketahui setelah terjadi perforasi.

2. Pada orang tua berusia lanjut

Gejala sering samar-samar saja dan tidak khas, sehingga lebih dari separuh

penderita baru dapat didiagnosis setelah terjadi perforasi.

3. Pada wanita

Gejala apendisitis sering dikacaukan dengan adanya gangguan yang

gejalanya serupa dengan apendisitis, yaitu mulai dari alat genital (proses ovulasi,

menstruasi), radang panggul, atau penyakit kandungan lainnya. Pada wanita hamil

dengan usia kehamilan trimester, gejala apendisitis berupa nyeri perut, mual, dan

muntah, dikacaukan dengan gejala serupa yang biasa timbul pada kehamilan usia

ini. Sedangkan pada kehamilan lanjut, sekum dan apendiks terdorong ke

kraniolateral, sehingga keluhan tidak dirasakan di perut kanan bawah tetapi lebih

ke regio lumbal kanan.

Arrayyan(Stikes Aisyah) | Askep Apendiksitis 9

Page 10: Askep Apendic

E. Komplikasi

1. Menurut Hartman, dikutip dari Nelson, 1994 :

* Perforasi.

* Peritonitis.

* Infeksi luka.

* Abses intra abdomen.

* Obstruksi intestinum.

2. Menurut Mansjoer, 2000 :

Apendiksitis adalah penyakit yang jarang mereda dengan spontan, tetapi

peyakit ini tidak dapat diramalkan dan mempunyai kecenderungan menjadi

progresif dan mengalami perforasi. Karena perforasi jarang terjadi dalam 8 jam

pertama, observasi aman untuk dilakukan dalam masa tersebut.

Tanda-tanda perforasi meliputi meningkatnya nyeri, spasme otot dinding

perut kuadran kanan bawah dengan tanda peritonitis umum atau abses yang

terlokalisasi, ileus, demam, malaise, leukositosis semakin jelas. Bila perforasi

dengan peritonitis umum atau pembentukan abses telah terjadi sejak klien pertam

akali datang, diagnosis dapat ditegakkan dengan pasti.

Bila terjadi peritonitis umum terapi spesifik yang dilakukan adalah operasi

untuk menutup asal perforasi. Sedangkan tindakan lain sebagai penunjang : tirah

baring dalam posisi fowler medium, pemasangan NGT, puasa, koreksi cairan dan

elektrolit, pemberian penenang, pemberian antibiotik berspektrum luas

Arrayyan(Stikes Aisyah) | Askep Apendiksitis 10

Page 11: Askep Apendic

dilanjutkan dengan pemberian antibiotik yang sesuai dengan kultur, transfusi

utnuk mengatasi anemia, dan penanganan syok septik secara intensif, bila ada.

Bila terbentuk abses apendiks akan teraba massa di kuadran kanan bawah

yang cenderung menggelembung ke arah rektum atau vagina. Terapi dini dapat

diberikan kombinasi antibiotik (misalnya ampisilin, gentamisin, metronidazol,

atau klindamisin). Dengan sediaan ini abses akan segera menghilang, dan

apendiktomi dapat dilakaukan 6-12 minggu kemudian. Pada abses yang tetap

progresif harus segera dilakukan drainase. Abses daerah pelvis yang menonjol ke

arah rektum atau vagina dengan fruktuasi positif juga perlu dibuatkan drainase.

Tromboflebitis supuratif dari sistem portal jarang terjadi tetapi merupakan

komplikasi yang letal. Hal ini harus dicurigai bila ditemukan demam sepsis,

menggigil, hepatomegali, dan ikterus setelah terjadi perforasi apendiks. Pada

keadaan ini diindikasikan pemberian antibiotik kombinasi dengan drainase.

Komplikasi lain yang terjadi ialah abses subfrenikus dan fokal sepsis

intraabdominal lain. Obstruksi intestinal juga dapat terjadi akibat perlengketan.

F. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan menurut Betz(2002), Catzel(1995), Hartman(1994), antara lain :

1. Anamnesa

Gejala apendisitis ditegakkan dengan anamnese, ada 4 hal yang penting

adalah :

* Nyeri mula-mula di epigastrium (nyeri viseral) yang beberapa waktu kemudian

menjalar ke perut kanan bawah.

Arrayyan(Stikes Aisyah) | Askep Apendiksitis 11

Page 12: Askep Apendic

* Muntah oleh karena nyeri viseral.

* Panas (karena kuman yang menetap di dinding usus).

* Gejala lain adalah badan lemah dan kurang nafsu makan, penderita nampak

sakit, menghindarkan pergerakan, di perut terasa nyeri.

2. Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan radiologi pada foto tidak dapat menolong untuk menegakkan

diagnosa apendisitis akut, kecuali bila terjadi peritonitis, tapi kadang kala dapat

ditemukan gambaran sebagai berikut: Adanya sedikit fluid level disebabkan

karena adanya udara dan cairan. Kadang ada fecolit (sumbatan). pada keadaan

perforasi ditemukan adanya udara bebas dalam diafragma.

3. Laboratorium

Pemeriksaan darah : lekosit ringan umumnya pada apendisitis sederhana

lebih dari 13000/mm3 umumnya pada apendisitis perforasi. Tidak adanya

lekositosis tidak menyingkirkan apendisitis. Hitung jenis: terdapat pergeseran ke

kiri. Pemeriksaan urin : sediment dapat normal atau terdapat lekosit dan eritrosit

lebih dari normal bila apendiks yang meradang menempel pada ureter atau vesika.

Pemeriksaan laboratorium Leukosit meningkat sebagai respon fisiologis untuk

melindungi tubuh terhadap mikroorganisme yang menyerang.

Pada apendisitis akut dan perforasi akan terjadi lekositosis yang lebih

tinggi lagi. Hb (hemoglobin) nampak normal. Laju endap darah (LED) meningkat

pada keadaan apendisitis infiltrat. Urine rutin penting untuk melihat apa ada

infeksi pada ginjal.

Arrayyan(Stikes Aisyah) | Askep Apendiksitis 12

Page 13: Askep Apendic

G. Penatalaksanaan

1. Sebelum operasi

Pemasangan sonde lambung untuk dekompresi

Pemasangan kateter untuk control produksi urin.

Rehidrasi

Antibiotic dengan spectrum luas, dosis tinggi dan diberikan secara

intravena.

Obat-obatan penurun panas, phenergan sebagai anti menggigil, largaktil

untuk membuka pembuluh – pembuluh darah perifer diberikan setelah

rehidrasi tercapai.

Bila demam, harus diturunkan sebelum diberi anestesi.

2. Operasi

Apendiktomi.

Apendiks dibuang, jika apendiks mengalami perforasi bebas,maka

abdomen dicuci dengan garam fisiologis dan antibiotika.

Abses apendiks diobati dengan antibiotika IV,massanya mungkin

mengecil,atau abses mungkin memerlukan drainase dalam jangka waktu

beberapa hari. Apendiktomi dilakukan bila abses dilakukan operasi elektif

sesudah 6 minggu sampai 3 bulan.

3. Pasca operasi

Observasi TTV.

Arrayyan(Stikes Aisyah) | Askep Apendiksitis 13

Page 14: Askep Apendic

Angkat sonde lambung bila pasien telah sadar sehingga aspirasi cairan

lambung dapat dicegah.

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler.

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan, selama

pasien dipuasakan.

Bila tindakan operasi lebih besar, misalnya pada perforasi, puasa

dilanjutkan sampai fungsi usus kembali normal.

Berikan minum mulai15ml/jam selama 4-5 jam lalu naikan menjadi 30

ml/jam. Keesokan harinya berikan makanan saring dan hari berikutnya

diberikan makanan lunak.

Satu hari pasca operasi pasien dianjurkan untuk duduk tegak di tempat

tidur selama 2x30 menit.

Pada hari kedua pasien dapat berdiri dan duduk di luar kamar.

Hari ke-7 jahitan dapat diangkat dan pasien diperbolehkan pulang.

Pada keadaan massa apendiks dengan proses radang yang masih aktif yang

ditandai dengan :

Keadaan umum klien masih terlihat sakit, suhu tubuh masih tinggi

Pemeriksaan lokal pada abdomen kuadran kanan bawah masih jelas

terdapat tanda-tanda peritonitis

Laboratorium masih terdapat lekositosis dan pada hitung jenis terdapat

pergeseran ke kiri.

Arrayyan(Stikes Aisyah) | Askep Apendiksitis 14

Page 15: Askep Apendic

Sebaiknya dilakukan tindakan pembedahan segera setelah klien

dipersiapkan, karena dikuatirkan akan terjadi abses apendiks dan peritonitis

umum. Persiapan dan pembedahan harus dilakukan sebaik-baiknya mengingat

penyulit infeksi luka lebih tiggi daripada pembedahan pada apendisitis sederhana

tanpa perforasi.

Pada keadaan massa apendiks dengan proses radang yang telah mereda

ditandai dengan :

Umumnya klien berusia 5 tahun atau lebih.

Keadaan umum telah membaik dengan tidak terlihat sakit, suhu tubuh

tidak tinggi lagi.

Pemeriksaan lokal abdomen tidak terdapat tanda-tanda peritonitis dan

hanya teraba massa dengan jelas dan nyeri tekan ringan.

Laboratorium hitung lekosit dan hitung jenis normal.

Tindakan yang dilakukan sebaiknya konservatif dengan pemberian

antibiotik dan istirahat di tempat tidur. Tindakan bedah apabila dilakukan lebih

sulit dan perdarahan lebih banyak, lebih-lebih bila massa apendiks telah terbentuk

lebih dari satu minggu sejak serangan sakit perut.Pembedahan dilakukan segera

bila dalam perawatan terjadi abses dengan atau tanpa peritonitis umum.

Arrayyan(Stikes Aisyah) | Askep Apendiksitis 15

Page 16: Askep Apendic

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Pemeriksaan Fisik

Inspeksi : pada apendisitis akut sering ditemukan adanya abdominal

swelling, sehingga pada pemeriksaan jenis ini biasa ditemukan distensi

perut.

Palpasi : pada daerah perut kanan bawah apabila ditekan akan terasa nyeri.

Dan bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri. Nyeri tekan perut kanan

bawah merupakan kunci diagnosis dari apendisitis. Pada penekanan perut

kiri bawah akan dirasakan nyeri pada perut kanan bawah. Ini disebut tanda

Rovsing (Rovsing Sign). Dan apabila tekanan di perut kiri bawah

dilepaskan juga akan terasa nyeri pada perut kanan bawah.Ini disebut

tanda Blumberg (Blumberg Sign).

Pemeriksaan colok dubur : pemeriksaan ini dilakukan pada apendisitis,

untuk menentukan letak apendiks, apabila letaknya sulit diketahui. Jika

saat dilakukan pemeriksaan ini dan terasa nyeri, maka kemungkinan

apendiks yang meradang terletak didaerah pelvis. Pemeriksaan ini

merupakan kunci diagnosis pada apendisitis pelvika.

Pemeriksaan uji psoas dan uji obturator : pemeriksaan ini juga dilakukan

untuk mengetahui letak apendiks yang meradang. Uji psoas dilakukan

dengan rangsangan otot psoas lewat hiperektensi sendi panggul kanan atau

Arrayyan(Stikes Aisyah) | Askep Apendiksitis 16

Page 17: Askep Apendic

fleksi aktif sendi panggul kanan, kemudian paha kanan ditahan. Bila

appendiks yang meradang menempel di m. psoas mayor, maka tindakan

tersebut akan menimbulkan nyeri. Sedangkan pada uji obturator dilakukan

gerakan fleksi dan endorotasi sendi panggul pada posisi terlentang. Bila

apendiks yang meradang kontak dengan m.obturator internus yang

merupakan dinding panggul kecil, maka tindakan ini akan menimbulkan

nyeri. Pemeriksaan ini dilakukan pada apendisitis pelvika.

B. Diagnosa Keperawatan

1. Pre Operasi

a. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit.

Tujuan :

Nyeri dapat berkurang atau hilang.

Kriteria Hasil :

- Nyeri berkurang

- Ekspresi nyeri lisan atau pada wajah

- Kegelisahan atau ketegangan otot

- Mempertahankan tingkat nyeri pada skala 0-10.

- Menunjukkan teknik relaksasi yang efektif untuk mencapai kenyamanan.

Intervensi

- Lakukan pengkajian nyeri, secara komprhensif meliputi lokasi, keparahan,

factor presipitasinya.

- Observasi ketidaknyamanan non verbal.

Arrayyan(Stikes Aisyah) | Askep Apendiksitis 17

Page 18: Askep Apendic

- Gunakan pendekatan yang positif terhadap pasien, hadir dekat pasien

untuk memenuhi kebutuhan rasa nyamannya dengan cara: masase,

perubahan posisi, berikan perawatan yang tidak terburu-buru.

- Kendalikan factor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien

terhadap ketidaknyamanan.

- Anjurkan pasien untuk istirahat.

- Libatkan keluarga dalam pengendalian nyeri pada anak.

- Kolaborasi medis dalam pemberian analgesic.

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan mual,muntah, anoreksia.

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nutrisi pasien adekuat.

Kriteria Hasil :

- Mempertahankan berat badan.

- Toleransi terhadap diet yang dianjurkan.

- Menunjukan tingkat keadekuatan tingkat energi.

- Turgor kulit baik.

Intervensi

- Tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.

- Pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan.

- Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana

memenuhinya.

- Minimalkan faktor yang dapat menimbulkan mual dan muntah.

Arrayyan(Stikes Aisyah) | Askep Apendiksitis 18

Page 19: Askep Apendic

- Pertahankan higiene mulut sebelum dan sesudah makan.

2. Post Operasi

a. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan.

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri dapat berkurang

atau hilang.

Kriteria Hasil :

- Nyeri berkurang

- Ekspresi nyeri lisan atau pada wajah

- Mempertahankan tingkat nyeri pada skala 0-10.

- Menunjukkan teknik relaksasi yang efektif untuk mencapai kenyamanan.

Intervensi

- Lakukan pengkajian nyeri, secara komprhensif meliputi lokasi, keparahan.

- Observasi ketidaknyamanan non verbal

- Gunakan pendekatan yang positif terhadap pasien, hadir dekat pasien

untuk memenuhi kebutuhan rasa nyamannya dengan cara: masase,

perubahan posisi, berikan perawatan yang tidak terburu-buru.

- Kendalikan factor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien

terhadap ketidaknyamanan.

- Anjurkan pasien untuk istirahat dan menggunakan tenkik relaksai saat

nyeri.

- Libatkan keluarga dalam pengendalian nyeri pada anak.

- Kolaborasi medis dalam pemberian analgesic.

Arrayyan(Stikes Aisyah) | Askep Apendiksitis 19

Page 20: Askep Apendic

b. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan asupan cairan

yang tidak adekuat.

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan keseimbangan cairan

pasien normal dan dapat mempertahankan hidrasi yang adekuat.

Kriteria Hasil :

- Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine

normal, HT normal.

- Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal.

- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas, turgor kulit, membran mukosa

lembab.

- Tidak ada rasa haus yang berlebihan.

Intervensi

- Pertahankan catatan intake dan output yang akurat.

- Monitor vital sign dan status hidrasi.

- Monitor status nutrisi

- Awasi nilai laboratorium, seperti Hb/Ht, Na+ albumin dan waktu

pembekuan.

- Kolaborasikan pemberian cairan intravena sesuai terapi.

- Atur kemungkinan transfusi darah.

Arrayyan(Stikes Aisyah) | Askep Apendiksitis 20