Upload
muh-al-imran-abidin
View
223
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
hjbkjh
Citation preview
LAPORAN PENDAHULUAN
BRONCHITIS
C1 LAHAN
( Hj. ROSMINI. R )C1 INSTITUSI
( )
OLEH :
S A T R I A N I
N I M : 2001126
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BANTA-BANTAENG
M A K A S S A R
2 0 0 3
LAPORAN PENDAHULUANBRONCHITIS
1. Defenisi
Bronchitis adalah penyakit pernafasan obstruktif yang sering dijumpai yang disebabkan oleh peradangan bronchus. Penyakit bronchitis secara klinik dapat bersifat akut dan kronik.
Bronchitis akut adalah suata peradangan dari bronchioli, bronchus, dan trakhea.
Bronchitis kronis adalah suatu gangguan paru obstruktif yang ditandai oleh produksi mukus berlebihan disaluran nafas bawah selama paling kurang 3 bulan berturut-turut dalam setahun dan terjadi paling sedikit 2 tahun.
2. Etiologi
Bronchitis akut
Infeksi : virus (influenza, morbili, virus pneumonta, variola)
Bakteri dan parasit
Non infeksi : akibat aspirasi bahan fisik atau kimia
Brochitis kronis
Silia yang melapisi bronchus mengalami kelumpuhan dan disfungsional. Perubahan-perubahan pada sel-sel penghasil mukus dan sel-sel silia ini mengganggu sistem eskalator mukusiliaris dan menyebabkan penumpukan mukus kental dalam jumlah besar yang sulit dikeluarkan dari saluran nafas.
3. Faktor resiko
Resiko utama untuk timbulnya bronchitis kronis adalah merokok. Komponen-komponen asap rokok merangsang perubahan-perubahan pada sel-sel penghasil mukus bronchus dan silia.
4. Manifestasi klinik.
Produksi mukus kental, batuk produktif dengan dahak purulen, demam, suara sesak, conchi terutama waktu inspirasi, nyeri dada kadang timbul.
5. Patofisiologi dan penyimpangan KDM
Invasi kuman ke dalam tubuh
( Menempel pada saluran nafas
( Menimbulkan peradangan/infeksi ( Nafas berbau
Saluran nafas
(
Terjadi reaksi pertahanan tubuh Menarik tubuh
(
(Peningkatan sekresi( Peningkatan produksi mucus Kurang informasi
Pulmonal ( (
Terbentuk spucum kental NDX=kurang pengetahuan
(
Terbentuk spucum kental
( Pengeluaran tidak efektif
( Obstruksi jalan nafas
( Gangguan ventilasi ( Hiperapnea ( distres pernafasan
( ( NDX : bersihan jalan nafas tidak efektif Vasokontriksi
Hipoksid paru
( NDx; resiko kekurangan cairan Sesak nafas ( Berkurangnya pertukaran O2
( ( Upaya peningkatan Kebutuhan tubuh akan 02 Pernafasan tidak terpenuhi
( (NDx : Intolerance aktivitas ( Kelelahan Kompensasi paru
untuk memenuhi O2
( fokus perhatian pada batuk
( NDx : gangguan pada tidur Rangsangan pada RAS
( Klien terjaga REM berkurang
6. Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan jalan napas b/d kelelahan
2. Intolerance aktivitas pola tidur b/d sesak nafas
3. Gangguan pola tidur b/d sesak nafas
4. resiko kekurangan volume cairan b/d distres pernafasan
5. Kurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang proses penyakit dan tindakan
7. Komplikasi
Hipertensi paru akibat vasokonstriksi hipoksik paru yang kronik, yang akhirnya dapat menyebabkan koch Pulmonal
Dapat ditimbulkan ke paru akibat metaplasia dan displasia
8. Penatalaksanaan
Penyuluhan agar pasien menghindari pajanan iritan lebih lanjut, terutama asap rokok
Terapi antibiotik profilaktik, teutama pada musim-musim dingin untuk mengurangi insidens infeksi saluran nafas bawah, karena setiap infeksi akan semakin meningkatkan pembentukan mukus dan pembengkakan.
9. Asuhan keperawatan
DX. Kep. I : Ketidakefektifan jalan nafas.
Tujuan : - Jalan napas tetap paten dan bersih dari mucus
- Bunyi pernafasan bersih
Intervensi :
1. Pantau tanda-tanda vital setiap 2 jam sampai 4 jam
R/ untuk menentukan intervensi selanjutnya
2. Kaji frekuensi nafas ke dalam pernafasan
R/ untuk mengetahui derajat gangguan pemenuhan O2 sehingga dapat diberikan intervensi yang tepat
3. Rubah posisi klien pada posisi semifowler
R/ mengurangi tekanan pada diagfragma sehingga dada dapat relaksasi
4. Anjurkan klien untuk minum air hangat.
R/ membantu mengencerkan dahak/sekret
5. Anjurkan teknik napas dalam dan batuk yang efektif
R/ membantu dalam mengeluarkan penumpukan sekret dijalan nafas.
NDX.2 : Intolerance aktivitas
Tujuan : - Pasien mengikuti aktivitas sesuai usia dalam lingkungan tanpa stress
- Mentoleransi peningkatan aktivitas progresif.
Intervensi :
1. Rencanakan periode istirahat sering
R/ untuk penghematan energi agar dapat beraktifitas
2. Berikan lingkungan tenang dan nyaman
R/ menurunkan stress dan rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat
3. Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan.
R/ meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
NDx 3 : Gangguan pola tidur
Tujuan : mampu menentukan pola tidur yang adekuat
Intervensi.
1. Kaji pola tidur klien dan kebutuhan tidur klien
R/ untuk mengetahui adanya penyimpangan dari kebutuhan tidur klien.
2. Atur posisi senyaman mungkin
R/ untuk memberikan relaksasi pada klien sehinga dapat tidur dengan nyenyak
3. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang
R/ memberikan relaksasi pada klien sehingga dapat tidur dengan baik
4. Penatalaksanaan pemberian obat
NDx 4 : Resiko kekurangan volume cairan
Tujuan : - Pasien tidak demam
- Pasisen mempunyai frekuensi pernafasan sesuai usia
- Mentoleransi masukan cairan dan diet sesuai usia
Intervenesi :
1. Kaji perubahan tanda vital, contoh : peningkatan suhu/demam
R/ Peningkatan suhu dapat meningkatkan laju metabolik dan kehilangan cairan melalui evaporasi
2. Pantau masukan, keluaran, dan berat jenis
R/ Memberikan informasi tentang keadekuatan volume cairan
3. Catat laporan mual atau muntah
R/ Adanya gejala ini menurunkan masukan oral
NDx 5 : Kurang pengeetahuan
Tujuan : pasien menunjukkan pemahaman mengenai instruksi evaluasi.
Intervensi.
1. Memberikan informasi terhadap klien tentang proses penyakitnya
R/ Kelemahan dan depresi dapat mempengaruhi kemampuan untuk mengasimilasi informasi/mengikuti program medik.
2. Diskusikan aspek dan ketidakmampuan dari penyakit, lamanya penyembuhan dan harapan kesembuhan.
R/ informasi dapat meningkatkan koping dan membantu menurunkan obsietas dan masalah berlebihan..
3. Tekankan pentingnya melanjutkan batuk efektif/latihan pernafasan.
R/ pasien beresiko besar untuk kambuh dari bronchitis
4. Tekankan perlunya melanutkan terapi antibiotik selama periode yang dianjurkan.
R/ Penghentian antibiotik dapat mengakibatkan iritasi mukosa bronchus.
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansyur, Koespuji Iriyanti, Pakhan Savitri (2001), Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Media Hescalapius fakultas Kedokteran Indonesia.
J. Corwin Elisabaeth (2000), Buku Saku Patofisiologi, Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Soeparman Utoyo Soekanto, Sarwono Waspadji, A. Muin Rahman, (1990), Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta. Penerbit Balai Pustaka Fakultas Kedokteran UI.
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN NY. D
DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN BRONCHITIS
DI RUANG PERAWATAN INTERNA LT.III A
RSU. PELAMONIA
C1 LAHAN
( Hj. ROSMINI. R )C1 INSTITUSI
( )
OLEH :
S A T R I A N I
N I M : 2001126
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BANTA-BANTAENG
M A K A S S A R
2 0 0 3
PENGKAJIAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
A. PENGKAJIAN
I. BIODATA
A. Identitas klien
1.Nama klien: NY. D
2.Agama : Islam
3.Usia / tgl lahir:38 th / 28 Agustus 1964
4.Jenis kelamin : perempuan
5. Suku / Bangsa: Makassar / Indonesia
6.Status perkawinan : Kawin
7.Pekerjaan : IRT
8.Alamat : P. Kemerdekaan Makassar
9.No. MR : 079924
10.Tgl masuk RS : 25 Juli 2003
11.Tgl pengkajian : 30 Juli 2003
B. Identitas penanggung
Klien ditanggung oleh PT. Askes Indonesia
II. Keluhan Utama : batuk-batuk
III. Riwayat kesehata
1. Riwayat kesehatan sekarang
Sejak 2 minnggu yang lalu tiba-tiba klien mengeluh batuk-batuk , sesak disertai ada lendir di hidung , klien berobat di puskesmas dapat resep obat amoxicilin 3x1, setelah diminum tidak ada perubahan lalu keluarga klien membawa klien ke RS. Pelamonia pada tanggal 25 Juli 2003 di bagian UGD, dokter menganjurkan untuk rawat inap di bagian interna Lt III A, klien langsung dirawat dan dipasangi infus sampai sekarang. Saat dikaji keadaan klien masih lemah. Faktor pencetus terjadinya keluhan ada 2 yaitu: faktor yang memperberat : keadaan cuaca seperti dingin sehingga klien flu disertai batuk-batuk lalu sesak nafas, yang memperingan : jika klien beristirahat dan bila klien dalam posisi fowler.
2. Riwayat kesehatan lalu:
Klien pernah mengalami penyakit sebelumnya seperti batuk, tapi klien tidak dirawat di RS , klien hanya minum obat dan sembuh, klien tidak ada riwayat operasi , obat yang dikonsumsi bila batuk : GG, CTM
3. Riwayat kesehatan keluarga:
Keterangan :
= Laki-laki = Tinggal serumah
= Perempuan ?
= Umur tidak diketahui
= Meninggal
= Klien
a. tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan klien
b. Generasi pertama meninggal karena usia lanjut.
c. Klien tinggal serumah dengan suami dan anaknya.
IV. Riwayat Psikososial.
1. Pola konsep diri:
Klien merasa kurang percaya diri dan merasa lemah dalam proses penyembuhannya, dan penyakit yang dia rasakan berpengaru terhadap pendengarannya, klien merasa fungsi pendengarannya kurang.
2. Pola kognitif:
Klien mengetahui tentang penyakitnya tetapi masih samar, klien mengetahui bahwa penyakitnya adalah brnchitis, dan sudah berusaha dalam pengobatan.
3. Pola koping:
Pola koping klien efektif karena dia lebih tahu tentang masalah yang dialami.
4. Pola interaksi:
Hubungan klien dengan keluarga serta masyarakat dimana klien tinggal sangat harmonis, klien mudah berinteraksi dengan orang lain karena klien nampak ramah terhadap semua orang, dan mau menerima tindakan yang diberikan kepadanya, klien menggunakan bahasa indonesia.
V. Riwayat Spiritual
Selama dirawat di rumah sakit klien jarang beribadah tapi sebelum dirawat dia rajin beribadah.
Dukungan keluarga klien:
Keluarga klien sangat mendukung setiap kegiatan klien.
Ritual yang biasa dijalankan klien:
Tidak ada ritual khusus yang sering dilakukan baik oleh klien maupun keluarga.
VI. Pemeriksaan Fisik.
A. Keadaan umum klien
1. Tanda-tanda distress: terjadi distress pernapasan.
2. Penampilan dihubungkan denga usia: penampilan sesuai usia.
3. Ekspresi wajah : lemas.
B. Tanda-tanda vital:
Suhu : 36o c
Nadi : 80 x/ mnt
TD : 100/80 mmHg
Pernapasan : 36 x/ mnt
C. Sistem penginderaan
1. Mata
- Kelopak mata baik, bulu mata panjang, alis sedikit tebal, palpebra tidak edema, peradangan tidak ada, sklera tidak ikterus, tidak ada penyempitan lapang pandang.
2. Hidung
- Struktur simetris kiri dan kanan, ada sumbatan pada hidung (hidung berlendir ), fungsi penciuman dapat membedakan bau.
3. Telinga:
Struktur simetris kiri dan kanan, ada serumen pada telinga, fungsi pendengaran kurang.
D. Sistem Kardiovaskuler:
1. Conjungtiva: tidak ada anemia.
2. Arteri karotis : teraba, terdenyut kuat.
3. Tekanan vena jugularis : tidak terdapat distensi vena jugularis.
4. Bunyi jantung : murni.
E. Sistem pencernaan:
1. Mulut: tidak ada stomatitis, jumlah gigi tidak lengkap.
2. Kemampuan menelan : klien sakit bila menelan.
3. Gaster : tidak kembung, tidak ada nyeri, gerakan peristaltik menurun, hati tidak teraba.
F. Fungsi sensoris
Dapat membedakan rasa, raba, dan nyeri.
G. Sistem pernafasan (data Fokus)
Inspeksi : Bentuk dada normochest, pengembangan dada simetris, pernafasan cuping hidung tidak ada, cianosis tidak ada, clubbing finger tidak ada, klien nampak sesak, batuk-batuk, sputum mukoid, warna putih, konsistensi bergelembung (berserabut), tidak berbau.
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan pada dada, frekuensi 36 x /menit, pernafasan tachypnea, pernafasan kosmoul (dalam dan cepat).
Perkusi : resonan
Auskultasi :terdapat bunyi nafas tambahan, inspirasi lebih pendek dari ekspirasi.
H. Sistem integumen
Penyebaran rambut merata, tidak mudah tercabut, kelembaban baik, kulit sawo matang, tidak terdapat lesi, tekstur halus.
I. Sistem Immun
- klien tidak makan makanan berminyak
- penyakit yang sering dialami berhubungan dengan cuaca
J. Sistem persyarafan :
Klien tidak pusing, ingatannya baik,kemampuan bicara baik, mampu mengucapkan kata-kata dengan biacara yang lancar .
Status mental : orientasi dengan lingkungan sekitar, dapat mengingat peristiwa masa lalu,fungsi bahasa baik, mampu mengikuti perintah.
Kesadaran : composmentis (kesadaran penuh, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekitarnya.
Fungsi Cranial :
- N .I (olfaktori): kedua sisi hidung dapat membedakan bau makanan.
- N . II (optikus) : klien mampu membaca dengan mata ditutup sebelah.
- N . III(okulomotorius) : mampu mengikuti objek kearah bawah,
- N . IV (trokhlear) atas dan ke samping.
- N . VI (abdusens)
- N . V (trigeminal) :tidak dikaji.
- N . VII (fasial): klien dapat membedakan antara rasa manis dan pahit.
- N . VIII (auditori) : fungsi pendengaran kurang, klien kurang mendengar apa yang diucapkan..
- N . IX (glossofaringeal): klien dapat menggerakkan lidah,
- N . X (vagus) kemampuan menelan : sakit bila menelan.
- N. XI (asesori) : tidak dikaji.
-N . XII (hipoglosal ): pergerakan lidah baik.
Refleks
Ekstremitas atas : biseps : tidak dikaji.
Triseps: tidak dikaji.
Ekstremitas bawah : patella = tidak dikaji
tendo
K. Sistem muskuloskeletal
Kepala normochepal, pergerakan leher baik, tidak ada kekuatan sendi, massa otot normal, klien dibantu dalam melaksanakan kegiatannya.
L. Sistem perkemihan :
Tidak ada nyeri tekan pada palpasi ginjal, tidak ada distensi kandung kemih.
M. Sistem endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada tremor.
N. Sistem reproduksi: tidak dikaji.
VII. Aktivitas sehari-hari
No.JenisSebelum Sakit Selama sakit
1.
2.
3.
4.
5.
6. Nutrisi
Nafsu makan
Makanan yang dikomsumsi
Frekuensi makan dalam 24 jam
Makanan pantangan
Pembatasan pola makan
Cairan
Jenis minuman yang dikonsumsi
Frekuensi minum
Eleminasi BAB
Tempat pembuangan
Frekuensi,teratur
Eliminasi BAK
Tempat pembuangan
Warna
Istirahat
Apakah cepat tidur
Apakah tidur secara rutin
Personal higiene
Frekuensi mandi
Keramas
Menggosok gigi
Memotong kuku
Mengganti pakaian
Immobilisasi fisik Nafsu makan baik
Nasi, sayur, lauk, kadang buah
3x (pagi,siang,dan malam)
Klien tidak makan makanan berminyak karena dapat merangsang batuk.
Tidak ada
Air putih, teh, susu
4-5 x/ hari.
Di WC
1 x 24 jam pagi hari
Kamar mandi
Kuning
Cepat tidur
Tidur dengan rutin
2x sehari
1x sehari
2x sehari dengan pepsodent
1-2x/minggu
1-2x/hari
klien mampu beraktivitas untuk memenuhi kebutuhannya secara mandiri
Makanan yang dihidangkan dihabiskan.
Diet bubur (sesuai dengan program diet).
3 x (pagi,siang,malam). Makanan berminyak
Tidak ada.
Air putih
3-4 x/ hari.
Di WC
Tidak teratur
Kamar mandi
Kuning
Sulit tidur
Tidak, klien sering terbangun
1x sehari
tidak pernah keramas
1-2x/hari dengan pesodent
tidak pernah
1x/hari
Klien dibantu oleh keluarga dalam memenuhi kebutuhannya
VIII. Pemeriksaan Diagnostik
28 Juli 2003
1. Laboratorium
Urine lengkap.
Sedimen
- Protein
Lekosit : 10-15 Hb :12,2 br %
- Reduksi Neg (-) Eritrosit; 25-30 Eritrosit : 3,66/mill
- Urabilin
Epitel: 5-7
Leukosit :10400/mm3- Bilirubin
Kristal : uric acid = ( LED/BBS:10 mm/jam
2. Terapi saat ini :
Normalnya :
- OBH = 3x1 sehari
- Leukosit = 5000 10.000 / mm3
- Amoxicilin = 3x500 mg
- Eritrosit = 4,5 5,5 juta/mm3 - Kotrimoxazol = 3x1
- IED/BBS = (0 10 mm/jam)
- Vitamin B
- Hb = (13-16 gr %) (12-14 gr %)
- Frixitas = 2 x sehari
Torax = - Grawn basil paru kiri
PENGELOMPOKAN DATA
1. Klien batuk-batuk
2. Klien mengeluh sulit bernafas (sesak)
3. Klien mengeluh banyak sekret di saluran napas
4. Klien mengeluh sulit tidur
5. Klien mengeluh sakit bila menelan
6. Terlihat sesak
7. Rasa nyeri akibatbatuk
8. Sekret berwarna putih
9. Pada auskultasi suara nafas tambahan, wheezing/tidak bersih.
10. Klien tidur ( 5 jam/hari
11. Klien mengeluh sering terbangun dan sulit untuk tidur kembali.
12. Keadaan umum lemah
13. TTV :
S = 360C
TD = 100/80 mmHg
N = 80 x/menit
Respirasi = 36 x/mnt
KLASIFIKASI DATA
A. Data subjektif :
1. Klien mengeluh sulit bernafas
2. Klien mengeluh banyak sekret disaluran napas
3. Klien mengeluh sulit tidur
4. Klien mengeluh sakit bila menekan.
5. Rasa nyeri akibat batuk
6. Klien mengeluh sering terbangun dan sulit untuk tidur kembali.
B. Data objektif :
1. Klien batuk-batuk
2. Terlihat sesak
3. Sekret berwarna putih
4. Keadaan umum lemah
5. Pada auskultasi suara nafas tambahan, wheezing/tidak bersih
6. klien tidur ( 5 jam/hari
7. TTV :
S = 360C
TD = 100/80 mmHg
N = 80 x /mnt
Respirasi = 36 x/mnt
ANALISA DATA
No.DATAETIOLOGIPROBLEM
01020304
1.DS:- Klien mengeluh sulit bernafas (sesak)
-Klien mengeluh banyak
-Klien mengeluh sakit bila menelan
DO:-Respirasi 36x/mnt
-Sekret berwarna putih
-Terlihat sesak
-Pada auskultasi suara napas tambahan, wheezing.Invasi kuman ke dalam tubuh
(Menempel pada saluran napas
(Menimbulkan peradangan/infeksi pada jalan napas
(Terjadi reaksi pertahanan tubuh
(Meningkatkan produksi mucus
(Terbentuk sputum kental
(Pengeluaran yang tidak efektif
(Obstruksi jalan napas
Bersihan jalan napas tidak efeketif
N0.DATAETIOLOGIPROBLEM
01020304
2.DS:-Klien mengeluh sulit tidur
-Klien mengeluh sering terbangun dan sulit untuk tidur kembali
DO:-Klien batuk-batuk
-Terlihat sesak
-Respirasi 36x/mntGangguan ventilasi
( Bersihan jalan napas
Tidak efektif
Hiperkapnen
(Vasokonstriksi hipoksik paru
(Berkurangnya pertukaran O2(Kebutuhan tubuh akan O2 tidak terpenuhi
(Kompensasi paru untuk memenuhi 02
(Fokus perhatian pada sesak dan batuk
(Rangsangan pada RAS
(REM berkurang
(Klien terjaga
(Gangguan pola tidur
Gangguan pola tidur
DIAGNOSA KEPERAWATAN BEERDASARKAN MASALAH
N0.DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL DITEMUKANTANGGAL TERATASI
1.
2.Bersihan jalan napas tidak efektif b/d peningkatan sekresi pulmonal
Gangguan pola tidur b/d sesak napas30 Juli 2003
30 Juli 20031 Agustus 2003
1 Agustus 2003
RENCANA TINDAKAN
Nama
: Ny D
Tgl. Masuk RS: 25 Juli 2003
Usia
: 38 tahun
Tgl. Pengkajian: 30 Juli 2003
Jenis Kelamin: Perempuan
No. Register: 079924
Alamat
: P. Kemerdekaan Diagnosa Medis: Bronchitis
N0.TUJUANINTERVENSIRASIONAL
01020304
1.Bersihan jalan napas efektif dengan kriteria :
- Sesak nafas tidak ada
- Tidak ada sekret pada saluran pernafasan
- Batuk (-)
- Pernapasan dalam batas normal :
20-24 x/menit
-Suara nafas bronchovesikular
1. Kaji frekuensi nafas ke dalam pernafasan
2. Ajarkan teknik napas dalam dan batuk yang efektif
3. Anjurkan klien untuk minum air hangat
4. Rubah posisi klien pada posisi semifavler
- Untuk mengetahui derajat gangguan pemenuhan o2 sehingga dapat diberikan intervensi yang tepat.
- Membantu dalam mengeluarkan penumpukan sekret dijalan napas
- Air hangat bisa membantu mengencerkan dahak/sekret
- Mengurangi tekanan pada diagfragma sehingga dada dapat relaksasi dengan baik dan dapat mengembang
N0.TUJUANINTERVENSIRASIONAL
01020304
2.Klien dapat istirahat dan tidur dengan kriteria :
- Klien dapat tidur sesuai kebutuhan (7-8 jam/hari)
- Pasien tampak cerah
- KU = Baik
- Tidak terbangun pada saat jam tidur5. Penatalaksanaan pemberian antibiotik
1. Kaji pola tidur klien dan kebutuhan tidur klien.
2. Atur posisi senyaman mungkin
3. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang.
4. Penatalaksanaan pemberian analgesik
- Antibiotik bersifat menghambat/membunuh kuman sehingga peradangan berkurang
- Untuk mengetahui adanya penyimpangan dari kebutuhan tidur klien mengembang
- Untuk memberikan relaksasi pada klien sehingga dapat tidur dengan nyenyak.
- lingkungan yang tenang dapat memberikan relaksasi pada klien sehingga dapat tidur dengan baik.
- Menekankan terjadinya batuk yang menetap sehingga dapat menghemat energi dan memungkinkan pasien istirahat.
IMPLEMENTASI
NO.NDXTANGGALJAMIMPLEMENTASIPARAF
010203040506
1.01
02
01
0230 JULI 2003
09.00
09.00
09.45
11.00Mengkaji perubahan pola napas dan frekuensi nafas yang paten berubah menjadi tersumbat karena banyak sekret, frekuensi nafas : 36x/mnt.
Mengkaji pola tidur klien dan kebutuhan tidur klien
Menganjurkan klien untuk minum air hangat sebanyak ( 300 cc/setiap kali minum
-Mengukur TTV
TD = 100/80 mmHg
S = 360C
N = 80 x/menit
P = 36 x/menit
- Membantu klien merubah posisi senyaman mungkin
EVALUASI
NO.NDXTANGGALJAMIMPLEMENTASIPARAF
1
2
3.01
02
01
0230 Juli 2003
30 Juli 2003
1 Agustus 200312.05
12.05
20.00S: - Klien mengeluh sesak
- klien mengeluh banyak sekret
O: - Klien nampak sesak
- Batuk (+), sekret (+)
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, 5.
S: - Klien mengeluh sulit tidur
Sekret
- klien mengeluh sering terbangun
O: - Klien batuk
- Keadaan umum masih lemah
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, dan 4.
S: Klien mengatakan tidak sesak lagi dan dapat tidur dengan nyenyak.
O: Klien tidak sesak dan batuk berkurang, KU baik
A: Masalah sudah teratasi
P : -
?
?
?
?
?
42
36
38
34
32
?
43
15
18