18
1 A. PENGERTIAN Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Diabetes melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. Diabetes mellitus suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. B. KLASIFIKASI Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut : 1.Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM) 2.Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM) 3.Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya 4.Diabetes mellitus gestasional (GDM) C. ETIOLOGI 1.Diabetes tipe I a. Faktor genetik Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu predisposisi Gawat Darurat Budi Setiawan, S.Kep

Askep Dm. Sukses Amiin Ya Allah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Askep Dm. Sukses Amiin Ya Allah

1

A. PENGERTIAN

Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai

oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.

Diabetes melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang

yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat

kekurangan insulin baik absolut maupun relatif.

Diabetes mellitus suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang

disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan

insulin baik absolut maupun relatif.

B. KLASIFIKASI

Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :

1. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)

2. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)

3. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya

4. Diabetes mellitus gestasional (GDM)

C. ETIOLOGI

1. Diabetes tipe I

a. Faktor genetik

Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi

suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I.

Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe

antigen HLA.

b. Faktor-faktor imunologi

Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana

antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap

jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.

Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.

c. Faktor lingkungan

Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan

destruksi selbeta.

Gawat Darurat Budi Setiawan, S.Kep

Page 2: Askep Dm. Sukses Amiin Ya Allah

2

2. Diabetes Tipe II

Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan

sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik

memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.

Faktor-faktor resiko :

a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)

b. Obesitas

c. Riwayat keluarga

 Type 1 (insulin dependent) Type 2 (non-insulin dependent)

Nama lama

Epidemiologi

DM Juvenil

Anak-anak/remaja(biasanya berumur < 30 tahun)

DM Dewasa

Orang tua (biasanya berumur > 30 tahun)

Berat badan  Biasanya kurus Sering ebesitas    Heredity HLA-DR3 or DR4 in > 90% Tidak ada hubungan HLA  Patogenesis Penyakit Autoimmune : Tidak berhubungan dengan

autoimun    Islet cell autoantibodies Insulin resistance    Insulitis        Klinikal Defisiensi Insulin Defisiensi Partial insulin  Berhungan dengan ketoacidosis Berhubungan dengan

hyperosmolar  Pengobatan Insulin, diet, olah raga Diet, olah raga, tablet, insulin

Biochemical Kemungkinan kehilanganpeptida-C Persisten peptida-C

Gawat Darurat Budi Setiawan, S.Kep

Page 3: Askep Dm. Sukses Amiin Ya Allah

3

D. Pathofisiologi & Web of Caution

Diabetes Melitus Tipe I

Pada diabetes tipe I timbul karena adanya reaksi atoimin yang disebabkan

adanya peradangan pada sel-β insulinitis. Ini menyebabkan timbulnya anti bodi terhadap

sel beta yang disebut ICA (Islet Cell Antibody). Reaksi antigen (sel beta) dengan

antibodi (ICA) yang ditimbulkannya menyebabkan hancurnya sel-β. Insulinitis bisa

disebabkan macam-macam diantaranya virus, seperti virus cocksakie, rubella, CMV,

herpes dan lain-lain. Yang diserang pada insulinitis itu hanya sel-β, biasanya sel-α dan

delta tetap utuh.

Diabetes Melitus Tipe II

Pada diabetes melitus tipe II jumlah insulin normal, malah mungkin lebih

banyak tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang.

Reseptor insulin ini dapat diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk ke dalam sel.

Pada keadaan tadi jumlah lubang kuncinya yang kurang, sehingga meskipun anak

kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena lubang kuncinya (reseptor) kurang, maka

glukosa yang masuk sel akan sedikit, sehingga sel akan kekurangan glukosa dan

glukosa di dalam pembuluh darah meningkat. Dengan demikian keadaan ini sama

dengan pada DM tipe I. Peebedaannya adalah DM tipe II di samping kadar glukosa

tinggi, kadar insulin juga tinggi atau normal keadaan ini disebut resistensi insulin.

Gawat Darurat Budi Setiawan, S.Kep

Page 4: Askep Dm. Sukses Amiin Ya Allah

4

Pada diabetes melitus tipe 2 jumlah sel-β berkurang sampai 50-60% dari normal.

Jumlah sel-α meningkat. Yang menyolok adalah adanya peningkatan jumlah jaringan

amiloid pada sel-β yang disebut amilin.

Gawat Darurat Budi Setiawan, S.Kep

Page 5: Askep Dm. Sukses Amiin Ya Allah

5

E. TANDA DAN GEJALA

Menurut Askandar (1998) seseorang dapat dikatakan menderita Diabetes

Mellitus apabila menderita dua dari tiga gejala yaitu

a. Keluhan TRIAS: Banyak minum, Banyak kencing dan Penurunan berat badan.

b. Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl

c. Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl

Sedangkan menurut Waspadji (1996) keluhan yang sering terjadi pada

penderita Diabetes Mellitus adalah: Poliuria, Polidipsia, Polifagia, Berat badan

menurun, Lemah, Kesemutan, Gatal, Visus menurun, Bisul/luka, Keputihan.

F. KOMPLIKASI

Beberapa komplikasi dari Diabetes Mellitus (Mansjoer dkk, 1999) adalah

1. Akut

Hipoglikemia dan hiperglikemia

2. Komplikasi menahun Diabetes Mellitus

a. Penyakit makrovaskuler : mengenai pembuluh darah besar, penyakit jantung

koroner (cerebrovaskuler, penyakit pembuluh darah kapiler).

b. Penyakit mikrovaskuler, mengenai pembuluh darah kecil, retinopati,

nefropati.

c. Neuropati saraf sensorik (berpengaruh pada ekstrimitas), saraf otonom

berpengaruh pada gastro intestinal, kardiovaskuler (Suddarth and Brunner,

1990).

d. Proteinuria

e. Kelainan koroner

f. Ulkus/gangren

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Glukosa darah sewaktu

2. Kadar glukosa darah puasa

3. Tes toleransi glukosa

Gawat Darurat Budi Setiawan, S.Kep

Page 6: Askep Dm. Sukses Amiin Ya Allah

6

Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl)

Bukan DM Belum pasti DM DM

Kadar glukosa darah sewaktu

- Plasma vena

- Darah kapiler

Kadar glukosa darah puasa

- Plasma vena

- Darah kapiler

< 100

<80

<110

<90

100-200

80-200

110-120

90-110

>200

>200

>126

>110

Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali

pemeriksaan :

1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)

2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)

3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah

mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl

H. PENATALAKSANAAN MEDIS

Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas

insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi

vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah

mencapai kadar glukosa darah normal.

Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :

1. Diet

2. Latihan

3. Pemantauan

4. Terapi (jika diperlukan)

- Pendidikan

Gawat Darurat Budi Setiawan, S.Kep

Page 7: Askep Dm. Sukses Amiin Ya Allah

7

I. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji

1. Riwayat Kesehatan Keluarga

Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ?

2. Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya

Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi

insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa

saja yang dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.

3. Aktivitas/ Istirahat :

Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.

4. Sirkulasi

Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas,

ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan

darah

5. Integritas Ego

Stress, ansietas

6. Eliminasi

Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare

7. Makanan / Cairan

Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus,

penggunaan diuretik.

8. Neurosensori

Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia,gang-

guan penglihatan.

9. Nyeri / Kenyamanan

Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)

10. Pernapasan

Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)

11. Keamanan

Kulit kering, gatal, ulkus kulit.

Gawat Darurat Budi Setiawan, S.Kep

Page 8: Askep Dm. Sukses Amiin Ya Allah

8

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik.

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhBerhubungan

dengan : faktor biologis

3. Kerusakan integritas kulit b.d, Perubahan status metabolik

4. Risiko infeksi dengan faktor resiko Pertahan primer tidak adekuat

5. Defisiensi pengetahuan berhubungan tidak familier dengan sumber

informasi

Gawat Darurat Budi Setiawan, S.Kep

Page 9: Askep Dm. Sukses Amiin Ya Allah

9

J. INTERVENSI KEPERAWATAN

NoDiagnosa

KeperawatanTujuan Intervensi

1. Kekurangan

volume cairan

berhubungan

dengan diure-

sis osmotik.

NOC: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama….. defisit volume cairan teratasi dengan kriteria hasil:1. Mempertahankan urine

output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal,

2. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal

3. Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan

4. Orientasi terhadap waktu dan tempat baik

5. Jumlah dan irama pernapasan dalam batas normal

6. Elektrolit, Hb, Hmt dalam batas normal

7. pH urin dalam batas normal

8. Intake oral dan intravena adekuat

NIC :

1. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat

2. Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan

3. Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan (BUN , Hmt , osmolalitas urin, albumin, total protein )

4. Monitor vital sign setiap 15menit – 1 jam5. Kolaborasi pemberian cairan IV 6. Monitor status nutrisi7. Berikan cairan oral8. Berikan penggantian nasogatrik sesuai output

(50 – 100cc/jam)9. Dorong keluarga untuk membantu pasien

makan10. Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih

muncul meburuk 11. Atur kemungkinan tranfusi12. Persiapan untuk tranfusi13. Pasang kateter jika perlu14. Monitor intake dan urin output setiap 8 jam

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhBerhubungan dengan : faktor

NOC:Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama….nutrisi kurang teratasi dengan indikator:

a. Pemasukan nutrisi yang adekuat

b. Pasien mampu

NIC1. Monitor masukan makanan/minuman2. Berikan perawatan mulut3. Pantau hasil labioratoriun protein, albumin,

globulin, HB4. Juahkan benda-benda yang tidak enak untuk di-

pandang seperti urinal, kotak drainase, bebat dan pispot

Gawat Darurat Budi Setiawan, S.Kep

Page 10: Askep Dm. Sukses Amiin Ya Allah

10

biologis menghabiskan diet yang dihidangkan

c. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi

d. Nilai laboratorim, protein total, Albu-min, Globulin, HB normal

e. Membran mukosa dan konjungtiva tidak pucat

f. Menunjukkan tingkat energi biasa

g. Mendemontrasikan BB normal dengan nilai laboratorium normal

5. Sajikan makanan hangat dengan variasi yang menarik

6. Libatkan keluarga dan pasien7. Identifikasi makanan yang disukai pasien ter-

masuk kebutuhan etnik atau cultural

3. Kerusakan integritas kulit b.d, Perubahan status metabolik

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama….. kerusakan integritas kulit pasien teratasi dengan kriteria hasil:1. Integritas kulit yang

baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi)

2. Tidak ada luka/lesi pada kulit

3. Perfusi jaringan baik4. Menunjukkan pema-

haman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya sedera berulang

5. Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami

6. Menunjukkan terjadinya proses penyembuhan luka

NIC : Pressure Management1. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang

longgar2. Hindari kerutan pada tempat tidur3. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering4. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua

jam sekali5. Monitor kulit akan adanya kemerahan 6. Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah

yang tertekan 7. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien8. Monitor status nutrisi pasien9. Kaji lingkungan dan peralatan yang menyebabkan

tekanan10.Cegah kontaminasi feses dan urin11.Lakukan tehnik perawatan luka dengan steril12.Berikan posisi yang mengurangi tekanan pada luka                                                                                                                        

4. Risiko infeksi dengan faktor resiko Pertahan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…… pasien tidak mengalami infeksi dengan kriteria

NIC :1. Pertahankan teknik aseptif2. Batasi pengunjung bila perlu3. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan

Gawat Darurat Budi Setiawan, S.Kep

Page 11: Askep Dm. Sukses Amiin Ya Allah

11

primer tidak adekuat

hasil:1. Klien bebas dari tanda

dan gejala infeksi2. Menunjukkan

kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi

3. Menunjukkan perilaku hidup sehat

keperawatan4. Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat

pelindung5. Tingkatkan intake nutrisi6. Berikan terapi antibiotik7. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan

lokal8. Pertahankan teknik isolasi k/p9. Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap

kemerahan, panas, drainase10. Monitor adanya luka11. Dorong masukan cairan12. Dorong istirahat13. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala

infeksi

5. Defisiensi pengetahuan berhubungan tidak familier dengan sumber informasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … X 24 jam keluarga mengerti tentang kondisi pasien, dengan criteria hasil

NOCKnowledge : Diease proses (1803)a. Keluarga menyatakan

pemahaman tentang penyakit kondisi prognosis dan program pengobatan

b. Keluarga mampu men-jelaskan faktor resiko penyakit anak

c. Keluarga mampu men-jelaskan tanda dan ge-jala penyakit anak

d. Keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/ tim kesehatan lainya

Indikator skala :1. Tidak pernah

dilakukan2. Jarang dilakukan3. Kadang dilakukan4. Sering dilakukan5. Selalu dilakukan

NICTeaching : Diease process

1. Berikan penilaian tentang penyakit pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik

2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi fisiologi dengan cara yang tepat

3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat

4. Identifikasikan kemungkinan dengan cara yang tepat

Gawat Darurat Budi Setiawan, S.Kep

Page 12: Askep Dm. Sukses Amiin Ya Allah

12

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. (2002). Buku ajar keperawatan medikal bedah. (edisi Ke delapan), volume 2. Jakarta : EGC

Corwin, Elizabeth. ( 2001). Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC

Guyton & Hall. (1997). Buku ajar fisiologi kedokteran, edisi: 9. Jakarta: EGC.

Joyce, M. Black. (1997). Medical surgical nursing : Clinical management For Continuity of Care. WB. Saunders Company.

Marilyn, E. Doenges. (2000). Rencana asuhan keperawatan : pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. (edisi ketiga). Jakarta : EGC.

Price, Sylvia A & Wilson, Lorraine M. (2003). Pathophysiology. 6th ed. Philadelphia: Elsevier Science.

Gawat Darurat Budi Setiawan, S.Kep